Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 9561 - 9580 dari 10069 ayat untuk Itu [Pencarian Tepat] (0.014 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 469 470 471 472 473 474 475 476 477 478 479 480 481 482 483 484 485 486 487 488 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.0868102) (Kel 17:1) (sh: Andalkan kasih setia Tuhan! (Sabtu, 10 September 2005))
Andalkan kasih setia Tuhan!

Andalkan kasih setia Tuhan! Tantangan dan persoalan dalam kehidupan manusia adalah wajar bagaikan kerikil-kerikil yang mengganggu langkah-langkah perjalanan hidup. Ketidakpercayaan kepada Allah dapat membuat kita memandang perintang-perintang kecil itu seolah-olah batu-batu besar.

Israel yang berada di padang gurun Masa dan Meriba, sedang mengalami kekurangan air minum dan mereka juga harus menghadapi bangsa Amalek. Ketiadaan air minum merupakan masalah "kecil" di hadapan Allah. Namun, menurut Israel, hal ini bagaikan batu besar karena mereka kurang percaya. Israel tidak mengingat perbuatan besar yang Allah telah perbuat bagi mereka, yakni membebaskan mereka dari perbudakan Mesir dan menyertai perjalanan mereka bahkan mencukupi kebutuhan jasmani mereka selama berada di padang gurun (ayat 5-6).

Kendati demikian, Allah terus menunjukkan kasih setia-Nya. Ia tetap menyertai Israel ketika mereka berperang melawan bangsa Amalek (ayat 8-12). Allah berperang melawan musuh umat-Nya, bahkan Ia membuat bangsa Amalek terhapus dari muka bumi (ayat 13-14). Kemenangan ini bukan disebabkan oleh kekuatan atau persenjataan Israel melainkan semata-mata karena kuasa Allah. Indahnya kemenangan yang Allah berikan terlihat dari ketaatan Israel pada firman-Nya dan kerja sama mereka yang saling menopang. Yosua yang memimpin Israel berperang melawan Amalek, sementara Musa dibantu dan ditopang oleh Harun dan Hur berdoa dengan tekun dan bersehati.

Kita orang beriman pun bagaikan musafir-musafir yang sedang menuju pengenapan janji-janji Tuhan. Berbagai kesulitan fisik serta tantangan mental-spiritual Ia izinkan menghadang. Maksud Tuhan adalah agar kita beroleh kesempatan membuktikan bahwa Ia adalah Allah yang patut sepenuhnya kita andalkan dan percayai.

Responsku: Aku akan memahsyurkan Allah karena kesetiaan dan karya-Nya dalam hidupku.

(0.0868102) (Kel 20:8) (sh: Sabat untuk semua (Sabtu, 17 September 2005))
Sabat untuk semua

Sabat untuk semua Perintah keempat ini berbeda dengan perintah lainnya karena berbentuk instruksi positif. Perintah ini berada pada perbatasan antara perintah bagaimana bersikap terhadap Allah dan perintah tentang sikap terhadap sesama.

Mengingat dan menguduskan hari Sabat dilakukan dengan cara menghentikan semua pekerjaan pada hari itu. Semua yang ada dalam rumah tangga Israel, termasuk orang asing dan segala ternak, harus menaati perintah ini. Dasar perintah ini adalah menghormati Tuhan yang berhenti dari karya penciptaan-Nya pada hari ketujuh (ayat 11). Tujuannya supaya umat Tuhan bisa mensyukuri karya Tuhan dalam dunia milik-Nya. Dengan mengizinkan para pelayan dan semua ternak yang telah bekerja keras mengolah lahan pertanian selama enam hari, umat Israel menghormati Allah pencipta mereka dan menunjukkan belas kasih kepada sesama mereka. Dalam kitab Ulangan, Musa menyebutkan alasan lain mengapa hari Sabat perlu dirayakan. Hari Sabat adalah hari peringatan karya kasih Allah dalam sejarah Israel, yakni Ia telah membebaskan Israel dari kerja paksa selama di Mesir. Sebagai ucapan syukur mereka beribadah kepada-Nya setiap hari Sabat dan mengizinkan para pelayan beristirahat supaya mereka juga dapat menyembah Allah (Ul. 5:15).

Ketaatan kepada perintah hari Sabat menunjukkan keutamaan Allah bagi umat. Dengan beristirahat dari segala pekerjaan, kita juga menghargai tubuh pemberian Allah. Dengan mengizinkan karyawan kita beristirahat, kita menghormatinya sebagai sesama kita. Tuhan Yesus menekankan bahwa Ia menciptakan hari Sabat untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat (Mrk. 2:7-8). Perintah memelihara hari Sabat berintikan penghormatan kepada Allah dan penghargaan terhadap hidup yang telah Ia karuniakan. Perintah ini bukan bertujuan membelenggu, tetapi membebaskan!

Renungkan: Sabat bukan membuat kita pasif tetapi proaktif, sebab dengan mengutamakan Tuhan saja kita dapat menghargai sesama dan hidup ini.

(0.0868102) (Kel 20:15) (sh: Menghargai milik orang (Rabu, 21 September 2005))
Menghargai milik orang

Menghargai milik orang Kini penjarahan, perampasan hak dan pengambilalihan benda milik orang lain lebih sering kita dengar daripada orang yang menghargai sesamanya dan milik mereka. Ini menunjukkan rendahnya rasa saling menghargai sesama.

Perintah kedelapan ini dimaksudkan Tuhan supaya Israel mampu menghargai harta yang menjadi hak milik sesamanya dan dapat mempertanggungjawabkan harta miliknya sendiri. Dasar perintah kedelapan ini adalah harta merupakan anugerah dari Tuhan. Harta adalah pemberian Tuhan sehingga umat-Nya berkewajiban menjadikan harta itu sebagai alat anugerah Tuhan. Orang yang menghargai Tuhan dan berkat-berkat-Nya tidak akan mengambil harta yang bukan miliknya, tidak juga hak orang lain, sebaliknya dengan rela membagi berkat dengan sesamanya. Memperhambakan diri terhadap harta berarti juga melanggar perintah kedua, yaitu larangan menyembah berhala.

Tindakan pelanggaran terhadap perintah kedelapan ini dapat beragam bentuknya mulai dari pencurian secara materi (Kel. 22:1-4), penyalahgunaan waktu, pemakaian fasilitas umum yang tidak bertanggung jawab, pemanfaatan koneksi, katabelece, dan yang bersifat nepotis, sampai kepada perbuatan korupsi dan manipulasi. Berbagai tindakan menahan hak orang lain pun merupakan tindakan pencurian yang dibenci oleh Tuhan (Im. 19:11, 13; Ul. 24:14). Ingatlah bahwa Tuhan sendiri yang akan menjadi pembela orang tertindas, janda dan kaum miskin.

Paulus mengajarkan anak-anak Tuhan untuk bekerja keras dan menikmati hasil jerih lelahnya sendiri dan bukan mencuri (2Tes. 3:7-8). Kewajiban kita adalah berkarya untuk membangun kehidupan yang lebih baik. Tanggung jawab kita adalah menyejahterakan sesama kita dengan berkat yang kita terima dari Tuhan.

Responsku: Aku akan menjadi penatalayan yang baik atas semua harta yang Allah percayakan kepadaku dan tidak merugikan hak sesamaku.

(0.0868102) (Kel 20:17) (sh: Jauhi iri hati (Jumat, 23 September 2005))
Jauhi iri hati

Jauhi iri hati Hal yang membuat terjadinya dosa pertama yang adalah iri hati. Hawa iri hati melihat Tuhan berdaulat atas dirinya. Ketika Iblis melalui ular menipu Hawa dengan mengatakan bahwa setelah makan buah ia akan menjadi sama seperti Allah, Hawa segera memakannya.

Dalam masyarakat majemuk yang memungkinkan orang-orang yang berbeda hidup berdekatan, iri hati bisa menjadi dosa besar. Perintah kesepuluh ini menekankan pen-tingnya menjaga hati dari motivasi salah. Menginginkan sesuatu tidaklah salah. Yang salah adalah menginginkan sesuatu yang bukan haknya. Dosa ini bisa berkait atau menyebabkan dosa-dosa lainnya seperti mencuri, membunuh, berzina, dll. Berbagai kejahatan keji sebenarnya bersumber dari sikap hati yang iri dan menginginkan hak orang lain. Dosa ini identik dengan tidak menghargai batas-batas diri dan orang lain.

Perintah kesepuluh ini menunjukkan bahwa Perjanjian Lama memberikan penekanan yang seimbang antara dosa perbuatan dan dosa pikiran/hati. Peristiwa saat Allah mengingatkan Kain akan perasaan marah dan cemburunya terhadap Habil memperlihatkan dosa sudah terjadi ketika masih direncanakan (Kej. 4:5-7). Perintah ini menegaskan bahwa kecenderungan dosa selalu dimulai dari pikiran dan hati yang tidak kudus. Oleh karena itu, menjaga pikiran dan hati dari hal-hal yang tidak berkenan kepada Tuhan merupakan keharusan. Perintah ini juga menekankan pentingnya rasa puas dan syukur untuk anugerah Tuhan atas hidup ini sehingga tidak mudah iri hati melihat keadaan orang lain.

Iri hati muncul ketika seseorang tidak menyadari anugerah Tuhan sudah melimpah dalam hidupnya. Ia merasa Tuhan lebih memberkati orang lain daripada dirinya sendiri. Hal ini sama dengan tidak memercayai janji Tuhan bahwa Ia pasti memberikan sesuatu yang terbaik untuk hidupnya.

Renungkan: Memiliki Tuhan dalam hidup kita berarti kita memiliki segala-galanya. Dalam terang ini, tidak ada alasan apa pun untuk iri hati terhadap orang lain.

(0.0868102) (Kel 35:1) (sh: Yang terbaik untuk Tuhan (Minggu, 21 September 1997))
Yang terbaik untuk Tuhan

Yang terbaik untuk Tuhan
Bangsa Israel disuruh memberikan persembahan khusus dari harta benda mereka untuk nendirikan tempat beribadah yang indah. Persembahan tersebut berbagai rupa. Ada emas, perak, barang-barang perhiasan, kain, kulit binatang, rempah-rempah, dll. Pokoknya yang dieprsmbahkan kepada Tuhan harus yang terbaik sebab seluruh hidup dan milik mereka berasal dari kebaikan Tuhan saja. Para tukang pun diminta untuk menyumbangkan keahlian mereka demi kemuliaan Tuhan.

Memberi dengan suka dan rela. Musa menyampaikan firman Tuhan kepada bangsa Israel, lalu mereka pulang ke tempat masing-masing. Ada kesempatan untuk merenungkan firman Tuhan dan memperhitungkan dulu apa yang mau mereka berikan. Tidak ada paksaan, tetapi setiap orang memberi dengan sukacita dan rela hati. Prinsip pemberian sukarela diungkapkan beberapa kali dalam perikop ini. Setiap orang memberi karena "terdorong hatinya" (ayat 5,22,29), "tergerak hatinya" (ayat 21,26), "terdorong jiwanya" (ayat 21) atau "hendak mempersembahkan persembahan khusus" (ayat 24). Namun jelas bahwa setiap orang Israel memberikan sesuatu. Persembahan bangsa Israel itu sedemikian banyaknya sehingga Musa harus menyuruh mereka berhenti, karena yang diberikan lebih banyak daripada yang dibutuhkan (Kel. 36:5-7)!

Persembahan kita. Sebenarnya Allah tidak memerlukan bantuan berupa uang atau harta atau pemberian lainnya. Sesungguhnya jika kita memberi persembahan, kitalah yang beroleh hak istimewa untuk tahu bersyukur kepada Tuhan dan menyadari bahwa Ia telah begitu baik menyediakan segala keperluan hidup kita. Persembahan adalah ungkapan dari pengakuan iman bahwa kita adalah milik Tuhan dan ungkapan dari kesediaan menjadi uluran tangan Tuhan bagi berbagai kebutuhan yang ada baik dalam pekerjaan-Nya maupun dalam sesama kita manusia.

Renungkan: Bila semua warga gereja dibina tentang kasih karunia Allah, tidak perlu dua atau tiga kantong kolekte untuk mengupayakan banyak uang bagi pelayanan gereja!

(0.0868102) (Im 7:22) (sh: Kurban dan kekudusan (Senin, 9 September 2002))
Kurban dan kekudusan

Kurban dan kekudusan. Larangan untuk memakan lemak dan daran kembali disampaikan. Perlu diketahui bahwa lemak yang dimaksud disini, sebagaimana yang dimaksud pula dalam 3:3-4, bukan sekadar lemak yang menempel dalam daging, tetapi lemak yang menyelubungi isi perut dan usus binatang. Lemak demikian harus dikhususkan bagi Tuhan semata, dan penggunaan lemak ini untuk keperluan yang lain dilarang dengan keras. Hal ini berlaku bukan hanya untuk binatang kurban, tetapi juga untuk semua binatang yang tahir. Darah dilarang untuk dikonsumsi di mana pun, kecuali darah ikan dan beberapa jenis serangga.

Selanjutnya, dalam ayat 28-34 penjelasan perintah tetang kurban salam. Berbeda dari kurban-kurban maha-kudus yang di jelaskan dalam 6:8-7:10, yang hanya dikerjakan oleh mereka yang memangku jabatan iman saja, bagian ini melibatkan orang-orang awam pula. Karena mereka yang bukan imam tidak boleh meletakan persembahan diatas mezbah, maka mereka diikut sertakan secara terbatas didalam persembahan-persembahan yang tidak termasuk jenis persembahan mahakudus. Dengan tangannya sendiri, seseorang mebawa kurban, dan bagian dada kurban menjadi persembahan unjukan bagi Allah. Lemaknya kemudian dibakar. Urutan prosedurnya penting untuk diperhatikan: imam harus mengambil dada dan paha kanan kurban setelah lemak dibakar dimezbah, karena lemak adalah bagian Tuhan (bdk. 1Sam. 2:15-17).

Bagian ini ditutup dengan suatu rangkuman (ayat 35-38). Bgaian Harun dan keturunannya telah dijelaskan. Bangsa Israel harus memperhatikannya dengan seksama. Demikian pula, ritus-ritus mengenai kurban-kurban telah digariskan. Tujuan dari semua ini adalah agar bangsa Israel beribadah kepada Allah dengan setia melalui pemberian kurban-kurban, menguduskan diri mereka.

Renungkan: Ketika anda mengambil keputusan untuk hidup kudus, Anda tidak dapat menjadi kudus dengan cara anda sendiri. Renungkan firmanNya setiap hari karena itu menyukakan hati Allah agar anda menjalani hidup sebagai ibadah yang berkenan dihadapan Allah.

(0.0868102) (Im 16:1) (sh: "Kambing hitam kesalahan manusia." (Selasa, 17 September 2002))
"Kambing hitam kesalahan manusia."

“Kambing hitam kesalahan manusia.” Hari Raya pendamaian sebagaimana dijabarkan pada pasal ini merupakan hari yang paling suci dalam kalender Israel. Pada hari ini Imam besar harus melakukan kegiatan ritual dalam perayaan tersebut, antara lain: membasu tubuh dengan air, mempersembahkan lembu jantan sebagai korban penghapus dosa bagi diri dan keluarganya, memercikan darah domba jantan pada tutup tabut pendamaian, membuang undi bagi dua ekor kambing jantan, yang seekor menjadi korban penghapus dosa Israel, dan seekor lainnya dijadikan “kambing hitam kesalahan Israel” (ayat 4,6,11,12-14,15,18,21-22).

Hal yang paling menaik dari semua ritual ini adalah ritual pelepasan “kambing hitam kesalahan Israel.” Ritual ini tidaklah dilakukan pada ibadah sehari-hari Israel. Kristen melihat ritual ini sebagai perlambang Kristus yang menanggung dosa dan kesalahan umat manusia (Ibr. 9:6-28; 13;11-13). Kristus yang diserahkan ketangan bangsa yang bukan Yahudi untuk disalibkan diluar gerbang Yerusalem mengindikasikan bagaimana Ia dilepaskan keluar dari perkemahan seperti “kambing hitam kesalahan Israel” ini. Perlambangan Imamat 16 ini menegaskan kepada kita, bahwa dihadapan Allah yang kudus, dosa dan kesalahan tidaklah dapat dilupakan begitu saja. Pengampunan tidak diberikan dengan cara yang murah. BagiNya dosa tidak dapat dinisbikan begitu saja tanpa adanya pertanggungjawaban. Kita telah gagal dan tidak mampu mempertanggungjawabkan kesucian hidup yang

Dipercayakan-Nya kepada kita. Dosa dan kesalahan telah menjadi suatu hutang yang tidak terbayarkan, namun Kristus telah melunaskan hutang tersebut.

Renungkan: Jikalau saat ini Anda telah menikmati pengampunan dosa melalui Kristus, dan hidup dimasa anugerah, ingatlah bahwa hal itu telah dibayar dengan kerelaan Anak Allah Yang kudus untuk menjadi “kambing hitam kesalahan manusia yang berdosa.” Hanya hidup Yang komit penuh dan taat lengkap kepada Allah yang menunjukan penghormatan terhadap kurban Kristus.

(0.0868102) (Im 17:1) (sh: Cara yang kudus sebagai cerminan kekudusan Allah (Rabu, 18 September 2002))
Cara yang kudus sebagai cerminan kekudusan Allah

Cara yang kudus sebagai cerminan kekudusan Allah. Permainan politik yang kotor ternyata bukan hanya monopoli politikus negara, karena sering kali juga menjadi bagian dari kehidupan gereja dan pelayanan Kristen. Memang kedengarannya ganjil, namun sudah dimaklumi selama ribuan tahun sejarah gereja.

Tuhan memanggil Israel untuk mencerminkan kekudusan Allah pada setiap aspekdan kebiasaan hidup mereka sehari-hari. Gaya hidup Israel bukanlah ditentukan oleh selera dan keinginan mereka masing-masing, melainkan ditetapkan, diatur dan disesuaikan dengan hukum Tuhan. Tuhan menetapkan waktu dan tempat yang spesifik bagi perngorbanan, serta mengatur tata cara penyembelihan hewan selama mereka dipadang gurun. Baik untuk keperluan kurban ataupun konsumsi ruma tangga, Israel hanya diperbolehkan menyembelih hewan di kemah suci. Tujuan dari semuanya ini adalah untuk menghindarkan Israel dari praktek –praktek penyembahan dan pengobarnan yang dilakukan bagi dewa-dewa asing dengan cara yang tersembunyi (ayat 7).

Melalui pemahaman diatas, kita dapat mempelajari bahwa untuk mencerminkan kehidupan yang kudus di hadapan Allah, maka motivasi yang baik saja belumlah mencukupi. Tidaklah cukup jikalau seseorang dengan motivasi yang baik mencurahkan darah korban di luar Kemah suci, karena hal ini bukannya membuktikan penghormatan kepada Tuhan melainkan sebaiknya suatu perzinahan rohani. Itu merupakan suatu pelanggaran yang menyedihkan, karena selain diperhitungkan sebagai hutang darah (ayat 4), juga memiliki konsekwensi yang berat yaitu hukuman mati (ayat 9).

Tuhan menuntut kita untuk mencerminkan kekudusanNya dalam kehidupan sehari, bukan hanya melalui motivasi yang kudus, melainkan juga melalui cara yang kudus. Di hadapan Tuhan, tidak ada motivasi yang kudus tanpa penerapan cara-cara yang kudus.

Renungkan: Untuk membangun jemaatNya yang kudus, Tuhan tidak membutuhkan intrik-intrik dan cara-cara cemar. Singkirkanlah berbagai strategi kotor, kehidupan yang tidak sepadan dengan Tuhan dan penggunaan uang haram dari gereja dan pelayanan Anda !

(0.0868102) (Im 18:1) (sh: Pernikahan, keluarga dan seksuallitas yang kudus (Jumat, 20 September 2002))
Pernikahan, keluarga dan seksuallitas yang kudus

Pernikahan, keluarga dan seksuallitas yang kudus. Tuhan memanggil Israel menjadi masyarakat kudus dengan meninggalkan pola masyarakat Mesir, dan menggantikan pola masyarakat Kanaan yang telah rusak. Itulah sebabnya Tuhan terus memandu mereka dalam upaya membentuk suatu budaya baru dengan prisnsip hidup yang berbeda dengan dunia (ayat 1-3,24, 26-27, 30).

Melalui peraturan dalam Imamat 18 ini, Tuhan memerintahkan Israel untuk meninggalkan segala kebiasaan seksualitas Mesir yang melatarbelakangi mereka dan berhati hati terhadap amoralitas seksualitas Kanaan yang menjadi tujuan perjalanan mereka. Peraturan ini memberikan arahan kepada Israel untuk menikah secara wajar serta melarang adanya hubungan seksual di antara keluarga terdekat, hubungan homoseksual (ayat 6-20,22), dan hubungan seksual dengan binatang (ayat 23).

Hal ini disebabkan oleh faktor pernikahan, sistem kehidupan keluarga dan kehidupan seksualitas, yang merupakan elemen terpenting yang ikut mempengaruhi keberhasilan pembentukan masyarakat baru yang memuliakanTuhan. Kehancuran pernikahan, kerusakan sistem hidup keluarga dan amoralitas seksual akan menghasilkan kerusakan masyarakat dan Budaya. Karena itu pentinglah untuk membangun semuanya ini diatas prinsip kekudusan.

Disiplin terhadap semua bentuk pelanggaran seksualitas harus dilaksanakan sungguh sungguh. Ayat 24-30 merupakan bagian yang berfungsi sebagai kutukan terhadap ketidaktaatan terhadap peraturan. Gambaran tentang negeri Kanaan yang memuntahkan penduduknya (ayat 25,28), menunjukan betapa menjijikannya (ayat 26,29-30) praktik-pratik tersebut dihadapan Tuhan. Tuhan memperingatkan Israel, bahwa jika Ia menindak tegas segala kebiasaan seksualitas dan pelacuran bakti Kanaan, maka Ia juga akan menindak tegas Israel jikalau mereka menentang prinsip kekudusan pernikahan.

Renungkan: Tuhan tidak menginginkan anda menjadi sama dengan hal-hal dosa dalam budaya dan lingkungan anda. Pernikahan, sistem kehidupan keluarga dan kekudusan hidup seksualitas Anda memegang peranan penting dalam misi Allah bagi dunia.

(0.0868102) (Bil 3:14) (sh: Kehidupan rohani umat-Nya (Minggu, 8 Agustus 1999))
Kehidupan rohani umat-Nya

Kehidupan rohani umat-Nya Pemilihan dan penetapan orang Lewi. Melalui pemilihan dan penetapan orang Lewi sebagai imam, Allah memperlihatkan bahwa kehidupan rohani bangsa Israel adalah prioritas utama Allah. Pencatatan berdasarkan "puak" mempunyai beberapa pengertian: (1) bukan berarti bani Israel yang lain tidak dipakai oleh Tuhan; (2) setiap anak Tuhan bertanggungjawab sesuai dengan kepercayaan yang telah Tuhan berikan kepadanya. Orang-orang yang telah dipilih Tuhan itu harus mampu mencerminkan kekudusan bukan saja dalam tindakan moral, tetapi juga dalam kegiatan praktis. Kekudusan Allah tampak dalam sikap disiplin dan keteraturan kerja.

Dikhususkan dan diberi hak istimewa. Orang Lewi dipilih untuk dikhususkan bagi Tuhan. Hidup mereka pun harus kudus dan berkenan di hadapan Tuhan. Tugas orang Lewi tidak dapat digantikan oleh suku lain. Hal ini bukan berarti orang Lewi memiliki kedudukan lebih tinggi dari suku lain. Sama sekali tidak! Pengkhususan ini menyatakan bahwa Tuhan mengutamakan ibadah yang serius, maka harus ada yang khusus menangani pelayanan ini. Tuhan juga menginginkan ibadah Gereja saat ini dilakukan dengan sungguh-sungguh, di mana jemaat dapat merasakan kehadiran dan kuasa-Nya.

Kualitas kehidupan rohani. Melalui tindakan Allah di atas, kita dapat melihat bahwa Allah rindu umat-Nya memiliki pengertian yang benar tentang ibadah dan bertumbuh dalam kualitas kehidupan rohani yang sehat. Allah tahu benar kebebalan hati umat-Nya, tetapi dalam anugerah kasih-Nya, Ia memakai orang Lewi sebagai imam, pengantara antara Dia dan umat-Nya. Kristen adalah umat-Nya yang telah dipilih dan ditebus-Nya. Bagaimana kehidupan ibadah dan kualitas rohani umat-Nya kini? Melalui para hamba-Nya, Tuhan senantiasa menyatakan diri sebagai Allah yang layak disembah. Pengenalan akan Allah menolong kita sebagai umat-Nya untuk hidup beribadah dan memiliki kualitas rohani yang bertumbuh.

Doa: Ya Tuhan, jadikan Kristen umat-Mu yang beribadah dan memiliki kualitas rohani.

(0.0868102) (Bil 6:22) (sh: Materikah wujud berkat Allah? (Minggu, 15 Agustus 1999))
Materikah wujud berkat Allah?

Materikah wujud berkat Allah? Setiap Kristen rindu diberkati oleh Tuhan. Namun, banyak Kristen keliru memahami berkat Tuhan tersebut. Untuk menghindari pemahaman yang salah, apa yang dapat dipakai sebagai tolok ukur untuk mengetahui seseorang diberkati atau tidak diberkati oleh Tuhan? Seringkali yang dipakai sebagai tolok ukur berkat adalah kesehatan, kesuksesan, dan kekayaan. Namun, firman Tuhan justru tidak menyebutkan atau membenarkan salah satu dari ketiga hal tersebut.

Berkat Tuhan adalah penyertaan dan perkenanan-Nya. Apakah artinya memiliki kesehatan prima, kesuksesan berbisnis dan kekayaan melimpah bila Tuhan tidak berada di pihak kita dan beserta dengan kita? Bagi Musa yang diberkati Tuhan, penyertaan dan perkenanan Tuhan atas dirinya ketika dia ditunjuk untuk memimpin bangsa Israel menuju ke tanah perjanjian sudah cukup baginya. Kehadiran Tuhan sebagai gembalanya selalu cukup bagi Daud, baik pada saat tenang maupun pada saat ia melewati lembah kekelaman. Bagi Paulus, sukacitanya tidak dibatasi oleh materi, tembok-tembok penjara, dan kesehatan.

Berkat Tuhan dalam kehidupan Kristen masa kini. Pengalaman para tokoh Alkitab yang diberkati Tuhan secara luar biasa, tidak membuat mereka mengubah pemahaman tentang berkat Tuhan dalam hidup mereka. Akibatnya, dalam penyertaan Allah semua kebutuhan mereka terpenuhi: kesehatan, kesuksesan memimpin umat, dan kebutuhan ekonomi. Berbeda dengan keadaan banyak Kristen masa kini yang menganggap dan mengkotak-kotakkan berkat Tuhan sebatas pemenuhan kebutuhan "perut dan gengsi". Pengaruh paham materialisme telah membungkam kepercayaan iman kita. Akibatnya kita dibelenggu oleh paham bahwa kita kini hidup di zaman yang serba bergantung pada materi. Tuhan hanya dianggap ada bila kebutuhan materi terpenuhi. Pernahkah kita bertanya: "mengapa hingga saat ini aku masih bernafas? Darimanakah nafas itu aku peroleh?"

Doa: Tuhan tolonglah aku untuk melihat segala sesuatu yang ditawarkan dunia ini adalah sampah dibandingkan dengan penyertaan dan perkenanan-Mu.

(0.0868102) (Bil 9:15) (sh: Allah Hadir (Minggu, 17 Oktober 1999))
Allah Hadir

Allah Hadir Tiang awan kini menutupi Kemah Suci di waktu siang dan tiang api di waktu malam. Ini tanda kehadiran Allah di antara umat Israel. Ini tanda penyataan Allah yang memelihara mereka sepanjang hari. Pengalaman indah umat Israel juga merupakan pengalaman Kristen masa kini, yaitu Allah hadir dan selalu dekat kita baik siang maupun malam. Penyataan Allah senantiasa menjumpai Kristen dalam setiap derap hidupnya. Tidak ada jaminan yang paling hakiki dalam hidup umat Israel dan Kristen dalam perjalanan mereka ke tanah "Perjanjian", selain kehadiran Allah yang nyata bagi mereka. Apakah Anda merasakan kehadiran Allah dalam semua aspek kehidupan Anda.

Kehadiran-Nya masa lalu. Pengalaman indah yang dimiliki umat Israel bukanlah sekadar pengalaman yang memuaskan jiwa dan rohani mereka. Kehadiran Allah tidak hanya memberikan ketenangan dan kedamaian hati. Lebih dari itu kehadiran-Nya memberikan arah dan tuntunan bagi jalan kehidupan bangsa Israel menuju tanah perjanjian. Kehadiran-Nya mengarahkan dan menentukan segala gerak dan langkah mereka. Bahkan kehadiran-Nya juga mengajukan tuntutan kepada mereka agar mereka menaati apa yang dinyatakan Allah lewat kehadiran-Nya, agar dapat tiba di tanah perjanjian.

Kehadiran-Nya masa kini. Kristen masa kini tidak bisa melihat kehadiran tiang awan dan tiang api sebagai wujud kehadiran dan penyertaan Allah di dalam hidupnya. Penyertaan Allah nyata di dalam Roh Kudus yang dihadirkan Allah dalam kehidupan anak-anak-Nya (bdk. Rm. 8:14), dan dalam firman-Nya. Orang kristen yang dipenuhi Roh Kudus akan tunduk dalam pimpinan Roh Kudus dan terang firman Tuhan. Dalam segala pergumulan hidupnya, ia senantiasa merasakan bimbingan firman dan Roh untuk mengetahui kehendak Tuhan. Hatinya pun senantiasa peka terhadap perintah Tuhan kita Yesus Kristus.

Doa: Tuhan Yesus, aku bersyukur karena penyertaan dan kehadiran-Mu yang nyata dalam hidup umat-Mu Israel juga nyata dalam hidup anak-anak-Mu di zaman ini.

(0.0868102) (Bil 14:1) (sh: Lupa diri memundurkan diri (Minggu, 24 Oktober 1999))
Lupa diri memundurkan diri

Lupa diri memundurkan diri Itulah ungkapan yang patut diberikan kepada bangsa Israel. Dalam perjalanan menuju tanah Kanaan sudah banyak kali mereka bersungut-sungut ketika menghadapi kesulitan. Padahal penyataan Allah yang dahsyat dan agung melalui keajaiban-keajaiban yang dilakukan-Nya sudah mereka lihat dan alami bagi hidup mereka. Mengapa bisa demikian? Nampaknya mereka melupakan apa yang pernah Allah nyatakan di kaki gunung Sinai (Kel. 19:5, 6). Mereka lupa identitas mereka di dunia ini sehingga ketika ada kesulitan, mereka selalu memberontak dan ingin kembali ke masa lalu mereka, yakni di Mesir (ayat 2-4). Identitas yang menyatakan hubungan khusus dengan TUHAN yang mereka miliki, seharusnya merupakan sumber pengharapan dan keyakinan ketika menghadapi bahaya sekalipun. Hubungan khusus inilah yang menjamin bahwa Allah pasti bertindak untuk membela mereka. Mereka lupa siapa mereka, mereka kehilangan identitas, kehilangan pegangan dan menjadi tidak percaya kepada Allah. Mereka mencari identitas yang lama yaitu Mesir demi menjamin kehidupan dan keselamatan mereka. Seperti inikah Anda yang juga sudah memiliki hubungan khusus dengan Allah melalui Yesus?

Pemimpin yang bersyafaat. Musa tidak kehilangan identitasnya, yaitu sebagai pemimpin Israel yang akan membawa mereka masuk tanah perjanjian. Karena itu ketika bangsa yang dipimpinnya -- yang menjadi tanggung-jawabnya -- akan dimusnahkan, maka segera ia melakukan tugas dan tanggungjawabnya yaitu menaikkan syafaat bagi mereka, bagi kesejahteraan mereka, dan bagi keselamatan mereka. Syafaat Musa mempunyai tiga aspek penting sebagai dasar, yaitu demi kemuliaan Allah di hadapan bangsa-bangsa lain (ayat 16), demi apa yang pernah Allah firmankan di gunung Horeb (ayat 17), dan demi apa yang sudah dilakukan Allah di masa lampau (ayat 19). Inilah teladan syafaat bagi para pemimpin Kristen di lingkungan mana pun, yaitu naikkanlah syafaat demi kemuliaan-Nya, firman-Nya dan karya-Nya.

Doa: Jadikanku pemancar kemuliaan-Mu, pelaku firman-Mu, dan pemberita karya-Mu. Amin.

(0.0868102) (Bil 26:35) (sh: Adil dan merata (Minggu, 14 November 1999))
Adil dan merata

Adil dan merata Cacah jiwa tidak hanya penting dari segi militer, tetapi juga untuk masalah pembagian tanah. Dengan perhitungan jiwa yang tepat, luas tanah dapat dibagi secara adil dan merata. Tanpa keadilan tak mungkin tercapai kebahagiaan dan kemakmuran. Keadilan terlaksana bila hak, kepentingan, dan tanggung jawab diperhatikan, seimbang, dan merata. Kita pun tidak cukup hanya memperhatikan masalah kerohanian. Kita dapat mulai menjalankan keadilan dari memperhatikan hal-hal kecil di sekitar kita. Itulah kualitas berkat yang akan dicurahkan oleh Allah di tanah perjanjian.

Ketaatan adalah kunci. Kasih karunia Allah yang melimpah dalam kehidupan bangsa Israel tidak bisa diartikan bahwa mereka boleh bertindak semena-mena atas limpahan berkat Allah. Ketaatan tetap merupakan tuntutan. Bahkan ketaatan merupakan kunci dalam keberlangsungan perjalanan hidup mereka. Kalaupun pada akhirnya Allah tidak memperkenankan bangsa Israel dari generasi Mesir - kecuali Yosua dan Kaleb - masuk Kanaan, adalah karena kebebalan dan ketidaktaatan mereka kepada Allah. Hal inilah yang membedakan bangsa Israel secara keseluruhan dengan Yosua dan Kaleb. Ketaatan kepada Allah tidak hanya berlaku dalam perjalanan hidup bangsa Israel, tetapi juga berlaku dalam kehidupan orang beriman. Orang beriman dipanggil untuk melihat kehidupan ini secara keseluruhan dalam terang kesetiaan Allah.

Firman Allah pasti. "Tak lekang dimakan waktu, tak habis dimakan usia". Walaupun memerlukan waktu 40 tahun, namun janji yang difirmankan Allah kepada bangsa Israel tentang kebebasan dan kemakmuran pasti tergenapi. Dan firman Allah bahwa generasi Mesir tidak akan memasuki tanah perjanjian, kecuali Yosua dan Kaleb, itu pun terlaksana. Kita yang hidup di zaman Perjanjian Baru ini pun diyakinkan tentang kepastian firman Tuhan tersebut.

Renungkan: Mesias yang telah dinubuatkan kedatangan-Nya di zaman Perjanjian Lama, yang dikatakan sebagai Juruselamat umat manusia, dibuktikan kepastian kehadiran-Nya dalam Perjanjian Baru.

(0.0868102) (Ul 1:1) (sh: Belajar dari sejarah (Selasa, 22 April 2003))
Belajar dari sejarah

Belajar dari sejarah. Bangsa Israel telah berkeliling-keliling padang gurun selama empat puluh tahun. Banyak kesalahan yang telah mereka lakukan, banyak hukuman yang telah mereka tanggung. Akhirnya kini mereka sampai di sebelah timur Sungai Yordan dan siap memasuki Tanah Kanaan. Musa pun berbicara dengan emosi yang kuat kepada bangsa Israel. Ia menginginkan agar mereka tidak mengulangi kesalahan yang sama dengan memberontak kepada Tuhan. Musa menyampaikan pidatonya dengan mengingatkan bangsa Israel akan sejarah, bukan hanya sejarah mereka, tetapi sejarah mereka di tangan Tuhan. Dengan mengingat masa lalu, Musa memberikan fondasi yang kuat bagi mereka untuk melangkah menapaki waktu.

Hanya 11 hari sebenarnya perjalanan dari Gunung Sinai menuju Kadesy. Sayang, kebebalan bangsa Israel membuat mereka harus balik arah dan menunda tiga puluh delapan tahun untuk masuk ke Tanah Kanaan. Namun demikian, Tuhan telah berjanji, bahkan bersumpah kepada nenek moyang mereka (ayat 8) bahwa mereka akan mendapatkan tanah perjanjian itu. Tidak ada sumpah yang lebih dapat dipercaya daripada sumpah Tuhan.

Dalam perjalanan waktu, hari demi hari telah mereka lalui bersama Tuhan, dalam pergumulan, dalam sukacita, dalam kemarahan, dalam kebergantungan. Apa yang perlu mereka pelajari dari sejarah? Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka. Kenyataan bahwa Musa kemudian membentuk pasukan-pasukan sesuai usul Yitro menunjukkan bahwa ada organisasi yang kuat dalam masyarakat Israel, bukan hanya sipil, tetapi juga militer. Sebenarnya Tuhan telah mempersiapkan bangsa Israel sedemikian rupa. Segalanya telah tersedia -- hanya hati mereka yang masih tertinggal di Mesir.

Renungkan: Biarkanlah sejarah membaca kehidupan Anda -- biarkanlah sejarah menunjukkan bahwa kehidupan Anda ada di dalam tangan Tuhan yang baik!

(0.0868102) (Ul 6:1) (sh: Panggilan untuk mencintai Tuhan (Sabtu, 3 Mei 2003))
Panggilan untuk mencintai Tuhan

Panggilan untuk mencintai Tuhan. Ulangan 6:4-9 sering disebut sebagai syema yitsrael, suatu panggilan bagi Israel untuk mendengar firman Tuhan. Ayat-ayat ini memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan iman Israel. Mereka melafalkan syema tiga kali dalam sehari, dan tidak ada penyembahan pada Hari Sabat di rumah ibadah tanpa melafalkannya. Syema ini merupakan pengakuan iman monoteisme Israel yang paling mendasar. Isinya memberikan penegasan bahwa Allah secara total berbeda dengan yang lain. Ia menyatakan diri- Nya kepada Israel dan dapat dipercaya karena Ia tidak berubah.

Melalui syema Israel diajar untuk memilih persekutuan yang intim dengan Tuhan sebagai prioritas utama. Seluruh aspek kehidupan Israel didasari oleh hubungan cintanya dengan Tuhan. Di dalam cinta ini terkandung komitmen dan kesetiaan yang menyeluruh dan total. Syema ini: [1] harus tertanam dalam hati orang Israel (ayat 6); [2] harus tertanam dalam hati anak-anak Israel (ayat 7); [3] harus menjadi bagian hidup sehari-hari mereka (ayat 7); [4] harus menjadi identitas pribadi mereka (ayat 8); dan [5] menjadi identitas keluarga serta masyarakat Israel (ayat 9). Tidak ada satu bagian pun dalam kehidupan orang Israel yang terlepas dari relasi mereka yang penuh kasih kepada Tuhan.

Apa yang diminta Tuhan bagi umat-Nya dan hamba-Nya bukanlah kecakapan untuk memimpin, berorganisasi, berkhotbah, bernyanyi, atau apapun yang lain, melainkan hati yang mengasihi Tuhan (Yoh. 21: 15-19). Tanpa kasih kita kepada Tuhan, pelayanan dapat menjadi jerat bagi kita. Hal itu menyedihkan hati Tuhan. Seluruh pelayanan kita, tanpa dilandasi oleh kasih kepada Tuhan, tidak akan berarti apa-apa di hadapan Tuhan (Why. 2:1-5).

Renungkan: Apakah yang menyukakan hati Allah juga keinginan kita terdalam? Apakah dalam setiap aspek kehidupan, cinta pada Tuhan termanifestasikan melalui ketaatan dan komitmen kita?

(0.0868102) (Ul 7:12) (sh: Kasih setia dan kesucian (Selasa, 6 Mei 2003))
Kasih setia dan kesucian

Kasih setia dan kesucian. Masa kini gereja sebagai umat Allah sedang berada dalam tantangan yang berat. Sungguhkah Allah setia dan beserta kita? Bagaimanakah kita harus bersikap ketika menghadapi berbagai masalah berat? Ulangan 7:12-16 berisi janji-janji Tuhan terhadap Israel dengan syarat mereka mendengarkan dan setia terhadap peraturan-peraturan Tuhan. Dua aspek dari janji tersebut adalah: [1] Tuhan akan memegang perjanjian-Nya kepada Israel (ayat 12); dan [2] Tuhan akan mendatangkan kutuk bagi bangsa-bangsa yang membenci Israel (ayat 15b-16). Wujud nyata kesetiaan Tuhan terhadap janji-Nya dinyatakan melalui sikap-Nya yang mengasihi, memberkati dan melipatgandakan Israel (ayat 13) melebihi bangsa- bangsa lain (ayat 14-15a). Berkat-berkat ini meliputi: [1] kesuburan (ayat 13); [2] kesehatan (ayat 14-15); dan [3] kemenangan (ayat 16).

Ulangan 7:17-26 mengulas tentang perlunya iman dalam bahaya perang yang akan segera mereka hadapi. Musa meyakinkan Israel untuk tidak mengulangi kesalahan generasi sebelumnya yang takut memasuki peperangan (ayat 1:27-28). Superioritas bangsa-bangsa Kanaan tidaklah perlu menjadikan mereka panik. Jumlah Israel yang kecil bukanlah penghalang bagi Tuhan untuk memberikan kemenangan. Yang lebih berbahaya dari kekuatan musuh adalah ketakutan mereka yang lebih besar dari keyakinan akan kuasa Tuhan. Obat terbaik untuk menawarkan racun ketakutan ini adalah mengingat kembali perbuatan Tuhan memimpin Israel keluar dari Mesir (ayat 18-19). Musa mengingatkan bahwa peristiwa keluaran ini bukan hanya merupakan sejarah di masa lampau, tetapi paradigma bagi Israel, yaitu suatu cara Israel melihat realitas kesulitan. Prinsip keluaran adalah juga paradigma Allah bagi kita semua. Ia setia dan suci dan ingin agar itu menjadi pengalaman pribadi dari tiap-tiap anggota komunitas umat Allah dari generasi ke generasi.

Renungkan: Kesetiaan Allah telah mendahului kesetiaan kita kepada-Nya.

(0.0868102) (Ul 10:1) (sh: Takut akan Tuhan (Sabtu, 10 Mei 2003))
Takut akan Tuhan

Takut akan Tuhan. Bagian Alkitab yang kita baca pada hari ini dimulai dengan pemberian dua loh batu yang baru dari Tuhan kepada Musa. Dua loh batu ini adalah buatan manusia. Sebelumnya Musa begitu marah sampai menghancurkan kedua loh batu pertama. Namun, ia meminta Tuhan memperbarui perjanjian-Nya dengan Israel. Tuhan mengabulkan permintaan itu sebuah perjanjian Sinai kembali ditegaskan dan dipelihara dalam sebuah tabut perjanjian.

Kita kemudian dihadapkan pada kisah kematian Harun. Harun memang selamat dari hukuman Tuhan waktu peristiwa anak lembu emas. Namun, sama seperti Musa, ia tidak dapat masuk ke Tanah Kanaan. Ia mati di padang gurun! Penunjukan kaum Lewi sebagai pelayan- pelayan sangatlah tepat. Mereka melawan para penyembah anak lembu emas (Kel. 32:26-29). Maka, patutlah mereka dijadikan pelayan-pelayan untuk ibadah yang sejati.

Kini Allah memberikan perintah lagi kepada bangsa Israel untuk pergi ke Tanah Kanaan dan menaklukkannya. Mereka harus mencintai dan menaati Tuhan dengan sepenuh hati (ayat 12-13). Ketaatan ini diserukan paling tidak karena dua alasan. Pertama, karena Allah adalah Allah yang mahakuasa, namun Israel mendapatkan hak istimewa untuk menjadi umat pilihan-Nya (ayat 14-15). Ini harus menimbulkan ucapan syukur sampai ke langit, dan diwujudkan dalam ketaatan yang membumi! Mereka harus mengalami "sunat hati", membuang bungkusan kekeraskepalaan dan kebebalan (ayat 16). Alasan kedua adalah karena Allah merupakan otoritas tertinggi, kuasa terdahsyat, dan hakim yang adil (ayat 17-18). Umat Israel tidak akan mendapatkan kelepasan begitu saja jika mereka berdosa. Mereka harus sungguh-sungguh taat kepada Allah mereka.

Renungkan: Ketaatan yang benar dan berlanjut tidak lahir dari paksaan atau rasa takut, tetapi dari hati yang penuh syukur dan cinta kepada Allah.

(0.0868102) (Ul 14:22) (sh: Syukur dan solidaritas umat (Sabtu, 17 Mei 2003))
Syukur dan solidaritas umat

Syukur dan solidaritas umat. Janji Allah kepada umat seperti yang digenapi dalam karya penyelamatan Allah mencakup keturunan, tanah penuh berkat dan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain. Hal mana kini terbukti antara lain dalam berkat-berkat pertanian dan peternakan (ayat 22,23). Respons umat? Sepersepuluh dari hasil pertanian dan peternakan umat harus dipersembahkan dan dinikmati di hadapan Allah dengan sukacita.

Karya penyelamatan Allah tidak boleh dihentikan di dalam egoisme tetapi harus berlanjut dalam persekutuan umat yang saling memperhatikan dan saling menghidupi. Berkat-berkat tidak untuk keluarga sendiri, tetapi menjadi bagian seluruh umat. Mereka yang setiap harinya bergumul dengan berbagai kesulitan dan penderitaan harus mempunyai hak dan kesempatan untuk menikmati sukacita kebaikan dan kebesaran Allah.

Peraturan tentang perpuluhan menampung prinsip-prinsip tadi. Perpuluhan adalah sarana untuk umat mengakui bahwa Allah adalah sumber atas hidup, dan segala yang baik yang umat alami. Dengan makan perpuluhan di hadapan Allah, umat menyatakan dengan syukur pengakuan iman tadi. Dengan makan bersama orang Lewi (ayat 29), dan mereka, yang karena kedudukannya yang lemah seperti orang asing, janda, dan yatim tersingkir dari masyarakat, umat mengakui dan memberlakukan maksud Allah untuk seluruh umat. Allah memihak orang papa dan tak berdaya, umat Tuhan pun harus mengikuti teladan Allah ini. Jadi, orang beriman tidak taat supaya diberkati tetapi menerima berkat sebagai pendorong untuk bersyukur dan bertindak dalam solidaritas. Keberpihakan Allah dalam anugerah-Nya kepada umat yang sebenarnya tidak layak itu, harus melahirkan keberpihakan umat kepada sesama semata karena kasih Allah.

Renungkan: Siapa Tuhan dalam hidup Anda, akan terlihat dalam cara kita memperlakukan harta dan sikap terhadap sesama.

(0.0868102) (Ul 19:14) (sh: Keadilan Tuhan (Jumat, 25 Juni 2004))
Keadilan Tuhan

Keadilan Tuhan. Salah satu perintah Tuhan yang sangat ditekankan di PL namun yang sering dilanggar oleh umat-Nya ialah keadilan. Perjanjian Lama sangat menekankan hal ini agar umat Tuhan berlaku adil terhadap sesamanya dan juga terhadap orang lain di sekitarnya. Hal ini kelihatannya amat sensitif di kalangan orang-orang yang hidup di Timur Tengah pada zaman PL. Kebanyakan mereka menghukum orang jahat secara berlebihan bahkan menghukum orang yang tidak berbuat jahat hanya untuk membela kepentingan mereka yang duduk di dalam jabatan-jabatan yang tinggi.

Perikop hari ini mengajarkan kita bahwa Allah menghendaki agar bangsa Israel menghukum mereka yang memang seharusnya dihukum dengan hukuman yang setimpal. Keputusan harus diambil berdasarkan kesaksian lebih dari satu orang (ayat 15). Orang yang mengucapkan saksi dusta (ayat 18-19), harus dijatuhi hukuman sesuai dengan apa yang ia saksikan mengenai orang yang tidak bersalah. Allah menghendaki orang Israel untuk berlaku adil, sehingga mereka dapat menunjukkan jati dirinya sebagai umat Allah, yang berbeda dari bangsa lain. Dalam masa prapembuangan kita melihat bahwa kemunduran Israel dari Allah berjalan seiring pula dengan berbagai ketidakadilan keji.

Di Indonesia di mana banyak orang menghalalkan segala cara untuk memperoleh kepentingan diri sendiri atau golongan, kita sebagai Kristen dipanggil Allah untuk berlaku adil bagi semua orang, bukan kepada orang Kristen saja, tetapi juga kepada orang nonkristen. Kita harus berani menjunjung dan membela keadilan apapun konsekuensinya. Allah menghendaki agar umat-Nya melakukan itu. Dengan berlaku adil, kita sudah mewujudkan rencana dan sifat Allah di dalam dunia ini.

Renungkan: Jangan berdoa agar Tuhan memberkati bangsa kita, bila kita tidak sedia berjuang menegakkan keadilan dan mengajak orang lain memperjuangkan hal yang sama.



TIP #08: Klik ikon untuk memisahkan teks alkitab dan catatan secara horisontal atau vertikal. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA