Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 881 - 900 dari 3053 ayat untuk telah (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.22166530555556) (1Kor 8:6) (jerusalem) Ayat ini dapat diterjemahkan juga sbb:... hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa yang dari padaNya (berasallah) segala sesuatu dan yang kepadaNya kita (menuju); dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang dengan perantaraanNya segala sesuatu (telah dijadikan) dan kita (menuju ke Bapa). Apa yang ditempatkan antara kurung adalah tambahan yang menjelaskan maknanya. Dalam kalimat Paulus tidak ada kata kerja, bdk Kol 1:15+; Fili 2:6+.
(0.22166530555556) (Ef 2:6) (jerusalem) Dalam ayat ini dan Kol 2:12; 3:1-4 Paulus memandang kebangkitan dan kemuliaan sorgawi orang Kristen sebagai suatu realitas yang sudah terwujud (bdk telah membangkitkan). Sebaliknya Rom 6:3-11; 8:11,17 dst memandang sebagai sebuah realitas di masa depan (akan hidup, akan dihidupkan). Pandangan ini tentang eskatologis yang sudah terwujud merupakan pandangan khas surat-surat Efesus dan Kolose.
(0.22166530555556) (Ef 4:9) (jerusalem: Ia juga telah turun) Var: Ia terlebih dahulu juga turun
(0.22166530555556) (1Tes 4:8) (jerusalem: RohNya yang kudus) Nabi Yehezkiel menubuatkan bahwa Roh Kudus akan diberikan kepada umat di zaman Mesias, Yeh 36:27; 37:14. Dengan menyinggung Roh Kudus itu ditekankanlah kesinambungan antara jemaat di Tesalonika dan jemaat purba yang telah menerima Roh Kudus itu, Kis 2:16 dst, Kis 2:33,38, dll. Mengenai Roh Kudus yang diberikan kepada orang Kristen masing-masing, bdk Rom 5:5+.
(0.22166530555556) (1Tim 2:6) (jerusalem: itu kesaksian) Bdk 1Ti 6:13. Oleh karena dengan rela mati bagi semua manusia Kristus telah memberi kesaksian di hadapan dunia tentang rencana Allah untuk menyelamatkan manusia. Dengan hidupNya Kristus menjadi saksi Bapa, dan kesaksianNya memuncak dalam wafatNya (saksi dan martir menterjemahkan kata Yunani yang sama). Bdk Yoh 3:11+; Wah 1:5; 3:14.
(0.22166530555556) (1Yoh 1:8) (jerusalem: kita tidak berdosa) Orang yang mengatakan begitu kiranya mereka yang menyebut dirinya "rohani" dan yang membedakan diri dengan orang-orang lain yang dianggap rendah, "alamiah", 1Ko 15:44+; Yud 19, atau "jasmaniah". Kalau Yohanes berkata tentang "dosa" di sini, maka maksudnya dosa sementara, meskipun tentunya persekutuan dengan Allah telah melenyapkan dosa, 1Yo 2:2; 3:5, sehingga seharusnya hidup seseorang adalah kudus, tanpa dosa, 1Yo 3:3,6,9; 5:18.
(0.22166530555556) (3Yoh 1:9) (jerusalem: telah menulis sedikit) Yang dimaksudkan barangkali 2Yohanes
(0.22166530555556) (Kel 12:21) (sh: Darah dan tebusan (Jumat, 15 April 2005))
Darah dan tebusan

Darah dan tebusan
Ritual yang dilaksanakan pada hari Paskah, berupa pemotongan domba dan pengolesan darahnya ke tiang pintu rumah orang-orang Israel dilakukan pada malam ketika mereka akan keluar dari Mesir. Hal ini dilakukan sebelum tulah yang kesepuluh dijatuhkan atas Mesir sebagai suatu tanda nyata bahwa Allah tidak akan menghukum orang Israel dengan tulah tersebut (ayat 23,27).

Lebih daripada hanya sebagai penangkal datangnya tulah, orang Israel yakin darah yang dioleskan di tiang pintu rumah mereka menghapuskan dosa seisi rumah itu. Lalu, daging domba panggang yang dimakan pada perayaan ini ialah daging yang menyucikan mereka yang memakannya. Dengan berpartisipasi dalam ritual Paskah ini, umat Tuhan menyucikan diri mereka di hadapan Tuhan dan menjadi bangsa yang kudus (Lihat 19:6).

Setelah semua ritual itu dilakukan, tulah kesepuluh dinyatakan (ayat 12:29-33). Semua rumah tangga orang Mesir, termasuk Firaun, bahkan ternak-ternak mereka kehilangan anak-anak sulungnya. Namun, mereka yang telah disucikan oleh Tuhan, yaitu orang-orang Israel tidak memperoleh kutukan tersebut. Mereka selamat bahkan justru diizinkan untuk pergi keluar dari Mesir. Orang-orang Mesir yang telah melihat kutukan dahsyat Tuhan menimpa mereka, mendesak dan memaksa semua orang Israel untuk pergi (ayat 33).

Para penulis Perjanjian Baru melihat peristiwa kematian Yesus Kristus pada rentetan ritual Paskah ini. Mereka mengartikan sifat kematian-Nya, untuk menyelamatkan, menyucikan, dan menebus manusia. Dia adalah Anak Domba yang dipersembahkan untuk keselamatan setiap orang yang percaya kepada-Nya (Ibr. 9:12). Lebih jauh lagi, di dalam peringatan Perjamuan Kudus, kita diingatkan akan peristiwa tersebut setiap kali kita memakan roti dan meminum anggur.

Renungkan: Allah telah menebus kita di dalam Yesus Kristus. Kita patut bersyukur karena hal itu. Yesus telah menjadi domba paskah bagi kita yang percaya kepada-Nya.

(0.22166530555556) (Im 15:1) (sh: Kenormalan dan kewajaran bukanlah padanan kekudusan Allah (Senin, 16 September 2002))
Kenormalan dan kewajaran bukanlah padanan kekudusan Allah

Kenormalan dan kewajaran bukanlah padanan kekudusan Allah. Pernahkah Anda membanggakan diri atas prestasi kesalehan dan aktivitas pelayanan Anda? Pernah jugakah Anda tersinggung karena orang lain mengabaikan apa yang telah anda lakukan? Semuanya Ini ingin menyatakan bahwa Anda berarti dan patut dihargai. Hal ini tidaklah selalu merupakan sesuatu yang negatif, namun ada hal yang lebih penting yakni menempatkan diri secara tepat dihadapan Allah yang kudus.

Pasal ini merupakan suatu diskripsi tentang peraturan yang berhubungan dengan lelehan yang keluar dari organ seksual: [1] Keluarnya lelehan laki-laki karena penyakit kelamin (ayat 2-15); [2] Keluarnya air mani secara alami dan wajar (ayat 16-18); [3] Keluarnya darah menstruasi wanita secara alami dan wajar (ayat 19-24); dan [4] Keluarnya darah menstruasi atau lelehan untuk waktu yang lama (ayat 25-30). Sungguh mengherankan karena selain keluarnya cairan yang disebabkan karena penyakit, atau proses alamiah seperti hubungan seksual dan menstruasipun dinyatakan najis dihadapan Allah. Semuanya ini merupakan penegasan bahwa kondisi manusia dalam segala kenormalan dan kewajarannya tetap tidak sepadan dengan kekudusan Allah.

Kita adalah manusia yang berdosa. Dosa bukan saja telah memisahkan kita dari Allah, tetapi juga telah mempersatukan kita dengan kematian. Tidak ada jalan keluar bagi persoalan ini kecuali melalui penebusan. Hanya melalui penebusan manusia dapat diperdamaikan dan terlepas dari murka Allah. Disinilah para imam memegang peranan yang penting. Mereka dipanggil untuk menghindarkan Israel dari kenajisan (ayat 31) melalui ritual penebusan (ayat 13-15, 28-30).

Renungkan: Keseharian, kewajaran dan kenormalan manusia bukanlah padanan bagi kekudusan Allah. Kesalehan dan kebaikan kita bukanlah jawaban bagi persoalan dosa kita. Sebagaimana Allah telah memanggil para imam untuk memberitakan pendamaian melalui pengorbanan anak burung merpati diatas api, demikian juga kini Allah memanggil Anda untuk memberitakan pendamaian melalui pengorbanan Kristus diatas kayu salib.

(0.22166530555556) (Ul 1:41) (sh: Menggunakan kekuatan (Kamis, 24 April 2003))
Menggunakan kekuatan

Menggunakan kekuatan. Seperti seorang anak muda yang baru belajar mengendarai mobil, yang tidak bisa mengendalikan gas dengan baik, demikian pula manusia tidak bisa mengendalikan kekuasaan yang dimilikinya. Ialah yang dikendalikan oleh kekuasaan itu.

Itu pula yang terjadi dengan bangsa Israel. Mereka telah dihukum Tuhan karena pengeluhan, ketidakpercayaan, dan kekhawatiran mereka. Akhirnya mereka menjadi berani, mereka kini merasa bahwa mereka siap. Mereka merasa telah memiliki kekuatan, kekuasaan untuk menghancurkan musuh. Sayang sekali, mereka sekali lagi menunjukkan pemberontakan dengan cara yang terbalik. Tuhan tidak hadir beserta mereka, mereka pasti akan kalah. Namun, mereka tidak mendengarkan Tuhan, mungkin karena menyesal telah melawan Tuhan. Sayang sekali, dengan melakukan penyerangan itu, mereka kembali melawan Tuhan. Akhirnya mereka hancur, kalah, dan mereka menangis.

Mulai 2:2, setelah tiga puluh delapan tahun, mereka akhirnya diizinkan Tuhan untuk berangkat ke utara, ke sebelah timur Sungai Yordan. Kini mereka harus melewati 5 bangsa. Tiga yang pertama, Edom, Moab, dan Amon akan mereka lewati dengan damai. Ini juga menjadi satu janji bahwa jikalau Tuhan memberikan tanah kepada bangsa-bangsa lain, maka bangsa Israel pun akan mendapatkan tanah miliknya. Hanya, mereka tidak boleh menggunakan kekuatan dan kekuasaan mereka melebihi hak mereka.

Dalam 2:18, suatu era baru tiba, era ketika generasi yang lama telah mati (ayat 14-15). Kematian mereka jelas bukan hanya karena usia, tetapi sebagian dari mereka mendapatkan hukuman Tuhan. Akhir yang mengenaskan.

Renungkan: Batas segala sesuatu dalam kehidupan manusia adalah kehendak Allah. Gunakan kekuatan dan kekuasaan Anda dengan bertanggung jawab.

(0.22166530555556) (1Sam 1:19) (sh: Allah mengingat, doa terjawab! (Senin, 28 Juli 2003))
Allah mengingat, doa terjawab!

Allah mengingat, doa terjawab! Dalam perikop terdahulu, kita mengetahui bahwa meskipun Hana belum memperoleh jawaban akhir dari ungkapan pergumulannya kepada Allah, tetapi ia telah mengalami perubahan. Paling tidak kesedihan telah berlalu dari hatinya. Kalimat "penantian itu membosankan", rupa-rupanya tidak berlaku bagi Hana. Kuncinya hanya satu, Hana memiliki keyakinan yaitu bahwa ia telah mengungkapkan isi hatinya pada Allah, Sang Sumber Pengharapan.

Bagaimana sikap Allah? Jika kita memperhatikan anak kalimat "Tuhan ingat kepadanya," (ayat 19) mungkinkah Allah sebelumnya telah melupakan Hana? Seperti juga terhadap Abraham, Ishak, Yakub, ketika Allah mengingat kembali perjanjian-Nya terhadap mereka, begitu jugalah Allah mengingat Hana. Tindakan Allah ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa daya ingat Allah melemah, tetapi hal ini mengindikasikan bahwa Allah menyelesaikan rencana-Nya secara bertahap, termasuk rencana Allah mengabulkan permintaan Hana. Allah menjawab permohonan Hana dengan menghadirkan Samuel.

Melalui permohonan Hana dan pemenuhan permohonannya oleh Allah, kepada Kristen sekarang ini dipaparkan beberapa hal penting: pertama, bahwa Allah tidak pernah menutup mata dan telinga-Nya terhadap setiap ungkapan umat-Nya. Seharusnya umat tidak tergesa- gesa menilai bahwa Allah tidak akan pernah mendengarkan doanya karena memiliki latar belakang hidup yang kelam, atau selalu melakukan perbuatan dosa. Datanglah kepada Allah, ungkapkanlah segala pergumulan Anda kepada-Nya. Kedua, isi doa Hana berorientasi kepada kepentingan Allah, bukan kepada kepentingan pribadi. Ketiga, Allah pasti menjawab semua permohonan doa umat- Nya sesuai dengan rencana dan tujuan-Nya.

Renungkan: Allah menyelesaikan semua permohonan umat-Nya secara bertahap. Karena itu teladanilah Hana yang sabar dan setia.

(0.22166530555556) (2Sam 22:31) (sh: Dilindungi dan ditempa. (Minggu, 19 Juli 1998))
Dilindungi dan ditempa.

Dilindungi dan ditempa.
Allah adalah tempat perlindungan. Apa yang Anda harapkan jika berlindung kepada-Nya? Kecenderungan manusia adalah meminta Tuhan menyingkirkan masalah hidup. Daud yang berlindung kepada Tuhan justru dilatih dan diberi kekuatan untuk mampu dan berani berjuang menghadapi musuh-musuhnya. Berlindung bukan berarti pasif tanpa usaha dan perjuangan. Perhatikan bahwa pengakuan Daud tentang Allah yang menjadi perisai, Gunung Batu dan tempat pengungsian, justru terbentuk melalui pengalamannya melewati penderitaan demi penderitaan. Kemampuan Daud juga semakin meningkat karena didikan Tuhan itu (ayat 33-34).

Tuhan yang berperang. Bukan saja kekuatan dan kemenangan yang Daud peroleh dari Tuhan tetapi Tuhan telah membuat musuh-musuhnya kalah sebelum berperang. Itulah yang pada akhirnya membuat Daud berkata, "Tuhan itu hidup". Mata jasmani kita memang hanya dapat menangkap persoalan hidup, tetapi Tuhan telah mengaruniakan mata iman supaya kita dapat memandang-Nya di balik persoalan kita, mendengar sapaan-Nya yang menghibur, di tengah gemuruhnya badai kehidupan. Puncak keajaiban bersama Allah yang Daud alami, meyakinkan kita bahwa ternyata kekuatan dan kemenangan melawan kuasa kegelapan dan pengaruh besar telah kita terima dari Allah. Harus kita sadari bahwa ternyata pengaruh kehadiran Allah itu memampukan kita melewati masa-masa sengsara yang dialami dalam gelombang kehidupan. Itulah fakta bahwa kita menyembah Allah yang hidup. Sebab itu tak cukup kita bersaksi tentang dia, tetapi haruslah kita menaikkan puja dan sembah pada Allah yang hidup. Itulah intisari pujian umat kepada Allah.

Renungkan: Jangan berlagak tidak tahu apa-apa tentang karya pemeliharaan Tuhan karena itu akan memadamkan mata iman yang telah dikaruniakan Allah kepada Anda. Sebaliknya sadarlah dengan sedalam-dalamnya akan kehadiran Allah.

Doa: Terima kasih untuk mata iman yang Kauberikan kepadaku.

(0.22166530555556) (2Raj 2:1) (sh: Judul: Baca Gali Alkitab 6 (Jumat, 14 Agustus 2015))
Judul: Baca Gali Alkitab 6
Proses transisi dari pemimpin lama kepada pemimpin berikutnya tidaklah selalu mudah. Perikop ini mengisahkan transisi dari Elia kepada Elisa. Pada masa itu ada sejumlah nabi di Israel dan Elia kelihatannya adalah yang paling senior di antara mereka.

Apa saja yang anda baca?

1. Apa yang sedang dilakukan Elia dan Elisa menjelang saat Tuhan hendak menaikkan Elia ke surge (25)?

2. Apa isi permintaan Elia terhadap Elisa, yang diulang-ulang sampai beberapa kali? Apa jawaban Elisa (2, 4, 6)?

3. Apa yang diberitahukan rombongan nabi kepada Elisa? Apa jawaban Elisa (3, 5)?

4. Apa yang mereka lakukan kemudian (7-8)?

5. Apa yang ditawarkan Elia kepada Elisa? Bagaimana respons Elisa (9-10)?

6. Bagaimana kisah terangkatnya Elia (11)? Bagaiman reaksi Elisa menyaksikan peristiwa itu (12-14)?

7. Bagaimana pendapat nabi-nabi yang dari Yerikho setelah menyaksikan semua perisitwa itu (7, 15)?

8. Apa yang ingin mereka lakukan kemudian? Bagaimana tanggapan Elisa (16-18)?

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada anda?

1. Mengapa Elia terus meminta Elisa untuk tetap tinggal dan mengapa Elisa terus menerus menolak?

2. Mengap Elisa meminta dua bagian dari roh Elia? Apa tujuan dari syarat yang diberikan Elia?

3. Apa yang bisa kita pelajari mengenai proses peralihan kepemimpinan atau pelayanan dari permintaan Elisa tersebut?

Apa respons anda?

1. Mengapa seringkali terjadi masalah ketika terjadi proses peralihan kepemimpinan di gereja?

2. Bagaimana sebaiknya proses regenerasi dilakukan?

2 Raja-Raja 4:1-7

Di wilayah Timur Dekat Kuno, merupakan hal yang jamak saja bagi para pemberi utang untuk mengambil anak dari orang yang berutang untuk diperhamba, bila orang tua si anak tidak sanggup membayar utangnya. Hukum Musa memang mengizinkan hal ini (Kel. 21:2-4). Namun perhambaan itu akan berakhir pada tahun Yobel.

Apa saja yang anda baca?

1. Siapakah yang datang mengadu kepada Elisa? Apa masalah yang dia hadapi (1)?

2. Apa solusi yang diberikan oleh Elisa? Siapa saja yang dilibatkan dalam solusi tersebut (2-4)?

3. Bagaimana respons istri nabi tersebut (5-6)?

4. Apa yang dilakukan si istri nabi tersebut, setelah ia menyelesaikan semua tugas yang diberikan oleh Elisa? Apa saran Elisa (7)?

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada anda?

1. Dari fakta bahwa istri nabi bisa terlibat utang sehingga berisiko anaknya diambil untuk diperhamba, apa yang kita pelajari?

2. Dari solusi yang diberikan Elisa, kita melihat bahwa setiap anggota keluarga harus berpartisipasi aktif bagi pelunasan utang tersebut. Apa yang kita pelajari dari keterlibatan setiap anggota keluarga tersebut?

3. Dari kepatuhan si janda untuk mengikuti setiap instruksi Elisa, tanpa ia tahu tujuan dari apa yang dilakukannya, apa yang kita pelajari?

Apa respons anda?

1. Cobalah buat anggaran bulanan anda. Biaya-biaya apakah yang bisa dikurangi dan utang-utang apa yang harus segera dilunasi?

2. Apakah anda atau keluarga anda memiliki anggaran untuk berbagi dengan mereka yang berkekurangan?

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2015/08/09/

(0.22166530555556) (2Raj 17:1) (sh: Amputasi rohani (Senin, 4 Juli 2005))
Amputasi rohani

Amputasi rohani Dosa yang tidak segera dibereskan akan menimbulkan dosa lainnya. Seperti pepatah yang berbunyi: Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit, demikianlah penimbunan dosa yang dibiarkan akan menjadi suatu borok parah yang hanya bisa dibereskan dengan `amputasi rohani'.

Kehancuran yang terjadi pada kerajaan Israel adalah akibat yang tak terelakkan dari menimbun dosa tanpa upaya menyelesaikannya dengan benar. Raja Hosea menutup rangkaian raja-raja yang memerintah Israel sejak Yerobeam bin Nebat (1Raj. 12:20). Pada masa pemerintahannya, Raja Salmaneser dari Asyur menaklukkan dan menghancurkan Samaria serta membawa orang-orang Israel ke Asyur, negeri pembuangan (2Raj. 17:5-6, 23b). Penulis II Raja-raja dengan jelas memaparkan segala dosa yang telah dilakukan oleh umat Israel kepada Allah, yang menyebabkan Dia tidak lagi dapat mengampuni mereka. Inti dari semua dosa itu adalah mereka telah melanggar Perjanjian Sinai yang diadakan antara Allah dengan nenek moyang mereka (ayat 15). Mereka telah melanggar perjanjian itu dengan cara menyembah allah-allah lain; berhala-berhala; patung lembu emas yang didiri-kan oleh Yerobeam bin Nebat (ayat 21-22) serta hidup menurut adat istiadat bangsa-bangsa kafir dalam menyembah allah-allah tersebut (ayat 7-17). Padahal Tuhan telah berulangkali memperingatkan mereka untuk bertobat dan meninggalkan dosa-dosa mereka melalui para hamba-Nya (ayat 13). Yehuda pun sebenarnya tidak lebih baik daripada Israel (ayat 19).

Hari ini gereja mengemban tugas berat menyampaikan suara kenabian bahwa suatu hari kelak Tuhan akan menghukum dunia ini. Hukuman bagi dunia ini belum tiba, namun pasti akan tiba. Karena itu kesempatan untuk bertobat masih ada. Gereja tidak boleh melalaikan kesempatan ini untuk mengabarkan Injil.

Renungkan: Sebelum hukuman fatal dan final dijatuhkan kepada orang-orang berdosa, gereja harus bertindak merebut mereka dari belenggu Si Jahat.

(0.22166530555556) (2Taw 17:1) (sh: Mutu pembaruan meningkat (Sabtu, 25 Mei 2002))
Mutu pembaruan meningkat

Mutu pembaruan meningkat. Bagian ini kini memaparkan langkah-langkah Yosafat yang meningkatkan mutu pembaruan yang telah dimulai para pendahulunya. Pertama-tama, ia berkonsentrasi pada konsolidasi kehidupan sosial-ekonomi-politik Yehuda. Hal itu dilakukannya dengan menempatkan tentara di kota-kota berbenteng, pasukan-pasukan pelindung (garnisun) di seluruh wilayah Yehuda, termasuk di Efraim, yaitu wilayah Israel yang telah direbut oleh Asa, ayahnya (ayat 2). Tetapi, sebagai umat Allah, pembangunan kekuatan sosial-ekonomi-politik saja tidak cukup. Dia belajar dari sejarah para pendahulunya bahwa kesejahteraan, keamanan, kedaulatan berbangsa hanya tercipta ketika hubungan umat dengan Allah selaras dengan perjanjian kekal Allah. Dia tentu juga telah belajar bahwa ketika hal tersebut dilaksanakan kepalang tanggung atau tanpa fondasi penopang yang kokoh, maka pembaruan tidak mungkin sinambung. Ata s das ar fakta-fakta inilah Yosafat mengambil langkah kedua yang sangat penting yang kini oleh penulis Tawarikh dijadikan model pula bagi pembangunan ulang umat pascapembuangan. Langkah kedua itu adalah membangun kembali komitmen ibadah kepada Allah.Perbedaan antara pembangunan rohani yang telah dilakukannya dengan raja-raja sebelumnya adalah bahwa Yosafat tidak saja membuang tempat-tempat ibadah berhala, tidak juga berhenti pada pelaksanaan ulang tradisi ibadah. Kini ia membangun fondasi yang sifatnya lebih dalam daripada membangun tradisi yaitu mengerahkan tim pengajar. Ada dua tim yang diutusnya mengajar seluruh umat Tuhan. Pertama tim yang terdiri dari para pembesar: Benhail, Obaja, Zakharia, Netaneel, dan Mikha. Kedua, tim yang terdiri dari orang-orang Lewi: Semaya, Netanya, Zebaja, Asael, Semiramot, Yonatan, Adonia, Tobia dan Tob-Adonia bersama Elisama dan Yoram para imam (ayat 7). Dapat dipastikan bahwa kedua tim itu bergabung memberikan penyuluhan terpadu hal-hal moral, keh idupan berbangsa dalam perspektif prinsip-prinsip firman perjanjian Allah.

Renungkan: Perhatikan bahwa tindakan pembaruan Yosafat ini melahirkan keinsyafan rohani (ayat 10), pengakuan bangsa asing (ayat 11), peningkatan kesejahteraan dan kedaulatan (ayat 12-19).

(0.22166530555556) (2Taw 18:1) (sh: Sikap hati mendua (Jumat, 21 Juni 2002))
Sikap hati mendua

Sikap hati mendua. Kecenderungan hati manusia yang mendua antara salah dan benar tergambar jelas dalam diri raja Yosafat. Ia harus memilih antara ajakan raja Ahab yang didukung oleh dukungan empat ratus orang nabi-nabinya sendiri yang adalah para nabi palsu, dan nubuat serta peringatan dari Mikha yang memaparkan secara gamblang akibat-akibat fatal bila mereka maju memerangi Ramot-Gilead.

Mengawinkan putranya dengan putri Raja Ahab adalah tindakan salah pertama yang Yosafat buat. Sebenarnya tidak perlu ia mengatur perkawinan politis tersebut sebab Allah telah cukup memberkatinya. Kesalahan kedua adalah mendengarkan ajakan Ahab untuk menyerbu Ramot-Gilead yang dikuasai oleh orang-orang Aram. Meskipun Yosafat mendesak untuk menanyakan kehendak Tuhan, namun reaksi pertamanya yang kelak memang akan dilakukannya juga adalah segera menyambut ajakan itu dengan antusias (ayat 3b). Berpikir menurut hikmat duniawi tampaknya telah sedemikian mempengaruhi Yosafat, apalagi ajakan Ahab itu kemudian didukung oleh dukungan suara terpadu empat ratus nabi palsu Ahab. Kesalahan ketiga adalah puncaknya ketika ia pergi maju berperang bersama Ahab meskipun Mikha, nabi Allah sejati itu telah menyindir (ayat 14) dan memberi peringatan gamblang tentang akibat fatal yang akan terjadi (ayat 15-22). Akibat mendengarkan nubuat palsu mengerikan sekali. Ahab mati terbunuh meski sudah men yamar sebelumnya, hanya Yosafat selamat sebab Allah mengintervensi karena rencana-Nya untuk Yehuda.

Kata kerja "mengajak" (ayat 2) dan "membujuk" (ayat 30) dalam bahasa Ibraninya adalah sama. Ajakan salah menyeret orang pada kesesatan dan kehancuran, sedangkan ajakan benar berasal dari Tuhan sumber keselamatan. Sayang bahwa Yosafat tidak tegas dan konsisten mencari kebenaran. Syukurlah bahwa rencana Tuhan meluputkan dia dari jalan salah yang telah dipilihnya.

Renungkan: Untuk tetap dalam jalan Tuhan tidak cukup hanya menguji setiap tawaran dan pilihan dengan saksama. Tindakan itu harus diiringi dengan kebulatan hati menolak semua yang salah dan menaati suara Tuhan meski tidak populer sekalipun.

(0.22166530555556) (2Taw 29:20) (sh: Pendamaian bagi Yehuda (Kamis, 4 Juli 2002))
Pendamaian bagi Yehuda

Pendamaian bagi Yehuda. Sekali lagi terlihat betapa pentingnya pertobatan Yehuda di mata raja Hizkia. Raja tidak menunda-nunda; pagi-pagi keesokan harinya ia mengumpulkan para pemimpin kota bersama dengan para jemaat (ayat 20). Tujuan mereka adalah untuk mempersembahkan kurban bakaran dan kurban penghapus dosa untuk keluarga raja, untuk tempat kudus, dan untuk Yehuda (ayat 21), bahkan bagi seluruh Israel (ayat 24). Sekali lagi terlihat betapa Hizkia berusaha mengikuti ketetapan firman Allah. Seperti dalam Imamat 16, percikan darah menandai penahiran dan pengudusan mezbah bagi pendamaian, sementara penumpangan tangan pada kambing-kambing jantan merupakan simbol dalam konsep keselamatan dalam PL (sebelum inkarnasi Yesus Kristus) yang menyatakan bahwa hewan-hewan itu mati karena dosa pembawa kurban sebagai ganti diri pembawa kurban itu sendiri.

Selanjutnya Hizkia juga mengatur para pemusik dan penyanyi yang mengiringi ibadah di bait Allah, mulai dari alat musik yang dipakai (ayat 25-26) sampai lagu puji-pujian yang dinyanyikan (ayat 30). Dalam hal ini pun Hizkia melakukannya tidak berdasarkan selera pribadinya, tetapi sesuai dengan perintah Tuhan melalui perantaraan Daud, Gad dan para nabi-Nya (ayat 25). Pengaturan ibadah yang seperti ini membuat para jemaat menyanyikan puji-pujian dengan sukaria (ayat 30).

Kemudian Hizkia menyatakan bahwa Israel telah menahbiskan diri mereka untuk Allah (ayat 31). Sebagaimana para imam dan orang Lewi telah menguduskan diri agar kembali dapat melayani Allah di bait-Nya, demikian juga Israel kini telah menahbiskan diri agar kembali berada dalam perjanjian dengan Allah. Sebagai ungkapan sukacita atas apa yang telah dikerjakan Allah, umat dengan rela hati membawa kurban syukur kepada Allah (ayat 31b-36).

Renungkan: Di hadapan Allah, Kristen tidak hanya bertanggung jawab untuk menjaga kekudusan pribadi, tetapi juga kekudusan dari komunitas iman di mana ia hidup dan bertumbuh. Karena itu, seorang Kristen harus memberi perhatian dan terus menggumuli bagaimana komunitas di mana ia menjadi bagian dapat hidup dalam kekudusan di hadapan Allah.

(0.22166530555556) (Neh 7:1) (sh: Standar Nehemia (Senin, 20 November 2000))
Standar Nehemia

Standar Nehemia. Kota Yerusalem kini pulih kembali. Tembok kota telah berdiri dan pintu gerbangnya telah dipasang. Lalu Nehemia mengangkat penunggu- penunggu pintu gerbang yaitu para penyanyi dan orang-orang Lewi. Sepintas penunjukkan ini nampak aneh. Para penyanyi dan orang- orang Lewi memang biasa bertugas menjaga pintu namun bukan pintu gerbang kota tetapi pintu gerbang Bait Allah. Sebenarnya mereka adalah orang-orang yang tepat, sebab mereka telah terbiasa sehingga sikap mental dan kewaspadaan terhadap tugas sudah terbentuk.

Nehemia juga mengangkat Hanani sebagai pengawas Yerusalem karena ia adalah saudaranya. Bukan karena alasan koneksi ataupun nepotisme, sebab Nehemia telah membuktikan bahwa hidupnya, saudara- saudaranya, dan bawahannya bebas dari korupsi dan memperkaya diri sendiri. Alasan penunjukkan Hanani sebagai pengawas atas Yerusalem adalah ia mempunyai kredibilitas dan integritas, hingga kepadanya dipercayakan tugas yang berat dan besar. Untuk jabatan panglima benteng Nehemia mengangkat Hananya, seorang yang dapat dipercaya dan takut akan Tuhan. Ada kombinasi yang serasi dan indah dalam kualifikasi yang dimiliki Hananya. Ia tidak hanya mempunyai kredibilitas yang tinggi tetapi juga mempunyai kedewasaan rohani yang lebih matang dari yang lain.

Nehemia tidak berhenti sampai disitu. Ia memberikan perintah yang sangat jelas dan teliti untuk tugas mereka. Sepintas nampaknya Nehemia sangat berlebihan. Mengapa pintu gerbang harus tetap ditutup hingga matahari tinggi? Sekalipun pintu sudah ditutup dan dipalangi, orang-orang masih harus berjaga. Bahkan penjagaan pun dilakukan dari depan rumah para penjaga. Nehemia melakukan itu semua dengan pertimbangan situasi di luar Yerusalem masih sangat rawan. Musuh Israel masih terus berusaha keras menggagalkan segala usaha Nehemia. Nehemia mempunyai tekad untuk menjalankan misi yang dipercayakan kepadanya dengan sempurna dan hasil semaksimal mungkin.

Renungkan: Standar Nehemia pun menjadi tuntutan bagi kita saat ini. Karena itu dalam setiap tugas yang dipercayakan kepada kita hendaklah kita laksanakan dengan standar Nehemia, mulai dari pemilihan orang- orang yang akan menjadi tim hingga ketepatan dan ketelitian kerja.

(0.22166530555556) (Ayb 13:1) (sh: Hidup benar (Jumat, 26 Juli 2002))
Hidup benar

Hidup benar. Berapa banyak di antara kita yang berani berkata seperti Ayub, "Berapa besar (atau dalam terjemahan lain, berapa banyak) kesalahan dan dosaku?" (ayat 13:23). Kita hanya berani mengatakan hal seperti ini kepada sesama kita manusia. Namun, kepada Tuhan? Tidak ada di antara kita yang berani menantang Tuhan untuk menunjukkan berapa banyak dosa yang telah kita perbuat. Kita tidak berani sebab kita menyadari bahwa kita memang telah melakukan banyak dosa.

Ayub berani mengatakan hal seperti itu kepada Tuhan karena memang Ayub telah hidup benar dan saleh di hadapan-Nya. Ia tidak sedang membanggakan diri atau membual sebab itulah yang Alkitab katakan tentang kehidupan Ayub (ayat 1:1). Tidak heran Ayub akhirnya menjadi marah kepada ketiga temannya yang terus memojokkannya dan menuduhnya telah melakukan dosa yang tersembunyi. Ayub berani mempertanggungjawabkan hidupnya secara terbuka di hadapan Allah. Bagaimana dengan kita? Kehidupan yang bersih diawali dengan hati yang bersih. Kita mesti menjaga hati kita agar tetap bersih dari dosa. Kita bisa memperlihatkan perilaku yang bersih, namun itu sendiri bukan jaminan bahwa kita memiliki hati yang bersih (bdk. Ams. 16:2).

Kadang, demi kepentingan pribadi, kita membersih-bersihkan atau membenarkan tindakan kita. Sebaliknya, jika orang lain yang melakukannya, kita menuduhnya berdosa. Betapa mudahnya kita terjebak dalam standar ganda dan mengabaikan standar Tuhan. Ada dua pertanyaan yang dapat kita ajukan untuk menjaga agar hidup kita tetap bersih. Pertama, apakah saya berani mengakui perbuatan saya di hadapan orang lain? Dengan kata lain, apa pun yang kita lakukan, beranikah kita mengakuinya kepada orang lain? Kedua, beranikah kita mengundang kehadiran Tuhan pada saat kita melakukan perbuatan itu? Kita harus percaya bahwa kedua pertanyaan ini dapat mengingatkan dan menolong kita untuk hidup terbuka di hadapan Allah.

Renungkan: Terang membawa dua dampak pada ruangan kehidupan kita: memalukan dan membanggakan. Memalukan, jika ruangan itu kotor; membanggakan, bila ruangan itu bersih.

(0.22166530555556) (Ayb 22:1) (sh: Konselor atau pendakwa? (Jumat, 17 Desember 2004))
Konselor atau pendakwa?

Konselor atau pendakwa? Tidak henti-henti para sahabat Ayub menuduh Ayub telah berdosa kepada Allah sehingga Ayub menderita. Elifas, masih tetap teguh mendakwa Ayub melakukan perbuatan dosa dan meminta Ayub untuk bertobat (ayat 4-5). Namun, Ayub bersikukuh bahwa dirinya tidak berdosa. Ia dengan tegas menolak tudingan Elifas bahwa ia harus bertanggung jawab atas penderitaannya sebagai akibat dosanya. Meski demikian, Elifas kembali memulai serangkaian tuduhan yang tidak mendasar. Ia memfitnah Ayub dengan sejumlah dakwaan palsu (ayat 6-9). Elifas menuduh Ayub telah melakukan berbagai dosa sosial yang menyengsarakan sesamanya. Menurut Elifas, dosa sosial itulah yang menyebabkan Ayub menderita karena Allah membalas perbuatan jahatnya itu (ayat 10-20). Oleh karena itu, Elifas meminta Ayub mengakui segala dosanya itu supaya melunakkan hati Allah sehingga Allah akan memulihkan kembali keadaan dirinya (ayat 21-30).

Tuduhan-tuduhan ini bertolak belakang dengan komentar penutur kisah bahkan evalusi Allah sendiri di pasal 1. Ayub seorang yang saleh, jujur, takut akan Tuhan, dan menjauhi kejahatan. Dengan demikian, kita tahu bahwa tuduhan Elifas itu palsu. Jangankan perbuatan dosa sosial, kesalahan yang tak terlihat saja, diselesaikan Ayub dengan kepekaan rohani yang tinggi (ayat 1:5). Jadi, di mata Allah pun Ayub tidak bersalah. Sungguh menyedihkan bagaimana ketiga sahabat Ayub, telah terang-terangan memusuhi Ayub. Sebenarnya, awalnya mereka telah mulai dengan sikap empati merasakan penderitaan Ayub. Akan tetapi, dengan berangkat dari konsep teologis `sempit', mereka berpaling menuduh Ayub. Sungguh berbahaya jika kita memiliki konsep teologis `sempit'. Karena konsep teologis yang `sempit' tersebut menyebabkan kita salah menilai penyebab sesama menderita. Sama seperti para sahabat Ayub ini yang beranggapan keliru terhadap penyebab penderitaan Ayub. Jangankan menolong Ayub mengatasi penderitaannya, mereka justru menambahkan beban penderitaan Ayub.

Renungkan: Jadilah konselor (pembela/penghibur) bukan pendakwa bagi jiwa yang merana.



TIP #32: Gunakan Pencarian Khusus untuk melakukan pencarian Teks Alkitab, Tafsiran/Catatan, Studi Kamus, Ilustrasi, Artikel, Ref. Silang, Leksikon, Pertanyaan-Pertanyaan, Gambar, Himne, Topikal. Anda juga dapat mencari bahan-bahan yang berkaitan dengan ayat-ayat yang anda inginkan melalui pencarian Referensi Ayat. [SEMUA]
dibuat dalam 0.09 detik
dipersembahkan oleh YLSA