| (0.25022692857143) | (Im 1:5) | (jerusalem: haruslah ia menyembelih) Yeh 44:11 menetapkan bahwa para kaum Lewi menyembelih binatang. Para imam baru berperan dalam menyiramkan (memercikkan dsb) darah pada mezbah. Ini sebuah penetapan yang menyangkut semua korban. Hanya imam saja yang naik ke atas mezbah |
| (0.25022692857143) | (Im 13:1) | (jerusalem) Kata "kusta" dalam pengertian orang Ibrani di zaman dahulu mencakup berbagai penyakit kulit atau penyakit pada bagian luar tubuh, Ima 13:1-44. Ke dalam istilah "kusta" termasuk pula jamuran pada pakaian atau dinding, Ima 13:47-59; 14:33-53. Hanya para imam berhak menentukan apakah "penyakit kusta" ada atau tidak sudah sembuh tidaknya: mereka juga menetapkan tindakan yang harus diambil untuk mencegah "penyakit" itu dari menular. Peraturan-peraturan pegangan imam dalam hal itu, di sini dibukukan. Ini semua peraturan praktis yang berlatarbelakang adat istiadat primitip. Tetapi dalam agama Israel semua mendapat makna keagamaan, oleh karena peraturan-peraturan itu menetapkan apa yang "najis" (menghalangi hubungan dengan Tuhan). Upacara pemasukan kembali ke dalam masyarakat diganti dengan upacara yang diserupakan dengan korban penghapusan dosa, Ima 14:1-31, 49-53. Dalam rangka itu "dosa" berarti: dirusaknya daya hidup yang bersumberkan Allahnya Israel. |
| (0.25022692857143) | (Yos 11:1) | (jerusalem) Bab ini memuat kisah mengenai perebutan bagian utara negeri Kanaan. Kisah itu tersusun begitu rupa sehingga sejalan dengan bab 10. - Inti historis kisah itu ialah kemenangan yang diperoleh Israel dekat mata air Merom. |
| (0.25022692857143) | (Ayb 32:8) | (jerusalem: Yang Mahakuasa) Bdk Ayu 5:17+. Elihu memperlawankan hikmat yang diperoleh manusia dengan daya upayanya sendiri dengan hikmat yang bersifat karismatis, yang diberikan roh ilahi. Hikmat ketimuran yang disiarkan oleh para bijak di Israel memang selalu mengutamakan hikmat ilahi, Ams 21:30; para bijak juga menyadari hubungan antara hikmat dan agama sejati, Ams 1:7+; Ams 10:31; 15:33; Maz 119:98-100 ada keyakinan bahwa hikmat dikurniakan Allah, Ams 2:6; 16:33. Di luar kalangan para berhikmat dikenal suatu hikmat "rohani", bdk Yes 11:2; Kej 41:38-39. Hikmat dan roh Allah mulai disamakan dalam Dan 5:11,14; kesamaan itu lebih jauh diperkembangkan dalam Wis 1:5-7; 7:22-23; 9:17, dan perkembangan itu memuncak dalam Perjanjian Baru, 1Ko 2:1-16. |
| (0.25022692857143) | (Mzm 147:1) | (jerusalem: Kekuasaan dan kemurahan TUHAN) Lagu puji-pujian ini terbagi atas tiga bagian yang agak serupa satu sama lain, Maz 147:1-6,7-11,12-20. Meskipun dalam beberapa terjemahan kuno mazmur ini terbagi menjadi dua, Maz 146=Maz 147:1-11; Maz 147=Maz 147:12-20, namun kidung ini sebenarnya hanya satu mazmur saja. Allah yang kuasa dan bijaksana dipuji sebagai pemulihan umat Israel dan kota Yerusalem, Maz 147:1-6; ia dipuji sebagai pengurus yang menyelenggarakan segala sesuatu bagi orang yang mengandaikan Dia, Maz 147:7-11; Ia dipuji karena membangun kembali kota Yerusalem dan penjamin kedamaian dan kesejahteraan dengan memimpin segala daya alam dan dengan memberikan wahyuNya, Maz 147:12-20. |
| (0.25022692857143) | (Kid 5:10) | (jerusalem) Mengenai jenis sastera puji-pujian ini bdk Kid 4:1+. Ada yang menafsirkannya sebagai alegori bait Allah, khususnya berdasarkan Kid 5:11,14-15. Tetapi apa yang digambarkan kiranya bukannya bait Allah, tetapi sebuah patung yang terbuat dari emas dan gading. Patung-patung semacam itu memang sering dibuat di kawasan timur dan Yunani-Romawi dahulu. Ini agaknya dipakai daya khayal penyair untuk memujikan keelokan laki-laki sebagai dicita-citakan: perawakan tinggi, rambut lebat yang mengombak, warna kulit yang menarik dan roman muka yang tampak. Bdk apa yang dikatakan tentang Saul, 1Sa 9:2; 10:23-24, Daud, 1Sa 16:12 dan Absalom, 2Sa 14:25-26. Jenis sastera semacam ini gemar akan bahasa penghebat dan berlebih-lebihan; bdk apa yang dikatakan tentang imam besar Simon, Sir 50:5-12 |
| (0.25022692857143) | (Luk 22:66) | (jerusalem) Menurut Markus dan Matius Yesus dua kali dihadapkan ke pengadilan; menurut Lukas hanya sekali. Sidang Mahkamah Agama ini kiranya sidang di pagi hari dalam Balai Pengadilan di dekat Bait Allah. Bdk Mat 26:57+. |
| (0.25022692857143) | (Rm 8:11) | (jerusalem) Kebangkitan orang Kristen sangat bergantung pada kebangkitan Kristus, 1Te 4:14; 1Ko 6:14; 15:20 dst; 2Ko 4:14; 13:4; Rom 6:5; Efe 2:6; Kol 1:18; 2:12 dst; 2Ti 2:11. Dengan daya yang sama dan karunia ialah Roh yang sama, bdk Rom 1:4+, Bapa membangkitkan orang Kristen pada gilirannya. Karya itu sekarang sudah disiapkan dalam hidup baru yang membuat orang Kristen menjadi anak (Rom 8:14) serupa dengan Anak, Rom 8:29+; hidup baru itu tidak lain kecuali dipersatukan dengan Kristus menjadi tubuhNya yang dibangkitkan, hal mana terwujud melalui iman, Rom 1:16+, dan baptisan, Rom 6:4+. |
| (0.25022692857143) | (1Ptr 1:23) | (jerusalem: firman Allah, yang hidup dan yang kekal) Tidak jelas apakah "yang hidup dan yang kekal" mengenai Allah atau firman Allah. Firman Allah merupakan benih kehidupan dan menjadi dasar kelahiran ilahi. Karena firman itu kita juga mampu berlaku sesuai dengan kehendak Allah, 1Pe 1:22-25; Yak 1:18+; Yoh 1:12 dst; 1Yo 3:9; bdk 1Yo 2:13 dst; 1Yo 5:18. Memanglah firman Allah berdaya, 1Ko 1:18; 1Te 2:13; Ibr 4:12. Menurut Yakobus "firman Allah" ialah, hukum Taurat, 1Pe 1:25, tetapi menurut 1Petrus firman itu tidak lain kecuali pemberitaan Injil, 1Pe 1:25 (bdk Mat 13:18-23 dsj). Menurut Yohanes akhirnya firman Allah itu ialah Anak Allah, 1Pe 1:1+. Dalam pandangan Paulus Roh Kuduslah yang menjadikan kita anak Allah, Rom 6:4+. Tetapi Roh Kudus tidak lain kecuali daya firman. |
| (0.247712) | (2Raj 18:13) |
(sh: Penghujatan terhadap Allah (Kamis, 7 Juli 2005)) Penghujatan terhadap AllahPenghujatan terhadap Allah Orang yang mengandalkan kekuatannya sendiri seringkali menganggap remeh orang lain bahkan merendahkan kuasa Tuhan. Tanpa disadarinya, ia sedang melawan Tuhan. Sanherib, raja Asyur yang sedang berjaya dengan pasukannya menaklukkan dunia pada waktu itu adalah orang demikian. Melalui wakilnya, juru minuman agung dari Lakhis, raja Asyur menekan Hizkia agar menyerah kepada Asyur. Juru minuman agung itu dengan pongahnya menyatakan bahwa Asyur tak terkalahkan. Ia menghina dan merendahkan Mesir yang menjadi andalan kerajaan-kerajaan kecil, termasuk Yehuda (ayat 21). Ia meremehkan kekuatan pasukan Yehuda (ayat 23-24). Ia bahkan menghujat TUHAN, Allah Israel dengan mengatakan bahwa TUHAN tidak berdaya melawan para dewa orang Asyur (ayat 30-35). Apa tindakan yang tepat menghadapi orang yang sombong seperti itu? Hizkia mula-mula bertindak kurang beriman, yaitu dengan membayar upeti kepada raja Asyur (ayat 14-16). Akan tetapi, kemudian Hizkia sadar bahwa ia harus bersandar kepada Tuhan. Itu sebabnya, ia memerintahkan agar rakyat jangan menjawab sepatah kata pun terhadap ejekan dan hujatan dari juru minuman agung dari Lakhis itu (ayat 36). Tujuannya supaya rakyat jangan terpengaruh atas bujukan dan tipu daya yang akan membuat mereka meragukan Allah mereka, Allah Israel. Menghadapi sikap sombong dan takabur orang-orang jahat, kita perlu mengandalkan hikmat Tuhan. Seperti Hizkia, kita tidak perlu menyerang balik kata-kata jahat dan hujat mereka. Serahkan pada Tuhan dalam doa karena Tuhanlah yang memiliki hak membalas (Rm. 12:19). Lawanlah kata-kata hujat dengan firman Tuhan. Maksudnya, jangan biarkan kata-kata jahat itu mempengaruhi Anda. Sebaliknya, jadikan firman-Nya pedoman yang pasti dan jaminan yang teguh untuk tetap hidup setia melayani Tuhan. Camkan: Satu-satunya cara menangkal tipu daya dan hujat Iblis adalah berdoa sesuai firman! |
| (0.247712) | (Mzm 37:1) |
(sh: Mengikis iri hati (Minggu, 5 Agustus 2001)) Mengikis iri hatiMengikis iri hati. Iri hati! Inilah suatu kata yang enggan kita akui, namun memiliki daya yang mempengaruhi panorama hari-hari kita. Kita perlu selalu mewaspadainya, karena walaupun ia muncul dengan cara yang terselip dan merayap perlahan, namun dengan cepat ia akan menyergap serta menjebak kita ke dalam berbagai persaingan, ketidakpuasan, dan kemarahan. Hal seperti inilah yang menjadi sorotan Daud. Ia dengan sangat memperingatkan agar kita menghindari kemarahan dan panas hati yang disebabkan oleh perasaan iri hati terhadap mereka yang berbuat jahat, curang, dan melakukan tipu daya, namun berhasil dalam hidupnya (ayat 17). Kemarahan dan panas hati yang tidak terkendali sangat merugikan dan berbahaya karena akan menggiring seseorang pada kejahatan demi pemuasan kemarahannya (ayat 8). Bukankah sesuatu yang menakjubkan jikalau kita menjadi iri hati bahkan terhadap mereka yang memperoleh keuntungan dengan cara yang fasik? Daud di dalam hikmatnya menyoroti perasaan ini sebagai gambaran dari orientasi hidup yang menyimpang dari Tuhan, dan untuk mengikisnya ia mengajak kita untuk: [1] menatap ke depan dan melihat akhir hidup mereka (ayat 2, 10); serta [2] memusatkan orientasi hidup kepada Tuhan, percaya kepada-Nya (ayat 3), bergembira karena-Nya (ayat 4), menyerahkan hidup kepada-Nya (ayat 5), dan berdiam diri serta menantikan-Nya (ayat 7). Maka Ia akan bertindak, memberikan apa yang kita inginkan (ayat 4, 5), dan memunculkan kebenaran serta hak kita (ayat 6), sehingga kita dapat menikmati kegembiraan dan kesejahteraan yang berlimpah-limpah (ayat 11). Renungkan: Mata yang penuh iri hati terjebak oleh keberhasilan orang lain, sedangkan pandangan mata yang terpusat kepada Allah akan mengikis keirihatian. Apa sebenarnya yang menjadi orientasi hidup Anda? Bacaan untuk Minggu Ke-9 sesudah Pentakosta Lagu: Kidung Jemaat 436 PA 5 Mazmur 36 Mazmur ini memaparkan sebuah kontras antara orang fasik dengan kasih setia Tuhan. Kontras ini bertujuan membawa kita pada pemahaman akan kasih setia Tuhan bagi umat-Nya di tengah-tengah kejahatan manusia. Pemazmur menyusun perenungannya dengan empat elemen: [1] Penjabaran tentang kebiasaan hidup orang fasik (ayat 2-5); [2] Perenungan tentang kasih setia Tuhan (ayat 6-10); [3] Doa permohonan akan kasih setia Tuhan (ayat 11); dan [4] Doa permohonan untuk perlindungan dari yang jahat (ayat 12-13). Pertanyaan-pertanyaan pengarah: 1. Dimanakah letak sumber kesalahan orang fasik (ayat 2a)? Tiga akar kesalahan apakah yang ada di balik kebiasaan dan tekad orang fasik sehingga mereka tidak dapat lagi mengenali, membenci, ataupun berhenti dari kesalahannya (ayat 2-3)? Hal-hal apa saja yang dicemari oleh kondisi hatinya dan bagaimana mereka mewujudkannya (ayat 4-5)? 2. Pada bagian yang kedua pemazmur mengajak kita merenungkan kebesaran Tuhan (ayat 6, 7) dan ketergantungan manusia kepada-Nya (ayat 8-10). Bagaimanakah pemazmur menggambarkan kebesaran serta luasnya jangkauan kasih setia Tuhan (ayat 6)? Setinggi, sedalam, sekokoh, dan sedasyat apakah keadilan dan hukum-Nya digambarkan (ayat 7)? Apakah peranan kasih setia Tuhan terhadap ciptaan-Nya (ayat 7-9)? 3. Pada bagian ini Pemazmur mencetuskan pujian yang sangat indah (ayat 10). Puji-pujian ini merupakan intisari pengakuan umat percaya yang melandasi pemahaman bahwa kita hanya dapat hidup sepenuhnya jika Tuhan menerangi dan menjadi terang bagi kita. Mengapa manusia perlu bergantung sepenuhnya kepada Allah? 4. Melalui mazmur ini kita dapat melihat bahwa; Tuhan tidak berhenti memberikan serta memenuhi bumi dengan kasih setia-Nya walaupun dunia ini dipenuhi dengan kejahatan. Bagaimana kesadaran ini mempengaruhi dan mengubah cara pandang pemazmur? Bagaimana ia berespons(ayat 11)? Bagaimanakah pemazmur mengungkapkan keyakinannya atas akhir hidup orang fasik (ayat 13)? 5. Bagaimanakah perspektif tentang kasih setia Tuhan mengubah cara pandang kita tentang dunia? Bagaimana seharusnya kita berespons? |
| (0.247712) | (Kis 25:13) |
(sh: Daya magnet moralitas Paulus (Selasa, 15 Agustus 2000)) Daya magnet moralitas PaulusDaya magnet moralitas Paulus. Permintaan Paulus untuk naik-banding ke Kaisar membuat Festus berada dalam posisi yang sulit. Ia harus membuat laporan resmi tentang tuduhan terhadap Paulus dan alasan Paulus naik-banding. Karier Festus menjadi taruhannya jika ia tidak berhasil menangani kasus ini dengan baik. Inilah yang menghantui pikiran Festus ketika Herodes Agripa bersama adiknya Bernike datang mengunjunginya. Kedatangan Herodes sebagai seorang Yahudi yang sangat dihormati oleh Kaisar membawa kelegaan bagi Festus karena ia berharap Herodes dapat menolongnya menyiapkan laporan kasus Paulus. Karena itu, Festus memaparkan kepada Herodes (14-21) secara detail dan kronologis. Pertama, ia menyalahkan Feliks yang belum menyelesaikan masalah Paulus (14). Kedua, dia menggambarkan dirinya sebagai seorang yang taat kepada hukum Romawi melawan desakan kuat pemuka agama Yahudi untuk menghukum mati Paulus (15-16). Ketiga, dia adalah orang yang tanggap dan akan bertindak adil pada waktunya dan dengan cara yang benar (17). Keempat, dia menyinggung tuduhan orang Yahudi yang hanya berhubungan dengan masalah agama Yahudi (18-19). Terakhir, dia mengakui kebingungannya untuk memeriksa perkara ini (20) namun dia tidak menceritakan bagaimana dia sudah berusaha berpihak kepada orang-orang Yahudi. Mengapa Festus dapat dibingungkan dan diusik kehidupannya oleh seorang Paulus? Mengapa Herodes pun tertarik untuk mendengar Paulus langsung? Bila dibandingkan dengan Herodes dan segala kebesarannya (23) siapakah Paulus yang hanya seorang tawanan yang dirantai? Jawabannya terletak pada kekuatan moralitas Paulus. Dari pemaparan Festus di atas sudah dapat disimpulkan secara moral orang macam apakah Festus. Herodes pun ternyata melakukan praktek perzinahan dengan adik perempuannya sendiri - Bernike. Kehidupan mereka terusik bahkan diresahkan oleh kekuatan moralitas Paulus sehingga di hadapan mereka Paulus adalah seorang pribadi yang luar biasa yang tidak dapat diremehkan sama sekali. Renungkan: Keadaan dan posisi Kristen di Indonesia di mata pemerintah dan masyarakat adalah seperti Paulus di hadapan Festus dan Herodes. Karena itu Kristen pun harus mempunyai kekuatan moralitas yang akan memancar dan menarik banyak orang mendengarkan Kristen. |
| (0.21232458928571) | (1Raj 5:1) |
(sh: Menabur angin, menuai badai (Rabu, 2 Februari 2000)) Menabur angin, menuai badaiMenabur angin, menuai badai. Persiapan pembangunan Bait Allah dilakukan secara teliti, cermat, dan dengan perhitungan yang matang. Untuk kayu dipilihlah kayu dari pohon aras yang terkenal sangat baik dan untuk dasar rumah dipilih pula batu-batu yang mahal. Untuk pekerja-pekerja utama dipilih orang-orang Sidon yang memang ahli menebang pohon. Persiapan ini juga melibatkan ratusan ribu pekerja termasuk di dalamnya 30.000 orang yang bekerja secara bergilir. Tampaknya persiapan Salomo begitu sempurna sehingga segala sesuatu berjalan lancar, mulai dari pengadaan material yang dipakai sampai sumber daya manusia yang dibutuhkan. Namun bila kita amati dengan seksama, akan terlihat kekhilafan cukup fatal yang dilakukan Salomo. Untuk mendapatkan pohon aras dari raja Tirus, Salomo melakukan strategi pendekatan yang canggih terutama dalam soal pembayaran sehingga perjanjian kerja dapat disetujui dengan baik. Semua pihak disenangkan. Bahkan raja Hiram sampai memuji Tuhan sebagai pengakuan atas kehebatan Salomo. Sebaliknya ketika ia membutuhkan sumber daya manusia dari bangsanya sendiri, Salomo menggunakan pendekatan pemaksaan yaitu kerja rodi dengan sistem bergilir tanpa bayaran. Mereka tahu bahwa Bait Allah itu adalah untuk kepentingan kehidupan rohani mereka, namun demikian tak satu pun pujian keluar dari mulut bangsa Israel yang terlibat dalam kerja rodi, sebagai respons atas persiapan pembangunan Bait Allah. Pembedaan dalam pendekatan ini menunjukkan keteledoran yang timbul dari sikap menganggap remeh dan semena-mena dari Salomo terhadap rakyat kecil. Walaupun konsekuensi secara langsung tidak dialami oleh Salomo, tindakannya itu bisa dianggap sebagai menabur suatu biji permasalahan yang nantinya akan berbuah yang menjadi pemicu perpecahan kerajaan Israel (1Raj. 12:4). Salomo sudah menabur suatu biji permasalahan yang tampaknya sepele, namun setelah kematiannya biji itu menjadi pemicu kesulitan besar dan perpecahan. Renungkan: Dalam melaksanakan tugas pelayanan atau pekerjaan, terutama yang menyangkut manusia, pikirkan secara bijak dan untuk jangka panjang. Keteledoran sepele masa kini merupakan sebuah bom waktu yang sewaktu-waktu dapat meledak, sehingga mengakibatkan kehancuran pelayanan atau pekerjaan yang sedang kita tekuni. Apa yang kita tabur kini, akan kita tuai kelak. |
| (0.21232458928571) | (1Raj 6:1) |
(sh: Bukan karya tapi ketaatan (Kamis, 3 Februari 2000)) Bukan karya tapi ketaatanBukan karya tapi ketaatan. Bait Allah yang dibangun Salomo benar-benar megah dan indah. Ini adalah sebuah mega proyek. Hal ini terlihat dari: persiapan yang dilakukan, ukuran Bait Allah, bahan-bahan yang digunakan dan struktur arsitek yang menawan. Dengan kata lain Salomo mengeluarkan seluruh daya, dana, dan pikiran demi terlaksananya pembangunan Bait Allah. Di tengah-tengah kesibukan perencanaan, pengawasan, dan pelaksanan mega proyek tersebut, datanglah firman Tuhan yang membawa sebuah berita yang pasti tidak sesuai dengan yang diharapkan. Berita dari firman Tuhan yang diharapkan adalah pujian dari-Nya karena kualitas kerja dari pembangunan Bait Allah, atau Allah memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai pembangunan tersebut, atau paling tidak Allah mengkritik pembangunannya karena kurang sesuai dengan kehendak-Nya dan minta Salomo untuk memperbaikinya. Ternyata tak satu pun dari ketiganya. Allah tidak mempermasalahkan kemegahan atau pun keindahan rumah Allah, sebaliknya Ia hanya menyebut "rumah yang sedang kau dirikan ini" dan Allah tidak menyebutnya "rumah-Ku yang kau dirikan". Bahkan kehadiran dan penyertaan-Nya di tengah-tengah bangsa Israel sama sekali tidak berhubungan dengan segala daya upaya Salomo dalam mempersiapkan rumah tersebut. Tak tampak pula hubungannya dengan ada atau tidaknya rumah itu. Allah mengajarkan kepada Salomo hal lain yang paling hakiki dalam kehidupan Salomo, yang nampaknya mulai diabaikan (ingat pembahasan yang lalu) yaitu ketaatan terhadap ketetapan, peraturan, dan perintah Allah. Artinya bagi Allah yang penting adalah siapakah Salomo di hadapan Allah, bukannya apa yang ia kerjakan dan usahakan bagi Allah. Kristen seringkali terjebak untuk melakukan apa yang Salomo lakukan, misalnya: memikirkan, mempersiapkan, dan mengerjakan berbagai proyek dan program gereja yang besar dan megah. Namun kita lupa siapa kita di hadapan Allah. Di tengah-tengah kesibukan Anda dalam pelbagai proyek dan program, Allah berfirman 'bukan apa yang kamu lakukan, namun siapa kamu dihadapan-Ku'. Renungkan: Ketika kita sungguh-sungguh melakukan suatu hal, prioritas apakah yang ada pada kita: karya yang memuaskan atau ketaatan kita kepada-Nya sebagai fokus karya kita? |
| (0.21232458928571) | (Mzm 36:1) |
(sh: Kasih setia Tuhan melampaui kekuatan dosa (Sabtu, 4 Agustus 2001)) Kasih setia Tuhan melampaui kekuatan dosaKasih setia Tuhan melampaui kekuatan dosa. Kebanyakan dari kita bertumbuh melewati masa kanak-kanak dengan penuh keriangan dan keceriaan, tanpa ketakutan dan beban hidup yang menindih kita. Namun ketika kita melangkah bertumbuh menjadi dewasa dan harus berhadapan dengan realita kehidupan, maka kita akan menyadari bahwa dunia tempat kita hidup ini bukanlah tempat yang aman. Berita tentang berbagai kemerosotan moral, ketidakadilan, kejahatan, dan kesewenangan mengiringi hari-hari kita. Faktor yang sangat berperan bagi terciptanya situasi seperti ini tidak lain terletak jauh di dalam lubuk hati manusia, yang menggantikan rasa takut kepada Allah dengan kepatuhan kepada tutur dosa yang terus berbicara di lubuk hatinya. Konteks pergumulan seperti inilah yang melatarbelakangi perenungan Daud dalam Mazmur 36. Mazmur ini dimulai dengan sorotan terhadap isi hati orang fasik (ayat 2-5) yang terus mendengarkan tutur dosa (ayat 2a) dengan tidak takut kepada Allah (ayat 2b), menjadi buta, sesat, terjerat dalam kefasikannya sendiri dan tidak lagi memiliki daya untuk mengenali ataupun membenci kesalahannya sendiri (ayat 3). Mereka mengabdikan diri kepada kejahatan dalam setiap aspek kehidupannya (ayat 4, 5), terputus dari kasih setia Tuhan serta menghasilkan dampak-dampak yang menjadi ancaman bagi mereka yang mencintai Tuhan dan hidup dalam ketulusan hati (ayat 12-13). Gambaran gelap dari dunia yang nampaknya tidak berpengharapan ini, tidaklah membawa Daud ke dalam lingkaran keputusasaan yang menjadikannya apatis. Ia menemukan pengharapan di dalam daya yang mampu mengatasi kuasa dosa: "kasih setia Tuhan yang melingkupi bumi" (ayat 6). Di dalam kasih setia Tuhan inilah anak-anak manusia mendapatkan tempat yang aman untuk berlindung, memenuhi kebutuhan serta mendapatkan kesenangannya (ayat 8, 9, 11). Dasar dari keyakinannya ini terletak di dalam Diri Sang Pemberi yang adalah sumber kehidupan yang menopang dan menerangi hidup manusia (ayat 10). Berdasarkan kasih setia Tuhan inilah Daud menemukan pengharapan untuk berdoa memohon perlindungan terhadap orang-orang fasik (ayat 12-13). Renungkan: Di balik realitas keberdosaan manusia terdapat realitas kasih setia Tuhan yang mampu melampauinya, adakah Anda memiliki pengharapan di dalam-Nya? |
| (0.21232458928571) | (Luk 4:31) |
(sh: Kata dan kuasa (Senin, 3 Januari 2000)) Kata dan kuasaKata dan kuasa. Kata dan kuasa tidak dapat dipisahkan. Di dalam kemampuan menguasai kata terletak rahasia kuasa suatu bangsa atau pengaruh seseorang. Tidak heran apabila di dalam bangsa-bangsa purba seperti pada bangsa Yunani, Mesir, Tiongkok, Persia, dll., para bangsawan dan para negarawan dipersiapkan di dalam pendidikan yang mengajarkan kemampuan berkata dan berbahasa dengan baik, entah dalam retorika lisan maupun dalam keahlian menulis. Hal yang sama kita jumpai juga dalam zaman lahirnya peradapan modern, yaitu dalam zaman pencerahan. Dalam zaman itu, tingkat rasionalitas dikaitkan erat dengan tingkat pengenalan kesusasteraan. Di dalam diri perorangan pun kita jumpai hal yang sama. Dari diri orang-orang besar terpancar kata-kata penting yang mempengaruhi orang lain. Atau lebih jelasnya, di dalam kata-kata orang terbaca kecil besarnya daya pikir, penglihatan hidup, dan pengaruh diri seseorang. Demikian juga halnya dengan Tuhan Yesus. Daya diri Yesus yang dahsyat itu tampak antara lain di dalam kuat kuasa kata-kata-Nya. Kehebatan kata-kata Yesus melampui kehebatan orang-orang besar yang pernah dikenal dalam sejarah umat manusia. Kata-kata Yesus dari Nazaret bukan sekadar cerdas, berwawasan luas, dan berpengaruh besar diukur dalam skala manusia, namun juga adalah Yesus dari Sorga. Pengajaran-Nya menembus hati pendengar-Nya (ayat 32), hardikan-Nya menghancurkan cengkeraman roh jahat (ayat 36), perintah-Nya memulihkan para penderita sakit (ayat 39). Kata-kata Yesus adalah kata-kata yang penuh kuasa dan wibawa, karena Ia sendiri adalah Firman Allah yang Maha Kuasa. Dalam zaman modern makin banyak kata, konsep, falsafah, ajakan, dan godaan yang diperdengarkan orang melalui iklan-iklan di radio, TV, buku-buku pop dan ilmiah, di dalam obrolan di warung kopi dan di ruang kuliah. Ada banyak hal dari kata, konsep, falsafah itu yang benar dan baik karena sesuai dengan kebenaran yang Allah nyatakan di dalam ciptaan-Nya. Namun ada banyak pula kata, ajakan, godaan, yang dapat meracuni iman, menggerogoti kepribadian, merasuki jiwa dengan hal-hal yang tidak bernilai bahkan jahat di mata Allah. Renungkan: Izinkanlah firman-Nya menjadi filter dan pedang. Firman-Nya menyaring dan menguji semua kata yang kita jumpai dan melindungi kita dari kejahatan. Firman-Nya juga membangun kehidupan iman kita kokoh tegar bahkan kita mampu berperan mempengaruhi dunia. |
| (0.20018155357143) | (Kel 7:3) |
(full: AKU AKAN MENGERASKAN HATI FIRAUN.
) Nas : Kel 7:3 Allah mengeraskan hati Firaun sebagai hukuman karena hatinya memang sudah keras dan menentang Allah (bd. Kel 5:2; 7:13-14,22; 8:15,19,32; Kel 9:7).
|
| (0.20018155357143) | (2Taw 16:7) |
(full: KARENA ENGKAU ... TIDAK BERSANDAR KEPADA TUHAN.
) Nas : 2Taw 16:7 Asa gagal untuk terus bertekun dalam mencari Allah ketika usianya sudah lebih tua. Ialah contoh bagi semua orang percaya bahwa memang mungkin untuk jatuh dari kesetiaan kepada Allah sekalipun telah ikut ambil bagian di dalam pembaharuan rohani yang besar. Tiga bukti kemerosotan rohaninya diberikan dalam pasal ini.
|
| (0.20018155357143) | (Yun 1:3) |
(full: YUNUS ... MELARIKAN DIRI.
) Nas : Yun 1:3 Yunus melarikan diri dari panggilan Allah, menolak untuk memberitakan amanat Allah kepada orang Niniwe karena takut mereka akan bertobat dan lolos dari hukuman Allah
(lih. "Yun 4:2";
lih. "Yun 4:2"). [atau ref. Yun 4:1-2]
|
| (0.20018155357143) | (2Kor 12:9) |
(full: CUKUPLAH KASIH KARUNIA-KU BAGIMU.
) Nas : 2Kor 12:9 Kasih karunia adalah kehadiran, kemurahan, dan kuasa Allah. Ini merupakan suatu daya, suatu kekuatan sorgawi yang dikaruniakan kepada mereka yang berseru kepada Allah. Kasih karunia ini akan berdiam dalam diri orang percaya yang setia, yang mengalami kelemahan dan kesukaran demi Injil (Fili 4:13; lihat art. IMAN DAN KASIH KARUNIA).
|


