Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 101 - 120 dari 685 ayat untuk sejati (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.35) (2Taw 13:4) (jerusalem) Pidato Abia ini disusun oleh si Muwarikh sendiri. Ini sebuah contoh bagaimana orang Lewi pada zaman si Muwarikh berkhotbah. Mereka mengenangkan kejadian-kejadian di masa yang silam untuk mengajar umat sekarang. Si Muwarikh tidak hanya berkhotbah kepada orang pada zaman Abia, tetapi juga dan terutama kepada penduduk Samaria di masanya sendiri. Ia menegaskan bagi mereka bahwa hanya Yehuda saja mempunyai wangsa kerajaan yang sah, Allah sejati dan keimanan yang tulen serta satu-satunya ibadat yang sesuai dengan hukum Taurat (Pentateukh).
(0.35) (Mzm 101:1) (jerusalem: Seorang raja bernazar) Mazmur ini adalah semacam "pidato kenegaraan" seorang raja berhikmat (menurut judulnya: raja Daud) waktu dilantik. Disajikan sebuah "cermin raja sejati". Raja sendiri berjanji akan hidup dengan baik dan semestinya, Maz 101:1-3, dalam pemerintahannya akan menjauhkan diri dari penasehat buruk, Maz 101:4-5, dengan hanya mengangkat orang takwa sebagai pegawai istana, Maz 101:6-8.
(0.35) (Yes 8:11) (jerusalem) Bagian ini merupakan semacam pernyataan nabi Yesaya, mungkin bagi para muridnya, Yes 8:16. Ia menjelaskan sebab-musabab mengapa ia berlaku demikian. Tuhan sendirilah yang mengajar Yesaya menantang umat di negeri Yehuda dan hanya mengandalkan Tuhan semata-mata. Dalam keadaan yang agak berdwiarti, Yes 8:14,15, sikap semacam itu sukar juga. Tetapi keadaan itu justru bermaksud menyingkapkan kepercayaan dan kesetiaan sejati.
(0.35) (Hos 13:16) (jerusalem: bayi-bayinya akan diremukkan...) Bdk Hos 14+; Ams 1:13+.
(0.35) (Yoh 5:3) (jerusalem: goncangan air) Apapun juga yang menyebabkan goncangan air itu (mungkin pasang surut arus air?), Yesus memanfaatkan hal itu untuk menyatakan diri sebagai penyembuh sejati yang memulihkan hidup jiwa dan raga, Yoh 5:14; Yoh 3:15+; bdk Wis 16:6-13
(0.35) (Yoh 8:24) (jerusalem: Akulah Dia) Ini adalah nama ilahi yang diwahyukan kepada Musa, Kel 3:14. yang artinya ialah: AllahNya Israel satu-satunya Allah yang sejati, Ula 32:39. Dengan mengetrapkan nama itu pada diriNya Yesus mengenalkan diri sebagai satu-satunya penyelamat, yang dituju oleh segenap kepercayaan dan harapan Israel dahulu. Bdk: Yoh 8:28,58; 13:19 dan lagi Yoh 6:35; 18:5,8.
(0.35) (Yoh 15:1) (jerusalem: Akulah pokok anggur) Mengenai kiasan pokok anggur, bdk Yer 2:21; Yes 5:1. Dalam injil-injil sinoptik Yesus menggunakan pokok anggur sebagai lambang Kerajaan Allah, Mat 20:1-8; 21:28-31, 33-41 dsj, dan "buah" pokok anggur dijadikanNya Ekaristi Perjanjian Baru, Mat 26:29 dsj. Dalam Yoh 15 Ia menyatakan diriNya pokok anggur yang benar, yang buahnya yakni Israel sejati, tidak akan mengecewakan harapan Allah.
(0.35) (Rm 1:25) (jerusalem: amin) Kata Ibrani "amen" bdk Maz 41:13, dll, oleh umat Kristen diambil alih dari perjanjian Lama, bdk Rom 9:5; 11:36; 1Ko 14:16; Wah 1:6-7; 22:20-21, dll. Yesus sendiri menggunakan kata itu, Mat 5:18+, dan kemudian kata itu menjadi nama diri Kristus sebagai saksi sejati yang memberikan kesaksian tentang janji-janji Allah, 2Ko 1:20; Wah 1:2,5+; Wah 3:14.
(0.35) (2Kor 11:21) (jerusalem: Dengan sangat malu aku harus mengakui) Terjemahan lain: Aku berkata demikian untuk memalukan kamu; seolah-olah kami menyatakan diri kami lemah
(0.35) (Flp 3:11) (jerusalem: kebangkitan dari antara orang mati) Tak mungkin Paulus di sini berbicara tentang kebangkitan umum. Kebangkitan itu mengenai semua manusia, baik orang yang baik maupun yang jahat. Kebangkitan itupun tidak akan menyelamatkan orang jahat dari kematian kekal, Yoh 5:29. Sebaliknya apa yang dimaksudkan ialah kebangkitan sejati, yakni kebangkitan orang benar. Mereka diambil "dari antara orang mati" dan hidup bersama Kristus, bdk Luk 20:35+.
(0.35) (2Tes 2:3) (jerusalem: murtad) Tentang murtad itu Paulus berkata, seolah-olah sudah diketahui. Jelaslah bahwa kata itu mempunyai makna keagamaan (arti profannya: memisahkan diri; memungkiri), Kis 5:37; 21:21; Ibr 3:12. Adalah mungkin bahwa orang yang membiarkan dirinya diselewengkan dari iman sejati digabungkan dengan mereka yang tidak pernah menjadi milik Kristus, bdk 1Ti 4:1; 2Ti 3:1; 4:3; dll.
(0.35) (3Yoh 1:9) (jerusalem: telah menulis sedikit) Yang dimaksudkan barangkali 2Yohanes
(0.35) (Yud 1:3) (jerusalem: keselamatan kita) Var: keselamatan kamu
(0.35) (Why 15:5) (jerusalem) Bagian ini menggambarkan malapetaka-malapetaka, Wah 15:1, yang mendatangi Babel (=Roma). Seperti halnya dalam bab 8-9, demikianpun di sini orang teringat akan tulah-tulah yang menimpa negeri Mesir dahulu. Malaikat-malaikat yang bertugas menimpakan malapetaka-malapetaka itu keluar dari "kemah kesaksian" ialah Bait Allah yang sejati di sorga, Wah 11:19. Dalam rangka suatu penampakan Allah diselenggarakan ibadat keadilan.
(0.35) (Neh 9:38) (sh: Komitmen dasar kehidupan Kristen (Minggu, 26 November 2000))
Komitmen dasar kehidupan Kristen

Kebangunan rohani sejati menghasilkan reformasi rohani total yang berdampak praktis dalam kehidupan umat Allah sekaligus mendorong mereka untuk bertindak konkrit. Bangsa Israel telah siap mengikat perjanjian yang baru, menandatangani komitmen tertulis bahwa mereka akan melakukan semua firman-Nya (9:38 - 10:28). Tindakan ini penting dilakukan sebagai tanda pertobatan sejati dan tanda pulihnya hubungan Allah dan manusia. Isi dokumen yang ditandatangani menyatakan secara khusus kesalahan-kesalahan yang harus mereka perbaiki (10:29-39). Karena itu reformasi mempunyai pengertian pengakuan kesalahan dan kelemahan dilanjutkan dengan komitmen untuk memperbaikinya. Karena itulah pengikatan perjanjian yang dilakukan oleh bangsa Israel ini merupakan tindakan yang sangat serius. Sebab kata `mengikat perjanjian' berasal dari kata Ibrani 'brit' yang mempunyai arti sebuah kontrak.

Keseriusan melakukan reformasi terlihat dari tekad mereka tidak hanya memberikan komitmen secara umum tetapi juga komitmen secara khusus. Secara umum mereka berkomitmen untuk hidup menurut hukum Allah dan tetap mengikuti dan melakukan segala perintah-Nya (10:29). Komitmen khusus apakah yang mereka janjikan kepada Allah (30-39)? Hampir semua komitmen khusus mereka terfokus pada kehidupan ibadah kepada Allah. Ini tidak berarti kehidupan sosial tidak penting. Hal ini menunjukkan keyakinan mereka bahwa kehidupan ibadah merupakan dasar bagi kehidupan sosial. Jika hubungan dengan Tuhan beres, hubungan dengan sesama pasti mengalami hal yang sama.

Renungkan: Kebangunan rohani sejati membuahkan reformasi sejati yang akan menghasilkan komitmen yang melandasi kehidupan sosial manusia.

Komitmen apa yang akan Anda lakukan agar kehidupan sosial Anda semakin mencerminkan kehendak Tuhan?

Bacaan untuk Minggu ke-24 sesudah Pentakosta

Maleakhi 2:1-10

1Tesalonika 2:7-13

Matius 23:1-12

Mazmur 131

Lagu: Kidung Jemaat 391

(0.35) (Ayb 2:11) (sh: Teman yang menghibur (Kamis, 18 Juli 2002))
Teman yang menghibur

"Yesus kawan yang sejati, bagi kita yang lemah. Tiap hal boleh dibawa dalam doa pada-Nya" Syair lagu ini ditulis oleh Joseph Scriven ketika penderitaan yang sangat berat dialaminya. Mungkin Joseph Scriven adalah salah satu dari sekian banyak Kristen yang memilih untuk tetap bersandar pada Tuhan ketika mengalami penderitaan. Ini berarti masih banyak juga Kristen yang memilih untuk menyalahkan bahkan meninggalkan Allah. Dari fakta tersebut, kita tahu bahwa Tuhan Yesus adalah sobat yang paling setia.

Dalam peristiwa Ayub, ia sungguh beruntung karena dalam penderitaannya yang sangat menyiksa, tubuh dipenuhi luka, bahkan sulit untuk dikenali wajah aslinya, ada teman-teman dekatnya yang datang mengunjunginya. Maksud kunjungan tersebut adalah untuk menghibur dan berharap dapat mengurangi penderitaan Ayub. Selama 7 hari dan 7 malam, mereka hanya duduk menemaninya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

Sikap teman-teman Ayub ini tampaknya berhasil memberikan penghiburan dan pengharapan bagi Ayub, yaitu bahwa ternyata ia tidak ditinggalkan oleh teman-temannya. Namun, dalam perikop selanjutnya, kita akan mempelajari tentang ketidakkonsistenan teman-teman Ayub terhadap penderitaan Ayub. Mereka bukannya menghibur, tetapi malah semakin membuat Ayub menderita.

Melalui perikop ini, kita belajar banyak tentang arti persahabatan. Pertama, sahabat sejati peka akan penderitaan yang dialami sahabat yang lain. Kedua, sahabat sejati memiliki pengertian yang dalam dan memberikan penghiburan. Ketiga, sahabat sejati saling mengasihi dalam keadaan apa pun. Ketiga unsur penting dalam persahabatan ini hanya ada dalam Tuhan Yesus Kristus. Datanglah kepada-Nya karena beban penderitaan kita akan diangkat-Nya (lih. Mat. 11:28).

Renungkan: Ketika kita berada dalam penderitaan, Tuhan tidak akan meninggalkan kita sendirian. Renungkan dalam syair lagu ini: "Adakah hatimu sarat, jiwa-ragamu lelah? Yesuslah Penolong kita, naikkan doa pada-Nya. Biar kawan lain menghilang, Yesus kawan yang baka. Ia mau menghibur kita atas doa pada-Nya" (KJ. 453).

(0.35) (Mat 5:1) (sh: Bahagia sejati (Minggu, 2 Januari 2005))
Bahagia sejati

Kebahagiaan biasanya diidentikkan dengan segala sesuatu yang membuat hati kita senang. Misalnya segala sesuatu yang kita miliki. Namun, berbeda sekali dengan arti dan ukuran kebahagiaan yang Yesus utarakan ini. Yesus mengaitkan kebahagiaan dengan mutu manusianya.

Menurut Yesus, kebahagiaan sejati adalah pemberian Allah kepada mereka yang memiliki sikap hidup yang benar, yaitu mereka yang tidak mengikatkan diri pada harta duniawi (ayat 3), karena mereka justru akan memiliki harta surgawi. Orang yang berduka cita oleh sebab di dunia ini tidak memiliki apa-apa justru akan berbahagia oleh penghiburan surgawi (ayat 4). Orang yang lemah lembut, tidak pernah membela hak sendiri, merekalah yang mewarisi bumi (ayat 5). Orang yang lapar dan haus akan kebenaran serta mencari harta surgawi, pasti dipuaskan (ayat 6). Orang yang murah hati, membagi-bagikan bukan mengumpulkan justru akan menikmati kelimpahan (ayat 7). Orang yang suci hatinya, yang menujukan fokus hidupnya pada Allah dan bukan pada dunia adalah orang-orang yang akan melihat dan menikmati Allah (ayat 8). Sedangkan mereka yang membawa damai dan menebarkan kasih Allah, akan disebut anak-anak Allah (ayat 9). Akhirnya, mereka yang menderita oleh karena nama Allah, Allah sendiri yang akan melimpahi sukacita kekal (ayat 10-12).

Inginkah Anda berbahagia? Kebahagiaan diawali dengan pertobatan yang dilanjutkan dengan hidup yang memiliki orientasi untuk menyenangkan hati Allah. Semakin dekat Dia, semakin kita mirip Dia dan sifat-sifat-Nya yakni lemah lembut bukan keras hati, lapar dan haus akan kebenaran bukannya kecemaran, murah hati bukannya kikir atau tamak. Itulah jalan bahagia, jalan penuh tuntutan harga yang harus dibayar namun juga jalan hidup sepenuhnya dalam pembentukan Tuhan. Karena itu mari kita belajar hidup bukan untuk diri sendiri saja melainkan untuk Allah.

Renungkan: Kebahagiaan sejati hanya dapat dinikmati orang-orang yang memfokuskan hidupnya kepada Allah.

(0.35) (Luk 6:17) (sh: Kebahagiaan vs nestapa (Sabtu, 17 Januari 2004))
Kebahagiaan vs nestapa

Yesus datang untuk membawa kebahagiaan sejati kepada umat-Nya. Namun, kebahagiaan macam apa yang Yesus berikan? Orang banyak yang melihat kehebatan Yesus dalam hal menyembuhkan sakit penyakit, mengusir roh jahat, datang untuk mendapatkan kebahagiaan hidup. Namun, Yesus menunjukkan kepada mereka hal yang lebih fundamental.

Yesus mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati bukan terletak pada kesehatan, kelepasan dari tekanan mental, atau pun kelepasan dari berbagai kebutuhan hidup sehari-hari. Kebahagiaan sejati adalah mengenal Allah dan kehendak-Nya, serta hidup di dalam ketaatan melakukan kehendak-Nya. Itu bisa disimpulkan dari ayat 20-23. Kemiskinan, kelaparan, dukacita karena dibenci dan ditolak, dan disalahmengerti, bahkan sampai kematian sekali pun tidak dapat menghilangkan sukacita kita karena mengetahui bahwa kita dikasihi Tuhan.

Sebaliknya, seseorang boleh saja memiliki kekayaan, perut yang kenyang dan bisa tertawa puas karena puji-pujian palsu. Semua itu tidak akan menjadikannya berbahagia. Sesungguhnya, Tuhan mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang nestapa, karena mereka tidak akan bisa menikmati kekayaannya, mereka akan kelaparan, berduka dan menangis dan mendapatkan pujian hampa yang tidak memberi mereka apa-apa.

Kebahagiaan yang sejati adalah ketika seseorang dapat menikmati hidup yang Tuhan berikan saat ini dengan suatu antisipasi pasti untuk hidup yang kelak jauh lebih baik. Kebahagiaan itu terjadi bukan karena hidup sekarang sudah tidak ada penderitaannya lagi, tetapi karena kesadaran akan kehadiran Tuhan dalam hidup sekarang ini.

Renungkan: Apakah Anda bahagia? Apakah Anda yakin bahwa hidup Anda sekarang ini adalah hidup di dalam kehendak Tuhan, dan bahwa Tuhan hadir serta menyertai Anda?

(0.35) (Kis 17:10) (sh: Agama yang sejati dan benar (Minggu, 18 Juni 2000))
Agama yang sejati dan benar

Johan Albrecht Bengel pernah mengatakan bahwa 'karakteristik agama yang sejati dan benar adalah agama yang terbuka untuk diteliti dan dianalisa, dan kemudian menuntut suatu hasil keputusan'. Pernyataan ini dibuat oleh Bengel pada tahun 1742. Namun kira-kira 17 abad sebelumnya, prinsip ini sudah diyakini oleh penduduk kota Berea dan Paulus. Firman Tuhan yang mereka terima dari pemberitaan Paulus tidak asal diterima begitu saja namun mereka menyelidiki firman Tuhan sendiri. Kata 'menyelidiki' yang dipakai di sini setara dengan sistem penyelidikan yang dipakai bidang hukum untuk menemukan kebenaran tanpa bias. Mereka bersikap kritis untuk menemukan kebenaran yang utuh. Paulus percaya kepada doktrin namun tidak kepada indok-trinasi (sistem pengajaran yang bersifat sewenang-wenang dan menuntut penerimaan ajaran itu tanpa sikap kritis).

Untuk menjadi Kristen, seseorang haruslah sungguh-sungguh memahami berita Injil dengan keterbukaan dan dengan seluruh kemampuan berpikir kritis untuk 'menguji' seluruh kebenaran Injil, jika ingin mempunyai iman yang berintegritas. Namun seperti yang diyakini oleh iman Kristen bahwa 'iman mendahului pemahaman', maka sikap kritis yang demikian hanya akan memperkaya dan memberikan berkat jika Kristen telah menerima firman Tuhan secara positif. Hanya Kristen satu-satunya agama di dunia yang begitu terbuka dan menyambut setiap pemikiran kritis, baik yang bersifat menguji kevalidannya maupun yang menjatuhkannya. Namun sejarah sudah membuktikan bahwa segala kritik dan serangan untuk menjatuhkannya malah menjadi suatu kesaksian yang menyatakan bahwa Kristen adalah agama yang sejati dan benar.

Renungkan: Sepanjang sejarah manusia kita bisa menemukan banyak ilmuwan, para filsuf, dan pembesar-pembesar yang memeluk agama Kristen, karena telah menemukan kebenaran dan kuasa firman-Nya.

Bacaan untuk Minggu Trinitas:

Yehezkiel 37:1-4 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Yeh/T_Yeh37.htm#37:1 2Korintus 13:5-13 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/2Ko/T_2Ko13.htm#13:5 Matius 28:16-20 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Mat/T_Mat28.htm#28:16 Mazmur 150 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Maz/T_Maz150.htm

Lagu: Kidung Jemaat 341

(0.35) (Ibr 5:11) (sh: Kesejatian iman (Kamis, 27 Oktober 2005))
Kesejatian iman

Ingatkah perumpamaan Kristus mengenai lalang dan gandum? Pada waktu keduanya masih kecil dan sedang bertumbuh, sulit untuk membedakan antara lalang dan gan-dum. Namun, setelah gandum bertambah besar maka perbedaannya dari lalang akan terlihat.

Penulis Ibrani menegur para pembaca suratnya karena mereka masih kanak-kanak rohani padahal seharusnya sudah dewasa rohani. Mereka belum mengerti ajaran-ajaran kebenaran firman Tuhan padahal kebenaran itu akan membuat iman mereka kukuh saat menghadapi tekanan dan penganiayaan (ayat 5:11-14). Sebaliknya, mereka justru memperdebatkan ajaran yang tidak utama, misalnya: pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang mati, dll. (ayat 6:2). Memperde-batkan hal-hal seperti itu bisa membuat mereka mengabaikan berbagai perkara yang fundamental, seperti: menerima anugerah keselamatan, pencerahan oleh Roh Kudus, dll. (ayat 4-5). Akibatnya, mereka dapat berada dalam bahaya, yaitu menolak ajaran keselamatan sebagai kebenaran. Hal ini berarti mengingkari anugerah Allah di dalam Kristus (ayat 6). Apakah ini berarti murtad?

Ilustrasi tanah menjawab pertanyaan tadi. Yang beriman sejati seperti tanah yang menerima air hujan menjadi subur dan memberi hasil yang baik. Yang mengeluarkan semak duri yang tidak berguna adalah mereka yang terus-menerus menerima kabar baik, tetapi tetap mengeraskan hati. Seorang Kristen yang menyambut firman Allah dan hidup di dalamnya pasti rohaninya tidak mungkin mati (ayat 7-8). Seorang Kristen sejati memiliki hidup Kristus. Orang Kristen sejati tidak mungkin tetap menjadi bayi rohani. Allah akan berkarya dalam hidupnya, sehingga ia pasti bertumbuh. Sedangkan seorang yang tidak beriman memang pada kenyataannya tidak memiliki hidup dari Kristus.

Renungkan: Jangan terlena oleh status Kristen yang Anda miliki. Pastikan Anda sudah menjadi murid sejati-Nya melalui bergaul intim dengan-Nya.



TIP #06: Pada Tampilan Alkitab, Tampilan Daftar Ayat dan Bacaan Ayat Harian, seret panel kuning untuk menyesuaikan layar Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA