(0.14614570555556) | (Ul 1:19) |
(sh: Antara ketakutan dan kemarahan (Rabu, 23 April 2003)) Antara ketakutan dan kemarahanAntara ketakutan dan kemarahan. Ketika manusia menghadapi suatu keadaan yang tidak mengenakkan, yang menyerang dirinya, bisa timbul dua macam reaksi. Reaksi pertama adalah marah. Reaksi kedua adalah ketakutan. Ketakutan dan kemarahan menjadi emosi yang terus-menerus hadir bergantian dalam hidup manusia -- bahkan dalam hidup sebuah bangsa. Musa mengingatkan bangsa Israel tentang perjalanan mereka dari Gunung Sinai (Horeb) sampai ke Kadesy. Mereka telah hadir di sana. Allah sebenarnya sudah memberikan tanah itu kepada mereka. Namun, Allah menginginkan agar mereka berjuang dengan kekuatan militer mereka, bersama dengan kemenangan yang akan Allah anugerahkan dengan pasti bagi mereka. Musa sudah mengingatkan mereka agar jangan takut, jangan khawatir. Namun, kelihatannya bangsa Israel tetap tidak percaya. Mereka ingin mengutus agen-agen rahasia untuk memata-matai keadaan. Musa menyetujui rencana itu -- dan mungkin sekali karena itulah Tuhan menjadi marah kepadanya (ayat 37). Maksud Musa adalah baik, ia ingin agar laporan dari para mata-mata itu berkenaan dengan rute dan keadaan di tanah perjanjian memberikan semangat bagi bangsa Israel untuk pergi berjuang. Namun, mereka menjadi sangat takut karena ada orang-orang raksasa dan pertahanan yang mencengangkan. Musa waktu itu sudah mengingatkan mereka lagi akan sejarah pembebasan dari Mesir, bagaimana Tuhan telah menolong mereka dengan tangan-Nya yang kuat. Mereka tetap takut, dan menjadi marah kepada Tuhan. Allah pun marah. Ia tidak mengizinkan semua orang berusia dua puluh tahun ke atas, kecuali Kaleb (dan Yosua) untuk masuk ke dalam tanah perjanjian. Mereka harus kembali ke padang gurun untuk mati! Renungkan: Tujukan kemarahan dan ketakutan Anda kepada objek yang benar. Takutlah kepada Allah, dan marahlah terhadap kejahatan! |
(0.14614570555556) | (Ul 2:24) |
(sh: Menjadi ditakuti (Jumat, 25 April 2003)) Menjadi ditakutiMenjadi ditakuti. Dalam sebuah masyarakat, kita bisa menjadi sangat bingung karena pemerintahan ternyata kadang-kadang identik dengan terorisme. Pemerintah bisa saja menjadi teroris bagi masyarakatnya agar para pejabat bisa terus duduk di sana. Ini adalah sebuah horokrasi, sebuah pemerintahan horor. Bangsa Israel telah melewati tiga bangsa pertama untuk menuju ke sebelah timur Sungai Yordan. Mereka kini akan melewati Sihon, melewati Wadi Arnon. Allah menyatakan agar mereka bangkit karena Ia menyerahkan bangsa itu kepada mereka. Orang-orang Amori dari kerajaan Sihon bukanlah saudara bangsa Israel dan mereka tidak dijanjikan tanah oleh Allah. Penyerangan oleh bangsa Israel terjadi karena mereka juga menolak memberikan jalan lewat. Dengan demikian, berhaklah bangsa Israel menyerang balik dan merebut tanah mereka. Yang perlu kita catat di sini adalah kenyataan bahwa Tuhanlah yang mengeraskan hati Raja Sihon sehingga dengan bebal ia menolak untuk memberikan jalan kepada orang Israel. Melalui cara itu, Allah memberikan izin kepada bangsa Israel untuk menghancurkan bangsa tersebut. Hal ini juga terjadi dengan kasus Firaun ketika ia dikeraskan hatinya oleh Allah saat bangsa Israel akan keluar dari Tanah Mesir. Kemenangan pun diberikan Tuhan (ayat 33). Di sini dimensi teologis dan duniawi beririsan, dimensi yang tidak kelihatan dan dimensi yang kelihatan. Allahlah yang berada di balik segala sesuatunya. Israel pun masih taat kepada Tuhan untuk tidak melanggar hak-hak orang Amon. Maka, bangsa-bangsa akan takut kepada bangsa Israel. Bukan karena mereka teroris, tetapi karena mereka taat kepada Allah yang mahakasih. Renungkan: Kekuasaan yang didasarkan pada terorisme dilandaskan di atas pasir yang lembek. Hanya kekuasaan yang dari Tuhan didirikan di atas batu karang yang kokoh. |
(0.14614570555556) | (Ul 3:1) |
(sh: Perspektif baru (Sabtu, 26 April 2003)) Perspektif baruPerspektif baru. Setelah Sihon dikalahkan, kini giliran Og. Kita bisa melihat taktik perang yang sangat hebat di sini. Bangsa Israel mengalahkan dulu dua kerajaan besar ini agar orang-orang Amori yang ada di dua kerajaan itu tidak akan menjadi penghambat ketika nanti bangsa Israel akan menghabisi saudara-saudara dan kenalan-kenalan mereka di daerah-daerah tepi barat Sungai Yordan. Tuhan kembali memerintahkan agar bangsa Israel jangan takut. Janji Tuhan untuk melindungi ini harus dipegang. Meskipun sederhana, perintah ini sering dilupakan orang. Kini Tuhan sekali lagi mengatakan kepada bangsa Israel -- dan mereka taat kepada Tuhan. Mereka berhasil menaklukkan ketakutan dan taat kepada Allah. Bukankah musuh terbesar yang harus ditaklukkan pertama-tama adalah diri sendiri? Allah menolong bangsa Israel menaklukkan semua kota Og, enam puluh jumlahnya, sebuah jumlah yang fantastis! Ada satu catatan yang perlu kita perhatikan di sana, bahwa semua kota itu diperkuat dengan dinding-dinding yang tinggi mencapai ke langit (ayat 5). Hal ini menjadi salah satu alasan dari generasi sebelumnya untuk tidak berani maju berperang. Tetapi, kini dengan situasi yang sama, bahkan lebih mengerikan, bangsa Israel maju berperang dan menang. Ayat 8-11 memberikan ringkasan tentang seluruh wilayah yang ditaklukkan dari Sihon ke Og. Dimulai dari batas-batas selatan dan utara dari wilayah (ayat 8) dan kemudian daerah- daerah yang tercakup di dalamnya (ayat 10). Catatan tentang Og (ayat 11) menunjukkan pula apa yang generasi sebelumnya takuti: raksasa-raksasa. Kini mereka melihat realitas dengan wawasan yang baru. Renungkan: Anda bisa memilih untuk melihat dunia ini dengan kacamata Allah yang mahakuasa, dan tidak terjebak oleh perasaan-perasaan Anda. |
(0.14614570555556) | (Ul 6:1) |
(sh: Panggilan untuk mencintai Tuhan (Sabtu, 3 Mei 2003)) Panggilan untuk mencintai TuhanPanggilan untuk mencintai Tuhan. Ulangan 6:4-9 sering disebut sebagai syema yitsrael, suatu panggilan bagi Israel untuk mendengar firman Tuhan. Ayat-ayat ini memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan iman Israel. Mereka melafalkan syema tiga kali dalam sehari, dan tidak ada penyembahan pada Hari Sabat di rumah ibadah tanpa melafalkannya. Syema ini merupakan pengakuan iman monoteisme Israel yang paling mendasar. Isinya memberikan penegasan bahwa Allah secara total berbeda dengan yang lain. Ia menyatakan diri- Nya kepada Israel dan dapat dipercaya karena Ia tidak berubah. Melalui syema Israel diajar untuk memilih persekutuan yang intim dengan Tuhan sebagai prioritas utama. Seluruh aspek kehidupan Israel didasari oleh hubungan cintanya dengan Tuhan. Di dalam cinta ini terkandung komitmen dan kesetiaan yang menyeluruh dan total. Syema ini: [1] harus tertanam dalam hati orang Israel (ayat 6); [2] harus tertanam dalam hati anak-anak Israel (ayat 7); [3] harus menjadi bagian hidup sehari-hari mereka (ayat 7); [4] harus menjadi identitas pribadi mereka (ayat 8); dan [5] menjadi identitas keluarga serta masyarakat Israel (ayat 9). Tidak ada satu bagian pun dalam kehidupan orang Israel yang terlepas dari relasi mereka yang penuh kasih kepada Tuhan. Apa yang diminta Tuhan bagi umat-Nya dan hamba-Nya bukanlah kecakapan untuk memimpin, berorganisasi, berkhotbah, bernyanyi, atau apapun yang lain, melainkan hati yang mengasihi Tuhan (Yoh. 21: 15-19). Tanpa kasih kita kepada Tuhan, pelayanan dapat menjadi jerat bagi kita. Hal itu menyedihkan hati Tuhan. Seluruh pelayanan kita, tanpa dilandasi oleh kasih kepada Tuhan, tidak akan berarti apa-apa di hadapan Tuhan (Why. 2:1-5). Renungkan: Apakah yang menyukakan hati Allah juga keinginan kita terdalam? Apakah dalam setiap aspek kehidupan, cinta pada Tuhan termanifestasikan melalui ketaatan dan komitmen kita? |
(0.14614570555556) | (Ul 16:1) |
(sh: Kilas balik karya besar Allah (Senin, 19 Mei 2003)) Kilas balik karya besar AllahKilas balik karya besar Allah. Perayaan agama sangat berarti bagi pembaruan iman umat. Itulah sebabnya Allah selalu meminta umat-Nya untuk senantiasa merayakan perayaan agama (ayat 1). Tiap-tiap perayaan memiliki keunikan makna masing-masing, namun sama bertujuan agar umat menyadari semua kebaikan Tuhan dan hidup mengasihi Tuhan. Khususnya perayaan Paskah bermaksud untuk mengingatkan kembali peristiwa keluaran dari Mesir. Dalam perayaan ini umat harus melakukan kegiatan-kegiatan ritual seperti mempersembahkan korban hewan (ayat 2), sebagai tindakan simbolis dari penyerahan diri umat kepada Allah Israel satu-satunya. Uniknya, kegiatan ini harus dilakukan di tempat yang dipilih Allah (ayat 2,6,7). Pemusatan ibadah di tempat yang dipilih Allah ini bertujuan agar, [1] umat tidak memiliki hati dan sikap yang bercabang. Melalui merayakan Paskah itu hati, pikiran dan jiwa umat ditujukan kepada Allah saja yang telah membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir. [2] Umat diingatkan untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang bertentangan dengan jalan Tuhan, sesuai dengan berbagai ketetapan, peraturan dan hukum yang relevan pada waktu itu seperti yang terdapat dalam Ulangan 12-26. Kesukaan dan penderitaan merupakan pengalaman bukan saja umat Israel tetapi juga pengalaman umat Allah masa kini. Keunikan perayaan umat Kristen adalah bahwa perayaan-perayaan itu terjadi karena penderitaan: Penderitaan Allah di dalam Kristus yang rela menjadi manusia dan mati untuk menebus dosa. Terkadang Allah mengizinkan kita menderita. Apabila kita menderita karena kebenaran, kita patut bersyukur atas hak istimewa itu. Renungkan: Apabila kita tidak paham mengapa kita menderita, setidaknya penderitaan Kristus dapat menjadi sumber penghiburan dan pengharapan bagi sesuatu yang indah yang belum kita lihat kini. |
(0.14614570555556) | (Ul 16:21) |
(sh: Pengabdian mutlak (Rabu, 21 Mei 2003)) Pengabdian mutlakPengabdian mutlak. Menyembah patung atau apa pun yang diperlakukan sebagai ilah, pasti akan membangkitkan amarah Allah yang teramat besar. Kasih Allah sedemikian besar, menuntut pengabdian mutlak tak mendua hati. Menyembah sesuatu yang bukan Allah adalah menyangkali Allah. Tindakan itu kekejian sebab selain melawan Allah juga merusakkan maksud baik Allah bagi manusia. Pelanggaran ini berakibat kematian. Dalam Perjanjian Lama orang yang melanggar hukum Allah pasti akan mati. Mati di sini dapat diartikan dalam dua pengertian: [1] putus hubungan dengan Allah, [2] mati dalam pengertian tidak hidup lagi atau kehilangan nyawa. Dalam perikop ini dipakai pengertian kedua. Namun, sebelum hukuman mati itu dijatuhkan si terdakwa harus diperiksa dengan saksama dan harus dikuatkan oleh keterangan dua atau tiga orang saksi (ayat 6). Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya fitnah seperti yang dialami Nabot. Bagi kita penerapan hukuman mati itu terasa kejam. Tetapi pada waktu itu, hukuman mati sangat relevan dengan keadaan Israel. Sebab ketika firman ini disampaikan kepada umat, umat sedang gencar- gencarnya mempraktikkan kepercayaan bangsa-bangsa Kanaan, tanpa memedulikan Allah. Karena itu hukuman mati setimpal untuk mereka yang menyembah ilah-ilah lain. Walaupun demikian, di balik pemberlakuan hukum ini Allah bertindak adil. Ia tidak hanya menghukum tetapi juga menyelamatkan. Dalam minggu-minggu Paskah ini kita sedang merenungkan makna kematian dan kebangkitan Yesus. Kematian dan kebangkitan Yesus adalah wujud dari keadilan dan kebenaran Allah. Mengimani Paskah berwujud pada memberlakukan penyelamatan dan keadilan Allah dalam komitmen hidup yang utuh kepada Allah maupun dalam mengupayakannya lewat kesaksian dan perbuatan. Renungkan: Semakin bulat komitmen orang pada Allah semakin berani ia memberlakukan kebenaran dalam hidupnya. |
(0.14614570555556) | (Ul 23:1) |
(sh: Identitas sejati umat TUHAN (Kamis, 1 Juli 2004)) Identitas sejati umat TUHANIdentitas sejati umat TUHAN. "Yesus cinta semua bangsa. Semua bangsa di dunia. Putih, kuning dan hitam semua dicinta Yesus. Yesus cinta semua bangsa di dunia". Anda ingat lagu ini? Lagu ini menyatakan sikap tidak diskriminatif Yesus terhadap semua bangsa. Semua bangsa dicintai Yesus. Umat Tuhan terdiri dari orang-orang dari berbagai suku, bangsa, dan bahasa. Seperangkat peraturan di perikop ini terlihat asing bahkan diskriminatif bagi kita masa kini, namun dalam konteks saat itu merupakan masalah identitas diri (ayat 1-8). Ayat 1 melarang orang yang dikebiri untuk menjadi bagian dari umat Tuhan, sangat mungkin berhubungan dengan penyembahan berhala (orang mengebirikan diri sebagai bagian dari ibadah kepada dewa-dewa tertentu). Tuhan juga melarang anak haram menjadi bagian umat Tuhan, mungkin karena merupakan hasil perzinahan dengan pelacur bakti (pelacur di kuil) (ayat 2). Lalu, Tuhan melarang keturunan Amon dan Moab untuk menjadi bagian dari umat Tuhan karena kedua bangsa itu adalah bangsa yang secara sengaja memusuhi Israel, dengan demikian secara sengaja pula memusuhi Allah (ayat 3-6)! Sebaliknya, Edom adalah saudara Israel yang harus dirangkul, dan Mesir pun harus dikasihi oleh karena Israel dulu pernah tinggal di sana (ayat 7-8). Sedangkan peraturan-peraturan berikutnya (ayat 9-14) lebih berkaitan dengan kebersihan diri dalam bersekutu dengan umat Tuhan. Masalah identitas yang dulu mengikat Israel, sekarang dalam terang Perjanjian Baru diperjelas makna rohaninya. Identitas umat Tuhan bukan terletak pada pernah menjadi penyembah berhala, anak haram hasil perzinahan di kuil, anggota dari suatu bangsa yang jahat, atau tidak. Melainkan setiap orang yang mengaku Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya adalah bagian dari umat Tuhan. Yang diutamakan adalah pengenalan jati diri umat Tuhan. Umat Tuhan adalah umat yang dikuduskan, umat yang menjaga diri dari hal-hal yang najis. Renungkan: Bukan siapa aku dulu, tetapi siapa aku sekarang yang menentukan apakah aku termasuk umat Tuhan atau tidak. |
(0.14614570555556) | (Ul 32:1) |
(sh: Setialah (Sabtu, 17 Juli 2004)) SetialahSetialah. Musa menyampaikan pengajaran yang indah, baik isi maupun cara penyampaiannya. Hal ini berbeda dari kebanyakan kita kini melihat pengajaran. Pengajaran Musa tentang tindakan dan kebenaran Allah bagaikan air hujan atau embun yang menumbuhkan tanaman. Sama sekali jauh dari kesan banyak orang kini bahwa pengajaran (doktrin) adalah sesuatu yang gersang. Doktrin, yang berpusat pada pemahaman tentang maksud-maksud Allah dan yang bertujuan meninggikan Nama Allah (ayat 3), patut lebih dikembangkan dalam cara yang menarik untuk menumbuhkan kehidupan gereja Tuhan masa kini. Pengajaran Musa itu berkisar pada fakta sikap dan tindakan Allah terhadap Israel dan bagaimana dampaknya terhadap status dan keadaan mereka. Allah telah berlaku begitu penuh anugerah, mengkhususkan mereka dari sekian banyak anak-anak Adam (ayat 8-13), menjadikan mereka harta kesayangan-Nya agar mereka dapat serasi menjadikan Allah harta kemuliaan mereka sebagai bangsa. Hanya umat Allah yang dapat merasakan hubungan anak-bapa dengan Allah, dapat mengalami penghormatan (ayat 10), jaminan pemeliharaan dan kasih mesra Allah yang menyeluruh (ayat 12). Sudahlah sepatutnya kebenaran ini menjadi makanan rohani yang menumbuhkan kesetiaan mereka makin teguh. Kesetiaan kita akan sangat terkait dengan sejauh mana kita memahami dan menghayati sikap dan tindakan Allah atas hidup kita. Allah setia, adil dan benar. Allah tidak pernah dipengaruhi oleh tindakan umat-Nya. Dari sejak mereka di Mesir Allah setia menyertai mereka (ayat 7). Di padang gurun Allah menjaga mereka seperti biji mata-Nya (ayat 10). Sungguh mengagumkan kesetiaan Allah yang tidak pernah berubah kepada umat-Nya. Kesetiaan Allah berbeda dengan kesetiaan manusia yang bersyarat dan mudah pudar. Saat ini, banyak orang setia kepada Allah dengan syarat mendapat berkat (secara materi). Perikop ini mengajarkan bahwa kesetiaan Allah yang tidak pernah berubah adalah berkat terbesar bagi umat-Nya. Renungkanlah: Belajar tidak melupakan kesetiaan Allah adalah disiplin untuk mencegah kita berlaku tidak setia kepada-Nya. |
(0.14614570555556) | (Hak 3:7) |
(sh: Tidak jera (Minggu, 5 Oktober 1997)) Tidak jeraTidak jera Ketergantungan kepada pemimpin. Selama hakim yang dibangkitkan Tuhan masih hidup, negeri dalam keadaan aman. Tetapi apabila hakim itu meninggal, bencana kembali menimpa mereka. Mengapa demikian? Karena mereka berbuat jahat lagi. Ketaatan mereka kepada Allah, jelas semu saja. Mereka sangat bergantung pada manusia, mereka tidak mengikut dan menaati Allah dari hati mereka sendiri. Mereka butuh pengaruh dari seorang manusia yang kelihatan. Jelaslah keimanan mereka tidak murni. Memang harus diakui betapa besar arti pemimpin dan betapa penting peran yang dijalankannya. Tuhan dapat berbuat banyak hal besar melalui pemimpin yang baik. Namun betapa pun pentingnya arti seorang pemimpin, ketergantungan dan kesetiaan kita tanpa pamrih hanya boleh diarahkan kepada Satu Pemimpin saja, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Renungkan: Serahkanlah hati sepenuhnya kepada-Nya, maka semua godaan dan kecenderungan untuk bergantung pada manusia akan teratasi. Doa: Terima kasih Tuhan Yesus,Kau telah mengutus Roh Kudus untuk menolong kami setiap saat. |
(0.14614570555556) | (Hak 7:19) |
(sh: Tuntaskan pekerjaan Tuhan! (Minggu, 12 Oktober 1997)) Tuntaskan pekerjaan Tuhan!Tuntaskan pekerjaan Tuhan! Kelompok-kelompok kerja. Gideon membagi pasukan komandonya ke dalam tiga kelompok kerja (pokja). Kerja atau perang yang harus mereka lakukan bukanlah membunuh musuh atau memenggal kepala mereka, melainkan menaati aba-aba perang. Tugas mereka bukan menyerang dengan serangan fisik tetapi melakukan beberapa hal yang telah Tuhan atur sebelumnya yang menyebabkan kekacauan, kebingungan, kekalutan pada pasukan orang Midian. Tugas itu ialah meniup sangkakala, memecahkan buyung secara serempak, dan berteriak: "Demi Tuhan dan demi Gideon." Akibat taktik ilahi itu luar biasa! Musuh kacau balau terbirit-birit dan saling bunuh sendiri. Itulah hasil dari kelompok kerja yang taat dan kompak! Hikmat di atas konflik. Pemimpin perlu punya hikmat saat menghadapi konflik. Ini yang oleh para pakar masa kini disebut sebagai menejemen konflik. Orang-orang Efraim itu merasa tersinggung tidak diikutsertakan oleh Gideon dalam peperangan tersebut. Tetapi dengan sangat bijaksana Gideon menjelaskan bahwa alasannya bukan negatif. Bahkan ia menyanjung hal positif dalam diri mereka sehingga kemarahan mereka reda. Kalau Anda pemimpin, rendahkanlah diri Anda, berbicaralah positif dan berkatilah orang yang bereaksi atau bersikap negatif terhadap Anda. Renungkan: Konflik dengan para musuh Tuhan harus diselesaikan dengan tegas berpegang pada kebenaran dan perintah Tuhan. Konflik intern dalam umat Tuhan hanya kasih dapat mengatasinya. Doa: Padukan hati kami untuk tugas lebih besar dariMu. |
(0.14614570555556) | (1Sam 2:27) |
(sh: Yang lebih dari Allah (Kamis, 31 Juli 2003)) Yang lebih dari AllahYang lebih dari Allah. Kadang, manusia tidak takut kepada Allah bukan karena tidak percaya akan kemahakuasaan Allah. Ia - seperti saya dan Anda - mungkin percaya sepenuhnya kepada Allah yang maha kuasa, adil, kudus, dll. Hanya saja, ia tidak merasakan Allah yang maha kuasa, adil dan kudus itu relevan dalam hidupnya. Yang 'jelas', ada banyak hal lain lebih mendesak, nyata, dan relevan dalam hidup ketimbang Allah.
Gambaran tadi bisa membantu kita membayangkan kondisi imam Eli
sebelum Allah berfirman kepada-Nya. Bagi Eli, keberadaan diri
anak-anaknya lebih nyata untuk dimaklumi dan dihidupi. Namun,
pada saat seorang abdi Allah datang kepadanya, Eli menghadapi
realitas sejati bahwa Allah terus dan selalu relevan dalam
kehidupannya. Walaupun penyataan diri Allah terjadi dulu kepada
nenek moyang Eli (ayat 27), tetapi Allah tetap relevan karena Ia
menyatakan Diri-Nya dengan nyata (ayat 27) dan terus menuntut
penghormatan kepada-Nya dalam kekudusan dan ketaatan (ayat Mengalami penghukuman dari Tuhan adalah sesuatu yang sangat mengerikan (bdk. Ibr. 10:31). Dosa dan ketidaktaatan tiap orang, bahkan seorang imam atau hamba Tuhan pun pasti akan dihukum Tuhan, baik melalui hukuman yang bersifat punitif (menghukum) maupun yang bersifat pendisiplinan seorang anak. Ingatlah, Ia pengasih, tetapi juga kudus. Renungkan: Bila kita lupa bergumul dalam doa; bila satu hari berlalu tanpa berjuang untuk mendengar dan menaati kehendak-Nya, saat itu kita dalam bahaya melupakan Allah dan menjadikan-Nya tidak relevan dalam hidup kita. |
(0.14614570555556) | (1Sam 5:1) |
(sh: Tangan Allah (Minggu, 3 Agustus 2003)) Tangan AllahTangan Allah. Tulisan-tulisan PL sering menggambarkan Allah secara antropomorfis, "seperti manusia", untuk mempermudah penceritaan tindakan dan sifat Allah yang sulit untuk dijelaskan dengan kata- kata. Pada nas ini, Allah dinyatakan sebagai bertangan, dan tangan-Nya itu sangat ditakuti, termasuk oleh orang Filistin. Sebelumnya mereka telah mengakui riwayat kedahsyatan tangan Tuhan di Mesir (ayat 4:8). Kini mereka akan mendapatkan penegasan tentang kedahsyatan "tangan" Allah kepada mereka (ayat 6,9). Tulah Mesir yang mereka takutkan itu, kini mereka alami. Seorang penafsir menyatakan bahwa motivasi orang Filistin menaruh tabut Allah di kuil Dagon adalah untuk menghormati "dewanya Israel", yang walaupun kalah dari kekuatan dewa-dewa mereka, tetap saja ilahi. Ternyata, Tamu Khusus dari Israel ini justru berlaku "tidak hormat", sampai dua kali (ayat 3-4)! Pemenggalan kepala (dan tangan, ay. 4) adalah sesuatu yang wajar dalam peperangan (bdk. Daud vs. Goliat, 17:51). Ini (ayat 4) bermakna bahwa dalam pertempuran boleh saja Filistin mengalahkan Israel, tetapi Allahlah yang berjaya atas Dagon yang tersungkur, tanpa pertempuran! Tidak hanya itu, kesia-siaan dewa-dewi Filistin dipertegas dengan tulah kepada kota-kota yang disinggahi tabut Allah itu (ayat 6-12). Tidak ada dewa yang menolong. Bahkan, mereka akan mengembalikan tabut itu ke Israel (ayat 11). Allah tetap berkuasa dengan dahsyat, walau umat-Nya terpuruk dalam dosa dan kekalahan. Renungkan: Bersyukurlah bahwa tangan yang dahsyat itu adalah juga tangan yang terulur dalam kasih melalui Yesus Kristus, Tuhan kita.
II Samuel7:18-22; Roma 8:18-25; Matius 13:24-35; Mazmur 86:11-17 Lagu KJ 8 |
(0.14614570555556) | (1Sam 9:17) |
(sh: Penampilan Pemimpin (Minggu, 30 November 1997)) Penampilan PemimpinPenampilan Pemimpin Penyambutan Samuel. Samuel tahu bahwa Saul adalah orang yang akan menggantikannya. Tetapi tidak ada sedikitpun rasa cemburu dan iri hati padanya. Ia menyambut Saul dengan hangat. Ia memberikan tempat terhormat kepada Saul dalam suatu perjamuan (ayat 22) dengan hidangan terbaik (ayat 24). Ia juga menyediakan waktu untuk berbincang-bincang (ayat 25). Mungkin malam itu Samuel menceritakan latar belakang permintaan rakyat Israel akan seorang raja. Sangat mungkin pula ia membimbing Saul secara spiritual. Dalam peralihan kepemimpinan sering terjadi kecemburuan, ketegangan. Warisan yang diberikan seringkali bukan hal positif yang mendukung dan menyiapkan sang pengganti. Sebaliknya seorang pemimpin sering mewariskan banyak masalah, tumpukan hutang yang harus diselesaikan penggantinya, bahkan tidak jarang ada pemimpin yang menjelek-jelekkan penggantinya. Inti semuanya itu ialah, dirinya saja yang paling baik. Renungkan: Bila kepemimpinan tidak diemban dalam semangat pelayanan bagi Tuhan dan bagi sesama, kepemimpinan itu akan dijangkiti dosa kultus individu. Doa: Tolong kami meninggikan Tuhan saja dalam segala keberhasilan kami |
(0.14614570555556) | (1Sam 14:24) |
(sh: Jangan gegabah memutuskan. (Minggu, 7 Desember 1997)) Jangan gegabah memutuskan.Jangan gegabah memutuskan. Tak perlu mati konyol. Bila benar bahwa kutukan yang Saul perintahkan adalah perintah Tuhan, pasti Yonatan mati. Ternyata tidak. Sebabnya, perintah itu keluar dari diri Saul sendiri dan bukan perintah Tuhan. Tatkala Saul berikhtiar membunuh Yonatan, rakyat pun melindungi Yonatan. Betapa sedih menyaksikan kepemimpinan yang tidak di dalam Tuhan ini. Karena Samuel tidak lagi menyertai Saul, Saul kini membangun mezbahnya sendiri (ayat 35-36). Tindakan bodoh yang satu diikuti oleh tindakan lebih bodoh lagi berikutnya. Tidakkah Saul belajar dari kesalahannya pertama? Begitulah rupanya. Saul makin jauh dari Tuhan, makin tenggelam dalam dosanya. Nampak kepada kita bahwa Saul makin ditinggalkan Allah. Bukannya bertobat, Saul kini berusah menggantikan Allah dengan ilah buatannya sendiri. Kutukan yang diucapkannya untuk rakyat dan Yonatan anaknya, kini ternyata berbalik mengejar dirinya sendiri. Pemimpin yang baik sebenarnya bertugas memimpin rakyat ke dalam berkat, bukan kutuk. Renungkan: Orang yang dekat dengan Tuhan tidak mungkin ditandai oleh ucapan yang mengutuki orang lain. Doa: Penuhi kami dengan sejahteraMu agar kami boleh memelihara hidup yang telah Kau percayakan ini. |
(0.14614570555556) | (1Sam 17:28) |
(sh: Seperti Daud vs. Goliat (Rabu, 6 Agustus 2003)) Seperti Daud vs. GoliatSeperti Daud vs. Goliat. Mungkin ada yang berpikir, seandainya masalah dan kesulitan, bahkan tantangan dan bahaya kita dapat selesai dengan cara seperti ini. Dengan cara dan kekuatan Allah, kita menang. Semudah mencari 5 batu halus di kali dan mengumban sasaran (ayat 40,49). Memang pasti Daud sangat ahli dalam mengumban. Tetapi umban dan batu mengalahkan perlengkapan perang yang lengkap dan fisik yang luar biasa (ayat 4-7)? Pasti ada kekuatan ekstra dari Tuhan, kalau tidak mau disebut mukjizat. Tetapi, kedaulatan dan rencana Allah sumber segala kuasa adalah satu- satunya penentu apakah Kristen mendapatkan kekuatan ekstra/mukjizat atau tidak. Ketika kita ingin belajar dari Daud yang menghadapi Goliat, ada satu hal yang lebih penting untuk diperhatikan ketimbang mendapatkan kekuatan ekstra: kepercayaan Daud kepada Allah yang hidup (bdk. Ibr. 11:32). Jelas Goliat nyata dan mengerikan. Tetapi para allah yang dalam nama mereka Goliat mengutuki Daud tidak nyata dan mati (bdk. 1Sam. 5). Nas ini menggambarkan Daud sebagai pahlawan yang perkasa, bukan semata karena keterampilannya sendiri, tetapi karena Allah adalah Yahweh semesta alam (ayat 45). Daud sungguh-sungguh percaya bahwa pertempuran itu semata-mata ada di tangan Tuhan (ayat 47), dan Allah menyertai-Nya (ayat 37, bdk. 18:12, 14, 28). Allah bekerja melalui orang yang sungguh-sungguh percaya kepada-Nya, dan melaluinya Allah akan menyatakan kedahsyatan kuasa-Nya. Walaupun tidak selamanya musuh yang menyerang, masalah yang menghadang, situasi sulit yang menerjang runtuh secepat Goliat roboh, tetapi iman dan penyerahan kepada Allah berarti kemenangan. Mengapa? Karena Tuhan menyertai kita, seperti Ia menyertai Daud. Renungkan: Tindakan iman adalah penyerahan kepada kepada penyertaan Allah yang berdaulat. Iman tidak memaksa, tetapi berserah dan bertindak menaati Allah dalam situasi apapun. |
(0.14614570555556) | (1Sam 17:40) |
(sh: Keluguan iman. (Minggu, 14 Desember 1997)) Keluguan iman.Keluguan iman. Maju dalam nama siapa? Sekilas membaca penuturan kisah ini sudah terbaca oleh kita bahwa konflik yang harus dihadapi Daud (baca Israel) melawan Goliat (baca Filistin) sangat tidak imbang. Dalam situasi demikian jelaslah bahwa konflik atau perkelahian itu bukan lagi terjadi di dalam lingkup fisik tetapi di dalam lingkup jiwani dan rohani. Goliat pun sebenarnya adalah bom perang syaraf yang dilemparkan orang Filistin terhadap Israel. Sosok tubuhnya dan sesumbarnya adalah senjata yang efektif mencabut nyali Israel. Daud tahu benar apa yang sedang terjadi dan apa yang seharusnya terjadi. Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama Tuhan semesta alam, Allah segala barisan Israel (ayat 45). Karena itu Daud maju dengan senjata rohani, dengan iman. Akibatnya luar biasa. Tuhan melakukan hal yang di luar perhitungan. Daud menang. Kemenangan iman, kemenangan Tuhan! Renungkan: Untuk tujuan apa sebenarnya Kristus datang ke dunia ini dan mati disalib? Doa: Bimbinglah aku menjalani proses pembentukan yang membuatku makin mengenal diriMu, makin teguh iman, agar realitaMu nyata dalam hidupku. |
(0.14614570555556) | (1Sam 18:17) |
(sh: Tentang bersaksi (Jumat, 8 Agustus 2003)) Tentang bersaksiTentang bersaksi. Kita masih terus mengikuti kisah Saul dan Daud. Saul membenci Daud karena menurut anggapannya, Daud begitu bernafsu merebut takhtanya. Saul sama sekali belum mengetahui bahwa Daud telah diurapi Samuel secara diam-diam (ayat 16:13), dan dengan demikian ia juga tidak mengetahui bahwa Tuhan ingin agar Daud menggantikannya sebagai raja. Namun demikian, dari peristiwa demi peristiwa, terungkaplah situasi yang sebenarnya, sebab Saul akhirnya menyadari bahwa Tuhan beserta dengan Daud. Peristiwa- peristiwa apakah yang dimaksud? Pertama, Saul akan memberikan Merab sebagai isteri Daud. Dikatakan bahwa Merab akan diberikan kepada Daud (ayat 17) sebagai upaya Saul agar Daud nantinya mati terbunuh dalam perang melawan orang Filistin. Namun, akhirnya Saul tidak jadi memberikan Merab kepada Daud. Terlihatlah jelas bahwa rencana Saul belum matang. Kedua, Saul akan memberikan Mikhal kepada Daud (ayat 20). Kali ini Mikhal memang jatuh cinta kepada Daud. Saul menyodorkan tawarannya: Daud boleh menjadi menantunya dan menuntut mas kawin 100 kulit khatan orang Filistin. Idenya sederhana: Daud dianggap tidak mampu dan kemungkinan besar akan mati di pertempuran. Saul lupa bahwa Daud begitu berani dan cerdas. Sebelum tenggat waktu pengumpulan kulit khatan itu, Daud telah membawa dua kali lipatnya. Saul menyadari bahwa memang Tuhan menyertai Daud (ayat 28), dan ia mengakui bahwa kekuasaan dan popularitasnya mulai bocor. Terakhir, Daud disebutkan sebagai panglima yang paling berhasil menaklukkan orang-orang Filistin dibandingkan para pegawainya yang lain. Saul makin takut dan Daud makin populer. Renungkan: Lakukan pekerjaan Anda dengan taat dan setia, meskipun di tengah- tengah situasi yang sangat tidak ideal. Kesuksesan Anda bisa jadi merupakan alat kesaksian untuk menyatakan bahwa Allah yang hidup menyertai Anda. |
(0.14614570555556) | (1Sam 19:1) |
(sh: Luput dari bahaya (Sabtu, 9 Agustus 2003)) Luput dari bahayaLuput dari bahaya. Saul mulai menyadari bahwa ia berhadapan bukan hanya dengan Daud yang populer dan menarik, tetapi dengan Yahweh sendiri. Namun fakta itu belum cukup bagi Saul untuk menghentikan kebatilannya terhadap Daud. Ada 4 keluputan yang dialami Daud. Pertama, Daud terluput dari bahaya karena Yonatan berpihak kepada Daud. Bagi Yonatan, Daud adalah aset kerajaan yang begitu berharga. Usaha Yonatan meyakinkan Saul membuahkan hasil. Saul bersumpah tidak akan membunuh Daud. Keluputan pertama Daud menyiratkan bahwa Saul telah "kehilangan" anaknya karena keberpihakan Yonatan kepada Daud. Kedua, Daud terluput dari lemparan tombak Saul. Tidak ada yang kebetulan di sini. Saul dikatakan dihinggapi "roh jahat". Kemungkinan ini adalah satu cara pengungkapan bahwa emosi Saul tidak stabil dan di luar kebiasaan. Meskipun Daud cekatan menghindar, kita mengetahui bahwa ia adalah raja masa depan Israel yang dipelihara Allah. Ketiga, Daud terluput dari bahaya karena Mikhal. Mikhal berdusta dan mengkhianati ayahnya agar Daud bisa lolos. Kali ini Saul kehilangan anaknya yang lain lagi. Terakhir, Daud terluput dari bahaya karena peristiwa kepenuhan roh. Roh Allah menghinggapi para utusan Saul dan Saul sendiri sehingga tidak dapat menangkap Daud. Kariernya telah berakhir jauh sebelum ia mati dengan mengenaskan. Ia telah kehilangan segala-galanya! Tuhan memiliki maksud yang unik untuk masing-masing kita. Ada misi khusus yang Tuhan berikan bagi setiap individu, setiap anak Tuhan. Misi itu bisa kecil, bisa besar, bisa sempit ataupun sangat luas. Intinya, Tuhan mempunyai rencana bagi setiap orang dan pasti akan mewujudkan rencana itu, tidak peduli betapa sengit perlawanan dari luar menghadang. Renungkan: Jika Tuhan tak mengizinkan, sehelai rambut pun dari kepala Anda tidak akan jatuh ke dalam tangan musuh! |
(0.14614570555556) | (1Sam 27:1) |
(sh: Usaha Manusia (Minggu, 08 Februari 1998)) Usaha ManusiaUsaha Manusia Tak disia-siakan. Di satu pihak keputusan Daud merupakan kesempatan emas bagi Raja Akhis untuk mengubah status dari musuh yang disegani menjadi sahabat sejati. Namun di pihak lain, ini tidak mudah, sebab bagaimanapun juga Daud tetap pahlawan sejati yang tidak mungkin mengkhianati bangsanya sendiri. Akibat tindakan gegabah ini, Daud berada pada posisi serba salah. Andalkanlah Allah. Dari peristiwa Daud ini kita belajar, bahwa di luar Allah, kemampuan akal dan kesuksesan kuasa yang kita peroleh tidak mampu membebaskan kita dari permasalahan. Peranan Allah dalam kehidupan kita besar pengaruhnya. Selain mampu mengubah gerak hidup, kuasa-Nya juga mampu membangkitkan semangat dan meningkatkan mutu kehidupan kita. Kuasa Allah bukan isapan jempol. Kuasa Allah itu nyata dan akan terus berkarya. Renungkan: Bila lupa bahwa kesuksesan dan kemampuan akal yang kita miliki adalah anugerah Tuhan, kita dapat dibuat lengah dan jatuh. Doa: Ya Tuhan, ampuni kami yang berlebihan memperlakukan akal dan kesuksesan kami. |
(0.14614570555556) | (2Sam 2:1) |
(sh: Masa Peralihan (Minggu, 15 Februari 1998)) Masa PeralihanMasa Peralihan Pesan istimewa. Ada hal-hal istimewa pada perikop ini. Sikap orang dalam menyambut. raja baru, ada yang spontan merestui, ada yang mencoba mengalihkan pikiran si raja baru pada berita perbuatan baik orang-orang Yabesy-Gilead (ayat 4) Apakah itu disampaikan oleh si pembawa berita dengan maksud baik atau tidak? Bagaimana sikap Daud yang segera bertindak dan memberi pesan istimewa (ayat 5-7)? Pertama menghargai perbuatan orang-orang Yabesy-Gilead. Kedua menghindari pertumpahan darah antara pengikut Daud dengan pengikut raja Saul yang masih setia. Ketiga tidak memberi kesempatan kepada orang lain untuk menyalahgunakan masa transisi. Keistimewaan kepemimpinan Daud. Kehadiran Daud sebagai pemimpin baru sangat terasa bagi orang Yehuda dan sekitarnya. Gejolak sekecil apapun yang sedang terjadi, Daud segera bertindak. Tidak ada istilah tunggu hari esok, atau biarkan api semakin menyala dan merambat. Yang diutamakannya menanyakan kepada Tuhan, dan bertindak tepat dan cepat. Memang pemimpin dituntut untuk sigap bertindak. Hubungan akrab dengan Tuhan memungkinkan pemimpin tidak lamban dan juga gegabah bertindak. Renungkan: Pemimpin yang tidak belajar dipimpin dan diajar Tuhan akan cenderung diperalat oleh kepentingan berbagai pihak. |