Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1001 - 1017 dari 1017 ayat untuk Setiap (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.14416772222222) (Yak 5:1) (sh: Kaya harta tetapi miskin nurani (Senin, 11 Juni 2001))
Kaya harta tetapi miskin nurani

Kaya harta tetapi miskin nurani. Kesenjangan-kesenjangan yang terjadi antara si kaya dan si miskin bukanlah hal yang baru kita ketahui. Bahkan hal-hal apa saja yang dilakukan oleh si kaya seperti pemerasan, penindasan, pelecehan, dlsb. terhadap si miskin bukan rahasia lagi. Begitu pula respons orang miskin terhadap perlakuan yang mereka terima, merampok, membunuh, dlsb. sudah menjadi berita-berita yang setiap hari mewarnai hampir seluruh surat kabar. Bila hal ini sudah bukan rahasia lagi, pihak berwenang harus mengambil sikap untuk melakukan sesuatu. Seperti halnya Yakobus yang mengecam orang-orang kaya pada zaman itu. Ia tidak mengecam kekayaan mereka tetapi sikap mereka. Orang-orang kaya itu menjadi sombong, serakah, tidak jujur, dan memiliki kecenderungan untuk menindas orang- orang miskin, orang-orang yang mereka anggap rendah derajatnya. Mereka merasa dapat melakukan apa saja sesuai keinginan mereka, termasuk keinginan tidak membayar upah kaum buruh yang bekerja pada mereka.

Kecaman Yakobus ini juga ditujukan pada orang-orang kaya di zaman ini. Harta dan kekuasaan membuat mereka merasa paling berhak melakukan apa saja sekehendak hati mereka tanpa memikirkan kepentingan orang lain. Misalnya, upah buruh di bawah UMR (Upah Minimum Regional), bertindak semena-mena terhadap pembantu rumah tangga, membeli hukum, membayar aparat untuk membungkam kebenaran, dlsb. Orang-orang kaya itu tidak dapat dilawan, mereka memiliki harta, dan kuasa untuk mempertahankan diri. Sebaliknya orang-orang miskin, tidak dapat berbuat apa- apa selain hanya mengeluh. Untuk semua perbuatan ini Yakobus dengan tegas mengatakan bahwa Allah sendirilah yang akan menghukum mereka. Sebab perbuatan mereka telah Allah lihat, jeritan orang-orang miskin yang mereka tindas didengar Allah (lih. Ams. 4:1-3). Sebenarnya, orang-orang seperti ini kaya materi tetapi miskin nurani. Mereka tidak memiliki kepekaan terhadap kebutuhan dan kepentingan orang-orang di sekitar mereka. Seandainya mereka memiliki hati nurani, mungkin kesenjangan ekonomi, sosial, relasi dengan orang-orang miskin, sedikit demi sedikit akan terkikis.

Renungkan: Jadikan kami Kristen yang memiliki keprihatinan dan kepedulian bersama-Mu terhadap sesama.

(0.14416772222222) (1Yoh 1:5) (sh: Mengaku hidup dalam terang namun bertindak dalam kegelapan (Senin, 4 Desember 2000))
Mengaku hidup dalam terang namun bertindak dalam kegelapan

Mengaku hidup dalam terang namun bertindak dalam kegelapan. Seorang yang hidup dalam terang bukan tampak dari pengakuannya tetapi bagaimana ia hidup dalam kebenaran firman Tuhan. Seandainya pun ia rajin beribadah setiap minggu, rajin melayani, dan rajin mengadakan ibadah keluarga, belum dapat dipastikan bahwa ia hidup dalam terang, mungkin ia hanya melakukan semuanya itu secara rutin. Namun seorang yang sungguh-sungguh hidup benar di hadapan Tuhan, sudah dapat dipastikan bahwa ia hidup dalam terang.

Seorang yang hidup dalam terang, hidupnya telah disucikan oleh darah Yesus Kristus. Ia bersekutu dengan Allah karena Allah adalah terang dan di dalam diri-Nya sama sekali tidak ada kegelapan. Ia hidup dalam terang bukan karena kebaikan dan kemampuan sendiri untuk hidup suci, sebaliknya ia menyadari sebagai manusia yang berdosa dan mengakuinya di hadapan Allah serta minta pengampunan. Dengan demikian hidupnya menjadi suci. Jadi adalah tidak benar bila ada seorang yang mengatakan telah hidup dalam terang dengan alasan ia tidak berbuat dosa, padahal semua manusia berdosa. Ia yang mengaku hidup dalam terang berarti mengakui bahwa ia hidup di dalam persekutuan dengan Allah, dan Kristus tinggal di dalam hatinya. Bila ia mengatakan tidak berdosa berarti ia telah menipu dirinya sendiri (8), membuat Yesus menjadi pendusta dan firman- Nya tidak ada dalam kita (10). Inilah kontradiksi di dalam dirinya, bila ia mengaku Kristus di dalam hidupnya, pasti Kristus dan firman-Nya membongkar dosa sehingga ia menyadari siapa dirinya di hadapan Allah. Mungkinkah seorang yang hidup dalam kebenaran tanpa menyadari terlebih dahulu keberdosaannya di hadapan Allah, kemudian terbuka untuk mengakui dosanya, dan minta pengampunan daripada-Nya?

Seorang yang sungguh-sungguh hidup dalam terang akan meninggalkan segala bentuk kejahatan dan kehidupan kegelapan, karena terang itu telah menelanjangi segala perbuatan kegelapan. Apa yang dulu dinikmatinya, sekarang dibencinya; apa yang dulu dibanggakan, sekarang menjadi kesia-siaan karena Kristus. Maka ia akan menjaga hidupnya benar sesuai firman-Nya dan senantiasa berjalan dalam terang Allah.

Renungkan: Hidup di dalam terang bukan sekadar percaya dan mengakui tetapi memancarkan terang Illahi melalui sikap dan perbuatan terang.

(0.14416772222222) (1Yoh 2:1) (sh: Wajib hidup seperti Kristus hidup (Selasa, 5 Desember 2000))
Wajib hidup seperti Kristus hidup

Wajib hidup seperti Kristus hidup. Adalah seorang pemuda yang telah mengalami banyak kepahitan hidup karena perlakuan orang-tuanya yang tidak menghendaki kelahirannya. Pada suatu hari pemuda ini bertobat dan hidup dalam Kristus. Sejak itu ia menyadari bahwa ia harus belajar mengasihi kedua orang-tuanya. Tak mudah baginya untuk mengubah kebencian yang ada dalam hatinya menjadi kasih sejati. Namun kasih Kristus dalam dirinya terus menguatkan dia untuk belajar mengasihi. Delapan tahun berselang, akhirnya kedua orang-tuanya juga menerima Tuhan Yesus dalam hidupnya karena mereka mengalami betapa besar kasih putranya kepada mereka. Hanya kasih Kristus yang mampu mengubah kebencian menjadi kasih.

Kristen wajib hidup seperti Kristus hidup, yakni mencirikan kasih. Mengapa mengasihi saudara sebagai tanda seseorang telah hidup dalam Kristus (10)? Seorang yang hidup dalam Kristus berarti telah mengalami terlebih dahulu kasih Kristus yang mati di salib sebagai wujud kasih-Nya kepada manusia berdosa. Kasih yang telah dialaminya ini akan memampukannya mengasihi orang lain: keluarga, sahabat, teman, dan siapa saja. Mengasihi orang dekat - keluarga - jauh lebih sulit dibandingkan mengasihi orang lain, karena mereka dapat melihat bagaimana kualitas hidup kita sehari-hari. Oleh karena itu mengasihi tidak dapat dipisahkan dengan menaati perintah-Nya. Setiap orang yang mengasihi Allah, baik bapa-bapa, orang muda, dan anak-anak akan melakukan perintah-Nya yang intinya adalah kasih. Tetapi seorang yang tidak mengenal, menerima, dan melakukan kasih adalah seorang yang masih hidup dalam kegelapan dan ia tidak tahu kemana arah hidupnya (11).

Hidup dalam terang tidak berarti terpisah dari dunia, namun tidak mengikuti arus dunia yang akan lenyap (17). Segala yang dari dunia: keinginan daging, keinginan mata, dan keangkuhan hidup harus ditanggalkan, semuanya ini bukan lagi merupakan tujuan hidup karena akan menghambat kasih kita kepada Bapa.

Renungkan: Hanya ada dua pilihan: mengikut dunia atau mengikut Tuhan, tidak ada pilihan lain. Tetap mengikuti dunia akan lenyap bersama dunia yang fana. Tetapi menjadi pengikut Tuhan yang setia, yang hidup seperti Kristus hidup, yang melakukan kehendak Allah, akan hidup selama-lamanya.

(0.12013977777778) (2Sam 11:2) (full: TAMPAK KEPADANYA ... SEORANG PEREMPUAN. )

Nas : 2Sam 11:2

Pasal 2Sam 11:1-24:25 mencatat kegagalan rohani yang serius dari Daud dan hukuman Allah atasnya untuk seumur hidupnya.

  1. 1) Kisah dosa-dosa dan aneka tragedi yang menyusul dalam kehidupan pribadi dan keluarga Daud menjadi suatu peringatan dan contoh yang serius untuk setiap orang percaya PB, bukan hanya untuk bangsa Israel. Mengenai aneka peristiwa yang mirip pada masa keluaran, Roh Kudus melalui Paulus menekankan, "Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba" (1Kor 10:11); oleh karena itu kita harus berhati-hati supaya tidak menginginkan hal-hal jahat, bertindak mesum, dan mencobai Tuhan (bd. 1Kor 10:6-9).
  2. 2) Pengalaman Daud menunjukkan bagaimana jauhnya seorang dapat jatuh apabila dia berbalik dari Allah dan pimpinan Roh Kudus. Ketika Allah mula-mula memanggilnya untuk menjadi raja, Daud menjadi orang yang berkenan di hati Allah (1Sam 13:14; Kis 13:22); akan tetapi dengan membunuh Uria dan mengambil istrinya, Daud telah menghina Allah dan firman-Nya (2Sam 12:9-10; bd. 1Kor 10:12).
  3. 3) Sekalipun Daud bertobat dari dosa-dosanya dan menerima pengampunan Allah, Allah tidak meniadakan akibat dosanya. Demikian pula, seorang percaya mungkin melakukan dosa-dosa yang hebat, dan kemudian melalui dukacita menurut kehendak Allah dan pertobatan yang sungguh-sungguh menerima kasih karunia dan pengampunan Allah. Sekalipun demikian, pulihnya hubungan seorang dengan Allah tidaklah berarti bahwa orang itu akan lolos dari hukuman jasmani atau dibebaskan dari dampak-dampak dosa tertentu (ayat 2Sam 11:10-11,14).
  4. 4) Allah tidak memaafkan dan mengampuni dosa-dosa Daud dengan alasan bahwa Daud itu manusia biasa, bahwa dosa-dosanya hanyalah sekedar kelemahan atau kegagalan manusiawi, atau bahwa dapatlah dimaklumi sebagai raja ia bisa mengambil jalan kejahatan dan kekejaman. Peristiwa-peristiwa yang tercatat menunjukkan bahwa Daud tidak perlu melakukan semuanya itu. Bahkan dengan penebusan perjanjian yang lama yang belum sempurna, orang seperti nabi Samuel menunjukkan suatu kesetiaan dan iman yang tekun kepada Allah dengan kasih karunia yang tersedia bagi mereka (bd. 1Sam 12:1-5,23;

    lihat cat. --> 1Sam 25:1).

    [atau ref. 1Sam 25:1]

    Penulis kitab ini dengan jelas menyalahkan dan bukan memaafkan semua pelanggaran besar Daud.
  5. 5) Reaksi yang benar terhadap dosa ialah bertobat dengan sungguh-sungguh, menghampiri Allah untuk menerima pengampunan, kasih karunia, dan kemurahan-Nya (Mazm 51:1-21; Ibr 4:16; 7:25), serta bersedia menerima hukuman Allah tanpa dendam atau pemberontakan. Daud menyadari dan mengakui dosa-dosanya yang hebat, mengarahkan kembali hatinya kepada Allah dan menerima teguran Allah dengan kerendahan hati (2Sam 12:9-13,20; 16:5-12; 24:10-25; Mazm 51:1-21).
(0.12013977777778) (2Taw 7:14) (full: UMAT-KU ... MERENDAHKAN DIRI, BERDOA DAN MENCARI WAJAH-KU, LALU BERBALIK. )

Nas : 2Taw 7:14

Hukuman Allah atas umat-Nya pada waktu kemerosotan moral, ketidakacuhan rohani, dan kompromi dengan dunia adalah kekeringan, kemandulan, dan penyakit sampar (ayat 2Taw 7:13). Janji Allah (lih. catatan berikutnya), sekalipun pada mulanya diberikan kepada Israel, juga berlaku untuk umat-Nya pada setiap zaman yang, setelah mengalami hukuman-Nya, memenuhi keempat syarat berikut bagi kebangunan kehidupan rohani dan pemulihan maksud kudus dan berkat Allah bagi umat-Nya (bd. Kis 3:19):

  1. 1) "Merendahkan diri." Umat Allah harus menyadari kegagalan mereka, menunjukkan kesedihan atas dosa mereka dan memperbaharui komitmen mereka untuk melakukan kehendak Allah. Merendahkan diri di hadapan Allah dan Firman-Nya berarti mengakui kemiskinan rohani pribadi (2Taw 11:16; 2Taw 15:12-13,15; 34:15-19; Mazm 51:19; Mat 5:3).
  2. 2) "Berdoa." Umat Allah harus berseru dengan sungguh-sungguh kepada-Nya memohon kemurahan-Nya, dan harus sepenuhnya bergantung kepada-Nya dan percaya bahwa Dia akan turun tangan. Doa itu harus sungguh-sungguh dan tak berkeputusan hingga Allah menjawab dari sorga (bd. Luk 11:1-13; Luk 18:1-8; Yak 5:17-18).
  3. 3) "Mencari wajah-Ku." Umat Allah harus dengan tekun berbalik kepada Allah dengan segenap hati dan mendambakan kehadiran-Nya -- dan bukan hanya sekedar ingin luput dari kemalangan (2Taw 11:16; 19:3; 1Taw 16:11; 22:19; Yes 55:6-7).
  4. 4) "Berbalik dari jalan-jalannya yang jahat." Umat Allah harus sungguh-sungguh bertobat dengan berbalik dari dosa-dosa khusus dan semua bentuk penyembahan berhala, meninggalkan persesuaian dengan dunia, dan menghampiri Allah untuk menerima kemurahan, pengampunan, dan penyucian (2Taw 29:6-11; 2Raj 17:13; Yer 25:5; Za 1:4; Ibr 4:16).
(0.12013977777778) (Mat 1:23) (full: ANAK DARA ... MELAHIRKAN SEORANG ANAK LAKI-LAKI. )

Nas : Mat 1:23

Baik Matius maupun Lukas setuju bahwa Yesus Kristus dikandung oleh Roh Kudus (ayat Mat 1:18; Luk 1:34-35) dan lahir dari seorang perawan tanpa campur tangan seorang ayah manusia. Sudah bertahun-tahun doktrin kelahiran Yesus dari seorang perawan ini disanggah oleh para teolog liberal. Akan tetapi, tidak dapat disangkal bahwa nabi Yesaya sudah bernubuat tentang seorang anak yang lahir dari seorang perawan, anak yang akan dinamakan "_Imanuel_", suatu istilah Ibrani yang berarti "Allah menyertai kita" (Yes 7:14). Nubuat ini sudah disampaikan sekitar 700 tahun sebelum Yesus dilahirkan.

  1. 1) Istilah "anak dara" (perawan) dalam Mat 1:23 ini merupakan padanan yang tepat dari istilah Yunani _parthenos_ yang terdapat dalam versi Septuaginta di Yes 7:14. Kata anak dara dalam bahasa Ibrani (_almah_) yang dipakai oleh Yesaya menunjuk kepada seorang gadis yang sudah cukup umur untuk menikah dan dalam PL tidak pernah dipakai untuk gadis yang tidak perawan lagi (bd. Kej 24:43; Kid 1:3; 6:8). Dengan demikian, Yesaya dalam PL dan Matius serta Lukas dalam PB sama-sama menyatakan bahwa ibu Yesus adalah seorang perawan (Yes 7:14).
  2. 2) Pentingnya kelahiran dari seorang perawan tidak dapat dititikberatkan secukupnya. Agar Sang Penebus dapat memenuhi syarat untuk menanggung hukuman karena dosa kita dan membawa keselamatan, maka di dalam dirinya Ia harus sepenuhnya manusia, tidak berdosa dan sepenuhnya ilahi (Ibr 7:25-26). Kelahiran Yesus dari seorang perawan memenuhi ketiga syarat ini.
    1. (a) Satu-satunya cara Yesus dapat lahir sebagai manusia ialah dengan lahir dari seorang wanita.
    2. (b) Satu-satunya cara Ia dapat lahir tanpa dosa ialah dengan cara dikandung oleh Roh Kudus (Mat 1:20; bd. Ibr 4:15).
    3. (c) Satu-satunya cara Ia dapat sepenuhnya Ilahi adalah dengan Allah sendiri selaku Bapa-Nya. Oleh karena itu Yesus tidak dikandung secara alamiah, melainkan secara adikodrati, "anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah" (Luk 1:35). Karena itu Yesus Kristus dinyatakan kepada kita sebagai satu pribadi ilahi dengan dua tabiat -- ilahi dan manusiawi tanpa dosa.
  3. 3) Dengan hidup dan menderita selaku manusia, Yesus turut merasakan kelemahan kita (Ibr 4:15-16). Sebagai Anak Allah yang ilahi, Ia berkuasa untuk melepaskan kita dari perbudakan dosa dan kuasa Iblis (Kis 26:18; Kol 2:15; Ibr 2:14; 4:14-16; 7:25). Sebagai ilahi dan manusiawi, Ia memenuhi syarat untuk menjadi korban karena dosa setiap orang, dan menjadi Imam Besar yang memohon syafaat untuk semua orang yang datang kepada Allah (Ibr 2:9-18; 5:1-9; 7:24-28; 10:4-12).
(0.12013977777778) (Mat 10:28) (full: NERAKA. )

Nas : Mat 10:28

Kata yang diterjemahkan "neraka" (Yun. _geenna_;

lihat cat. --> Yer 7:31)

[atau ref. Yer 7:31]

di dalam ayat ini menunjuk kepada suatu tempat penyiksaan abadi yang dipersiapkan bagi orang yang tidak percaya (bd. Mr 9:43,48). Alkitab mengajarkan bahwa hidup seseorang tidaklah berakhir pada saat kematian jasmani tetapi berlangsung terus, entah di hadapan Allah atau di tempat hukuman kekal. Perhatikan yang berikut tentang keadaan orang terhilang:

  1. 1) Yesus mengajarkan bahwa ada suatu tempat hukuman kekal bagi mereka yang bersalah di hadapan Allah (lih. Mat 5:22,29-30; 18:9; 23:15,33; Mr 9:43,45,47; Luk 10:15; 12:5). Tempat itu sungguh mengerikan karena hukuman itu tak ada henti-hentinya, tempat "api yang tak terpadamkan" (Mr 9:43), "api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya" (Mat 25:41), tempat "ratapan dan kertakan gigi" (Mat 13:42,50), tempat kaki tangan diikat dan terdapat kegelapan yang paling gelap (Mat 22:13) serta sengsara dan derita dan terpisah dari sorga (Luk 16:23).
  2. 2) Ajaran dalam surat kiriman pada hakikatnya sama. Para Rasul berbicara mengenai penghakiman Allah yang akan datang yang mengadakan pembalasan terhadap orang yang tidak taat kepada Injil (2Tes 1:5-9), mengenai pemisahan dari hadirat dan kemuliaan Tuhan (2Tes 1:9) dan mengenai pembinasaan semua musuh Allah (Fili 3:18-19; juga lih. Rom 9:22; 1Kor 16:22; Gal 1:9; 2Tim 2:12; Ibr 10:27; 2Pet 2:4; Yud 1:7; Wahy 14:10; 19:20; 20:10,14).
  3. 3) Alkitab mengajarkan bahwa hukuman atas orang yang berbuat kejahatan sudah pasti. Pengertian utamanya ialah kutukan, penderitaan, dan pemisahan dari Allah untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Orang Kristen mungkin menilai doktrin ini sulit dipahami atau tidak menyenangkan. Sekalipun demikian kita tetap harus tunduk kepada kekuasaan Firman Allah serta mempercayai keadilan dan keputusan Tuhan.
  4. 4) Kita harus senantiasa ingat bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya untuk mati agar tak seorang pun akan binasa (Yoh 3:16). Allah sama sekali tidak bermaksud atau ingin mengirim siapapun ke neraka (2Pet 3:9). Orang yang akhirnya masuk ke neraka adalah mereka yang selama hidup ini senantiasa menolak keselamatan yang disediakan oleh Allah (Rom 1:16-2:10). Kenyataan dan realitas neraka seharusnya membuat seluruh umat Allah sangat membenci dosa, senantiasa berusaha menyelamatkan jiwa-jiwa yang terhilang serta mengingatkan setiap orang mengenai hukuman Allah yang adil pada masa yang akan datang

    (lihat cat. --> Wahy 20:14).

    [atau ref. Wahy 20:14]

(0.12013977777778) (Luk 13:21) (full: RAGI. )

Nas : Luk 13:21

Di PL ragi biasanya dianggap sebagai lambang kehadiran kejahatan atau kenajisan; ia mengkhamirkan, menghancurkan dan merusakkan

(lihat cat. --> Kel 12:19;

[atau ref. Kel 12:19]

Kel 13:6-8; Im 2:11; 6:17; Ul 16:3-4; Am 4:4-5;

lihat cat. --> Kel 13:7).

[atau ref. Kel 13:7]

Dalam PB, ragi melambangkan pengajaran palsu dan doktrin-doktrin jahat golongan Farisi, Saduki (Luk 16:12) dan golongan Herodes (Mr 8:15). Dalam 1Kor 5:6-8 ragi dianggap oleh Paulus sebagai lambang "keburukan dan kejahatan", sedangkan ketiadaan ragi melambangkan "kemurnian dan kebenaran" (bd. Gal 5:9). Sebab itu, banyak orang mengerti bahwa perumpamaan ini menunjuk kepada kejahatan, doktrin yang salah dan ketidakbenaran yang tinggal dan menyebar semakin luas di dalam Kerajaan Allah yang kelihatan.

  1. 1) Ragi kejahatan ini akan menyebar ke seluruh bagian pekerjaan Allah. Ini ditemukan dalam:
    1. (a) Modernisme, teologi liberal, dan teologi pembebasan, yang menyanjung gagasan manusia di atas kekuasaan Alkitab (bd. Mat 22:23,29);
    2. (b) keduniawian dan kedursilaan dalam gereja (bd. 1Kor 5:1-2; Wahy 2:1-3:22);
    3. (c) hal mencari kedudukan dan kekuasaan di dalam gereja yang dilakukan oleh mereka yang lebih memperdulikan ambisinya sendiri daripada kehormatan Allah (bd. pasal Mat 23:1-39);
    4. (d) doktrin palsu (bd. Gal 1:9);
    5. (e) guru palsu (bd. Mat 24:11,24);
    6. (f) orang yang mengaku dirinya Kristen yang kelihatannya benar, tetapi sebenarnya tidak lahir baru (bd. Mat 23:1-39; Yud 1:12-19). Menjelang akhir zaman sekarang ini, kejahatan-kejahatan ini akan merembes ke dalam pekerjaan Allah di dalam gereja, denominasi, perguruan tinggi, dan seminari Kristen sampai Injil rasuli PB dan cara hidup yang benar menjadi lemah dan rusak secara besar-besaran (lih. Luk 18:8; Mat 24:10-12;

      lihat cat. --> Gal 1:9;

      [atau ref. Gal 1:9]

      2Tes 2:3;

      lihat cat. --> 1Tim 4:1;

      [atau ref. 1Tim 4:1]

      pasal Wahy 2:1-3:22;

      lihat art. KESENGSARAAN BESAR, dan

      lihat art. PENILIK JEMAAT DAN KEWAJIBANNYA).

  2. 2) Setiap orang Kristen harus berhati-hati agar ragi kejahatan itu tidak mempengaruhi kehidupannya. Rahasia kemenangan terletak pada sikap menjaga pandangan kita tetap tertuju kepada Yesus dalam iman (Tit 2:13; Ibr 12:2,15), memandang rendah hal-hal duniawi (Yak 1:27; 1Yoh 2:15-17), tinggal tetap di dalam Firman Allah (Yoh 15:7; Yak 1:21), menantikan kedatangan Kristus (Luk 12:35-40), terus-menerus mendengarkan suara Roh Kudus (Rom 8:12-14; Gal 5:16-18), siap menderita (1Pet 4:1-2), memerangi kejahatan (1Kor 10:6; 1Tes 5:15; 1Pet 3:11), membela Injil (Fili 1:17), dan mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah (Ef 6:11-18).
(0.12013977777778) (Yoh 16:8) (full: MENGINSAFKAN DUNIA. )

Nas : Yoh 16:8

Ketika Roh Kudus datang pada hari Pentakosta

(lihat cat. --> Yoh 16:7 di atas;

[atau ref. Yoh 16:7]

Kis 2:4) tugas utama-Nya yang berhubungan dengan pemberitaan Injil ialah menginsafkan. Istilah "menginsafkan" (Yun. _elencho_) berarti menyingkapkan, membuktikan ketidakbenaran, dan meyakinkan.

  1. 1) Pelayanan Roh Kudus untuk menginsafkan ini bekerja dalam tiga aspek.
    1. (a) Dosa. Roh Kudus akan menyatakan dosa dan ketidakpercayaan supaya membangkitkan kesadaran akan kesalahan dan perlunya pengampunan dosa. Keinsafan ini juga menerangkan akibat yang mengerikan jikalau orang berdosa terus berbuat dosa. Setelah diinsafkan ia harus memilih. Hal ini sering kali menghasilkan pertobatan yang sungguh-sungguh untuk berbalik kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat (Kis 2:37-38).
    2. (b) Kebenaran. Roh Kudus menginsafkan orang bahwa Yesus adalah Anak Allah yang benar, telah bangkit dari orang mati, dimuliakan oleh Allah dan kini Tuhan atas segala sesuatu. Roh Kudus menyadarkan orang akan patokan kebenaran Allah di dalam Kristus, menunjukkan apa dosa itu sebenarnya, serta memberi kuasa untuk mengalahkan dunia (Kis 3:12-16; 7:51-60; 17:31; 1Pet 3:18).
    3. (c) Penghakiman. Roh Kudus juga menginsafkan orang bahwa Iblis sudah dikalahkan di atas kayu salib (Yoh 12:31; 16:11), penghakiman Allah atas dunia saat ini (Rom 1:18-32) serta penghakiman seluruh umat manusia di masa depan (Mat 16:27; Kis 17:31; 24:25; Rom 14:10; 1Kor 6:2; 2Kor 5:10; Yud 1:14).
  2. 2) Karya Roh Kudus untuk menginsafkan orang akan dosa, kebenaran, dan penghakiman akan dinyatakan di dalam semua orang yang dibaptiskan dalam Roh Kudus dan menjadi orang percaya yang sungguh-sungguh dipenuhi dengan Roh Kudus. Kristus, ketika dipenuhi dengan Roh (Luk 4:1), bersaksi kepada dunia bahwa "pekerjaan-pekerjaannya jahat" (lih. Yoh 7:7; Yoh 15:18) dan mengundang orang untuk bertobat (Mat 4:17). Yohanes Pembaptis, "penuh dengan Roh Kudus" sejak lahir

    (lihat cat. --> Luk 1:15)

    [atau ref. Luk 1:15]

    menyingkapkan dosa umat Yahudi dan memerintahkan mereka untuk mengubah cara hidupnya

    (lihat cat. --> Mat 11:7;

    [atau ref. Mat 11:7]

    Luk 3:1-20). Petrus, "penuh dengan Roh Kudus" (Kis 2:4) menginsafkan 3000 orang berdosa dan mengajak mereka untuk bertobat dan menerima pengampunan dosa (Kis 2:37-41).
  3. 3) Jelaslah, setiap pengkhotbah atau gereja yang tidak menyingkapkan dosa di depan umum dan menuntut pertobatan dan kebenaran alkitabiah bukan dipimpin oleh Roh Kudus. 1Kor 14:24-25 dengan jelas menyatakan bahwa kehadiran Allah di dalam suatu jemaat dikenali dengan penyingkapan dosa orang yang belum percaya (yaitu, rahasia hati mereka) yang diikuti dengan keinsafan untuk bertobat dan menerima keselamatan.
(0.12013977777778) (Kis 2:4) (full: PENUHLAH MEREKA DENGAN ROH KUDUS. )

Nas : Kis 2:4

Apakah makna dari kepenuhan dengan Roh pada hari Pentakosta?

  1. 1) Itu berarti dimulainya penggenapan janji Allah dalam Yoel 2:28-29 untuk mencurahkan Roh-Nya atas semua manusia pada hari-hari terakhir (bd. Kis 1:4-5; Mat 3:11; Luk 24:49; Yoh 1:33;

    lihat cat. --> Yoel 2:28-29).

    [atau ref. Yoel 2:28-29]

  2. 2) Karena hari-hari terakhir dari zaman akhir ini telah mulai (ayat Kis 2:17; bd. Ibr 1:2; 1Pet 1:20) semua orang diperhadapkan dengan tantangan untuk menerima atau menolak Kristus, (Kis 3:19; Mat 3:2; Luk 13:3;

    lihat cat. --> Kis 2:17).

    [atau ref. Kis 2:17]

  3. 3) Para murid "diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi" (Luk 24:49; bd. Kis 1:8), yang menyanggupkan mereka bersaksi untuk Kristus, menginsafkan orang akan dosa, kebenaran dan penghakiman Allah sehingga mereka berbalik dari dosa kepada keselamataan dalam Kristus (bd. Kis 4:13,33; 6:8; Rom 15:19;

    lihat cat. --> Kis 1:8;

    lihat cat. --> Yoh 16:8).

    [atau ref. Kis 1:8; Yoh 16:8]

  4. 4) Roh Kudus menyatakan sifat-Nya sebagai Roh yang rindu dan berusaha demi penyelamatan orang dari setiap bangsa. Mereka yang menerima baptisan dalam Roh dipenuhi dengan kerinduan yang sama demi penyelamatan umat manusia (ayat Kis 2:38-40; 4:12,33; Rom 9:1-3; 10:1). Jadi, hari Pentakosta merupakan awal dari penginjilan dunia (ayat Kis 2:6-11,39; Kis 1:8).
  5. 5) Para rasul menjadi pelayan Roh. Mereka bukan hanya memberitakan Yesus yang disalibkan dan dibangkitkan, menuntun orang lain kepada pertobatan dan iman kepada Kristus, tetapi mereka juga mempengaruhi orang-orang bertobat untuk menerima "karunia-karunia Roh Kudus" (ayat Kis 2:38-39) yang sudah mereka terima pada hari Pentakosta. Hal menuntun orang lain untuk menerima baptisan Roh Kudus adalah kunci karya rasuli dalam PB (lih. Kis 8:17; 9:17-18; 10:44-46; 19:6).
  6. 6) Lewat baptisan dalam Roh ini para pengikut Kristus menjadi orang-orang yang melanjutkan karya Kristus dalam dunia ini. Dalam kuasa Roh Kudus, mereka terus melakukan dan mengajarkan hal-hal yang sama "yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1;

    lihat cat. --> Yoh 14:12;

    [atau ref. Yoh 14:12]

    lihat art. TANDA-TANDA ORANG PERCAYA).

(0.12013977777778) (Ef 6:11) (full: MELAWAN TIPU MUSLIHAT IBLIS. )

Nas : Ef 6:11

Orang Kristen terlibat di dalam suatu peperangan rohani melawan kejahatan. Peperangan rohani ini digambarkan sebagai peperangan iman (2Kor 10:4; 1Tim 1:18-19; 6:12) yang berlangsung hingga mereka memasuki hidup kekal (2Tim 4:7-8;

lihat cat. --> Gal 5:17).

[atau ref. Gal 5:17]

  1. 1) Kemenangan orang percaya telah diperoleh oleh Kristus sendiri melalui kematian-Nya di salib. Yesus telah melancarkan serangan yang berhasil terhadap Iblis, melucuti kuasa dan penguasa kejahatan (Kol 2:15; bd. Mat 12:29; Luk 10:18; Yoh 12:31), membawa tawanan-tawanan (Ef 4:8), dan menebus orang percaya dari kuasa Iblis (Ef 1:7; Kis 26:18; Rom 3:24; Kol 1:13-14).
  2. 2) Saat ini orang Kristen terlibat dalam peperangan rohani yang dilaksanakan dengan kuasa Roh Kudus (Rom 8:13):
    1. (a) terhadap keinginan berdosa di dalam diri mereka sendiri (1Pet 2:11;

      lihat cat. --> Gal 5:17),

      [atau ref. Gal 5:17]

    2. (b) terhadap kesenangan duniawi yang tidak senonoh dan berbagai pencobaan (Mat 13:22; Gal 1:4; Yak 1:14-15; 1Yoh 2:16), dan
    3. (c) terhadap Iblis dan pasukannya

      (lihat cat. --> Ef 6:12 berikut).

      [atau ref. Ef 6:12]

      Orang percaya diminta untuk memisahkan diri dari sistem dunia sekarang ini

      (lihat art. PEMISAHAN ROHANI ORANG PERCAYA),

      membenci kejahatannya (Ibr 1:9;

      lihat art. HUBUNGAN ORANG KRISTEN DENGAN DUNIA),

      mengatasi dan mati terhadap pencobaan dari dunia (Gal 6:14; 1Yoh 5:4), dan terang-terangan mengutuk dosa-dosanya (Yoh 7:7).
  3. 3) Tentara Kristus harus memerangi semua kejahatan, bukan dengan kuasa mereka sendiri (2Kor 10:3), tetapi dengan senjata-senjata rohani (ayat Ef 6:10-18; bd. 2Kor 10:4-5).
  4. 4) Dalam peperangan iman tersebut, orang Kristen diminta untuk bertahan menghadapi kesulitan sebagai tentara Kristus yang tangguh (2Tim 2:3), menderita bagi Injil (Mat 5:10-12; Rom 8:17; 2Kor 11:23; 2Tim 1:8), bertanding dalam pertandingan iman yang benar (1Tim 6:12; 2Tim 4:7), berjuang (2Kor 10:3), bertahan (ayat Ef 6:18), mengalahkan (Rom 8:37), menjadi pemenang (1Kor 15:57), berhasil mengalahkan (2Kor 2:14), mempertahankan Injil (Fili 1:16), membela iman (Fili 1:27; Yud 1:3), tidak takut menghadapi lawan (Fili 1:28), memakai perlengkapan senjata Allah (ayat Ef 6:13), menghancurkan benteng pertahanan Iblis (2Kor 10:4), menawan setiap pemikiran (2Kor 10:5) dan menjadi kuat dalam pertempuran (Ibr 11:34).
(0.12013977777778) (Kel 12:1) (jerusalem) Kisah yang panjang ini mengenai Paskah mencakup berbagai unsur. Ada sebuah sumber kuno yang berasal dari tradisi Yahwista, Kel 12:21-23,27,29-39; ada beberapa tambahan yang bergaya bahasa tradisi Ulangan. Kel 12:24-27; 13:3-16, barangkali juga Kel 13:1-2; dan ada beberapa tambahan dari penggubah dari tradisi Para Imam yakni: peraturan mengenai ibadat dan keterangan tentang arti perayaan Paskah, Kel 12:1-20,28,40-51. Baik tambahan-tambahan tsb dibandingkan dengan Ima 23:5-8; Bil 28:16-25; Ula 16:1-8. - Sebenarnya perayaan Paskah dan perayaan Hari Raya Roti Tidak Beragi aslinya dua pesta yang berbeda. Hari Raya Roti Tidak beragi adalah sebuah pesta kaum tani. Pesta itu baru mulai dirayakan Israel setelah menetap di tanah Kanaan; baru sesudah pembaharuan agama yang dilancarkan raja Yosia pesta pertanian tsb disatukan dengan perayaan Paskah. Perayaan Paskah itu berasal dari zaman sebelum bangsa Israel terbentuk. Setiap tahun pesta itu dirayakan suku-suku Badui (peternak) hendak memohon perlindungan dewanya atas kawanan ternaknya. Kisah kuno yang berawal dengan Kel 12:21 menyebut pesta itu tanpa keterangan apapun. Ini mengandaikan bahwa Paskah sudah dikenal sebelumnya. Dapat diterima bahwa sewaktu Musa minta izin dari Firaun untuk mengadakan "perayaan TUHAN", bdk Kel 3:18; 5:1; 7:16; 8:1,8,20,27; 9:1,13; 10:4,24, apa yang dimaksudkan justru pesta Paskah tsb. kalau demikian duduknya perkara, maka hubungan antara perayaan Paskah dengan tulah yang kesepuluh dan keluaran Israel dari Mesir serba kebetulan: keluaran itu kebetulan bertepatan dengan perayaan Paskah kuno itu. Tetapi oleh karena kedua peristiwa tsb benar-benar bertepatan waktunya, maka dapat dibenarkan bahwa tambahan-tambahan yang disisipkan oleh tradisi Ulangan, Kel 12:24-27; 13:3-10 menerangkan perayaan Paskah (dan juga Hari Raya Roti Tidak Beragi) sebagai kenangan akan keluaran Israel dari negeri Mesir, bdk kitab Ulangan sendiri, Kel 16:1-3. Tradisi Para Imam menghubungkan seluruh tata upacara Paskah kuno dengan tulah yang kesepuluh dan keluaran Israel dari negeri Mesir, Kel 12:11-14,42. Tetapi sebelum tradisi Para Imam menghubungkannya sudah berhubungan juga. Sebab kisah yang berasal dari tradisi Yahwista, Kel 12:34-39, sudah menghubungkan upacara kuno dengan roti tidak beragi yang termasuk upacara Paskah dahulu, dengan keluaran dari negeri Mesir. Oleh karena dikaitkan pada peristiwa yang memutuskan dalam sejarah bangsa Israel, yaitu panggilannya oleh Tuhan, maka upacara kuno itu mendapat makna keagamaan yang serba baru: upacara-upacara itu sekarang merayakan keselamatan yang dikurniakan Allah kepada umatNya, sebagaimana diungkapkan dalam wejangan yang menurut Kel 12:26-27; 13:8 membarengi perayaan itu. Dengan demikian Paskah Yahudi merupakan persiapan bagi Paskah Kristen: Kristus, anak domba Allah, dikorbankan (salib), lalu disantap (perjamuan Tuhan) dalam rangka Paskah Yahudi (pekan suci). Kristus membawa keselamatan bagi seluruh dunia. Pembaharuan mistik dari tindakan penyelamatan itu menjadi poros ibadat Kristen yang berkisar pada Ekaristi, korban dan perjanjian suci serentak.
(0.12013977777778) (Rm 7:7) (jerusalem) Hukum Taurat pada dirinya memang baik dan suci, oleh karena menyatakan kehendak Allah, Rom 7:12-25; 1Ti 1:8; merupakan kehormatan bagi Israel, Rom 9:4 tetapi bdk Rom 2:14 dst. Namun demikian nampaknya hukum Taurat gagal: orang Yahudi tidak hanya menjadi orang berdosa sama seperti orang lain, kendati hukum Tauratnya, Rom 2:21-27; Gal 6:13; Efe 2;3, tetapi mereka juga bersandar pada hukum Taurat untuk membanggakan perbuatan-perbuatan mereka, Rom 2:17-20; 3:27; 4:2,4; 10:21 dst; Fili 3:9; Efe 2:8, dan kebanggaan itu menutup mereka terhadap kasih-karunia Kristus, Gal 6:12; Fili 3:18; bdk Kis 15:1; 18:13; 21:21. Pokoknya, hukum Taurat tidak mampu memberikan kebenaran, Gal 3:11,21 dst; Rom 3:20; bdk Ibr 7:19. Dengan suatu jalan pemikiran yang karena pertikaiannya berupa paradoks Paulus menjelaskan kegagalan hukum Taurat yang nyata dengan menunjuk kepada hakekat hukum sendiri dan perananNya dalam sejarah penyelamatan. Hukum Taurat (dan setiap hukum, misalnya "perintah" yang diberikan kepada Adam: bdk Rom 7:9-11) merupakan sebuah cahaya yang menerangi tetapi tidak menyampaikan kekuatan batiniah, sehingga hukum tidak mampu mencegah dari dosa; sebaliknya hukum menolong dosa. Meskipun bukan sumber dosa, namun hukum menjadi alat dosa oleh karena membangkitkan keinginan jahat, Rom 7:7 dst; oleh karena menerangi pengetahuan manusia maka hukum memberatkan dosa dengan membuat kesalahan menjadi suatu "pelanggaran", Rom 4:15; 5:13; akhirnya hukum (Taurat) hanya menanggulangi dosa dengan hukuman yang ditimpakan oleh kemurkaan, Rom 4;15, dengan mengutuk, Gal 3:10, menghukum, 2Ko 3:9, dan mematikan, 2Ko 3:6 dst. Maka hukum Taurat dapat disebutkan sebagai "hukum dosa dan hukum maut", Rom 8:2; bdk 1Ko 15:56; Rom 7:13, Allah memang menghendaki tata penyelamatan yang tidak sempurna semacam itu, tetapi hanya sebagai tata penyelamatan sementara yang berupa penuntun (pendidik), Gal 3:24, supaya memberi manusia kesadaran akan dosanya, Rom 3:19 dst; Rom 5:20; Gal 3:19, dan membuatnya menantikan pembenaran dari kasih-karunia Allah melulu, Gal 3:22; Rom 11:32. Oleh karena bersifat sementara maka hukum Taurat haruslah lenyap dan diganti dengan pemenuhan janji yang sebelum hukum Taurat sudah diberikan kepada Abraham serta keturunannya, Gal 3:6-22; Rom 4. Kristus telah mengakhiri hukum Taurat, Efe 2:15; bdk Rom 10:4, dengan "menggenapi" hukum Taurat, bdk Mat 5:17; 3:15, dalam segala sesuatunya yang bernilai dalam hukum Taurat, Rom 3:31; 9:31; 10:4. Ia membebaskan anak-anak dari ikatan dengan penuntun, Gal 3:25 dst. Bersama dengan Kristus anak-anak itu sudah mati terhadap hukum Taurat, Gal 2:19; Rom 7:4-6; bdk Kol 2:20, sebab telah "ditebus" olehNya dari hukum Taurat, Gal 3:13, supaya dijadikan anak-anak angkat, Gal 4:5. Melalui Roh yang dijanjikan itu Kristus memberi manusia baru, Efe 2:15+, kekuatan batiniah untuk melakukan yang baik seperti diperintahkan oleh hukum Taurat, Rom 8:4 dst. Tata penyelamatan kasih karunia yang menggantikan tata penyelamatan hukum lama itu masih juga dapat dikatakan "hukum", tetapi hukum itu ialah "hukum iman", Rom 3:27+, "hukum Kristus", Gal 6:2, "hukum Roh" (terj: Roh, Rom 8:2), yang perintah pokoknya ialah kasih, Gal 5:14; Rom 13:8 dst: bdk Yak 2:8; Yoh 13:34. Dan kasih itu ialah penyertaan dalam kasih Bapa kepada Anak, Gal 4:6; Rom 5:5+.
(0.096111816666667) (Kis 1:8) (full: KAMU AKAN MENERIMA KUASA. )

Nas : Kis 1:8

Ayat ini merupakan ayat kunci kitab ini. Tujuan utama baptisan dalam Roh ini ialah penerimaan kuasa untuk bersaksi bagi Kristus sehingga orang yang hilang dapat dimenangkan dan diajarkan untuk menaati semua yang diperintahkan-Nya. Hasilnya ialah bahwa Kristus dikenal, dikasihi, dipuji, dan dijadikan Tuhan atas umat pilihan Allah (bd. Mat 28:18-20; Luk 24:49; Yoh 5:23; 15:26-27).

  1. 1) "Kuasa" (Yun. _dunamis_) bukanlah sekadar kekuatan atau kemampuan; istilah ini khusus menunjuk kepada kuasa yang bekerja, yang bertindak. Lukas (dalam Injilnya dan dalam Kisah Para Rasul) menekankan bahwa kuasa Roh Kudus termasuk kekuasaan untuk mengusir roh-roh jahat dan urapan untuk menyembuhkan orang sakit sebagai kedua tanda penting yang menyertai pemberitaan Kerajaan Allah (mis. Luk 4:14,18,36; 5:17; Luk 6:19; Luk 9:1-2; Kis 6:8; 8:4-8,12-13; 10:38; 14:3; 19:8-12). Baptisan dalam Roh Kudus adalah persediaan Allah untuk membebaskan kuasa dari Roh Kudus ke dalam kehidupan orang percaya

    (lihat art. BAPTISAN DALAM ROH KUDUS).

  2. 2) Lukas dalam ayat ini tidak menghubungkan baptisan dalam Roh dengan keselamatan dan pembaharuan pribadi, namun kuasa ilahi di dalam orang percaya untuk bersaksi dengan keefektifan besar

    (lihat art. PEMBAHARUAN PARA MURID)

  3. 3) Karya utama Roh Kudus dalam bersaksi dan memberitakan Injil berhubungan dengan kedatangan-Nya atas orang percaya untuk kuasa dan kesaksian-Nya mengenai karya penyelamatan dan kebangkitan Kristus (bd. Kis 2:14-42). Lih. catatan berikutnya untuk ulasan bagaimana Roh bersaksi dan maknanya dalam kehidupan kita.
(0.096111816666667) (Rm 1:16) (jerusalem: setiap orang yang percaya) Kepercayaan adalah perbuatan yang dengan itu manusia menyerahkan dirinya kepada Allah, yang adalah kebenaran dan kebaikan, sebagai kepada sumber tunggal keselamatan. Kepercayaan itu bersandar pada sifat Allah yang berkata benar dan pada kesetiaanNya akan janji-janjiNya (Rom 3:3 dst; 1Te 5:24; 2Ti 2:13; Ibr 10:23; 11:19) dan pada kuasa Allah yang mampu menepati janji-janjiNya (Rom 4:17-21; Ibr 11:19). Sesudah persiapan lama dalam Perjanjian Lama(Ibr 11) maka setelah Allah berfirman melalui AnakNya (Ibr 1:1) orang harus percaya kepada AnakNya itu (bdk Mat 8:10+; Yoh 3:11+) dan kepada pemberitaan (kerigma: Rom 10:8-17; 1Ko 1:21; 15:11,14; bdk Kis 2:22+) Injil (Rom 1:6; 1Kor 15:1-2; Fili 1:27; Efe 1:13) yang diwartakan oleh para rasul (Rom 1:5; 1Ko 3:5; bdk Yoh 17:20) dan yang isinya ialah: Allah telah membangkitkan Yesus dari alam maut dan menjadikanNya Kyrios (Tuhan: Rom 4:24 dst; Rom 10:9; Kis 17:31; 1Pe 1:21; bdk 1Ko 15:14,17) dan melalui Dia Allah menawarkan hidup kepada semua yang percaya kepadaNya (Rom 6:8-11; 2Ko 4:13 dst; Efe 1:19 dst; Kol 2:12; 1Te 4:14). Dengan demikian kepercayaan kepada (nama) Yesus (Rom 3:26; 10:13 bdk Yoh 1:12; Kis 3:16; 1Yo 3:23), kepada Kristus (Gal 2:16; bdk Kis 24:24; 1Yo 5:1), Tuhan (Rom 10:9; 1Ko 12:3; Fili 2:11; bdk Kis 16:31) dan Anak Allah (Gal 2:20; bdk Yoh 20:31; 1Yo 5:5; Kis 8:37; 9:20), menjadi syarat mutlak bagi keselamatan (Rom 10:9-13; 1Ko 1:21; Gal 3:22; bdk Yes 7:9; Kis 4:12; 16:31; Ibr 11:6; Yoh 3:15-18). Kepercayaan itu bukan hanya dengan akal menerima kebenaran, tetapi juga mengandalkan dan mentaati (Rom 1:5; 6:17; 10:16; 16:26; bdk Kis 6:7) kebenaran yang memberi hidup (2Te 2:12 dst) dan yang mengikut sertakan seluruh manusia dalam persatuan dengan Kristus (2Ko 13:5; Gal 2:6,20; Efe 3:17) serta memberi mereka Roh (Gal 3:2,5,14; bdk Yoh 7:38 dst; Kis 11:17) anak-anak Allah (Gal 3:26; bdk Yoh 1:12). Oleh karena hanya percaya kepada Allah, maka kepercayaan sejati tidak mengizinkan kepercayaan kepada dirinya (Rom 3:27; Efe 2:9) dan bertentangan dengan tata hukum Taurat (Rom 7:7+) yang dengan percuma saja (Rom 10:3; Fili 3:9)
(0.096111816666667) (Kis 23:23) (sh: Negara dan warga negara kristennya (Rabu, 5 Juli 2000))
Negara dan warga negara kristennya

Negara dan warga negara kristennya. Bagaimanakah hubungan yang ideal antara negara dengan Kristen? Apa yang telah dilakukan dan yang dikatakan oleh Kladius Lisias merupakan model sebuah hubungan yang seharusnya terjadi antara Kristen dan negara di mana pun Kristen berada, termasuk di Indonesia.

Kepala pasukan itu mempersiapkan pengawalan yang ketat dan kuat serta fasilitas yang memadai bagi Paulus agar ia dapat tiba dengan selamat di hadapan Feliks, sang wali negri di Kaisarea (33). Tindakannya ini menandakan bahwa pemerintah Romawi melihat ancaman yang ditujukan kepada Paulus sangat serius, dan Paulus adalah seorang warga negara yang berhak mendapatkan perlindungan dari pemerintahnya. Ia bersusah-payah mengirim Paulus ke wali negri atau pemerintah propinsi, karena ia menghormati hukum yang berlaku bahwa ia tidak berwenang mengadili Paulus. Selain itu, apa yang ia tuliskan kepada Feliks tentang prosedur yang telah ia lakukan dan kesaksian tentang Paulus memperlihatkan bahwa ia benar-benar seorang pejabat yang menjunjung tinggi supremasi hukum. Tidak sedikit pun ia berusaha memutarbalikkan fakta yang ada. Dengan tegas ia menyatakan bahwa tuduhan yang dijatuhkan oleh orang-orang Yahudi terhadap Paulus adalah teologis, bersumber dari perdebatan agama. Ia telah memberikan penilaian yang positif terhadap Paulus bahwa ia tidak bersalah di mata hukum Romawi.

Ada tiga hal yang harus sungguh-sungguh dipahami dan diamalkan oleh Kristen di Indonesia. Pertama, peran yang tepat bagi negara adalah melindungi setiap hak warga negaranya untuk mendapatkan perlindung-an dan perlakuan yang sama. Karena itu Kristen harus senantiasa mendorong dan memberikan masukan terus-menerus kepada pemerintah agar dapat melakukan perannya dengan benar dan sesuai hukum. Kedua, negara tidak mempunyai kompeten untuk mengadili perkara-perkara yang berhubungan dengan teologis atau pun agama. Jika ini terjadi, maka negara sudah melewati batas-batas yang telah ditegaskan oleh Yesus (Luk. 20:25). Ketiga, Kristen harus mengikuti teladan Yesus dalam mempertahankan ketidakbersalahannya di hadapan hukum yang berlaku.

Renungkan: Karena itu kalaupun gereja harus dibakar biarlah itu karena Injil dan bukan karena tidak sesuai dengan prosedur-prosedur pembebasan tanah dan pembangunan atau hukum yang berlaku.

**Pengantar 2Raja-raja 17-25**

Pasal 17:

Kerajaan Israel menemui kehancurannya karena mereka menyimpang dari perintah Tuhan Allah mereka dan membuat berhala. Raja Salmaneser dari Asyur menghancurkan negara itu. Tidak hanya itu, raja Asyur mengadakan asimilasi dengan menempatkan orang-orang asing di tanah Israel, supaya keberadaan bangsa Israel benar-benar musnah.

Pasal 18-20:

Pemaparan tentang riwayat Hizkia disusun berdasarkan tema bukan kronologi waktu. Penyembuhan illahi yang ia alami (2Raj. 20) terjadi sebelum penyerangan raja Asyur (2Raj. 18-19). Tahun-tahun pertama pemerintahannya, tahun 715-705 sM., digunakan untuk pembaharuan rohani. Kemudian ia menyerang dan mengalahkan Asyur dan Filistin dan memperkuat benteng pertahanan Yehuda. Pada tahun 701 sM., raja Asyur yang baru, Sanherib, bergerak ke barat untuk berperang melawan koalisi bangsa-bangsa yang dipimpin oleh Yehuda dan didukung oleh Mesir. Kisah mundurnya Sanherib dari Yerusalem yang begitu dramatis dipaparkan di dalam 2Raj. 19-20, 2Taw. 32, dan Yes. 36-39. Ia tidak pernah kembali ke Yehuda. Dua puluh tahun kemudian dibunuh oleh kedua anak laki-lakinya.

Pasal 21-25:

Pemerintahan Manasye selama 55 tahun di Yehuda membawa bangsa Yehuda ke dalam kerusakan dan kehancuran moral, spiritual, dan akhlak (21:1-25). Cucunya, Yosia, mengadakan pembaharuan yang luar biasa namun sangat singkat (22:1-23:30). Raja-raja yang jahat kemudian menggantikannya (31-24:20) hingga Yerusalem jatuh ketangan Nebukadnezar dari Babel dan bangsa Yehuda mengalami pembuangan (25:1-30). Pemerintahan Yosia yang berani dan berhasil bertepatan dengan mulai jatuhnya kerajaan Asyur. Pada tahun 620 sM. Babel menggantikan posisi Asyur sebagai negara adidaya. Yosia gugur dalam peperangan tahun 609 ketika berusaha menghalangi Mesir untuk berkoalisi dengan Asyur. Raja-raja Yehuda seringkali berusaha memberontak melawan Babel. Akibatnya, Yehuda harus menderita karena serangan-serangan yang dilancarkan oleh Babel. Serangan puncak terjadi pada tahun 587, dimana Nebukadnezar mengepung Yerusalem. Pada tahun 586 kota itu jatuh dan penduduknya dibuang ke Babel. Beberapa penduduk yang tertinggal di Yerusalem membunuh gubernur Yerusalem yang diangkat oleh Babel.

(0.084097838888889) (Kis 12:5) (full: JEMAAT. )

Nas : Kis 12:5

Baik dari kitab Kisah Para Rasul maupun nas lainnya dalam PB kita memperoleh pengertian mengenai norma atau patokan-patokan yang diterima gereja PB.

  1. 1) Yang pertama dan utama ialah bahwa suatu gereja akan terdiri atas orang-orang yang dibentuk dalam jemaat setempat dan dipersatukan oleh Roh Kudus, yang dengan tekun mencari suatu hubungan pribadi dengan Allah dan Tuhan Yesus Kristus (Kis 13:2; 16:5; 20:7; Rom 16:3-4; 1Kor 16:19; 2Kor 11:28;

    lihat cat. --> Ibr 11:6).

    [atau ref. Ibr 11:6]

  2. 2) Melalui kesaksiannya yang berkuasa, orang berdosa akan diselamatkan, dilahirkan kembali, dibaptiskan dalam air dan dijadikan anggota jemaat; mereka akan mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus dan menantikan kedatangan Kristus (Kis 2:41-42; 4:33; 5:14; 11:24; 1Kor 11:26).
  3. 3) Baptisan dalam Roh Kudus akan diberitakan dan disampaikan kepada orang percaya yang baru

    (lihat cat. --> Kis 2:39)

    [atau ref. Kis 2:39]

    serta kehadiran dan kuasa Roh akan dinyatakan.
  4. 4) Karunia-karunia Roh Kudus bekerja (Rom 12:6-8; 1Kor 12:4-11; Ef 4:11-12), termasuk tanda-tanda ajaib dan mukjizat-mukjizat serta penyembuhan (Kis 2:18,43; 4:30; 5:12; 6:8; 14:10; 19:11; 28:8; Mr 16:18).
  5. 5) Allah memberikan kepemimpinan rangkap lima kepada gereja "untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan" (Ef 4:11-12;

    lihat art. KARUNIA-KARUNIA PELAYANAN GEREJA).

  6. 6) Orang percaya akan mengusir setan (Kis 5:16; 8:7; 16:18; 19:12; Mr 16:17).
  7. 7) Akan ada kesetiaan penuh kepada Injil, yaitu, ajaran asli Tuhan Yesus dan para rasul (Kis 2:42;

    lihat cat. --> Ef 2:20).

    [atau ref. Ef 2:20]

    Umat akan dengan tekun mempelajari dan menaati Firman Allah (Kis 6:4; Kis 18:11; Rom 15:18; Kol 3:16; 2Tim 2:15).
  8. 8) Pada hari pertama dari setiap minggu (Kis 20:7; 1Kor 16:2), jemaat lokal akan bertemu untuk berbakti serta membangun diri bersama melalui Firman Allah dan penyataan-penyataan Roh (1Kor 12:7-11; 1Kor 14:26; 1Tim 5:17).
  9. 9) Gereja akan berada di hadapan Allah yang kudus dengan kerendahan hati, kegentaran, dan kekaguman (Kis 5:11). Umat akan sangat memperhatikan kesucian gereja, sambil mendisiplinkan anggota yang berdosa dan guru-guru palsu yang tidak setia kepada iman alkitabiah (Kis 20:28; 1Kor 5:1-13;

    lihat cat. --> Mat 18:15).

    [atau ref. Mat 18:15]

  10. 10) Mereka yang bertekun dalam sifat kesalehan dan patokan-patokan kebenaran yang ditetapkan para rasul akan ditahbiskan sebagai penatua untuk menilik jemaat-jemaat lokal sambil memelihara kehidupan rohani mereka

    (lihat cat. --> Mat 18:15;

    [atau ref. Mat 18:15]

    1Kor 5:1-5; 1Tim 3:1-7; Tit 1:5-9;

    lihat art. PENILIK JEMAAT DAN KEWAJIBANNYA).

  11. 11) Demikian pula, gereja akan mempunyai para diaken yang bertanggung jawab atas berbagai urusan sekular dan jasmani

    (lihat cat. --> 1Tim 3:8).

    [atau ref. 1Tim 3:8]

  12. 12) Di antara anggota-anggota jemaat akan tampak kasih dan persekutuan dalam Roh (Kis 2:42,44-46;

    lihat cat. --> Yoh 13:34),

    [atau ref. Yoh 13:34]

    bukan saja dalam jemaat lokal, tetapi juga antara jemaat-jemaat lain yang percaya Alkitab (Kis 15:1-31; 2Kor 8:1-8).
  13. 13) Gereja akan menjadi gereja yang berdoa dan berpuasa (Kis 1:14; Kis 6:4; 12:5; 13:2; Rom 12:12; Kol 4:2; Ef 6:18).
  14. 14) Orang percaya akan memisahkan diri dari pendapat dunia dan roh duniawi yang berlaku dalam kebudayaan di sekitarnya (Kis 2:40; Rom 12:2; 2Kor 6:17; Gal 1:4; 1Yoh 2:15-16).
  15. 15) Akan ada penderitaan karena dunia serta cara hidupnya (Kis 4:1-3; Kis 5:40; 9:16; 14:22).
  16. 16) Gereja akan menolong secara aktif mengirim misionaris ke negara lain (Kis 2:39; 13:2-4). Tidak ada satu pun gereja lokal yang berhak menyebutkan dirinya gereja menurut norma PB kecuali ada usaha untuk menjalankan keenam belas sifat ini dalam sidangnya.

    Lihat art. GEREJA

    untuk pembahasan selanjutnya mengenai doktrin alkitabiah gereja.


TIP #06: Pada Tampilan Alkitab, Tampilan Daftar Ayat dan Bacaan Ayat Harian, seret panel kuning untuk menyesuaikan layar Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA