(0.21642172826087) | (Pkh 11:9) |
(sh: Hiduplah dengan Saleh (Jumat, 9 Desember 2016)) Hiduplah dengan SalehDalam segala kesulitan hidup yang pernah dilewati, kerap kali kita tidak mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup bagi Tuhan (Rm. 12:1). Karena itu, Pengkhotbah memerintahkan kita untuk mengingat Pencipta pada masa muda (perintah-Nya&tab=notes" ver="">12:1). Kata "mengingat" dalam konsep bahasa Ibrani tidak sekadar mengingat dengan akal budi, tetapi juga menjalankannya sebagai suatu komitmen. Mengapa perlu menjalankan hidup dengan mengingat (komitmen) kepada Tuhan pada masa muda? Sesungguhnya, Pengkhotbah mengetahui bahwa keadaan akan menjadi semakin sulit bagi kita jika tidak memulainya pada usia muda. Perhatikan kata "sebelum" yang muncul pada ayat perintah-Nya&tab=notes" ver="">1, 2, 6, yang menunjukkan 3 fase yang berbeda dalam hidup manusia. Pertama, sebelum keadaan menjadi sulit karena banyak "hari-hari yang malang" dan tahun-tahun di mana tidak ada lagi kesenangan (1), yaitu keadaan yang penuh kesulitan dan tanggung jawab kita dalam hidup semakin berat. Kedua, sebelum kondisi fisik kita menua dan menjadi semakin memburuk. Misalnya, tangan sudah gemetar, kaki sudah membungkuk, gigi banyak yang copot, mata sudah rabun, bibir mengatup karena gigi yang berkurang, suara menjadi sangat mengganggu, dan kita tidak dapat menikmati nyanyian, takut ketinggian, rambut memutih, dan sebagainya (3-5). Semua kondisi tersebut memperlihatkan apa yang menyenangkan hati, sekarang sudah tidak menarik bagi kita. Hari-hari yang sulit akan datang tanpa henti (sesudah hujan awan datang kembali, yang berarti hujan akan datang lagi, 2). Ketiga, waktu tidak ada lagi karena "debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya" (7). Akhirnya, kita tidak dapat lagi mengingat Tuhan karena kematian sudah dekat. Hidup itu singkat. Jika kita tidak segera berkomitmen hidup takut akan Tuhan, maka hidup akan menjadi semakin sulit. Jangan menunda lagi. Hiduplah dengan mengingat Tuhan. Hiduplah dengan saleh! [IT] |
(0.21642172826087) | (Pkh 12:1) |
(sh: Menjadi berkat bagi orang lain (Minggu, 21 Juni 1998)) Menjadi berkat bagi orang lainMenjadi berkat bagi orang lain Akhir kata. Bila kita membaca sebuah buku bagian penting yang harus kita lihat lebih dulu ialah kata pendahuluan dan daftar isinya. Di sana kita beroleh alasan dan tujuan dan kerangka pikiran penulis. Bagian lain yang lebih penting lagi ialah bagian kesimpulan. Di sana kita melihat nilai-nilai apa yang hendak dibagikan penulis kepada pembacanya. Dengan membaca cermat beberapa hal tadi, kita dapat memutuskan apakah karangan orang itu patut dibeli dan dibaca atau tidak. Pengkhotbah kini tiba di kesimpulan akhir. Apa pesan terpenting dari begitu banyak perenungan hidup yang ke dalamnya kita telah diajak untuk mengarungi? Takutlah akan Allah. Berpeganglah pada perintah-perintah-Nya. Allah akan membuat perhitungan tentang hidup semua orang, baik yang tersembunyi maupun yang terbuka di hadapan publik. Jika saja semua kita menyimak pesan akhir yang penting itu, kita pasti tak akan hidup sia-sia. Renungkan: Hiduplah di dalam Yesus, andalkan kuasa penebusan-Nya. Anda pasti akan dimampukan-Nya membangun hidup yang sampai kelak akan membangkitkan syukur kepada Tuhan. |
(0.21642172826087) | (Yes 43:14) |
(sh: Allah menghapus air mata umat-Nya (Sabtu, 30 Juli 2005)) Allah menghapus air mata umat-NyaAllah menghapus air mata umat-Nya Hukuman pembuangan bagi Israel telah berakhir oleh inisiatif Allah (ayat 14). Ia membebaskan Israel sebab Israel milik kepunyaan-Nya. Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai Allah Yang Mahakudus, Raja Israel ketika Ia melepaskan umat-Nya itu (ayat 15). Penyataan identitas itu dilakukan-Nya sebagai sebuah proklamasi. Hal ini ditujukan-Nya kepada ilah-ilah lain dan semua bangsa di bumi karena mereka beranggapan Allah Israel tidak berkuasa menolong umat-Nya (ayat perintah-Nya&tab=notes" ver="">14, 16-17). Allah memulihkan keadaan Israel sehingga hubungan antara Israel dan Allah menjadi baru kembali (ayat 19). Pembaruan hubungan itu digambarkan sebagai hal yang aiaib seperti jalan di padang belantara, sungai-sungai di belantara, dan air yang memancar di padang gurun. Hasilnya umat Allah akan memuliakan nama-Nya bahkan binatang hutan, serigala, dan unta melakukan hal yang sama (ayat 20). Mengapa Allah mau memulihkan Israel padahal mereka telah melupakan-Nya? Karena Dia tahu keterbatasan umat-Nya dalam menaati perintah-perintah-Nya (ayat 22-24). Maka Ia tidak menimpakan murka-Nya setimpal dengan kesalahan umat-Nya melainkan Ia menghapusnya karena Diri-Nya (ayat 25). Allah telah mengenal kebebalan umat-Nya semenjak kaum leluhurnya sampai kepada para pemimpin rohani yang telah terbukti mengecewakan-Nya (ayat 26-27). Meskipun demikian, kebebalan umat-Nya harus diubahkan dengan belajar menderita untuk sesaat (ayat 28). Sungguh ajaib Allah kita. Hajaran-Nya terhadap setiap anak-Nya yang melanggar firman-Nya adalah hajaran kasih. Bila hajaran itu terasa menyakitkan sehingga menimbulkan tetesan air mata pertobatan, ingatlah Dia pun menitikkan air mata kasih. Oleh karena itu, jangan sia-siakan belas kasih-Nya. Bertobatlah dan nikmati kembali anugerah dan kemurahan-Nya. Renungkan: Jangan undur jika Anda ditegur-Nya karena Dia ingin Anda bertobat. |
(0.21642172826087) | (Mat 2:13) |
(sh: Karya Allah dan peran Yusuf (Rabu, 27 Desember 2000)) Karya Allah dan peran YusufKarya Allah dan peran Yusuf. Herodes tetap memutuskan untuk membunuh bayi Yesus meskipun para Majus tidak kembali ke istananya. Untuk memastikan keberhasilan keputusannya, ia memerintahkan membunuh semua anak laki-laki berumur 2 tahun kebawah yang hidup di daerah Bethlehem. Tindakan Herodes itu menunjukkan bahwa ia adalah seorang raja yang sangat kejam (perintah-Nya&tab=notes" ver="">2:17-18) sekaligus menunjukkan kekejaman dan kekuasaannya sia-sia dan tidak akan mampu melawan sang Bayi kudus. Allah membimbing Yusuf untuk menyelamatkan bayi Yesus lewat mimpi. Dengan menggunakan persembahan dari orang Majus sebagai biaya perjalanan, Yusuf dan Maria melarikan diri ke Mesir. Peristiwa ini menunjukkan bahwa Allah selalu berada di depan rencana manusia. Allah tahu Herodes merupakan ancaman bagi bayi Yesus dan Allah tahu bahwa Yusuf sangat miskin, maka Allah mengirimkan orang Majus dan memakai mereka untuk memelihara bayi Yesus. Peristiwa ini juga memperlihatkan kembali kesalehan dan ketaatan Yusuf terhadap perintah Allah. Begitu mendengar Allah berfirman, Yusuf segera mengajak Maria dan bayi Yesus pergi ke Mesir. Setelah Herodes mati, Allah kembali berfirman kepada Yusuf untuk membawa keluarganya pergi ke Nazaret di daerah Galilea, tempat dimana Yesus tumbuh besar dan memulai pelayanan-Nya. Yusuf tidak hanya taat kepada bimbingan-Nya, ia juga melakukan semua perintah- Nya tanpa keraguan sedikitpun. Penggenapan rencana Allah bagi keselamatan manusia di dalam Yesus Kristus sepenuhnya adalah karya Allah. Namun Allah memberikan kesempatan kepada manusia untuk ikut berperan di dalamnya. Terlebih indah lagi adalah bahwa Allah selalu memberikan bimbingan-Nya agar manusia dapat berhasil dalam bekerja bersama Allah dan menyediakan segala yang dibutuhkannya. Allah hanya menuntut ketaatan tanpa syarat dari manusia yang dipilih untuk bekerja sama dengan-Nya. Karena ketaatannya, Yusuf diperkenankan berperan dalam penggenapan rencana besar Allah bagi manusia 2000 tahun yang lampau. Renungkan: Sampai sekarang pun Allah masih memberikan kesempatan kepada anak- anak-Nya untuk berperan dalam penggenapan rencana-Nya. Maukah kita meneladani ketaatan Yusuf tanpa keraguan sedikit pun? |
(0.21642172826087) | (Mat 9:35) |
(sh: Komitmen untuk ikut Tuhan (Selasa, 26 Januari 2010)) Komitmen untuk ikut TuhanJudul: Komitmen untuk ikut Tuhan
Demonstrasi Yesus lewat pengajarannya yang berotoritas dan kuasa
penyembuhan-Nya yang luar biasa bukan hanya untuk menyatakan
bahwa Dialah Allah yang perkasa. Lebih dari itu, Dia adalah
Allah yang hadir ke dalam dunia untuk menyatakan kasih dan
pertolongan Allah atas manusia yang menderita dibelenggu dosa
dan berbagai kelemahan. Ungkapan "seperti domba yang tidak
bergembala" dikutip dari Perjanjian Lama (Bil. 27:17; Hanya milik Allah yang sudah ditebuslah yang bisa menjadi alat Allah yang kudus untuk memenangkan dunia yang dibelenggu dosa ini kembali kepada Allah. Yesus mempersiapkan para murid, yang kelak disebut gereja, untuk hal ini. Gereja perlu, pertama-tama memiliki hati Kristus yang peduli dan penuh kasih. Gereja harus bersumber dan bersandar pada kuasa-Nya yang dahyat untuk mendemonstrasikan kasih Allah tersebut lewat pemberitaan Injil dan uluran tangan kepedulian akan sakit penyakit dan berbagai penderitaan manusia berdosa. Maukah Anda dipersiapkan menjadi alat anugerah-Nya? |
(0.21642172826087) | (1Kor 10:14) |
(sh: Jangan mendua hati (Selasa, 7 Mei 2013)) Jangan mendua hatiJudul: Jangan mendua hati Di satu sisi, jemaat Korintus percaya kepada Kristus. Di sisi lain lingkungan yang penuh penyembahan berhala menyebabkan situasi yang sulit. Dengan tegas Paulus menasihati jemaat Korintus untuk menjauhi penyembahan berhala (14). Jemaat Korintus sudah disatukan kepada Kristus melalui perjamuan kudus sebagai lambang penebusan Kristus (16-17). Mereka tidak perlu lagi mengikuti perjamuan para penyembah berhala. Mereka dapat belajar dari nenek moyang Israel yang mendua hati dengan menyembah Allah sekaligus berhala, yang mengakibatkan Allah murka dan menghukum mereka (18-22). Jika demikian, apakah orang yang percaya kepada Kristus boleh menikmati makanan yang sudah dipersembahkan kepada berhala? Jawaban Paulus bersifat dialektis. Jikalau makanan tersebut benar-benar sebagai alat untuk penyembahan berhala, maka Paulus melarang keras untuk menikmatinya karena sama saja dengan mengakui keberadaan roh jahat di balik berhala (19-20; 28-29a)). Akan tetapi, jikalau makanan tersebut tidak berkaitan dengan penyembahan berhala maka dapat dimakan untuk kebutuhan jasmani (25-27). Prinsip ini yang Paulus gunakan dalam menghadapi 'dilema' seperti itu: pertama, selalu menguji hati nurani agar tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain (29, 32); kedua, mengucap syukur kepada Tuhan (30); ketiga, semuanya dipergunakan hanya untuk kemuliaan Tuhan (31). Paulus kemudian mengajak mereka melihat dirinya sebagai teladan sebagaimana ia sendiri meneladani Kristus (10:33-11:1). Prinsip Paulus tetap sama dengan pasal perintah-Nya&tab=notes" ver="">8, yaitu ujung dari semua perbuatan kita haruslah demi kemuliaan Tuhan dan demi kebaikan orang lain. Diskusi renungan ini di Facebook:
|
(0.21642172826087) | (1Yoh 3:19) |
(sh: Keberanian berdoa di hadapan Allah (Sabtu, 6 Desember 2003)) Keberanian berdoa di hadapan AllahKeberanian berdoa di hadapan Allah. Yohanes telah menegaskan bahwa orang percaya tidak berbuat dosa. Tanda yang tampak dari anak-anak Allah adalah kasih yang mereka lakukan. Namun, pada kenyataannya anak-anak Allah masih sering berbuat dosa. Misalnya, tidak mengasihi saudara seiman dan manusia lainnya seperti Kristus mengasihi manusia. Jika demikian apakah masih layak disebut anak-anak Allah? Yohanes menasihatkan untuk tidak mendengar suara hati. Allah lebih mengenal kita dari pada kita mengenal diri sendiri (ayat 20). Oleh karena itu sepatutnyalah kita menyerahkan segalanya bukan kepada penilaian hati melainkan pada belas kasihan Allah. Allah yang menilai bukan suara hati. Betapapun kuat dan hebatnya suara hati menuduh, kita dapat menghampiri Allah yang penuh belas kasihan dan pengampunan. Inilah dasar keberanian kita untuk menghampiri Allah dan memohon pada-Nya (ayat 21). Di samping itu, kita harus menuruti segala perintah-Nya dan melakukan yang berkenan pada-Nya (ayat 22). Ini merupakan bukti bahwa kita memiliki relasi dengan Allah yaitu relasi yang dilandasi dan diwarnai dengan dan oleh kasih (ayat 23). Tetapi perlu kita sadari bahwa kasih hanya muncul jika atau karena percaya pada Yesus. Jadi, hanya yang percaya pada Yesus Kristus dan yang mengasihi sesama sajalah yang disebut orang Kristen. Kasih adalah bukti kelihatan bahwa seseorang percaya pada Yesus. Ada satu hal lagi yang dikatakan Yohanes yaitu bahwa Allah telah mengaruniakan Roh Kudus kepada kita (ayat 24). Roh yang diberikan pada kita merupakan jaminan kuat bahwa kita adalah anak-anak Allah. Jadi Yohanes mendorong orang percaya untuk memperdalam relasi dengan Allah sehingga memiliki keberanian yang semakin kuat untuk menghampiri dan meminta apa saja pada Allah dalam doa. Renungkan: Relasi mendalam dan intim dengan Allah membuahkan doa yang berani meminta apa saja kepada-Nya. |
(0.21642172826087) | (1Yoh 5:1) |
(sh: Tindakan kasih mengalahkan dunia (Rabu, 10 Desember 2003)) Tindakan kasih mengalahkan duniaTindakan kasih mengalahkan dunia. Percaya pada Yesus adalah pekerjaan Allah bukan hanya keputusan manusia (ayat 1). Ketika manusia percaya pada Yesus, saat itu ia dilahirkan dari Allah. Kata kerja ‘dilahirkan’ pada ayat perintah-Nya&tab=notes" ver="">1 dipakai dalam bentuk pasif bukan aktif. Di sini terlihat hubungan tak terpisahkan antara tindakan manusia untuk percaya dan karya Allah melahirkannya menjadi anak-anak Allah yang pertama adalah akibat dan tanda dari yang kedua. Dilahirkan menjadi anak-anak Allah berarti dipersilakan masuk ke dalam relasi kasih. Relasi kasih dengan Allah melalui Yesus inilah yang mendorong kita untuk mengasihi saudara seiman. Bukti seseorang mengasihi Allah adalah mengasihi saudara seiman. Mengasihi saudara seiman berarti mengasihi Allah dan melakukan perintah-perintah-Nya (ayat 2). Yohanes menghubungkan tiga hal sekaligus yakni mengasihi Allah, melakukan perintah Allah dan mengasihi saudara seiman ketiganya harus ada dalam hidup kita. Untuk melaksanakan ketiga perintah ini sekaligus, ada langkah-langkah yang harus kita tempuh, perhatikan dan pahami. Pertama, sifat perintah Allah. Perintah Allah tidak berat karena beban yang diberikan kepada kita tidak melebihi kemampuan kita. Kedua, iman kita. Orang percaya mampu melakukan perintah Allah karena ia memiliki iman yang mengalahkan dunia. Memiliki iman berarti memiliki relasi dengan Yesus Anak Allah (ayat 5). Tuhan Yesus telah mengalahkan musuh manusia yang paling ditakuti yaitu kematian. Logikanya, jika kematian dapat dikalahkan-Nya apalagi hal-hal lainnya. Seandainya saat ini kita berada dalam berbagai penderitaan, kesusahan dan pergumulan berat, bersyukurlah! Mengapa bersyukur? Karena iman yang kita miliki adalah iman yang mengalahkan dunia. Renungkan: Saat kita mengasihi saudara seiman menunjukkan bahwa kita memiliki iman yang mengalahkan dunia. Tunjukkanlah bahwa Anda memiliki iman yang mengalahkan dunia. |
(0.18550432608696) | (Bil 20:12) |
(full: KAMU TIDAK AKAN MEMBAWA JEMAAH INI MASUK KE NEGERI.
) Nas : Bil 20:12 Musa dilarang memimpin umat Allah memasuki Kanaan karena ia tidak mengikuti perintah Tuhan dengan cermat (bd. ayat Bil 20:8 dengan ayat Bil 20:11). Musa merupakan pemimpin rohani umat Allah, yang dipakai Allah ketika memberikan Taurat-Nya. Tanggung jawabnya untuk menaati perintah Tuhan lebih besar karena kedudukan dan pengaruhnya lebih besar (bd. Yak 3:1).
|
(0.18550432608696) | (Ul 14:26) |
(full: ANGGUR ATAU MINUMAN YANG MEMABUKKAN ... ENGKAU DAN SEISI RUMAHMU.
) Nas : Ul 14:26 Ayat ini berkenaan dengan kesempatan khusus untuk ibadah dan ucapan syukur yang diikuti seluruh rumah tangga, termasuk laki-laki, wanita, pemuda dan anak-anak. Kata Ibrani yang dipakai di sini untuk "anggur" (_yayin_) dapat menunjuk pada sari anggur beragi dan sari anggur tidak beragi. Kata Ibrani untuk "minuman yang beragi" (_shekar_) dapat diterjemahkan "minuman yang manis" (lihat art. ANGGUR PADA ZAMAN PERJANJIAN LAMA untuk keterangan terinci mengenai arti kedua kata Ibrani ini). Terjemahan ini meniadakan kesulitan yang mengusulkan bahwa orang dewasa dan anak-anak diperintahkan untuk menyembah Allah dengan minum minuman yang membuat kecanduan dan memabukkan. Setiap usaha untuk menafsirkan ayat ini dengan benar harus mempertimbangkan hal-hal berikut.
|
(0.18550432608696) | (Mzm 75:1) |
(sh: Cawan keadilan di tangan Tuhan (Selasa, 23 Oktober 2001)) Cawan keadilan di tangan TuhanCawan keadilan di tangan Tuhan. Mazmur ini merupakan nyanyian ajakan kepada umat Tuhan agar menantikan waktu Tuhan untuk menegakkan keadilan di atas bumi yang sudah rusak. Pemazmur mengajak kita untuk menyadari peran Tuhan sebagai Hakim atas alam ini yang akan mengokohkan penghakiman, sehingga kebenaran akan ditegakkan dan kejahatan akan dihancurkan. Inilah penghiburan bagi kita yang hidup di tengah masyarakat yang mempermainkan keadilan dan membiarkan ketidakbenaran semakin merajalela. Bumi dan penduduknya ini telah runtuh karena merebaknya ketidakbenaran. Namun Tuhan akan menegakkan kembali tiang-tiangnya yang telah roboh (ayat 4). Ia akan menentukan waktu penghakiman- Nya dan akan menyatakan kedaulatan kuasa-Nya. Ia akan melibatkan diri-Nya secara langsung dalam proses pengadilan ini (ayat 3). Ia memperdengarkan suara-Nya, menghardik orang-orang fasik yang menolak perintah-Nya untuk tidak membual, meninggikan tanduk mereka, dan mengajak-Nya bersitegang leher (ayat perintah-Nya&tab=notes" vsf="TB" ver="">5, 6), karena tidak ada suatu kuasa pun yang mampu menahan kedaulatan penghukuman-Nya. Tangan-Nya mengatur setiap peristiwa dan Ia berdaulat melaksanakan penghakiman-Nya. Tiada seorang pun yang mampu menghalangi-Nya untuk meninggikan atau merendahkan seseorang (ayat 7-8). Ia meramu penghakiman-Nya dalam cawan murka-Nya, dan akan diminumkan-Nya kepada orang-orang fasik sampai kepada ampas- ampasnya (ayat 9). Ia tidak lagi menunda penghakiman-Nya. Ia akan melakukannya dengan tegas hingga tuntas, sehingga kekuatan orang- orang fasik akan dihancurkan dan kekuatan orang benar akan dinyatakan (ayat 11). Atas perbuatan Tuhan ini, umat Tuhan akan bersyukur kepada Tuhan, menyerukan nama-Nya, menceritakan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib, bersorak-sorai, dan bermazmur selama-lamanya (ayat perintah-Nya&tab=notes" vsf="TB" ver="">2, 10). Renungkan: Kesabaran Tuhan dan realita penderitaan manusia karena hadirnya ketidakadilan, bukanlah akhir dari kisah umat manusia di bumi. Akan tiba saatnya bagi Tuhan untuk tidak lagi bersabar terhadap kelaliman dunia ini. Akan tiba waktunya bagi hadirnya kekuasaan tanpa agresi dan kemuliaan tanpa kesombongan. Bagaimanakah Anda dapat berperan dalam perealisasian penegakan keadilan ini? |
(0.18550432608696) | (Mal 2:17) |
(sh: Meragukan Allah. (Minggu, 13 Desember 1998)) Meragukan Allah.Meragukan Allah. Menyangkal Tuhan. Bangsa Israel pada zaman nabi Maleakhi dan Kristen zaman ini, pasti yakin telah menyembah Allah yang benar. Tetapi selalu ada bahaya terjadinya penyimpangan. Misalnya, mengkondisikan Tuhan sesuai selera kita. Akibatnya, semua perbuatan salah dibenarkan! Kristen telah dibebaskan dari gelap menuju terang, dari buta total menjadi dapat melihat. Allah membuat perubahan radikal dalam diri manusia. Tetapi jika firman Tuhan tidak lagi dihargai otoritasnya, atau tidak lagi menjadi prioritas dalam proses pengambilan keputusan, maka kebenaran pun menjadi kabur, kebaikan Tuhan diragukan. Tuhan yang benar. Tuhan tidak membeda-bedakan dosa. Dari yang bersifat spiritual (sihir dan sejenisnya), yang bersifat pribadi (zinah), maupun dosa mempermainkan keadilan, menindas yang lemah, dlsb. Artinya, Tuhan tidak pernah menekankan pengecaman hanya kepada salah satu dosa saja. Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang membuat perjanjian -- yang merangkul manusia dengan kasih yang tidak patut mereka terima; Tuhan yang dahsyat; Tuhan yang bertindak untuk meneguhkan keadilan; Tuhan yang tidak langsung menghancurkan, tetapi berkarya memurnikan iman yang seringkali melalui penderitaan (1Ptr. 5, 6); Tuhan, sumber Pengharapan. Mereka yang telah jatuh jauh pun seperti Petrus, diubah secara radikal sehingga hidupnya dimampukan menyenangkan hati Tuhan daripada menyusahkan (ayat perintah-Nya&tab=notes" ver="">2:17; 3:4); Tuhan menuntut agar manusia hidup sesuai dengan hukum kasih dan akan menghakimi mereka yang tidak mengindahkan perintah-perintah-Nya, antara lain mereka seperti pemfitnah, pemeras tenaga pekerja dengan upah rendah, berlaku tidak adil dan tidak peduli terhadap orang lemah. Renungkan: Sang Pemurni dosa yang dijanjikan itu telah datang dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Dia datang untuk menangani permasalahan dosa yang telah merasuk dalam seluruh keberadaan hidup orang percaya. Doa: Jernihkanlah pemahaman kami mengenai Engkau, ya Tuhan semesta alam dan bantulah kami bersikap hormat dan penuh penghargaan kepada-Mu. |
(0.18550432608696) | (Mat 25:1) |
(sh: Siap sedia, berjaga-jaga selalu, jangan lengah (Senin, 2 April 2001)) Siap sedia, berjaga-jaga selalu, jangan lengahSiap sedia, berjaga-jaga selalu, jangan lengah. Digambarkan dalam perumpamaan ini bahwa mempelai laki- laki akan datang pada waktu yang tidak disangka-sangka. Mempelai laki-laki menuntut gadis-gadis telah siap sedia kapan saja dengan perlengkapan lengkap agar sewaktu-waktu ia datang, para gadis segera menyambutnya dapat pergi bersama dia masuk ke perjamuan kawin. Gadis- gadis harus tahu apa yang harus dilakukan untuk mempersiapkan dan memperlengkapi dirinya dengan baik dan penuh tanggung jawab. Meski waktu kedatangan sang mempelai laki-laki tidak diketahui, gadis-gadis itu harus terus berjaga-jaga dan siap siaga. Pelita dan minyak yang dipakai untuk menggambarkan kesiapan para gadis adalah semacam obor yang perlu setiap lebih kurang 15 menit dituangi minyak zaitun agar tetap menyala. Ketika mempelai laki-laki datang, mereka dapat ikut dalam prosesi mempelai laki-laki ke perjamuan tanpa kekurangan minyak. Perumpamaan ini mengajarkan tentang apa yang terjadi saat Tuhan Yesus datang kembali menjemput murid-murid untuk dibawa masuk kedalam kemuliaan-Nya. Tuhan Yesus mengumpamakan diri-Nya sebagai mempelai laki-laki yang kedatangan-Nya terjadi secara tiba-tiba. Ia hanya akan membawa gadis-gadis yakni jemaat-Nya yang siap sedia. Bagi yang tidak mempersiapkan diri tidak ada kesempatan untuk berbenah. Segera pintu ruang perjamuan ditutup dan tidak akan dibuka kembali.
Menjadi-gadis-gadis bijaksana adalah tanggung jawab setiap
Kristen. Pelita harus tetap menyala saat mereka
berjalan dalam prosesi ke perjamuan. Untuk itu perlu
mempersiapkan dan memperlengkapi diri. Dalam
perumpamaan-perumpamaan yang mendahului ( Renungkan: Hiduplah sebagai 'mempelai perempuan' yang siap sedia seolah-olah sang mempelai laki-laki datang pada hari ini. |
(0.18550432608696) | (Luk 4:31) |
(sh: Kata dan kuasa (Senin, 3 Januari 2000)) Kata dan kuasaKata dan kuasa. Kata dan kuasa tidak dapat dipisahkan. Di dalam kemampuan menguasai kata terletak rahasia kuasa suatu bangsa atau pengaruh seseorang. Tidak heran apabila di dalam bangsa-bangsa purba seperti pada bangsa Yunani, Mesir, Tiongkok, Persia, dll., para bangsawan dan para negarawan dipersiapkan di dalam pendidikan yang mengajarkan kemampuan berkata dan berbahasa dengan baik, entah dalam retorika lisan maupun dalam keahlian menulis. Hal yang sama kita jumpai juga dalam zaman lahirnya peradapan modern, yaitu dalam zaman pencerahan. Dalam zaman itu, tingkat rasionalitas dikaitkan erat dengan tingkat pengenalan kesusasteraan. Di dalam diri perorangan pun kita jumpai hal yang sama. Dari diri orang-orang besar terpancar kata-kata penting yang mempengaruhi orang lain. Atau lebih jelasnya, di dalam kata-kata orang terbaca kecil besarnya daya pikir, penglihatan hidup, dan pengaruh diri seseorang. Demikian juga halnya dengan Tuhan Yesus. Daya diri Yesus yang dahsyat itu tampak antara lain di dalam kuat kuasa kata-kata-Nya. Kehebatan kata-kata Yesus melampui kehebatan orang-orang besar yang pernah dikenal dalam sejarah umat manusia. Kata-kata Yesus dari Nazaret bukan sekadar cerdas, berwawasan luas, dan berpengaruh besar diukur dalam skala manusia, namun juga adalah Yesus dari Sorga. Pengajaran-Nya menembus hati pendengar-Nya (ayat 32), hardikan-Nya menghancurkan cengkeraman roh jahat (ayat 36), perintah-Nya memulihkan para penderita sakit (ayat 39). Kata-kata Yesus adalah kata-kata yang penuh kuasa dan wibawa, karena Ia sendiri adalah Firman Allah yang Maha Kuasa. Dalam zaman modern makin banyak kata, konsep, falsafah, ajakan, dan godaan yang diperdengarkan orang melalui iklan-iklan di radio, TV, buku-buku pop dan ilmiah, di dalam obrolan di warung kopi dan di ruang kuliah. Ada banyak hal dari kata, konsep, falsafah itu yang benar dan baik karena sesuai dengan kebenaran yang Allah nyatakan di dalam ciptaan-Nya. Namun ada banyak pula kata, ajakan, godaan, yang dapat meracuni iman, menggerogoti kepribadian, merasuki jiwa dengan hal-hal yang tidak bernilai bahkan jahat di mata Allah. Renungkan: Izinkanlah firman-Nya menjadi filter dan pedang. Firman-Nya menyaring dan menguji semua kata yang kita jumpai dan melindungi kita dari kejahatan. Firman-Nya juga membangun kehidupan iman kita kokoh tegar bahkan kita mampu berperan mempengaruhi dunia. |
(0.18550432608696) | (Luk 11:14) |
(sh: Mereka yang berpihak kepada Yesus (Kamis, 23 Maret 2000)) Mereka yang berpihak kepada YesusMereka yang berpihak kepada Yesus. Mukjizat dalam perikop ini sesungguhnya untuk mendemonstrasikan eksistensi Allah dan Kerajaan-Nya. Juga untuk memberitakan bahwa Allah sudah datang untuk membebaskan manusia dari ikatan belenggu kuasa Setan. Terompet peperangan sudah ditiup dan peperangan rohani sudah dimulai. Sikap netral sangat mustahil dalam peperangan ini. Seperti mereka yang sudah menyaksikan penyataan kuasa Roh Kudus yang langsung dan nyata, kemudian mereka dituntut untuk menentukan sikap terhadap Kerajaan-Nya (ayat 23). Demikian juga setiap pengikut- Nya. Untuk itu apa yang harus dialami oleh mereka yang berada di pihak-Nya? Mereka harus mengalami pembaharuan total di mana Roh Kudus tinggal dalam hidupnya. Tidak seperti keadaan orang yang didatangi kembali roh-roh lain yang lebih jahat karena hidupnya dibiarkan kosong (ayat 24-26). Di samping itu mereka harus juga mempunyai hubungan rohani secara pribadi dengan Kristus bukan hubungan secara fisik karena menjadi ibu dari Yesus (ayat 27). Dan hubungan ini harus dipelihara dengan jalan senantiasa mendengarkan dan memelihara firman-Nya (ayat 28). Selain itu ada hal-hal yang harus dihindari oleh pengikut-Nya, di dalam menjalani kehidupan beribadahnya selama di dunia. Mereka tidak boleh menekankan simbol-simbol dan ritual agama, sehingga mengabaikan realita dan kewajiban moral yang dinyatakan oleh simbol-simbol keagamaan (ayat 38). Mereka juga tidak boleh menggantikan moralitas kehidupan dengan ketaatan terhadap tata ibadah lahiriah. Hal ini seperti orang farisi yang yakin kekudusan hidupnya karena mencuci cawan dan pinggannya (ayat 39). Dalam menaati perintah-perintah-Nya haruslah seimbang. Janganlah melakukan satu hal yang kecil dengan ekstrimnya, namun justru mengabaikan perintah-perintah yang lebih hakiki (ayat 42). Orang percaya tidak boleh menjalankan kehidupan agamanya hanya untuk mendapatkan kemuliaan dirinya, kecuali untuk kemuliaan-Nya (ayat 43). Renungkan: Karena itu dalam peperangan rohani zaman ini, mereka yang berpihak kepada-Nya adalah orang-orang yang hidup dipimpin oleh Roh Kudus, yang hidup mengagungkan dan menjalankan firman-Nya. Dan semua itu dimanifestasikan dalam kehidupan moral yang sesuai dengan standar Allah, bukan standar pribadi ataupun standar masyarakat. |
(0.18550432608696) | (Yoh 12:44) |
(sh: Menyebar kasih (Kamis, 14 Maret 2002)) Menyebar kasihMenyebar kasih. Setelah Yudas pergi, Yesus mengatakan banyak hal kepada para murid-Nya, semacam pesan-pesan terakhir dari-Nya. Pertanyaannya, mengapa perkataan-perkataan itu diucapkan setelah sang pengkhianat keluar? Tentu bagian itu dimaksudkan untuk para murid-Nya yang sejati. Apa yang disampaikan oleh Yesus dalam bacaan kita hari ini? Pertama, Yesus menyatakan bahwa Anak Manusia sekarang dimuliakan, dan Bapa telah dimuliakan di dalam Anak (ayat 31-32). Istilah sekarang berkaitan dengan kepergian Yudas. Yudas telah memutuskan menjual Yesus. Maka, sekarang Anak Manusia dimuliakan karena Yesus pasti akan ditinggikan di atas kayu salib (ayat perintah-Nya&tab=notes" ver="">12:31), dan juga tentu saja karena Bapa memuliakan-Nya, yaitu ketika Dia nantinya dibangkitkan dari antara orang mati. Keilahian Yesus dinyatakan di sini — Ia tidak pernah kalah oleh keadaan. Pengkhianatan Yudas akhirnya justru akan memuliakan diri Yesus. Kasih mengalahkan kejahatan. Kedua, Yesus menyatakan bahwa Ia akan meninggalkan para murid sedikit waktu lagi (ayat 1,33). Yesus memanggil murid-murid-Nya sebagai anak-anak. Ini menunjukkan hubungan yang sangat intim, tepat diucapkan saat makan Paskah bersama. Yesus menempatkan diri sebagai kepala keluarga. Para murid akan mencari Yesus, namun mereka tidak dapat datang kepada-Nya. Berbeda dengan nuansa ucapan-Nya kepada orang-orang Yahudi (ayat perintah-Nya&tab=notes" ver="">7:34), informasi Yesus bagi para murid dimaksudkan agar mereka mempersiapkan diri menjelang kepergian-Nya, yang bisa mengacu pada kematian atau kenaikan-Nya. Ketiga, Yesus memberikan perintah baru untuk mempersiapkan para murid (ayat 34-35). Perintah-Nya adalah agar mereka saling mengasihi sesuai dengan teladan-Nya. Dengan komunitas kasih, orang-orang akan tahu bahwa mereka adalah para murid Yesus. Jika Yesus telah pergi, apa lagi yang masih tersisa kalau bukan kasih-Nya yang terus-menerus hidup di dalam diri para murid? Dengan hadirnya komunitas kasih, misi Yesus bukan hanya tergenapi, namun menghasilkan dampak yang dahsyat — kehidupan komunitas yang dibaharui kasih menarik orang-orang lain untuk percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup! Renungkan: Jika Anda telah menerima kasih Kristus, teladani kasih-Nya dengan menyebarkan kasih-Nya melalui saling mengasihi. |
(0.18550432608696) | (1Yoh 5:1) |
(sh: Anak-anak Allah mengalahkan dunia (Senin, 11 Desember 2000)) Anak-anak Allah mengalahkan duniaAnak-anak Allah mengalahkan dunia. Di tengah arena pertandingan, seorang harus tahu terlebih dahulu: kekuatan musuh yang dihadapi dan kekuatannya untuk menghadapi musuh. Demikian pula kita sebagai anak-anak Allah yang setiap saat hidup di kancah pertandingan dunia. Kita bersyukur karena ada yang mengontrol pertandingan ini, yakni Allah yang berdaulat mengizinkan setiap tantangan yang kita hadapi, bersama itu pula Allah memberikan kekuatan-Nya sehingga kita pasti menang. Kemenangan ini pasti karena Allah sendiri yang berperang melawan kuasa dunia. Setiap anak Allah diberi kuasa untuk menang, inilah iman kita kepada Yesus Kristus, Anak-Nya. Berbagai macam bentuk tantangan kita hadapi dalam arena pertandingan dunia, yang bertujuan menggocoh kita, supaya kita tetap bertahan dalam kehidupan lama, karena tidak mampu memperjuangkan kehidupan yang berkemenangan dalam iman. Kegagalan demi kegagalan dosa membuat kita lelah, putus harapan, dan kehilangan daya juang untuk mengambil peran sebagai pahlawan iman. Arus dunia semakin deras menentang iman kekristenan, bukan saja dari kalangan non kristen, tetapi justru dari kalangan sendiri. Banyak kita temui siswa kristen yang terimbas narkoba, tawuran, pergaulan bebas; banyak karyawan kristen yang memanipulasi waktu, uang, dan jabatan; banyak pedagang kristen yang tidak jujur; banyak suami kristen yang tidak setia kepada keluarganya; banyak aktivis kristen yang menjadi batu sandungan; banyak hamba Tuhan yang mengejar popularitas dan kesuksesan. Terbuka pada kenyataan ini kita menyadari betapa lebih beratnya perjuangan anak-anak Allah di tengah dunia sekuler, menentang kristen-kristen yang berkompromi dengan dosa. Masih sanggupkah bertahan dalam arus dunia yang akan semakin deras dan gencar? Sesungguhnya ini bukan pilihan tetapi konsekuensi anak-anak Allah yang memang rindu mempertahankan imannya dan jaminan kepastian kemenangan sudah disediakan bagi yang mau setia melakukan perintah-perintah-Nya. Jangan mundur dan menyerah kalah sebelum perjuangan ini selesai, kehidupan kekal menanti di sana, hidup selamanya bersama Dia yang mengasihi kita. Renungkan: Sebagai anak-anak Allah, kita memiliki Kristus yang telah mengalahkan dunia. Jangan biarkan salib Kristus sia-sia karena kita menyerah dalam peperangan iman. |