(0.15142681428571) | (Mzm 95:1) |
(sh: Umat Allah perlu mendengar (Rabu, 10 April 2002)) Umat Allah perlu mendengarUmat Allah perlu mendengar. Banyak ahli PL menyebut mazmur sebagai seruan kenabian atau
merupakan liturgi tentang hukuman Allah. Mazmur ini mengundang
umat untuk memuji Allah (ayat 1-2,6), disertai alasannya (ayat Bukan saja kekuatan jahat yang berontak melawan Allah (ps. 34), tetapi juga umat Allah mengeraskan hati berontak melawan Allah. Allah tak memaksa umat-Nya untuk taat kepada-Nya, tetapi menginginkan agar umat-Nya dengan sadar dan sukacita menaati Dia. Tindakan penyelamatan Allah atas umat-Nya (ayat 1b) dan fakta bahwa Allah adalah Raja atas segala allah (ayat 3) seharusnya mereka sambut dengan sikap memuji Allah dan taat kepada Allah. Puji-pujian bukan saja sikap yang tepat kepada Allah, tetapi juga memberi suasana menentukan bagi ketaatan umat. Puji-pujian yang layak ditujukan kepada Allah adalah pujian dengan sorak-sorai besar (ayat 1), menunjukkan luapan kesukaan dan kebebasan yang mengungkapkan kesukaan tersebut. Dengan demikian, ketaatan yang mengiringi pujian sedemikian adalah ketaatan dalam sikap sukacita, bukan terpaksa. Ketaatan juga adalah ungkapan penyembahan yang sepadan dengan sikap tubuh ketika kita bertelut di hadapan Allah (ayat 6-7b), yang sepatutnya diterima Allah yang adalah Raja atas segala kekuatan kosmis yang oleh bangsa-bangsa sekitar Israel sering disembah sebagai dewa-dewa (ayat 3-5).
Apa tanda yang paling pas untuk mengenali siapa domba yang adalah
milik Allah? Dalam Mazmur ini, tanda tersebut adalah sikap
dengar-dengaran kepada Allah sang Raja Gembala (bdk. Renungkan: Sikap memuji dan dengar-dengaran terhadap Allah adalah tanda terjelas kemilikan Allah atas kita. |
(0.15142681428571) | (Yer 2:20) |
(sh: Cermin besar yang terpampang (Senin, 28 Agustus 2000)) Cermin besar yang terpampangCermin besar yang terpampang. Setelah orde baru runtuh dan Indonesia memasuki era reformasi, banyak pejabat dan petinggi negara zaman orde baru yang tiba-tiba menampilkan diri sebagai orang yang bersih (Mr. Clean). Untuk meyakinkan masyarakat bahwa ia benar-benar bersih, mereka berlomba-lomba berbicara tentang bagaimana memberantas KKN hingga menghujat mantan sang penguasa tertinggi era orde baru. Singkatnya mereka berusaha berkata: 'Itu bukan saya.Saya tidak mungkin berbuat itu.Aku hanya menjalankan instruksi atasan`. Berani mengelak dari tanggung jawab dan konsekuensi bukanlah ciri-ciri khusus orang modern. Orang-orang sezaman Yeremia -- bangsa Yehuda -- mempunyai sikap mental yang sama untuk membenarkan dirinya (22-23). Allah melalui Yeremia, memasang cermin di depan mereka agar mereka tahu betapa buruknya wajah mereka. Harapannya adalah supaya mereka bertobat dan terbebas dari hukuman (35). Keindahan yang pernah dimilikinya karena kedekatan dengan Allah dan kesetiaan kepada-Nya (2) sudah pudar diganti dengan pengkhianatan dan kebobrokan moral (20, 21). Cermin itu terus menyingkapkan semakin dalam kebobrokan mereka dalam hal perzinahan rohani (23-25), kedegilan hati (25), dan penindasan terhadap orang miskin (34). Namun mereka tetap tidak mau mengakui dosanya, apalagi bertobat. Karena itu satu-satunya cara yang masih ada adalah menghukum mereka (35). Kedegilan hati yang demikian ternyata bukan hanya hak milik orang-orang yang sezaman dengan Yeremia ataupun para mantan pejabat dan petinggi orde baru saja tapi juga para Kristen masa kini. Renungkan: Tiap hari Kristen membaca Alkitab yang adalah cermin besarnya, namun berapakah dari antara kita yang `bercermin dengan benar dan mau menghilangkan noda yang ada di wajahnya' sehingga penampilan Kristen semakin menawan. Kita terlalu sibuk memperburuk wajah kita dari hari ke hari dengan tetap membuat jarak dengan masyarakat sekitar dan menelantarkan orang-orang miskin. Kita juga membiarkan perpecahan gereja di Indonesia semakin tajam sementara itu individu jemaatnya hanya sibuk membangun keamanan dan perlindungan bagi diri mereka sendiri dan keluarganya dengan kekayaan yang dimilikinya. Janganlah seperti pepatah buruk muka cermin dibelah, yang artinya karena buruk wajah kita maka, Alkitab ditinggalkan. |
(0.15142681428571) | (Mat 7:1) |
(sh: Keseimbangan hidup Kristen (Kamis, 18 Januari 2001)) Keseimbangan hidup KristenKeseimbangan hidup Kristen. Kehidupan Kristen adalah kehidupan yang seimbang, artinya tidak mengutamakan satu sikap dengan mengorbankan yang lain. Sebab sikap yang tidak seimbang akan membawa Kristen ke dalam bahaya-bahaya. Apa saja bahayanya? Tuntutan untuk hidup sempurna membuat kita bersikap kritis dan menghukum orang lain. Apakah bahayanya sikap demikian (ayat 1-5)? Kata menghakimi di sini bukan berarti mengevaluasi ataupun menghakimi yang berhubungan dengan pengadilan, namun lebih kepada sikap kritis atau sikap menghukum terhadap perbuatan orang lain. Kita yang berkomitmen kepada norma-norma Kerajaan Allah dan kebenaran, tidak mempunyai wewenang untuk bersikap demikian. Jika kita mengambil tempat Allah sebagai Hakim maka Allah akan menuntut pertanggungjawaban dari diri kita, dengan standar yang kita pakai bukan standar Allah (ayat 2). Inilah bahayanya karena Allah menggunakan ukuran anugerah dan keadilan dalam menghakimi manusia, sedangkan kita ukuran apa yang kita pakai? Mengapa berbahaya? Sebab kita yang sesungguhnya penuh dengan dosa (ayat 3) telah dibenarkan karena anugerah Allah. Jika kita yang penuh dengan dosa dihakimi Allah tidak dengan standar-Nya, bagaimana keadaan kita? Sebaliknya tuntutan untuk mengasihi orang lain dapat membuat kita menjadi tidak peka atau tajam terhadap dosa-dosa orang lain. Ini juga berbahaya. Babi di sini tidak hanya najis namun juga binatang yang buas dan ganas yang dapat menyerang manusia. Demikian pula anjing pada masa itu jangan disamakan dengan anjing yang dapat dipelihara di rumah-rumah seperti sekarang ini. Itu adalah binatang yang najis dan buas. Jadi babi dan anjing ini melambangkan manusia yang secara terang- terangan menolak Injil dengan penghinaan dan serangan fisik. Yesus memberikan jaminan bahwa Kristen dapat menghindari bahaya-bahaya di atas dengan mohon bimbingan-Nya melalui doa dan Allah pasti akan menjawab doa kita sebab doa merupakan sumber kekuatan kita. Namun doa yang bagaimana? Doa yang dipanjatkan secara tekun dan bertujuan memuliakan nama-Nya (ayat 7-11). Renungkan: Tidak ada alasan bagi Kristen untuk tidak dapat hidup dengan seimbang dalam hubungannya dengan saudara seiman dan sesamanya yang tidak seiman, walaupun hubungan antar manusia tetap merupakan masalah yang sangat pelik. |
(0.15142681428571) | (Mat 11:20) |
(sh: Yang dihukum dan yang diterima (Selasa, 30 Januari 2001)) Yang dihukum dan yang diterimaYang dihukum dan yang diterima. Respons Yesus terhadap mereka yang tidak percaya kepada-Nya semakin tajam. Jika sebelumnya Ia hanya memperingatkan, kini Yesus mengecam dengan keras bahkan mengutuk. Mengapa? Sebab mukjizat-mukjizat sudah banyak didemonstrasikan di hadapan mereka (ayat 20-24). Namun itu tidak memuaskan dan memimpin mereka kepada iman kepada Yesus karena mereka tidak menilai pengharapan mereka di dalam terang Yesus namun sebaliknya justru menggunakan ukuran pengharapannya untuk menilai dan kemudian menolak Yesus. Karena itu kecaman dan kutukan Yesus adalah wajar sebab mereka menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan oleh Allah kepada mereka. Sebaliknya terhadap mereka yang percaya kepada-Nya, Yesus menaikkan syukur-Nya kepada Allah. Mengapa? Yesus ingin menegaskan kepada setiap orang percaya bahwa jika mereka dapat percaya kepada Yesus bukan karena lebih suci dan berharga di hadapan Allah, namun ada 3 faktor yang memampukan dan memungkinkan mereka percaya. Faktor pertama, adalah Allah sendiri yang menyatakan makna mukjizat Yesus, Kemesiasan Yesus Kristus, dan makna pengajaran Yesus kepada orang kecil yaitu orang-orang yang dengan rendah hati dan terbuka menerima penyataan Allah (ayat 25-26). Faktor kedua, adalah peran Yesus dalam pewahyuan Allah. Wahyu khusus Allah tidak dapat secara langsung dinyatakan kepada manusia karena dosa. Manusia membutuhkan perantara yang menjembatani antara dirinya dengan Allah. Allah menyatakannya di dalam Yesus Kristus (ayat 27). Seluruh wahyu khusus Allah yang dinyatakan kepada manusia ada di dalam-Nya. Karena Yesus, manusia dimungkinkan untuk mengenal Allah. Faktor ketiga, adalah undangan lemah-lembut dari Yesus sendiri (ayat 28-30). Yesus tidak hanya menjadi perantara namun Ia sendiri yang memanggil orang- orang untuk percaya kepada-Nya. Ia tidak menawarkan beban tapi menawarkan ketenangan bagi jiwa. Renungkan: Inilah anugerah Allah yang luar biasa sebab selain Allah mengaruniakan Anak Tunggal-Nya, Ia juga memberikan wahyu-Nya, memberikan perantara agar wahyu-Nya dipahami manusia dan Ia sendiri juga yang mengadakan pemanggilan. Marilah kita panjatkan syukur atas anugerah-Nya yang tak terkira ini. |
(0.15142681428571) | (Yoh 9:13) |
(sh: Iman yang tumbuh dalam tekanan (Senin, 21 Januari 2002)) Iman yang tumbuh dalam tekananIman yang tumbuh dalam tekanan. Menarik sekali melihat perkembangan pengenalan orang buta tentang Tuhan Yesus. Ketika tetangga-tetangganya bertanya bagaimana ia menjadi celik, ia hanya mengenal nama Yesus (ayat 11). Namun, ia sama sekali tidak tahu di mana Yesus berada (ayat 12). Kelihatannya ia tidak begitu mempedulikan Yesus yang menyembuhkannya. Namun, saat ia diperiksa oleh pemimpin-pemimpin agama, ia menjadi sadar bahwa Yesus bukanlah manusia biasa. Orang buta ini menyadari bahwa Yesus adalah seorang nabi (ayat 17). Ketika ia diperiksa untuk kedua kalinya, pengenalannya akan Yesus meningkat tajam. Orang buta ini menyatakan bahwa Yesus bukan orang berdosa (ayat 25). Yesus didengar Allah (ayat 31). Bahkan orang buta ini menegaskan bahwa Yesus datang dari Allah (ayat 33). Pernyataannya ini membuat ia dibuang oleh pemimpin-pemimpin agama (ayat 34). Namun, Yesus tidak membuangnya. Yesus mencarinya (ayat 35). Yesus menyatakan diri kepadanya dan mengundangnya untuk percaya kepada-Nya. Orang buta ini percaya kepada Yesus dan menerima-Nya sebagai Tuhan (ayat 38). Ia tidak hanya percaya, namun juga menyembah Yesus. Ia tidak mempedulikan para pemimpin agama. Di depan mereka ia menyembah Yesus (ayat 41). Tentulah perbuatan ini mengejutkan pemimpin-pemimpin agama. Bukankah hanya Allah yang patut disembah? Mengapa orang buta ini menyembah Yesus? Mengapa Yesus tidak melarang orang buta ini untuk menyembah-Nya? Semuanya ini mengungkapkan satu hal kepada kita. Orang buta tersebut menyadari bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah, sehingga ia tidak segan-segan untuk menyembah-Nya. Jika kita melihat perkembangan pengenalan orang buta ini akan Yesus, kita kagum sekali. Ia mengenal Yesus bukan dari kesaksian murid-murid Yesus atau Tuhan Yesus sendiri. Pengenalannya akan Tuhan Yesus berkembang karena tekanan pihak-pihak yang ingin menganiaya Tuhan Yesus. Melalui interogasi yang berusaha memojokkannya dan juga menjerat Tuhan Yesus, orang buta ini semakin mengenal Yesus. Dengan perkataan lain, kesulitan hidup yang dialami orang buta membawanya ke pengenalan akan Yesus. Renungkan: Iman sejati selalu tumbuh. Iman kepada Yesus akan membawa orang percaya menyembah-Nya. Iman melahirkan ibadah. |
(0.126189) | (Why 17:1) |
(full: BERKATA KEPADAKU.
) Nas : Wahy 17:1 Pasal Wahy 7:1-18:24 melukiskan kejatuhan Babel yang besar.
|