(0.12276816) | (Luk 2:1) |
(sh: Tiga alasan untuk meremehkan Natal (Rabu, 25 Desember 2002)) Tiga alasan untuk meremehkan Natal
Tiga alasan untuk meremehkan Natal.
Renungkan: |
(0.12276816) | (Luk 2:39) |
(sh: Bertumbuh dalam segala aspek (Kamis, 1 Januari 2004)) Bertumbuh dalam segala aspekBertumbuh dalam segala aspek. Tahun baru lagi! Usia dunia bertambah satu tahun lagi. Biasanya pertambahan usia erat kaitannya dengan pertumbuhan. Jika demikian, apa yang bertumbuh pada diri Anda sepanjang tahun yang lalu? Bertumbuh adalah hal yang wajar terjadi pada semua makhluk hidup. Bila sudah tidak ada pertumbuhan berarti mati. Mungkin Anda tidak lagi bertumbuh secara fisik. Mungkin Anda juga berhasil menstabilkan berat badan dan proporsi bentuk tubuh dengan diet. Namun ada hal-hal lain yang harus terus bertumbuh, tidak boleh berhenti. Pikiran kita harus selalu diisi oleh dan mengolah data-data eksternal agar hidup kita informatif. Hati kita memerlukan siraman kasih dan perasaan-perasaan lain yang menunjang serta menyegarkan mental kita. Yesus yang masih remaja secara fisik mengalami pertumbuhan (ayat 40). Seiring dengan pertumbuhan fisik-Nya, sebagai manusia Yesus juga mengalami pertumbuhan intelektual dan mental (ayat 40). Hal itu ditunjukkan lewat kemampuan-Nya berdialog dengan para alim ulama di bait Allah. Semua orang heran dengan kecerdasan-Nya (ayat 46-47). Namun, hal yang lebih utama yang ditonjolkan Lukas adalah pertumbuhan kerohanian-Nya yang dikatakan bahwa Ia semakin dikasihi Allah, dan juga dikasihi manusia (ayat 52). Artinya, secara relasi sosial pun Yesus bertumbuh. Diusia-Nya yang masih remaja, seperti kebanyakan remaja lainnya, Yesus bertumbuh pada segala aspek kehidupan-Nya. Karena itu sudah seharusnya kita, pengikut-pengikut-Nya, meneladani Dia dalam hal bertumbuh. Setiap aspek dalam kehidupan kita pun harus diperhatikan dan diberi kesempatan untuk bertumbuh, sehingga kita seperti Yesus yang “semakin bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan oleh manusia.” Renungkan: Anak-anak Tuhan harus bertumbuh dalam segala aspek supaya hidupnya semakin menyukakan hati Allah dan semakin menjadi berkat bagi sesama. |
(0.12276816) | (Luk 3:21) |
(sh: Intinya, siapa sih Yesus sebenarnya? (Senin, 30 Desember 2002)) Intinya, siapa sih Yesus sebenarnya?
Intinya, siapa sih Yesus sebenarnya? Ada hal lain yang ingin ditegaskan Lukas. Melalui silsilah ini Lukas ingin memberikan beberapa penekanan khusus. Pertama, Lukas merinci silsilahnya dengan urutan terbalik. Pemaparan terbalik ini dimaksudkan Lukas untuk memfokuskan pikiran pembaca tentang dari mana Kristus berasal. Kedua, Lukas sengaja menelusuri silsilah Yesus, tidak hingga ke Abraham saja, tetapi juga hingga ke awal penciptaan, dari Allah sendiri yang menciptakan Adam (ayat 38). Ini bermakna, Lukas tidak hanya ingin menekankan keyahudian Yesus, tetapi juga fakta bahwa Kristus adalah anak Adam, bagian dari umat manusia secara umum (ayat 38). Ketiga, dari penempatan silsilah yang tidak di permulaan Injilnya, tetapi antara peristiwa pembaptisan dan pencobaan, Lukas ingin memberikan penegasan atas identitas Yesus Kristus; siapakah Dia yang dicobai Iblis lalu memulai pelayanan-Nya itu? Dia adalah Anak Allah, tetapi juga manusia sejati. Kedua fakta ini akan menjadi batu sandungan bagi sebagian orang, tetapi juga dasar dari kabar baik tentang anugerah Allah yang membawa sukacita. Termasuk dalam golongan manakah Anda sekarang?
Renungkan: |
(0.12276816) | (Luk 5:33) |
(sh: Ibadah sejati menuntut hidup yang sejati (Rabu, 14 Januari 2004)) Ibadah sejati menuntut hidup yang sejatiIbadah sejati menuntut hidup yang sejati. Pernahkah Anda ke rumah duka untuk melawat keluarga dari teman yang meninggal? Biasanya kita akan bertemu dengan banyak teman lama yang juga melayat. Tidak jarang pertemuan itu diteruskan dengan ngobrol ringan, sesekali terdengar gelak tawa. Suasana dukacita diganti dengan sukacita. Pada bacaan hari ini kita menjumpai orang-orang Farisi yang menuduh para murid mengabaikan hukum Taurat mengenai hal berpuasa. Bagi Farisi, berpuasa adalah kewajiban yang harus dilakukan apapun alasannya. Tetapi Yesus berprinsip bahwa setiap tindakan harus dilakukan pada saatnya masing-masing. Saat berduka dan menghadapi hal yang genting adalah saat yang tepat untuk berpuasa. Sebaliknya, ketika hadir dalam perjamuan bersama mempelai, itulah saat bersukacita. Sesungguhnya, ibadah yang benar selalu sesuai dengan konteksnya. Untuk menguatkan argumen-Nya, Yesus memakai dua perumpamaan. Pertama, kain baru yang dipakai untuk menambal baju tua yang koyak. Kedua, anggur baru yang disimpan di kirbat tua. Baik baju tua maupun kirbat tua, keduanya akan hancur karena tidak mampu bertahan menghadapi kain baru dan anggur baru. Makna rohani yang Tuhan Yesus mau ajarkan adalah, ibadah sejati dalam iman yang baru di dalam Tuhan Yesus tidak bisa dicampurkan dengan cara-cara lama yang sudah tidak tepat lagi. Orang Kristen dipanggil untuk menjalani kehidupan imannya, dan meninggalkan pola hidup lamanya, yang di luar Tuhan. Ibadah yang tidak sejalan dengan kehidupan sehari-hari yang benar adalah kemunafikan. Di hadapan Allah, ibadah sedemikian tidak diterima-Nya sedangkan di hadapan manusia, hanya membuat orang lain menjadi jijik melihat kita. Renungkan: Betapa memalukan bila suatu saat ada orang yang berkata,”Lihat orang Kristen itu! Jangan meniru tingkah lakunya! |
(0.12276816) | (Luk 7:18) |
(sh: Pembaharuan pribadi awal pembaharuan kolektif (Kamis, 13 Januari 2000)) Pembaharuan pribadi awal pembaharuan kolektifPembaharuan pribadi awal pembaharuan kolektif. Yohanes Pembaptis sebagai perintis yang mempersiapkan tampilnya Yesus Sang Mesias, mulai ragu akan misi kedatangan Yesus sebagai Mesias setelah ia mendapatkan laporan kegiatan pelayanan Yesus dari murid-muridnya. Peristiwa yang diceritakan itu bertitik tolak kepada pelayanan pribadi demi pribadi. Padahal harapan bangsa dan Yohanes Pembaptis akan seorang Mesias adalah seorang yang mampu mengadakan perubahan -- perbaikan -- pembaharuan -- pembebasan bangsa dari penjajahan. Dengan kata lain, Yesus diharapkan akan mengadakan tindakan revolusioner, memimpin bangsa Israel memperoleh kemerdekaan dan kebebasan. Tapi sepertinya misi ini belum tampak perealisasiannya. Yohanes mulai meragukan-Nya, karena keterbelengguannnya di dalam penjara pun belum mendapatkan kebebasan. Maka ia menyuruh kedua muridnya untuk menanyakan langsung kepada Yesus tentang Kemesiasan-Nya. Lukas menempatkan dua peristiwa sebelumnya tentang dua pertobatan pribadi dalam pelayanan Yesus. Hal ini menunjukkan bagaimana cara kerja Allah dalam dunia yang memiliki prioritas kepada pribadi terlebih dahulu, lalu kepada bangsa. Bila dalam pelayanan-Nya Yesus banyak melakukan pembaharuan pribadi, bukan berarti perubahan dan pembaruan secara revolusioner yang diharapkan bangsa Israel tidak menjadi tujuan-Nya. Justru melalui pembaharuan pribadilah maka pembaharuan bangsa secara revolusioner akan tercipta. Yesus telah mengungkapkan kebenaran, namun masih saja ada orang yang mengeraskan hati terhadap kebenaran itu. Orang Farisi dan ahli taurat yang selalu menganggap diri benar, belum juga terbuka akan kebenaran yang sesungguhnya. Justru para pemungut cukai yang dianggap mereka sebagai orang berdosa, menyatakan respons keterbukaan akan kebenaran dan memberi diri dibaptis. Di mana pun kebenaran diberitakan, selalu menimbulkan berbagai respons, ada yang menerima dengan sukacita dan percaya, ada juga yang tetap menolak dan mengeraskan hati terhadap kebenaran. Renungkan: Keterlibatan kita dalam misi Kemesiasan Yesus diprioritaskan kepada pribadi dalam mencapai pembaharuan seluruh bangsa. Walaupun ada yang akan menerima atau menolak kebenaran, berita keselamatan harus tetap disampaikan. |
(0.12276816) | (Luk 7:36) |
(sh: Lebih layakkah aku? (Sabtu, 24 Januari 2004)) Lebih layakkah aku?Lebih layakkah aku? Merasa diri lebih layak dan lebih baik dalam segala hal mengakibatkan seseorang merasa dirinya berhak menilai orang lain. Di hadapan Yesus Kristus benarkah kita lebih layak dan lebih baik dibandingkan dengan orang lain? Ketika Yesus diundang makan oleh orang Farisi, terjadi suatu peristiwa yang bagi orang Farisi itu adalah suatu hal yang seharusnya tidak terjadi. Peristiwa itu terjadi di tengah-tengah jamuan makan. Seorang perempuan berdosa datang sambil menangis, berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya dengan air mata, menyekanya dengan rambut, kemudian mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi (ayat 38). Orang Farisi ini melihat dan mengatakan “Kalau Dia nabi, tentunya Dia tidak akan bergaul dengan orang berdosa” (ayat 39). Secara tidak langsung orang Farisi ini mengatakan, “Nabi hanya bergaul dengan orang yang tidak masuk dalam kelompok orang berdosa”. Namun melalui peristiwa ini Yesus membongkar konsep salah orang Yahudi. Tidak ada kelompok orang berdosa dan kelompok orang benar. Di hadapan Yesus semua manusia adalah orang berdosa, dan berhutang kepada-Nya. Tidak ada seorang pun yang mampu membayar hutangnya dan yang layak di hadapan Allah. Inilah yang Yesus tegaskan dalam cerita perumpamaan tentang perempuan berdosa dan orang Farisi (ayat 41-42). Bahwa keselamatan diberikan bukan kepada orang yang merasa diri lebih layak dibandingkan dengan orang lain. Keselamatan diberikan kepada orang yang tidak layak, orang yang sangat berdosa seperti perempuan berdosa (dari kacamata orang Farisi) tersebut yang adalah pelacur. Kita semua berdosa dan tidak layak di hadapan Yesus. Jangan pernah merasa diri lebih layak karena dosa orang lain kelihatannya lebih banyak. Renungkan: Hanya oleh anugerah kita dilayakkan dan diselamatkan. Jadi, jangan sombong! |
(0.12276816) | (Luk 9:43) |
(sh: Ambisi untuk menjadi yang ter ... (Rabu, 4 Februari 2004)) Ambisi untuk menjadi yang ter ...Ambisi untuk menjadi yang ter .... Bagi sementara orang keinginan untuk maju, untuk terkenal, untuk berkuasa dan memiliki kredibilitas terpercaya adalah sah-sah saja, wajar-wajar saja. Bahkan tidak sedikit orang yang berambisi untuk itu dan siap menekuninya. Fokus perhatian pada pemenuhan ambisi ini pun terjadi di kalangan para murid Tuhan Yesus. Bahkan mereka dengan sangat ekstrim berani mengungkapkan hal tersebut kepada Yesus. Di saat Tuhan sedang memusatkan perhatian pada urusan kekal Kerajaan Allah dengan syarat-syaratnya yang berat — Ia harus menderita dan dibunuh—dan untuk kepentingan umat manusia, para murid lebih memusatkan perhatian pada ambisi dan kepentingan pribadi mereka (ayat 46). Itulah sebabnya mengapa para murid tidak mengerti apa maksud ucapan Tuhan Yesus tentang penderitaan-Nya. Namun, Tuhan Yesus begitu baik dan sabar meladeni kekisruhan pikiran murid-murid-Nya. Padahal, ketidakpahaman mereka terhadap penderitaan yang akan dialami-Nya sebenarnya makin memberatkan pergumulan-Nya. Diambil-Nya seorang anak kecil. Melalui perkataan-Nya, Ia mengubah konsep para murid tentang arti “penting” dan besar. Anak kecil itu didudukkan sebagai pihak yang sering kali tidak dipedulikan orang. Menurut Yesus penilaian seperti ini tidak berlaku dalam Kerajaan Allah. Artinya, mereka yang benar-benar “besar” dan “penting” dalam Kerajaan Allah adalah mereka yang dengan segala kerendahan hati memperhatikan “orang-orang kecil“ dan “perkara-perkara kecil” (ayat 48). Belajar memperhatikan yang kecil dan sedia menjadi kecil, adalah cara untuk mengerti apa sesungguhnya yang diartikan “penting” dalam prioritas Tuhan Yesus. Tuhan Yesus juga mengajar para murid untuk tidak hanya menganggap kalangan sendiri yang paling penting atau paling benar. Renungkan: Orang yang berbesar hati akan sudi mengakui fakta kehadiran dan karya Allah melalui orang lain. |
(0.12276816) | (Luk 11:1) |
(sh: Bagaimana berdoa? (Kamis, 17 Februari 2011)) Bagaimana berdoa?Judul: Bagaimana berdoa? John Calvin memahami doa sebagai percakapan dengan Allah Bapa, yaitu pencurahan hati kepada hadirat Allah. Melalui doa kita menyampaikan keinginan, keluhan, kecemasan, ketakutan, pengharapan, dan sukacita kita ke dalam pangkuan Allah. Doa merupakan pencurahan emosi hati yang terdalam, yang dipaparkan secara terbuka di hadapan Allah. Dalam bacaan hari ini, dikisahkan tentang percakapan para murid dengan Tuhan Yesus. Para murid meminta Yesus mengajari mereka berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya. Merespons permintaan itu, Yesus memberi jawaban yang kita kenal sebagai "Doa Bapa Kami." (2-4, bnd. Mat. 6:9-13) Jawaban Yesus kepada para murid-Nya mengandung tiga aspek penting. Yang pertama adalah isi (2-4). Yesus mengajarkan tentang memuji Tuhan, selanjutnya tentang mengajukan permohonan kepada Dia. Dengan terlebih dahulu memuji Allah, kita akan dibawa ke dalam suatu pemahaman yang tepat untuk mengutarakan kepada-Nya apa yang menjadi kebutuhan kita. Kedua, ketekunan, seperti seorang sahabat yang kemalaman (5-10 bnd. 1Tes. 5:17; Kol. 4:2). Ketiga, kesetiaan Allah, seperti kasih bapa kepada anak-anaknya (11-13). Atas dasar inilah maka John Calvin dalam bukunya, Institutio, mengajukan empat aturan dalam doa, yaitu adanya rasa hormat, bertobat, kerendahan hati, dan pengharapan yang pasti. Selamat berdoa sesuai formula yang Tuhan Yesus ajarkan. |
(0.12276816) | (Luk 13:1) |
(sh: Lima menit terlalu lama bagi Allah (Senin, 27 Maret 2000)) Lima menit terlalu lama bagi AllahLima menit terlalu lama bagi Allah. Orang Yahudi mempunyai pemahaman bahwa orang yang mengalami malapetaka dan bencana adalah orang yang dosanya lebih besar dari orang yang tidak mengalami bencana. Pemahaman ini salah! Sekalipun bencana dan malapetaka diizinkan Allah menimpa orang atau bangsa tertentu sebagai hukuman dosa mereka, tetapi semua itu tidak harus dilihat sebagai hukuman Allah. Untuk mendapatkan pemahaman yang benar, kita harus beranjak dari konsep dasar yang benar yaitu bahwa kita semua adalah orang berdosa. Membanding-bandingkan dosa satu dengan yang lainnya hanya akan membawa pada kesimpulan bahwa dosa ada tingkatannya. Namun demikian hal ini tidak mengurangi fakta bahwa kita adalah orang-orang berdosa yang harus dimurkai Allah. Yang mengherankan bukanlah mengapa hanya beberapa orang menderita malapetaka dan bencana, tetapi mengapa tidak ada seorang pun yang akan luput dari hukuman, walaupun tidak harus selalu berbentuk bencana dan malapetaka. Sekalipun demikian Yesus menegaskan bahwa mereka akan luput jika bertobat. Menurut ajaran perumpaman pohon ara, manusia masih diberikan perpanjangan waktu untuk bertobat (ayat 6-9). Dengan kata lain manusia pasti akan mengalami hukuman, jika tidak bertobat. Allah dapat menyelamatkannya kapan saja, tanpa menunda-nunda lagi dan tidak membutuhkan waktu yang lama jika manusia mau percaya kepada-Nya dan bertobat. Kebenaran ini digambarkan secara jelas dalam peristiwa penyembuhan perempuan yang sudah dirasuk setan selama 18 tahun pada hari Sabat (ayat 10-17). Bila kita mengamati peristiwa penyembuhan nampaknya hanya peristiwa kecil. Perempuan itu bukan orang yang terkenal. Namun, sesungguhnya hal ini mengandung kebenaran yang dalam dan indah, yang dibutuhkan seluruh umat manusia dan nantinya memberikan pengaruh yang sangat besar bagi seluruh kehidupan umat manusia. Hal ini digambarkan oleh Yesus dalam perumpamaan biji sesawi dan ragi. Renungkan: Bersyukurlah kepada Allah yang selalu siap dan akan segera menyelamatkan manusia kapan saja jika kita mau memberikan respons terhadap anugerah-Nya. Inilah yang dibutuhkan oleh semua manusia di dunia ini yang hidup dalam waktu pinjaman. |
(0.12276816) | (Luk 13:22) |
(sh: Waktu penyelamatan yang sempit (Selasa, 2 Maret 2004)) Waktu penyelamatan yang sempitWaktu penyelamatan yang sempit. "Orang modern terkenal dengan kesibukan dan jadwal yang padat. Sampai-sampai mereka tidak memiliki waktu untuk menunda pekerjaan. Akan tetapi, untuk hal rohani, justru kebalikannya". Apakah pernyataan ini dapat dibenarkan? Inilah tantangan buat kita, orang-orang Kristen yang hidup pada zaman modern sekarang ini. Kesempatan untuk mendapatkan keselamatan tidak selalu ada, dan kita juga tidak mengetahui kapan kesempatan itu berakhir. Atas pertanyaan mengenai jumlah orang yang diselamatkan, Yesus menjawab justru dengan menyingkapkan urgensi waktu. Pintu sempit menyebabkan orang harus berjuang dan berdesak-desakan dengan orang lain untuk memasukinya. Jangan menunda-nunda mengambil keputusan. Sikap menunda orang Yahudi disebabkan oleh keyakinan bahwa mereka sudah pasti akan masuk Kerajaan Allah, sehingga tidak merasa urgensinya untuk mengambil keputusan. Padahal, Yesus berkata, "Aku tidak tahu dari mana kamu datang." Mereka tidak dikenal Yesus oleh karena mereka tidak memilih untuk mengenal Dia. Oleh sebab itu banyak kejutan akan terjadi. Orang yang menyangka akan masuk ke Kerajaan Allah justru ditolak, sedangkan orang-orang yang mereka cap kafir tetapi memiliki Yesus akan menikmatinya bersama dengan para orang saleh Perjanjian Lama (ayat 28-30). Yesus sendiri menyadari urgensi di dalam pelayanan-Nya. Ia berkata, hari ini dan esok adalah untuk melayani, karena hari ketiga Dia harus mati untuk menyelamatkan umat manusia (ayat 32-33). Yesus menangisi Yerusalem yang menolak untuk menerima dan percaya kepada-Nya. Maka mereka hanya akan menyaksikan peristiwa salib tanpa dapat menikmati khasiatnya. Untuk dilakukan: Bila Anda belum atau tidak merasa perlu mengambil keputusan mengenai keselamatan Anda, sekaranglah saat yang tepat. |
(0.12276816) | (Luk 16:1) |
(sh: Investasi bagi kekekalan (Jumat, 11 Maret 2011)) Investasi bagi kekekalanJudul: Investasi bagi kekekalan Perumpamaan ini berkisah tentang bendahara yang menyalahgunakan harta tuannya yang dipercayakan kepada dia. Sang tuan yang kemudian mengetahui ulah si bendahara, menuntut pertanggungjawaban (1-2). Si bendahara yang sadar betul kesalahannya, tahu bahwa ia tidak akan lolos. Namun ia tidak mau kehilangan masa depan. Ia memanfaatkan posisi yang masih dia pegang untuk menyelamatkan dirinya (4-7). Mungkin sebagian dari antara kita akan geleng-geleng kepala melihat kelakuan si bendahara. Namun Yesus memberikan penilaian positif bagi si bendahara. Mengapa? Si bendahara tahu bahwa ia akan dimintai pertanggungjawaban, dan ia tahu konsekuensinya. Maka ia memikirkan antisipasinya secara serius. Melalui perumpamaan bendahara, Yesus mengajar murid-murid-Nya untuk memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki dan menginvestasikannya bagi kekekalan agar siap memberi pertanggungjawaban kelak kepada Sang Tuan (9). Sebab itu murid Tuhan harus bisa dipercaya atas segala sumber daya yang Tuhan percayakan kepada mereka, betapa pun kecilnya (10-12). Bila seorang bendahara yang tidak jujur tahu memanfaatkan apa yang dia miliki, yaitu waktu yang tersisa, dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan masa depannya, maka murid Tuhan seharusnya berhikmat memaksimalkan manfaat segala miliknya. Dan manfaat yang dimaksimalkan itu tentu saja bukan untuk kepentingan diri kita semata-mata, melainkan harus dilihat dari perspektif kekekalan. Bila kita memiliki sesuatu berarti kita bertanggung jawab atas milik kita itu. Pemanfaatannya merupakan ujian bagi karakter kita. Orang yang dapat dipercaya atas hal kecil, dapat dipercaya pula atas hal besar. Orang yang tidak jujur atas hal kecil, biasanya sulit jujur pula atas hal besar. Termasuk yang manakah Anda? |
(0.12276816) | (Luk 16:10) |
(sh: Siapakah Tuanmu? (Selasa, 9 Maret 2004)) Siapakah Tuanmu?Siapakah Tuanmu? Mata-mata tugasnya memang mengabdi kepada dua tuan. Tuan yang pertama adalah tuan yang sebenarnya, tuan yang kedua adalah orang yang dimata-matainya demi tuan yang pertama. Ada juga mata-mata yang berkhianat kepada tuan pertamanya, sekaligus kepada tuan yang kedua. Alasannya sederhana, uang. Ia tidak mengabdikan dirinya kepada salah satu dari tuan itu, melainkan kepada kekayaan yang akan didapatnya dengan sikap mendua tersebut. Sebagai orang Kristen seharusnya tidak ada alternatif siapa Tuan kita. Justru orang luar bisa menilai kita dapat dipercaya, baik hal kecil maupun hal besar, karena ternyata kita setia kepada Tuan kita (ayat 10-12). Orang akan mempercayakan kita Mamon yang tidak jujur, karena kita jujur. Mereka percaya kepada kita karena kita hanya mengabdi kepada Allah dan bukan kepada Mamon (ayat 13-14). Hal ini berlawanan dengan apa yang diyakini oleh orang-orang Farisi. Mereka munafik dalam hal lahiriah sepertinya mereka mengabdi kepada Allah, padahal batin mereka menyembah Mamon (ayat 14-15). Apa yang tidak kelihatan di dalam tingkah lahiriah mereka, sebenarnya terpancar juga dari ucapan dan ajaran mereka. Maka, siapa yang mempertuankan Tuhan Yesus akan mengenal dengan sungguh otoritas-Nya. Dia yang datang mengakhiri era Perjanjian Lama dan memulai era Kerajaan Allah menarik banyak orang untuk menjadi umat Kerajaan Allah (ayat 16b, 'setiap orang menggagahinya berebut memasukinya' bisa dibaca lebih tepat menjadi 'setiap orang ditarik untuk memasukinya'). Namun Dia tidak datang menyudahi peraturan Taurat itu. Justru dalam kedaulatan-Nya, Taurat diperjelas dan ditafsir secara lebih kontekstual seperti yang dinyatakan-Nya mengenai masalah perceraian (ayat 18). Renungkan: Siapakah Tuhanmu? Adakah pengabdian Anda kepada-Nya dapat dilihat orang dalam kesetiaan akan hal-hal sehari-hari di dunia ini? |
(0.12276816) | (Luk 16:19) |
(sh: Kesalahan yang fatal seorang manusia (Minggu, 2 April 2000)) Kesalahan yang fatal seorang manusiaKesalahan yang fatal seorang manusia. Bahaya cinta uang tergambar dalam cerita Yesus tentang seorang kaya yang berpakaian mewah dan tiap hari mengadakan pesta pora dalam kemewahan. Seringkali kita berpendapat bahwa karena ia tidak mendermakan uangnya dan tidak mempunyai belas kasihan kepada orang miskin, maka ia tidak dapat diselamatkan. Jawaban ini akan membawa kita pada pemahaman yang salah, yakni bahwa keselamatan manusia dapat diperoleh dengan upayanya sendiri, padahal keselamatan adalah karena iman. Orang kaya tersebut tidak pernah sungguh-sungguh percaya seperti pengakuannya. Dia bukan seorang ateis, juga bukan seorang Saduki yang tidak percaya pada kehidupan sesudah kematian. Kesalahan utamanya ialah bahwa ia tidak pernah serius terhadap berita firman Tuhan. Bukankah Hukum Taurat mengajarkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri, tetapi mengapa ia tidak pernah menunjukkan belaskasihannya kepada Lazarus. Ia pun berkata kepada Abraham bahwa saudara-saudaranya tidak mungkin menanggapi secara serius firman Tuhan jika tidak ada orang yang datang dari dunia orang mati. Abraham atau di sini berarti Allah, menolak permintaan orang kaya bukan karena Ia melihat bahwa kedatangan orang mati tidak akan membantu. Mereka tidak perlu diyakinkan bahwa kehidupan setelah kematian itu ada atau penghakiman setelah kematian atau neraka itu ada. Namun mereka perlu diyakinkan bahwa pengabaian dan pemberontakan terhadap firman-Nya adalah suatu hal yang serius. Dan ini berhubungan dengan masalah moralitas manusia dan karakter moralitas Allah. Renungkan: Jika kita meremehkan peringatan Alkitab tentang dosa kita di hadapan-Nya, maka betapapun banyaknya penglihatan tentang dunia orang mati yang kita terima, tidak pernah akan meyakinkan kita secara pribadi bahwa kita berada dalam bahaya, jika kita tidak bertobat. Bacaan untuk Minggu Sengsara 5: Yehezkiel 37:11-14 Roma 8:6-11 Yohanes 11:1-4,17, 34-44 Mazmur 116:1-9 Lagu: Kidung Jemaat 358 |
(0.12276816) | (Luk 18:9) |
(sh: Syarat menjadi orang yang dibenarkan (Senin, 15 Maret 2004)) Syarat menjadi orang yang dibenarkanSyarat menjadi orang yang dibenarkan. Orang bebal adalah orang yang selalu merasa diri paling benar. Amsal memberikan nasihat kepada kita agar menghindarkan diri dari orang seperti itu karena biarpun kesalahannya sudah di depan mata, mereka akan tetap ngotot bahwa mereka benar. Namun, betapa pun mereka menganggap diri paling benar, di hadapan Allah sumber Kebenaran mereka tetaplah orang berdosa. Hanya ada dua cara untuk menjadi orang yang disebut benar menurut Firman Tuhan yang kita baca hari ini. Pertama, dibenarkan oleh Allah sendiri. Hal inilah yang terjadi pada si pemungut cukai dalam perumpamaan Yesus di 9-14. Pemungut cukai itu datang dengan penuh kerendahan diri dan penyesalan akan keberdosaannya. Ia menyadari diri tidak layak untuk diampuni, oleh karenanya ia hanya memohon belas kasihan. Tetapi, justru kesadaran diri berdosa dan tidak layaklah yang membuatnya dilayakkan menerima anugerah pembenaran. Hal yang sebaliknya terjadi pada si orang Farisi. Ia datang dengan keyakinan yang tinggi akan hidupnya yang benar. Ia datang tidak untuk meminta belas kasih Tuhan. Ia malah dengan bangga memaparkan hal-hal yang baginya adalah bukti kebenarannya. Yesus berkata, orang Farisi tetap tinggal sebagai orang berdosa, sedangkan si pemungut cukai mendapatkan pembenaran dari Tuhan. Kedua, untuk mendapatkan pembenaran dari Allah, kita harus menjadi seperti anak kecil (ayat 17). Anak kecil dicirikan dengan ketulusan dan kepolosan, tanpa pretensi. Sikap inilah yang diperlukan untuk dapat menyambut uluran tangan kasih Allah. Sikap jujur bahwa dirinya membutuhkan jamahan Allah adalah syarat untuk seseorang dijamah Allah. Renungkan: Dengan mengakui bahwa kita adalah orang-orang berdosa, kebenaran Allah akan diberlakukan atas kita. |
(0.12276816) | (Luk 19:11) |
(sh: Peringatan kepada mereka yang .. (Jumat, 19 Maret 2004)) Peringatan kepada mereka yang ..Peringatan kepada mereka yang ... Mengajarkan kebenaran kepada para murid Yesus saja sudah sulit, apalagi kepada orang banyak. Yesus menyadari bahwa para murid masih salah mengerti tentang kerajaan Allah. Mereka menyangka Kerajaan Allah akan segera datang melalui kehadiran Yesus di Yerusalem, padahal tidak demikian (ayat 11). Melalui perumpamaan ini Yesus sekali lagi mengajar mereka bahwa Kerajaan Allah yang sempurna dan terakhir belum lagi datang. Setelah Yesus selesai dengan tugas keselamatan-Nya di kayu salib, mati dan bangkit pada hari ketiga, Dia akan pulang kepada Bapa untuk menerima hormat dan kemuliaan yang dulu dimiliki-Nya (ayat 12). Sementara itu, Ia meninggalkan para murid di dunia ini untuk meneruskan misi Yesus dengan penuh tanggungjawab (ayat 13). Tugas itu harus dipertanggungjawabkan pada saat Yesus datang kedua kali (ayat 15). Murid-murid yang setia dan dedikatif akan menerima pujian 'hamba yang baik' dan menerima kepercayaan lebih besar dalam Kerajaan-Nya (ayat 16-19), tetapi murid-murid yang tidak setia serta meragukan kasih-Nya akan kehilangan segala kehormatan dan hak-haknya (ayat 26). Perumpaman ini juga membicarakan nasib orang-orang yang menolak kerajaan Allah, menolak Yesus sebagai Tuhan mereka (ayat 14). Siapakah mereka? Mungkin sekali orang-orang Yahudi. Mereka akan dihakimi, dan dibinasakan sebagai pemberontak (ayat 27). Bagi kita yang hidup pada masa penantian kedatangan Yesus yang kedua kali, perumpamaan ini sangat relevan. Adakah kita akan terbukti hamba yang setia, yang mengupayakan secara maksimal pelayanan Injil yang dipercayakan kepada kita, ataukah kita malas dan mempermainkan anugerah Allah? Atau bahkan, jangan-jangan kita ada di golongan orang-orang yang menolak Dia? Camkanlah: Waktunya akan tiba untuk kita mempertanggungjawabkan semua perbuatan kita di hadapan Hakim yang Adil. |
(0.12276816) | (Luk 19:28) |
(sh: Tangisilah dirimu (Rabu, 18 Maret 2015)) Tangisilah dirimuJudul: Tangisilah dirimu Bagi Yesus, kepergian ke Yerusalem memasuki babak akhir misi Allah di dunia. Dia meminta beberapa murid-Nya ke rumah penduduk untuk mengambil keledai muda, yang tidak pernah ditunggangi orang. Dia akan memakai keledai itu sebagai simbol, bahwa diri-Nya adalah Mesias yang dinubuatkan bagi bangsa Israel (28-36). Bagi orang-orang Yahudi, pergi ke Yerusalem merupakan suatu sukacita yang besar. Mereka mengunjungi Bait Suci untuk memberi persembahan kepada Allah. Bagi para murid Yesus, pergi ke Yerusalem adalah jalan kemuliaan. Mereka merasa sedang mengiringi seorang raja yang akan memulihkan takhta Daud. Di sepanjang perjalanan, para murid bergembira, berteriak, dan memuji Allah (37-40). Namun siapakah yang tahu akan kepedihan hati Yesus, ketika dia melihat Yerusalem dari jauh. Yesus sedih bukan karena dia takut mati syahid. Yesus menangis karena dia melihat kehancuran Yerusalem dan hilangnya kesempatan bagi orang-orang Yahudi untuk diselamatkan. Yerusalem yang seharusnya menjadi kota benteng keselamatan Allah, malahan menjadi benteng pembantaian umat Allah (41-48).Di sini, tangisan dan air mata Yesus adalah bahasa kalbu Allah bagi Yerusalem. Tangisan tidak hanya muncul dari apa yang kita alami, seperti: ketidakadilan, kedukaan, kebahagiaan, kemarahan, dan lainnya. Tangisan bisa juga datang dari kepekaan hati sanubari akan dosa. Sebab itu, tangisilah dirimu di hadapan Allah, dan bertobatlah sebelum segalanya terlambat. Diskusi renungan ini di Facebook:
|
(0.12276816) | (Luk 20:1) |
(sh: Awas! Penyalahgunaan kekuasaan dalam Gereja (Senin, 10 April 2000)) Awas! Penyalahgunaan kekuasaan dalam GerejaAwas! Penyalahgunaan kekuasaan dalam Gereja. Tindakan pengusiran para pedagang dari rumah ibadah yang dilakukan oleh Yesus membuka aib para imam kepala, ahli Taurat, serta para pemuka bangsa Israel. Selama ini merekalah yang berkuasa atas seluruh aktifitas dan penggunaan bait Allah. Karena itulah dalam usahanya untuk memberikan serangan balasan, mereka mengajukan pertanyaan: "Siapa yang memberimu kuasa untuk melakukan semua itu?" (20:2) Menurut pandangan mereka Yesus tidak mempunyai kekuasaan yang resmi. Jika Ia mengakui, maka mudah bagi mereka untuk menangkap Yesus. Pertanyaan mereka itu mengungkapkan konsep kekuasan mereka yang salah, yaitu mereka lebih menghargai kekuasaan lembaga. Pertanyaan yang ditujukan kepada Yesus seharusnya adalah: "Apakah tindakan penyucian bait Allah secara moral dan rohani benar?; dan "Apakah tindakan-Nya berdasarkan firman-Nya?" (19:46; Yes. 56:7) Yesus menjawab mereka dengan sebuah pertanyaan yang berhubungan dengan baptisan Yohanes. Karena tidak mau memberikan jawaban yang sebenarnya, mereka mengatakan tidak tahu (ayat 5-7). Sekarang jika benar mereka tidak mempunyai kemampuan secara moral dan rohani untuk memutuskan perkara yang sangat penting (baptisan Yohanes), berarti mereka tidak mempunyai kualifikasi untuk memimpin. Namun ketidaktahuan mereka hanyalah pura-pura, dan ini berarti mereka mengingkari secara sengaja tugas suci sebagai pemuka agama yang resmi. Pertimbangan mereka hanyalah untuk mempertahankan kedudukan dan kekuasaannya. Agama hanya dijadikan kendaraan politik. Yesus meresponi kepura-puraan mereka dengan sebuah perumpamaan (ayat 9-19). Inti perumpamaan Yesus mengingatkan masyarakat Yahudi bahwa pemimpin mereka mulai melakukan penyalahgunaan kekuasaannya, dengan mengatakan bahwa penggarap yang diberikan wewenang untuk mengolah tanah justru sepakat untuk menyalahgunakan kekuasaannya demi mendapatkan kekuasaan yang lebih tinggi dengan membunuh anak pemilik kebun anggur sendiri. Renungkan: Wewenang yang kita miliki baik di dalam gereja maupun dalam lembaga lain haruslah memberikan kita kebebasan untuk menyatakan kebenaran berdasarkan firman-Nya. Jika tidak, maka telah terjadi penyalahgunaan kekuasaan. |
(0.12276816) | (Luk 20:41) |
(sh: Peringatan dan kecaman untuk para pemimpin (Jumat, 26 Maret 2004)) Peringatan dan kecaman untuk para pemimpinPeringatan dan kecaman untuk para pemimpin. Kini giliran Yesus untuk memperingatkan dan mengecam sikap para imam, ahli Taurat dan tua-tua Yahudi. Memang semua orang Yahudi sedang mengharapkan hadirnya Sang Mesias dari turunan Daud. Tetapi mereka tidak mengerti bagaimana Mesias itu datang dalam rupa insan manusia? Yesus mengutip Mazmur 110:1, untuk menunjukkan bahwa Mesias yang mereka nantikan itu lebih besar kuasa-Nya daripada Daud. Betapa memalukan sikap dan tindakan yang dilakukan oleh para ahli Taurat dan Saduki. Mereka mengambil kesempatan dalam kesempitan karena memanfaatkan kedudukan mereka sebagai pemimpin agama untuk menarik keuntungan dan kehormatan bagi diri mereka sendiri (ayat 41-44). Yesus menegaskan bahwa konsekuensi dari tindakan tersebut adalah bahwa mereka tidak akan luput dari hukuman (ayat 45-47). Ini adalah kecaman Yesus yang sangat keras terhadap para imam, ahli Taurat dan tua-tua Yahudi. Mengapa peringatan dan kecaman Yesus terhadap para pemimpin agama Yahudi ini dikaitkan dengan persembahan seorang janda miskin? Di mata manusia siapa sebenarnya yang kaya? Seseorang yang dikatakan kaya harta adalah orang yang memberi persembahan yang banyak. Tetapi penilaian tersebut berbeda dari sudut pandang Allah. Pada penilaian Allah sang janda miskin itulah yang kaya. Bila kita bandingkan dengan Lukas 19:46, maka para pemimpin yang disebutkan sebagai penyamun, mereka secara tidak lang-sung telah merampas hak orang-orang miskin. Dari situlah mereka merasa kaya karena kedudukan dan jabatan mereka. Sedangkan perempuan janda miskin ini memberi sebagai ungkapan kemurahan hatinya dan pengorbanannya dalam melayani Tuhan, sebab ia memberi seluruh nafkahnya (ayat 21:1-4). Camkan: Pemimpin yang mengorbankan orang lain demi dirinya sendiri tidak akan luput dari hukuman Tuhan. |
(0.12276816) | (Luk 24:13) |
(sh: Jangan hanya jadi pengamat dan reporter (Senin, 24 April 2000)) Jangan hanya jadi pengamat dan reporterJangan hanya jadi pengamat dan reporter. Di Indonesia sekarang ini banyak muncul pengamat-pengamat baik politik, ekonomi, dan reporter mediamasa. Para pengamat bukanlah orang sembarangan, mereka mempunyai kemampuan untuk menguraikan dan menganalisa permasalahan secara tajam. Para reporter pun tidak kalah hebatnya, sebab mampu untuk memburu sumber berita yang otentik untuk disajikan kepada masyarakat secara lengkap dan menarik. Pada umumnya mereka itu kebanyakan adalah penonton yang berada di luar gelanggang. Mereka tidak ikut merasakan yang mereka analisa dan laporkan, dan hidup mereka juga tidak terpengaruh. Inilah gambaran dari dua orang murid Yesus yang menuju ke Emaus. Mereka membicarakan dan menganalisa seluruh peristiwa yang berhubungan dengan Yesus hingga kebangkitan-Nya. Waktu yang dipergu-nakan untuk diskusi ini cukup panjang mengingat jarak Emaus ke Yerusalem adalah 7 mil dan ditempuh dengan berjalan kaki. Bahkan mereka bisa melaporkan peristiwa kebangkitan Kristus secara lengkap kepada "Yesus" yang tidak mereka kenali. Namun apa yang mereka bicarakan, diskusikan dan laporkan ternyata tidak mempunyai makna apa-apa bagi kehidupan mereka. Mereka masih berduka (ayat 17). Seolah-olah mereka hanya sebagai penonton (ayat 17). Mengapa demikian? Mereka mempunyai pengharapan yang salah terhadap misi Yesus (ayat 21). Mereka hanya terpusat kepada kebutuhan fisik. Mereka tidak memahami sifat dari 'peperangan' yang sedang dimasuki oleh Kristus. Karena itu apa yang Yesus alami merupakan kehancuran dari pengharapan mereka. Mereka pun tidak mempunyai pemahaman yang menyeluruh atas kebenaran firman Tuhan yang tertulis (ayat 27). Pemahaman mereka hanya sepotong-sepotong. Sesungguhnya jika mereka mempunyai pemahaman firman Tuhan tertulis secara benar dan menyeluruh, maka apa yang mereka analisa dan laporkan sudah cukup membawa mereka pada pemahaman siapakah Yesus. Dengan demikian apa yang Ia alami akan memberikan dampak positif bagi kehidupan mereka. Renungkan: Sudah berapa kali Anda memperingati hari Kebangkitan-Nya? Apakah selama ini Anda hanya cakap sebagai pengamat dan reporter ataukah kebangkitan-Nya membawa pengharapan bagi kehidupan Anda? |
(0.12276816) | (Luk 24:36) |
(sh: Tugas pengikut Yesus (Selasa, 13 April 2004)) Tugas pengikut YesusTugas pengikut Yesus. Ketika murid-murid sedang mendiskusikan berita kebangkitan Yesus, tiba-tiba Yesus berada di tengah-tengah mereka (ayat 36). Sulit bagi mereka menerima kenyataan bahwa Yesus yang telah bangkit berada di depan mereka. Yesus pun menegaskan bahwa diri-Nya bukan hantu (ayat 39). Untuk membuktikannya Yesus meminta makanan dan memakannya (ayat 43). Yesus kemudian membimbing mereka ke dalam Kitab Suci dan mendorong mereka untuk membaca Kitab Suci dari sudut pandang Yesus karena Yesus adalah kunci untuk membuka kesaksian kitab suci. Namun ada satu kesaksian Kitab Suci yang belum lagi digenapi secara penuh yakni bahwa berita pengampunan dosa telah berlaku bagi segala suku bangsa (ayat 47). Untuk menjadikan berita ini digenapi, para murid diberi tugas untuk melakukannya (ayat 48). Berita kebangkitan Yesus bukan berita yang harus dirahasiakan atau disembunyikan melainkan haruslah disaksikan ke seluruh suku bangsa. Kebangkitan Yesus tidak hanya mensahkan fakta bahwa pengampunan dosa berlaku bagi semua suku bangsa, tetapi juga mengarahkan umat percaya pada pertobatan. Dosa tidak lagi menjadi penghalang persekutuan manusia dan Allah. Kebangkitan Yesus menjadi bukti bahwa utang dosa telah dibayar lunas oleh Yesus. Inilah tugas semua murid Yesus. Namun Yesus tidak hanya sekadar memberi tugas. Kepada saksi-saksi itu diberi-Nya kuasa Roh Kudus. Murid-murid harus menunggu di Yerusalem untuk menantikan datangnya Roh Kudus. Yesus akan mengutus Roh Kudus kepada murid-murid (ayat 49). Pencurahan Roh Kudus digenapi dalam Kisah Para Rasul 2. Dengan taat murid-murid menanti di Yerusalem datangnya Roh Kudus, sesuai dengan yang dijanjikan oleh Yesus Kristus (ayat 52). Renungkan: Kebangkitan Yesus membawa pengharapan dan sukacita di hati orang percaya untuk pergi dengan kuasa Roh memberitakan kabar baik itu kepada orang lain. |