(0.23748446938776) | (Why 12:1) | (jerusalem) Bab 12-14 Bagian ini melanjutkan penggambaran persiapan akhir dunia. Dengan cara dan gambar-gambar lain bagian ini melukiskan perjuangan yang kini berlangsung antara Naga dan Anak Domba. Bab 12 mencampurkan unsur-unsur dari dua penglihatan yang berbeda, yaitu: perjuangan Naga melawan Perempuan serta keturunannya, Wah 12:1-6 dan Wah 12:13-17; perjuangan Mikhael melawan Naga, Wah 12:7-12. |
(0.23748446938776) | (2Taw 31:2) |
(sh: Melayani sambil mencari Allah (Minggu, 7 Juli 2002)) Melayani sambil mencari AllahMelayani sambil mencari Allah. Sekarang, penulis Tawarikh mencatat tindakan Hizkia yang sama penting, walaupun bagi kita tidak terlihat seingar-bingar kedua peristiwa sebelumnya. Bagian ini menjelaskan bagaimana Hizkia mengusahakan suatu pengaturan agar kegiatan ibadah di Bait Allah dapat berlangsung permanen. Ada dua hal pokok yang menjadi perhatiannya. Pertama, tentang pengaturan tentang tugas dan sumbangan bagi para imam dan orang Lewi (ayat 2-8). Kedua, pengaturan yang permanen bagi penanganan berbagai jenis persembahan (ayat 9-21). Hizkia tidak hanya mengatur, tetapi juga memberi teladan. Dari harta miliknya sendiri, raja memberikan sumbangan bagi kurban bakaran (ayat 3). Setelah itu, ia memerintahkan rakyat untuk membawa persembahan. Rakyat menyambut perintah ini dengan antusias, bahkan berlimpah-limpah (ayat 4-10). Kelimpahan ini adalah bukti dari berkat Allah kepada umat (ayat 10). Hizkia juga memperhatikan dengan saksama penyimpanan, pengaturan, dan pembagian persembahan-persembahan yang masuk ke Bait Allah. Ia mengaturnya dengan memperhatikan catatan silsilah (ayat 17). Penulis melakukan ini untuk memberikan contoh kepada orang-orang yang baru kembali dari pembuangan mengenai pengaturan Bait Allah yang baru mereka bangun. Hizkia telah membuktikan dirinya terus mencari Allah dengan segenap hati di dalam segala usahanya yang mulia itu. Tuhan pun memberkati segala tindakannya. Renungkan: Kadang Kristen tergoda untuk melakukan panggilan pelayanan yang memang dari Tuhan dengan caranya sendiri. Teladan dari Hizkia adalah konsisten melayani Allah dengan terus mencari ketetapan dan kehendak Allah. |
(0.23748446938776) | (Yes 34:1) |
(sh: Hukum Tuhan berlaku bagi, ... (Selasa, 1 Desember 1998)) Hukum Tuhan berlaku bagi, ...Hukum Tuhan berlaku bagi, ... Kepastian hukuman. Yesaya memperingatkan umat Allah tentang beberapa hal: pertama, kejahatan edomis, yaitu pola pikir yang sekuler, kata-kata dan tingkah laku setiap orang atau setiap bangsa yang hanya mementingkan kesenangan (ayat 6,9). Kedua, kejahatan karena Sion, yakni segala rancangan dan tindakan yang merusak umat Tuhan (ayat 9). Maka Tuhan menjatuhkan hukuman, kesepian (ayat 10), kekacauan (ayat 11), kekurangan (ayat 13), kengerian (ayat 14-15), perselisihan, pembunuhan, peperangan (ayat 3), dll. Yang menyedihkan lagi ialah bahwa Tuhan juga menjatuhkan hukuman eskatologis, yaitu hukuman kekal pada hari penghakiman (ayat 4,10). Hukuman ini berdasar pada firman Tuhan yang berkuasa, tidak berubah, tidak gagal dan kekal, tidak dapat ditunda pemberlakuannya (ayat 16-17). Doa: Ya Tuhan, hanya hukum-Mu yang berkuasa, dan tidak berubah. |
(0.23748446938776) | (Kis 11:1) |
(sh: Cegah perpecahan dalam gereja (Rabu, 16 Juni 1999)) Cegah perpecahan dalam gerejaCegah perpecahan dalam gereja. Kali ini Petrus diperhadapkan dengan tuduhan melakukan tindakan semena-mena dan merasa dirinya paling benar. Sebagai seorang pemimpin tentunya Petrus berhak menentukan strategi dan rencana-rencana baru, seperti ketika dia mengusulkan mencari pengganti Yudas (Kis. 1:15). Menyadari betapa pekanya masalah ini, maka ia pun dengan rendah hati memberikan penjelasan atas tindakannya. Petrus bisa mempertahankan persatuan jemaat sehingga tidak terjadi perpecahan. Bila perbedaan pandangan di dalam jemaat dipandang sebagai usaha-usaha menjatuhkan atau mencelakakan dan tidak dituntaskan, maka gereja akan mengalami perpecahan. Pertahankan kesatuan gereja. Secara kronologis, Petrus menceritakan empat tahapan wahyu ilahi yang ia dapatkan sebelum perbedaan ras dikikis habis. Pertama, mendapatkan penglihatan Ilahi (ay. 4-10). Kedua, menerima perintah Ilahi (ay. 11-12). Ketiga, melihat adanya persiapan Ilahi (ay. 13-14). Keempat, Petrus menyaksikan Allah sendiri yang bertindak (ay. 15-17). Semua tahapan Ilahi itu mendemonstrasikan secara meyakinkan bahwa Allah menerima orang kafir untuk masuk dalam komunitas Kristen. Jemaat di Jerusalem akhirnya menerima penjelasan Petrus dan memuliakan Allah (18). Kritikan berhenti, penyembahan dimulai, dan keutuhan Gereja pun dipertahankan. |
(0.20779891836735) | (Yoh 3:16) |
(full: BEGITU BESAR KASIH ALLAH AKAN DUNIA INI.
) Nas : Yoh 3:16 Ayat ini mengungkapkan isi hati dan tujuan Allah.
|
(0.20779891836735) | (Flp 3:8) |
(full: SUPAYA AKU MEMPEROLEH KRISTUS.
) Nas : Fili 3:8-11 Ayat-ayat ini memperlihatkan hati rasul Paulus dan hakikat kekristenan. Kerinduan terbesar Paulus ialah mengenal Kristus dan mengalami persekutuan pribadi dan keakraban dengan Dia secara lebih erat. Usahanya untuk mencapai hal-hal ini menyangkut yang berikut:
|
(0.20779891836735) | (Flp 3:9) |
(full: KEBENARAN YANG ALLAH ANUGERAHKAN.
) Nas : Fili 3:9 Kebenaran orang percaya pertama-tama terjadi karena ia telah diampuni, dibenarkan, dan diterima oleh Allah karena iman (lihat cat. --> Rom 4:5). [atau ref. Rom 4:5]
|
(0.20779891836735) | (Mat 16:18) | (jerusalem: Petrus) Baik kata Yunani "petros" maupun kata Aram yang searti "kefa" (=padas)rupanya tidak dipakai sebagai nama diri sebelum Yesus menamai kepala para rasul begitu. Nama itu melambangkan peranan Petrus sebagai dasar jemaat. Boleh jadi Yesus sudah merobah nama Petrus sebelum kejadian di Kaisarea Filipi ini, bdk Yoh 1:42; Mar 3:16; Luk 6:14 |
(0.20779891836735) | (Rm 7:24) | (jerusalem: tubuh maut) Tubuh bersama anggota-anggotanya, Rom 12:4; 1Ko 12:12,14 dst, ialah manusia dari segi jasmaniahnya, 1Ko 5:3; 2Ko 10:10, dan segi seksuilnya, Rom 4:19; 1Ko 6:16; 7:4; Efe 5:28. Tubuh itu oleh Paulus diberi perhatian oleh karena bersangkutan dengan kesusilaan dan keagamaan. Tubuh itu oleh "daging", Rom 7:5+, ditaklukkan kepada dosa, Rom 1:24; 6:12 dst; Rom 7:23; 8:13; 1Ko 6:18, dan kepada maut, Rom 6:12; 8:10. Dengan jalan itu tubuh menjadi "tubuh daging" (terj: tubuh yang berdosa), Kol 2:11; bdk Wis 1:4; 9:15, dan "tubuh maut", Rom 7:24. Namun demikian tubuh itu tidak teruntuk bagi kebinasaan, sebagaimana dipikirkan oleh filsafah Yunani; sebaliknya, sesuai dengan tradisi alkitabiah, Yeh 37:10; 2Ma 7:9, tubuh itu dipanggil untuk hidup, Rom 8:13; 2Ko 4:10, melalui kebangkitan, Rom 8:11. Prinsip pembaharuan itu ialah Roh Kudus, Rom 5:5+, yang mengganti "psikhe", 1Ko 15:44+, dan merobah tubuh orang Kristen menjadi serupa dengan tubuh Kristus yang dibangkitkan, Fili 3:21. Sementara menantikan pembebasan tubuh itu di akhir zaman, Rom 8:23, tubuh orang Kristen yang pada pokoknya sudah dibebaskan dari "daging" oleh karena persatuannya dengan kematian Kristus, Rom 6:6; 8:3 dst, sudah didiami Roh Kudus, 1Ko 6:19, yang membentuknya bagi suatu hidup baru dalam kebenaran dan kesucian, Rom 6:13,19; 12:1; 1Ko 7:34, suatu hidup yang berjasa, 2Ko 5:10, dan memuliakan Allah, 1Ko 6:20; Fili 1:20. |
(0.20779891836735) | (Kel 15:1) |
(sh: Pujian bagi Sang Pahlawan Perang (Selasa, 6 September 2005)) Pujian bagi Sang Pahlawan PerangPujian bagi Sang Pahlawan Perang Banyak pencipta dan penyanyi lagu rohani menyebutkan sumber inspirasi utama mereka adalah Tuhan Yesus. Hal ini biasanya mereka ungkapkan pada kata pengantar album mereka. Ungkapan rasa syukur tersebut dituliskan sebagai bentuk terima kasih mereka atas pertolongan-Nya. Musa dan umat Israel menuliskan pujian syukur mereka dalam bentuk nyanyian. Pujian syukur itu mereka tuliskan setelah Tuhan melepaskan mereka dari kejaran Firaun dan tentaranya (ayat 14:15-31). Tuhan adalah Sang Pahlawan Perang yang perkasa (ayat 15:2-3). Perbuatan Allah nyata, Ia menghancurkan kekuatan Firaun dan pasukannya dengan menenggelamkan mereka di Laut Teberau (ayat 4-10). Di tangan Allah, laut yang menurut kepercayaan kuno dipandang sebagai kekuatan pengacau yang dahsyat ternyata dimanfaatkan Allah untuk mengalahkan para musuh-Nya. Kuasa Allah jauh lebih dahsyat daripada kuasa allah-allah sesembahan bangsa-bangsa lain (ayat 11). Pujian ini tidak berhenti pada perayaan kemenangan Allah pada saat itu, tetapi memandang kepada perbuatan Allah di masa depan, ketika Ia akan mengantar umat Israel menuju Tanah Perjanjian (ayat 13-17). Arak-arakan Israel yang dipimpin oleh Sang Pahlawan Perang itu akan membuat gentar para musuh yang wilayahnya dilalui. Semua pendu-duk Kanaan akan gemetar ketakutan. Allah sendiri yang akan membawa umat-Nya ke gunung-Nya yang kudus, supaya mereka menetap di sana dan mengabdi kepada Dia, Sang Raja Kekal (ayat 18). Kristus adalah Sang Pahlawan Perang yang sudah mengalahkan kuasa maut melalui kebangkitan-Nya dari kema-tian. Dia kini sedang mengantar umat-Nya mengarungi padang gurun kehidupan ini menuju Surga yang mulia. Dengan Kristus beserta kita, seharusnya kita tidak takut lagi terhadap musuh-musuh kita dan segala kesulitan hidup. Responsku: Masalah, kesulitan, dan penderitaan tidak akan menyurutkanku untuk memuji Dia! |
(0.20779891836735) | (Ul 7:1) |
(sh: Kasih tanpa kompromi (Senin, 5 Mei 2003)) Kasih tanpa kompromiKasih tanpa kompromi.
Kata-kata yang terdapat pada bagian ini bernada keras, dan
tegas. Nada seperti ini tidaklah mudah untuk kita pahami.
Ingatlah bahwa baru saja Tuhan berkata: "Jangan membunuh" ( Perintah ini tidak dimaksudkan untuk mengajarkan Israel agar membenci bangsa-bangsa dan budaya lain. Tetapi, untuk mengajarkan kepada Israel betapa Tuhan mengasihi mereka dan setia pada perjanjian-Nya. Perjanjian antara TUHAN dan umat-Nya adalah perjanjian yang diikat dalam ikatan cinta (ayat 6-8). Semuanya ini diperintahkan bukan untuk mengajarkan bahwa Israel adalah ras yang unggul dan diperbolehkan berbuat sekehendak hati mereka. Alasan dari semuanya ini adalah karena bangsa-bangsa asing itu membenci Tuhan dan akan menyeret Israel masuk ke dalam ketidaksetiaan kepada Tuhan (ayat 4,10). Hal ini berarti bahwa segala pengaruh yang mengotori komunitas orang beriman haruslah secara total dihancurkan, sebab mereka adalah umat kudus Allah (ayat 6). Untuk memelihara kemurnian, segala bahan pengotor harus disingkirkan tanpa kompromi.
Sebagai orang beriman, kita tidak diajarkan untuk hidup secara
rasialis karena Injil ditujukan untuk semua bangsa (bdk. Renungkan: Tuhan sedemikian mengasihi gereja dan umat-Nya. Ia menginginkan kemurnian di dalamnya karena itu Tuhan tidak mengizinkan gereja dikotori oleh motivasi yang cemar. |
(0.20779891836735) | (Ul 18:1) |
(sh: Dikhususkan oleh Allah (Selasa, 22 Juni 2004)) Dikhususkan oleh AllahDikhususkan oleh Allah. Pasti setiap kita memiliki barang berharga yang dikhususkan. Mungkin berupa mobil yang antik, suvenir berharga dari tempat yang jauh, atau buku yang kita sering baca. Biasanya barang-barang itu kita istimewakan, kita rawat, bersihkan dan simpan baik-baik. Apabila ada suatu hal kritis yang terjadi atas barang itu, misalnya sesuatu yang mengancam keberadaannya, kita akan mengusahakan untuk memperbaiki, membersihkan atau mengamankannya terlebih dahulu. Dalam Perjanjian Lama, umat Allah ditandai dengan adanya orang-orang khusus yang dipanggil untuk pelayanan yang khusus. Orang-orang ini biasanya memiliki tugas khusus dalam pelayanan di dalam rumah Tuhan. Para imam dan orang Lewi merupakan orang-orang khusus di antara umat Allah. Allah mengkhususkan mereka. Mereka tidak memiliki warisan pusaka seperti orang Israel lainnya, tetapi memiliki bagian khusus yaitu korban bakaran yang diberikan kepada Tuhan, bahkan Tuhanlah seharusnya yang menjadi milik pusaka mereka (ayat 1-2). Kesejahteraan hidup mereka juga harus diperhatikan oleh umat Allah lainnya (ayat 3-8). Orang-orang ini hidup di dalam iman dan kekhususan di dalam Perjanjian Lama. Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa memang ada orang-orang khusus yang diberikan tugas dan tanggung jawab untuk memelihara pekerjaan pelayanan Allah (ayat 1Pet. 4:10). Di dalam Yesus Kristus, penggolongan antara yang istimewa dan umat biasa itu ditiadakan. Kita semua kini bangsa "imamat rajani" yang memiliki status dan tanggung jawab imamat seperti di dalam zaman Perjanjian Lama (ayat 1Pet. 2:9). Kita semua dikhususkan untuk hidup melayani Tuhan dan Raja kita Yesus Kristus. Bersyukurlah: Karena kita telah dipilih dan dikhususkan di dalam Yesus Kristus menjadi bangsa yang imamat dan rajani. Lakukanlah tugas kita sesuai dengan kekhususan itu. |
(0.20779891836735) | (1Sam 2:1) |
(sh: Pengakuan dalam sukacita (Selasa, 29 Juli 2003)) Pengakuan dalam sukacitaPengakuan dalam sukacita. Seseorang menjadi spesial ketika ia bertindak lebih baik dari kecenderungan rata-rata orang. Rata-rata orang, bila ditempatkan dalam posisi Hana, akan melihat peristiwa ini sebagai pembenaran bahwa Allah adalah Tuhannya Hana. Hana layak menyandang status spesial karena tindakannya yang sama sekali tidak membalaskan sakit hatinya dengan tindakan seperti yang Penina lakukan. Hana mengungkapkan sakit hatinya kepada Tuhan. Kata 'musuh' dalam ayat 1 sama artinya dengan ungkapan yang sering kita temukan dalam kitab Mazmur. Musuh Allah adalah orang fasik, orang-orang yang melawan keadilan Allah dengan menindas orang- orang lemah. Tema utama nyanyian syukur Hana bukanlah cibiran, tetapi bagaimana Allah terus menyatakan keadilan-Nya, seperti yang dinyatakan-Nya melalui kelahiran Samuel. Allah membela orang lemah dengan membalikkan keadaan penindasan yang dilakukan oleh orang-orang fasik dan jahat (ayat 4-10). Mereka yang tadinya lemah, tertindas, hina, ditinggikan Allah dan diberikan kehormatan (ayat 7-8). Nyanyian Hana ditujukan bukan kepada Penina atau orang tertentu, tetapi kepada khalayak umum bangsa Israel ('kamu' pada ayat 3 dalam bahasa Ibrani adalah dalam bentuk jamak: 'kamu sekalian', bdk. ay. 2 'Allah kita'). Hana sadar bahwa Allah bertindak semata-mata karena kekudusan dan keadilan-Nya. Allah akan melawan orang fasik siapa pun dia, termasuk Hana seandainya ia berbalik menjadi penindas. Teladan dari Hana adalah di tengah ungkapan sukacitanya, ia mengakui bahwa berkat dari Allah harus disambut dengan pengakuan akan keadilan dan kekudusan yang ditunjukkan dan dituntut-Nya dari umat-Nya, termasuk kita. Renungkan: Ekspresikan sukacita sejati atas berkat-berkat-Nya tiap hari melalui pengakuan dan penghayatan akan kebenaran, kekudusan dan keadilan Allah dalam kata dan perbuatan kita! |
(0.20779891836735) | (Ayb 9:1) |
(sh: Tidak ada yang kebetulan (Sabtu, 10 November 2012)) Tidak ada yang kebetulanJudul: Tidak ada yang kebetulan Ada empat alasan yang Ayub kemukakan. Jika manusia berperkara dengan Allah, ia tidak dapat membantah Allah karena Allah itu Maha Besar (9:3-14). Jika Ayub berseru dan kemudian direspons oleh Allah, ia tidak akan mengira hal itu dapat terjadi karena Allah telah mendakwa dia (9:15-19). Dan meskipun ia benar, Allah akan menyatakan bahwa ia bersalah, karena Allah membinasakan orang yang bersalah dan orang yang tidak bersalah (9:20-24). Begitu juga jika ia mengakui dosanya, Allah akan tetap memandang dirinya bersalah (9:25-32). Maka dalam pandangan Ayub, tidak ada gunanya membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah karena Allah sendiri kelihatannya ingin membinasakan dia. Akan tetapi, Ayub heran karena Allah telah membentuk dia sejak dalam kandungan dan memeliharanya hingga saat itu hanya untuk membinasakan dirinya (10:8-17). Maka lagi-lagi Ayub menyatakan keinginannya untuk mati (10:18-22). Bagi Ayub, kematian adalah negeri yang gelap gulita, kelam pekat, dan kacau balau (10:21-22). Namun itu tetap lebih baik daripada kehidupan yang dialaminya saat itu. Sampai saat itu, Ayub masih bergumul dengan kegalauan karena ketidakmengertian akan apa yang dia alami. Dan memang dalam keterbatasan kita sebagai manusia, tidak semua hal yang terjadi dalam kehidupan kita dapat kita mengerti alasan atau penyebabnya. Kita mencoba menganalisa, bahkan pikiran Tuhan pun kita coba terka.Namun kita harus memahami bahwa pikiran kita berbeda jauh dengan pemikiran Tuhan (bdk. Yes. 55:8). Lagi pula, tidak ada yang kebetulan di dalam Tuhan. Oleh karena itu, bagaimanapun kegalauan Anda akan hidup Anda, betapa pun Anda tidak memahami Allah dalam situasi itu, tetaplah pasrahkan diri ke dalam tangan Tuhan yang kuat. Diskusi renungan ini di Facebook:
|
(0.20779891836735) | (Mzm 88:1) |
(sh: Menanti dalam kegelapan (Rabu, 7 November 2001)) Menanti dalam kegelapanMenanti dalam kegelapan. Mazmur kita hari ini merupakan model untuk memahami kenyataan hidup rohani secara lebih utuh. Pemazmur sedang berada di dalam kesesakan yang begitu dahsyat. Seperti biasanya, ia berdoa, menangis, berteriak pada Allah untuk mendapatkan pertolongan (ayat 2-3, 10b, 14). Namun, apa yang terjadi? Kali ini tidak ada jawaban. Allah membisu seribu bahasa. Apakah kemudian pemazmur berhenti berteriak? Tidak! Kita justru melihat, kemarahannya ditumpahkan kepada Allah (ayat 4-10a). Ia menganggap bahwa hubungan dirinya dengan Allah terputus, sebagaimana ungkapan "liang kubur" dan "dunia orang mati" dipakai. Lebih dahsyat lagi, ia menganggap bahwa Allah bertanggung jawab atas keadaan dirinya (ayat 7-10a). Namun, Allah tetap diam. Pemazmur melanjutkan usahanya dengan menyajikan pertanyaan- pertanyaan retoris (ayat 11-13). Ada enam hal buruk yang disebutkan di sana: orang mati, arwah, kubur, kebinasaan, kegelapan, negeri segala lupa. Kontrasnya, ada enam hal yang merupakan milik Allah: keajaiban, kebangkitan, kasih, kesetiaan, keajaiban, keadilan. Pertanyaan-pertanyaan retoris ini semuanya dijawab dengan satu kata: TIDAK. Mengapa Allah membiarkan pemazmur tetap terpuruk seperti itu? Tidak ada jawaban. Karena itulah pemazmur untuk terakhir kalinya marah pada Allah (ayat 14-19). Puncaknya ada di ayat 17. Bagi pemazmur, Allah patut disalahkan atas semua yang dialaminya. Ada dua hal yang dapat kita pelajari di sini. Pertama, hidup tidak selalu menyenangkan. Ada saat-saat ketika kita berada di dalam masa-masa yang sulit. Kedua, di dalam ketidakmengertian pemazmur, ia tetap berdoa pada Allah dan menantikan pertolongan-Nya. Ia tidak menjadi bisu, meskipun kata-kata yang keluar adalah kemarahan dan pertanyaan- pertanyaan. Kadangkala Allah terasa begitu jauh dan tidak mempedulikan kita, meskipun kita telah berteriak pada Dia. Namun kita tidak punya pilihan lain, selain tetap setia pada- Nya. Renungkan: Kadangkala jiwa kita harus dipersiapkan untuk menempuh malam yang gelap dan begitu panjang. Satu hal yang harus selalu kita lakukan ialah setia dalam menanti pertolongan-Nya! |
(0.20779891836735) | (Yoh 14:15) |
(sh: Janganlah gelisah hatimu (Minggu, 17 Maret 2002)) Janganlah gelisah hatimuJanganlah gelisah hatimu. Semua pokok yang muncul pada pasal ini masih menjadi bagian dari jawaban dan penghiburan atas permasalahan: apa yang akan terjadi kepada para murid ketika Yesus meninggalkan mereka. Penghiburan itu adalah hadirnya Roh Kudus, Roh kebenaran (ayat 17) dan Penghibur (ayat 26) yang tinggal di dalam para pengikut Yesus selamanya. Ia disebut sebagai Penolong yang lain (ayat 16) yang sederajat dengan Yesus, dan meneruskan pekerjaan Yesus. Ia mengajarkan segala sesuatu dan mengingatkan apa yang telah diajarkan Yesus kepada kita (ayat 26). Secara tidak langsung, ini berarti bahwa Roh Kuduslah yang memampukan para pengikut Yesus untuk menaati perintah-Nya, yaitu memelihara dan melakukan segala firman dan perintah-Nya. Roh Kudus bukan saja memberikan damai sejahtera dalam hidup orang beriman dan memampukan para pengikut Yesus untuk hidup dalam hubungan kekal dengan Yesus, tetapi juga menolong orang percaya yang hidup di dalam Yesus, dalam ketaatan dan kasih, hidup juga di dalam Bapa (ayat 23). Ketaatan dalam kasih ini akan menjadi tanda yang pasti yang membedakan orang yang sungguh beriman pada Yesus dengan yang tidak. Di sini kita melihat adanya hubungan tak terpisahkan antara iman, kasih, ketaatan, pertolongan Roh, kehadiran Yesus dan Bapa, dan pengenalan akan Allah. Semuanya terjalin indah, yang satu menjadi syarat bagi yang lain. Itu berarti pengenalan akan Allah bukanlah sebatas tahu ajaran isi iman Kristen. Pengenalan akan Allah harus seperti pengenalan Yesus terhadap Bapa-Nya yang mengalirkan sungai damai sejahtera. Renungkan: Kajilah bagaimana pengenalan akan Tuhan, ketaatan, damai sejahtera, kasih, iman, kehadiran Roh dalam kehidupan iman Anda! Bacaan untuk Minggu Sengsara 6 Lagu: Kidung Jemaat 410 PA 2 Yohanes 14:1-14 Yesus telah memulai pesan-pesan terakhir-Nya dengan menyatakan bahwa Dia akan segera pergi meninggalkan dunia ini (ayat 13:1,33). Kini Dia meneruskan ucapan-ucapan-Nya yang amat penting untuk mempersiapkan para murid berada dalam satu situasi baru, ketika Ia tidak lagi ada bersama-sama mereka. Para murid kelihatannya belum siap untuk mandiri. Lagi pula, sebenarnya mereka belum sungguh-sungguh mengerti siapa Yesus sebenarnya dan apa misi-Nya di dalam dunia. Bagian awal pasal 14 ini terus menunjukkan upaya Yesus yang begitu sabar membimbing para murid menuju pemahaman yang baru. Pertanyaan-pertanyaan pengarah: 1. Tiga perintah apa yang diberikan Yesus bagi para murid (ayat 1)? Mengapa perintah itu merupakan jawaban bagi kegelisahan para murid? Apa arti dan hubungan percaya kepada Allah dan kepada Yesus? 2. Mengapa Tuhan Yesus berbicara mengenai “rumah” dan “tempat tinggal” (ayat 2)? Apa maksud 2 kata itu dalam bagian ini? Apa hubungan fase-fase kehidupan Yesus dalam kematian, kebangkitan, kenaikan-Nya dengan Ia menyediakan tempat di surga bagi pengikut- Nya? 3. Mengapa Tuhan Yesus dapat berkata bahwa para murid mengetahui tempat yang dituju-Nya (ayat 4)? Apa yang dimaksud dengan “tahu” di sini? Apa hubungan antara “tahu” dan “percaya”? Apa jawaban Yesus kepada Tomas (ayat 6)? Bagaimana hubungan Yesus adalah kebenaran dan adalah hidup dengan Yesus adalah jalan menuju rumah kekal surgawi itu? 4. Mengapa Filipus meminta Yesus untuk menunjukkan Bapa kepada para murid (ayat 8)? Mengapa itu “cukup” untuk mereka? Bagaimana Yesus menyatakan Bapa? Pikirkan bagaimana hubungan antara a) hidup Yesus, b) ajaran atau firman Yesus, dan c) perbuatan ajaib Yesus dengan hal menyatakan Allah! Yang mana yang terpenting? Mengapa? 5. Frasa “Sesungguh-sungguhnya ...” dalam ayat 12 (harfiah: Amin, Amin) menyatakan keseriusan. Mengapa janji Yesus ini perlu penekanan sekuat itu? Apakah yang Yesus janjikan (ayat 12)? Mengapa pekerjaan besar terkait dengan permintaan yang dijawab (ayat 13-14)? 6. Bagaimana kebenaran firman Tuhan ini menolong Anda untuk mengenal Yesus dan menjalani kehidupan di dunia? |
(0.20779891836735) | (Kis 15:35) |
(sh: Aku beda, boleh kan? (Selasa, 13 Juni 2000)) Aku beda, boleh kan?Aku beda, boleh kan? Iklan ini begitu akrab di telinga kita menjelang pemilihan umum 1999 kemarin. Iklan ini menegaskan bahwa perbedaan selera, pendapat, dan pilihan itu wajar, dan memang akan selalu ada bila manusia hidup bersama dalam suatu komunitas. Namun harus diingat bahwa keberbedaan itu tidak boleh menghambat jalannya pembangunan nasional dan proses demokratisasi di negara ini. Perselisihan tajam antara Paulus dan Barnabas dalam masalah Markus harus dipandang juga sebagai kewajaran yang terjadi di antara dua individu. Namun demikian tidak bisa dikatakan bahwa Allah mentolerir/menyetujui perbedaan yang berakhir dengan pecahnya tim pelayanan mereka yang solid. Dimasukkannya peristiwa ini oleh Lukas dalam sejarah pertumbuhan dan perkembangan gereja memberikan manfaat yang sangat besar bagi gereja sepanjang segala abad dan tempat untuk belajar: 'berbeda secara dewasa dan bertanggungjawab'.
Sehubungan dengan kasus Markus (18), Paulus dan Barnabas bukan sekadar
salah paham namun sudah berselisih tajam, sudah sampai pada satu
titik dimana tidak mungkin dicari jalan tengah, kecuali harus
berpisah. Yang menarik untuk diamati adalah bahwa Paulus dan
Barnabas mampu melihat pokok permasalahan secara obyektif dan
melokalisir perselisihan tajam, sehingga tidak merambah ke
pribadi ataupun pelayanan mereka. Secara pribadi Paulus dan
Barnabas dan Markus tidak terlibat permasalahan pribadi. Walaupun
tidak dicatat di dalam kelanjutan Kisah Para Rasul, Paulus tetap
menghargai dan menilai baik Barnabas (1Kor. 9:6). Bahkan setelah
itu Paulus begitu memuji dan membutuhkan Markus (Kol. 4:10; Renungkan: Inilah gambaran 'berbeda yang dewasa dan bertanggung jawab'. Berbeda namun dapat tetap memperkaya pelayanan dan memberdayakan jemaat. Tumbuhkembangkanlah semangat untuk berani 'berbeda' yang dewasa dan bertanggungjawab. |
(0.20779891836735) | (Kis 15:35) |
(sh: Sikap menghadapi konflik (Rabu, 25 Mei 2005)) Sikap menghadapi konflikSikap menghadapi konflik
Konflik antara Paulus dan Barnabas dalam perikop ini terjadi setelah
mereka berjuang bersama mengabarkan Injil kepada bangsa-bangsa
nonyahudi. Persahabatan dan kerjasama mereka dengan dasar kasih
Kristus telah teruji melewati waktu. Namun, mereka tetap
mengalami konflik mengenai perbedaan prinsip menghadapi rekan
sepelayanan yang pernah mundur (lihat 13:13). Akibatnya mereka
berpisah dan mengambil jalannya masing-masing (ayat 15:39).
Sayang, Paulus dan Barnabas tidak mengatasi konflik di antara
mereka dengan baik sebagaimana mereka menyelesaikan permasalahan
di jemaat Antiokhia (ayat 15:22). Meski demikian, Tuhan
mengizinkan hal ini terjadi supaya Injil justru tersebar lebih
luas lagi. Kitab Kisah Para Rasul tidak menceritakan apa yang
terjadi dengan pelayanan Barnabas dan Yohanes Markus kemudian.
Namun, di dalam beberapa surat Paulus kita menemukan Yohanes
Markus kembali melayani bersama dengan Paulus (Kol. 4:10; Apabila konflik terjadi maka yang perlu dilakukan adalah: Pertama, berdoa mohon kepekaan dari Tuhan supaya kita melihat masalah dengan benar. Kedua, jangan menyerang pribadi pihak lawan. Ketiga, libatkan orang yang dewasa rohani untuk menjadi penengah. Keempat, berinisiatiflah untuk menyelesaikan konflik itu. Doaku: Ya Roh Kudus, sucikanlah hatiku agar ketika aku terlibat konflik, motivasiku terdalam adalah tetap untuk menyenangkan Tuhan. |
(0.14842779591837) | (Mat 4:10) |
(full: IBLIS.
) Nas : Mat 4:10 Iblis (dalam bahasa Ibrani artinya "penuduh" atau "musuh") merupakan penghulu malaikat yang diciptakan dengan sempurna dan baik. Ia ditunjuk untuk melayani takhta Allah; namun sebelum dunia dijadikan, ia memberontak dan menjadi musuh besar Allah dan manusia (Yeh 28:12-15).
|
(0.14842779591837) | (1Kor 12:1) |
(full: TENTANG KARUNIA-KARUNIA ROH.
) Nas : 1Kor 12:1 Dalam pasal 1Kor 12:1-14:40 Paulus menulis tentang karunia-karunia Roh Kudus yang dianugerahkan kepada tubuh Kristus. Karunia ini adalah bagian yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan dan pelayanan jemaat yang mula-mula. Allah berkehendak agar karunia ini akan terus bekerja sampai Kristus datang kembali (lihat cat. --> 1Kor 1:7). [atau ref. 1Kor 1:7] Maksud Allah dalam pemberian karunia rohani ini adalah sebagai berikut:
|