Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 801 - 820 dari 1028 ayat untuk perlu [Pencarian Tepat] (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.12569265208333) (Yes 22:1) (sh: Tuhan adalah andalanku (Selasa, 23 Oktober 2012))
Tuhan adalah andalanku

Judul: Tuhan adalah andalanku
Istilah "lembah penglihatan" memiliki dua makna mengacu kepada kota Yerusalem. Pertama, dalam bahasa Ibrani khizzayon. Kita tidak bisa mengidentifikasi lembah khizzayon di peta. Ini adalah permainan kata dari sang nabi, bahwa kata khizzayon memiliki persamaan bunyi dengan Sion. Kedua, Yerusalem adalah kota berkubu. Selain tembok keliling yang dibangun (biasanya di ujung-ujung benteng kota terdapat menara pengawas), kota ini juga dikelilingi oleh benteng alam yang perkasa. Jika dilihat dari perbukitan yang mengelilingi Yerusalem, maka Yerusalem tampak seperti di lembah. Perbukitan tersebut sekaligus dapat berfungsi sebagai menara pengawas.

Waktu itu Yerusalem didatangi oleh duta-duta dari kelompok koalisi untuk mengajak Yehuda bergabung dalam koalisi melawan Asyur. Yehuda menolak ajakan koalisi tersebut. Alih-alih bergabung dengan koalisi anti-Asyur, mereka justru memohon bantuan Asyur dan membayar upeti. Selain mereka mengandalkan benteng-benteng kokoh yang membuat kota ini aman, mereka juga mengandalkan bala bantuan Asyur yang merupakan negara adidaya. Tentu saja mereka harus tunduk juga kepada raja Asyur sekaligus mengakui bahwa ilah-ilah bangsa Asyur lebih kuat dari Allah mereka (sesuai kebiasaan Timur Tengah kuno). Maka Allah Yehuda tidak menjadi andalan mereka lagi, melainkan ilah-ilah bangsa Asyur yang merupakan berhala-berhala yang mati.

Dengan dasar ini Tuhan akan menghukum bangsa Yehuda melalui pembuangan penduduk Yerusalem ke Babel. Sang nabi menubuatkan, bahwa para pejabat dan kaum bangsawan serta agamawan akan ditawan dan dibuang ke negeri asing. Mereka akan berada di bawah kekuasaan bangsa lain. Jadi, nubuat ini memiliki inti berita pada ajakan untuk bertobat dan kembali kepada Tuhan. Yehuda harus berkata, "Tuhan adalah Andalanku, Tuhan adalah Gunung Batuku."

Adakah andalan Anda selain Tuhan? Kalau ada, itu adalah dosa penyembahan berhala di hadapan Tuhan. Untuk itu Anda harus bertobat, dan kembali andalkan hanya Dia senantiasa!

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2012/10/23/

(0.12569265208333) (Yes 28:1) (sh: Nubuat terhadap Samaria (Selasa, 14 September 2004))
Nubuat terhadap Samaria

Nubuat terhadap Samaria. Apakah yang terjadi jika penduduk satu kota mabuk termasuk pemimpin bangsa bahkan pemimpin agama? Nubuat Nabi Yesaya diarahkan kepada Samaria karena mereka telah menghancurkan diri sendiri bahkan seisi kota dengan kebiasaan mabuk.

Nabi Yesaya mengarahkan nubuat terhadap Samaria khususnya kepada satu kota yang terletak di lembah yang subur (ayat 1). Mengikuti gaya hidup Samaria yang terbiasa dengan meminum anggur, para nabi tidak dapat lagi memahami penglihatan yang diberikan Allah dan para imam tidak mampu menyelesaikan perkara-perkara yang dihadapkan kepada mereka (ayat 7-10). Jika para pemimpin agama mabuk, ajaran seperti apa yang akan mereka berikan? Akan dibawa ke mana umat Allah? Kemabukan para pemimpin Samaria, lebih parah daripada pemimpin Yehuda di Yerusalem, yakni membuat perjanjian dengan maut dan mengadakan persetujuan dengan dunia orang mati (ayat 14-15a). Agama sesat mengakibatkan keyakinan dusta bahwa kemalangan tidak akan menimpa mereka. Mereka juga memakai tipu muslihat untuk melindungi diri sehingga merasa seolah-olah tidak ada yang bisa "menyentuh" mereka (ayat 15b). Siapa pun bisa menutupi kebobrokannya dengan kebohongan, tetapi Allah melihat semuanya.

Seperti Israel dan Yehuda, banyak dari umat Tuhan masa kini menganggap Allah tidak akan tega menghukum umat-Nya sendiri. Allah akan selalu mengampuni sebab pada hakekatnya Ia kasih adanya. Memang Ia adalah kasih dan ingin umat-Nya sejahtera, tetapi Ia tidak dapat berkompromi dengan dosa. Kebohongan akan dibersihkan (ayat 17). Hanya umat yang bersedia terus menerus dimurnikan oleh-Nya yang akan mengalami damai pengampunan-Nya (ayat 16). Kita perlu menjaga diri agar tidak mengalami keadaan seperti yang menimpa penduduk Samaria. Waspadalah terhadap hal lain yang memabukkan, seperti: fasilitas hidup, seksualitas, popularitas, uang, ajaran dan falsafah hidup yang bertentangan dengan isi Alkitab, dsb.

Renungkan: Awasi bagaimana masyarakat kini menyambut godaan dunia ini! Ingatkan mereka resiko kehancuran karena dosa!

(0.12569265208333) (Yes 32:1) (sh: Raja yang adil (Senin, 20 September 2004))
Raja yang adil

Raja yang adil. Beberapa waktu lalu, kita telah memilih presiden secara langsung. Orang kristen berdoa agar rakyat Indonesia memilih orang yang Tuhan pilih, dan agar orang yang dipilih melaksanakan kehendak Tuhan. Kita mengharapkan terjadinya perubahan positif di berbagai segi kehidupan bangsa Indonesia.

Nabi Yesaya yang menyaksikan pemerintahan empat raja Yehuda (Yes 1:1), memperoleh penglihatan tentang kemunculan seorang "Raja yang adil" yang akan memerintah menurut kebenaran (ayat 32:1a). Raja adil ini membawa pengaruh kepada para pemimpin di bawahnya (ayat 1b). Kebenaran dan keadilan para pemimpin ini digambarkan bagaikan "Tempat perlindungan dari angin ribut, aliran-aliran air di tempat kering, dan naungan batu yang besar di tanah tandus" (ayat 2). Maksudnya rakyat memperoleh perlindungan dan rasa aman. Hati yang merencanakan kejahatan, akal yang merancang perbuatan keji terhadap orang lemah akan terbongkar dan tidak lagi ditutup-tutupi (ayat 3-8).

Siapakah "Raja yang adil" ini? Tidak satu pun raja-raja Israel atau Yehuda yang sepenuhnya menggenapi gambaran ini. Dalam terang Perjanjian Baru, Yesus Kristuslah sang Raja Adil itu. Di dalam-Nya Roh tercurah penuh (ayat 15a). "Roh dari atas" ini akan mengubah "Padang gurun menjadi kebun buah, dari tempat kering menjadi subur" (ayat 15b), menyebabkan keadilan berlaku di semua tempat bahkan di padang gurun (ayat 16), menimbulkan damai sejahtera, ketenangan, dan ketentraman (ayat 17). Bangsa yang dipimpin "Raja yang adil" ini akan tinggal di tempat yang damai, tentram, dan aman. Membuat setiap penduduknya dapat bekerja dengan aman tanpa merasa takut untuk berkarya (ayat 18-20).

Apakah kita rindu pemerintah Indonesia berlaku seperti "Raja yang adil" ini? Kita perlu berdoa agar pemerintah kita tunduk kepada prinsip-prinsip Sang Raja Sejati, memberlakukan kebenaran dan keadilan.

Doaku: Tuhan, berikanlah "Roh dari atas" tercurah kepada pemimpin kami, supaya mereka membuahkan kebenaran dan keadilan.

(0.12569265208333) (Yes 36:22) (sh: Prinsip menghadapi masalah (Sabtu, 25 September 2004))
Prinsip menghadapi masalah

Prinsip menghadapi masalah. Cara Allah menolong anak-anak-Nya keluar dari berbagai masalah pasti unik dan berbeda-beda. Meski berbeda, dari berbagai kesaksian itu kita dapat menarik prinsip-prinsip penting. Demikian juga dari kesaksian Hizkia ini.

Pertama, gumuli masalah itu secara wajar di hadapan Allah (ayat 1). Perasaan takut, tertekan, marah, adalah wajar pada orang-orang yang mengalami masalah berat. Hanya, jangan biarkan emosi-emosi tersebut menguras tenaga Anda atau menyita iman Anda. Bersikaplah seperti Hizkia. Ungkapkan secara jujur keadaan Anda kepada Tuhan. Kedua, kita semua memerlukan orang lain. Kita memerlukan bahu yang menyambut kita bersandar, tangan terulur menolong, nasihat bijak sesuai kebenaran firman Allah. Tubuh yang dingin karena kecut hati memerlukan tubuh sesama untuk mendukung dan mendekap menghangatkan kita kembali. Hizkia memiliki beberapa orang kepercayaan termasuk Yesaya, hamba Allah yang mampu mengingatkannya tentang kebenaran Tuhan. Kita pun perlu memiliki teman-teman rohani seperti itu. Ketiga, kata-kata Hizkia kepada Yesaya dan doa Hizkia kepada Allah pada dasarnya sama. Fokusnya bukan pada keselamatan dirinya atau Israel tetapi pada kemuliaan Allah (ayat 20).

Reaksi Hizkia ini menyatakan perbedaan tajam antara sikap orang yang beriman kepada Allah sejati dari Sanherib, yaitu orang yang percaya kepada ilah yang sia-sia. Sebelum pertolongan nyata Tuhan menelanjangi kebodohan dan kesalahan iman orang fasik, respons orang beriman terhadap kefasikan sudah membongkar kesalahan tersebut. Cara kita memperlakukan kejahatan, fokus isi doa dan objek kepada siapa kita berdoa, mempermalukan kesesatan, kejahatan dan kedegilan orang fasik. Karena itu bertumbuhlah dalam pengenalan akan Tuhan, supaya tiap doa dan tindakan kita merespons kejahatan justru menjadi sarana untuk kebenaran iman dinyatakan.

Renungkan: Penderitaan dalam iman bagaikan proses melahirkan. Itulah krisis yang dalam pertolongan tangan Tuhan akan melahirkan keajaiban hidup.

(0.12569265208333) (Yes 44:9) (sh: Kebodohan penyembah berhala (Senin, 1 Agustus 2005))
Kebodohan penyembah berhala

Kebodohan penyembah berhala Saat ini peradaban manusia semakin maju dan teknologi pun makin canggih, namun kepercayaan kepada dunia mistis masih dipegang oleh cukup banyak orang. Buktinya masih banyak orang yang mendatangi tempat-tempat keramat untuk meminta berkat.

Pada nas ini, kita membaca penilaian Allah tentang beberapa tindakan para penyembah dan pembuat ilah. Baik pembuat patung berhala maupun penyembahnya adalah orang-orang bodoh yang melakukan hal yang sia-sia (ayat 9). Pertama, siapakah para pembuat patung sesembahan itu? Bukankah mereka manusia ciptaan Allah. Sungguh tidak masuk di akal manusia menciptakan `allah' (ayat 10-11)!

Kedua, bagaimana mungkin orang menyembah kepada patung buatan tangannya sendiri. Baik dari bahan besi maupun dari kayu, berhala-berhala itu adalah benda mati yang dibuat dan diperlakukan sekehendak si pembuat (ayat 12-16). Sungguh ironis, kayu yang sama yang dipakai untuk membuat patung sesembahan dipakai juga menjadi kayu api untuk berdiang atau untuk membakar roti! Dan kayu itu kemudian disembahnya (ayat 17)! Allah menyebutkan mereka adalah orang yang tidak mengetahui dan tidak mengerti apa-apa hanya berpegang pada kayu kering dan dusta (ayat 18-20).

Penyembah berhala ialah mereka yang mengagungkan sesuatu yang fana lebih tinggi daripada Tuhan. Pembuat berhala adalah mereka yang mengadakan penyesatan bagi dirinya sendiri dan orang lain. Dua kebodohan itu akan menuai murka Allah sebab telah melanggar perintah Allah ke-1 dan ke-2 (lih. Kel. 20:1-6) dan menolak bergantung pada Allah (lih. Yos. 24:20). Seperti Yosua yang menantang bangsa Israel untuk memilih Allah Israel atau dewa dewi bangsa Kanaan maka pertanyaan yang perlu kita renungkan adalah, "Layakkah menempatkan Allah dalam hati dan pikiran kita di tempat no. kesekian padahal Ia sumber hidup kita?"

Camkan: Dungu! Itulah komentar Allah terhadap Anda bila Anda berpaut pada berhala-berhala!

(0.12569265208333) (Yes 45:1) (sh: Allah yang berdaulat (Rabu, 13 November 2013))
Allah yang berdaulat

Judul: Allah yang berdaulat
Sangat mengejutkan! Tak masuk di akal. Koresh, raja dari bangsa penyembah berhala, yang tidak mengenal Allah Israel dipakai Tuhan untuk menyelamatkan umat-Nya (4).Tuhan sendiri yang memanggil, mengurapi, dan memimpin Koresh untuk menaklukkan raja-raja dunia (1). Tuhan sendiri yang memastikan keberhasilan Koresh (2-3, 5). Padahal pengurapan dalam Perjanjian Lama ialah penugasan Tuhan kepada orang pilihan-Nya dari umat-Nya untuk jabatan tertentu!

Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan berdaulat dan berkuasa untuk memakai siapa saja. Sepasti kekuasaan-Nya atas terang dan gelap, atas kemujuran dan malapetaka dan atas seluruh alam semesta ini (7-8) sedemikian pula kekuasaan-Nya atas Koresh. Allah melalui Yesaya memberitahu umat Israel, dan bangsa-bangsa bahwa Koresh adalah alat di tangan-Nya, yang dipakai untuk kebesaran dan kemuliaan-Nya (6).

Untuk apa Koresh dipanggil dan diurapi? Allah membangkitkan Koresh dengan suatu tujuan, yaitu untuk membebaskan bangsa Israel (4). Allah memakai raja bangsa Persia ini untuk menggantikan raja-raja adikuasa Babel. Yeremia menubuatkan kehancuran Babel (Yer. 25:12-14).. Koreshlah yang nantinya menjadi "juruselamat" bagi bangsa Yahudi. Hal ini terlihat dari tindakan Koresh di kemudian hari. Ia memberikan kebebasan bagi bangsa Israel untuk pulang ke negerinya serta mengizinkan pembangunan kembali tembok Yerusalem dan Bait Suci (44:28; 2Taw. 36:22-23; Ezra 1:1-4). Yeremia telah menubuatkan pemulihan umat Israel ini (Yer. 29:10-14) dan Daniel telah mendoakannya sebagai antisipasi ketika saat pembebasan yang dijanjikan itu telah tiba (Dan. 9:1-19).

Seringkali kita membatasi kehendak Tuhan sebatas logika kita. Apa yang bagi kita tidak masuk akal, Allah sanggup melakukannya. Jika kita lihat apa yang Tuhan nyatakan pada hari ini, maka kita akan belajar bahwa Tuhan bisa menggunakan siapa saja walaupun itu orang yang tidak seiman, bahkan mungkin musuh kita untuk menjadi alat di tangan-Nya. Percayalah Allah berdaulat dan berkuasa.

Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/

(0.12569265208333) (Yes 48:1) (sh: Dibongkar untuk dibangun ulang (Minggu, 7 Agustus 2005))
Dibongkar untuk dibangun ulang

Dibongkar untuk dibangun ulang Koresy adalah alat Allah menghukum dan menyelamatkan umat-Nya. Allah menugaskan Koresy menjatuhkan hukuman terhadap Babel (pasal 45-47). Lalu, Allah menugaskan Koresy menyelamatkan dan memulangkan Israel. Itu adalah anugerah Allah. Israel harus sadar bahwa penyelamatan itu hanya demi kebaikan dan kehormatan Allah. Sebab itu, segala kejahatan Israel perlu dibongkar agar mereka dapat merespons keselamatan itu dan menghargainya.

Diagnosa Allah terhadap Israel tidak tedeng aling-aling. Israel adalah umat yang penuh kebohongan dan kepalsuan. Pengakuan tentang jati diri mereka memang kental: Israel. Mereka juga sangat religius: bersumpah demi nama Tuhan dan mengaitkan diri dengan kota Allah (ayat 1, 2). Mereka bisa menipu dan membuat kagum manusia oleh kerohanian semu itu, tetapi mereka tidak bisa membohongi Allah. Ia tegas membongkar dosa-dosa Israel. Bagi Allah, Israel hanyalah bangsa yang tegar tengkuk, keras kepala, dan kepala batu (ayat 4). Bahkan mereka berani kurang ajar mempertanyakan rencana penyelamatan Allah melalui Koresy (ayat 45:9-13). Akan tetapi, Allah masih menyelamatkan mereka karena rencana kekal-Nya (ayat 3, 5a) dan kemuliaan-Nya (ayat 9-11).

Keselamatan seumpama pembongkaran dan pembangunan ulang. Paulus mengumpamakan keselamatan seperti penciptaan baru (2Kor. 5:17) serasi dengan ucapan Yesus tentang lahir baru (Yoh. 3:5). Tidak ada hal baik apa pun dari diri manusia yang dapat dijadikan modal atau andil untuk mendapatkan uluran tangan Allah atau untuk mengusahakan perbaikan diri sendiri. Oleh karena itu, menerima keselamatan berarti menerima hidup kita dibongkar oleh Tuhan dan mempersilakan Dia membangun kembali hidup kita. Pengalaman Israel harus diterima sebagai prinsip oleh semua orang yang ingin mengalami pembaruan hidup dari Tuhan.

Doaku: _____________________________________________________________________________________________

(0.12569265208333) (Yes 48:12) (sh: Ketika Allah yang menamai umat-Nya (Senin, 8 Agustus 2005))
Ketika Allah yang menamai umat-Nya

Ketika Allah yang menamai umat-Nya Pengakuan Israel tentang jati diri mereka sebagai Israel, keturunan Yehuda, dan milik Allah adalah kosong sebab tidak ditunjang oleh ketaatan dan integritas (ayat 1). Akan tetapi, kini Allah sendiri memanggil mereka dengan nama Israel (ayat 12). Seperti halnya ketika Allah mencipta, semua yang Dia panggil menjadi kenyataan, demikian pula sebutan umat dari Allah kepada Israel tidak pernah merupakan panggilan kosong (ayat 13). Ia yang memanggil teguh, kukuh, dan tak berubah. Panggilan-Nya pun tak berubah dan pasti menjadi kenyataan.

Umat Allah harus belajar menerima rencana Allah dan taat kepada keputusan-keputusan-Nya. Seluruh umat Israel diundang untuk sehati menerima Koresy sebagai alat Tuhan yang ditetapkan-Nya untuk mengurus Babel demi menyelamatkan Israel. Israel harus belajar menerima Koresy sebagai "mesias" (ayat 16b). Tujuan akhir keputusan Allah ini adalah mendidik dan membuat mereka mengalami kebaikan dan syalom dari Allah (ayat 17-19). Kini Israel diminta untuk bertindak. Perintah untuk berlari keluar dari Babel dan janji bahwa Allah akan memimpin mereka dengan jaminan pemeliharaan-Nya, menggemakan saat nenek moyang mereka mengalami peristiwa keluaran dari Mesir (ayat 20). Ketika Allah menamai umat-Nya, peristiwa keluaran akan terus-menerus terjadi!

Penamaan kita sebagai "Kristen" lebih ajaib daripada penamaan Israel. Dengan panggilan itu, orang Kristen diberi status, jati diri, hak, dan tanggung jawab sebagai bagian dari Kristus sendiri. Peringatan Allah terhadap Israel yang nama dan pengakuannya hampa, perlu kita camkan. Hanya jika kita hidup dalam panggilan-Nya dan mengalami dampak kehadiran pembaruan Kristus, kekristenan kita akan menjadi nyata. Jika tidak, kita hanya akan mengecewakan Tuhan dan membawa kesaksian buruk di tengah masyarakat.

Ingat: Nama Kristen berarti pengikut Kristus. Perbuatan buruk yang kita lakukan hanya akan mempermalukan nama Kristus.

(0.12569265208333) (Yes 49:14) (sh: Kau tidak Ku lupakan (Rabu, 17 Agustus 2005))
Kau tidak Ku lupakan

Kau tidak Ku lupakan Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang penggalah. Peribahasa ini berarti kasih ibu kepada anak tiada terputus sampai mati, tetapi kasih anak kepada ibu kadang-kadang amat sedikit dan dapat hilang. Ungkapan seperti ini dipakai Allah untuk menunjukkan kasih-Nya kepada Israel.

Wajarlah Israel beranggapan Allah telah melupakan mereka sebab mereka tidak ditolong-Nya saat Nebukadnezar menyerbu Yerusalem. Mereka justru ditawan ke negara Babel. Setelah puluhan tahun di tanah pembuangan, mereka semakin yakin Allah melupakan mereka (ayat 14, 21). Perasaan Israel ini dijawab Allah dengan pertanyaan retoris: "Bagaimana mungkin seorang ibu tidak lagi peduli kepada anak kandungnya?" (ayat 15-16). Tuhan sekali lagi menegaskan bahwa Ia mengingat umat pilihan-Nya itu. Israel tetap akan menjadi umat yang dikasihi Tuhan (ayat 15-16).

Allah bukan sekadar mengakui bahwa Israel adalah milik-Nya, tetapi Ia membuktikannya. Pertama, Tuhan akan membangun Sion kembali. Orang-orang yang dipakai Allah untuk membangun akan berkumpul bersama untuk merestorasi Sion (ayat 17-18). Akibatnya banyak orang akan datang memadati daerah Israel dan generasi yang tertinggal akan dipulihkan (ayat 19-21). Kedua, Israel akan menjadi bangsa yang dihormati semua bangsa dan tidak lagi mendapat malu (ayat 22-23). Semua janji-Nya akan digenapi karena Ia Allah yang setia pada umat-Nya. Ia membebaskan umat-Nya dari musuh mereka dan akan menghukum musuh itu (ayat 24-26).

Pada saat penderitaan dan tekanan hidup menimpa, kita sering merasa Tuhan telah melupakan bahkan meninggalkan kita. Sebenarnya, Tuhan tetap mengasihi kita bahkan Ia mau memulihkan kita. Yang perlu kita lakukan adalah tetap percaya kepada-Nya dan tekun menantikan pertolongan-Nya meski solusi belum dapat kita lihat.

Renungkan: Tuhan mengingat setiap anak-Nya satu per satu. Setiap kita memiliki tempat khusus di hati-Nya.

(0.12569265208333) (Yer 2:1) (sh: Bulan madu sudah berakhir (Minggu, 27 Agustus 2000))
Bulan madu sudah berakhir

Bulan madu sudah berakhir. Sepasang suami istri sedang menikmati makan malam di sebuah restoran dimana beberapa tahun yang lalu sang pria untuk pertama kalinya menyatakan cintanya kepada sang gadis. Setiap kali mengenang peristiwa itu, mereka menemukan kekuatan yang mendorong untuk tersenyum bahagia dan memiliki perasaan cinta yang semakin dalam.

Firman Tuhan hari ini mengungkapkan kebalikan dari kisah di atas. Setiap kali Allah mengenang hubungan-Nya dengan umat-Nya Yehuda di masa yang lalu, Allah hanya merasakan ketidakmengertian, kepedihan, dan sakit hati (1-5). Kasih Allah sebagai mempelai laki-laki masih terus membara (5). Namun mempelai perempuan yang Ia kasihi-bangsa Yehuda-sudah mengkhianati-Nya dan meninggalkan-Nya untuk mengikuti berhala-berhala lain yang sia-sia. Padahal apakah kekurangan Allah? Bukankah segala berkat dan perlindungan sudah Ia berikan (3, 5-7)?

Ada 2 penyebab utama kandasnya cinta itu yang dinyatakan oleh Yeremia. Pertama, mereka sudah puas dengan kepuasan semu sehingga kisah masa lalu mereka dengan Allah tidak bermakna lagi bagi mereka (6, 8). Kedua, mereka menyukai kerohanian bebas seperti orang menyenangi seks bebas (18). Kebebasan mereka yang salah akan membawa konsekuensi yang dahsyat dan menyeluruh (11, 19). Segala kegiatan usaha mereka tidak akan mendatangkan hasil (13). Kedudukan sosial mereka akan dijatuhkan dari seorang pengantin perempuan menjadi seorang budak (14). Sebagai 'janda' bangsa Yehuda tidak akan lagi mempunyai seorang pelindung hingga bahaya dan ancaman dengan mudah akan melumatnya (15, 18-19).

Renungkan: Anda perlu mengenang kembali saat pertama kali bertemu dengan Yesus. Perasaan yang muncul sekarang mungkin akan berbeda. Namun jika pengenangan kembali ini tidak memberikan sukacita, hati-hatilah ini mungkin Anda sudah jauh dari kasih mula-mula kepada-Nya.

Bacaan untuk Minggu ke-11 sesudah Pentakosta

Yesaya 55:1-3 Roma 8:31-39 Matius 14:13-21 Mazmur 78:14-20, 23-29

Lagu: Kidung Jemaat 395

Pemahaman Alkitab 8 -- Yeremia 1:4-19

Tugas yang diemban Yeremia tidaklah ringan. Bangsa Yehuda sudah terjerumus ke dalam lembah kebobrokan yang dalam. Ia harus memberitakan berita yang menyakitkan dan mengancam mayoritas bangsa Yehuda dan pejabat negara. Risikonya terlalu besar! Tapi mengapa ia menerima panggilan-Nya dan tidak pernah berhenti melayani walaupun harus bercanda dengan maut terus-menerus? Inilah rahasianya!

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Siapa berprakarsa dalam pelayanan Yeremia (4)? Baca Kej.1:1 dan Yoh.1:1 kemudian kaitkan dengan ayat 4, apakah pelayanan akan terhenti di tengah kesulitan dan ancaman? Jelaskan! Perhatikan ayat 4-19 khususnya kalimat 'Aku.', apa dampak bagi perjalanan pelayanan Yeremia? Jika demikian, apakah mungkin pelayanan gereja di Indonesia berhenti karena faktor ancaman dan kesulitan? Jelaskan!

2. Apakah Allah meninggalkan pelayan-Nya? Ada 4 hal yang dilakukan Allah kepada Yeremia: a) mengenal (5) = hubungan yang erat dan komitmen (Am. 3:2). Bagaimana komitmen Allah kepada Yeremia? b) menguduskan (5) = memisahkan seseorang bagi Allah. Bagaimana ini menolong Yeremia ketika menghadapi ancaman? c) apa yang akan dilakukan Allah untuk mengatasi kelemahan Yeremia (9a)? Adakah keterlibatan penuh dan pengidentifikasian Allah terhadap masalah Yeremia? Jelaskan! d) apa makna kuasa yang diberikan kepada Yeremia (10)?

3. Jelaskan diskriminasi dalam pelayanan Yeremia (5)! Bagaimanakah bentuk diskriminasi dalam pelayanan di sekitar Anda? Dua aspek apakah yang harus disampaikan Yeremia (10)? Apakah pelayanannya dapat ditunda-tunda (11-16: penglihatan pohon badam berarti pohon ini akan bersemi dan periuk mendidih). Jelaskan!

4. Bagaimana respons manusia terhadap panggilan Allah (6, 17)?

5. Adakah Allah menutup mata terhadap konsekuensi pelayanan Yeremia (18,19)? Jelaskan! Bandingkan respons Allah yang berbeda terhadap keluhan ketakutan Yeremia (6)! Bagaimana keterlibatan Allah terhadap konsekuensi yang akan dihadapi Yeremia (18,19)?

6. Tempatkanlah diri Anda sebagai Yeremia; kesulitan dan tantangan apakah yang akan Anda hadapi? Bagaimanakah kebenaran di atas memotivasi dan menguatkan Anda untuk tetap melayani?

(0.12569265208333) (Yer 10:17) (sh: Hati seorang Yeremia (Kamis, 14 September 2000))
Hati seorang Yeremia

Hati seorang Yeremia. Sekali lagi di hadapan kita dipaparkan kasih dan kepedulian Yeremia atas bangsanya. Firman yang datang pada saat Yerusalem dikepung oleh tentara Babel pada tahun 597 s.M. memastikan bahwa penghakiman sudah datang (17-18). Kehancuran Yehuda hanya dalam hitungan detik. 'Jangan banyak bicara lagi. Tak perlu lagi berdebat. Segera kemasi barang-barang dan siap pergi ke pembuangan.'

Setelah mendengar kepastian penghakiman Allah, ratapan, dan tangisan Yeremia meledak (19-21). Hati dan pikiran Yeremia sudah menyatu dengan bangsanya, secara mendalam Yeremia mengidentifikasikan dirinya dengan penderitaan bangsanya. Tangisannya adalah tangisan seluruh bangsa Yehuda, karena mereka akan sangat menderita. Lukanya tidak akan dapat disembuhkan. Malapetaka dan bencana itu dilambangkan dengan kemah yang sudah rusak dan semua talinya putus. Yeremia sangat menyesali sikap para pemimpin bangsa yang harus bertanggungjawab terhadap hancurnya bangsa Yehuda.

Kepedulian dan kasih Yeremia terhadap bangsanya sangat mendalam, sehingga tidak mungkin berhenti hanya sampai meratap dan menangis. Ia didorong dengan kuatnya oleh kepeduliannya dan hatinya dibakar oleh rasa kasih terhadap bangsanya, sehingga sampai saat-saat terakhir sebelum penghukuman datang, demi bangsanya, ia masih memohonkan kemurahan Allah (23-25). Permohonannya kini didasarkan pada suatu keyakinan dan pengakuan bahwa Allah berkuasa mutlak atas perjalanan hidup manusia. Bangsanya harus menjalani penghukuman yang dahsyat. Namun ia memohon agar pembuangan Yehuda itu merupakan hajaran Allah untuk memperbaharui kehidupan bangsanya dan bukan untuk melenyapkan bangsanya. Yeremia menghadapi sebuah dilema. Hatinya terdorong untuk memohon kemurahan Allah sementara itu pikirannya menegaskan bahwa penghukuman itu tidak terelakkan lagi. Namun ini tidak membuatnya berhenti bergumul dan berdoa bagi bangsanya.

Renungkan: Kita mungkin juga menghadapi dilema yang sama ketika melihat kondisi bangsa kita. Namun kita harus meneladani Yeremia untuk tidak berhenti bergumul dan berdoa bagi bangsa kita, walaupun nampaknya pembaharuan itu mustahil dapat terjadi.

(0.12569265208333) (Yer 15:5) (sh: Firman-Nya memotivasi dan menguatkan (Sabtu, 23 September 2000))
Firman-Nya memotivasi dan menguatkan

Firman-Nya memotivasi dan menguatkan. Seorang diri mempertahankan kebenaran dalam masyarakat yang menentangnya bukanlah perkara mudah. Sebab tindakan ini akan mendatangkan konsekuensi yang menyakitkan bahkan maut.

Yeremia merasakan kesakitan itu ketika memberitakan penghukuman Allah atas bangsa Yehuda (5-9). Ia dikucilkan bahkan dikutuki banyak orang (10). Dia duduk seorang diri dan menanggung kesakitan yang tiada berkesudahan (15, 17-18). Apa yang memotivasi dan menguatkan dia hingga tetap setia? Firman Tuhan (16)! Yeremia menempatkan firman Tuhan di dalam hatinya sehingga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan dan keberadaannya. Ketika menemukan makna kebenaran firman-Nya, hatinya dipenuhi kegirangan dan suka cita. Semakin lama dan semakin banyak ia menikmati firman-Nya, semakin ia menyadari apa makna membawa nama Tuhan dalam hidupnya. Disamping itu Yeremia juga dikuatkan dan dibentengi oleh Allah (20). Tidak seorang pun dan tidak satu pun yang akan dapat menembus tembok perlindungan yang dibangun Allah di sekeliling hamba-Nya. Namun harus diingat peringatan yang mengikutinya yaitu 'biarpun mereka akan kembali kepadamu, namun engkau tidak perlu kembali kepada mereka' (19). Artinya mereka yang menentang Yeremia suatu saat dapat masuk ke dalam perlindungan Allah sebab firman Allah selalu mengundang mereka untuk masuk ke dalam anugerah-Nya, namun Yeremia tidak boleh meninggalkan komitmennya kepada firman Tuhan dan berpaling kepada prinsip dan nilai bangsa Yehuda.

Renungkan: Kita pun seringkali harus menelan pil pahit, dikucilkan bahkan mengalami penderitaan ketika mempertahankan iman kita. Kita semua ingin menjadi orang yang disukai oleh masyarakat. Seringkali kita dapat menjadi orang yang demikian tanpa mengkompromikan kebenaran firman-Nya. Namun ketika terjadi konflik dan ketegangan antara mempertahankan kebenaran firman-Nya dan memelihara hubungan dengan sesama, kita harus selalu ingat bahwa kita membawa nama Tuhan dalam kehidupan kita. Biarlah firman-Nya 'Aku menyertai engkau untuk menyelamatkan dan melepaskan engkau' yang akan menuntun dan menguatkan kita, ketika kita berperan sebagai utusan Allah di dalam masyarakat.

(0.12569265208333) (Yer 16:1) (sh: Kehidupan Yeremia sebagai tanda (Minggu, 24 September 2000))
Kehidupan Yeremia sebagai tanda

Kehidupan Yeremia sebagai tanda. Allah melarang Yeremia mempunyai kehidupan sosial yang normal yaitu menikah, berkeluarga, mengunjungi rumah duka, dan ikut dalam perjamuan pesta (1-9). Kesendirian dan keterasingan Yeremia merupakan keanehan bagi bangsa Yehuda. Yeremia sendiri pasti merasakan ketidaknyamanan dan ketidaknikmatan mempunyai kehidupan sosial demikian. Namun kehidupan sosial Yeremia itulah yang dipakai Allah sebagai sarana menyatakan betapa hebatnya hukuman yang akan dialami oleh Yehuda dan kelanjutan kehidupan bangsa Yehuda. Mereka yang berkeluarga akan menjadi seperti Yeremia -- tanpa keluarga -- sehingga ketika mereka mati karena bencana tidak ada seorang pun yang menguburkannya (3-4). Keterpisahan Yeremia dengan masyarakat Yehuda merupakan kesaksian yang kuat bahwa Allah telah mengundurkan diri dari kehidupan bangsa Yehuda, tidak ada lagi damai sejahtera dan penghiburan. Sebaliknya mereka akan ditimpa hukuman berupa bencana dan malapetaka yang dahsyat (16-18). Apakah tanda-tanda yang sangat jelas ini dipahami oleh bangsa Yehuda (10)? Hati nurani mereka telah dibutakan dan ditumpulkan oleh dosa hingga mereka tidak mampu mengenali dosa yang mereka perbuat sendiri. Sehingga Allah perlu memaparkan lagi dosa-dosa mereka dan nenek moyangnya (11-12). Tetapi Allah adalah Maha Pengasih dan penuh anguerah. Masih ada pengharapan dan hari esok bagi mereka (14-15).

Renungkan: Hidup dan seluruh keberadaan Yeremia dikorbankan dan dipersembahkan kepada Allah untuk menjadi berkat bagi bangsa Yehuda. Namun pengorbanan dan pelayanan Yeremia tidak akan memberikan hasil dalam waktu singkat. Bersediakah Anda jika Allah memakai seluruh keberadaan Anda untuk menjadi berkat bagi bangsa ini, walaupun Anda harus mengorbankan kemapanan, kenyamanan, dan kenikmatan hidup, sedangkan hasilnya tidak akan Anda lihat ketika Anda masih hidup?

(0.12569265208333) (Yer 41:1) (sh: Tragedi klasik sebuah bangsa (Sabtu, 12 Mei 2001))
Tragedi klasik sebuah bangsa

Tragedi klasik sebuah bangsa. Pembunuhan atas diri Gedalya yang dilakukan oleh Ismael beserta 10 orang temannya adalah tindakan yang benar- benar brutal dan sadis. Hanya orang-orang yang haus darah saja yang dapat membantai orang yang begitu ramah dan tulus kepadanya. Itulah karakter Ismael. Apa motif pembantaian Gedalya? Apakah Ismael menginginkan kedudukan Gedalya? Nampaknya tidak, sebab bukankah setelah melaksanakan misinya, ia kembali ke daerah bani Amon. Motif Ismael adalah dendam dan sakit hati karena apa yang telah dilakukan oleh Babel atas Yerusalem. Ismael tidak mampu melawan Babel maka ia melampiaskan kemarahannya kepada Gedalya yang dianggap sebagai kaki tangan Babel. Haus darah Ismael belum terpuaskan maka ia juga membantai rombongan peziarah yang akan bersilaturahmi kepada Gedalya. Bahkan mayat mereka dibuang begitu saja ke perigi. Bagi Ismael manusia yang dipandang berpihak kepada Gedalya tidak bernilai kecuali mereka mempunyai barang-barang yang ia butuhkan (8). Baginya manusia tidak lebih berharga daripada materi.

Walau Yehuda sudah dibumihanguskan oleh Babel, sebenarnya Yehuda tetap mempunyai kesempatan untuk membangun kembali kehidupannya. Namun ketakutan akan hukuman dari Babel, menyebabkan mereka harus lari ke Mesir. Mereka bukannya sibuk menyelesaikan masalah besar yang sudah ada, malah sekarang sibuk mengatasi masalah yang baru yang juga tidak kecil. Kesempatan untuk memperbaiki diri dan membangun masa depan yang baik selalu ditutup oleh keputusan-keputusan yang salah dan orang-orang yang tidak benar. Seandainya Gedalya mau mengindahkan peringatan Yohanan dan mengambil keputusan yang tepat, Yehuda tidak perlu dihadapkan kepada masalah yang baru. Seandainya Ismael tidak dibutakan oleh nafsu dendam dan mau memandang segala sesuatunya dari perspektif yang benar dan memprioritaskan kepentingan rakyat, maka Yehuda dapat terus membangun di bawah pimpinan Gedalya.

Renungkan: Bukankah tragedi klasik Yehuda juga terjadi di negara kita? Banyak keputusan diambil berdasarkan kepentingan dan nafsu pribadi maupun kelompok. Banyak tokoh dengan karakter yang tidak benar masih memegang kekuasaan. Akibatnya masalah bertambah kompleks.

(0.12569265208333) (Yeh 14:12) (sh: Terlalu terlambat, kereta penghukuman sudah berjalan (Senin, 30 Juli 2001))
Terlalu terlambat, kereta penghukuman sudah berjalan

Terlalu terlambat, kereta penghukuman sudah berjalan. Ketika berita bahwa penghukuman atas Yerusalem yang tidak dapat dielakkan diutarakan kepada bangsa Yehuda yang berada dalam pembuangan, mereka yang dalam pembuangan masih mencoba beragumentasi. Argumentasi mereka bukannya tidak berdasar sebab mereka menggunakan kebenaran firman Tuhan yang terdapat dalam Kejadian 18. Allah memperhatikan doa Abraham dan berjanji akan membatalkan penghukuman atas Sodom dan Gomora jika ada 10 orang benar hidup dalam kota Sodom. Terhadap Sodom saja Allah mau menunjukkan kemurahan-Nya apalagi terhadap bangsa-Nya yang sudah dipilih, dipanggil, dan diberikan tanah Perjanjian. Mereka berkeyakinan bahwa Allah pasti akan membatalkan penghukuman-Nya karena masih ada beberapa orang benar di Yerusalem. Apakah demikian?

Firman Allah kepada Yehezkiel menegaskan bahwa Yehuda yang ada di Yerusalem sudah sampai pada tahap dimana pengampunan tidak mungkin diberikan lagi. Pintu kesempatan sudah ditutup. Allah sangat serius dalam pernyataan-Nya sebab Ia menyebutkan tiga tokoh besar dalam sejarah Israel yaitu Nuh, Daniel, dan Ayub. Mereka adalah orang yang setia dan taat kepada Allah walaupun situasi dan kondisi menekan dan memaksa mereka untuk berlaku tidak setia. Namun kebenaran mereka tidak dapat membatalkan penghukuman Allah atas Yehuda. Kebenaran seseorang tidak dapat menyelamatkan orang lain yang tidak benar. Allah sangat konsisten dengan prinsip ini. Walau penghukuman dijatuhkan, tetap akan ada orang-orang yang terluput dari penghukuman yaitu orang-orang yang benar (ayat 22- 23).

Ketika kita mencoba memahami dan menerima prinsip ini memang tidak mudah. Yehezkiel sendiri pun nampaknya bersedih atas apa yang akan menimpa Yehuda yang ada di Yerusalem. Allah dengan kesetiaan-Nya menjanjikan penghiburan yang akan membuat Yehezkiel memahami prinsip Allah (ayat 22-23).

Renungkan: Kesempatan tidak selalu ada. Keputusan Allah tidak selalu akan dapat kita pahami. Kita tidak perlu merisaukan dan memperdebatkan masalah itu. Prioritas utama kita adalah bagaimana agar kesempatan pertobatan atas bangsa kita tidak ditutup dan keputusan Allah yang kadang sulit untuk kita pahami tidak dijatuhkan.

(0.12569265208333) (Yeh 18:21) (sh: Konsekuensi kekal (Minggu, 2 September 2001))
Konsekuensi kekal

Konsekuensi kekal. Perkembangan pemikiran argumen Yehezkiel dari ayat sebelumnya kini menuju kepada saran bahwa pribadi tidak perlu hidup di bawah bayang-bayang dosa para pendahulunya. Jika ia dapat berbalik dari dosa bapaknya, dia dapat pula berbalik dari dosa pribadinya (ayat 21-22). Bagaimana pun logika yang disampaikan oleh Yehezkiel ini bukanlah logika semu. Alasan dibalik semua pernyataannya adalah Allah menginginkan manusia untuk bertobat.

Hukum pertanggungjawaban pribadi yang telah Yehezkiel uraikan ini sangat jelas, sehingga setiap manusia dapat memiliki pilihan untuk hidup berkenan kepada Allah atau tidak. Dan manusia meninggalkan setiap jejak yang tidak hanya berimplikasi temporal, namun berkonsekuensi kekal karena Allah akan menghakimi setiap orang menurut jalannya (ayat 30).

Kombinasi dari fakta dan pengetahuan tentang Allah yang tidak menghendaki kematian seseorang (ayat 32) telah memimpin Yehezkiel kepada seruan terhadap manusia di dalam nama Allah agar yang tersesat segera bertobat dan kembali kepada jalan-Nya. Di mana ada pembaruan hati dan roh, di situ ada keselamatan (ayat 31). Sebagai pribadi kita dapat diarahkan hingga bertobat.

Renungkan: Setiap hari kita diperhadapkan dengan kebebasan memilih menu makanan, demikian pula Allah memberi kita kebebasan untuk memilih jalan hidup kita. Dengan kehendak bebas (free will) di dalam diri kita, kita dapat berbuat apa saja namun dengan catatan bahwa semua pilihan kita akan meninggalkan jejak kekal. Ada konsekuensi kekal di dalam setiap pikiran, perasaan, angan-angan, dan perbuatan yang kita lakukan. Wahai Kristen yang berbuat kebajikan, siapkan sukacitamu menerima pahala dan bagi yang berbuat jahat, siapkan pula dukacitamu menerima hukuman

Bacaan untuk Minggu ke-13 sesudah Pentakosta

Amsal 9:1-6

Efesus5:15-20

Yohanes6:51-59

Mazmur 34:9-14

Lagu: Kidung Jemaat 416

(0.12569265208333) (Yeh 32:1) (sh: Aku memasang jaringku menangkap engkau (Minggu, 23 September 2001))
Aku memasang jaringku menangkap engkau

Aku memasang jaringku menangkap engkau. Ratapan kepada Firaun dan Mesir terbagi dua bagian, yakni ayat 2- 10 yang melukiskan tentang nasib Firaun sebagai makhluk yang mengerikan di dalam sungai Nil dan ayat 11-16 mengenai keruntuhan Mesir yang ditimbulkan oleh raja Babel.

Di dalam kemegahannya Mesir menyamakan dirinya dengan singa muda, padahal aslinya ia adalah seperti buaya di laut. Di Mesir, lambang kerajaan ialah patung makhluk yang berbadan singa. Hingga kini, gambaran Spinx masih ada. Banyak penafsir yang menduga bahwa badan makhluk besar itu adalah sejenis naga besar, suatu makhluk yang dahsyat di dalam dongeng Tiamat. Makhluk yang merupakan personifikasi dari sungai-sungai, berusaha berjuang melawan surga namun akhirnya ia diremukkan oleh Marduk. Kisah ini dilekatkan kepada bangsa yang kejam (Yes. 27:1; Dan. 7) tetapi terlebih khusus dikenakan kepada Mesir (Yes. 30:7; 51:9-10) sambil menunjukkan perangainya yang jahat.

Allah pasti menghukum Mesir (ayat 3) dan ketika penghukuman itu dijatuhkan kepada rakyatnya (ayat 12-15) maka air yang sudah dikeruhkan itu menjadi jernih kembali, artinya tidak ada orang atau binatang yang akan terus membuat air itu beriak lagi. Dan ini adalah suatu pertanda kemusnahan.

Allah selalu menepati firman-Nya. Bila murka-Nya dicurahkan, Ia akan membiarkan semuanya menjadi reruntuhan.

Renungkan: Banyak manusia berpikir dapat menghindari penghukuman Allah, namun sebagai Kristen, kita tidak perlu iri kepada mereka. Cepat atau lambat Tuhan pasti akan menyatakan penghukumannya. Sepandai- pandainya tupai melompat, akhirnya akan terpeleset juga. Sepandai apakah manusia melompat dan menghindari hukuman Allah?

Bacaan untuk Minggu ke-16 sesudah Pentakosta

Yesaya 35:4-7

Yakobus 2:1-5

Markus 7:31-37

Mazmur 146

Lagu: Kidung Jemaat 38

PA 3 Yehezkiel 29

Pada zaman bapak leluhur Israel, Mesir adalah tempat yang tepat bagi mereka untuk menyelamatkan diri dari permasalahan yang pelik (Kej. 46:2-5). Namun jika hal ini menjadi preseden teologis dimana setiap kali mereka mempunyai masalah yang serius, mereka segera lari ke Mesir (Yer. 42:1-22), tindakan itu sudah menjadi preseden yang buruk. Sebab Allah tidak pernah berkomitmen untuk melakukan karya-Nya dengan cara yang selalu sama.

PA hari ini akan memperlihatkan kepada kita bahwa Allah dengan tegas menyatakan kepada Israel bahwa Mesir bukanlah kubu keselamatan Yehuda.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Bagaimanakah sikap Allah terhadap Mesir yang menjadi harapan Yehuda (ayat 1-3)? Bagaimanakah sesumbar Firaun tentang dirinya sendiri (ayat 3)? Apa yang akan dilakukan Allah atas Firaun (ayat 4-5)? Bandingkan sesumbar Firaun dengan apa yang akan dilakukan Allah atasnya! Apa yang dapat Anda pelajari dari perbandingan itu? Apa tujuan tindakan Allah atas Mesir, bagi Mesir sendiri dan bagi kaum Israel (ayat 6-9, 16)?

2. Mengapa Allah menghukum Mesir (ayat 9b)? Seberapa seriuskah sesumbar Firaun sehingga Allah perlu mendatangkan penghukuman yang dahsyat atasnya (ayat 10-16, 17-21)?

3. Siapakah Allah dan bagaimanakah kedaulatan-Nya dinyatakan dalam bagian ini (ayat 6, 10-16, 19-20)? Berdasarkan tindakan Allah terhadap Mesir dan Nebukadnezar, apa yang dapat Anda simpulkan dari cara Allah bekerja?

4. Nubuat ini dinyatakan kepada bangsa Israel sekitar 1 tahun setelah Yerusalem hancur (lih. Yer. 52:1). Seandainya Anda adalah bangsa Yehuda yang tinggal di Yerusalem, apa yang akan Anda lakukan dan apa yang akan Anda usulkan kepada para saudara dan tetangga Anda dalam rangka meresponi nubuat ini dengan benar? Mengapa? Ada waktunya kita merenungkan apa yang Allah telah lakukan di masa lampau untuk mempertebal keyakinan bagi masa depan, namun kita tidak boleh membakukan proses karya Allah menjadi suatu prinsip yang mati. Setujukah Anda dengan pemahaman ini? Jelaskan!

(0.12569265208333) (Yeh 36:1) (sh: Tanah dan ranah (Selasa, 13 November 2001))
Tanah dan ranah

Tanah dan ranah. Tanah adalah berkah. Berkah adalah ranah (unsur atau elemen yang dibatasi) -- tiada berkah tanpa perbatasan. Ketika berkah tak lagi dianggap sebagai anugerah, kala tanah tak lagi dipertahankan cerah, di sanalah ranah dilanggar dan sang kafilah harus menanggung amarah.

Bagi bangsa Israel, tanah adalah sesuatu yang amat kudus -- jauh dari urusan broker seperti sekarang (lihat Im. 25). Tanah mengandung unsur rohani yang begitu dalam -- tanah Palestina adalah tanah Allah sendiri. Karena itulah tanah ini kudus: bukan karena pada dirinya sendiri tanah itu kudus, tapi karena Allah yang kudus memberikannya kepada Israel dan hadir di sana.

Mereka yang berada di Babel menangis. Tanah mereka dilalap habis oleh musuh yang bengis. Salah mereka sendiri. Mereka kemudian rindu rumah. Allah memberikan sepercik kebahagiaan lewat kata. Ia berjanji akan melawan musuh-musuh Israel. Edom akan dihancurkan dan tanah terjarah dapat kembali dihuni. Bangsa Israel akan mendapatkan kembali harta mereka yang sangat berharga. Keadaan akan kembali seperti dulu ketika Daud berkuasa, bahkan lebih daripada itu! Penderitaan bukan selama-lamanya. Harapanlah yang tinggal tetap.

Ayat 16-21 menunjukkan suatu keadaan yang sangat menyedihkan. Waktu kekudusan tanah dilanggar, kekudusan Allah dilanggar pula. Kenajisan Israel digambarkan seperti wanita sehabis menstruasi, menyebabkan Allah murka dan menarik berkah-Nya. Tanah itu tiada lagi dapat didiami. Bangsa Israel tersebar ke mana-mana. Hukuman Allah tersebut membawa akibat kedua: kini bangsa-bangsa lain mencemoohkan nama Allah sendiri. Musuh- musuh Israel berkata, "Di mana Yahweh? Bukankah Allah mereka tidak berkuasa?" Nama Allah pun dipermalukan.

Renungkan: Allah yang kudus telah memberikan banyak hal yang baik bagi kita. Kita perlu ingat bahwa setiap berkat memiliki batasnya: jangan menajiskan berkat itu! Berdoalah pada Tuhan agar Anda dapat menghargai anugerah-Nya, sehingga Anda terluput dari hukuman dan tidak mempermalukan Sang Pemberi Rahmat!

(0.12569265208333) (Hos 3:1) (sh: Autobiografi Hosea sebagai gambaran kasih Allah (Selasa, 3 Desember 2002))
Autobiografi Hosea sebagai gambaran kasih Allah

Autobiografi Hosea sebagai gambaran kasih Allah.
Sama dengan pasal 1, pasal ini bukanlah sebuah rekonstruksi riwayat hidup Hosea, melainkan sebuah gambaran tentang berita pengampunan yang akan diterima umat Israel. Pada pasal-pasal sebelumnya kita memperoleh penjelasan tentang perselingkuhan Israel dengan kekasih-kekasih lain, yaitu ilah-ilah Kanaan (ayat 1). Dalam pasal ini, perselingkuhan itu digambarkan sebagai perempuan yang suka bersundal dan berzinah (ayat 1). Perintah Allah kepada Hosea untuk mengawini lagi istrinya itu merupakan tindakan yang tidak hanya mengibaratkan kasih Tuhan kepada Israel, tetapi juga tindakan penebusan.Penebusan Allah terhadap Israel tampak ketika Hosea membeli kembali istrinya dengan harga 15 syikal perak dan satu setengah homer jelai. Hosea membeli (menebus) kembali istrinya itu, mungkin dari seorang majikan yang memperbudaknya (budak seks?), atau dari suatu kuil Baal tempat berlangsungnya pelacuran bakti, yang bermaksud merangsang kegiatan dewa kesuburan untuk menurunkan hujan. Dalam kebiasaan Israel penebusan yang bersifat sosial ini di kalangan umat Allah dilihat sebagai wujud dari anugerah dan kasih Allah dalam relasi sosial. Makna teologis itu berakar dari tindakan penebusan Allah atas umat-Nya. Karena itu tindakan ibarat yang dilakukan Hosea ini sangat kental berkaitan dengan penebusan Allah atas Israel. Bagi Hosea, Israel kini menantikan masa-masa yang penuh damai sejahtera, pengharapan mesianis bagi umat (ayat 5).

Pada masa-masa advent ini seluruh umat Allah berada dalam masa-masa penantian akan kedatangan Mesias Yesus untuk kedua kalinya. Pada masa-masa penantian inilah kita pun perlu mengoreksi diri, apakah kita sudah berada kembali pada jalan Tuhan dan kehendak- Nya?

Renungkan:
Mestinya selama masa penantian akan kedatangan Mesias Yesus yang kedua kalinya, kita harus senantiasa hidup menurut jalan- jalan/kehendak Allah, karena masa mesianis itu sudah datang ketika Yesus lahir di kandang Betlehem.

(0.12569265208333) (Hos 3:1) (sh: Ibarat gelas yang telah pecah (Jumat, 5 November 2004))
Ibarat gelas yang telah pecah

Ibarat gelas yang telah pecah. Mungkinkah rusaknya pernikahan karena perselingkuhan dipulihkan kembali? Tentu perlu pengorbanan kedua belah pihak. Pertanyaan yang lebih penting ialah sanggupkah pihak korban mengampuni dan bahkan mau membayar harga?

Perintah Allah agar Hosea mencintai kembali Gomer dan menebusnya supaya menjadi istrinya kembali, bukanlah suatu perintah yang mudah ditaati (ayat 1). Hosea harus mengampuni dan melupakan semua perbuatan sundal istrinya itu. Bahkan Hosea harus membayar harga tebusan Gomer senilai harga jual seorang budak wanita (antara 10-20 syikal perak). Namun, karena ketaatannya kepada Allah Hosea tetap melakukannya (ayat 2). Dari pihak Gomer pun, ada harga yang harus dibayar. Gomer harus mengalami masa penyucian dengan tidak "disentuh"oleh siapa pun, termasuk Hosea sendiri (ayat 3). Masa pengasingan Gomer ini merupakan masa pembinaan kembali hubungan antara umat dengan Allah. Penyucian Gomer adalah langkah simbolis yang berarti Allah mengasingkan Israel dari semua kekasih mereka (para ilah) yakni Israel diasingkan ke Negara Asyur. Di negara pembuangan itu, Israel akan kehilangan para pemimpin selama jangka waktu tertentu. Akibatnya Israel akan mengalami perasaan hampa yang menuntun mereka untuk mencari dan berseru kepada Tuhan (ayat 5).

Kristus adalah harga yang dibayar Allah untuk menebus kita, "istri yang berselingkuh" itu. Kita sudah merasakan kasih Allah yang begitu besar. Hosea bisa mengampuni bahkan menebus Gomer, kita pun pasti bisa. Sekarang kita wajib pula menyatakan kasih dan pengampunan kita kepada pasangan sekalipun ia telah mengkhianati kita. Suami wajib mengampuni istri dan menerimanya kembali dengan kasih. Demikian pula sebaliknya istri mau memberi kesempatan kepada suami kembali.

Renungkan: Gelas pecah memang sulit dilekatkan kembali tanpa meninggalkan bekas. Namun, tiada hal yang mustahil bagi Tuhan. Melalui kasih Kristus, pernikahan karena perselingkuhan sanggup dipulihkan. Berikan kesempatan bagi kasih dan kekudusan Allah.



TIP #30: Klik ikon pada popup untuk memperkecil ukuran huruf, ikon pada popup untuk memperbesar ukuran huruf. [SEMUA]
dibuat dalam 0.21 detik
dipersembahkan oleh YLSA