(0.3995065862069) | (Mzm 22:9) |
(ende) Rupanja pengarang disini berpikir akan adat kuno jaitu: Ajah baji jang baru lahir, mengangkatnja lalu menjerahkan kepada ibunja. Demikian ia mengakui anak itu sebagai anaknja sendiri jang mau dipeliharanja. Bila ajah tidak berbuat demikian, maka anak itu ditolaknja. Allah berlaku terhadap si pengarang sebagai ajahnja, hingga Ia se-akan2 wadjib menolong dan tidak mempermalukan kepertjajaannja. |
(0.3995065862069) | (Mzm 32:8) |
(ende) Tiada terang siapa berbitjara disini, entah pengarang jang sekarang laksana guru kebidjaksanaan memperingatkan orang lain, entah Allah sendiri jang dibajangkan pengarang se-olah2 mengadjar kepada orang kesimpulan dari pengalaman si pengarang sendiri. |
(0.3995065862069) | (Mzm 46:1) |
(ende) Mazmur ini merupakan lagu kepertjajaan se-bulat2nja. Kepertjajaan ini berdasarkan pengalaman, bahwa Allah selalu melindungi kotaNja, Jerusjalem, dimana tempat tinggalNja. |
(0.3995065862069) | (Mzm 59:1) |
(ende) Dalam lagu ratap ini seorang jang tak bersalah (Maz 59:4-5) mengutuki musuh2nja, jang menganiaja dan memfitnahnja dengan tidak se-mena2 (Maz 59:4,8,13). Ia sama sekali jakin, bahwa Tuhan akan bertindak dengan keras (Maz 6:8-10) dan sebab itu ia sudah bersjukur kepadaNja. |
(0.3995065862069) | (Mzm 113:9) |
(ende) Isteri mandul biasanja dihinakan sadja, malahan ditjeraikan dan ditolak sama sekali. Djadi isteri mandul malang sekali. Tetapi Jahwe mengasihani orang2 malang ini djuga dan memberi kepadanja kedudukan didalam rumah-tangganja se-akan2 mereka ber-anak banjak sekali, alasan kegembiraan jang lebih besar, hingga isteri mandul dihormati dan ditjintai djuga. |
(0.3995065862069) | (Pkh 1:1) |
(ende) PENGCHOTBAH PENDAHULUAAN Kitab jang sesuai dengan pendapat Luther kami namakan "Pengchotbah" ini, didalam Kitab Sutji Hibrani di-hubung2kan dengan "Qohelet". Kata ini ada gandingannja dengan kata Hibrani jang berarti: "himpunan, kumpulan". Pula karena bentuk- katanja jang sulit, maka makna kata "Qohelet"-pun tidak begitu djelas. Kami kira suatu keterangan jang boleh diterima, kalau kata ini mengenai seseorang, kang ada sangkut-pautnja dengan suatu himpunan atau rapat orang2 - boleh djadi sekelompok murid guru ilmu kebidjaksanaan. Himpunan itu diketuai dan dipimpinnja dan kepadanja membentangkan pengadjarannja. Dari itu kata "Pengchotbah" hanjalah suatu usaha untuk mendekati arti kata "Qohelet". Pengchotbah tadi disebut "Putera Dawud, Radja di Jerusjalem" (1,1). Teranglah kiranja, bahwa jang dimaksudkan ialah Sulaiman, radja Israil jang bidjaksana dan kaja dimasa kegemilangan bangsa Jahudi, sebagaimana radja itu hidup dalam hikajat orang2 Jahudi. Ini sesuai dengan gambaran jang disadjikan dalam pasal kedua kitab ini. Namun demikian, kitab itu sendiri memberikan keterangan2 jang tjukup untuk menarik kesimpulan dengan pasti, bahwa bukan Sulaimanlah pengarangnja. Sungguhpun lama orang menganggap Sulaiman sebagai pengarangnja, namun bolehlah dipastikan, bahwa disini kita bertemu dengan chajalan kesusateraan sadja, sebagaimaan tidak djarang terdapat dalam Kitab Sutji dan lazim didjaman dahulu kala. Orang jang mengenal kelaziman ini, tidak akan teperdaja olehnja. Selain keterangan jang sedikit sekali dalam kitab itu sendiri, tidak ada petundjuk2 lainnja guna menentukan lebih landjut, siapa pengarangnja. Sudah tentulah seorang guru kebidjaksanaan. Bahasa kitab, jang menundjukkan adanja pengaruh bahasa2 asing serta perkembangan kemudian bahasa Hibrani sendiri, dan keternagn2 lainnja lagi menundjukkan, bahwa ia hidup didjaman, ketika Juda sudah bukan keradjaan jang berdaulat lagi, tetapi didjadjah orang2 asing; terangnja didjaman Helenistis, ketika kebudajaan dan agama Jahudi sudah terantjam oleh peradaban Junani. Dari kitab ini adalah salah satu dari antara kitab2 terachir Perdjandjian lama dan pengarangnja kiranja hidup semasa Putera Sirah. Si penchotbah kiranja hidup di Palestina sendiri atau tidak begitu djauh daripadanja - boleh djadi Fenesia, negeri dagang jang tersohor didjaman itu. Guru ilmu kebidjaksanaan ini sangat boleh djadi tidak menjusun dan menerbitkan sendiri kitab ini. Kitab ini agaknja lebih berwudjud suatu kumpulan amsal2nja, jang dibukukan murid2nja selagi sang guru masih hidup atau tidak lama sesudah meninggal (12,9-10). Anehlah, kalau ia mengadjarkan tidak lebih banjak dari apa jang termuat dalam kitab jang agak ketjil ini. Murid2 hanja mengumpulkan dan mentjatat apa jang menurut pendapat mereka sangat penting dan jang sangat djelas menundjukkan pandangan hidup umum sang guru. Tjara terdjadinja kitab itu dapat menerangkan pula susunan kitab, jang memberikan kesan ruwet. Djalan pikirannja tidak selalu sama djelasnja dan gandingan antara bagian jang satu dengan bagian jang lainpun kadang2 nampaknja tiada. Umpamanja sadja kumpulan pepatah2 bebas dalam pasal2 9,17-12,8 memutuskan djalan pikiran umum. Tetapi tak perlulah kiranja lalu menduga akan adanja beberapa pengarang atau beberapa murid, jang melengkapi kitab dang guru. Selain tjara lazim orang2 Jahudi berpikir dan mengarang, maka tjara terdjadinjapun dapat kita djadikan pegangan. Sudah pastilah kitab ini muat pepatah2, jang dihidangkan si pengchotbah bukannja pada waktu serta kesempatan jang sama. Lebih tepatlah dikatakan, bahwa pepatah2 itu disampaikan disepandjang hidup sang guru. Oleh karena itu adjaran kitab ini didalam bagian2nja ditangkap dan saringlah orang harus me-ngira2kan sadja maksud amsal2 tersendiri. Namun demikian, pandangan hidup umum jang dinjatakan dalam seluruh kitab ini adalah djelas. Dengan itu diteguhkan pula, bahwa tokoh jang satu dan sama djualah, jang selalu tampil kemuka dan angkat bitjara. Persoalan, jang memusing2kan si Pengchotbat, ada banja persamaannja dengan persoalan kitab Ijob. Kalau Ijob diasjikan karena soal sengsara, jang ia tidak tahu menemukan pemetjahannja jang memuaskan, maka si Pengshotbah disesakkan oleh ke-sia2-an dunia dan terutama oleh persoalan mati, jang nampaknja mengachiri se-gala2-nja. Ia mentjari makna segala sesuatu, jang achirnja tetap lolos djuga dari tangkapannja. Karena mati se-gala2nja dan teristimewanja hidup manusia serta segala djeri-pajah manusia mendjadi sia2 sama sekali dan kehilangan segala artinja. Entah hidup baik entah djahat, entah bidjaksana entah bodoh kesudahannja selalu sama djuga, jakni mati. Walaupun didalam Perdjandjian Lama teranglah terdapat djua pikiran2 lainnja, namun si Pngchotbah belum lagi mempunjai pemandangan akan sesuatu kekekalan, jang dapat mendjawab banjak dan dimana hidup manusia dapat menemukan gandjaran atau hukumannja. Baginja nampaknja se-gala2nja berachir pada saat mati. Orang saleh dan pendosa. Orang kaja dan miskin, radja dan budak, mereka menemui achir jang sama dan oleh karenanja tidak banjak bedanja dengan hewan. Dari itu si Pengchotbah sampailah kekejakinan, bahwa pandangan hidup jang terbaik bagi manusia ialah tidak terlalu memusingkan dirinja dengan persoalan itu, melainkan menikmati nilai2 nisbi kehidupan sedapat mungkin. Tetapi selaku orang berTuhan, ia toh mau menundukkan segala sesuatunja kepada Allah serta perintah2-Nja (12,13). Kesemuanja inisungguhpun bukan pemetjahan jang sempurna lagi memuaskan, tetapi si pengchotbah jang hidup didalam Perndjandjian Lama itu belum mengenal djawaban jang lebih baik atas persoalan itu. Dipandang dari sudutnja dan mengingat pengetahuan jang ada padanja, maka kesimpulannja jang pesimistis tapi berkegamaan itu dapat diterima. Itu hanja pemetjahan atau djawaban sementara, jang tidak menutup pintu bagi sesuatau jang lebih baik dan jang harus menunggu pembentangan penuh Wahju Ilahi. Dalam pengadjarannja agaknja si Pengchotbah membantah guru2 ilmu kebidjaksanaan lainnja di Israil (7,25-8,14), seperti umpamanja Kitab Amsal. Orang2 itu mengira sudah memetjahkan persoalan tadi seluruhnja: umur pandjang dan berbahagia adalah gandjaran Allah atas kebajukan, sedangkan hidup tjelaka si pendosa mesti segera berachir. Perempuan2 djalang dan ketidaksetiaan akan hukum Allah mendjadi sebab- musebabnja segala kesengsaraan. Tetapi pemetjahan jang terlalu gampang ini tidak dibenarkan si Pengchotbah. bukan hanja karena kenjataannja tidak selalu berlangsung sebagaimana dikirakan oleh guru2 ilmu kebidjaksanaan itu, tetapi terutama djuga karena mati itu bagaimanapun djua kelihatannja menjudahi semuanja setjara sama. Nah, kalau begitu, apa gerangan artinja umur pandjang jang berbahagia atau keadaan tjelaka itu? Orang saleh dan si pendosa sungguh sama adanja dan tiada lagi soal gandjaran atau hukuman. Meskipun si Penchotbah sendiri tidak mengenal pemetjahan jang sebenarnja, namun ia merasa, bahwa pendapat jang lazim itu bukanlah keterangan jang djitu. Dengan kritiknja ia membuka jalan dan memberikan dorongan, untuk mentjari djawaban jang lain dan bilamana itu sudah diberikan, untuk menerimanja. Seorang jang berguru kepada orang bidjak ini akan terbukalah hatinja bagi Wahju seterusnja. Demikianlah kitab Pengchotbah beserta dengan kitab Ijob menduduki tempat jang penting dalam perkembangan Wahju Ilahi. Djanganlah Ia dipentjilkan, tetapi arti serta peranannja hendaknja dibuat didalam keseluruhan Perdjandjian Lama dan Perdjandjian Baru. Kitab ini merupakan penguntji suatu masa tertentu dalam perkembangan itu, dan karena persoalan jang diutarakannja merupakan djuga permulaan suatu fase baru, jang lebih mendalam dan lebih luas. Sebagai salah satu dari tokoh2 terachir dari Perdjandjian Lama ia dalam hal ini merupakan persiapan terdekat bagi perdjandjian Baru. Pada achir kitab ini terdapatlah ichtisar kitab ini. |
(0.3995065862069) | (Yes 2:3) |
(ende: Dari Sion keluarlah adjaran...dst.) jakni adjaran keigamaan dan susila jang benar dan jang akan diterima bangsa2 kafir. Walaupun tidak dikatakan bagaimana adjaran itu akan keluar dari Jerusjalem, namun kiranja si nabi berpendapat oleh orang tertentu, seorang nabi jang sebagai utusan Jahwe membawakan adjaran itu. Tidak sulit lalu untuk mengerdjakan, bahwa harapan itu terpenuhi se-penuh2nja oleh Jesus. |
(0.3995065862069) | (Yes 9:6) |
(ende: anak jang dilahirkan) ialah si Imanuel (Yes 7:14). Semua nama ini adalah nama beribarat, jang menggambarkan sifat anak itu; Kebidjaksanaan, perkasaan, dan sifat pemerintahannja: tenteram dan abadi. Kesemuanja itu dalam diri Kristus terlaksana se-penuh2nja, lebih daripada dikirakan nabi. |
(0.3995065862069) | (Yes 11:6) |
(ende) Digambarkan masa kedamaian dan kebahagiaan. Firdaus se-akan2 dipulihkan kembali. Permusuhan dalam alam (binatang) merupakan akibat dosa manusia (Kej 3:17-19). Radja itu dimasa depan memulihkan dosa dan dengan demikian akibat2nja lenjap. Apa jang sesungguhnja dilukiskan dengan bahasa kiasan itu ialah kedamaian diantara manusia. Si radja ialah al-Masih, penjelamat. |
(0.3995065862069) | (Yes 21:11) |
(ende: Duma) ialah Edom, sebagaimana terdapat dalam terdjemahan Junani. "kepadaku", jakni kepada nabi. Orang Edom dibajangkan se-akan2 bertanja kepada nabi berapa lamanja mereka masih takluk kepada musuhnja (Asjur). Orang2 Edom th. 711 bersekutu dengan Felesjet Asjur, tapi dihantjurkan radja Sargon. |
(0.3995065862069) | (Yes 30:27) |
(ende) Dengan bahasa kiasan jang lazim nabi melukiskan Allah jang menghukum Asjur jang menjerang umatNja; kiranja Sanherib jang th. 701 menjerbu di Juda. |
(0.3995065862069) | (Yes 43:3) |
(ende) Jahwe menjerahkan bangsa2 kuasa, seperti Mesir, kepada Cyrus, sehingga ia mendjadi berkuasa. Demikian ia dapat membiarkan Israil pulang ketanahairnja. Jahwe se-akan2 "menukar" bangsa2 itu dengan Israil. Tjinta-kasihNja jang besar dan chas kepada umatNja njata. |
(0.3995065862069) | (Yer 4:23) |
(ende) Kembali nabi berbitjara. Penggambaran penjerbuan dan kerusakan negeri itu merupakan bahasa penghebat (se-akan2 seluruh bumi dirusakkan...(Yer 4:23-26). Ada penafsiran, jang berpendapat, bahwa Yer 4:22-28 adalah tambahan, jang melukiskan runtuhnja bumi pada achir djaman. |
(0.3995065862069) | (Yeh 1:16) |
(ende: djentera jang satu....) Kurang djelas apa jang dimaksudkan, entah djentera2 jang dipasang pada kereta itu pada sisinja nampaknja kepada si pelihat se-akan satu didalam jang lain, entah buatannja djentera masing2 demikian, bahwa masing2 terdiri atas dua djentera, jang satu didalam jang lain. |
(0.3995065862069) | (Yeh 8:14) |
(ende) Tamuz adalah dewi Asjur-Babel. Tiap2 tahun turunnja dewi itu kepratala dirajakan dengan perkabungan jang hebat. Ia itu dewi kesuburan tanah. Dimusim panas, waktu segala apa mendjadi kering, dewi itu se-akan2 mati, dimusim semi ia hidup kembali. |
(0.3995065862069) | (Yeh 26:2) |
(ende) Tyrus pada djaman itu adalah kota pelabuhan jang kuasa dan kaja karena dagangnja. Dalam pemberontakan terhadap Babel Tyrus memang memegang peranan penting, tapi ia mengchianati Juda waktu diserang Nebukadnezar dan mereka senang ketika Jerusjalem direbut. Djalan2 kafilah jang besar melalui Palestina. Karena itu disebut "pintu gerbang sekalian kaum." Sekarang semua dagang akan lewat Tyrus se-mata2. |
(0.3995065862069) | (Dan 12:10) |
(ende) Ajat ini mengenai djaman jang mendahului achir djaman: waktu pertjobaan dan pembersihan orang2 jang baik; jang djahat terus berdjahat dan se-konjong2 ditimpa achir djaman dan hukuman. Jang arif (ialah orang2 baik) pada ketika itu akan memahami nubuat tentang achir djaman itu. |
(0.3995065862069) | (Hos 10:11) |
(ende) Dahulu (digurun) Israil patuh kepada Jahwe, sebab belum harus berbuat banjak dan lagi dipelihara dengan baik2, seperti sapi muda jang menarik pengeretan ringan, sementara dapat makan se-puas2nja. Kemudian Jahwe membebankan tuntutan2 lebih berat pada Israil (kuk), seperti sapi dewasa harus membadjak dsb. Sesungguhnja kesemuanja itu dibebankan akan kebaikan bagi Israil. |
(0.3995065862069) | (Hos 13:14) |
(ende) Jahwe akan melepaskan Israil dari keruntuhan se-lengkap2nja:(maut, pratala jang dibajangkan sebagai kekuasaan bersendiri dan bermusuh, jang memiliki Israil). Mungkin ajat Hos 13:14 lebih baik dipindahkan sesudah Hos 14:5; ditempat itu lebih tjotjok dan Hos 13:14 mendjadi lebih terang. |
(0.3995065862069) | (Flp 4:3) |
(ende) "Sitsigos". Terdjemahan kalimat asli, kata-demi-kata, ialah: "Dan chususnja engkau "Sitsigos tulen". Sebagai istilah "Sitsigos" berarti "teman se-kuk" (rekan sekerdja"). Tetapi mungkin sitsigos disini adalah nama orang jang disapa itu dan dengan ungkapan "sitsigos tulen". Paulus bermain kata sadja. |