Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 10781 - 10800 dari 11048 ayat untuk ini [Pencarian Tepat] (0.016 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 530 531 532 533 534 535 536 537 538 539 540 541 542 543 544 545 546 547 548 549 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.10785282105263) (Am 3:1) (sh: Konsekuensi pemilihan Israel (Jumat, 18 Juli 2003))
Konsekuensi pemilihan Israel

Konsekuensi pemilihan Israel. Amos kini menegaskan bahwa hukuman justru diberlakukan di dalam keluarga sendiri. Justru karena Israel adalah satu-satunya yang Tuhan kenal, maka Tuhan menuntutnya berperilaku sepadan (ayat 1- 2). Pilihan Allah tidak boleh dijadikan status kosong tetapi harus diterima sebagai panggilan terhormat yang perlu dijalani dengan sungguh.

Ada kemungkinan seperti yang juga dialami para nabi waktu itu, nubuat keras Amos ini pun dipertanyakan keasliannya. Soalnya, Israel lebih terbuka kepada pesan sesat para nabi palsu. Amos kini memberikan dukungan bagi suara kenabiannya yang bagaikan suara singa mengaum itu. Tak ada nabi dapat bernubuat (kecuali nabi palsu), kecuali Allah menggerakkannya (ayat 3-8). Contoh-contoh yang Amos berikan tidak saja berbicara tentang hubungan sebab- akibat (ayat 4-7), tetapi lebih penting adalah hubungan persekutuan akrab nabi dan Tuhan yang diumpamakan seperti hubungan persahabatan (ayat 3). Karena nabi dengar-dengaran suara Allah, maka nabi mengaumkan auman dahsyat amarah Allah (ayat 8).

Auman singa nubuat penghakiman itu memang dahsyat. Tidak saja Tuhan tidak akan membuat perkecualian terhadap umat yang dikasihi-Nya, Tuhan pun tidak akan membuat hukuman-Nya sebagai urusan privat. Sebaliknya hukuman itu akan bersifat terbuka sehingga bangsa- bangsa kafir musuh Allah tahu bahwa umat-Nya sedang dihukum oleh Tuhan (ayat 9). Apabila dulu Allah menghancurkan Mesir demi menciptakan Israel, kini hukuman Tuhan akan membuat Israel mengalami kehancuran. Penjarahan (ayat 11), kehancuran (ayat 12), kehinaan (ayat 14-15) akan harus ditanggung oleh umat yang keras hati itu. Singa telah mengaum, seharusnyalah mereka takut dan bertobat!

Renungkan: Kasih Tuhan tidak membuat Dia mengorbankan kesucian dan keadilan- Nya. Karena itu, selaku umat pilihan yang menerima kasih-Nya kita harus hidup serasi dengan sifat-sifat-Nya.

(0.10785282105263) (Am 4:1) (sh: Dosa melibatkan dan meliputi (Sabtu, 19 Juli 2003))
Dosa melibatkan dan meliputi

Dosa melibatkan dan meliputi. Dalam persepsi kita pelaku penindasan adalah kaum lelaki. Nyatanya, para isteri -- kaum wanita -- diumpamakan seperti lembu liar karena penuh kekerasan, penindasan dan hawa nafsu (ayat 1 - para istri dalam budaya Israel menyapa suami mereka dengan sebutan tuan = pemilik). Mereka mendorong para suami melakukan korupsi dan penindasan. Karena itu penghukuman Tuhan juga berlaku atas mereka.

Pelanggaran dan dosa Israel sebagai umat Allah sudah penuh, karena telah melibatkan semua orang dan meliputi seluruh aspek kehidupan: sosial, ekonomi dan keagamaan (ayat 4,5). Dosa dalam kehidupan keagamaan yang dinilai jahat oleh Tuhan: pertama, motivasi yang bengkok dalam beribadah. Mereka melakukan upacara ibadah secara teratur dan tertib dengan persembahan yang melimpah ruah untuk merayu Allah, agar Allah melupakan kejahatan mereka. Kedua, mereka kelihatan begitu saleh, tetapi sebenarnya mereka adalah penindas kaum lemah. Saleh tetapi tidak bermoral. Keagamaan dan kerohanian berjalan serasi dengan penindasan kaum miskin dan lemah, korupsi, memutuskan perkara secara tidak adil, dan sebagainya. Ini sungguh bertentangan dengan pemahaman iman tentang arti ibadah. Ibadah dalam arti sesungguhnya adalah pengabdian secara utuh kepada Allah dalam bentuk ritual yang juga meliputi sikap hidup sehari-hari.

Dosa akhirnya membuat mereka bebal. Tujuh tindakan dalam kejadian alam, sosial, ekonomi dan politik sudah Tuhan lakukan sebagai peringatan keras (ayat 6-11), namun Israel sama sekali tidak peka akan hardikan Tuhan itu. Itu sebabnya kini, suara Allah berubah menjadi auman singa ganas yang siap menerkam mematikan.

Renungkan: Ibadah seharusnya membuat kita semakin peka akan kemuliaan Allah, dan semakin terdorong mewujudkan sifat mulia ilahi itu dalam seluruh hubungan sosial kita.

(0.10785282105263) (Am 6:1) (sh: Jaminan semu (Selasa, 22 Juli 2003))
Jaminan semu

Jaminan semu. Teguran Allah mengaum lebih keras dan kini ditujukan kepada para pemimpin umat. Mereka biasa dikenal sebagai yang terkemuka dan utama (ayat 1) dan yang beroleh kesempatan istimewa menikmati hal-hal terbaik (harfiah: utama) dalam hidup (ayat 6; bdk. ayat 4-5). Di tengah-tengah krisis bangsa seharusnya para pemimpin yang pertama prihatin, tetapi justru mereka larut dalam kehidupan gemerlap dan menganggap kekelaman dari Allah itu jauh dari mereka (ayat 3,6). Mata mereka telah dibutakan oleh kekayaan hasil rampasan dan penindasan terhadap yang lemah. Bahkan mereka masih terus menyelenggarakan pemerintahan dengan tangan besi dan memutarbalikkan keadilan (ayat 3,12). Untuk semua yang mereka lakukan, Tuhan bersumpah demi diri-Nya untuk menghukum (ayat 8) juga memusnahkan bangsa itu (ayat 9). Allah akan membangkitan suatu bangsa untuk menindas mereka (ayat 14).

Tindakan penghukuman Allah untuk bangsa Israel menjadi peringatan keras bagi kita, orang percaya masa kini. Sering kita merasa kuat dan mampu melakukan segala sesuatu tanpa Allah. Bahkan sering pula kita menutup mata terhadap berbagai krisis atau bencana yang terjadi di sekitar kita, karena kita tidak tanggap membaca tanda- tanda zaman. Kita sering bersyukur karena tidak mengalami bencana, tetapi bersikap masa bodoh terhadap orang lain yang mengalami bencana. Sikap-sikap seperti ini tidaklah patut dilakukan oleh umat Allah.

Berbagai bencana atau peristiwa pasti mempunyai hikmat tersendiri yang dapat memberi petunjuk atau tuntutan bagi langkah hidup kita. Walaupun kita memiliki kuasa dan kekuatan, harta dan kekayaan, kita tidak boleh menggantungkan hidup kita pada hal-hal itu. Karena hal-hal itu bukan allah tetapi pemberian Allah untuk diabdikan kepada Allah dan sesama.

Renungkan: Harta dan kedudukan tidak lebih adalah alat-alat agar kita mengabdi Allah dan menjadi saluran berkat-Nya bagi sesama.

(0.10785282105263) (Am 7:1) (sh: Indikator kesungguhan kenabian (Rabu, 23 Juli 2003))
Indikator kesungguhan kenabian

Indikator kesungguhan kenabian. Nabi Amos memperoleh inspirasi ilahi lewat berbagai penglihatan (ayat 1:2,4,7,8). Berulang kali Amos beroleh penglihatan akan datangnya hukuman Allah yang dahsyat. Berulangkali pula Amos menempatkan diri di tempat umat-Nya. Ia mengajukan permohonan agar Allah mengasihani dan tidak menjatuhkan hukuman sedahsyat itu. Inilah indikator pertama kesungguhan kenabian. Seorang nabi sejati tidak mencari keuntungan bagi dirinya sendiri. Nabi sejati peka terhadap suara dan kehendak Tuhan tetapi juga prihatin akan keadaan umat.

Sesudah dua kali berturut-turut Amos bersyafaat di hadapan Allah, pada penglihatan ketiga dan selanjutnya (ps. 8), Allah tidak lagi memberi kesempatan kepada umat-Nya untuk luput dari hukuman. Kesabaran Allah ada batasnya. Masa penghukuman itu pasti akan datang. Tidak ada waktu berbalik. Amos pun tidak lagi memohon kepada Allah untuk mengubah rencana-Nya. Amos adalah hamba Allah, maka ia tidak boleh membela umat yang berdosa lebih dari ia "membela" kebenaran Allah. Penghukuman akan terjadi, tragedi peperangan akan menghancurkan: [1] ibadah Israel yang penuh dengan kemunafikan (ayat 9; bdk. 4:4,5); [2] para penguasa dan keluarga mereka yang berlaku lalim terhadap rakyat (ayat 9,11).

Lain halnya dari Amos adalah Amazia, imam palsu yang melayani Yerobeam. Yang imam ini lakukan adalah ciri nabi palsu. Untuknya kenabian atau keimaman adalah soal "cari makan" (ayat 12). Urusannya bukanlah membela umat dan menaati Tuhan tetapi memberi keyakinan-keyakinan palsu kepada raja (ayat 12). Kepalsuan membuatnya siap mengusir Amos sebab pemberitaan Amos tentang kematian Raja Yerobeam dan pembuangan Israel membahayakan (ayat 11). Semua nabi profesional hanya menubuatkan hal-hal yang menyenangkan.

Renungkan: Kita pun dipanggil untuk menyatakan dan mempraktikkan kebenaran kepada keluarga dan orang-orang sekitar kita.

(0.10785282105263) (Nah 1:1) (sh: Pembalas tapi sabar?! (Minggu, 15 Desember 2002))
Pembalas tapi sabar?!

Pembalas tapi sabar?!
Kini kita sudah terbiasa dengan mengunyah permen yang sekaligus memberikan rasa manis, asam dan asin. Sayang, wawasan dan pemahaman kita tentang karakter Allah tidak seluas wawasan dan pemahaman kita tentang permen. Mungkin kita telah mempunyai pemahaman dan pengetahuan teologis yang benar dan seimbang tentang Allah, tetapi sering tidak berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, kita mengaku Allah itu mahaadil, kudus dan membenci dosa, tetapi tindakan kita sering memberi kesaksian bahwa seakan-akan Allah toleran dan tidak terganggu oleh berbagai dosa "kecil" yang kita lakukan. Nahum 1 memberikan gambaran tentang Allah yang seimbang. Pertama, Allah digambarkan sebagai Allah yang membalas, mendendam dan menghukum dengan penuh cemburu dan amarah kepada para musuh-Nya (ayat 2-3). Kuasa-Nya atas alam semesta pun tidak tertandingi, sehingga orang tidak tahan menghadapi amarah-Nya (ayat 3-6). Dan sepatutnyalah Asyur gentar, karena Allah akan menghabisi mereka (ayat 9-14). Tetapi, Yahweh juga panjang sabar (ayat 3). Ia juga baik, mau menjadi pelindung, dan mengenal orang yang berlindung kepada-Nya (ayat 7-8). Ini terwujud terutama melalui perlindungan-Nya kepada Yehuda yang telah banyak menderita karena Asyur (ayat 15). Kegarangan hukuman-Nya atas penindas, muncul dari kasih-Nya yang besar dan adil bagi mereka yang tertindas (ayat 12). Ia pengasih, tetapi juga tegas dan adil!

Renungkan:
Pikirkan bagaimana Anda dapat menyatakan rasa syukur Anda memiliki Allah yang adil dan pengasih melalui tindakan-tindakan dalam kehidupan sehari-hari!

(0.10785282105263) (Hab 3:1) (sh: Diri yang memuji (Jumat, 20 Desember 2002))
Diri yang memuji

Diri yang memuji.
Dalam keheningan dan kesadaran akan tidak utuhnya kehidupan, Habakuk mulai bernyanyi (ayat 1,19b). Nyanyian memerlukan ruang untuk beresonansi. Ruang getar itu adalah sikap batin yang lapang, menerima dan menunggu wawasan baru. Dalam ruang itu, nyanyian menemukan daya kreatifnya, mencipta ulang diri kita yang putus asa melihat realitas tak kunjung bahagia.Habakuk bernyanyi dari masa lalu. Pikirannya menerawang ke belakang, dan dari bibirnya terlontarlah ingatan tentang karya-karya Allah. Habakuk merindukan pengulangan, suatu kebangkitan kembali kuasa Allah. Allah memang murka, namun bukankah esensi diri-Nya tidak hanya murka, melainkan juga kasih? Ingatan ke belakang ini menjadi suatu ajakan kepada Allah juga untuk melakukan perjalanan menapaki sejarah-Nya. Memori dari yang insani dan Ilahi akan beriring menuju realisasi harapan.

Habakuk mengingat pekerjaan-pekerjaan Allah pada waktu zaman Keluaran (ayat 3-15). Ia dikatakan datang dari Teman dan Paran, lokasi-lokasi yang mengingatkan kita akan pertolongan Allah bagi Israel (bdk. Ul. 33:2). Kemuliaan-Nya digambarkan sebagai bercahaya, simbol kekuatan dan keagungan. Yahweh yang digambarkan sebagai "orang" penting diiringi oleh dua ajudan- Nya: penyakit sampar dan demam. Keduanya adalah disembah oleh orang-orang Kanaan sebagai dewa-dewa. Di sini Yahwehlah yang berkuasa mengendalikan musibah-musibah itu. Penampakan-Nya melalui kekuatan-kekuatan alam membuat mereka yang melakukan ketidakadilan gemetar (ayat 7).

Allah juga adalah Allah yang berperang. Ia melawan sungai dan samudera, lebih berkuasa dari dewa-dewa samudera bangsa Kanaan. Ia adalah ksatria Ilahi. Dengan "berkendara kuda" Ia maju dengan gagah berani dan menjadi pahlawan bagi umat-Nya.

Habakuk menyudahi nyanyiannya dengan kegentaran. Ia akan menunggu dalam kesesakan. Ia tidak akan lari. Ratapan tergantikan dengan sorak-sorai.

Renungkan:
Kalau Anda lari dari kehilangan, Anda akan makin terpuruk dalam kehampaan. Bernyanyilah dalam ruang kosong!

(0.10785282105263) (Mat 2:13) (sh: Rintangan tak memenghalangi rencana Allah bagi manusia (Senin, 27 Desember 2004))
Rintangan tak memenghalangi rencana Allah bagi manusia

Rintangan tak memenghalangi rencana Allah bagi manusia. Tuhan dapat menggunakan berbagai cara untuk menggenapkan rencana-Nya bagi umat-Nya meskipun ada penghambat yang menghalangi.

Orang Majus dan Yusuf adalah bagian dari rencana Tuhan menyambut kelahiran Yesus. Oleh karena itu, Tuhan melindungi mereka sedemikian rupa sehingga mereka terhindar dari pembunuhan. Pertama, orang Majus mengalami pertolongan Tuhan karena mereka memercayai peringatan Tuhan agar pulang tidak melewati Yerusalem (Lih. ay. 12). Sebelumnya Herodes telah meminta agar orang Majus kembali ke Yerusalem untuk memberitahu lokasi Yesus dilahirkan supaya ia juga menyembah Yesus (ayat 8). Namun, tujuan sebenarnya ialah Herodes ingin membunuh Yesus. Niat Herodes membunuh Yesus tak tersampaikan sehingga ia mengambil sikap "pukul rata" yakni membunuh semua anak-anak berusia dua tahun ke bawah di Betlehem (ayat 16). Pembunuhan itu dilakukan Herodes tanpa peri kemanusiaan sebagai upaya melenyapkan saingannya (ayat 17-18). Kedua, keluarga Yusuf terhindar dari pembunuhan Herodes karena mereka telah pindah ke Mesir sebelum pembunuhan di Betlehem itu terjadi (ayat 13-14). Mesir dipilih sebagai tempat tujuan karena kekuasaan Herodes tidak berpengaruh di sana (ayat 15). Kabar kematian Herodes membangkitkan keberanian Yusuf untuk kembali ke Yudea, dan menetap di Nazaret, bukan Betlehem karena penguasa Yudea masih dipegang oleh keturunan Herodes (ayat 22). Selanjutnya, mereka tidak berpindah ke tempat lain sebab Alkitab menyebutkan Yesus sebagai orang Nazaret (ayat 23).

Rintangan hidup dalam berbagai wujud dapat menggoncangkan iman percaya kepada Tuhan sampai kita meragukan penggenapan rencana Tuhan bagi pribadi, umat Tuhan, dan gereja-Nya. Firman Tuhan ini mengingatkan kita bahwa Tuhan tak pernah gagal dalam mewujudkan rencana-Nya bagi kehidupan umat-Nya. Ia adalah Tuhan yang berdaulat dan mengatur sejarah hidup semua manusia bagi penggenapan firman-Nya.

Yang kulakukan: Aku akan tetap ingat bahwa memercayai rencana Tuhan adalah yang terbaik untuk hidupku.

(0.10785282105263) (Mat 3:1) (sh: Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat (Selasa, 28 Desember 2004))
Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat

Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat. Berita tentang Kerajaan Surga mungkin sering kita dengar. Akan tetapi, pernahkah Anda turut memberitakan Kerajaan Surga itu?

Berita tentang Kerajaan Surga dicetuskan pertama kali oleh Yohanes yang kita kenal sebagai Yohanes Pembaptis. Pernyataan Yohanes ini dicatat oleh penulis ketiga Injil dalam Alkitab, kecuali Injil Yohanes. Yohanes Pembaptis dan penulis Injil Yohanes adalah orang yang berbeda. Siapakah Yohanes Pembaptis? Ia adalah anak Zakaria dan Elizabeth. Ketidakpercayaan Zakaria terhadap berita kelahiran Yohanes menyebabkan Zakaria bisu (Lukas 1:18-21). Setelah Yohanes dewasa, ia mengembara di padang gurun Yudea. Kehadiran Yohanes di hadapan umum menimbulkan kegemparan dan dibicarakan (ayat 5).

Tampaknya Yohanes menarik perhatian banyak orang karena beberapa hal: cara berpakaiannya yang unik (Mat. 3:4a), jenis makanan yang disantapnya (ayat 4b), pemberitaannya tentang Kerajaan Surga (ayat 2), dan teguran kerasnya terhadap orang Farisi dan orang Saduki dengan menyebut mereka sebagai keturunan ular beludak. Ajaran Yohanes tentang Kerajaan Surga merupakan berita baru. Pada waktu itu kehidupan agama masyarakat Yahudi menekankan segi lahiriah saja, yaitu hanya mengandalkan status lahiriah keturunan Abraham (ayat 8-9). Oleh sebab itu, Yohanes mengingatkan mereka bahwa penghakiman Tuhan akan berlaku bagi semua orang yang tidak bertobat tanpa terkecuali! (ayat 10, 12; band. Mat. 5:20).

Berita Kerajaan Surga sering dianggap "angin lalu" karena orang Kristen menganggap menjadi warga gereja berarti otomatis masuk Kerajaan Surga. Padahal, masuk Kerajaan Surga terjadi karena percaya pemberitaan firman dan mengizinkan Tuhan Yesus merubah kehidupannya. Jika Anda tidak bersedia untuk menanggalkan kehidupan rohani yang tidak berbuah kapak telah disediakan Tuhan untuk menebang pohon yang tidak menghasilkan buah-buah Roh (Gal. 5). Jangan mengaku pengikut Kristus kalau kehidupan Anda tidak mau berubah.

Yang kulakukan: Aku mau berubah dengan mempersilahkan Roh Allah memperbarui seluruh segi kehidupanku.

(0.10785282105263) (Mat 3:13) (sh: Diteguhkan melalui baptisan (Rabu, 29 Desember 2004))
Diteguhkan melalui baptisan

Diteguhkan melalui baptisan. Apa makna sakramen baptisan dalam tradisi orang Yahudi zaman Yesus? Zaman itu, menerima baptisan adalah tanda orang bersedia meninggalkan dosa-dosanya dan bertobat kepada Tuhan.

Untuk apa Tuhan Yesus dibaptis? Yohanes merasa tidak pantas membaptis Yesus. Yesus tidak berdosa. Ia tidak memerlukan pertobatan. Bahkan, sebelumnya Yohanes sudah memberitakan bahwa baptisan air yang ia lakukan itu menunjuk kepada baptisan Roh Kudus yang akan Yesus berikan kepada orang yang sungguh bertobat (ayat 11).

Mengapa Yesus meminta Yohanes membaptis diri-Nya? Pertama, sebagai tanda pengidentifikasian-Nya dengan orang berdosa. Yesus tidak berdosa tetapi Ia datang untuk menjadi Juruselamat orang berdosa. Untuk itu Ia perlu menempatkan diri-Nya di posisi orang berdosa. Ia dibaptis untuk mewakili orang berdosa (ayat 15). Sebagai bukti bahwa Ia telah menjadi sama dengan manusia lainnya, kita melihat perikop sesudah ini Yesus bisa dicobai (ayat 4:1-11). Kedua, pembaptisan Yesus merupakan peneguhan diri-Nya dari Allah Tritunggal bahwa Dialah Yang Diperkenan Bapa, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan" (ayat 16b). Dialah Yang Diurapi Roh untuk melaksanakan misi penebusan (ayat 16a). Bagi Tuhan Yesus peneguhan itu penting karena Ia sadar pelayanan-Nya sebagai Juruselamat manusia bukan pelayanan biasa. Pelayanan itu adalah pelayanan yang menuntut pengorbanan hidup-Nya. Ia harus mati agar umat manusia memperoleh hidup. Oleh sebab itu perkenan Allah dan pengurapan Roh menjadi kekuatan bagi Yesus memulai pelayanan-Nya.

Melalui baptisan Tuhan Yesus, kita beroleh jaminan sekaligus teladan. Jaminan bahwa Yesus sungguh datang dari Allah dan telah menyetarakan diri dengan manusia agar dapat menjadi Juruselamat yang sejati. Teladan bahwa kita memiliki Tuhan yang taat kepada Allah dan karena itu kita pun harus taat.

Renungkan: Tuhan tidak membiarkan anak-anak-Nya melayani sendirian. Dia menyertai dan Roh-Nya mengurapi kita supaya kita kuat, setia, dan berhasil.

(0.10785282105263) (Mat 5:17) (sh: Kesempurnaan Kristen dan amarah (Kamis, 4 Januari 2001))
Kesempurnaan Kristen dan amarah

Kesempurnaan Kristen dan amarah. Apakah Kristen yang telah mendapatkan pengajaran khusus dari Kristus dibebaskan dari tuntutan menjalankan hukum Taurat dan kitab para nabi? Tidak! Sebab otoritas PL yang bersumber dari Allah akan terus berlaku hingga kesudahan zaman (ayat 18) dan menyatakan rencana penebusan Allah hingga penggenapannya. Kedatangan Kristus bukan untuk meniadakannya, namun menggenapinya, karena Ia sendirilah penggenapnya.

Kristen pun tidak boleh meniadakan salah satu bagian dari hukum Taurat dan kitab-kitab nabi, ataupun mengajarkannya demikian. Mengapa? Sebab itu merupakan wahyu Allah, sehingga manusia tidak mempunyai hak untuk menguranginya, sekalipun bagian yang terkecil. Karena berhubungan dengan wibawa dan otoritas wahyu Allah, maka konsekuensi peniadaan atau pengajaran yang demikian cukup serius karena berdampak bagi kehidupan di masa kekekalan (ayat 19). Jika demikian apa yang dituntut dari Kristen? Tidak lain dan tidak bukan adalah kesempurnaan (ayat 20). Ayat ini memang tidak berbicara tentang bagaimana seseorang memperoleh kebenaran namun memaparkan tuntutan kesempurnaan. Mesias sendiri akan membangun sebuah bangsa yang akan disebut `pohon tarbantin kebenaran' (Yes. 61:3).

Kesempurnaan apa yang dituntut dari Kristen? Dalam hubungan dengan sesama manusia, hukum Taurat melarang pembunuhan. Namun yang menjadi kepedulian Allah bukan hanya pembunuhan melainkan juga kemarahan, khususnya kemarahan kepada saudara- saudara seiman (ayat 22), sebab Allah melihat apa yang di dalam hati. Kemarahan yang menyala-nyala dapat mengarah kepada tindakan kekerasan yang lebih jauh, termasuk pembunuhan.

Kemarahan yang seringkali diekspresikan dengan kata- kata umpatan atau kata-kata tuduhan, merupakan hal yang sangat serius, karena dapat menyeret seseorang kepada penghukuman abadi, membawa dampak bagi kehidupan ibadah seseorang, dan dapat menyeret seseorang ke pengadilan (ayat 23-26).

Renungkan: Karena begitu jahatnya kemarahan disertai dengan kepastian hukuman Allah dan konsekuensi kemarahan, Kristen harus menggunakan segala upaya dan daya untuk segera menghentikan kemarahan.

(0.10785282105263) (Mat 5:17) (sh: Firman kekal untuk diterapkan (Selasa, 4 Januari 2005))
Firman kekal untuk diterapkan

Firman kekal untuk diterapkan. Yesus datang ke dunia ini bukan untuk membatalkan Hukum Taurat, tetapi untuk menggenapinya (ayat 17) menurut hakikat dan semangat yang terdalam, yaitu untuk mengasihi Allah. Hidup, ajaran, dan karya penebusan Kristus adalah penggenapan Hukum Taurat. Ia menegaskan pula bahwa Perjanjian Lama adalah firman Allah yang kekal (ayat 18). Artinya Perjanjian Lama menyatakan kehendak Allah yang tidak berubah bagi umat-Nya. Oleh karena itu, siapa pun yang melalaikan atau melanggar satu perintah saja dari firman Tuhan itu, ia telah melanggar seluruh firman Tuhan. Ia bukan anggota Kerajaan Surga (ayat 19).

Yang mengejutkan adalah Yesus memakai ilustrasi kehidupan keagamaan para ahli Taurat dan orang Farisi. Bagi Yesus kehidupan agama mereka tidak sejati. Mereka bukan pelaku firman Tuhan (ayat 20). Bagaimana mungkin orang-orang yang kesehariannya bergaul dengan firman Tuhan ternyata di mata Yesus bukanlah pewaris Kerajaan Surga? Ketaatan orang Farisi hanya bersifat lahiriah. Apa yang mereka lakukan tidak didasarkan atas kasih kepada Allah dan sesama.

Oleh sebab itu, Yesus menasehati para murid-Nya untuk tidak memiliki hidup keagamaan seperti yang dimiliki ahli Taurat dan orang Farisi. Yesus ingin para murid-Nya memberlakukan firman Tuhan dengan sungguh-sungguh mulai dari dalam hati bukan hanya sekadar tingkah laku lahiriah. Lalu bagaimana mungkin Ia mengharapkan kita berbuat lebih dari orang Farisi? Bisa! Hidup keagamaan kita bisa lebih baik karena berasal dari Kristus. Karena kita memiliki kebenaran Kristus, kita dapat mematuhi Tuhan dengan kasih.

Hanya Yesus yang dapat membebaskan manusia untuk hidup benar di hadapan Allah dan dalam hubungan yang benar dengan sesama manusia. Dia mampu mengubah kondisi manusia berdosa untuk hidup benar dan menghayati kehendak Tuhan dari hati yang diperbarui-Nya.

Renungkan: Marilah kita mendasarkan semua perilaku dan sikap kristiani kita atas Firman Hidup.

(0.10785282105263) (Mat 5:27) (sh: Kristen dan kemerosotan moral masyarakat (Jumat, 5 Januari 2001))
Kristen dan kemerosotan moral masyarakat

Kristen dan kemerosotan moral masyarakat. Sehari- harinya masyarakat Indonesia disuguhi sinetron- sinetron yang bertemakan perselingkuhan, seks bebas, pengagungan harta, dan kekerasan, demi tercapainya suatu tujuan; perempuan muda dengan pakaian super ketat di jalanan dan situs pornografi di internet; fakta pelecehan hukum demi melindungi kepentingan penguasa dan orang kaya: orang yang salah menjadi benar; dan penindasan rakyat kecil demi keuntungan bisnis. Semua itu membuat hal-hal yang tabu menjadi halal. Tindakan main hakim sendiri dan demonstrasi yang destruktif dipilih sebagai sarana pelampiasan hidup yang tertindas. Kemerosotan moral telah melanda masyarakat.

Kristen sebagai garam dan terang dunia harus mempunyai kualitas moral sesuai standar Allah, karena itu Kristen harus menolak segala bentuk dosa secara radikal (ayat 29-30). Dalam hukum masyarakat, berzinah adalah dosa sebab ia menggunakan orang lain hanya sebagai obyek seks. Bagi Allah imajinasi seksual pun termasuk zinah sebab ia memandang orang hanya sebagai obyek seksual. Padahal Kristen harus memandang manusia sebagai pribadi yang berharga. Perceraian yang disahkan secara hukum sebenarnya adalah penyimpangan terhadap ketetapan Allah dan pengkhianatan janji kesetiaan antara suami istri. Dalam masyarakat dimana hukum dilecehkan dan penguasa sulit dipercaya, kejujuran Kristen dalam perkataan harus tetap ditegakkan. Bagi Kristen, perkataan adalah hutang yang harus dibayar. Walaupun prinsip mata ganti mata dalam PL menetapkan batas pembalasan sebagai peraturan yang adil. Namun standar Yesus adalah tidak memperlakukan orang lain berdasarkan apa yang adil namun berdasarkan apa yang baik. Bahkan Kristen harus mengasihi musuhnya dan berdoa bagi mereka yang menganiaya, seperti Allah juga memberikan berkat kepada orang jahat (ayat 45). Dengan kata lain Kristen harus meneladani Allah.

Renungkan: Kemerosotan moral dalam masyarakat bukan merupakan peluang bagi Kristen untuk berkompromi ataupun merendahkan standar moralnya. Sebaliknya Kristen harus semakin giat memperlihatkan kepada masyarakat standar moral yang sesuai dengan kehendak Allah melalui kehidupan Kristennya, agar masyarakat sadar bahwa apa yang disuguhkan kepada mereka bukan sesuatu yang wajar dan biasa, namun suatu dosa yang dibenci Allah.

(0.10785282105263) (Mat 5:33) (sh: Antara kata dan hati (Minggu, 4 Januari 1998))
Antara kata dan hati

Antara kata dan hati
Sumpah bertujuan untuk mengukuhkan kebenaran dan meneguhkan kebohongan. Manusia Yahudi menggolongkan sumpah ke dalam dua hal. Pertama, kalau menyebut nama Allah, sumpah itu mengikat dan mengharuskan orang yang bersumpah untuk menepatinya. Kedua, kalau sumpah itu tidak atas nama Yerusalem atau nama Allah -- misalnya atas nama langit dan bumi, atau atas nama kepalanya sendiri disebut tidak mengikat, sehingga orang itu tidak harus menepatinya. Tuhan Yesus menentang anggapan tersebut. Hidup tidak dapat dibagi dalam dua bagian: bagian yang di dalamnya ada Allah dan bagian yang di dalamnya tidak ada Allah. Allah selalu ada dan hadir. Bersumpah atau tidak bersumpah Allah terlibat menyaksikan semua tingkah laku manusia. Karena itu kata dan hati tidak boleh dipisah. Pengikut Kristus harus memiliki integritas hati dan kata.

Keadilan dan kasih. Kehidupan orang percaya, sering terjebak dalam dualisme, di gereja kudus dan di luar gereja boleh semaunya. Dualisme seperti ini salah total sebab manusia yang dualistis hidup dalam kepalsuan. Sikap demikian bisa jadi berhubungan erat dengan kesalahan menafsirkan arti perintah Tuhan. Hukum mata ganti mata, gigi ganti gigi seringkali ditafsirkan seolah Allah menginginkan balas membalas dalam kehidupan manusia. Tetapi maksud firman itu ialah agar orang yang bersalah diperlakukan dengan adil, tidak dijatuhi hukuman lebih berat atau lebih ringan. Di lain pihak, pengikut Kristus sadar bahwa kejahatan tidak dapat diatasi oleh kekerasan hukum tetapi oleh kekuatan kasih. Sambil berusaha menegakkan hukum, pengikut Kristus berupaya untuk mengalah menahan diri (ayat 39), bermurah hati (ayat 40-42), bergantung pada kasih karunia Allah (ayat 43-44). Kelakuan sosial Kristen adalah kelakuan yang memberlakukan sikap Kristus sendiri.

Renungkan: Bukankah kita yang telah menerima kasih Allah dalam Kristus sadar bahwa hanya kasih dapat merubah hidup?

Doa: Di tengah hidup yang penuh kepalsuan dan kekerasan, berilah kekuatan untuk hidup benar dan mengasihi.

(0.10785282105263) (Mat 5:38) (sh: Sifat kristiani yang meneladani Bapa (Sabtu, 8 Januari 2005))
Sifat kristiani yang meneladani Bapa

Sifat kristiani yang meneladani Bapa. Ajaran lex talionis (mata ganti mata, gigi ganti gigi, dst.) pada dasarnya mencegah pembalasan yang berlebihan. Hukum yang penting di Taurat ini dimaksudkan supaya umat Allah tidak main hakim sendiri, melainkan menyerahkannya kepada lembaga keimaman yang mendapatkan wewenang untuk hal itu.

Dari penjelasan Yesus kita mendapati bahwa sebagai pengikut-Nya, kita dituntut untuk melakukan lebih daripada yang biasa dilakukan orang lain. Membalas orang yang menyakiti kita merupakan hal yang biasa dilakukan orang lain, tetapi kita dituntut untuk berbuat lebih daripada itu. Tidak membalas perlakuan jahat orang lain kepada kita pun bukan merupakan sikap yang langka, dan kita pun dituntut untuk bersikap lebih dari itu. Yesus menuntut setiap anak Tuhan untuk mampu menyatakan kebaikan Allah Bapa kepada setiap orang, bahkan kepada orang-orang yang jahat (ayat 39-42). Yesus menuntut anak-anak Tuhan menyatakan berkat kepada mereka yang mengutuk dan menganiaya (ayat 43-44).

Ada dua alasan mengapa kita dituntut bukan hanya mengampuni tetapi juga memberkati orang yang jahat kepada kita. Pertama, karena kita sudah mendapatkan pengampunan dari Bapa atas dosa-dosa kita, bahkan lebih daripada itu Ia memberkati kita dengan limpahnya. Kesalahan orang lain kepada kita, betapa pun besarnya tidak pernah dapat melampaui keberdosaan kita di hadapan-Nya. Kedua, Bapa memberikan berkat yang sama kepada orang baik dan orang jahat, maka kita pun wajib menjadi saluran berkat yang sama untuk mereka (ayat 45). Tuntutan Tuhan Yesus adalah kesempurnaan dalam kasih sama seperti kasih Bapa sempurna.

Bila dunia hidup dengan prinsip mengalahkan dan menguasai, anak-anak Tuhan harus hidup dengan prinsip ilahi, yakni menjadi berkat bagi sesama.

Renungkan: Waktu kita menyatakan kasih kepada sesama, kita sedang mencurahkan kasih Bapa ke hati-hati yang gersang.

(0.10785282105263) (Mat 7:13) (sh: Hanya dua kemungkinan (Sabtu, 15 Januari 2005))
Hanya dua kemungkinan

Hanya dua kemungkinan. Ucapan Tuhan Yesus ini sangat mengejutkan, terutama untuk kebanyakan pendengar-Nya yaitu orang Yahudi. Ada semacam anggapan dasar pada mereka bahwa karena mereka keturunan Abraham, mereka pasti umat Allah, milik Allah (band. 3:9-10). Untuk sebagian kita pun mengejutkan, tetapi karena alasan yang berbeda. Karena pengaruh pola pikir modern dan pluralitas agama-agama Timur, ada anggapan bahwa banyak jalan menuju ke Tuhan. Kepercayaan dan kehidupan yang seperti apa pun, akhirnya akan membawa orang ke surga. Tuhan Yesus menentang keras anggapan sesat itu.

Hidup diumpamakan-Nya seperti memasuki gerbang (ayat 13), menjalani jalan (ayat 14), mengeluarkan buah (ayat 17), dan mengalaskan bangunan (ayat 24-27). Hanya ada dua kemungkinan perjalanan dan akhir hidup manusia dalam evaluasi ilahi. Pintu, jalan, buah, dasar yang bagaimana yang kita putuskan untuk menjadi sifat hidup kita kini, akan menentukan nasib kekal kita. Sayangnya yang banyak diminati orang adalah jalan lebar menuju kebinasaan (ayat 13). Orang lebih suka disesatkan dan menyesatkan daripada tunduk kepada kebenaran Allah. Jalan menuju ke kebinasaan memang mudah sebab tinggal mengikuti saja arus dunia yang didorong oleh dosa.

Aktif dalam kegiatan rohani, melakukan banyak pelayanan termasuk membuat mukjizat, fasih melantunkan kalimat-kalimat teologis dan pujian kepada Tuhan bukan jaminan seseorang sungguh di pihak Tuhan. Tanda satu-satunya yang menjamin bahwa kita terhisab ke dalam Kerajaan Surga adalah kita tidak dievaluasi Tuhan sebagai "pembuat kejahatan" (ayat 23). Dengan kata lain, bila hidup kita menunjukkan adanya perjuangan konsisten untuk hidup kudus dengan pertolongan anugerah-Nya, barulah kita memiliki jaminan sah keselamatan kita.

Renungkan: Keselamatan bukan hasil usaha tetapi akibat kita sungguh mengizinkan anugerah-Nya membebaskan kita dari pola hidup berdosa.

(0.10785282105263) (Mat 9:14) (sh: Yang baru meniadakan yang lama (Jumat, 21 Januari 2005))
Yang baru meniadakan yang lama

Yang baru meniadakan yang lama. Pada malam hari orang menyalakan lampu atau lilin supaya tidak kegelapan. Bila matahari sudah terbit semua alat penerang itu tidak lagi diperlukan. Demikian juga dengan semua upacara agama yang biasa dipraktikkan orang-orang Farisi, para ahli Taurat, termasuk murid-murid Yohanes pembaptis. Pada dasarnya peraturan-peraturan itu, misalnya berpuasa (ayat 14), dibuat untuk menolong orang mengharapkan kedatangan Mesias. Akan tetapi, Yesus Sang Mesias sudah hadir di tengah-tengah mereka. Mereka seharusnya berhenti menanti, dan mulai menikmati sukacita kehadiran-Nya (ayat 15).

Tuhan Yesus ingin menyatakan bahwa Ia datang bukan untuk sekadar menambalkan atau menambahkan sesuatu yang baru kepada ajaran agama yang lama. Kata "lama" (Yun.: palaios) berarti aus atau usang karena pemakaian. Ajaran Yahudi telah menjadi begitu tidak fleksibel karena akumulasi dari tradisi-tradisi nonalkitabiah selama berabad-abad. Ajaran Yahudi tersebut sudah berubah menjadi upacara semata-mata yang malah menjauhkan mereka dari Allah. Tuhan Yesus bukan sedang menambahkan ajaran baru ke dalam wadah yang lama itu. Ia sedang menyatakan bahwa masa yang baru (neos) dan kerajaan yang baru (kainos) sudah tiba dengan kehadiran-Nya. Dengan demikian, mereka yang ingin berbagian dalam kerajaan yang baru itu harus meninggalkan semua pemahaman agama dan sikap hidup yang lama lalu menerima Kristus dan hidup dalam kebenaran-Nya.

Apakah pesan Yesus ini dapat diartikan sebagai menolak tradisi rohani orang Kristen masa kini? Ya dan tidak. Kita tetap perlu bergereja, berdoa, membaca Firman, dsb. Namun, semua kebiasaan rohani tersebut menjadi sia-sia kalau kita tidak intim dengan Tuhan Yesus.

Renungkan: Jika Tuhan Yesus hadir dalam hidup dan ibadah kita, pasti suasananya adalah kesukaan dan bukan kedukaan.

(0.10785282105263) (Mat 9:18) (sh: Sang Mesias (Sabtu, 22 Januari 2005))
Sang Mesias

Sang Mesias. Mesias yang diharapkan orang Yahudi adalah seorang yang akan membebaskan mereka dari penindasan pemerintahan Romawi. Namun, bukan seperti itu gambaran yang dipaparkan Matius.

Bagi Matius, Mesias mempunyai kuasa atas hidup dan matinya manusia. Kuasa itu tampak pada Tuhan Yesus ketika Ia menyembuhkan wanita yang sudah dua belas tahun mengalami pendarahan dan membangkitkan anak kepala rumah ibadat (ayat 18-25). Mereka sama-sama datang kepada Tuhan Yesus dan mendapat pertolongan. Tuhan Yesus berkuasa atas kematian dan penyakit yang 12 tahun tidak tersembuhkan. Ini membuktikan bahwa Dia adalah Mesias yang mereka tunggu.

Ironis sekali karena yang merespons dan mengakui Tuhan Yesus sebagai Anak Daud (gelar untuk Mesias) adalah dua orang buta yang tidak bisa melihat perbuatan mukjizat-Nya itu (ayat 27-31). Ketika Tuhan Yesus mengusir setan dari seorang bisu, orang banyak menjadi heran. Sebaliknya, orang Farisi justru beranggapan bahwa Ia mengusir setan dengan kuasa penghulu setan (ayat 32-34). Orang Yahudi percaya setan yang merasuk dalam diri seseorang harus diusir oleh setan yang lebih berkuasa. Oleh karena itu, mereka sama sekali tidak mengakui Yesus sebagai Sang Mesias yang mereka tunggu-tunggu.

Lewat iman kepala rumah ibadat, perempuan yang sakit pendarahan, orang buta, serta sahabat-sahabat si bisu, kita dapat melihat tindakan iman yang menyebabkan mereka menikmati anugerah Tuhan Yesus. Mereka percaya akan kemahakuasaan Tuhan Yesus untuk memulihkan penderitaan yang mereka alami. Dia adalah Tuhan yang hidup dan berkuasa, yang membuat iman kita kepada-Nya tidak sia-sia. Beriman dan berharap penuh kepada-Nya adalah kunci kemenangan kita.

Responsku: Aku akan menanggalkan ketidakpercayaanku serta memusatkan hidupku hanya kepada Dia.

(0.10785282105263) (Mat 10:16) (sh: Mengikut Yesus? Keputusanku (Senin, 24 Januari 2005))
Mengikut Yesus? Keputusanku

Mengikut Yesus? Keputusanku. Hidup di tengah-tengah musuh yang siap sedia mengintai dan menerkam sangat menakutkan setiap orang. Gambaran inilah yang Yesus berikan kepada pengikut-Nya. Mereka bagaikan domba-domba yang diutus ke tengah-tengah serigala. Dalam mengemban tugas, ada kemungkinan mereka ditangkap, diadili, dibenci, bahkan dibunuh. Untuk itu Yesus berpesan agar mereka cerdik namun tulus (ayat 16).

Yesus meminta mereka untuk waspada terhadap: majelis agama yang adalah serigala yang bengis (ayat 17); pemerintah, dengan otoritas yang dimilikinya dapat menindas dengan cara yang halus tapi menyakitkan (ayat 18-19); keluarga yang seharusnya menjadi tempat yang aman bagi kita namun bisa menjadi musuh dalam selimut (ayat 22). Semuanya dapat membenci (ayat 22), mengancam (ayat 26), bahkan membunuh tubuh meskipun tidak dapat membinasakan jiwa (ayat 28). Lalu, perlukah para murid takut dan kuatir menghadapi semua ancaman tersebut? Yesus menggambarkan bahwa Allah sangat peduli terhadap mereka karena mereka lebih berharga di mata-Nya dibandingkan dengan burung pipit (ayat 29-31). Oleh karena itu, mereka tidak perlu takut dan kuatir menghadapi kesulitan dan ancaman. Dia berjanji akan memperlengkapi dengan kekuatan, kemampuan, dan perlindungan karena mereka sangat berharga di mata-Nya. Namun, tidak berarti Allah akan mencegah terjadinya kesulitan dalam diri kita. Itu adalah ujian bagi kita sebagai pengikut Yesus yang sejati untuk bertahan menghadapi tekanan hidup sehari-hari.

Sampai saat ini pun mengikut dan menaati Yesus serta memberitakan Dia selalu membangkitkan berbagai perlawanan. Mengingat tugas dan tantangan berat yang harus dihadapi, maka kesetiaan dan keberanian mutlak diperlukan. Mereka yang menghadapi segala kesulitan dan bertahan sampai akhir akan menerima penghargaan yang mulia dari Allah.

Tekadku: Walau tekanan menghadang, aku akan bertahan sampai akhir dengan anugerah Allah.

(0.10785282105263) (Mat 10:24) (sh: Murid Kristus: ciri dan hubungannya dengan Yesus (Minggu, 28 Januari 2001))
Murid Kristus: ciri dan hubungannya dengan Yesus

Murid Kristus: ciri dan hubungannya dengan Yesus. Seperti orang Yahudi pada zaman Yesus, beberapa gereja masa kini mempunyai pengharapan bahwa kedatangan Yesus identik dengan kedamaian. Namun pernyataan Yesus membalikkan harapan mereka karena Ia datang justru membawa pemisahan dan 'konflik' (ayat 34). Meskipun Dia adalah Sang Raja Damai, dunia akan menolak Dia dan pemerintahan-Nya, sehingga umat manusia akan terpecah-belah (ayat 35- 36). Yesus ingin para murid-Nya tidak memiliki pengharapan yang salah tentang Yesus dan Injil Kerajaan Allah, karena itu Ia mengulangi pernyataan 'Aku datang', hingga 3 kali.

Namun Yesus mengingatkan bahwa pemahaman yang benar tentang misi Yesus tidak dimaksudkan untuk membuat para murid-Nya undur. Sebaliknya murid Kristus harus mutlak setia kepada-Nya, melebihi kesetiaan kepada orang-orang yang mempunyai hubungan darah paling dekat sekalipun (ayat 37). Tidak hanya itu murid Kristus dituntut untuk menundukkan kehendak pribadinya di bawah kehendak Allah (ayat 38). Yesus menuntut kesetiaan mutlak tanpa syarat, karena hubungan antara murid Yesus - Yesus - Allah Bapa sangat indah dan erat. Perlakuan yang diterima oleh murid karena imannya akan dirasakan juga oleh Yesus dan Allah Bapa. Berdasarkan perlakuan yang diterima murid Yesus, Allah Bapa dapat menghukum ataupun memberkati (ayat 40-42). Hubungan ini menunjukkan betapa istimewanya dan berharganya murid Kristus di hadapan Allah. Ia rela mengidentifikasikan diri-Nya dengan murid-Nya sehingga masalah dan penderitaan murid-Nya adalah masalah dan penderitaan Allah.

Renungkan: Hai Kristen, janganlah gentar dan mundur, nyatakan kesetiaan kita kepada-Nya. Bagi Allah yang begitu setia dan menghargai kita, tidak ada persembahan yang lebih indah selain kesetiaan dan ketaatan Kristen yang mutlak kepada-Nya.

Bacaan untuk Minggu Epifania 4

Ulangan 18:15-22

I Korintus 7:32-35

Markus 1:21-28

Mazmur1

Lagu: Kidung Jemaat 450

PA 4 Matius 8:28-34

Di dunia ekonomi manusia dikategorikan sebagai aset. Konsep ini bukan meninggikan manusia, justru merendahkan manusia. Karena di dalam neraca keuangan aset adalah harta perusahaan yang dapat diperlakukan semaunya oleh pemilik perusahaan untuk menghasilkan untung besar. Manusia adalah makhluk yang sangat berharga di hadapan Allah. Yesus melalui mukjizat di Gadara menegaskan hal itu.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1 Apa makna teriakan kedua orang yang mendatangi Yesus (ayat 29)? Berdasarkan teriakan mereka, apakah mereka bermaksud menantang-Nya ataukah untuk menyerahkan diri? Jelaskan! Kebenaran apakah yang Anda dapatkan yang berhubungan dengan Yesus?

2 Apakah Yesus menjawab teriakan mereka? Mengapa? Apakah permintaan mereka kepada Yesus (ayat 31)? Mengapa mereka meminta izin kepada Yesus untuk memasuki babi-babi? Berdasarkan permintaannya, apa yang diakui oleh setan-setan itu tentang Yesus?

3 Bandingkanlah dampak tindakan Yesus terhadap kedua orang itu dengan dampak perbuatan setan-setan itu terhadap mereka dan babi-babi! Berdasarkan perbandingan itu apa yang dapat Anda simpulkan tentang misi Yesus dan misi setan di dunia?

4 Bagaimana respons orang-orang setempat terhadap tindakan Yesus? Bagaimana penilaian mereka terhadap babi dan manusia? Salah satu berkat yang mereka terima dalam peristiwa keluarnya setan dari kedua orang itu adalah daerah mereka yang dulunya rawan sekarang menjadi aman (ayat 28), mengapa mereka nampaknya tidak melihat berkat ini?

5 Tak seorang pun di daerah itu yang melakukan usaha untuk menolong kedua orang itu, namun Yesus yang tidak mempunyai hubungan apa-apa dengannya justru memulihkannya. Kebenaran apa yang kita dapatkan tentang Yesus?

6 Ada manusia yang nampaknya lebih nyaman bila setan hidup bersama dengan mereka, walaupun mereka menyadari bahwa setan banyak melakukan tindakan yang merugikan. Setujukah Anda dengan pendapat ini? Jelaskan! Adakah contoh dalam masyarakat Anda yang mendukung kebenaran ini?

7 Bagaimanakah masyarakat sekarang menghargai sesamanya? Apa yang dapat kita lakukan untuk meneladani Tuhan Yesus?



TIP #19: Centang "Pencarian Tepat" pada Pencarian Universal untuk pencarian teks alkitab tanpa keluarga katanya. [SEMUA]
dibuat dalam 0.08 detik
dipersembahkan oleh YLSA