Mungkin kamu akan berkata: ada cabang-cabang yang dipatahkan, supaya aku dicangkokkan di antaranya sebagai tunas.

Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain?<x id="p" /> Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri.

Apa yang baik, yang kamu miliki, janganlah kamu biarkan difitnah.<x id="h" />

Salam kepada Maria, yang telah bekerja keras untuk kamu.

Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka.<x id="p" />

Jadi jika orang yang tak bersunat memperhatikan tuntutan-tuntutan<x id="r" /> hukum Taurat, tidakkah ia dianggap sama dengan orang yang telah disunat?<x id="s" />

Jadi bagaimana, jika di antara mereka ada yang tidak setia,<x id="c" /> dapatkah ketidaksetiaan itu membatalkan kesetiaan<x id="d" /> Allah?

Seperti juga Daud menyebut berbahagia orang yang dibenarkan Allah bukan berdasarkan perbuatannya:

Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar--tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati--.

Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat.<x id="g" />

Sebab dalam perintah itu,<x id="j" /> dosa mendapat kesempatan untuk menipu<x id="k" /> aku dan oleh perintah itu ia membunuh aku.

justru untuk menyatakan kekayaan kemuliaan-Nya<x id="e" /> atas benda-benda belas kasihan-Nya yang telah dipersiapkan-Nya untuk kemuliaan,<x id="f" />

Sebab Musa menulis tentang kebenaran karena hukum Taurat: "Orang yang melakukannya, akan hidup karenanya.<x id="a" />"

Sebab walaupun mereka mengetahui tuntutan-tuntutan hukum Allah, yaitu bahwa setiap orang yang melakukan hal-hal demikian, patut dihukum mati,<x id="j" /> mereka bukan saja melakukannya sendiri, tetapi mereka juga setuju<x id="k" /> dengan mereka yang melakukannya<n id="1" />.

Sekali-kali tidak! Sebaliknya: Allah adalah benar,<x id="e" /> dan semua manusia pembohong,<x id="f" /> seperti ada tertulis: "Supaya Engkau ternyata benar dalam segala firman-Mu, dan menang, jika Engkau dihakimi.<x id="g" />"

Bukankah tidak benar fitnahan orang yang mengatakan, bahwa kita berkata: "Marilah kita berbuat yang jahat, supaya yang baik timbul dari padanya.<x id="m" />" Orang semacam itu sudah selayaknya mendapat hukuman.

Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang<n id="1" />,<x id="d" /> dan oleh dosa<x id="e" /> itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.<x id="f" />

Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia,<x id="u" /> tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik.

Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya<x id="m" /> oleh daging,<x id="n" /> telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging<x id="o" /> yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman<x id="p" /> atas dosa di dalam daging,

Tetapi kamu tidak hidup dalam daging,<x id="y" /> melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu<n id="1" />.<x id="z" /> Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus,<x id="a" /> ia bukan milik Kristus.