Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 8901 - 8920 dari 10878 ayat untuk dengan [Pencarian Tepat] (0.014 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 436 437 438 439 440 441 442 443 444 445 446 447 448 449 450 451 452 453 454 455 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.13936123333333) (Rm 15:1) (sh: Kewajiban yang kuat terhadap yang lemah. (Sabtu, 01 Agustus 1998))
Kewajiban yang kuat terhadap yang lemah.

Kewajiban yang kuat terhadap yang lemah.
Orang Kristen-Yahudi di Roma merasa diri lebih kuat dari orang Kristen non-Yahudi. Sikap ini melahirkan tindakan yang menimbulkan perpecahan. Paulus mengajak mereka untuk memanfaatkan kelebihan atau kekuatan mereka secara positif. Bagaimana caranya? Pertama, mereka seharusnya membantu yang lemah (ayat 1a); kedua, tidak mencari kesenangan sendiri (ayat 1b); melainkan ketiga, berusaha untuk saling membangun (ayat 2), memakai kekuatan atau kelebihan untuk membangun orang lain (ayat 2). Bukankah kekuatan dan kelebihan Tuhan karuniakan agar kita membantu kelemahan orang lain, bukan menghambatnya?

Kristus dasar kebersamaan jemaat. Sulit untuk tidak egois. Untuk bisa memenuhi panggilan Kristen kita, kita harus mengikuti teladan hidup Kristus (ayat 3-4) dan memohon kekuatan dari Allah sendiri (ayat 5). Dengan berdasarkan kedua hal ini, bertindaklah sesuai kehendak Kristus (ayat 5-6). Bukankah Kristus tidak pernah mencari kepentingan-Nya sendiri melainkan menaati kehendak Allah untuk kepentingan umat tebusan-Nya? Saling menerima adalah sikap yang serasi dengan sikap Kristus yang menerima kita tanpa memandang siapa kita. Jika kita Kristo-sentris bukan ego-sentris, pastilah tidak sulit memelihara persatuan gereja.

(0.13936123333333) (Rm 15:22) (sh: Merencanakan hidup dan pelayanan. (Senin, 03 Agustus 1998))
Merencanakan hidup dan pelayanan.

Merencanakan hidup dan pelayanan.
Paulus menyadari, waktu dan pelayanannya sangat singkat; karena itu seluruh hidup dan pelayanannya ia rencanakan dengan teliti. Dalam kesaksiannya kepada jemaat Efesus (Kis. 20), ia berusaha tidak mengabaikan satu pun dari tugas yang Tuhan bebankan padanya. Dalam bagian ini, ia merencanakan mengunjungi kota Yerusalem, Roma, dan Spanyol. Ketiga perjalanan itu menempuh jarak 4.500 km. Selain jauh, perjalanan darat dan laut waktu itu relatif lebih sukar dan berisiko tinggi dibandingkan sekarang. Namun baginya kehendak Tuhan lebih utama dari kesenangan pribadi.

Pelayanan yang seutuhnya. Dunia menawarkan 'prinsip kesenangan'. Ini membuat kita sulit mentaati kehendak Tuhan yang menuntut risiko dan penyangkalan diri. Namun, kesenangan dan kesukaan sejati hanya melimpah bagi mereka yang mentaati kehendak Tuhan. Sudahkah Anda merencanakan hidup dan kerja Anda sesuai dengan panggilan Tuhan? Paulus sangat memikirkan kepentingan dan kesejahteraan orang lain. Ia sangat memegang teguh prinsip 'lebih berbahagia memberi daripada menerima' (Kis. 20:35). Apakah kita cukup memperhatikan penginjilan dan sumbangsih sosial nyata yang serasi dalam pelayanan kita kini?

(0.13936123333333) (Rm 16:1) (sh: Menyambut Pelayan Tuhan. (Selasa, 04 Agustus 1998))
Menyambut Pelayan Tuhan.

Menyambut Pelayan Tuhan.
Tinggal di kota besar dengan banyak kesibukan, membuat kita kurang dapat memberi perhatian pada tamu. Paulus mengingatkan kita agar menyambut dan melayani mereka yang bekerja keras bagi Injil. Kristus mengingatkan bahwa pelayanan kita bagi seorang murid Tuhan adalah bagaikan menjamu malaikat. Febe, adalah seorang yang sungguh-sungguh memberikan hidup seutuhnya bagi pelayanan Injil. Ia seorang diaken yang setia, melayani orang-orang sakit, yang miskin, kesepian. Ia juga banyak mendukung pelayanan Paulus. Melalui bagian ini kita diingatkan untuk lebih respek (hormat) dan mendukung para hamba Tuhan dan pengurus jemaat di mana kita berbakti.

Menghargai rekan sekerja. Apa rahasia keberhasilan pelayanan Paulus? Kerja tim dalam kebersamaan! Inilah kunci sukses Paulus: mengingat, memuji serta memberi penghargaan secara khusus terhadap teman-teman sekerjanya yang berjuang bagi Injil Kristus. Dengan karunia berbeda, mereka bersatu melayani gereja. Ia ingat akan Priscila dan Aquila yang telah mempertaruhkan nyawa baginya; yang pernah dipenjara bersama-sama dia. Ia menghargai mereka yang lebih senior dan lebih dahulu Kristen daripada dirinya. Dalam pekerjaan dan pelayanan kita prinsip Paulus ini harus kita jalani.

(0.13936123333333) (Rm 16:25) (sh: Doxologi. (Kamis, 06 Agustus 1998))
Doxologi.

Doxologi.
Doxologi ialah pujian keagungan bagi Tuhan. Nyanyian pujian yang biasa kita naikkan di akhir kebaktian itu kita warisi dan susun dalam model doxologi ini. Paulus mengagungkan dan mendengungkan kuasa Allah yang Maha Besar dan yang penuh hikmat (ayat 25, 27). Kuasa Allah melahirkan kita baru di dalam Kristus, memelihara dan memantapkan kita dalam proses pengudusan. Keyakinan inilah yang menyemaraki doxologi Paulus. Bila Anda ragu tatkala pencobaan besar melanda, dapatkan kekuatan dengan menyanyikan pujian berisikan kebenaran firman-Nya (ayat 26). Anda akan menjumpai Tuhan yang setia, yang berkuasa menguatkan menurut kekuatan dan kelimpahan kasih karunia-Nya.

Konsistensi Rohani. Allah menghendaki konsistensi atau kesetiaan kita. Roh-Nya telah diam dalam anak-anak-Nya. Allah menyediakan kuasa dan hikmat-Nya untuk menuntun kita. Mengapa dalam realita begitu banyak Kristen tidak konsisten dalam imannya? Karena banyak orang menjadi Kristen tidak berjumpa pribadi dengan Tuhan! Mungkinkah yang sungguh beriman setia sampai akhir? Ya, sebab Allah setia, dan karena itu ia pasti memelihara iman anak-anak-Nya. Untuk itu Ia telah menyediakan segala fasilitas dan kemungkinan untuk kita bertahan di dalam dunia ini, yakni Firman dan Roh-Nya.

(0.13936123333333) (1Kor 8:1) (sh: Jangan menjadi batu sandungan. (Jumat, 29 Agustus 1997))
Jangan menjadi batu sandungan.

Jangan menjadi batu sandungan.
Bagi mereka yang telah memiliki banyak pengetahuan Alkitab dan pertumbuhan iman yang baik, soal makan daging bekas persembahan berhala bukan suatu masalah. Mereka yakin dan percaya, hanya ada satu Allah, yang lain palsu. Berhala hanya benda mati yang tak berdaya dan tak berpengaruh apa pun. Tidak demikian halnya dengan para pemula dan simpatisan Kristen. Orang-orang ini masih memegang teguh keyakinan bahwa penyembahan berhala itu riil, maka daging bekas persembahan itu tak boleh dimakan. Yang lebih kuat iman tidak boleh sengaja makan daging bekas persembahan, sebab tindakan itu akan menggoncangkan iman yang lemah.

Saling membangun dalam kasih. Persekutuan orang beriman harus menjadi tempat saling melengkapi dan membangun di dalam kasih. Kebersamaan ini penting, sebab ibadah yang benar bukan hanya bersifat individual-vertikal, mementingkan kepuasan persekutuan pribadi dengan Tuhan. Segi horisontal, saling mengasihi, memperhatikan, dan membangun, pun sama pentingnya. Orang yang hanya memikirkan paham dan keadaannya sendiri dan melukai hati sesamanya, melukai juga hati Tuhan.

Doa: Hidup seperti Kristus, itulah kerinduanku, Tuhan.

(0.13936123333333) (1Kor 11:17) (sh: Perjamuan Kudus (Minggu, 21 September 2003))
Perjamuan Kudus

Perjamuan Kudus. Perjamuan Kudus memiliki muatan kasih yang begitu dalam dari Kristus kepada umat manusia. Namun kenyataannya di jemaat Korintus perjamuan kudus kehilangan muatan kasih-Nya. Perjamuan di Korintus lebih merupakan ajang pamer kekayaan dan pemanfaatan kesempatan. Bagi si kaya, situasi ini dimanfaatkan untuk memamerkan kekayaannya, dan bagi yang miskin ini merupakan kesempatan untuk makan makanan yang enak. Perjamuan Kudus berubah fungsi menjadi pesta pora yang memabukkan (ayat 20,21).

Makna Perjamuan Kudus yang sesungguhnya adalah: pertama, tubuh Kristus yang dipecah-pecahkan, dan darah yang dicurahkan oleh Kristus dalam peristiwa salib (ayat 23-25). Kedua, Perjamuan Kudus bukan sekadar upacara untuk mengingat kematian dan kebangkitan Kristus, tetapi lebih merupakan respons umat terhadap tindakan kasih Allah yang telah menyadarkan kita bahwa keselamatan sudah digenapi dengan kematian dan kebangkitan-Nya. Ketiga, melalui Perjamuan Kudus, Kristus meletakkan satu dasar bagi komunitas baru orang-orang percaya yang saling mengasihi (ayat 33), yang selalu menceritakan peristiwa kematian dan kebangkitan-Nya sampai Ia datang (ayat 26). Perjamuan Kudus sarat dengan muatan kasih, yang mengingatkan dan memperbolehkan kita untuk meneruskan kasih Allah dalam Yesus Kristus kepada setiap orang.

Renungkan: Ingatlah bahwa kematian dan kebangkitan Kristus dalam Perjamuan Kudus harus menjadi bagian integral dari hidup kita yang harus kita beritakan kepada semua orang.


Bacaan untuk minggu ke-16 sesudah Pentakosta

Yesaya 35:4-7; Yakobus 2:1-5; Markus 7:31-37; Mazmur 146

Lagu KJ 315

(0.13936123333333) (1Kor 14:1) (sh: Kejarlah kasih! (Senin, 8 September 1997))
Kejarlah kasih!

Kejarlah kasih!
Hal pertama yang setiap Kristen harus kejar ialah kasih. Tentu saja semua orang Kristen yang sungguh beriman dalam Kristus sudah menerima dan mengalami kasih Kristus dalam hidupnya. Bukankah kasih karunia Allah dalam Kristus yang membuat kita masuk dalam keselamatan? Tetapi sesudah mengalami kasih yang menyelamatkan itu, kita harus mengejar atau mengusahakan agar kasih sekualitas dengan itu ada dalam sikap dan tindak tanduk kita.

Tentang karunia bahasa Roh. Paulus melihat berbagai masalah pada minat jemaat Korintus akan karunia bahasa Roh. Pertama, itu bukan karunia yang terutama sebab lebih berdampak pada kepentingan diri sendiri dibandingkan kasih atau nubuat yang berdampak pada pembangunan orang lain (ayat 1-5). Kedua, bahasa Roh akan membuat orang yang tidak biasa atau tidak seiman merasa ada sesuatu yang tidak waras pada orang yang berbahasa roh (ayat 6-9). Ketiga, Paulus melihat bahaya bahwa yang mereka katakan "bahasa" bukan bahasa tetapi bunyi-bunyi tanpa makna (ayat 10-17).

Renungkan: Paulus sendiri berbicara bahasa roh lebih banyak dari orang lain. Tetapi ia lebih suka berbahasa yang dimengerti demi kepentingan orang banyak.

Doa: Tolonglah kami menilai karunia dengan benar.

(0.13936123333333) (1Kor 14:20) (sh: Dewasa dalam pemikiran. (Selasa, 9 September 1997))
Dewasa dalam pemikiran.

Dewasa dalam pemikiran.
Tidak selalu orang berusia dewasa berpikiran dewasa. Kadang mereka yang kita anggap cukup dewasa malah berpikir dan bertindak kekanak-kanakan. Gereja pun bisa demikian. Jemaat di Korintus sebenarnya sudah cukup lama didirikan melalui pelayanan penginjilan Paulus. Namun ada banyak pemahaman dan penghayatan mereka yang menunjukkan mereka tidak berpikiran dewasa. Antara lain adalah sikap mereka yang tergila-gila pada karunia bahasa roh. Pendewasaan iman terutama berhubungan dengan pemahaman kebenaran. Bila pengalaman tidak dilandasi dan diarahkan oleh pemahaman kebenaran, orang akan berputar-putar pada lingkaran permainan kekanak-kanakan.

Nubuat dan bahasa roh. Jelas lebih penting mengutamakan nubuat daripada bahasa roh. Mengapa? Sebab nubuat dimengerti dan bisa menempelak orang yang tidak beriman atau menguatkan orang yang sudah beriman. Sebaliknya bahasa roh tidak. Bahkan orang yang tidak beriman bisa berpikir bahwa yang berbahasa roh adalah orang gila.

Renungkan: Bisakah kesan buruk tentang orang Kristen membuat orang tertarik pada Kristus yang diimaninya?

Doa: Tolong kami menggunakan pikiran kami dengan benar menuju kedewasaan iman.

(0.13936123333333) (1Kor 14:37) (sh: Karunia bernubuat. (Kamis, 11 September 1997))
Karunia bernubuat.

Karunia bernubuat.
Dalam Perjanjian Lama, nabi adalah hamba Allah yang menyampaikan firman Allah baik menyangkut zamannya maupun zaman Mesias dan akhir zaman. Fungsi nabi agaknya masih berlanjut dalam jemaat mula-mula yaitu pada orang yang menerima pesan khusus Allah untuk disampaikan kepada jemaat. Rupanya ada beberapa nabi tertentu dalam jemaat Korintus yang cenderung untuk meninggikan diri. Paulus kini mengingatkan bahwa bagaimanapun pentingnya nabi, nabi sendiri harus tunduk kepada prinsip firman tentang ibadah. Jadi nabi pun harus bernubuat dengan tertib. Nabi yang tidak tertib tidak perlu didengar. Siapa pun yang melayani Tuhan harus tertib!

Keterbukaan dalam pelayanan. Aturan rohani yang Paulus berikan itu bisa disimpulkan secara ekstrim. Karena itu Paulus menegaskan bahwa tertib yang dimaksudkannya tidak sama dengan anti pelaksanaan karunia-karunia atau sikap tertutup terhadap karunia-karunia rohani. Aturan dan ketertiban ibadah itu dimaksudkan untuk memberi arah yang membuat setiap warga gereja terlibat aktif secara benar.

Renungkan: Kebebasan dan keteraturan dalam ibadah bukanlah musuh tetapi saudara kembar.

Doa: Alirkanlah berkat dari kemuliaanMu kepada ibadah kami.

(0.13936123333333) (1Kor 15:12) (sh: Yesus sungguh bangkit! (Senin, 27 Oktober 1997))
Yesus sungguh bangkit!

Yesus sungguh bangkit!
Banyak bukti bahwa Yesus sungguh bangkit. Kubur yang kosong, kesaksian para murid dalam jumlah berbeda di berbagai kesempatan berbeda, juga kesaksian para musuh Yesus sendiri. Sungguh, kebangkitan-Nya tak perlu diragukan! Yang lebih penting ialah bertanya apa jadinya dengan hidup ini bila kita tidak sungguh mengalaskannya di atas kebangkitan Kristus? Fakta kebangkitan Kristus penting karena itu pasti berdampak langsung pada kehidupan iman kita. Ia yang bangkit memberi kita hidup yang penuh kasih karunia, semarak dengan kedahsyatan kuasa hidup dalam kebangkitan-Nya. Di dalam Dia, kuasa dosa dan maut tidak lagi berkuasa atas hidup orang beriman. Puji Tuhan!

Yesus pengharapan kita. Iman yang teguh pada Kristus yang bangkit akan tampak di dalam kehidupan yang penuh pengharapan. Kristen memiliki keyakinan bahwa Tuhan yang bangkit adalah Tuhan yang memiliki segala kuasa di bumi dan di sorga. Sebaliknya keraguan atau kesalahpahaman tentang kebangkitan Yesus akan menyebabkan orang menaruh pengharapan pada hal lain. Sudah dua puluh abad Gereja mengalami bahwa hanya kebangkitan Yesus mampu memberi pengharapan sejati.

Renungkan: Jika ragu tentang kebangkitan-Nya, mengapa tidak minta Ia nyatakan bahwa Ia sungguh bangkit?

(0.13936123333333) (1Kor 15:20) (sh: Kebangkitan Kristus menjamin hidup kekal kita! (Selasa, 28 Oktober 1997))
Kebangkitan Kristus menjamin hidup kekal kita!

Kebangkitan Kristus menjamin hidup kekal kita!
Kondisi hidup yang akan dikaruniakan-Nya itu kelak telah bebas dari dosa. Rentetan sebab-akibat. Dosa Adam membuat kita mewarisi dosa asal. Kematian Adam dalam dosa membuahkan kematian kita di dalam dosa. Syukur bahwa Yesus sudah bangkit. Ketaatan dan kebenaran Yesus membuat kita dapat dibenarkan di dalam Dia di hadapan Allah. Kebangkitan Yesus adalah seperti buah sulung yang menandakan bahwa panenan pasti akan tiba. Yesus yang bangkit menjamin bahwa kita akan dibangkitkan, tubuh kita akan diubahkan menjadi tubuh kemuliaan yang sesuai dengan hidup kekal yang dikaruniakan-Nya.

Ia berkuasa di dalamku. Kenyataan hidup ini sudah teramat berat. Tiap hari kita bergumul melawan dosa. Tiap hari kita harus berhadapan dengan berbagai masalah pelik. Untuk apalagi hidup yang sudah sukar dan sulit itu ditambah-berati oleh penderitaan demi Kristus bila Dia tidak bangkit? Tetapi bila ada orang seperti Paulus yang mampu menjaga kekudusan dan tegar berkorban, dari mana datangnya kemungkinan itu bila bukan memang Kristus berkuasa di dalamnya?

Renungkan: Jika sekarang kita mengalami Dia sebagai Raja dalam iman, kelak kita akan bersuka dan bermegah dalam kedatangan-Nya sebagai Raja.

(0.13936123333333) (1Kor 15:35) (sh: Tubuh kemuliaan. (Rabu, 29 Oktober 1997))
Tubuh kemuliaan.

Tubuh kemuliaan.
Orang Yunani menolak kebangkitan karena alasan filosofis. Mereka beranggapan bahwa tubuh ini jahat. Mengimani bahwa Kristus bangkit kembali lalu mempercayai bahwa kebangkitan-Nya itu akan berakibat pada kebangkitan tubuh kita, adalah suatu hal yang bodoh. Untuk mereka itu berarti manusia akan terpenjara selamanya dalam tubuh dosa. Mereka tidak tahu bahwa kebangkitan dalam Kristus adalah kebangkitan ke dalam tubuh kemuliaan.

Belajar dari alam. Benar sekali Allah berbicara dalam dua kitab: kitab pertama ialah alam, kitab kedua ialah Alkitab. Bila disimak dengan teliti dan hati-hati, nyata bahwa keduanya saling mendukung dan melengkapi. Dari alam kita belajar bahwa kematian bukanlah akhir tetapi awal dari kehidupan baru. Dari alam kita belajar bahwa hal yang sama memiliki tingkat kemuliaan yang berbeda. Demikian juga halnya dengan kebangkitan tubuh kita kelak. Karena kita mati di dalam Kristus, maka kita akan bangkit oleh kemuliaan-Nya. Karena Kristus telah lebih dulu bangkit, maka Ia yang akan membangkitkan semua orang beriman dari kematian. Tentu saja tidak lagi dalam tubuh yang akan binasa, tetapi dalam tubuh rohani yang mulia karunia-Nya.

Doa: Segarkanlah aku dalam tubuh yang fana ini oleh kuasa hidup kekal dalam kebangkitan-Mu, o Tuhan.

(0.13936123333333) (1Kor 16:1) (sh: Belajar berbagi kehidupan. (Sabtu, 1 November 1997))
Belajar berbagi kehidupan.

Belajar berbagi kehidupan.
Gereja lahir karena kasih Allah dalam Kristus. Kasih ilahi itu harus terpancar sebagai ciri utama Gereja Tuhan. Bila kasih antar kekasih, sahabat, atau keluarga dirasa kuat untuk diungkapkan, lebih lagi kasih ilahi. Kasih itu sedemikian kuat dan konkrit sehingga jemaat purba rela berbagi harta yang mereka terima dari Tuhan (Kis. 2:44,45). Mereka berbuat demikian karena sadar, sudah selayaknyalah sesama milik Kristus saling meringankan beban.

Perlu pengaturan yang baik. Apa kecenderungan sikap dan tindakan kita dalam memberikan persembahan? Apakah kita sering ayal-ayalan? Kadang kita dengar berbagai penyalahgunaan persembahan. Untuk membina jemaat memberikan persembahan yang baik, Paulus memberi nasihat berikut. Berikan sebagian harta yang telah dikaruniakan Tuhan sebagai persembahan secara teratur setiap Minggu (ayat 2). Peruntukkan persembahan itu bagi kepentingan kehidupan jemaat Tuhan dan kirimkan utusan yang dapat dipercaya dengan surat untuk menyerahkannya.

Renungkan: Persembahan adalah milik Tuhan, jangan bersikap atau bertindak salah terhadap milik Tuhan itu!

Doa: Ajarku Tuhan memberi persembahan dengan kesungguhan hati.

(0.13936123333333) (2Kor 1:12) (sh: Pentingnya saling mempercayai. (Rabu, 02 September 1998))
Pentingnya saling mempercayai.

Pentingnya saling mempercayai.
Rupanya hubungan Paulus dan jemaat sedikit terganggu, karena perubahan jadwal kunjungan Paulus ke Korintus (ayat 15). Sebagian jemaat malah menganggap bahwa Paulus tak dapat memegang janji, sehingga meragukan kerasulannya. Itulah sebabnya Paulus menegaskan kemurnian dan ketulusan hubungannya dengan jemaat Korintus. Hubungan itu bukan semata faktor manusiawi, melainkan berdasarkan kekuatan kasih karunia Allah (ayat 12). Paulus bukan orang plin-plan, tetapi berkata dan bertindak sesuai prinsip (ayat 17-19).

Keterbukaan menyingkirkan halangan. Secara terbuka Paulus mengungkapkan alasan keterlambatannya (ayat 23). Ia ingin agar jemaat mendapat kesempatan untuk memperbaiki diri lebih dahulu, sesuai surat yang pernah ia kirim sebelumnya ke Korintus. Ia tidak ingin menegur jemaat dengan keras secara berhadapan, yang dapat menimbulkan dukacita di antara mereka (ayat 2:3). Jika kita terbuka seperti Paulus, kita dapat menyadarkan orang tanpa menyakiti hati, dan mengenyahkan keraguan tentang kemurnian pelayanan kita.

Doa: Tuhan, ajar kami mengembangkan keterbukaan di antara kami dalam persekutuan dan gereja kami.

(0.13936123333333) (2Kor 2:5) (sh: Disiplin terhadap jemaat yang berdosa. (Kamis, 03 September 1998))
Disiplin terhadap jemaat yang berdosa.

Disiplin terhadap jemaat yang berdosa.
Di surat pertamanya, Paulus menegur jemaat yang membiarkan warganya yang berdosa (1Kor. 5:4-7). Rupanya teguran itu membuat mereka mendisiplin orang berdosa itu dengan berlebihan. Jika ada saudara yang harus didisiplin, sebenarnya seluruh jemaat harus turut sedih dengannya (ayat 5). Disiplin yang terlalu berat menyebabkan yang bersangkutan merasa sedih, kecewa dan tersudut, yang akhirnya nekad meninggalkan imannya sama sekali (ayat 7b). Disiplin adalah tindakan kasih (ayat 8) yang bertujuan memurnikan, bukan untuk menghukum, sampai orang undur dari iman.

Peraturan tentang disiplin. Pada masa kini jemaat kita perlu meninjau sikap dan tata tertib pelaksanaan disiplin terhadap warganya yang hidup bertentangan dengan firman Tuhan. Seperti Yesus, kita perlu tegas, namun mengasihi dan mengampuni, bukan lunak yang pada intinya adalah kasih yang palsu, yang akhirnya membawa kerusakan besar. Peraturan tentang disiplin memang harus dibuat untuk dijalankan. Motif utamanya ialah agar Iblis tidak berhasil melaksanakan kejahatannya (ayat 11).

Renungan: Jika kasih Kristus berkobar di antara kita, tak mungkin kita membiarkan sesama kita tetap dalam dosanya atau hancur dalam kesedihan berkepanjangan.

Doa: Tuhan, ajar kami menerapkan hukum kasih-Mu.

(0.13936123333333) (2Kor 4:1) (sh: Menyampaikan firman secara murni. (Senin, 07 September 1998))
Menyampaikan firman secara murni.

Menyampaikan firman secara murni.
Kerap kali hal itu amat sulit dilaksanakan. Kita sering merasakan adanya kesenjangan antara si pembawa firman dengan dunia. Ada yang membawakan firman dari bagian yang telah dipilihnya, agar menyenangkan pendengarnya. Bagian yang menyorot dosa, misalnya, disampaikan secara samar-samar. Rasul Paulus tidak mau berbuat demikian (ayat 2), sebab ia telah merasakan kemurahan Allah untuk dirinya dan dilayakkan untuk melayani (ayat 1). Karena ia sangat bergantung pada kemurahan Allah (ayat 1), menolak motivasi dan perilaku tidak murni (ayat 2), dan jernih menyampaikan firman (ayat 3), maka ia memiliki keberanian nurani.

Mengapa terjadi pengerasan hati? Injil keselamatan yang disampaikan Paulus ternyata tidak selalu mendapat sambutan, karena hati sebagian pendengarnya dibekukan oleh ilah zaman (ayat 4 = Iblis). Cengkeraman Iblis makin kuat dan dalam, sebab orang itu tak mau percaya pada Injil. Dalam zaman kemajuan ini banyak hati yang dibekukan oleh kesenangan dunia, kekayaan, persaingan bisnis, kekuasaan dan lain-lain. Hanya terang Kristuslah yang mampu menembus hati yang demikian sampai relung terdalam.

Renungkan: Manusia buta dan terpuruk, duduk dalam gelap dan tak mampu melihat cahaya surga kecuali anugerah dengan keadilan datang menjadi penolongnya (Bonaventura).

Doakan: Tuhan bukakanlah bagi yang telah beku hati terhadap Firman.

(0.13936123333333) (2Kor 4:7) (sh: Sumber harta dan daya. (Selasa, 08 September 1998))
Sumber harta dan daya.

Sumber harta dan daya.
Melayani Injil tidak mudah. Dalam penginjilan orang berada di front terdepan, bertempur melawan Iblis yang berusaha agar tawanannya tidak lepas. Dalam penginjilan, hamba Tuhan sering harus memikul berbagai beban berat (ayat 8), bahkan seolah menjalani kematian Yesus dalam hidup ini (ayat 9-12). Bagaimanakah kita dapat terdorong menginjili dengan penuh semangat, daya tahan dan keyakinan? Injil itu sendiri adalah sumber kuasa (ayat 7)! Hanya dengan menginjili, kita beroleh kesempatan menyaksikan kuasa Injil mematahkan belenggu dosa dan Iblis. Hanya bila kita menginjili, kita mengalami kesukaan, boleh membagikan kekayaan harta rahasia Allah di dalamnya.

Tidak tawar hati. Orang seperti Paulus bisa tergoda untuk tawar hati? Rasanya tidak mungkin bukan? Tetapi itulah pengakuan jujur Paulus (ayat 8-9, 16). Namun godaan itu mampu ditepis Paulus. Sebaliknya, dari tawar hati atau hancur karena tekanan-tekanan dalam pelayanan, ia malah bertahan dan mengalami kuasa kebangkitan Yesus (ayat 10-11). Justru di tengah kelemahannya itulah Paulus mengalami kesetiaan Allah yang senantiasa menyegarkan dan menguatkannya oleh anugerah-Nya (ayat 13).

Renungkan: Dedikasi yang tinggi adalah akibat dari pengenalan yang jelas akan daya dan harta Injil Yesus Kristus.

Doa: Mampukan kami berkorban demi menyampaikan kabar baik itu.

(0.13936123333333) (2Kor 4:16) (sh: Pengharapan yang menguatkan. (Rabu, 09 September 1998))
Pengharapan yang menguatkan.

Pengharapan yang menguatkan.
Secara manusiawi Paulus lemah, tetapi secara rohani dengan setia Allah menyertai dan menguatkan perjuangan iman dan pelayanannya (ayat 16-17). Sekalipun daya fisik Paulus makin menurun, baik karena usia maupun penderitaan yang terus menerus, namun semangatnya menginjili tetap menyala-nyala. Mengapa? Karena dia sangat yakin bahwa di balik semua penderitaan ini kelak tersedia kemuliaan dari Tuhan (ayat 17). Bagi orang yang berorientasi pada upah yang kelihatan, seperti uang, materi dan lain-lain, ucapan Paulus ini omong kosong, tetapi bagi orang percaya, harapan itu benar (bdk. Rm. 5:2). Semangat dan harapan demikian harus tetap dipegang oleh pengikut Kristus.

Kehendak Tuhan makin nyata. Di dalam penderitaannya Paulus mengalami banyak berkat rohani. Ia belajar mengandalkan kekuatan rohani, bukan jasmaninya. Ia juga makin memusatkan perhatian kepada harapan surgawi, bukan pada gemerlap duniawi (ayat 1). Sementara menanti penggenapan janji itu, ia sudah mengalami "uang mukanya" dalam bentuk kuasa Roh (ayat 5). Dengan demikian ia belajar hidup dan melayani dalam iman bukan dalam penglihatan. Ia tahu, rumah kekalnya adalah surga, bukan dunia yang menuju kebinasaan ini (ayat 8b).

Renungkan: Siapa yang kita puaskan dalam pelayanan kita?

Doa: Berikan kami hati yang taat kepada kehendak-Mu.

(0.13936123333333) (Ef 3:1) (sh: Membuka rahasia Allah (Rabu, 5 November 2003))
Membuka rahasia Allah

Membuka rahasia Allah. Pengalaman yang seseorang atau sekelompok orang lalui maupun nikmati, pasti memberi alasan akan kekhususan diri orang atau kelompok tersebut. Secara positif pengakuan ini memacu orang atau kelompok tersebut untuk meningkatkan kualitas pengalaman atau kemampuannya. Namun, secara negatif, jika kekhususan itu ditempatkan pada porsi “perasaan” tanpa iman dan logika, maka siapapun akan merasa dirinya sendirilah ang paling benar, dan orang lain pasti salah. Orang-orang Yahudi melalui penyataan Allah dan pengalaman hidup nenek moyang mereka bersama Allah, merasa bahwa mereka dikhususkan Allah. Begitu pula dengan orang-orang non Yahudi -- orang-orang Yunani para pengikut agama misteri—melalui pengalaman spiritual, mereka beranggapan bahwa hanya mereka yang memiliki hikmat ilahi. Kedua anggapan ini sungguh keliru, karenanya Paulus mengungkapkan suatu kebenaran, yaitu rahasia Allah. Orang-orang non Yahudi yang sudah percaya telah dipersatukan dengan orang-orang Yahudi yang percaya dalam satu tubuh, yaitu jemaat. Paulus mengatakan bahwa rahasia Allah ini telah memberikan pengaruh yang dahsyat terhadap diri dan pelayanannya. Olehnya Paulus didorong untuk mewartakan Injil kepada semua orang Tugas kita, orang-orang yang percaya kepada Kristus pada masa kini, sebagaimana yang dilakukan oleh jemaat pada masa lampau (ayat 10) adalah memberitakan dan menawarkan rahasia Allah itu kepada semua orang untuk mereka alami. Apakah saat ini kita semua sudah melakukannya?

Renungkan: Seandainya setiap orang Kristen seperti Paulus: menyadari diri sebagai pelayan Kristus bukan pelayan diri sendiri, dan menyadari pertolongan anugerah Allah, pastilah Gereja Tuhan akan mampu menjadi peragaan pelbagai hikmat Allah.

(0.13936123333333) (Flp 2:12) (sh: Ketaatan yang berkelanjutan. (Rabu, 28 Oktober 1998))
Ketaatan yang berkelanjutan.

Ketaatan yang berkelanjutan.
Ada ketaatan yang dilakukan hanya karena sungkan pada manusia, ada ketaatan karena orang sungguh takut dan gentar akan Allah. Kristen seharusnya tidak taat seperti kelompok pertama. Jemaat di Filipi didorong Paulus untuk melanjutkan ketaatan mereka dalam segala keadaan (ayat 12). Keselamatan yang orang Kristen dapatkan dari Allah bersifat dinamis. Karena Tuhan sudah mengerjakan karya-karya penyelamatan-Nya di dalam kita, kita pun wajib mewujudkan keselamatan itu dalam hidup taat aktif kita (ayat 13, 12).

Taat dengan sukacita. Ada orang yang taat karena terpaksa sambil bersungut-sungut, ada orang yang taat dengan sukacita dan gairah yang besar. Kristen tidak patut menaati Tuhan secara terpaksa sebab kasih karunia-Nya telah mengubah dan menerbitkan keinginan hidup yang baru dalam hati kita. Di tengah dunia yang gelap ini, Kristen harus memiliki hidup yang bercahaya (ayat 15). Buah ketaatan dalam orang yang dilayani adalah sumber sukacita hamba Tuhan dan jemaat yang dilayani (ayat 16-18).

Doa: Perbarui hati kami, ya Tuhan, supaya kami menjaga hidup baru kami, dan berkenan kepada-Mu.



TIP #28: Arahkan mouse pada tautan catatan yang terdapat pada teks alkitab untuk melihat catatan ayat tersebut dalam popup. [SEMUA]
dibuat dalam 0.28 detik
dipersembahkan oleh YLSA