| (0.172764565) | (Mat 7:12) |
(sh: Pilihan yang bukan pilihan (Jumat, 19 Januari 2001)) Pilihan yang bukan pilihanPilihan yang bukan pilihan. Khotbah di Bukit diakhiri dengan 4 peringatan yang masing-masing terdiri dari 2 pilihan yang sangat kontras yaitu 2 jalan, 2 pohon, 2 klaim, dan 2 pembangun. Peringatan itu merupakan panggilan untuk berkomitmen kepada ajaran-Nya sebab pengikut Kristus bukanlah mereka yang hanya takjub kepada ajaran-Nya (ayat 28-29). Pilihan apa yang kita miliki?
Ada 2 jalan yang tersedia bagi manusia. Jalan bagi
pengikut Kristus adalah sempit: terbatas dan tidak
bebas, karena merupakan jalan yang penuh dengan
tantangan dan penderitaan. Jalan yang tidak
populer karena mengikat kebebasan Kristen untuk
menuruti kehendaknya. Namun jalan itu bukan akhir
dari segalanya sebab di ujungnya tersedia pahala.
Buah adalah lambang dari karya transformasi Allah
di dalam kehidupan orang percaya (Yes. 5:1-7; Tidak hanya nabi palsu, pengikut Kristus yang palsu pun ada. Faktor yang menentukan palsu atau tidaknya pengikut Kristus adalah ketaatannya kepada kehendak Bapa di surga dan bukan mukjizat yang dilakukan. Mengapa? Mukjizat dapat dikerjakan oleh iblis sedangkan ketaatan kepada Allah hanya Yesuslah yang dapat melakukannya. Inilah yang seharusnya diteladani oleh para pengikut-Nya.
Mana yang akan Anda pilih dalam menjalani kehidupan
di dunia ini? Jalan sempit atau lebar? Berbuah
baik atau tidak? Melakukan kehendak Bapa atau
tidak? Namun sesungguhnya ini bukan pilihan sebab
selain masing-masing mempunyai konsekuensi dalam
kekekalan, melakukan apa yang Kristus ajarkan
adalah satu-satunya batu karang yang teguh dan
merupakan satu-satunya cara membangun fondasi yang
akan menopang dan memampukan kita untuk tetap
bertahan hingga akhir zaman (Yes. 28:16-17; Renungkan: Karena itu marilah kita menyatakan seluruh Khotbah di Bukit dalam kehidupan praktis sehari- hari. |
| (0.172764565) | (Mat 11:20) |
(sh: Yang dihukum dan yang diterima (Selasa, 30 Januari 2001)) Yang dihukum dan yang diterimaYang dihukum dan yang diterima. Respons Yesus terhadap mereka yang tidak percaya kepada-Nya semakin tajam. Jika sebelumnya Ia hanya memperingatkan, kini Yesus mengecam dengan keras bahkan mengutuk. Mengapa? Sebab mukjizat-mukjizat sudah banyak didemonstrasikan di hadapan mereka (ayat 20-24). Namun itu tidak memuaskan dan memimpin mereka kepada iman kepada Yesus karena mereka tidak menilai pengharapan mereka di dalam terang Yesus namun sebaliknya justru menggunakan ukuran pengharapannya untuk menilai dan kemudian menolak Yesus. Karena itu kecaman dan kutukan Yesus adalah wajar sebab mereka menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan oleh Allah kepada mereka. Sebaliknya terhadap mereka yang percaya kepada-Nya, Yesus menaikkan syukur-Nya kepada Allah. Mengapa? Yesus ingin menegaskan kepada setiap orang percaya bahwa jika mereka dapat percaya kepada Yesus bukan karena lebih suci dan berharga di hadapan Allah, namun ada 3 faktor yang memampukan dan memungkinkan mereka percaya. Faktor pertama, adalah Allah sendiri yang menyatakan makna mukjizat Yesus, Kemesiasan Yesus Kristus, dan makna pengajaran Yesus kepada orang kecil yaitu orang-orang yang dengan rendah hati dan terbuka menerima penyataan Allah (ayat 25-26). Faktor kedua, adalah peran Yesus dalam pewahyuan Allah. Wahyu khusus Allah tidak dapat secara langsung dinyatakan kepada manusia karena dosa. Manusia membutuhkan perantara yang menjembatani antara dirinya dengan Allah. Allah menyatakannya di dalam Yesus Kristus (ayat 27). Seluruh wahyu khusus Allah yang dinyatakan kepada manusia ada di dalam-Nya. Karena Yesus, manusia dimungkinkan untuk mengenal Allah. Faktor ketiga, adalah undangan lemah-lembut dari Yesus sendiri (ayat 28-30). Yesus tidak hanya menjadi perantara namun Ia sendiri yang memanggil orang- orang untuk percaya kepada-Nya. Ia tidak menawarkan beban tapi menawarkan ketenangan bagi jiwa. Renungkan: Inilah anugerah Allah yang luar biasa sebab selain Allah mengaruniakan Anak Tunggal-Nya, Ia juga memberikan wahyu-Nya, memberikan perantara agar wahyu-Nya dipahami manusia dan Ia sendiri juga yang mengadakan pemanggilan. Marilah kita panjatkan syukur atas anugerah-Nya yang tak terkira ini. |
| (0.172764565) | (Mat 13:24) |
(sh: Mengapa kejahatan tidak berkurang? (Rabu, 2 Februari 2005)) Mengapa kejahatan tidak berkurang?Mengapa kejahatan tidak berkurang? Yesus memberitakan kedatangan Kerajaan Surga. Tetapi mengapa kejahatan tidak berkurang, malah semakin merajalela? Inilah yang Yesus jelaskan melalui perumpamaan lalang dan gandum. Di sini kita menjumpai tiga pokok ajaran. Pertama, penaburan benih baik. Ketika Anak Manusia berada di dunia, Ia menabur benih yang baik yaitu anak-anak Kerajaan Surga. Kedua, penaburan benih jahat. Musuh menabur benih jahat yakni anak-anak si jahat (ayat 38). Ketiga, benih baik dan benih jahat dibiarkan tumbuh bersama. Namun, pertumbuhan keduanya memiliki batas. Ada waktu penuaian, saat keduanya akan dipisahkan. Penuai-penuai yakni malaikat akan memisahkan gandum dan lalang pada akhir zaman. Gandum bersama Anak Manusia, sementara lalang dikumpulkan untuk dibakar dalam api (ayat 40-43). Jelas terlihat bahwa Kerajaan Surga tidak mungkin terdiri dari dua jenis manusia yang bertolak belakang, manusia jahat dan manusia baik. Perumpamaan ini mengajarkan adanya tahapan-tahapan karya Allah dalam mewujudkan kerajaan-Nya. Tahapan-tahapan itu terkait dengan tindakan Allah dalam sejarah manusia. Pada awalnya benih kerajaan itu ditaburkan melalui hidup serta karya Yesus. Sementara benih Kerajaan Surga tumbuh, tumbuh juga benih kejahatan yang dilakukan si musuh (ayat 28). Meski demikian, pada saat penghakiman kelak keduanya akan dipisahkan. Pada saat itulah kejahatan akan dimusnahkan, dan benih kerajaan yang sudah matang akan dituai. Jadi, sampai kedatangan Yesus kelak, benih Kerajaan Surga masih harus bertahan di tengah-tengah berbagai manifestasi jahat si musuh. Gereja Tuhan yang hidup di tengah-tengah dunia berdosa, menghadapi tantangan dan godaan besar untuk kompromi bahkan kehilangan iman. Syukur kepada Tuhan saatnya akan tiba, kejahatan akan dimusnahkan. Ingat: Hari penghakiman pasti akan tiba. Jangan frustrasi oleh fakta merajalelanya kejahatan. Bertekunlah dalam kebenaran sampai pembenaran kita dinyatakan di Hari itu. |
| (0.172764565) | (Mat 13:44) |
(sh: Mencari sebuah nilai (Kamis, 8 Februari 2001)) Mencari sebuah nilaiMencari sebuah nilai. Nilai suatu benda dapat terletak pada benda itu sendiri atau ada faktor lain di luar benda tersebut yang membuatnya berarti. Sebagai contoh: sebuah cincin emas sangat berarti karena nilai dirinya sendiri; berbeda halnya dengan sebuah cincin imitasi, akan berarti bagi seorang gadis karena cincin tersebut adalah pemberian sang kekasih hati. Cincin emas murni tidak akan luntur nilainya ditelan zaman, namun cincin imitasi mungkin akan berubah tidak bernilai karena kekasih hati sang gadis telah pergi meninggalkannya. Yesus menekankan betapa bernilainya hal Kerajaan Sorga melalui 2 gambaran: (ayat 1) harta yang terpendam di ladang. Ketika orang menemukan harta terpendam ini, ia sangat bersukacita karena menemukan sesuatu yang sangat bernilai. Maka segala miliknya yang lain menjadi tidak berarti dibandingkan harta tersebut. Ia rela menjual segala miliknya demi mendapatkan harta yang terpendam itu. (ayat 2) seorang pedagang sengaja mencari mutiara karena ia tahu betapa berharganya mutiara itu. Maka setelah ia menemukan mutiara yang dicarinya, ia segera menjual segala miliknya untuk membeli mutiara tersebut. Kedua perumpamaan ini menggambarkan betapa bernilainya hal Kerajaan Sorga, namun tidak setiap orang yang mendengarnya mengerti hal ini. Seorang yang menyadari betapa bernilainya hal Kerajaan Sorga, dengan sukacita akan meninggalkan apa pun dalam dunia ini asalkan mendapatkan kebahagiaan sejati dalam Kerajaan Sorga. Adakah sesuatu yang lebih bernilai dalam hidup Anda sehingga menghalangi untuk mendapatkan Kerajaan Sorga? Sebagai penutup, Yesus kembali mengingatkan tentang kesudahan zaman dimana akan terjadi pemisahan antara orang benar dan orang fasik. Bila tiba akhir zaman maka tidak ada lagi kesempatan bagi orang fasik untuk menyesali keadaannya, karena semuanya sudah terlambat. Ini pun menjadi peringatan bagi kita bahwa kesempatan ini sangat terbatas. Renungkan: Nilai apakah yang sedang kita cari? Seperti orang yang menemukan harta terpendam dan seperti seorang yang mencari mutiara, ataukah seperti orang-orang yang menolak Yesus karena mencari kebenaran berdasarkan hikmat manusia? Hikmat manusia tidak dapat menembus nilai kekekalan yang dimiliki Yesus. Seorang yang mau membuka hatinya bagi kebenaran-Nya, akan menggali nilai kekekalan di dalam Diri-Nya. |
| (0.172764565) | (Mat 16:21) |
(sh: Memang tak mudah jalannya (Jumat, 16 Februari 2001)) Memang tak mudah jalannyaMemang tak mudah jalannya. Keberadaan Mesias sejati bertolak belakang dengan Mesias dalam konsep pemahaman orang-orang Yahudi. Kontras antara pemahaman dan realita menyebabkan mereka menolak Yesus, anak tukang kayu, yang akan menderita bahkan mati disalib seperti penjahat besar. Memang benar jalan yang akan dilalui-Nya tidak mudah, begitu pula dengan pengikut-Nya. Murid-murid-Nya pun masih memiliki konsep pemahaman yang sama dengan orang Yahudi. Petrus protes dengan pernyataan Yesus bahwa Ia akan menderita, dibunuh, dan dibangkitkan (ayat 21). Perhatian Petrus hanya kepada penderitaan-Nya sehingga mengabaikan kebangkitan-Nya. Itulah sebabnya ia mengatakan bahwa Allah pasti akan melindungi Yesus. Ternyata Petrus belum sungguh-sungguh mengerti arti pengakuannya bahwa Yesus adalah Mesias (ayat 16). Yesus menyatakan teguran keras: "Enyahlah Iblis!" menandakan teguran yang sangat serius karena Iblislah yang paling senang bila rencana keselamatan melalui Yesus gagal. Kemudian Yesus mengalihkan perhatian kepada semua murid-Nya, dan menyatakan tentang konsekuensi orang yang mau mengikut-Nya. Seperti Yesus yang mengambil jalan salib, maka semua pengikut-Nya pun harus mengikuti jejak-Nya. Yesus sedang mengubah konsep murid-murid tentang panggilan hidup mereka, bahwa menjadi pengikut-Nya tidaklah mudah, karena harus siap mempersembahkan hidup seutuhnya bagi- Nya. Rela menyingkirkan segala keinginan bila tidak sesuai dengan-Nya, rela mengalami berbagai kesulitan, pergumulan, tantangan, dan ancaman karena Dia, dan mengarahkan langkah kita mengikuti jejak-Nya (ayat 24). Yesus memberikan alasan melalui suatu paradoks yang bernilai kekekalan. Bila seorang menikmati kesenangan dunia, ia akan kehilangan kesempatan hidup selamanya, sebaliknya bila seorang rela kehilangan kesempatan hidup di dunia, ia akan memperoleh kehidupan yang mulia di dalam kekekalan (ayat 25-26). Bila ia memilih yang kedua, maka Anak Manusia akan menyambutnya dalam kemuliaan-Nya (ayat 27). Renungkan: Motivasi mendapatkan kesuksesan dan ketenaran sebagai pengikut-Nya akan membawa kepada kehancuran dan kekecewaan. Jalan yang seharusnya kita tapaki menuju kemuliaan-Nya memang tidak mudah, karena Ia tidak pernah menjanjikan kemudahan tetapi kehidupan kekal bersama Dia dalam perjuangan memikul salib-Nya. |
| (0.172764565) | (Mat 17:22) |
(sh: Teladan Seorang Guru (Senin, 19 Februari 2001)) Teladan Seorang GuruTeladan Seorang Guru. Penderitaan seorang guru yang disegani, dihormati, dan diteladani, adalah kesedihan bagi murid-muridnya. Guru yang telah menjadikan dirinya dan hidupnya sebagai panutan dan bagian hidup murid-muridnya, akan menerima pengabdian diri murid-muridnya. Yesus telah menjadikan diri-Nya sebagai bagian dari kehidupan murid-murid-Nya, bahkan Ia memberikan nyawa-Nya bagi kehidupan mereka. Dialah Guru Agung sepanjang sejarah manusia. Di Galilea, untuk kedua kalinya Yesus memberitahukan penderitaan yang akan dialami-Nya. Ia menyebut diri-Nya sebagai Anak Manusia, karena Ia akan mengalami penderitaan sebagai Manusia yang lemah, tak berdaya, dapat merasakan sakit, tidak mampu membela diri, dan akan berhadapan dengan maut atau kematian. Namun Ia akan mengalami semua ini bukan karena kuasa manusia, melainkan diserahkan oleh Allah Bapa, yang kemudian akan membangkitkan-Nya dari kematian (ayat 23). Di sini nampak jelas bahwa Allah Bapa yang telah mengutus-Nya yang mengizinkan semuanya ini terjadi di dalam kedaulatan-Nya, demi keselamatan manusia. Mengingat kembali bahwa Gurunya akan menderita membuat hati murid-murid sangat sedih, karena mereka masih belum mengerti arti penderitaan Yesus Sang Mesias. Sebagai Yahudi yang setia, Yesus pun memberikan teladan dalam membayar pajak untuk Bait Allah. Kewajiban membayar pajak sudah ditetapkan sejak zaman Musa (Kel.30:13), guna perbekalan rumah Tuhan. Analogi kewajiban orang asing membayar pajak bagi pemerintahan Roma dipakai Yesus untuk menunjukkan bahwa Anak Allah seharusnya tidak berkewajiban membayar pajak Bait Allah, demikian pula Petrus. Namun Yesus mengajarkan sekaligus memberikan teladan bagaimana Ia pun tetap melakukan kewajiban ini. Setiap Yahudi harus membayar 2 dirham/orang, tetapi mata uang yang beredar adalah 4 dirham, maka mereka harus membayar 4 dirham untuk 2 orang. Yesus menyuruh Petrus untuk memancing dan membuka mulut ikan yang pertama kali ditangkapnya, maka ia akan menemukan mata uang 4 dirham di dalam mulutnya. Dengan uang itulah Yesus dan Petrus membayar pajak. Renungkan: Melalui sikap sederhana, Yesus pun menyatakan Keallahan-Nya sekaligus kerendahhatian- Nya dalam memenuhi kewajiban keagamaan. Inilah teladan Sang Guru Agung. |
| (0.172764565) | (Mat 24:29) |
(sh: Waspadai dan amati tanda-tanda zaman (Jumat, 30 Maret 2001)) Waspadai dan amati tanda-tanda zamanWaspadai dan amati tanda-tanda zaman. Allah mempunyai rencana kekal atas segala ciptaan-Nya, teristimewa manusia yang diciptakan dalam gambar dan rupa-Nya. Meski Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, Allah tetap pada rencana kekal-Nya. Bagi yang hidup tidak sesuai rencana Allah akan mengalami kesengsaraan yang dahsyat (22:1-14), bagi yag taat dan berjalan seturut rencana Allah akan bersama dengan Yesus Kristus apabila Ia datang kelak. Matius menyebut orang-orang ini adalah orang-orang pilihan Allah yang ada di seluruh bumi ini. Hari kedatangan Anak Manusia digambarkan dengan kedahsyatan yang bakal terjadi di seluruh bumi dan alam semesta ini. Ini menunjukkan betapa murka-Nya Allah atas dosa yang sudah diperbuat oleh manusia. Alam semesta dan manusia yang menolak menjadi umat pilihan Allah akan mengalami penderitaan yang dahsyat dan menakutkan. Saat terjadi kehancuran dan penderitaan Anak Manusia, yaitu Yesus Kristus datang dengan segala kekuasaan dan kemuliaan, diiringi oleh para malaikat dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya. Saat manusia-manusia yang hidup dalam dosa menderita, orang-orang pilihan Allah ada bersama Anak Manusia dalam kemuliaan. Apa yang sudah difirmankan ini pasti akan terjadi. Hanya saja waktunya tiba sesuai dengan yang ditetapkan oleh Bapa. Nubuat Yesus yang dicatat Matius ini bermakna ganda, yakni yang terjadi pada waktu dekat pada tahun 70 M, saat Yerusalem dihancurleburkan. Pula bermakna untuk kedatangan-Nya yang kedua kali kelak. Kedatangan Yesus meski tidak dapat diketahui kepastian harinya, ada tanda-tanda yang mendahului. Tunas pohon ara yang muncul; menandakan datangnya musim panas, supaya manusia bersiap. Demikian pula dengan kedatangan Anak Manusia. Matius mencatat dengan cermat apa yang Yesus ajarkan mengenai tanda-tanda yang akan terjadi. Ia akan datang dengan sangat tiba-tiba dan tidak disangka-sangka, namun bukan berarti Ia diam dan tidak memberikan peringatan. Setiap manusia perlu mencamkan tanda-tanda yang terjadi di bumi ini agar tidak terperanjat, tidak bersiap, dan tidak terlena. Renungkan: Perkataan yang pernah dikatakan Yesus ini tidak akan berlalu sekalipun segalanya berubah. Itu pasti digenapi dan terjadi. Kita harus bersiap diri. |
| (0.172764565) | (Luk 4:16) |
(sh: Prioritas utama (Sabtu, 1 Januari 2000)) Prioritas utamaPrioritas utama. Ada kecenderungan di kalangan Kekristenan yang menganggap bahwa Ibadah hari Minggu hanyalah sekadar formalitas. Artinya, beribadah pada hari Minggu di Gereja akan dilakukan bila tidak ada "acara" atau kesibukan lain". Ibadah bersama jemaat lainnya di gereja menjadi second priority (prioritas kedua). Kecenderungan ini tidak hanya akan mengakibatkan hadirnya Kristen-kristen yang tidak tahu mensyukuri kasih dan penyertaan Allah, tapi juga akan menciptakan Kristen-kristen yang tidak tahu menghornati karya dan kebesaran Allah dalam hidupnya. Sikap ini sungguh bertentangan dengan pengajaran dan sikap yang diperhatikan langsung oleh Tuhan Yesus. Mari kita lihat bagaimana Tuhan Yesus memprioritaskan ibadah kepada Allah Bapa-Nya dalam hidup-Nya. Sikap ini menunjukkan bahwa selain Dia sangat menghormati Bapa, Dia juga menghormati ibadah persekutuan umat di rumah Tuhan dan menjadikan ibadah itu bagian dari hidup-Nya. Dari Galilea, Yesus kembali ke Nazaret, dan Lukas mempertegas dengan mengatakan bahwa "inilah tempat Yesus dibesarkan". Mengapa Ia ke sana? Kepada orang-orang yang mengenalnya sejak kecil hingga dewasa, Ia menegaskan siapa diri-Nya dan apa misi pelayanan-Nya. Ia membacakan kitab nubuatan nabi Yesaya, yang menyatakan beberapa hal, yaitu bahwa (a) Roh Tuhan ada pada-Nya; (b) Dia diurapi untuk menyampaikan kabar pembebasan kepada para tawanan, memberikan penglihatan kepada orang buta; Dia diutus untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, dan (d) memberitakan bahwa Tahun Rahmat Tuhan telah datang. Sesungguhnya ayat tersebut menubuatkan tentang diri-Nya. Maka tepatlah bila Tuhan Yesus mengatakan bahwa ayat itu digenapi oleh-Nya. Renungkan: Kedatangan Yesus ke dunia bukanlah sebagai seorang raja dengan segala kemegahan dan kejayaannya. Justru ia datang dengan otoritas Allah untuk membawa pembebasan dan penyelamatan dalam arti luas dan sesungguhnya. Bukan hanya dalam dunia, tetapi keselamatan yang bersifat kekal dan menyeluruh. Ia membawa kabar baik dan itu dinyatakan kepada semua orang, baik orang miskin, tawanan, orang buta, dan orang tertindas. Ia datang juga untuk membawa kekebasan dan keselamatan bagi kita. Betapa mulia dan agungnya misi kedatangan-Nya, melalui Dialah kita beroleh keselamatan dan kehidupan kekal. |
| (0.172764565) | (Luk 6:39) |
(sh: Pohon dikenal dari buahnya (Selasa, 11 Januari 2000)) Pohon dikenal dari buahnyaPohon dikenal dari buahnya. Suatu hari seorang pendeta melewati pematang sawah hendak menuju ke suatu tempat. Di kiri dan kanannya terdapat tanaman jagung yang tumbuh dengan subur walaupun belum berbuah. Melihat tanaman jagung yang subur itu, sang pendeta berkomentar kepada salah seorang pemilik tanaman jagung: "Wah, jagungnya bagus ya Pak! Sang pemilik tanaman menjawab: "Belum tentu Pak. Yang bagus dan subur baru pohonnya, padahal yang penting buahnya." Di akhir bukan Desember, daerah tersebut mengadakan perayaan Natal. Acaranya sangat meriah dan bagus, khotbah pendeta itu pun sangat mengesankan. Pemilik tanaman jagung juga hadir dalam perayaan Natal tersebut. Lalu ia berkata kepada pendeta: "Ah, ya bagus perayaan dan khotbahnya. Namun yang penting buahnya, yakni bagaimana dampaknya bagi jemaat yang hadir, ada perubahan atau tidak". Dalam perikop ini yang ingin ditekankan tentang: (1) mata yang menentukan pengetahuan dan penilaian seseorang ketika melihat sesuatu; (2) pengetahuan yang diperoleh akan mempengaruhi hati (inner-life), dan (3) tindakan adalah penampakan dari apa yang dilihat oleh mata dan kehidupan di dalam. Mata adalah pelita tubuh, karena melalui mata kita menilai segala sesuatu. Apa yang kita lihat dan bagaimana cara kita melihat akan mempengaruhi hati dan seluruh hidup kita. Bila kita menggunakan mata dengan perspektif yang benar, maka kehidupan batiniah kita pun benar. Dan selanjutnya tindakan yang nampak adalah tindakan kebenaran, Jadi apabila buah-buah tindakan seseorang tidak mencermnkan kebenaran, maka yang perlu dipertanyakan adalah bagaimana kehidupan di dalamnya, sudahkah Yesus bertakhta di dalam kehidupannya? Perubahan kualitas buah harus diawali dari perubahan pohonnya. Renungkan: Bangunlah hidup Anda di atas dasar yang benar dan teguh, yakni Yesus Kristus. Dialah yang memberikan hati yang baru. Setelah itu tetaplah berakar dan dibangun di atas Dia, agar buah-buah yang dihasilkan adalah buah kebenaran. Hati yang dipimpin Kristus dan dipenuhi kebenaran firman Tuhan akan memimpin seluruh hidup kepada kebenaran-Nya. Selama ini siapakah yang bertakhta di hati Anda? Buah-buah apakah yang dihasilkan dari perbuatan dan perkataan Anda? Perubahan buah harus dimulai dari pohonnya, yakni dari hati. |
| (0.172764565) | (Luk 8:26) |
(sh: Menang atas setan dan tanggung jawab Injil (Rabu, 19 Januari 2000)) Menang atas setan dan tanggung jawab InjilMenang atas setan dan tanggung jawab Injil. Tatkala kita melihat orang yang terganggu jiwanya atau kerasukan setan, kerap kita berkata: "kasihan" tetapi kita tak melakukan apa-apa. Bahkan kita memilih menghindar daripada berurusan dengannya. Padahal orang tersebut telah hancur harkat dan kehormatannya, bahkan yang ada dalam dirinya hanyalah aib, dan keterasingan dari kesempatan hidup wajar. Dalam kasus ini dikisahkan seorang yang terganggu jiwanya karena pengaruh kuasa setan. Tak ada seorang pun yang dapat menikmati kebahagiaan bila berada di bawah pengaruh kuasa setan. Tak ada seorang pun yang menunjukkan itikad baik untuk berusaha menolongnya terlepas dari belenggu setan. Keadaan menjadi berbalik ketika Yesus tiba di Gerasa. Yesus datang dan membebaskan orang tersebut dari kuasa setan. Sungguh suatu perubahan total terjadi dalam diri orang tersebut. Dari telanjang, berpakaian, dari kerasukan menjadi waras, dari tidak mengenal siapa Yesus, menjadi pengikut dan menyaksikan berita tentang Yesus. Keselamatan dari Krisus tidak hanya mengubahnya secara total, tetapi juga memotivasinya untuk mempertanggung-jawabkan perubahan tersebut: Berarti: (1) Ia berkuasa atas segala kuasa yang ada di bumi, termasuk kuasa setan, karena setan pun tunduk -- "taat" dan memohon belas kasihan Yesus. (2) Manusia begitu bernilai di hadapan Allah. Karenanya Yesus membebaskannya dari belenggu kuasa setan, memulihkan secara total. Dan menjadikan hidupnya berarti. Peristiwa di Gerasa adalah salah satu bentuk perbuatan setan yang menghancurkan harkat, martabat, dan nilai manusia. Berbagai bentuk sepak terjang setan masih bergulir hingga hari ini dan sampai akhir. Ia selalu jeli melihat kelemahan manusia dan tidak sedetik pun melepaskan kesempatan menjerumuskan manusia ke dalam perangkapnya. Renungkan: Seorang yang telah masuk perangkap Iblis, tidak akan dilepaskan begitu saja. Ia pasti minta balasan. Hanya Yesus yang dapat melepaskan dia dari perangkap Iblis. Bila kita menyerahkan kehidupan kita sepenuhnya kepada Dia, hidup yang telah diluluhlantakkan Iblis dapat dipulihkan oleh-Nya. Kuasa-Nya lebih besar daripada kuasa Iblis. Yesus akan memperbaharui secara total. Dan seorang yang sudah mengalami pembaharuan total, akan memiliki tanggung jawab Injil terhadap sesamanya. |
| (0.172764565) | (Luk 17:20) |
(sh: Sifat manusia yang tidak pernah berubah (Selasa, 4 April 2000)) Sifat manusia yang tidak pernah berubahSifat manusia yang tidak pernah berubah. Jawaban Yesus atas pertanyaan orang Farisi tentang kapankah Kerajaan Allah akan datang (ayat 20-21) tidak dimaksudkan untuk mengingkari apa yang nantinya diajarkan-Nya kepada murid-murid-Nya, yaitu tentang penampakan Kerajaan-Nya di masa mendatang (ayat 24). Ia menyatakan bahwa walaupun Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, namun sesungguhnya sudah hadir di antara mereka dalam pribadi Yesus Kristus (ayat 21). Orang-orang Farisi tidak mampu melihat Kerajaan Allah karena pikiran mereka sebetulnya sudah terkontaminasi oleh gemerlapnya dunia yang mereka kejar, sehingga pemahaman mereka tentang Kerajaan Allah pun menjadi salah. Kesalahan orang-orang Farisi itu terus berulang pada generasi selanjutnya, walaupun berbeda wujudnya. Yesus sudah menegaskan bahwa kedatangan Kerajaan-Nya akan tergenapi. Ketika itu, banyak orang akan terkejut karena tidak siap. Mereka terlalu sibuk dengan urusan-urusan sendiri dan tidak bisa melepaskan diri dari perkara duniawi, seperti yang terjadi pada zaman Nuh dan Sodom Gomora. Sikap manusia terhadap harta di sepanjang segala zaman tidak pernah berubah. Bila kita melihat di sekitar kita sekarang ini, manusia-manusia terlalu sibuk dengan urusan, kepentingan, keuntungan, dan kepuasan pribadi yang semuanya berhubungan dengan harta. Mereka berlomba-lomba untuk mempunyai harta sebanyak-banyaknya dalam waktu dan dengan tenaga yang sekecil- kecilnya. Salah satu penyebabnya adalah merebaknya budaya konsumerisme dewasa ini. Hal ini semakin ditumbuhsuburkan dengan kemajuan media cetak dan elektronik. Akibatnya kehidupan mereka sehari-hari hanya dipenuhi bagaimana mendapatkan harta, menikmati, dan mempertahankan apa yang sudah dimilikinya; karena mereka tidak bisa membayangkan kehidupan tanpa segala kenikmatan dan kemewahan. Akibatnya mereka tidak dapat membayangkan bahwa Kerajaan Allah atau "Dunia yang lain" sudah di ambang pintu dan akan segera masuk ke dalam realita manusia dan menghapus segala ilusi yang ditawarkan dunia. Renungkan: Kedatangan-Nya kelak akan menempatkan "harta benda" dalam perspektif yang sesungguhnya. Ini dapat dipergunakan untuk kekekalan namun juga dapat menghancurkan manusia karena membuat mereka buta dan melupakan perkara-perkara rohani. |
| (0.172764565) | (Luk 21:1) |
(sh: Bahaya terbesar bagi Gereja Tuhan (Rabu, 12 April 2000)) Bahaya terbesar bagi Gereja TuhanBahaya terbesar bagi Gereja Tuhan. Berdasarkan penelitian, jauh lebih banyak manusia mati karena bakteri yang tidak kasat mata karena terlalu kecil, daripada karena diterkam harimau yang jauh lebih besar, lebih kuat, dan lebih seram penampakannya. Fakta ini menunjukkan bahwa bahaya yang tidak nampak sulit dihindari, karena dampak yang ditimbulkan tidak langsung maka sulit terdeteksi. Demikian pula bagi Gereja Tuhan. Bahaya yang tidak nampak akan membawa kehancuran yang fatal bagi misi dan keberadaannya di dunia. Dalam masyarakat yang sudah sedemikian korup, baik sistem sosial maupun agamanya, ternyata masih ada individu-individu yang mempunyai dedikasi penyembahan kepada Allah yang luar biasa, seperti yang ditunjukkan oleh janda miskin dengan persembahannya (ayat 1-4). Ia memberikan dengan seluruh tekad kerelaan untuk mempersembahkan seluruhnya kepada Allah. Bukan seperti pada orang kaya yang tindakan dan sikap kehidupan beragamanya sama sekali tidak mencerminkan dedikasinya kepada Allah. Orang kaya di sini bisa dikatakan mewakili korupsi besar- besaran yang terjadi di dalam kehidupan beragama orang Israel. Korupsi yang demikian, yang tidak mau bertobat, nantinya akan membawa kehancuran Bait Allah seperti yang dinubuatkan oleh Yesus (ayat 5-6). Sejarah memang membuktikan bahwa Bait Allah akhirnya dihancurkan oleh Kaisar Roma. Betapa dahsyatnya dampak yang ditimbulkan dari korupsi dalam tubuh umat Tuhan. Ia mampu menghancurkan seluruh keberadaan dan misi umat Tuhan di dunia. Hal ini adalah bahaya terbesar bagi umat Tuhan sepanjang zaman. Yesus juga menjabarkan bahaya-bahaya lain yang akan mengancam kehidupan umat Tuhan seperti penyesat-penyesat, bencana alam, peperangan, bahkan bahaya penderitaan fisik dan mental yang akan dialami oleh murid-murid-Nya (ayat 12-19). Namun itu semua tidak dikatakan Tuhan akan memberikan dampak yang menghancurkan bagi kehidupan umat Tuhan. Sebaliknya penderitaan fisik dapat menjadi kesempatan bagi umat Tuhan untuk bersaksi. Bahkan Yesus sendiri akan memberikan kekuatan untuk tetap menang dalam penderitaan. Renungkan: Karena itulah gereja Tuhan zaman kini harus memberikan porsi waktu, pikiran, dan dana yang besar bagi pembangunan rohani umat-Nya. Jangan biarkan korupsi rohani menggerogoti gereja kita. |
| (0.172764565) | (Luk 23:1) |
(sh: Sikap Kristen terhadap ketidakadilan (Rabu, 19 April 2000)) Sikap Kristen terhadap ketidakadilanSikap Kristen terhadap ketidakadilan. Ketidakadilan dalam pengadilan dunia dapat dipakai Tuhan untuk menggenapi rencana- rencana-Nya. Pilatus dan Herodes adalah orang-orang yang mempunyai wewenang mutlak untuk mengadili Yesus. Itulah sebabnya para imam kepala, ahli Taurat, dan tua-tua membawa Yesus kepada mereka untuk diadili. Tuduhan-tuduhan palsu dan berat ditimpakan kepada Yesus. Meskipun demikian Pilatus tetap tidak dapat menemukan kesalahan apa pun dalam diri Yesus. Segala tuduhan yang dilemparkan kepada Yesus tidak merupakan bukti yang otentik. Namun demikian, Pilatus tidak membebaskan, malah mengirim-Nya ke Herodes. Herodes pun tidak menemukan kesalahan. Sekali lagi, ia tidak membebaskan Yesus malahan mengirim balik ke Pilatus. Kedua penguasa ini sangat identik. Sama-sama berkuasa mengadili, membebaskan, atau menghukum terdakwa. Sama-sama tidak mendapati kesalahan Yesus. Namun juga sama-sama tidak membebaskan-Nya. Inilah ketidakadilan itu: Yesus tidak mendapatkan kebebasan yang menjadi hak-Nya, karena para penguasa tidak menjalankan apa yang menjadi kewajibannya. Hak Yesus dirampas demi kedudukan para penguasa, demi menghindari konflik atau permasalahan yang timbul jika Yesus dibebaskan. Dengan kata lain mereka mengorbankan kebenaran demi kebohongan. Namun demikian, tanpa mereka sadari ketidakadilan yang mereka jalankan itu dipakai Tuhan untuk menggenapi rencana agung-Nya, yakni menyelamatkan umat manusia dari dosa. Di zaman kita sekarang ini, ketidakadilan juga banyak terjadi di sekitar kita. Hak rakyat kecil dirampas. Kebebasan beragama hanyalah kata-kata dusta. Tidak ada pengadilan bagi mereka yang membakar gereja, padahal sudah berapa ratus gereja yang dibakar di Indonesia. Namun demikian, janganlah kita memandang ketidakadilan itu sebagai tanda dari ketidakberkuasanya Tuhan atas negara Indonesia. Ia adalah Allah yang tetap berkuasa untuk menggenapkan segala rencana dan janji-Nya. Renungkan: Dalam negara yang penuh ketidakadilan Dia akan tetap berkarya, karena Ia mampu memakai setiap kesempatan bagi kebaikan umat-Nya. Marilah kita memandang kepada Dia yang sedang menggenapkan rencana-Nya di bumi Indonesia tercinta ini. Milikilah peran sebagai pelaku dan penegak kebenaran-Nya. |
| (0.172764565) | (Yoh 4:43) |
(sh: Dua macam sikap terhadap Yesus (Jumat, 4 Januari 2002)) Dua macam sikap terhadap YesusDua macam sikap terhadap Yesus. Setelah 2 hari di Samaria, pada hari ke-3 Tuhan Yesus tiba kembali di Galilea (ayat 43). Di sana Tuhan Yesus mengalami dua bentuk penerimaan. Orang-orang Galilea menyambut-Nya dengan hangat (ayat 45), namun tidak percaya pada-Nya. Bertolak-belakang dengan penerimaan orang-orang Galilea, seorang pegawai istana menerima-Nya. Di Kana, tempat Ia telah mengubah air menjadi anggur (ayat 46), Tuhan Yesus bertemu dengan pegawai istana. Pegawai istana ini telah berjalan dari Kapernaum ke Kana mencari Tuhan Yesus untuk memohon agar Tuhan Yesus menyembuhkan anaknya yang sakit kritis (ayat 47). Ketika Tuhan Yesus mengatakan padanya bahwa anaknya hidup, ia percaya pada perkataan-Nya (ayat 50). Dalam perjalanan pulang, pegawai istana ini bertemu dengan pelayan-pelayannya yang melaporkan bahwa anaknya telah sembuh. Kata yang dipakai tentang keadaan anaknya adalah "hidup", kata yang juga dipakai oleh Tuhan Yesus (ayat 50). Kata yang sama juga terungkap dalam laporan pelayan-pelayannya (ayat 51). Kata ini juga yang diingat oleh pegawai istana ketika menyadari anaknya telah sembuh (ayat 53). Ternyata saat anaknya sembuh itu bertepatan dengan saat Tuhan Yesus menyatakan bahwa anaknya hidup. Mendengar itu, ia percaya kepada Tuhan Yesus (ayat 53). Mengapa sampai dua kali dikatakan ia percaya? Pada istilah "percaya" yang pertama, yakni pada ayat 50, pegawai istana percaya untuk pertama sekali pada Tuhan Yesus. Itulah saat imannya lahir. Meski dapat dikatakan bahwa upayanya mencari Tuhan Yesus merupakan perwujudan imannya, tetapi barulah pada ayat 50 ia secara jelas menyatakan imannya kepada Tuhan Yesus. Sementara istilah 'percaya' yang kedua, yakni pada ayat 53, merupakan momen ketika imannya semakin diperdalam. Peristiwa anaknya yang disembuhkan bukan merupakan kelahiran imannya, melainkan merupakan peristiwa ketika imannya semakin diperteguh. Iman yang semakin dalam ini mewujudkan diri dalam bentuk yang konkret. Iman ini bersaksi. Pegawai istana yang diperdalam imannya segera bersaksi tentang Yesus kepada seluruh keluarganya (ayat 53). Indah sekali, seluruh keluarganya percaya kepada Tuhan Yesus. Renungkan: Iman sejati tidak hanya hiasan bibir, tetapi kesaksian kata dari hati yang di dalamnya Yesus memancarkan hidup. |
| (0.172764565) | (Yoh 6:41) |
(sh: Yesus ditolak karena menyatakan kebenaran (Jumat, 11 Januari 2002)) Yesus ditolak karena menyatakan kebenaranYesus ditolak karena menyatakan kebenaran. Pemimpin-pemimpin agama merasa keberatan terhadap pernyataan Yesus yang mengatakan bahwa Ia berasal dari surga (ayat 41-42). Mereka mengenal keluarga-Nya. Bagaimana mungkin Ia menyatakan bahwa Ia berasal dari surga? Tetapi, Yesus dengan tegas menyatakan bahwa Ia tidak berasal dari dunia ini. Yesus diutus oleh dan datang dari Allah (ayat 44,50-51,57-58). Ia menyapa Allah sebagai Bapa-Nya (ayat 44-46,57). Sulit sekali bagi pemimpin-pemimpin agama untuk menerima asal Yesus dari surga sebagai suatu fakta. Pemimpin-pemimpin agama juga tidak dapat menerima pernyataan Yesus bahwa Allah adalah Bapa-Nya, sementara mereka mengenal orang tua-Nya. Di samping ini, pemimpin-pemimpin agama juga merasa keberatan terhadap pernyataan Yesus bahwa kematian-Nya akan membawa efek bagi seluruh dunia (ayat 52). Kelihatan bahwa mereka memahami ucapan Yesus bukan sebagai pernyataan kanibalisme. Bukan ini yang menjadi keberatan mereka. Pemimpin-pemimpin agama tidak dapat menerima kematian Yesus yang berdampak terhadap seluruh dunia sebagai sebuah fakta (ayat 51). Sulit bagi mereka membayangkan kematian Yesus yang mereka kenal membawa akibat yang luar biasa terhadap dunia. Tidak mungkin dalam pemahaman mereka kematian Yesus akan mengakibatkan keselamatan terhadap mereka yang menerima-Nya (ayat 53-54,56-58). Dalam bagian ini, tindakan menerima-Nya diungkapkan dalam metafora makan dan minum. Melalui persekutuan yang erat dan intim sekali dengan Yesus, orang menerima hidup Yesus dalam hidupnya. Inilah dua hal yang merupakan ganjalan bagi pemimpin-pemimpin agama di Galilea untuk menerima dan percaya kepada Yesus. Mereka tidak dapat menerima bahwa Yesus adalah Allah. Bagi mereka Yesus adalah manusia biasa saja. Mereka juga tidak dapat menerima bahwa kematian Yesus memiliki dampak terhadap seluruh dunia. Dua kebenaran sangat penting tentang Yesus telah mereka tolak. Renungkan: Meski Yesus telah menyatakan kesaksian-Nya dengan tegas dan jelas, Ia tetap tidak diterima. Jangan mengharapkan bahwa kesaksian kita akan selalu diterima. Penolakan akan tetap merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suatu kesaksian. |
| (0.172764565) | (Kis 19:1) |
(sh: Pertumbuhan berawal dari adanya kehidupan (Kamis, 22 Juni 2000)) Pertumbuhan berawal dari adanya kehidupanPertumbuhan berawal dari adanya kehidupan. Mengapa hanya dari sebuah biji dapat bertumbuh menjadi sebuah pohon yang besar? Mengapa sebuah sel hasil pertemuan antara sperma dan sel telur dapat bertumbuh dan berkembang hingga menjadi seorang manusia? Jawabannya hanya satu yaitu adanya kehidupan di dalam biji dan sebuah sel tadi. Namun kehidupan saja tidaklah cukup, diperlukan proses pemberian nutrisi, baik secara alamiah atau yang diusahakan manusia. Prinsip inilah yang kita lihat dalam pola pelayanan Paulus. Gereja bertumbuh, berkembang, dan berbuat jika dimulai dari kehidupan. Karena itu ketika di Efesus, Paulus mempertanyakan jati diri para murid (2-4). Paulus tidak puas jika hanya melihat 'penampilan seorang Kristen' seperti pergi beribadah tiap Minggu, memuji Tuhan, dan bahkan mempelajari Alkitab sekalipun. Sebelum memulai pengajaran yang lebih intensif dan mendalam bagi pembangunan sebuah jemaat, para murid harus sudah mempunyai kehidupan baru di dalam Kristus yaitu pertobatan sejati. Dua pertanyaan Paulus itu memaksa para murid untuk melihat diri mereka sendiri dengan sebuah cermin Ilahi. Karena bagi Paulus pertobatan, iman kepada Yesus, baptisan air, dan penerimaan Roh Kudus merupakan satu paket peristiwa wajar dan umum bagi setiap Kristen. Sebelumnya mereka dibaptis oleh baptisan Yohanes yaitu baptisan pertobatan terhadap dosa yang berpengharapan kepada karya penebusan Kristus. Pembangun-an jemaat harus dimulai dari pertobatan yang memberikan benih kehidupan baru (5). Fenomena yang terjadi (6) seperti yang terjadi di Samaria, merupakan konfirmasi Allah secara demonstratif dan publik, bahwa mereka menjadi bagian dari tubuh Kristus oleh karya Roh Kudus. Pertobatan yang menandai, mulai adanya benih kehidupan harus diikuti dengan memberi nutrisi yaitu pembinaan yang intensif dan mendalam agar jemaat dapat bertumbuh, berkembang, dan berbuah - terjadi penginjilan di seluruh propinsi Asia (8-10). Proses ini diperkokoh oleh Allah yang mendemonstrasikan kuasa-Nya. Pernyataan kuasa Allah yang luar biasa ini memang diperlukan karena kota Efesus terkenal dengan segala ilmu sihir, magis, dan segala jenis ilmu tenung yang jahat. Renungkan: Bagaimanakah pertumbuhan gereja Anda? Adakah proses ini dengan setia dilalui oleh gereja Anda? Bagaimana Anda melihat peran mukjizat di dalam pertumbuhan dan perkembangan gereja? |
| (0.172764565) | (Kis 19:21) |
(sh: Pertobatan sejati (Jumat, 23 Juni 2000)) Pertobatan sejatiPertobatan sejati. Di dalam dunia magis purba, mengenal nama adalah sangat vital, karena dengan mengenal nama sebuah pribadi yang sangat berkuasa maka ia bisa mendapatkan dan menggunakan kuasa dari si empunya nama itu. Karena itulah tukang jampi Yahudi sangat dipandang tinggi oleh mayarakat. Mereka tenar karena dianggap mengenal nama rahasia dari Allah yang Maha Kuasa. Ketenaran ini bersumber dari rasa hormat orang Yahudi terhadap nama pribadi Allah, YAHWEH, yang tidak pernah diucapkan secara terbuka oleh orang Yahudi yang saleh. Nampaknya, keluarga Skewa mempunyai kehidupan ekonomi yang baik sebagai tukang jampi. Ketika Paulus datang dan mulai membuat mukjizat penyembuhan dan pengusiran setan dengan memakai nama Yesus, keluarga Skewa memutuskan untuk memihak kepada nama yang dipandangnya lebih berkuasa dan dapat memberikan keuntungan lebih besar. Namun tindakan itu tidak menghasilkan apa-apa karena kuasa supranatural bukanlah dalam pengucapan nama Yesus. Berdasarkan jawaban orang yang dirasuk setan itu dapat ditegaskan bahwa hanya seseorang yang mempunyai hubungan pribadi dengan Kristus dan yang dengan rendah hati menyebut nama-Nya, yang mempunyai posisi yang tepat untuk melihat Allah berkarya mengusir roh-roh jahat. Hubungan pribadi dengan Kristus harus diwujudnyatakan melalui pertobatan sejati. Ciri-ciri pertobatan sejati adalah pengakuan dosa secara terbuka (18-19), perubahan yang konkrit walaupun itu harus dibayar dengan harga yang mahal termasuk di dalamnya harga diri yang mungkin dilecehkan karena mengakui aib di depan umum dan kehilangan materi dalam jumlah yang cukup besar (50.000 uang perak setara dengan 35.000 dollar). Dampak yang dihasilkan dari pertobatan sejati adalah firman Tuhan makin tersiar dan makin berkuasa. Pertobatan sejati seseorang mempunyai dampak nyata bagi masyarakat karena di dalamnya terkandung kekuatan dan merupakan sarana yang tepat bagi firman Tuhan untuk berkarya di dalam masyarakat. Renungkan: Banyak orang yang ingin ikut Kristus karena motivasi seperti anak-anak Skewa. Test paling dasar untuk mengetahui apakah Anda sudah bertobat dengan benar adalah apakah Anda rela untuk membayar dengan harga yang mahal sebagai konsekuensi atas tindakan Anda untuk meninggalkan cara hidup Anda yang lama. |
| (0.172764565) | (Kis 27:1) |
(sh: Arti Allah beserta kita (Sabtu, 19 Agustus 2000)) Arti Allah beserta kitaArti Allah beserta kita. Kita cenderung membatasi Allah atau menuntut kebesertaan-Nya harus sesuai dengan selera, keinginan, dan kerinduan pribadi kita. Karena itu kita sering berpikir bahwa jika Allah beserta kita maka tidak akan ada masalah yang akan menghadang. Apalagi jika di dalam pergumulan kita yakin bahwa kita sedang menjalankan kehendak-Nya, kita malah cenderung menuntut Allah bekerja sebagai pembantu kita yang mempersiapkan segala sesuatunya. Setelah semua persiapan selesai maka kita tinggal melakukan tugas saja. Apakah benar demikian? Tidak! Ketika keputusan dikeluarkan bahwa Paulus pergi ke Itali, kesempatan Paulus untuk bersaksi di Roma terbuka dan ini berarti kehendak Tuhan terjadi (Kis. 23:11). Namun Paulus harus berlayar ke Roma bersama-sama orang-orang tahanan yang kasar dan liar. Mereka biasanya adalah orang-orang yang akan dihukum mati dengan cara bertarung dengan binatang buas di Roma. Paulus disamakan dengan mereka walaupun ia bukan seorang tahanan. Bayangkan bagaimana perasaannya. Lalu ia pun harus berpindah dari satu kapal ke kapal yang lain (6). Sementara itu alam sangat tidak berpihak kepadanya sehingga perjalanan menjadi jauh lebih lambat. Mereka pun terpaksa harus melanjutkan pelayaran walaupun ramalan cuaca tidak mendukung (7-9,12). Di samping itu, di dalam hatinya Paulus masih harus 'berperang' melawan 'kekuatiran' akan adanya badai karena peringatannya tidak dipedulikan oleh orang-orang lain (9-11). Allah memberikan kesempatan kepada Paulus untuk ikut berjuang menuju Roma dengan menanggung hal-hal yang dapat ia tanggung seperti kelelahan, ketidaknyamanan, kesulitan, kekuatiran, terhina, dan tekanan mental. Itu adalah anugerah karena dengan mengalami peristiwa-peristiwa itu, Paulus diberikan hak untuk 'bermegah' karena ikut berjuang agar dapat bersaksi di Roma. Namun demikian Allah memahami bahwa ada hal-hal yang tidak dapat Paulus tanggung sendiri. Karena itu Ia menyediakan seluruh keperluan perjalanan Paulus dan teman-temannya (3). Renungkan: Jika dalam memberitakan Injil dan pelayanan yang adalah kehendak Allah, Kristen masih menemui kesulitan bahkan halangan, berbahagialah, sebab Allah masih memberikan anugerah kepada kita untuk berjuang dan bermegah dalam perjuangan kita, sementara itu Allah tetap bekerja untuk melakukan hal-hal yang tidak dapat kita lakukan. |
| (0.172764565) | (1Tim 3:1) |
(sh: Syarat bagi penilik jemaat (Selasa, 11 Juni 2002)) Syarat bagi penilik jemaatSyarat bagi penilik jemaat. Penilik jemaat (episkopos) pada waktu itu adalah tuan rumah dari jemaat yang beribadah di rumahnya, dan karena itu menjadi pengawas/penilik atas pertemuan jemaat di sana (jabatan ini berkembang menjadi penatua seperti yang ada pada gereja masa kini). Namun, harus diingat, jabatan ini adalah jabatan yang diangkat/dipilih. Rasul Paulus menasihatkan Timotius dan jemaat agar tugas ini tidak diberikan kepada sembarang orang. Memang melayani Tuhan adalah suatu panggilan terhormat dan juga indah (ayat 1). Maka, harus ada syarat atau kriteria yang khusus untuk orang yang dipilih ke dalam pelayanan ini. Syarat-syarat tersebut dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok. Kelompok pertama adalah kesempurnaan moral; "tidak bercacat" (ayat 2a). Ia harus suami dari satu istri, juga dapat menahan diri/emosi (ayat 2a). Juga bukan peminum, pemarah, apalagi "hamba uang" (ayat 3). Kehidupannya pun harus telah menjadi kesaksian yang baik di luar jemaat supaya pelayanan keseluruhan jemaat tidak tercemar karena reputasi penilik jemaat yang cacat (ayat 7). Yang kedua, ia juga harus mempunyai sifat-sifat positif yang tepat. Ia bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang (ayat 2), peramah dan pendamai (ayat 3). Ia juga telah membuktikan kepemimpinannya di dalam keluarganya sendiri (ayat 4-5) supaya ia betul-betul dapat menjadi pemimpin jemaat, yaitu keluarga Allah. Ketiga adalah kedewasaan rohani. Seseorang yang baru bertobat tidak dapat menjadi pemimpin jemaat, "agar jangan ia menjadi sombong dan kena hukuman Iblis" (ayat 6). Renungkan: Jika Anda menganggap syarat-syarat ini terlalu ketat, akan menolong untuk mengingat bahwa beberapa perusahaan menerapkan syarat yang jauh lebih ketat bagi para eksekutifnya. Syarat penilik jemaat ini berasal dari Allah, karena Ia ingin yang terbaik bagi gereja-Nya, dan Roh-Nyalah yang akan mempersiapkan orang yang tepat. Bagi kita, Kristen dipanggil untuk menerapkan disiplin rohani yang murni dalam gereja kita, karena dasar kepemimpinan yang baik akan menghasilkan jemaat yang baik pula, timbal-balik. |
| (0.172764565) | (1Tim 6:2) |
(sh: Ciri ajaran sesat dari sisi uang (Rabu, 19 Juni 2002)) Ciri ajaran sesat dari sisi uangCiri ajaran sesat dari sisi uang. Kembali Paulus mengingatkan Timotius untuk berhati-hati terhadap orang yang membawa ajaran yang "lain" (ayat 3). Di sini Paulus menggarisbawahi karakter lainnya dari para pengajar sesat ini. Selain ajaran mereka yang bertentangan dengan perkataan Tuhan Yesus (ayat 3), mereka juga sok tahu, senang dengan "mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, ... (ayat 4) serta percekcokan (ayat 5). Mereka "tidak lagi berpikiran sehat dan … kehilangan kebenaran" (ayat 5). Terakhir, mereka mempunyai motivasi yang sangat materialistis (ayat 5b-10). Mereka menganggap ibadah sebagai sumber keuntungan (ayat 5b). Sebagai kontras, Paulus memberikan gambaran tentang arti ibadah yang benar. Ibadah, yang artinya lebih menunjuk pada cara hidup Kristen yang berdasarkan perkataan Tuhan Yesus dan ajaran yang benar (ayat 3), memberi keuntungan yang besar bila disertai dengan rasa cukup, "Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah" (ayat 8). Keuntungan ini sempat disinggung Paulus pada 4:7-8. Tidak seperti mereka yang terpengaruh oleh ajaran sesat itu sehingga menjadi sangat bersemangat dalam mencari kekayaan sehingga terjatuh ke dalam pencobaan dan "berbagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan" (ayat 9). Tidak hanya kebinasaan dalam kekekalan yang menjadi akibatnya, tetapi pada kehidupan kini dan di sini. Orang-orang yang cinta uang telah "menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka" (ayat 10b). Hal yang paling menyedihkan adalah bila para pengajar seperti ini telah membuat anggota jemaat menyeleweng dan menyimpang dari iman dan ibad ah yang sejati (bdk. 10c). Semuanya karena "cinta uang adalah akar dari segala kejahatan" (ayat 10a). Renungkan: Banyak agama dan kepercayaan di dunia ini mengajarkan bahwa manusia beribadah agar Tuhan melimpahinya dengan berbagai berkat materi. Bahkan, kekayaan adalah balasan yang wajib diberikan oleh Tuhan kepada mereka yang beribadah. Pemahaman seperti ini tidaklah alkitabiah. Kristen memandang kekayaan sebagai berkat Allah yang mencukupkan kita (lih. 6:17b), tidak lebih, dan bukan tujuan utama hidup. |



pada halaman