Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1001 - 1020 dari 1666 ayat untuk Kedua [Pencarian Tepat] (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.11862687755102) (Yes 10:20) (sh: Sebentar lagi (Minggu, 19 Oktober 2003))
Sebentar lagi

Sebentar lagi. Keadaan di Nangroe Aceh Darussalam masih terus memburuk ketika tulisan ini dibuat. Mereka menanti-nantikan datangnya terang pengharapan, keindahan dan kedamaian bersemi lagi. Kapankah semua kejahatan akan berakhir?

Bangsa Yehuda akan mengalami kehancuran yang dahsyat karena penyerangan dari Asyur, yang disebabkan oleh kesalahan mereka sendiri. Dalam keadaan seperti itu, Allah memberikan beberapa janji kepada bangsa Yehuda. Pertama, ada sebagian kecil orang yang akan kembali ke Tanah Yehuda (ayat 20-23). Mereka akan bersandar dan tetap setia dalam kebenaran. Mereka pada akhirnya belajar dengan cara yang pahit. Mereka akan bersandar kepada Yahweh dalam seluruh aspek hidup mereka: religius, ekonomi, politik, sosial, dsb.

Kedua, mereka harus menunggu keselamatan dari Tuhan dalam waktu yang "sebentar lagi" (ayat 24-27a). Untuk itu mereka diminta agar tidak takut kepada Asyur. Karena mereka memiliki Allah yang hidup, yang tidak tinggal diam ketika umat-Nya disesah oleh bangsa yang brutal. Allah sendiri yang akan menyelamatkan mereka. Hanya, mereka harus menanti "sedikit waktu lagi". Ketiga, Allah sekali lagi mengingatkan bahwa diri-Nya adalah penguasa alam yang berdaulat (ayat 27b-34). Ia akan menurunkan orang yang angkuh dan sombong. Celakalah mereka yang mempermainkan kekuasaan seenaknya!

Renungkan: Ingatlah bahwa keselamatan dari Tuhan akan datang sebentar lagi. Hindari kompromi dalam semua keputusan Anda.


Bacaan untuk minggu ke-20 sesudah Pentakosta

Kejadian 2:18-24; Ibrani 2:9-13; Markus 10:2-16; Mazmur 128

Lagu: KJ 281

(0.11862687755102) (Yes 26:1) (sh: Nyanyikan harap dan iman itu! (Minggu, 12 September 2004))
Nyanyikan harap dan iman itu!

Nyanyikan harap dan iman itu! Paparan situasi masa depan dalam bagian ini bertujuan menghibur dan menyemangati umat Allah yang sedang menderita berbagai tekanan. Karena pengharapan dan iman umat tidak ditujukan kepada yang lain tetapi kepada Allah saja, maka ada pengharapan dan iman yang kokoh teguh.

Itu sebabnya dalam ratap dan keluh kesah itu dapat terbit nyanyian! Pertama, karena melihat jauh ke depan bahwa kota Allah akan dimuliakan, kota dunia ini akan ditiadakan (ayat 5-6). Tema terhadap dua kota ini perlu menginspirasi cara kita hidup dalam dunia ini. Kedua, karena kepastian bahwa kebenaran akan menang. Orang yang memutarbalikkan kebenaran tidak akan terus demikian tetapi akan diperlakukan setimpal dengan kejahatannya (ayat 10-11). Ketiga, karena sekalipun orang-orang yang berpaut pada Allah dan setia memperjuangkan kebenaran harus mati, kelak mereka akan mengalami kebangkitan (ayat 19). Bagian ini adalah salah satu wahyu penting yang sedikit nabi saja menubuatkannya.

Pemaparan tentang berbagai hal yang berbeda tajam namun pasti akan terjadi di masa depan ini menjadi sumber kekuatan untuk umat Allah kini untuk menyanyi dan memuji Allah. Lirik-lirik nyanyian kita dan gairah hati menyenandungkan nyanyian tersebut tidak disebabkan oleh realitas dunia ini tetapi oleh realitas perbuatan-perbuatan besar Allah yang mewujud sempurna di masa depan.

Renungkan: Apakah yang keluar dari bibir Anda, keluh kesah, caci maki atau nyanyian kepastian iman?

(0.11862687755102) (Yes 34:1) (sh: Hukum Tuhan berlaku bagi, ... (Selasa, 1 Desember 1998))
Hukum Tuhan berlaku bagi, ...

Hukum Tuhan berlaku bagi, ...
Fakta menunjukkan bahwa kedudukan, kekuasaan, dan kekayaan, dapat melepaskan seseorang yang bersalah dari tuntutan hukum. Apakah hukum hanya berpihak pada yang jaya dan kaya meski mereka pelaku kejahatan? Bacaan ini memberikan penghiburan dan pengajaran bahwa Israel yang tidak setia, penyembah berhala, pejabat penyeleweng kuasa, koruptor, kelak harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya kepada Tuhan (ayat 1-3). Hukum Tuhan berlaku mutlak dan konsisten.

Kepastian hukuman. Yesaya memperingatkan umat Allah tentang beberapa hal: pertama, kejahatan edomis, yaitu pola pikir yang sekuler, kata-kata dan tingkah laku setiap orang atau setiap bangsa yang hanya mementingkan kesenangan (ayat 6,9). Kedua, kejahatan karena Sion, yakni segala rancangan dan tindakan yang merusak umat Tuhan (ayat 9). Maka Tuhan menjatuhkan hukuman, kesepian (ayat 10), kekacauan (ayat 11), kekurangan (ayat 13), kengerian (ayat 14-15), perselisihan, pembunuhan, peperangan (ayat 3), dll. Yang menyedihkan lagi ialah bahwa Tuhan juga menjatuhkan hukuman eskatologis, yaitu hukuman kekal pada hari penghakiman (ayat 4,10). Hukuman ini berdasar pada firman Tuhan yang berkuasa, tidak berubah, tidak gagal dan kekal, tidak dapat ditunda pemberlakuannya (ayat 16-17).

Doa: Ya Tuhan, hanya hukum-Mu yang berkuasa, dan tidak berubah.

(0.11862687755102) (Yes 35:1) (sh: Pengharapan keselamatan. (Rabu, 2 Desember 1998))
Pengharapan keselamatan.

Pengharapan keselamatan.
Membaca ulang peristiwa demi peristiwa yang dilakonkan bangsa Israel di hadapan Allah, menghantar alur pikir kita pada dua hal: pertama, Israel adalah bangsa yang bebal, cenderung tak tahu berterima kasih; kedua, tidak ada sangkalan bahwa Allah itu pengasih dan setia. Kasih dan setia Allah itulah yang kembali menebar semarak pengharapan umat. Pengharapan yang sempat layu dan kering. Namun pengharapan keselamatan dari Allah berpihak pada mereka. "Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan ... menyelamatkan kamu".

Keselamatan kekal. Lihatlah jangkauan keselamatan yang Allah janjikan pada umat-Nya (ayat 5-9), bukankah itu merupakan ungkapan kerinduan jiwa terdalam semua umat Allah? Ada kesembuhan, pemulihan hubungan, perubahan alam, kedamaian, pembaruan kondisi hidup. Janji yang tidak dibatasi lingkup jasmani dan rohani, melainkan janji yang berdimensi kekal menembus batas-batas keberadaan manusia. Dan keselamatan kekal itu hanyalah berlaku bagi orang-orang yang berjalan, hidup dan diselamatkan oleh Tuhan Yesus Kristus.

Renungkan: "Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu" (Mat. 11:28)

(0.11862687755102) (Yes 37:21) (sh: Jawaban doa (Minggu, 26 September 2004))
Jawaban doa

Jawaban doa. Doa Hizkia tidak sia-sia sebab Allah yang kepada-Nya ia berdoa itu adalah Allah yang hidup dan mengendalikan sejarah. Jawaban Allah ditujukan kepada Hizkia, meski berisi teguran dan pemaparan rencana tindakan-Nya terhadap Sanherib.

Pertama, Allah menegur kesombongan Asyur. Mengganggap diri adikuasa karena kemenangan atas Mesir adalah kebodohan. Pada intinya semua keberhasilan dan kekuasaan tidak mungkin terjadi di luar kehendak dan izin Allah (ayat 26,27). Sebagai alat Asyur meninggikan diri melampaui perancangnya, Asyur sebenarnya sedang menghina kemuliaan Allah sendiri. Itu mengundang Allah bertindak mempermalukan dan merendahkan mereka (ayat 28,29). Kedua, Sion sama sekali tidak hancur sebaliknya akan bertahan dan berkembang (ayat 30-31). Faktor penyebab utamanya adalah sikap Allah membela kemuliaan diri-Nya sendiri (ayat 32). Penyebab Allah membela umat yang sering berontak bukan karena Ia memanjakan mereka, tetapi karena Ia berpegang teguh pada janji dan rencana kekal-Nya. Akhirnya kelak siapa pun harus menerima kehendak Allah, dan suka atau tidak harus tunduk kepada-Nya. Ketiga, Asyur tidak akan pernah memasuki Yerusalem sebab malaikat Allah membunuhi mereka. Sanherib sendiri malah mati di negaranya karena dibunuh anak-anaknya (ayat 38).

Segala usaha manusia yang dilakukan untuk menentang Allah maupun umat-Nya akan berakhir seperti yang dialami oleh Raja Sanherib.

Ingat: Kesombongan adalah awal kehancuran. Kemuliaan sejati didapat dalam perendahan diri ke bawah kemuliaan Allah.

(0.11862687755102) (Mat 2:1) (sh: Dampak kelahiran Yesus (Minggu, 26 Desember 2004))
Dampak kelahiran Yesus

Dampak kelahiran Yesus. Kabar kedatangan presiden pasti mengundang banyak orang hadir. Demikian juga dengan kelahiran Yesus.

Yesus lahir! Kabar ini berpengaruh pada pandangan dan perbuatan Herodes serta penduduk kota Yerusalem (ayat 3). Mengapa? Pertama, bagi Herodes kelahiran Yesus merupakan ancaman bagi kekuasaannya. Herodes mencari tahu dari para imam Yahudi tentang arti nubuat Nabi Mikha (Mi. 5:1) dan Nabi Yesaya (Yes. 9:5; 11:1) tentang Yesus. Ia juga memanfaatkan pengetahuan perbintangan orang Majus untuk menemukan kebenaran nubuat para nabi itu (ayat 4, 7-8). Kedua, bagi penduduk Yerusalem kelahiran Yesus menimbulkan pengharapan untuk terbebasnya mereka dari penjajahan Romawi yang sedang dialami pada waktu itu. Pengharapan ini memunculkan keinginan bahwa Yesus akan menjadi raja Yahudi dan membawa Israel kembali menjadi bangsa yang jaya seperti zaman Raja Daud dan Raja Salomo. Ketiga, bagi orang Majus (golongan imam terpelajar yang mempelajari ilmu perbintangan dari daerah Madai, Persia) kelahiran Yesus merupakan peristiwa alam yang unik, langka, dan bernilai tinggi karena penampakan bintang yang menunjukkan tempat Yesus lahir (ayat 2, 11).

Bagi orang percaya, kelahiran Yesus adalah berita surgawi dan sukacita, tentang kabar keselamatan! Namun, bagi Iblis, kelahiran Yesus berarti penggenapan firman Allah untuk kehancurannya (Kej. 3:15 ).

Renungkan: Berita kelahiran Yesus adalah kabar baik dan terang keselamatan Allah bagi manusia di dunia.

(0.11862687755102) (Mat 2:13) (sh: Kejutan di balik kehormatan. (Jumat, 26 Desember 1997))
Kejutan di balik kehormatan.

Kejutan di balik kehormatan.
Yusuf dan Maria tidak pernah bermimpi menerima kehormatan menjadi orang tua Anak Allah, Mesias sudah lama ditunggu-tunggu. Maria dikejutkan karena harus hamil sebelum menikah. Yusuf pun tak kurang terkejut atas kehamilan tunangannya. Mereka dikejutkan oleh kunjungan para majusi. Muncul kejutan lagi. Mereka harus ke luar negeri, di malam hari dengan segala ketergesaan. Peristiwa kejutan ironis yang berkebalikan dari peristiwa keluar dari Mesir. Dulu umat Israel diselamatkan dari Mesir, kini Juruselamat dunia harus mengungsi ke Mesir karena kejahatan raja Israel. Natal yang asli bukan saja semarak nyanyian malaikat, tetapi juga sesak ratapan para ibu yang bayi-bayinya dibantai.

Persiapan dan penyediaan ilahi. Manusia terkejut diperhadapkan perbuatan besar Allah. Lebih-lebih peristiwa Natal yang telah Tuhan siapkan dan sediakan sejak kekekalan, dengan mengatur perjalanan sejarah seisi dunia. Tatkala Yusuf dan Maria harus mengungsi, timbul masalah. Bagaimana bekal dan keamanan bagi kedua orang dan bayi tak berdaya ke tanah asing? Allah menyediakan banyak bekal! Dia memimpin para majusi sebagai pemeliharaan-Nya.

Doa: Terima kasih Tuhan Engkau perhatikan kebutuhan sementara dan kebutuhan kekalku.

(0.11862687755102) (Mat 6:9) (sh: Doa yang benar. (Selasa, 6 Januari 1998))
Doa yang benar.

Doa yang benar.
Doa Bapa Kami bukan sekadar hafalan. Tuhan Yesus mengajarkan doa ini agar nafas, semangat dan prinsip di dalamnya ditaati. Semua orang yang berdoa harus sungguh menyadari siapa dirinya dan siapa Tuhan. Sebagai ciptaan berdosa, kita menggantungkan diri kepada sifat-sifat agung Allah. Sebagai orang yang telah diampuni dan diperdamaikan Kristus, kita mempercayakan diri penuh kepada-Nya. Di dalam tekad meninggikan Allah dan menyaksikan Kerajaan-Nya terwujud di bumi inilah seharusnya seluruh kebutuhan rohani dan jasmani kita kita pertaruhkan kepada Tuhan Allah.

Hidup Kristiani. Doa Bapa Kami memadukan: Pertama sikap tidak egois. Allah bukan milik dirinya sendiri, tetapi Allah dari semua orang beriman. Yang jadi bukanlah pemerintahan manusia, sebab Allah berdaulat penuh di surga dan di bumi. Kedua, arah hidup ke masa depan (ayat 9,10). Ketiga, kebutuhan manusia, seperti pengampunan dosa, bimbingan agar dijauhkan dari semua pencobaan yang menjatuhkan pada kejahatan, dan kebutuhan hidup sehari-hari.

Renungkan: Gereja dan orang beriman yang berdoa menempatkan diri di dalam arus tak terbendungkan dari pewujudan kehendak dan Kerajaan Allah.

Doa: Mampukan kami memenuhi seluruh elemen doa Bapa kami, ya Bapa dalam Kristus Yesus.

(0.11862687755102) (Mat 11:2) (sh: Kebimbangan adalah manusiawi. (Senin, 19 Januari 1998))
Kebimbangan adalah manusiawi.

Kebimbangan adalah manusiawi.
Yohanes Pembaptis adalah seorang nabi besar, yang mempersiapkan kedatangan Tuhan Yesus. Khotbah pertobatan diserukannya dengan berani dan tidak kenal kompromi, meskipun harus menghadapi raja Herodes, yang berkuasa atas negeri itu. Bagi hamba Tuhan lain, mungkin akan berpikir dua kali, apabila harus menuding kesalahan seseorang apalagi penguasa. Demikianlah kualitas pelayanan dan pengabdian Yohanes Pembaptis. Tetapi kini dia bimbang dan kecewa. Benarkah Yesus, Mesias yang dinanti-nantikan? Sebesar apapun seorang hamba Tuhan, dia bisa kecewa. Tuhan Yesus tidak marah.

Dia mengerti kelemahan hamba-hamba-Nya. Bila kita dalam kebimbangan dan kecewa, kita tidak usah merasa malu dan berdosa. Hal itu manusiawi. Tuhan Yesus mengerti dan mengasihi kita. Dia memuji hamba-Nya sebagai nabi Terbesar. Kita orang percaya juga memiliki posisi yang sama dengan Yohanes Pembaptis. Kita diberi tugas dan tanggungjawab untuk mempersiapkan kedatangan Yesus kedua kali ke dalam dunia ini. Kita harus berani menyerukan berita pertobatan, tidak kenal kompromi dengan berita yang menyenangkan telinga. Yesus akan memuji kita apabila "suara kenabian" setia kita perdengarkan di tengah dunia yang bobrok ini.

(0.11862687755102) (Mat 17:14) (sh: Hidup dalam iman. (Selasa, 17 Maret 1998))
Hidup dalam iman.

Hidup dalam iman.
Sekian lama bersama Yesus dalam tugas pelayanan, ternyata bukanlah jaminan bahwa para murid memiliki iman yang bertumbuh. Bahkan, sekalipun sudah sekian lama mereka mendengar khotbah Tuhan. Sekalipun acapkali menyaksikan tanda mukjizat-Nya. Saat diperhadapkan pada tantangan untuk menyembuhkan seorang yang sakit ayan, mereka tidak dapat mengidentifikasikan diri pada iman bahwa Tuhan pasti menyembuhkan anak tersebut melalui mereka. Tuhan menegur kekerdilan imannya dan mendorong mereka untuk belajar dari prinsip tumbuhan sesawi. Iman kecil yang bergantung pada Yang Maha besar mampu membuat hal-hal besar.

Melangkah dalam iman. Masa akhir bersama Tuhan hampir tiba. Mesias yang dijanjikan akan mengalami penderitaaan. Karena itu Tuhan mempersiapkan mereka untuk bertumbuh dalam iman. Untuk kedua kalinya Ia menyampaikan berita bahwa Dia akan diserahkan dan dibunuh. Ia harus mengakhiri masa pelayanan-Nya. Namun para murid tidak akan ditinggalkan sendiri. Roh Kudus akan membantu mereka mengayunkan langkah melanjutkan misi pelayanan-Nya.

Renungkan: Jangan menanggapi kematian Yesus dengan sedih, dan bermuram, sebab kematian Yesus merupakan puncak kasih-Nya dan menyebabkan kita dapat bersekutu kekal dengan-Nya.

(0.11862687755102) (Mat 19:1) (sh: Allah yang mempersatukan. (Sabtu, 21 Maret 1998))
Allah yang mempersatukan.

Allah yang mempersatukan.
Yesus boleh hidup berbeda zaman dari Musa, tetapi tentang apa kehendak Allah bagi pernikahan, mereka sependapat. Kebenaran Allah memang kekal adanya. Menurut Tuhan Yesus, Musa mengijinkan perceraian bukan karena rencana Tuhan, tetapi karena kekerasan hati orang zamannya yang tidak menaati kehendak Tuhan. Allah tidak pernah merencanakan hal yang buruk bagi manusia. Tetapi bila manusia mengeraskan hati, rencana baik Allah itu tidak dapat dialami. Pernikahan yang baik bisa berakhir pada perceraian karena dosa dan keras hati.

Karunia harus dipelihara. Semua hal baik pemberian Tuhan, tidak boleh diterima begitu saja. Ada tanggungjawab tertentu yang harus dipikul oleh tiap orang agar karunia itu boleh tetap dialami. Hal melajang atau menikah, adalah karunia Tuhan khusus. Kedua karunia itu sama-sama dapat dirusak oleh hawa nafsu dan berbagai sikap hati atau kebiasaan seksual lain yang tidak kudus. Bukan saja orang di luar Tuhan dapat menjadi korban, Kristen pun bisa. Namun bila karunia Tuhan itu dipelihara dalam anugerah Tuhan, Kristen dapat memberi harapan bagi sesamanya.

Renungkan: Perilaku seks bebas bukanlah kebebasan tetapi kemerosotan dan perbudakan dosa.

(0.11862687755102) (Mat 20:17) (sh: Tuhanku menderita bagiku. (Selasa, 24 Maret 1998))
Tuhanku menderita bagiku.

Tuhanku menderita bagiku.
Untuk Matius, Yesuslah subjek yang sedang menuju Yerusalem, bukan Yesus dan murid-murid-Nya. Artinya, Yesuslah yang mengambil prakarsa untuk menanggung penderitaan. Dialah yang mengajak mereka ikut menapaki jalan penderitaan itu. Ini adalah kali ketiga Yesus mengajarkan mereka dengan tabah dan sabar tentang misi-Nya yang beresiko nyawa-Nya sendiri. Olokan, sesah, salib, terpampang jelas di mata-Nya. Untuk harga penebusan umat-Nya itulah, Ia datang dan hidup.

Ambisi yang baik. Sebenarnya, apa yang diinginkan ibu Yakobus dan Yohanes serta kedua putranya itu adalah keinginan tiap kita juga bukan? Memiliki ambisi yang baik saja belum cukup. Bahkan tahu kepada siapa berharap dan memohon agar ambisi itu dapat dipenuhi pun, tidak cukup. Mereka bertiga sujud (menyembah, meninggikan) di hadapan Tuhan. Mereka tidak tahu apa yang mereka minta. Jalan Tuhan harus pula menjadi jalan para murid Tuhan. Jalan dan sasaran hidup dalam Tuhan itu adalah jalan kerendahan hati, jalan penderitaan, jalan pelepasan ambisi demi untuk tunduk kepada kehendak-Nya saja.

Renungkan: Ambisi yang benar adalah tekad untuk tidak mengejar yang lain kecuali memikul kuk Yesus.

Doa: Ku ingin memiliki sikap hati seperti yang Kau miliki, Tuhan Yesus.

(0.11862687755102) (Mat 20:29) (sh: Kasih Tuhan. (Rabu, 25 Maret 1998))
Kasih Tuhan.

Kasih Tuhan.
Sebelum masuk Yerusalem, sudah terlihat kedaulatan Tuhan. Orang berbondong-bondong mengikuti Dia. Dua orang buta itu memanggilnya Anak Daud, suatu sebutan yang menempatkan Yesus sebagai Mesias yang diharapkan datang dengan kuasa kerajaan untuk meninggikan takhta Daud. Namun meski disambut dan diagungkan orang banyak, Yesus berbelas kasih kepada dua orang buta yang tak berdaya. Seperti halnya Ia tidak menolak anak-anak lemah (ayat 19:13-15), demikian pun kini Ia tidak menolak permohonan orang buta itu. Oleh jamahan kasih dan kuasa-Nya, kedua orang buta itu diubah dari pengemis menjadi saksi-saksi Kristus.

Raja Damai. Yerusalem adalah kota syalom atau kota damai. Kini Tuhan Yesus memasuki kota damai dengan menggunakan keledai. Sejak dari cara Tuhan menyuruh orang mencari binatang tunggangan sampai cara Ia memasuki kota itu, terlihat bahwa Ia bertindak dengan sikap penuh wibawa. Itulah yang membuat orang mengakui dan menyambut Dia dengan gembira sebagai Anak Daud. Namun Tuhan datang bukan sebagai raja yang mengobarkan semangat perang tetapi sebagai raja yang memberi kedamaian.

Renungkan: Sebelum kita melepas damai semu, kita tak mungkin mengalami damai sejati dari Yesus.

(0.11862687755102) (Mat 21:28) (sh: Lamban meresponi karunia Allah. (Jumat, 27 Maret 1998))
Lamban meresponi karunia Allah.

Lamban meresponi karunia Allah.
Berulang kali Tuhan menegur orang Yahudi dan para pemimpinnya yang lamban mengakui Yesus sebagai kebenaran. Kini dua perumpamaan yang Tuhan ucapkan, sekaligus menyindir dan menegur keras kelambanan dan kedegilan hati mereka. Dalam perumpamaan dua orang anak, Tuhan menegur sikap keagamaan mereka yang hanya sebatas bibir. Justru orang kafir yang tidak terikat perjanjian Allah ternyata lebih responsif terhadap Yesus. Rupanya mereka itulah yang dalam bagian sebelumnya disebut Yesus sebagai yang terkemudian yang akan menjadi yang terdahulu.

Lamban akhirnya keras hati. Dalam perumpamaan kedua Tuhan bicara lebih tegas. Kini bukan lagi sindiran tetapi peringatan keras. Akan jadi buruk sekali keadaan mereka yang terus saja lamban menerima kebenaran Yesus. Karena dasar dari sikap lamban tersebut adalah penolakan, maka penolakan itu kelak akan memuncak dalam permusuhan. Tentu saja hanya kerugian besar dan kehancuran dahsyat akan menjadi bagian mereka yang menolak dan memusuhi Yesus (ayat 43, 44).

Renungkan: Orang yang telah mendengar tetapi menolak untuk taat kepada panggilan Allah, akan menjadi bebal.

Doa: Tolong kami untuk tanggap dan taat pada tiap kebenaran-Mu, Tuhan Yesus.

(0.11862687755102) (Mat 24:37) (sh: Ciri orang zaman Nuh. (Jumat, 17 April 1998))
Ciri orang zaman Nuh.

Ciri orang zaman Nuh.
Komentar Tuhan Yesus tentang kondisi orang akhir zaman, perlu kita simak. Menjelang kedatangan-Nya kelak, orang akan menjadi seperti orang zaman Nuh. Bagaimana ciri orang zaman Nuh? Mereka tetap saja menjalankan kegiatan mereka sehari-hari, termasuk dosa-dosa dan kejahatan mereka, tanpa sedikit pun bereaksi, mendengarkan peringatan Tuhan melalui Nuh. Firman Allah yang tegas memperingatkan akan datangnya hukuman Tuhan, dianggap angin lalu saja. Tidakkah ciri yang sama makin tampak kini? Orang makin tak peduli akan Tuhan, kebenaran, dan keadilan, apalagi peringatan bahwa Ia akan datang kembali.

Hidup yang waspada. Orang yang berjaga-jaga pasti berbeda dari orang yang lengah lalu tertidur. Orang yang serius akan kedatangan Tuhan, akan tambah bertekun dalam iman dan karya kasihnya bagi Tuhan. Orang yang yakin bahwa ia akan berjumpa Tuhan, akan tekun menjalani hidup pertobatannya. Orang yang demikianlah yang kelak akan disambut Tuhan dengan ucapan, "Berbahagialah engkau, hai hamba yang setia".

Renungkan: Diperlukan usaha yang penuh keyakinan untuk tidak terlelap di zaman yang makin gelap, demi menyongsong fajar kedatangan Tuhan kedua kali.

(0.11862687755102) (Mrk 3:31) (sh: Keluarga Yesus (Minggu, 26 Januari 2003))
Keluarga Yesus

Keluarga Yesus. Dalam perikop ini, kita melihat perhatian Markus pada konsep keluarga. Dipaparkan oleh Markus bagaimana Yesus memperluas cakupan makna keluarga. Keluarga tidak lagi terbatas pada hubungan darah dan kekerabatan, tetapi sudah melampaui batasan etnis, geografis, bahkan waktu. Menarik untuk kita perhatikan konsep tentang keluarga yang melampaui waktu. Artinya, keluarga Yesus memiliki hubungan yang terus berlanjut sampai pada kekekalan. Apakah hal ini berlaku untuk semua keluarga? Tidak. Hanya keluarga yang mengenal dan melakukan kehendak Allah.

Selama ini telah berkembang dua sikap yang salah tentang keluarga. Pertama, terlalu mementingkan keluarga sendiri. Sikap ini selain menyimpang dari sikap yang Yesus kembangkan, juga mempersempit wawasan kita tentang keluarga. Kedua, mengabaikan keluarga sendiri. Dengan dalih bahwa pelayanan lebih penting dari keluarga, sibuk melayani jemaat siang dan malam, akibatnya keluarga menjadi terabaikan dan terlantar. Mereka berpikir bahwa kesibukan pelayanan akan dibalas Allah. Pemikiran ini tidak tepat. Allah telah memberikan keluarga untuk dilayani. Keluarga terdekat harus dibawa untuk melakukan kehendak Allah. Mengabaikan anak berarti tidak melakukan kehendak Allah.

Renungkan: Jika kita diperhadapkan pada pilihan antara keluarga atau kehendak Allah, manakah yang kita pilih?

(0.11862687755102) (Mrk 10:17) (sh: Demi dan karena Kristus (Kamis, 27 Maret 2003))
Demi dan karena Kristus

Demi dan karena Kristus. Bila dipandang dari perspektif manusia, keberadaan orang kaya itu pasti mengundang decak kagum orang-orang sekitarnya. Bayangkan saja, orang itu tidak hanya kaya harta duniawi tetapi juga kaya harta surgawi. Bagaimana keberadaan orang tersebut menurut perspektif Yesus? Sungguh di luar dugaan, karena ternyata Yesus mengasihaninya (ayat 21). Menurut Yesus ada satu hal yang tidak dimiliki orang kaya itu, dan satu hal itulah yang justru merupakan hal sentral untuk menjawab pertanyaannya.

Untuk melengkapi kekurangan tersebut Yesus memerintahkan orang kaya itu memberi sebagai bukti bahwa ia mengasihi Allah dan sesamanya (ayat 21b). Melalui perintah ini Yesus ingin menunjukkan bahwa segala kepatuhan kepada Allah harus diwujudkan dalam tindakan konkret, yaitu mengikut Yesus. Dalam mengikut Yesus ada satu pola hidup radikal yang harus ditempuh oleh para pengikut-Nya yaitu rela meninggalkan segala sesuatu, dan hidup di bawah kontrol Allah. Ternyata orang tersebut tidak sanggup mengikuti perintah Yesus. Dia lebih mementingkan harta daripada Allah.

Mampukah harta memberikan kehidupan kekal? Jangankan hidup kekal, kesehatan atau kebahagiaan saja pun tak mampu diberikan oleh harta! Ada dua hal penting yang harus pengikut sejati Kristus camkan. Pertama, barangsiapa mengerti dan memahami perintah Allah ia akan rela meninggalkan segala sesuatu karena dan demi Kristus. Kedua, barangsiapa tidak mengikut Yesus membuktikan bahwa ia tidak dapat memahami perintah Allah, walaupun semua perintah itu telah dilakukannya sejak masa mudanya.

Renungkan: Letak kekayaan dan kesukaan sejati dari orang yang hidupnya tidak terikat pada harta adalah berserah penuh pada Yesus.

(0.11862687755102) (Mrk 16:1) (sh: Kematian bukan akhir kehidupan (Minggu, 20 April 2003))
Kematian bukan akhir kehidupan

Kematian bukan akhir kehidupan. Kematian Yesus meninggalkan kesedihan mendalam di hati para pengikut-Nya. Sebagai wujud kasih dan kesetiaan kepada Yesus, para wanita pergi ke kubur untuk meminyaki dan merempah-rempahi jenazah Yesus. Mereka sama sekali tidak menduga apalagi berharap bahwa Yesus akan bangkit.

Namun ketika mereka tiba, batu di pintu kubur itu telah terguling, dan kubur Yesus telah terbuka. Mereka tidak menjumpai mayat Yesus di dalamnya, melainkan menjumpai seorang muda yang memberitahukan bahwa Yesus tidak ada lagi sebab Ia telah bangkit. Selanjutnya ia berpesan agar mereka memberitahukan kepada murid-murid bahwa Yesus telah bangkit dan Ia mendahului mereka ke Galilea.

"Ia telah bangkit, Ia tidak ada di sini". Perkataan ini mengandung dua pengertian. Pertama, bahwa Yesus tidak mati. Ia hidup kembali, karena Ia adalah sumber hidup itu. Ia telah menang atas maut. Karena itu Ia tidak lagi berbaring di tempat kematian itu.

Kedua, hati yang tadinya dirundung duka mendalam, berganti sukacita. Sinar paskah mulai bercahaya, kegelapan mulai sirna. Patutlah kiranya bila sekarang ini kita pun menyambut berita tentang kebangkitan Yesus dengan takut dan iman.

Renungkan: Kebangkitan Yesus memberikan kepada kita pengharapan akan masa depan yang gemilang. Semua tantangan dan pergumulan tidak lagi dihadapi dengan perasaan putus asa melainkan dengan keyakinan dan harapan bahwa Yesus telah menang atas dosa.

(0.11862687755102) (Luk 1:26) (sh: Ada apa dengan Maria? (Minggu, 22 Desember 2002))
Ada apa dengan Maria?

Ada apa dengan Maria?
Jawabannya jelas: begitu banyak hal-hal yang besar. Pertama, bertemu dengan malaikat Gabriel bukanlah kejadian yang biasa dialami seorang Yahudi, apalagi seorang wanita. Kedua, mendengar berita yang disampaikan Gabriel, bahwa ia akan mengandung. Pertanyaan spontan Maria pada ayat 34 menunjukkan keterkejutannya karena dirinya dikatakan akan mengandung sebelum menikah dan hidup serumah dengan Yusuf, tunangannya (lih. 3:5). Maria memikirkan akibat sosial yang akan dialaminya karena peristiwa itu (bdk. 1:48a). Sudut pandang Lukas dari pihak Maria ini (kontras dengan Matius yang melihatnya dari sisi Yusuf) mengajak kita untuk merenungkan sikap Maria dalam menghadapi rencana Allah yang begitu mengejutkan ini. Jika dibandingkan dengan kisah sebelumnya, mungkin kita bertanya: mengapa Maria tidak menerima hukuman seperti Zakharia karena mempertanyakan pemberitaan Gabriel. Jawabannya sederhana, orang lanjut usia dikaruniai anak bukanlah hal yang baru dalam sejarah bangsa Yahudi (ingat Abraham dan Sara), sementara kelahiran dari seorang perawan tanpa keterlibatan seorang laki-laki belum pernah terjadi. Tetapi, setelah penjelasan Gabriel, kita melihat justru tekad dan keberserahan Maria untuk menerima kehendak dan rencana Allah yang disampaikan melalui Gabriel (ayat 38). Teladan yang kita dapatkan dari Maria adalah, kerelaannya untuk mempercayakan perjalanan hidupnya kepada rencana Allah, betapapun drastisnya rencana itu menyebabkan perubahan dalam hidupnya.

Renungkan:
Teladanilah Maria yang dalam tiap situasi apa pun—meski sulit, berkata: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut kehendak-Nya"

(0.11862687755102) (Luk 3:1) (sh: Pelayanan yang berkualitas (Rabu, 29 Desember 1999))
Pelayanan yang berkualitas

Pelayanan yang berkualitas. Ada empat hal yang membuktikan kualitas pelayanan Yohanes Pembaptis: pertama, senantiasa siap melaksanakan firman Tuhan (2-3); kedua, tegas dalam menyerukan pertobatan dan akibat dosa bagi yang enggan bertobat (7- 9); ketiga, rendah hati sehingga hanya menunjuk kepada Mesias yang harus dimuliakan (15-17); keempat, menegur kesalahan (19-20), tanpa memandang jabatan dan status. Suara kenabian - seperti yang Yohanes lakukan - harus diserukan karena inilah yang sangat dibutuhkan oleh setiap lapisan masyarakat, meski risiko pahit harus ditanggungnya (20).

Khotbah Yohanes untuk masa kini. Inti dari khotbah Yohanes merupakan formulasi yang diperlukan bagi kehidupan manusia di sepanjang segala zaman. Inti khotbah itu adalah terciptanya suatu perubahan mendasar di dalam hati manusia karena penghakiman Allah akan segera terjadi. Karena itu, manusia harus mempunyai kehidupan yang baru, yang dimulai dengan pengampunan dosa, lalu diikuti dengan baptisan sebagai suatu sakramen kudus. Itu semua harus terwujud dari kehidupan baru yang total yang meliputi seluruh keharmonisan dalam hubungan manusia dengan Allah dan sesama (10-14).

Renungkan: Perwujudan suatu kehidupan baru hanya berdasar dan berpusat pada karya Yesus sendiri.



TIP #16: Tampilan Pasal untuk mengeksplorasi pasal; Tampilan Ayat untuk menganalisa ayat; Multi Ayat/Kutipan untuk menampilkan daftar ayat. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA