Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 11661 - 11680 dari 15576 ayat untuk dan (0.010 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 574 575 576 577 578 579 580 581 582 583 584 585 586 587 588 589 590 591 592 593 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.20540527777778) (Flp 1:21) (ende: Bagi aku hidup itu adalah Kristus)

Hidup "dalam daging" bagi Paulus hanja bernilai sekedar berguna untuk kepentingan-kepentingan Kristus. Barangkali djuga terkandung didalamnja pandangan dan perasaan Paulus seperti jang dinjatakannja dalam Gal 2:20, ialah: "Aku hidup, tetapi bukan lagi aku jang hidup, melainkan Kristuslah jang hidup didalam aku".

(0.20540527777778) (Flp 2:1) (ende)

Kalimat ini dalam aslinja tidak lengkap. Kami tambahkan kata "dihargai" berdasarkan suatu tafsiran jang masuk akal. Dapat djuga diganti dengan "kamu kehendaki". Atau bagian kedua dapat diterdjemahkan: "kalau kamu lagi menaruh kerukunan roh, tjinta mesra dan iba-hati terhadap aku".

(0.20540527777778) (2Tes 1:7) (ende: Kelegaan hati)

merasa lega sebab terluput dari segala penganiajaan dan pertentangan. Itu memang hanja satu dari kebahagiaan mereka ketika itu. "Para Malaekat kekuasaanNja", jaitu pasukan kehormatan jang melambangkan kebesaran kekuasaan Kristus. Tugas mereka djuga memaklumkan hukuman-hukuman jang didjatuhkan, pun melaksanakannja. Bdl. 1Te 4:16-17.

(0.20540527777778) (1Tim 2:6) (ende: Kesaksian)

Kristus datang memberi kesaksian dengan adjaran-adjaran, tjara hidup dan kematianNja, bahwa rentjana Allah (rahasia Allah dari kekal) untuk menjelamatkan bangsa manusia sudah mulai dilaksanakan.

(0.20540527777778) (1Tim 6:14) (ende: Segala perintah)

Aslinja diterdjemahkan dengan "hukum" "pesan" atau "amanat", tetapi jang dimaksudkan tentulah segala sjarat dan tjita-tjita Indjil. Barangkali Paulus ingat akan jang dikatakannja dalam 1Ti 6:11, tetapi utjapan-utjapan disitu memang meliputi seluruh "hukum" Indjil.

(0.20540527777778) (2Tim 3:15) (ende: Mengenal buku-buku kudus)

Seperti lazim keluarga-keluarga Jahudi saleh, demikian tentu djuga, sebelum disekolahkan, dirumah sudah mulai menghafalkan tjeritera-tjeritera dan ajat-ajat Kitab Kudus. Dalam pada itu dengan tafsiran sederhana dia didjadikan dasar didikan batin baginja.

(0.20540527777778) (Flm 1:1) (ende)

SURAT RASUL PAULUS KEPADA PILEMON

KATA PENGANTAR

Isi surat pendek ini sangat sederhana dan tertindjau sepintas lalu, perkara remeh sadja, bersifat pribadi pula, sehingga dapat mengherankan, bahwa ia diterima masuk Kitab Kudus. Tetapi kalau ditindjau lebih dalam ia bukan remeh dan bukan pula bernilai pribadi sadja. Seorang budak belian, bernama Onesimus, pernah tjurang terhadap madjikannja, bernama Pilemon, dan melarikan diri lalu bertemu dengan Paulus di Roma. Disitu ia dipermandikan Paulus dan tinggal beberapa lama melajaninja. Pilemon adalah seorang terkemuka di Kolose, dipermandikan oleh Paulus, rupanja di Efesus, kemudian rumahnja di Kolose mendjadi satu pusat perkumpulan umat.

Pada kesempatan Paulus mengutus Tichikus untuk menghantar "surat kepada umat Kolose" kepada umat tersebut, ia bermaksud mengirim Onesimus bersama dengan dia kembali kepada madjikannja jang sah itu. Bdl. Kol. 4:9.

Paulus mengirimkan surat ini bagi Pilemon. Isinja pembelaan terhadap Onesimus dan dorongan halus, supaja ia mengampuninja dan menerimanja dengan baik sebagai saudara.

Memang didalam surat ini tidak diuraikan suatu adjaran besar, namun seluruh surat dengan isi dan suasananja merupakan satu pengadjaran jang tepat sekali bagi tiap-tiap orang beriman. Ia setjara berwudjud mentjerminkan perasaan persaudaraan dan sikap tjinta-kasih, jang harus mendjiwai tiap-tiap orang jang sungguh-sungguh berminat mewudjudkan tjita-tjita Indjil jang tertinggi. Paulus jang berdjiwa besar dalam segala-galanja, disinipun menundjukkan kebesaran djiwa, dalam hormat dan tjinta-kasihnja jang mesra terhadap seorang jang berkedudukan budak-belian, tetapi bermartabat agung sebagai anak Allah dan saudara dalam Kristus. Surat ini mendjadi suatu tjontoh klasik, bagaimana tjinta-kasih Kristus harus diwudjudkan terhadap tiap-tiap "saudara Kristus", jang terketjil sekalipun, bagaimana harus dia dipandang dan diperlakukan sebagai saudara sedjati, semartabat dan sederadjat. Paulus menuntut perasaan dan tjinta- kasih jang demikian dari Pilemon. Ia harus menerima Onesimus sebagai saudara tertjinta, jang terhapus salahnja, dan jang dahulu sebagai budak, baru sekarang bernilai besar sebagai saudara baginja.

Tetapi tjinta-kasih Paulus pada hakekatnja ataskodrati semata-mata dan diimbangi dengan kebidjaksanaan. la samar-samar berharap supaja Pilemon memberi kebebasan kepada Onesimus, malah menjuruhnja kembali kepada Paulus, tetapi ia tidak menuntut hal itu.

Pandangan dan sikap Paulus terhadap bal perbudakan sudah kita tahu dari 1Kor 7:20-24 dan Kol. 3:22 - 4:1. Baik kalau dibatja tjatatan-tjatatan disitu. Keadaan kemasjarakatan itu tidak dibenarkan oleh Paulus, tetapi tidak dapat diberantas begitu sadja tanpa kerusakan hidup kemasjarakatan dan bahaja-bahaja bagi budak-budak sendiri djuga. Jang dituntut Paulus ialah keadilan dan perlakuan jang baik dari pihak madjikan, dan kalau dia seorang beriman penghormatan dan tjinta-kasih persaudaraan dengan tidak memandang bulu.

(0.20540527777778) (Ibr 1:3) (ende: Tjahaja kemuliaanNja)

Aslinja"pantulan" atau"pentjerminan"(seluruh) kemuliaanNja.

(0.20540527777778) (Ibr 7:5) (ende: Putera-putera Levi)

Imam-imam umat Israel harus dipilih dari suku-bangsa Levi, dan seluruh suku bertugas "Melajani altar". Sebab itu suku-bangsa itu tidak diberi suatu wilajah atau tanah tersendiri, melainkan harus mendapat penghidupannja dari pemungutan "sepersepuluh" itu dipandang sebagai suatu persembahan kepada Allah guna pelaksanaan ibadat resmi kepadaNja.

(0.20540527777778) (Ibr 9:14) (ende: Dalam Roh kekal)

Nilai kurban Kristus mahasempurna, sebab Ia mempunjai "Roh Allah jang kekal sebagai Putera Allah". Tetapi dapat ditafsirkan pula Roh (semangat) jang mendorong Kristus untuk mengurbankan Dirinja, hidup terus selama-lamanja. Pengurbanan disalib dilandjutkan "dalam Roh" (setjara rohani) selama-lamanja dan dengan itu Kristus dengan tak henti-hentinja mendjadi "pengantara" bagi kita.

(0.20540527777778) (Ibr 9:16) (ende: Wasiat)

Istilah "Perdjandjian" diganti disini dengan "wasiat". Arti keduanja pada dasarnja sama, tetapi dengan istilah "wasiat" lebih ditindjau dari sudut, bahwa djanji-djanji Allah (kepada Abraham) barulah dapat ditepati, dan harta-harta keselamatan barulah dapat dianugerahkan sesudah terlaksananja Kurban Kristus.

(0.20540527777778) (Ibr 13:9) (ende: Asing)

jang tidak termasuk adjaran Indjil dan tidak sesuai dengannja. Kata itu barangkali mengandung djuga tjorak: jang dibawa masuk dari luar.

(0.20540527777778) (1Ptr 1:1) (ende)

SURAT PERTAMA SANTU PETRUS

KATA PENGANTAR

Pengarang

Sedjak dari permulaan, Para Bapak Geredja sependapat bahwa St. Petruslah penulis surat ini. Kesatuan pendapat itu telah utuh, sampai ketika sardjana- sardjana Kitab Kudus dari djaman modern ini mengemukakan beberapa keberatan terhadapnja.

Isi surat ini sendirilah jang harus memberi putusan dan penjelesaian jang sebenarnja. Disamping setjara terang-terangan menundjukkan dirinja sebagai Petrus, "Rasul Kristus", pengarang sepintas lalu dalam bab 5:1 menjebut dirinja sebagai rekan-imam dan penjaksi kesengsaraan Kristus". Djuga Markus, jang oleh Papias disebut sebagai "djuru bahasa" Petrus di Roma, disangka ada bersama Petrus, tatkala dia menulis suratnja (5:13). Keaslian surat ini diperteguhkan lagi oleh beberapa perhubungannja dengan kehidupan dan pengadjaran Kristus .

Gaja bahasa Djunani, sekalipun kurang mutunja daripada gaja jang dipergunakan oleh St. Jakobus dalam suratnja, dahulu pernah dianggap sebagai suatu alasan untuk mengingkari Petrus sebagai pengarang surat ini. Namun sebagaimana halnja dengan Jakobus dan Judas, orang sama menjetudjui sekarang sistim pemakaian djurutulis, jang tentu djuga terdjadi pada masa Petrus.

Penulis terus terang mengatakan bahwa ia menulis "dengan perantaraan Silvanus" (5:12). Akibatnja ialah sekalipun isi pikiran itu timbul dari Petrus, tetapi bahasanja disusun oleh djurutulisnja.

Pembatja

Ajat pertama dari surat ini menundjukkan bahwa ia ditulis untuk orang serani di Asia Ketjil. Entah orang-orang serani itu terdiri dari pentobat-pentobat Jahudi atau kafir, masih dipersoalkan. Karena alasan-alasan jang diberikan belum mentjapai persetudjuan penuh, maka rasanja dapat dikatakan bahwa tak ada kelompok orang serani tertentu jang dimaksudkan. Dengan pasti ialah bahwa bagian terbesar orang serani terdiri dari pentobat-pentobat Jahudi. Tetapi tatkala surat ini ditulis, Paulus dan rekan-rekannja telah menobatkan banjak orang kafir di Asia Ketjil. Kemungkinan jang terbesar ialah bahwa surat ini ditudjukan kepada Para miskin dan hamba sahaja di Asia Ketjil (2:18).

Waktu, kesempatan dan tempat dimana surat ini ditulis

Pada kesempatan mana Petrus menulis surat ini, tidak kita ketahui. Dari isi surat hanja dapat kita simpulkan bahwa Petrus bermaksud memberanikan orang serani dalam pertjobaan, dan menghidupkan iman jang mendapat serangan sekian banjak (4:12).

Bahwa surat ini ditulis di Roma, itu tentu pasti. Dengan menjebut nama Babylon (5:13), Petrus agaknja hendak mengawaskan kota Roma jang kafir itu, jang kedjajaannja menjamai kemakmuran djasmani Babylon purba. Karena Petrus meninggal di Roma pada djaman penganiajaan Nero, dan karena ketika itu penganiajaan belum lagi meletus, maka agaknja surat ini ditulis mendjelang achir tahun 64 ses. Kristus. Kepastian waktu surat ini menundjukkan bahwa kutipan-kutipan surat St. Paulus didalam surat St. Petrus itu mungkin.

Gajabahasa

Sekalipun surat ini, sebagaimana djuga surat St. Jakobus, pada dasarnja berisikan adjakan moril, namun dalam beberapa hal ia bukan memuat adjaran moral. la lebih menjerupai bentuk sebuah surat dengan suatu kata pendahuluan jang pandjang (1:1-2), lalu menjusul suatu doa sjukur (1:3-5) jang lazim kedapatan pada banjak surat dizaman itu, dan berachir dengan suatu utjapan selamat (5:12- 14). Tjara penjadjian bahan djuga sederhana, tidak sangat ilmiah. Achirnja, faktor-faktor iman jang digunakan untuk memberi arti kepada adjakan itu djauh lebih banjak daripada St. Jakobus dan menundjukkan suatu teologi penebusan jang tjukup dalam isinja. Teologi penebusan itu dikemukakan dalam suatu bentuk jang sesuai benar dengan liturgi Sakramen Permandian (tjontohnja: 1:3; 2:2; 3:21 dll). Banjak sardjana modern berjakin bahwa isi surat ini sebenarnja terpetik dari suatu katekese permandian jang pernah digunakan St. Petrus. Pemakaian sematjam itu kita ketemukan djuga dalam tulisan-tulisan lain dari Perdjandjian Baru. Ini adalah suatu bukti bahwa liturgi memainkan peranan penting dalam pembentukan Perdjandjian Baru. Ini harus diperhatikan djuga, agar kita dapat mengerti lebih baik Kitab Kudus dan kehidupan liturgi pada zaman purba Geredja Katolik.

Adjaran

Karena surat ini pada dasarnja berisi suatu adjakan moril, maka djangan kita harapkan suatu pementasan kebenaran dogmatis jang teratur didalamnja. Tetapi, kita bisa menemukan djuga teologi jang kaja dan dalam disitu. Kebenaran teologis jang asasi ialah bahwa orang kristen diseluruh dunia ini bersatu (5:9); dahulunja mereka pendosa (2:24) jang tak tahu suatu apapun (1:14) tetapi kini mereka telah ditebus oleh darah kudus Kristus (1:18-19) dan dipilih untuk berbakti kepadanja (1:2).

Tjaranja mereka ditebus itu diterangkan sedjelas-djelasnja. Allah Bapa, jang maharahim (1:3) dan kudus (1:15-16), sudah merentjanakan penjelamatan mereka (1:2), bahkan sebelum dunia tertjipta (1:20). Nabi-nabi Perdjandjian Lama menginsjafi rentjana tersebut dan bernubuat pula tentang rentjana itu (1:10-12). Rentjana itu dipenuhi dalam sedjarah dengan kedatangan Kristus, jang biarpun tak bersalah (1:19; 2:22), tetapi menderita sengsara (2:21; 4:1), dan wafat disalib (2:24; 3:18). Hasil daripada sengsara dan wafat Kristus ialah penjilihan dosa manusia (1:18; 3:18).

Mati untuk dosa berarti lahir kembali kesuatu hidup baru jang telah diperoleh berkat kebangkitan Kristus (1:3), dan itu kita dapat dalam Sakramen Permandian (3:12), suatu Sakramen jang telah digambarkan lebih dahulu dalam peristiwa ai bah (3:20). Oleh ketaatan kepada Kristus (1:2), dan iman terhadap ebasiat penebusanNja (1:5,7-9), orang kristen ada harapan untuk memperoleh istirahat abadi disurga (1:5; 3:22).

Akan memperoleh gandjaran kekal, orang kristen hendaknja kudus (1:15), melawan penggodaan setan (5:8-9), meninggalkan dosa-dosa dahulu (1:14;2:11;4:2- 5), menerima pertjobaan dan penderitaan hidup ini (1:6; 2:19; 5:13; 4:12), mengusahakan kebadjikan jang sesuai dengan tugas hidup (2:13; 3:7; 5:1-5), dan terlebih berusaha akan beroleh kebadjikan tjinta-kasih persaudaraan (3:8).

Biarpun kehidupan sematjam itu kelihatan sukar, toh akan lebih mudah karena diteladani oleh Kristus sendiri (2:21; 3:17; 4:1), oleh semakin mendekatinja (2: 3-4), oleh kesadaran bahwa mereka mengambil bagian dalam penderitaannja (4:13), dan oleh memikirkan kedudukan mereka jang tinggi dimata Allah "batu-hidup", didalam rumah Allah (2:5), suatu bangsa jang terpilih, imamat radjawi, umat jang kudus (2:9).

Dengan tjara hidup demikian, orang kristen dapat hidup dengan penuh kepertjajaan kepada penjelenggaraan Allah (5:7), kepada pengadilan ilahi pada achir zaman, suatu peristiwa jang dirasa Petrus sudah dewat (4:5,7,17), dan akan berachir serta diberkati oleh penampakan mulia Jesus (1:7; 5:1,4).

(0.20540527777778) (1Yoh 3:20) (ende)

Suara hati adalah hakim bagi setiap orang jang menundjukkan baik-buruknja perbuatan seseorang. Dia tetap menjertai tiap orang, dan dialah jang pertama-tama menjatakan baik-buruknja perbuatan.

Namun suara hati diberi oleh Tuhan kepada tiap manusia. Djadi Tuhan lebih besar dari suara hati.

(0.20540527777778) (1Yoh 5:6) (ende)

St. Joanes mengenangkan kembali peristiwa disalib, tatkala Jesus disalibkan, Jesus menjerahkan RohNja lalu mati, setelah mati, air jang djuga lambang Roh, keluar dari lambungNja, lalu bertjampur dengan darah jang telah ditumpahkan. Roh, air dan darah inilah jang memberi kesaksian tentang Kristus. Ketiganja satu sebab mempunjai satu tudjuan, jaitu memberi kesaksian tentang Kristus.

(0.20540527777778) (3Yoh 1:6) (ende)

Disini kita memperoleh gambaran tentang hidup penjebar-penjebar Indjil dalam abad-abad pertama. Mereka menolak segala bantuan orang-orang kafir, dan berharap penuh atas bantuan orang-orang serani, jang telah memberikan semuanja berdasarkan kasih saudara sebagai orang serani. Malah dengan memberi bantuan-bantuan ini mereka turut bekerdja sama dalam penjebaran indjil.

(0.20540527777778) (Why 6:12) (ende)

Meterai keenam dibuka, maka terdjadi bentjana-bentjana hebat diseluruh bumi.

Leretan hukum-hukum itu djangan dianggap sebagai nubuat, bahwa dia pada achir zaman akan berlangsung satu demi satu dalam urutan itu. Semuanja lebih merupakan lambang-lambang hukuman Allah jang umum dan menjatakan beberapa segi-seginja.

(0.20540527777778) (Why 7:2) (ende: Keempat Malaekat)

Gerakan-gerakan kodrat alam raja dibajangkan sebagai dikuasai oleh Malaekat-malaekat. Mereka jang membangkitkan dan mengendalikannja. Mereka disini disuruh berdjaga-djaga, supaja bentjana-bentjana jang mereka lepaskan djangan merugikan orang-orang jang "ditandai" sebagai pengadilan Allah.

(0.20540527777778) (Why 12:1) (ende: Wanita berselubung matahari)

Dia melambangkan umat Kristus jang djuga disebut mempelai Anak-domba, tetapi mengingatkan djuga akan Ibu Kristus sebagaimana tjukup terang dalam Wah 12:5. Dan memang Ibu jang telah melahirkan tubuh Jesus jang sudah dimuliakan, disebut Bunda tubuh itu sebagai "Tubuh mistik" djuga.

(0.20540527777778) (Why 14:4) (ende: Jang tidak menadjiskan dirinja dengan wanita)

Artinja disini: jang dalam segala penganiajaan tetap setia kepada Allah dan tidak "berzinah", jaitu tidak mentjemarkan diri dengan memudja dewa-dewa (kaisar sebagai tuhan.)



TIP #03: Coba gunakan operator (AND, OR, NOT, ALL, ANY) untuk menyaring pencarian Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA