Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 81 - 100 dari 249 ayat untuk akibatnya (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.50) (Mzm 100:1) (sh: Ibadah yang menyukakan hati Allah. (Jumat, 13 November 1998))
Ibadah yang menyukakan hati Allah.

Ibadah tanpa pengertian tidak akan menyukakan hati Tuhan. Pengetahuan dan pengertian tentang Tuhan tanpa firman-Nya, takkan menciptakan kedekatan dengan Tuhan. Ibadah yang menyukakan hati Allah bukanlah ibadah yang diselewengkan, bukan ibadah yang sesuai aturan tradisi, tetapi ibadah yang sungguh-sungguh dan penuh syukur atas karya keselamatan Allah.

Krisis makna ibadah. Sangat disayangkan kalau sekarang ini banyak orang tidak lagi menganggap ibadah sebagai kebutuhan. Tawaran dunia yang menggiurkan dianggap lebih mampu memenuhi segala kebutuhan. Akibatnya selain kedudukan dan peranan ibadah dalam kehidupan Kristen tergeser drastis, persekutuan dalam pertemuan-pertemuan ibadah pun tidak lebih dari sekadar ungkapan-ungkapan formalitas. Pimpinan dan warga gereja mengemban tugas mengembalikan makna ibadah yang sesungguhnya. Berarti, pemimpin dan warga gereja harus terlebih dahulu terlibat dalam penghayatan akan kebesaran, dan kebaikan Allah. Pemazmur mengajak seluruh bumi untuk beribadah kepada Allah. Semakin dalam kita memahami dan menghayati persekutuan dengan Tuhan melalui ibadah, semakin kita dapat mengalami, menyelami dan mengerti kebaikan Tuhan.

Doa: Tuhan Yesus, tambahkanlah pengertian kami mengenai Engkau.

(0.50) (Ams 1:20) (sh: Dua pilihan (Rabu, 21 Juli 1999))
Dua pilihan

Dua kualitas hidup yang kontras, yaitu: bebal dan berhikmat, adalah akibat dua sikap memilih yang bertentangan. Hikmat terbuka, bahkan aktif mengundang setiap orang, seumpama penjaja barang di pasar-pasar. Orang yang menutup telinga terhadap undangan tersebut, menutup juga kemungkinan untuk memiliki dan menjalani kehidupan yang berbahagia. Hanya orang yang menerima undangan itu dengan segala konsekuensinya, yang akan memiliki kehidupan terpuji.

Respons aktif. Kehidupan tidak dapat berjalan dengan sendirinya, seumpama menjalani "nasib" yang tak mungkin terubahkan. Tetapi kehidupan adalah pengalaman-pengalaman yang nyata, hasil pengambilan keputusan dan kerelaan menerima akibatnya. Orang yang berpengalaman memiliki semua itu sebagai "nasib" baiknya. Sebaliknya orang yang bebal, gagal dalam hidup, terbuang dari Tuhan, tidak disebabkan oleh "nasib" buruknya. Allah telah menawarkan hikmat-Nya, yang selayaknya disambut secara aktif dalam bentuk memperhatikan, memilih takut akan Tuhan, menerima nasihat, dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Pilihan kita pada masa kini akan menjadi "nasib" kita kelak!

Doa: Ya Tuhan, berikanku hikmat-Mu, agar aku dituntunnya dalam hidup terang firman-Mu.

(0.50) (Ams 5:1) (sh: Jangan terjebak godaan seks (Rabu, 28 Juli 1999))
Jangan terjebak godaan seks

Amsal ini mengingatkan kita, khususnya orang muda dan pasangan suami-isteri agar tidak terjebak oleh pemuas-pemuas seks bayaran atau pemberi pengalaman seks murahan. Biasanya keterlibatan seseorang pada godaan seks berawal dari keinginan dalam hati yang diselubungi hawa nafsu tak terkendali, kemudian terungkap dalam tindakan lahiriah. Akibatnya kehidupan menjadi pahit, masa depan pribadi dan keluarga berantakan, kehormatan diri tercabik-cabik. Jika ingin semua ini tak terjadi dalam hidup kita, arahkan dan isi semangat gairah hidup itu secara bijak dan selaras firman hikmat-Nya.

Kesetiaan dalam pernikahan. Pernikahan adalah suatu lembaga persekutuan yang disucikan oleh Allah. Itulah sebabnya pernikahan merupakan perwujudan janji setia di hadapan Allah. Melalui pernikahan kudus ini dimaksudkan agar persekutuan pernikahan itu tetap langgeng, harmonis dan menciptakan kehidupan yang sejahtera. Maka, selain harus dijaga kemurniannya, suasana persekutuan pernikahan harus pula diisi dengan cinta murni, saling berbagi, saling menguatkan lahir dan batin, dan kesatuan hati.

Doa: Ya, Tuhan, anugerahkanlah hikmat-Mu, sehingga kami mampu membina keluarga yang kudus dan bahagia.

(0.50) (Ams 7:1) (sh: Sepak terjang perempuan jalang (Sabtu, 31 Juli 1999))
Sepak terjang perempuan jalang

Sebuah majalah wanita pernah menampilkan suatu kisah perjalanan hidup seorang wanita tuna susila. Dikisahkan bahwa pekerjaan itu dilakukan semula demi "menyambung hidup", namun kemudian berubah menjadi demi "kepuasan". Sasaran mereka ini adalah pria muda yang berduit; tak peduli berkeluarga atau belum. Tepatlah ungkapan Amsal yang mengatakan bahwa perempuan jalang itu akan mencari seorang teruna/muda yang tak berakal budi. Pria yang mudah tergoda itu tidak pernah memikirkan akibat lanjutannya. Tanpa disadari ia terjebak dalam jaring-jaring maut yang berbahaya.

Kiat menghadapi perempuan jalang. Amsal menasihati agar kita mewaspadai sifat perempuan jalang, dan selain itu mengungkapkan juga akibat-akibatnya yang dapat merusak, bahkan menghancurkan hidup. Amsal memberikan kiat (cara) menghadapi kedursilaan seksual yang dilakukan oleh perempuan jalang. Pertama, hidup takut akan Tuhan. Kedua, miliki komitmen yang teguh kepada didikan Allah. Ketiga, tidak membiarkan pikiran kosong, sehingga mengembara pada kesenangan yang ditawarkan oleh roh yang membangkitkan hawa nafsu. Keempat, mengendalikan nafsu dan belajar hidup kudus. Kelima, terus mengingat dampak-dampak yang akan terjadi: malu, kesusahan, penyesalan seumur hidup, bahkan kematian.

(0.50) (Ams 9:1) (sh: Undangan hikmat (Selasa, 3 Agustus 1999))
Undangan hikmat

Hikmat berseru-seru mengundang orang-orang yang mau mencarinya agar mendapatkannya. Undangan ini ditujukan bagi orang yang tak berpengalaman dan orang yang bijak, yang mau mendengar nasihatnya, sehingga hidup lebih bijak dan berhikmat. Ditegaskan, bahwa hikmat tidak dihiraukan oleh para pencemooh atau orang fasik, bahkan dikecam. Mereka menganggap diri paling benar sehingga tidak perlu meresponi undangan hikmat. Hikmat hanya akan dirasakan oleh orang yang mau meresponi undangannya. Undangan hikmat juga berlaku bagi kita yang rindu hidup benar di hadapan Tuhan.

Undangan kebodohan. Orang yang mengabaikan undangan hikmat akan diundang oleh para pencemooh, orang bebal, orang yang tidak berhikmat. Dengan tawaran dan bujukan yang manis, mereka berusaha menarik perhatian orang yang tak berpengalaman dan tak berakal budi. Orang yang berhikmat tak akan tergiur dan tergoda dengan undangan kebodohan yang nampak lebih hikmat, karena tahu akibatnya. Sebaliknya orang-orang yang tak berhikmat akan menerima undangan yang tampaknya menarik padahal menuju maut. Ada dua undangan yang ditawarkan: undangan hikmat dan kebodohan; manakah yang akan Anda responi? Respons Anda akan menentukan sikap dan langkah hidup sepanjang masa.

(0.50) (Pkh 11:1) (sh: Falsafah hidup orang beriman. (Sabtu, 19 Juni 1998))
Falsafah hidup orang beriman.

Orang beriman menyadari bahwa hidup ini adalah kasih karunia Allah semata. Ia telah menciptakan dan memelihara. Ia telah memberi Yesus Kristus, agar di dalam-Nya kita beroleh pengampunan dan jaminan hidup kekal. Jelasnya setiap orang beriman berhutang nyawa kepada Allah. Tak satu pun yang dimilikinya (kesehatan, harta, kesempatan, kerohanian, dlsb.) yang berasal dari kemampuannya sendiri. Karena itu wajarlah bila orang beriman menunjukkan sikap hidup bersyukur kepada Allah dan bermurah hati kepada sesamanya.

Menikmati hidup dalam Tuhan. Hidup ini bisa dijalani dalam dua macam sikap. Pertama, sikap berpusatkan manusia, yang akan menghasilkan sikap pesimis atau sikap keras dalam melihat hidup yang penuh berbagai masalah. Kedua, sikap yang berpusatkan Allah, yang menghasilkan sikap optimis dan penuh syukur, yang memandang bahwa anugerah Allah membuat hidup sarat dengan hal indah. Akibatnya, seperti halnya tiap pagi kita menyongsong fajar baru dengan penuh semangat, demikianlah orang beriman menyongsong kejutan-kejutan anugerah Allah setiap hari.

Renungkan: Karena hidup ada di tangan Tuhan, tangan kita dapat bekerja dan membuat berbagai karya nyata dalam kuat kuasa-Nya.

(0.50) (Yes 8:1) (sh: Tak perlu takut. (Sabtu, 26 September 1998))
Tak perlu takut.

Damsyik dan Samaria menjadi ancaman bagi Yehuda, sebab Yehuda telah menolak ajakan mereka untuk bergabung melawan Asyur. Ayat 1-4 adalah pesan simbolis Allah melalui tindakan Yesaya. Pesan itu ditulis pada batu tulis besar agar dapat disimak dengan jelas. Tulisan di atasnya yang juga menjadi nama anak Yesaya menegaskan bahwa ancaman mereka hanya sekejap dan segera berlalu. Mengapa? Karena sebelum anak itu dapat berbicara, Aram dan Samaria telah ditaklukkan.

Pengharapan sia-sia. Berharap kepada manusia adalah sia-sia. Tindakan Yehuda berlindung pada Asyur dari ancaman Israel dan Aram, disamakan dengan menolak aliran sungai Allah yang memberi keselamatan. Akibatnya, Asyur malah akan menjadi gelombang yang menenggelamkan Yehuda (ayat 5-8). Memang, bergantung dan berharap kepada Allah memerlukan iman. Dan ini biasanya dianggap orang lebih sulit dibandingkan berharap kepada sesuatu yang terlihat seperti kepada kekuatan militer (Asyur) atau kekuatan gaib (roh-roh). Sebenarnya beriman kepada Allah tidaklah sulit, sebab kita hanya perlu memperhitungkan secara serius semua pesan-pesan-Nya yang "besar", nyata dan gamblang itu!

Renungkan: Ketika kita mengalami berbagai masalah dan tekanan hidup, kemanakah kita mencari petunjuk dan pertolongan? Kepada manusia, kepada orang mati, kepada Allah (ayat 13, 14, 20)?

(0.50) (Yes 9:7) (sh: Post Tenebras Lux! (Kamis, 16 Oktober 2003))
Post Tenebras Lux!

Kata-kata ini terpampang di depan tembok Reformasi yang sangat terkenal di Jenewa. Kalimat yang berarti, "Sesudah kegelapan, terang!" tersebut menunjukkan sebuah era yang baru. Manusia di zaman Reformasi dibawa kembali kepada semangat untuk mencari kebenaran, kembali ke Alkitab. Ada semacam kerinduan dalam diri manusia untuk melihat kecerahan setelah kesuraman.

Pengharapan akan terang setelah kekelaman pun muncul dalam nubuatan kitab Yesaya. Bacaan hari ini dimulai dengan sebuah penyekatan terhadap masa lalu. Penghukuman itu tidaklah selamanya. Kehancuran Yehuda akan ditutup dengan sebuah misi penyelamatan. Misi penyelamatan ini paling tidak terjadi dalam tiga lapisan. Lapisan pertama adalah hadirnya Hizkia. Ahas mewakili raja yang lemah dan tidak taat kepada Allah. Hizkia akan membawa perubahan baru, suatu keselamatan bagi bangsanya karena ia tunduk kepada Allah. Hal ini memungkinkan hadirnya kedamaian dan kemakmuran. Lapisan kedua adalah masa ketika bangsa Yehuda kembali dari pembuangan. Lapisan ketiga adalah lapisan yang lebih besar. Keselamatan terlihat dari hadirnya seorang Mesias, yang akhirnya digenapi dalam diri Kristus, Sang Juruselamat dunia.

Seorang keturunan Daud yang baru akan hadir! Perayaan dari kegelapan menuju terang ini diwujudkan dalam sukacita yang begitu luar biasa. Sukacita itu juga dilihat secara militer seperti ketika orang-orang membagi-bagikan hasil rampasan dari musuh. Penghancuran "kuk" dan "gandar" menunjukkan sekali lagi kemenangan militer yang dahsyat. Kita melihat bahwa janji akan keturunan Daud diberikan dengan gelar-gelar yang indah: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Keempat gelar ini menjamin kemakmuran dan keadilan selama-lamanya!

Renungkan: Kejahatan dan ketidakadilan takkan pernah bertahan selamanya. Hiduplah hanya dalam kebenaran dan kejujuran!

(0.50) (Yes 28:14) (sh: Kesalahan turun-temurun. (Jumat, 20 November 1998))
Kesalahan turun-temurun.

Penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan para pemimpin Israel rupa-rupanya sudah mentradisi, dan dilakukan turun-temurun. Bukan saja penyalahgunaan kekuasaan, tetapi juga penyalahgunaan makna perjanjian Allah dengan nenek moyang mereka, Abraham, Ishak, Yakub. Mereka membalut perjanjian kekal dan syarat di dalamnya dengan dusta (ayat 15). Dahulu Allah memilih mereka supaya kudus, hidup dalam kebenaran dan ketaatan terhadap hukum Tuhan. Nyatanya, mereka menghancurleburkan rancangan indah Allah. Akibatnya, Tuhan akan memutuskan tali perjanjian sebagai hukumannya (ayat 18). Suatu kejadian yang tidak asing lagi di mata Tuhan.

Harapan dalam Perjanjian Baru. Keluarga Kristen yang telah berpuluh tahun menjadi Kristen dapat saja kehilangan makna memperTuhankan Kristus, karena terjerumus dalam tradisi. Semangat cinta Tuhan dapat menjadi pudar jika Kristen tidak memperbarui ikatan perjanjian kasih dengan Tuhan terus-menerus. Perjanjian baru di dalam Kristus memiliki makna berbeda dari perjanjian lama. Kristus memberikan kita harapan baru dan jaminan baru yang tidak didasarkan pada sifat perjanjian melalui keturunan melainkan perjanjian dalam keadilan Tuhan (ayat 17). Sifat adil Tuhan tercermin dalam tindakan-Nya yang rela mengorbankan putra-Nya

(0.50) (Yes 30:18) (sh: Saat yang tepat. (Rabu, 25 November 1998))
Saat yang tepat.

Ibarat seorang ayah yang menghukum anaknya bila kedapatan berbuat salah; teguran, hajaran yang ditimpakannya bukanlah untuk membalas perbuatan salah, tetapi untuk mengubah dan membentuk anak menjadi pribadi yang baik dan bertanggung-jawab. Begitu halnya perlakuan Allah terhadap bangsa Israel. Setelah Allah menindak mereka, maka inilah saat yang tepat bagi Allah untuk memulihkan mereka. Tidak hanya perhatian yang Allah berikan, tetapi juga kesempatan baru, untuk memperbaiki sikap hidup di hadapan Allah. Tujuan pemulihan dari Allah adalah menegaskan ulang pengakuan iman mereka, bahwa Allahlah satu-satunya sumber pertolongan.

Pertolongan Tuhan adalah nyata. Dalam keadaan sulit dan terdesak, banyak orang melakukan hal seperti yang pernah Israel lakukan. Tidak peduli cara yang ditempuh dan kepada siapa meminta pertolongan, yang penting adalah beroleh kelepasan. Akibatnya, berbagai langkah gegabah pun dibenarkan. Saat ini seluruh rakyat menjerit kelaparan, menuntut keadilan, dll. Apakah ini tindakan Allah mendisiplin umat, yang tidak setia dan tidak percaya kepada-Nya? Mungkin "ya"! Namun yakinilah, bahwa tindakan tegas Allah itu penuh kasih sayang, agar umat kembali kepada-Nya, sebagai satu-satunya harapan yang mampu memberikan pertolongan nyata.

(0.50) (Yes 39:1) (sh: Hukuman karena tidak setia. (Selasa, 8 Desember 1998))
Hukuman karena tidak setia.

Karya Allah nyata dalam kehidupan bangsa Israel, umumnya, dan hidup raja Hizkia, khususnya. Bayangkan, tindakan setia Allah melepaskan mereka dari kepungan tentara Asyur, dengan cara yang sangat ajaib; bahkan Allah menunda kematian Hizkia 15 belas tahun lagi, diresponi dengan sangat memalukan. Tidakkah ini suatu anugerah yang luar biasa, yang Allah berikan kepadanya? Bukan saja anugerah pengampunan, tetapi anugerah kehidupan.

Pemanfaatan kesempatan. Hizkia telah salah memanfaatkan kesempatan yang Allah berikan kepadanya. Ia mulai menjalin persahabatan dengan bangsa Babel, dan berharap memperoleh perlindungan. Ia bahkan memamerkan dan bermegah atas kekayaannya dan kekayaan Bait Allah. Akibatnya, Allah menghukum kesombongan raja Hizkia. Babel yang diharapkan mampu memberikan pertolongan justru sebaliknya, menjadi alat penghukuman Allah. Keturunan raja Hizkia akan dibuang ke Babel, dan lebih menyedihkan lagi, kekayaan yang pernah Hizkia pamerkan, diangkut tanpa sisa ke Babel. Peringatan buat segenap orang percaya bahwa pertobatan yang tidak diikuti oleh kesetiaan kepada Allah, akan mendatangkan hukuman.

Doa: Tuhan, jauhkanlah kesombongan yang mendukakan Engkau.

(0.50) (Yes 42:18) (sh: Buta dan tuli (Kamis, 04 Februari 1999))
Buta dan tuli

Sekalipun bangsa Israel adalah umat Allah, namun banyak di antara mereka yang menutup mata dan telinga mereka terhadap firman Tuhan. Ketidakpercayaan dan kekerasan hati telah mengaburkan iman mereka. "Siapakah yang buta seperti suruhan-Ku dan tuli seperti hamba Tuhan?" (19c, d). Sungguh sangat menyedihkan bila hamba-hamba Tuhan yang dipakai Tuhan namun mereka sendiri tidak melihat perbuatan Tuhan.

Awal penolakan terhadap Tuhan. Buta dan tuli rohani merupakan awal penolakan terhadap Tuhan. Akibatnya sangat fatal. Hukuman yang dialami Israel merupakan tindakan Tuhan agar mereka mau menyadari kesalahannya. Mereka harus mengakui bahwa mereka telah berdosa, tidak mengikuti jalan yang ditunjukkan-Nya dan tidak mendengarkan pengajaran-Nya. Bagaimana keadaan mata dan telinga rohani kita? Perhatikanlah bahwa Tuhan marah karena ketidaktaatan. Adakah perbuatan kita yang akan membuat Tuhan murka? Seberapa jauh kita mengindahkan atau menyepelekan tindakan Tuhan dalam hidup kita? Bukalah mata dan telinga, agar nyata penyelamatan Tuhan dalam hidup Anda.

Doa: Tuhan, ampunilah aku bila selama ini kurang memperhatikan Engkau. Tolonglah agar telinga, mata serta hatiku selalu terbuka pada-Mu.

(0.50) (Yes 56:9) (sh: Pemimpin-pemimpin yang mencari untung (Kamis, 18 Maret 1999))
Pemimpin-pemimpin yang mencari untung

Sungguh celaka para pengawal yang tidak mengawal, para gembala yang tidak menggembala. Mereka dipercayakan tugas, tetapi hanya mencari untung bagi diri mereka sendiri. Mereka seumpama anjing-anjing bisu, yang tidak menyalak ketika bahaya datang mengancam. Inilah gambaran para pemimpin umat Israel yang dicela oleh Tuhan. Mereka berbaring, melamun dan suka tidur saja. Mereka hanya tahu bersuka ria dan tidak takut pada hukuman Tuhan. Tuhan bukannya tidak memperhatikan keadaan tersebut. Tuhan menegaskan bahwa Dia tidak berkenan pada orang-orang seperti itu (57:3-5).

Pemimpin gereja. Pemimpin gereja yang berhasil bukan saja pemimpin yang hanya mampu memberikan penghiburan kepada jemaat, tetapi pemimpin yang juga mampu melakukan hal-hal yang berkenan kepada Allah. Namun, belakangan ini kerap kita temui pemimpin gereja yang berlebihan, yang mengutamakan kepentingan pribadi. Akibatnya, jemaat kecewa, dan meninggalkan gereja. Terhadap umat-Nya yang dilupakan oleh para pemimpin, Allah menyatakan penghiburan-Nya. Dia tidak membiarkan umat-Nya ini hilang binasa dengan sia-sia.

Doa: Tuhan, ajar kami untuk menjadi gembala kepercayaan-Mu, yang penuh tanggung jawab atas domba-domba yang Kau percayakan.

(0.50) (Yes 66:1) (sh: Kemunafikan (Jumat, 7 Mei 1999))
Kemunafikan

Dalam rangka penggenapan janji-Nya, Allah memastikan bahwa hanya orang yang saleh dan tulus mengasihi-Nya yang berbahagia. Sebaliknya, dalam kepastian itu Allah selalu memberi peringatan kepada orang fasik. Allah tahu pasti keadaan orang-orang jahat yang tidak tulus dan tidak patuh kepada-Nya. Khusus kepada para penganut paham sinkretisme (menyembah Allah, tetapi juga menyembah berhala), Allah akan memperlakukan mereka dengan tegas dan bahkan segala sesuatu yang ditakuti mereka menjadi bagian mereka. Allah tidak suka kemunafikan. Milikilah sikap yang tulus kepada Allah dalam segala aspek kehidupan.

Ketulusan hati. Firman Tuhan jelas mengatakan bagaimana seharusnya sikap ibadah umat kepada Tuhan; mulai dari cara bagaimana manusia memberikan persembahan (korban bakaran, korban sajian dan korban kemenyan) sampai kepada sikap hati manusia kepada Allah. Namun sering kalimat lebih suka memilih jalannya sendiri dan tidak mau mendengarkan firman-Nya. Akibatnya, semua persembahan tersebut hampa dan sia-sia, bahkan dibenci Allah. Allah pasti akan menghukum mereka yang tidak tulus.

Renungkan: Allah murka kepada orang yang rajin beribadah; tetapi sikap dan tindakan hidupnya menyelewengkan kebenaran firman-Nya.

(0.50) (Hos 5:1) (sh: Hukuman bagi para pemimpin (Minggu, 7 November 2004))
Hukuman bagi para pemimpin

Pemimpin yang bijaksana membawa berkat bagi bangsa yang dipimpinnya, sebaliknya pemimpin yang bebal hanya membawa masalah saja.

Hukuman bagi para pemimpin pada nas ini ditujukan kepada para pemimpin Israel, yaitu kalangan imam dan keluarga raja. Ternyata, mereka adalah pemimpin yang jahat. Mereka mengeruk kekayaan dari orang-orang yang mereka pimpin (ayat 1-2). Mereka berbuat demikian meski mereka mengerti bahwa Allah melihat dan mengetahui semua perbuatan mereka (ayat 3). Mereka dibutakan oleh dosa mereka sendiri (ayat 4). Akibatnya mereka menjadi munafik dan bersikap sombong terus-menerus karena merasa hidupnya sudah benar di hadapan Allah (ayat 5). Mereka yakin korban-korban persembahan mereka pasti diterima Tuhan (ayat 6). Jelas Tuhan menolak ibadah palsu seperti itu. Bukan itu saja, Tuhan juga akan bangkit melawan dan menghancurkan mereka (ayat 8-14).

Pemimpin negara yang memanfaatkan wewenangnya untuk kepentingan diri dan kelompoknya sendiri merupakan hal yang biasa. Akan tetapi, patut disayangkan bila ada pemimpin rohani bersikap seperti itu di antara umat Tuhan. Jangan-jangan orang itu malah diri kita sendiri. Kita akan melakukan apa saja asalkan dapat memperkaya diri kita, mempertahankan posisi di gereja, kalau perlu dengan menghancurkan orang lain. Sementara itu kita tetap setia ke gereja, tampil saleh di depan jemaat, dan rajin memberikan persembahan. Hati-hati! Bertobatlah sebelum Tuhan menghancurkan hidup kita.

Camkan: Tuhan menentang perbuatan jahat para pemimpin yang menyengsarakan sesama.

(0.50) (Mat 5:17) (sh: Kristus kontra Farisi, bukan kontra Taurat. (Jumat, 2 Januari 1998))
Kristus kontra Farisi, bukan kontra Taurat.

Tujuan kedatangan Yesus bukan untuk membatalkan hukum Taurat tetapi menggenapinya menurut hakikat dan semangatnya terdalam. Sebaliknya para ahli Taurat dan Farisi lebih mementingkan hal-hal lahiriah yang diatur Taurat. Akibatnya mereka tidak sungguh menghormati Allah dan menghargai manusia. Tuhan Yesus menolak perilaku dan interpretasi salah tersebut. Hukum Taurat diberikan Tuhan supaya manusia hidup bermutu, dan kemanusiaannya terangkat, bukan sebaliknya.

Kristus penggenap Taurat. Sejarah bangsa Israel membuktikan, manusia tidak berdaya menaati Allah. Kristus datang untuk membebaskan manusia dari kuasa dosa dan memulihkan kembali kemanusiaannya. Hidup, ajaran dan karya penebusan Kristus adalah penggenapan hukum Taurat. Hanya Kristus yang dapat membebaskan manusia untuk hidup benar di hadapan Allah dan dalam hubungan yang benar dengan sesama manusia. Dia mampu menghasilkan orang yang hidup lebih benar karena menghayati kehendak Tuhan dari hati yang diperbarui-Nya (ayat 21-26).

Renungkan: Hidup kekal karunia Tuhan akan membuat kita memenuhi hukum-hukum kekal Allah.

Doa: Janganku jadi pemain sandiwara rohani, tetapi pelaku firman yang sejati.

(0.50) (Mat 6:1) (sh: Dasar dan tujuan yang keliru. (Senin, 5 Januari 1998))
Dasar dan tujuan yang keliru.

Yesus menyetujui tiga rukun Yahudi: sedekah, berdoa dan berpuasa, asal tidak disalahgunakan sebagai tujuan akhir. Sikap Yahudi ketika melakukan kegiatan keagamaan untuk peningkatan, kenikmatan diri sendiri dan agar dipuji orang lain. Akibatnya, keagamaan hanya menjadi suatu pameran kesalehan. Motivasi kesucian yang salah ini dikritik oleh Yesus. Tindakan mereka sudah dianggap menerima upahnya dan tidak berharga di mata Allah (6:2,5,16">Mat. 6:2,5,16).

Doa yang benar. Doa yang keluar dari mulut yang tidak memberi makna hidup yang dalam bukan doa yang benar. Doa merupakan suatu pergumulan. Bukan kebiasaan. Orang Yahudi cenderung bermain kata dalam doa. Nama Tuhan dipuji-puji, dihormati, dimuliakan, tetapi jalan hidupnya tidak terpuji. Doa yang bagaikan karangan indah, atau yang seperti rentetan mantera, adalah kebencian di telinga Allah. Tuhan tahu apa yang harus dilakukan tanpa tergantung kepada manusia.

Gereja dan kegiatan Spiritual. Pembinaan jemaat perlu ditingkatkan, supaya doktrin tidak kering kerohanian, dan kerohanian tidak hampa bobot kebenaran teologis Kristiani.

Renungkan: Sikap hati dan hubungan yang tidak benar dengan Allah tidak mungkin menghasilkan doa yang berkenan.

(0.50) (Mat 16:1) (sh: Perlukah tanda? (Sabtu, 14 Maret 1998))
Perlukah tanda?

Orang bebal datang kepada Tuhan Yesus acapkali bukan untuk menyerahkan diri pada kebenaran yang dijanjikan, tetapi semata-mata untuk mencobai kebenaran tersebut. Seringkali pula mereka minta tanda, agar Tuhan Yesus memperlihatkan tanda yang spektakuler dari sorga. Mungkinkah mereka sudah melupakan tanda-tanda ajaib yang Yesus lakukan kepada orang banyak? Seandainya pun Tuhan Yesus memberikan tanda yang mereka minta, apakah mereka mengakui-Nya sebagai Mesias yang dijanjikan dan sudah hadir di tengah-tengah mereka? Kemungkinan itu sangat kecil. Hati mereka sudah tertutup oleh kebebalan dan kejahatan. Hanya jika terjadi pertobatan sajalah hati dan pikiran mereka akan diperbarui!

Waspadalah! Banyak Kristen baru percaya pada kemuliaan Tuhan bila sudah menikmati tanda mukjizat Tuhan. Akibatnya Kristen terjerumus pada Kekristenan karena tanda-tanda bukan karena kesungguhan percaya pada Tuhan. Waspadalah! Apakah dengan tanda-tanda itu hati kita semakin dekat dengan-Nya? Waspadalah juga terhadap pemimpin rohani yang sering mengumbar kata dan mengobral tanda-tanda ajaib untuk menarik jiwa datang kepada Tuhan! Iman Kristen adalah iman yang sepenuhnya percaya dan bergantung penuh pada Tuhan yang adalah kehidupan kekal.

(0.50) (Mat 27:1) (sh: Uang Darah. (Rabu, 8 April 1998))
Uang Darah.

Pengkhianatan Yudas sebenarnya dibayar dengan uang persembahan umat. Tetapi dosa yang telah Yudas lakukan tidak dapat diluruskan kembali hanya dengan mengembalikan uang itu untuk Bait Allah. Para pemimpin di Bait Allah menolak uang itu. Urusan pembiayaan dan rekayasa menangkap Yesus, adalah urusan imam-imam besar yang mutabir. Tetapi urusan penyesalan dan bunuh diri adalah urusan Yudas. "Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri" (ayat 4). Siapakah yang lebih hitam, Yudas atau pemimpin umat yang mutabir itu?

Keheranan Pilatus (ayat 14). Pikiran Pilatus tidak diracuni dan dibakar oleh kebencian seperti imam-imam besar. Ia heran ketika Yesus diam dan tidak menjawab pertanyaannya. Kesulitan Pilatus ialah pengenalannya terhadap pribadi Yesus tidak cukup dalam. Keheranannya terhadap hal-hal yang benar tidak cukup dalam. Sayang, sedikit keheranan itu tidak disikapinya secara benar. Akibatnya dia tidak bisa mendapatkan pengertian dan pemahaman yang mendalam tentang pribadi Yesus.

Renungkan: Manusia tidak akan diselamatkan karena dia heran, tetapi karena tahu dan taat pada kebenaran.

Doa: Agar tidak saja heran, tetapi juga mengasihi Yesus dalam pikiran dan tindakan.

(0.50) (Mat 27:27) (sh: Jubah Ungu. (Kamis, 9 April 1998))
Jubah Ungu.

Jubah ungu dikenakan kepada Yesus. Pakaian itu tidak cocok buat-Nya. Para serdadu itu mengenakan kepada Yesus sebuah pakaian olokan, yang tidak cocok dengan kepribadian Yesus. Sampai kini banyak orang bahkan pemikir Kristen berusaha kuat mengenakan pakaian-pakaian aneh: pakaian badut, pakaian raja, pakaian tentara, pakaian omong kosong, dlsb. kepada Yesus. Akibatnya bukan lagi Yesus yang penuh dengan kekuatan dan kasih dari Allah yang diwartakan orang. Ia menjadi tokoh yang sama sekali asing dan tidak dikenal. Sang Juruselamat pencinta umat manusia yang berdosa, hilang sama sekali dari peredaran.

Mahkota duri. Perhiasan atau atribut seorang raja tanpa kuasa. Penghormatan terhadap seorang raja tanpa kedudukan. Inilah upaya maksimal menghina Yesus. Sepanjang sejarah bermacam-macam mahkota diberikan kepada Yesus. Raja di atas segala raja, Tuhan di atas segala Tuhan. Yesus sebagai slogan tanpa diiringi taat kepada Dia sebagai sang raja. "Kasihilah musuhmu, ampunilah mereka tujuh puluh kali tujuh kali". Kita semua mengatakan kepadanya "salam hai raja orang Yahudi". Prajurit-prajurit Roma yang menyalibkan Yesus juga mengucapkan hal yang sama. Apa beda kita dari para musuhnya?

Doa: Tolong kami menyambut Yesus apa adanya Dia.



TIP #05: Coba klik dua kali sembarang kata untuk melakukan pencarian instan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA