Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa kota itu<n id="1" /> akan dibangun<x id="y" /> kembali bagi TUHAN, dari menara Hananeel<x id="z" /> sampai Pintu Gerbang Sudut;<x id="a" />

Tetapi orang-orang Kasdim akan datang kembali memerangi kota ini, merebutnya<x id="i" /> dan menghanguskannya<x id="j" /> dengan api.

Beginilah firman TUHAN: Kota ini akan pasti diserahkan ke dalam tangan tentara raja Babel yang akan merebutnya.<x id="i" />"

dalam tahun yang kesebelas pemerintahan Zedekia, dalam bulan yang keempat,<x id="d" /> pada tanggal sembilan bulan itu, terbelahlah<x id="e" /> tembok<x id="f" /> kota itu--

Demikianlah kota itu terkepung sampai tahun yang kesebelas pemerintahan raja Zedekia.

Lalu aku mendengar Dia berseru dengan suara yang nyaring: "Maju ke mari, hai, yang harus menjalankan hukuman atas kota ini! Masing-masing dengan alat pemusnah di tangannya!"

Lalu kemuliaan<x id="u" /> TUHAN naik<n id="1" /> ke atas dari tengah-tengah kota dan hinggap di atas gunung<x id="v" /> yang di sebelah timur kota.

"Inilah pintu-pintu keluar kota itu: di sisi sebelah utara, yang ukurannya adalah empat ribu lima ratus hasta,

Jadi keliling kota itu adalah delapan belas ribu hasta. Sejak hari itu nama kota itu ialah: TUHAN HADIR DI SITU<n id="1" />.<x id="t" />"

"Bangunlah, pergilah ke Niniwe<n id="1" />,<x id="c" /> kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku."

Kota yang ternyata paling dekat dengan tempat orang yang terbunuh itu, para tua-tua kota itulah harus mengambil seekor lembu betina yang muda, yang belum pernah dipakai, yang belum pernah menghela dengan kuk.<x id="m" />

Tetapi pada hari yang ketujuh mereka bangun pagi-pagi, ketika fajar menyingsing, dan mengelilingi kota tujuh kali dengan cara yang sama; hanya pada hari itu mereka mengelilingi kota itu tujuh kali.<x id="d" />

Pagi-pagi, ketika raja negeri Ai melihat hal itu, maka ia dan seluruh rakyatnya, orang-orang kota itu, segera keluar berperang, menyerbu orang Israel, ke lereng<x id="x" /> di seberang dataran itu; raja itu tidak tahu,<x id="y" /> bahwa ada orang bersembunyi di belakang kota.

Sesuai dengan titah TUHAN, mereka memberikan kepadanya kota yang dimintanya, yakni Timnat-Serah<x id="a" /> di pegunungan Efraim. Kota itu dibangunnya dan menetaplah ia di sana.

Apabila ia melarikan diri ke salah satu kota tadi, maka haruslah ia tinggal berdiri di depan pintu gerbang<x id="f" /> kota dan memberitahukan perkaranya kepada para tua-tua<x id="g" /> kota. Mereka harus menerima dia dalam kota itu dan memberikan tempat kepadanya, dan ia akan diam pada mereka.

Sehari-harian itu Abimelekh berperang melawan kota itu; ia merebut kota itu dan membunuh orang-orang yang di dalamnya; kemudian dirobohkannya kota<x id="c" /> itu dan ditaburinya dengan garam.<x id="d" />

Tetapi ada sebuah menara yang kuat di tengah-tengah kota, dan semua laki-laki dan perempuan, seluruh warga kota itu, melarikan diri ke situ; mereka menutup pintu di belakangnya dan naik ke atas sotoh menara itu.

Orang-orang yang masih tinggal melarikan diri ke Afek,<x id="e" /> ke dalam kota, tetapi temboknya roboh<x id="f" /> menimpa kedua puluh tujuh ribu orang yang masih tinggal itu. Sementara itu Benhadad melarikan diri dan masuk ke kota, dan bersembunyi<x id="g" /> dari satu kamar ke kamar yang lain.

Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi dan Aku akan melepaskan engkau dan kota ini dari tangan raja Asyur; Aku akan memagari<x id="i" /> kota ini oleh karena Aku dan oleh karena Daud, hamba-Ku."

maka dibelah<x id="o" /> oranglah tembok kota itu dan semua tentara melarikan diri malam-malam melalui pintu gerbang antara kedua tembok yang ada di dekat taman raja, sekalipun orang Kasdim mengepung<x id="p" /> kota itu sekeliling. Mereka lari menuju ke Araba-Yordan.