(0.2126871627907) | (2Taw 6:3) |
(sh: Janji yang istimewa (Senin, 13 Mei 2002)) Janji yang istimewaJanji yang istimewa. Allah telah hadir di dalam bait-Nya yang kudus di dalam awan kemuliaan. Dalam bagian ini, Salomo berbicara kepada seluruh jemaah Israel yang berkumpul di kompleks bait Allah. Kemudian setelah memberkati mereka, ia berbicara (ayat 4-11). Isi perkataan Salomo dapat dibagi ke dalam 3 bagian. Pertama, pujian karena tergenapinya janji Allah bagi Daud (ayat 4-6). Fokus dari bagian pujian ini adalah bahwa Allah menggenapi yang Ia janjikan kepada Daud. Penulis Tawarikh sekali lagi mengaitkan Daud dan Salomo secara erat. Salomo tidak bertindak atas inisiatif sendiri, tetapi mewujudkan janji Allah kepada Daud. Salomo juga digambarkan sebagai raja yang sangat mengerti karya Allah di dalam pembangunan bait Allah. Meskipun ia yang berupaya keras untuk menyelesaikan bait Allah, ia mengakui bahwa Allah terlibat secara penuh melalui janji dan tindakan tangan-Nya (ayat 4). Bait Allah itu dimaksudkan menjadi tempat kediaman nama Allah (ayat 5-6). Nama menunjukkan kehadiran Allah di tengah umat-Nya. Kedua, penjelasan tentang peranan Salomo (ayat 7-9). Salomo berhenti sejenak dari pujiannya dan menjelaskan mengapa bukan Daud sendiri yang membangun bait Allah. Komunitas pascapembuangan mungkin mengira bahwa bait Allah adalah proyek Daud yang gagal dilakukan. Salomo menjelaskan bahwa Allah memandang maksud Daud baik untuk mendirikan bait Allah. Namun demikian, Daud adalah raja yang berperang, sedangkan bait Allah akan dibangun ketika Israel telah mendapatkan tanahnya dengan damai. Tiga tema dalam bagian pertama muncul lagi: kaitan erat antara Daud dan Salomo, keterlibatan Allah dalam menentukan siapa yang membangun bait-Nya, dan tentang nama-Nya. Ketiga, pujian karena janji Allah kepada Daud dipelihara (ayat 10-11). Salomo kembali pada pujiannya. Di sini muncul lagi 3 tema di atas. Salomo menyebut Daud sebagai bapanya, dan ia penerus takhta ayahnya. Juga, persetujuan Allah atas pekerjaan Salomo menunjukkan campur tangan Ilahi. Terakhir, nama Allah kembali dimunculkan. Renungkan: Janji Allah teguh selamanya. Ia campur tangan dalam kehidupan kita dan hadir dalam kasih-Nya di tengah umat-Nya. |
(0.2126871627907) | (Yeh 48:23) |
(sh: Yahweh shammah, kota yang baru (Rabu, 5 Desember 2001)) Yahweh shammah, kota yang baru
Yahweh shammah, kota yang baru.
Teruma, dengan Bait Suci di tengah-tengahnya (ayat Sekitar 6-7 km di selatan Bait Suci, terletak kota yang baru (ayat 15-20; 30-35). Yerusalem, kota rancangan manusia, telah dihancurkan; sebuah kota rancangan Allah kini didirikan. Kota ini sama panjang dan lebarnya (ayat 4500 hasta, kurang lebih 2250 m), dikelilingi tembok dengan 12 pintu gerbang. Lazim pada masa itu kota memiliki satu pintu gerbang (sebelum pembuangan, Yerusalem memiliki enam). Dengan adanya 12 pintu gerbang, yang diberi nama menurut ke-12 suku Israel (termasuk Lewi), tersedia kemudahan dan keleluasaan untuk masuk-keluar kota ini. Kemudahan itu berlaku bagi seluruh warga, termasuk orang asing, yang hendak berbakti ke rumah Allah. Kota itu menyandang nama baru: Yahweh shammah, "Tuhan hadir di situ". Sungguh kontras dengan kondisi Yerusalem menjelang pembuangan: "Kota itu penuh kekerasan" (ayat 7:23); "Tanah ini penuh hutang darah dan kota ini penuh ketidakadilan" (ayat 9:9). Masa Allah meninggalkan Bait Suci yang tercemar dosa (pasal 7-11) telah berakhir. Allah telah kembali! Nama baru itu merefleksikan kehadiran Allah di tengah-tengah umat- Nya di kota "sekular", tempat bekerja dan bertani, tempat interaksi sosial berbagai lapisan masyarakat. Renungkan: Allah ingin hadir bukan hanya di Bait Suci-Nya, tetapi juga dalam hidup kita sehari-hari. Kehadiran Allah akan mengubah sebuah kota sekular menjadi kota yang mempermuliakan nama- Nya. "Berdoalah untuk kota itu kepada Tuhan, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu" (Yer. 29:7). |
(0.2126871627907) | (Yoh 12:27) |
(sh: Bapa muliakanlah nama-Mu (Jumat, 8 Maret 2002)) Bapa muliakanlah nama-MuBapa muliakanlah nama-Mu. Mengapa harus ada permohonan Yesus seperti itu kepada Bapa-Nya? Apakah selama ini Ia tidak memuliakan nama Bapa di surga? Ungkapan ini diucapkan saat Ia sangat terharu. Saatnya hampir tiba (ayat 28). Saat kematian-Nya makin dekat. Semua itu harus Ia jalankan, lakukan demi kehendak Bapa-Nya. Sangat sulit rasanya mengungkapkan kesedihan dan keharuan Yesus. Justru pada saat yang mengerikan itu Ia mengucapkan kata-kata ini sebagai bukti kesiapan-Nya melakukan kehendak Bapa. Percakapan Yesus dengan kedua murid-Nya dapat diartikan sebagai jawaban atas kerinduan orang Yunani untuk bisa berjumpa dengan-Nya. Di tengah-tengah percakapan yang serius itu, terdengarlah suara dari surga: “Aku telah memuliakan-Nya dan Aku akan memuliakan lagi.” Suara Bapa ini menjawab ucapan Yesus, “Bapa muliakanlah nama-Mu.” Hubungan Bapa dan Anak di sini jelas sangat dekat dan harmonis. Suara dari surga itu dapat didengar oleh telinga jasmani orang banyak, termasuk orang-orang Yunani (ayat 28). Hal ini terjadi supaya orang banyak itu percaya apa yang dikatakan Yesus kepada mereka, termasuk orang-orang Yunani yang rindu bertemu dengan-Nya (ayat 29-30). Tetapi, reaksi terhadap suara dari surga itu ternyata tidak sama. Ada yang mengatakan seperti bunyi guntur, juga ada yang mengatakan seperti malaikat yang berbicara kepada- Nya. Sebagian besar tetap saja tidak paham, terutama sesudah Yesus kembali berbicara tentang kematian-Nya (ayat 33-34). Salib melambangkan penghakiman atas penguasa dunia karena iblis dikalahkan dan kasih Allah dinyatakan oleh ketaatan Yesus (ayat 31-33). Prinsip ini sangat penting. Saat peninggian salib akan menarik banyak orang datang kepada-Nya. Maksudnya kematian Yesus di atas kayu salib mendatangkan berkat bagi banyak orang. Ucapan- ucapan ini tidak dapat dipahami oleh orang banyak, dan mungkin juga oleh para murid-Nya sendiri. Ini terbukti mereka bingung dengan pernyataan itu (ayat 34-35). Atas permintaan agar Yesus bicara lebih jelas, Ia tidak meladeni. Terang telah bersinar. Yang mereka perlukan bukan lebih banyak penjelasan dan tanda, tetapi menentukan sikap. Renungkan: Masihkah ada kegelapan tersisa dalam hidup Anda yang belum disoroti oleh terang Injil Kristus? |
(0.20052338372093) | (Mrk 1:1) |
(ende) INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN MARKUS KATA PENGANTAR Tentang Pengarang Jang dari semula terkenal sebagai pengarang "Indjil kedua", ialah Markus, jang djuga disebut Joanes. Ia berasal dari Jerusalem dan masih muda sekali ketika Jesus, mengadjar dan bersengsara disitu. Ia agaknja kemudian murid Petrus, sebab Petrus menjebutnja "anakku" dalam suratnja I Petr. 5:19. Rumah ibunja digunakan oleh umat sebagai tempat perkumpulan mereka. Waktu Petrus ditahan dalam pendjara oleh Herodes Kis. Ras. (12:4-19), banjak orang berkumpul dalam rumah itu untuk berdoa. Dan setelah Petrus dibebaskan oleh Malaekat, ia terus pergi "kerumah Maria, ibu Joanes jang djuga dinamakan Markus" Kis. Ras. (12:12). Joanes tentu nama aslinja, dan baru kemudian oleh umat-umat Junani dan Romawi ia dinamakan Markus. Ia kemanakan Barnabas jang telah kita kenal sedikit dari Kis. Ras. 4:36, dan kemudian beberapa kali lagi kita temui sebagai pengadjar Indjil jang ulung. Markus turut serta pada perdjalanan Barnabas dan Saul (Paulus) ke pulau Siprus dan Asia-Ketjil, tetapi di Perge meninggalkan mereka dan pulang ke Jerusalem. Pada perdjalanan Paulus jang kedua, Barnabas ingin Markus ikut serta, tetapi Paulus tidak setudju, karena pengalamannja pada perdjalanan jang pertama. Hal itu mendjadi alasan bahwa Barnabas kembali ke Siprus dan Markus turut serta. Tetapi kira-kira sepuluh tahun berselang Markus ada bersama dengan Paulus kembali, jaitu di Roma waktu tahanan Paulus jang pertama disitu. Dalam suratnja kepada umat Kolose (4:10) ia menjampaikan salam Markus kepada umat itu dan minta mereka menjambut Markus dengan baik. Rupanja ia dikirim oleh Paulus untuk bertugas disitu. Dan ketika Paulus dalam tahanan kedua di Roma, ia minta Timoteus (II Tim. 4:9,11) lekas datang dan membawa serta Markus, sebab bantuannja sangat berharga untuk pekerdjaannja. Lain kabar tentang Markus tidak terdapat dalam karangan-karangan Kitab Kudus. Dalam tradisi Markus hanja dikenal sebagai pembantu dan djurubahasa Petrus. Menurut buku-buku dari abad kedua dan ketiga, Markus menulis Indjil atas dorongan umat Roma, maka ditulisnja dengan teliti apa jang didengarnja dari Rasul Petrus dalam pengadjarannja kepada umat disitu. Dan memang sebagai djurubahasa Petrus, ia dapat mengetahui dengan teliti, baik isinja, maupun tjoraknja jang chas. Menurut pendapat jang tjukup umum dari Para sardjana, Indjil ini ditulis di Roma sebelum tahun 60. Berita bahwa Indjil ini ditulis bagi umat Roma, dibenarkan oleh tjiri-tjiri karangan sendiri. Terang sekali bahwa ia ditudjukan kepada orang jang bukan Jahudi. Pengarang mengelakkan utjapan-utjapan dan peristiwa jang hanja penting atau berharga bagi orang-orang Jahudi, atau jang tidak dapat dimengerti oleh orang-orang Jahudi, ataupun dapat menjinggung mereka. Kata-kata bahasa Jahudi diterdjemahkan atau didjelaskannja. Bahasa karangan agak bertjorak Romawi. Karangan Markus berdasarkan Katechese Petrus Berita-berita bahwa Markus telah "menulis dengan teliti apa jang didengarnja dari, Petrus" tjotjok dengan sifat-sifat karangan. Tjara pengungkapan agak mirip dengan tjara bitjara Petrus dalam Kis. Rasul-Rasul. Gaja bertjeritera sebagian besar hanja mungkin berasal dari seorang jang menjaksikan segalanja dengan matanja sendiri dan berminat luar biasa, lagipun sendiri mengalami dan menghajatinja sehingga berkesan dalam. Tak mungkin bahwa Markus adalah penjaksi mata, sebab ia bukan murid Jesus. Gaja bertjeritera itu sederhana tetapi hidup, seperti tjotjok dengan kepribadian Petrus jang kita kenal. Suasana seluruhnja bernafaskan kedjiwaan dan semangat Petrus. Kedjudjuran dalam menondjolkan karangan-karangan para Rasul. dan chususnja Petrus sendiri menundjuk pula kepada Petrus sebagai sumbernja. Kalau kita mengingat segala kenjataan itu, tentu tak salah kalau dikatakan, bahwa Indjil Markus sebenarnja Indjil Petrus. Hal ini hanja meninggikan mutu karangan ini lagi. Karangan sebagai tjiptaan Markus Sungguhpun Indjil kedua dapat disebut Indjil Petrus, namun karangannja semata-mata karangan Markus. Bentuk seluruhnja, susunan dan bahasa adalah tjiptaan Markus, bukan sekedar terdjemahan dari perkataan Petrus. Apa jang didengarnja dari Petrus berulang-ulang kali, sangat meresap dalam ingatan dan hati-sanubari Markus, sehingga bukan sadja menentukan isi, melainkan djuga sedikit banjak tjorak dan suasana karangan ini. Karangan Markus lama dipandang sebagai serangkaian tjeritera-tjeritera sadja, jang memang sedap dibatja, tetapi hanja merupakan satu ringkasan dari karangan-karangan Indjil jang lain, tanpa suatu gagasan jang istimewa, dan sebab itu kurang diperhatikan. Hal itu berubah sedjak muntjulnja sardjana-sardjana jang berpendapat bahwa karangan Markus adalah paling asli. Lukas menggunakannja sebagai sumber utama karangannja, dan karangan Mateus dalam bentuknja jang kita punjai, sangat dipengaruhi olehnja. Dan minat terhadap karangan ini bertambah besar pula, sedjak seorang ahli menemukan suatu gagasan istimewa dalam susunannja. Dalam susunan itu Markus menggambarkan bagaimana Jesus, mulai dengan samar-samar, perlahan-lahan, selangkah demi selangkah, makin lama makin djelas menjatakan diri sebagai Mesias dan serentak dengan itu menundjukkan hakekat Keradjaan Allah jang dimaklumkannja. Kalau kita membatja karangan ini sambil memperhatikan djalan perkembangan itu, kita melihatnja sebagai rentjana Jesus jang sengadja dipilihnja, dan dalam pada itu kita mengerti sebabnja pula. Pokoknja ialah anggapan orang-orang Jahudi tentang Mesias jang didjandjikan dalam Kitab Sutji. Mereka tidak menangkap arti rohani kiasan-kiasan dan perbandingan-perbandingan jang digunakan para nabi untuk menggambarkan keagungan Mesias dan kemuliaan keradjaannja. Akibatnja, mereka membajangkan Mesias sebagai seorang radja turunan David, gemilang dan gagah perkasa, jang pertama-tama memerdekakan umat Israel, kaum terpilih, dari pendjadjahan kaum kafir dan memulihkan keradjaan David jang djaja dan makmur. Memang jang serentak djuga mengamalkan hukum taurat dengan sempurna. Lagipun bahwa Keradjaan Allah baru itu, dengan keradjaan Jahudi sebagai pusatnja akan menguasai segala bangsa. Seandainja Jesus pada muntjulNja segera memaklumkan bahwa Ia adalah Mesias jang diharapkan kedatanganNja, tentu sadja orang ketjewa, sebab mereka mengenalNja hanja sebagai tukang kaju dari Nasaret. Dan bila kemudian mereka terpesona oleh mukdjizat-mukdjizat gilang-gemilang jang dikerdjakannja, maka mungkin sekali terdjadi apa jang dichawatirkan Jesus sesudah perbanjakan roti (Jo. 6:15), jaitu bahwa orang dengan ramai akan memproklamirkanNja sebagai Mesias-Radja dan membawaNja ke Jerusalem untuk dilantik dengan resmi. Dan kalau itu terdjadi, nasibNja tentu sadja sama dengan beberapa mesias-mesias palsu jang berpolitik dan telah dihukum mati sebagai pemberontak. Perlu sekali dengan daja pikir dan intuisi mereka sendiri, orang lama- kelamaan insjaf, bahwa Jesus datang dari Allah, mengadjar dan bertindak betul- betul atas nama Allah, dan kuasa Allah sendiri bekerdja didalamnja. Kepertjajaan bahwa Ia betul-betul Mesias dan Putera Allah harus timbul dari pengertian mereka sendiri dan demikian djadi berakar pasti dalam batin mereka. Dan serentak dengan itu harus bertumbuh keinsjafan bahwa Ia sedikitpun tidak bertjita-tjita politik, melainkan kemuliaan KeradjaanNja serba rohani dan surgawi, dan tjita-tjitanja tepat bertentangan dengan tjita-tjita jang serba duniawi. Susunan karangan Rentjana Jesus jang tampak dalam susunan karangan dapat dibagi atas dua babak. Titik peralihan dari jang satu kepada jang lain terletak dalam pengakuan Petrus (8:29). Babak pertama Dalam babak pertama Jesus terutama bergerak diantara rakjat djelata, sambil diiringi oleh sekelompok murid-muridNja dan para rasul. Ia memaklumkan Keradjaan Allah dan menerangkan sifat-sifat, tuntutan-tuntutan dan tjita-tjitanja, tetapi masih setjara terselubung. la menjatakan kuasa IlahiNja dalam mukdjizat- mukdjizat jang dibuatNja melulu untuk menolong orang dalam kesusahannja. Dan demikian Ia menundjukkan keluhuran hatiNja dan tjinta IlahiNja sebagai pernjataan tjinta Allah. Tetapi dalam pada itu Ia tidak mengingatkan orang kepada nubuat-nubuat para nabi jang ditepati padaNja, pun tidak menamakan Diri dengan suatu gelaran atau sebutan jang terkenal sebagai gelaran Mesias. Sebab hatinja jang masih murni, maka murid-murid Jesus, chususnja para rasul, tetapi djuga rakjat djelata, tjukup berintuisi untuk makin lama makin mengerti. Mereka mulai meraba-raba; mungkin Ia Joanes Pemandi jang hidup kembali, atau Elias ataupun nabi utama jang ditunggukan sebagai pelopor Mesias (8:28). Mereka sudah mulai berpikir lebih djauh lagi, seperti terkandung dalam tjetusan- tjetusan ketakdjuban dalam 1:27: Apakah itu? Sabda penuh kekuasaan. Roh djahat malahan takluk kepadanja. Bandinglah Mt. 8:27 dan Lk. 4:36, jang agak lebih terang lagi. Tetapi mereka belum sampai mengenalNja dengan agak njata sebagai Mesias atau berani menjebutnja dengan suatu gelaran jang menundjuk kepada Mesias. Kalangan-kalangan atasan, chususnja para ahli taurat dan parisi tjukup tjerdik untuk mengerti bahwa Ia menjatakan Diri dan bertindak sebagai Mesias, tetapi mereka membungkem suara hatinuraninja, karena kesombongan dan tjita-tjita duniawinja. Mereka tetap tidak mau mengerti, dan memang sukar masuk akal baginja, bahwa mungkin seorang tukangkaju dari rakjat djelata jang tak berminat terhadap tjita-tjita politik umat Allah, dan jang tjita-tjitaNja serba rohani, adalah Mesias, jang diharapkan. Akibatnja mereka makin lama makin lebih menentang dan membentjiNja. Rasul-rasul jang bekas murid Joanes Pemandi telah mendengar dia menjebut Jesus Anak-domba jang mengambil dosa dari dunia. Dan Andreas berkata kepada saudaranja Simon: kami telah menemukan Mesias. Dan utjapan Pilipus kepada Natanael lebih njata lagi. Batjalah Jo.1:35-51. Meski demikian mereka tentu belum mengerti hakekat utjapan-utjapan itu. Djuga bagi mereka Jesus masih tetap misteri penuh rahasia. Tentu mereka tjukup berintuisi dan menduga-duga, tetapi belum berani mengutjapkan dugaannja. Sampai pada suatu ketika tertentu. Saat peralihan Pada suatu hari didaerah Sesarea Pilipi Jesus bertanja kepada para rasul: Orang menjebut Aku siapa? Djawab mereka: Joanes Pemandi, lain orang Elias, jang lain pula salah seorang dari antara para nabi. Lalu Jesus bertanja: Tetapi kamu ini, kamu menjebut Aku siapa? Petrus mendjawab: Engkau Mesias. (Mk. 8:27-29). Berita ini dalam karangan Mt. lebih luas dan tegas. Baiklah batja Mt. 16:13-20. Jesus masih melarang beritahukan itu begitu djelas kepada orang banjak. Dan sedjak itu Jesus menarik Diri dari keramaian orang banjak di Galilea, untuk chususnja mengadjar dan mendidik murid-muridNja, teristimewa para rasul. Babak jang kedua Pada tingkatan kepertjajaan murid-murid jang pasti itu, dapatlah Jesus membentuk pengertian jang lebih tinggi dan mendalam tentang hakekat tugasNja sebagai Mesias dan tentang tuntutan-tuntutan dan tjita-tjita Keradjaan Allah, jang agak sukar masuk akal bagi manusia kodrati. Dan segera Jesus "mulai mengadjar mereka" (8:31) bahwa "Putera manusia" perlu menderita banjak, dan dibuang (sebagai batu sendi) oleh mahkamah agung dan dihukum mati, diserahkan kepada orang-orang kafir untuk dibunuh, dan dalam pada itu Ia akan dihinakan, diludahi, dan didera. Tetapi djuga bahwa Ia akan bangkit pula pada hari jang ketiga. Pernjataan itu diberikan tiga kali. Kali pertama segera sesudah pengakuan Petrus (8:31). Petrus terkedjut dan membantah. Jesus menegur: "Undurlah, hai penggoda, engkau berpikir setjara manusia, bukan setjara Allah. Kedua kalinja sesudah la menampakkan Dirinja dalam kemuliaanNja diatas gunung (9:31). Murid-murid tidak mengerti dan diam sadja. Ketiga kalinja, ketika Ia naik ke Jerusalem, dan Ia berdjalan dimuka. (10:52-34). Mereka terkedjut dan semua orang jang mengikuti pada takut. Dan berselang-selang dengan pernjataan itu Jesus menjatakan tuntutan-tuntutan dan tjita-tjita Keradjaan Allah, jang sukar masuk akal bagi manusia jang berketjenderungan djasmani dan duniawi. Siapa jang hendak masuk keradjaan Allah harus mendjual harta-bendanja dan mengikut Jesus dalam kemiskinan. Hampir tak mungkin orang-orang kaja masuk. Siapa ingin mendjadi besar didalam Keradjaan Allah harus merendahkan diri dan melajani semua orang sebagai hambanja. Siapa ingin duduk dekat pada Jesus dalam Keradjaan itu, harus sanggup minum piala sengsara jang diminum Jesus, dan dipermandikan dengan permandian seperti jang diterima Jesus, jaitu ditenggelamkan dalam sengsara. Jang hendak mengikut Jesus kedalam kemuliaanNja harus menjangkal diri, memikul salibnja tiap-tiap hari, malah bersedia menjerahkan njawanja demi Jesus dan Indjil, untuk menjelamatkan njawanja, jaitu untuk memperoleh hidup abadi. Nasib pengikut Jesus tak lain dari nasib Jesus sendiri (13:9). Sedjak pengakuan Petrus, Jesus menamakan diri "Putera manusia", suatu gelaran bagi Mesias jang terdapat dalam nubuat Daniel (Dan. 7:15-14). Ia membiarkan orang memanggiINja "Jesus Putera David" (10:47) gelaran mana lazim bagi Mesias. la membiarkan pula orang mengelu-elukannja ke Jerusalem sebagai "Putera David jang datang atas nama Allah". la menundjukkan kewibawaanNja sebagai Mesias atas rumah Allah, (menurut Jo. 2:16 sebagai Putera Allah atas rumah BapaNja), dengan mengusir para pendjual dari kenisah. Kewibawaan jang sama ditundjukkanNja kepada para penentang dengan mempersalahkan salah paham dan salah sikap mereka. Mereka mengerti amat baik, bahwa dengan segalanja itu Ia menjatakan Diri sebagai Mesias dan Putera Allah. Banjak orang pertjaja dan semakin mereka memuliakan Jesus semakin naiklah irihati dan kebentjian para atasan. Achirnja, didepan mahkamah agung, atas pertanjaan imam agung sebagai hakim jang resmi, apakah Ia "Mesias, Putera Allah", dengan terus terang Jesus membenarkannja dan ditambahNja lagi, bahwa mereka akan melihatNja duduk disebelah kanan Allah jang Mahakuasa dan bahwa Ia akan datang kembali diatas awan-awan langit. Dan sebab Ia memberi djawab jang benar atas pertanjaan jang resmi itu Ia dihukum mati. Riwajat sengsara dan kebangkitan Jesus dalam Markus ringkas sekali. Ketenangan bahasanja agak menggambarkan ketenangan dan penjerahan para murid djuga. Dari segala pernjataan Jesus dan dari sikapNja terhadap para penentangNja, mereka sudah mengerti bahwa la menempuh djalan sengsaraNja dengan penuh kebebasan kehendakNja dan rela hati, pun dalam kesadaran akan kemenanganNja kelak, Pernjataan Jesus, bahwa Putera manusia datang untuk menjerahkan njawaNja untuk penebusan banjak orang (10:45) dan bahwa darahNja akan ditumpahkan bagi banjak orang (14:24), lagi pula bahwa la akan bangkit pada hari ketiga, tentu sadja berkesan pada mereka djuga, biarpun kabur-kabur sadja, sebab memang sukar untuk bertahan. Biarpun mereka melarikan diri sebab terkedjut, tetapi tentu untuk sementara sadja. Petrus dan Joanes menjusul sampai diistana imam agung, Joanes sampai dikaki salib. Jang lain barangkali ada diantara mereka jang berdiri memandang dari djauh (15:40). Itu tentu terkandung dalam Lk. 23:40: "Segala kenalanNja, diantaraNja wanita-wanita jang mengikutiNja dari Galilea, berdiri memandang dari djauh". Dan sesudah wafatnja Jesus, Rasul-Rasul dan murid-murid jang lain tinggal terus bersama-sama di Jerusalem, tentu sebab dalam lubuk hati mereka hidup pengharapan akan kebangkitan Jesus djuga, meskipun tidak tahu bagaimana membajangkannja. Baru sesudah kebangkitan Jesus segala-galanja mendjadi njata bagi mereka. |
(0.20052338372093) | (Kej 11:4) |
(full: MARILAH KITA DIRIKAN ... MARILAH KITA CARI NAMA
) Nas : Kej 11:4 (versi Inggris NIV -- supaya kita mendapat nama). Dosa umat di wilayah Sinear ialah keinginan untuk menguasai dunia dan nasib mereka terlepas dari Allah melalui kesatuan organisatoris, kuasa, dan keberhasilan besar yang berpusatkan manusia. Tujuan ini berlandaskan kesombongan dan pemberontakan terhadap Allah. Allah membinasakan usaha ini dengan memperbanyak bahasa sehingga mereka tidak bisa berkomunikasi satu dengan yang lain (ayat Kej 11:7). Peristiwa ini menjelaskan keanekaragaman bangsa dan bahasa di dunia. Pada saat itu, umat manusia berbalik dari Allah kepada berhala, sihir, dan nujum (bd. Yes 47:12; lihat cat. --> Kel 22:18; lihat cat. --> Ul 18:10). [atau ref. Kel 22:18; Ul 18:10] Keadaan rohani manusia digambarkan dalam Rom 1:21-28. Akibatnya, Allah menyerahkan mereka kepada nafsu-nafsu dosa di dalam hati mereka sendiri (Rom 1:24,26,28), dan Ia berpaling kepada Abram untuk memulai jalan keselamatan bagi umat manusia (lihat cat. --> Kej 11:31). [atau ref. Kej 11:31] |
(0.20052338372093) | (1Raj 6:2) |
(full: RUMAH ... BAGI TUHAN.
) Nas : 1Raj 6:2 Bait Suci, yang menyimpan tabut perjanjian (Kel 25:16), melambangkan sifat Allah dan kehadiran-Nya di tengah umat-Nya. Bait Suci menyampaikan kebenaran bahwa Allah ingin hadir di tengah-tengah umat-Nya (Im 26:12; bd. Yoh 14:21-23). Bait itu merupakan tanda dan janji yang tampak dari hubungan perjanjian antara Allah dengan umat-Nya (Kel 29:45-46), dan dibangun agar Nama Allah dapat tinggal di situ (1Raj 5:5; 8:16; 9:3). Nama Allah adalah "kudus" (Im 20:3; 1Taw 16:10,35; Yeh 39:7). Jadi, Allah ingin dikenal dan disembah oleh Israel sebagai Yang Kudus dan Yang Menguduskan umat-Nya (Kel 29:43-46; Yeh 37:26-28). Untuk keterangan selanjutnya lihat art. BAIT SUCI. |
(0.20052338372093) | (Yes 7:14) |
(full: SEORANG PEREMPUAN MUDA MENGANDUNG ... IMANUEL.
) Nas : Yes 7:14 "Perempuan muda" (juga diterjemahkan "perawan"; bah. Ibr. _almah_) dapat berarti "perawan" atau "seorang wanita muda sebelum nikah".
|
(0.20052338372093) | (Kis 9:16) |
(full: PENDERITAAN ... KARENA NAMA-KU.
) Nas : Kis 9:16 Pertobatan dan keselamatan Paulus bukan saja berarti amanat untuk menyampaikan Injil, namun juga suatu panggilan untuk menderita bagi Kristus. Sejak awal Paulus diberitahukan bahwa dia harus mengalami banyak penderitaan demi Kristus. Dalam kerajaan Kristus, menderita karena nama-Nya menjadi pertanda perkenan tertinggi Allah (Kis 14:22; Mat 5:11-12; Rom 8:17; 2Tim 2:12) dan jalan menuju pelayanan yang berhasil (Yoh 12:24; 2Kor 1:3-6) dengan pahala yang berlimpah di sorga (Mat 5:12; 2Tim 2:12). Kematian harus bekerja di dalam diri orang percaya supaya hidup Allah dapat mengalir dari mereka kepada orang lain (Rom 8:17-18,36-37; 2Kor 4:10-12). Untuk bagian ayat lainnya mengenai penderitaan Paulus, lih. Kis 20:23; 2Kor 4:8-18; 6:3-10; 11:23-27; Gal 6:17; 2Tim 1:11-12; juga lihat cat. --> 2Kor 1:4 dan lihat cat. --> 2Kor 11:23. [atau ref. 2Kor 1:4; 2Kor 11:23] |
(0.20052338372093) | (Kis 16:25) |
(full: BERDOA DAN MENYANYIKAN PUJI-PUJIAN KEPADA ALLAH.
) Nas : Kis 16:25 Paulus dan Silas kini menderita di dalam penjara dengan kaki terbelenggu, dan punggung terlukai. Namun di tengah-tengah penderitaan ini, mereka berdoa dan menyanyikan puji-pujian (bd. Mat 5:10-12). Dari pengalaman mereka kita belajar bahwa:
|
(0.20052338372093) | (Why 2:20) |
(full: ENGKAU MEMBIARKAN WANITA IZEBEL, YANG MENYEBUT DIRINYA NABIAH.
) Nas : Wahy 2:20 Suatu dosa yang umum dalam jemaat di Tiatira adalah kecenderungan untuk membiarkan dosa, ketidakbenaran atau ajaran yang tidak alkitabiah dalam diri para pemimpinnya (ayat Wahy 2:14,20).
|
(0.20052338372093) | (Kej 1:26) | (jerusalem: Kita) Bentuk jamak (Kita) ini dapat berarti bahwa tentang penciptaan manusia Allah berunding dahulu dengan seisi sorga (malaikat). bdk Kej 3:5,22. Terjemahan Yunani dalam, Maz 8:6 yang dikutip dalam Ibr 2:7 memang mengartikan Kej 1:26 ini dengan cara demikian. Tetapi bentuk jamak itu juga dapat mengungkapkan kemuliaan dan kebesaran Allah, yang dalam bahasa Ibrani diberi nama jenis yang umum, yaitu Elohim. Kata ini adalah bentuk jamak dari kata El dan ini bersangkutan dengan kata Ibrani yang berarti: kekuatan. Nama (Arab-Indonesia) Allah juga bersangkutan dengan kata El itu, Kalau bentuk jamak (Kita) diartikan demikian maka disarankan tafsiran para pujangga Gereja yang dalam Kej 1:26 ini melihat tersingkap rahasia Allah Tritunggal |
(0.20052338372093) | (Kej 22:1) | (jerusalem) Kisah ini lazimnya dikatakan berasal dari tradisi Elohista, namun di dalamnya terdapat pula beberapa unsur yang berasal dari tradisi Yahwista, Kej 22:11,14,15-18 dan nama Maria dalam Kej 22:11,14,15-18 dan nama Moria dalam Kej 22:2. Kisah ini barangkali disusun berdasarkan sebuah ceritera mengenai didirikannya sebuah tempat suci bangsa Israel, di mana berlainan dengan tempat-tempat suci milik orang Kanaan, tidak dipersembahkan korban berupa manusia. Dalam bentuknya sekarang kisah itu membenarkan hukum Israel mengenai tebusan anak sulung. Sama seperti buah bungaran dan anak sulung ternak, demikianpun anak sulung manusia adalah milik Allah. Tetapi anak sulung manusia tidak perlu disembelih sebagai korban, tetapi harus ditebus, Kej 13:11+. Karenanya kisah Kej 22 ini dapat dipandang sebagai ceritera yang bermaksud mengutuk pengorbanan anak-anak, Ima 18:21. Pengutukan itu berulang kali diungkapkan para nabi. Selebihnya kisah itu mengandung ajaran rohani yang lebih berharga, yaitu kepercayaan Abraham yang menjadi teladan kepercayaan sejati. Dalam peristiwa pengorbanan Ishak kepercayaan Abraham mencapai titik puncaknya. Para pujangga Gereja mengartikan pengorbanan Ishak sebagai pralambang sengsara Yesus, anak tunggal Allah. |
(0.20052338372093) | (Kel 2:18) | (jerusalem: Rehuel) Nas-nas Kitab Suci tidak sepakat mengenai nama mentua Musa. Di sini ia bernama Rehuel dan dikatakan imam di Midian. Tetapi dalam Kel 3:1; 4:18; 18:1 mentua Musa bernama Yitro. Dalam Bil 10:29 ia disebut Hobab bin Yitro. Dalam Bil 10:29 ia disebut Hobab bin Rehuel, orang Midian, sedangkan dalam Hak 1:16; 4:11 disebut Hobab orang Keni. Orang dapat menganggap nama Rehuel dalam Kel 2:17 sebagai suatu usaha untuk menyesuaikan dua tradisi satu sama lain, yaitu tradisi yang berkata tentang perkawinan Musa dengan perempuan Midian dan tradisi yang berkata tentang perkawinannya dengan perempuan Keni. Tetapi sebaik-baiknya kedua tradisi tsb dianggap sebagai dua tradisi sejalan yang tidak dapat disesuaikan satu sama lain. Tradisi pertama, yaitu tradisi Yahwista, berasal dari Palestina selatan dan di dalamnya terungkap adanya hubungan baik antara suku Yehuda dan orang Keni. Menurut tradisi inipun Musa kawin dengan perempuan asing. Tradisi kedua, yaitu tradisi Elohista, terkait pada keluaran orang Israel dari Mesir dan tradisi inilah yang mempunyai nilai historis. |
(0.20052338372093) | (Bil 34:1) | (jerusalem) Nas ini bersama dengan Yeh 47:13-21 secara paling terperinci menentukan batas-batas negeri Kanaan. Batas-batas ini sama dengan batas-batas Kanaan waktu menjadi propinsi negeri Mesir pada akhir abad ketiga belas seb. Mas. Tata negara Mesir itulah yang mempengaruhi orang Israel dalam menyebut daerah itu dengan nama Kanaan dan dalam menentukan batas-batasnya. Negeri Kanaan itu tidak meluas ke sebelah timur sungai Yordan, Bil 34:13-15. Daerah yang batasnya ditentukan di sini dianggap Tanah yang dijanjikan, Bil 34:1. Tetapi ada nas-nas lain yang secara lain menentukan batas-batas Tanah yang dijanjikan, Kel 23:31+; Ula 1:7; Hak 20:1+. Setelah orang Aram mendirikan kerajaan-kerajaan mereka, negeri Kanaan tidak lagi melingkupi wilayah di sebelah timur Fenisia (Sidon), tetapi masih mencakup daerah di sebelah selatan sampai Gaza, Kej 10:19 - Kemudian nama Kanaan hanya mencakup wilayah Fenisia: kota-kota Tirus dan Sidon disebut "benteng-benteng Kanaan", Yes 23:1-14, khususnya Bil 11 "orang Sidon" menjadi searti dengan "orang Kanaan", Ula 3:9; Hak 18:7 dst; bdk Mat 15:22 dengan Mar 7:26. |
(0.20052338372093) | (Ul 1:28) | (jerusalem: orang-orang Enak) Orang Enak, orang Emim, Ula 2:10, orang Refaim, Ula 2:20, dan orang Zamzumim (atau: Zusim), Ula 2:20, adalah bangsa-bangsa dongeng yang dikatakan dahulu mendiami negeri Palestina dan daerah seberang sungai Yordan. Bdk Kej 14:5. Mereka dianggap keturunan orang Nefilim (raksasa), Bil 13:33; Kej 6:4. Dengan bangsa-bangsa itupun dihubungkan peninggalan (batu-batu besar) dari masa yang lampau. Ula 3:11. Orang Enak dikatakan di masa Yosua masih tampil sebagai orang berkuasa di pegunungan Hebron dan daerah pesisir, Yos 11:21 dst; Ula 14:12-15; 15:13-15; 21:11. Orang Refaim berhasil mempertahankan diri di daerah Basan, Ula 3:13; Yos 12:4 dst; Ula 13:12. Di bawah suku Yehuda nama mereka terpelihara dalam nama "Lembah orang Refaim", Yos 15:8; 18:16; 2Sa 5:18. Anak buah Daud dikatakan beradu dengan keturunan terakhir dari Rafa (raksasa) yang memberi namanya kepada seluruh bangsa Refaim, 2Sa 21:16-22; 1Ta 20:4-8. Kata "refaim" juga berarti orang-orang mati yang berupa "bayangan" tinggal di dunia orang mati (syeol), bdk Ayu 26:5 dst; Maz 88:11; Yes 14:9; 26:14,19. |
(0.20052338372093) | (1Taw 25:1) | (jerusalem: bernubuat) Hanya kitab Tawarikh saja berkata bahwa para penyanyi "bernubuat" jadi adalah "nabi", bdk 1Ta 24:2,3, dan menyebut mereka "pelihat", 1Ta 24:5. Si Muwarikh menganggap kemampuan untuk mengarang dan menyanyikan mazmur semacam inspirasi supaya dengan kurnia kenabian. Tetapi bukan maksudnya bahwa para penyanyi itu adalah "nabi" yang berperan dalam ibadat |
(0.20052338372093) | (1Taw 27:1) | (jerusalem) Bab 27 memuat empat macam daftar: Mereka yang bertanggungjawab atas pelayanan bulanan bagi raja, 1Ta 27:1-15; mereka yang bertanggungjawab atas kedua belas suku (kecuali para imam) Israel, 1Ta 27:16-24; mereka yang bertanggungjawab atas persediaan raja, 1Ta 27:25-31; para penasehat raja, 1Ta 27:32-34. mengenai daftar pertama memang boleh diduga bahwa raja Daud sudah memikirkan suatu tata negara semacam, tetapi seperti sekarang disajikan daftar itu mungkin berlatar belakang tindakan Salomo yang membagikan negeri menjadi dua belas wilayah yang masing-masing selama satu bulan menjamin penghidupan raja, seisi istana dan tentara, bdk 1Ra 5:7-8. Tetapi pembagian atas kelompok-kelompok itu juga dapat menyarankan bahwa daftar itu mengenai organisasi tentara. Nama orang-orang dalam daftar itu memang nama pahlawan-pahlawan Daud (tentara). Mungkin daftar itu berlatar belakang ini: bulan demi bulan pasukan tertentu dikerahkan untuk bertugas dalam benteng-benteng; begitu memang terjadi pada akhir zaman para raja. |
(0.20052338372093) | (Kid 6:13) | (jerusalem: Kembalilah....) Suatu seruan dari pihak iringan, Kid 6:13 dan sebuah pertanyaan dari pihak penyair sendiri, Kid 6:13 menjadi peralihan dari puji-pujian bagi mempelai perempuan, Kid 6:4-10 kepada puji-pujian berikut, Kid 7:1-5 |
(0.20052338372093) | (Yer 48:1) | (jerusalem) Nubuat panjang ini memanfaatkan berbagai nas Alkitab yang lain, Yes 15-16; Bil 21:27-30;24:17. Karena itu sukar ditentukan mana nubuat aseli yang kemudian diolah dan disadur. Nubuat asli mungkin disampaikan sesudah th 605, bdk Yer 25:21, atau sesudah th 593, bdk Yer 27:3, atau sesudah th 587, bdk Yeh 25:8-11. |
(0.20052338372093) | (Hak 8:4) |
(sh: Sepuluh kali nama Zebah dan Selmuna (Senin, 13 Oktober 1997)) Sepuluh kali nama Zebah dan SelmunaSepuluh kali nama Zebah dan Selmuna Lisensi Tuhan agar melarat. Gara-garanya adalah ulah umat Israel sendiri. Mereka melakukan hal yang jahat di mata Tuhan dan serong kepada penyembahan berhala. Kekejian umat menyebabkan Allah murka. Ia memberikan lisensi atau izin kepada orang Midian untuk menindas habis-habisan orang Israel. Ini pelajaran rohani penting bagi kita. Allah dapat mengizinkan atau membiarkan kuasa musuh "menghantam" kita demi kebaikan. Hajaran Tuhan antara lain bertujuan untuk mengurangi arau melenyapkan semangat pementingan diri. Pemulihan dan pembebasan. Setelah Israel kembali kepada Tuhan dan meninggalkan berhala-berhala keji itu, hati Allah tertuju lagi kepada Israel. Di bawah perintah Gideon umat Tuhan kembali dipulihkan. Proses pemulihan memang memerlukan pengorbanan dan rasa sakit. Namun itu layak diterima sebab pasti akan menghasilkan kebaikan bagi umat Tuhan? Renungkan: Jangan takut pada rasa sakit, takutlah pada penyakit dosa yang merusak. |