(0.18800852380952) | (Mi 4:6) |
(sh: Pemulihan bagi kerajaan-Nya (Minggu, 17 Desember 2000)) Pemulihan bagi kerajaan-NyaPemulihan bagi kerajaan-Nya. Mungkinkah dari Sion akan keluar pengajaran dan dari Yerusalem akan keluar firman Tuhan, jika bangsa Israel masih tercerai- berai dan Yerusalem masih menjadi reruntuhan? Mungkin! Sebab Allah sendiri akan mengumpulkan kembali bangsa Israel yang sudah terpencar. Ini merupakan janji yang diberikan kepada bangsa yang sudah cacat, mengalami disintegrasi, kehilangan rasa solidaritas, dan keamanan sebagai dasar kehidupan yang normal karena penghukuman-Nya. Janji itu merupakan intervensi Illahi untuk mengubah secara drastis keadaan bangsa Israel agar dapat kembali memiliki status sebagai sebuah bangsa (7-8). Janji itu tidak akan membatalkan atau menghentikan hukuman mereka secara tiba-tiba. Mereka yang telah meninggalkan Yahweh pemimpin sejati mereka dan lebih percaya kepada manusia (9) akan tetap mengalami kesakitan, bahkan hal-hal yang lebih buruk masih akan menimpa mereka (10). Yerusalem akan hancur. Penduduknya harus kehilangan kenikmatan dan keamanan yang diberikan kota itu, mereka harus beradaptasi dengan cara hidup yang berbeda. Mereka harus rela tidur di kemah-kemah sepanjang jalan menuju Babel. Mereka pun dihina oleh bangsa-bangsa lain (11). Pengharapan seakan sirna. Namun di ujung penderitaan yang panjang itu, mereka akan melihat secercah sinar pengharapan dari Allah. Allah akan membuatnya kembali menjadi bangsa yang kuat yang akan menghancurkan musuh-musuhnya dan merampas barang-barangnya untuk dipersembahkan kepada Allah (12-14). Pemulihan ini bukan semata- mata demi kebaikan bangsa Israel tetapi demi terealisasinya rencana Allah bagi seluruh ciptaan-Nya (lihat 4:2-3). Renungkan: Bukankah kita juga sudah mengalami pemulihan luar biasa yang dikerjakan oleh Allah? Apa yang dapat Anda kontribusikan bagi perealisasian kerajaan Allah di dunia ini? Bacaan untuk Minggu Advent 3 Lukas 1:46b-55 Lagu: Kidung Jemaat 408 |
(0.18800852380952) | (Mat 12:15) |
(sh: Mesias sejati (Rabu, 30 Januari 2013)) Mesias sejatiJudul: Mesias sejati Matius mengutip Yesaya 42:1-4 untuk menjelaskan misi Yesus. Nubuat Mesianis tentang sosok Hamba Tuhan digenapi dengan sempurna dalam diri Yesus. Pertama, Ia adalah Hamba yang terpilih dengan urapan Roh Kudus, tepat seperti penyataan Bapa dalam peristiwa pembaptisan-Nya (18; lih. Mat. 3:16-17). Kedua, Yesus bekerja bukan untuk popularitas (19). Ketiga, di dalam pribadi-Nya, orang-orang yang lemah akan menemukan kekuatan, sebab Ia tidak akan membiarkan "buluh yang patah terkulai" atau "sumbu yang pudar nyalanya menjadi padam" (20). Keempat, Ia akan menjadi poros pengharapan bagi semua bangsa (21). Gambaran Mesias ini berbeda jauh dengan yang diharapkan orang Israel pada saat itu. Sebab itu Yesus menyingkir guna menghindari harapan yang berlebihan terhadap diri-Nya. Di sinilah kesejatian sebuah pelayanan tergambar jelas; tidak ada upaya menonjolkan diri. Pengutusan datang dari Bapa, maka kehendak Bapalah yang terutama. Sekalipun memiliki kuasa yang mampu melakukan berbagai hal, Yesus memilih taat pada misi kemesiasan-Nya. Kekuasaan cenderung korup adalah pemeo yang terbukti benar di dunia ini. Bukan hanya berlaku untuk pemimpin politik, tetapi juga pemimpin masyarakat bahkan pemimpin agama. Banyak fakta yang menunjukkan penyelewengan dari misi mula-mula sebuah kepemimpinan. Kita bersyukur memiliki Yesus yang setia pada misi-Nya. Bagaimana dengan kesetiaan kita mengikut dan melayani Dia? Apakah kita akan seperti orang banyak dalam cerita ini yang hanya menjadikan Dia sebagai pembuat mukjizat? Atau kita menyalahgunakan kepercayaan Yesus kepada kita untuk melayani-Nya dengan mengkorupsi kemuliaan dan berkat Tuhan? Diskusi renungan ini di Facebook:
|
(0.18800852380952) | (Luk 1:1) |
(sh: Mempersiapkan calon pemimpin (Senin, 22 Desember 2003)) Mempersiapkan calon pemimpinMempersiapkan calon pemimpin. Catatan akurat Lukas menempatkan dirinya dalam jajaran sejarawan handal pada zamannya. Apalagi tujuannya kalau bukan menyajikan sejarah Kristen awal yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, sekaligus meneguhkan iman kepada tokoh sejarah itu, Tuhan Yesus. Lukas memulai kisahnya dengan kelahiran seorang penyiap jalan bagi tokoh terbesar sepanjang sejarah besar yaitu kelahiran Yohanes. Kelahirannya unik walaupun tidak tanpa preseden dalam sejarah Alkitab. Ia dikandung oleh ibu yang secara biologis mustahil mengandung. Namun, kelahirannya dinubuatkan malaikat. Itu sebabnya sejak dalam kandungan ia telah dipenuhi oleh Roh Kudus. Bahkan Lukas menonjolkan perannya yang lain, yaitu bahwa ia akan membuat orang lain bersukacita, membawa orang kembali kepada Tuhan, dan mendamaikan hubungan di dalam keluarga, pendek kata mempersiapkan suatu umat yang layak bagi Tuhan.
Sehubungan dengan tugasnya, maka sejak kecil ia harus dikuduskan,
ditahirkan. Ia sejak kecil sudah dinazirkan, demikian istilahnya
pada masa itu. Berarti kehidupannya dibedakan secara sengaja,
karena memang diperuntukkan sepenuhnya melayani Tuhan. Salah
satu kriteria nazir ialah tidak boleh minum minuman keras ( Calon-calon pemimpin macam apa yang kita persiapkan? Adakah sejak dini, mereka sudah dibekali dengan doa dan firman agar Roh Tuhan sendiri menguduskannya? Sudahkah kita bekali anak-anak kita dengan takut akan Tuhan dan menjauhi hal-hal dosa? Renungkan: Generasi muda yang kita didik dan besarkan, suatu hari akan menjadi pemimpin dalam berbagai bidang kehidupan. Apakah yang sudah kita lakukan untuk mempersiapkan mereka? |
(0.18800852380952) | (Luk 2:8) |
(sh: Yang terendah untuk yang termulia (Minggu, 26 Desember 1999)) Yang terendah untuk yang termuliaYang terendah untuk yang termulia Mengapa Lukas perlu menuliskan kejadian yang tercatat dalam perikop ini? Jawabannya terletak pada kata kunci di daerah itu (1). Kelahiran Yesus terjadi di tempat yang terpencil dan jauh dari keramaian orang. Untuk lebih memperkuat fakta itu dan meningkatkan kredibilitasnya (nama baik), maka berita itu perlu diteruskan kepada orang-orang yang berada dekat daerah itu dan masih "terjaga" secara penuh (tidak tidur atau baru bangun dari tidur). Orang-orang yang memenuhi kriteria tersebut adalah para gembala, yang ketika itu sedang menjaga kawanan ternak di daerah itu. Mereka yang merupakan sekelompok orang yang dianggap paling rendah dalam tatanan sosial pada waktu itu telah dipilih Allah untuk menjadi saksi atas peristiwa terbesar dalam sejarah manusia. Jadi, dengan demikian siapa pun kita, Allah dapat memakai-Nya untuk maksud mulia-Nya. Respons yang lebih baik. Lukas menggambarkan kontradiksi yang indah antara respons kebanyakan orang dan Maria terhadap berita Injil. Lukas dengan indah menggunakan kata untuk mengkontraskan hal tersebut. Orang banyak memberikan respons yang spontan dan terheran-heran, sedangkan Maria merenungkannya. Banyak di antara kita sering mengungkapkan secara emosional dan spontan dalam meresponi suatu berita kesukaan. Namun biasanya ungkapan emosional itu akan cepat sirna karena tidak diikuti dengan perenungan. Keadaan ini akan mengurangi minat kita memahami karya besar Allah. Sudah semestinyalah minat tersebut berakar seperti yang diperlihatkan oleh Maria yaitu pengkontemplasian (perenungan) atas apa yang sudah Allah lakukan dan apa artinya bagi manusia. Renungkan: Mengimani apa yang sudah Allah lakukan dalam kehidupan umat manusia secara umum dan dalam kehidupan kita secara khusus tidak dapat diimani hanya dengan mengutamakan perasaan. Menghayati dan memahami karya Allah yang Maha Besar melibatkan seluruh keberadaan kita: pikiran, pengetahuan, perbuatan, dan perkataan. Hidup yang mulia bukan karena kemampuan kita, tetapi karya Allah. |
(0.18800852380952) | (Luk 2:15) |
(sh: Merespons kabar baik (Senin, 29 Desember 2003)) Merespons kabar baikMerespons kabar baik. Apa respons Anda seandainya Anda menerima berita yang mengatakan bahwa Anda memenangkan sebuah mobil merk BMW? Respons apa yang Anda berikan? Mungkin Anda akan bersikap skeptis mengingat begitu banyak berita-berita palsu yang bertujuan ingin menyedot dana Anda di bank. Tapi bila seandainya kabar itu benar, karena dikonfirmasi oleh orang yang tepat, apa respons Anda? Ketika para gembala mendengar berita otentik dari Surga kabar baik bagi umat manusia mereka merespons dengan mengambil tindakan sesuai petunjuk. Mereka bergegas menuju Betlehem untuk menemukan bayi yang terbaring di palungan, terbungkus kain lampin. Segera sesudahnya kabar baik itu mereka ceritakan kepada orang-orang yang hadir di situ. Mereka menyatakan sukacita dan syukur karena Mesias yang sudah lahir itu. Respons tepat, polos dan penuh iman. Berita tersebut ternyata membuat banyak orang merasa heran, karena sulit dimengerti. Namun, semua itu tidak menjadikan mereka skeptis, tetapi semakin mengagumi dan dengan sendirinya terdorong untuk menyembah Allah. Lain halnya dengan Maria. Ia terkagum-kagum oleh kebesaran Allah dan bersyukur. Ia menyimpan semua itu di dalam hati, dan berkontemplasi. Bagi Maria, semua itu harus dicerna agar dipahami secara mendalam, karena akan berpengaruh besar dan menentukan bagi hidupnya, maupun hidup umat. Alangkah baiknya kalau tiga macam respons ini ada dalam hidup kita: terus menerus kagum oleh karya Allah dalam hidup kita, sehingga perlu merenung diri dan menghayati kedalaman anugerah Allah. Bergegaslah seperti gembala, melangkahkan kaki untuk melihat semua kebenaran dan menceritakan kasih Tuhan kepada orang lain. Renungkan: Kristus sudah lahir sebagai Juruselamat Anda. Apa yang Anda sudah lakukan sebagai respons? |
(0.18800852380952) | (Luk 12:49) |
(sh: Api pemisahan dari Yesus (Sabtu, 28 Februari 2004)) Api pemisahan dari YesusApi pemisahan dari Yesus. Api di dalam Alkitab bisa melambangkan Roh Kudus yang membawa semangat menyala-nyala dalam hati orang percaya. Api juga bisa melambangkan kuasa Allah untuk memurnikan umat-Nya. Kelihatannya arti yang kedua inilah yang dipakai Yesus dalam pemberitaan-Nya di perikop ini. Yesus datang untuk melemparkan api ke bumi. Hal ini senada dengan apa yang Yohanes Pembaptis katakan tentang Yesus di bagian awal Injil Lukas ini. “Ia akan membaptis kamu dengan . . . api. Alat penampi sudah di tangan-Nya untuk membersihkan tempat pengirikan-Nya . . . debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan.” (ayat 3:16-17) Api pemisahan itu datang untuk memurnikan siapa milik Allah siapa yang bukan. Memang Yesus datang untuk menyelamatkan manusia, tetapi sekaligus untuk menyatakan penghukuman bagi mereka yang menolak-Nya. Api pemisahan itu merupakan penderitaan yang menimpa manusia. Orang percaya akan tetap pada percayanya, walau api penderitaan itu begitu dahsyat. Yesus sendiri juga harus melalui baptisan api itu (ayat 12:50). Yesus menerima baptisan itu bukan karena Ia berdosa, tetapi justru untuk membuktikan bahwa Dia berasal dari Allah dan diutus Allah untuk menjadi agen pemurnian tersebut. Akibat pemurnian tersebut akan terjadi pemisahan antara orang percaya dengan orang yang menolak untuk percaya. Yesus menguraikan pemisahan itu dengan ilustrasi perpecahan di antara keluarga (ayat 52-53). Gambaran keluarga yang terpecah sampai terjadi perlawanan di antara anggota keluarga sungguh mengerikan. Bukankah hal itu sudah terjadi ketika anggota keluarga yang bertobat harus dikucilkan dan bahkan dibunuh oleh anggota keluarga yang lain tidak percaya? Renungkan: Apakah Anda sungguh-sungguh sudah menjadi milik Tuhan? Ingat, Tuhan tahu siapa milik-Nya! |
(0.18800852380952) | (Luk 17:20) |
(sh: Kerajaan Allah sudah datang! (Sabtu, 13 Maret 2004)) Kerajaan Allah sudah datang!Kerajaan Allah sudah datang! Mungkin Anda masih ingat berapa kali muncul nubuat-nubuat mengenai kedatangan Yesus kedua kali dalam dua dekade terakhir ini. Bukan hanya melanda manca negara, tetapi juga di Indonesia. Berita-berita ini menjadi isu yang hangat dan sangat menggairahkan. Walau tidak satu pun terbukti benar, banyak orang yang terkecoh olehnya. Tak sedikit orang yang menjadi goncang imannya. Hari kedatangan Tuhan yang kedua kali tidak dapat diprediksi dengan melihat tanda-tanda lahiriah zaman ini (ayat 20-21). Oleh sebab itu semua usaha untuk menandai dalam kalender kita akan berakhir sia-sia. Kerajaan Allah sebenarnya sudah datang di dunia ini (ayat 21). Ia hadir pada setiap hati orang percaya. Orang percaya dan kehidupannya seharusnya menjadi bukti kehadiran kedaulatan dan pemerintahan Allah tersebut. Yesus mengingatkan orang banyak bahwa akan ada banyak sikap terhadap kedatangan Anak Manusia. Ada orang yang dengan semangat mencari-cari tanda, menghitung-hitung hari kedatangan Anak Manusia itu (ayat 22-23), namun mereka tidak akan menemukannya. Sebaliknya ada pula orang-orang yang tidak mempedulikan sama sekali hari kedatangan Anak Manusia itu. Mereka akan sibuk dengan urusan mereka masing-masing, hidup dalam dosa, sama seperti orang-orang yang kemudian dibinasakan oleh air bah pada masa Nuh (ayat 26-27) dan yang kemudian dimusnahkan oleh api dan belerang pada zaman Lot (ayat 28-29). Justru, penghukuman seperti yang dialami oleh nenek-nenek moyang mereka akan menimpa mereka pada masa kini (ayat 30-37) apabila mereka tidak bertobat dan mencari Kerajaan Allah dengan sungguh-sungguh sebelum Anak Manusia benar-benar datang. Renungkan: Hanya dengan menerima kehadiran Kerajaan Allah, yaitu merajakan Anak Manusia dalam hidup kita, kita akan dihindarkan dari penghukuman yang begitu dahsyat. |
(0.18800852380952) | (Yoh 7:1) |
(sh: Yesus tidak mencari ketenaran (Minggu, 13 Januari 2002)) Yesus tidak mencari ketenaranYesus tidak mencari ketenaran. Yesus tidak mencari ketenaran. Adik-adik Tuhan Yesus masih belum percaya kepada-Nya (ayat 5) dan mereka memandang kesaksian Yesus melalui perkataan dan perbuatan hanya sebagai upaya membangun popularitas, bukan sebagai suatu kesaksian untuk membawa manusia kembali kepada Allah. Ketika hari raya Pondok Daun tiba, adik-adik Yesus mengusulkan agar Ia pergi ke Yerusalem (ayat 2-3). Hari raya Pondok Daun adalah salah satu dari tiga hari raya besar warga Yahudi dan wajib dirayakan di Yerusalem. Dengan demikian, pada hari raya Pondok Daun akan banyak sekali orang datang dan berkumpul di Yerusalem. Tidak heran jika adik-adik Yesus mendorong-Nya untuk memanfaatkan situasi hari raya guna meningkatkan popularitas-Nya. Mereka melihat bahwa kesaksian Yesus di Galilea telah menarik banyak orang. Artinya popularitas Yesus di Galilea sudah begitu tinggi. Popularitas Yesus di Galilea sudah tidak mungkin ditambah lagi mengingat bahwa Galilea bukanlah pusat agama dan politik warga Yahudi. Yerusalem adalah ibu kota. Jika ingin menambah tingkat popularitas, maka Yesus harus pergi ke Yerusalem (ayat 4), apalagi pada saat itu akan berlangsung hari raya Pondok Daun. Usulan adik-adik-Nya kelihatan sangat baik sekali dan masuk akal. Bagaimana reaksi Tuhan Yesus? Ia menolak. Ia mengoreksi pemahaman mereka akan pelayanan kesaksian-Nya. Yesus menegaskan bahwa pelayanan kesaksian-Nya sepenuhnya bergantung pada waktu Tuhan (ayat 6,8). Ia tidak ingin lepas dari pimpinan dan kehendak Allah. Lagi pula, tujuan kesaksian-Nya bukanlah untuk menambah popularitas (ayat 7). Ia bersaksi agar dunia bertobat dari dosa-dosanya. Renungkan: Bila kita sudah lebih populer daripada Yesus yang kita saksikan, segeralah bertobat! |
(0.18800852380952) | (Kis 10:1) |
(sh: Mukjizat (Kamis, 3 Juli 2003)) MukjizatMukjizat. Banyak sekali mujizat yang terjadi dalam kehidupan jemaat perdana. Dalam teks ini kita menjumpai peristiwa-peristiwa mukjizat yang Petrus lakukan. [1]. Petrus menyembuhkan Eneas yang sudah terbaring delapan tahun dalam kelumpuhan. [2]. Petrus membangkitkan Dorkas atau Tabita yang sudah mati. Di zaman modern ini, tidak sedikit orang yang meragukan cerita seperti itu, bahkan menganggap bahwa itu hanya fiksi atau mungkin juga terlalu dilebih-lebihkan. Namun, kita tidak perlu mempersoalkan keraguan tersebut karena di balik peristiwa-peristiwa mukjizat ini ada sebuah pesan yang sangat indah terkandung dalam cerita ini. Di mana saja Kristus yang bangkit itu hadir pasti terjadi perubahan- perubahan besar dalam kehidupan. Dan itulah yang dimaksudkan dengan mukjizat. Akan ada satu kekuatan dahsyat yang mampu memenangkan dan menyingkirkan hambatan-hambatan atau kendala- kendala kehidupan, bagaimanapun besar dan beratnya kendala itu. Mukjizat seperti itu sudah pernah terjadi, dan sekarang terjadi, demikian juga ia akan terus-menerus terjadi di masa-masa yang akan datang. Sebuah persekutuan kristiani dimana tidak lagi terjadi mukjizat dalam pengertian di atas adalah persekutuan yang kehilangan identitas, dan yang barangkali telah kehilangan kehadiran Yesus. Sebuah persekutuan dimana tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan, karena dicengkeram oleh dahsyatnya kematian di segala bidang kehidupan. Tugas orang Kristen ialah di mana saja berada seharusnya ia membawa tanda-tanda kehadiran Kristus. Yang juga menarik di dalam teks ini, bahwa semua perubahan itu tidak membuat orang-orang mencari atau mengejar-ngejar Petrus. Tetapi, karena mukjizat itu banyak orang percaya kepada Tuhan. Renungkan: Mukjizat untuk kemuliaan Tuhan dan pembuat mukjizat tidak boleh merampok kemuliaan Tuhan bagi dirinya sendiri. |
(0.18800852380952) | (1Kor 6:9) |
(sh: Tubuh untuk kemuliaan Tuhan (Selasa, 9 September 2003)) Tubuh untuk kemuliaan TuhanTubuh untuk kemuliaan Tuhan. Paulus mengingatkan jemaat Korintus, bahwa dahulu mereka memang berdosa, tetapi sekarang mereka telah dikuduskan dan dibenarkan dalam Yesus Kristus melalui baptisan. Konsekuensi dari perubahan status itu adalah: [1] mereka harus meninggalkan dosa-dosanya yang dahulu; [2] mereka tidak lagi bebas melakukan segala hal yang dilakukan oleh komunitas di luar kekristenan. Standar yang baru ini bukan mempermasalahkan halal atau haram, tetapi apakah yang mereka lakukan itu berguna bagi dirinya dan memuliakan Tuhan (ayat 20)? Peringatan ini diberikan agar kita tidak memberikan diri untuk diperhamba oleh apa pun. Yesus Kristus telah mati untuk menebus orang-orang yang percaya kepada-Nya secara utuh. Itu sebabnya orang percaya tidak dapat menyerahkan tubuh -- yang sudah menjadi milik Kristus -- kepada percabulan. Ada kecenderungan dalam pemikiran jemaat bahwa dorongan seksual itu dapat disamakan dengan keinginan untuk makan. Jadi jika dorongan untuk makan dituruti, seperti itu pulalah aktivitas seks. Masalahnya, jika dorongan seksual itu dituruti, kemungkinan bisa diikuti oleh percabulan. Percabulan bukanlah semata-mata hubungan fisik, namun juga melibatkan penyerahan diri secara total. Seluruh tubuh dan jiwa yang sudah menjadi milik Kristus menjadi milik dosa karena sudah diikat atau dijadikan satu dengan pelacur. Ketaatan kepada peraturan seringkali dianggap sebagai "belenggu" yang membatasi dan mengekang gerak langkah kita. Namun sebenarnya dengan mengekang tubuh dari dosa percabulan, kita justru dibebaskan dari perhambaan seks. Hasilnya adalah pembebasan tubuh dari perbudakan dosa. Dengan tubuh yang bebas, kita dapat menggunakannya untuk memuliakan Tuhan. Renungkan: Tubuh kita ini adalah bait Roh Kudus. Selayaknya kita mengabdikan seluruh tubuh kita untuk memuliakan Tuhan. |
(0.18800852380952) | (1Kor 13:8) |
(sh: Karunia akan berakhir, tetapi kasih kekal! (Jumat, 26 September 2003)) Karunia akan berakhir, tetapi kasih kekal!Karunia akan berakhir, tetapi kasih kekal! Salah kaprah tentang pengertian karunia dalam hidup orang-orang percaya masih seringkali terjadi. Ada yang beranggapan bahwa karunia itu sifatnya kekal. Anggapan ini cenderung membuat orang yang diberikan karunia khusus menjadi sombong. Keadaan ini pun terjadi di tengah-tengah pelayanan Paulus di jemaat Korintus. Untuk meluruskan anggapan tersebut Paulus menjelaskan bahwa karunia adalah pemberian Roh Kudus yang berfungsi untuk memperlengkapi dan menunjang pelayanan, supaya anak-anak Tuhan dapat melayani lebih efektif dan efisien. Itu sebabnya karunia diberikan kepada orang tertentu untuk tugas tertentu. Bila tugas tertentu sudah selesai, maka karunia pun ditarik kembali. Tidak demikian dengan kasih. Kasih adalah karakter yang ditanamkan, dan harus ditumbuhkan, karena itu kasih harus menjadi bagian tidak terpisahkan dalam hidup anak-anak Tuhan. Dalam bagian ini, Paulus mengingatkan jemaat Korintus yang terjebak kepada pengalaman-pengalaman rohani berupa karunia-karunia sebagai identitas Kristen. Jati diri Kristen adalah kasih, sedangkan karunia-karunia adalah sarana. Sarana akan mubazir ketika tidak dipakai, atau sudah tidak diperlukan lagi. Paulus mengambil contoh, karunia pengetahuan. Karunia pengetahuan diberikan karena keterbatasan kita mengenal Allah dan misteri rencana-Nya. Bila kita sudah kembali kepada Allah, maka karunia pengetahuan itu tidak diperlukan lagi (ayat 9-12). Tidak demikian dengan kasih sebagai jati diri Kristen. Siapa dapat menghadap Allah kalau tidak mengasihi Dia? Lagipula kasih adalah sikap respons personal Kristen kepada Allah dan sesama. Tanpa kasih, kita tidak bisa bergaul dengan Allah. Renungkan: Kasih adalah hakikat kekal Allah. Karena itu, kasih Kristus haruslah menjadi ciri hidup orang-orang Kristen, dan kasih Kristus inilah yang harus selalu diutamakan dalam seluruh eksistensi hidup dan pelayanan kita. |
(0.18800852380952) | (Kol 3:1) |
(sh: Memikirkan perkara "yang di atas" (Rabu, 21 April 2004)) Memikirkan perkara "yang di atas"Memikirkan perkara "yang di atas". Perkara di atas (rohani) adalah perkara-perkara yang mendasar bagi kehidupan di dunia ini. Misal, kalau kita menyadari bahwa roh kita kekal dan satu hari kelak kita harus mempertanggungjawabkan kehidup-an kita kepada Tuhan, maka kesadaran itu akan mempengaruhi cara hidup, gaya hidup, tingkah laku, perkataan, dan pikiran kita. Paulus berkata, karena kita sudah dibangkitkan bersama Kristus, kita harus memikirkan perkara-perkara di atas (ayat 1-2). Kita sudah disatukan dengan Kristus bersama kematian-Nya (ayat 3), maka pikiran dan hati kita harus disesuaikan dengan pikiran dan hati Kristus. Di sini ada proses identifikasi diri dengan Kristus. Hidup kita hanya untuk menyenangkan hati Allah, dan melakukan kehendak Allah, yaitu hal-hal yang mulia dan bernilai kekal. Identifikasi diri dengan Kristus harus mewujud dalam transformasi hidup. Yaitu, perubahan hidup dari hidup duniawi -- semua perbuatan hawa nafsu yang mendatangkan murka Allah (ayat 5-7), dan semua karakter berdosa yang tidak pantas dilakukan oleh orang kudus (ayat 8-9) -- menjadi hidup baru, yang rohani, yang terus menerus diperbaharui semakin menyerupai gambar Allah (ayat 10). Dunia modern semakin menawarkan kegemerlapan dunia malam (dugem) yang penuh dengan pelampiasan hawa nafsu yang menjijikkan. Anda di Jakarta tentu sudah tahu buku yang menghebohkan Jakarta Undercover. Itulah dunia masa kini yang harus kita jauhi. Anak Tuhan harus melakukan proses identifikasi diri dengan Kristus terus menerus dengan cara berdoa dan membaca firman. Hidup kita juga harus ditransformasi terus menerus, dengan menolak melakukan berbagai perbuatan jahat dan digantikan terus menerus dengan perbuatan baik. Yang kulakukan: Meningkatkan kualitas waktu teduh saya, dan mempraktikkan hidup yang kudus, yang berkualitas, dan yang menjadi berkat bagi sesama. |
(0.18800852380952) | (1Tes 4:13) |
(sh: Kedatangan Tuhan (Selasa, 28 Oktober 2003)) Kedatangan TuhanKedatangan Tuhan. Gereja perdana memiliki keyakinan yang tidak tergoyahkan dan pasti, bahwa sebentar lagi Kristus segera akan kembali. Bahkan ada yang berkeyakinan sebelum mereka meninggal dunia Kristus sudah datang kembali. Pengharapan ini: [1] membuat mereka kuat dan tegar dalam masa-masa penganiayaan; [2] mewarnai semangat dan keberanian mereka dalam bersaksi dan melayani; [3] mendorong dan menyegarkan kehidupan mereka, sehingga mereka memiliki iman yang teguh di tengah badai. Namun jemaat Tesalonika mempunyai pertanyaan mengenai nasib saudara- saudara mereka yang telah meninggal lebih dahulu. Mereka berduka karena mengira saudara-saudara mereka itu tidak akan bertemu dengan Kristus lagi (ayat 13). Paulus menjawab pertanyaan mereka dengan mengatakan bahwa baik yang sudah lebih dahulu meninggal maupun yang masih hidup ketika Kristus datang, kedua-duanya akan bertemu dengan-Nya dan tinggal bersama-Nya selama-lamanya (ayat 14-17). Tersirat dari teks ini bahwa Paulus memberikan penghiburan dan kekuatan kepada jemaat Tesalonika, bahwa tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus, mati atau hidup semuanya kita alami karena Kristus, dengan Kristus, melalui Kristus dan bersama-sama Kristus. Agama Kristen adalah agama pengharapan. Itulah sebabnya Kristen penuh dengan optimisme Injil. Ia memproklamirkan nilai-nilai yang kreatif dan positif. Kekristenan menekankan anugerah bukan dosa, pengampunan bukan hukuman, kasih sayang bukan penghakiman, kemenangan bukan kekalahan, hal-hal yang abadi bukan yang temporal. Pusat dari semua pengharapan ini adalah Kristus yang bangkit. Ia hidup sekarang, memberikan inspirasi, membebaskan dan menyelamatkan. Renungkan: Yesus Kristus sudah bangkit untuk selama-lamanya. Itulah Injil pengharapan, tentang Yesus yang hidup, yang selalu memberikan kita kekuatan. |
(0.18800852380952) | (1Tes 5:1) |
(sh: Berjaga-jaga (Rabu, 29 Oktober 2003)) Berjaga-jagaBerjaga-jaga. Permasalahan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya di jemaat Tesalonika ternyata bukan masalah tanggal, atau hari dalam kalender. Sebab kualitas kehidupan setiap orang yang percaya tidak dikendalikan oleh kalender, tetapi ditentukan oleh Kristus yang bangkit. Setiap orang yang mencintai Yesus, hidupnya pasti akan dikendalikan oleh kasih cinta Yesus, dan itu menghidupi sebuah kualitas kehidupan yang benar-benar indah. Itulah sebabnya teks ini menganjurkan agar jemaat Tesalonika selalu berjaga-jaga (ayat 6). Hal yang paling penting saat ini untuk orang-orang Kristen pahami ialah bukan kapan langit terbuka dan Kristus turun dari langit, tetapi apakah kita telah memiliki iman yang hidup, berani memihak kebenaran dan menolak hal-hal yang tidak benar, memiliki hati yang tenang dan siap melayani (ayat 8)? Kedatangan Tuhan menghadirkan sukacita besar dan bukan saat-saat yang menakutkan. Pertanyaannya ialah apakah kita semua sedang berjaga-jaga, siap seperti prajurit yang lengkap dengan segala persenjataan dan siap untuk bertempur, atau sedang tertidur lelap? Iman kita, orang-orang percaya saat ini pun tidak boleh dibangun di sekitar hal-hal yang tidak penting seperti tanggal dan hari. Tetapi iman kita harus menyikapi serius hal-hal yang urgen sehingga kita akan bereaksi tepat dan tanggap. Masalahnya ialah sudah terlambat mempersiapkan diri untuk ujian ketika kertas ujian sudah ada di depan kita. Sudah terlambat untuk membangun rumah yang kokoh, kalau badai topan sedang melanda kehidupan. Jangan seperti lima anak dara yang bodoh, yang harus kehabisan minyak sehingga pada waktu kedatangan sang mempelai, saat dimana pelita tersebut memang benar-benar dibutuhkan, pelita mereka padam. Renungkan: Orang yang punya waktu untuk menghitung-hitung hari dan waktunya, berarti sedang tidak bekerja melayani Tuhan. Andakah orangnya itu? |
(0.18800852380952) | (2Tim 2:14) |
(sh: Fit and Proper test (uji kelayakan) (Rabu, 28 Agustus 2002)) Fit and Proper test (uji kelayakan)Fit and Proper test (uji kelayakan). Istilah fit and proper test (uji kelayakan) akhir-akhir ini giat digencarkan di kalangan eksekutif dan legislatif pemerintahan Indonesia. Ini dilakukan dalam rangka menciptakan pemerintahan yang jujur, loyal, dan berdedikasi tinggi bagi kepentingan bangsa dan negara. Karena itu, hal-hal yang diuji meliputi: kemampuan dan integritas, kejujuran dan moralitas seseorang. Diharapkan, mereka yang telah lulus uji kelayakan ini dapat menjadi "panutan." Yang jadi pertanyaan adalah apakah pelaksanaan fit and proper test itu sendiri sudah terbebas dari pengaruh kolusi, korupsi, dan nepotisme? Karena ternyata banyak pejabat yang telah diuji kelayakannya masih terlibat kasus KKN! Ternyata uji kelayakan tersebut belum dapat dipertanggung-jawabkan kelayakannya. Uji kelayakan ini ternyata juga menjadi concern Paulus ketika menasihati Timotius. Belajar dari pengalamannya, Paulus menemukan bahwa ternyata ada para hamba Tuhan yang telah menyimpangkan berita Injil, seperti Himeneus dan Filetus (ayat 17,18). Bagi Paulus, orang-orang seperti mereka itulah yang perlu diwaspadai karena mengajarkan pengajaran-pengajaran yang menyimpang dari kebenaran Kristus, yang bisa membuat jemaat terguncang imannya. Karena itu, Paulus dengan tegas mengingatkan Timotius untuk meneruskan tongkat estafet berita Injil itu kepada orang-orang yang telah memenuhi standar kelayakan: berani berkata benar tentang Kristus, jujur, bertanggung jawab, dan setia pada firman Tuhan. Dari perikop ini kita belajar bahwa hanya hamba yang telah lulus fit and proper test yang Tuhan lakukan sajalah yang layak menjadi penerus tongkat estafet berita Injil. Karena mereka adalah hamba Tuhan yang mengutamakan kekudusan, memiliki hati murni, sifat-sifat Kristen terpuji, dan teruji. Sudah saatnya para pemegang tongkat estafet berita Injil, para hamba Tuhan mengintrospeksi diri dan bertanya pada Tuhan, "Apakah diri saya sudah memenuhi standar kelayakan yang Allah tetapkan!" Renungkan: Jika gereja memiliki hamba sejati, yang telah lulus uji kelayakan yang Allah lakukan, maka ajaran-ajaran palsu yang mengguncang iman jemaat dapat dipatahkan pengaruhnya. |
(0.18800852380952) | (Ibr 9:11) |
(sh: Kuasa Darah-Nya mengubah arah hidup kita (Minggu, 30 April 2000)) Kuasa Darah-Nya mengubah arah hidup kitaKuasa Darah-Nya mengubah arah hidup kita. Di dalam seluruh
Alkitab, darah mempunyai makna yang unik. Darah dicurahkan untuk
menyediakan kulit binatang yang menutupi ketelanjangan Adam dan
Hawa. Darah dicurahkan untuk korban persembahan seperti yang
ditetapkan Hukum Taurat. Darah sangat bermakna, sehingga bangsa
Israel dilarang untuk makan atau pun minum darah (lih. Darah di dalam persembahan korban Perjanjian Lama merupakan lambang persembahan korban utama yang akan datang kelak. Darah yang memungkinkan bangsa Israel menghampiri hadirat Allah, merupakan lambang yang jelas dari darah yang dicurahkan di bukit Kalvari. Darah Kristus merupakan sumber dan janji atas penebusan kekal yang diberikan oleh Yesus Kristus kepada kita. Selain itu darah Kristus juga menyucikan hati nurani kita (ayat 14). Semua kesalahan, rasa malu dan semua cela yang disebabkan karena dosa terhapus sudah oleh karena pengampunan-Nya yang dicurahkan bersama tercurahnya darah Anak Domba Allah. Di dalam darah-Nya kita akan mendengar: "Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka" (8:12). Ketika kita mendapatkan pengampunan karena iman, hati nurani juga dibersihkan dan disucikan. Dengan demikian kita dapat hidup beribadah kepada Dia, Allah yang hidup. Tanpa penyucian dari darah domba Allah, manusia adalah seperti sebuah mainan mobil dengan baterei yang kemudinya sudah dipatok, agar jalannya terus berputar-putar. Demikian jugalah kita sebelum darah-Nya menyucikan kita. Dosa sudah mematok arah hidup kita sehingga kita mau tidak mau mengikuti kemana dosa membawa kita. Renungkan: Darah Kristus pun memampukan kita untuk mengubah arah hidup kita, sehingga kita mulai berjalan menuju kepada kebenaran-Nya. Bacaan untuk Minggu Paskah 2: Kisah Para Rasul 2:42-47 I Petrus 1:3-9 Yohanes 20:19-31 Mazmur 105:1-7 Lagu: Kidung Jemaat 208 |
(0.18608019047619) | (Kel 2:10) |
(ende) Nama "Musa" (hibr: "Mosjeh") kiranja berasal dari bahasa Mesir, seperti dapat diperkirakan pula dari ajat ini. Artinja: anak, Putera (bandingkan dengan nama-nama radja Mesir: Tutmoses, Ahmoses). Selain itu teks memberikan arti hibrani berpangkal pada kata hibrani "masjak" = menarik (dari air). Ialah jang pertama-tama diselamatkan dari kekuasaan Mesir. Adalah tugasnja pula, menjelamatkan seluruh umat Israel dengan menjeberangi air-laut. Disini Musa masih nampak sebagai seseorang jang terdorong perasaan manusiawi belaskasihan dan kemarahan. Tetapi umat Israel sendiri sudah begitu lemah sikap-semangatnja, sehingga hanja takut sadja, kalau-kalau tindakan-tindakan Musa malahan mengakibatkan penindasan jang lebih kedjam lagi. |
(0.18608019047619) | (Bil 15:1) |
(ende) Bagian ini memuat sederetan peraturan (Bil 15:1-41) jang melengkapi Lv 1-3 (Ima 1:1-3:17) dan tidak bersangkutan dengan apa jang sudah dikisahkan atau dengan jang menjusul. Lalu ditjeritakan dengan pandjang lebar pemberontakan Datan dan Abiram serta Korah (Bil 16:1-18:7). Kisah jang terachir ini terpenting, oleh karena meneguhkan kewibawaan keimanan (Harun) dan politik Musa dalam umat jang terantjam oleh Korah serta Datan dan Abiram. Menjusullah peraturan mengenai hak para imam dan kaum Levita (Bil 18:8- 19:10) dan lagi ditambahkan beberapa aturan dan upatjara lain lagi (Bil 19:11-21). |
(0.18608019047619) | (Ul 21:1) |
(ende) Pembunuhan mendatangkan kesalahan dan kutuk bagi umat: sehingga tidak pantas lagi melakukan ibadat karenanja. Kutuk ini akan hilang kalau jang bersalah telah dihukum mati. Akan tetapi apabila sipembunuh tidak dikenal: maka diadakan upatjara pembersihan seperti jang dilukiskan disini. Upatjara itu rupanja sudah sangat kuno dan dikenal pula diluar Israel. Disini hukum-pengganti itu dilaksanakan ditempat jang sunji-senjap. Barangkali air jang mengalir menggambarkan pembersihan. Pada bangsa Israel upatjara itu sendiri tidak memberikan pengampunan: melainkan merupakan sematjam upatjara tobat: jang dimaksudkan untuk mohon dan mengharapkan agar Jahwe memulihkan keadaan jang besar dan membersihkan umat lagi (aj.8)(Ula 21:8). |
(0.18608019047619) | (Yos 5:9) |
(ende: penghinaan Mesir) ialah: penghinaan orang2 Jahudi dari pihak orang Mesir. Apa jang dihinakannja persis kurang djelas. Rupanja: orang Mesir menghina Israil, oleh karena mereka mengira, bahwa Israil pasti akan djatuh binasa digurun dan tidak akan sampai kenegeri Kena'an. Sekarang Israil sudah tiba dan masuk negeri itu, hingga penghinaan itu njata tidak beralasan. Ahli2 lain berpendapat, bahwa penghinaan Mesir itu ialah: keadaan berkulup seperti orang2 Mesir berkulup, hal mana dianggap penghinaan oleh orang2 Jahudi. Tetapi agaknja orang2 Mesir sendiri, se-tidak2nja untuk sebagian, bersunat pula. |