| (0.23660664912281) | (Mat 22:34) |
(sh: Kasihilah Allah dan manusia. (Senin, 30 Maret 1998)) Kasihilah Allah dan manusia.Kasihilah Allah dan manusia. Yesus Anak Daud. Jawaban Yesus itu seharusnya sudah cukup membuat orang Farisi itu berhenti menjawab dan menerima Yesus sebagai Tuhan. Sayangnya mereka terlalu sombong atau terlalu bebal untuk berespons demikian. Kini Yesus balik mendesak mereka dengan pertanyaan yang membuat mereka bisa menentukan sikap. Berdasarkan firman Tuhan (Mazmur), Ia mengajak mereka berpikir. Menurut mereka Mesias adalah Anak Daud, padahal Daud menyebut Mesias Tuan. Dengan ucapan itu Tuhan ingin menegaskan bahwa Ia keturunan Daud, namun karena ke-Tuhanan-Nya, Ia lebih besar daripada Daud. Renungkan: Lebih penting daripada bukti ke-Tuhanan Kristus adalah penghayatannya oleh Kristen kini. |
| (0.23660664912281) | (1Ptr 2:1) |
(sh: Buanglah penghambat kasih persaudaraan (Sabtu, 10 Juli 1999)) Buanglah penghambat kasih persaudaraanBuanglah penghambat kasih persaudaraan. Kasih persaudaraan dapat terwujud bila segala penyakit yang menghambat dibuang, yakni: segala kejahatan, tipu muslihat, kemunafikan, kedengkian, dan fitnah. Harus diakui bahwa tidaklah mudah membuang penyakit rohani ini. Terlebih sering kecenderungan manusiawi yang mewarnai pikiran, perkataan dan sikap kita terhadap sesama saudara seiman, sehingga mengakibatkan perselisihan, perdebatan, kepura-puraan, ambisi pribadi, dusta, iri, dengki, dan masih banyak bentuk lain. Menyadari adanya penghambat ini, marilah kita bersama memulai dari diri sendiri untuk membuangnya sehingga kasih persaudaraan akan mengalir dari diri kita dan dirasakan oleh saudara seiman atau sesama kita Hidup dalam firman. Proses mengikisnya penyakit yang menghambat kasih persaudaraan harus diimbangi dengan bertumbuhnya ketaatan akan firman Tuhan, sehingga kasih Kristus akan mengalir melalui hidup kita yang semakin bersih dan jernih. Seorang yang hidup dalam firman adalah seorang yang tidak hanya rindu menambah pengetahuan Alkitab tetapi rindu melakukannya, sehingga hidupnya semakin berkenan kepada Tuhan. Bila setiap jemaat hidup dalam firman, maka kasih persaudaraan itu akan sungguh mewarnai persekutuan, ibadah, dan seluruh aspek kehidupan jemaat. |
| (0.2173370877193) | (Mat 1:18) |
(sh: Hati bagi Allah dan belas kasihan bagi sesama (Senin, 25 Desember 2000)) Hati bagi Allah dan belas kasihan bagi sesamaHati bagi Allah dan belas kasihan bagi sesama. Yusuf adalah salah seorang tokoh Alkitab yang mempunyai karakter mengagumkan. Mengikuti tradisi orang Yahudi, ia telah bertunangan yang akan mengikatnya menuju pernikahan. Banyak ahli Alkitab mengasumsikan bahwa Yusuf adalah seorang yang sudah cukup umur. Sesudah bertunangan, Maria tinggal bersama orang tuanya sampai cukup usia untuk menikah, kemudian pindah ke rumah Yusuf. Ketika Yusuf mengetahui Maria hamil, ia memperlihatkan belas kasihan yang luar biasa. Ia tidak mau mencemarkan nama istrinya di muka umum meskipun hatinya sakit dan telah dikhianati, ia bermaksud menceraikan istrinya diam-diam. Matius menyebut Yusuf sebagai orang yang benar (19: terjemahan yang lebih tepat daripada tulus hati). Mengapa? Menurut hukum Taurat, hukuman untuk perzinahan adalah dilempari batu hingga mati. Apakah tindakan Yusuf terhadap Maria dapat dikatakan benar? Tidakkah ia benar jika menuntut Maria dihukum sesuai dengan hukum Taurat? Jawabannya terletak pada fakta bahwa `benar' dalam Perjanjian Lama adalah sesuai dengan hati Allah dan hukum-Nya. Bahkan Saul pun menyadari bahwa kemurahan hati lebih mendemonstrasikan kebenaran daripada kaku mengikuti hukum yang berlaku ketika ia menangis kepada Daud, `Engkau lebih benar dari pada aku, sebab engkau telah melakukan yang baik kepadaku, padahal aku melakukan yang jahat kepadamu (ISam. 24:18). Yusuf menerapkan prinsip ini. Meskipun ia menganggap Maria sudah memperlakukan dia tidak baik, ia tetap akan memperlakukan Maria dengan baik. Karena itu secara rohani dan jasmani, Yusuf adalah anak Daud yang sejati (Mat. 1:20). Perjanjian Baru tidak banyak berbicara tentang Yusuf kecuali yang tercatat dalam kitab ini. Yusuf adalah seorang manusia seperti nenek moyangnya - yaitu Daud - yang mempunyai hati untuk Allah dan belas kasihan yang besar untuk sesamanya. Renungkan: Tidak menjadi masalah seberapa tenarkah Anda di lingkungan keluarga dan masyarakat, namun jika kata-kata Matius tentang Yusuf dapat diterapkan dalam hidup kita, secara rohani kita sudah menjadi `orang besar`. Pada hari Natal ini apa yang akan Anda lakukan untuk mengekspresikan bahwa Anda mempunyai hati untuk Allah dan belas kasihan yang dalam bagi sesama? |
| (0.2173370877193) | (Mat 22:34) |
(sh: Ketika Tuhannya Daud berbicara (Kamis, 3 Maret 2005)) Ketika Tuhannya Daud berbicaraKetika Tuhannya Daud berbicara
Tentang hukum terbesar dalam Taurat Yesus merangkumkan Sepuluh Perintah Allah ke dalam dua hukum kasih, mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama (ayat 37-40; Ul. 6:5; Im. 19:18). Ajaran Yesus selaras dengan Perjanjian Lama. Jawaban Yesus sebenarnya tidak hanya memaparkan kebenaran, tetapi juga menelanjangi kejahatan mereka. Apabila Yesus Putra Allah, mereka sudah melanggar hukum pertama sebab mereka tidak mengasihi, tetapi mencobai Yesus. Apabila Yesus hanya manusia biasa, mereka sudah melanggar hukum kedua sebab tujuan mereka bertanya adalah untuk menjatuhkan. Kini Yesus mengambil prakarsa membalikkan posisi dan status-Nya. Dari ditanya dan mempertahankan diri, kini Ia berbalik menanya dan mendesak mereka (ayat 42). Pertanyaan-Nya sederhana, yaitu siapa Mesias menurut mereka. Jawab menurut iman ortodoks dan tradisi Farisi, Mesias adalah anak Daud. Muatan di dalamnya bernuansa politis. Lalu Yesus makin menyudutkan mereka. Bagaimana mungkin Daud memanggil Mesias sebagai Tuan jika Mesias hanya anaknya, manusia biasa! Artinya, pengharapan mereka tentang siapa dan apa karya Mesias salah, jika hanya di sekitar konsep manusia belaka. Mesias dan karyanya pastilah ilahi sebab Daud menuankan Mesias jauh di atasnya (ayat 45). Jangan kita ulangi kesalahan Farisi itu, iman ortodoks dan doktrin tanpa tunduk pada Tuhan tidaklah cukup. Bila iman hanya sebatas persetujuan akali, rohani kita menjadi dangkal dan buta. Renungkan: Mengasihi Tuhan dan sesama, mempertuhankan Yesus dalam hidup bukan soal teori tetapi soal gerak-gerik dan kelakuan sehari-hari. |
| (0.2091327122807) | (Kel 20:1) |
(ende) Perintah-perintah Tuhan jakni konsekwensi Perdjandjian bagi hidup seluruh bangsa dan bagi masing-masing warganja, biasanja disebut "Dekalog", jakni Dasa-sabda (Ula 4:13; 10:4). Kesepuluh perintah ini termaktub dalam Kel 20:2-17 dan Ula 5:6-18 dengan perumusannja jang agak lain. Dimulai dengan kata pendahuluan: Jahwe menjebut DiriNja Penjelamat UmatNja (aj. 2(Kel 20:2); bandingkan Kej 17:1), kemudian menjusul dua golongan perintah-perintah. Golongan pertama menentukan sikap manusia terhadap Tuhan (aj. 3-11)(Kel 20:3-11), sedangkan golongan kedua sikapnja terhadap sesama manusia (aj. 12- 17)(Kel 20:12-17). Sangat mungkin semula berbentuk utjapan-utjapan amat singkat, seperti aj. 13-16 (Kel 20:13-16). Menurut Ula 5:22 perintah-perintah itu dipahat dalam batu, dan ini membajangkan perumusan jang amat singkat. Baru kemudian ditambahkan berbagai alasan dan pendjelasan (lihat misalnja aj.9-11) (Kel 20:9-11). Kesepuluh perintah ini mempunjai sifat sosial. Golongan pertama terutama berhubungan dengan upatjara ibadat umum, dan pernjataan lahir dari sikap hormat terhadap Tuhan.Golongan kedua mendjamin dan mengamankan kehidupan keluarga dan bangsa, selaras dengan tuntutan-tuntutan persatuan keagamaan serta kesutjian Israel. Perintah-perintah ini pada dasarnja telah tertjantum didalam kodrat dan deradjat manusia, karena itu semua manusia mengenalnja. Tetapi karena dosa, pengetahuan ini mendjadi kabur. Dengan Perwahjuan di Sinai ini mulai Tuhan mengembalikan manusia menduduki deradjatnja semula sebagai tjitra-kesamaan Tuhan. Demikianlah Tuhan menjadarkannja kembali akan wadjib-wadjibnja, sebagai manusia, tetapi sekaligus Ia menjempurnakan kesadaran ini dengan terang Wahjunja. Berkat keinsjafan jang lebih mendalam serta hubungan jang lebih erat dengan Tuhan, wadjib-wadjib manusia itu berlandasan dasar baru, jakni Perdjandjian. Dasarnja sekarang: ikatan baru dengan Tuhan selaku Pentjipta Tata-keselamatan baru dan sebagai penjelamat kita manusia (aj. 2)(Kel 20:2), punpula ikatan baru dengan sesama manusia sebagai anggota Umat Tuhan, jang terpilih dan tersutjikan. Oleh karena itu kesepuluh perintah ini menurut djiwanja lebih daripada hukum kodrat belaka. Maka dari itu disimpan djuga Peti Perdjandjian (Kel 40:20). Achirnja mentjapai puntjak kesempurnaannja dalam Perdjandjian Baru. Karena dalam Perdjandjian Baru ini persatuan kita dengan Tuhan dan dengan sesama manusia dalam Kristus djauh lebih erat, maka perintah-perintah itu harus pula ditepati setjara lebih sempurna, lebih dari ketulusan hati kita, djadi merupakan tuntutan-tuntutan jang lebih tinggi (Mat 5). Inilah hukum Baru jang tidak dipaksakan dari luar, melainkan digoreskan dalam hati, dan harus ditepati dengan kebebasan batin (Yer 31:33-34; Rom 8:2-4; 1Yo 3:9; 4:18). Demikianlah perintah-perintah ini achirnja ditjantumkan dalam tjintakasih Tuhan dan tjintakasih terhadap sesama manusia (Mat 22:37- 40). (Tentang Hukum-hukum lihatlah djuga kata Pengantar). |
| (0.2091327122807) | (1Kor 7:7) |
(ende) Hidup bertarak hanja mungkin djika diberikan rahmat istimewa, jang tidak diberikan kepada tiap-tiap orang. Dalam membatja uraian Paulus diatas dan selandjutnja, boleh djadi kita mendapat kesan-kesan, seolah-olah Paulus menilik perkawinan hanja sebagai suatu lembaga pembendung napsu. Bukankah tudjuan dan tjita-tjita perkawinan djauh lebih tinggi? Bukankah perkawinan sutji dan kudus, diadakan Allah sendiri dan berwudjud pengabdian luhur kepada Allah dan kepada sesama manusia? Bukankah dalam segala seginja hidup berumah-tangga sesuai benar dengan kehendak dan tjita-tjita Allah? Semuanja itu sama sekali tidak disangkal Paulus, malah penuh dibenarkannja, seperti misalnja terang dalam Efe 5:21-33. Disini Paulus hanja mendjawab pertanjaan umat, jang melulu mengenai baik tidaknja hidup bertarak. |
| (0.2091327122807) | (Kej 22:2) |
(full: AMBILLAH ANAKMU.
) Nas : Kej 22:2 Abraham diperintahkan untuk mempersembahkan putranya.
|
| (0.2091327122807) | (Im 3:1) |
(full: KORBAN KESELAMATAN.
) Nas : Im 3:1 Korban keselamatan (versi Inggris NIV -- korban persekutuan) dipersembahkan kepada Allah supaya dapat bersekutu dengan Dia, mengungkapkan rasa syukur (Im 7:12-16; 22:29) atau bernazar (Im 7:16).
|
| (0.2091327122807) | (Ul 12:5) |
(full: TEMPAT YANG AKAN DIPILIH TUHAN, ALLAHMU.
) Nas : Ul 12:5 Bangsa Israel bukan saja diharuskan menyembah Tuhan di dalam rumah tangga, tetapi juga di tempat yang ditentukan Allah sendiri (akhirnya bait suci di Yerusalem). Orang percaya masih memerlukan tempat umum untuk bertemu dengan sesama orang percaya untuk menyembah Allah dan berseru kepada-Nya dengan iman. Tempat itu harus merupakan "kediaman-Nya untuk menegakkan nama-Nya" (ayat Ul 12:5), yaitu suatu tempat di mana firman-Nya sungguh-sungguh dipercaya, Roh-Nya hadir dan kekudusan merupakan ciri khas kehidupan umat-Nya (bd. 1Kor 1:2). |
| (0.2091327122807) | (Ul 15:7) |
(full: SEORANG MISKIN.
) Nas : Ul 15:7-11 Ketaatan kepada hukum Allah diharapkan timbul dari keinginan yang tulus untuk menolong mereka yang perlu bantuan (bd. Ul 24:14-15; Ams 14:21,31).
|
| (0.2091327122807) | (2Sam 13:1) |
(full: TAMAR ... AMNON.
) Nas : 2Sam 13:1 Rangkaian peristiwa dalam pasal 2Sam 13:1-22:51 terutama merupakan kisah penggenapan maksud Allah untuk mendatangkan malapetaka atas Daud.
|
| (0.2091327122807) | (Mzm 133:1) |
(full: APABILA SAUDARA-SAUDARA DIAM BERSAMA DENGAN RUKUN.
) Nas : Mazm 133:1-3 Mazmur ini mengungkapkan kebenaran rohani yang sama dengan pasal Yoh 17:1-26 di mana Yesus berdoa agar para pengikut-Nya ditetapkan dalam kasih, kekudusan, dan persatuan. Ia tahu bahwa Roh Kudus tidak dapat bekerja di antara mereka jikalau ada perpecahan yang disebabkan oleh dosa dan ambisi pribadi (lih. 1Kor 1:10-13; 3:1-3). Tetapi kasih yang sungguh-sungguh bagi Allah dan sesama, bersamaan dengan penyucian dalam kebenaran firman Allah, akan membuat Allah mendekati dan mengurapi umat-Nya (lihat cat. --> Yoh 17:21; lihat cat. --> Ef 4:3). |
| (0.2091327122807) | (Yes 41:10) |
(full: AKU MENYERTAI ENGKAU.
) Nas : Yes 41:10-11 Orang percaya PB juga menjadi hamba-hamba pilihan Allah (Ef 1:3-12; 1Pet 2:9). Karena itu kita dapat menuntut janji-janji dari ayat-ayat ini untuk diri kita. Kita tidak perlu takut sesama manusia, karena Allah menyertai kita (bd. Yes 40:9; 43:2,5; Kej 15:1; Kis 18:9-10):
|
| (0.2091327122807) | (Rat 2:11) |
(full: MATAKU KUSAM DENGAN AIR MATA.
) Nas : Rat 2:11 Yeremia menangis karena kesedihan dan penderitaan tragis yang terjadi oleh sebab umat itu menolak Allah mereka. Yesus Kristus sendiri menangisi bangsa Israel yang sebentar lagi akan menderita hukuman dahsyat karena menolak keselamatan Allah (Luk 19:41-44), dan rasul Paulus mengungkapkan kesedihan mendalam dan keprihatinan terus-menerus atas sesama orang Yahudi yang tidak menerima Kristus (Rom 9:1-3; 10:1). Kita yang sudah mengalami penebusan dan hidup di dalam Kristus seharusnya merasa hancur hati karena penderitaan dahsyat yang dialami orang yang diperbudak dosa dan Iblis. Kita seharusnya sedih karena kemerosotan moral di dalam masyarakat, karena mengetahui siksaan dan penderitaan tragis yang akan menjadi akibatnya. |
| (0.2091327122807) | (Mi 6:8) |
(full: APAKAH YANG DITUNTUT TUHAN DARI PADAMU?
) Nas : Mi 6:8 Mikha memberikan definisi lipat tiga mengenai standar kebaikan menurut Allah dan apa yang diperlukan dalam pengabdian kita kepada-Nya:
|
| (0.2091327122807) | (Mrk 10:43) |
(full: BARANGSIAPA INGIN MENJADI BESAR.
) Nas : Mr 10:43 Kebesaran yang sejati bukanlah soal kepemimpinan, kekuasaan, atau prestasi perorangan yang tinggi (ayat Mr 10:42), melainkan sikap hati yang dengan sungguh-sungguh ingin hidup bagi Allah dan bagi sesama manusia. Kita harus sedemikian mengabdi kepada Tuhan sehingga kita menyatu dengan kehendak-Nya di dunia tanpa menginginkan kemuliaan, kedudukan atau pahala kebendaan. Melaksanakan kehendak Allah, menuntun orang kepada keselamatan di dalam Kristus serta menyenangkan hati Allah merupakan upah dari mereka yang betul-betul besar (lihat cat. --> Luk 22:24-30; [atau ref. Luk 22:24-30] mengenai kebesaran di Luk 22:24-30). |
| (0.2091327122807) | (Yoh 12:43) |
(full: LEBIH SUKA AKAN KEHORMATAN MANUSIA.
) Nas : Yoh 12:43 Karena lebih menyukai pujian sesama manusia, banyak orang mengambil tindakan yang bertentangan dengan hati nuraninya. Mereka bersedia untuk ikut dengan mayoritas (bd. Dan 11:32,34) dan mencari pendapat yang baik dari yang berkuasa atau orang banyak. Apakah rahasia untuk memperoleh kemenangan atas takut orang lain dan kerinduan untuk pujian? Iman kita (1Yoh 5:4); iman yang memandang Allah, Kristus, sorga, neraka, hukuman, dan kekekalan sebagai realitas tertinggi (Rom 1:20; Ef 3:16-19; Ibr 11:1-40). Mengaku ikut Kristus sementara menyenangi pujian manusia lebih dari kemuliaan Allah merupakan kemunafikan mutlak. |
| (0.2091327122807) | (Kis 7:55) |
(full: MELIHAT ... YESUS BERDIRI.
) Nas : Kis 7:55 Alkitab pada umumnya menerangkan bahwa Yesus duduk di sebelah kanan Allah (Kis 2:34; Mr 14:62; Luk 22:69; Kol 3:1). Namun di sini Yesus berdiri untuk menyambut orang syahid-Nya yang pertama. Stefanus telah mengakui Kristus di hadapan sesama umat manusia dan mempertahankan imannya. Kini Kristus, sebagai penghormatan terhadap hamba-Nya, mengakuinya di hadapan Bapa Sorgawi. Bagi semua orang percaya setia yang menghampiri saat kematian, Juruselamat berdiri untuk menerima saudara selaku juru syafaat dan pengantara (bd. Mr 8:38; Luk 12:8; Rom 8:34; 1Yoh 2:1). |



untuk merubah tampilan teks alkitab menjadi per baris atau paragraf. [