(0.10611835283019) | (1Raj 19:1) |
(sh: Krisis rohani lebih mengerikan daripada krisis moneter (Rabu, 8 Maret 2000)) Krisis rohani lebih mengerikan daripada krisis moneterKrisis rohani lebih mengerikan daripada krisis moneter. Apakah Izebel lebih hebat dari nabi-nabi Baal? Itu mungkin pertanyaan yang timbul dalam pikiran kita ketika membaca kisah ini. Betapa tidak, Elia yang dalam kisah sebelumnya secara luar biasa dan mengagumkan, menantang dan mengalahkan nabi-nabi Baal yang berjumlah 450. Bila mengamati pernyataan ancaman Izebel, ketakutan Elia sangat tidak masuk akal. Izebel mengatakan bahwa 'para allah akan menghukumnya'. Bukankah Baal sudah tidak berkutik lagi? Lalu apa makna ancaman Izebel? Dengan kata lain sebetulnya ancaman Izebel adalah kosong belaka. Keadaan ini memperlihatkan bahwa Elia tidak hanya ketakutan, tetapi juga kehilangan kemampuan berpikir secara nalar dan geografis untuk menganalisa pernyataan Izebel. Walaupun ia sudah sampai ke Bersyeba (wilayah Yehuda yang jauh dari Yizreel), ia masih merasa perlu masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya. Ketakutannya terus mempengaruhi dan menguasainya hingga ia putus asa dan ingin mati. Ketakutan dan keputusasaan Elia menunjukkan bahwa ia mengalami krisis rohani yang sangat berat dan hebat, sehingga pengenalan dan imannya kepada Allah sebagai sumber dan pusat dari segala sesuatu, sirna begitu saja. Krisis rohani membuat dia terputus dengan Sumber segala kehidupan. Karena itu tidak heran jika kemudian ia ingin mati saja.Mengapa Elia sampai kepada krisis yang demikian parah? Mulai dari ancaman Izebel hingga Elia ingin mati, tidak dikatakan bahwa firman Allah datang atasnya atau kuasa Allah berlaku atas Elia seperti pasal-pasal sebelumnya. Ini berarti Elia sudah melalaikan persekutuan pribadinya dengan Allah. Akibatnya fokus pikirannya ketika menghadapi ancaman itu bukanlah Allah namun ancaman itu. Ancaman itu dilihatnya semakin lama semakin besar dan tak terpecahkan. Elia mendapatkan 'sedikit' kekuatan ketika Allah menghampiri dan 'melayani'nya. Renungkan: Mungkin Anda pernah atau sedang mengalami krisis rohani karena berbagai pergumulan dan tantangan yang terjadi. Namun jangan lupa satu hal, dalam menjalani kehidupan ini, janganlah sekali-kali kita memutuskan tali persekutuan kita dengan Allah walau apa pun yang terjadi, agar mata dan pikiran kita selalu terfokus kepada-Nya dan bukan kepada ancaman. |
(0.10611835283019) | (1Raj 19:9) |
(sh: Krisis berakhir pelayanan berakhir (Kamis, 9 Maret 2000)) Krisis berakhir pelayanan berakhirKrisis berakhir pelayanan berakhir. Ada dua pelajaran yang sangat berguna bagi Kristen dari peristiwa krisis rohani yang dialami Elia, yaitu bagaimana krisis itu berakhir dan dampak yang mengikuti krisis itu akibat respons Elia yang kurang terpuji. Walaupun akhirnya krisis berlalu namun membawa dampak yang kurang menggembirakan bagi kehidupan pelayanan Elia. Setelah mendapatkan kekuatan dari makanan yang disediakan Allah, Elia pergi ke gunung Horeb dan bermalam di gua. Orientasi pemikiran Elia masih terfokus pada pekerjaan dan keberadaannya yang terpojok (ayat 10, 14). Ia nampaknya belum mampu melepaskan diri dari permasalahan yang membelit dan melibas dirinya. Setelah ia bertemu dengan Allah yang hadir melalui angin sepoi-sepoi basa dan firman yang dinyatakan-Nya yang mengorientasi ulang pemikiran Elia (ayat 15), mulailah ia sadar dan berubah arah. Berarti kehadiran dan firman-Nya merupakan satu-satunya 'terapi' bagi krisis rohani Elia. Namun tampaknya akhir krisis ini juga menandai akhir kehidupan pelayanan Elia. Allah memerintahkan Elia untuk mengurapi Elisa sebagai penggantinya. Hal ini cukup mendadak karena Allah belum pernah membicarakan mengenai regenerasi kepada Elia. Dan bukankah Elia juga baru saja melakukan tindakan yang sangat spektakuler dan menakjubkan, yang mampu membawa bangsa Israel berbalik kepada Allah? Mengapa tiba- tiba harus menyiapkan pengganti, bukankah Elia masih diperlukan untuk membimbing bangsa Israel? Alasan yang bisa kita dapatkan dari peristiwa ini adalah respons Elia sendiri ketika ia mengalami krisis rohani yaitu "Cukuplah itu, sekarang ya Tuhan ambillah nyawaku"(ayat 4). Dalam keadaan tertekan yang luar biasa, ia menyatakan ingin berhenti melayani lalu mati. Dengan kata lain Elia ingin terbebas dari permasalahan yang sedang dihadapinya dengan cara melarikan diri. Renungkan: Respons kita dalam menghadapi krisis rohani akan menentukan perjalanan kehidupan pelayanan kita selanjutnya. Allah tidak menghendaki hamba-Nya menjadi seorang pengecut yang cepat putus asa dalam menghadapi suatu masalah. Temuilah Tuhan dan firman-Nya maka orientasi pikiran kita akan diubahkan, dan kita akan menemukan jawaban dan jalan keluar bagi krisis rohani kita. |
(0.10611835283019) | (2Raj 4:8) |
(sh: Jadilah seperti Elisa atau Gehazi (Jumat, 19 Mei 2000)) Jadilah seperti Elisa atau GehaziJadilah seperti Elisa atau Gehazi. Pelayanan Elisa di kalangan masyarakat Israel terus berlanjut. Kali ini ia bertemu dengan seorang perempuan kaya, yang mampu memberi makan Elisa setiap kali Elisa melakukan perjalanan. Ia bahkan mampu membuatkan sebuah kamar batu lengkap dengan perabotannya. Dari apa yang ia lakukan, tidak hanya membuktikan bahwa ia kaya, namun juga baik hati dan penuh perhatian terhadap kepentingan orang lain. Keadaan perempuan itu menunjukkan bahwa seakan-akan ia tidak membutuhkan apa-apa lagi. Ia tidak membutuhkan pertolongan orang lain, dan tidak kekurangan apa pun. Itulah sebabnya ketika Elisa bertanya "Apakah yang dapat kuperbuat bagimu?", perempuan itu menjawab "Aku ini tinggal di tengah-tengah kaumku" yang artinya, aku ini sudah cukup dan tidak kekurangan sesuatu pun. Apakah benar bahwa ia tidak memerlukan apa pun dari Elisa yang mewakili Allah? Ternyata tidak! Masih ada yang ia butuhkan yang ia sendiri tidak mungkin dapat memenuhinya, yaitu seorang anak, karena suaminya sudah tua. Gehazi, abdi Elisa, dengan jeli melihat kebutuhan perempuan itu - suatu kebutuhan yang oleh perempuan kaya itu sendiri sudah dilupakan atau tidak diakuinya lagi. Allah melalui hamba-Nya, Elisa, memenuhi kebutuhan perempuan itu walaupun pada mulanya perempuan itu meragukannya. Ketika anaknya yang sudah besar itu mati mendadak, barulah perempuan kaya itu menyadari bahwa ada kebutuhan dalam dirinya yang tidak mungkin dipenuhi oleh dirinya sendiri. Oleh karena itu ia pun datang kepada 'pihak' yang tepat yaitu Allah melalui hamba-Nya, Elisa. Karena dahulu Allahlah yang membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Kini ketika anaknya mati, walaupun nampaknya tidak mungkin, ia akan minta supaya anaknya dihidupkan kembali. Dan memang benar anaknya hidup kembali. Mukjizat melalui Elisa menegaskan bahwa Allahlah Sang Pemberi dan Penguasa hidup, dan inilah yang paling dibutuhkan oleh perempuan Sunem yang secara materi tidak kekurangan apa pun. Renungkan: Masih banyak jiwa seperti perempuan Sunem yang tidak membutuhkan apa pun, namun membutuhkan kehadiran Sang Pemberi dan Penguasa hidup yaitu Yesus Kristus. Kita bisa berperan seperti Gehazi jika tidak mempunyai kemampuan berperan seperti Elisa. |
(0.10611835283019) | (2Raj 4:38) |
(sh: Belajar dari keyakinan Elisa (Sabtu, 20 Mei 2000)) Belajar dari keyakinan ElisaBelajar dari keyakinan Elisa. Bila Kristen masa kini ditanya: "Mengapa kamu yakin bahwa Allah akan memelihara kamu melalui segala kesulitan?" Jawabannya dapat bermacam-macam. Namun bila pertanyaan ini kita tujukan kepada Elisa, maka jawabannya adalah "Sejarah sudah membuktikan bahwa Allah senantiasa memelihara hamba-Nya, dan tentunya juga akan memelihara aku." Jawaban Elisa ini merupakan dasar bagi sikap dan tindakan dia ketika menghadapi kelaparan yang melanda Gilgal, sementara itu serombongan nabi datang menemuinya. Dia tidak bingung, panik, atau cemas menghadapi situasi demikian. Sebaliknya, ia malah menyuruh bujangnya untuk menaruh kuali yang paling besar dan memasak sesuatu dalam jumlah besar. Dalam situasi normal, permintaan Elisa bukanlah perkara yang besar, namun dalam keadaan kelaparan melanda seluruh negeri maka permintaan Elisa bukanlah perkara kecil. Lalu ketika bujangnya mengumpulkan sulur-suluran dan labu liar - tanaman yang tidak mereka kenal, Elisa pun tidak menolak. Bahkan ketika para nabi berteriak-teriak karena tanaman itu beracun, Elisa dengan tenangnya meminta tepung dan melemparkannya ke dalam kuali sehingga makanan yang beracun itu menjadi tawar dan enak! Sikap dan tindakan Elisa ini pasti berdasarkan pemeliharaan Allah terhadap Elia melalui burung gagak, seekor binatang yang nampaknya tidak mungkin berguna bagi manusia. Tanaman liar dan beracun yang nampaknya tidak mungkin berguna bagi manusia tentunya dapat dipergunakan Allah untuk memelihara hamba-Nya. Demikian juga peristiwa memberi makan 100 orang adalah mirip dengan peristiwa dimana Elia dipelihara melalui janda Sarfat. Elisa yakin bahwa Allah berbuat seperti yang pernah diperbuat-Nya kepada hamba-Nya Elia. Elisa melihat sejarah sebagai bukti bahwa Allah peduli dan sanggup memelihara umat-Nya, dan berdasarkan sejarah itu pula maka Elisa mempunyai keyakinan yang teguh untuk melandasi sikap dan tindakannya. Renungkan: Alkitab penuh dengan fakta sejarah. Allah telah membuktikan bahwa Ia peduli dan sanggup memelihara umat-Nya sepanjang zaman. Seharusnya kita pun mempunyai keyakinan seperti Elisa di dalam menghadapi segala ancaman dan kesulitan yang mengelilingi kita, karena keyakinan inilah yang akan melandasi sikap dan tindakan kita. |
(0.10611835283019) | (2Raj 9:1) |
(sh: [kosong] (Minggu, 28 Mei 2000)) [kosong]Penghukuman keturunan Ahab tidak dapat ditunda lagi sebab keturunannya sudah mengkontaminasi, tidak saja seluruh Israel namun juga Yehuda melalui perkawinan antara keturunan Ahab dengan keturunan Yosafat (2Taw. 18:1-3, 2Raj. 8:18,27). Jika dibiarkan maka kerajaan Israel dan Yehuda secara politik dan militer akan hancur. (2Raj. 1:1, 8:20-22). Jika kehancuran tidak dicegah maka misi dan visi Allah memilih bangsa Israel akan gagal dan ini berakibat fatal bagi seluruh umat manusia.
Jadi karena faktor itu, maka keturunan Ahab tidak bisa dilenyapkan
dengan bencana alam. Harus ada dinasti lain yang akan
menggantikan untuk memerintah Israel dan sekaligus melenyapkan
seluruh keturunan Ahab. Maka dinasti itu juga harus muncul dari
orang yang tidak asing bagi dinasti lama, sehingga paling tidak
orang tersebut sudah mengetahui seluk beluk pemerintahan di
Israel. Orang tersebut harus mengenal seluruh keturunan Ahab dan
rahasia-rahasia Ahab, sehingga tidak akan ragu-ragu lagi
menjalankan amanat Allah. Ini penting untuk menjamin tuntasnya
hukuman yang dijatuhkan kepada Ahab. Karena itu jika pilihan
jatuh ke Yehu adalah tepat karena Yehu adalah ajudan Ahab yang
sangat dekat dengannya dan mengetahui banyak rahasianya. ( Renungkan: Tepat waktu, tepat orang, dan tepat cara merupakan faktor-faktor utama yang selalu ada dalam setiap karya Allah. Pola kerja yang demikian harus menjadi pola Kristen juga. Bacaan untuk Minggu Paskah 6: Kisaha Para Rasul 8:4-8, 14-17 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Kis/T_Kis8.htm#8:4 1Petrus 3:13-18 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/1Pe/T_1Pe3.htm#3:13 Yohanes 14:15-21 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Yoh/T_Yoh14.htm#14:15 Mazmur 66:1-7 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Maz/T_Maz66.htm#66:1 Lagu: Kidung Jemaat 291 |
(0.10611835283019) | (2Raj 10:1) |
(sh: Peran Kristen sebagai Yonadab di Indonesia (Selasa, 30 Mei 2000)) Peran Kristen sebagai Yonadab di IndonesiaPeran Kristen sebagai Yonadab di Indonesia. Bagaimana sikap Kristen terhadap para elit politik di negeri ini? Apakah Kristen diperbolehkan ikut serta di dalam proses politik bangsa ini? Ataukah Kristen hanya bisa diam saja dan memasrahkan seluruh proses itu kepada pihak lain? Seperti Yonadab, Kristen adalah orang asing dan pengembara di dalam dunia yang penuh dengan kekerasan dan kejahatan. Kristen dapat meneladani sikap dan tindakan yang dilakukan oleh Yonadab sebagai respons atas sepak terjang Yehu. Yehu semakin mempertontonkan siapakah dia sebenarnya. Sebagai pemimpin baru kerajaan Israel, ia terbukti sangat taktis bahkan cenderung licik di dalam mencapai tujuannya. Ia berantusias untuk melaksanakan tugasnya (2Raj. 9:9-7) namun sekaligus ingin pula menjadi pemimpin baru Israel yang mendapat simpati dan ditakuti seluruh rakyat. Untuk mendapatkan itu ada beberapa tindakan strategis yang dilakukan secara simultan. Ia memperdayai para pembesar, penatua, dan pengasuh anak-anak Ahab sehingga seakan-akan mereka juga ikut memberontak kepada Ahab. Ini membuat mereka mau tidak mau bertekad hidup-mati untuk dia. Ia benar-benar menikmati posisinya sehingga ia perlu memperkokoh takhtanya dengan melenyapkan pihak-pihak yang mungkin membalas dendam atau membalaskan dendam di kemudian hari (11-14). Melihat semua itu, Yonadab segera menemui Yehu untuk melihat apakah sungguh-sungguh terjadi kebangunan rohani di Israel dengan dilenyap-kannya seluruh keturunan Ahab. Yonadab adalah anggota sebuah kelompok orang Israel yang berkomitmen penuh terhadap Allah dan melepaskan diri dari hal-hal duniawi (Yer. 35). Ia mau seiring dengan Yehu hanya sebatas misi Yehu untuk melenyapkan keturunan Ahab dan menghapuskan penyembahan Baal (10:23). Renungkan: Sesuai dengan Yonadab, Kristen seharusnya mendukung para pemimpin politik sejauh program mereka membawa kebaikan bagi masyarakat. Kita dapat melakukan apa pun untuk mempromosikan perbaikan mental-spiritual masyarakat. Namun hendak-nya kita tidak menaruh harapan sepenuhnya kepada reformasi total, karena rencana agung Allah bagi dunia khususnya bagi Indonesia tidak selesai dengan siapa yang akan memenangkan pemilu 5 tahun mendatang. Minggu Paskah 6 |
(0.10611835283019) | (2Raj 14:23) |
(sh: Memberdayakan atau diperdayai (Selasa, 6 Juni 2000)) Memberdayakan atau diperdayaiMemberdayakan atau diperdayai. Yerobeam yang dalam sejarah disebut Yerobeam II, menggantikan ayahnya Yoas menjadi raja Israel. Sejarah juga mencatat bahwa ia adalah seorang raja dan penguasa yang besar dan agung. Wilayah kekuasaan Yerobeam (25) hanya dapat ditandingi oleh Daud dan Salomo. Karena itu secara sosial dan politik, negara Israel mempunyai pengaruh besar bagi negara-negara tetangganya. Namun yang mengherankan adalah bahwa kitab Raja-raja hanya mengisahkan pemerintahannya dengan sangat singkat (dalam 7 ayat). Bahkan Yerobeam tidak digambarkan sebagai tokoh utama dari kejayaan Israel, melainkan ada tokoh lain yang diketengahkan dan diyakini sebagai Tokoh utama di balik semua itu yaitu Allah. Sepintas kita melihat kejayaan Israel di zaman Yerobeam II nampaknya berkat usaha dan kerja kerasnya. Namun sesungguhnya tidak. Pada zaman itu kebesaran dan kejayaan bangsa Aram dihancurkan oleh bangsa Asyur. Lemahnya Aram memberikan keuntungan bagi Yerobeam II untuk membawa Israel kembali berjaya. Di samping itu Yerobeam II juga seorang raja yang melakukan apa yang jahat di mata Tuhan dan membawa bangsanya berdosa kepada Allah. Jadi kejayaannya bukan merupakan karya dan dayanya yang diberkati Allah. Perjanjian Allah dengan bangsa Israel melalui Musa (Kel. 19:5), mengungkapkan dengan jelas bahwa jika bangsa Israel tetap setia maka berkat akan mengalir. Jadi kejayaan Yerobeam pada waktu itu, dimulai dengan terbebasnya bangsa Israel dari cengkeraman bangsa Aram, adalah wujud kasih dan anugerah Allah yang dinyatakan kepada bangsa Israel agar mereka kembali kepada-Nya. Allah memakai dan melengkapi Yerobeam untuk membawa Israel bertobat, tapi justru mereka semua tetap tidak bertobat (24). Karena itulah kejayaan Yerobeam tidak dipandang sebagai suatu prestasi besar yang perlu ditulis secara mendetail. Prestasi yang dicapai manusia di dalam dunia betapa pun besar dan hebatnya, tidak ada nilai dan harganya di hadapan Allah bila prestasi itu tidak diberdayakan untuk membawa jiwa-jiwa yang berdosa kembali kepada-Nya. Renungkan: Kekayaan dan kedudukan yang Anda punyai saat ini adalah perlengkapan yang Allah anugerahkan kepada Anda. Apakah Anda sudah memberdayakannya untuk membawa jiwa kepada Allah ataukah justru Anda yang diperdayai oleh mereka yang tetap dalam dosa. |
(0.10611835283019) | (2Raj 17:1) |
(sh: Kesalahan yang berakibat kehancuran total (Kamis, 6 Juli 2000)) Kesalahan yang berakibat kehancuran totalKesalahan yang berakibat kehancuran total. Siapakah manusia yang mau hidup dalam penderitaan karena tekanan berat dari kekuatan dan kuasa yang menindihnya? Sebab itu Hosea bin Ela, yang telah ditaklukkan oleh Tiglat-Pileser III dari Asyur, berusaha melepaskan diri dari cengkeraman raja Asyur. Ia tidak mau lagi membayar upeti sebab ini adalah sistem yang mengeksploitasi bangsa Israel kepada kemiskinan. Karena itu ia menggalang aliansi dengan raja So dari Mesir. Bila dievaluasi dari situasi politik internasional saat itu, pemberontakan Hosea bukannya tanpa pertimbangan. Ia sudah membuat perhitungan yang baik, telah menimbang-nimbang kekuatan yang ada padanya, dan perkiraan bantuan yang dapat diandalkan dari raja Mesir. Sebab saat itu negara Asyur sedang berkabung dengan meninggalnya raja Tiglat-Pileser III pada tahun 727 sM. Kematian seorang penguasa dapat disamakan sebagai sebuah kesempatan bagi negara-negara taklukan untuk memberontak. Namun ternyata perhitungan Hosea meleset dan ia sendiri ditangkap dan dibelenggu dalam penjara. Kini ia `tidak perlu' membayar upeti kepada Asyur. Sebab raja Salmaneser dari Asyur telah mengepung Samaria selama 3 tahun yang mengakibatkan sistem perekonomian kota itu hancur dan menjadi miskin. Ia menaklukkan seluruh Israel dan mengangkut rakyatnya sebagai `upeti' ke Asyur dan ditempatkan di Halah dan di kota-kota orang Madai. Bangsa Israel hancur total. Tidak saja rajanya ditawan dan tanah Israel diambil alih oleh Asyur, namun Israel sebagai sebuah bangsa sudah berakhir (Lo-ammi) dan tidak mengalami kasih sayang Allah (Lo-ruhamah). Kesalahan utama Hosea adalah tidak menempatkan permasalahan yang dihadapinya dalam perspektif Allah dan konteks perjalanan sejarah kehidupan rohani dan moralitas bangsa Israel, yaitu bahwa penindasan yang dialaminya adalah hukuman Allah agar mereka bertobat dan dosa Israel telah mencapai titik kesabaran Allah. Karena itu memberontak dan membangun aliansi dengan Mesir adalah sama dengan menarik sebuah picu senapan yang meletus dengan pernyataan melupakan Allah secara total. Maka mereka layak menerima hukuman. Renungkan: Kristen harus selalu menempatkan setiap masalah dalam perspektif Allah dan konteks perjalanan sejarah gereja di Indonesia. Jangan sampai Kristen mengalami Lo-ammi dan Lo-ruhamah. |
(0.10611835283019) | (2Raj 19:1) |
(sh: Harta dan kemuliaan Allah (Selasa, 11 Juli 2000)) Harta dan kemuliaan AllahHarta dan kemuliaan Allah. Ingatkah Anda akan salah satu ucapan Yesus: di mana hartamu berada di situ hatimu berada? Harta adalah segala sesuatu yang dianggap paling bernilai bagi manusia sedangkan hati adalah pusat dari segala pikiran, kehendak, dan tindakan manusia. Manusia akan mencurahkan segenap pikiran, perhatian, dan tindakan hanya kepada apa yang dianggap paling bernilai. Inilah yang ditampakkan oleh raja Yehuda yang dihargai oleh Allah sehingga walaupun kondisi ekonomi, sosial, dan politik negaranya sedang terpuruk karena serangan Asyur, namanya disebutkan secara lengkap tidak seperti raja Asyur (1, 6). Itulah tanda bahwa ia dihargai. Bagi Hizkia harta yang paling bernilai di dalam kehidupannya adalah nama Allah yang dimuliakan dan ditinggikan. Karena itu, ia berkabung bukan karena emas dan peraknya habis sementara Asyur terus menekan, melainkan karena nama Allah dicela oleh bangsa kafir (4). Hatinya berada pada Allah, bukan pada harta. Ia pun tidak dapat duduk berpangku tangan ketika harta yang paling indah itu dirusak oleh manusia lain. Ia bertindak. Namun tindakan apa yang paling tepat agar nama Allah tidak diinjak-injak oleh manusia? Sebab di satu sisi, ia tidak mempunyai kekuatan yang memadai untuk memerangi musuh yang menghujat nama Allah. Di sisi lain, ia tidak rela jika nama Allah diinjak-injak. Karena itulah ia berdoa. Ia menyampaikan tantangan dan hujatan raja Asyur kepada Allah dan mohon supaya Allah bertindak demi nama-Nya (3-5). Inilah tindakan yang paling tepat. Di samping itu, ia juga meminta pertolongan Yesaya sang nabi Allah untuk berdoa. Ia sungguh-sungguh rindu agar Allah segera bertindak. Apa yang terjadi selanjutnya? Allah bertindak segera setelah Ia memberikan penghiburan dan jaminan bahwa doa Hizkia didengar dan Ia akan bertindak (6-9). Peristiwa ini bukan semata-mata pelajaran tentang fondasi doa yang kokoh dan doa yang dijawab, namun lebih kepada pelajaran tentang sebuah kehidupan yang menempatkan dan menghargai Allah di atas segala sesuatu yang dianggap bernilai oleh manusia, serta menempatkan dirinya di bawah kemuliaan-Nya. Renungkan: Ketika sebuah gedung gereja yang megah dibakar habis, ketika yayasan kristen yang besar dibumihanguskan, apa yang membuat Anda bersedih? Apa yang Anda lakukan sebagai respons yang paling tepat karena Anda rindu nama-Nya semakin dipermuliakan? |
(0.10611835283019) | (2Raj 19:14) |
(sh: Membayar atau dibayar mahal? (Rabu, 12 Juli 2000)) Membayar atau dibayar mahal?Membayar atau dibayar mahal? Pemazmur mengatakan bahwa orang fasik bagaikan sekam yang ditiup angin (Mzm. 1:4). Sekam yang biasanya ditumpuk menjulang tinggi di tepi sawah kelihatan megah, kokoh, dan kuat. Namun ketika angin datang, maka hancurlah kekokohan dan kemegahannya dalam sekejap. Itulah gambaran kehidupan Sanherib raja Asyur dan apa yang terjadi atasnya. Dalam satu malam 185.000 tentaranya menjadi bangkai. Siapa yang melakukan? Allah sengaja tidak membunuhnya agar ia sempat melihat bahwa kekuatan dan kejayaan yang dulu ia agung-agungkan sesungguhnya tidak ada artinya di hadapan Allah. Cara kematian yang ditimpakan kepadanya pun memperlihatkan satu hal yang sangat ironis. Dulu ia memperolok Hizkia bahwa Allah yang Hizkia sembah tidak mungkin menyelamatkannya. Tapi apa yang terjadi? Dapatkah allah yang ia sembah menyelamatkannya dari musuh yang sangat sepele (37). Itulah akhir kehidupan sang raja 'agung' yang menentang batas-batas manusia yang sudah ditetapkan oleh Allah (27-28). Ia membayar dengan harga yang mahal, kehancuran kerajaan dan hidupnya, agar dapat belajar dan akhirnya mengakui kedaulatan Allah, namun terlambat. Berbeda sekali dengan Hizkia yang selalu belajar dan mengakui kedaulatan Allah sampai kondisi dimana seolah-olah tidak ada lagi pengharapan (15-18). Seperti yang kita lihat setelah ia membaca surat ancaman dari Sanherib, ia meletakkan permasalahannya di hadapan Allah, sebab hanya pada Dia yang berdaulat ada pengharapan sejati (14, 19). Motivasi yang mendorong dia untuk terlepas dari segala ancaman bukan semata-mata untuk kebahagiaan dirinya dan rakyatnya, melainkan agar kedaulatan Allah yang sudah ia akui, diakui juga oleh bangsa-bangsa lain (19). Berkat yang ia terima akan menjadi saluran berkat bagi orang lain. Karena ia telah dan selalu mengakui kedaulatan Allah dalam setiap kehidupannya, maka Allah berkenan `membayar' dia dengan harga yang sangat mahal yaitu keselamatan bagi dirinya dan kerajaannya (35-37). Renungkan: Anda tidak akan pernah dapat mengatur apa yang akan Allah lakukan untuk menolong Anda ketika Anda mengakui kedaulatan-Nya dan mempercayakan diri Anda kepada-Nya. Yang hanya dapat Anda lakukan adalah tetaplah yakin bahwa Allah akan membayar Anda dengan mahal yaitu Ia dapat dan akan menolong Anda. |
(0.10611835283019) | (2Raj 20:1) |
(sh: Doa bukanlah kartu ATM (Kamis, 13 Juli 2000)) Doa bukanlah kartu ATMDoa bukanlah kartu ATM. Di dalam salah satu acara mimbar agama kristen di televisi swasta, diperlihatkan bertumpuk-tumpuk surat doa yang dikirimkan oleh Kristen dari seluruh Indonesia. Di sana pun diperlihatkan para hamba Tuhan yang sedang berdoa untuk pengirim surat doa tersebut dengan cara menumpangkan tangannya pada tumpukan-tumpukan surat doa. Peristiwa itu secara sepintas akan membuat kita bersukacita dan bersyukur. Sebab nampaknya surat doa itu mendemonstrasikan bahwa Kristen Indonesia bergantung kepada Allah dan mempunyai kehidupan yang berpusat pada doa. Apakah benar demikian? Tidak mungkinkah ada motivasi dan kepercayaan lain yang salah yang menjadi dasar bertumpuknya surat doa tersebut? Kita memang tidak boleh mencurigai aktivitas rohani yang dilakukan oleh saudara-saudara kita seiman. Namun kita perlu waspada jangan sampai saudara-saudara kita atau bahkan kita sendiri terjerumus ke dalam pemahaman iman yang salah, khususnya tentang doa. Untuk itu kita perlu meneladani bagaimana Hizkia berdoa ketika dia sakit keras dan hampir mati. Dia tidak merasa mempunyai hak untuk mendapatkan pahala dari kehidupan salehnya atau bahkan dari doanya. Namun orang saleh seperti Hizkia mempunyai hak untuk memohon anugerah Allah (2-3). Kalau pun dia akhirnya disembuhkan oleh Allah, ini tidak berarti bahwa Hizkia juga mempunyai hak secara otomatis untuk mendapatkan kesembuhan atau pun berkat Allah lainnya. Kata 'Aku akan' (5) menegaskan bahwa Allah adalah Allah yang berdaulat. Kesembuhan yang dialami oleh Hizkia bergantung kepada 'Aku akan' bukannya aku ingin atau aku butuh. Hizkia dan pahlawan iman lainnya yang ada di dalam Alkitab memahami hal ini dan tidak lancang terhadap anugerah Allah. Walaupun demikian iman tetap harus dimiliki oleh anak-anak-Nya. Setelah mendengarkan pemberitaan Yesaya, Hizkia bertanya apa yang akan menjadi tanda. Pertanyaan ini mengungkapkan iman dan bukan keraguan. Renungkan: Doa bukanlah kartu ATM, Allah bukanlah mesin ATM, dan iman bukanlah nomor pin yang dibutuhkan. Pemahaman ini sangat berbahaya sebab membatasi Allah yang berdaulat dan berkuasa penuh. Jika kita berjalan dalam iman bersama Allah dan setia kepada-Nya, kita berhak untuk berharap bahwa doa kita akan dikabulkan. |
(0.10611835283019) | (2Raj 23:21) |
(sh: Bukan tukang sulap tapi komitmen (Selasa, 18 Juli 2000)) Bukan tukang sulap tapi komitmenBukan tukang sulap tapi komitmen. Akhir-akhir ini Presiden Gus Dur banyak dikritik dan dikecam para pengamat maupun kaum awam. Alasannya, sudah 6 bulan lebih menjadi presiden, namun beliau dinilai belum mampu memperlihatkan hasil kerja yang bagus. Ekonomi masih terus terpuruk. Situasi sosial dan politik masih belum stabil karena di beberapa daerah masih sering terjadi kerusuhan yang bermuatan SARA. Secara singkat Gus Dur dinilai kurang berhasil menghantarkan bangsa Indonesia menuju pembaharuan total. Yosia, selama 13 tahun (22:1-2) berusaha keras memperbaiki masyarakat Yehuda yang sudah dirusak oleh Manasye selama 55 tahun. Apakah dia berhasil? Tidak! Kehadirannya terlambat. Dia tidak berhasil mengubah arah gerak rakyatnya. Padahal ia sudah berusaha keras melakukan segala sesuatu yang dapat ia lakukan. Sebelum menghapuskan segala pemanggil arwah dan pemanggil roh peramal, ia memerintahkan seluruh rakyat untuk merayakan Paskah yang tidak pernah dilakukan lagi selama bertahun-tahun (22). Perayaan Paskah merupakan salah satu perayaan agama orang Yahudi yang paling penting. Di dalam perayaan itu, mereka diingatkan kembali akan identitasnya sebagai umat yang dibebaskan oleh Allah dari perbudakan untuk menjadi umat Allah. Dan sebagai umat Allah mereka mempunyai perjanjian yang khusus dengan-Nya. Jadi pembaharuan yang dilakukan oleh Yosia bukan menjadikan bangsa Yehuda sebuah bangsa dengan arah, tujuan, dan peranan hidupnya yang baru sama sekali. Sebaliknya, ia mengembalikan bangsa Yehuda jauh kembali kepada hakikat dasar keberadaannya. Gambaran sederhana yang dilakukan Yosia adalah ia membongkar, menghancurkan, dan memusnahkan sampah kenajisan yang menggunung pada masyarakat Yehuda. Setelah itu ia melakukan penggalian dan pendongkelan untuk memperlihatkan dan mengingatkan kembali siapa bangsa Yehuda di hadapan Allah. Namun ia tetap gagal. Renungkan: Berkomitmen seperti Yosia sudah cukup bagi gereja untuk berperan dalam pembaharuan bangsa kita. Komitmen ini harus terwujud salah satunya dalam peran serta gereja secara terus-menerus dalam memperbaiki kondisi sosial masyarakat di sekitar gereja itu berada. Allah tidak menuntut gereja untuk berhasil atau bahkan menjadi tukang sulap. Allah hanya menuntut komitmen total dari gereja-Nya. |
(0.10611835283019) | (2Raj 24:8) |
(sh: Hukuman Allah memang mengerikan (Kamis, 20 Juli 2000)) Hukuman Allah memang mengerikanHukuman Allah memang mengerikan. Pernah seorang bertanya di dalam kemarahan dan kebencian yang sudah tak tertahankan melihat kebobrokan moral dan akhlak bangsa kita: "Aku sudah memohon kepada Tuhan berkali-kali, kiranya Ia menjatuhkan hukuman kepada bangsa ini agar mau bertobat. Tapi kenapa Allah belum juga menjatuhkan hukuman-Nya?" Jawabannya adalah Allah, karena kasih-Nya, masih memberikan kesempatan kepada bangsa ini untuk bertobat tanpa harus mengalami penghukuman-Nya. Sebab penghukuman dari Allah sungguh dahsyat dan mengerikan seperti api besar membara yang akan menghanguskan semua yang disentuhnya. Apa yang dialami Yoyakhin merupakan salah satu contoh betapa dahsyat dan ngerinya penghukuman Allah. Yehuda tidak mungkin lepas dari penghukuman yang sudah dinubuatkan. Mereka tidak bisa lari atau menghindar. Perubahan politik internasional yang biasanya mendatangkan keuntungan malah menciptakan penderitaan yang hebat. Mesir yang menindas Yehuda berhasil ditaklukkan oleh Babel. Namun ini tidak membuat Yehuda menjadi bangsa yang merdeka. Seperti kata pepatah 'lepas dari mulut singa, masuk ke mulut buaya'. Lepas dari Mesir, masuk ke cengkeraman Babel. Peristiwa ini membuat Yoyakhin tidak hanya terpaksa lengser dalam waktu yang sangat singkat (8), namun identitasnya juga dihilangkan secara paksa, dari seorang raja menjadi seorang tawanan; dari kedudukan sosial yang tingi kepada seorang yang tidak berstatus sosial sama sekali. Demikian pula ibunya dan para pembesar lainnya. Kehilangan identitas secara paksa merupakan penghinaan yang besar dan memberikan tekanan mental yang berat. Nebukadnezar benar-benar rakus, buas, dan sadis sebab ia tidak hanya menguras seluruh kekayaan Yehuda bahkan juga menutup dan memusnahkan kesempatan Yehuda untuk dapat bangkit membangun perekonomian negrinya, karena hanya orang-orang yang tidak mempunyai keahlian untuk membangun kembali negara Yehuda yang ditinggalkan di tanah Yehuda (13-16). Renungkan: Paparan penghukuman Allah ke atas Yehuda haruslah membuat kita bersyukur bahwa sampai saat ini bangsa kita masih dikasihani oleh-Nya dan mendorong kita untuk terus-menerus menjadi juru-bicara Allah yang menyerukan kebenaran kepada mereka yang sudah bosan mendengarkan kebenaran-Nya. |
(0.10611835283019) | (2Taw 12:1) |
(sh: Sesat ketika membuang Allah dan firman-Nya (Senin, 20 Mei 2002)) Sesat ketika membuang Allah dan firman-NyaSesat ketika membuang Allah dan firman-Nya. Perkara-perkara yang terjadi dalam dunia ini tidak saja tergantung pada hal-hal yang terkait dengan aspek kenyataan tersebut, tetapi ditentukan oleh hal-hal yang lebih dalam. Menang atau kalah perang, jaya atau suram suatu masa pemerintahan, keberuntungan atau kemalangan, tidak hanya disebabkan oleh unsur-unsur politis, militer, alam, dlsb. Peristiwa-peristiwa itu tidak bisa dilepaskan dari kenyataan bahwa Allah mengatur segala sesuatu dan berinteraksi dengan sikap-sikap manusia terhadap-Nya.Dalam peta politik waktu itu, Rehabeam sebenarnya terjepit di antara persaingan sengit kerajaan-kerajaan adidaya zaman itu. Yehuda hanya dijadikan peredam Mesir dari kekuatan yang hendak menyaingi kekuasaan Mesir. Namun, Tawarikh sama sekali tidak melihat aspek politis sebagai hal utama apalagi hakiki. Inti persoalan yang membuat Rehabeam diserbu oleh Sisak, Firaun dinast i keduapuluh dua yang perkasa itu, adalah karena, “Rehabeam beserta seluruh Israel meninggalkan hukum Tuhan” (ayat 1). Karena itu, ketika mereka sadar dan menanggapi peringatan Semaya secara positif, Allah meringankan dampak serangan Sisak (ayat 5-8). Allah tidak statis. Allah yang menyatakan diri dalam Alkitab sebagai kekal dan tidak berubah itu adalah Allah perjanjian. Di dalam sifat diri-Nya yang kekal, Allah teguh setia berpegang pada perjanjian-perjanjian-Nya. Secara sepihak Allah telah berinisiatif menebus umat pilihan-Nya dan mempersekutukan diri dengan umat-Nya itu. Allah kemudian mengundang umat agar taat dan setia kepada-Nya dan firman-Nya. Apabila itu tidak terjadi, maka sesuai perjanjian-Nya Allah akan membuat sisi negatif perjanjian tersebut (kutuk atau hajaran) berlaku atas umat-Nya. Apabila taat dan setia, maka umat Allah akan mengalami sisi positif perjanjian (berkat dan persekutuan). Kebenaran inilah yang kini dialami oleh Rehabeam. Meski ada dalam garis Daud, dan sekalipun rencana Allah tak berubah, namun karena tidak setia, Rehabeam tetap disebut “jahat” (ayat 14). Renungkan: Semua kenyataan hidup dalam segala seginya tidak dapat dilepaskan dari sikap dan ketaatan kita terhadap Tuhan. |
(0.10611835283019) | (Neh 1:1) |
(sh: Nehemia yang peduli dan berdoa (Sabtu, 11 November 2000)) Nehemia yang peduli dan berdoaNehemia yang peduli dan berdoa.
Nehemia mempunyai kedudukan yang enak dan terpandang dalam kerajaan
Persia. Meskipun demikian ketika ia mendengar kabar tentang
situasi dan kondisi Yerusalem, ia sangat sedih dan hancur
hatinya. Reaksi Nehemia ini memperlihatkan kepeduliannya yang
mendalam terhadap keadaan negara dan bangsanya. Ia menangis,
berkabung, berpuasa, dan berdoa.
Zaman ini Kristen tidak lagi menjadi pembangun tembok kota
seperti Nehemia, namun Kristen dapat mempunyai kepedulian bagi
saudara-saudaranya seperti yang dimiliki Nehemia. Bukankah Kesedihan yang mendalam tidak membuat Nehemia frustasi atau apatis. Ketika mendengar kesengsaraan saudara-saudaranya di Yerusalem, langkah pertama dan terpenting yang dilakukan Nehemia adalah berdoa dengan sepenuh hati. Doa baginya adalah modal utama sebelum melakukan tindakan apa pun sebab Ia berdoa kepada Allah yang mampu dan mau menolong umat-Nya (5-6). Ia mampu sebab bukankah Ia adalah Allah semesta langit yang Maha Besar dan Maha Dahsyat? Ia mau sebab Ia adalah Allah yang berpegang pada perjanjian dan kasih setia-Nya. Bagaimana Nehemia berdoa? Ia mengakui dosa-dosa bangsanya dan dirinya sebagai penyebab utama kehancuran Yerusalem. Kemudian ia ingat bahwa Allah telah memilih Yerusalem sebagai tempat dimana nama- Nya akan diam. Ini berarti bahwa kemuliaan Allah berhubungan erat dengan kondisi kota. Yerusalem yang hancur tidak hanya memalukan bangsa yang tinggal namun juga menodai kemuliaan Allah. Ini berarti Nehemia tidak hanya berdoa semata-mata untuk kepentingan saudara-saudaranya tapi juga demi kemuliaan Allah. Ia berdoa dengan sungguh bukan hanya agar diberkati tetapi agar Allah dimuliakan. Inilah doa yang sesuai kehendak-Nya. Renungkan: Kepedulian Nehemia untuk melakukan karya besar bagi umat Allah, dimulai dengan lutut untuk berdoa. Seharusnya pelayanan kita untuk membangun iman jiwa-jiwa yang belum diselamatkan diawali dengan doa. |
(0.10611835283019) | (Est 1:1) |
(sh: Tuhan di tengah dunia sekular (Kamis, 21 Juni 2001)) Tuhan di tengah dunia sekularTuhan di tengah dunia sekular. Pasal pertama Kitab Ester merupakan jendela bagi kita untuk memahami latar belakang sebuah kisah umat Tuhan di tengah dunia sekular pada masa pemerintahan Ahasyweros (485-465 s.M.). Pada saat itu orang-orang Yahudi terbuang, tertawan, dan hidup di bawah hukum dan kekuasaan Media-Persia. Di dalam pembuangan, kehidupan mereka tidak lagi diatur berdasarkan Hukum Taurat Musa yang diterima dari Allah, tetapi dengan segala konsekuensinya mereka harus tunduk kepada hukum Media- Persia yang dibuat dengan sekehendak hati raja, bersifat mutlak, tidak dapat diganggu-gugat ataupun digagalkan. Dengan latar belakang tersebut, maka ada beberapa pertanyaan yang perlu kita pikirkan seperti: dimanakah dan apakah yang dilakukan Tuhan di tengah dunia sekular seperti ini? Apa yang dilakukan Tuhan di balik kekuasaan, kekayaan, wilayah, dan keagungan Ahasyweros yang sedemikian besar (1-8)? Bagaimana Tuhan memelihara umat- Nya di tengah keputusan yang sewenang-wenang dan tidak dapat diganggu-gugat ataupun dibatalkan (9-19). Keseluruhan Kitab Ester memberikan penjelasan kepada kita bahwa di balik kekuasaan Ahasyweros, Tuhan yang tidak nampak, tinggal bersama-sama umat-Nya. Dia tidak berdiam diri, namun Dia mengendalikan situasi. Walaupun Ahasyweros tidak memiliki integritas yang bercirikan hikmat dan prinsip hidup yang mulia (8, 10-12), Tuhan tetap melaksanakan maksud dan rencana-Nya dengan sempurna. Ia mempersiapkan pengangkatan Ester di balik mahkota, kecantikan, pamor, pesta pora, peninggian diri, pemecatan, dan pengucilan Wasti (9-12, 19-22). Tuhan Raja di atas segala raja mengatasi kekuasaan dan kebesaran Ahasyweros, Ia mempersiapkan rencana-Nya dengan sempurna melalui Ahasyweros yang memiliki banyak kelemahan. Keyakinan bahwa Tuhan yang mengatasi kekuasaan pemerintahan ini memberikan penghiburan bagi kita kaum minoritas di Indonesia, yang walaupun tertindas namun dibela oleh Allah. Renungkan: Di tengah dunia yang semakin sekular, jauh dari Allah dan membuat hukum-hukumnya sendiri, seberapa jauhkah Anda menyadari kehadiran dan karya Tuhan dalam hari- hari yang Anda lewati? Temukan Tuhan dalam kehidupan Anda dan berjalanlah bersama-Nya! |
(0.10611835283019) | (Est 8:1) |
(sh: Tuhan di balik sukacita dan sorak-sorai umat-Nya (Kamis, 28 Juni 2001)) Tuhan di balik sukacita dan sorak-sorai umat-NyaTuhan di balik sukacita dan sorak-sorai umat-Nya. Tuhan yang mencintai dan turut merasakan penderitaan umat-Nya membangkitkan pemimpin yang memiliki kepekaan dan kepedulian yang mendalam untuk menyelamatkan umat- Nya, Mordekhai, dan Ester. Mereka adalah pemimpin yang menyadari bahwa sukacita dan kemenangan yang Tuhan berikan, bukan hanya ditujukan bagi kepuasan diri mereka, tetapi sekaligus merupakan suatu panggilan untuk menjadi berkat yang mendatangkan keselamatan bagi bangsanya dan penghukuman bagi Amalek. Tuhan meninggikan Ester gadis malang yang menjadi ratu, mendapat kasih yang berlimpah-limpah dan dicintai banyak orang (2:15, 17), hidup tentram dalam istana dan tidak kekurangan suatu apa pun, namun berkali-kali ia mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan orang-orang sebangsanya (5:2; 8:3-6). Tuhan mengangkat Mordekhai yang melolong-lolong dengan nyaring dan pedih, mengoyakkan pakaiannya dan mengenakan kain kabung serta abu di atas kepalanya (4:1) menjadi seseorang yang keluar dari hadapan raja memakai pakaian kerajaan dengan tajuk emas yang mengagumkan (15). Ia dulu ditindas melalui cincin meterai raja, kini menyelamatkan rakyatnya dengan cincin meterai raja (9- 14). Melalui pemimpin seperti inilah Tuhan mengubahkan kegentaran dan ratap tangis di bawah kekuasaan Haman menjadi tempik sorak-sorai di bawah kekuasaan Mordekhai (3:15; 8:15), sehingga mereka yang dulu tertekan, menderita, tersingkir, dan terhina, kini mendapatkan kelapangan hati, sukacita, kegirangan, dan kehormatan (16). Dulu mereka menyembunyikan identitas dirinya, kini banyak orang dari bangsa-bangsa lain mengaku dirinya Yahudi (17). Tuhan Raja segala raja mengubah ratap tangis umat-Nya menjadi sukacita. Inilah sukacita kita di tengah ratap tangis bangsa "melalui kemenangan orang benar, Tuhan akan membangkitkan semangat umat- Nya" Renungkan: Apakah Anda memiliki iman dan pengharapan kepada Allah yang mengubah ratap tangis menjadi sukacita? Bagaimana Anda berespons terhadap kemenangan dan sukacita yang sudah Tuhan berikan, bukan berdasarkan kemenangan secara fisik namun memandang kepada Dia yang memungkinkan kemenangan itu terjadi? Sadari dan akuilah bahwa Dia ada di balik sorak-sorai dan sukacita umat- Nya. |
(0.10611835283019) | (Mzm 6:1) |
(sh: Iman dalam pergumulan (Jumat, 17 Maret 2000)) Iman dalam pergumulanIman dalam pergumulan. Sebuah pertanyaan yang berawal dengan kata "mengapa" mungkin akan muncul di benak kita, apabila kita mendengar kesaksian seorang Kristen yang begitu saleh dan takut akan Tuhan, mengalami berbagai kemelut dan bencana dalam kehidupan imannya. Sebuah keluarga yang begitu setia beribadah dan hidup melayani Tuhan, tiba-tiba harus kehilangan anak satu- satunya karena menjadi korban pembunuhan, ketika terjadi perampokan di rumahnya. Beberapa bulan kemudian, suami dari ibu yang telah kehilangan anak satu-satunya ini pun terkena PHK. Betapa pedih dan memilukan hati tragedi kehilangan anak satu- satunya, ditambah lagi dengan kehilangan pekerjaan. Sepertinya tidak satu hal pun yang dapat mengobati luka dan kepedihan hati keluarga ini. Mengapa hal ini menimpa keluarga yang setia dan takut akan Tuhan? Mengapa seolah-olah Tuhan tidak bertindak menolong mereka? Sampai berapa lama keluarga ini harus mengalami pergumulan? Nampaknya pergumulan yang dialami Daud pun demikian berat, sampai seluruh tubuhnya pun terasa sakit dan lemah. Selaras dengan pemahaman PL bahwa penderitaan adalah akibat dari murka Tuhan atas dosa manusia, maka di awal mazmur ini, Daud mengaitkan penderitaan yang dialaminya dengan hukuman, murka, hajaran, dan amarah-Nya. Pemahaman ini terus bertumbuh dengan bertambahnya pengenalan akan Tuhan yang penuh kasih setia, yang akan mendengar doanya dan menyelamatkannya. Bahkan semua musuhnya pun akan mendapat malu dan mundur dari padanya. Tuhan bukan hanya mengizinkan penderitaan sebagai hukuman bagi yang berdosa, namun juga mengizinkan berbagai penderitaan dan pergumulan mewarnai kehidupan Kristen yang setia, saleh, dan hidup takut akan Tuhan. Penghayatan makna pembentukan-Nya bukan dari kesuksesan dan kelancaran hidup yang senantiasa diwarnai dengan kesenangan. Justru sebaliknya terlebih banyak Kristen belajar makna pembentukan-Nya melalui berbagai pergumulan yang seringkali membawa duka pada awalnya, namun membawa sukacita di hari kemenangan. Renungkan: Tuhan menghargai setiap doa ungkapan pergumul-an yang dinaikkan dengan tulus hati dan bukan dengan motivasi pemberontakan. Teladanilah Daud yang pada akhirnya mengerti makna pergumulan yang berbuahkan iman dan pengharapan di dalam Tuhan. |
(0.10611835283019) | (Mzm 10:1) |
(sh: Milikilah 2 jenis mata (Senin, 8 Januari 2001)) Milikilah 2 jenis mataMilikilah 2 jenis mata. Pertanyaan yang diungkapkan oleh pemazmur dalam ayat 1 merupakan pertanyaan yang wajar diutarakan oleh orang yang gemas dan cemas ketika menyaksikan merajalelanya orang-orang fasik. Dikatakan wajar karena paling tidak itulah fakta yang dirasakan dan dilihat oleh pemazmur. Betapa tidak gemas dan cemas bila banyak orang ditindas dan diperdaya tanpa ada yang membela; orang fasik menista Allah tanpa ada hukuman; mereka mengingkari Allah sebagai hakim tanpa ada tindakan dari Allah; segala yang mereka perbuat berhasil; nyawa sesamanya tidak ada artinya; dan sekali lagi Allah tetap diam karena mereka tetap dapat hidup dengan sejahtera dan tanpa mengalami penghukuman apa pun (ayat 2-11). Memang bila dilihat dengan mata jasmani mereka yang melakukan segala kejahatan nampaknya tetap dapat menikmati hidup dengan enak tanpa ancaman hukuman. Namun apakah faktanya demikian? Apakah mereka yang melakukan kejahatan benar-benar terbebas dari penghukuman Allah.Tidak! Pemazmur melihat fakta yang terjadi tidak hanya dengan mata jasmani, tetapi juga dengan mata iman. Ia melihat bahwa Allah melihat kesusahan dan sakit hati, sehingga Ia mengambilnya ke dalam tangan-Nya sendiri, artinya Ia akan mengambil alih kesusahan dan sakit yang dialami oleh umat-Nya (ayat 14). Ia juga melihat bahwa Tuhanlah Raja. Ialah yang berkuasa untuk selama-lamanya dan bukan orang fasik, sebab mereka nantinya akan lenyap dari hadapan-Nya (ayat 16). Pemazmur juga mampu melihat bahwa Allah mendengarkan orang yang tertindas dan menguatkan hati mereka (ayat 17) serta memberi keadilan kepada mereka yang membutuhkan (ayat 18). Bagaimana mungkin pemazmur dapat mempunyai 2 jenis mata? Ia adalah orang yang dekat dengan Allah. Hal ini dibuktikan dengan pertama, keterbukaan dan keberanian dia untuk mengungkapkan kebingungannya (ayat 1). Kedua kegemasan dia bukan hanya berorientasi kepada kepentingan manusia, namun juga kemuliaan dan kehormatan Allah (ayat 3-4, 11) atau dengan kata lain ia mempunyai semangat untuk membela Allah. Renungkan: Kristen harus terus mengembangkan persekutuan pribadinya dengan Allah agar dapat memiliki 2 jenis mata. Kondisi bangsa kita mirip dengan yang dikeluhkan pemazmur. Karena itu dengan memiliki 2 jenis mata kita dapat terus bertahan dalam iman. |
(0.10611835283019) | (Mzm 11:1) |
(sh: Jangan turuti sembarang nasihat (Selasa, 9 Januari 2001)) Jangan turuti sembarang nasihatJangan turuti sembarang nasihat. Bila kita baca sepintas mazmur ini, kita akan mendapatkan kesan bahwa pemazmur sangat sombong dan tidak mau menghargai nasihat orang lain yang memperhatikan dirinya. Namun bila kita merenungkan dengan seksama, pemazmur bukanlah sombong ataupun meremehkan nasihat orang lain, tetapi pemazmur dapat melihat motivasi dan prinsip yang tersembunyi di balik nasihat yang ia terima. Ketika ia berlindung pada Tuhan, ia dinasihatkan untuk terbang ke gunung seperti burung. Artinya Tuhan digantikan dengan gunung sedangkan kemampuan Tuhan untuk melindungi digantikan dengan kemampuan pemazmur untuk terbang. Arti lebih jauh lagi adalah jangan bersandar kepada Tuhan namun bersandarlah kepada kemampuan diri sendiri dan kekuatan-kekuatan lain yang nampak seperti kekayaan yang kita miliki. Keraguan kepada Tuhan lebih ditiupkan lewat pemaparan betapa dahsyat dan dekatnya bahaya yang akan menyerang pemazmur (ayat 2). Pemazmur dengan tegas menolak nasihat yang berlandaskan prinsip-prinsip yang salah. Ia berlindung kepada Tuhan sebab di sanalah dasar- dasar kehidupan orang percaya. Apa saja dasar- dasar kehidupan itu? Allah ada dan bukan sekadar ada, tetapi Ia berkuasa (ayat 4a). Ia mengamati dan menguji apa yang dilakukan setiap manusia (ayat 4b-5). Ia bukan Allah yang tidak memperdulikan kehidupan manusia, karena Ia adalah Allah yang kudus maka Ia membenci orang-orang yang berdosa (ayat 5b), menghukum mereka, dan menghancurkan apa pun yang dimiliki (ayat 6). Orang benar akan memandang wajah-Nya dan mendapatkan kasih Allah (ayat 7). Dasar-dasar inilah yang memampukan orang benar untuk tetap bertahan walau serangan begitu dahsyat. Dasar- dasar ini sangat kokoh sedangkan kemampuan dan kekuatan yang dimiliki manusia sangat labil. Dasar- dasar ini juga meyakinkan pemazmur bahwa kesulitan dan penderitaan bukanlah akhir dari segala- galanya, sebab akhir dari segala-galanya adalah ketika ia dapat memandang wajah-Nya dan penghakiman orang fasik dijatuhkan. Renungkan: Karena itu ketika kita sedang menghadapi masalah dan penderitaan, waspadalah ketika ada orang yang memberikan nasihat, sebab iblis mungkin dapat menggunakan orang itu untuk menggoyahkan kepercayaan kita. |