Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 10561 - 10580 dari 10878 ayat untuk Dengan (0.010 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 519 520 521 522 523 524 525 526 527 528 529 530 531 532 533 534 535 536 537 538 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.09) (Est 4:17) (jerusalem) TAMBAHAN YUNANI 4:1-24. Sesudah Est 4:17 naskah Ibrani, terjemahan Yunani menyisipkan sebuah doa Mordekhai, Est 4:1-8, dan sebuah doa Ester dengan pendahuluannya, 4:10,11-24. Kedua doa ini dijiwai semangat keagamaan Perjanjian Lama. Yang baru di dalamnya ialah: diperincikan rasa keagamaan pendoa yang berusaha membenarkan dirinya. Sikap semacam itu tidak ditemukan dalam nas-nas Perjanjian Lama yang lain. Lih. hal. 756
(0.09) (Yes 11:2) (jerusalem: Roh TUHAN) Roh TUHAN atau roh kudusNya, Yes 42:1; 61:1 dst; Yes 63:10-13; Maz 51:13; Wis 1:5; 9:17, ialah "nafasNya' (kata Ibrani ruah memang berarti: nafas, hembusan, angin, roh) berkarya dalam segenap sejarah yang dikisahkan Alkitab. Sebelum penciptaan roh itu melayang-layang di atas permukaan samudera purba, Kej 1:2; ia memberikan hayat kepada semua makhluk, Maz 104:29-30; 33:6; Kej 2:7; bdk Yes 37:5-6,9-10. Roh Tuhan membangkitkan para Hakim, Hak 3:10; 6:34; 11:29, dan raja Saul, 1Sa 11:6. Roh itu memberi para ahli kepandaiannya, Kel 31:3; 35:31, dan memimpin hakim dalam memutuskan hukum, Bil 11:17. Roh itu mengaruniakan hikmat kepada Yusuf, Kej 41:38. Terutama roh Tuhan menginspirasikan para nabi, Bil 11:17 (Musa), Yes 10:25-26; 24:2; 1Sa 10:6,10; 19:20; 2Sa 23:2 (Daud); 2Ra 2:9 (Elia); Mik 3:8; Yes 48:16; 61:1; Zak 7:12; 2Ta 15:1; 20:14; 24:20, sedangkan nabi-nabi gadungan menurut rohnya (bisikan hati) sendiri, Yeh 13:3; bdk Dan 4:8,18; 5:11-12+; Yes 11 ini menyatakan bahwa roh kenabian itu dikurniakan kepada Mesias. Nabi Yoel, Yoe 2:28-29, menubuatkan bahwa di zaman terakhir roh Tuhan dikurniakan kepada semua orang, bdk Kis 2:16-18. Sebagaimana halnya dengan pengajaran mengenai hikmat Allah, bdk Ams 8:22+; Wis 7:22+, demikianpun pengajaran Alkitab tentang roh Tuhan diperkembangkan sampai selesai dalam Perjanjian Baru, bdk Yoh 1:33+; Yoh 14:16+; Yoh 14:26+; Kis 1:8+; Kis 1:2+; Rom 5:5+.
(0.09) (Am 5:18) (jerusalem: mereka yang menginginkan hari TUHAN) Bangsa Israel berbangga bahwa adalah umat terpilih. Karenanya mereka menantikan turun tangan Tuhan yang hanya dapat menguntungkan. dengan "hari Tuhan' yang dinantikan mereka itu nabi Amos melawan "hari Tuhan" menurut pandangan para nabi: Hari Tuhan itu ialah hari kegemasan dan murka, Zef 1:15; Yeh 22:24; Rat 2:22, melawan umat Israel yang tegar hati. Hari itu adalah hari kegelapan air mata, pembunuhan, pendeknya hari yang dahsyat, Ams 5:18-20; 2:16; 8:9-10,13; Yes 2:6-21; Yer 30:5-7; Zef 1:14-18; bdk Yoe 1:15-20; 2:1-4. Semua nas ini menyinggung serangan musuh yang memusnahkan segala sesuatu (orang Asyur orang Kasdim). Di masa pembuangan "Hari Tuhan" mendapat ciri lain dan menjadi pokok pengharapan. Murka Tuhan akan melawan segala penindasan umat Israel, Oba 15, yaitu Babel, Yes 13:6,9; Yer 50:27; 51:2; Rat 1:21; Mesir, Yes 19:16; Yer 46:10,21; Yeh 30:2; orang Filistin, Yer 47:4; bangsa Edom, Yes 34:8; 63:4. Begitu "Hari Tuhan" menjadi hari pemulihan umat Israel, Ams 9:11; Yes 11:11; 21:1; 30:26; bdk Yoe 2:32; 3:1. Di masa sesudah pembuangan "Hari Tuhan" semakin menjadi hari penghakiman yang menjamin kejayaan orang benar dan hukuman orang fasik, Mal 4:1-6; Ayu 21:30; Ams 11:4. Penghakiman itu merangkum semua orang, Yes 26:20-27:1; 33:10-16. Lihat juga Mat 24:1+. Mengenai gejala-gejala di jagat raya yang menyertai Hari Tuhan itu bdk Ams 8:9+. Mengenai lambang "genap", "terang", bdk Yoh 8:12+; Maz 17:15+.
(0.09) (Rm 16:25) (jerusalem) Kebanyakan naskah dan terjemahan kuno menempatkan doksologi (pujian) ini pada akhir bab 16. Tetapi dalam naskah-naskah lain terdapat pada akhir bab 15 atau bab 14, sedangkan naskah-naskah lain lagi tidak memuatnya sama sekali. Mengenai rumus meriah ini, bdk Efe 3:20; Yud 24:25. Dalam doksologia ini pokok-pokok utama surat Roma ditampilkan sekali lagi.
(0.09) (Gal 1:8) (jerusalem: Injil) Hanya ada satu Injil saja yang diberitakan semua rasul, 1Ko 5:11. Secara khusus Allah mengutus rasul Paulus untuk mengabdikan diri kepada Injil itu, Rom 1:1; 1Ko 1:17; bdk Gal 1:15-16. Sama seperti dalam Injil-injil, Mar 1:1+, dan Kisah Para Rasul, Gal 5:24+. Injil itu ialah suatu kabar yang baik, yang secara lisan diberitakan dan perlu didengarkan. Isi Injil itu pada pokoknya: pernyataan mengenai Anak Allah, Yesus Kristus, Rom 1:1-4 yang dibangkitkan dari antara orang-orang mati, 1Ko 15:1-5; 2Ti 1:10, setelah mati disalibkan, 1Ko 2:2. Untuk semua orang berdosa, baik Yahudi maupun bukan Yahudi, Rom 3:22-24, Kristus telah meresmikan tata penyelamatan kebenaran, Rom 1:16+, dan keselamatan, Efe 1:13, sebagaimana dinubuatkan para nabi dahulu, Rom 16:25-26; 1Pe 1:10. Kerap kali kata "Injil" berarti baik pemberitaan oleh rasul maupun apa yang diberitakannya, 2Ko 2:12; 8:18; Fili 1:4,12; 4:3,15; File 13; 1Te 3:2. Berhasilnya pemberitaan itu berasal dari kekuatan Allah, 1Te 1:3 (bdk Gal 2:13). Pemberitaan itu adalah firman kebenaran yang menyatakan kasih karunia Allah, Kol 1:5-6; Efe 1:13; 2Ko 6:1; Kis 14:3; 20:24,32. Iapun menghasilkan keselamatan pada mereka yang dengan iman menyambut baik pemberitaan Injil itu, Rom 1:16-17+; Rom 3:22; 10:14-15; Fili 1:28, dan taat kepadanya, Rom 1:5; 10:16; 2Te 1:8. Pemberitaan itu berkembang dan berbuah, Kol 1:6. Melalui pemberitaan yang sepenuhnya, Rom 15:19, pelayanan rasuli menjadi sumber pengharapan Kristen, Kol 1:23.
(0.09) (1Tes 5:1) (jerusalem) Dengan memungut keterangan Tuhan sendiri tentang ketidak-pastian saat kedatanganNya yang terakhir, Mat 24:36 dsj; Kis 1:7, yang harus ditunggui orang sambil berjaga-jaga, Mat 24:42 dsj, Mat 24:50; 25:13, Paulus menegaskan bahwa tidak tahu akan saat itu. Hari Tuhan, 1Ko 1:8+, datang seperti pencuri pada malam hari, bdk Mat 24:43 dsj; orang harus berjaga-jaga, 1Te 5:6; bdk Rom 13:11; 1Ko 16:13; Kol 4:2; 1Pe 1:13; 5:8; Wah 3:2 dst; Wah 16:15, sebab waktunya memang singkat, 2Ko 6:2+. Meskipun dahulu dapat mengandaikan, bahwa akan dia antara mereka yang mengalami Hari itu, 1Te 4:17; bdk 1Ko 15:51, namun kemudian Paulus menganggap mungkin bahwa akan mati dahulu, 2Ko 5:3; Fili 1:23. Ia pun menegur mereka yang menyangka bahwa Hari itu sudah di ambang pintu, 2Te 2:1 dst. Pendapatnya mengenai pertobatan bangsa-bangsa bukan Yahudi, Rom 11:25, menyarankan bahwa waktu penantian itu akan berlangsung lama, bdk Mat 25:19; Luk 20:9; 2Pe 3:4,8-10.
(0.09) (Kej 1:14) (sh: Di mana tempat mereka sebenarnya? (Rabu, 29 Januari 2003))
Di mana tempat mereka sebenarnya?

Bagi bangsa-bangsa lain tetangga-tetangga Israel, nas ini merupakan hujatan dan penghinaan terhadap martabat bangsa. Banyak benda dan makhluk yang disebutkan nas ini yang adalah dewa/dewi mereka. Matahari bagi orang Mesir adalah dewa Ra, sementara bulan adalah dewa Seth. Demikian juga "binatang- binatang laut yang besar" (ayat 21). Dagon (dag adalah kata Ibrani untuk ikan) adalah dewa kebanggaan bangsa Filistin. Termasuk juga monster-monster mengerikan dan ditakuti, yang setara dengan para dewa seperti Lewiatan bagi orang Palestina, Tiamat bagi Babel. Masih banyak contoh lain. Tetapi, dalam nas ini semua yang disebutkan sebagai makhluk-makhluk ciptaan Allah, dan masing-masing mempunyai tempatnya sendiri-sendiri dalam ciptaan. Terhadap benda-benda penerang di langit bahkan ada catatan khusus: mereka berfungsi sebagai "pelayan", yaitu menjadi penerang dan penanda masa waktu (ayat 14), bukan untuk dilayani dan disembah sebagai dewa. Semua ini diciptakan Allah untuk berada dalam suatu tatanan yang diciptakan-Nya, yang disebutnya sebagai "baik" adanya (ayat 18,25).

Nas ini tidak hanya mengajarkan doktrin penciptaan kepada umat Israel, tetapi menjadi peneguhan dan peringatan bagi Israel ketika hidup di antara begitu banyak pandangan tentang dunia dan makna kehidupan. Di hadapan begitu banyak pilihan dewa-dewi, umat Israel diingatkan bahwa semua yang disembah oleh bangsa- bangsa tersebut hanyalah ciptaan Allah. Penyembahan itu hanya layak diberikan kepada Allah yang telah membebaskan mereka.

Renungkan: Bahaya dari zaman ini adalah menempatkan materi, uang, pekerjaan, sebagai allah yang selalu menuntut prioritas tertinggi dalam kehidupan, tindakan dan pertimbangan- pertimbangan kita. Ingatlah selalu: hal-hal itu adalah alat-alat yang dipakai dan ditempatkan Tuhan untuk memelihara kita, demi kemuliaan nama-Nya.

(0.09) (Kej 3:8) (sh: Berpakaian (Selasa, 4 Februari 2003))
Berpakaian

Ketika Tuhan berjalan-jalan di taman, langkah-langkah Allah terdengar bagaikan jejak-jejak penghakiman bagi manusia yang baru makan buah curian. Mereka bersembunyi. Allah bertanya kepada manusia, "Di manakah engkau?" Dua hal bisa kita amati di sini. Pertama, hubungan antara Allah dan manusia setelah kejatuhan dimulai dengan pertanyaan Allah kepada manusia. Pahamilah bahwa ketika kita jatuh ke dalam dosa, Allah menanyakan di mana diri kita. Kedua, arti dari "di mana" bukan hanya geografis, tetapi menanyakan posisi. Di mana posisi manusia setelah jatuh ke dalam dosa? Apakah ia memihak atau melawan Allah?

Adam menyalahkan Allah karena menciptakan wanita, dan Adam menyalahkan Hawa karena membuatnya jatuh ke dalam dosa. Yang satu (ayat 2:24) tidak lagi satu, terputus oleh pertikaian. Hawa menyalahkan ular. Ular tak bisa menyalahkan siapa-siapa. Ternyata memang ia memperdayakan Hawa. Lalu, mereka dihukum. Kalau Adam berasal dari debu, maka ia akan kembali kepada debu. Pekerjaannya akan menjadi lebih sulit. Kalau Hawa berasal dari Adam, ia akan ditundukkan oleh Adam, dan kesulitan melahirkan. Ular akan merayap di tanah, sebuah kehinaan. Manusia terpisah dari Allah, dari sesamanya, dari dirinya, dan dari alam.

Dalam proses kejatuhan manusia, ular (binatang) seakan-akan menjadi berada di atas manusia. Tuhan menjanjikan bahwa posisi ini akan dibalik: manusia akan menang terhadap binatang (ayat 15). Ayat ini bisa kita tafsirkan menuju penggenapan kemenangan Kristus melawan dosa dan Iblis. Lalu manusia diusir keluar dari taman Eden. Kemudian, Allah membuatkan mereka "pakaian" dari kulit binatang, suatu tanda bahwa hanya darah yang bisa menyelamatkan mereka dari ketelanjangan.

Renungkan: Pakaian Anda yang indah menunjukkan keberdosaan Anda. Hanya darah Kristus yang bisa menutupi ketelanjangan Anda dan membasuh kecemaran Anda!

(0.09) (Kej 21:1) (sh: Janji Allah digenapi secara adil (Senin, 10 Mei 2004))
Janji Allah digenapi secara adil

Manusia cenderung hanya peduli pada dirinya sendiri atau kelompoknya, dan tidak peduli tentang orang lain. Christianto Wibisono lewat tulisannya di Suara Pembaruan Selasa, 6 Januari 2004 mengritik masyarakat pers Indonesia yang baru menyuarakan protesnya kepada pemerintah dan TNI karena terbunuhnya Ersa Siregar, reporter senior RCTI di NAD. Sementara ketika ratusan sipil di NAD selama darurat militer II menjadi korban perang, tidak ada protes berarti dari para wartawan. Mereka baru ribut ketika rekan mereka yang menjadi korban.

Bacaan kita hari ini mengungkapkan kepedulian Allah kepada keluarga pilihan, Abraham dan Sara, juga kepada Hagar dan Ismael yang dibuang oleh mereka. Allah menggenapi janji kepada Abraham mengenai ahli warisnya. Ishak adalah penggenapan janji itu (ayat 1-7). Ya, Abraham sendiri tega mengusir Hagar dan Ismael, karena merasa kepentingan keluarganya terancam. Allah tidak demikian. Allah tidak pilih kasih. Allah tidak melupakan Hagar dan Ismael. Sesuai dengan janji-Nya kepada Hagar pada saat Ismael masih dalam kan-dungan (Kej. 16:7-12), di padang gurun Bersyeba Allah melindungi dan memelihara mereka (ayat 17-21). Bahkan Allah menjanjikan Ismael menjadi bangsa yang besar (ayat 18). Kepedulian Allah jauh melampaui kasih manusia.

Kita belajar dari sikap Allah ini untuk peduli kepada orang lain, jangan hanya berpusat kepada diri sendiri dan kelompok kita. Bahwa Allah peduli kepada kita sampai memberi penyataan anugerah-Nya seharusnya membuat kita lebih mempedulikan orang lain. Karena, sesungguhnya siapakah kita? Apakah lebihnya kita daripada orang lain, yang adalah sesama kita?

Untuk ditindaklanjuti: Adakah orang yang tersisihkan oleh karena ego kita? Tunjukkan kasih Allah kepadanya melalui kepedulian Anda yang konkret dan praktis!

(0.09) (Kel 2:1) (sh: Penyiapan sang pembebas Israel (Selasa, 29 Maret 2005))
Penyiapan sang pembebas Israel


Kondisi mustahil yang dialami Israel di pasal 1 kini dialami oleh bayi dari pasangan suku Lewi (ayat 1-3). Secara manusiawi, bayi yang baru dilahirkan tersebut pasti akan mati. Ia hanya ditempatkan di sebuah keranjang yang terbuat dari dedaunan dan dibuang ke Sungai Nil yang besar dan dalam. Tak dinyana, puteri Firaun menemukan bayi orang Israel di keranjang itu (ayat 5-6). Seharusnya ia tahu adanya perintah dari ayahnya untuk membunuh bayi laki-laki Israel, tetapi kini ia menjadi alat Tuhan menyelamatkan Musa. Bahkan ia membuka kesempatan untuk Musa mendapatkan pendidikan kepemimpinan dalam istana Firaun. Musa masuk di sarang musuh. Inilah pemeliharaan Tuhan bagi Musa dan Israel. Rencana Tuhan mengalahkan siasat jahat Firaun.

Yang lebih mengherankan lagi secara fisik Musa dibesarkan di istana Firaun, tetapi puteri Firaun menyerahkan Musa untuk dirawat oleh inang penyusu yang ternyata ibunya sendiri (ayat 7-9). Akibatnya hubungan batin Musa dengan keluarganya tetap terpelihara. Oleh karena itu, walaupun setelah besar ia adalah pangeran Mesir, hati Musa berpaut kepada bangsanya sendiri. Hal itu terungkap ketika ia membunuh seorang Mesir yang sedang menyiksa seorang Ibrani (ayat 11-12). Hanya saja sifat dan tindakan patriotik Musa saat itu belum dapat dipakai Tuhan untuk membebaskan umat-Nya dari Mesir. Ada penggemblengan yang harus dilalui Musa di Padang Midian, yaitu Kawah Candradimukanya Musa. Musa disiapkan Tuhan menjadi pemimpin melalui belajar dipimpin Tuhan (ayat 15b-22).

Tuhan menyiapkan hamba-hamba-Nya melalui banyak cara dan tahapan. Anugerah Tuhan tidak saja menyelamatkan dan memelihara, tetapi juga membentuk karakter kita agar layak dipakai-Nya. Pembentukan Tuhan itu terjadi melalui proses belajar, menanti, menaati, dsb. Yang penting bagaimanapun Tuhan memproses kita, kita harus siap menerima dan responsif terhadap semua cara pembentukan-Nya.

Doaku: Tuhan, bentuk dan persiapkan aku jadi laskar-Mu.

(0.09) (Kel 16:9) (sh: Percaya dan harta (Kamis, 8 September 2005))
Percaya dan harta

Banyak orang merasa khawatir akan kehidupannya. Khawatir sebenarnya menunjukkan ketidakpercayaan kita kepada Tuhan. Entah kita merasa Tuhan tidak mengerti dan tidak peduli akan kebutuhan kita, atau bahkan kita tidak yakin Dia mampu menolong kita. Akibatnya, kita tidak mampu taat kepada firman-Nya.

Kondisi seperti itu yang dihadapi oleh umat Israel. Ketika mereka bersungut-sungut karena kekurangan makanan, Allah menjawab mereka dalam kepedulian dan kemaha-kuasaan-Nya (ayat 12-14). Ia menyediakan manna yang langsung dikirim-Nya dari langit. Ia secara ajaib memelihara mereka. Allah mengirimkan pula burung puyuh agar mereka bisa menikmati daging. Allah memakai alam mencukupi kebutuhan umat-Nya. Tindakan Allah ini menunjukkan kesetiaan sekaligus kemahakuasaan-Nya terhadap umat yang berseru kepada-Nya. Seharusnya mereka percaya kepada Allah. Namun, umat Israel tidak sepenuhnya percaya akan pemeli-haraan Tuhan. Itu membuat mereka khawatir tentang kebutuhan jasmani mereka. Akibatnya mereka tidak taat ketika diperintahkan untuk hanya mengumpulkan manna sesuai kebutuhan keluarga mereka (ayat 19-20).

Pernyataan iman kita terbukti melalui sikap dan tindakan nyata kita. Tidak cukup hanya mengaku percaya bahwa Allah Mahakuasa dan Mahakasih. Ungkapan kepercayaan tersebut seringkali hanya di bibir saja sebab tatkala diperhadapkan masalah, kita memilih menyelesaikannya dengan kekuatan sendiri. Hal itu membuktikan bahwa sebenarnya kita meragukan Allah. Cara kita mendapatkan nafkah dan bagaimana kita menggunakannya adalah ungkapan iman kita sesunguhnya. Kekhawatiran dan keserakahan adalah tanda ketidakpercayaan. Kepercayaan akan terwujud dalam kesahajaan, kemurahan terhadap sesama, serta ucapan syukur yang berlimpah.

Renungkan: Percaya sejati selalu mewujudkan ketaatan melakukan firman Tuhan.

(0.09) (Kel 17:1) (sh: Andalkan kasih setia Tuhan! (Sabtu, 10 September 2005))
Andalkan kasih setia Tuhan!

Tantangan dan persoalan dalam kehidupan manusia adalah wajar bagaikan kerikil-kerikil yang mengganggu langkah-langkah perjalanan hidup. Ketidakpercayaan kepada Allah dapat membuat kita memandang perintang-perintang kecil itu seolah-olah batu-batu besar.

Israel yang berada di padang gurun Masa dan Meriba, sedang mengalami kekurangan air minum dan mereka juga harus menghadapi bangsa Amalek. Ketiadaan air minum merupakan masalah "kecil" di hadapan Allah. Namun, menurut Israel, hal ini bagaikan batu besar karena mereka kurang percaya. Israel tidak mengingat perbuatan besar yang Allah telah perbuat bagi mereka, yakni membebaskan mereka dari perbudakan Mesir dan menyertai perjalanan mereka bahkan mencukupi kebutuhan jasmani mereka selama berada di padang gurun (ayat 5-6).

Kendati demikian, Allah terus menunjukkan kasih setia-Nya. Ia tetap menyertai Israel ketika mereka berperang melawan bangsa Amalek (ayat 8-12). Allah berperang melawan musuh umat-Nya, bahkan Ia membuat bangsa Amalek terhapus dari muka bumi (ayat 13-14). Kemenangan ini bukan disebabkan oleh kekuatan atau persenjataan Israel melainkan semata-mata karena kuasa Allah. Indahnya kemenangan yang Allah berikan terlihat dari ketaatan Israel pada firman-Nya dan kerja sama mereka yang saling menopang. Yosua yang memimpin Israel berperang melawan Amalek, sementara Musa dibantu dan ditopang oleh Harun dan Hur berdoa dengan tekun dan bersehati.

Kita orang beriman pun bagaikan musafir-musafir yang sedang menuju pengenapan janji-janji Tuhan. Berbagai kesulitan fisik serta tantangan mental-spiritual Ia izinkan menghadang. Maksud Tuhan adalah agar kita beroleh kesempatan membuktikan bahwa Ia adalah Allah yang patut sepenuhnya kita andalkan dan percayai.

Responsku: Aku akan memahsyurkan Allah karena kesetiaan dan karya-Nya dalam hidupku.

(0.09) (Kel 20:4) (sh: Awas allah palsu! (Kamis, 15 September 2005))
Awas allah palsu!

Menurut Anda, dapatkah kehadiran Allah digantikan oleh makhluk ciptaan-Nya dan benda karya manusia? Siapakah yang paling tepat merepresentasikan Allah?

Makna perintah pertama yang melarang Israel menyembah allah lain itu menekankan karakter Allah yang Esa maka makna perintah kedua ini menekankan penyembahan kepada Allah yang Esa. Allah tidak bisa didekati dan disembah sembarangan oleh manusia. Pertama, Dia Allah yang Esa, tidak ada duanya. Oleh karena itu, tidak ada satu pun benda di du-nia ini yang dapat dan tepat merepresentasikan Allah. Bukan hanya tidak layak, benda-benda seperti itu bisa menjadi sebab kita jatuh ke dalam dosa penyembahan berhala. Penyembahan berhala adalah perzinaan rohani yang akan membangkitkan kecemburuan Allah. Kedua, Allah telah menciptakan manusia dalam gambar-rupa-Nya. Istilah rupa yang dipakai pada Kej. 1:26 sama dengan kata patung di nas kita hari ini. Oleh karena itu, manusia tidak perlu memakai sarana benda-benda apa pun untuk menyembah Dia.

Peringatan keras yang diberikan kepada pelanggar perintah kedua ini bukan ditujukan untuk menghukum anak karena dosa ayahnya (ayat 5). Perintah ini menunjukkan keseriusan dosa ini bila dilakukan oleh orang tua karena akan mening-galkan teladan dan dampak buruk bagi mereka yang tinggal bersama-sama dengannya bahkan berlanjut kepada para cucu dan cicit, keturunan mereka. Akan tetapi, pernyataan kasih setia Tuhan tersedia bagi mereka yang setia beribadah kepada-Nya (ayat 6).

Tidak ada seorang pun di dunia ini yang tepat merepre-sentasikan Allah selain Yesus. Yesus satu-satunya yang berhasil menghadirkan Allah ke tengah kita, ke dalam hidup kita. Berhala-berhala hanya akan melumpuhkan status terhormat yang Allah berikan kepada manusia. Hanya di dalam dan melalui Yesus, manusia dapat menjadi gambar Allah.

Responsku: Aku akan sepenuhnya menjunjung Allah melalui hidupku agar kemuliaan-Nya nyata dalamku.

(0.09) (Kel 20:12) (sh: Penghormatan bagi orang tua (Minggu, 18 September 2005))
Penghormatan bagi orang tua

Ada dua alasan prinsip mengapa hormat kepada orang tua adalah perintah yang sangat penting. Pertama, sikap hormat kepada orang tua merupakan sikap tunduk pada oto-ritas. Orang tua mewakili Allah dalam membesarkan, mendidik, dan memelihara seorang anak. Seorang anak belajar menghormati Allah dan taat pada keempat perintah Allah pertama melalui belajar menghormati orang tuanya. Oleh karena itu, orang tua harus menyatakan kasih mereka dan menerapkan disiplin kepada anak-anak mereka sedini mungkin. Teladan diberikan supaya anak memiliki dan merasakan figur Allah yang penuh kasih dan perhatian. Disiplin diberikan untuk melatih anak hormat dan taat kepada-Nya.

Kedua, sikap hormat kepada orangtua akan menghasilkan sikap menghargai hak orang lain. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat. Keluarga dapat dijadikan ukuran untuk menentukan baik atau tidaknya masyarakat tersebut. Kalau keluarga harmonis, masyarakat juga menjadi baik, jikalau keluarga berantakan, masyarakat juga menjadi bu-ruk. Seorang anak yang sejak kecil telah belajar menghormati orang tuanya akan tumbuh menjadi anggota masyarakat yang menghargai dan menghormati struktur sosial dalam masyarakat.

Kita hidup dalam zaman pascamodern yang mengagung-kan pemuasan diri sendiri daripada menghargai hak orang lain. Semua sendi kehidupan digoncang oleh pandangan yang mengatakan definisi benar adalah jika sesuatu itu enak, cocok, dan berguna bagi diri sendiri. Juga adanya pendapat bahwa mengormati orang tua bukan hal yang mutlak; patuh kepada pemerintah adalah kebodohan; takut akan Allah adalah takhyul. Inilah tantangan bagi kita. Kita mampu memutarbalikkan semua ajaran keliru itu dengan mendidik anak-anak kita takut akan Tuhan sejak dini.

Renungkan: Bukan saja anak yang wajib menghormati orang tua, orang tua juga berkewajiban memelihara anak dalam kasih Tuhan.

(0.09) (Kel 20:13) (sh: Siapa pemilik kehidupan? (Senin, 19 September 2005))
Siapa pemilik kehidupan?

Hukuman mati yang dikaitkan dengan hak azasi manusia adalah isu kontroversial. Para tokoh Kristen pun terbagi dua, antara yang pro dan yang kontra. Masalahnya ialah siapa yang memiliki hak atas hidup mati manusia?

Inti perintah keenam ini adalah hak untuk menentukan hidup dan mati seseorang ada di tangan Allah. Ia yang men-ciptakan dan memberikan kehidupan bagi manusia maka Dia pula yang berhak untuk mengambil kembali kehidupan itu (Mzm. 104:29-30). Oleh karena itu, manusia tidak memiliki hak untuk menentukan hidup atau mati baik bagi dirinya sendiri maupun bagi sesamanya.

Namun, Alkitab melalui Hukum Taurat mengajarkan bahwa Tuhan dapat memakai manusia sebagai alat untuk menghukum ciptaan-Nya, termasuk menghukum mati sesamanya. Hukum Taurat mengatur hukuman mati bagi para pezina, penghujat orang tua, penyembah berhala, pembunuh sesamanya, dan pembunuh dalam peperangan. Semua peraturan ini jelas sehingga tidak bisa ditafsirkan macam-macam. Membunuh berbeda dari menghukum mati. Izin untuk menghukum diberikan kepada para pemimpin umat berdasarkan keterangan para saksi yang dapat dipercaya. Hal ini didukung oleh Perjanjian Baru yang menegaskan kuasa pedang dari pemerintah yang dipilih oleh Allah untuk menegakkan kebenaran dan keadilan atas bangsa yang dipimpinnya (Rm. 13:4).

Gereja harus berani menghadapi dan menjawab pertanyaan kontroversial seperti eutanasia dan aborsi. Hak hidup atau mati manusia tetap di tangan Allah. Namun, Tuhan juga mengatur kehidupan melalui sistem-sistem yang dikembangkan oleh manusia. Oleh karena itu, kita harus selalu bertanya apakah setiap keputusan yang diambil pemerintah maupun lembaga yang berwenang sedang mewujudkan kehendak Allah atau sedang bermain sebagai "allah"?

Renungkan: Jiwa manusia berharga di mata-Nya, karena itu kita harus menjaga dan menghormatinya.

(0.09) (Kel 20:14) (sh: Jangan berzina (Selasa, 20 September 2005))
Jangan berzina

Perintah ketujuh ini memiliki sanksi yang keras. Pasangan yang terbukti berzina harus dihukum rajam sampai mati (Im. 20:10). Hukuman yang keras ini menunjukkan bahwa perzinaan adalah pelanggaran prinsip moral berat karena sifatnya yang merusak ikatan perjanjian. Prinsip moral itu ditegakkan oleh Allah ketika pasangan manusia pertama di-ciptakan-Nya. Keduanya diberkati sebagai pasangan yang dipersatukan oleh Allah sendiri. Persatuan itu diteguhkan Allah dalam pernikahan kudus (Kej. 2:24-25). Jadi, pelanggaran terhadap persatuan tersebut baik oleh perceraian maupun hadirnya pihak ketiga adalah dosa.

Dalam perzinaan, ada dua pihak yang terkena dampak paling besar secara langsung, yakni istri/suami dari pasangan yang berzina dan anak-anak mereka. Kedua pihak ini akan mengalami penderitaan dahsyat. Jika pasangan suami/istri memutuskan untuk berpisah maka akan terjadi dampak yang lebih menghancurkan. Pasangan akan mengalami kekecewaan yang dahsyat sedangkan anak-anak akan mengalami trauma karena orang tua mereka bercerai. Dosa perzinaan mengakibatkan kerusakan dahsyat pada sistem keluarga, masyarakat, dan bangsa. Bagaikan riak air yang muncul di permukaan akibat batu yang dijatuhkan ke dalam air, demikian dosa perzinaan memiliki dampak yang meluas dan memengaruhi banyak orang di sekelilingnya.

Pada masa kini, tujuan Iblis adalah menjatuhkan para hamba Tuhan dan anak-anak Tuhan ke dalam dosa seks. Gereja tidak boleh menurunkan standar kekudusan pernikahan agar sesuai dengan gaya dunia. Bimbingan dan pembinaan pranikah perlu dikembangkan bagi para calon pasangan muda sebelum pernikahan mereka diberkati di gereja. Gereja juga harus memberi perhatian kepada kenyataan hidup pa-sangan-pasangan suami istri supaya keintiman sejati terus terpelihara.

Camkan: Kehidupan keluarga yang tidak kudus akan menye-babkan kesaksian gereja bagi dunia ini menjadi lumpuh.

(0.09) (Kel 20:16) (sh: Berhenti berdusta! (Kamis, 22 September 2005))
Berhenti berdusta!

Di manakah kita bisa menemukan kebenaran dan keadilan disuarakan dan dipraktikkan? Dalam tempat tertentu yang seharusnya kebenaran ditegakkan justru sering kali hanya berisikan dusta dan kepintaran bersilat lidah untuk menjungkirbalikkan fakta.

Perintah kesembilan ini melarang umat Israel bersaksi dusta melawan sesamanya di pengadilan. Dalam uraian perintah kesembilan ini di kitab Ulangan, seseorang dinyatakan bersalah dan patut dihukum mati bila ada dua atau tiga saksi yang keterangannya saling meneguhkan. Satu saksi saja tidak cukup. Untuk memastikan kesaksian itu benar maka para saksi sekaligus bertindak sebagai pelaku eksekusi hukuman mati tersebut (Ul. 17:6-7). Hal ini berbeda dengan kasus Nabot, dua saksi dusta yang disogok oleh Izebel telah menyebabkan Nabot dihukum mati walaupun ia tidak bersalah (1Raj. 21:8-10, 13-15).

Dalam Imamat 19:16, perintah kesembilan ini dijabarkan menjadi larangan menyebarkan fitnah di antara umat Israel, yang sekarang lazim disebut sebagai bergosip. Pepatah yang berbunyi, "Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan" memanglah tepat. Fitnah merupakan pembunuhan karakter. Seseorang yang terkena fitnah, hidupnya akan selalu dicurigai dan dipandang bersalah oleh orang lain yang terhasut fitnah. Menfitnah dapat menyebabkan orang yang tidak bersalah menanggung hukuman berat. Bergosip adalah tindakan jahat yang dapat membuat hidup seseorang menjadi hancur dan rumah tangga orang menjadi berantakan.

Anak-anak Tuhan dipanggil untuk menyatakan kebenaran. Tuhan Yesus mengajarkan "Katakan ya bila ya dan tidak bila tidak, selebihnya adalah dosa" (Mat. 5:37). Tindakan bergosip dan bersaksi dusta bukanlah tindakan kristiani, bahkan hal-hal itu menunjukkan seseorang bukan anak Tuhan sejati.

Camkan: Orang yang gemar berdusta adalah anak-anak Iblis karena Iblis adalah bapak para pendusta (Yoh. 8:44).

(0.09) (Kel 20:18) (sh: Gentar akan Tuhan (Sabtu, 24 September 2005))
Gentar akan Tuhan

Pernah merasa takut dan gentar? Terhadap apa dan mengapa timbul perasaan demikian? Biasanya manusia takut terhadap sesuatu yang membahayakan dirinya atau terhadap seseorang yang jauh lebih berkuasa daripadanya. Jika Allah melalui tindakan-Nya membebaskan Israel dari perbudakan Mesir terbukti baik adanya, mengapa kini Israel takut dan gentar?

Allah yang baik itu juga adalah Allah yang dahsyat meng-gentarkan. Penyataan kedahsyatan Allah itu datang melalui gejala-gejala alam yang mematikan (ayat 18). Penyataan ini terjadi sesudah Allah memberi sepuluh hukum-Nya kepada umat perjanjian-Nya. Ini untuk menegaskan bahwa Allah menuntut umat tidak bermain-main dengan kasih, perjanjian, dan hukum-hukum-Nya. Memang Israel sudah menguduskan diri mereka sesuai perintah Tuhan sebelum Tuhan menyatakan diri-Nya di hadapan mereka (ayat 19:10-15). Namun, pengudusan itu harus terus-menerus dilakukan dan bukan hanya secara ritual atau lahiriah semata melainkan dalam seluruh aspek hidup mereka.

Dalam peristiwa ini Israel tidak tahan dan meminta Musa saja mewakili mereka (ayat 20:19). Memang tidak ada orang yang mampu menghampiri hadirat Tuhan karena dosa-dosanya. Namun, di dalam Tuhan Yesus orang beriman dimungkinkan untuk mendekat ke hadirat Allah sebab dosa-dosanya telah ditutupi oleh korban keselamatan-Nya secara sempurna (Ibr. 12:18, 19, 24). Dalam hidup sehari-hari kini kita menghayati setiap perjalanan di hadapan hadirat-Nya. Kita sekaligus menghayati rasa akrab dari kasih-Nya dan rasa gentar ka-rena kedahsyatan-Nya. Kepekaan akan sifat-sifat Allah itu membangkitkan sikap hidup yang bersuasana tunduk dan menyembah Dia senantiasa.

Ingat: Orang yang belum mengalami pembaruan hidup gentar dan menghindar dari Allah. Orang yang sedang mengalami pembaruan dari-Nya gentar dan hormat dalam dekapan kasih-Nya.

(0.09) (Im 4:1) (sh: Dosa yang tidak disengaja (Sabtu, 7 September 2002))
Dosa yang tidak disengaja

Sebagai umat yang tidak lepas dari dosa dan kesalahan, bangsa Israel dituntut untuk membawa kurban penghapus dosa dan salah, sebagaimana di jelaskan dalam pasal 4 dan 5.

Pasal 4:1-5:13 menjelaskan macam kurban pertama dari 2 macam kurban utama untuk tujuan ini, biasa disebut sebagai kurban penghapus dosa. Tujuannya adalah untuk memurnikan seseorang dari kesalahannya. Dua macam kurban penebus dosa dijelaskan di sini. Pertama, memakai lembu jantan muda, berumumr kira-kira 3 tahun (ayat 4:3-21). Kurban ini disajikan bila Imam besar atau bangsa Israel secara kolektif bersalah. Dalam prosesi penyajian, kurban dibawa masuk ketempat kudus. Ini menunjukan betapa seriusnya pelanggaran tersebut terhadap Allah dan tempat kudusNya. Yang unik lagi, hanya disini darah dipercikkan di dalam “tempat kudus”, bukan dalam pelataran (ayat 6). Tidak ada bagian kurban yang dimakan oleh imam. Kurban bakaran berfungsi untuk memadamkan murka Allah, dan pembakaran sisa kurban menyimbolkan penyingkiran ketidakmurnian.

Kedua, memakai kambing atau domba, namun kadang juga dapat memakai burung atau sajian. Kurban macam ini diharuskan apabila seorang Israel atau kepala suku tanpa sengaja melakukan tindakkan terlarang (ayat 4:22-35) atau gagal melaksanakan suatu tugas (ayat 5:1-13). Tujuannya adalah untuk memadamkan murka Allah dan untuk memberikan upah bagi para imam yang telah melayani umat.

Kita kemudia masuk kedalam kurban yang dimaksudkan untuk kesalahan karena tidak melakukan sesuatu atau melakukan sesuatu secara pasif (ayat 5:1-13). Kesalhan yang dijabarkan bervariasi, dan alternatif penyajian kurban juga disesuaikan dengan kemampuan ekonomisnya. Tidak ada alasan untuk tidak hidup kudus berdasarkan ketetapan Allah.

Renungkan: Untuk menjadi bangsa yang kudus, perhatikan apa yang harus kita lakukan dan apa yang tidak boleh kita lakukan. Ketidak pekaan terhadap dosa merupakan kebutaan yang membawa kita menuju kehancuran.

(0.09) (Im 9:1) (sh: Pelayan dan imamat yang kudus (Rabu, 11 September 2002))
Pelayan dan imamat yang kudus

Sebelum Harun dan putra-putranya dapat dan layak menjalani keimaman mereka, perlu terjadi dulu dua hal. Pertama, sabda Allah datang melalui Musa memberi petunjuk dan perintah. Ini menyatakan prinsip bahwa setiap pelyanan yang benar harus bersumber pada firman Allah dan berjalan sesuai perintah Allah. Kedua, sebelum layak memberikan berbagai kurban untuk pendamaian dan syukur mewakili umat, Harun sendiri harus memberikan dulu kurban-kurban yang sama bagi dirinya sendiri. Kurban untuk penghapus dosa bagi dirinya adalah lembu (ayat 20), mengingatkan kita akan lembu emas yang Harun buat demi memenuhi tuntutan dosa Israel. Kurban bakaran yang menandakan penyerahan diri penuh adalah seekor domba jantan, mengingatkan kita akan domb jantan yang dikorbankan sebagai ganti Ishak. Kedua korban ini menegaskan bahwa sebalum kita bisa melayani orang lain, kita harus lebih dulu dikurduskan dari dosa kita dan menyerahkan diri total kepada Allah.

Urutan kurban untuk umat Israelpun sama, hanya kini ada tambahan lain yaitu kurban keslamatan yaitu kurban yang menandakan terjadinya persekutuan dengan Allah yang menumbuhkan kedamaian di dalam hati dan kehidupan umat. Tujuan semua kurn ini adalah karena Tuhan akan menampakan diri kepada mereka (ayat 4,6). Jadi kurban-kurban bukan dimaksudkan supaya Tuhan berkenan atau datang kepada mereka tetapi karena Tuhan akan menampakan diri dan supaya mereka dapat melihat menikmati kemulianNya, mereka harus menyiapkan diri agar layak menyambut anugrah itu.

Anugrah Allah di dalam Yesus Kristus telah menyatakan kemuliaan dan penyelamatan dari Allah secara sempurna dan tuntas. Karena itu kita tidak lagi perlu upacara-upacara kurban seperti zaman PL itu. Namun prinsipnya terus berlaku hingga kini. Kurban keslamatan dari Tuhan Yesus adalah awal bagi kehidupan yang tumbuh dalam ketaatan dan kekudusan ke arah Dia.

Renungkan: Baik pelayan Tuhan penuh waktu maupun umat, sama perlu memelihara keslamatan dalam kekudusan agar dapat menghayati kehadiranNya secara penuh.



TIP #32: Gunakan Pencarian Khusus untuk melakukan pencarian Teks Alkitab, Tafsiran/Catatan, Studi Kamus, Ilustrasi, Artikel, Ref. Silang, Leksikon, Pertanyaan-Pertanyaan, Gambar, Himne, Topikal. Anda juga dapat mencari bahan-bahan yang berkaitan dengan ayat-ayat yang anda inginkan melalui pencarian Referensi Ayat. [SEMUA]
dibuat dalam 0.10 detik
dipersembahkan oleh YLSA