(0.14828684166667) | (1Kor 15:23) | (jerusalem: kedatanganNya) Ini menterjemahkan kata Yunani "parusia". Adapun kata "parusia" itu berasal dari dunia yang berkebudayaan Yunani dan diambil alih oleh umat Kristen di dunia Yunani itu. Dengan itu dimaksudkan kedatangan Kristus kelak dengan mulia dan kuasa pada "HariNya" 1Ko 1:8+, di akhir zaman, Mat 24:3+; bdk juga 1Te 2:19; 3:13; 4:15; 5:23; 2Te 2:1; Yak 5:7,8; 2Pe 1:16; 3:4,12; 1Yo 2:28. Dalam 2Te 2:8,9 istilah yang sama dikenakan pada kedatangan si Pendurhaka. Bandingkanlah istilah yang searti "penyataan", 1Ko 1:7+, dan "penampakan" (terj.: menyatakan diriNya), 1Ti 6:14+. |
(0.14679647916667) | (Ul 13:3) |
(full: JANGANLAH ENGKAU MENDENGARKAN PERKATAAN NABI.
) Nas : Ul 13:3 Dasar dari hubungan orang percaya dengan Tuhan ialah kesetiaan kepada Allah dan firman yang telah dinyatakan-Nya (Ul 8:3). Ayat Ul 13:1-5 mengajarkan bahwa pencobaan untuk mengurangi pengabdian kepada Allah kadang-kadang akan datang dari mereka yang tampaknya rohani. Berikut terdapat beberapa implikasi untuk kehidupan kita sebagai orang percaya.
|
(0.14679647916667) | (Ayb 27:4) |
(full: BIBIRKU ... TIDAK AKAN MENGUCAPKAN KECURANGAN.
) Nas : Ayub 27:4 Ayub adalah salah satu teladan terbesar mengenai hal ketabahan dalam keyakinan, kesetiaan kepada kebenaran dan ketekunan di dalam iman (lih. Yak 5:11). Tekadnya yang tidak menyimpang untuk mempertahankan integritasnya dan tetap setia kepada Allah tidak ada bandingannya di dalam sejarah keselamatan orang percaya. Pencobaan, penderitaan atau kebungkaman Allah tidak dapat mengubah kesetiaannya kepada Allah dan sabda-Nya (bd. Yes 45:21). Dia menolak untuk mengutuk Allah dan mati (bd. Ayub 2:9).
|
(0.14679647916667) | (Yer 31:31) |
(full: PERJANJIAN BARU.
) Nas : Yer 31:31-34 Inilah satu-satunya pernyataan yang tegas dalam PL tentang "perjanjian baru."
|
(0.14679647916667) | (Mat 6:9) |
(full: KARENA ITU BERDOALAH DEMIKIAN.
) Nas : Mat 6:9 Dengan contoh doa ini, Kristus menunjukkan apa saja yang harus menjadi pokok doa orang Kristen. Ada enam permohonan dalam doa itu: tiga yang pertama berkaitan dengan kekudusan dan kehendak Allah; tiga sisanya berkaitan dengan kebutuhan kita sehari-hari. Singkatnya doa ini tidak berarti bahwa kita harus berdoa secara singkat saja mengenai kebutuhan kita. Kristus kadang-kadang berdoa sepanjang malam (Luk 6:12). |
(0.14679647916667) | (Luk 9:2) |
(full: MEMBERITAKAN KERAJAAN ... MENYEMBUHKAN ORANG.
) Nas : Luk 9:2 Teks :
|
(0.14679647916667) | (Kis 8:5) |
(full: FILIPUS PERGI KE ... SAMARIA.
) Nas : Kis 8:5-24 Perhatikan urutan peristiwa dalam kisah pencurahan Roh atas orang percaya di Samaria.
|
(0.14679647916667) | (Kis 8:12) |
(full: MEREKA PERCAYA ... NAMA YESUS KRISTUS.
) Nas : Kis 8:12 Orang-orang Samaria memenuhi syarat-syarat keselamatan dengan sepenuhnya dan menjadi orang Kristen sebelum Roh Kudus datang atas mereka.
|
(0.14679647916667) | (2Ptr 1:21) |
(full: OLEH DORONGAN ROH KUDUS ORANG-ORANG BERBICARA ATAS NAMA ALLAH.
) Nas : 2Pet 1:21 Petrus menegaskan asal-usul ilahi dan wibawa nubuat Alkitab (lihat art. NABI DI DALAM PERJANJIAN LAMA). Setiap orang percaya hendaknya juga mempunyai pandangan yang kokoh dan tidak berkompromi terhadap pengilhaman dan kekuasaan Alkitab. Ada beberapa alasan untuk itu.
|
(0.14679647916667) | (Why 16:16) |
(full: HARMAGEDON.
) Nas : Wahy 16:16 Harmagedon (Yun. _Harmagedon_), letaknya di daerah tengah utara Palestina, berarti "pegunungan Megido"; itu akan menjadi pusat "peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa" (ayat Wahy 16:14). Perang itu akan terjadi pada akhir masa kesengsaraan dan berakhir apabila Kristus datang kembali untuk membinasakan orang fasik (lihat cat. --> Wahy 14:19), [atau ref. Wahy 14:19] untuk melepaskan umat-Nya dan untuk meresmikan kerajaan Mesias-Nya. Perhatikanlah yang berikut tentang peristiwa ini.
|
(0.14679647916667) | (Kej 19:30) |
(sh: Mentalitas Sodom (Sabtu, 8 Mei 2004)) Mentalitas SodomMentalitas Sodom. Apa yang terjadi pada kisah ini sung-guh menunjukkan betapa dosa menggerogoti sendi-sendi moralitas orang yang tidak menjaga dirinya dengan baik. Apa yang dilakukan oleh kedua putri Lot mungkin pantas mendapat komentar rasul Paulus, "percabulan yang begitu rupa, seperti yang tidak terdapat sekalipun di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah"(ayat 1 Korintus 5:1). Apa yang dilakukan oleh putri-putri Lot sebenarnya adalah bumerang bagi sikap Lot sendiri, ketika akan membela para tamunya dari bulan-bulanan penduduk Sodom (ayat 8). Jelas sikap seperti ini pun menyingkapkan pengaruh mentalitas Sodom yang sudah merusak Lot. Akibat langsung dari tindakan putri-putri Lot, lahirlah dua putra yang di kemudian hari menjadi bangsa Moab dan Amon yang terus menerus menjadi seteru berat Israel. Setelah peristiwa ini narasi mengenai Lot berhenti. Entah apa yang terjadi dengan dirinya. Dibandingkan dengan apa yang terjadi pada masa modern, sungguh peristiwa-peristiwa di atas tidak ada apa-apanya. Josh McDowell menulis satu buku tentang mentalitas yang jauh lebih rusak daripada mentalitas Sodom, yaitu mentalitas toleransi baru (new tolerance) yang sedang melanda Amerika. Mentalitas toleransi baru adalah mentalitas permisif terhadap perbuatan, sikap dan nilai apapun. Tidak ada perbuatan seorangpun yang boleh dicela, dianggap salah atau berdosa, betapapun jahat dan najisnya hal tersebut. Kalau orang Kristen terkena mentalitas toleransi baru seperti itu, di manakah teladan kekudusan yang mengacu kepada Alkitab akan ditemukan lagi? Renungkan: Dunia kita makin hari semakin membiarkan. Semua nilai yang dijunjung tinggi menjadi semakin memudar. Apakah orang Kristen masih mampu menjadi garam dan terang dunia? |
(0.14679647916667) | (Kej 24:34) |
(sh: Menyelesaikan tugas sampai tuntas (Sabtu, 15 Mei 2004)) Menyelesaikan tugas sampai tuntasMenyelesaikan tugas sampai tuntas. Jalan sudah terbuka. Permintaan doa Eliezer sudah dikabulkan TUHAN. Eliezer sudah sampai di rumah keluarga Ribka. Sekarang apa yang harus dilakukan? Eliezer menceritakan maksud kedatangannya, sebagai utusan Abraham untuk mencarikan istri bagi putranya, Ishak. Eliezer menceritakan bahwa TUHAN sendiri yang menjawab doa permohonannya agar ia dituntun ke tempat yang tepat. Tepat seperti doa permohonannya, ia dihantar sampai ke rumah Ribka. Sekarang ia menantikan jawaban keluarga Ribka. Tanggapan keluarga Ribka, dalam hal ini diwakili Laban dan Betuel (ayah Ribka dan Laban), adalah percaya dan menerima maksud TUHAN atas diri Ribka (ayat 50-51). Ribka sendiri percaya dan menerima hal itu sebagai kehendak Tuhan (ayat 58). Sebagai tanda pinangan, dikeluarkanlah sejumlah perhiasan dan pakaian untuk Ribka dan saudara dan ibunya. Segera setelah pinangan diterima, dan bermalam satu malam, Eliezer pamit pulang untuk membawa Ribka kembali ke kemah Abraham. Namun, pihak keluarga Ribka hendak menahan Ribka selama mungkin, dan meminta waktu sepuluh hari lagi. Eliezer berkeras untuk berangkat saat itu juga (ayat 54-56). Tindakan Eliezer sungguh tepat. Tugas harus diselesaikan dengan tepat dan tuntas. Penundaan pulang mungkin mengakibatkan keluarga Ribka berubah pikiran, dan akhirnya menolak melepaskan Ribka. Sebenarnya kalau Eliezer mau berdalih, perjalanan jauh sehingga butuh waktu istirahat panjang, tentu saja perjalanan boleh ditunda satu atau dua hari lagi. Sebagai hamba yang baik, ia ingin menyenangkan tuannya bukan dirinya. Renungkan: Semua tugas, besar maupun kecil, bila dilihat sebagai pelayanan kepada Tuhan dan sesama, pasti akan kita lakukan dengan penuh tanggung jawab. |
(0.14679647916667) | (Kel 19:1) |
(sh: Menjadi umat pilihan (Senin, 12 September 2005)) Menjadi umat pilihanMenjadi umat pilihan Nas hari ini memberitahukan tindakan Allah yang menawarkan ikatan perjanjian kepada Israel. Allah mengikatkan diri-Nya kepada bangsa Israel dengan menjadikan mereka umat pilihan Allah. Ia menempatkan Israel sebagai harta kesayangan-Nya. Allah telah menebus Israel dari Mesir demi diri-Nya sendiri (ayat 4). Kini Ia mempersiapkan mereka menjadi umat Allah dan mengangkat mereka sebagai putra mahkota-Nya dari antara bangsa-bangsa lain di bumi (ayat 5). Mengapa Allah berkenan mengaruniakan hak istimewa itu bagi Israel? Allah ingin Israel menjadi saksi-Nya di tengah-tengah bangsa-bangsa lain. Bangsa-bangsa lain pun adalah kepunyaan Allah, namun mereka tidak mengenal-Nya. Sebab itu, Israel harus menjadi "kerajaan imam," yaitu pengantara bagi bangsa-bangsa lain agar mereka mengenal-Nya dan mengalami kasih-Nya. Untuk menjalankan tugasnya itu maka Israel harus menjadi bangsa yang kudus (ayat 6). Kehidupan kudus Israel itulah yang akan menjadi model hidup umat Allah di dunia sehingga bangsa-bangsa lain dapat meneladaninya (ayat 10-13). Dengan demikian, kehadiran Israel akan memancarkan kemuliaan Allah bagi seluruh umat manusia. Apakah keistimewaan yang dimiliki bangsa Israel sehingga mereka beroleh anugerah yang menakjubkan? Tidak ada. Sesungguhnya, mereka hanya manusia biasa yang fana dan dapat jatuh dalam dosa. Mereka sama seperti bangsa-bangsa lain. Perjanjian Allah adalah wewenang Allah bukan untuk menganakemaskan, tetapi untuk menjadikan mereka berkat-Nya bagi sesama bangsa. Gereja dan orang Kristen masa kini pun menyandang status yang sama dengan bangsa Israel (Band. 1Pet. 1:9-10). Kita adalah umat kesayangan Allah yang telah ditebus-Nya melalui Kristus. Kita dipanggil-Nya menjadi saksi-Nya di hadapan umat manusia. Peliharalah hidup kudus dalam hidup sehari-hari kita. Untuk dilakukan: Yesus nyata hadir dalam hidup kita ketika kita menjalani hidup kudus. |
(0.14679647916667) | (Kel 27:1) |
(sh: Mezbah Korban Bakaran. (Minggu, 17 Agustus 1997)) Mezbah Korban Bakaran.Mezbah Korban Bakaran. Dari dalam ke luar. Sejauh ini kita temui pola pembangunan Kemah Sembahyang yang bergerak dari dalam ke luar. Pertama dibuat Tabut Perjanjian, lalu kandil. Kemudian kita diajak memi-liki dulu pemandangan menyeluruh terkait, yaitu pembangunan seluruh bagian Kemah Sembahyang. Sesudah itu pembuatan mezbah, demikian seterusnya. Selain gerak dari dalam ke luar, kita temui juga bahwa rinci bahan-bahan yang dipakai berangsur menurun dari bahan-bahan yang mulia dan mahal, ke bahan-bahan yang lebih sederhana dan murah. Jelas lambang apa yang dimaksudkan itu. Yang harus terutama diperhatikan, yang menjadi pusat seluruh kehidupan umat Allah ialah kehadiran Allah sendiri. Pusat hidup itulah yang harus dibangun sepenuh pengabdian dan pengorbanan. Hari ini kita mensyukuri Hari Kemerdekaan RI. Kemerdekaan itu adalah karunia Tuhan yang diberikan-Nya melalui proses sejarah yang tidak mudah. Untuk memampukan kita mengisi dan menata kehidupan kemerdekaan bangsa kita, kita harus mulai dari pusatnya yaitu pemerintahan Allah atas hidup dan bangsa kita. |
(0.14679647916667) | (Ul 6:1) |
(sh: Panggilan untuk mencintai Tuhan (Sabtu, 3 Mei 2003)) Panggilan untuk mencintai TuhanPanggilan untuk mencintai Tuhan. Ulangan 6:4-9 sering disebut sebagai syema yitsrael, suatu panggilan bagi Israel untuk mendengar firman Tuhan. Ayat-ayat ini memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan iman Israel. Mereka melafalkan syema tiga kali dalam sehari, dan tidak ada penyembahan pada Hari Sabat di rumah ibadah tanpa melafalkannya. Syema ini merupakan pengakuan iman monoteisme Israel yang paling mendasar. Isinya memberikan penegasan bahwa Allah secara total berbeda dengan yang lain. Ia menyatakan diri- Nya kepada Israel dan dapat dipercaya karena Ia tidak berubah. Melalui syema Israel diajar untuk memilih persekutuan yang intim dengan Tuhan sebagai prioritas utama. Seluruh aspek kehidupan Israel didasari oleh hubungan cintanya dengan Tuhan. Di dalam cinta ini terkandung komitmen dan kesetiaan yang menyeluruh dan total. Syema ini: [1] harus tertanam dalam hati orang Israel (ayat 6); [2] harus tertanam dalam hati anak-anak Israel (ayat 7); [3] harus menjadi bagian hidup sehari-hari mereka (ayat 7); [4] harus menjadi identitas pribadi mereka (ayat 8); dan [5] menjadi identitas keluarga serta masyarakat Israel (ayat 9). Tidak ada satu bagian pun dalam kehidupan orang Israel yang terlepas dari relasi mereka yang penuh kasih kepada Tuhan. Apa yang diminta Tuhan bagi umat-Nya dan hamba-Nya bukanlah kecakapan untuk memimpin, berorganisasi, berkhotbah, bernyanyi, atau apapun yang lain, melainkan hati yang mengasihi Tuhan (Yoh. 21: 15-19). Tanpa kasih kita kepada Tuhan, pelayanan dapat menjadi jerat bagi kita. Hal itu menyedihkan hati Tuhan. Seluruh pelayanan kita, tanpa dilandasi oleh kasih kepada Tuhan, tidak akan berarti apa-apa di hadapan Tuhan (Why. 2:1-5). Renungkan: Apakah yang menyukakan hati Allah juga keinginan kita terdalam? Apakah dalam setiap aspek kehidupan, cinta pada Tuhan termanifestasikan melalui ketaatan dan komitmen kita? |
(0.14679647916667) | (Ul 22:1) |
(sh: Allah memperhatikan keseharian kita (Selasa, 29 Juni 2004)) Allah memperhatikan keseharian kitaAllah memperhatikan keseharian kita. Manusia paling takut dengan kesendirian dan tidak dipedulikan orang lain. Kita ingin diperhatikan dan dipedulikan orang lain. Kita amat senang disapa dan ditanya kabarnya. Oleh karena itu gereja bukan saja tempat bersekutu dengan Allah tapi juga dengan sesama manusia. Apakah Allah yang kita sembah di dalam Yesus Kristus memperhatikan keseharian kita? Sulit dibayangkan Allah sampai perlu campur tangan dengan daftar belanjaan sehari-hari, atau naik turunnya kita dari angkutan kota, atau bahkan saat kita mengerjakan hal-hal yang praktis. Apakah benar Allah peduli kita sampai serinci itu? Perikop kita pada hari ini mengajarkan bahwa ketika orang Israel masuk ke tanah Perjanjian, Allah bukan saja mengatur bagaimana mereka beribadah dengan Allah dan berhubungan dengan sesama manusia, tetapi juga mereka diperhatikan oleh Allah di dalam rincian terkecil sekalipun.
Salah satu contoh, di ayat 1-4, Allah mengatur apabila ada binatang
yang hilang dan harus dikembalikan ke pemilik yang sah. Di ayat Allah peduli kepada segala sesuatu yang berhubungan dengan kesejahteraan anak-anak-Nya. Kita diperhatikan oleh Allah. Yesus mengatakan di Matius 6:27-32, bahwa Allah memperhatikan kita lebih dari segalanya. Renungkan: Bersyukurlah kepada Allah yang peduli kepada kita, umat yang sudah ditebus oleh Yesus Kristus supaya hidup kita diberkati. |
(0.14679647916667) | (Ul 25:11) |
(sh: Tidak jujur dalam bisnis (Selasa, 6 Juli 2004)) Tidak jujur dalam bisnisTidak jujur dalam bisnis. Masyarakat Israel adalah masyarakat yang diatur oleh Hukum Taurat pemberian Allah. Hukum Taurat mengatur perilaku mereka sehari-hari. Salah satu perilaku itu diwujudkan dengan hidup jujur terhadap sesamanya. Peraturan di ayat 13-16 diberikan guna mengatur transaksi dagang agar dilakukan dengan jujur. Kejujuran dalam transaksi dagang ditekankan pada penggunaan batu timbangan dan efa. Batu timbangan adalah alat untuk mengukur berat. Sedangkan efa adalah alat untuk mengukur volume. Pedagang yang tidak jujur menggunakan batu timbangan yang lebih berat dari seharusnya agar mendapatkan lebih banyak. Misalnya, ia membeli 100 kg beras. Dengan batu timbangan yang beratnya 1.05 kg, ia mendapatkan 105 kg beras. Ketika ia menjual beras itu, ia menggunakan batu timbangan yang lebih ringan (ayat 0,95 kg). Dengan demikian pembeli dirugikan setengah ons setiap kilonya. Demikian pula pedagang yang tidak jujur menggunakan efa yang lebih besar untuk mendapatkan jerami lebih banyak, namun ia menjual jerami itu dengan menggunakan efa yang lebih kecil. Praktik seperti ini mungkin lazim kita temui pada masa kini di pasar. Tindakan berdagang yang tidak jujur seperti ini dilarang oleh Hukum Taurat dengan dua alasan: Pertama, adalah "supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan kepadamu oleh TUHAN Allahmu" (ayat 15). Penipuan dalam jangka panjang tidak dapat ditutupi. Bila ketahuan, si penipu akan kehilangan kepercayaan dari pelanggannya dan hidup tidak sejahtera. Masyarakat dan bangsa menjadi rusak bila ketidakjujuran merajalela. Kedua, orang yang berbuat curang adalah kekejian di hadapan Tuhan, oleh karena itu Ia akan menghukum setiap tindakan ketidakjujuran yang dilakukan oleh umat-Nya. Tuhan menuntut orang Kristen untuk hidup jujur, bukan hanya jujur dalam perdagangan saja tetapi juga jujur dalam segala tindakan sehari-hari. Camkanlah: Tuhan tidak senang terhadap ketidakjujuran. Hidup tidak jujur menyebabkan Anda tidak menjadi berkat bagi orang lain. |
(0.14679647916667) | (Ul 31:14) |
(sh: Nyanyian peringatan! (Jumat, 16 Juli 2004)) Nyanyian peringatan!Nyanyian peringatan! Tidak ada yang tersembunyi di hadapan Allah. Allah tahu isi hati manusia terdalam. Oleh sebab itu, ketika Allah mengungkapkan keprihatinan-Nya terhadap pengkhianatan Israel di kemudian hari, itu bukan untuk sekadar menimbulkan perasaan harap-harap cemas, melainkan sesuatu yang serius untuk ditanggapi Israel. Bolehkah nyanyian yang dipersiapkan Musa (pasal 32) itu disebut nyanyian perkabungan? Apakah nyanyian ini boleh disebut sebagai nubuat bahwa Israel kelak akan berpaling dari Allah dan mengingkari perjanjian-Nya? Kalau begitu layaklah Israel berkabung, karena suatu saat nanti mereka dipastikan akan menyangkali Allah dan oleh karenanya akan menerima ganjaran kemurkaan Allah dan berbagai malapetaka lainnya. Namun demikian, lebih tepat dikatakan bahwa ungkapan keprihatinan Allah ini bukanlah nubuat, melainkan pernyataan keprihatinan Ilahi akan karakter dasar Israel yang cenderung melupakan Allah dan berpaling kepada ilah-ilah palsu. Artinya nyanyian yang akan digubah Musa itu berfungsi memperingatkan Israel agar mawas terhadap kecenderungan berpaling dari Allah (ayat 16-22). Musa memerintahkan kaum Lewi untuk meletakkan kitab Taurat yang selesai ditulis itu di samping tabut Perjanjian sebagai peringatan agar Israel tidak berpaling dari Allah. Kitab Taurat dan nyanyian Musa ini berfungsi mengingatkan Israel untuk tidak melanggar firman-Nya. Kitab Taurat menjadi petunjuk bagaimana sikap Israel dan nyanyian Musa berfungsi mengingatkan mereka terhadap kelemahan mereka. Jadi sambil bersandar kepada Allah, mereka menaati firman-Nya. Hari ini kita memiliki firman Tuhan sebagai pedoman hidup yang berkenan kepada Allah. Kita juga melihat berbagai pengalaman hidup sesama orang Kristen dan sejarah gereja yang menjadikan kita mawas diri akan kelemahan yang masih kita miliki. Peringatan: Jangan sombong. Jangan merasa kuat. Rendahkan dirimu di hadapan Tuhan. Pelajarilah firman-Nya dengan setia. Belajarlah dari pengalaman anak-anak Tuhan. |
(0.14679647916667) | (1Sam 2:27) |
(sh: Yang lebih dari Allah (Kamis, 31 Juli 2003)) Yang lebih dari AllahYang lebih dari Allah. Kadang, manusia tidak takut kepada Allah bukan karena tidak percaya akan kemahakuasaan Allah. Ia - seperti saya dan Anda - mungkin percaya sepenuhnya kepada Allah yang maha kuasa, adil, kudus, dll. Hanya saja, ia tidak merasakan Allah yang maha kuasa, adil dan kudus itu relevan dalam hidupnya. Yang 'jelas', ada banyak hal lain lebih mendesak, nyata, dan relevan dalam hidup ketimbang Allah.
Gambaran tadi bisa membantu kita membayangkan kondisi imam Eli
sebelum Allah berfirman kepada-Nya. Bagi Eli, keberadaan diri
anak-anaknya lebih nyata untuk dimaklumi dan dihidupi. Namun,
pada saat seorang abdi Allah datang kepadanya, Eli menghadapi
realitas sejati bahwa Allah terus dan selalu relevan dalam
kehidupannya. Walaupun penyataan diri Allah terjadi dulu kepada
nenek moyang Eli (ayat 27), tetapi Allah tetap relevan karena Ia
menyatakan Diri-Nya dengan nyata (ayat 27) dan terus menuntut
penghormatan kepada-Nya dalam kekudusan dan ketaatan (ayat Mengalami penghukuman dari Tuhan adalah sesuatu yang sangat mengerikan (bdk. Ibr. 10:31). Dosa dan ketidaktaatan tiap orang, bahkan seorang imam atau hamba Tuhan pun pasti akan dihukum Tuhan, baik melalui hukuman yang bersifat punitif (menghukum) maupun yang bersifat pendisiplinan seorang anak. Ingatlah, Ia pengasih, tetapi juga kudus. Renungkan: Bila kita lupa bergumul dalam doa; bila satu hari berlalu tanpa berjuang untuk mendengar dan menaati kehendak-Nya, saat itu kita dalam bahaya melupakan Allah dan menjadikan-Nya tidak relevan dalam hidup kita. |
(0.14679647916667) | (2Sam 7:1) |
(sh: Antara "jika" dan "meskipun" (Senin, 11 Agustus 2003)) Antara "jika" dan "meskipun"Antara "jika" dan "meskipun". Tabut Allah telah dibawa ke Yerusalem, berarti kehadiran Allah sudah mengesahkan dinasti Daud yang baru. Namun, apakah hal itu cukup bagi Daud? Kelihatannya tidak. Daud ingin memastikan bahwa Allah menetap secara permanen di Yerusalem. Karena itu, Daud memutuskan untuk membangun Bait Allah. Dengan demikian Allah akan "berdiam" di Yerusalem, dan kerajaan Daud dipastikan kokoh. Sekali lagi ini adalah tindakan brilian Daud. Ia membuat sebuah simbol keagamaan yang selama ini belum ada, dan lebih dahsyat daripada tabut Allah. Keputusan Daud memang penting dalam kaitan dengan kehadiran Allah. Namun demikian, Allah yang bebas tidak bisa "diikat" oleh rumah yang didirikan manusia. Manusia tidak bisa mengatur Allah dengan simbol-simbol keagamaan. Allahlah yang mengatur manusia. Daud sekali lagi hampir terjebak untuk mengatur Allah bagi kepentingan politiknya. Demikian juga dengan Natan yang telah mengesahkan keputusan Daud (ayat 3). Namun, Allah berfirman kepada Natan untuk menarik persetujuannya. Allahlah yang akan membangun "rumah" (bisa berarti dinasti) bagi Daud (ayat 11). Janji Allah bagi Daud begitu luar biasa. Allah yang biasanya mensyaratkan ("jika") ketaatan dalam memberikan berkat, kini menjadi tanpa syarat ("meskipun") dalam menganugerahkan kesejahteraan bagi Daud (ayat 15). Ini adalah pernyataan kasih Allah yang mutlak, tidak tergantung dari tindakan manusia. Dengan janji Allah yang teguh ini, komunitas Israel (dan akhirnya komunitas Kristen) menjadi komunitas pengharapan. Namun demikian, tidak berarti ketaatan tidak diperlukan lagi. Baik respons kita maupun kasih Allah merupakan dua unsur yang terus-menerus hadir dalam Alkitab. Keduanya penting untuk kepenuhan hidup kita. Renungkan: Kasih Allah dalam Kristus bulat tanpa syarat. Jalanilah hari-hari Anda dengan ketaatan dan ucapan syukur atas kasih-Nya juga tanpa syarat. |