Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 61 - 80 dari 113 ayat untuk kelaparan (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.18) (Yer 14:1) (sh: Jangan hanya mendengar yang menyenangkan telinga (Kamis, 21 September 2000))
Jangan hanya mendengar yang menyenangkan telinga

Allah kembali melarang Yeremia berdoa untuk bangsa Yehuda yang sedang dilanda kekeringan panjang dan sangat hebat (1-6). Sebab mereka sangat senang mengembara dan tidak menahan kakinya. Karena itulah Tuhan tidak berkenan kepada mereka dan akan mengingat serta menghukum segala dosa mereka. Disamping itu Allah juga akan menghabisi mereka dengan perang, kelaparan, dan penyakit sampar (12). Namun berdasarkan pengamatannya, Yeremia mendapati bahwa nabi-nabi lain yang ada di Yehuda justru mewartakan berita lain. Para pemimpin rohani ini terus-menerus berkhotbah bahwa bangsa Yehuda tidak akan mengalami perang dan kelaparan, melainkan damai sejahtera dari-Nya akan senantiasa beserta mereka (13). Allah menyatakan secara tegas bahwa semua janji tentang damai sejahtera dan hidup berkelimpahan itu adalah omong kosong belaka (14). Hukuman berupa bencana dan malapetaka yang hebat itu sudah ditentukan dan tidak dapat dibatalkan atau ditunda. Bahkan apabila pahlawan rohani terbesar Israel yaitu Musa dan Samuel berada di tengah-tengah mereka, Allah tidak akan pernah membatalkan hukuman itu (15:1-2). Jadi Allah tidak pernah mengutus nabi-nabi lain itu. Jadi apa yang diwartakan oleh mereka adalah kebohongan besar.

Zaman sekarang pun Kristen senang sekali mendengarkan khotbah-khotbah yang 'pop' dan menyenangkan telinga. Tema-tema yang disukai oleh kebanyakan Kristen masa kini adalah hidup berkelimpahan tanpa susah payah; berkat tanpa perjuangan; keberhasilan tanpa penderitaan; pembangunan nasional tanpa keadilan sosial; atau jaminan pemeliharaan Illahi tanpa kekudusan hidup secara pribadi. Ajaran yang enak di telinga tidak akan membentuk kehidupan kita, tetapi hanya meninabobokan. Seringkali hanya enak didengar tapi realitanya tidak semudah dikatakan. Realitanya pergumulan tetap ada dan perjuangan iman pun tetap harus diteruskan. Jadi jika kita mendengar khotbah-khotbah dengan tema-tema seperti di atas, maka dapat dipastikan bahwa pengkhotbah itu bukanlah utusan Allah dan berita yang ia wartakan bukan berasal dari Allah.

Renungkan: Jika Anda adalah seorang pekerja rohani janganlah berusaha menjadi pengkhotbah 'populer'. Dan jika Anda adalah warga jemaat, janganlah mendengarkan khotbah-khotbah seperti itu.

(0.18) (Yer 14:17) (sh: Kristen, pemerintah, dan bangsanya (Jumat, 22 September 2000))
Kristen, pemerintah, dan bangsanya

Mengapa Allah begitu tega menghabisi umat-Nya sehingga menimbulkan kengerian bagi bangsa-bangsa lain (15:3-4)? Yeremia sendiri pun berduka karena penderitaan yang tak kunjung reda yang akan dialami oleh puteri bangsanya. Tidak ada seorang pun yang akan luput dari penghukuman itu (17-18). Kemana pun mata memandang pasti akan dijumpai mayat-mayat yang bergelimpangan, baik karena pedang ataupun kelaparan. Para nabi dan imam seakan-akan berada di negeri yang tidak dikenal. Sebab kondisi dan situasinya jauh berbeda sebelum bangsa Yehuda mengalami penghukuman Allah.

Kita juga dapat mendengar bangsa Yehuda yang berteriak-teriak, menolak percaya bahwa Allah telah sungguh-sungguh meninggalkan mereka (19). Teriakan pengakuan dosa mereka, permohonan untuk tidak dihukum, dan agar Allah mengingat perjanjian dengan mereka, tidak lagi dipedulikan oleh Allah (20-21). Bahkan pertobatan yang dinyatakan dengan pengakuan bahwa Allahlah satu-satunya sumber pengharapan dan kehidupan mereka juga tidak didengar oleh-Nya (22). Allah tetap tidak akan membatalkan atau menunda penghukuman-Nya sekalipun Musa dan Samuel ada di tengah-tengah mereka (15:1). Tidak ada pilihan bagi masa depan bangsa Yehuda selain kehancuran. Pilihan yang tersedia bagi mereka hanyalah maut, pedang, kelaparan, atau menjadi tawanan.

Mengapa semua itu harus terjadi? Karena dosa yang dilakukan oleh Manasye, raja Yehuda terhadap dirinya dan seluruh bangsanya sungguh amat jahat, melebihi apa yang dilakukan oleh bangsa Amori yang bukan umat pilihan Allah (lihat kembali 2Raja 21:1-16). Negara yang diperintah oleh raja yang tidak takut akan Tuhan hanya akan mendatangkan malapetaka dan penderitaan bagi rakyatnya.

Pemerintahan seperti apa yang kita miliki sekarang? Sepak terjang dan tingkah laku para pemimpin bangsa ini pasti akan membawa dampak bagi seluruh rakyat.

Renungkan: Kristen mempunyai dua tanggung jawab. Pertama, berdoa bagi mereka sebelum kejahatan dan kebobrokan moral mereka terlalu jauh tersesat sehingga bangsa kita tidak punya pilihan lain kecuali kehancuran. Kedua, suarakan kebenaran dan keadilan melalui saluran dan cara yang dapat dipertanggungjawabkan.

(0.17) (Kej 46:1) (full: JADI BERANGKATLAH ISRAEL. )

Nas : Kej 46:1

Israel (Yakub) dan keluarganya berpindah ke Mesir.

  1. 1) Perpindahan umat Allah ini merupakan akibat langsung dari bencana kelaparan besar yang didatangkan Allah di dunia (Kej 47:13). Allah benar-benar memaksa Israel untuk pindah ke Mesir oleh pengaturan-Nya yang berdaulat (bd. Kej 15:13-14). Di tanah itu umat pilihan Allah akan bertambah banyak dan menjadi suatu bangsa yang besar, dan dari situ mereka akan kembali ke Kanaan (bd. Kej 50:24).
  2. 2) Sebagai tanggapan terhadap tuntutan orang Mesir (bd. Kej 43:32; Kej 46:34), orang Israel hidup terpisah di wilayah Gosyen. Di sana mereka tetap terasing, suatu umat yang dipisahkan untuk Allah, menantikan saat mereka kembali ke tanah air yang dijanjikan di Kanaan di mana mereka akan menjalankan peranan mereka dalam rencana penebusan Allah

    (lihat art. PANGGILAN ABRAHAM).

(0.17) (2Sam 21:1) (full: TERJADILAH KELAPARAN. )

Nas : 2Sam 21:1

Pasal 2Sam 21:1-24:25 berisi kisah-kisah pelengkap yang berkaitan dengan masa pemerintahan Daud. Kisah-kisah itu tidak disajikan sesuai dengan urutan peristiwa; sebaliknya kisah-kisah itu merupakan lampiran dari 1 dan 2 Samuel. Beberapa peristiwa yang tercantum terjadi pada bagian awal pemerintahan Daud.

(0.17) (Mzm 150:1) (full: PUJILAH ALLAH. )

Nas : Mazm 150:1

Pujian yang benar kepada Allah tidak akan terbatas pada ruang ibadah saja (ayat Mazm 150:1-2,6). Kita dapat sungguh-sungguh memuji Allah hanya bila kita melihat kebesaran dan kebaikan-Nya, serta mengingat dan merenungkan segala sesuatu yang telah dilakukan oleh-Nya dalam penciptaan dan penebusan serta kehidupan pribadi kita. Dengan demikian pujian merupakan suatu tanggapan berkuasa dari hati yang mengungkapkan sukacita, ucapan syukur, dan kerinduan untuk bersekutu dengan Tuhan kita. Selain memuji Allah dengan nyanyian dan alat musik kita di tempat ibadah, kita dapat memuji Allah dengan hidup yang penuh kasih dan sukacita (1Yoh 4:19), dengan iman di dalam Kristus (Yoh 1:7), dengan kemenangan atas kuasa-kuasa Iblis (Ef 6:10-18), dengan kelaparan rohani untuk kerajaan dan kebenaran-Nya (Mat 6:33), dengan pengabdian kepada Firman-Nya (pasal Mazm 119:1-176), dengan kasih Allah yang dicurahkan ke dalam hati kita oleh Roh Kudus (Rom 5:5), dengan pemberitaan Injil-Nya (Rom 1:16), dan dengan pengharapan akan kedatangan-Nya kembali yang tidak lama lagi (Tit 2:13;

lihat art. PUJIAN).

(0.17) (Yes 55:1) (full: SEMUA ORANG ... MARILAH. )

Nas : Yes 55:1-13

Bangsa Israel, yang telah meninggalkan Allah dan kebenaran-Nya, kini diundang oleh Allah untuk kembali kepada-Nya dan dikembalikan kepada persekutuan dan berkat.

(0.17) (Yes 58:6) (full: BERPUASA YANG KUKEHENDAKI. )

Nas : Yes 58:6

Puasa yang diperkenan Allah ialah puasa yang disertai kasih kepada diri-Nya dan perhatian sungguh-sungguh untuk mereka yang tertindas. Orang percaya harus tahu bahwa pemberian persepuluhan dan persembahan kepada gereja tidak membebaskan mereka dari tanggung jawab untuk memberi kepada orang miskin. Kita harus membagi makanan dengan mereka yang kelaparan dan menyediakan pakaian bagi mereka yang tidak punya. Kita harus dengan sungguh-sungguh berusaha mengetahui kebutuhan orang lain, khususnya anggota jemaat kita sendiri, serta mengabdikan diri untuk melakukan apa yang dapat kita lakukan (bd. Gal 6:10;

lihat art. PEMELIHARAAN ORANG MISKIN DAN MELARAT).

Berkat-berkat dari ayat Yes 58:8

(lihat cat. --> Yes 58:8 berikutnya)

[atau ref. Yes 58:8]

diberikan kepada orang yang memiliki hati dari ayat Yes 58:6 dan bersedia bertindak seperti di ayat Yes 58:7.

(0.17) (Za 6:1) (full: SEMUANYA INI KELUAR KE ARAH EMPAT MATA ANGIN )

Nas : Za 6:1-5

(versi Inggris NIV -- ini adalah keempat roh dari surga). Di dalam penglihatan yang ke-delapan, Zakharia melihat empat kereta perang di antara dua gunung tembaga.

  1. 1) Warna kuda-kuda penarik kereta-kereta tersebut ialah merah (melambangkan perang), hitam (melambangkan kelaparan dan maut), dan berbelang-belang dan berloreng-loreng (melambangkan wabah; bd. Wahy 6:2-8). Kebanyakan penafsir percaya bahwa kereta perang yang ditarik kuda putih melambangkan kemenangan yang gemilang dari para pelaksana hukuman Allah.
  2. 2) Keempat roh itu sebenarnya malaikat (bd. Mazm 104:4; Wahy 7:1-3).
  3. 3) Baik kereta perang maupun gunung tembaga itu berbicara tentang hukuman atas musuh-musuh Allah. Para penunggang dan kereta pergi ke utara dan selatan, yaitu ke arah Babel dan Mesir yang juga melambangkan kekuatan utara dan selatan pada akhir zaman, yang akan dimusnahkan Allah.
(0.17) (Za 7:1) (full: ADAKAH KAMU SUNGGUH-SUNGGUH BERPUASA UNTUK AKU? )

Nas : Za 7:1-5

Hukum Allah mewajibkan puasa satu hari setiap tahun, yaitu pada Hari Raya Pendamaian pada bulan ke-7. Pada saat ini orang Yahudi telah menambahkan sebuah puasa pada bulan ke-5 untuk memperingati pembinasaan Bait Suci oleh pasukan Nebukadnezar (2Raj 25:8-9). Kini setelah Bait Suci dibangun kembali (518 SM), mereka ingin mengetahui apakah mereka perlu terus melaksanakan hari puasa itu.

  1. 1) Firman Tuhan menunjukkan bahwa mereka tidak berpuasa dengan benar

    (lihat cat. --> Mat 6:16);

    [atau ref. Mat 6:16]

    puasa mereka sekadar upacara lahiriah saja, hampa kelaparan dan dahaga yang sungguh-sungguh akan Allah dan kebenaran-Nya.
  2. 2) Umat itu perlu memperhatikan para nabi seperti Yesaya (bd. Yes 58:3-5) dan memberikan tanggapan dengan puasa sambil berdoa memohon kasih karunia untuk hidup kudus dan benar di hadapan Allah dan sesama (ayat Za 7:8-10).
(0.17) (Kis 21:10) (full: SEORANG NABI BERNAMA AGABUS. )

Nas : Kis 21:10

Agabus, salah satu nabi yang meramalkan kelaparan yang terjadi pada tahun 46 (Kis 11:27-28), kini menubuatkan penawanan dan pemenjaraan Paulus. Makin dekat Paulus dengan Yerusalem makin nyata dan pasti penyataan-penyataannya (ayat Kis 21:11). Nubuat Agabus tidak melarang Paulus pergi ke Yerusalem, tetapi memberi tahu apa yang menantinya kalau dia pergi.

Perhatikan bahwa tidak ada peristiwa tercatat dalam PB di mana karunia nubuat dipakai untuk memberi bimbingan pribadi kepada orang dalam hal-hal yang dapat diputuskan menurut prinsip-prinsip alkitabiah. Keputusan-keputusan yang berhubungan dengan moralitas, membeli atau menjual, perjodohan, dan masalah keluarga harus diambil dengan menerapkan dan menaati prinsip-prinsip Firman Allah dan bukan dengan memakai landasan "nubuat." Ucapan nubuat dalam PB terutama untuk membangun, menasihati, dan menghibur (1Kor 14:3) dan sering kali untuk menuntun dalam misi.

(lihat cat. --> Kis 16:6).

[atau ref. Kis 16:6]

(0.17) (2Sam 21:1) (jerusalem) Bab 21-24 memutuskan kisah mengenai keluarga Daud dan penggantian di takhta kerajaan. Kisah itu diteruskan dalam 1Ra 1. Sebaliknya, bab 21-24 memuat enam tambahan pada kitab 2Samuel. bagian-bagian bab-bab ini berpasang-pasangan. Ada dua ceritera tentang bencana yang menimpa negeri: ceritera tentang kelaparan selama tiga tahun, 2Sa 21:1-14, dan ceritera tentang wabah sampar yang selama tiga hari berkecamuk di negeri, bab 24. Ada dua rangkaian ceritera pendek mengenai tindakan kepahlawanan: ceritera tentang ditewaskannya empat raksasa Filistin, 2Sa 21:15-22, dan ceritera tentang perbuatan para pahlawan Daud, 2Sa 23:8-39. Ada dua sajak, yaitu sebuah mazmur Daud, bab 22, dan "Perkataan Daud yang terakhir", 2Sa 23:1-7. Apa yang diceriterakan dalam tambahan-tambahan ini tidak terjadi menjelang akhir pemerintahan Daud, tetapi sebaliknya banyak terjadi pada awalnya.
(0.17) (Ul 32:15) (sh: Hidup dengan Allah sejati (Minggu, 18 Juli 2004))
Hidup dengan Allah sejati

Hukum sebab akibat merupakan hukum yang berlaku dalam Perjanjian Lama, misalnya jika kita taat (= hidup dengan Allah) maka Allah akan memberikan berkat. Tetapi bila kita memberontak atau meninggalkan Dia (= hidup tanpa Allah), akibatnya adalah malapetaka. Malapetaka terjadi atas bangsa Israel karena pemberontakannya seperti diceritakan dalam nyanyian Musa. Pemberontakan bangsa Israel dimulai ketika mereka meninggalkan Allah. Sehingga mereka mempersembahkan korban kepada roh-roh jahat, berbalik setia kepada ilah yang baru. Akibatnya adalah: Pertama, Allah cemburu dan sakit hati (ayat 15-17). Kedua, Allah menyembunyikan wajah-Nya dari bangsa Israel (ayat 20). Dari hidup dalam naungan kasih Allah menjadi mengalami kehampaan hadirat-Nya betapa ngeri akibat dosa!

Allah juga memberikan hukuman dalam bentuk: Pertama, Allah menyerahkan mereka kepada bangsa yang bebal (ayat 21). Kedua, Allah menimpakan api murka-Nya dan menimbunkan malapetaka (ayat 22-23). Ketiga, kelaparan serta penyakit akan menimpa hidup bangsa Israel (ayat 21-24). Keempat, ladang tidak menghasilkan panen (ayat 31-33). Inilah hidup yang harus dijalani bangsa Israel ketika mereka hidup tanpa Allah. Ilah-ilah yang bukan Allah sejati menawarkan suatu hal yang terlihat lebih baik bila manusia mau hidup bersamanya. Tapi hidup bersama Allah sejati adalah hal terbaik yang bisa manusia dapatkan.

Renungkan: Hidup bersama Allah bukan saja urusan nanti di surga, tetapi kepentingan kita sebagai milik-Nya di dunia ini.

(0.17) (2Sam 21:1) (sh: Bertanya kepada Tuhan. (Rabu, 15 Juli 1998))
Bertanya kepada Tuhan.

Kelaparan selama tiga tahun adalah malapetaka untuk seluruh bangsa. Daud memahami keadaan itu sebagai amarah Tuhan; karenanya ia datang kepada Tuhan meminta nasihat. Kepekaan terhadap teguran, amarah dan pemeliharaan Tuhan penting untuk kita miliki, supaya kita tak terlarut dalam kesalahan, dan mampu hidup penuh syukur kepada-Nya.

Cinta yang mengharukan. Ketika peristiwa menyedihkan terjadi bagi kaum keluarga Saul, karena tujuh orang dari mereka dihukum gantung, Rizpa binti Aya seorang ibu yang anaknya ikut terhukum, menunjukkan cinta yang luar biasa. Ia menjaga mayat mereka berbulan-bulan lamanya. Daud terharu melihat hal itu lalu mengusahakan suatu penguburan umum terhadap keluarga Saul.

Cinta kasih sejati memang selalu harus disertai pengorbanan, namun betapapun mengharukannya cinta kasih yang didramatisasi pengungkapannya oleh manusia, cinta kasih dan pengorbanan Tuhan Yesus Kristus tetap tak tertandingi.

Refleksi: Untuk dapat peka terhadap kebaikan dan pemeliharaan Tuhan berupa peringatan dan teguran, serta mampu menanggapinya dengan benar, kita memerlukan Roh Allah.

Doa: Kiranya kisah-kisah nyata dalam catatan Alkitab mendorongku mengungkapkan kasihMu lebih aktif, Tuhan.

(0.17) (Mzm 59:1) (sh: Aman di tengah bahaya (Minggu, 13 Juni 2004))
Aman di tengah bahaya

Belum lama ini, kita dikejutkan oleh sebuah berita tentang satu keluarga yang terjebak di dalam rumah berteralis besi. Mereka terjebak api hingga semua mati hangus. Rumah yang aman terhadap bahaya pencuri dari luar justru tidak aman terhadap bahaya api dari dalam.

Daud menghadapi ancaman bahaya yang luar biasa. Ia diintai di rumahnya sendiri, di tempat yang seharusnya menjadi tempat berlindung yang paling aman. Apa yang Daud lakukan? Pertama, ia berseru kepada Tuhan (ayat 2-6). Sekalipun Daud yakin akan ketidakbersalahannya, ia tidak menjadikan hal itu sebagai senjatanya melainkan tetap berpaling kepada Tuhan, Kota Bentengnya.

Kedua, ia menempatkan dirinya dan masalah yang dihadapinya di dalam hubungannya dengan Tuhan (ayat 7-14). Ia mengkontraskan apa yang dilakukan oleh para mu-suhnya (ayat 7-8) dengan respons dari Tuhan terhadap mereka (ayat 9-11). Bukannya terintimidasi, Daud justru berani menghadapi mereka, karena Tuhan yang menjadi perisainya (ayat 12). Ia yakin bahwa Tuhan sendiri yang akan "berperang" melawan mereka demi kemuliaan-Nya yang harus menghukum dosa, kecongkakan, sumpah serapah, dan dusta (ayat 13-14).

Ketiga, Daud berespons dengan pujian. Ia mengontraskan keadaan para musuhnya yang "kelaparan" (ayat 15-16) dengan keadaannya yang melimpah di dalam Tuhan. Bahkan di dalam bahaya, hatinya meluap dengan pujian dan sukacita karena kasih setia dan perlindungan Tuhan (ayat 17-18).

Renungkan: Tuhan perlindungan terpercaya, luar dan dalam kehidupan kita.

(0.17) (Mzm 78:17) (sh: Dosa terhadap Allah. (Jumat, 14 Agustus 1998))
Dosa terhadap Allah.

Pada generasi muda Yehuda perlu diajarkan tentang seriusnya dosa di hadapan Allah. Bersungut-sungut ketika kelaparan di tengah gurun, mungkin kita anggap wajar saja. Namun ucapan "sanggupkah Allah menyajikan hidangan di padang gurun" (ayat 19) itu berarti memberontak dan mencobai Allah (ayat 17, 18). Ada wajah dosa tertentu yang membuat kita kurang tajam melihatnya sebagai dosa. Pada masa kini hal-hal seperti dusta, kecurangan, keserakahan, ketidakjujuran sudah cenderung dianggap biasa. Kristen harus ingat bahwa tiap dosa adalah jahat terhadap Allah dan pasti akan mendatangkan hukuman setimpal.

Pemeliharaan Tuhan. Kegersangan alam padang pasir yang panas terik, sangat menyiksa perjalanan umat Israel menuju ke tanah Perjanjian. Kehausan yang luar biasa seolah memicu amarah mereka kepada Musa. Meski sikap mereka jahat di mata Allah, namun Allah tetap bersabar dan berbaik hati memenuhi kebutuhan makan minum mereka. Kesulitan ekonomi yang menimpa bangsa kita membuat hampir semua orang kini sulit beroleh kebutuhan pokok. Kita boleh berjuang dan memohon kepada Tuhan, namun janganlah ikut-ikut sikap tak beriman yang menghasilkan kejahatan.

Doa: Hantarkan kami, ya Roh Kudus, dalam melewati hari-hari hidup yang keras ini. Jangan biarkan kami terbawa oleh pencobaan dari iblis. Amin.

(0.17) (Mzm 90:1) (sh: Semua karena Allah. (Rabu, 4 November 1998))
Semua karena Allah.

Setiap orang takjub bila mendengarkan pengalaman Musa membawa keluar bangsa Israel di bawah pimpinan Allah. Pada akhirnya semua akan berkesimpulan sama: kalau bukan karena kemahakuasaan Allah, perbudakan takkan pernah lepas dari hidup bangsa Israel generasi ke generasi; kalau bukan karena Allah, bangsa Israel akan dihancurmusnahkan tentara Firaun yang kejam, terlatih dan tangkas; kalau bukan karena pemeliharaan Allah, bangsa Israel takkan lepas dari bahaya kelaparan dan kehausan; kalau bukan karena kedaulatan Allah, takkan mampu Musa menyanyikan pengalamannya yang maha besar itu.

Allah tempat perlindungan. Musa menyanyikan kuasa Allah yang maha besar yang dapat mengalahkan segala bentuk ancaman. Pengalaman perjalanan hidupnya telah memperlihatkan dan mengajarkan bahwa sekalipun kasih dan kedaulatan Allah itu dahsyat dan menggelegar, namun Ia berkenan menjadi tempat berlindung.

Mengaku kelemahan diri. Nyanyian yang dimulai dengan pujian dan pernyataan kasih Allah, diikuti ungkapan kesadaran Musa akan lemah dan piciknya pikiran manusia. Mazmur ini mengingatkan bahwa Tuhan Yesus Kristus menghampiri dan membebaskan kita dari kehinaan dan perbudakan dosa.

(0.17) (Mzm 91:1) (sh: Jaminan keamanan. (Kamis, 5 November 1998))
Jaminan keamanan.

Di zaman Perjanjian Lama, ada berbagai bentuk bahaya yang mengancam orang. Serangan bangsa-bangsa yang lebih kuat merupakan bentuk ketakutan "wajar" yang dialami bangsa-bangsa yang lemah. Dalam lingkungan masyarakat Israel, selain ancaman bangsa sekitar, ada juga bentuk bahaya lain yang sangat ditakuti, seperti wabah penyakit sampar, penyakit menular, yang setiap saat dapat merenggut nyawa siapa saja (ayat 3,5,6). Mengatasi semua ini Pemazmur memperoleh jaminan keamanan dari rasa takut di dalam Allah (ayat 2). Diyakininya bahwa Allah dengan perisai dan tembok membentengi umat-Nya dari segala yang jahat dan yang mengancam (ayat 3-13). Keyakinan ini muncul karena kedekatan dan pengenalannya akan Allah. Ia adalah Tuhan, Yahweh yang setia, yang telah mengeluarkan Israel dari Mesir. Dari Dia akan datang keselamatan kekal.

Ancaman kini. Bentuk ancaman apakah yang mendatangkan ketakutan masa kini? Perang nuklir, perang saudara, kelaparan, krisis kerohanian: materialisme yang merongrong iman. Tak jarang situasi ini berakhir pada "seutas tali", "pemakaman massal", dlsb., bahkan keraguan terhadap kedaulatan pemeliharaan Allah. Sebagaimana keyakinan Pemazmur, kita pun di dalam Kristus memperoleh hal yang sama, yaitu bahwa Tuhan Yesus Kristus kasih adanya dan Penyelamat.

(0.17) (Yes 22:1) (sh: Bangsa yang bebal. (Rabu, 14 Oktober 1998))
Bangsa yang bebal.

Sanherib baru saja mendatangkan kehancuran dahsyat atas Yerusalem. Raja Asyur itu telah menyerbu Yehuda dan menyebabkan kematian di mana-mana. Yerusalem sendiri dipenuhi mayat orang-orang yang mati bukan karena pedang, tetapi karena kelaparan (ayat 2). Kehancuran sudah sedemikian hebat, namun mereka tidak meratap apalagi bertobat. Para pemimpin mereka malah berpesta gembira tatkala Sanherib mundur meninggalkan Yerusalem (ayat 2, 13).

Sadar tapi tidak bertobat. Bangsa Yehuda sadar bahwa pertahanan mereka rapuh. Namun sebaliknya mereka berpaling lebih dahulu kepada Tuhan, mereka bertindak sendiri memperbaiki tembok-tembok Yerusalem. Untuk memenuhi kebutuhan air kota, mereka membuka kembali saluran air Siloam (ayat 11a). Semuanya itu memang hal-hal mendesak, namun yang penting dan yang utama yaitu mencari dan memohon pertolongan dari Allah, tidak mereka lakukan (ayat 11b). Usaha memulihkan kembali kehidupan ekonomi bangsa kita adalah hal yang perlu dan mendesak. Tanpa reformasi rohani, semua upaya ekonomi dan politis itu akan sia-sia belaka. Bangsa kita perlu bertobat, meninggalkan dosa-dosa yang telah dibuat dan menerima kebenaran Tuhan secara konsekuen.

(0.17) (Yes 30:18) (sh: Saat yang tepat. (Rabu, 25 November 1998))
Saat yang tepat.

Ibarat seorang ayah yang menghukum anaknya bila kedapatan berbuat salah; teguran, hajaran yang ditimpakannya bukanlah untuk membalas perbuatan salah, tetapi untuk mengubah dan membentuk anak menjadi pribadi yang baik dan bertanggung-jawab. Begitu halnya perlakuan Allah terhadap bangsa Israel. Setelah Allah menindak mereka, maka inilah saat yang tepat bagi Allah untuk memulihkan mereka. Tidak hanya perhatian yang Allah berikan, tetapi juga kesempatan baru, untuk memperbaiki sikap hidup di hadapan Allah. Tujuan pemulihan dari Allah adalah menegaskan ulang pengakuan iman mereka, bahwa Allahlah satu-satunya sumber pertolongan.

Pertolongan Tuhan adalah nyata. Dalam keadaan sulit dan terdesak, banyak orang melakukan hal seperti yang pernah Israel lakukan. Tidak peduli cara yang ditempuh dan kepada siapa meminta pertolongan, yang penting adalah beroleh kelepasan. Akibatnya, berbagai langkah gegabah pun dibenarkan. Saat ini seluruh rakyat menjerit kelaparan, menuntut keadilan, dll. Apakah ini tindakan Allah mendisiplin umat, yang tidak setia dan tidak percaya kepada-Nya? Mungkin "ya"! Namun yakinilah, bahwa tindakan tegas Allah itu penuh kasih sayang, agar umat kembali kepada-Nya, sebagai satu-satunya harapan yang mampu memberikan pertolongan nyata.

(0.17) (Mat 15:21) (sh: Kecil berbeda dengan kerdil. (Jumat, 13 Maret 1998))
Kecil berbeda dengan kerdil.

Meskipun perempuan Siro-Fenesia ini tidak termasuk kategori umat Tuhan yaitu orang Yahudi di zaman Yesus, namun ia memiliki keyakinan bahwa Tuhan Yesus mampu melakukan mukjizat bagi anaknya. Beriman saja tanpa pernah meminta tidak sejalan dengan makna iman itu sendiri. Kristen yang mengaku beriman kepada Tuhan seharusnya memiliki iman yang lebih besar dari perempuan Siro-Fenesia ini. Kristen memiliki hak-hak istimewa sebagai anak-anak Allah untuk meminta. Bagi yang tidak mau meminta, tidak merasakan bagaimana indahnya menjadi anak Allah.

Pemimpin yang berbelas kasihan. Tujuan Tuhan Yesus datang ke dunia bukanlah untuk melakukan mukjizat (bdk. Mrk. 1:38). Ia datang untuk menggenapi kehendak Allah. Hati-Nya tergerak melihat penyakit yang diderita umat-Nya. Hati-Nya tersentuh oleh belas kasihan melihat banyak orang kelaparan. Keteladanan Tuhan ini penting bagi para pemimpin mana pun di dunia ini. Begitu banyak saudara kita yang menderita, yang mengharapkan belas kasihan dari pemimpin yang mereka harapkan. Kristen sepatutnya menjadi contoh utama agar dunia melihat hidup seorang pemimpin yang peka akan kebutuhan sesama yang patut diteladani.

Doa: Supaya para pemimpin Bangsa kami tahu arti kepemimpinannya.



TIP #12: Klik ikon untuk membuka halaman teks alkitab saja. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA