Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 961 - 980 dari 3108 ayat untuk sendiri [Pencarian Tepat] (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.20838526315789) (Mzm 16:1) (ende)

Mazmur ini menentang pertjampuran agama benar dengan agama kafir oleh umat Israil. Pengarang menitikberatkan, bahwa Jahwe mentjukupi dan berhala2 mendatangkan tjelaka (Maz 16:2-4). Ia sendiri melekat pada Jahwe satu2nja (Maz 16:5-8) dan padaNja ia menaruh kepertjajaannja (Maz 16:9-11). Rupanja mazmur ini sudah berpikir akan kehidupan sesudah mati, malahan akan kebangkitan badan (Maz 16:10-11).

(0.20838526315789) (Mzm 32:1) (ende)

Lagu tobat ini diutjapkan seorang jang dosanja telah diampuni (Maz 32:1-2). Pengarang memberitahukan pengalamannja sendiri dibidang ini (Maz 32:3-7) dan menarik kesimpulan: orang tidak boleh keras kepala, melainkan harus mengindahkan suara Tuhan (Maz 32:8-11).

(0.20838526315789) (Mzm 69:1) (ende)

Mazmur ini dalam Perdjandjian Baru dianggap sebagai terpenuhi dalam diri Kristus. Ia terdiri atas tiga bagian. Bagian pertama adalah lagu ratap seseorang jang dianiaja musuh tanpa alasan, hingga hampir putus harapannja. Kesesakan dilukiskan dengan bahasa kiasan dan penghebat (Maz 69:2-7). Lalu seorang jang bertakwa mengeluh oleh karena dihinakan karena kesalehannja ditengah bangsanja sendiri. Namun ia berharap kepada Jahwe sepenuh2nja (Maz 69:8-30). Achirnja terdapat suatu lagu pudjian dan sjukur umat Israil (Maz 69:30-36).

(0.20838526315789) (Mzm 91:1) (ende)

Dengan bahasa kiasan dan penghebat lagu kebidjaksanaan ini menggambarkan bagaimana Allah melindungi mursjidNja terhadap semua bentjana,penjakit, perang, kaum pendjahat dsb, djuga dengan perantaraan malaekat2Nja (Maz 91:2-13). Allah sendiri berdjandji, bahwa Ia akan memberkati dan melindungi orang jang pertjaja padaNja (Maz 91:14-16). Dan demikian dibenarkanlah suatu asas dan kebenaran umum, jakni: Allah melindungi orang jang berharap kepadaNja (Maz 91:1,2).

(0.20838526315789) (Mzm 92:1) (ende)

Sesudah adjakan hendak memuliakan Jahwe (Maz 92:2-4), keadilan Allah dilukiskan dalam hal menghukum kaum djahat jang untuk sementara waktu sadja bersedjahtera (Maz 92:8-10). Dan nasib jang adil itu menggembirakan kaum djudjur, jang diberkati Jahwe akan kemuliaanNja sendiri (Maz 92:4,10-15). Melulu orang2 bodoh tiada melihat penjelenggaraan Allah jang adjaib itu (Maz 92:6-7).

(0.20838526315789) (Mzm 101:1) (ende)

Lagu ini, jang ditaruh dalam mulut seorang radja, memberi arti pemerintah jang di-tjita2kan. Radja sendiri melaksanakan kehidupan sutji dan memuliakan Allah (Maz 101:1-3); dalam pemerintahannja ia mendjauhkan penasihat2 jang pintar-busuk (Maz 101:3-5), dan ia akan memilih se-mata2 orang jang bertakwa sebagai isi istananja (Maz 101:6); lagi pula dalam pengadilannja ia akan menghukum semua orang djahat (Maz 101:7-8).

(0.20838526315789) (Mzm 138:1) (ende)

Doa ini diutjapkan orang dalam Bait-Allah dimuka umum sebagai sjukurnja, oleh karena ia telah diselamatkan oleh Jahwe dari salah satu bentjana (Maz 139:1-3).

Ia berharap, bahwasanja pertolongan tadi akan mendjadi alasan untuk radja2 asing (ia sendiri djuga radja?) hendaknja mengakui Jahwe sebagai Allahnja (Maz 139:4-6). Lagu pula ia pertjaja dan berharap, bahwa Jahwe terus akan menolongnja (Maz 139:7-8).

(0.20838526315789) (Mzm 140:1) (ende)

Lagu ratap ini diutjapkan seorang djudjur sangat dianiaja orang2 sebangsa (Maz 140:2-4,6). Penuh kepertjajaan ia menghadap Allah akan pertolongan (Maz 140:5,7-9,13) dan bermohon, agar musuh2nja dihukum dengan keras sekedar kedjahatannja sendiri, menurut hukum pembalasan (Maz 140:10-12).

Mazmur ini menjerupai Maz 64:1-10;69:1-36;142:1-7.

(0.20838526315789) (Mzm 142:1) (ende)

Lagu ratap ini adalah seruan seorang malang (tawanan? Maz 142:7) kepada Jahwe (Maz 142:2-3). Ia melukiskan ketjederaan musuh2nja dan keputus-asaannja sendiri (Maz 142:4-5). Namun ia pertjaja pada Allah (Maz 142:6-7) dan berharap ia akan dibebaskanNja (Maz 142:6-7a). Ia berdjandji akan bersjukur dimuka umum atas pertolongan itu (Maz 142:7).

(0.20838526315789) (Mzm 149:1) (ende)

Mazmur ini merupakan suatu lagu sjukur, jang dilagukan umat dalam ibadat jang merajakan suatu kemenangan dalam perang. Sesudah undangan (Maz 149:1-3) diberitahukannja, bahwa Allah telah menganugerahkan kemenangan (Maz 149:4-5). Akan tetapi Israil harus berdjuang terus untuk mengalahkan semua musuhnja selaku pesuruh pembalasan Jahwe dan akan kemuliaannja sendiri (Maz 149:6). apatah bagian terachir ini memaksudkan pengadilan jang terachir atau tidaknja tiada djelas.

(0.20838526315789) (Kid 8:5) (ende)

Disini dilukiskan keadaan terachir dimasa depan. Tuhan dan Israil jang pulang, bersatu sama sekali(Kid 8:5). Allah sendiri dinegeri Israil, dimana umatNja dahulu lahir (ibumu mengandung engkau), membangunkannja dari kelembikan dan kelalaiannja(Kid 8:5). Selandjutnja Israil akan sedia dan setia sama sekali dan takkan murtad lagi (meterai atas dada dan lengan). Tjintakasih Tuhanlah mahakuasa dan dapat mengatasi semua kesulitan untuk merebut mempelaiNja dan mengachiri semua kesesakan (Kid 6-7b).

(0.20838526315789) (Yes 43:8) (ende)

Kurang djelas apakah ajat ini harus digandingkan dengan ajat 9(Yes 43:9) atau dengan ajat 7(Yes 43:7). Kami menerima sadja jang pertama. Maka artinja: Israil harus ikut serta dalam rapat bangsa2 itu untuk menjaksikan kebesaran Allah dihadapan dewata kafir. Demikian Israil jang hingga kini buta, akan melihat dengan mata kepala sendiri serta mendengar. Kebesaran Allah chususnja njata dalam sampainja nubuat2 dari dahulukala.

(0.20838526315789) (Yer 35:1) (ende)

Peristiwa ini agaknja terdjadi waktu pemerintahan Jojakim. Nebukadnezar sendiri belum muntjul,tapi ia sudah mengirim pelbagai gerombolan perampok dari bangsa2 tetangga dan djuga suatu tentara Babel jang bergabung dengan mereka. Kaum Rekab lari mengungsi kedalam kota berbenteng Jerusjalem. Kaum Rekab itu ialah sekelompok orang (marga), jang menganggap suatu tjara hidup sederhana dan miskin seperti setengah badui, sebagai suatu tjita dan mereka tidak menerima kebudajaan kota dan hidup tetap.

(0.20838526315789) (Rat 1:1) (ende)

RATAPAN

PENDAHULUAN

Untuk kitab sutji, jang terdjemahannja kami sadjikan ini, dipilih nama "Lagu2 Ratap", sebagai terdjemahan nama Latin "Lamentationes" dan nama Junani "Threnoi". Dalam Kitab sutji Hibrani kitab itu tidak mempunjai nama sendiri dan disebut dengan kata permulaan teksnja, jaitu "ekah"(Aduh), seperti djuga kelima kitab Musa dinamakan menurut kata permulaannja. Namun demikianlah orang2 Jahudipun mengenal nama jang lain, jakni "Qinot", jang artinja djuga "Lagu Ratap". Tetapi nama ini kiranja dari waktu belakangan.

Namun "Lagu Ratap" itu dipilih karena dan sesuai sepenuhnja dengan isi kelima lagu, jang dikumpulkan dalam kitab tersebut. Sebab memang adalah "Lagu2 dukatjita", paling tidak dalam garis besarnja. Dewasa ini orangmembedakan 'lagu2 perkabungan' dan "lagu2 ratap". Dalam lagu perkabungan dilagukan kematian seseorang dan lagu2 matjam ini termasuk dalam upatjara penguburan. Didalamnja kebadjikan2 orang jang mati dipudji dan disesalkan kepergianja, jang dipandang sebagai achir jang definitif. Didalamnja tidak diutjapkan doa dan tidak terdengar harapan akan hidup lain yang lebih baik. Karena itu lagu2 perkabungan itu sedikit sekali atau se-kali2 tidak bertjorak keigamaan. Mula2 dimasudkan untuk orang2 tertentu, tetapi kemudian lagu2 perkabungan itu dialihkan kepada keruntuhan sesuatu bangsa atau kota, jang dengan sendirinja lalu diperorangkan. Kitab Sutji memelihara beberapa lagu perkabungan dari Israil djaman kuno (II Sjem. 1,18-17;3,33-34;JS 23,1-14;Jr 22,18). Nabi2 kadang menggunakan djenis kesusasteraan ini sebagai sindiran terhadap bangsa2 asing (Amos 5,2; Js. 14,4- 21; Jr.23,1-2; Jehesk. 26,15-16). Lagu2 ratap, entah perseorangan entah kolektif, mempunja tjorak lain. Didalam dilagukan malapetaka pribadi atau kolektif (sakit, kekalahan dalam perang dan sebagainja), dan lagu2 tersebut merupakan suatu doa kepada Allah didalam kesesakan. Dalam doa tersebut dikemukakan segala alasan, untuk mendesak Tuhan kepada belaskasihan dan pertolongan. Djadi, lagu2 tersebut mempunjai tjorak keigamaan jang lebih kuat daripada lagu2 perkabungan. Malapetaka, jang menimpa diri si penjanji (atau masjarakat), dilukiskan sedikit banjak setjara pandjang dengan rumus2 jang lazim. Karena itu sering sulitlah menentukan, dalam kesesakan mana si penjanji berada. Kitab Sutji, chususnja kitab mazmur, memelihara sedjumlah lagu2 ratap jang individuil dan kolektif. Dalam kitab "Lagu2 Ratap", kedua sastera itu bertjampur-aduk. Djelaslah, bahwa 1.2.4 adalah lagu perkabungan jangsesungguhnja tentang kehantjuran Jerusjalem, tetapi toh bertjampur dengan motif lagu ratap dan bertjorak keigamaan. Lagu 3 dan 5 lebih mirip lagu ratap, jang kolektif dalam 5 dan individuil dalam 3, walaupun dalam lagu 3 pun objeknja adalah suatu kolektivitas.

Kelima lagu kitab itu dituang dalam bentuk jang chas. Sebab semuanja lebih kurang mengambil abdjad Hibrani sebagai dasar, walaupun masing2 agak lain bentuknja. Lagu 1-4 adalah apa jang disebut acrosticon. Artinja sandjak itu dibuat menurut abdjad begitu rupa, sehingga tiap2 bagian dimulai dengan huruf berikutnja dalam abdjad. Lagu pertama dan kedua bersesuai dalam hal ini, bahwasanja tiap2 bait terdiri atas tiga baris, dimulai dengan huruf berikutnja dari abdjad, tetapi baris kedua dan ketiga dalam tiap2 bait dimulai dengan huruf apapun. Perbedaan ketjil antara kedua lagu itu ialah bahwa urutan huruf abdjad tidaklah sama, jakni 'ain-pe dan pe-'ain. Lagu keempat sama susunannja dengan lagu kedua, tetapi dalam lagu keempat tiap2 huruf abdjad hanja mendapat dua baris. Dalam lagu ketiga alfabetisme didjalankan palingdjauh. Sebab dalam lagu ketiga bukan hanja tiap2 bait sadja dimulai dengan huruf berikutnja, tetapi tiap2 baitpun mengulang huruf jang sama sampai tiga kali sebagai permulaan tiap2 baris. Dalam Kitab Sutji, chususnja dalam kitab mazmur (9.10.25.34.37.111.112.119.145), tetapi djuga dalam kitab2 lainnja (Ams. 31,20- 31; Nah. 1,2-8) terdapatlah ber-ulang2 bentuk puitis itu. Bentuk tersebut barangkali terdjadi sebagai suatu alat untuk ingatan, tetapi akibatnja sandjak2 itu sedikit banjak memberikan kesan di-buat dan si penjair sering kehilangan kebebasannja, hal mana membuat djalan pikirannja kaku dan kurang lantjar. Namun demikian ber-lebih2anlah mengatakan, bahwa acrostison itu adalah gedjala kemerosotan. Jang kelima dari Lagu2 Ratap adalah jang paling lemah dalam bentuk abdjadnja. Dari acrosticon hanja tinggal ini, bahwa sandjak itu terdiri atas sedjumlah baris jang sama banjaknja dengan huruf abdjad Hibrani

Dalam Kitab Sutji Hibrani Lagu2 ratap tertera dalam apa jang disebut "megillot", atau lima gulungan; jaitu tulisan2 ketjil (Rut, Ester, Pengch. Md.Ag.,Lg.Rt),jang dibatjakan pada perajaan2 tertentu didalam synagoga. Lagu2 Ratap diuntukkan hari puasa, guna memperingati djatuhnja Jerusjalem, tanggal 9 Ab (Agustus). Alasan liturgis itu agaknja alasan satu2nja jang sesungguhnja,jang menentukan tempatnja sekarang didalam kanon. Daripadanja tidak dapat ditarik kesimpulan satupun berkenaan dengan kitab itu sendiri. Dalam terdjemahan Junani dan Latin oleh karenanja djuga mendapat tempat jang berlainan sama sekali, jaitu dipertalikan dengan kitab Jeremia. Perbedaan jang tak begitu penting ialah, bahwa dalam terdjemahan Junani kitab itu terpisah dari kitab Jeremia oleh kitab Baruch, sednagkan dalam terdjemahan Latin tempatnja segera sesudah kitab Jeremia dan diikuti kitab Baruch tetapi gandingan antara Lagu2 Ratap dan Jeremia adalah begitu eratnja. sehingga pengarang2 Kristen Kuno sering mengutipnja dengan nama Jeremia sebagai sebagian dari kitabnja. Ada puloa saksi2 lama, jang mengatakan, bahwa kitab itu pada orang2 Jahudi mula2 termasuk pula dalam kitab Jeremia atau se-tidak2nja sangat erat gandingannja dengannja. Tempatnja jangsekarang didalam Kitab Sutji Hibrani agaknja bukan jang paling kuno.

Lama orang menerima begitu sadja, bahwa Jeremia adalah pengarang kitab itu. Baru dalam abad ke 18 orang mulai menjangsikannja, kesangsian itu achirnja mendjadi umum. Dalam naskah2 terdjemahan Junani kitab itu dengan tegas disebut dengan nama Jeremia, sebagaimana djuga halnja dalam naskah2 terdjemahan Latin. namun demikian, djudul kitab tersebut, walaupun dari djaman kuno dansuatu terdjemahan dari bahasa Hibrani, tidak aseli djuga dalam terdjemahan Junani. Terdjemahan2 Kuno lainnja tidak mengenal djudul itu dan djuga dalam teks Latin Vulgata tidaklah terdapat dalam sebuah naskah dari djaman kuno. Pengarang2 kuno umumnja mengikuti tradisi tersebut. Tetapi tradisi itu agaknja melulu berdasarkan suatu tafsir Jahudi mengenai IITwr. 35,25, dalam mana disebutkan, bahwa Jeremia mengarang sebuah lagu ratap pada waktu gugurnja josjijahu dalam pertempuran di Megido. Orang mempertalikan Lag.Rt.4,20 denganitu dan demikian timbullah anggapan, bahwa Lagu2 Ratap ditulis oleh nabi Jeremia. Dasar anggapan tersebut adalah sangat sempit dan pastilah tidak tjukup untuk membuktikan,bahwa Jeremia sungguh pengarang kitab itu. Anggapan itu memang dapat dipahami Sebab Lagu2 ratap adalah sedjalan seluruhnja dengan nubuat2 Jeremia; dan apabila orng mesti mentjari nama untuk kumpulan ta-bernama dari lagu2 sematjam itu, maka nama Jeremia adalah serasi. Tetapi betapapun djua mudah dimengerti, namun dengan itu bukti belumlah diberikan, dan oleh karenanja djuga tidak sedikitlah keberatan, jangdikemukakan terhadap tradisi jang ber-abad2 lamanja itu. Ditundjukkanlah, bahwa Kitab Sutji Hibrani tidak mengatakan kitab itu dari Jeremia asalnja, hal mana tentunja akan terdjadji apabila ahli2 Jahudi, jang telah memberikan urutannja jang sekarang mengetahui barang sedikit tentang hal itu. Tetapi argumen itu tidak membuktikan banjak. Sebab djika menurut aselinja Lagu2 ratap itu adalah sematjam lampiran pada kitab Jeremia dan baru kemudian terpisah daripadanja karena alasan2 praktis, maka kiranja akan dipahami pula, bahwa ahli2 itu tidak memandang ahli2 itu tidak memandang perlu untuk menjebutkan dengan tegas, bahwa lagu2 itu dari Jeremia asalnja. Mereka dapat memandang hal itu sudah dikenal umum. Selandjutnja dikemukakan pula bahasa, jang digunakan dalam kitab itu. bahasanja betul memperlihatkan suatu kemiripan dengan bahasa Jeremia, tetapi sebaliknja djuga perbedaan jangmenjook dengan bahasa nabi tersebut, diiringi dengan suatu kesamaan dengan bahasa Jeheskiel, dan menggunakan bagian kedua Jesaja. Tambahan pula ada kesamaan dengan kitab2 lainnja dari Kitab Sutji (3,6: Mzm 143,2-3,15: Ijob 9,19;3,17:Mam 88,15,3,37:Mzm 33,9; 1,10: Ul 23,3). Dikemukakan pula pertentangan dalam hal gagasan antara Jeremia dan Lg.Rt.(4,20, jang menjebutkan Sedekia tidaklah sesuai dengan pandangan Jeremia tentang radja tersebut.Jr.22,13-38'37,17-18;dan 4,17 sukarlah ditjotjokkan dengan Jer. 37,7- 8;2,9 pun tidak tjotjok dengan Jr. 42,4-5; lagi 5,7 tidak sesuai dengan Jr.31,29). Karena alasan2 itumaka kebanjakan ahli dewasa ini berpendapat bahwa bukan Jeremialah pengarang kitab itu tetapi orang lain. namun ada djuga beberapa ahli, jang mengukuhi pendapat, bahwa soal itu belum terputuskan, dan malah sadja terbuka kemungkinan, bahwa Jeremia adalah pengarangnja, walaupun hal itu tidak dapat dibuktikan.

Djika bukan jeremia pengarang kitab itu, siapakah gerangan pengarangnja? Ada ahli, jang mengatakan lagu2 itu dikarang oleh pelbagai pengarang jang anonim. Kata mereka, kesemunja itu dsatukan karena lagu2 itu memperbintangkan tjema jang sama, bukan karena sama pengarangnja. Argumen2 jang dikemukakan, tidak begitu mejakinkan. Karena itu ahli lain berpegang teguh pada satu pengarang. Argumen2 jangdikemukaan oleh para pendukung pendapat tersebut pada hemat kami lebih kuat daripada argumen2 dari pendapat pertama, jang mengira harus menerima panjair tersendiri untuk tiap2 lagu. Hanja mengenai lagu 1 dan lagu 5 kiranja harus diterima, bahwa itu ditulis oleh pengarang lain. Adapun sebabnja maka lagu pertama dipisahkan dari lagu2 lainnja terutama ialah bahwa dalam lagu pertama digunakan urutan lain mengenai huruf Hibrani. Lagu kelima berlainan tjorakknja dengan jang lain2 begitu rupa, sehingga sukarlah berasal dari penjair jang sama. Sebab lagu kelima lebih merupakan suatu doa liturgis daripada lagu ratap.

Oleh karena semu lagu itu dan tjaranja tehme itu diperbintjangkan, haruslah semuanja itu terdjadi sebelum achir pembuangan, sebelum th. 538. Sebab lagu2 itu mengenai kehantjuran Jerusjalem dankebinasaan baitullah; dan didalam kitab itu tidak terdapat tanda satupun, bahwa hal itu sudah lama lampau. Selandjutnja orangpun sependapat, bahwa lagu2 itu dikarang tidak lama sesudah kedjadian2 itu, djadi tidak lama sesudah 587. Hanja untuk lagu pertama oleh beberapa ahli diadakan keketjualian, sedjauh mereka berpendapat, bahwa lagu tersebut ditjiptakan sebelum perebutan Jerusjalem dalam tahun 587. Dalam lagu tersebut betul disebutkan tentang pembuangan,tapi tidak tentang kehantjuran Jerusjalem. Karena itu kata mereka lagu itu ditulis setelah deportasi setjara besar2an jang pertama dalam tahun 598 dan sebelum 587. Djuga lagu ketiga oleh beberapa ahli hendak ditanggalkan pada tahun jang lain jaitu kemudian daripada lagu 2,4 dan 5. Lagu tersebut kata mereka sangat samar2 dan umum tjoraknja, sehingga agaknja tidak mengingat kedjadian2 konkrit. Lagipula sangat tergantung dari beberapa mazmur (3,9:Mzm 142,3;3,17.55.56: Mzm 88,7.10.15'3,37: Mzm 33,9. Lagu itu baru kemudian ditambahkan kepada kumpulan lagu2 ratap jangsudah ada (lih. keterangan 3,1).

Sukarlah menentukan dimana lagu2 itu dikarang. Beberapa ahli mengira di Babel, sedangkan ahli2 lain mentjari tempat-tinggal si penjair di Mesir (Jeremia). Tetapi lebih mungkinlah tanah asal-usulnja ialah Palestina, jaitu di Jerusjalem sendiri. Sebab disitulah ibadah tetap dilangsungkan ditempat baitullah jang hantjur itu (Jr 41,5). Agaknja di Jerusjalem segera dikenal pula suatu perajaan chusu sebagai peringatan kepada djatuhnja Kota dan hantjurnja baitulah (Zak.7,3;8,17). Lagu ratap serasi sekali dengan liturgi sematjam itu, sehingga Jerusjalem paling besar kemungkinannja sebagai tempat asal-usul lagu2 itu.

Isi keigamaan Lagu2 Ratap memberikan nilainja jang chas dan tetap kepada kitab itu. Tidak dapat tidak njanjian2 jang monoton itu mengingatkan kepada bentjana jang terbesar, jang pernah menimpa umat Allah jang lama. Pemandangan jang menjuedihkan itu dilukiskan dengan pandjang lebar dan kadang2 sampai perkara ketjil jang mengerikan. Tetapi lagu2 itu tidak hanja sampai kesia sadja. Keruntuhan tersebut bukanlah pekerdjaan takdir jang tak dapat dielakkan, jang setjara buta menjerbukan diri kepada bangsa itu. Latarbelakang drama jang mengerikan itu ialah dosa, ketidak-setiaan umat kepada Allahnja (1,5.14.18;3,42;4,6;5,16). Dosa itulah jang dihukum oleh keadilan Allah, karena Allah kan "tidak dengan ichlas hati merendahkan dan merundung" (3,33). Bentjana tersebut adalah suatu pemaklum, baik dari dosa maupun dari keadilan Allah. Ia telah menaruh sedjarah akan kegunaan sifat tersebut. Bukannja salah seorang jang besar, melainkan Allah sendiri memimpin balatentara, jang membasmi Jerusjalem (1,5.12.15;2,1-8.17.22;,3,2-16.38;4,11.16;5,16.21). Bukan pula sesuatu individu sadjalah, jang membangkitkan murka Allah dengan dosanja, melainkan adalah seluruh bangsa, jang berbuat dosa(3,34-36;5,7.16). Namun demikian, malapetaka itu tidaklah dimaksudkan se-mata2 sebagai hukuman, tetapi djuga sebagai djalan untuk bertobat (3,23.40.41;5,22); dan pertobatan itu sendiri adalah suatu kurnia dari Allah jang baik (3,25), milik-pusaka Israil jang tetap (3,24). Karena itu, asal sadja ada keinsjafan telah berbuat dosa dan ada sesal, maka selalu ada harapan pada Allah jang rahim, baik dan mahakuasa. Lahu2 Ratap bukanlah tjontoh bagi keputus-asaan existensialistis, melainkan tjontoh kepertjajaan jang penuh harapan danpengharapan jang pertjaja akanhari depan (3,26-31).

Djika dibatja setjara demikianlah, maka lagu2 ratap itu tetap mempunjai artinja, djuga didalam Perdjadjian Baru. Didalam literatur Katolik lagu2 itu digunakan dalam Pekan Sutji, pada perajaan peringatan wafat Penebus. Inilah bentjana jang terbesar didalam sedjarah dunia; dan memang ada alasan untuk melambungkan lagu dukatjita karena manifestasi jang terhebat dari dosa dan pengadilan. Tetapi karena Allah jang mengadili, maka didalam bentjana terdapatlah bibit kebangkitan dan kehidupan, pendekatan antara Allah dan manusia. Dan djustru karena itulah lagu2 ratap dengan kepertjajaannja penuh harapan itu serasi sekali dengan upatjara2 peringatan akan wafatnja Penebus, jang membawa kehidupan kita. MempelaiNja (Geredja) dapat menjanjikan lagu2 sedih itu sebagai pernjataan tjintakasihnja, tetapi djuga sebagai -permakluman dosa dan pengadilan , jang djuga dikenal oleh mempelai tersebut; namun suatu pengadilan jang merupakan djalan kekebangkitan, ke Paska. djuga mempelai Kristus harus melalui derita sebagai hukuman jang adil, untuk dapat bersukatjita dalam Kehidupan itu.

(0.20838526315789) (Rat 1:5) (ende: seteru2)

ialah bangsa2 tetangga Israil, jang tetap bermusuh dengannja (Moab, Edom, 'Amon) dan jang tidak ditimpa oleh tjelaka itu. Bahwa seteru2nja "selamat" menandaskan keadaan malang Jerusjalem.

(0.20838526315789) (Yeh 38:1) (ende)

Nubuat ini adalah sebangsa perumpamaan jang melukiskan peperangan terachir dari pihak musuh umat Jahwe dan keradjaan Allah. Gog dan negerinja (Magog) adalah tokoh dan tempat dongengan sadja jang memperorangkan segala musuh. Mereka akan menjerang umat Jahwe jang sudah lama hidup dengan aman-sentosa setelah kembali dari pembuangan. djadi nubuat ini tidak mengenai djaman sesudah pembuangan, melainkan djaman terachir. Allah sendiri memimpin musuh itu dalam penjerbuannja, tapi maksud Allah ialah membinasakannja untuk se-lama2nja.

(0.20838526315789) (Dan 7:25) (ende)

Si pengarang menjindir usaha Antiochos IV untuk memaksakan kebudajaan (dan agama) Junani pada orang2 Jahudi serta pengadjaran agama jang menjertai usaha itu. Ia menghapus penanggalan liturgis dan hari2 raya (waktu dan hukum).

(0.20838526315789) (Mi 5:5) (ende)

Ajat2 ini tidak berbitjara tentang al-Masih lagi, tetapi tentang kekalahan Asjur jang datang. Asjur sendiri akan dibinasakan oleh radja2 lain (merumput dengan pedang). Siapa "kita" jang menghadapkan tudjuh radja itu? Mungkin kedua ajat ini mengutip pikiran pemuka2 Jerusjalem jang mengira dapat mengalahkan Asjur. Kalau demikian artinja, maka dalam mulut nabi utjapan itu mendjadi edjekan, jang mau menindas kesembronoan itu.

(0.20838526315789) (Mi 5:10) (ende)

Pada masa depan (bila Israil menang atas musuh2nja) Jahwe akan mengambil segenap dasar kepertjajaan insani, kekuatan militer, ilmu tenung, agama kafir, agar dengan djalan ini mendjadi kentara, bahwa kemenangan dan keselamatan datang dari Jahwe melulu. Allah sendiri jang sebenarnja mengerdjakan semua. Ada ahli jang mentjoret aj. 8(Mik 5:8) dan Mik 5:14, sehingga nubuat itu merupakan serangan atas keburukan Juda.

(0.20838526315789) (Zef 1:7) (ende: keheningan)

segala sesuatu se-akan2 diam didepan Jahwe jang tampil akan pengadilan: Keheningan sutji seperti dalam ibadah.



TIP #23: Gunakan Studi Kamus dengan menggunakan indeks kata atau kotak pencarian. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA