| (0.82235115384615) | (1Sam 9:1) | (jerusalem) Ceritera ini tidak berhubungan dengan yang sebenarnya. Kisah ini berasal dari Rama dan memberi kesan bahwa Saul diurapi menjadi raja di masa mudanya tetapi pengurapannya dirahasiakan sama seperti halnya dengan Daud, 1Sa 9:16. tetapi seorang raja selalu diurapi justru pada waktu ia mengambil alih kekuasaan. Sudah pasti bahwa Saul diurapi, 1Sa 24:7,11; 26:9; 26:9,11,16,23; 2Sa 1:14-15, dan mungkin sekali ia diurapi oleh Samuel. Tetapi hal-ihwal pengurapannya kita tidak mengetahuinya. Seluruh kisah ini berpusatkan Saul. Samuel tampil di dalamnya bukan sebagai hakim melainkan selaku nabi yang secara kebetulan bertemu dengan Saul. Lembaga kerajaan memang dikehendaki Tuhan. Sebab raja pertama dipilih Tuhan sendiri. | 
| (0.82184384615385) | (1Sam 12:7) | 
	    					    					(full: BERHAKIM DI HADAPAN TUHAN.
)  Nas : 1Sam 12:7-18 Samuel menyatakan hati seorang nabi sejati dengan memohon bangsa Israel untuk tetap setia kepada Allah dan perintah-perintah-Nya. Samuel sendiri tetap setia kepada Allah dan maksud-Nya sepanjang hidupnya serta tidak pernah menyimpang dari integritas, tugas, atau amanat pribadi yang semula (ayat 1Sam 12:3-5; 2:35).  | 
	    		
| (0.82184384615385) | (1Sam 12:14) | 
	    					    					(full: TAKUT AKAN TUHAN ... MENDENGARKAN FIRMAN-NYA.
)  Nas : 1Sam 12:14 Samuel menjelaskan bahwa berkat Allah dan kesejahteraan bangsa itu tergantung bukan pada raja, tetapi pada tanggapan mereka yang menghormati dan melayani Allah dengan ketaatan penuh kepada firman perjanjian-Nya (ayat 1Sam 12:24-25).  | 
	    		
| (0.82184384615385) | (1Sam 12:21) | 
	    					    					(full: JANGANLAH MENYIMPANG UNTUK MENGEJAR DEWA KESIA-SIAAN.
)  Nas : 1Sam 12:21 Samuel mengingatkan orang Israel untuk tidak menyembah dewa-dewa yang tidak berdaya; hanya Tuhan Allah yang sanggup memberikan bantuan yang mereka perlukan pada saat-saat krisis. Untuk keterangan lebih lanjut tentang penyembahan berhala, lihat art. SIFAT PENYEMBAHAN BERHALA.  | 
	    		
| (0.82184384615385) | (1Sam 8:1) | (jerusalem) Kisah tentang terbentuknya pemerintahan berupa kerajaan di Israel ini memberitakan sebuah kejadian yang memutuskan perjanjian di Silo sudah hancur dan persatuan bangsa terancam oleh karena tekanan dari pihak orang Filistin semakin menghebat. Dengan mengulang tawaran yang pernah disampaikan kepada Gideon, Hak 8:22 dst, dan percobaan yang diadakan Abimelekh, Hak 9:1 dst, sebagian dari bangsa Israel menurut seorang raja "seperti ada pada bangsa-bangsa lain", padahal sebagian lainnya menentang usul itu karena berpendapat bahwa Tuhan sendiri, satu-satunya Penguasa di Israel, akan membangkitkan pemimpin-pemimpin manakala diperlukan, seperti dahulu diperbuatNya pada zaman para hakim. Tetapi kurang tepat kiranya berkata tentang "Kisah yang berhaluan anti-monarki" (dari kalangan mereka yang melawan lembaga kerajaan), (bab 1Sa 8; 10:17-24; 12)dan tentang "Kisah yang berhaluan monarki" (dari kalangan pendukung lembaga kerajaan), 1Sa 9:1-10:16:11. Memang ada dua macam tradisi yang berasal dari dua tempat kudus. Tetapi kedua tradisi itu sehaluan mengenai peranan kenegaraan dan keagamaan Samuel. Adapun jasa Samuel yang terbesar adalah: Ia memenangkan suatu lembaga kerajaan yang mempertahankan hak-hak Allah atas bangsa Israel. Cita-cita itu tercapai dalam pemerintahan Daud, setelah usaha Saul mengalami kegagalan. Kepercayaan Daud yang luhur berhasil mempersatukan segikeagamaan dan segi keduniaan yang ada pada lembaga kerajaan di Israel. Sebagai negara Daud tidak melalaikan kewajibannya sebagai orang yang diurapi Tuhan. Selanjutnya cita-cita itu tidak lagi tercapai oleh para pengganti Daud dalam jabatan raja. Maka Daudlah yang tetap lambang raja di masa mendatang, ialah "Orang yang diurapi oleh Tuhan", Mesias. Melalui Dialah Allah mengerjakan keselamatan umatNya. | 
| (0.82184384615385) | (1Sam 9:12) | (jerusalem: di bukit) Bukit itu ialah sebuah "bukit pengorbanan". Bukit pengorbanan itu ialah tempat beribadat di dekat sebuah kota. Bukit-bukit semacam itu sudah lazim dalam agama orang Kanaan. Itu diambil alih oleh orang Israel, tetapi mereka mengganti dewa Baal dengan Tuhan, Hak 6:25 dst. Lama sekali bukit-bukit pengorbanan itu dibiarkan saja oleh agama Israel yang resmi, 1Ra 3:4 dst. Tetapi akhirnya dilarang oleh hukum yang hanya mengizinkan satu tempat beribadat saja, Ula 12:2+. | 
| (0.82184384615385) | (1Sam 15:1) | (jerusalem) Bab 15 ini tidak tahu-menahu bahwa Saul sudah ditolak, 1Sa 13:8-15. Bab ini juga hanya mengutuk Saul, bukannya lembaga kerajaan. Hanya diperlihatkan suatu keterangan yang secara wajar terdapat pada lembaga kerajaan di Israel, yaitu keterangan antara politik keduniaan dan tuntutan-tuntutan dari pihak Tuhan. Keterangan itu memuncak dalam bentrokan antara raja dengan nabi: di sini Saul berbentrokan dengan Samuel: kemudian Ahab dengan Elia, Hizkia dengan Yesaya, Zedekia dengan Yeremia. | 
| (0.82184384615385) | (1Sam 26:1) | (jerusalem) Ceritera ini sangat serupa dengan yang tercantum dalam bab 24. Boleh dikatakan bahwa kedua ceritera itu mengisahkan dua peristiwa yang serupa. Oleh tradisi lisan (kemudian tertulis) kedua peristiwa itu diceritakan dengan cara yang sama. Tetapi agaknya lebih tepat mengatakan: ada dua ceritera tentang peristiwa yang sama, dua cara sejalan untuk menceriterakan tentang kemurahan hati Daud dan rasa segannya terhadap diri raja sebagai orang kudus karena diurapi Tuhan sendiri, bdk 1Sa 9:26+. | 
| (0.82184384615385) | (1Sam 2:27) | 
	    					    					(sh: Yang lebih dari Allah (Kamis, 31 Juli 2003)) Yang lebih dari AllahYang lebih dari Allah. Kadang, manusia tidak takut kepada Allah bukan karena tidak percaya akan kemahakuasaan Allah. Ia - seperti saya dan Anda - mungkin percaya sepenuhnya kepada Allah yang maha kuasa, adil, kudus, dll. Hanya saja, ia tidak merasakan Allah yang maha kuasa, adil dan kudus itu relevan dalam hidupnya. Yang 'jelas', ada banyak hal lain lebih mendesak, nyata, dan relevan dalam hidup ketimbang Allah. 
Gambaran tadi bisa membantu kita membayangkan kondisi imam Eli 
    sebelum Allah berfirman kepada-Nya. Bagi Eli, keberadaan diri 
    anak-anaknya lebih nyata untuk dimaklumi dan dihidupi. Namun, 
    pada saat seorang abdi Allah datang kepadanya, Eli menghadapi 
    realitas sejati bahwa Allah terus dan selalu relevan dalam 
    kehidupannya. Walaupun penyataan diri Allah terjadi dulu kepada 
    nenek moyang Eli (ayat 27), tetapi Allah tetap relevan karena Ia 
    menyatakan Diri-Nya dengan nyata (ayat 27) dan terus menuntut 
    penghormatan kepada-Nya dalam kekudusan dan ketaatan (ayat  Mengalami penghukuman dari Tuhan adalah sesuatu yang sangat mengerikan (bdk. Ibr. 10:31). Dosa dan ketidaktaatan tiap orang, bahkan seorang imam atau hamba Tuhan pun pasti akan dihukum Tuhan, baik melalui hukuman yang bersifat punitif (menghukum) maupun yang bersifat pendisiplinan seorang anak. Ingatlah, Ia pengasih, tetapi juga kudus. Renungkan: Bila kita lupa bergumul dalam doa; bila satu hari berlalu tanpa berjuang untuk mendengar dan menaati kehendak-Nya, saat itu kita dalam bahaya melupakan Allah dan menjadikan-Nya tidak relevan dalam hidup kita.  | 
	    		
| (0.82184384615385) | (1Sam 16:1) | 
	    					    					(sh: Kualifikasi yang paling utama (Senin, 4 Agustus 2003)) Kualifikasi yang paling utamaKualifikasi yang paling utama. Perbedaan antara negara yang demokratis dengan yang tidak terletak bukan pada perangkat kenegaraan dan partai yang ada, atau dipilih atau tidaknya si pemimpin. Perbedaan terletak pada siapa yang memilih. Pada tipe negara yang pertama seorang pemimpin dipilih oleh rakyat, sementara pada tipe kedua oleh kroni, orang bayaran, atau bahkan oleh diri sendiri, walaupun kualifikasinya tidak memadai. Tetapi, untuk monarki Israel waktu itu, raja dipilih hanya berdasarkan kualifikasi penting berikut: pemilihan dan penyertaan Allah (band. 10), dan hati yang mau mengikut dan taat kepada Allah (ayat 7). Raja hanya raja selama kualifikasi ini terpenuhi. Dan tidak seperti pada bangsa-bangsa lain, hak menjadi raja bisa dicabut oleh Allah. Ayat TUHAN+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">13 adalah pemunculan perdana Daud dalam narasi kitab ini, dan Daud muncul dengan kualifikasi yang luar biasa. Walau ia anak paling bungsu dan paling muda, tetapi tokoh-tokoh lain di dalam nas ini tidak punya kualifikasi di atas. Termasuk Abinadab, yang keelokan parasnya sempat memukau Samuel (ayat 8-9), dan kakak- kakak Daud yang lain (ayat 10). Yang terutama, termasuk pula Saul, yang kehilangan kualifikasinya sebagai raja ketika Roh Tuhan meninggalkannya karena ketidaktaatan dan kini diganggu oleh roh jahat yang diizinkan Tuhan (ayat 14). Roh Tuhan berkuasa atas Daud (ayat 13), dan ia dikenal dan diakui sebagai orang yang disertai Tuhan (ayat TUHAN+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">18b). Saul masih menjadi raja secara de facto, tetapi Daud yang diurapi telah muncul, berkembang menjadi orang yang punya kelebihan yang lain (ayat TUHAN+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">18), dan bahkan dikasihi Saul (ayat 20-23). Tetapi perjalanan Daud masih panjang, dan Allah masih terus membentuk dirinya dan bangsa Israel agar dapat mengerti pilihan Allah ini. Renungkan: Pilihan Allah berarti ketaatan dan penyerahan diri. Pilihan itu juga berarti pembentukan, agar kita menjadi layak untuk melakukan pelayanan yang telah Ia tentukan untuk kita lakukan.  | 
	    		
| (0.82184384615385) | (1Sam 27:1) | 
	    					    					(sh: Usaha Manusia (Minggu, 08 Februari 1998)) Usaha ManusiaUsaha Manusia Tak disia-siakan. Di satu pihak keputusan Daud merupakan kesempatan emas bagi Raja Akhis untuk mengubah status dari musuh yang disegani menjadi sahabat sejati. Namun di pihak lain, ini tidak mudah, sebab bagaimanapun juga Daud tetap pahlawan sejati yang tidak mungkin mengkhianati bangsanya sendiri. Akibat tindakan gegabah ini, Daud berada pada posisi serba salah. Andalkanlah Allah. Dari peristiwa Daud ini kita belajar, bahwa di luar Allah, kemampuan akal dan kesuksesan kuasa yang kita peroleh tidak mampu membebaskan kita dari permasalahan. Peranan Allah dalam kehidupan kita besar pengaruhnya. Selain mampu mengubah gerak hidup, kuasa-Nya juga mampu membangkitkan semangat dan meningkatkan mutu kehidupan kita. Kuasa Allah bukan isapan jempol. Kuasa Allah itu nyata dan akan terus berkarya. Renungkan: Bila lupa bahwa kesuksesan dan kemampuan akal yang kita miliki adalah anugerah Tuhan, kita dapat dibuat lengah dan jatuh. Doa: Ya Tuhan, ampuni kami yang berlebihan memperlakukan akal dan kesuksesan kami.  | 
	    		
| (0.82133121794872) | (1Sam 5:1) | 
	    					    					(sh: Allah memuliakan diri-Nya sendiri. (Selasa, 25 November 1997)) Allah memuliakan diri-Nya sendiri.Allah memuliakan diri-Nya sendiri. Kekuatan Allah. Tangan Yahwe menekan kuat penduduk kota Asdod (ayat 6). Timbullah bala sampar, wabah yang disebabkan tikus-tikus (ayat TUHAN+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">6 dan 6:4-5). Penduduk Asdod menyadari kekuatan dan kuasa Allah. Mereka bukannya insyaf, meninggalkan Dagon dan menyembah Yahwe. Mereka hanya memindahkan tabut ke kota Gat (ayat 8). Pengalaman itu membuat mereka beranggapan bahwa tabut itu adalah sumber kemalangan. Di Gat Tuhan menghajar penduduknya. Tabut dipindahkan ke Ekron. Penduduk kota itu dilanda kepanikan sehingga ada yang mati ketika tabut baru saja muncul (ayat 10-11). Doa: Nyatakanlah kemuliaan-Mu dalam kami kepada dunia ini.  | 
	    		
| (0.82133121794872) | (1Sam 11:1) | 
	    					    					(sh: Membela yang lemah. (Rabu, 3 Desember 1997)) Membela yang lemah.Membela yang lemah. Kebesaran jiwa pemimpin. Saul mengerahkan semua umat Tuhan untuk membela sesamanya dari penindasan. Namun ada pihak yang meragukan kepemimpinan Saul. Masakan Saul menjadi raja? (ayat 12). Saul tidak terpengaruh sikap negatif itu. Akhirnya ia dan pasukannya menang atas orang Amon. Kemenangan tidak membuat Saul lupa diri. Anjuran agar musuh-musuhnya dihabisi, ditolak Saul. Raja baru itu mengerti bahwa kekuasaannya harus dijalankan di dalam kehendak dan pimpinan Tuhan sendiri. Dengan berbuat demikian, ia memuliakan Allah, Raja atas segala raja. Renungkan: Ikuti teladan Kristus, keberhasilan adalah karunia Allah bukan hasil perjuangan kita semata. Sikap ini akan membuat kita tetap hamba Allah, bukan budak kuasa. Doa: Tanamkan sikap syukur dalam lubuk hatiku, Tuhan.  | 
	    		
| (0.82133121794872) | (1Sam 18:16) | 
	    					    					(sh: Menghalalkan semua cara ditempuh Saul untuk menyingkirkan Daud. (Selasa, 27 Januari 1998)) Menghalalkan semua cara ditempuh Saul untuk menyingkirkan Daud.Menghalalkan semua cara ditempuh Saul untuk menyingkirkan Daud. "Tak akan dibiarkan-Nya orang benar itu goyah!" Berbagai jebakan dan perangkap yang direncanakan Saul tak berhasil. Daud lebih unggul dari semua panglima Saul (ayat 30). Melihat ini bukankah kita semakin diyakinkan, bahwa jika menggantungkan seluruh keberadaan kita kepadaNya, tak akan dibiarkan-Nya kita goyah dan kuatir. Dia berjalan di depan sebagai Panglima yang siap berperang untuk kita (Yos. 23:10). Doa: Terima kasih Tuhan, karena Engkau sahabatku terpercaya yang menghibur dan pelindungiku.  | 
	    		
| (0.82133121794872) | (1Sam 19:1) | 
	    					    					(sh: Kesetiaan dan dendam. (Rabu, 28 Januari 1998)) Kesetiaan dan dendam.Kesetiaan dan dendam. Berjalan bersama Tuhan. Dilihat dari pertimbangan sehat, sangat sulit bagi Daud untuk melepaskan diri dari kejaran tentara Saul. Tetapi ternyata Daud mampu membebaskan diri secara ajaib. Tuhan memiliki banyak cara, termasuk cara yang dianggap manusia tidak mungkin terjadi. Allah menyelamatkan Daud dari rencana keji Saul. Pengalaman Daud ini mengajarkan kita untuk tidak perlu ragu menempuh hidup sekalipun tampaknya penuh kesulitan dan tantangan. Pertanyaannya bukanlah apa yang saya alami, tetapi berjalan bersama Tuhankah saya? Renungkan: Waspadalah! Jikalau dendam menguasai pikiran kita, tidak ada lagi tempat bagi kemuliaan Allah.  | 
	    		
| (0.82133121794872) | (1Sam 25:20) | 
	    					    					(sh: Yang bebal dan yang bijak. (Jumat, 06 Februari 1998)) Yang bebal dan yang bijak.Yang bebal dan yang bijak. Berjuang demi kebenaran. Pendekatan yang bijak oleh Abigail tidak saja telah menyelamatkan Daud dari dosa dan orang-orang yang tidak bersalah dari kematian, tetapi juga memberi kesempatan kepada keadilan Allah berlaku atas Nabal. Orang beriman diberi Tuhan kebijakan yang mengalahkan kejahatan dunia ini. Selain perlu berjuang demi menegakkan kebenaran, orang beriman pun perlu meminta hikmat Allah agar mampu menyatakan kasih dan menegakkan kebenaran di dalam kasih. Renungkan: Anda dipilih Tuhan bukan saja untuk enak sendiri, tetapi untuk membagi-bagikan kasih Tuhan itu kepada orang lain.  | 
	    		
| (0.81514878205128) | (1Sam 4:1) | 
	    					    					(sh: Karena A, maka pasti B? (Sabtu, 2 Agustus 2003)) Karena A, maka pasti B?Karena A, maka pasti B? Karena Anda cantik/ganteng, maka anak Anda hidup bahagia. Benarkah pernyataan ini? Tentu saja tidak. Orang Romawi bilang: 'non sequitur'; "tidak mengikuti". Pernyataan kegantengan atau kecantikan fisik orang tua tidak dapat dijadikan sebab, lalu 'diikuti' oleh pernyataan bahwa anak orang tersebut bahagia sebagai akibatnya. Tidak ada hubungannya, dan tidak bisa dihubung-hubungkan. 
Sayang, istilah Latin itu tidak dikenal orang Israel. Karena kira-
    kira justru demikianlah cara mereka waktu itu berpikir. Mereka 
    berpikir jika tabut perjanjian Allah dibawa ke medan perang, 
    pasti Allah akan memenangkan mereka (ayat 3). Siapa tahu, seperti 
    yang ditakutkan Filistin (ayat 7-8), karenanya Allah bertindak 
    seperti pada saat Israel keluar dari Mesir. Non sequitur. Dari 
    perspektif teologi PL, hal pemberian kemenangan bagi Israel dalam 
    peperangan bersangkut paut dengan kedaulatan dan kekudusan Allah 
    sendiri, serta ketaatan umat. Kekalahan adalah hukuman Tuhan. 
    Kekalahan Israel yang dahsyat menjadi bukti ketidakberkenanan 
    Allah (ayat 10-11). Melalui peristiwa ini pula firman Tuhan 
    mengenai penghukuman terhadap Eli dan keluarganya digenapi (ayat 
    TUHAN+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">11-22). Istri Pinehas memberikan kesimpulan yang tepat: dengan 
    berbuat demikian, justru Israel kehilangan kemuliaan (ayat  Apa yang dilakukan Israel mirip dengan apa yang sering dilakukan Kristen masa kini. Kadang "klaim" akan janji Tuhan berubah menjadi pemerasan terhadap Allah: kita menjebak Allah dengan menaruh janji firman tertentu untuk menghadapi masalah kita. Kita anggap Allah pasti tidak mau dipermalukan karena janji-Nya "tidak digenapi." Padahal, upaya jebak-paksa rohani ini sering berakar dari pengertian salah tentang janji atau firman tersebut. Seharusnya Kristen selalu ingat bahwa Allah tidak bisa dipaksa. Renungkan: Keyakinan tentang kedaulatan, kasih, keadilan Allah akan mengajarkan kita berserah bukan memaksa Allah.  | 
	    		
| (0.81514878205128) | (1Sam 9:17) | 
	    					    					(sh: Penampilan Pemimpin (Minggu, 30 November 1997)) Penampilan PemimpinPenampilan Pemimpin Penyambutan Samuel. Samuel tahu bahwa Saul adalah orang yang akan menggantikannya. Tetapi tidak ada sedikitpun rasa cemburu dan iri hati padanya. Ia menyambut Saul dengan hangat. Ia memberikan tempat terhormat kepada Saul dalam suatu perjamuan (ayat 22) dengan hidangan terbaik (ayat 24). Ia juga menyediakan waktu untuk berbincang-bincang (ayat 25). Mungkin malam itu Samuel menceritakan latar belakang permintaan rakyat Israel akan seorang raja. Sangat mungkin pula ia membimbing Saul secara spiritual. Dalam peralihan kepemimpinan sering terjadi kecemburuan, ketegangan. Warisan yang diberikan seringkali bukan hal positif yang mendukung dan menyiapkan sang pengganti. Sebaliknya seorang pemimpin sering mewariskan banyak masalah, tumpukan hutang yang harus diselesaikan penggantinya, bahkan tidak jarang ada pemimpin yang menjelek-jelekkan penggantinya. Inti semuanya itu ialah, dirinya saja yang paling baik. Renungkan: Bila kepemimpinan tidak diemban dalam semangat pelayanan bagi Tuhan dan bagi sesama, kepemimpinan itu akan dijangkiti dosa kultus individu. Doa: Tolong kami meninggikan Tuhan saja dalam segala keberhasilan kami  | 
	    		
| (0.81514878205128) | (1Sam 17:28) | 
	    					    					(sh: Seperti Daud vs. Goliat (Rabu, 6 Agustus 2003)) Seperti Daud vs. GoliatSeperti Daud vs. Goliat. Mungkin ada yang berpikir, seandainya masalah dan kesulitan, bahkan tantangan dan bahaya kita dapat selesai dengan cara seperti ini. Dengan cara dan kekuatan Allah, kita menang. Semudah mencari 5 batu halus di kali dan mengumban sasaran (ayat 40,49). Memang pasti Daud sangat ahli dalam mengumban. Tetapi umban dan batu mengalahkan perlengkapan perang yang lengkap dan fisik yang luar biasa (ayat 4-7)? Pasti ada kekuatan ekstra dari Tuhan, kalau tidak mau disebut mukjizat. Tetapi, kedaulatan dan rencana Allah sumber segala kuasa adalah satu- satunya penentu apakah Kristen mendapatkan kekuatan ekstra/mukjizat atau tidak. Ketika kita ingin belajar dari Daud yang menghadapi Goliat, ada satu hal yang lebih penting untuk diperhatikan ketimbang mendapatkan kekuatan ekstra: kepercayaan Daud kepada Allah yang hidup (bdk. Ibr. 11:32). Jelas Goliat nyata dan mengerikan. Tetapi para allah yang dalam nama mereka Goliat mengutuki Daud tidak nyata dan mati (bdk. 1Sam. 5). Nas ini menggambarkan Daud sebagai pahlawan yang perkasa, bukan semata karena keterampilannya sendiri, tetapi karena Allah adalah Yahweh semesta alam (ayat 45). Daud sungguh-sungguh percaya bahwa pertempuran itu semata-mata ada di tangan Tuhan (ayat 47), dan Allah menyertai-Nya (ayat TUHAN+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">37, bdk. TUHAN+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">18:12, 14, 28). Allah bekerja melalui orang yang sungguh-sungguh percaya kepada-Nya, dan melaluinya Allah akan menyatakan kedahsyatan kuasa-Nya. Walaupun tidak selamanya musuh yang menyerang, masalah yang menghadang, situasi sulit yang menerjang runtuh secepat Goliat roboh, tetapi iman dan penyerahan kepada Allah berarti kemenangan. Mengapa? Karena Tuhan menyertai kita, seperti Ia menyertai Daud. Renungkan: Tindakan iman adalah penyerahan kepada kepada penyertaan Allah yang berdaulat. Iman tidak memaksa, tetapi berserah dan bertindak menaati Allah dalam situasi apapun.  | 
	    		



  
 untuk membuka halaman teks alkitab dalam format PDF. [