(0.1243425125) | (Hak 2:19) |
(full: LEBIH JAHAT DARI NENEK MOYANG MEREKA.
) Nas : Hak 2:19 Ayat ini menyingkapkan kemerosotan berangsur-angsur di Israel. Setiap angkatan berturut-turut berciri kemurtadan dan kemerosotan rohani yang lebih besar. Demikian pula, angkatan orang percaya kedua dan ketiga di bawah perjanjian yang baru harus menanyakan diri apakah pengabdian mereka kepada Allah sama seperti angkatan sebelum mereka. Ataukah mereka lebih menyesuaikan diri dengan cara hidup masyarakat mereka ketika menolak standar semula dari bapak-bapak mereka. |
(0.1230928125) | (Kej 3:1) |
(sh: Telanjang (Senin, 3 Februari 2003)) TelanjangTelanjang. Manusia itu miskin: telanjang. Namun, dalam ketelanjangannya ia kaya karena kemuliaan Allah terpancar membungkus badannya. Mereka mula-mula telanjang, namun mereka tidak malu -- lagi pula, mengapa kemuliaan membuat malu? Kisah ini tidak berhenti dalam kemapanan dalam situasi taman tanpa cela. Narasi bergerak menuntun kita masuk ke dalam adegan-adegan mencengangkan. Ular tokoh perantara, alat sastra penulis untuk membawa kita memahami pesan-pesan teologis yang dalam. Tidak jelas bagaimana ular itu mengetahui akibat dari memakan buah pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat (apakah ia sudah mencicipinya?). Kita juga tidak mengetahui motivasinya berbicara kepada Hawa. Namun, ada kemungkinan bahwa ular memang sengaja memutar-balikkan perkataan Allah dengan motivasi yang masih merupakan misteri bagi kita (memperdayakankah ia [lih. 3:13-14]?). Ular menambahi perkataan Tuhan karena sebenarnya Tuhan tidak melarang Hawa untuk makan segala macam buah. Tentu ada kesan tertentu yang ular itu ingin timbulkan dalam diri Hawa terhadap Allah. Arti dari "pengetahuan yang baik dan yang jahat" mengacu ke pengetahuan yang utuh bahkan sempurna, baik di dalam pemahaman maupun pengalaman, baik intelektual maupun moral -- atau lebih keras lagi dapat dikatakan mahatahu. Hawa tergoda untuk menjadi mahatahu seperti Allah, dan tidak mau tunduk kepada Allah lagi. Ia tidak puas dengan keadaannya sendiri. Adam pun demikian, ia tidak puas menjadi manusia -- ia ingin melompat ke atas! Iblis telah "jatuh ke atas" (Confessiones, St. Augustine). Manusia pun telah jatuh ke atas mengikuti anjuran iblis. Ketika sadar bahwa mereka telanjang, mereka malu dan membuat pakaian: menjadi kaya, namun sebenarnya miskin sebab keluar dari kehendak Allah. Renungkan: Jadilah kaya dengan menjadi puas terhadap anugerah Tuhan bagi diri Anda sekarang. |
(0.1230928125) | (Kej 9:1) |
(sh: Satu lagi kesempatan untuk manusia dari Allah! (Selasa, 11 Februari 2003)) Satu lagi kesempatan untuk manusia dari Allah!Satu lagi kesempatan untuk manusia dari Allah! Manusia diberikan satu lagi kesempatan untuk memulai sesuatu yang baru dari awal. Kesempatan dari Allah tersebut seharusnya menjadi cambuk yang menyakitkan bagi kita. Betapa tidak, Allah yang telah kita kecewakan, malah melimpahkan semarak berkat-Nya. Allah tidak hanya memberi kesempatan, tetapi juga menitipkan ciptaan baru-Nya itu kepada kita. Sungguh suatu penghormatan yang luar biasa! Perikop ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama, ayat 1-7, yang memuat tentang mandat Allah kepada Nuh untuk menghuni, menguasai, dan memelihara bumi. Uraian ini tampaknya merupakan pengulangan dari pasal 1:1-2:4a, tentang riwayat penciptaan. Pertama, perintah untuk memenuhi bumi (ayat 1,7) dan janji Allah untuk membuat ciptaan lain tunduk kepada manusia (ayat 2), tepat seperti yang telah ucapkan Allah kepada Adam di pasal 1:28. Kedua, Allah memberi jaminan bahwa Ia akan mempertahankan kelangsungan hidup mereka (ayat 5). Ketiga, Allah tetap mengklaim bahwa manusia adalah gambar Allah (ayat 6), merupakan penegasan ulang dari pasal 1:26-27. Manusia masih diberi kehormatan untuk menyandang gambar Allah. Bagian kedua adalah ayat 8-17. Pada bagian ini, Allah memanggil segala makhluk hidup (ayat 9,10) untuk mengadakan perjanjian dengan Dia dalam alam ciptaan yang sudah dipulihkan. Isi perjanjian adalah bahwa Allah berjanji untuk tidak mendatangkan lagi air bah (ayat 11). Janji yang ditandakan dengan pelangi "busur" (ayat 12) ini mengandung pengertian bahwa seakan-akan Allah meletakkan senjata-Nya seraya mengumumkan damai. Pelangi melambangkan kasih pemeliharaan Sang Pencipta yang melingkupi (melengkung) di atas segala ciptaan. Renungkan: Allah yang telah menjadikan kita, sekalipun kita menolak-Nya, masih tetap mengasihi kita. |
(0.1230928125) | (Kej 9:18) |
(sh: Pengaruh dosa (Rabu, 12 Feruari 2003)) Pengaruh dosaPengaruh dosa. Hidup berlanjut terus, dosa pun mengikutinya. Kisah Nuh dan anak-anaknya menggambarkan lagi kebobrokan umat manusia. Nuh mabuk dan telanjang. Setelah manusia berpakaian, dalam dosanya ketahuanlah bahwa ia sebenarnya telanjang. Anaknya, Kanaan, tidak merasa itu mempermalukan. Ia malah memanggil kedua saudaranya, yang segera menutupi ketelanjangan ayah mereka. Sebagaimana Allah menutupi ketelanjangan Adam dan Hawa, Sem dan Yafet menutupi ketelanjangan Nuh. Mereka tidak ingin melihat ketelanjangan itu. Firman ini berbicara tentang masalah seksualitas, entah dalam tingkat yang tinggi ataupun rendah. Yang kita ketahui adalah bahwa dalam periode-periode sejarah selanjutnya, perintah untuk menghormati orang tua dan tidak menyingkapkan aurat ayah merupakan hal-hal yang amat penting. "Menyingkapkan" aurat di sini mungkin mengacu ke hubungan seksual dengan istri Nuh (atau bahkan homoseksual) -- Imamat 18. Namun, bisa juga hanya sekadar ketelanjangan biasa. Intinya Allah ingin manusia berseksualitas terhormat. Peraturan Allah selanjutnya tentang seksualitas perlu kita hayati sebagai anugerah-Nya. Kutukan Allah perlu kita perhatikan. Kutukan ini dahsyat. Kanaan akan menjadi yang terendah di antara saudara-saudaranya. Perhatikan kontras antara Ham dan Sem. Sem akan beranak cucu dan menghasilkan bangsa Semit, Israel. Ham akan memperanakkan bangsa Kanaan. Kedua bangsa ini akan bertarung akhirnya. Maka, kisah ini mencoba menceritakan asal-usul pertarungan dua bangsa. Keturunan Ham berlaku tidak bermoral dan tidak menuruti kehendak Allah. Keturunan Sem menaati perintah Alah. Keturunan Sem akan menang bukan karena kekuatan mereka, tetapi karena janji berkat Allah! Renungkan: Kemenangan Anda terhadap dosa bukan dengan kekuatan Anda, tetapi karena kebergantungan pada janji Allah. |
(0.1230928125) | (Kej 11:1) |
(sh: Bahasa (Jumat, 14 Februari 2003)) BahasaBahasa. Hidup manusia yang berdosa makin berbudaya. Bahasa akhirnya menjadi beragam -- bukan karena berkat, tetapi karena kutukan. Bagian terakhir masa "prasejarah" dunia ini seperti pantulan cermin dari pasal 1. Di awal kitab Kejadian, dunia diciptakan dari kacau menjadi teratur. Di pasal 11 kita melihat keadaan ini terbalik. Kalau di pasal 1 terjadi kekacauan secara fisik, maka di pasal 11 muncullah kekacauan moral.Kembali manusia membuat sebuah kota seperti Kain membuat kota. Hanya, kali ini besar- besaran dengan tujuan ada nama yang mereka miliki. Nama itu adalah sebuah nama yang akan membuat mereka terus diingat. Selain itu juga tidak ingin terserak. Mengapa? Mungkin mereka takut jika tidak saling mengenal, antara generasi-generasi berikutnya akan saling membunuh memperebutkan tanah. Mungkin sekali juga mereka bersatu untuk melawan alam: sulit untuk hidup di alam yang liar dengan banyak binatang buas jika tidak bersatu padu. Ada alasan lain membuat Allah harus turun mengacaukan mereka. Mereka ingin menjadi otonom, ingin menjadi independen, lepas dari Allah, menentukan jati diri mereka sendiri. Seperti Adam dan Hawa, mereka tidak ingin tunduk kepada Allah. Maka, Allah membuat pluralitas -- bahasa mereka dikacaukan. Namun, di dalam kekacauan itu, Allah masih terus memelihara garis keturunan yang diperkenan-Nya. Sem akan melahirkan Arpakhsad. Elam, anak tertua Sem, tidak terlalu digubris. Yang penting memang adalah garis keturunan Arpakhsad karena nanti ialah yang akan menjadi nenek moyang dari baba-bapa leluhur -- suatu garis keturunan mulia yang akan melahirkan Yesus, Sang Mesias! Renungkan: Banyak bahasa dalam dunia ini, namun bahasa ketaatan kepada Allah tetap yang terpenting. Mesias telah mengirim Roh Kudus untuk mempersatukan: bahasa Pentakosta, bahasa kasih, bahasa ketaatan! |
(0.1230928125) | (Ul 32:1) |
(sh: Setialah (Sabtu, 17 Juli 2004)) SetialahSetialah. Musa menyampaikan pengajaran yang indah, baik isi maupun cara penyampaiannya. Hal ini berbeda dari kebanyakan kita kini melihat pengajaran. Pengajaran Musa tentang tindakan dan kebenaran Allah bagaikan air hujan atau embun yang menumbuhkan tanaman. Sama sekali jauh dari kesan banyak orang kini bahwa pengajaran (doktrin) adalah sesuatu yang gersang. Doktrin, yang berpusat pada pemahaman tentang maksud-maksud Allah dan yang bertujuan meninggikan Nama Allah (ayat 3), patut lebih dikembangkan dalam cara yang menarik untuk menumbuhkan kehidupan gereja Tuhan masa kini. Pengajaran Musa itu berkisar pada fakta sikap dan tindakan Allah terhadap Israel dan bagaimana dampaknya terhadap status dan keadaan mereka. Allah telah berlaku begitu penuh anugerah, mengkhususkan mereka dari sekian banyak anak-anak Adam (ayat 8-13), menjadikan mereka harta kesayangan-Nya agar mereka dapat serasi menjadikan Allah harta kemuliaan mereka sebagai bangsa. Hanya umat Allah yang dapat merasakan hubungan anak-bapa dengan Allah, dapat mengalami penghormatan (ayat 10), jaminan pemeliharaan dan kasih mesra Allah yang menyeluruh (ayat 12). Sudahlah sepatutnya kebenaran ini menjadi makanan rohani yang menumbuhkan kesetiaan mereka makin teguh. Kesetiaan kita akan sangat terkait dengan sejauh mana kita memahami dan menghayati sikap dan tindakan Allah atas hidup kita. Allah setia, adil dan benar. Allah tidak pernah dipengaruhi oleh tindakan umat-Nya. Dari sejak mereka di Mesir Allah setia menyertai mereka (ayat 7). Di padang gurun Allah menjaga mereka seperti biji mata-Nya (ayat 10). Sungguh mengagumkan kesetiaan Allah yang tidak pernah berubah kepada umat-Nya. Kesetiaan Allah berbeda dengan kesetiaan manusia yang bersyarat dan mudah pudar. Saat ini, banyak orang setia kepada Allah dengan syarat mendapat berkat (secara materi). Perikop ini mengajarkan bahwa kesetiaan Allah yang tidak pernah berubah adalah berkat terbesar bagi umat-Nya. Renungkanlah: Belajar tidak melupakan kesetiaan Allah adalah disiplin untuk mencegah kita berlaku tidak setia kepada-Nya. |
(0.1230928125) | (Mzm 78:56) |
(sh: Masalah rohani. (Minggu, 16 Agustus 1998)) Masalah rohani.Masalah rohani. Sejak kejatuhan Adam, seluruh kejahatan manusia yang mengundang tindakan penghukuman Allah bernafaskan hal sama. Manusia melawan Allah, memilih berbakti kepada ilah lain. Bukankah banyak kekacauan kita alami sekarang sebab orang tidak sungguh takut kepada Tuhan? Para pemimpin kita memikirkan kepentingan mereka. Banyak orang hanya takut terjadi kebangkrutan, takut kekacauan, tetapi tidak takut akan Tuhan. Pribadi Ilahi. Masyarakat luas, kelompok organisasi, umat beragama, semuanya memerlukan pepimpin yang handal. Untuk problem hakiki manusia: dosa, hanya Pribadi Ilahi yaitu Yesus Kristus yang dapat memimpin manusia keluar dari belenggu kegelapan dosa masuk ke dalam kemerdekaan Kerajaan Terang Allah. Untuk Yehuda, Allah memilih Daud. Ia diberi hikmat dan keberanian. Ia diberikan potensi kepemimpinan agar mampu menjadi raja yang handal yang sekaligus dapat diteladani. Daud hanyalah bayang-bayang dari kepemimpinan sempurna Yesus Kristus. Pemimpin yang baik tidak cukup memiliki ilmu dan keahlian, ia harus merupakan seorang pilihan Allah yang diperlengkapi Allah sendiri baik dengan integritas, kewibawaan, maupun kemampuan. Doa: Tuhan Yesus, Pemimpin satu-satunya yang sempurna kudus di hadapan Allah, bertindaklah dan berperkaralah atas bangsa kami dan para pemimpin kami. |
(0.1230928125) | (Mat 10:34) |
(sh: Dua kutub yang bertolak-belakang. (Minggu, 18 Januari 1998)) Dua kutub yang bertolak-belakang.Dua kutub yang bertolak-belakang. Kesatuan karena salib. Yesus berkenan pada kesatuan keluarga anak-anak Allah yang menempatkan Dia secara benar, menjadi yang utama, menjadi Raja dan Tuhan di atas segalanya. Melalui jalan salib orang-orang percaya dipersatukan. Yesus menyamakan diri dengan murid-murid-Nya Penghargaan atas murid-murid-Nya patut mendorong kita orang-orang percaya untuk bangga dan setia melayani Dia dengan segenap hati dan pikiran kita. Bila semangat kita kendur dalam pelayanan, itu pertanda bahwa kita kurang mensyukuri kasih karunia Allah yang sedemikian besar. Hanya dengan bertelut di bawah kaki salib-Nyalah, kita boleh diperbarui kembali. Kembali kepada kasih yang mula-mula, kembali pada penyerahan diri sepenuh, kembali pada perenungan tentang harga yang begitu mahal yang telah Tuhan berikan bagi nyawa kita yaitu nyawa-Nya sendiri. Renungkan: Tidak ada penyataan kemuliaan Allah lebih besar selain kedatangan dan pengorbanan-Nya di dalam diri Yesus Kristus. Doa: Kiranya salib Kristus beroperasi mempersatukan umat Kristiani dalam era globalisasi ini. Kiranya segala ambisi dan kepentingan kelompok ditundukkan dan kemuliaan Allah yang ditinggikan dan dijunjung. |
(0.1230928125) | (Mrk 1:9) |
(sh: Awal pelayanan Yesus (Selasa, 14 Januari 2003)) Awal pelayanan YesusAwal pelayanan Yesus.
Yesus menjumpai Yohanes untuk dibaptis. Apakah Yesus berdosa
seperti lainnya? Tidak. Ketika Yohanes membaptis manusia lainnya
tidak ada terjadi apa pun. Tidak ada suara dari langit, tidak
ada Roh Kudus turun. Mengapa? Karena mereka dibaptis sebagai
tanda pertobatan. Tetapi, ketika Yesus dibaptis langit terkoyak,
Roh turun, dan suara Allah terdengar. Ini menyatakan Yesus tidak
berdosa. Dosa adalah putusnya relasi Allah dan manusia. Baptisan
Yesus mengungkapkan bahwa Yesus memiliki relasi dengan Bapa dan
Roh Kudus. Bukti lain, Yesus menang terhadap pencobaan (ayat
Melalui dan di dalam peristiwa baptisan, kita menyaksikan penyataan
diri Allah Tritunggal. Karena itu, jelas bahwa tujuan Markus
menulis Injilnya adalah untuk memberi laporan bahwa perkataan
dan perbuatan Yesus menunjukkan bahwa Ia adalah Anak Allah ( Tidak semua orang melihat dan menerima bahwa Yesus adalah Anak Allah. Banyak yang menolak-Nya, meski tidak sedikit yang menerima-Nya. Puncak penolakan adalah ketika Yesus disalibkan. Yesus disalib karena manusia tidak mau menerima kenyataan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Renungkan: Sudahkah kita melihat dengan jelas bahwa Yesus adalah Anak Allah? |
(0.1230928125) | (Luk 4:1) |
(sh: Melawan pencobaan (Senin, 5 Januari 2004)) Melawan pencobaanMelawan pencobaan. Waktu Adam dan Hawa dicobai, mereka berada dalam kelimpahan dan kenyamanan hidup. Semua yang mereka butuhkan tersedia. Bahkan Allah senantiasa hadir menyertai mereka. Tetapi dalam keadaan serba tersedia, mereka tidak mampu menolak godaan Iblis, sehingga mereka berdosa. Bandingkan keadaan tersebut dengan Tuhan Yesus pada waktu Ia dicobai. Selama empat puluh hari lamanya Yesus berada di padang gurun yang kering dan panas. Tidak makan, sehingga Ia pasti sangat lapar. Dalam keadaan demikian Iblis datang mencobai Yesus. Pencobaan pertama Iblis berkenaan dengan kuasa (ayat 2-4). Ia menantang Yesus untuk mengubah batu menjadi roti. Mudah bagi Yesus untuk melakukannya, tetapi Yesus tahu bahwa kehadiran-Nya di dunia ini adalah dalam rangka ketaatan kepada Bapa. Pencobaan kedua Iblis mengenai perbudakan materi (ayat 5-8). Iblis menawarkan suatu keadaan yang “berkecukupan” kepada Yesus asalkan Yesus mau menyembah dia. Yesus menolak kerajaan dunia yang berlimpah-limpah harta kemewahan dan kekuasaan karena dunia ini milik Allah, bukan milik Iblis. Lagipula Yesus mengetahui bahwa jalan Allah adalah melalui ketaatan kepada kehendak Allah.
Pencobaan ketiga mengenai “mencobai” Tuhan (ayat 4-12). Iblis
memutarbalikkan firman Tuhan yang dikutipnya dari Iblis mencobai Yesus. Oleh karena Yesus tetap pada pendirian-Nya yaitu setia pada panggilan-Nya, maka iblis mengundurkan diri sesaat. Renungkan: Pencobaan-pencobaan seperti ini akan kita hadapi. Untuk menang terhadapnya kita harus memahami rencana Tuhan atas hidup kita, dan memiliki kemantapan akan tujuan hidup kita. |
(0.1230928125) | (Yoh 15:18) |
(sh: Kebenaran: miliki dan nyatakan! (Minggu, 07 Maret 1999)) Kebenaran: miliki dan nyatakan!Kebenaran: miliki dan nyatakan! "Jika seekor ayam betina dengan tanda-tanda yang berbeda, ditempatkan di antara ayam-ayam lainnya, maka ia akan dipatuk sampai mati". Ada kekuatiran, ancaman bagi dunia yang melihat sesuatu yang berbeda dengannya. Begitulah, kehadiran terang bagi dunia yang gelap, hanya akan memperjelas kegelapan dan kebobrokannya. Oleh sebab itu dunia sangat membenci terang. Padahal Terang yang berbeda dengan dirinya, adalah Terang yang memaparkan pada dunia tentang kebenaran. Kebenaran yang harus dimiliki dan dinyatakan dalam dunia. Benar menurut dunia. Perbedaan pendapat di sekitar kita, merupakan hal wajar dan sering dijumpai. Kunci perbedaan pendapat ini umumnya bersumber pada kecenderungan dalam diri tiap orang yang merasa diri paling benar. Banyak hal negatif tercipta karena kecenderungan ini. Bahkan dalam keadaan lain, uang mampu menjatuhkan palu untuk membenarkan dan membebaskan koruptor kelas kakap, pemerkosa, pembunuh, dlsb. karena uang bukan karena fakta. "Yang benar disalahkan dan yang salah dibenarkan". Dunia telah memberlakukan: "Yang salah dibenarkan, dan yang benar disalahkan!" Sungguh suatu keadaan nyata yang sangat menyedihkan. Standar kebenaran apakah yang kita pakai? Sudahkah standar kebenaran itu teruji keandalannya? Kebenaran yang sejati. Bapa mengutus Tuhan Yesus untuk menyatakan kebenaran-Nya (21). Semua firman yang diucapkan-Nya dan semua perbuatan yang dilakukan-Nya, adalah bukti kebenaran-Nya (22, 24). Kebenaran kekal yang telah teruji keandalannya dan diberlakukan kekal sepanjang zaman. Kristuslah satu-satunya kebenaran sejati. Memberlakukan kebenaran yang dunia nyatakan pada akhirnya hanya akan mendatangkan malapetaka bagi orang lain maupun bagi diri sendiri. Alkitab telah membuktikannya melalui peristiwa Adam dan Hawa ketika memakan buah kehidupan, Daud ketika memperisteri Batsyeba, Ahab ketika merebut kebun anggur Nabot, dlsb. Sebaliknya, memberlakukan kebenaran sejati dalam Tuhan pasti mendatangkan kelimpahan berkat dan damai sejahtera bagi banyak orang dan diri sendiri. Sebagai orang percaya, kita bertanggungjawab untuk menyatakan kebenaran Allah itu setiap hari dalam setiap perkara. |
(0.1230928125) | (Ibr 9:11) |
(sh: Kuasa Darah-Nya mengubah arah hidup kita (Minggu, 30 April 2000)) Kuasa Darah-Nya mengubah arah hidup kitaKuasa Darah-Nya mengubah arah hidup kita. Di dalam seluruh
Alkitab, darah mempunyai makna yang unik. Darah dicurahkan untuk
menyediakan kulit binatang yang menutupi ketelanjangan Adam dan
Hawa. Darah dicurahkan untuk korban persembahan seperti yang
ditetapkan Hukum Taurat. Darah sangat bermakna, sehingga bangsa
Israel dilarang untuk makan atau pun minum darah (lih. Darah di dalam persembahan korban Perjanjian Lama merupakan lambang persembahan korban utama yang akan datang kelak. Darah yang memungkinkan bangsa Israel menghampiri hadirat Allah, merupakan lambang yang jelas dari darah yang dicurahkan di bukit Kalvari. Darah Kristus merupakan sumber dan janji atas penebusan kekal yang diberikan oleh Yesus Kristus kepada kita. Selain itu darah Kristus juga menyucikan hati nurani kita (ayat 14). Semua kesalahan, rasa malu dan semua cela yang disebabkan karena dosa terhapus sudah oleh karena pengampunan-Nya yang dicurahkan bersama tercurahnya darah Anak Domba Allah. Di dalam darah-Nya kita akan mendengar: "Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka" (8:12). Ketika kita mendapatkan pengampunan karena iman, hati nurani juga dibersihkan dan disucikan. Dengan demikian kita dapat hidup beribadah kepada Dia, Allah yang hidup. Tanpa penyucian dari darah domba Allah, manusia adalah seperti sebuah mainan mobil dengan baterei yang kemudinya sudah dipatok, agar jalannya terus berputar-putar. Demikian jugalah kita sebelum darah-Nya menyucikan kita. Dosa sudah mematok arah hidup kita sehingga kita mau tidak mau mengikuti kemana dosa membawa kita. Renungkan: Darah Kristus pun memampukan kita untuk mengubah arah hidup kita, sehingga kita mulai berjalan menuju kepada kebenaran-Nya. Bacaan untuk Minggu Paskah 2: Kisah Para Rasul 2:42-47 I Petrus 1:3-9 Yohanes 20:19-31 Mazmur 105:1-7 Lagu: Kidung Jemaat 208 |
(0.105508125) | (Mzm 25:12) |
(full: TUHAN MENUNJUKKAN JALAN.
) Nas : Mazm 25:12 Tema utama mazmur ini ialah bagaimana Allah dengan hikmat menuntun orang percaya yang setia. Perhatikan kebenaran berikut:
|
(0.105508125) | (Mat 24:29) |
(sh: Waspadai dan amati tanda-tanda zaman (Jumat, 30 Maret 2001)) Waspadai dan amati tanda-tanda zamanWaspadai dan amati tanda-tanda zaman. Allah mempunyai rencana kekal atas segala ciptaan-Nya, teristimewa manusia yang diciptakan dalam gambar dan rupa-Nya. Meski Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, Allah tetap pada rencana kekal-Nya. Bagi yang hidup tidak sesuai rencana Allah akan mengalami kesengsaraan yang dahsyat (22:1-14), bagi yag taat dan berjalan seturut rencana Allah akan bersama dengan Yesus Kristus apabila Ia datang kelak. Matius menyebut orang-orang ini adalah orang-orang pilihan Allah yang ada di seluruh bumi ini. Hari kedatangan Anak Manusia digambarkan dengan kedahsyatan yang bakal terjadi di seluruh bumi dan alam semesta ini. Ini menunjukkan betapa murka-Nya Allah atas dosa yang sudah diperbuat oleh manusia. Alam semesta dan manusia yang menolak menjadi umat pilihan Allah akan mengalami penderitaan yang dahsyat dan menakutkan. Saat terjadi kehancuran dan penderitaan Anak Manusia, yaitu Yesus Kristus datang dengan segala kekuasaan dan kemuliaan, diiringi oleh para malaikat dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya. Saat manusia-manusia yang hidup dalam dosa menderita, orang-orang pilihan Allah ada bersama Anak Manusia dalam kemuliaan. Apa yang sudah difirmankan ini pasti akan terjadi. Hanya saja waktunya tiba sesuai dengan yang ditetapkan oleh Bapa. Nubuat Yesus yang dicatat Matius ini bermakna ganda, yakni yang terjadi pada waktu dekat pada tahun 70 M, saat Yerusalem dihancurleburkan. Pula bermakna untuk kedatangan-Nya yang kedua kali kelak. Kedatangan Yesus meski tidak dapat diketahui kepastian harinya, ada tanda-tanda yang mendahului. Tunas pohon ara yang muncul; menandakan datangnya musim panas, supaya manusia bersiap. Demikian pula dengan kedatangan Anak Manusia. Matius mencatat dengan cermat apa yang Yesus ajarkan mengenai tanda-tanda yang akan terjadi. Ia akan datang dengan sangat tiba-tiba dan tidak disangka-sangka, namun bukan berarti Ia diam dan tidak memberikan peringatan. Setiap manusia perlu mencamkan tanda-tanda yang terjadi di bumi ini agar tidak terperanjat, tidak bersiap, dan tidak terlena. Renungkan: Perkataan yang pernah dikatakan Yesus ini tidak akan berlalu sekalipun segalanya berubah. Itu pasti digenapi dan terjadi. Kita harus bersiap diri. |
(0.105508125) | (Kol 1:17) |
(sh: Penguasa waktu dan zaman dalam sejarah manusia (Kamis, 5 Juli 2001)) Penguasa waktu dan zaman dalam sejarah manusiaPenguasa waktu dan zaman dalam sejarah manusia. Tidak dapat dipungkiri bahwa ada orang-orang dari aliran atau golongan tertentu yang meyakini bahwa Yesus Kristus ada dalam dunia sejak Dia dilahirkan. Dan mereka tidak segan untuk menyebarkan keyakinan tersebut agar diyakini juga oleh orang-orang di luar aliran atau golongan mereka. Seperti orang-orang dari aliran Gnostik, yang terus menyebarkan keyakinan-keyakinan itu kepada jemaat Kolose. Namun, tentu saja keyakinan ini berbeda dengan yang seharusnya diyakini oleh jemaat Kolose, yaitu bahwa Yesus Kristus ada sebelum segala sesuatu diciptakan. Bahkan sebelum Adam diciptakan, Kristus sudah ada. Dalam rangka memperteguh iman jemaat Kolose, Paulus menegaskan beberapa hal yang harus diperhatikan dan diyakini kebenarannya yaitu bahwa: (ayat 1) Yesus bukan saja pelaku penciptaan sejak awal dan tujuan penciptaan pada akhirnya, melainkan di antara yang pertama (Alfa) dan yang terakhir (Omega), Dialah yang menguasai seluruh dunia, karena Dialah penguasa waktu dan zaman dalam sejarah manusia. (ayat 2) Yesus adalah kepala tubuh (= jemaat). Artinya, jemaat harus hidup dan bergerak hanya di dalam Dia. Tanpa Dia jemaat tidak dapat memikirkan kebenaran, tidak dapat bertindak benar. (ayat 3) Yesus yang karena kebangkitan-Nya tetap hidup untuk selama-lamanya, dan membuktikan bahwa Ia telah menaklukkan setiap kuasa yang menentang. (ayat 4) tidak ada yang lain dalam kehidupan ataupun dalam kematian yang dapat mengalahkan-Nya. Paulus mengungkapkan kepada kita empat fakta penting mengenai Yesus Kristus yang harus selalu kita yakini dan imani dalam hidup bergereja. Harus diakui bahwa Yesus sebagai Kepala Gereja memiliki relasi khusus dengan jemaat, maka jemaat mendapatkan perlakuan khusus di hadapan-Nya. Renungkan: Dia adalah Tuhan yang hidup, Dia adalah sumber dan dasar Gereja, Dialah yang terus-menerus menjadi pemandu Gereja, Dialah Tuhan segala sesuatu melalui kemenangan-Nya atas kematian. Gereja Tuhan harus menyadari bahwa Dialah yang harus menjadi pusat ibadah, pemberitaan firman, penyembahan, persekutuan, pengakuan dosa, ucapan syukur, dan doa permohonan. Tiada “pusat” lain yang coba menggeser Sang Kepala Gereja |
(0.087923445) | (Rm 6:1) |
(full: BOLEHKAH KITA BERTEKUN DALAM DOSA?
) Nas : Rom 6:1 Dalam pasal Rom 6:1-23 Paulus mempersoalkan anggapan salah bahwa orang percaya boleh berbuat dosa terus dan tetap aman dari hukuman karena kasih karunia Allah dalam Kristus. Paulus menanggapi penyimpangan antinomianis dari ajaran kasih karunia dengan menekankan satu kebenaran dasar: orang percaya sejati dikenal sebagai "dalam Kristus" oleh karena dibaptis dalam Kristus dan kematian mereka terhadap dosa. Mereka sudah berpindah dari alam dosa kepada alam hidup -- bersama Kristus (ayat Rom 6:2-12). Karena orang percaya sejati telah memisahkan diri secara pasti dari dosa, mereka tidak akan terus hidup dalam dosa. Sebaliknya, jikalau orang berbuat dosa terus, mereka bukan orang percaya sejati (bd. 1Yoh 3:4-10). Sepanjang pasal ini Paulus menekankan bahwa mustahil seseorang menjadi hamba dosa dan hamba Kristus sekaligus (ayat Rom 6:11-13,16-18). Jikalau mereka menyerahkan diri kepada dosa, hasilnya adalah hukuman dan kematian kekal (ayat Rom 6:16,23). |
(0.087923445) | (Rm 7:7) | (jerusalem) Hukum Taurat pada dirinya memang baik dan suci, oleh karena menyatakan kehendak Allah, Rom 7:12-25; 1Ti 1:8; merupakan kehormatan bagi Israel, Rom 9:4 tetapi bdk Rom 2:14 dst. Namun demikian nampaknya hukum Taurat gagal: orang Yahudi tidak hanya menjadi orang berdosa sama seperti orang lain, kendati hukum Tauratnya, Rom 2:21-27; Gal 6:13; Efe 2;3, tetapi mereka juga bersandar pada hukum Taurat untuk membanggakan perbuatan-perbuatan mereka, Rom 2:17-20; 3:27; 4:2,4; 10:21 dst; Fili 3:9; Efe 2:8, dan kebanggaan itu menutup mereka terhadap kasih-karunia Kristus, Gal 6:12; Fili 3:18; bdk Kis 15:1; 18:13; 21:21. Pokoknya, hukum Taurat tidak mampu memberikan kebenaran, Gal 3:11,21 dst; Rom 3:20; bdk Ibr 7:19. Dengan suatu jalan pemikiran yang karena pertikaiannya berupa paradoks Paulus menjelaskan kegagalan hukum Taurat yang nyata dengan menunjuk kepada hakekat hukum sendiri dan perananNya dalam sejarah penyelamatan. Hukum Taurat (dan setiap hukum, misalnya "perintah" yang diberikan kepada Adam: bdk Rom 7:9-11) merupakan sebuah cahaya yang menerangi tetapi tidak menyampaikan kekuatan batiniah, sehingga hukum tidak mampu mencegah dari dosa; sebaliknya hukum menolong dosa. Meskipun bukan sumber dosa, namun hukum menjadi alat dosa oleh karena membangkitkan keinginan jahat, Rom 7:7 dst; oleh karena menerangi pengetahuan manusia maka hukum memberatkan dosa dengan membuat kesalahan menjadi suatu "pelanggaran", Rom 4:15; 5:13; akhirnya hukum (Taurat) hanya menanggulangi dosa dengan hukuman yang ditimpakan oleh kemurkaan, Rom 4;15, dengan mengutuk, Gal 3:10, menghukum, 2Ko 3:9, dan mematikan, 2Ko 3:6 dst. Maka hukum Taurat dapat disebutkan sebagai "hukum dosa dan hukum maut", Rom 8:2; bdk 1Ko 15:56; Rom 7:13, Allah memang menghendaki tata penyelamatan yang tidak sempurna semacam itu, tetapi hanya sebagai tata penyelamatan sementara yang berupa penuntun (pendidik), Gal 3:24, supaya memberi manusia kesadaran akan dosanya, Rom 3:19 dst; Rom 5:20; Gal 3:19, dan membuatnya menantikan pembenaran dari kasih-karunia Allah melulu, Gal 3:22; Rom 11:32. Oleh karena bersifat sementara maka hukum Taurat haruslah lenyap dan diganti dengan pemenuhan janji yang sebelum hukum Taurat sudah diberikan kepada Abraham serta keturunannya, Gal 3:6-22; Rom 4. Kristus telah mengakhiri hukum Taurat, Efe 2:15; bdk Rom 10:4, dengan "menggenapi" hukum Taurat, bdk Mat 5:17; 3:15, dalam segala sesuatunya yang bernilai dalam hukum Taurat, Rom 3:31; 9:31; 10:4. Ia membebaskan anak-anak dari ikatan dengan penuntun, Gal 3:25 dst. Bersama dengan Kristus anak-anak itu sudah mati terhadap hukum Taurat, Gal 2:19; Rom 7:4-6; bdk Kol 2:20, sebab telah "ditebus" olehNya dari hukum Taurat, Gal 3:13, supaya dijadikan anak-anak angkat, Gal 4:5. Melalui Roh yang dijanjikan itu Kristus memberi manusia baru, Efe 2:15+, kekuatan batiniah untuk melakukan yang baik seperti diperintahkan oleh hukum Taurat, Rom 8:4 dst. Tata penyelamatan kasih karunia yang menggantikan tata penyelamatan hukum lama itu masih juga dapat dikatakan "hukum", tetapi hukum itu ialah "hukum iman", Rom 3:27+, "hukum Kristus", Gal 6:2, "hukum Roh" (terj: Roh, Rom 8:2), yang perintah pokoknya ialah kasih, Gal 5:14; Rom 13:8 dst: bdk Yak 2:8; Yoh 13:34. Dan kasih itu ialah penyertaan dalam kasih Bapa kepada Anak, Gal 4:6; Rom 5:5+. |
(0.07033875) | (Gal 1:9) |
(full: TERKUTUKLAH DIA
) Nas : Gal 1:9 (versi Inggeris NIV menambah kata "untuk kekal" di sini). Istilah "terkutuk" (untuk kekal) (Yun. _anathema_) berarti bahwa seseorang berada di bawah kutukan Allah, dihukum untuk binasa dan akan menerima murka dan kutukan Allah.
|