Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 101 - 120 dari 122 ayat untuk umumnya (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.12459825287356) (Yun 1:1) (sh: Panggilan Tuhan Bukan Sebuah Pilihan (Jumat, 29 Oktober 2021))
Panggilan Tuhan Bukan Sebuah Pilihan

Panggilan Allah untuk memberitakan firman-Nya merupakan kesempatan istimewa yang diberikan kepada setiap orang percaya. Namun, ada kalanya motivasi terselubung mewarnai setiap keputusan untuk menjalani panggilan ini.

Nabi Yunus hidup pada masa pemerintahan Yerobeam II di Kerajaan Utara. Ia mendapat panggilan Tuhan untuk memberitakan penghukuman atas Niniwe, ibu kota kerajaan Asyur, yang merupakan musuh Israel (2). Kejahatan penduduk Niniwe yang luar biasa telah membuat Yunus bersikap antipati terhadap mereka. Yunus berpikir bahwa ia mempunyai pilihan dalam merespons panggilan Tuhan, karena itu ia memilih melarikan diri ke Tarsis (3). Sebagai seorang yang menerima tugas untuk memberitakan firman Allah, Yunus lupa bahwa panggilan Tuhan bukanlah sebuah pilihan. Menyatakan kehendak Tuhan merupakan sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan.

Bagaimanapun upaya Yunus untuk lari dari kehendak Tuhan, ada cara Tuhan yang unik untuk membawa kembali Yunus kepada tugas yang ia harus terima, yaitu dengan memakai orang-orang yang tidak percaya.

Kepastian akan rencana Allah yang harus terlaksana melalui hamba-Nya ini tidak dapat dihalangi oleh apa pun, bahkan sang nabi tidak memiliki pilihan untuk menolak. Atas penentuan Tuhan, seekor ikan besar datang dan menelannya sehingga ia harus berada di dalam perut ikan selama tiga hari tiga malam.

Panggilan Tuhan harus dilihat sebagai hak istimewa dan kesempatan luar biasa yang dianugerahkan kepada kita. Ini bukan pilihan antara kehendak kita atau kehendak Allah. Ini memang adalah kehendak Allah.

Ketika Tuhan memanggil kita untuk melayani-Nya, yakni untuk menyatakan maksud dan rencana-Nya atas manusia, terimalah panggilan itu sebagai sebuah kehormatan yang diberikan Allah. Ini bukan pilihan; ini kewajiban. Jangan pernah berpikir untuk lari dari tanggung jawab itu, sebab Dia akan mengejar kita dan tangan-Nya yang kuat akan mengarahkan dan menuntun kita kembali untuk menjalaninya. Terimalah panggilan-Nya. [PMS]

(0.12459825287356) (Mat 1:1) (sh: Wanita di balik rencana keselamatan Allah (Jumat, 24 Desember 2004))
Wanita di balik rencana keselamatan Allah

Wanita di balik rencana keselamatan Allah. Pada umumnya kedudukan seorang wanita dalam hak waris, hak belajar, hak bekerja, hak berpendapat, dll. dalam budaya dunia dianggap remeh. Akan tetapi, pandangan Allah terhadap wanita berbeda dengan dunia. Nas inilah buktinya.

Injil Matius dibuka dengan penulisan garis keturunan Yesus yang terdiri dari empat puluh dua keturunan dari Abraham sampai Daud; keturunan Daud yang terbuang ke Babel; generasi yang lahir dari pembuangan ke Babel (ayat 17). Yang menarik dari nas ini ialah dituliskannya tiga nama wanita yang memiliki riwayat hidup yang "cacat" Mengapa? Cerita tentang mereka kurang baik dan tidak terhormat. Ketiga wanita tersebut yakni: Tamar (ayat 3); Rahab (ayat 5a); Batsyeba, istri Uria (ayat 6). Pertama, sebenarnya Tamar adalah menantu dari Yehuda (Kej. 38:6, 8-11). Janji Yehuda untuk memberikan Syela menjadi suami bagi Tamar ternyata bohong (ayat 14). Jadi, Tamar menyamar sebagai "wanita nakal" untuk menggoda Yehuda dan melahirkan Peres dan Zerah. Kedua, Rahab adalah seorang "wanita nakal" Kanaan yang melindungi pasukan pengintai Israel saat mereka hendak melarikan diri dari kota Yerikho (Yos. 2). Penyebab Rahab menolong mereka karena ia memercayai Allah Israel (ayat 9-13). Ketiga, Batsyeba adalah istri Uria yang menjadi korban keinginan nafsu Raja Daud, ketika suaminya berperang membela Israel melawan Amon. Batsyeba melahirkan seorang anak yang meninggal tidak lama setelah ia lahir. Barulah kemudian Salomo lahir (ayat 2 Sam. 11).

Allah dalam kehendak-Nya dan kedaulatan-Nya memilih Tamar, Rahab, dan Batsyeba menjadi nenek moyang Yesus. Hal ini menunjukkan bahwa penggenapan keselamatan Allah melalui Yesus bagi manusia, tidak berdasarkan "bersih" tidaknya maupun terhormat tidaknya status seseorang di masyarakat. Keselamatan bagi hidup kita pun tidak didasarkan pada siapakah kita, bagaimanakah masa lalu kita, apa pekerjaan kita, dll.

Renungkan: Syarat menjadi bagian dari umat Allah bukan karena keberadaan kita melainkan hati dan iman yang tertuju kepada-Nya.

(0.12459825287356) (Mat 17:14) (sh: Bukan besar atau kecil, tapi ada atau tidak ada (Minggu, 18 Februari 2001))
Bukan besar atau kecil, tapi ada atau tidak ada

Bukan besar atau kecil, tapi ada atau tidak ada. Yesus memakai ilustrasi biji sesawi untuk menggambarkan iman, karena biji sesawi adalah biji yang paling kecil di antara biji-biji lainnya. Dapat dikatakan bahwa Yesus tidak sedang membicarakan besar atau kecilnya iman, tetapi ada atau tidak adanya iman.

Pada saat Yesus kembali ke kerumunan orang banyak, datanglah seorang bapak menemui-Nya dengan sikap menyembah. Ia memohon belas kasihan Yesus atas anaknya yang sangat menderita karena sakit ayan. Ia mengadukan bahwa murid-murid-Nya tidak dapat menyembuhkan anaknya. Yesus menegur keras semua orang: murid-murid, orang banyak, dan semua angkatan yang tidak percaya dan sesat. Kepada mereka semua, Yesus mengajukan 2 pertanyaan: (ayat 1) berapa lama lagi Ia harus tinggal di antara mereka, dan (ayat 2) berapa lama lagi Ia harus sabar terhadap mereka. Ia tidak selamanya ada bersama mereka, tetapi selama Ia ada bersama mereka, mereka dapat mendengar pengajaran-Nya, melihat perbuatan-Nya, dan mengenal-Nya, tetapi mereka tetap tidak percaya kepada Mesias sejati. Hal ini menegaskan bahwa waktu-Nya di dunia terbatas. Setelah mengajukan pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban, Ia meminta anak yang sakit itu dibawa kepada-Nya. Ia mengusir setan dan anak itu sembuh. Kemesiasan-Nya mengalahkan segala kuasa.

Kemudian murid-murid menanyakan mengapa mereka gagal mengusir setan. Hanya satu alasannya karena mereka tidak memiliki iman. Mereka mengandalkan kekuasaan manusia dan bukan kekuasaan Allah.

Renungkan: Seringkali kegagalan kita bukan saja akibat tantangan dan ancaman dari luar tetapi ketiadaan iman yang membiarkan kita mengandalkan kemampuan, potensi, dan kebiasaan kita. Masalahnya bukan besar atau kecilnya iman, tetapi ada atau tidak ada iman.

Bacaan untuk Minggu Epifania 7

Yesaya 43:18-25

II Korintus 1:18-22

Markus 2:1-12

Mazmur 41

Lagu: Kidung Jemaat 309

PA 7 Matius 16:21-28

Komitmen mengikut Kristus bukanlah pilihan yang mudah, justru penuh risiko dan pergumulan. Mengapa? Karena menjadi pengikut-Nya berarti bersedia untuk dimusuhi dunia. Seringkali Kristen salah memahami arti menjadi pengikut Kristus: bahagia dan hidup bebas hambatan, sehingga ketika badai kehidupan datang bertubi-tubi menerpa hidupnya, Kristen `protes' kepada Allah. Kristen mulai goncang, putus asa, dan kehilangan pengharapan karena tidak pernah membayangkan bahwa jalannya memang tidak mudah.

Bagaimanakah sesungguhnya menjadi pengikut Kristus seperti yang Yesus teladankan? Prinsip-prinsip apa saja yang harus kita terapkan? Kita akan mempelajarinya melalui perikop ini!

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Apa yang ingin dijelaskan Matius dengan penunjuk waktu: "Sejak waktu itu.."? Mengapa Yesus baru menyatakan penderitaan-Nya setelah murid-murid-Nya mengenal-Nya sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup (ayat 12-20)? Dari pihak siapa sajakah penderitaan itu? Apakah mereka adalah orang-orang yang mengerti arti Mesias yang dijanjikan? Mengapa justru mereka yang membuat-Nya menderita?

2. Apakah fokus pernyataan Yesus hanya penderitaan-Nya saja (ayat 21)? Jika demikian mengapa Petrus menegur Yesus (ayat 22)? Apakah yang sedang dipikirkan Petrus saat itu? Apakah hal ini bertentangan dengan rencana Allah bagi keselamatan manusia? Jelaskan! Mengapa Iblis selalu berusaha merintangi bahkan menggagalkan rencana Allah?

3. Apakah arti perkataan Yesus di ayat 24? Apakah setiap orang yang mengikut-Nya harus memiliki komitmen demikian? Bagaimana kaitannya dengan pernyataan selanjutnya (ayat 25)? Perhatikan kata `mau' (ayat 24, 25) dan jelaskan maknanya? Manakah yang merupakan pilihan dan manakah yang merupakan konsekuensi (ayat 25)? Apakah dampak pilihan ini bernilai kekal? Mengapa demikian?

4. Bagaimana pemahaman Anda tentang Mesias yang mati dan bangkit, dan sejauh mana pengaruhnya dalam hidup Anda? Bagaimanakah pilihan hidup Anda sebagai pengikut-Nya dan apa konsekuensi konkritnya? Apakah Anda tetap meyakini bahwa pilihan Anda tidak salah? Mengapa demikian?

(0.12459825287356) (Mat 19:13) (sh: Motivasi mengikut Yesus (Jumat, 18 Februari 2005))
Motivasi mengikut Yesus

Motivasi mengikut Yesus. Pada umumnya, orang datang ke gereja dengan kerinduan ingin bertemu Tuhan. Namun, ada juga mereka yang mengikut Tuhan karena kepentingan tertentu.

Terdapat tiga motivasi mengikut Yesus yang tampil di nas ini. Pertama, menganggap diri paling layak mengikut Tuhan, yang diwakili oleh sikap para murid Yesus. Mereka menganggap diri sebagai pengikut-Nya yang paling baik, paling tinggi rohaninya, paling berkuasa, sampai-sampai merasa berhak menentukan siapa yang boleh mendekati Yesus (ayat 13-15). Kedua, menganggap diri paling baik. Ini diwakili oleh seorang muda yang kaya. Pemuda ini merasa dirinya telah menjalankan semua perintah Allah dan mengikuti tata peraturan agama (ayat 16, 18, 20). Oleh karena itu, ia ini yakin bahwa dia pasti masuk surga. Pertanyaannya kepada Yesus bukan lahir dari ketulusan melainkan pameran kebaikan di hadapan orang lain. Ketiga, merasa paling banyak berkorban, diwakili Petrus. Bukankah harga sudah dibayar, tentu hasil melimpah harus diraup dan dinikmati (ayat 27).

Terhadap motivasi keliru ini Yesus menjawab tegas bahwa Dia melihat hati! Dia mengetahui siapa yang tulus hati seperti anak kecil sehingga beroleh anugerah Kerajaan Surga (ayat 14). Orang yang rendah hati, tidak terikat pada kekayaan adalah orang yang dikaruniai Kerajaan Surga (ayat 21). Sedangkan orang yang telah meninggalkan segala sesuatu untuk mengikut Yesus, akan mendapatkan dirinya diperkaya dengan keluarga besar Allah (ayat 28-29). Sebaliknya mereka yang bertahan dalam motivasi keliru, kehilangan semuanya (ayat 30).

Gereja banyak berisikan orang-orang yang bermotivasi keliru dalam mengikut Yesus. Yang dicari bukan kemuliaan Tuhan, tetapi nama, kehormatan, dan keuntungan pribadi. Tuhan mengenal hati setiap anak-Nya. Hanya mereka yang tulus di hadapan-Nya akan menerima kasih karunia menikmati Kerajaan Surga.

Yang kulakukan: Menjaga motivasi diri tetap murni mengikut Tuhan.

(0.12459825287356) (Mat 20:17) (sh: Siapa di "sebelah kiri dan kanan" Tuhan? (Minggu, 20 Februari 2005))
Siapa di "sebelah kiri dan kanan" Tuhan?

Siapa di "sebelah kiri dan kanan" Tuhan? Wajarlah jika Yohanes dan Yakobus berharap bisa mendampingi Tuhan Yesus dalam kerajaan-Nya. Mereka adalah murid terdekat-Nya dan telah meninggalkan segala sesuatu untuk mengiring Dia.

Persoalannya adalah mereka tidak peka akan perasaan Tuhan Yesus. Permintaan ini disampaikan pada saat Tuhan Yesus sedang menggumuli penderitaan yang akan dialami-Nya di atas salib (ayat 17-19). Mereka tidak memahami makna di balik penderitaan-Nya. Bagi mereka, Tuhan Yesus akan menjadi raja yang perkasa yang mengenyahkan penjajah Romawi dan mendirikan kerajaan-Nya di bumi ini. Maka kelak mereka pun akan memerintah bersama-Nya. Seandainya mereka mengerti bahwa Tuhan Yesus bukanlah Raja Yahudi seperti yang mereka harapkan, pasti mereka tidak akan menyanggupi meminum cawan penderitaan Tuhan Yesus itu (ayat 22). Kemarahan sepuluh murid lainnya terhadap Yohanes dan Yakobus menunjukkan bahwa sebenarnya mereka pun berpikiran yang sama (ayat 24; band. Mat. 18:1-5).

Tuhan Yesus menegaskan bahwa Kerajaan Surga berbeda dengan pemerintahan dunia. Menurut hukum dunia, siapa yang berkuasa, dialah yang dilayani (ayat 25). Akan tetapi, dalam Kerajaan Surga, siapa yang mau melayani orang lain justru dialah yang terbesar. Tuhan Yesus sendiri menyatakan keteladanan-Nya dengan melepaskan hak untuk dilayani supaya bisa melayani manusia. Bahkan Ia rela mati sebagai tebusan demi keselamatan setiap orang (ayat 26-28).

Pada umumnya, manusia ingin berkuasa karena kekuasaan identik dengan dilayani, hidup enak, kaya, terkenal, dsb. Kalau perlu hal itu diperoleh dengan cara menjegal sesama atau menindas kebenaran demi mendapatkan posisi tertinggi. Kalau hal demikian dilakukan juga dalam gereja dan pelayanan, berarti kita telah menyalahartikan dan menyalahgunakan kekuasaan dalam Tuhan.

Ingatlah: Berkuasa berarti kesempatan melayani Tuhan dan sesama.

(0.12459825287356) (Luk 24:13) (sh: Jangan hanya jadi pengamat dan reporter (Senin, 24 April 2000))
Jangan hanya jadi pengamat dan reporter

Jangan hanya jadi pengamat dan reporter. Di Indonesia sekarang ini banyak muncul pengamat-pengamat baik politik, ekonomi, dan reporter mediamasa. Para pengamat bukanlah orang sembarangan, mereka mempunyai kemampuan untuk menguraikan dan menganalisa permasalahan secara tajam. Para reporter pun tidak kalah hebatnya, sebab mampu untuk memburu sumber berita yang otentik untuk disajikan kepada masyarakat secara lengkap dan menarik. Pada umumnya mereka itu kebanyakan adalah penonton yang berada di luar gelanggang. Mereka tidak ikut merasakan yang mereka analisa dan laporkan, dan hidup mereka juga tidak terpengaruh.

Inilah gambaran dari dua orang murid Yesus yang menuju ke Emaus. Mereka membicarakan dan menganalisa seluruh peristiwa yang berhubungan dengan Yesus hingga kebangkitan-Nya. Waktu yang dipergu-nakan untuk diskusi ini cukup panjang mengingat jarak Emaus ke Yerusalem adalah 7 mil dan ditempuh dengan berjalan kaki. Bahkan mereka bisa melaporkan peristiwa kebangkitan Kristus secara lengkap kepada "Yesus" yang tidak mereka kenali. Namun apa yang mereka bicarakan, diskusikan dan laporkan ternyata tidak mempunyai makna apa-apa bagi kehidupan mereka. Mereka masih berduka (ayat 17). Seolah-olah mereka hanya sebagai penonton (ayat 17). Mengapa demikian?

Mereka mempunyai pengharapan yang salah terhadap misi Yesus (ayat 21). Mereka hanya terpusat kepada kebutuhan fisik. Mereka tidak memahami sifat dari 'peperangan' yang sedang dimasuki oleh Kristus. Karena itu apa yang Yesus alami merupakan kehancuran dari pengharapan mereka. Mereka pun tidak mempunyai pemahaman yang menyeluruh atas kebenaran firman Tuhan yang tertulis (ayat 27). Pemahaman mereka hanya sepotong-sepotong. Sesungguhnya jika mereka mempunyai pemahaman firman Tuhan tertulis secara benar dan menyeluruh, maka apa yang mereka analisa dan laporkan sudah cukup membawa mereka pada pemahaman siapakah Yesus. Dengan demikian apa yang Ia alami akan memberikan dampak positif bagi kehidupan mereka.

Renungkan: Sudah berapa kali Anda memperingati hari Kebangkitan-Nya? Apakah selama ini Anda hanya cakap sebagai pengamat dan reporter ataukah kebangkitan-Nya membawa pengharapan bagi kehidupan Anda?

(0.12459825287356) (Yoh 15:18) (sh: Kebenaran: miliki dan nyatakan! (Minggu, 07 Maret 1999))
Kebenaran: miliki dan nyatakan!

Kebenaran: miliki dan nyatakan! "Jika seekor ayam betina dengan tanda-tanda yang berbeda, ditempatkan di antara ayam-ayam lainnya, maka ia akan dipatuk sampai mati". Ada kekuatiran, ancaman bagi dunia yang melihat sesuatu yang berbeda dengannya. Begitulah, kehadiran terang bagi dunia yang gelap, hanya akan memperjelas kegelapan dan kebobrokannya. Oleh sebab itu dunia sangat membenci terang. Padahal Terang yang berbeda dengan dirinya, adalah Terang yang memaparkan pada dunia tentang kebenaran. Kebenaran yang harus dimiliki dan dinyatakan dalam dunia.

Benar menurut dunia. Perbedaan pendapat di sekitar kita, merupakan hal wajar dan sering dijumpai. Kunci perbedaan pendapat ini umumnya bersumber pada kecenderungan dalam diri tiap orang yang merasa diri paling benar. Banyak hal negatif tercipta karena kecenderungan ini. Bahkan dalam keadaan lain, uang mampu menjatuhkan palu untuk membenarkan dan membebaskan koruptor kelas kakap, pemerkosa, pembunuh, dlsb. karena uang bukan karena fakta. "Yang benar disalahkan dan yang salah dibenarkan". Dunia telah memberlakukan: "Yang salah dibenarkan, dan yang benar disalahkan!" Sungguh suatu keadaan nyata yang sangat menyedihkan. Standar kebenaran apakah yang kita pakai? Sudahkah standar kebenaran itu teruji keandalannya?

Kebenaran yang sejati. Bapa mengutus Tuhan Yesus untuk menyatakan kebenaran-Nya (21). Semua firman yang diucapkan-Nya dan semua perbuatan yang dilakukan-Nya, adalah bukti kebenaran-Nya (22, 24). Kebenaran kekal yang telah teruji keandalannya dan diberlakukan kekal sepanjang zaman. Kristuslah satu-satunya kebenaran sejati. Memberlakukan kebenaran yang dunia nyatakan pada akhirnya hanya akan mendatangkan malapetaka bagi orang lain maupun bagi diri sendiri. Alkitab telah membuktikannya melalui peristiwa Adam dan Hawa ketika memakan buah kehidupan, Daud ketika memperisteri Batsyeba, Ahab ketika merebut kebun anggur Nabot, dlsb. Sebaliknya, memberlakukan kebenaran sejati dalam Tuhan pasti mendatangkan kelimpahan berkat dan damai sejahtera bagi banyak orang dan diri sendiri. Sebagai orang percaya, kita bertanggungjawab untuk menyatakan kebenaran Allah itu setiap hari dalam setiap perkara.

(0.12459825287356) (Ibr 7:1) (sh: Imamat Melkisedek (Sabtu, 29 Oktober 2005))
Imamat Melkisedek

Imamat Melkisedek Pada umumnya, seseorang yang memberkati orang lain lebih tinggi posisinya daripada orang yang diberkati (ayat 7). Penulis Ibrani memakai kebenaran ini untuk menunjukkan posisi Tuhan Yesus sebagai Anak Allah lebih tinggi daripada Abraham, bapa leluhur Israel dan keimaman suku Lewi.

Dalam peraturan Hukum Taurat, keturunan suku Lewi berhak memungut persepuluhan dari saudaranya, yakni sepuluh suku Israel keturunan Yakub (Bil. 18:21). Hal ini bukan menunjukkan suku Lewi lebih tinggi posisinya dari suku-suku lainnya. Ini adalah pengaturan dari Allah bagi Israel untuk menjalankan tata ibadah bagi-Nya. Abraham (leluhur Israel) ternyata diberkati oleh Melkisedek dan Abraham membalasnya dengan memberikan persepuluhan kepada Melkisedek (Ibr. 7:1-2). Hal ini menunjukkan bahwa status Melkisedek lebih tinggi daripada Abraham dan Melkisedek adalah imam yang diperkenan Allah untuk mewakili seluruh Israel (Abraham dan keturunannya). Jadi, imamat Melkisedek melampaui imamat Lewi. Siapakah Melkisedek? Ia disebut imam Allah yang Mahatinggi. Latar belakangnya yang tidak memiliki orangtua dan tidak mempunyai silsilah menjadikannya representasi Yesus sebagai Anak Allah (ayat 3). Jadi, Melkisedek melambangkan imamat Sang Anak Allah yang melebihi imamat Harun dan suku Lewi (lih. 6:20).

Merujuk pada Ibr. ps 5:10 yang menyatakan bahwa Yesus datang untuk menjadi imam besar bagi umat Allah menurut imamat Melkisedek, maka imamat Yesus lebih penting dan lebih utama daripada imamat Lewi karena status Yesus sebagai Anak Allah dan karena kualitas keimamatan-Nya. Yesus adalah perantara kita dengan Allah, yang dilakukan-Nya satu kali di kayu salib dan untuk selamanya. Dengan demikian, kita tidak perlu lagi ragu untuk menerima Tuhan Yesus sebagai satu-satunya jalan menuju Allah Bapa. Hidup dan karya-Nya telah membuktikan hal tersebut.

Doaku: Ya Tuhan, aku percaya bahwa Tuhan Yesuslah satu-satunya jalan kepada Allah Bapa.

(0.12459825287356) (Why 2:8) (sh: Alfa dan Omega (Selasa, 16 Desember 2003))
Alfa dan Omega

Alfa dan Omega. Kemungkinan jemaat Smirna didirikan oleh Paulus selama perjalanannya yang ketiga, tahun 53-56 (Kis. 19:10). Jemaat di Smirna adalah jemaat yang menderita. Penderitaan yang meliputi beberapa hal: [1] menderita kemiskinan dan dikucilkan dari kehidupan masyarakat umumnya. Ini terjadi karena orang Kristen di kota ini menolak untuk menyembah Kaisar di kuil; [2] korban fitnah. Orang Kristen yang tidak menyembah Kaisar difitnah dan dipojokkan oleh orang-orang Yahudi sebagai orang-orang yang melanggar peraturan. Firman Tuhan menyebut orang-orang Yahudi ini sebagai “jemaah Iblis”, karena pekerjaan yang mereka lakukan adalah pekerjaan Iblis yang mendakwa dan menuduh orang-orang percaya; [3] menderita di penjara. Penjara adalah suatu hukuman yang biasanya berakhir dengan penderitaan yang keempat yaitu kematian. Istilah kesusahan selama sepuluh hari di sini menunjuk kepada periode yang penuh dan tertentu, namun singkat. Polikarpus adalah seorang teladan yang telah menjadi martir akibat kesetiaannya kepada Kristus. Di kota Smirna keputusan untuk menjadi pengikut Kristus sungguh-sungguh merupakan pengorbanan yang nyata, suatu kehidupan yang berisiko.

Namun, di tengah-tengah penderitaan ini Yesus Kristus menyatakan diri-Nya sebagai Yang Awal dan Yang Akhir. Dia bahkan mengetahui segala sesuatu yang dialami jemaat-Nya, dan itu berada di bawah kuasa-Nya (ayat 10). Dia adalah Penguasa kekal, yang sesungguhnya, jauh lebih tinggi daripada Kaisar. Dia telah mati tetapi hidup kembali, dan telah mengalami penderitaan sampai batas kematian namun berkuasa mengalahkan kuasa kematian.

Renungkan: Hal terindah yang harus kita syukuri adalah bahwa melalui penderitaan itu kemurnian iman kita diuji dan dinyatakan. Bahkan kepada mereka yang setia kepada-Nya sampai batas ajal, akan dikaruniakan mahkota kehidupan. Kiranya Tuhan menguatkan kita untuk berani menderita bagi-Nya.

(0.12459825287356) (Why 9:1) (sh: Bertutur tentang kekuasaan (Senin, 4 November 2002))
Bertutur tentang kekuasaan

Bertutur tentang kekuasaan.
Sangkakala kelima dan sangkakala keenam bertutur tentang kekuasaan (terbatas) yang Allah izinkan untuk Iblis (ayat 11), dan roh-roh jahat miliki untuk mendatangkan malapetaka bagi umat manusia di sepanjang zaman. Belalang-belalang ganjil merupakan potret PL khususnya Nabi Yoel, untuk menggambarkan betapa ganasnya kehidupan yang sarat dengan kenikmatan yang palsu lagi mematikan (ayat 7-10). Dalam waktu terbatas, belalang-belalang ganjil itu akan menggocoh dan menyesakkan orang-orang yang menghabiskan waktu untuk mengejar kenikmatan duniawi dan terus- menerus bersikap anti terhadap Kristus dan umat-Nya. Gocohan dan kesesakan yang diakibatkan oleh kebuasan hidup itu menyudutkan sekian banyak orang untuk mengakhiri hidup yang dipandang sia- sia. Iblislah yang rupanya berada di balik kehidupan yang ganas dan pola hidup yang memikat itu.Sangkakala keenam bertutur tentang peperangan-peperangan dahsyat yang melanda umat manusia. Menjelang kembalinya Kristus sebagai Raja, intensitasnya semakin tinggi. Ini mengingatkan kita pada kisah purba Kitab Daniel tentang malaikat bangsa-bangsa, Yohanes berkata-kata tentang keempat malaikat yang terpenjarakan di Sungai Efrat. Yang dimaksud adalah semangat jahat dan kekerasan yang tertanam dalam-dalam di benak setiap orang. Sifat yang merupakan bagian dari kemanusiaan yang telah jatuh ke dalam dosa, acap kali dibatasi oleh Allah yang berkarya melalui anugerah umum-Nya. Namun tak jarang sifat ini dibiarkan-Nya demi memberi pelajaran bahkan hukuman bagi umat manusia (bdk. ayat 15). Peperangan antarbangsa terjadi tanpa ampun dengan perlengkapan tempur yang dahsyat dan jumlah penempur yang sedemikian besarnya. Bagi sebagian orang, perang dipandang sebagai malapetaka bagi kemanusiaan dan merupakan peringatan serta panggilan supaya manusia bertobat.

Renungkan:
Tuhan Allah mengizinkan manusia mengikuti kecenderungan hatinya yang berdosa. Tetapi insyafilah bahwa kecenderungan itu akan menuntun manusia pada kesia-siaan hidup dan kebencian terhadap kehidupan.

(0.10679850574713) (Kol 2:8) (full: FILSAFATNYA YANG KOSONG ... TIDAK MENURUT KRISTUS. )

Nas : Kol 2:8

Paulus mengingatkan kita untuk berwaspada terhadap segala filsafat agama, dan tradisi yang menekankan usaha manusia terlepas dari Allah dan penyataan-Nya dalam Alkitab. Sekarang ini salah satu ancaman filsafat yang terbesar terhadap kekristenan yang berdasarkan Alkitab adalah "humanisme sekular". Paham ini telah menjadi filsafat yang mendasar dan agama yang diterima dalam kebanyakan pendidikan sekular, pemerintahan, dan masyarakat pada umumnya. Paham ini juga merupakan segi pandangan yang tetap dari kebanyakan media berita dan hiburan di seluruh dunia.

  1. 1) Apakah yang diajarkan oleh filsafat humanisme?
    1. (a) Filsafat ini mengajar bahwa umat manusia, alam semesta, dan segala sesuatu yang ada hanya terdiri atas zat dan tenaga yang terbentuk secara kebetulan dalam wujudnya yang sekarang.
    2. (b) Manusia tidak diciptakan oleh Allah yang berkepribadian, tetapi adalah hasil suatu proses evolusi yang untung-untungan.
    3. (c) Paham ini menolak kepercayaan kepada Allah yang berkepribadian dan tak terbatas serta menyangkal bahwa Alkitab adalah penyataan yang diilham oleh Allah kepada umat manusia.
    4. (d) Ditegaskannya bahwa pengetahuan tidak ada terlepas dari penemuan manusia dan bahwa nalar manusialah yang menentukan etika yang tepat bagi masyarakat, dan dengan demikian menjadikan manusia sebagai otoritas yang tertinggi.
    5. (e) Paham ini berusaha untuk mengubah atau memperbaiki perilaku manusia melalui pendidikan, redistribusi ekonomi, psikologi modern atau hikmat manusia.
    6. (f) Diajarkannya bahwa standar moral tidaklah mutlak, melainkan nisbi, ditetapkan oleh apa yang membahagiakan orang, membuatnya senang, atau dianggap baik untuk masyarakat sesuai dengan tujuan-tujuan yang ditentukan oleh para pemimpinnya; nilai-nilai dan moralitas alkitabiah ditolak.
    7. (g) Rasa nyaman-diri, kepuasan, dan kesenangan dianggapnya sebagai keuntungan yang tertinggi dalam hidup.
    8. (h) Ditegaskannya bahwa manusia harus belajar untuk menanggulangi kematian dan segala kesukaran dalam hidup tanpa percaya kepada atau bergantung pada Allah.
  2. 2) Filsafat humanisme mulai dengan Iblis dan merupakan perwujudan kebohongan Iblis bahwa manusia dapat menjadi seperti Allah (Kej 3:5). Alkitab menyebut para penganut humanisme sebagai orang yang telah "menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya ... " (Rom 1:25).
  3. 3) Semua pemimpin, pendeta, dan orang-tua Kristen harus berusaha sekuat-kuatnya untuk melindungi anak-anak mereka dari indoktrinasi humanisme dengan menyingkapkan kesalahannya serta menanam di dalam mereka sikap penghinaan terhadap pengaruhnya yang merusak (Rom 1:20-32; 2Kor 10:4-5; 2Tim 3:1-10; Yud 1:4-20;

    lihat cat. --> 1Kor 1:20;

    lihat cat. --> 2Pet 2:19).

    [atau ref. 1Kor 1:20; 2Pet 2:19]

(0.10679850574713) (1Yoh 3:15) (full: TIDAK ADA SEORANG PEMBUNUH YANG TETAP MEMILIKI HIDUP YANG KEKAL. )

Nas : 1Yoh 3:15

Alkitab pada umumnya membedakan antara beberapa jenis dosa: dosa yang tidak disengaja (Im 4:2,13,22; 5:4-6;

lihat cat. --> Im 4:2;

lihat cat. --> Bil 15:31),

[atau ref. Im 4:2; Bil 15:31]

dosa yang tidak terlalu serius (Mat 5:19), dosa yang disengaja (bd. 1Yoh 5:16-17) dan dosa yang mendatangkan kematian rohani (1Yoh 5:16). Yohanes menekankan bahwa ada dosa tertentu yang tidak akan dilakukan oleh orang percaya yang sungguh-sungguh dilahirkan kembali karena hidup kekal Kristus tinggal dalam mereka (bd. 1Yoh 2:11,15-16; 1Yoh 3:6-10,14-15; 4:20; 5:2; 2Yoh 1:9). Dosa-dosa ini, karena kehebatannya dan karena berasal dari roh seseorang, menunjukkan pemberontakan yang kuat kepada Allah, pemisahan dari Kristus, kejatuhan dari kasih karunia dan pemutusan dari hidup keselamatan yang vital (Gal 5:4).

  1. 1) Contoh-contoh dari berbagai dosa yang memberi bukti yang meyakinkan bahwa seorang masih diperbudak oleh kejahatan atau telah jatuh dari kasih karunia dan hidup kekal adalah kemurtadan (1Yoh 2:19; 4:6; Ibr 10:26-31), pembunuhan (ayat 1Yoh 3:15; 2:11), kenajisan seksual atau kebejatan (Rom 1:21-27; 1Kor 5:1-13; Ef 5:5; Wahy 21:8), menelantarkan keluarga sendiri (1Tim 5:8), menyebabkan orang lain berbuat dosa (Mat 18:6-10), dan kekejaman (Mat 24:48-51). Dosa-dosa yang mengerikan ini menunjukkan penolakan mutlak terhadap kehormatan Allah dan kasih terhadap sesama (bd. 1Yoh 2:9-10; 3:6-10; 1Kor 6:9-11; Gal 5:19-21; 1Tes 4:5; 2Tim 3:1-5; Ibr 3:7-19). Jadi, jika ada orang yang mengatakan, "Saya mempunyai persekutuan dengan Yesus Kristus, didiami oleh Roh Kudus, dan dalam hubungan yang menyelamatkan dengan Dia," namun berpartisipasi dalam dosa-dosa tersebut di atas, dia sedang menipu dirinya sendiri dan "adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran" (1Yoh 2:4; bd. 1Yoh 1:6; 3:7-8).
  2. 2) Akan tetapi, orang percaya hendaknya mengingat bahwa semua dosa, bahkan yang kurang berat, dapat mengakibatkan kehidupan rohani menjadi lemah, penolakan pimpinan Roh Kudus, dan akhirnya kematian rohani (Rom 6:15-23; 8:5-13).
(0.10679850574713) (1Raj 8:54) (sh: Minta dan carilah berkat kelas satu (Sabtu, 12 Februari 2000))
Minta dan carilah berkat kelas satu

Minta dan carilah berkat kelas satu. Pada umumnya kita berpendapat bahwa berkat adalah pemberian yang hanya berkaitan dengan apa yang dapat kita nikmati, yang kita kerjakan, atau yang membuat kita aman. Bentuknya bisa material atau non material. Sesunguhnya berkat adalah suatu pemberian Allah yang berhu-bungan dengan identitas kita sebagai umat Allah di dunia.

Konsep berkat yang demikian sangat kental mewarnai doa berkat Salomo untuk rakyatnya. Setelah menaikkan pujian kepada Allah atas kesetiaan dan kasih karunia-Nya kepada umat-Nya, Salomo menyampaikan berkat Allah agar Ia mencondongkan hati bangsa Israel hanya kepada-Nya, sehingga umat-Nya tetap hidup menurut perjanjian yang telah dibuat antara Allah dengan nenek moyang bangsa Israel dan kasih karunia Allah tetap menyertai mereka (ayat 57-58). Berkat inilah yang memampukan umat Allah untuk memanifestasikan siapa dirinya di hadapan Allah dan dunia, yaitu umat kesayangan Allah dan yang kudus. Berkat ini pula yang memampukan umat-Nya untuk hidup taat kepada-Nya, sehingga ketaatan ini memimpin dan membawa umat Allah hidup di dalam aliran kasih karunia Allah yang tiada henti (ayat 56).

Berkat selanjutnya yang diminta Salomo bagi rakyatnya adalah agar Allah memberikan keadilan menurut kehendak-Nya setiap hari, supaya segala bangsa tahu, bahwa TUHANlah Allah dan tidak ada yang lain (ayat 60). Berkat ini akan memampukan bangsa Israel untuk mewujudnyatakan panggilannya sebagai kerajaan imam, yaitu sebagai perantara antara Allah dan bangsa-bangsa lain. Melalui bangsa Israel bangsa-bangsa lain akan mendapatkan berkat yaitu mengenal Allah yang benar.

Berkat yang demikian melebihi segala materi yang diharapkan oleh orang percaya, karena berkat ini sanggup memberikan dampak positif bagi seluruh keberadaan manusia, baik identitas maupun tujuan hidupnya di dunia. Berkat ini juga mempunyai dampak positif dan kekal bagi masyarakat di sekitar orang percaya berada. Dan tentu saja berkat memiliki nilai kekal bagi orang percaya yang bersangkutan.

Renungkan:

Hai umat Allah, minta dan carilah berkat kelas satu yang bernilai kekal, yang disediakan-Nya bagi kita agar kita mewujudnyatakan identitas kita sebagai umat Allah, supaya setiap orang, setiap keluarga, dan setiap bangsa memuliakan Dia.

(0.10679850574713) (2Raj 24:18) (sh: Kebodohan pembawa kehancuran (Jumat, 21 Juli 2000))
Kebodohan pembawa kehancuran

Kebodohan pembawa kehancuran. Tahukah Anda arti pepatah 'keledai tidak akan jatuh di lubang yang sama'? Binatang sebodoh keledai diyakini tidak akan melakukan kesalahan yang sama karena ia dapat dan mau belajar dari kesalahan yang lampau. Manusia, sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling tinggi, mempunyai kepandaian jauh di atas keledai. Dengan kata lain seharusnya manusia tidak akan begitu mudah melakukan kesalahan karena ia dapat berpikir, menganalisa, bahkan mengevaluasi setiap tindakan yang akan dilakukan. Apalagi jika ia sudah dibekali dengan petunjuk dan nasihat.

Zedekia ternyata lebih bodoh dari keledai. Tentunya ia sudah melihat sebuah contoh hidup mengapa Allah menghukum Yoyakim, saudara kandungnya. Namun anehnya, ia mengulangi apa yang Yoyakim lakukan (19). Ketika, ia bersekongkol dengan Mesir dan bangsa-bangsa lainnya untuk menentang Babel, bukankah Allah sudah memberikan petunjuk dan nasihat untuk tidak melakukannya (Yer. 27:3-8; Yeh. 17:11-21). Contoh hidup dan petunjuk dari Allah sebenarnya merupakan bekal yang cukup bagi Zedekia untuk tidak melakukan kesalahan. Namun inilah kebodohan Zedekia yang melebihi keledai.

Akibatnya sebagai pribadi ia harus membayar dengan harga yang sangat mahal (7). Sebuah pemandangan yang tidak akan pernah ia lupakan selama ia hidup dan sebuah penghukuman yang sangat kejam hingga perlu untuk disebutkan secara khusus dalam kitab tentang raja-raja Israel dan Yehuda. Sebagai bangsa, Yehuda semakin terpuruk dan tersungkur (9-17). Yehuda sudah hancur-lebur. Kehidupan sosial, politik, dan ekonomi tidak mungkin dibangun lagi karena yang dibiarkan hidup bukan lagi orang lemah namun orang-orang miskin, itu pun hanya beberapa saja (12 bandingkan dengan 24:14). Kalau pun yang tersisa berhasrat bangkit dan mulai membangun dari kehidupan rohani mereka, itu juga tidak mungkin sebab para pemimpin rohani mereka juga dibunuh (18-21). Tidak ada yang tersisa. Tidak ada lagi yang berharga.

Renungkan: Bukankah kebodohan Zedekia adalah gambaran kebodohan manusia pada umumnya? Ia dapat dengan mudah ditemukan di sekitar kita atau mungkin dalam diri kita sendiri. Misalnya, tahu narkoba berbahaya tetapi mengapa peminatnya semakin meningkat? Mampukah kita memeranginya?

(0.10679850574713) (Mzm 105:16) (sh: Pujian dan ketaatan (ayat 2) (Senin, 22 April 2002))
Pujian dan ketaatan (ayat 2)

Pujian dan ketaatan (ayat 2). Kebesaran hikmat, kuasa, dan kasih Allah jauh melampaui baik pertimbangan manusia memahaminya maupun kelayakan manusia menerimanya. Kisah bagaimana Yusuf menjadi besar, menjadi penyelamat keluarganya dan bahkan dunia waktu itu, adalah bukti tentang kebesaran Allah tersebut (ayat 16-22). Kisah Yusuf ini lebih tepat disarikan sebagai kisah Allah membentuk dan menyiapkannya menjadi orang yang berperanan besar dalam sejarah umat dan dunia waktu itu melalui berbagai penderitaan dan ujian yang harus Yusuf lalui.

Untuk Israel pada umumnya, kisah terbesar dan terpenting bagi mereka sebagai umat adalah kisah Keluaran (ayat 26-38). Seperti halnya kisah Yusuf, kisah Keluaran pun bisa dilihat dari sisi manusia atau dari sisi Allah. Dari sisi manusia, hanya sedikit unsur heroik dapat kita jumpai baik dari tokoh para pemimpinnya maupun dari perilaku seluruh umat. Di balik latar depan kelemahan manusia itu, tampak jelas kasih, kesetiaan, hikmat, dan kuasa Allah yang mematahkan kekuatan perbudakan Mesir atas Israel, mempermalukan kepercayaan kafir Mesir kepada dewa-dewi mereka, memimpin, memelihara, dan mengajar Israel secara melimpah mulai dari keluar dari Mesir sampai mereka memasuki tanah perjanjian (ayat 26-42).

Yang indah dari kisah Keluaran bukan saja bahwa Allah mengalahkan rintangan-rintangan yang harus Israel alami, juga bukan saja Allah memelihara mereka dengan makanan dan minuman. Yang indah dan paling penting dari semua kejadian dalam kisah Keluaran itu adalah bahwa Allah sendiri hadir menyertai umat-Nya (ayat 39). Walau hal tersebut hanya disebut dalam satu ayat, maksud pemazmur jelas adalah menunjukkan seluruh penyertaan Allah sejak dari awal mereka keluar dari Mesir sampai mereka masuk ke Kanaan. Kehadiran Allah adalah konsep yang sangat penting dalam kehidupan umat Allah. Melalui kehadiran-Nya, agama atau iman tidak merupakan sesuatu yang abstrak, tetapi konkret. Kehadiran-Nya tidak saja menjamin pemeliharaan atas kebutuhan, tetapi lebih dari itu menunjukkan bahwa Allah perjanjian sungguh adalah Allah dalam relasi dengan umat-Nya.

Renungkan: Tidak cukup hanya menghitung berkat Allah dalam hidup ini. Penting untuk hidup ibadah kita, mengenali dan merindukan kehadiran Allah secara nyata.

(0.10679850574713) (Mzm 107:1) (sh: Allah, sang penolong yang setia (Kamis, 25 April 2002))
Allah, sang penolong yang setia

Allah, sang penolong yang setia. Gema Mazmur 106 terdengar jelas dalam Mazmur 107 ini dengan disorotinya kembali beberapa pokok seperti “perbuatan besar Allah” (ayat 8,15,21,24,31), pemberontakan (ayat 11), ditebus (ayat 7), nasihat (ayat 7) ditundukkan (ayat 12), kesesakan (ayat 2,6,13,19,28), kejahatan (ayat 17). Lebih dari itu, tema yang memulai dan mengakhiri Mazmur 106 diulang kembali dalam ayat-ayat pembukaan Mazmur ini. Mazmur ini mengajak umat Allah memuji dan membesarkan Allah karena kasih setia-Nya yang telah menebus individu-individu dari berbagai kesulitan mereka (ayat 1-3).

Allah tidak saja mengasihi umat secara umum, tetapi orang per orang dengan setiap permasalahannya yang unik. Secara garis besar, berbagai pengalaman sulit manusia pada umumnya terwakili dalam bagian ini. Kisah tentang pengembara yang tersesat di gurun gersang, mengalami kelaparan dan kehausan, waktu itu merupakan hal yang lazim terjadi (ayat 4-9). Pengalaman tersebut sangat mungkin melambangkan pengalaman pengembaraan Israel selama mereka mengembara di padang gurun. Entah hanya pengalaman pribadi atau juga bagian dari pengembaraan umat, kebaikan Allah sajalah membuat pengembara tidak hanya terpelihara, tetapi juga terarah dalam pimpinan Allah. Jelas pemazmur mengaitkan peristiwa ini dengan tema keselamatan. Petunjuk untuk itu terlihat dalam penggunaan kata “berseru-seru” (ayat 6), yaitu ungkapan mencari pertolongan Allah dari kebutuhan hati yang amat dalam.

Pengalaman lain yang juga umum diderita banyak orang adalah berbagai penderitaan batin dan fisik seperti pengalaman tertekan, terhukum, terpenjara (ayat 10-16) sebagai akibat dosa. Demikian juga penderitaan seperti pengembaraan tanpa arah, terbuang dari negeri sendiri, hidup dalam gelap, adalah pengalaman riil yang melukiskan tekanan hidup dalam dosa. Segelap apa pun akibat dosa, keselamatan dari Allah melepaskan orang yang berseru-seru kepada- Nya (ayat 13). Dosa bisa juga berakibat dalam bentuk penyakit, mekipun tidak selalu penyakit adalah akibat dosa. Justru dengan mengakui adanya penyakit akibat dosalah, orang boleh sadar dan bertobat dan beroleh kesembuhan dari Allah.

Renungkan: Seruan yang dijawab Tuhan sepatutnya berubah menjadi pujian.

(0.10679850574713) (Ams 22:1) (sh: Kaya — miskin (Rabu, 25 Oktober 2000))
Kaya — miskin

Kaya -- miskin. Siapa pun manusia, baik kaya maupun miskin, diciptakan oleh Tuhan (2), sesuai peta dan teladan-Nya. Dapatkah dibenarkan bila si kaya menindas si miskin atau si miskin balas dendam terhadap si kaya? Namun pada umumnya yang terjadi adalah si kaya menguasai si miskin dan si miskin menjadi budak dari si kaya (7). Anehnya banyak orang miskin menikmati keberadaannya dan berdalih membela kemalasannya: "Ada singa di luar, aku akan dibunuh di tengah jalan" (13). Beralasan takut bahaya, mereka tidak melakukan apa-apa dan hanya menunggu belas kasihan orang lain. Inilah si miskin yang terjerat karena kemiskinan mentalnya sendiri, tak ada sedikit pun tekad merubah kemiskinannya. Benarkah bila kita menaruh belas kasihan kepada orang miskin ini?

Bagaimana dengan si kaya? Apakah kekayaan yang paling berharga dalam hidupnya? Bagi si kaya mungkin benar, tetapi ada yang jauh lebih berharga bagi manusia, yakni nama baik dan relasi kasih. Keduanya tidak dapat dibandingkan dengan kekayaan bahkan perak dan emas sekalipun (1). Kekayaan yang hanya berupa materi tak akan membuat manusia hidup berarti, kecuali ia membagikannya kepada si miskin dan hidupnya akan diberkati (9). Bila si kaya dan si miskin bersama menyadari bahwa mereka adalah ciptaan Tuhan, maka terbinalah hubungan kasih sejati, yang kuat menolong yang lemah, dan hidup bersama dalam takut akan Tuhan.

Penulis Amsal juga mengingatkan tentang pentingnya pendidikan bagi orang muda. Kebodohan melekat di hati orang muda, sehingga perlu tongkat didikan untuk mengusirnya (15). Karena kebodohan ini, orang muda tidak dapat memilih jalannya sendiri, ia belum dapat membedakan yang benar dan salah. Karena itu pendidikan perlu dilakukan sedini mungkin, agar anak-anak, remaja, atau pemuda dapat diarahkan kepada jalan yang benar. Bekal kebenaran di masa muda mempersiapkan mereka menempuh jalan kebenaran di masa tuanya, sehingga mereka tidak menyimpang.

Renungkan: Bertindaklah bijaksana, baik terhadap orang kaya maupun orang miskin, karena semuanya adalah ciptaan Tuhan. Dan janganlah lupa mendidik generasi muda dalam jalan kebenaran, karena perjalanan sejarah bangsa di masa depan terletak di pundak mereka.

(0.10679850574713) (Luk 5:12) (sh: Misi kepada pribadi dan komunitas (Rabu, 5 Januari 2000))
Misi kepada pribadi dan komunitas

Misi kepada pribadi dan komunitas. Banyak penderita kusta kita temui, tidak hanya di zaman Tuhan Yesus, di zaman PL pun sudah ada. Pada umumnya kita merasa ngeri dan berusaha menghindari si penderita kusta, karena takut tertular. Penyakit ini sangat mengerikan karena si penderita lambat laun akan kehilangan bagian-bagian tubuhnya, terutama jari kaki dan tangannya. Itulah sebabnya mereka hidup terisolasi, tidak boleh berada di tengah masyarakat.

Dalam perikop yang kita baca, kita melihat bagaimana sikap Yesus terhadap orang yang berpenyakit kusta ini. Ketika orang ini datang dengan satu tujuan ingin disembuhkan, ia memberanikan diri masuk kota untuk bertemu dengan Yesus. Tampak sekali bagaimana sikap dan permohonannya kepada Yesus yang amat sangat menaruh pengharapan. Tetapi sama sekali tidak memaksa. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada kehendakYesus. Yesus mengulurkan tangannya dan menyentuhnya, artinya Ia menyatakan perhatian dan wujud misi pembebasan-Nya, sehinggga si penderita kembali dipulihkan, baik fisik, sosial, psikis, dan rohaninya. Ia harus memperlihatkan kepada imam, sebagai pengesahan kesembuhannya. Lengkaplah sudah pemulihan yang Yesus kerjakan dalam dirinya.

Dalam kejadian selanjutnya, Yesus juga menyentuh dan memenuhi kebutuhan si lumpuh dan teman-temannya. Yesus mengetahui iman keempat orang teman yang mengusung si lumpuh, yang tampak dari kegigihan mereka membawa si lumpuh ke hadapan Yesus. Misi-Nya kepada pribadi menjawab kebutuhan si lumpuh dan teman-temannya. Si lumpuh dapat berjalan kembali dan teman-temannya pun mendapatkan sukacita besar karena berpengharapan akan kesembuhan temannya terkabulkan.

Bagaimana dengan orang Farisi dan ahli Taurat serta orang banyak? Sesungguhnya Yesus juga menyatakan misi pelayanan-Nya bagi mereka, tetapi orang Farisi dan ahli Taurat tetap mengeraskan hati. Kebenaran dan penyataan diri sudah didemonstrasikan-Nya, baik melalui pengajaran akan kebenaran-Nya dan kuasa penyembuhan-Nya. Berbeda dengan respons orang banyak yang mau terbuka dan percaya kepada kebenaran-Nya, mereka memuliakan Allah.

Renungkan: Misi Yesus kepada pribadi dan komunitas. Bagi yang percaya akan menerima berkat dan kuasa-Nya, tetapi bagi yang mengeraskan hati, tidak akan menerima apa pun dari-Nya.

(0.10679850574713) (Luk 9:10) (sh: Memberi bukan karena memiliki (Sabtu, 22 Januari 2000))
Memberi bukan karena memiliki

Memberi bukan karena memiliki. Minta diperhatikan seringkali menjadi tuntutan kita daripada memberi perhatian kepada sesama. Ada banyak faktor penyebabnya. Pada umumnya sifat manusia egois, diri sendirilah yang menjadi target. Sebab itu berbagai alasan bisa saja muncul tatkala diperhadapkan pada kebutuhan orang lain yang perlu diperhatikan. Tidak ada dana, tidak ada waktu, bisa tetapi harus ada usaha ekstra, sulit penuh tantangan itu yang biasa membuat seseorang berdalih memberi perhatian, bantuan, atau pertolongan kepada sesama.

Yesus mengatakan: "Kamu harus memberi mereka makan!" kepada murid-murid di Betsaida. Siapkah Yesus dengan bekal yang cukup untuk 5000 orang lebih? Tidak! Murid-murid pun tidak. Ketidaksiapan dan kesulitan yang ada pada mereka membuat murid-murid mencari jalan pintas dan mengatakan: "Suruhlah orang banyak itu pergi!" Mereka pun letih dan ingin cepat-cepat beristirahat untuk membeli makanan perlu menempuh jarak yang jauh dan saat itu sudah larut malam. Memang bukan perkara mudah memberi perhatian kepada sesama kala kita tidak siap dan kondisi tidak mendukung. Namun Tuhan Yesus mengajar meski kemampuan terbatas tetap perlu ada usaha. Meski kondisi sepertinya tidak memungkinkan, perlu tetap mencari cara mengatasinya. Murid-murid memberikan apa yang ada pada mereka, lima roti dan dua ikan. Begitu ada upaya dan menyerahkan apa yang ada, Tuhan Yesus meminta murid-murid mengatur ribuan orang agar distribusi dapat dilakukan dengan mudah. Dan terjadilah mujizat. Lima ribu lebih orang makan kenyang dan masih sisa 12 bakul makanan.

Renungkan: Peristiwa ini dicatat di 4 Injil. Tentu suatu pengajaran yang penting bagi setiap murid Tuhan Yesus. Banyak orang di sekitar kita membutuhkan perhatian, pertolongan, dan bantuan kita. Semakin kita memperhatikan diri sendiri, semakin kita tidak peka pada kebutuhan sesama. Semakin kita memfokuskan perhatian pada kesulitan dan masalah diri, semakin kita tak ingin mengambil bagian dalam masalah sesama. Perlu belajar dari Tuhan Yesus yang siap sedia dalam segala keadaan, bersama Dia melayani sesama yang membutuhkan bantuan dan pertolongan. Kita dituntut memberi bukan karena kita sedang dalam keadaaan berlebih, tetapi dari apa yang kita miliki dapat dijadikan-Nya berkat bagi orang lain.

(0.088998752873563) (Mat 6:16) (full: APABILA KAMU BERPUASA. )

Nas : Mat 6:16

Dalam Alkitab berpuasa menunjukkan kepada disiplin berpantang makanan demi maksud rohani. Sekalipun berpuasa sering dikaitkan dengan doa, namun puasa harus dipandang sebagai suatu tindakan rohani tersendiri. Sebenarnya, berpuasa dapat disebut "berdoa tanpa mengucapkan kata-kata".

  1. 1) Ada tiga bentuk puasa yang utama yang dikemukakan dalam Alkitab.
    1. (a) Puasa yang biasa: berpantang semua makanan, baik yang keras maupun yang lembut, tetapi tidak berpantang air

      (lihat cat. --> Mat 4:2).

      [atau ref. Mat 4:2]

    2. (b) Puasa sepenuhnya: tidak makan dan tidak minum (Est 4:16; Kis 9:9). Pada umumnya puasa semacam ini tidak harus dilaksanakan lebih lama daripada tiga hari. Tubuh seseorang mulai menjadi kering apabila tidak mendapatkan air selama lebih dari dua hari. Memang Musa dan Elia melakukan puasa sepenuhnya selama 40 hari, tetapi saat itu mereka berpuasa dengan keadaan yang adikodrati (Kel 34:28; Ul 9:9,18; 1Raj 19:8).
    3. (c) Puasa sebagian: pembatasan makanan dan bukan tidak makan sama sekali (Dan 10:3).
  2. 2) Kristus sendiri melakukan disiplin ini dan mengajarkan bahwa berpuasa hendaknya menjadi sebagian dari pengabdian orang Kristen kepada Allah dan suatu tindakan persiapan untuk kedatangan-Nya kembali

    (lihat cat. --> Mat 9:15).

    [atau ref. Mat 9:15]

    Gereja PB berpuasa (Kis 13:2-3; 14:23; 27:33).
  3. 3) Berpuasa dengan doa mempunyai beberapa tujuan:
    1. (a) menghormati Allah (ayat Mat 6:16-18; Za 7:5; Luk 2:37; Kis 13:2);
    2. (b) merendahkan diri di hadapan Allah (Ezr 8:21; Mazm 69:11; Yes 58:3) agar lebih banyak mengalami kasih karunia (1Pet 5:5) dan kehadiran Allah yang khusus (Yes 57:15; Yes 58:6-9);
    3. (c) meratapi dosa dan kegagalan pribadi (1Sam 7:6; Neh 9:1-2);
    4. (d) meratapi dosa-dosa gereja, bangsa, dan dunia (1Sam 7:6; Neh 9:1-2);
    5. (e) mencari kasih karunia untuk tugas yang baru dan menetapkan kembali penyerahan kita kepada Allah (Mat 4:2);
    6. (f) mencari Allah dengan mendekati Dia dan bertekun di dalam doa melawan kuasa-kuasa rohani yang menentang (Hak 20:26; Ezr 8:21,23,31; Yer 29:12-14; Yoel 2:12; Luk 18:3; Kis 9:10-19);
    7. (g) menunjukkan pertobatan dan dengan demikian memberikan kesempatan kepada Allah untuk mengubah maksud-Nya menghukum kita (2Sam 12:16,22; 1Raj 21:27-29; Yer 18:7-8; Yoel 2:12-14; Yun 3:5,10);
    8. (h) menyelamatkan orang dari kuk kejahatan (Yes 58:6; Mat 17:14-21; Luk 4:18);
    9. (i) memperoleh petunjuk dan hikmat mengenai kehendak Allah (Yes 58:5-6,11; Dan 9:3,21-22; Kis 13:2-3);
    10. (j) mendisiplinkan tubuh agar dapat menguasai diri (Mazm 35:13; Rom 13:14; 1Kor 9:27);
    11. (k) membuka jalan bagi pencurahan Roh Kudus dan datangnya Kristus kembali untuk umat-Nya

      (lihat cat. --> Mat 9:15).

      [atau ref. Mat 9:15]



TIP #15: Gunakan tautan Nomor Strong untuk mempelajari teks asli Ibrani dan Yunani. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA