Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 861 - 880 dari 2742 ayat untuk hanya (0.003 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.17462704878049) (Mzm 23:5) (jerusalem: di hadapan lawanku) Perjamuan pesta (kebahagiaan) di zaman Mesias hanya teruntuk bagi orang benar, sedangkan orang fasik (lawan orang benar) tidak dapat ikut serta, tetapi menyaksikan kebahagiaan orang benar, bdk Yes 65:13 dst; Luk 13:28
(0.17462704878049) (Mzm 38:1) (jerusalem: Doa pada waktu sakit) Ini ratapan seorang percaya yang kena sakit (kusta?). Penderita sendiri menganggap penyakitnya sebagai hukuman atas dosanya yang dengan terus terang diakui olehnya, Maz 38:4-5,6,19 Ratapan ini serupa dengan Maz 22:1-31; 35:1-28; 40:1-17; 71:1-24, dan mengingatkan lagu Hamba Tuhan yang bersengsara, Yes 53 dan kitab Ayub.
(0.17462704878049) (Mzm 42:1) (jerusalem: Kerinduan kepada Allah) Dua mazmur ini sebenarnya hanya satu lagu. Ia berupa ratapan oleh seorang (dari kalangan kaum Lewi?) atau seluruh umat yang diusir dan dibuang dari tanah airnya dan karenanya jauh dari kehadiran Allah dalam baitNya. Pemazmur (umat) tinggal di pembuangan dan mengucapkan kerinduannya kepada bait Allah. Ia mohon supaya diperbolehkan pulang untuk turut serta dalam ibadat di bait Allah. Nyanyian ini terbagi atas tiga bagian oleh semacam ulangan, Maz 42:5,11; 43:5.
(0.17462704878049) (Mzm 68:10) (jerusalem: kawanan hewanMu) Dalam terjemahan Indonesia ini "kawanan hewan Allah" ialah umat Israel yang memang sering dibandingkan dengan kawanan domba yang digembalakan Tuhan. Tetapi naskah Ibrani kurang jelas maksudnya. "Kawanan hewan" (atau: makhluk-makhluk) Allah itu barangkali kawanan burung puyuh yang "duduk di situ", yaitu di gurun sebagai makanan guna umat Israel.
(0.17462704878049) (Mzm 76:1) (jerusalem: Allah, hakim segala bangsa) Kidung ini, sama seperti Maz 46+, melayangkan pandangan ke akhir zaman. Mazmur ini memuliakan Tuhan yang telah menghakimi musuh umatNya, yaitu dengan mengalahkan mereka dalam perang, Maz 76:2-8. Mungkin sekali mazmur ini diciptakan setelah raja Sanherib dikalahkan di depan tembok Yerusalem, bdk 2Ra 19; Sir 48:21; 2Ma 8:19. Hanya penghakiman dalam sejarah itu menjadi lambang penghakiman terakhir. Dengan penghakiman ini Allah menyelamatkan umatNya dan memaksakan semua bangsa bersujud di hadapan Allah Israel, Maz 76:9-12 Allah Israel sungguh-sungguh dahsyat, Maz 76:8,12.
(0.17462704878049) (Mzm 93:5) (jerusalem: PeraturanMu) Harafiah: kesaksian-kesaksianMu, bdk Kel 25:16+; yang dimaksud ialah seluruh wahyu Tuhan (tidak hanya hukum dan perintah) sebagai pedoman dan penerang bagi kelakuan manusia, bdk Maz 119+
(0.17462704878049) (Mzm 121:1) (jerusalem: TUHAN, Penjaga Israel) Mazmur ini berupa dialog. Ada seseorang yang menyatakan keyakinan bahwa ditolong oleh Tuhan, Maz 121:1-2. Orang lain hanya membenarkan keyakinan itu, sebab Tuhan menolong dan melindungi baik umatNya maupun orang benar terhadap baik semacam bahaya, Maz 121:3-8. Pikiran ini sesuai dengan keadaan kaum ziarah yang pergi ke Yerusalem dengan menempuh jalan sukar dan berbahaya. Begitu pula secara rohani orang beriman menempuh jalan yang sukar menuju Yerusalem sorgawi.
(0.17462704878049) (Ams 30:1) (jerusalem: dari Masa) Dalam naskah Ibrani tertulis: ucapan ilahi (ham-massa). Ini agaknya salah tulis (seharusnya: mim-massa). Mengenai Masa bdk Ams 30:1-14 terselip antara Ams 24:22 dan Ams 24:23, sedangkan Ams 30:15-31:9 ditempatkan sesudah Ams 24:34
(0.17462704878049) (Pkh 1:1) (jerusalem)

KITAB PENGKHOTBAH

PENGANTAR

Kitab kecil ini berjudul: "Perkataan Pengkhotbah, anak Daud, raja di Yerusalem", Peng 1:1. ADapun kata Ibrani "Qohelet" (yang diterjemahkan sebagai: Pengkhotbah), bdk Peng 1:2 dan 12; 7:27; 12:8-10, bukanlah nama diri, tetapi sebuah kata benda yang kadang-kadang memakai kata sandang. Bentuk kata Ibrani memberi kesan seolah-olah mengenai wanita, tetapi ternyata tidak demikian halnya keterangan yang agaknya paling tepat, maka nama itu adalah nama jabatan. Ini menunjuk seseorang yang berbicara di muka jemaat (Ibraninya: Yunaninya: ekklesia). Karena itu sejak Luter, kata "qohelet" itu biasanya diterjemahkan dengan: Pengkhotbah. Pengkhotbah itu dikatakan "anak Daud, raja di Yerusalem", bdk Ams 1:12. Meskipun namanya tidak di sebut, namun "anak Daud" itu pasti disamakan dengan raja Salomo. Kitab Pengkhotbah sendiri jelas menyarankannya, Ams 1:16 (bdk 1Raj 3:12; 4:29-30; 10:7), Ams 2:7-9(bdk 1Raj 3:13, 10:23). Tetapi tidak dapat disangkal juga bahwa hanya sebagai suatu sarana kesusasteraan belaka bahwa Salomo dikemukakan sebagai pengarang kitab ini. Penulis yang sebenarnya menggunakan nama orang bijak yang termasyhur di Israel untuk menyajikan buah pikirannya sendiri. Gaya bahasa dan ajaran kitab (yang nanti akan dibicarakan) tidak mengizinkan Pengkhotbah ditanggalkan di masa sebelum pembuangan. Ada semenatara ahli menyangka bahwa Pengkhotbah tidak dikarang oleh seorang penulis saja, bahkan dikatakan bahwa Pengkhotbat adalah buah tangan dua, tiga, empat, malahan delapan orang penulis yang berbeda-beda. Tetapi dewasa in para ahli semakin mencegah diri dari memotong-motong kitab itu dengan cara demikian. Sebab ahli-ahli yang suka memotong-motong itu tidak menghiraukan jenis sastera dan pemikiran Pengkhotbah. Memang pendapat mereka tidak dapat ditertahankan mengingat kesatuan dalam gaya bahasa dan perbendaharaan kata kitab. Hanya jelas bahwa kitab Pengkhotbah diterbitkan oleh seorang murid yang menambah ayat-ayat penutup, Ams 12:9-14.

Sebagaimana halnya dengan kitab-kitab kebijaksanaan lainnya, misalnya kitab Ayub, kitab Bin Sirakh dan khususnya kitab Amsal, yang semuanya merupakan karya serba majemuk, demikianpun halnya dengan Pengkhotbah. Pemikiran hilir mudik, diulang dan dibetulkan. Tidak ada suatu urusan jelas. Hanya ada satu pikiran saja, yang disoroti dari pelbagai segi. Pikiran pokok itu ialah: Sia-sia belaka semua hal yang merepotkan manusia. Pikiran itu terungkap pada awal dan pada akhir kitab, Ams 1:2 dan 12:8. Segala-galanya memperdaya dan mengelabui: ilmu, kekayaan, asmara, bahkan hidup sendiri. Hidup itu hanya serentetan perbuatan sia-sia yang tidak bermakna, Ams 3:1-11; itu berakhir dengan masa tua, Ams 12:1-7, dan kematian yang mendatangi baik orang bijak maupun orang bodoh, yang kaya dan yang miskin, binatang dan manusia, Ams 3:17-20.

Masalah yang menggelisahkan si Pengkhotbah sama dengan yang menyibukkan Ayub, yakni: Apakah yang baik dan yang jahat mendapat balasannya di bumi? Dan sama seperti Ayub, demikianpun si Pengkhotbah menjawab: Tidak. Sebuah pengalaman ternyata tidak sesuai dengan apa yang lazim diajarkan, Ams 7:25-8:14.

Hanya ada perbedaan ini: Si Pengkhotbah adalah seorang yang sehat-walafiat. Maka ia tidak mempersoalkan, seperti Ayub, mengapa orang harus menderita. Si Pengkhotbah hanya mengkonstatir: Kebahagiaan sia-sia belaka, lalu ia menghibur diri dengan menikmati cukup kesenangan yang dapat diperoleh dari kehidupan ini, Ams 3:12-13; 8:15; 9:7-9. Tetapi lebih tepat dikatakan. Si Pengkhotbah berusaha menghibur dirinya, sebab hatinya tetap terus tidak merasa puas. Masalah yang menggelisahkan dia ialah: Apakah ada kehidupan di alam baka? Tetapi si Pengkhotbah tidak menduga pemecahannya, Ams 3:21; 9:10; 12:7. Namun demikian si Pengkhotbah adalah seorang percaya. ia memang dibingungkan oleh jalannya peristiwa dan hal-ihwal kehidupan manusia sebagaimana diatur dan dibimbing oleh Allah. Tetapi ia menegaskan bahwa Allah tidak perlu memberi pertanggungan jawab, Ams 3:11, 14;7:13. Maka manusia harus menerima saja, baik percoabaan maupun sukacita yang diberikan allah, Ams 7:16, dan ia harus dengan takwa menepati perintah-perintah Tuhan dan takut akan Allah, Ams 5:6; 8:12-13.

Jelaskan bahwa ajaran itu sama sekali tidak seimbang. Akan tetapi, dari membagi-bagikan unsur-unsurnya pada pelbagai pengarang, yang bertentangan satu sama lain dan saling mengoreksi, tidaklah lebih tepat mencari dasar ketidak- seimbangan itu dalam pemikiran yang tidak menentu, karena menghadapi masalah yang dahsyat dan tidak tahu pemecahannya? Baik si Pengkhotbah maupun Ayub tidak sanggup memecahkan masalah yang mereka kemukakan. Pemecahannya hanya dapat diberikan oleh keyakinan tentang pembalasan di alam baka (bdk Pengantar umum).

Kitab Pengkhotbah merupakan karya peralihan. Keyakinan kokoh-kuat dari tradisi sudah tergoncang sampai akar-akarnya, tetapi penggantinya belum ada. Ada yang berkata bahwa di masa peralihan itu pemikiran Ibrani terpengaruh dari luar dan khususnya Pengkhotbah terkena pengaruh asing itu. Kerap kali ada ahli yang mendekatkanPengkhitbah pada pemikiran filsafat Stoa, Epikurus atau pengikut- pengikut Antistenes (Sinisi), yang dapat dikenal si Pengkhotbah melalui kebudayaan Yunani di Mesir. tetapi pengaruh Yunani semacam itu tidak dapat diterima. Alam pikiran Pengkhotbah memang terlalu berbeda dengan alam pikiran filsafat Yunani. Ahli-ahli lain berpendapat bahwa ada kesamaan antara Pengkhotbat dengan beberapa karangan yang berasal dari Mesir, misalnya dengan "Dialog seseorang yang putus asa dengan dirinya" atau "Nyanyian-nyanyian Pemetik kecapi", dan khususnya dengan beberapa karangan yang berasal dari kalangan para bijaksana di Mesopotamia dan dengan "Sajak Pahlwan Gilgamesy". Tidak dapat disangkal bahwa ada kesamaan. Tetapi tidak mungkin menunjukkan pengaruh langsung dari karya-karya tersebut. Kesamaannya terletak dalam pokok pemikiran, yang memang sudah lama ada dan menjadi milik bersama seluruh orang bijaksana di dunia Timur. Si Pengkhotbah secara pribadi memikirkan dan merenungkan warisan dari masa yang lampau itu, sebagaimana juga dikatakan oleh penerbit karyanya, Ams 12:9.

Si Pengkhotbah ternyata seorang Yahudi dari Palestina. Ia barangkali bertempat tinggal di Yerusalem. Ia menulis dalam bahasa Ibrani sebagaimana yang dipakai dikemudian hari. Bahasa Ibraninya bercampur dengan unsur-unsur bahasa Aram dan ia menggunakan dua kata dari bahasa Persia. Semuanya itu menyatakan bahwa kitab Pengkhotbah ditulis agak lama sesudah masa pembuangan, tetapi sebelum abad ke-2 sem. Mas. Dalam abad ke-2 itu Pengkhotbah sudah dimanfaatkan oleh Bin Sirakh. Berdasarkan paleografi maka kepingan-kepingan kitab Pengkhotbah yang ditemukan dalam gua-gua di Qumran dapat ditanggalkan di sekitar tahun 150 seb. Mas. Maka sebaik-baiknya dikatakan bahwa Pengkhotbah dikarang selama abad ke-3 seb. Mas. Di mana itu Palestina berada di bawah pemerintahan wangsa Ptolomeus (Mesir) dan terpengaruh oleh aliran humanisme, tetapi belum mengenal semangat kepercayaan dan pengharapan yang menggalakkan bangsa Yahudi di zaman para Makabe.

Kitab Pengkhotbah hanya mencermikan satu tahap saja dari perkembangan agama Israel. Ia tidak boleh dinilai lepas dari apa yang mendahului atau yang menyusul tahap itu. Dengan menekankan bahwa pemikiran-pemikiran dari masa yang lampau tidak mencukupi dan memaksa orang menghadapi masalah-masalah hidup manusia, Pengkhotbah membuka jalan untuk wahyu yang baru dan lebih lengkap. Kitab itu mengajar orang, bahwa tidak boleh terikat pada harta-benda dunia ini. Dengan menyangkal bahwa orang kaya benar-benar bahagia Pengkhotbah menyiapkan dunia untuk mendengarkan "Berbahagialah orang miskin", Luk 6:20.

(0.17462704878049) (Pkh 4:1) (jerusalem) Bagian ini membicarakan kemalangan yang ada dalam masyarakat: yang berkuasa menindas dan memeras dan manusia yang hanya seorang diri percuma saja berjerih payah dan tidak berdaya, Pengk 4:1-12; catur politik yang hampa, Pengk 4:13-16; agama massal yang kosong, nazar yang diremehkan, Pengk 5:1-7; alat negara yang korup dan busuk, Pengk 5:7-8.
(0.17462704878049) (Pkh 11:7) (jerusalem) Umur panjang sebagai ganjaran dijanjikan kepada orang Israel, Ula 5:16,33; 11:9,21; 22:7, dll. Umur panjang juga kebahagiaan yang oleh para berhikmat dianggap ganjaran kelakuan benar. Sebaliknya, Pengkhotbah tidak menilai hari tua sebagai suatu kebahagiaan: pada masa tuanya manusia ditakuti kematian Pengk 11:7, menyesal bahwa masa mudanya lewat sudah, Pengk 11:8-12:2, hidupnya kehilangan semangat, Pengk 12:3-5, dan orang hanya menunggu kematiannya tak terpulihkan, Pengk 12:5-7.
(0.17462704878049) (Kid 3:11) (jerusalem) Ayat ini menyinggung pertemuan antara kedua kekasih. Dalam kumpulan lagu-lagu yang termaktub dalam Kidung Agung sajak kecil ini menjadi kata pendahuluan bagi puji-pujian atas mempelainya yang diucapkan mempelai laki-laki, Kid 4:1-15. Penggambaran dalam Kid 3:6-11 memang berlebih-lebihan. Mempelai laki-laki menjadi "raja", bdk Kid 1:4,12, serupa raja Salomo, Kid 7,9,11
(0.17462704878049) (Kid 4:8) (jerusalem: Turunlah) Ini ditambahkan menurut terjemahan-terjemahan kuno. Dalam naskah Ibrani tertulis: sertaku/kepadaku
(0.17462704878049) (Yes 5:26) (jerusalem) Sajak ini mungkin mengenai salah satu serangan yang di masa Yesaya dilontarkan kerajaan Asyur, oleh Tiglat Pileser III, th 735 atau 732, oleh Salmaneser, th 722, oleh Sargon, th 711, atau oleh Sanherib, th 701. Tetapi nama penyerbu tidak sampai disebut. Barangkali sajak itu hanya mau mengungkapkan pikiran umum ini: Allah memanggil suatu bangsa kuasa buat menimpakan balasanNya, bdk Ula 28:49-52; Yes 10:5+.
(0.17462704878049) (Yes 21:11) (jerusalem) Nubuat kecil mengenai Edom-Seir ini kiranya tidak berasal dari nabi Yesaya. Pertanyaan yang diajukan, Yes 21:11, tidak dijawab dengan jelas. Akhir nubuat mungkin mengajak orang untuk bertobat. Disebutkannya Duma menyebabkan kesulitan. Sebab Duma ialah sebuah waha yang terletak di bagian utara tanah Arab, di luar wilayah bangsa Edom. Nama Duma disebut di antara anak-anak Ismael, Kej 25:14 Hanya kata duma berarti juga: berdiam diri. Mungkin kata itu mau menyinggung kaburnya seluruh nubuat ini. Bdk judul semua nubuat yang tercantum dalam bab ini, Yes 21:1,13
(0.17462704878049) (Yes 22:15) (jerusalem) Ini satu-satunya nubuat Yesaya mengenai seseorang secara perorangan. Sebna itu ternyata seorang baru dan mungkin berkebangsaan asing. Ia berhasil mendapat pangkat tertinggi di istana, semacam wasir raja Hizkia. Hanya Yesaya saja berceritera bahwa Sebna dipecat dan diganti dengan Elyakim. Tetapi 2Ra 18:26,37; 19:2=Yes 36:3,11,22;37:2 memberitahukan hasil tindakan itu. Elyakim menjadi kepala istana dan Sebna panitera negara. Mungkin makam Sebna yang disebut dalam Yes 22:16 ditemukan kembali di sebuah pekuburan di Yerusalem yakni Syiloah.
(0.17462704878049) (Yes 40:26) (jerusalem: Arahkanlah matamu) Bdk Kej 15:5; Maz 19:2
(0.17462704878049) (Yes 41:21) (jerusalem: Ajukanlah perkaramu) Sama seperti Allah telah mengerahkan bangsa-bangsa menghadap pengadilanNya, Yes 41:1 dst, demikian sekarang Ia memanggil dewa-dewa menghadapiNya. Mereka ternyata tidak mampu memberitahukan masa depan dan membimbing hal ihwal dunia. Dan ini membuktikan bahwa dewa-dewa itu tidak ada sama sekali. Justru dalam kitab Deutero-yesaya untuk pertama kalinya terungkap dengan jelas monoteisme mutlak, bdk Yes 43:8-13; 44:6-8; 45:5 Ajaran jelas itu sudah lama disiapkan melalui monoteisme praktis. Israel hanya boleh menyembah TUHAN, Allahnya, bdk Yes 42:8+ dan Pengantar. Mengenai kecaman atas berhala-berhala bdk Yes 40:18+.
(0.17462704878049) (Yes 49:3) (jerusalem: hambaKu) Bdk Mat 3:17+


TIP #05: Coba klik dua kali sembarang kata untuk melakukan pencarian instan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA