Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1081 - 1100 dari 1887 ayat untuk besar [Pencarian Tepat] (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.14599595744681) (Mat 13:24) (full: BENIH YANG BAIK ... BENIH LALANG. )

Nas : Mat 13:24-25

Perumpamaan tentang gandum dan lalang ini menekankan bahwa Iblis akan menabur di samping mereka yang menaburkan Firman Allah. "Ladang" melambangkan dunia, dan "benih yang baik" melambangkan orang percaya dalam Kerajaan Allah (ayat Mat 13:38).

  1. 1) Injil dan orang percaya yang sejati akan ditanam di seluruh dunia (ayat Mat 13:38). Iblis juga akan menanam para pengikutnya, "anak-anak si jahat" (ayat Mat 13:38), di antara umat Tuhan untuk meniadakan kebenaran Allah (ayat Mat 13:25,38-39).
  2. 2) Pekerjaan utama para pengikut Iblis di dalam Kerajaan Sorga yang kelihatan (yaitu gereja-gereja) adalah melemahkan kekuasaan Firman Allah

    (lih. Kej 3:4) serta memajukan ketidakbenaran dan ajaran yang palsu

    (bd. Kis 20:29-30; 2Tes 2:7,12). Beberapa waktu kemudian Kristus berbicara tentang suatu usaha besar untuk menyesatkan umat-Nya, yang dilakukan oleh orang-orang yang mengaku Kristen namun yang sesungguhnya ialah guru-guru palsu

    (lihat cat. --> Mat 24:11;

    [atau ref. Mat 24:11]

    lihat art. KESENGSARAAN BESAR).

  3. 3) Keadaan adanya para pengikut Iblis di antara umat Tuhan akan berakhir ketika Allah pada akhirnya membinasakan segala orang jahat pada akhir zaman (ayat Mat 13:38-43). Perumpamaan lain yang menekankan keadaan campuran orang percaya dan orang tidak percaya ini, terdapat dalam Mat 22:11-14; 25:1-30; Luk 18:10-14;

    lihat art. PESAN KRISTUS KEPADA TUJUH JEMAAT.

(0.14599595744681) (Luk 19:45) (full: MENGUSIR SEMUA PEDAGANG DI SITU. )

Nas : Luk 19:45

Pembersihan Bait Allah menjadi tindakan besar pertama pelayanan Yesus di muka umum (Yoh 2:13-22) dan tindakan besar terakhir pelayanan-Nya di muka umum (bd. Mat 21:12-17; Mr 11:15-17). Dalam kemarahan yang menyala-nyala Ia mengusir dari rumah Allah orang fasik, orang tamak dan mereka yang merusak tujuan rohani yang benar dari Bait Suci itu. Tindakan Yesus yang dua kali membersihkan Bait Allah selama tiga tahun pelayanan-Nya menunjukkan betapa pentingnya pelajaran rohani itu:

  1. 1) Kristus sangat menginginkan kekudusan dan ketulusan yang saleh di dalam gereja-Nya (bd. Yoh 17:17,19). Ia mati untuk "menguduskannya ... menyucikannya ... dan menempatkan jemaat ... kudus dan tidak bercela" (Ef 5:25-27).
  2. 2) Ibadah di dalam gereja haruslah dalam roh dan kebenaran (Yoh 4:24). Gereja harus menjadi suatu tempat doa dan persekutuan dengan Allah (bd. Mat 21:13).
  3. 3) Kristus akan menghukum semua orang yang menggunakan gereja, Injil atau Kerajaan-Nya demi keuntungan, kemuliaan atau kemajuan diri pribadi.
  4. 4) Kasih yang tulus bagi Allah dan bagi tujuan penebusan-Nya akan menghasilkan "semangat" yang menyala-nyala bagi kebenaran rumah Allah dan Kerajaan-Nya (Yoh 2:17). Keserupaan yang sejati dengan Kristus meliputi sikap tidak bertoleransi terhadap yang tidak benar di dalam gereja (bd. pasal Wahy 2:1-3:22).
  5. 5) Penting bagi semua pelayanan Kristen yang benar untuk menentang mereka yang mencemarkan dan merendahkan Kerajaan Allah (bd. 1Kor 6:9-11; Gal 1:6-10; Wahy 2:1-3:22).
  6. 6) Kita bisa memilih salah satu, yakni mengizinkan Kristus masuk ke dalam jemaat-jemaat untuk membersihkannya dari kebohongan, kemesuman, keduniawian, dan kenajisan (lih. pasal Wahy 2:1-3:22) atau pada kedatangan-Nya yang kedua kali dengan hukuman ilahi Ia akan membersihkan gereja-Nya secara tuntas (lih. Mal 3:2).
(0.14599595744681) (Why 6:1) (full: ANAK DOMBA ITU MEMBUKA. )

Nas : Wahy 6:1

Yesus Kristus sendiri (yaitu, Anak Domba itu) membuka semua meterai yang menyingkapkan hukuman yang menghancurkan dunia (ayat Wahy 6:1,3,5,7,9,12). Hukuman-hukuman itu bersifat ilahi, karena telah diserahkan ke dalam tangan Kristus (Wahy 5:1,7; bd. Yoh 5:22). Sepanjang kitab Wahyu, hukuman berupa malapetaka itu disebut murka Allah (ayat Wahy 6:16-17; 11:18; 14:10,19; 15:1,7; 16:1,19; 19:15).

(0.14599595744681) (Kej 10:1) (sh: Dua jalur (Kamis, 13 Februari 2003))
Dua jalur

Dua jalur. Bagian ini kelanjutan dari keturunan Nuh. Perintah Allah untuk beranak cucu dan bertambah banyak terus dipenuhi. Silsilah yang disusun berdasarkan ketiga anak Nuh ini bukan silsilah yang sifatnya rasial, etnis, linguistik, atau teritorial, melainkan politis. Silsilah ini menunjukkan jaringan-jaringan hubungan pada waktu itu.

Pertama-tama keluarga Yafet sangat kurang dibahas (ayat 2-5). Kita bisa mengasumsikan bahwa tradisi yang ada pada waktu itu tidak memiliki banyak informasi tentang garis keturunan ini.

Kedua adalah keluarga Ham (ayat 6-20). Kanaan memiliki blok yang cukup besar di sini (ayat 15-19). Ada satu tokoh lagi yang perlu diperhatikan di sini, yaitu Nimrod (ayat 8-12). Nimrod adalah orang yang gagah perkasa. Kita memperhatikan bahwa setelah muncul nama ini dalam pasal 6, Allah kemudian menghukum bumi dengan air bah. Kemungkinan nama Nimrod berarti pemberontak. Bagian firman ini tetap menunjukkan bahwa dalam garis keturunan Ham terdapat para pemberontak, bukan orang gagah perkasa dalam pengertian positif, tetapi justru negatif. Sebagaimana telah kita lihat kemarin, penulis kitab Kejadian menaruh minat besar terhadap Kanaan yang dikaitkan dengan Ham. Silsilah ini lebih menunjukkan siapa kawan dan lawan dari bangsa Israel.

Ketiga adalah Sem yang langsung terkait dengan Abraham (ayat 21-31). Namun demikian, tidak ada perhatian khusus diberikan kepada bangsa Israel. Silsilah di sini hanya mengurutkan nama keluarga. Nanti baru pada 11:10-29 dinyatakan kekhususan dari keturunan Sem. Di sini kita berjumpa dengan nama Eber -- yang nanti akan menjadi kata Ibrani.

Sampai di sini perintah Allah untuk beranak cucu di pasal 1 terlihatlah perwujudannya. Namun, manusia harus tetap memilih dalam kehidupannya di lajur mana ia ingin hidup.

Renungkan: Meskipun hidup penuh nuansa abu-abu, Anda bisa memilih: menjadi pemberontak atau penurut di hadapan Allah!

(0.14599595744681) (Kel 2:1) (sh: Penyiapan sang pembebas Israel (Selasa, 29 Maret 2005))
Penyiapan sang pembebas Israel

Penyiapan sang pembebas Israel
Kondisi mustahil yang dialami Israel di pasal 1 kini dialami oleh bayi dari pasangan suku Lewi (ayat 1-3). Secara manusiawi, bayi yang baru dilahirkan tersebut pasti akan mati. Ia hanya ditempatkan di sebuah keranjang yang terbuat dari dedaunan dan dibuang ke Sungai Nil yang besar dan dalam. Tak dinyana, puteri Firaun menemukan bayi orang Israel di keranjang itu (ayat 5-6). Seharusnya ia tahu adanya perintah dari ayahnya untuk membunuh bayi laki-laki Israel, tetapi kini ia menjadi alat Tuhan menyelamatkan Musa. Bahkan ia membuka kesempatan untuk Musa mendapatkan pendidikan kepemimpinan dalam istana Firaun. Musa masuk di sarang musuh. Inilah pemeliharaan Tuhan bagi Musa dan Israel. Rencana Tuhan mengalahkan siasat jahat Firaun.

Yang lebih mengherankan lagi secara fisik Musa dibesarkan di istana Firaun, tetapi puteri Firaun menyerahkan Musa untuk dirawat oleh inang penyusu yang ternyata ibunya sendiri (ayat 7-9). Akibatnya hubungan batin Musa dengan keluarganya tetap terpelihara. Oleh karena itu, walaupun setelah besar ia adalah pangeran Mesir, hati Musa berpaut kepada bangsanya sendiri. Hal itu terungkap ketika ia membunuh seorang Mesir yang sedang menyiksa seorang Ibrani (ayat 11-12). Hanya saja sifat dan tindakan patriotik Musa saat itu belum dapat dipakai Tuhan untuk membebaskan umat-Nya dari Mesir. Ada penggemblengan yang harus dilalui Musa di Padang Midian, yaitu Kawah Candradimukanya Musa. Musa disiapkan Tuhan menjadi pemimpin melalui belajar dipimpin Tuhan (ayat 15b-22).

Tuhan menyiapkan hamba-hamba-Nya melalui banyak cara dan tahapan. Anugerah Tuhan tidak saja menyelamatkan dan memelihara, tetapi juga membentuk karakter kita agar layak dipakai-Nya. Pembentukan Tuhan itu terjadi melalui proses belajar, menanti, menaati, dsb. Yang penting bagaimanapun Tuhan memproses kita, kita harus siap menerima dan responsif terhadap semua cara pembentukan-Nya.

Doaku: Tuhan, bentuk dan persiapkan aku jadi laskar-Mu.

(0.14599595744681) (Im 21:1) (sh: Harus kudus dan total (Senin, 23 September 2002))
Harus kudus dan total

Harus kudus dan total. Jika saat ini kepada kita ditanyakan tentang apakah para pendeta, atau pemimpin-pemimpin Kristen di Indonesia sudah ‘kudus’ bagi Tuhan dan bagi umat-Nya? Mungkin kita akan bingung dan balik bertanya. “Apa standar kekudusan menurut Tuhan?” Yang jelas standar kekudusan bagi para imam – pendeta, pemimipn Kristen – yang ditetapkan Allah lebih tinggi dari umat.

Terhadap para imam – orang-orang yang Allah panggil, urapi dan kudusakan untuk melaksanakan tugas-tugas khusus – Allah menetapkan peraturan-peraturan yang harus mereka penuhi. Pertama, ayat 1-9, peraturan yang berlaku bagi para imam biasa. Mereka dilarang untuk menyentuh mayat, kecuali mayat kerabat dekat, itu pun iman tersebut menjadi najis tujuh hari lamanya (ayat 1-4; bdk. Yeh. 44:25-27); dilarang meratapi orang mati, karena diangap mengikuti kebiasaan orang kafir waktu itu (ayat 5); dilarang menikahi perempuan yang bukan perawan dan janda (ayat 7-9).

Kedua, ayat 10-15, peraturan yang berlaku bagi imam besar. Mengingat kedudukan khas imam besar, maka peraturan-peraturan terhadap kenajisan lebih keras penekanannya. Mereka tidak boleh menerapkan tanda-tanda dukacita, dan tidak boleh menajiskan diri dengan mayat apa pun (ayat 11); dialrang keluar dari tempat kudus. Maksud ayat ini adalah mereka tidak boleh keluar dari tempat kudus untuk menghadiri upacara orang mati (ayat 12); istri mereka harus sebangsa (ayat 13-14).

Pada bagian akhir pasal ini, ditekankan tentang fisik yang tak bercacat (ayat 16-24). Peraturan ini mengingatkan kita tentang binatang kurban yang dipersembahkan kepada Allah harus tanpa cacat, demikian pula para imam yang mempersembahkannya, juga harus tanpa cacat.

Jelas bahwa peraturan-peraturan yang dibuat Allah bagi para imam ini didasarkan pada satu kepentingan bahwa seluruh hidup orang-orang yang telah Allah panggil, urapi, dan kuduskan, semata hanya untuk melayani dan memuliakan Allah.

Renungkan: Pahamilah panggilan Allah sebagai suatu kesempatan indah karena diundang hadir dalam sebuah pesta sukacita kekudusan yang luar biasa indah dan menakjubkan.

(0.14599595744681) (Ul 9:7) (sh: Menerobos lingkaran setan (Jumat, 9 Mei 2003))
Menerobos lingkaran setan

Menerobos lingkaran setan. Ada sebagian orang yang percaya bahwa manusia pada dasarnya tidak dapat berubah. Benarkah demikian?

Perjalanan sejarah bangsa Israel menunjukkan bahwa memang perubahan itu sulit. Mereka berdosa, dihukum Tuhan, menyesal, berseru kepada Allah, dilepaskan dari hukuman. Namun, siklus itu berulang-ulang seperti lingkaran setan yang tiada habis- habisnya. Musa mengingatkan bangsa Israel bahwa mereka tidak henti-hentinya berdosa sejak keluar dari Tanah Mesir. Kalau ada satu tempat di mana Israel seharusnya taat kepada Tuhan, tempat itu adalah di Gunung Horeb karena di sana mereka telah bertemu secara pribadi dengan Tuhan, telah melihat bahwa Ialah satu- satunya Allah, dan telah diperintahkan untuk tidak menyembah allah lain. Namun, mereka justru menyeleweng. Sebagai pemimpin besar, Musa dan Harun menunjukkan kualitas mereka dengan menunjukkan berkorban demi orang-orang yang dipimpinnya, dan berdoa syafaat empat puluh hari empat puluh malam!

Bangsa Israel tidak juga bertobat. Empat kali mereka menggusarkan Allah (ayat 22-24). Di Tabera, mereka mengeluh tanpa alasan yang jelas. Allah menurunkan api untuk menghukum mereka (Bil. 11:1- 3). Di Masa mereka mengeluh karena kekurangan air. Di Kibrot- Taawa mereka marah kepada Allah karena ingin makan daging. Tidak ada perubahan dalam diri mereka. Doa syafaat Musa setelah peristiwa anak lembu emas menunjukkan keagungan jiwanya (ayat 25-29). Di dalam pelayanan doanya terlihat juga beberapa kebenaran penting. Selain mengingatkan Israel tentang karya- karya besar Allah, doa Musa juga mengandung keyakinan yang terwujud dalam bentuk mengingatkan bahwa Allah akan bertindak sesuai dengan kemuliaan diri-Nya terhadap Israel.

Renungkan: Teroboslah ketidakpercayaan Anda dengan mengingat janji penyertaan Allah yang teguh.

(0.14599595744681) (Ul 16:1) (sh: Kilas balik karya besar Allah (Senin, 19 Mei 2003))
Kilas balik karya besar Allah

Kilas balik karya besar Allah. Perayaan agama sangat berarti bagi pembaruan iman umat. Itulah sebabnya Allah selalu meminta umat-Nya untuk senantiasa merayakan perayaan agama (ayat 1). Tiap-tiap perayaan memiliki keunikan makna masing-masing, namun sama bertujuan agar umat menyadari semua kebaikan Tuhan dan hidup mengasihi Tuhan.

Khususnya perayaan Paskah bermaksud untuk mengingatkan kembali peristiwa keluaran dari Mesir. Dalam perayaan ini umat harus melakukan kegiatan-kegiatan ritual seperti mempersembahkan korban hewan (ayat 2), sebagai tindakan simbolis dari penyerahan diri umat kepada Allah Israel satu-satunya. Uniknya, kegiatan ini harus dilakukan di tempat yang dipilih Allah (ayat 2,6,7). Pemusatan ibadah di tempat yang dipilih Allah ini bertujuan agar, [1] umat tidak memiliki hati dan sikap yang bercabang. Melalui merayakan Paskah itu hati, pikiran dan jiwa umat ditujukan kepada Allah saja yang telah membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir. [2] Umat diingatkan untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang bertentangan dengan jalan Tuhan, sesuai dengan berbagai ketetapan, peraturan dan hukum yang relevan pada waktu itu seperti yang terdapat dalam Ulangan 12-26.

Kesukaan dan penderitaan merupakan pengalaman bukan saja umat Israel tetapi juga pengalaman umat Allah masa kini. Keunikan perayaan umat Kristen adalah bahwa perayaan-perayaan itu terjadi karena penderitaan: Penderitaan Allah di dalam Kristus yang rela menjadi manusia dan mati untuk menebus dosa. Terkadang Allah mengizinkan kita menderita. Apabila kita menderita karena kebenaran, kita patut bersyukur atas hak istimewa itu.

Renungkan: Apabila kita tidak paham mengapa kita menderita, setidaknya penderitaan Kristus dapat menjadi sumber penghiburan dan pengharapan bagi sesuatu yang indah yang belum kita lihat kini.

(0.14599595744681) (Ul 16:21) (sh: Pengabdian mutlak (Rabu, 21 Mei 2003))
Pengabdian mutlak

Pengabdian mutlak. Menyembah patung atau apa pun yang diperlakukan sebagai ilah, pasti akan membangkitkan amarah Allah yang teramat besar. Kasih Allah sedemikian besar, menuntut pengabdian mutlak tak mendua hati. Menyembah sesuatu yang bukan Allah adalah menyangkali Allah. Tindakan itu kekejian sebab selain melawan Allah juga merusakkan maksud baik Allah bagi manusia. Pelanggaran ini berakibat kematian.

Dalam Perjanjian Lama orang yang melanggar hukum Allah pasti akan mati. Mati di sini dapat diartikan dalam dua pengertian: [1] putus hubungan dengan Allah, [2] mati dalam pengertian tidak hidup lagi atau kehilangan nyawa. Dalam perikop ini dipakai pengertian kedua. Namun, sebelum hukuman mati itu dijatuhkan si terdakwa harus diperiksa dengan saksama dan harus dikuatkan oleh keterangan dua atau tiga orang saksi (ayat 6). Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya fitnah seperti yang dialami Nabot.

Bagi kita penerapan hukuman mati itu terasa kejam. Tetapi pada waktu itu, hukuman mati sangat relevan dengan keadaan Israel. Sebab ketika firman ini disampaikan kepada umat, umat sedang gencar- gencarnya mempraktikkan kepercayaan bangsa-bangsa Kanaan, tanpa memedulikan Allah. Karena itu hukuman mati setimpal untuk mereka yang menyembah ilah-ilah lain. Walaupun demikian, di balik pemberlakuan hukum ini Allah bertindak adil. Ia tidak hanya menghukum tetapi juga menyelamatkan. Dalam minggu-minggu Paskah ini kita sedang merenungkan makna kematian dan kebangkitan Yesus. Kematian dan kebangkitan Yesus adalah wujud dari keadilan dan kebenaran Allah. Mengimani Paskah berwujud pada memberlakukan penyelamatan dan keadilan Allah dalam komitmen hidup yang utuh kepada Allah maupun dalam mengupayakannya lewat kesaksian dan perbuatan.

Renungkan: Semakin bulat komitmen orang pada Allah semakin berani ia memberlakukan kebenaran dalam hidupnya.

(0.14599595744681) (1Raj 4:1) (sh: Pemimpin yang berhikmat (Kamis, 29 Juli 2004))
Pemimpin yang berhikmat

Pemimpin yang berhikmat. Bagaimana caranya berhasil memimpin bangsa yang besar? Salomo merasakan beban berat untuk melanjutkan kepemimpinan Daud. Mengapa demikian? Pada zaman Daud, Israel telah mengalami kejayaan dalam peperangan. Bagaimanakah nasib Israel di tangan Salomo? Apakah Salomo merupakan orang yang tepat untuk meneruskan kepemimpinan Daud?

Menjadi seorang raja atas bangsa Israel yang besar jumlahnya memerlukan hikmat. Hikmat pada masa itu, bukanlah hikmat teoretis dan ilmu pengetahuan semata-mata. Hikmat pada masa itu terkait dengan kemampuan untuk meraih kesuksesan, yaitu suatu hal yang nyata dan praktis. Salomo memiliki hikmat tersebut. Hikmatnya terwujud nyata dalam bagaimana dia mengatur administrasi pemerintahannya dengan membagi duabelas kepala daerah. Tugas kedua belas kepala daerah ini: Pertama, menjamin kebutuhan setiap bulan dalam hal makan raja dan seisi istana. Kedua, bertanggung jawab atas keadilan dan kesejahteraan wilayah masing-masing sehingga tidak ada daerah yang terlalu kaya atau terlalu miskin. Hasil dari kebijaksanaan administrasif Salomo, membuat orang Yehuda dan orang Israel terjamin kebutuhan hidupnya (ayat 7-20).

Keberhasilan Salomo dalam memimpin bukan semata-mata karena kecakapan administratifnya yang luar biasa tetapi karena dia terlebih dahulu mengarahkan hidupnya untuk hidup takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan merupakan sumber hikmat (band. Amsal 1:7) yang menolong Salomo dalam memimpin bangsa Israel.

Kita harus meneladani apa yang dilakukan oleh Salomo, yaitu takut akan Tuhan. Setiap kita dipanggil untuk memimpin, pertama-tama memimpin hidup kita masing-masing, baru kemudian memimpin orang lain. Landasilah hidupmu dengan takut akan Tuhan, maka hikmat Tuhan akan dicurahkan kepadamu.

Renungkan: Supaya kita bisa memimpin dengan baik dan benar, mulailah dengan hidup takut akan Tuhan dan menyesuaikan hidup kita dengan kehendak Tuhan.

(0.14599595744681) (1Raj 7:27) (sh: Semangat Salomo (Senin, 7 Februari 2000))
Semangat Salomo

Semangat Salomo. Berdasarkan uraian yang diberikan, sulit bagi kita untuk membayangkan bentuk perkakas-perkakas itu secara detail, apalagi tentang fungsi dari perkakas itu dan makna segala ukiran, gambar dan hiasan yang terdapat pada setiap perkakas tersebut. Betapa sulitnya kita membayangkan bagaimana bentuknya, apalagi pembuatannya di zaman itu di mana ilmu dan teknologi belum berkembang seperrti saat ini. Karena itu diperlukan keahlian, ketrampilan, seni dan ketekunan yang tinggi dari pembuatannya. Salomo menyadari bahwa pekerjaan ini tidak ada seorang pun di Israel yang mampu, termasuk dirinya sebagai seorang yang terkenal paling berhikmat. Karena itu Salomo tak segan-segan memanggil Hiram seorang ahli membuat perkakas tembaga dari Tirus. Semua perkakas itu sangat indah, baik dari bentuk, bahan yang dipakai, perhiasan dan mutu pembuatannya.

Yang sangat menarik untuk kita renungkan di sini adalah kalau segala perkakas itu bisa dibuat dalam bentuk dan ornanem perhiasan yang lebih sederhana, mengapa harus dibuat sedemikian rumitnya sehingga orang Israel sendiri tidak mampu mengerjakannya. Selain itu, hal lain yang patut direnungkan adalah Salomo mempekerjakan Hiram seorang "kafir" untuk membantu penyelesaian amanat dari Allah. Dan ternyata Allah tidak mengajukan keberatan karena Hiram hanya sebatas mengerjakan segala sesuatu yang diperintahkan kepadanya (ayat 40). Tidak ada konsep atau pemikirannya sendiri yang dilaksanakan. Ini sangat penting karena berarti seluruh perkakas itu tidak ada yang mengandung unsur-unsur yang bisa membawa Israel kepda penyembahan berhala.

Salomo tidak mau setengah-setengah di dalam mengemban amanat yang diberikan Allah kepadanya. Inilah jawaban atas pertanyaan perenungan di atas. Karena dia memahami bahwa amanat yang ia terima itu merupakan suatu anugerah dan kepercayaan yang sangat besar yang diberikan TUHAN Allah kepadanya.

Renungkan: Berikan yang terbaik, jangan setengah-setengah, kerjakan dengan segala kemampuan dan modal yang Anda miliki, itulah semangat yang seharusnya mewarnai setiap pelayanan Kristus. Sebab jika kita saat ini mempunyai satu tugas baik kecil maupun besar, baik berat maupun ringan, baik nampaknya sangat penting atau tidak, tunaikan itu dengan semangat seperti Salomo

(0.14599595744681) (2Raj 1:1) (sh: Selalu ada peringatan yang lebih dari cukup (Minggu, 14 Mei 2000))
Selalu ada peringatan yang lebih dari cukup

Selalu ada peringatan yang lebih dari cukup. Karena begitu besar kasih Allah akan umat manusia baik sebagai individu maupun kelompok, maka Ia akan menggunakan berbagai cara dan media untuk menegur, memperingatkan, dan menyadarkan seorang manusia agar ia bertobat. Selain keberagaman cara dan media, Allah juga menggunakan keberagaman intensitas dalam menggunakan cara dan media. Itu semua disesuaikan dengan kondisi dan situasi seseorang, khususnya disesuaikan dengan berapa lama lagi manusia itu masih mempunyai kesempatan untuk hidup.

Pemahaman ini tergambar jelas dalam kisah Ahazia. Sebagai pengganti Ahab - ayahnya, ia hanya memerintah selama 2 tahun. Waktu yang singkat itu dipenuhi oleh perbuatan jahat, sehingga menimbulkan sakit hati Allah (1Raj. 22:54). Di dalam waktu yang singkat itu pula, terjadi beraneka ragam bencana, baik yang nampaknya alamiah maupun supranatural yang harus ditanggung oleh Ahazia. Di dalam bidang politik, terjadi pemberontakan oleh Moab setelah Ahaz meninggal. Peristiwa ini pasti mempengaruhi kondisi, sosial, ekonomi, dan keamanan negara Israel. Dalam bidang ekonomi, Allah menggagalkan kerjasama ekonominya dengan Yosafat (2Taw. 20:36-37). Hukuman ini adalah cara Allah memperingatkan Ahazia agar bertobat.

Ketika Ahazia 'meniadakan' Allah dengan cara mencari petunjuk dari Baal-Zebub dan dilanjutkan dengan rencananya menangkap Elia, Allah masih mau memberikan peringatan yang lebih jelas dan keras melalui hukuman api yang menimpa 2 orang perwira Ahazia dan 50 bawahannya. Hukuman ini dimaksudkan untuk menyatakan dengan lebih tegas lagi bahwa Ia ada dan jauh lebih berkuasa dari Baal.

Renungkan: Begitu besar kasih Allah kepada manusia. Itulah sebabnya Allah tetap selalu memperingatkan dosa-dosa kita lebih dari cukup.

Bacaan untuk Minggu Paskah 4:

Kisah Para Rasul 2:36-41 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Kis/T_Kis2.htm#2:36 1Petrus 2:19-25 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/1Pe/T_1Pe2.htm#2:19 Yohanes 10:1-10 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Yoh/T_Yoh10.htm#10:1 Mazmur 23 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Maz/T_Maz23.htm

Lagu: Kidung Jemaat 157

(0.14599595744681) (2Raj 4:1) (sh: Hamba Tuhan bagi semua orang (Kamis, 5 Mei 2005))
Hamba Tuhan bagi semua orang

Hamba Tuhan bagi semua orang
Tidak mudah bagi seseorang untuk menjaga diri tetap rendah hati ketika ia sedang populer. Kecenderungan untuk memegahkan diri dan merendahkan orang lain adalah godaan besar baginya. Apalagi bila pergaulannya di kalangan elit, sulit baginya memberi perhatian kepada orang kecil.

Nama Elisa makin populer di Israel. Ia dianggap sebagai pemimpin para nabi di Israel. Ia adalah hamba Allah yang dikenal dan dihormati di kalangan raja. Namun, Elisa tidak menjadi sombong. Ia tetap dapat didekati oleh orang-orang kecil seperti janda miskin dari kelompok para nabi ini. Kepedulian Elisa itu nampak pada sikapnya yang memberi perhatian khusus terhadap masalah janda tersebut. Pertama, ia menyediakan waktu untuk mendengarkan keluhan janda ini (ayat 1). Kedua, ia tidak sekadar memberi pertolongan, tetapi mencoba mengerti situasi dan kondisi si janda itu (ayat 2). Tujuan sikap Elisa adalah supaya ia dapat memberikan pertolongan yang tepat sasaran, sekaligus mendorong si janda untuk memanfaatkan apa yang masih ada padanya (ayat 3-4). Pertolongan yang dilakukan Elisa kepada janda itu bersifat memberikan kail dan bukan sekadar menyediakan ikan. Ketiga, pertolongan yang diberikan Elisa tidak hanya untuk menyelesaikan persoalan sesaat, tetapi untuk mendatangkan masa depan yang lebih baik (ayat 7).

Kepedulian seperti yang diteladankan Elisa, kini sulit ditemui. Banyak hamba Tuhan yang melayani dengan motivasi kepentingan diri sendiri. Kalau yang mengundang gereja besar atau persekutuan orang-orang berada, acara apa pun bisa dibatalkan demi memenuhi undangan itu. Akan tetapi, siapa yang peduli kepada persekutuan-persekutuan mahasiswa dan jemaat-jemat kecil. Sebagai hamba-hamba Allah, kita dipanggil untuk menyalurkan berkat Tuhan kepada siapa saja yang memerlukannya.

Renungkan: Orang yang sudah mengalami anugerah Tuhan tidak mungkin menutup mata terhadap mereka yang membutuhkannya.

(0.14599595744681) (2Raj 20:12) (sh: Masa depan yang bukan untuk diketahui — adalah anugerah (Jumat, 14 Juli 2000))
Masa depan yang bukan untuk diketahui — adalah anugerah

Masa depan yang bukan untuk diketahui -- adalah anugerah. Manusia cenderung ingin mengetahui segala sesuatu yang akan terjadi di masa mendatang. Allah melarang bahkan tidak memampukan manusia untuk mengetahui masa depan, mengapa? Reaksi Hizkia setelah mendengar firman Allah yang dibawa oleh Yesaya memberi jawaban kepada kita.

Allah melalui Yesaya menegur Hizkia dengan keras ketika menerima utusan raja Babel (14-18). Mengapa? Pada zaman itu, Asyur adalah kerajaan yang paling kuat dan berpengaruh. Negara-negara di sekitarnya merasa terancam dan kuatir jika Asyur terus mengadakan perluasan kekuasaan. Karena itulah raja Babel, Merodakh-Baladan, mendekati Mesir dan Yehuda agar bergabung melawan Asyur (peristiwa ini terjadi sebelum Asyur mengepung Yerusalem di pasal 18). Dengan memperlihatkan seluruh kekayaannya menandakan bahwa Hizkia menyetujui rencana penggabungan kekuatan untuk memberontak terhadap Asyur (18:14). Allah menentang tindakan Hizkia yang dilakukan tanpa persetujuan dari Allah (Yes. 30-31). Bahkan Allah akan menghukum Yehuda dengan keras karena kesalahan ini (16-18).

Bagaimanakah reaksi Hizkia terhadap nubuat hukuman bagi keturunannya (19)? Ia malah bersyukur kepada Allah karena seumur hidupnya, kerajaan Yehuda akan diwarnai dengan damai dan keamanan. Reaksi yang sangat egois! Banyak orang mengritik Hizkia. Namun demikian ada makna yang dapat dipelajari. Pertama, reaksi Hizkia pada dasarnya mengungkapkan bahwa kita tidak akan dapat melakukan sesuatu pun untuk mempengaruhi apa yang akan terjadi setelah zaman kita. Kita seharusnya menikmati berkat yang menjadi milik kita sekarang ini. Kedua, Perkataan Hizkia tidak diinspirasikan oleh Allah, sehingga ungkapan dia tidak sepenuhnya benar. Babel memang tidak menyerang Yehuda pada zamannya, namun negara Asyur memberikan ancaman semasa pemerintahannya (18:13-37).

Renungkan: Dari makna yang kedua ini kita bisa menemukan pelajaran yang indah. Betapa besar anugerah Allah sehingga Ia tidak memampukan kita untuk mengetahui segala sesuatu yang akan terjadi di masa depan. Dan betapa besar anugerah-Nya ketika kita mengetahui bahwa Allah beserta dengan kita selalu dan kita ada dalam tangan-Nya.

(0.14599595744681) (1Taw 17:1) (sh: Tidak semua keinginan baik adalah rencana Allah (Selasa, 12 Februari 2002))
Tidak semua keinginan baik adalah rencana Allah

Tidak semua keinginan baik adalah rencana Allah. Sesudah menjadi raja yang mapan, Daud membandingkan keadaan dirinya yang diam dalam istana yang megah dengan tabut perjanjian Tuhan yang hanya disimpan dalam tenda (ayat 1). Bagi umat Tuhan Perjanjian Lama, tabut perjanjian Tuhan adalah lambang kehadiran Tuhan sendiri. Hati yang sangat mengasihi Tuhan dan penuh syukur atas kesetiaan Tuhan dalam hidupnya membuat Daud berpikir bahwa hal tersebut tidak patut. Dengan spontan timbullah suatu keinginan di dalam hatinya. Keinginan tersebut segera disampaikannya kepada nabi Natan yang juga dengan segera memberi restu kepadanya (ayat 2).

Namun, tanggapan Tuhan terhadap inisiatif cemerlang Daud sungguh di luar dugaan. Tuhan tidak mengizinkan Daud untuk membangunkan rumah bagi-Nya (ayat 4). Melalui nabi Natan, Tuhan menyampaikan rentetan kaleidoskop kisah perjalanan umat-Nya yang memperlihatkan kebenaran prinsip tentang Allah. Tenda lebih tepat melambangkan keberadaan Allah yang tidak terbatas oleh tempat dan waktu karena selalu dinamis (ayat 5). Bukan Daud yang harus membesarkan Allah, melainkan Allah yang menjadikan Daud raja besar dan disegani banyak pihak (ayat 7-10). Allah yang melenyapkan musuh dan membuat namanya menjadi besar. Bahkan lebih dari itu, Tuhan akan menanamkan dinasti Daud dengan memberkati keturunannya dan melaluinya mengizinkannya untuk membangun bait-Nya (ayat 11-12). Dengan adanya nubuat kerajaan kekal yang menunjuk kepada kerajaan mesianis, jelaslah bahwa Tuhan ingin menyadari Daud bahwa Tuhanlah sang Raja yang bertakhta atas sejarah dunia dan seisi semesta.

Adalah suatu teladan yang sangat patut dipuji apabila di dalam diri seorang pemimpin terdapat keinginan yang beratasnamakan pekerjaan Allah. Namun, manusia harus lebih dulu menyadari sepenuhnya bahwa bukan manusia yang berjasa bagi Tuhan, tetapi Tuhanlah yang pertama dan utama dalam segalanya.

Renungkan: Pemimpin yang dipimpin Tuhan tidak sekadar berkonsentrasi pada gagasan-gagasan cemerlang, tetapi pada suara dan kehendak-Nya.

(0.14599595744681) (1Taw 20:1) (sh: Mengenakan mahkota kemenangan (Sabtu, 16 Februari 2002))
Mengenakan mahkota kemenangan

Mengenakan mahkota kemenangan. Bila kita bandingkan bagian ini dengan paralelnya dalam II Samuel 11-12, tampak suatu kejanggalan. Dikatakan bahwa kini kemenangan diraih bukan karena prakarsa Daud sebagai raja, tetapi karena prakarsa Yoab (ayat 1-2). Tetapi, dikatakan bahwa "pada waktu raja-raja biasanya maju berperang," justru Daud tinggal sendiri di Yerusalem dan Yoab yang maju berperang. Dari II Samuel 11-12 kita mengerti bahwa saat itulah terjadi peristiwa tragis kejatuhan Daud dalam dosa zinah dengan Batsyeba. Meskipun tidak dinyatakan secara langsung, bagian ini hendak menyampaikan suatu kebenaran rohani yang penting bagi kita. Sesudah melalui pedihnya proses keinsyafan dan pertobatan, seseorang yang telah jatuh masih dipulihkan dan dianugerahi Tuhan kesempatan untuk melanjutkan perannya. Anugerah Allah sangat besar sehingga kegagalan tidak membuat orang itu tersingkir dari rencana Allah. Daud belajar bukan saja tentang jahatnya dosa dan yang diakibatkannya, tetapi juga tentang keajaiban anugerah Allah dan tentang kenyataan bahwa ia memerlukan orang lain, rekan yang dengannya ia dapat membangun kemenangan.

Anugerah Allah justru dinyatakan dalam kondisi sesudah jatuh dalam dosa. Puncak kejayaan Daud dinyatakan secara simbolis, yaitu dengan mengenakan mahkota raja Amon. Itu bukan hasil kemenangannya sendiri, tetapi akibat anugerah Allah yang telah memberikan Yoab sebagai panglima yang piawai dan rekan seperjuangan yang andal. Sesudah itu menyusul pula sebuah kemenangan fantastis, yakni kesuksesan mereka menggulingkan jagoan bangsa Filistin. Para sepupu Goliat yang berpostur besar dan kuat bukan lawan tanding Israel yang maju dalam nama Tuhan. Lawan boleh memiliki kekuatan hebat, namun ketika berhadapan dengan iman, robohlah kekuatan raksasa-raksasa Filistin. Iman memungkinkan setiap sendi otot pahlawan Allah mengalami kejadian-kejadian yang hanya dapat dijelaskan dari sudut pandang supranatural. Dengan iman pula, kita disanggupkan untuk menghidupi kekristenan kita.

Renungkan: Ada mahkota kemuliaan dari Allah tersedia bagi orang yang akhirnya menang dalam perjuangan rohaninya dan bukan hanya untuk mereka yang tak pernah kalah (ayat 2 Tim. 4:8).

(0.14599595744681) (2Taw 9:1) (sh: Kesaksian tentang kebesaran Tuhan (Jumat, 17 Mei 2002))
Kesaksian tentang kebesaran Tuhan

Kesaksian tentang kebesaran Tuhan. Apabila Tuhan menyertai hidup seseorang atau suatu komunitas, penyertaan dan kehadiran-Nya itu dapat dirasakan pihak lain. Kesan adanya kekudusan, kasih, kewibawaan, dlsb. timbul dalam hati orang-orang yang pernah berjumpa dengan mereka yang dalam hidupnya Allah hadir secara kuat. Sebutlah contoh hidup orang-orang seperti John Sung, Ibu Teresa, atau para pengkhotbah berwibawa masa kini.Hal yang sama dialami Ratu Syeba dari Arab Selatan. Tujuan utamanya adalah berdagang. Pada waktu itu negerinya terkenal secara luas dalam perdagangan rempah-rempah. Tertarik oleh berita tentang hikmat yang Salomo miliki, Ratu Syeba sendiri langsung memimpin delegasi dagang itu. Akibatnya, bukan saja transaksi dagang yang terjadi, tetapi kesempatan menyaksikan penyertaan dan berkat Tuhan atas Salomo dalam bentuk hikmat administratif kenegaraan (ayat 2-5). Ratu Syeba bukan saja memuji Salomo dan segala kemegahannya melainkan terutama juga memuji Tuhan. Ketika ia menyebut, “terpujilah Tuhan Allahmu,” (ayat 8) pada hakikatnya Ratu Seba mengakui bahwa Tuhan Allah Salomo memang besar adanya dan Dialah yang membuat Salomo besar, berhikmat, dan menjadi berkat bagi rakyatnya. Tukar-menukar hadiah pun pada hakikatnya bukan saja saling menghargai, tetapi dalam catatan Tawarikh, ini dilihat sebagai cara untuk Tuhan menambahkan kekayaan Salomo.

Akhir hidup Salomo dalam catatan Tawarikh lain dari catatan Kitab Raja-raja. Yang ditekankan hanya keberhasilan dan kebesaran Salomo dalam mengumpulkan kekayaan dan memperluas berbagai hubungan internasional (ayat 22-24), sementara kejatuhannya dalam mengawini ratusan istri dan gundik asal kafir (ayat 1Raj. 11) sama sekali tidak disinggung. Ini terjadi karena tujuan Tawarikh adalah memberi pola bagi umat yang kembali dari pembuangan, yang memerlukan lebih dari sekadar menyesali kesalahan, tetapi bangkit membangun ke arah pola yang benar yang sesuai kehendak Allah.

Renungkan: Berkat dan hadirat Allah terjadi di dalam persekutuan dengan kematian dan kebangkitan Kristus. Di dalam Dia, kita terus- menerus mengalami dan menyaksikan pembaruan dari-Nya.

(0.14599595744681) (2Taw 22:1) (sh: "Like father like son" — Seperti bapaknya begitulah anaknya (Rabu, 26 Juni 2002))
"Like father like son" — Seperti bapaknya begitulah anaknya

"Like father like son" -- Seperti bapaknya begitulah anaknya. Peribahasa ini hendak mengatakan bahwa kerap kali suatu generasi penerus mewarisi prinsip, sikap, dan gaya hidup para pendahulunya. Peribahasa ini tepat sekali bagi Ahazia. Semua yang buruk dan jahat pada diri dan kelakuan Yoram ada padanya. Sama seperti ayahnya, ia juga berada di bawah bayang-bayang ibunya, Atalya, yang begitu kuat mendominasi kehidupan keluarga raja Yosafat. Praktik penyembahan dewa-dewa asing makin marak dan subur di seluruh Yudea. Ibadah tersebut adalah ibadah kesuburan yang dipercaya bisa memberikan berkat kepada para penyembahnya. Kita tidak tahu persis perbuatan-perbuatan tak bermoral apa yang dilakukannya, tetapi bahwa "ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN sama seperti keluarga Ahab" sudah menolong kita untuk dapat memperkirakan perilaku kehidupannya.

Ia juga suka melakukan petualangan politik dengan mencoba memanfaatkan kondisi melemahnya kekuatan negara-negara besar di sekitar mereka seperti Mesir, Aram, dan Asyur. Ia bersekutu dengan Yoram bin Ahab menyerbu Aram. Kelemahan-kelemahan pribadi Ahazia semakin diperparah oleh para penasihat yang tak lebih adalah para penjilat pencari keuntungan yang tidak mempedulikan nasib seluruh bangsa dan nasib raja. Tidak banyak catatan yang bisa kita peroleh tentang Ahazia karena masa pemerintahannya hanya setahun. Masa yang singkat yang tidak dipergunakan dengan baik oleh Ahazia, mungkin karena dominasi ibunya sedemikian mencengkeramnya sehingga ia tidak bisa lepas. Jadi, pepatah yang lebih tepat adalah "seperti bapa, seperti ibu, seperti itu pula anak." Tidak ada pembaruan hidup terjadi jika seseorang tidak bertaut erat dengan Tuhan. Secara resmi Ahazia adalah seorang raja dari negara yang teokratis, tetapi pada kenyataannya ia sama sekali tidak mengindahkan apa pun yang Tuhan keh endak i.

Renungkan: Lingkungan berpengaruh besar membentuk hidup. Namun, sikap dan kelakuan seseorang adalah pilihannya sendiri, lingkungan tidak bisa dikambinghitamkan. Kesalahan yang kita warisi adalah kesalahan yang kita ambil bagi diri sendiri. Tentang hal itu kita harus bertanggung gugat di hadapan Allah.

(0.14599595744681) (2Taw 30:23) (sh: Sukacita dan pembaruan dalam kesatuan (Sabtu, 6 Juli 2002))
Sukacita dan pembaruan dalam kesatuan

Sukacita dan pembaruan dalam kesatuan. Hal inilah yang mungkin sangat didambakan oleh penulis Tawarikh. Jemaat pascapembuangan masih rindu untuk terus merayakan karya dan perbuatan-perbuatan Allah yang besar, yang tidak hanya bagi nenek moyang mereka, tetapi juga bagi mereka sendiri. Tidak hanya Yehuda, tidak hanya para imam, tetapi juga orang-orang Israel Utara yang bergabung dan orang-orang asing ikut bersama-sama merayakan dengan bersukaria (ayat 25). Melalui kesatuan seperti ini, kejayaan Israel seperti pada zaman Salomo kembali terulang (ayat 26). Bahkan, ada beberapa kesejajaran dengan Salomo yang sengaja disebutkan oleh penulis Tawarikh: lama perpanjangan hari raya (lih. 7:8-10) dan jumlah kurban yang cukup besar (ayat 7:5).

Pada saat para imam Lewi berdoa dan memberkati rakyat, penulis Tawarikh mencatat bahwa "suara mereka didengar TUHAN dan doa mereka sampai ke tempat kediaman-Nya yang kudus di surga" (ayat 26). Kalimat ini bukan hanya keterangan pemanis yang bersifat tambahan. Kalimat ini didasarkan atas kata-kata yang diucapkan Salomo di dalam doanya pada 6:21,33, dan 39. Artinya, Allah telah berkenan mengampuni dosa mereka (ayat 6:21,39c), akan bertindak bagi mereka (ayat 6:33), dan memberikan keadilan bagi mereka (ayat 6:39b).

Umat yang bersukaria dan telah menerima rahmat yang luar biasa dari Allah ini tidak langsung berpuas diri. Mereka yang mengikuti perayaan Paskah ini langsung bertindak dan melakukan reformasi keagamaan dengan menghancurkan segala bentuk penyembahan berhala yang mereka temukan, "sampai musnah semuanya" (ayat 31:1). Melalui peristiwa ini, nyata bahwa yang dipentingkan umat dari perayaan Paskah bukanlah mencari pemuasan pengalaman rohani semata, tetapi bagaimana mereka dapat mempertahankan sikap taat dan takut kepada Allah, bahkan setelah segala perayaan itu selesai. Tindakan mereka membuktikannya.

Renungkan: Persekutuan sejati antarsesama umat Tuhan seharusnya tidak dinodai perseteruan, tetapi sebaliknya menghasilkan sukacita di dalam persatuan, dan kerinduan membara untuk terus menguduskan diri bagi Tuhan.

(0.14599595744681) (Neh 6:1) (sh: Tantangan dan jalan keluar (Minggu, 19 November 2000))
Tantangan dan jalan keluar

Tantangan dan jalan keluar. Seringkali pekerjaan Allah yang indah dan luar biasa diawali dengan kerja keras dan penuh tantangan, bukan pertentangan. Hal ini wajar, karena Iblis tidak pernah tinggal diam dan membiarkan karya Allah yang luar biasa terjadi atas kehidupan anak-anak-Nya. Iblis berusaha menghambat dan melemahkan semangat, namun bagi Kristen yang tekun dan bersandar pada kekuatan Tuhan pasti akan diberkati dan dijadikan berhasil.

Pembangunan kembali tembok Yerusalem yang telah mencapai hasil yang sangat mengagumkan nyaris gagal karena niat jahat Sanbalat dan Tobia. Berbagai cara mereka pakai: mulai dari mengolok-olok, membujuk, mengancam, melontarkan fitnah, hingga cara 'rohani' yang tidak rohani sama sekali yaitu memakai nabi palsu untuk mengucapkan nubuat palsu. Semua cara itu dimaksudkan untuk menggagalkan misi Nehemia. Namun sejauh itu Nehemia tetap sanggup melewati masa krisis itu karena pimpinan Tuhan. Hal-hal lain yang memampukan Nehemia menepis semua niat jahat musuhnya: pertama, Nehemia sadar bahwa yang sedang dikerjakannya adalah pekerjaan besar dari Allah sendiri (3). Konsentrasi Nehemia terfokus pada karya Tuhan dalam proses pemulihan umat Allah yang besar itu. Kedua, Nehemia mengabaikan berita palsu dan tetap konsisten pada kemurnian hati. Nehemia sama sekali tidak mempedulikan desas- desus yang diciptakan oleh lawannya. Ia tetap terus bekerja. Ketiga, kesadaran akan peranannya di hadapan Allah (11). Sekalipun nabi yang meminta, Nehemia peka dan jauh lebih taat pada ketetapan Allah daripada mendengar persekongkolan kotor nabi- nabi palsu itu. Akhirnya pekerjaan itu selesai dengan begitu fantastik dan mengagumkan (15). Mengapa? Karena pekerjaan itu dilaksanakan bersama Allah.

Renungkan: Ketika kita perlu menjalankan sebuah misi pelayanan, kita dapat meneladani Nehemia dalam kesetiaan dan ketekunannya.

Bacaan untuk Minggu ke-23 sesudah Pentakosta

Keluaran 22:21-27

1Tesalonika 1:2-10

Matius 22:34-40

Mazmur 18:1-3, 46, 50

Lagu: Kidung Jemaat 446



TIP #19: Centang "Pencarian Tepat" pada Pencarian Universal untuk pencarian teks alkitab tanpa keluarga katanya. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA