Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 101 - 120 dari 333 ayat untuk Mengerti (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.41) (Ayb 19:1) (sh: Teman tak berkuasa, Tuhan berkuasa (Rabu, 31 Juli 2002))
Teman tak berkuasa, Tuhan berkuasa

Ayub tidak hanya kehilangan harta benda, anak-anak, dan kesehatannya. Ia juga kehilangan teman dan respek. Ayub meratap bahwa ia sekarang dikucilkan oleh saudara, kenalan, kaum kerabat, dan kawan-kawannya. Tidak berhenti di situ, ia pun diasingkan oleh anak semang dan budaknya (ayat 13-16) dan bahkan oleh istrinya sendiri (ayat 17). Ejekan tidak saja diterimanya dari teman karibnya, tetapi juga dari anak-anak kecil (ayat 18-19). Tidak heran pada akhirnya dengan memelas Ayub memohon kepada ketiga sahabatnya itu, "Kasihanilah aku, kasihanilah aku, hai sahabat-sahabatku."

Dalam penderitaan, kita membutuhkan dukungan dari orang-orang yang mengasihi kita. Seberat apa pun permasalahan yang kita hadapi, kalau kita masih mendapatkan kepercayaan dan kekuatan dari mereka, kita akan lebih sanggup menghadapinya. Namun, ironisnya, dalam kesusahan kita cenderung memilih untuk sendirian, mengucilkan diri dari keramaian. Kita menangis sendirian dan kita menderita sendirian, sepi dari sapaan teman dan kerabat.

Namun, meskipun Ayub bergumul sendirian, ia menghampiri Tuhan. Itu sebabnya ia tetap berkata dengan yakin, "Tetapi aku tahu: Penebusku hidup dan Ia akan bangkit di atas debu." (ayat 25). Ayub datang kepada Pribadi yang tepat: Tuhan sendiri. Ia membawa ketidakmengertian dan kekecewaannya kepada Tuhan. Sekarang Ayub tidak sendirian lagi. Meski sahabat-sahabatnya tidak memahami keadaannya, Tuhan mengerti.

Ada masalah yang dapat kita bagikan dan ceritakan kepada teman. Namun, ada juga masalah yang tidak bisa kita ceritakan kepada siapa pun. Akhirnya kita hanya dapat datang kepada Tuhan yang mengerti kepedihan kita bahkan sebelum kita mengucapkan sepatah kata pun.

Renungkan: Teman mengerti sebagian tentang diri kita, tetapi Tuhan mengerti seluruhnya. Teman mengasihi, memperhatikan kita, tetapi Tuhan mengurbankan nyawa-Nya buat kita. Dialah satu-satunya tempat kita mendapatkan kasih sayang dan pertolongan.

(0.41) (Dan 12:10) (full: ORANG-ORANG BIJAKSANA AKAN MEMAHAMINYA. )

Nas : Dan 12:10

Daniel diberi tahu bahwa pengertian penuh tentang nubuat ini baru akan tiba pada akhir zaman. Pada saat itu, beberapa orang akan dimurnikan melalui ujian; mereka inilah orang bijaksana yang akan mengerti. Tidak ada orang fasik atau pemberontak di antara mereka. Selanjutnya, akan ada "kekejian yang membinasakan" (bd. Mat 24:15;

lihat art. KESENGSARAAN BESAR),

yang akan diikuti oleh sebuah periode selama 1.290 hari, sama dengan tiga setengah tahun kesengsaraan terakhir ditambah 45 hari. Berkat khusus juga akan diberikan kepada mereka yang melalui 1.335 hari. Makna dari hari-hari ini tidak dijelaskan kepada Daniel, tetapi penglihatan ini memberi tahu kita bahwa akan ada jangka waktu di antara perang Harmagedon dan penetapan penuh kerajaan seribu tahun. Yang penting bagi kita ialah bahwa orang bijaksana (orang saleh) akan memahaminya; walaupun mereka tidak mengerti segala sesuatu, mereka akan cukup mengerti mengenai peristiwa-peristiwa akhir zaman untuk membuat mereka percaya kepada Yesus dan kerajaan-Nya serta memasuki bentuknya yang terakhir.

(0.36) (Luk 1:18) (sh: Ketika tidak mengerti, harusnya tetap percaya (Selasa, 23 Desember 2003))
Ketika tidak mengerti, harusnya tetap percaya

Ketika ragu, nyatakan imanmu dengan mempercayakan diri kepada Tuhan. Sering kita tidak dapat mengerti bagaimana mungkin janji Tuhan dapat digenapi dalam hidup kita, terutama bila kita melihat situasi yang sama sekali tidak berpengharapan. Rasa pesimis ini justru memacu kita untuk menolak mempercayai kebenaran. Seperti halnya Zakharia, seorang imam yang menolak untuk percaya pada kebenaran Allah. Akibatnya, ia dihukum menjadi bisu!

Mengapa bisu? Tentu banyak alasan bisa diberikan. Tetapi satu alasan yang jelas, Zakharia sebagai imam, dipakai oleh Tuhan untuk membawakan doa-doa umat kepada-Nya. Mulut yang biasa dipakai untuk melantunkan doa, kali ini dibungkamkan oleh ketidakpercayaannya kepada pernyataan hamba Tuhan, malaikat Gabriel. Bisu adalah hukuman atas ketidakpercayaan Zakharia. Bisu juga adalah alat untuk mencegah Zakharia bertindak munafik, dengan tetap melantunkan doa permohonan ampun umat kepada Allah, mencegahnya kepada dosa yang lebih berat! Akan tetapi, respons Zakharia berbeda dengan respons Elisabet. Ketika mengetahui dirinya mengandung, ia memuji Tuhan. Ia langsung mengenali perbuatan tangan Tuhan yang baik telah berlaku atasnya. Perhatikan ucapan Elisabet, “Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku, dan sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku di depan orang.” Ucapan ini mengandung kesaksian atas apa yang Tuhan sudah lakukan pada dirinya. Tuhan dipermuliakan melalui kesaksian atas apa yang terjadi dalam hidupnya.

Zakharia dicegah dari kemungkinan “memalukan” Tuhan, sementara Elisabet diberi kebebasan untuk “memuliakan” Tuhan. Zakharia mungkin tidak perlu “ditutup” mulutnya oleh malaikat, andaikata dalam keraguan ia bersikap seperti nantinya, Maria (bdk. 1:38), “Jadilah kehendak-Mu atasku.”

Renungkan: Waktu Anda menghadapi kemustahilan dalam hidup Anda, apakah menurut Anda hal itu mustahil juga bagi Tuhan?

(0.36) (Luk 8:4) (sh: Misteri keselamatan (Minggu, 16 Januari 2000))
Misteri keselamatan

Akhir September 1999, masyarakat Indonesia dikejutkan dengan peristiwa bentrokan berdarah antara aparat dan mahasiswa. Peristiwa ini terjadi sebagai akibat aksi penolakan mahasiswa dan para simpatisan terhadap undang-undang Pengendalian Keadaan Bahaya (UU-PKB). Aksi penolakan mahasiswa tersebut akhirnya membuat pemerintah menunda pemberlakuan Undang-Undang tersebut. Ada aksi biasanya muncul reaksi. Itu adalah hal yang wajar terjadi di tengah masyarakat. Bisa reaksi positif atau negatif.

Dalam perjalanan misi Yesus memberitakan rencana keselamatan manusia ternyata juga menimbulkan dua respons yang berbeda, ada yang menerima dan ada yang menolak. Bagi mereka yang menerima pengajaran-Nya dan terbuka terhadap kebenaran-nya, akan dipimpin-Nya kepada pengertian dan respons yang benar. Dan bagi mereka yang menolak pengajaran-Nya, Yesus tidak menunjukkan sikap arogan (angkuh) menanggapi penolakan itu. Sebaliknya, Yesus menyampaikan pengajaran kepada mereka dalam bentuk terselubung, jika mereka tidak berusaha memahaminya, mereka tidak akan belajar dan tidak akan mengerti arti dari setiap kata dalam pengajaran-Nya.

Kali ini, Yesus menggambarkan tentang respons manusia tersebut melalui perumpamaan benih. Perumpamaan ini memaparkan sikap dan kondisi hati manusia terhadap firman Tuhan yang ditaburkan. Dalam hati beberapa orang benih itu mungkin tidak pernah mendapat kesempatan untuk bertumbuh atau pertumbuhannya terhalang, karena jatuh di tanah yang tidak baik. Bagi hati orang yang menyambut dan menaati firman Tuhan dengan benar, benih itu yang jatuh di tanah yang baik, selanjutnya menghasilkan pertobatan yaitu perubahan sikap dalam bertingkah laku; mampu bertindak adil dan benar dalam hubungan sosial, dan merindukan perluasan pemberitaan Injil.

Renungkan: Seringkali kita sulit mengerti mengapa ada orang yang begitu mengeraskan hati, walaupun telah berkali-kali mendengarkan berita Injil. Tampaknya tak sedikit pun pintu hatinya terbuka. Sebaliknya ada yang mendengarkan hanya sekali, segera bertobat. Semuanya ini di luar kemampuan kita untuk mengerti. Inilah misteri keselamatan. Namun satu hal yang harus kita lakukan, tetaplah beritakan Injil.

(0.36) (Luk 22:31) (sh: Dua pesan (Jumat, 2 April 2004))
Dua pesan

Dalam perjamuan terakhir Yesus memberi dua buah pesan: pesan pertama ditujukan kepada Petrus tanpa mengabaikan murid-murid lainnya. Kata 'kamu' dalam ayat 31 ditulis dalam bentuk jamak sehingga tidak menunjuk hanya pada Petrus tetapi juga kepada para murid lainnya. Iblis menuntut agar Petrus dan murid-murid lain “ditampi” seperti gandum (ayat 31). “Ditampi” artinya dipisahkan.

Iblis merasa bila Petrus gagal, maka murid lain juga akan mengikuti jejak Petrus. Situasi demikian disadari sepenuhnya oleh Yesus. Bagaimana Yesus menghadapinya? Yesus berdoa. Dalam doa-Nya Yesus tidak mendoakan agar Petrus tidak mengalami kegagalan, tetapi Yesus justru mendoakan agar kegagalan tersebut tidak mengubah imannya. Artinya, Petrus akan menerima pelajaran yang sangat berharga dari kegagalannya, yaitu bahwa Petrus dimampukan untuk mengerti tentang arti pemulihan. Pelajaran inilah yang kelak memampukan Petrus untuk menguatkan murid-murid lain (ayat 32).

Pesan kedua diberikan kepada murid-murid lain termasuk juga Petrus (ayat 35). Yesus mengingatkan agar mereka mempersiapkan diri secara fisik dan rohani. Persiapan fisik dilambangkan dengan istilah pundi-pundi, sedang persiapan rohani disimbolkan dengan istilah pedang. Akan tetapi mereka memahaminya secara harafiah. Tentu saja pemahaman seperti ini salah. Yesus mengkoreksi pemahaman demikian. Yesus mengatakan perlu membeli pedang (ayat 36), tetapi kemudian mengatakan tidak perlu pedang (ayat 38). Jelas yang dimaksud bukan pengertian secara harfiah. Yesus menegaskan dengan bahasa metafora perlunya persiapan rohani. Mereka perlu pedang rohani. Pedang rohani ini lebih penting dari persiapan fisik (ayat 36).

Renungkan: Ketika kita mengalami kegagalan, kita akan mengerti tentang arti keberhasilan. Pahamilah bahwa gagal dengan kekuatan sendiri membuat kita mengerti tentang arti doa yang bergantung pada Allah.

(0.35) (Yos 13:1) (ende)

Bagian ini penuh dengan kesulitan jang bermatjam-ragam, baik untuk ilmu sedjarah maupun untuk ilmu bumi. Seringkali sukar untuk mengerti maksudnja dan sulit untuk diterdjemahkan dengan tepat. Pastilah pembagian jang disadjikan dalam bagian ini adalah sesuatu jang di-idam2kan, tetapi tak pernah terlaksana. Didalam bagian ini terhimpun beberapa dokumen jang sedikit banjak disadur dan diselipkan dengan tjatatan2 ketjil.

(0.35) (Za 1:7) (ende)

Penglihatan pertama ini memuat kabar2 gembira dan pelipur bagi penduduk Jerusjalem. Bangsa2 musuh jang telah menindas Israil dengan keterlaluan, akan dibinasakan pada waktunja, tetapi baitullah di Jerusjalem akan diselesaikan bersama dengan Jerusjalem. Lalu mulailah masa kesedjahteraan.

(0.35) (Mat 6:22) (ende: Tubuhmu)

Ajat ini sangat kabur dalam bahasa kiasannja. Keadaan "tubuh" disini sudah harus dianggap sebagai ibarat keadaan batin. Kalau "mata-batin" jaitu minat hati mengarah Allah dan harta surgawi, maka mata itu, dan seluruh batin, diterangi dengan tjahaja Ilahi. Tetapi kalau mata batin keruh atau buta oleh tjita-tjita djasmani dan duniawi, maka manusia jang demikian tidak dapat melihat atau mengerti nilai-nilai rohani dan atas kodrati. Mereka seolah-olah meraba-raba dalam gelap, tak bertudjuan pasti dan sebab itu tidak mungkin mentjapai bahagia sedjati.

(0.35) (Mat 10:12) (ende: Salam)

Orang Jahudi bila bertemu dengan seseorang, biasa menjapa atau menjambutnja dengan mengutjapkan kata "salam". Sama maksudnja dengan mengutjapkan "Selamat" dalam bahasa dan adat kita.

Salam berarti "damai", dan utjapan itu sebenarnja merupakan suatu doa, misalnja: hendaknja Tuhan menganugerahkan damai (atau sedjahtera) kepadamu.

Rasul-rasul adalah pembawa damai dan utjapan "salam" jang bersifat resmi itu maksudnja menjampaikan damai dan sedjahtera kepada orang atas nama Allah.

Menilik tafsiran ini kita dapat mengerti pula apa jang dikatakan dalam ajat Mat 10:13 berikut, jakni: "salam itu akan berbalik kepadamu pula".

(0.35) (Rm 14:1) (ende: Lemah kepertjajaannja)

Itu disini bukan berarti bahwa mereka kurang teguh pertjaja akan kebenaran adjaran-adjaran Indjil, melainkan belum terang mengerti akan "kebebasan dalam Kristus" dan sebab itu masih ragu-ragu berbuat apa-apa jang tidak berlawanan dengan Indjil, tetapi berlawanan dengan anggapan-anggapan dan adat-istiadat orang Jahudi, atau kebiasaan jang lain. Bdl. uraian-uraian Paulus dalam 1Ko 8,9 dan 1Ko 10.

Tentu sadja Paulus chawatir, kalau-kalau di Roma terdapat perselisihan paham tentang hal-hal tersebut, seperti jang dialaminja di Korintus, tempat ia sedang menulis surat kepada orang Roma ini.

(0.35) (2Kor 9:13) (ende)

Dari kedua ajat ini njata pula, bahwa hasil utama jang diharapkan Paulus dari pendermaan itu ialah suasana saling mengerti dan perasaan kesatuan diantara segala umat dan chususnja dengan umat-induk. Sangat disesalkan Paulus bahwa masih terdapat ketjurigaan dari kalangan orang Jahudi terhadap umat-umat jang tidak bersunat dan tidak menganut hukum Jahudi. Tetapi kalau orang-orang Jahudi menjaksikan pendermaan jang lumajan, mereka akan memudji tjinta-kasih dan rasa persaudaraan umat-umat jang lain, sebagai tjinta-kasih dan sikap penganut Kristus jang sedjati. Mereka akan memudji Allah, seperti mereka pernah berbuat menurut Kis 11:13; 15:3 dan Kis 21:20.

(0.35) (2Sam 15:14) (full: BERSIAPLAH, MARILAH KITA MELARIKAN DIRI. )

Nas : 2Sam 15:14

Daud terpaksa melarikan diri dari putranya sendiri yang kini berusaha untuk membunuhnya dan memperoleh takhta. Daud meninggalkan Yerusalem "sambil menangis" (ayat 2Sam 15:30). Mungkin sekali Daud ingat akan dosanya dan mengerti bahwa pelariannya menjadi bagian dari hukuman Allah (bd. 2Sam 12:9-12; 16:10-11). Kini Daud sebagai seorang pelarian yang malu, dengan rendah hati menerima tindakan Allah terhadap dirinya (ayat 2Sam 15:25-26; bd. 2Sam 16:9-13).

(0.35) (Ayb 7:1) (full: AYUB BERBICARA KEPADA ALLAH. )

Nas : Ayub 7:1

Ayub kini berpaling dari teman-temannya, yang rupanya tidak mengerti, dan berdoa kepada Tuhan. Perhatian Ayub yang terbesar selama semua percakapan adalah tentang Allah. Bahkan ketika ia berbicara tentang Allah dengan bentuk orang ketiga, Ayub senantiasa sadar akan kehadiran-Nya. Hati Ayub tidak pernah berpaling dari Allah yang dikasihinya.

(0.35) (Mzm 119:27) (full: MENGERTI PETUNJUK TITAH-TITAH-MU. )

Nas : Mazm 119:27

Firman Allah hanya dapat dimengerti sepenuhnya dengan pertolongan Allah (ayat Mazm 119:26-27,29); jadi, kita harus senantiasa berdoa kepada Allah, melalui Roh Kudus, agar mendekati kita, untuk meningkatkan pengertian kita, dan mengajarkan kebenaran-Nya kepada kita

(lihat cat. --> Yoh 14:17;

lihat cat. --> 1Yoh 2:27).

[atau ref. Yoh 14:17; 1Yoh 2:27]

(0.35) (Ams 29:15) (full: TONGKAT DAN TEGURAN. )

Nas : Ams 29:15

Anak-anak yang tidak dididik, didisiplin, dan dikendalikan oleh orang-tuanya kemudian akan memalukan orang-tuanya dan merusak diri merka sendiri. Kadang-kadang kata-kata teguran saja sudah cukup; pada saat lain kata-kata itu harus disertai tongkat disiplin (bd. ayat Ams 29:17;

lihat cat. --> Ams 13:24).

[atau ref. Ams 13:24]

Jikalau disiplin jasmaniah dipergunakan, sangat penting bahwa itu disertai penjelasan supaya anak itu mengerti dengan jelas mengapa tongkat dipakai dan kelakuan bagaimana yang diharapkan.

(0.35) (Luk 22:36) (full: MEMBELI PEDANG. )

Nas : Luk 22:36

Barangkali di sini Yesus memakai gaya bahasa sindiran dalam pernyataan-Nya agar murid-Nya membeli sebilah pedang. Bagaimanapun juga, sampai saat ini Ia telah menantang mereka untuk hidup dengan memikul salib daripada memilih jalan dunia. Kemudian Yesus melanjutkan dengan menyatakan (ayat Luk 22:37) penyerahan-Nya kepada jalan penderitaan dan salib yang ditetapkan Allah. Ayat Luk 22:38 menunjukkan bahwa murid-murid tidak mengerti maksud perkataan Yesus.

(0.35) (Yak 3:1) (full: GURU. )

Nas : Yak 3:1

Yang termasuk di sini adalah gembala, pemimpin gereja, misionaris, pengkhotbah atau siapa saja yang memberikan pengarahan kepada jemaat. Seorang guru harus mengerti bahwa tidak ada orang yang mempunyai tanggung jawab lebih besar daripada mereka yang mengajarkan Firman Allah. Di dalam penghakiman yang akan datang, para guru Kristen akan dihakimi dengan lebih ketat daripada orang percaya yang lain.

(0.35) (Kej 12:3) (jerusalem: akan mendapat berkat) Naskah Ibrani juga dapat diterjemahkan: akan saling memberkati. Ungkapan ini (dengan kata: kaum, atau: bangsa) terulang dalam Kej 18:18; 22:18; 26:4; 28:14. Adapun artinya ialah: kaum yang satu akan berkata kepada yang lain: Terberkatilah engkau seperti Abraham (bdk Kej 12:2 dan Kej 48:20; Yer 29:22). Tetapi Sir 44:21, terjemahan Yunani dan Perjanjian Baru mengerti Kej 12:13 sbb: Mereka akan diberkati atau: mendapat berkat. Karena itu terjemahan Indonesia inipun mengertinya secara demikian.
(0.35) (1Sam 6:4) (jerusalem: tikus emas) Kalau borok-borok itu ialah borok wabah sampar, maka tikus-tikus itu (yang sampai di sini belum disebut-sebut) boleh jadi penyebar penyakit itu (kalau di zaman itu orang sudah mengerti bahwa binatang-binatang itu menyebarkan penyakit itu). Tetapi menurut 1Sa 5:5 tikus-tikus itu telah merusak ladang. begitu bab 6 menyebut dua bencana: borok-borok yang menyakiti manusia dan hama tikus yang merusakkan tanah. Mungkin juga borok-borok dan tikus-tikus itu berasal dari dua tradisi yang berbeda.
(0.35) (Yes 6:10) (jerusalem: Buatlah hati bangsa ini keras) Pemberitaan nabi akan terbentur pada ketegaran hari umat yang tidak sampai mengerti. Kalimat perintah ini sebenarnya kalimat keterangan saja, bdk Yes 29:9. Allah tidak menghendaki kekerasan hati itu. Tetapi Tuhan mengetahuinya terlebih dahulu dan ketegaran hati umat dipakai untuk melaksanakan rencana Tuhan. Ketegaran hati itu menyingkapkan dosa hati dan mempercepat pengadilan, bdk kekerasan hati Firaun, Kel 4:21; 7:3+. Ayat Yes 6:9-10 Ini beberapa kali dikutip dalam Perjanjian Baru dan khususnya diterapkan pada pengajaran Yesus berupa perumpamaan, Mat 13:13+; Mar 4:12+.


TIP #28: Arahkan mouse pada tautan catatan yang terdapat pada teks alkitab untuk melihat catatan ayat tersebut dalam popup. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA