Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 101 - 120 dari 370 ayat untuk greek:2003 (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.67044914285714) (1Kor 11:2) (sh: Sukacita pelayan Kristus. (Rabu, 3 September 1997))
Sukacita pelayan Kristus.

Sukacita pelayan Kristus.
Bagaikan petani yang bersukacita melihat tanamannya mengeluarkan hasil, demikian pun Paulus. Paulus bersukacita karena mengetahui bahwa jemaat Korintus tetap mengingat dirinya. Sekian lama Paulus melayani pewartaan Injil di tempat itu sampai tumbuh Gereja Tuhan. Bahwa jemaat yang kita layani tetap mengingat, adalah sukacita yang membuat hamba Tuhan membesarkan Tuhan.

Jaga kehormatan. Di Korintus wanita sangat direndahkan. Terutama dalam kuil penyembahan dewi kesuburan, disediakan para pelacur bakti untuk menarik orang menyembah berhala. Tentu saja mereka akan memakai berbagai cara untuk dapat menarik orang berbakti di kuil tersebut, salah satunya ialah daya tarik tubuh. Ibadah yang benar dan berkenan di hadapan Allah ialah ibadah yang mempermuliakan Allah. Ibadah demikian pasti akan menjaga kehormatan tubuh dan penampilannya, menghormati perbedaan pria dan wanita seperti yang telah Allah atur dalam ciptaan, sambil berporoskan kepemimpinan Kristus sebagai Kepala Gereja.

Renungkan: Ibadah yang benar terungkap dalam bahasa tubuh.

Doa: Tuhan, tolong kami menghormati Engkau dalam segala tindakan, sikap dan ungkapan tubuh kami.

(0.67044914285714) (1Kor 11:17) (sh: Paulus mencela jemaat Korintus. (Kamis, 4 September 1997))
Paulus mencela jemaat Korintus.

Paulus mencela jemaat Korintus.
Dua hal dicela Paulus. Pertama, jemaat Korintus tidak bersekutu ketika berkumpul sebab ada perpecahan di antara mereka. Hal ini sudah disinggung Paulus di bagian permulaan suratnya ini. Kedua, mereka memperlakukan Perjamuan Kudus dengan tidak hormat. Seperti orang rakus dan gelojoh, mereka makan seperti orang kelaparan dan minum sampai mabuk. Memalukan! Tentu saja Paulus tidak memuji hal tersebut. Orang yang berbuat demikian menghina Allah dan tidak peka akan orang yang berkekurangan (ayat 22).

Aturan dalam perjamuan kudus. Makan dan minum adalah kebutuhan manusia yang wajar. Manusia harus makan dan minum supaya bisa hidup dengan baik. Tetapi dalam pertemuan ibadah di mana juga dirayakan perjamuan Tuhan, adalah salah besar apabila orang makan dan minum dengan sepuas-puasnya. Perjamuan Kudus harus diterima dengan sikap hormat, memeriksa diri, sambil mengingat pokok-pokok iman yang dilambangkannya.

Renungkan: Bila kita tidak menghormati Allah dalam hidup ibadah kita, Tuhan akan bertindak atas kita supaya kemuliaan-Nya tetap dijunjung tinggi.

Doa: Tuhan, tolong kami untuk dapat beribadah dengan benar.

(0.67044914285714) (1Kor 12:1) (sh: Dari mana asal percaya? (Jumat, 5 September 1997))
Dari mana asal percaya?

Dari mana asal percaya?
Kadang kita dengar komentar angkuh warga gereja tertentu bahwa gereja lainnya tidak ada Roh Kudus. Benarkah pernyataan tersebut? Seperti komentar Tuhan Yesus kepada Petrus (Mat. 16:17), Paulus pun menegaskan bahwa Roh Kuduslah yang memungkinkan orang beriman dan mengakui Yesus sebagai Tuhan (ayat 3b). Roh Kudus bukan saja menghidupkan orang beriman, tapi juga menghidupkan Gereja dengan memberikan berbagai karunia rohani. Gereja yang di dalamnya Yesus dijunjung sebagai Tuhan dan karunia rohani dilayankan, di sanalah Roh hadir dan bekerja.

Paham tentang karunia Roh. Penghayatan tentang karunia rohani seringkali tidak jelas. Ada yang ekstrim, ada yang anti, ada yang bingung. Hal pertama yang rasul inginkan dari kita ialah tahu ajaran yang benar tentang karunia rohani. Kita harus berpegang kepada ajaran firman dan mengukur semua pengalaman atas terang ajaran itu. Hal kedua, harus ada perbedaan mencolok antara tata ibadah di dalam mana karunia rohani dipraktekkan daripada suasana ibadah kepada berhala. Hal ketiga, pasti karunia rohani dalam kita berbeda-beda namun sumber dan tujuannya sama.

Renungkan: Ibadah tak dapat dipisahkan daripada kebenaran dan pengertian.

(0.67044914285714) (1Kor 12:14) (sh: Saling diperlukan dan saling memerlukan. (Sabtu, 6 September 1997))
Saling diperlukan dan saling memerlukan.

Saling diperlukan dan saling memerlukan.
Paulus menggambarkan jemaat seperti tubuh. Suatu gambaran yang pas! Satu tubuh namun banyak anggota. Tiap anggota punya fungsi dan kegiatan berbeda-beda, namun tidak mungkin lepas dan terpisah satu dari yang lain. Yang satu memerlukan yang lain. Masing-masing diperlukan oleh yang lain. Demikianlah seharusnya realita jemaat sebagai tubuh Kristus. Itu harus menjadi prinsip kerja sama dalam jemaat, prinsip ibadah, prinsip pengembangan jemaat dan pelayanannya, prinsip penggunaan karunia-karunia rohani.

Tubuh yang salah aturan main. Pentingnya aturan main di atas dapat lebih dipahami bila membayangkan apa akibat dari salah aturan. Apa jadinya bila seluruh anggota tubuh kita adalah mata? Apa jadinya bila semua anggota tubuh kita mogok kerja karena bukan mata? Apa yang harus dibuat untuk mencegah kekacauan dan kelumpuhan tersebut? Warga gereja harus belajar menghargai keunikan tiap orang. Warga gereja harus menilai kemampuannya sendiri dan kemampuan orang lain dalam perspektif kebersamaan tubuh Kristus.

Renungkan: Bila kesatuan dan pertumbuhan bersama adalah hal terpenting, karunia apakah yang lebih harus diutamakan dan diupayakan?

(0.67044914285714) (1Kor 14:1) (sh: Kejarlah kasih! (Senin, 8 September 1997))
Kejarlah kasih!

Kejarlah kasih!
Hal pertama yang setiap Kristen harus kejar ialah kasih. Tentu saja semua orang Kristen yang sungguh beriman dalam Kristus sudah menerima dan mengalami kasih Kristus dalam hidupnya. Bukankah kasih karunia Allah dalam Kristus yang membuat kita masuk dalam keselamatan? Tetapi sesudah mengalami kasih yang menyelamatkan itu, kita harus mengejar atau mengusahakan agar kasih sekualitas dengan itu ada dalam sikap dan tindak tanduk kita.

Tentang karunia bahasa Roh. Paulus melihat berbagai masalah pada minat jemaat Korintus akan karunia bahasa Roh. Pertama, itu bukan karunia yang terutama sebab lebih berdampak pada kepentingan diri sendiri dibandingkan kasih atau nubuat yang berdampak pada pembangunan orang lain (ayat 1-5). Kedua, bahasa Roh akan membuat orang yang tidak biasa atau tidak seiman merasa ada sesuatu yang tidak waras pada orang yang berbahasa roh (ayat 6-9). Ketiga, Paulus melihat bahaya bahwa yang mereka katakan "bahasa" bukan bahasa tetapi bunyi-bunyi tanpa makna (ayat 10-17).

Renungkan: Paulus sendiri berbicara bahasa roh lebih banyak dari orang lain. Tetapi ia lebih suka berbahasa yang dimengerti demi kepentingan orang banyak.

Doa: Tolonglah kami menilai karunia dengan benar.

(0.67044914285714) (1Kor 14:10) (sh: Yang penting membangun jemaat (Minggu, 28 September 2003))
Yang penting membangun jemaat

Yang penting membangun jemaat. Rupanya praktik penggunaan bahasa roh secara tidak tepat telah meresahkan, bahkan mengancam kehidupan jemaat Korintus. Mereka yang dapat berbahasa roh menjadi sangat percaya diri dan menempatkan diri mereka lebih tinggi dari jemaat lainnya. Mestinya mereka menggunakan bahasa roh untuk kepentingan pembangunan jemaat secara keseluruhan (ayat 12). Paulus yang mengamati perkembangan jemaat menguatirkan satu hal yaitu bahasa roh yang mereka ucapkan di tengah-tengah ibadah tidak bermakna bagi orang lain (ayat 10-17), tidak membangun dan bahkan menyebabkan orang luar salah menafsirkan ibadah Kristen (ayat 23). Untuk itu Paulus menganjurkan agar mereka meminta kepada Tuhan kemampuan menafsirkan karunia berbahasa roh yang mereka terima.

Berkat Tuhan bagi seorang anggota jemaat harus diterima dan disyukuri sebagai berkat untuk seluruh anggota jemaat juga. Oleh sebab itu ungkapan syukur pun seharusnya berasal dari seluruh jemaat. Di ayat 20-23 Paulus mengingatkan agar jemaat waspada terhadap dampak yang ditimbulkan oleh pemanfaatan bahasa roh secara tidak bertanggung jawab. Karenanya Paulus tetap berpendapat bahwa dalam pertemuan-pertemuan jemaat hendaknya firman Tuhan atau nubuatan Tuhan dijadikan prioritas dan diuraikan secara lebih jelas. Sehingga semua orang dibangunkan, dihibur, dan dinasihati untuk hidup lebih benar (ayat 25).

Renungkan: Hendaklah hidup kita mencerminkan kehendak Tuhan yang berdampak membangun, menghibur, dan menasihati baik diri sendiri mau sesama.


Bacaan untuk minggu ke-17 sesudah Pentakosta

Yesaya 50:4-9; Yakobus 2:14-18; Markus 8:27-35; Mazmur 116:1-9

Lagu KJ 232

(0.67044914285714) (1Kor 14:20) (sh: Dewasa dalam pemikiran. (Selasa, 9 September 1997))
Dewasa dalam pemikiran.

Dewasa dalam pemikiran.
Tidak selalu orang berusia dewasa berpikiran dewasa. Kadang mereka yang kita anggap cukup dewasa malah berpikir dan bertindak kekanak-kanakan. Gereja pun bisa demikian. Jemaat di Korintus sebenarnya sudah cukup lama didirikan melalui pelayanan penginjilan Paulus. Namun ada banyak pemahaman dan penghayatan mereka yang menunjukkan mereka tidak berpikiran dewasa. Antara lain adalah sikap mereka yang tergila-gila pada karunia bahasa roh. Pendewasaan iman terutama berhubungan dengan pemahaman kebenaran. Bila pengalaman tidak dilandasi dan diarahkan oleh pemahaman kebenaran, orang akan berputar-putar pada lingkaran permainan kekanak-kanakan.

Nubuat dan bahasa roh. Jelas lebih penting mengutamakan nubuat daripada bahasa roh. Mengapa? Sebab nubuat dimengerti dan bisa menempelak orang yang tidak beriman atau menguatkan orang yang sudah beriman. Sebaliknya bahasa roh tidak. Bahkan orang yang tidak beriman bisa berpikir bahwa yang berbahasa roh adalah orang gila.

Renungkan: Bisakah kesan buruk tentang orang Kristen membuat orang tertarik pada Kristus yang diimaninya?

Doa: Tolong kami menggunakan pikiran kami dengan benar menuju kedewasaan iman.

(0.67044914285714) (1Kor 14:37) (sh: Karunia bernubuat. (Kamis, 11 September 1997))
Karunia bernubuat.

Karunia bernubuat.
Dalam Perjanjian Lama, nabi adalah hamba Allah yang menyampaikan firman Allah baik menyangkut zamannya maupun zaman Mesias dan akhir zaman. Fungsi nabi agaknya masih berlanjut dalam jemaat mula-mula yaitu pada orang yang menerima pesan khusus Allah untuk disampaikan kepada jemaat. Rupanya ada beberapa nabi tertentu dalam jemaat Korintus yang cenderung untuk meninggikan diri. Paulus kini mengingatkan bahwa bagaimanapun pentingnya nabi, nabi sendiri harus tunduk kepada prinsip firman tentang ibadah. Jadi nabi pun harus bernubuat dengan tertib. Nabi yang tidak tertib tidak perlu didengar. Siapa pun yang melayani Tuhan harus tertib!

Keterbukaan dalam pelayanan. Aturan rohani yang Paulus berikan itu bisa disimpulkan secara ekstrim. Karena itu Paulus menegaskan bahwa tertib yang dimaksudkannya tidak sama dengan anti pelaksanaan karunia-karunia atau sikap tertutup terhadap karunia-karunia rohani. Aturan dan ketertiban ibadah itu dimaksudkan untuk memberi arah yang membuat setiap warga gereja terlibat aktif secara benar.

Renungkan: Kebebasan dan keteraturan dalam ibadah bukanlah musuh tetapi saudara kembar.

Doa: Alirkanlah berkat dari kemuliaanMu kepada ibadah kami.

(0.67044914285714) (1Kor 15:12) (sh: Yesus sungguh bangkit! (Senin, 27 Oktober 1997))
Yesus sungguh bangkit!

Yesus sungguh bangkit!
Banyak bukti bahwa Yesus sungguh bangkit. Kubur yang kosong, kesaksian para murid dalam jumlah berbeda di berbagai kesempatan berbeda, juga kesaksian para musuh Yesus sendiri. Sungguh, kebangkitan-Nya tak perlu diragukan! Yang lebih penting ialah bertanya apa jadinya dengan hidup ini bila kita tidak sungguh mengalaskannya di atas kebangkitan Kristus? Fakta kebangkitan Kristus penting karena itu pasti berdampak langsung pada kehidupan iman kita. Ia yang bangkit memberi kita hidup yang penuh kasih karunia, semarak dengan kedahsyatan kuasa hidup dalam kebangkitan-Nya. Di dalam Dia, kuasa dosa dan maut tidak lagi berkuasa atas hidup orang beriman. Puji Tuhan!

Yesus pengharapan kita. Iman yang teguh pada Kristus yang bangkit akan tampak di dalam kehidupan yang penuh pengharapan. Kristen memiliki keyakinan bahwa Tuhan yang bangkit adalah Tuhan yang memiliki segala kuasa di bumi dan di sorga. Sebaliknya keraguan atau kesalahpahaman tentang kebangkitan Yesus akan menyebabkan orang menaruh pengharapan pada hal lain. Sudah dua puluh abad Gereja mengalami bahwa hanya kebangkitan Yesus mampu memberi pengharapan sejati.

Renungkan: Jika ragu tentang kebangkitan-Nya, mengapa tidak minta Ia nyatakan bahwa Ia sungguh bangkit?

(0.67044914285714) (1Kor 15:20) (sh: Kebangkitan Kristus menjamin hidup kekal kita! (Selasa, 28 Oktober 1997))
Kebangkitan Kristus menjamin hidup kekal kita!

Kebangkitan Kristus menjamin hidup kekal kita!
Kondisi hidup yang akan dikaruniakan-Nya itu kelak telah bebas dari dosa. Rentetan sebab-akibat. Dosa Adam membuat kita mewarisi dosa asal. Kematian Adam dalam dosa membuahkan kematian kita di dalam dosa. Syukur bahwa Yesus sudah bangkit. Ketaatan dan kebenaran Yesus membuat kita dapat dibenarkan di dalam Dia di hadapan Allah. Kebangkitan Yesus adalah seperti buah sulung yang menandakan bahwa panenan pasti akan tiba. Yesus yang bangkit menjamin bahwa kita akan dibangkitkan, tubuh kita akan diubahkan menjadi tubuh kemuliaan yang sesuai dengan hidup kekal yang dikaruniakan-Nya.

Ia berkuasa di dalamku. Kenyataan hidup ini sudah teramat berat. Tiap hari kita bergumul melawan dosa. Tiap hari kita harus berhadapan dengan berbagai masalah pelik. Untuk apalagi hidup yang sudah sukar dan sulit itu ditambah-berati oleh penderitaan demi Kristus bila Dia tidak bangkit? Tetapi bila ada orang seperti Paulus yang mampu menjaga kekudusan dan tegar berkorban, dari mana datangnya kemungkinan itu bila bukan memang Kristus berkuasa di dalamnya?

Renungkan: Jika sekarang kita mengalami Dia sebagai Raja dalam iman, kelak kita akan bersuka dan bermegah dalam kedatangan-Nya sebagai Raja.

(0.67044914285714) (1Kor 15:35) (sh: Tubuh kemuliaan. (Rabu, 29 Oktober 1997))
Tubuh kemuliaan.

Tubuh kemuliaan.
Orang Yunani menolak kebangkitan karena alasan filosofis. Mereka beranggapan bahwa tubuh ini jahat. Mengimani bahwa Kristus bangkit kembali lalu mempercayai bahwa kebangkitan-Nya itu akan berakibat pada kebangkitan tubuh kita, adalah suatu hal yang bodoh. Untuk mereka itu berarti manusia akan terpenjara selamanya dalam tubuh dosa. Mereka tidak tahu bahwa kebangkitan dalam Kristus adalah kebangkitan ke dalam tubuh kemuliaan.

Belajar dari alam. Benar sekali Allah berbicara dalam dua kitab: kitab pertama ialah alam, kitab kedua ialah Alkitab. Bila disimak dengan teliti dan hati-hati, nyata bahwa keduanya saling mendukung dan melengkapi. Dari alam kita belajar bahwa kematian bukanlah akhir tetapi awal dari kehidupan baru. Dari alam kita belajar bahwa hal yang sama memiliki tingkat kemuliaan yang berbeda. Demikian juga halnya dengan kebangkitan tubuh kita kelak. Karena kita mati di dalam Kristus, maka kita akan bangkit oleh kemuliaan-Nya. Karena Kristus telah lebih dulu bangkit, maka Ia yang akan membangkitkan semua orang beriman dari kematian. Tentu saja tidak lagi dalam tubuh yang akan binasa, tetapi dalam tubuh rohani yang mulia karunia-Nya.

Doa: Segarkanlah aku dalam tubuh yang fana ini oleh kuasa hidup kekal dalam kebangkitan-Mu, o Tuhan.

(0.67044914285714) (1Kor 15:45) (sh: Allah berkuasa. (Kamis, 30 Oktober 1997))
Allah berkuasa.

Allah berkuasa.
Banyak orang berpikir materialistis, seolah manusia hanya materi belaka. Sesudah mati, tubuh menjadi busuk, semua zat kimiawi mayat itu melebur dengan tanah, habis sudah sang manusia. Paulus mengajak kita berpikir lain. Bukankah semua zat dan semua hidup dalam alam semesta ini Allah yang menciptakannya? Mengapa Allah yang menciptakan dari tidak ada menjadi ada, tidak mampu menghidupkan yang telah mati untuk hidup kembali? Lagi pula bukankah Kristus sudah bangkit? Dialah yang akan menjadi Roh yang menghidupkan dan memberikan hidup rohani dalam kebangkitan.

Kita sedang menuju sorga. Kebangkitan menjadi dasar untuk kita tidak memperhitungkan hidup hanya secara duniawi. Kita memiliki faktor lain untuk diperhitungkan, yaitu kuat kuasa Allah. Hidup yang sementara ini bukan impian, tetapi pengalaman riil yang mengandung arti kekal. Hidup kekal kelak pun bukan hanya impian tetapi sesuatu yang riil. Oleh kebangkitan-Nya kita semua sedang menuju ke sana. Sorga bukan lagi hal yang muskil dan jauh, karena pasti akan kita jelang dan oleh-Nya kini kita sudah berada dalam suasana kemuliaan-Nya.

Renungkan: Karena tubuh rohani itu benar, mengapa kita hanya mengandalkan sumber-sumber jasmani yang sementara sifatnya?

(0.67044914285714) (1Kor 16:1) (sh: Belajar berbagi kehidupan. (Sabtu, 1 November 1997))
Belajar berbagi kehidupan.

Belajar berbagi kehidupan.
Gereja lahir karena kasih Allah dalam Kristus. Kasih ilahi itu harus terpancar sebagai ciri utama Gereja Tuhan. Bila kasih antar kekasih, sahabat, atau keluarga dirasa kuat untuk diungkapkan, lebih lagi kasih ilahi. Kasih itu sedemikian kuat dan konkrit sehingga jemaat purba rela berbagi harta yang mereka terima dari Tuhan (Kis. 2:44,45). Mereka berbuat demikian karena sadar, sudah selayaknyalah sesama milik Kristus saling meringankan beban.

Perlu pengaturan yang baik. Apa kecenderungan sikap dan tindakan kita dalam memberikan persembahan? Apakah kita sering ayal-ayalan? Kadang kita dengar berbagai penyalahgunaan persembahan. Untuk membina jemaat memberikan persembahan yang baik, Paulus memberi nasihat berikut. Berikan sebagian harta yang telah dikaruniakan Tuhan sebagai persembahan secara teratur setiap Minggu (ayat 2). Peruntukkan persembahan itu bagi kepentingan kehidupan jemaat Tuhan dan kirimkan utusan yang dapat dipercaya dengan surat untuk menyerahkannya.

Renungkan: Persembahan adalah milik Tuhan, jangan bersikap atau bertindak salah terhadap milik Tuhan itu!

Doa: Ajarku Tuhan memberi persembahan dengan kesungguhan hati.

(0.67044914285714) (Ef 4:1) (sh: Kesatuan umat Allah (Minggu, 13 Oktober 2002))
Kesatuan umat Allah

Kesatuan umat Allah. Umat Allah yang terdiri dari semua etnis, dipanggil mendemonstrasikan kesatuan yang ada padanya kepada dunia (ayat 1). Agar kesatuan ini menjadi nyata bagi dunia maka pertama sekali orang Kristen perlu mewujudnyatakan moralitas kesatuan. Ada lima bentuk moralitas kesatuan: rendah hati, lemah lembut, sabar, kasih dan saling membantu (ayat 2). Kesatuan umat Allah tidak akan terwujud tanpa moralitas kesatuan di dalamnya.

Benar bahwa kesatuan jemaat harus diupayakan, namun umat Allah menjadi satu bukan karena hasil usaha jemaat. Kesatuan umat Allah bersumber dari Allah yang satu. Artinya, kesatuan itu sudah ada dan jemaat mengekspresikannya melalui moralitas kesatuan. Kesatuan umat Allah sudah ada karena hanya ada satu Roh (ayat 4). Umat Allah sudah menjadi satu karena memiliki dan didiami oleh Roh yang sama. Umat Allah sudah menyatu karena memiliki satu pengharapan (ayat 4), satu iman dan satu baptisan yang bersumber dari satu Tuhan (ayat 5).

Tuhan Yesus yang kita percayai adalah dasar baptisan, juga merupakan pengharapan kita. Umat Allah menjadi satu karena diciptakan oleh Allah yang Esa. Ringkasnya, kesatuan umat sudah ada. Dan orang Kristen diperintahkan Paulus untuk memelihara kesatuan itu (ayat 3). Kesatuan umat yang sudah ada tidak ada artinya jika tidak terlihat jelas di dalam sejarah. Semua orang Kristen yang menjadi umat Allah harus mendemonstrasikan kesatuannya sebagai umat Allah.

Renungkan: Menurut Anda, apakah hambatan utama dalam mengekspresikan kestuan jemaat? Mengapa orang Kristen sulit sekali bersatu? Apakah upaya konkrit Anda untuk mewujudnyatakan kesatuan umat?

(0.67044914285714) (Ef 4:17) (sh: Hitam — putih; di luar — di dalam Kristus (Minggu, 9 November 2003))
Hitam — putih; di luar — di dalam Kristus

Hitam—putih; di luar—di dalam Kristus. Hitam bukan putih, keduanya berbeda tajam. Ilustrasi warna ini tepat untuk menggambarkan kehidupan orang Kristen yang jelas, sebagai manusia baru yang hidup di dalam Kristus. Artinya, hidup kita kini jelas-jelas telah menanggalkan manusia lama yang hidup dalam dosa. Orang yang ada di dalam Kristus tidak mungkin serempak hidup di dalam dosa.Dalam bagian ini Paulus memberikan perbandingan mencolok antara kehidupan orang di dalam Kristus dengan orang yang di luar Kristus. Orang yang berada di luar Kristus adalah orang yang tidak mengenal Tuhan. Mereka hidup terpisah dari Sang Pencipta, dan menyerahkan diri kepada kecemaran hawa nafsu untuk memperoleh kenikmatan semu (ayat 17-19). Sedangkan orang yang berada di dalam Kristus adalah orang yang mengenal Kristus. Mereka adalah orang yang hidupnya telah ditebus dari dosa, dan menjadi anak-anak Allah (ayat 21-24). Hidup mereka menuju kepada kehidupan kekal bersama Allah. Apa maksud Paulus membuat dan memaparkan perbandingan ini? Maksudnya adalah agar jemaat di Efesus melakukan tanggung jawabnya hidup sebagai orang kudus di dalam Kristus. Diharapkan pula bahwa kita, orang-orang Kristen sebagai tubuh Kristus masa kini pun melakukan tanggung jawab hidup kudus di hadapan Tuhan Yesus Kristus.

Renungkan: Anda yang telah menanggalkan citra kemanusiaan lama untuk selama-lamanya, haruslah juga menanggalkan semua perilaku lama yang penuh kecemaran.

(0.67044914285714) (Ef 6:18) (sh: Bergantung pada Allah melalui doa (Minggu, 20 Oktober 2002))
Bergantung pada Allah melalui doa

Bergantung pada Allah melalui doa. Dalam bacaan kemarin telah kita lihat bagaimana orang Kristen bergantung sepenuhnya kepada Allah. Semua perlengkapan rohani yang disediakan Allah harus diambil dan dipakai. Di samping semua itu, hal terpenting adalah doa. Senjata yang lengkap tanpa doa tidak berarti apa-apa. Doa merupakan pernyataan bergantung sepenuhnya pada Allah.

Bagaimana berdoa? Paulus mengatakan bahwa orang Kristen harus berdoa setiap saat. Tidak hanya setiap saat, juga berdoa dengan berbagai bentuk doa dan permohonan. Doa juga disampaikan dengan tidak putus-putus. Berdoa tidak hanya untuk diri sendiri, melainkan untuk semua jemaat. Berdoa setiap saat dalam semua permohonan yang tak putus-putus kepada semua orang kudus, tidak otomatis berarti berdoa dalam Roh. Doa dalam Roh berarti doa yang digerakkan dan dipimpin oleh Roh Kudus. Paulus juga menyadari bahwa ia bergantung pada Allah. Ia tidak segan-segan memohon agar jemaat juga mendoakannya. Paulus tidak berbasa-basi dalam hal ini. Doa jemaat untuk Paulus tidak hanya merupakan ekspresi persekutuan di antara keduanya, juga merupakan pernyataan bahwa jemaat dan Paulus bergantung pada Allah. Secara khusus, Paulus memohon agar ia dengan benar dan berani menyampaikan Injil. Semua pemberita Injil membutuhkan dua hal ini yakni, benar dan berani. Benar mengerti Injil tetapi tidak berani memberitakannya menunjukkan Injl yang tanpa kuasa. Sebaliknya, berani memberitakan Injil tanpa pengertian yang benar memeperlihatkan Injil yang tanpa hikmat.

Renungkan: Sungguhkah Anda bergantung pada Allah dalam hidup dan pelayanan Anda?

(0.67044914285714) (1Tes 1:2) (sh: Pilihan Allah. (Selasa, 11 November 1997))
Pilihan Allah.

Pilihan Allah.
Warga jemaat di Tesalonika adalah orang-orang yang tadinya menyembah berhala-berhala. Namun Tuhan telah memimpin Paulus untuk mengabarkan Injil di sana (bdk. Kis. 16:4-12). Ternyata seperti orang di Filipi, Tesalonika pun memberikan respons positif. Pertobatan mereka menjadi kesaksian yang hidup ke seluruh Asia (ayat 8-10). Injil yang datang dengan kuat kuasa Roh itu telah mengubah mereka (ayat 9), membuat hidup mereka dicirikan dengan tiga hal utama: pekerjaan iman, usaha kasih dan ketekunan pengharapan (ayat 3). Buah-buah nyata itulah menurut Paulus merupakan bukti bahwa Allah telah memilih mereka.

Keajaiban karunia Allah. Adalah wajar bila pikiran kita tidak mampu menjangkau seluruh keajaiban pikiran dan jalan-jalan Allah. Ajaran tentang pemilihan yang Paulus bicarakan di sini (juga mis.: di Ef. 1:4) bukan spekulasi manusia tetapi wahyu Allah. Intinya menegaskan manusia tidak layak, maka keselamatan adalah kasih karunia Allah semata. Pilihan membuat manusia tunduk diri dan meninggikan Allah saja. Pilihan membuat orang percaya aman, sebab keselamatan bukan tergantung pada dirinya tetapi pada Allah. Namun pilihan didukung oleh adanya bukti iman, harap, kasih, tobat, kesaksian yang hadir nyata dalam diri orang pilihan.

(0.67044914285714) (1Tes 2:13) (sh: Menderita demi Kristus. (Kamis, 13 November 1997))
Menderita demi Kristus.

Menderita demi Kristus.
Menerima Kristus, menjadi Kristen yang sungguh, meresponi panggilan Tuhan atas hidup, seringkali harus membuat hidup seseorang menanggung penderitaan. Penderitaan bisa datang dari pihak keluarga, masyarakat, rekan sekantor yang belum beriman dan mengasihi Tuhan Yesus. Kita dapat bayangkan betapa sulit situasi orang yang menderita karena imannya kepada Kristus itu. Paulus yang mengerti situasi berat jemaat di Tesalonika menghibur mereka. Bukan mereka saja yang menderita karena Kristus, jemaat-jemaat Yahudi pun demikian (ayat 14-15). Terimalah penderitaan karena iman itu sebagai tantangan untuk tambah teguh dalam iman dan makin terang menyaksikan kemurahan Allah dalam Yesus Kristus.

Sukacita Hamba Tuhan. Paulus bangga akan jemaat di Tesalonika. Ia tidak bersukacita karena mereka menderita, melainkan bersukacita karena di dalam penderitaan itu mereka memperlihatkan kesungguhan iman mereka dalam Yesus Kristus. Bila sekarang ini sebagian Kristen di Indonesia mengalami berbagai penderitaan, patutlah kita saling mengingatkan bahwa hal tersebut dapat dipakai Tuhan untuk memurnikan dan menguatkan iman, harap dan kasih kita. Ingatkan satu kepada yang lain bahwa penderitaan ini sementara sifatnya, sebagai persiapan bagi kemuliaan kekal yang Dia siapkan bagi kita.

(0.67044914285714) (1Tes 3:1) (sh: Bukan hiburan kosong. (Jumat, 14 November 1997))
Bukan hiburan kosong.

Bukan hiburan kosong.
Tidak sukar mencari teman di dalam kesukaan, tetapi menjadi saudara bagi seseorang di tengah kesusahannya hanya sedikit yang bersedia dan sanggup. Ada orang yang gampang menaburkan hiburan dan nasihat mereka seperti yang tampak pada para sahabat Nuh. Namun yang demikian jelas sia-sia. Paulus sanggup menguatkan jemaat di Tesalonika sebab ia tidak memberikan hiburan kosong. Sebagai rasul Tuhan yang setia, ia sendiri banyak menderita. Nasihat dan hiburan yang diberikannya tidak lahir dari keadaan mudah tetapi dari dalam keadaan sulit. Ia bahkan sedemikian peduli sampai mengirimkan Timotius kepada jemaat itu.

Persekutuan yang meneguhkan hati. Nasihat dan perhatian Paulus meneguhkan iman jemaat. Sebaliknya keteguhan iman jemaat pun meneguhkan hati Paulus. Itulah akibat indah dari persekutuan yang benar umat Tuhan yang sedang menderita. Persekutuan memang bisa berakibat memperdalam pengalaman dan hubungan manusia. Persekutuan yang diisi salah bisa menyebabkan orang menanamkan kepahitan dalam penderitaan. Persekutuan yang benar bisa menyebabkan orang menjadi tabah dan memetik buah yang indah dalam penderitaan.

Renungkan: Tuhan yang pernah menderita akan datang kembali untuk melepaskan kita tuntas dari semua bentuk penderitaan.

(0.67044914285714) (1Tes 4:1) (sh: Kudus itu indah. (Sabtu, 15 November 1997))
Kudus itu indah.

Kudus itu indah.
Setahun sekali Presiden memberikan anugerah adipura kepada kota yang dinilai bersih. Kota yang bersih dan ditata dengan baik pastilah merupakan kota yang nyaman untuk didiami. Beda halnya dengan kota yang jorok dan semrawut. Pasti kita tidak akan merasa betah tinggal di dalamnya. Secara terbatas kekudusan dapat digambarkan seperti kebersihan. Hanya kini kita bicara bukan tentang kebersihan secara fisik tetapi secara moral. Orang Kristen harus memiliki hidup nikah yang kudus (ayat 3,4), dan hidup sehari-hari yang tulus (ayat 6). Hidup kudus adalah akibat dari mengalami panggilan Allah yang kudus dan didiami oleh Roh Kudus.

Kasih itu indah. Ciri lain dari umat Tuhan ialah hidup dalam persekutuan kasih yang hangat. Menurut Paulus, jemaat di Tesalonika telah belajar kasih dari Allah. Itu berarti kasih yang seharusnya ada di kalangan anak-anak Tuhan adalah akibat bekerjanya kasih karunia Allah dalam hidup mereka. Paulus ingin agar hal indah itu tidak sekadar ada tetapi dipraktekkan lebih sungguh dalam kehidupan jemaat Tesalonika.

Renungkan: Tidak ada hal yang lebih memancarkan kemuliaan Allah dalam kehidupan orang percaya, selain hidup yang kudus dan penuh kasih.



TIP #12: Klik ikon untuk membuka halaman teks alkitab saja. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA