Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 101 - 120 dari 128 ayat untuk memberitahukan [Pencarian Tepat] (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.10941614795918) (Neh 7:4) (sh: Harus dimulai oleh gerakan Allah (Selasa, 21 November 2000))
Harus dimulai oleh gerakan Allah

Harus dimulai oleh gerakan Allah. Dalam masa-masa pemulihan kota Yerusalem yang sudah hancur berantakan, sangat penting bagi Nehemia untuk mempunyai rencana yang tepat dan matang. Setelah tembok selesai dibangun, pintu- pintu gerbang telah didirikan, dan orang-orang yang berkompeten dan berintegritas sudah diangkat untuk tugas-tugas selanjutnya, Nehemia tidak tergesa-gesa melakukan tindakan selanjutnya. Ia masih melihat ada masalah internal di Yerusalem yang harus segera diselesaikan yaitu kota yang luas dan besar itu ternyata hanya berpenduduk sedikit dan masih banyak dari antara mereka yang belum mempunyai rumah, namun Nehemia menunggu sampai Allah menyatakan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Maka Allah memberitahukan kepada Nehemia rencana selanjutnya yaitu mengumpulkan para pemuka, para penguasa, dan rakyat untuk mencatat silsilah mereka. Tindakan Nehemia ini bukan suatu kesombongan ataupun kepongahan seperti yang pernah dilakukan Daud dahulu, sebab Allahlah yang memberikan petunjuk untuk melakukan pencatatan silsilah orang-orang yang kembali dari pembuangan.

Hal ini memperlihatkan kualitas kepemimpinan Nehemia yaitu ia selalu memulai dari gerakan Allah terlebih dahulu, kemudian bertindak berdasarkan rencana dan gerakan Allah tersebut. Hasilnya sungguh luar biasa. Daftar silsilah orang yang pulang dari pembuangan ini memberikan informasi kepada Nehemia tentang tempat tinggal para keluarga yang pulang dari pembuangan itu. Informasi ini berguna bagi Nehemia untuk menempatkan beberapa dari mereka di Yerusalem kelak (11:1-36). Misi yang dimulai dari gerakan Allah ini memperlihatkan kepada kita pelajaran yang indah dalam karya Allah. Tembok memang penting bagi perlindungan, pertahanan, dan martabat sebuah bangsa, namun aspek yang lebih mendasar adalah penempatan kembali bangsa Israel di Yerusalem. Prinsip ini memperlihatkan bahwa manusia tetap menjadi fokus utama dalam kelanjutan karya Allah di dunia.

Renungkan: Inilah teladan bagi gereja-gereja masa kini dalam menjalankan misinya. Ada 2 hal mendasar yang harus selalu kita ingat ketika menjalankan suatu pelayanan Kristen. Pertama apakah pelayanan ini dimulai oleh gerakan Allah? Kedua, apakah pelayanan ini mempunyai fokus kepada manusia?

(0.10941614795918) (Mzm 97:1) (sh: Arti kehadiran-Mu (Selasa, 11 Oktober 2005))
Arti kehadiran-Mu

Arti kehadiran-Mu Ada satu persamaan ketika kita membaca kisah pertobatan para hamba Tuhan, yaitu kehadiran Tuhan yang mengubah kehidupan mereka. Namun, kehadiran Tuhan dapat membawa dampak berbeda bagi orang-orang yang menolak-Nya.

Sudah tiba waktunya Tuhan hadir di atas bumi. Sudah tiba saatnya, Ia memberitahukan diri-Nya di hadapan bumi dan semua isinya. Saat Ia hadir, keadilan dan hukum Tuhan diwartakan (ayat 2,6). Saat Ia datang, tidak ada satu pun ciptaan-Nya yang tahan menghadapi-Nya. Semua benda-benda alam bukanlah tandingan-Nya apalagi para musuh Allah (ayat 3-5). Mereka akan hangus dalam murka-Nya. Murka itu ditujukan-Nya kepada orang-orang yang terus-menerus menolak melakukan hukum-hukum-Nya (ayat 7), yang lebih menyukai sesembahan palsu. Orang-orang seperti itu akan melihat siapakah Allah yang sejati. Penyataan kemuliaan Allah yang sejati itu akan membuat mereka malu.

Dampak kehadiran Tuhan juga dirasakan oleh umat-Nya. Kehadiran Tuhan justru membuat mereka bersorak-sorai. Ketaatan umat Tuhan melakukan perintah Tuhan dalam suasana penyembahan palsu kini diganjar-Nya dengan kehormatan. Kesusahan yang dipikul umat-Nya digantikan-Nya dengan sukacita (ayat 8). Saat para musuh Allah dihukum, umat-Nya justru dibela-Nya (ayat 10-11). Bagi umat-Nya, masa kesusahan telah pergi, masa sukacita kini datang (ayat 12).

Taat melakukan perintah Tuhan dalam masyarakat yang tidak mengenal hukum-Nya memang sulit. Namun, kesulitan itu segera sirna saat kita mengizinkan Tuhan hadir. Kehadiran Tuhan membawa pengharapan bagi kita sehingga kita tetap bisa bersukacita dan bersyukur dalam keadaan sulit. Tidak untuk selamanya, Tuhan membiarkan kita menderita dalam kecaman musuh. Meski saat ini, kita belum melihat Tuhan menghukum mereka, namun waktu itu akan tiba.

Renungkan: Sudahkah Anda meminta Ia hadir dalam hidup Anda?

(0.10941614795918) (Pkh 8:2) (sh: Keadilan Pasti Ditegakan (Senin, 5 Desember 2016))
Keadilan Pasti Ditegakan

Salah satu penyebab mengapa banyak orang berbuat jahat adalah kesabaran Allah yang tidak langsung menghukum semua kejahatan dalam dunia. Hal ini membuat sebagian besar orang berasumsi bahwa melakukan kejahatan tidak ada ruginya, bahkan menguntungkan karena hasilnya menyenangkan.

Pengkhotbah mengatakan, "oleh karena hukuman terhadap perbuatan jahat tidak segera dilaksanakan, maka hati manusia penuh niat untuk berbuat jahat" (11). Di sini, Pengkhotbah mengerti walaupun orang fasik dapat menghindarkan diri dari hukuman, bahkan mereka "seratus kali hidup lama, " yaitu dapat menikmat hidup yang lama dalam kemakmuran. Pada akhirnya "orang yang takut akan Allah beroleh kebahagiaan, sebab mereka takut terhadap hadirat-Nya" (12). Sebaliknya, orang fasik tidak akan beroleh kebahagiaan dan tidak panjang umur karena ia tidak takut terhadap hadirat Allah (13).

Mengapa dikatakan orang fasik "seratus kali hidup lama" (12), tetapi juga "ia tidak akan panjang umur" (13)? Secara harfiah dikatakan orang berdosa "melakukan kejahatan seratus kali dan memperpanjang baginya" (12), tetapi "ia tidak akan memperpanjang hari-harinya" (13). Di sini, ada kesengajaan dalam permainan kata "memperpanjang." Maksudnya, sepertinya orang fasik memperpanjang kejahatannya, namun tidak demikian. Sebab, Allah tidak akan memperpanjang hari-harinya. Mungkin ini menunjukkan pada akhirnya orang fasik tidak dapat memperpanjang kejahatannya karena harus menerima penghakiman Allah.

Ketika melihat fakta bahwa orang fasik hidup makmur dalam kejahatannya, sering kali kita dibuat iri hati (Mzm. 73). Namun, kita patut menyadari bahwa untuk sementara waktu seolah-olah Allah membiarkan mereka. Suatu saat, mereka akan diadili dan dihakimi Allah. Karena itu, jangan ikut serta melakukan kejahatan hanya karena kefasikan seseorang tidak secara langsung mendapat hukuman dari Allah. Percayalah bahwa Allah itu adil. Pada akhirnya, Ia akan menegakkan keadilan-Nya. [IT]

(0.10941614795918) (Yes 7:1) (sh: Menantikan pertolongan Allah (Senin, 13 Oktober 2003))
Menantikan pertolongan Allah

Menantikan pertolongan Allah. Keadaan krisis dalam hidup manusia sebenarnya menunjukkan bahwa ada satu keadaan yang urgen, yang harus direspons segera. Kepada siapakah kita berespons? Dalam era telepon genggam ini, kita tinggal menekan nomor telepon dan menghubungi seorang rekan ketika kita kesepian. Kita tidak lagi memanjatkan doa-doa kepada Allah yang bisa memenuhi hati kita. Bahkan kita lebih memilih untuk menyogok dan mencari bekingan ketika urusan kita sedang sulit. Bisakah kita menantikan pertolongan Allah di saat krisis?

Pertanyaan tersebut jugalah yang melatarbelakangi bacaan kita hari ini. Yehuda dan Yerusalem akan diserang oleh Aram dan Israel. Raja Ahas yang ketakutan tidak mengetahui cara lain untuk dapat selamat kecuali meminta tolong kepada kerajaan yang waktu itu begitu terkenal, Asyur. Yesaya diutus Tuhan untuk memberitahukan agar Ahas tidak meminta bantuan kepada Asyur. Ahas harus mengingat bahwa perbuatannya melawan Asyur hanya akan membawa kehancuran bagi Yehuda.

Pada saat pertemuan itu, Yesaya ditemani oleh anaknya yang bernama Syear Yasyub. Nama anaknya berarti "hanya sisa seorang yang akan kembali [dari pembuangan]." Dengan kehadiran anaknya, Yesaya menambah bobot pesannya kepada Ahas. Nama anak itu seharusnya diperhatikan oleh Ahas dan bisa menjadi pengingat bahwa tindakannya meminta tolong kepada Asyur akan mencelakakan dirinya dan bangsanya. Yahweh meminta Ahas untuk melakukan 4 hal (ayat 4): meneguhkan hati, tinggal tenang, tidak takut dan tidak berhati kecut. Ahas harus berdiri teguh dalam iman, menantikan Tuhan yang tidak kelihatan, namun pasti akan bertindak (ayat 9).

Renungkan: Sering kali kita mengambil jalan pintas karena merasa Tuhan berdiam diri ketika kita kesulitan. Yakinlah bahwa Tuhan tidak pernah terlambat. Berjalanlah dalam kebenaran-Nya apa pun yang terjadi.

(0.10941614795918) (Yes 27:1) (sh: Kemenangan telak (Senin, 13 September 2004))
Kemenangan telak

Kemenangan telak. Di hari Tuhan yang dahsyat kelak, Allah akan bertindak dengan pedang-Nya yang ampuh (ayat 1), membuat Israel menjadi kebun anggur yang elok, memusnahkan semua ibadah palsu (ayat 9). Itulah masa ketika penuaian besar akan terjadi (ayat 12).

Allah telah menjanjikan pemulihan total atas umat yang setia kepada-Nya sejak ps. 24. Dalam pasal inilah diceritakan bahwa kemenangan telak umat Allah atas musuh mereka dinyatakan. Kata "pada waktu itu" menjelaskan dua hal. Pertama, menunjuk kepada waktu yang pasti ketika semua musuh Allah dikalahkan dan umat-Nya merayakan kemenangan telak. Hal ini menyatakan bahwa Allah yang sesungguhnya berperang bagi Israel. Allah juga yang mengalahkan "ular naga" dari laut. Ular naga adalah lambang kejahatan dari bangsa-bangsa yang melawan Allah (ayat 1). Kedua, memberitahukan tentang hasil kebun anggur yang telah berubah. Kebun anggur ini bukan menghasilkan buah yang tidak berguna lagi melainkan buah anggur yang dapat dinikmati seluruh dunia. Pembalikan keadaan "kebun anggur" ini menyatakan Israel akan berkembang dan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa di dunia (ayat 2-6 band. 5:1-7). Perbuatan Allah yang memulihkan keadaan Israel ini menyebabkan hadirnya sukacita dan pujian dari umat-Nya (ayat 13). Pada saat itu Allah juga akan menghapuskan semua dosa dari Israel dan memberikan keselamatan kepada mereka (ayat 9). Nabi Yesaya juga menubuatkan bahwa Allah akan menyatukan kembali orang-orang Israel yang telah terserak ke wilayah lain akibat peperangan dan kekalahan yang mereka alami menjadi satu bangsa yang utuh (ayat 11-12).

Kita dapat bersukacita karena Yesus telah menang atas maut ketika Ia mati dan bangkit dari kematian. Kemenangan Yesus inilah yang menjadi dasar kemenangan telak bagi kita yang kelak dinyatakan pada hari Yesus datang kembali kedua kali. Kenyataan ini menjadikan kita dapat bersukacita dan memuji Tuhan selama-lamanya (Wahyu 11:15).

Camkan: Keikutsertaan dalam perayaan dan kemenangan telak atas maut ialah iman di dalam Yesus.

(0.10941614795918) (Yes 39:1) (sh: Akibat melupakan Allah (Selasa, 28 September 2004))
Akibat melupakan Allah

Akibat melupakan Allah. Seseorang yang pesawatnya hendak jatuh memohon pertolongan Tuhan sambil berjanji jika selamat maka ia akan memberikan persembahan sukarela sebesar gaji satu bulan dan persembahan perpuluhan setiap bulan. Namun, ia lupa setelah Tuhan menolongnya.

Sungguh menyedihkan membaca kisah Hizkia di nas ini. Ia telah mengalami pertolongan Tuhan, tetapi cepat melupakannya karena raja Babel. Merodakh-Baladan (raja Babel) mengirimkan utusannya mengunjungi Hizkia di Israel (ayat 1). Tujuannya adalah turut bergembira karena Hizkia telah sembuh. Hizkia merasa tersanjung dengan kunjungan kenegaraan ini sebab pada saat itu Babel adalah negara yang kuat. Akan tetapi, Babel juga merupakan musuh Israel. Tindakan Hizkia memperlihatkan seluruh kerajaannya merupakan tindakan bodoh (ayat 2). Yesaya diutus Tuhan untuk memberitahukan firman Tuhan tentang Hizkia, yaitu "segala yang disimpan oleh nenek moyangmu akan diangkut ke Babel" (ayat 6); "Keturunan Hizkia akan dibawa ke Babel sebagai tawanan" (ayat 7) (band. Dan. 1:1-7). Dengan demikian, tindakan Hizkia ini sama dengan "menjual" keturunannya dan bangsa Israel kepada Babel. Respons Hizkia terhadap nubuat Nabi Yesaya adalah "lain di mulut lain di hati" (ayat 8). Hal ini menunjukkan bahwa Hizkia melupakan Tuhan dan semua pertolongan-Nya yang pernah ia alami, yakni ketika campur tangan Tuhan meluputkan Yerusalem (Yes. 36-37) dan menyembuhkan sakit kerasnya (Yes. 38).

Apa yang kita pelajari dari kegagalan Hizkia? Ia melupakan Tuhan. Akibat perbuatannya ini dirasakan oleh keturunannya bahkan rakyat Israel. Seorang pemimpin yang bertingkah laku keliru berpengaruh kepada orang-orang yang dipimpinnya. Orang Kristen pada masa kini juga dapat melupakan Tuhan karena banyak hal, seperti sahabat, kekasih, suami/istri, jabatan dan pangkat, uang dan barang berharga, dll. Sepadankah menukarkan kepercayaan pada Yesus dengan hal yang sementara?

Renungkan: Belajarlah dari tindakan Hizkia agar kita tidak melupakan Tuhan! Melupakan Tuhan berakibat fatal bagi masa depan kita dan keluarga.

(0.10941614795918) (Yer 4:5) (sh: Aduh, dadaku, dadaku! (Jumat, 1 September 2000))
Aduh, dadaku, dadaku!

Aduh, dadaku, dadaku! Musuh dahsyat yang akan membawa kehancuran bagi bangsa Yehuda sudah di ambang pintu (7, 11-13). Itu merupakan penghukuman Allah atas bangsa Yehuda yang tetap tidak mau bertobat walaupun telah berkali-kali Allah memperingatkan mereka (8, 17-18).

Yeremia menggunakan berbagai macam cara dan ungkapan perasaan serta emosi untuk menyampaikan bagaimana dahsyatnya penghukuman bagi bangsa Yehuda. Ia memberitahukan, mengabarkan, meniup sangkakala, dan berseru keras-keras (5). Ia menangisi, meratapi ('aduh, dadaku, dadaku!'), dan menggeliat kesakitan hingga tidak dapat berdiam diri karena rentetan gelombang kehancuran dahsyat yang akan terjadi akibat dosa-dosa bangsa Yehuda (19-20).

Apa yang telah dilakukan Yeremia memberi teladan bagi kita bahwa ia tidak menunjukkan sikap merasa paling suci, paling benar lalu menghakimi sebuah bangsa yang memang sudah sarat dengan dosa-dosa yang menjijikkan. Sebaliknya Yeremia, seperti Paulus dan Yesus Kristus, menangisi dosa-dosa bangsanya, mengidentifikasikan dirinya dengan mereka yang akan menerima konsekuensi dosa dan tetap tinggal bersama bangsanya ketika mereka akan menghadapi segala bencana kehancuran (5, 19 bdk. Luk. 19:41-44 dan Flp. 3:18).

Bagaimana kita sekarang meresponi dosa-dosa yang terjadi dalam masyarakat serta konsekuensinya? Harus kita akui bahwa sikap kita sangat jauh berbeda dengan Yeremia. Kita seringkali membuat jarak sehingga meresponi semua itu dari jauh. Kita mungkin melakukannya secara profesional dengan menyediakan waktu konseling, terapi, ataupun mendirikan yayasan-yayasan. Itu semua memang berguna dan penting pada saat menghadapi situasi tegang dan krisis, pada saat mengalami ketidakadilan dan kekerasan. Namun kedekatan dan kehadiran kita di dalam hidup mereka, doa, solidaritas, dan perhatian tidak dapat dan tidak mungkin digantikan dengan cara-cara profesional tadi.

Renungkan: Sejauh manakah keterlibatan kita dalam menggumuli keterpurukan bangsa kita? Apakah kita pun memiliki hati seperti Yeremia yang mau mengidentifikasikan dirinya dengan bangsanya? Tidak ada solusi konkrit tanpa keterlibatan nyata melalui kehadiran kita dalam hidup bangsa kita.

(0.10941614795918) (Yer 28:1) (sh: Kiat-kiat menghadapi penyesat (Kamis, 19 April 2001))
Kiat-kiat menghadapi penyesat

Kiat-kiat menghadapi penyesat. Konflik Yeremia dengan nabi-nabi palsu terus berlanjut. Kali ini di hadapan para imam dan seluruh rakyat, seorang nabi yang bernama Hananya memberitahukan kepada Yeremia firman yang ia terima dari Allah. Seluruh rakyat dan para imam yang menyaksikan perdebatan keduanya pasti sulit menentukan siapa yang benar. Kesulitan itu disebabkan beberapa hal. Pertama, isi firmannya hampir serupa. Firman yang dibawa oleh Hananya tidak membantah bahwa perkakas Bait Allah akan dirampas oleh Babel dan bahwa bangsa Yehuda yang sedang dalam pembuangan memang sedang menjalani hukuman Allah melalui Babel. Perbedaannya hanya pada jangka waktu. Hananya memberitakan bahwa dalam waktu 2 tahun Yehuda akan dipulihkan sedangkan menurut pemberitaan Yeremia adalah 70 tahun (29:10). Kedua, formula yang dipakai untuk menyampaikan firman Allah adalah sama yaitu 'Beginilah firman Tuhan'. Ketiga, Hananya menggunakan aksi yang spektakuler untuk memperkuat berita yang ia bawa (10-11). Bagaimana respons Yeremia?

Sangat indah. Yeremia tidak mau jika rakyat Yehuda menjadi bingung dengan perdebatan mereka sehingga keadaan negara akan semakin bertambah kacau sebab tentara Babel juga sudah di ambang pintu. Ia tidak mau rakyat menjadi korban perdebatan 2 orang nabi. Kasihnya kepada Yehuda sangat besar. Karena itu ia membantah pemberitaan Hananya dengan sangat bijak dan penuh kehati-hatian (5-6). Ia meminta rakyat Yehuda untuk menganalisa pemberitaan Yeremia berdasarkan kebenaran yang disampaikan oleh para nabi sebelumnya (8-9). Ketika Hananya mulai main kekerasaan, ia pilih menyingkir (11). Yeremia kembali menemui Hananya setelah Allah memerintahkannya untuk memberitakan kepastian penghukuman Allah atas Yehuda dan kematian Hananya karena menyesatkan bangsa pilihan Allah (12-16). Dua bulan kemudian Hananya mati (17). Jika demikian halnya, siapa yang memberitakan kebenaran?

Renungkan: Rangkumkan bagaimanakah kiat-kiat Yeremia menghadapi pengajar sesat dan ajarannya! Bagaimana Anda akan menerapkan kiat-kiat Yeremia agar jemaat Tuhan tidak disesatkan karena zaman sekarang ini banyak sekali guru palsu dengan ajaran sesatnya yang mencari mangsa?

(0.10941614795918) (Yer 47:1) (sh: Peringatan Allah melalui bangsa lain (Minggu, 20 Mei 2001))
Peringatan Allah melalui bangsa lain

Peringatan Allah melalui bangsa lain. Nubuat pendek berbicara tentang malapetaka yang akan menimpa orang Filistin. Malapetaka ini akan segera menimpanya dan menimbulkan kengerian yang luar biasa di antara mereka, sehingga membuat para orang-tua kehilangan akal sehatnya (3) dan hanya dapat menangis dan berkabung karena penderitaan yang tak tertahankan (5). Mengapa?

Pasal ini memang tidak memberitahukan kesalahan Filistin secara jelas. Namun ayat 4 menyatakan bahwa Filistin bersekutu dengan Tirus dan Sidon ketika nubuat ini disampaikan. Yeremia 27:3 menyatakan bahwa pada tahun 594 perwakilan dari Tirus, Sidon, Edom, Moab, dan Amon bertemu di Yerusalem untuk merundingkan pemberontakan melawan Babel. Meskipun Filistin tidak disebutkan dalam Yeremia 27:3, fakta bahwa mereka adalah sekutu Tirus dan Sion dapat mengungkapkan bahwa Filistin pun termasuk salah satu bangsa yang berusaha menghancurkan kekuasaan dan kekuatan Babel. Itulah kesalahan Filistin.

Karena nubuat ini disampaikan oleh Allah melalui Yeremia maka nubuat ini juga merupakan peringatan keras bagi kaum Yehuda bahwa menentang kehendak Allah sama dengan membawa kehancuran bagi dirinya sendiri (27:2-3). Tidak ada kekuatan di dunia yang dapat menghalangi kehancuran yang disebabkan karena penghukuman Allah (6-7).

Renungkan: Bencana yang dialami oleh bangsa lain dapat merupakan peringatan Allah agar umat-Nya mau berjalan di dalam rencana-Nya. Namun seringkali umat Allah terlalu sibuk, sehingga tuli untuk mendengarkan peringatan-Nya. Karena itu mintalah Allah untuk memberikan kepekaan, agar kita dapat mendengar peringatan-Nya melalui peristiwa- peristiwia yang terjadi di dunia yang tidak mungkin didengar oleh orang lain.

Bacaan untuk Minggu Paskah 6

Kisah Para Rasul 10:34-48

I Yohanes 4:1-7

Yohanes 15:9-17

Mazmur 98

Lagu: Kidung Jemaat 57

(0.10941614795918) (Yeh 4:1) (sh: Teater tunggal Yehezkiel (Kamis, 19 Juli 2001))
Teater tunggal Yehezkiel

Teater tunggal Yehezkiel. Tugas pertama Yehezkiel bukanlah mewartakan berita penghukuman dari Allah, namun ia justru diperintahkan untuk berlakon tunggal dalam sebuah teater yang sangat eksotik. Teater ini akan dipertontonkan kepada seluruh bangsa Yehuda yang ada dalam pembuangan bersama-sama dengan dirinya. Mereka juga harus berpartisipasi dengan jalan menafsirkan pesan yang disampaikan dalam teater tunggal tersebut.

Teater tunggal Yehezkiel mempunyai 3 pesan bagi bangsa Israel. Pesan pertama berbicara tentang pengepungan yang akan dialami oleh Yerusalem sebagai pusat dan kebanggaan bangsa Israel. Pengepungan ini tidak dapat dielakkan lagi karena Allah tidak mau lagi mendengarkan doa mereka (ayat 3). Pesan kedua berbicara tentang jangka waktu pembuangan yang akan dijalani oleh bangsa Israel (ayat 4-8). Pesan ketiga mewartakan kelaparan yang akan diderita oleh penduduk Yerusalem karena kelangkaan bahan makanan (ayat 9- 17).

Pesan-pesan itu sangatlah penting sebab menyangkut masa depan bangsa Israel sebagai sebuah bangsa, selain pesan itu juga menegaskan siapakah Allah dalam kehidupan sejarah sebuah bangsa sehingga Ia dapat memberitahukan secara tepat sesuatu yang belum terjadi. Namun mengapa berita ini disampaikan melalui cara yang nampaknya main-main? Pertanyaan itu salah sebab justru teater tunggal ini merupakan sarana yang sangat tepat. Teater tunggal ini merupakan ilustrasi yang dapat memberikan kesan yang kuat dan mendalam bagi sebuah bangsa pemberontak seperti Israel yang sudah terlalu banyak mendapatkan berita melalui telinga. Indra yang lain yaitu penglihatan (ayat 1-3), perasa (ayat 4-8), pengecap, serta penciuman (ayat 9-17) harus disentuh agar pesan mengakar kuat dan dalam. Allah memang sangat cerdik dalam memilih media yang akan digunakan untuk menyampaikan berita-Nya namun manusia tetap harus menafsirkannya.

Renungkan: Berdasarkan pemahaman di atas, nampaknya krisis multidimensional yang sedang dialami oleh bangsa ini merupakan teater yang sedang Allah sutradarai. Ia sedang mengilustrasikan dan menyentuh segenap indra bangsa ini untuk menyampaikan berita penghukuman dahsyat jika bangsa ini tidak bertobat. Peran apakah yang dapat Anda ambil dalam teater Indonesia pada zaman ini?

(0.10941614795918) (Mat 28:1) (sh: Bukan lagi saat untuk berduka! (Minggu, 12 April 1998))
Bukan lagi saat untuk berduka!

Bukan lagi saat untuk berduka!
Dalam duka dan kasih yang besar pada Yesus, Maria Magdalena dan Maria yang lain pergi ke kubur Yesus. Tujuan mereka hanya satu, mereka ingin meratapi kematian Yesus. Ternyata kedukaan mereka tidak bisa berlarut tak berkeputusan. Jumat sebelumnya kubur yang mereka tuju itu adalah tempat orang menguburkan mayat Yesus. Hal-hal dahsyat di luar harapan mereka, tiba-tiba terjadi saat mereka tiba di kubur itu. Gempa bumi hebat terjadi karena malaikat Tuhan berwajah bagaikan kilat dan berbaju putih cemerlang menggulingkan batu penutup kubur itu. Para prajurit yang ditugaskan menjauhkan para murid dari kubur agar tidak mencuri mayat Yesus, gentar ketakutan sampai seperti orang mati. Kedua wanita itu segera sadar bahwa mayat Yesus sudah tidak ada di dalam kubur itu.

Saksikan kebangkitan Yesus. Tugas utama malaikat itu bukanlah membuat gentar para prajurit tersebut. Juga bukan untuk menolong Yesus bangkit dari kematian. Yesus dengan kepenuhan kuasa kemuliaan Allah yang hadir di dalam diri-Nya telah bangkit. Kekuatan maut tidak dapat lagi menahan-Nya. Apa yang telah berulangkali diceritakan-Nya lebih dulu, kini benar-benar terwujud. Para malaikat itu ditugaskan untuk memberitahukan kenyataan itu kepada kedua wanita itu. Supaya mereka tahu bahwa Yesus sudah bangkit. Supaya mereka tahu bahwa Ia adalah Tuhan yang menang. Supaya mereka boleh mengalami perubahan dan dengan sukacita menyaksikan berita ajaib itu kepada para murid lainnya. Tetapi oleh para imam kabar tersebut direkayasa menjadi dusta. Bukan saja sampai Injil Matius ini dituliskan kabar dusta itu telah dipercaya orang Yahudi, sampai kini pun cukup banyak orang lebih suka mempercayai dongeng dusta itu daripada mempertaruhkan hidup kepada Yesus yang bangkit dan hidup.

Renungkan: Kubur kosong itu adalah penunjuk penting kepada Dia yang sampai kekal kelak menjadi panutan iman orang Kristen segala abad.

Doa: Penuhi kami dengan kuasa kebangkitanMu untuk gigih memberitakan kabar kebenaran melawan kabar palsu

(0.10941614795918) (Mrk 13:24) (sh: Dia datang! (Kamis, 10 April 2003))
Dia datang!

Dia datang! Kedua kata ini bisa diucapkan dengan berbagai ekspresi dan intonasi. Baik dalam intonasi gemetar penuh ketakutan ataupun intonasi kegembiraan yang luar biasa. Frase yang sama, dengan intonasi yang berbeda memberitahukan pesan yang berbeda pula.

Yesus mengajarkan kedatangan Anak Manusia dalam nas ini dalam "intonasi" yang berbeda. Jika sebelumnya dalam Injil Markus kedatangan Sang Anak Manusia bermakna penghakiman yang menakutkan karena diberitakan bagi mereka yang belum percaya, bahkan menolak Yesus, kini kedatangan Sang Anak Manusia adalah sesuatu yang menjadi pengharapan dan dinantikan oleh Kristen. Saat itu adalah saat di mana orang-orang pilihan dikumpulkan (ayat 27). Sekali lagi, Yesus mengajarkan kepada para murid-Nya (dulu dan sekarang!) untuk terus berjaga-jaga (ayat 28-31, 33- 37). Artinya, berjaga-jaga jangan sampai masing-masing pengikut Kristus sedang lalai tidak mengerjakan tugasnya pada saat Tuhan datang (ayat 36). Dengan melakukan tugas panggilan pelayanannya dengan sungguh-sungguh, seorang murid sedang memenuhi perintah Tuhannya untuk berjaga-jaga.

Dari sini ada sesuatu hal yang perlu dipertanyakan: adakah Kristen sedang berjaga-jaga? Ataukah terlena? (bdk. dengan Mrk. 14:37- 40). Pertanyaan ini penting untuk kita tanyakan pada diri kita sendiri setiap hari dari kehidupan kita. Berjaga-jaga bukanlah mencari-cari tahu dengan perhitungan spekulatif kapan Yesus datang. Yesus tegas menyatakan tidak seorangpun yang tahu, perlu tahu, dan dapat tahu kapan waktunya. Penentuan waktunya adalah rencana Allah Bapa (ayat 32). Tugas kita adalah berjaga-jaga dan melayani Allah dalam kehidupan kita dengan sungguh-sungguh.

Renungkan: Kristen yang terlena adalah Kristen yang tidak mengharapkan dan tidak menduga jika seandainya Yesus Kristus datang hari ini, kini dan di sini.

(0.10941614795918) (Mrk 14:12) (sh: Pengkhianatan seorang murid (Sabtu, 12 April 2003))
Pengkhianatan seorang murid

Pengkhianatan seorang murid. "Musuh dalam selimut!" Perkataan ini mengena pada kelompok Yesus dan murid-murid-Nya. Yudas Iskariot, salah seorang dari murid Yesus telah berketetapan hati untuk menyerahkan Yesus kepada para pemimpin Yahudi di Yerusalem dengan imbalan tiga puluh keping perak. Dan ternyata Yesus tahu rencana itu.

Namun, sebelum peristiwa itu terjadi, Yesus membuat perjamuan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Nya, ternyata Yesus mengetahui rencana jahat tersebut. Karenanya dalam perjamuan itu, Yesus memberitahukan bahwa di antara mereka ada yang akan menyerahkan Dia. Pemberitahuan itu membuat para murid terkejut karena orang yang menyerahkan Yesus itu justru "orang dalam" sendiri.

Yudas Iskariot memang pandai bersandiwara di hadapan Yesus dan teman-temannya. Di hadapan Yesus, ia berlaku sebagai sahabat bahkan seorang murid, tetapi di belakang ia siap menikam Yesus. Mungkin tepat bila kita katakan Yudas Iskariot adalah serigala berbulu domba. Sikap ini membuktikan bahwa sesungguhnya Yudas itu berwajah ganda.

Sikap Yudas ini dicela oleh banyak orang. Tetapi sikap yang demikian juga tercermin dari orang-orang Kristen pada masa kini. Memang banyak orang telah menjadi Kristen, dibaptis dan mengikuti perjamuan kudus, sebagai tanda persekutuan dengan Tuhan. Tetapi masih melakukan perbuatan-perbuatan yang menikam Yesus dari belakang. Sikap ganda ini membuat kita menjadi orang munafik dan harus disingkirkan. Tuhan menghendaki agar kita sungguh-sungguh menyerahkan seluruh eksistensi diri kita kepada-Nya. Apakah kita dengan sungguh-sungguh telah menyerahkan diri kepada Kristus?

Renungkan: Penyerahan diri yang mutlak kepada Tuhan merupakan sikap seorang murid yang sejati.

(0.10941614795918) (Luk 4:14) (sh: Misi Tuhan Yesus (Selasa, 6 Januari 2004))
Misi Tuhan Yesus

Misi Tuhan Yesus. Melalui sebuah penelitian terhadap beberapa perusahaan besar yang sukses, ditemukan beberapa ciri yang penting. Ciri yang paling penting adalah bahwa mereka memiliki visi dan misi yang jelas untuk apa perusahaan-perusahaan itu ada.

Sebelum memulai pelayanan-Nya, Yesus perlu memproklamirkan misi-Nya. Caranya adalah menghadiri ibadah Sabat di kota-Nya sendiri, Nazaret (ayat 16). Dalam kitab Yesaya, telah dinubuatkan bahwa tugas Mesias yang akan datang adalah mewartakan kabar baik Allah bagi umat manusia. Melalui kabar baik itu manusia terbebas dari belenggu dosa. Kabar baik itu terdiri dari empat hal mendasar: pembebasan dari kemiskinan, dari keterpenjaraan, dari kebutaan, maupun dari ketertindasan. Dosa telah membuat seseorang “miskin” segala-galanya di hadapan Allah. Orang itu buta karena tidak dapat melihat rencana-rencana Allah bagi dunia dan bagi dirinya sendiri, dan ia ditindas oleh rupa-rupa kuasa yang melawan Allah. Inilah visi dan misi Yesus datang ke dunia yaitu memberitahukan bahwa tahun rahmat Allah sudah datang (ayat 18,19; bdk. Yes. 61:1-2).

Dalam Perjanjian Lama tahun rahmat Allah bisa berupa tahun sabat—tahun ketujuh, juga tahun Yobel—tahun kelimapuluh (Im. 25:1-22). Tahun Sabat adalah pembebasan bagi tanah dari eksploitasi sehingga tanah dipulihkan kesuburannya. Tahun Yobel adalah pembebasan tanah milik pusaka yang sudah digadaikan karena hutang. Kedua tahun ini melambangkan rahmat Tuhan yang lebih besar yang membebaskan umat dari belenggu dosa yang mengikat dan membuat mereka menderita.

Dalam ibadah tersebut Yesus mengklaim bahwa nubuat Yesaya itu digenapi dalam diri-Nya (ayat 21). Dia adalah Mesias, Sang Pembebas umat manusia dari perhambaan dosa dan penderitaan mereka.

Renungkan: Mesias sudah datang memberitakan pembebasan dari belenggu dosa. Apakah Anda sudah dibebaskan dari belenggu dosa?

(0.10941614795918) (Luk 9:22) (sh: Pengakuan iman dan identitas diri (Minggu, 5 Maret 2000))
Pengakuan iman dan identitas diri

Pengakuan iman dan identitas diri. Setiap hari Minggu, Kristen di seluruh dunia mengikrarkan Pengakuan Iman Rasuli. Namun berapa banyakkah yang menyadari bahwa di dalam setiap pengakuan iman yang diucapkan terkandung di dalamnya pernyataan identitas diri mereka. Pengakuan iman tidak bisa dilepaskan dari identitas diri. Pengakuan para murid bahwa Yesus adalah Mesias (9:20-21) merupakan puncak pengalaman mereka bersama Yesus, karena merupakan awal dari kehidupan iman para murid dengan identitas baru. Setelah melarang memberitahukan kepada orang lain tentang identitas-Nya, Yesus menyatakan rentetan peristiwa yang harus Ia derita hingga kebangkitan-Nya.

Berdasarkan pemahaman ini, setiap murid harus menjauhkan setiap pemahaman bahwa menjadi murid-Nya akan terlepas dari setiap tantangan dan penderitaan. Justru sebaliknya, Yesus mengingatkan bahwa setiap pengikut-Nya harus menyangkal diri, memikul salib setiap hari, mengalami penderitaan, mengalami malu dan penghinaan karena Dia. Ini berarti bahwa setiap murid-Nya harus seperti Yesus yang mengalami berbagai penderitaan karena kesetiaannya kepada kehendak-Nya, walau sering kali bertentangan dengan keinginan pribadi kita masing-masing.

Ini seakan-akan merupakan anti-klimaks dari pengakuan para murid yang menakutkan dan menyebabkan para murid gentar. Oleh karena itu Yesus merasa perlu menguatkan iman para murid dengan mengatakan bahwa di antara mereka akan melihat Kerajaan Allah sebelum mati yaitu melihat kemuliaan Yesus dan Kerajaan-Nya (9:28-36). Ini merupakan jaminan atas pengharapan mereka terhadap Yesus sendiri.

Renungkan: Pengakuan iman yang kita ucapkan harus senantiasa mengingatkan kita akan identitas kita sebagai Kristen yang harus hidup menurut kehendak-Nya, walaupun harus menentang arus dunia dan keinginan pribadi.

Bacaan untuk Minggu Sengsara 1: Kejadian 2:7-9; 3:1-7 Roma 5:12-19 Matius 4:1-11 Mazmur 130

Lagu: Kidung Jemaat 446

(0.10941614795918) (1Kor 10:23) (sh: Hidup untuk Allah atau diri sendiri? (Jumat, 19 September 2003))
Hidup untuk Allah atau diri sendiri?

Hidup untuk Allah atau diri sendiri? Memang banyak daging yang diperjualbelikan di pasar di kota Korintus adalah daging yang telah dipersembahkan kepada berhala. Namun, ada juga daging yang tidak dipersembahkan kepada berhala. Meskipun orang-orang Yahudi yang ada di Korintus mempunyai pasar sendiri untuk menghindari daging yang telah dipersembahkan kepada berhala.

Di tengah maraknya orang memilih makanan yang boleh dan tidak boleh di makan, Paulus memberitakan kabar sukacita yaitu bahwa semua makanan di dunia ini boleh dimakan termasuk yang telah dipersembahkan kepada berhala (ayat 26). Namun, Paulus juga memberitahukan kepada orang-orang di Korintus, kalau ada orang yang memberitahu bahwa makanan itu telah dipersembahkan kepada berhala, janganlah memakan makanan itu. Karena itu akan menjadi batu sandungan bagi orang yang ada di sekitarnya (ayat 28,32). Paulus mengajak orang Kristen di Korintus, untuk tidak mementingkan diri sendiri, tetapi melihat kepentingan orang lain juga. Terlebih lagi Paulus mengajak jemaat Korintus agar dalam melakukan segala sesuatu bagi kemuliaan Allah, supaya setiap orang yang berada di sekitarnya, beroleh selamat (ayat 31,32).

Peringatan Paulus ini juga harus mendapatkan perhatian kita, orang- orang Kristen masa kini. Artinya, ada saat di mana kita melakukan sesuatu untuk kepentingan kita, tetapi ada pula saat di mana kita harus mengorbankan kepentingan diri kita untuk kepentingan bersama dengan sikap penuh hormat. Hidup seperti demikianlah yang Paulus inginkan dilakukan jemaat Tuhan di Korintus sehingga menjadi berkat bagi banyak orang. Saat ini, kita tidak di tengah- tengah beragam agama, dan budaya. Karena itu janganlah hidup untuk diri sendiri.

Renungkan: Hendaklah hidup Anda saat ini dan selama-lamanya selalu terarah hanya demi dan untuk kemuliaan Allah.

(0.10941614795918) (Ef 5:3) (sh: Catatan waktu (Selasa, 11 November 2003))
Catatan waktu

Catatan waktu. “Waktu” adalah kata yang sulit untuk di definisikan. Akan tetapi, waktu adalah pencatat tercepat yang ada di dunia ini. Waktu mencatat detik demi detik setiap peristiwa sekecil apa pun yang dikerjakan oleh anak-anak terang atau anak-anak gelap. Dengan kesadaran waktu yang sangat tinggi, Paulus memberikan perbandingan kontras antara anak-anak terang dan anak-anak gelap berkaitan dengan moral dan etika mereka yaitu hidup dalam percabulan dan pencemaran dengan hidup sebagai orang kudus (ayat 3); Hidup dalam berbagai perkataan kotor dengan hidup penuh ucapan syukur (ayat 4); Hidup seperti orang bebal dengan hidup seperti orang arif (ayat 15); Hidup dalam pengaruh anggur yang memabukkan dengan hidup yang penuh dengan Roh (ayat 18). Melalui perbandingan ini Paulus memberitahukan bahwa orang-orang durhaka atau anak-anak yang hidup dalam kegelapan mendapatkan murka Allah, dan anak-anak terang mendapatkan bagian dalam kerajaan Kristus dan Allah (ayat 5-6). Apakah tujuan dari perbandingan ini? Pertama, Paulus tidak ingin jemaat di Efesus tercatat oleh waktu sebagai anak-anak terang yang hidup dalam kegelapan. Kedua, Paulus ingin agar jemaat Efesus menebus waktu yang ada karena hari-hari ini adalah jahat. Yaitu, dalam pengertian menggunakan waktu dengan efisien dan efektif untuk pekerjaan dan pelayanan Tuhan, bukan untuk hidup dalam berbagai kecemaran dosa yang menyesatkan dan membawa kepada kebinasaan.

Waktu terus berjalan. Ingatlah bahwa apa yang telah kita perbuat pasti tercatat dalam waktu dan tidak mungkin dapat dihapus oleh siapapun juga.

Renungkan: Apa yang sedang dan akan Anda perbuat atau kerjakan dalam hidup kini? Mintalah kepada Tuhan agar Anda dibimbing-Nya ke arah hidup yang bijaksana sehingga Anda dapat mengerti kehendak Tuhan dalam kehidupan Anda.

(0.10941614795918) (1Tim 1:18) (sh: Iman, hati nurani, dan perjuangan (Sabtu, 8 Juni 2002))
Iman, hati nurani, dan perjuangan

Iman, hati nurani, dan perjuangan. Paulus, sebagai rasul atas perintah Allah sendiri (ayat 1:1), yang telah beroleh kasih karunia begitu mengherankan dari Tuhan Yesus Kristus (ayat 1:14), sekarang memberikan tugas kepada anaknya yang sah dalam iman, Timotius (ayat 1:1;18). Latar belakang dari bagian surat ini memberitahukan kita bahwa tugas yang disampaikan Paulus ini merupakan tugas yang penting dan harus Timotius kerjakan dengan sungguh-sungguh. Paulus juga mengingatkan Timotius bahwa dirinya menjadi pelayan Tuhan berdasarkan nubuat, yaitu peneguhan Roh Kudus atas panggilan Timotius melalui sesama orang percaya, termasuk Paulus sendiri (ayat 18b).

Tugas itu adalah "memperjuangkan perjuangan yang baik dengan iman dan hati nurani yang murni" (ayat 18b). Kata kerja Yunani yang diterjemahkan menjadi "memperjuangkan" di sini mempunyai arti harfiah mengabdi sebagai prajurit. Perjuangan itu, seperti yang akan kita lihat pada nas-nas selanjutnya, adalah memelihara jemaat yang Allah telah percayakan kepadanya.

Untuk dapat melakukannya, Paulus menunjuk pada iman dan hati nurani yang murni sebagai syarat utama. Kedua hal ini, sebelumnya telah disebutkan Paulus, akan menimbulkan kasih (ayat 1:5). Setelah kasih, maka dalam kasih karunia Allah, iman dan hati nurani yang murni itu akan menimbulkan kerelaan untuk berjuang.

Hati nurani (syneidesis) di dalam surat I Timotius berarti kesadaran yang mendasari terwujudnya perilaku yang sesuai dengan etika Kristiani (bdk. 1:9-11, 3:9). Himeneus dan Aleksander adalah contoh orang-orang yang melayani, namun kandas imannya karena menolak memelihara hati nurani yang murni (ayat 19-20). Menyerahkan mereka kepada Iblis adalah tindakan disiplin yang terakhir, untuk membawa pada penyesalan dan pertobatan (bdk. 1Kor. 5:2).

Renungkan: Tiap bentuk pelayanan yang Kristen lakukan, dari menjadi sukarelawan/wati juru masak untuk kegiatan gereja sampai menjadi ketua sinode, semuanya menuntut keseriusan untuk melihatnya sebagai suatu perjuangan. Semuanya juga menuntut Kristen untuk setia menjaga kemurnian hati nurani dan perilaku yang dihasilkannya.

(0.10941614795918) (1Tim 2:1) (sh: Iman, hati nurani, dan perjuangan (Minggu, 9 Juni 2002))
Iman, hati nurani, dan perjuangan

Iman, hati nurani, dan perjuangan. Paulus, sebagai rasul atas perintah Allah sendiri (ayat 1:1), yang telah beroleh kasih karunia begitu mengherankan dari Tuhan Yesus Kristus (ayat 1:14), sekarang memberikan tugas kepada anaknya yang sah dalam iman, Timotius (ayat 1:1;18). Latar belakang dari bagian surat ini memberitahukan kita bahwa tugas yang disampaikan Paulus ini merupakan tugas yang penting dan harus Timotius kerjakan dengan sungguh-sungguh. Paulus juga mengingatkan Timotius bahwa dirinya menjadi pelayan Tuhan berdasarkan nubuat, yaitu peneguhan Roh Kudus atas panggilan Timotius melalui sesama orang percaya, termasuk Paulus sendiri (ayat 18b).

Tugas itu adalah "memperjuangkan perjuangan yang baik dengan iman dan hati nurani yang murni" (ayat 18b). Kata kerja Yunani yang diterjemahkan menjadi "memperjuangkan" di sini mempunyai arti harfiah mengabdi sebagai prajurit. Perjuangan itu, seperti yang akan kita lihat pada nas-nas selanjutnya, adalah memelihara jemaat yang Allah telah percayakan kepadanya.

Untuk dapat melakukannya, Paulus menunjuk pada iman dan hati nurani yang murni sebagai syarat utama. Kedua hal ini, sebelumnya telah disebutkan Paulus, akan menimbulkan kasih (ayat 1:5). Setelah kasih, maka dalam kasih karunia Allah, iman dan hati nurani yang murni itu akan menimbulkan kerelaan untuk berjuang.

Hati nurani (syneidesis) di dalam surat I Timotius berarti kesadaran yang mendasari terwujudnya perilaku yang sesuai dengan etika Kristiani (bdk. 1:9-11, 3:9). Himeneus dan Aleksander adalah contoh orang-orang yang melayani, namun kandas imannya karena menolak memelihara hati nurani yang murni (ayat 19-20). Menyerahkan mereka kepada Iblis adalah tindakan disiplin yang terakhir, untuk membawa pada penyesalan dan pertobatan (bdk. 1Kor. 5:2).

Renungkan: Tiap bentuk pelayanan yang Kristen lakukan, dari menjadi sukarelawan/wati juru masak untuk kegiatan gereja sampai menjadi ketua sinode, semuanya menuntut keseriusan untuk melihatnya sebagai suatu perjuangan. Semuanya juga menuntut Kristen untuk setia menjaga kemurnian hati nurani dan perilaku yang dihasilkannya.

(0.10941614795918) (Ibr 4:1) (sh: Syarat masuk perhentian kekal (Selasa, 25 Oktober 2005))
Syarat masuk perhentian kekal

Syarat masuk perhentian kekal Sejarah Israel memberitahukan ada banyak orang yang tidak boleh masuk Tanah Perjanjian. Mereka gagal karena tidak percaya kepada Allah yang telah terbukti mencurahkan kasih karunia-Nya. Kekerasan hati mereka yang terus-menerus menolak Tuhan menyebabkan mereka binasa di padang gurun.

Penulis Ibrani mengingatkan para pembacanya yang sedang dicobai imannya untuk meninggalkan Tuhan, agar mereka tetap bertahan supaya jangan akhirnya ditolak oleh Tuhan. Tanah Perjanjian bukanlah perhentian terakhir bagi umat Tuhan (ayat 8). Penulis Ibrani memakainya sebagai lambang bagi perhentian kekal bagi semua umat manusia. Menurut penulis Ibrani, yang paling penting adalah berhasil masuk dalam perhentian kekal yang disediakan Allah bagi umat-Nya setelah menjalani hidup dalam dunia ini (ayat 9-11). Menurutnya, hari ketujuh sesudah rangkaian hari Allah menciptakan dunia menekankan hal tersebut (ayat 4). Dunia yang diciptakan selama enam hari melambangkan kehidupan di dalam dunia yang sementara ini. Oleh karenanya, hidup di dunia milik Allah ini harus dilakukan dengan iman dan ketaatan kepada-Nya. Ketidaktaatan akan rencana Tuhan akan membawa umat-Nya kepada kebinasaan yang lebih mengerikan dibandingkan kegagalan masuk Tanah Perjanjian.

Firman Allah tidak saja berisi undangan yang lembut, tetapi juga bisa menjadi senjata yang mematikan (ayat 12-13). Karena itu, penulis Ibrani mendesak pembacanya untuk berespons benar terhadap undangan Injil dari Roh Allah (ayat 7). Ini berarti setiap orang, termasuk mereka yang mengaku diri Kristen perlu memeriksa adanya kesejatian respons terhadap Injil. Kita perlu menyadari bahwa menunda-nunda keputusan untuk mengikut Yesus, atau mengurangi ketaatan kepada Yesus bisa berarti menutup kesempatan untuk beroleh hidup dari Dia.

Camkan: Orang yang menegarkan hatinya untuk menolak Kristus membuktikan dirinya memang bukan orang pilihan!



TIP #12: Klik ikon untuk membuka halaman teks alkitab saja. [SEMUA]
dibuat dalam 0.13 detik
dipersembahkan oleh YLSA