(0.20943448) | (1Taw 29:20) |
(sh: Pemerintahan bagi Allah (Rabu, 27 Februari 2002)) Pemerintahan bagi AllahPemerintahan bagi Allah. Daud tidak hanya memuji Allah sendirian, namun mengajak semua jemaat (ayat 20). Di sini ditunjukkan pentingnya ibadah kepada Allah dalam komunitas pascapembuangan, sekaligus hubungan yang erat antara raja dengan ibadah Bait Suci. Pada hari berikutnya, semua orang berkumpul untuk mengangkat Salomo menjadi raja (ayat 21-25). Pertama, ditunjukkan proses persiapan penahbisan Salomo (ayat 21-22a). Rakyat mempersembahkan berbagai macam kurban (ayat 21). Untuk menekankan kesatuan, dinyatakan bahwa tindakan ini dilakukan demi seluruh Israel (ayat 21). Sebagaimana Daud didukung oleh seluruh rakyat, penahbisan Salomo pun demikian. Selain persembahan kurban, dilakukan pula pesta dengan sukacita karena seorang raja akan diangkat dan persiapan pembangunan Bait Suci sudah lengkap. Kedua, Salomo diangkat sebagai raja (ayat 22b-25). Zadok, yang mengurapi Salomo, dinyatakan sebagai imam untuk kerajaan Daud. Status Zadok amat penting karena nantinya Yosua, seorang keturunan Zadok, bersama-sama Zerubabel, seorang keturunan Daud, akan membangun kembali Bait Suci pada periode awal pascapembuangan. Salomo akhirnya naik takhta. Ia makmur (ayat 23) dan ditinggikan (ayat 25), menunjukkan bahwa Allah begitu memberkatinya dan menyetujui pengangkatannya. Ia juga adalah raja Israel yang paling memiliki keagungan kerajaan (lih. 2Taw. 1:12). Di atas semuanya ini, kualitas pemerintahan Salomo dinyatakan. Setiap orang Israel tunduk pada pemerintahannya (ayat 23) dan meninggikan dia (ayat 25). Demikian pula, semua anak buah Daud mendukung pemerintahan yang baru ini, menunjukkan adanya kesinambungan antara pemerintahan Daud dan Salomo. Kerajaan Salomo sama idealnya dengan kerajaan Daud, dan akan menjadi model pula bagi komunitas pascapembuangan. Sebagai penutup, penulis Tawarikh merangkumkan pemerintahan Daud (ayat 26-28a), mencatat pengganti Daud (ayat 28b), dan menunjukkan catatan-catatan pendukung lainnya (ayat 29-30). Di sini ditunjukkan lagi kemuliaan Daud yang berumur panjang dan memiliki kemuliaan yang besar (ayat 28). Komunitas pascapembuangan meneladani model kerajaan Daud dalam pemulihannya. Renungkan: Ketika Anda memerintah kehidupan Anda sendiri atau memerintah orang lain, biarlah Allah yang menjadi pemerintah Anda! |
(0.20943448) | (Neh 9:38) |
(sh: Komitmen dasar kehidupan Kristen (Minggu, 26 November 2000)) Komitmen dasar kehidupan KristenKomitmen dasar kehidupan Kristen. Kebangunan rohani sejati menghasilkan reformasi rohani total yang berdampak praktis dalam kehidupan umat Allah sekaligus mendorong mereka untuk bertindak konkrit. Bangsa Israel telah siap mengikat perjanjian yang baru, menandatangani komitmen tertulis bahwa mereka akan melakukan semua firman-Nya (9:38 - 10:28). Tindakan ini penting dilakukan sebagai tanda pertobatan sejati dan tanda pulihnya hubungan Allah dan manusia. Isi dokumen yang ditandatangani menyatakan secara khusus kesalahan-kesalahan yang harus mereka perbaiki (10:29-39). Karena itu reformasi mempunyai pengertian pengakuan kesalahan dan kelemahan dilanjutkan dengan komitmen untuk memperbaikinya. Karena itulah pengikatan perjanjian yang dilakukan oleh bangsa Israel ini merupakan tindakan yang sangat serius. Sebab kata `mengikat perjanjian' berasal dari kata Ibrani 'brit' yang mempunyai arti sebuah kontrak. Keseriusan melakukan reformasi terlihat dari tekad mereka tidak hanya memberikan komitmen secara umum tetapi juga komitmen secara khusus. Secara umum mereka berkomitmen untuk hidup menurut hukum Allah dan tetap mengikuti dan melakukan segala perintah-Nya (10:29). Komitmen khusus apakah yang mereka janjikan kepada Allah (30-39)? Hampir semua komitmen khusus mereka terfokus pada kehidupan ibadah kepada Allah. Ini tidak berarti kehidupan sosial tidak penting. Hal ini menunjukkan keyakinan mereka bahwa kehidupan ibadah merupakan dasar bagi kehidupan sosial. Jika hubungan dengan Tuhan beres, hubungan dengan sesama pasti mengalami hal yang sama. Renungkan: Kebangunan rohani sejati membuahkan reformasi sejati yang akan menghasilkan komitmen yang melandasi kehidupan sosial manusia. Komitmen apa yang akan Anda lakukan agar kehidupan sosial Anda semakin mencerminkan kehendak Tuhan? Bacaan untuk Minggu ke-24 sesudah Pentakosta Lagu: Kidung Jemaat 391 |
(0.20943448) | (Ayb 19:1) |
(sh: Iman yang tidak goyah (Selasa, 14 Desember 2004)) Iman yang tidak goyahIman yang tidak goyah. Ketika semua orang memusuhi kita, bahkan Tuhan pun tidak mendukung kita, bagaimana kita harus bersikap? Jika salah bersikap, jangan-jangan kita menjadi ateis atau menyerah kepada nasib. Ayub mengalami tekanan yang dirasakannya sangat berat (ayat 3) (band. keluhan Ayub pada ps. 3). Namun, sekarang bertambah dahsyat karena para sahabatnya tidak menunjukkan perhatian dan tidak menerima dirinya (ayat 19:2-6, 7). Mereka seakan-akan bertindak menjadi Allah bagi Ayub (ayat 21-22). Meski demikian, Ayub sekali lagi, menyatakan bahwa penderitaan yang ia alami tidak berkaitan dengan dosanya. Melainkan disebabkan perbuatan Allah dalam kedaulatan-Nya atas dirinya (ayat 6, 8-12). Sebagai akibat keyakinannya, semua orang menjauhkan diri dari Ayub, termasuk teman, keluarga yang paling dekat, bahkan anak-anak (ayat 13-19). Ayub tidak mempersalahkan mereka yang telah menghindari dirinya. Ayub sendiri merasakan keadaan fisiknya begitu menjijikkan, sehingga wajar kalau manusia normal tidak akan mau berdekatan dengan dirinya (ayat 20). Satu hal yang luar biasa dari Ayub adalah imannya yang tidak kehilangan fokus, tetapi tetap tertuju kepada Allah. Meskipun, pada ay. 7 Ayub telah menuduh Allah bertindak tidak adil kepadanya dengan sengaja menyengsarakan dia. Akan tetapi, pada akhir pasal 19 ini, Ayub meyakini bahwa Allah yang sama akan tampil membela dia (ayat 25-29). Seakan-akan Ayub berkata "Oleh karena Engkau yang mengizinkan aku menderita, maka Engkau pasti yang akan memulihkan aku"! Apakah yang Anda harapkan dari Allah saat menderita? Beragam jawaban pasti timbul. Banyak orang Kristen mengharapkan Allah akan datang dan membukakan jalan secara instan dan menakjubkan, seperti mukjizat. Akan tetapi, jika harapan Anda tidak terwujud, apakah iman Anda akan goyah dan kehilangan gairah menjalani hidup? Renungkan: Iman Ayub adalah iman kristiani. Ayub percaya penuh bahwa Allahlah perisainya. Penderitaan boleh menggerogoti sekujur tubuhnya, bahkan menekan jiwanya. Rohnya tetap berharap pada-Nya. |
(0.20943448) | (Ayb 20:1) |
(sh: Nasib orang fasik (Rabu, 15 Desember 2004)) Nasib orang fasikNasib orang fasik. Apakah orang fasik bernasib baik? Bagaimana nasib akhir orang fasik? Zofar melontarkan uraian nasib orang fasik yang dimaksudkan bagi Ayub. Bagaimana nasib orang fasik menurut Zofar? Pertama, orang fasik akan sementara saja menikmati hasil kejahatannya. Pada mulanya terlihat ia aman karena kejahatannya belum terungkap. Selain itu, orang fasik bangga akan kehebatannya dalam `dunianya'. Padahal dalam sekejap ia akan kehilangan segalanya. Bahkan kebinasaan akan datang menerpa dirinya seumpama bayi yang lahir sebelum waktunya (ayat 5-11). Kedua, Allah tidak berdiam diri melainkan akan menghukum orang fasik dan menimpakan semua perbuatan dosanya kepada diri sendiri. Seringkali kehancuran mereka sepertinya lambat terjadi. Ini berarti mereka sedang dibiarkan Allah mengalami dan merasakan penderitaan yang telah mereka perbuat kepada sesama (ayat 12-19). Ketiga, orang fasik tidak akan merasa damai. Mereka tidak menikmati hasil kejahatannya. Sebaliknya, mereka gelisah dan mengkhawatirkan bahwa perbuatan jahat mereka akan berbalik dan mencelakakan diri sendiri (ayat 20-22). Keempat, murka Allah mengejar dan akan mengenai orang fasik, ibarat anak panah dan tombak yang sekali dilempar tidak akan kembali sebelum mengejar dan mengenai sasaran (ayat 23-29). Uraian Zofar tentang nasib orang fasik ini benar, tetapi tidak tepat bagi Ayub sebab penderitaan yang Ayub alami bukan akibat kejahatannya. Selain itu, tidak ada bukti yang menyatakan Ayub telah melakukan dosa sehingga ia menderita. Jadi, kata-kata yang dituduhkan Zofar kepada Ayub adalah fitnah. Meski ucapan Zofar ini tidak tepat untuk Ayub, kebenarannya perlu kita terima. Tidak seorang fasik pun dapat luput dari perbuatan dosa-dosanya sendiri. Karena Allah akan menghukum orang fasik sesuai dengan perbuatannya. Apakah selama ini Anda merasakan Allah `membiarkan' perbuatan orang fasik? Bahkan sepertinya mereka hidup jauh lebih baik dari anak Tuhan? Renungkan: Dosa pasti mendapatkan balasannya. Jangan biarkan perbuatan buruk orang lain melunturkan iman percaya Anda. |
(0.20943448) | (Mzm 37:21) |
(sh: Kebahagiaan orang benar (ayat 2) (Senin, 2 Juni 2003)) Kebahagiaan orang benar (ayat 2)Kebahagiaan orang benar (ayat 2). Di dua bagian terdahulu kita telah melihat bagaimana pemazmur mengajar orang benar untuk tidak marah karena kesuksesan dan kemakmuran orang fasik. Bagian ketiga (ayat 23-29) masih meneruskan pokok-pokok pikiran dari dua bagian sebelumnya, tetapi dengan fokus yang agak berbeda. Kalau bagian pertama didominasi oleh panggilan kepada orang benar untuk bersandar dan berlindung kepada Tuhan, dan bagian kedua menitikberatkan pada kesia-siaan usaha orang fasik, bagian ketiga sekarang memusatkan perhatian pada Tuhan dan perlindungan-Nya atas orang benar. Tuhan menjaga orang benar sehingga walaupun mereka dapat "jatuh" mereka tidak akan sampai tergeletak (ayat 23-24). Tuhan juga mencukupi kebutuhan mereka dan bahkan dari kecukupan itu mereka dapat memberi dengan murah hati (ayat 25-26). Bagian ini ditutup dengan panggilan ajakan untuk menjauhi kejahatan dan melakukan kebaikan karena Tuhan adalah Tuhan yang "mencintai hukum". Juga terdapat penegasan tentang orang benar yaitu bahwa mereka akan mewarisi negeri (ayat 27-29). Siapa saja orang benar yang akan mewarisi negeri? Orang-orang yang mulutnya mengucapkan hikmat, yang lidahnya mengatakan hukum, yang hatinya dituntun oleh Taurat Allah (ayat 31), dan yang hidupnya senantiasa menantikan Tuhan dan mengikuti jalan-Nya meskipun berada di tengah-tengah ancaman orang fasik (ayat 32-34). Jika Anda tergoda oleh suatu pencobaan, bandingkanlah hasil akhir orang benar dan orang fasik. Orang yang jatuh ke dalam dosa, sering kali disebabkan oleh kemalasan untuk tidak berpikir panjang. Mata gelap, pikiran pendek, membuat orang begitu saja membiarkan dirinya melakukan dosa. Renungkan: Pikiran dan pemahaman firman adalah hal utama dalam kehidupan. Bangunlah kebiasaan baik mempelajari firman bila Anda ingin memiliki ketahanan dan ketangguhan rohani. |
(0.20943448) | (Mzm 119:17) |
(sh: Kuat menghadapi penindasan (Minggu, 27 Oktober 2013)) Kuat menghadapi penindasanJudul: Kuat menghadapi penindasan Dua bait berikut Mazmur 119 memaparkan pergumulan pemazmur dalam menjalani hidup ini, di mana sepertinya tidak ada penegakan hukum. Yang ada ialah orang-orang kurang ajar, yang menyimpang dari firman Tuhan (21) dan para pemuka yang melawan hukum dengan menyerang si pemazmur (23). Hukum dijungkirbalikkan. Orang benar ditindas dan dipersalahkan. Pejabat menyalahgunakan kuasa untuk kepentingan mereka sendiri. Hal inilah yang dirasakan pemazmur. Di tengah rasa terasing (19), berduka (25, 28), dan tergoda untuk melawan ketidakadilan dengan dusta (29), pemazmur tetap bergeming melekat pada Taurat Tuhan. Malah pemazmur berdoa meminta agar ia lebih lagi menyadari keajaiban Taurat (18) dan lebih lagi merindukan (20) dan tetap menggemarinya (24). Pemazmur juga berdoa agar dirinya tetap teguh dalam menekuni Taurat dan sepenuhnya taat melakukan kehendak Tuhan. Dalam doanya pemazmur memohon Tuhan melindunginya dari dipermalukan para musuhnya justru karena kesetiaannya pada Taurat. Memang dalam dunia yang bengkok dan kacau balau ini, yang lurus, yang teratur sesuai kebenaran terlihat bukan hanya langka tetapi aneh. Tidak heran sindiran seperti, sok suci, katro, munafik, mudah dilabelkan kepada kita yang mau konsisten menjalankan kehendak Allah. Belum lagi penindasan yang terang-terangan atas kegiatan iman kita. Jangan lupa bahwa dunia ini tetap milik Allah. Dia berdaulat atas segala isinya, termasuk mereka yang memusuhi-Nya, umat-Nya. Setialah pada-Nya, tetap konsisten melakukan firman-Nya. Tuhan akan menganugerahkan kekuatan dan kemenangan pada hamba-Nya. Diskusi renungan ini di Facebook:
|
(0.20943448) | (Ams 30:17) |
(sh: Mengamati dan mempelajari makna hidup (Rabu, 8 November 2000)) Mengamati dan mempelajari makna hidupMengamati dan mempelajari makna hidup. Bentuk penulisan bagian Amsal ini agak unik karena ada beberapa pemakaian angka dengan formula yang sama: "ada tiga...... bahkan empat" (18-19, 21-23, 24-28, 29-31), sehingga agak berbeda dengan formula penulisan lainnya. Tujuan penulisan seperti ini adalah untuk memberikan penekanan tertentu pada bagian pengajaran yang akan disampaikan. Dari empat bagian formula penulisan yang sama ini, ternyata merupakan pengamatan penulis akan kehidupan dan kebiasaan yang ada dalam diri manusia dan sekitarnya. Beberapa diantaranya, penulis telah menemukan maknanya, namun ada juga bagian yang belum ditemukan jawabannya. Pertama (18-19), jalan rajawali di udara, ular di atas cadas, kapal di tengah laut, dan jalan seorang laki- laki dengan seorang gadis, adalah sesuai dengan hukum alam yang berlaku. Rajawali tidak mungkin berjalan di atas cadas dan sebaliknya ular tidak dapat terbang di udara karena tidak memiliki sayap. Kedua (21-23), apabila keempat hal ini terjadi akan mengakibatkan kegemparan yang luar biasa. Dapat dibayangkan bagaimana seorang hamba kemudian menjadi raja, atau seorang hamba perempuan yang akhirnya menduduki jabatan sebagai nyonya rumah? Ketiga (24-28), kecil tidak berarti lemah dan layak diabaikan, karena ternyata binatang yang kecil seperti semut, pelanduk, belalang, dan cicak diberi kemampuan untuk mempertahankan dirinya dengan kelebihannya. Keempat (29-31), selain binatang yang kecil, Allah pun menciptakan yang gagah perkasa: singa, ayam jantan, kambing jantan, dan seorang raja di depan rakyatnya. Mempelajari makna kehidupan dan kebiasaan yang ada, menolong kita mengagungkan Sang Pencipta yang telah menciptakan masing- masing dengan segala keunikan, sehingga keberagaman kehidupan ini sedemikian indah dan mengandung makna yang dalam. Membiasakan diri merenungkan betapa dahsyatnya ciptaan dan segala isinya termasuk manusia, akan membawa kita pada pengenalan yang dalam akan Sang Pencipta dan makna hidup yang dianugerahkan-Nya. Renungkan: Belajar makna hidup tidak selalu harus melalui pendidikan sekular, karena mencermati kejadian sehari-hari pun dapat memberikan hikmat dan pengajaran yang tiada tara. |
(0.20943448) | (Yes 41:17) |
(sh: Allah atau ilah? (Selasa, 26 Juli 2005)) Allah atau ilah?Allah atau ilah? Berjalan melintasi gurun pasir selama berhari-hari bukanlah perkara gampang. Dalam keadaan panas dan haus orang sering disesatkan oleh fatamorgana (seperti melihat mata air). Umat Allah pada nas ini digambarkan sedang berjalan melalui gurun pasir dalam keadaan panas dan haus. Namun, mereka tidak disesatkan oleh fatamorgana sebab Allah sendiri telah memelihara mereka melalui mata air yang menyegarkan (ayat 17-19). Perbuatan Allah menolong umat-Nya itu membuat bangsa-bangsa yang melihat dan memperhatikannya akan mengakui bahwa tangan Allah Israel yang melakukannya (ayat 20). Setelah Allah memperlihatkan kekuasaan-Nya yang tak terbatas pada umat-Nya dan bangsa-bangsa maka kini Allah melucuti para penguasa dunia, berhala-berhala, dan ilah-ilah dunia ini (ayat 21). Merekalah para penyesat yang membuat manusia tidak dapat melihat Allah. Padahal mereka sendiri tidak berdaya untuk menolong manusia. Mereka tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui peristiwa yang akan terjadi pada masa depan (ayat 22-23). Mereka juga tidak ada apa-apanya sehingga tidak mampu membela perkaranya sendiri (ayat 24). Terhadap rencana Allah dalam meninggikan atau merendahkan posisi seseorang mereka tidak mampu mencegahnya (ayat 25-27). Mereka tidak mampu memahami rencana Allah bagi sejarah dunia sehingga mereka pun tidak mampu menjawab Allah (ayat 28-29). Umat Allah dan bangsa-bangsa masa kini dihadapkan pada pilihan menyembah Allah atau penguasa dunia, berhala-berhala, dan ilah-ilah dunia ini. Sekaranglah waktunya untuk mengambil keputusan. Jangan salah pilih. Pilihan yang keliru berakibat fatal. Memilih Allah berarti memilih hidup. Memilih yang lain berarti memberi diri dihancurkan oleh kuasa-kuasa palsu. Camkan: Pertolongan Iblis adalah halusinasi. Berharap padanya sama dengan bergantung pada seutas benang. |
(0.20943448) | (Yeh 22:17) |
(sh: Runtuhnya sebuah komunitas (Minggu, 9 September 2001)) Runtuhnya sebuah komunitasRuntuhnya sebuah komunitas. Setelah Allah membeberkan tingkah laku umat-Nya seperti karat logam (ayat 18) yang layak dimasukkan ke dalam peleburan, maka kini Tuhan merujuk kepada cacat cela para pemimpinnya. Imam-imam sebagai pemimpin rohani umat itu memakai jabatan mereka untuk keuntungan pribadi serta menyerahkan diri kepada pemuasan nafsu dosa (ayat 25-27). Dari para imam, pemuka, sampai kepada nabi- nabinya tidak ada seorang pun yang berlaku benar. Sebagai akibat dari pengapuran oleh nabi-nabi, umat itu tidak lagi takut akan Allah atau hukuman-Nya, mereka justru tetap berkanjang di dalam rawa dosa (ayat 28-29). Di zaman kita ada hamba Tuhan yang menghibur jemaat dalam dosa mereka dengan argumentasi bahwa: [1] semua orang berdosa; [2] kita hidup di dalam arus zaman yang penuh dosa, sehingga mustahil kita luput dari perbuatan dosa; [3] kita hanya manusia lemah yang tak sanggup menuruti kriteria kekudusan Allah; [4] Allah mengasihi kita sebagaimana adanya kita; [5] Allah memaklumi kedagingan kita yang lemah. Ketidakbenaran melanda para pemimpin (ayat 25-28) dan umat-Nya (ayat 29), sehingga Allah tidak menemukan seorang pun yang akan berusaha menuntun umat-Nya kepada pertobatan. Adalah tragedi yang memilukan, apabila ada gereja yang begitu dikuasai oleh dosa, sehingga Allah tidak dapat menemukan seorang pun di dalam jemaat itu yang hidup benar. Renungkan: Kebenaran firman-Nya hari ini mengingatkan para pemimpin agar tidak terlena dengan pandangan zaman kini bahwa dosa itu wajar, dapat dimaklumi, dan dilakukan oleh semua orang. Menganggap bahwa prinsip hidup kudus telah usang berakibat hancurnya sebuah komunitas. Bacaan untuk Minggu ke-14 sesudah Pentakosta Lagu: Kidung Jemaat 28 PA 1 Yehezkiel 18 Pembuangan yang dialami oleh bangsa Israel memang bukan akibat dosa satu generasi bangsa Israel, namun akibat dari ketidaktaatan mereka dari generasi ke generasi (ayat 2Raj. 21:15). Oleh sebab itu mereka yang mengalami pembuangan mempertanyakan keadilan Allah dengan mengutip sindiran yang sangat lazim di kalangan mereka (Yer. 31:29). Apakah benar Allah tidak adil? Apakah benar mereka tidak sepantasnya menerima hukuman ini? Pertanyaan-pertanyaan pengarah: 1. Sindiran apa yang diucapkan oleh bangsa Israel (ayat 2)? Pemahaman apa yang mereka miliki tentang pembuangan yang mereka alami sehingga mereka mengeluarkan sindiran seperti itu? Kebenaran apa yang ditekankan oleh Allah dalam meresponi sindiran mereka (ayat 3-5)? 2. Ada 3 ilustrasi yang digunakan Allah untuk memperjelas kebenaran yang ditekankan-Nya. Persamaan apa yang ada dalam masing-masing ilustrasi (ayat 5-9, 10-13, 14-18)? Inti kebenaran apa yang ingin diungkapkan oleh ketiga ilustrasi tersebut (ayat 19-20)? Mengapa Allah mampu melakukan hal itu (ayat 4)? Bagaimanakah karakter Allah diungkapkan dalam kasus ini? 3. Apakah kebenaran di atas memanifestasikan bahwa Allah adalah Allah yang senang melihat kematian orang fasik (ayat 21-23)? Jelaskan! Bagaimanakah Anda melihat penghukuman yang akan diterima oleh manusia dengan pilihan yang dapat ia buat (ayat 21-24)? Bagaimanakah pendapat Anda tentang respons bangsa Israel yang menyalahkan Allah (ayat 25-29)? 4. Apakah penghukuman yang dialami oleh bangsa Israel merupakan akhir dari kehidupan mereka (ayat 30-32)? Apa yang Anda pahami tentang Allah, berdasarkan ketegasan-Nya dalam menghukum dosa manusia dan kemurahan hati-Nya yang senantiasa mengundang umat-Nya untuk bertobat? 5. Berdasarkan kebenaran di atas tentang tanggung jawab individu, seberapa pentingkah pendidikan agama kristen dalam keluarga? Jelaskan! Apa yang dapat Anda lakukan untuk menyelenggarakan pendidikan agama kristen di keluarga, gereja, maupun masyarakat? |
(0.20943448) | (Mat 7:24) |
(sh: Siap diterpa badai? (Minggu, 16 Januari 2005)) Siap diterpa badai?Siap diterpa badai? Ucapan Yesus ini mengakhiri khotbah-Nya di bukit yang ditujukan untuk para murid-Nya. Dengan tekanan serius kini Yesus mengingatkan mereka bahwa hidup tiap orang suatu saat kelak akan diterpa badai. Badai itu akan sedemikian dahsyat dan pasti berakibat kekal. Badai itu akan membongkar kenyataan fondasi hidup macam apakah yang telah seseorang pakai untuk membangun kehidupannya. Hanya ada dua macam fondasi hidup. Fondasi batu karang teguh adalah sikap dan praktik hidup saat demi saat mematutkan hidup sesuai firman (ayat 24). Orang sedemikian disebut Tuhan bijaksana sebab kehidupan taat firman membuatnya tahan terpaan badai. Fondasi pasir adalah sikap dan praktik hidup yang mendengar firman dan ajaran Yesus, tetapi tidak melakukannya (ayat 26). Orang seperti itu bodoh sebab rumah kehidupannya pasti akan tersapu bersih oleh terpaan badai dan banjir dahsyat (ayat 27). Apakah badai dan banjir itu? Mengacu ke konteks sebelum ini, pastilah yang Tuhan maksudkan dengan badai itu adalah hari penghakiman akhir. Dengan ucapan-Nya yang penuh kuasa itu, Yesus mendesak para pendengar-Nya untuk merespons Dia dengan ketaatan dan kesetiaan agar luput dari penghukuman itu. Dari dulu sampai kini tidak ada penganjur agama mana pun seberani dan seberdaulat Yesus memaparkan soal hidup kekal dan tuntutan untuk percaya dan taat kepada-Nya sebagai syarat masuk hidup kekal. Ketika Yesus mengakhiri pengajaran-Nya, banyak orang mengakui kuasa kata-kata Yesus itu (ayat 28-29). Akan tetapi, yang Tuhan tuntut terus menerus sampai zaman ini juga, bukan saja mengagumi Dia melainkan mengikut dan menaati Dia. Dia tidak hanya menyampaikan klaim kosong sebab kelahiran, kehidupan, kematian, dan kebangkitan-Nya menunjukkan bahwa Ia memang kelak akan menghakimi dan menentukan nasib kekal kita. Ingat: Hidup yang singkat ini hanya awal dari hidup kelak. Bagaimana keadaan hidup kita kelak dalam kekekalan tergantung pada pilihan kita di hadapan Yesus. |
(0.20943448) | (Mat 23:29) |
(sh: Yesus menghakimi (Minggu, 6 Maret 2005)) Yesus menghakimiYesus menghakimi
Sesungguhnya mereka sama sekali tidak lebih baik daripada nenek moyang mereka yang telah menganiaya para nabi. Andaikan mereka menerima nabi-nabi yang diutus Tuhan pada zaman lampau itu, mereka pasti juga akan menerima Yesus Kristus. Namun, kebencian mereka yang begitu nyata kepada Anak Allah, yang tentang Dia para nabi bernubuat, membuat jelas bahwa mereka layak menerima hukuman neraka! (ayat 33). Melalui ucapan-ucapan ini Tuhan Yesus tidak saja membongkar kepalsuan dan kegelapan hati mereka, kini Tuhan Yesus gilang gemilang mendudukkan diri-Nya sebagai Yang Benar dan yang patut didengar serta ditaati. Kecaman serius Tuhan Yesus ini ditutup dengan kerinduan terdalam hati-Nya, yaitu agar orang-orang itu rela masuk ke dalam rangkulan anugerah-Nya (ayat 37). Sayang sekali rupanya mereka akan tetap meneruskan kebencian mereka (ayat 38,39). Apabila orang menolak anugerah Allah, maka tinggal kengerian saja yang akan menjenguk mereka. Berbagai peringatan sudah Tuhan perdengarkan, kelanjutannya hanya berita-berita hukuman yang terkait dengan berita kedatangan-Nya kedua kelak (pasal 24). Orang yang terus melawan Yesus, kelak menghadap Dia sebagai terpidana. Renungkan: Menolak Yesus berarti menolak hidup dan mengundang hukuman kekal. |
(0.20943448) | (Mat 24:29) |
(sh: Semesta gonjang-ganjing (Rabu, 9 Maret 2005)) Semesta gonjang-ganjingSemesta gonjang-ganjing
Yesus Kristus akan datang kembali pada hari terakhir, bukan lagi sebagai bayi mungil yang serba terbatas, melainkan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan. Dia tidak lagi datang untuk mengampuni manusia berdosa melainkan datang untuk menghakimi. Semua bangsa di bumi akan meratap (ayat 30). Hari penghakiman sudah datang! Tidak ada lagi kesempatan untuk bertobat! Namun, mereka yang percaya dalam nama-Nya, yaitu orang-orang pilihan-Nya akan dikumpulkan dari segala tempat untuk masuk ke dalam sukacita kekal bersama Dia (ayat 31). Tuhan Yesus mengajarkan agar kita peka untuk membaca tanda zaman. Kita bukan hanya harus membaca Kitab Suci, melainkan perlu juga membaca situasi zaman yang sedang terjadi di sekeliling kita berdasarkan terang firman Tuhan. Waktu yang singkat menyadarkan kita untuk hidup bijaksana. Perkataan Tuhan Yesus adalah lebih pasti daripada eksistensi alam semesta. Justru karena tak seorang pun tahu saat kedatangan-Nya (ayat 36), maka kita patut semakin waspada dan semakin mendalami kebenaran Alkitab. Renungkan: Bila Anda ingin siap menyambut kedatangan-Nya, berhentilah menjadi praktisi penyembah segala manifestasi berhala! |
(0.20943448) | (Mat 26:26) |
(sh: Yesus memaknai Paskah secara baru (Kamis, 17 Maret 2005)) Yesus memaknai Paskah secara baruYesus memaknai Paskah secara baru
Dalam kisah ini Yesus dan para murid-Nya pun merayakan Paskah. Akan tetapi, dari pemaparan rinci yang penulis Injil Matius lakukan dalam perikop ini terdapat unsur-unsur yang membedakannya dari Paskah Perjanjian Lama. Tuhan Yesus tidak memfokuskan Paskah pada tindakan pembebasan dari Allah dalam Perjanjian Lama, tetapi pada tindakan pembebasan yang akan dilakukan Tuhan Yesus melalui kematian-Nya. Dalam perjamuan akhir bersama murid-murid-Nya, Ia menyebut roti itu sebagai tubuh-Nya (ayat 26) dan anggur itu sebagai darah-Nya (ayat 27-28). Pembebasan yang akan dikerjakan Tuhan Yesus itu adalah pembebasan yang membuat orang lepas dari kuasa dan konsekuensi dosa (ayat 28). Hanya orang yang sudah menerima arti Paskah baru ini yang akan ambil bagian dalam perjamuan kekal dengan Yesus dan Allah kelak (ayat 29). Tindakan Yesus ini menciptakan makna dan tradisi baru yaitu perayaan Paskah dan Perjamuan Kudus. Sekarang kita merayakan Paskah sebagai peringatan kemenangan Yesus yang melalui kematian-Nya telah melepaskan kita dari belenggu dosa dan hukuman terhadap dosa. Setiap kali kita berpartisipasi dalam Perjamuan Kudus, kita mensyukuri tindakan penyelamatan dari Yesus, menegaskan jati diri kita sebagai bagian dari umat yang telah ditebus Allah, dan menyiapkan diri kita menyambut kedatangan-Nya kedua kali kelak. Doaku: Tuhan, terima kasih Engkau telah menebusku dari dosa dengan mengurbankan tubuh dan darah-Mu sendiri. Tolong aku melihat makna hidupku dan menjalaninya dalam terang pengurbanan-Mu. Amin. |
(0.20943448) | (1Kor 8:1) |
(sh: Jangan menjadi batu sandungan (Minggu, 14 September 2003)) Jangan menjadi batu sandunganJangan menjadi batu sandungan. Jemaat menghadapi dilema, di satu pihak mereka tidak boleh makan makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala, sementara makanan yang ada di pasar umum adalah makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala (bdk. Kis. 15:20,29). Sementara di pihak lain, Paulus mengajarkan: tidak ada sesuatu yang najis dari dirinya sendiri (Roma 14:14). Aturan mana yang harus mereka jalankan? Paulus menekankan bahwa hanya ada satu Allah. Kuasa-kuasa spiritual di balik berhala dan dewa adalah kuasa Iblis. Namun pandangan Paulus ini bertentangan dengan pemahaman yang sudah terlebih dahulu berkembang yang menganggap bahwa berhala itu benar-benar ada. Keyakinan terhadap berhala telah menodai kesucian hati nurani manusia. Dalam usaha meyakinkan jemaat Korintus, Paulus menyadari bahwa tidak semua jemaat yang dapat menerima pengajarannya karena pengetahuan dan pola pikir yang telah terbentuk untuk mengakui kekuasaan para berhala. Namun, kepada mereka yang mau mendengarkan pengajarannya, Paulus menekankan bahwa kunci untuk tetap percaya pada keesaaan Allah dan menyingkirkan keyakinan bahwa berhala- berhala itu berkuasa adalah tetap pada keyakinan bahwa hanya Yesus Kristus yang telah menjadikan segala sesuatu, dan yang memberi kita hidup (ayat 6). Renungkan: Mempertahankan keyakinan yang benar, tanpa memedulikan hati nurani orang lain yang lemah bukanlah sikap Kristiani yang terpuji, sebaliknya menjadi batu sandungan bagi mereka.
Ulangan 4:1-8; Yakobus 1:19-25; Markus 7:1-8, 14-15, 21-23; Mazmur 15 Lagu KJ 169 |
(0.20943448) | (Kol 1:21) |
(sh: Jangan memusuhi Allah! (Selasa, 15 Mei 2012)) Jangan memusuhi Allah!Judul: Jangan memusuhi Allah! Banyak orang mengira bahwa kejahatan hanyalah sesuatu yang dikaitkan pada aspek perbuatan saja. Artinya, sesuatu yang benar-benar jahat di mata Allah adalah hal-hal yang berkaitan dengan perbuatan-perbuatan jahat seperti membunuh, mencuri, merampok, korupsi, dan lain sebagainya. Alkitab dengan jelas mengungkapkan bahwa kejahatan terhadap sesama manusia adalah juga perbuatan yang terkait dengan sikap kita terhadap Allah Pencipta (Mat. 25:40). Memusuhi manusia atau tidak mengasihi sesama adalah sikap yang pada hakikatnya memusuhi Allah juga (21). Namun sebenarnya sikap memusuhi Allah dapat pula terjadi di dalam hati kita, yaitu ketika kita memilih untuk melakukan segala sesuatu yang semata-mata sesuai dengan kehendak hati kita sendiri, tanpa peduli apa yang menjadi kehendak hati Allah. Contohnya, adalah: ketika kita berusaha mengejar keselamatan menurut cara kita sendiri dan bersikeras menolak Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka pada dasarnya kita juga sedang memusuhi Allah. Aspek kejahatan memang begitu luas dan kita pernah memusuhi Allah melalui ketidakpercayaan kita. Namun, syukur pada Allah karena Kristus telah mendamaikan kita dengan Allah (22). Hanya di dalam kuasa dan kasih Kristus itulah sikap memusuhi Allah itu dapat diselesaikan. Titik balik dari keadaan memusuhi Allah menjadi umat yang taat kepada-Nya disebut dengan pertobatan. Kini sebagai orang-orang yang sudah bertobat kita harus berpegang teguh pada pengharapan Injil. Kita memiliki jaminan keselamatan maka kita bisa bergiat mengabarkan kabar pendamaian itu kepada semua orang dan mewujudkan pendamaian itu dengan saling mengasihi. Diskusi renungan ini di Facebook:
|
(0.20943448) | (1Yoh 2:22) |
(sh: Siapa antikristus? (Rabu, 3 Desember 2003)) Siapa antikristus?Siapa antikristus? Kemarin telah kita baca tentang hadirnya antikristus. Mereka berasal dari jemaat Kristen yang kemudian mundur meninggalkan persekutuan jemaat. Mereka ini adalah pendusta-pendusta (ayat 22). Ancaman pendusta tidak datang dari luar jemaat. Para pendusta ini menolak Yesus sebagai Mesias. Mereka lupa bahwa tidak mungkin mengenal Allah Bapa tanpa percaya pada Yesus (ayat 23-25). Akhir hidup seorang antikristus adalah kebinasaan. Mereka tidak memperoleh hidup kekal. Hidup kekal berarti memiliki persekutuan dengan Anak dan Bapa sekarang dan di sini. Persekutuan dengan Anak dan Bapa dimulai dengan pengakuan bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah. Menyangkali fakta ini berarti seseorang telah menjadi antikristus. Dalam ayat 26 Yohanes mengatakan bahwa para antikristus tidak keluar begitu saja dan meninggalkan persekutuan jemaat, tetapi terus berusaha menarik orang lain meninggalkan persekutuan jemaat. Yohanes mengingatkan jemaat untuk tidak sekadar sadar akan kehadiran antikristus di tengah-tengah mereka, tetapi juga harus lebih peka terhadap tujuan dan fungsi seorang antikristus. Antikristus memiliki tujuan menjadikan sebanyak mungkin jemaat Kristus sebagai antikristus. Jemaat Kristus harus lebih mendengarkan suara Roh Kudus yang terus mengajarkan kebenaran kepada mereka (ayat 27). Jangan pernah meninggalkan persekutuan jemaat seperti yang dilakukan antikristus. Seorang antikristus yang tidak memiliki persekutuan dengan Yesus dan juga persekutuan jemaat akan malu berdiri di hadirat Kristus ketika Ia datang kedua kali (ayat 28). Seorang antikristus tidak lahir dari Allah, karena mereka tidak hidup dalam kebenaran, melainkan hidup dalam dusta dan tipu daya (ayat 29). Renungkan: Waspadalah terhadap antikristus karena ia tidak melakukan perbuatan kebenaran, tetapi perbuatan-perbuatan yang menentang dan menolak Kristus. |
(0.18321699) | (Kis 2:4) |
(full: PENUHLAH MEREKA DENGAN ROH KUDUS.
) Nas : Kis 2:4 Apakah makna dari kepenuhan dengan Roh pada hari Pentakosta?
|
(0.18321699) | (1Kor 11:1) |
(full: MENJADI PENGIKUT KRISTUS.
) Nas : 1Kor 11:1 Orang percaya, seperti Paulus, dipanggil untuk mengikut teladan Kristus dan menjadi seorang yang seperti Kristus (bd. Rom 13:14; Gal 3:27). Apakah artinya menjadi serupa dengan Kristus?
|
(0.18321699) | (Rm 9:5) | (jerusalem) Ayat ini juga dapat diterjemahkan sbb: Mereka adalah... sebagai manusia. Allah yang ada di atas segala sesuatu harus dipuji... Tetapi baik konteksnya maupun susunan kalimat sendiri mengandaikan bahwa pujian ini tertuju kepada Kristus. Memang Paulus jarang sekali menyebut Kristus "Allah", bdk Tit 2:13, dan jarang menunjukkan sebuah pujian kepadaNya, bdk Ibr 13:21. Tetapi sebabnya ialah: biasanya Paulus mengkhususkan sebutan "Allah" bagi Bapa, bdk Rom 15:6, dll, dan iapun tidak suka melihat diri-diri ilahi secara abstrak menurut hakekatnya. Kecuali itu Paulus selalu memikirkan Kristus secara konkrit sebagai Allah yang telah menjadi manusia, bdk Fili 2:6+; Kol 1:15+. Karena itu ia memperlihatkan Kristus sebagai yang di bawah Bapa, 1Ko 3:23; 11:3, baik dalam karya penciptaan, 1Ko 8:6, maupun dalam karya pemulihan di akhir zaman, 1Ko 15:27 dst; bdk Rom 16:27 dll. Namun demikian sebutan "Kyrios" yang diperoleh Kristus dalam kebangkitanNya, Fili 2:9-11; bdk Efe 1:10-22; Ibr 1:3 dst, tidak lain kecuali sebutan ilahi yang dalam Perjanjian Lama diberikan kepada Yahwe, Rom 10:9 dan Rom 10:13; 1Ko 2:16. Dalam pandangan Paulus Kristus pada pokoknya "Anak Allah", Rom 1:3 dst Rom 9; 5:10; 8:29; 1Ko 1:9; 15:28; 2Ko 1:19; Gal 1:16; 2:20; 4:4,6; Efe 4:13; 1Te 1:10; bdk Ibr 4:14, dll, atau "AnakNya sendiri", Rom 8:3,32, atau "AnakNya yang kekasih", Kol 1:13. Dan Anak Allah itu pada pokoknya termasuk dunia ilahi: dari situ Ia datang, 1Ko 15:47, karena diutus oleh Allah, Rom 8; Gal 4:4. Kalaupun Kristus secara baru memperoleh julukan "Anak Allah" dalam kebangkitanNya, Rom 1:4, namun tidak pada ketika itu barulah Ia mendapat sebutan itu, sebab Kristus memang sudah ada sebelum segala sesuatunya (pre-eksisten), tidak hanya dengan arti alkitabiah, 1Ko 10:4, tetapi juga secara ontologis, Fili 2:6; 2Ko 8:9. Kristus adalah Hikmat Allah, 1Ko 1:24,30. Gambaran Allah, 2Ko 4:4, yang oleh karenaNya segala sesuatunya dijadikan, Kol 1:15-17; bdk Ibr 1:3; 1Ko 8:6, dan yang oleh karenanya segala sesuatunya dijadikan kembali, Rom 8:29; bdk Kol 3:10; 1:18-20. Sebab Kristus telah mengumpulkan di dalam diriNya "kepenuhan" dunia, Kol 2:9+. Di dalam Dialah Allah membuat rencana penyelamatanNya, Efe 1:3 dst dan sama seperti Bapa Kristus menjadi maksud-tujuan rencana itu (bdk Rom 11:36; 1Ko 8:6 dan Kol 1:16,20). Kalau Bapa membangkitkan orang mati serta menghakiminya, maka Kristuspun membangkitkan (bdk Rom 1:4; 8:11+ dan Fili 3:21) dan menghakimi (bdk Rom 2:16 dan 1Ko 4:5; Rom 14:10 dan 2Ko 5:10). Pokoknya, Kristuslah salah satu dari ketiga diri yang tampil dalam rumus-rumus Tritunggal, 2Ko 13:13+. |
(0.17951525666667) | (Kej 32:22) |
(ende) Intisari tjerita jang berikut ini ialah: keterangan nama Israel, dan "bertobatnja" Jakub. Tentang arti menerima nama baru, dalam hubungan dengan suatu tugas baru, lihat tjatatan pada Kej 17:5. Hingga kini kita mengenal Jakub sebagai seseorang, jang mentjapai maksud=maksudnja sendiri dengan ketjerdasan dan siasat-siasatnja sendiri. (lihat hubungan antara "Jakub" dan "'aqab": Kej 25:26 dan Kej 27:36). Tetapi bukan ini djalan jang harus ditempuh oleh seseorang untuk mendjadi agung dalam pandangan Tuhan, dan mendjadi perantara keselamatan. Jakub dimaksudkan oleh Tuhan mendjadi alat-pelaksana Rentjana Tuhan, dan Bapa bangsa Israel. Sikapnja harus diubah. Ia hanja akan dapat memenuhi panggilan ini, kalau ia bukannja pertjaja akan kemampuan sendiri, melainkan berpegang pada Tuhan. Manusia lama Jakub harus berubah mendjadi manusia baru Israel. Untuk mengikuti panggilan ini seutuhnja ia harus mengalami pertentangan dahsjat dalam diri sendiri. Pengarang disini menggunakan tradisi kuno jang mentjeritakan pergulatan rahasia Jakub. Dalam hubungan ini nama Israel diartikan: "Ia adalah kuat dihadapan Tuhan: (ajat 29)(Kej 32:29). Asal tradisi ini agak kabut, akan tetapi dalam konteks tjerita mentjerminkan pertentangan batin Jakub. Disini Jakub berhasil membebaskan diri dari rasa takut dan mendjadi kuat djustru karena ia menjerahkan diri dengan kepertjajaan seutuhnja kepada Tuhan. Begitulah ia mendjadi pewaris iman-kepertjajaan Ibrahim, dan mendjadi bapa bangsa Israel. Mungkin djuga tjerita tradisi J jang plastis ini pada pokoknja menggambarkan pengalaman perubahan batin seperti terbatja dalam ajat 10-14(Kej 32:10-14). Disana pula Jakub mengungsi kepada Tuhan,dan terkenang akan panggilannja dan djandji-djandji Tuhan (ajat 13)(Kej 32:13). Ditjeritakan peristiwa pada malam jang sama (lihat ajat 14(Kej 32:14) dan Kej 32:23), pun jang terdjadi ditepi sungai, jang disana disebut sungai Jarden (ajat 11)(Kej 32:11). Tetapi tjara menggambarkannja lebih abstrak: pertentangan batin dan tobat terdjadi dalam doa. Disamping itu terdapat perubahan nama seperti difasal #TB Kej 35:9-10, ditjeritakan menurut tradisi P. Mungkin pengarang menghubungkan Jabbok dengan nama "Jakob". |