Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1201 - 1220 dari 4891 ayat untuk Karena [Pencarian Tepat] (0.004 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.25336064137931) (Bil 22:36) (sh: Siapa memakai siapa (Selasa, 9 November 1999))
Siapa memakai siapa

Siapa memakai siapa. Tidak seharusnya Balak dan Bileam berkoalisi (melakukan kerjasama), mengingat konsep pemikiran mereka berbeda. Balak sangat bernafsu mengutuk dan menghancurkan Israel, sehingga ia yakin bahwa melalui harta ia dapat memakai Bileam untuk mewujudkan ambisi tersebut. Bileam sudah tahu bahwa Allah telah menegaskan apa yang harus ia katakan, tetapi tetap memanfaatkan kesempatan itu, dengan memakai jabatannya untuk mengeruk keuntungan, kekayaan, dan kenikmatan dari Balak bagi dirinya. Orang yang dibutakan karena harta mudah diperalat orang lain.

Nafsu yang membutakan. Bila Balak memperhatikan perkataan Bileam, maka dia pasti akan membatalkan kerjasamanya karena ada keraguan akan keberhasilan misi ini. Nafsu untuk menghancurkan pihak lain sudah membuatnya buta dan tidak peka terhadap situasi. Jika Bileam memperhatikan perkataan Allah, ia pasti akan membatalkan koalisinya karena ia tahu pasti tidak akan berhasil. Tetapi karena ia bernafsu akan kekayaan dan kenikmatan hidup (40), ia tetap melakukan koalisi. Puncak kebutaan mereka adalah mendirikan dan memberikan persembahan sebelum mengutuki Israel. Mereka menjadi tidak mengerti, khususnya Bileam, bahwa persembahan dan korban kepada Yahweh akan sia-sia tanpa iman dan ketaatan yang sesuai kehendak Allah.

(0.25336064137931) (Ul 11:1) (sh: Sumber kekuatan (Minggu, 11 Mei 2003))
Sumber kekuatan

Sumber kekuatan. Musa kembali memberikan nasihat agar bangsa Israel mencintai Tuhan dan menaati perintah-perintah-Nya. Mengapa Musa tidak bosan mengulang-ulang hal ini? Mengapa bangsa Israel seperti anak terbelakang mental yang harus diajarkan berulang-ulang kali? Karena perintah ini teramat penting, dan karena memang bangsa Israel sering melupakan hal yang esensial ini.

Musa menyatakan bahwa bangsa Israel perlu menaati hukum-hukum tersebut bukan karena pengalaman generasi terdahulu saja, tetapi karena mereka sendiri telah mengalami pemeliharaan Allah, mengalami kekuasaan dan kebesaran Allah. Mereka juga diingatkan akan hukuman yang keras bagi mereka yang menantang otoritas Tuhan (ayat 6, bdk. Bil. 16).

Perintah-perintah itu akan menjadi kekuatan bagi mereka untuk memasuki tanah yang begitu berlimpah (ayat 8). Tanah Kanaan adalah tanah yang bergantung dari hujan, tidak seperti Tanah Mesir yang bergantung dari Sungai Nil. Ketika bangsa Israel sungguh-sungguh taat maka kebergantungan mereka kepada Tuhan akan sungguh memberikan berkat kepada mereka. Perintah untuk mencintai Allah dengan demikian menjadi sumber kekuatan dan sumber kehidupan. Kehidupan nyata bangsa Israel langsung memancarkan atau tidak memancarkan fakta bahwa mereka umat dari Allah satu-satunya yang sejati.

Renungkan: Dalam kesulitan hidup Anda, ingatlah bahwa itulah kesempatan menyatakan bahwa Anda mencintai Tuhan dengan segenap hati -- dan bahwa Dialah sumber kekuatan dan kehidupan sejati.

Bacaan Untuk Minggu Paskah 4

Kisah Para Rasul 4:8-12; 1Yohanes 3:1-3; Yohanes 10:11-18; Mazmur 23

Lagu: NKB 128

(0.25336064137931) (2Sam 11:14) (sh: Hati-hati dengan kuasa. (Kamis, 25 Juni 1998))
Hati-hati dengan kuasa.

Hati-hati dengan kuasa.
Sebagai raja yang berkuasa, Daud merasa dapat melakukan apa saja. Ia memerintahkan Yoab untuk menempatkan Uria di tempat yang berbahaya di medan perang. Tujuannya adalah agar Uria terbunuh. Ini dilakukan Daud karena siasat liciknya tidak berjalan sesuai rencananya. Tetapi karena Daud sudah berbuat salah menggauli Betsyeba, maka apapun caranya Uria harus mati. Kemudian Daud menggunakan kuasanya sebagai raja, bukan untuk melindungi rakyatnya, tetapi untuk melindungi kejahatannya dengan membunuh rakyatnya.

Hati-hati dengan rekayasa. Uria sudah mati terbunuh, karena persekongkolan Daud dengan panglimanya, Yoab. Tetapi persekongkolan ini harus tidak boleh terbongkar. Maka dibuatlah rekayasa, yaitu dengan membuat cerita seolah-olah Uria mati dengan wajar karena musuh begitu hebatnya. Kematian yang direncanakan manusia ingin dibuat seolah-olah kehendak Tuhan. Bahaya rekayasa adalah manusia ingin menjadi sama dengan Tuhan, yang menentukan hidup mati seseorang. Daud kini terjerembab ke dalam dosa lebih besar: bertindak seolah Allah merekayasa dengan jalan menipu.

Renungkan: Kita dianugerahi potensi yang dapat digunakan untuk merekayasa. Ingatlah bahwa Tuhan akan menghakimi penggunaannya.

Doakan: Agar kuasa tidak dipakai untuk rekayasa pembunuhan.

(0.25336064137931) (Ezr 2:1) (sh: [kosong] (Rabu, 1 Desember 1999))
[kosong]

Orang Yahudi mau tetap tinggal di Babilonia karena mereka sudah berhasil dalam perdagangan dan usaha mereka. Dengan kata lain, "buat apa kembali ke Yerusalem, negeri yang membutuhkan waktu lama untuk dibangun kembali, bila sudah memiliki kehidupan yang mapan di negeri orang?" Karena itu hanya orang-orang yang digerakkan hatinya oleh Allah yang berkomitmen untuk kembali. Mungkin yang tinggal, menganggap keputusan yang mereka ambil adalah tepat, karena faktor kenyamanan; tetapi nama mereka tidak dicantumkan dalam firman Allah. Sebaliknya, mereka yang kembali ke Yerusalem mendapatkan berkat yang tidak dapat dinilai dengan uang dan harta, yaitu nama mereka tercantum dalam firman Allah dan menyaksikan pembangunan kembali Bait Allah. Manakah yang kita pilih?

Hati yang terbuka. Mengapa mereka memilih untuk tetap tinggal di Babilonia? Kenikmatan dan kemapanan sering menutup hati dan mata terhadap pimpinan Tuhan. Biarlah hati kita selalu terbuka terhadap pimpinan Tuhan, sehingga apabila Ia memanggil dan menggerakkan hati untuk melakukan pekerjaan dan kehendak-Nya, maka dengan penuh kerelaan kita meresponinya.

Renungkan: Bukalah hati dan persilakan Tuhan menggenapkan rencana-Nya melalui kita.

(0.25336064137931) (Mzm 84:1) (sh: Rindu rumah Tuhan. (Sabtu, 22 Agustus 1998))
Rindu rumah Tuhan.

Rindu rumah Tuhan.
Mazmur ini dengan indah melukiskan cinta dan kerinduan berada di rumah Tuhan. Kerinduan itu bukan sekadar untuk mendengar pengkotbah, tetapi ingin dekat Tuhan sendiri, ingin ada bersama umat Tuhan memuji-muji Tuhan terus me-nerus (ayat 5). Kerinduan akan hadirat Tuhan itu digambarkan bagaikan burung menemukan sarangnya (ayat 3). Sekarang gereja memang diminati orang. Mengapa? Karena brosur, tempat, pengkhotbah, penyanyi, kesaksian, keadaan darurat? Puji Tuhan bila Ia telah memakai semua itu untuk membangkitkan kerinduan kita akan Tuhan. Namun motivasi terdalam haruslah karena cinta yang menyala akan Allah dalam hati (ayat 3, 11).

Berjalan makin kuat. Hadirat Tuhan tidak dengan gampang-gampangan kita alami. Semuanya memang karena kasih karunia bukan karena usaha. Namun kasih karunia yang Alkitab ajarkan bukanlah kasih karunia obralan, tetapi kasih karunia yang mahal yang harus tahu kita hargai setinggi-tingginya. Hidup ini seutuh-nya adalah ziarah. Di dalam ziarah inilah kita ditempa untuk menghargai hadirat Allah. Perjalanan yang harus kita tempuh panjang, penuh tantangan. Lebih-lebih akhir-akhir ini bagi Kristen Indonesia. Namun justru di dalam perjalanan panjang dan berat itulah, hadirat-Nya menguatkan dan kita tidak saja menerima asal menerima tetapi menghargai tinggi anugerah-Nya.

(0.25336064137931) (Mzm 115:1) (sh: Allah yang menghantar (Selasa, 17 Agustus 1999))
Allah yang menghantar

Allah yang menghantar. Ayat-ayat pertama Mazmur ini merupakan doa agar Allah yang hidup, yang mulia pada peristiwa Laut Merah dan sungai Yordan kembali dimuliakan dan ditinggikan, karena Allah sudah tidak lagi ditakuti bangsa-bangsa lain, bahkan dicemooh (2). Dilihat dari perspektif zaman sekarang, hal ini mengingatkan kita bahwa Allah yang sudah menghantar Indonesia menuju kemerdekaan, tidak lagi ditinggikan dan dimuliakan dalam kehidupan yang kudus dan adil. Mulut tidak berkata tentang kebenaran. Kejahatan dan ketidakadilan dibiarkan seolah tidak dilihat. Suara teriak orang tertindas hanya menembus dinding karena telinga tak berfungsi.

Allah yang membimbing. Bagaimana Kristen hidup masa kini, tidak boleh lepas dari apa yang Allah lakukan di masa lalu. Itulah fondasi hidup masa kini dan masa depan. Karena itu Kristen harus mempertaruhkan hidup masa kini dan masa depannya hanya pada-Nya. Perwujudannya adalah dalam kesiapan memuji Tuhan sekarang ini dan sampai selama-lamanya. Tidak berarti bahwa Kristen hanya bernyanyi sepanjang hidupnya, tetapi selalu diwarnai ucapan syukur, karena keyakinan akan diri-Nya. Kita harus yakin bahwa Allah tidak hanya menghantar kepada kemerdekaan, namun akan terus membimbing bangsa ini menuju pada masa depan yang penuh pengharapan.

(0.25336064137931) (Mzm 143:1) (sh: [kosong] (Rabu, 22 September 1999))
[kosong]

Dasar doa yang benar adalah mengakui kebenaran Allah. Pemazmur berada dalam kesulitan. Ia merasa sedemikian beratnya seolah Tuhan menyembunyikan wajah-Nya. Namun perasaan ini cepat ditepiskan dengan kesadaran penuh bahwa tidak seorang pun yang benar di hadapan Tuhan, dan tidak seorang pun yang layak memohon kepada Allah (ayat 2). Karena itu pemazmur melandasi permohonan dan pengharapannya semata-mata pada kesetiaan, keadilan, dan kebaikan Allah (ayat 1b, 5).

Percaya berarti pasrah pada kehendak Tuhan. Pemazmur menegaskan bahwa percaya berarti kerelaan menerima dan menempuh kehendak Tuhan. Kerelaan melakukan kehendak Tuhan (ayat 8, 9) adalah buah dari percaya. Melakukan kehendak Allah bukan pula sebagai suatu syarat agar doa seseorang dijawab, sebab doa merupakan bagian dari penyerahan diri kepada Allah. Karena itu, melakukan kehendak Tuhan maupun permohonan doa merupakan penyerahan diri kepada kebaikan Tuhan. Dengan demikian, pemazmur memohon agar ia dilepaskan dari segala tekanan dan kesesakan bukan karena ia baik tetapi semata karena kebaikan Allah.

Renungkan: Keadaan sulit justru membuat pemazmur mensyukuri keadaan dan melahirkan rangkaian doa yang indah dan bermakna.

(0.25336064137931) (Yes 10:5) (sh: Bangsa yang sombong pasti dihukum Allah. (Selasa, 29 September 1998))
Bangsa yang sombong pasti dihukum Allah.

Bangsa yang sombong pasti dihukum Allah.
Pada perikop hari ini kesombongan bangsa Asyur dikecam keras. Bangsa adikuasa itu dipakai Allah untuk menghukum kesombongan umat-Nya (ayat 5, 6, 15). Akan tetapi, Asyur bertindak melampaui maksud Allah, yang dengan angkuh bermaksud memusnahkan umat-Nya (ayat 7-11, 13-14). Kekuatan militernya memang dahsyat (ayat 8-10), tetapi Asyur melupakan satu hal yaitu bahwa mereka adalah alat dalam rencana Allah. Kehebatan bahkan kelanggengan mereka tergantung pada sejauh mana mereka tahu batas dan tugas mereka.

Tanggungjawab seorang pemimpin. Raja Asyur adalah orang yang paling bertanggungjawab atas sikap Asyur yang bermaksud melampaui rencana dan maksud Allah. Bagaimanapun, sikap suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh sikap pemimpinnya. Karena itu raja Asyur yang sombong dan tinggi hati secara khusus juga akan menerima ganjaran dari Allah (ayat 12-14). Tidak seorang pemimpin pun di bumi ini yang dapat mengelakkan diri dari tanggungjawab. Karena itu sudah seharusnya setiap pemimpin bangsa maupun pemimpin gereja sepenuhnya tunduk pada kuasa rencana dan kehendak Allah.

Doakan: Untuk para pemimpin bangsa kita.

Renungkan: Bangsa kita termasuk salah satu bangsa yang besar. Pemimpin bangsa ini perlu belajar dari nubuat Yesaya ini, agar tidak membesarkan diri tunduk dan takut kepada Allah saja. Karena itu jangan sia-siakan kesempatan untuk menikmatinya, dengan mempercayakan hidup saudara kepada-Nya. Bila belum, tidak heran bila Anda tak bergairah bersaksi. Karena itu

(0.25336064137931) (Yes 13:1) (sh: Allah mengatur bangsa-bangsa. (Sabtu, 03 Oktober 1998))
Allah mengatur bangsa-bangsa.

Allah mengatur bangsa-bangsa.
Pasal 13-23 adalah ucapan ilahi gelombang pertama tentang bangsa-bangsa bukan Israel. Karena apa yang dikumandangkan ini dari Tuhan, semuanya benar terjadi. Karena itu pula kita patut mempercayai dan menyimak maknanya. Orang yang dipakai menjadi alat Tuhan untuk menggenapi nubuat ini, Raja Koresy dari Kerajaan Media, Persia, disebut alat yang dikuduskan (ayat 17). Bila ia yang tak kenal Tuhan disebut alat yang dikuduskan, lebih lagi kita kini harus hidup dalam proses pengudusan dari Tuhan Yesus.

Hari Tuhan. Hari Tuhan di sini dapat diartikan sebagai saat penghukuman Tuhan atas Babel yang telah menindas umat Tuhan. Dalam arti lebih luas Hari Tuhan selalu menunjuk pada hukuman Tuhan atas dosa umat manusia. Kalau pada pasal-pasal sebelumnya Tuhan digambarkan sebagai Raja Damai yang datang memberi kelepasan, bagi orang-orang durhaka, Hari Tuhan adalah hari penghakiman yang sangat dahsyat. Karena kasih-Nya, maka Allah bersedia mengampuni setiap orang yang bertobat dan percaya kepada anak-Nya. Karena keadilan-Nya Allah akan menghukum setiap orang berdosa yang tidak mau bertobat.

Doa: Datanglah segera ya Tuhan. Aku siap menantikan-Mu.

(0.25336064137931) (Yes 26:1) (sh: Nyanyikan harap dan iman itu! (Minggu, 12 September 2004))
Nyanyikan harap dan iman itu!

Nyanyikan harap dan iman itu! Paparan situasi masa depan dalam bagian ini bertujuan menghibur dan menyemangati umat Allah yang sedang menderita berbagai tekanan. Karena pengharapan dan iman umat tidak ditujukan kepada yang lain tetapi kepada Allah saja, maka ada pengharapan dan iman yang kokoh teguh.

Itu sebabnya dalam ratap dan keluh kesah itu dapat terbit nyanyian! Pertama, karena melihat jauh ke depan bahwa kota Allah akan dimuliakan, kota dunia ini akan ditiadakan (ayat 5-6). Tema terhadap dua kota ini perlu menginspirasi cara kita hidup dalam dunia ini. Kedua, karena kepastian bahwa kebenaran akan menang. Orang yang memutarbalikkan kebenaran tidak akan terus demikian tetapi akan diperlakukan setimpal dengan kejahatannya (ayat 10-11). Ketiga, karena sekalipun orang-orang yang berpaut pada Allah dan setia memperjuangkan kebenaran harus mati, kelak mereka akan mengalami kebangkitan (ayat 19). Bagian ini adalah salah satu wahyu penting yang sedikit nabi saja menubuatkannya.

Pemaparan tentang berbagai hal yang berbeda tajam namun pasti akan terjadi di masa depan ini menjadi sumber kekuatan untuk umat Allah kini untuk menyanyi dan memuji Allah. Lirik-lirik nyanyian kita dan gairah hati menyenandungkan nyanyian tersebut tidak disebabkan oleh realitas dunia ini tetapi oleh realitas perbuatan-perbuatan besar Allah yang mewujud sempurna di masa depan.

Renungkan: Apakah yang keluar dari bibir Anda, keluh kesah, caci maki atau nyanyian kepastian iman?

(0.25336064137931) (Yes 37:21) (sh: Jawaban doa (Minggu, 26 September 2004))
Jawaban doa

Jawaban doa. Doa Hizkia tidak sia-sia sebab Allah yang kepada-Nya ia berdoa itu adalah Allah yang hidup dan mengendalikan sejarah. Jawaban Allah ditujukan kepada Hizkia, meski berisi teguran dan pemaparan rencana tindakan-Nya terhadap Sanherib.

Pertama, Allah menegur kesombongan Asyur. Mengganggap diri adikuasa karena kemenangan atas Mesir adalah kebodohan. Pada intinya semua keberhasilan dan kekuasaan tidak mungkin terjadi di luar kehendak dan izin Allah (ayat 26,27). Sebagai alat Asyur meninggikan diri melampaui perancangnya, Asyur sebenarnya sedang menghina kemuliaan Allah sendiri. Itu mengundang Allah bertindak mempermalukan dan merendahkan mereka (ayat 28,29). Kedua, Sion sama sekali tidak hancur sebaliknya akan bertahan dan berkembang (ayat 30-31). Faktor penyebab utamanya adalah sikap Allah membela kemuliaan diri-Nya sendiri (ayat 32). Penyebab Allah membela umat yang sering berontak bukan karena Ia memanjakan mereka, tetapi karena Ia berpegang teguh pada janji dan rencana kekal-Nya. Akhirnya kelak siapa pun harus menerima kehendak Allah, dan suka atau tidak harus tunduk kepada-Nya. Ketiga, Asyur tidak akan pernah memasuki Yerusalem sebab malaikat Allah membunuhi mereka. Sanherib sendiri malah mati di negaranya karena dibunuh anak-anaknya (ayat 38).

Segala usaha manusia yang dilakukan untuk menentang Allah maupun umat-Nya akan berakhir seperti yang dialami oleh Raja Sanherib.

Ingat: Kesombongan adalah awal kehancuran. Kemuliaan sejati didapat dalam perendahan diri ke bawah kemuliaan Allah.

(0.25336064137931) (Yes 63:7) (sh: Berdasarkan kasih setia-Nya yang besar (Senin, 3 Mei 1999))
Berdasarkan kasih setia-Nya yang besar

Berdasarkan kasih setia-Nya yang besar. Firman Allah mengatakan bahwa Israel adalah umat-Nya. Ini terbukti karena Allahlah yang mengangkat dan menggendong mereka (9), menyertai, menuntun (12) dan menaruh Roh Kudus dalam hati mereka (11). Bahkan ketika mereka memberontak, Allah sendiri bertindak menyelamatkan dan menebus mereka dalam kasih setia dan belas kasihan-Nya. Nabi Yesaya menegaskan ulang kepada umat Allah bahwa mereka memperoleh keselamatan bukan karena perbuatan melainkan karena kasih setia Allah yang besar.

Bukan duta atau utusan, melainkan Diri-Nya sendiri. Penegasan Yesaya kepada umat tentang: "semua karena kasih setia Allah" berlaku dalam kehidupan orang beriman sepanjang masa. Semua orang beriman mengetahui dan meyakini bahwa kasih Allah yang begitu besar kepada manusia adalah wujud kepedulian-Nya kepada manusia untuk menyelamatkan manusia dari cengkeraman dosa. Uniknya, penyelamatan ini tidak dilakukan oleh duta atau utusan-Nya melainkan Diri-Nya sendiri yang melakukannya.

Renungkan: Allah sendiri telah datang mengasihi kita. Ketika kita berontak kepada-Nya, Ia mau kita bertobat. Ia akan memulihkan dan menyelamatkan kita. Maukah Anda kembali kepada-Nya?

(0.25336064137931) (Mrk 10:17) (sh: Demi dan karena Kristus (Kamis, 27 Maret 2003))
Demi dan karena Kristus

Demi dan karena Kristus. Bila dipandang dari perspektif manusia, keberadaan orang kaya itu pasti mengundang decak kagum orang-orang sekitarnya. Bayangkan saja, orang itu tidak hanya kaya harta duniawi tetapi juga kaya harta surgawi. Bagaimana keberadaan orang tersebut menurut perspektif Yesus? Sungguh di luar dugaan, karena ternyata Yesus mengasihaninya (ayat 21). Menurut Yesus ada satu hal yang tidak dimiliki orang kaya itu, dan satu hal itulah yang justru merupakan hal sentral untuk menjawab pertanyaannya.

Untuk melengkapi kekurangan tersebut Yesus memerintahkan orang kaya itu memberi sebagai bukti bahwa ia mengasihi Allah dan sesamanya (ayat 21b). Melalui perintah ini Yesus ingin menunjukkan bahwa segala kepatuhan kepada Allah harus diwujudkan dalam tindakan konkret, yaitu mengikut Yesus. Dalam mengikut Yesus ada satu pola hidup radikal yang harus ditempuh oleh para pengikut-Nya yaitu rela meninggalkan segala sesuatu, dan hidup di bawah kontrol Allah. Ternyata orang tersebut tidak sanggup mengikuti perintah Yesus. Dia lebih mementingkan harta daripada Allah.

Mampukah harta memberikan kehidupan kekal? Jangankan hidup kekal, kesehatan atau kebahagiaan saja pun tak mampu diberikan oleh harta! Ada dua hal penting yang harus pengikut sejati Kristus camkan. Pertama, barangsiapa mengerti dan memahami perintah Allah ia akan rela meninggalkan segala sesuatu karena dan demi Kristus. Kedua, barangsiapa tidak mengikut Yesus membuktikan bahwa ia tidak dapat memahami perintah Allah, walaupun semua perintah itu telah dilakukannya sejak masa mudanya.

Renungkan: Letak kekayaan dan kesukaan sejati dari orang yang hidupnya tidak terikat pada harta adalah berserah penuh pada Yesus.

(0.25336064137931) (Luk 5:12) (sh: Menjamah dan mengampuni (Selasa, 9 Januari 2007))
Menjamah dan mengampuni

Judul: Menjamah dan mengampuni Sebelum ini penyembuhan penyakit dan pengusiran roh jahat, Yesus lakukan hanya dengan bersabda. Namun pada kasus orang kusta ini, secara sengaja Yesus menyentuhnya (13). Padahal penyakit kusta kerap dikaitkan dengan dosa dan kenajisan. Menyentuh kenajisan berarti menajiskan diri.

Tindakan berani Yesus bukan tidak beralasan. Pertama, Yesus hendak maju selangkah memperkenalkan diri-Nya sebagai Mesias yang menyandang otoritas Allah secara penuh. Dengan otoritas Allah, Yesus bisa menjamah seseorang yang najis tanpa diri-Nya sendiri menjadi najis, sebaliknya membawa pentahiran pada diri si najis (13). Maka perintah Yesus agar orang kusta yang baru disembuhkan itu melaporkan kesembuhannya kepada imam dengan sendirinya merupakan klaim Yesus akan otoritas-Nya atas dosa dan kenajisan (14). Hal itu diperkuat lagi, dan kali ini di hadapan beberapa pemimpin agama Yahudi, dengan menyembuhkan dan mengampuni dosa seorang yang lumpuh. Inilah yang menjadi alasan kedua, Yesus ingin menyatakan kuasa dan identitas diri-Nya. Secara teoretis, mengampuni orang berdosa lebih sulit daripada menyembuhkan sakit fisik. Namun, secara kasat mata, pengampunan dapat dilakukan hanya dengan kata-kata tanpa seorang pun tahu kebenarannya, sedangkan kesembuhan yang terjadi dalam sekejap mustahil dilakukan oleh manusia biasa. Maka kesembuhan si lumpuh memperlihatkan kuasa Yesus yang sesungguhnya. Di sinilah untuk pertama kali Yesus menyebut diri-Nya Anak Manusia, yang menegaskan status diri-Nya lebih daripada manusia biasa (24)! Dia adalah Mesias dari Allah.

Dia berkuasa menyembuhkan, bukan hanya fisik tetapi juga jiwa. Dia peduli dengan pergumulan orang dan sanggup menyelesaikannya. Mintalah agar Dia pun menyatakan kuasa-Nya dalam hidup Anda. Percayakan masalah Anda kepada-Nya.

Renungkan: Yesus adalah Mesias untuk keselamatan kita karena jamahan kasih-Nya dan otoritas pengampunan-Nya.

(0.25336064137931) (Luk 18:1) (sh: Menantikan Kerajaan Allah (Kamis, 12 Maret 2015))
Menantikan Kerajaan Allah

Judul: Menantikan Kerajaan Allah
Sebelum kedatangan-Nya yang kedua kali, Yesus tahu bahwa dunia ini akan semakin tidak menghargai Allah, seperti pada masa Nuh dan Lot. Gereja akan seperti janda yang mengalami perlakuan buruk dari orang yang tidak percaya Tuhan (3). Sementara waktu kedatangan Kerajaan Allah tidak sesegera seperti yang diharapkan para murid. Lalu bagaimana murid Tuhan dapat bertahan dalam masa sulit itu?

Yesus mengajarkan bahwa murid-murid-Nya harus selalu berdoa (1). Bila mendengar uraian Yesus, tentu orang Farisi akan mengaminkannya karena mereka membanggakan diri sebagai orang yang tekun mendoakan kedatangan Kerajaan Allah. Walaupun yang mereka doakan adalah kerajaan yang akan diberikan sebagai upah atas ketaatan mereka kepada Allah. Maka perumpamaan kedua menyangkal anggapan mereka.

Yesus berkisah tentang dua pria yang datang ke Bait Allah untuk berdoa. Pria pertama adalah seorang Farisi, pria kedua adalah pemungut cukai. Mari kita perhatikan isi doanya. Orang Farisi berdoa dengan keyakinan bahwa dirinya benar (11-12). Sementara si pemungut cukai tahu bahwa ia berdosa sehingga tidak berani melihat ke surga. Ia hanya memohon pengampunan Allah atas doa-doanya (13). Inilah pertobatan sejati. Menurut Yesus, orang Farisi itu akan pergi dari Bait Allah sama seperti ia datang, sombong karena merasa diri benar, tetapi ia tidak diperkenan Allah. Namun si pemungut cukai akan dibenarkan Allah (14). Berikutnya, Yesus mengajarkan lagi satu karakteristik orang yang akan masuk ke dalam Kerajaan Allah, yaitu menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil (16-17). Anak kecil tidak memiliki apapun untuk diberikan kepada Allah dan akan menerima apapun yang diberikan kepadanya, dengan gembira dan tanpa curiga.

Setiap orang beriman menantikan saatnya Kerajaan Allah dinyatakan. Bukan dengan berpangku tangan melainkan dengan melipat tangan, berdoa. Bukan dengan sikap pongah dan merasa layak untuk masuk ke dalamnya, melainkan dengan rendah hati karena tahu bahwa sesungguhnya kita tidak layak.

Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/

(0.25336064137931) (Yoh 4:43) (sh: Ditolak di negeri sendiri (Selasa, 05 Januari 1999))
Ditolak di negeri sendiri

Ditolak di negeri sendiri. Peristiwa yang terjadi di Samaria sangat bertolak belakang dengan peristiwa di Yudea. Dapat kita bayangkan, di negeri-Nya sendiri Ia ditolak, sebaliknya di Samaria, yang penduduknya dianggap kafir oleh orang-orang Yahudi, Yesus disambut dengan spontan dan semarak. Menakjubkan sekali, karena justru di Samaria Yesus diterima, diperlakukan layak dan memenangkan jiwa.

Percaya karena mukjizat. Kedatangan Yesus di Galilea, tepatnya di Kana (ayat 46), pasti mengundang minat orang banyak oleh karena mukjizat pertama yang dibuat-Nya (Yoh. 2). Kali ini mukjizat kesembuhan terjadi pada keluarga salah seorang pegawai istana (ayat 47-52). Yang menarik kita gali dari pengalaman pegawai istana ini adalah: a). menaruh harapan pada Yesus (ayat 47); b). mengikuti perkembangan dan membuktikan tindakan Yesus (ayat 52-53a); dan c). seluruh keluarganya percaya pada Yesus (ayat 53b).

Renungkan: Sewaktu kita meminta sesuatu pada Yesus, apakah kita mengikuti perkembangan tindakan Yesus? Kadang-kadang kita telah menerima apa yang kita minta tapi tidak menyadarinya. Orang ini percaya kepada mukjizat, masihkah kita bisa percaya akan campur tangan Allah walaupun tidak melihat mukjizat apa-apa?

Doa: Tuhan Yesus ampunilah kami, karena kami sering mengabaikan Engkau dalam kehidupan kami.

(0.25336064137931) (Yoh 11:45) (sh: Percaya karena mukjizat (Senin, 01 Februari 1999))
Percaya karena mukjizat

Percaya karena mukjizat. Banyak orang percaya kepada Yesus karena Dia melakukan banyak mukjizat. Lebih lagi ketika Lazarus dibangkitkan dari kematian setelah empat hari dikubur. Namun, di antara orang yang percaya, masih ada orang yang tidak percaya. Tidak hanya sampai pada tidak percaya saja, melainkan juga menghasut orang lain untuk tidak ikut-ikutan percaya. Ironisnya, tindakan ini justru dilakukan oleh orang-orang yang menyebut dirinya para imam dan orang Farisi. Sebagai pemimpin rohani umat, seharusnya mereka mengajak pengikutnya untuk memahami fakta kebenaran yang nampak dengan kasat mata, bukan sebaliknya menghasut untuk tidak percaya.

Nubuat Imam Besar. Sikap tidak percaya akan karya Allah bagi bangsa-Nya ini mengakibatkan para imam tiba pada kesepakatan untuk membunuh-Nya. Karena saat-Nya belum tiba, Ia menyingkir dari tempat-tempat umum dan tinggal bersama murid-murid-Nya. Suatu kebenaran tidak secara otomatis dapat diterima baik oleh semua pihak. Segala sesuatu terletak pada tujuan kebenaran itu sendiri. Hanya mereka yang dicelikkan matanya sajalah yang sanggup menerima kebenaran dengan sukacita dan mau hidup menurut kebenaran itu.

Doa: Tuhan Yesus, celikkanlah mata kami, agar dengan sukacita kami menerima dan hidup dalam kebenaran-Mu.

(0.25336064137931) (Flp 2:12) (sh: Ketaatan yang berkelanjutan. (Rabu, 28 Oktober 1998))
Ketaatan yang berkelanjutan.

Ketaatan yang berkelanjutan.
Ada ketaatan yang dilakukan hanya karena sungkan pada manusia, ada ketaatan karena orang sungguh takut dan gentar akan Allah. Kristen seharusnya tidak taat seperti kelompok pertama. Jemaat di Filipi didorong Paulus untuk melanjutkan ketaatan mereka dalam segala keadaan (ayat 12). Keselamatan yang orang Kristen dapatkan dari Allah bersifat dinamis. Karena Tuhan sudah mengerjakan karya-karya penyelamatan-Nya di dalam kita, kita pun wajib mewujudkan keselamatan itu dalam hidup taat aktif kita (ayat 13, 12).

Taat dengan sukacita. Ada orang yang taat karena terpaksa sambil bersungut-sungut, ada orang yang taat dengan sukacita dan gairah yang besar. Kristen tidak patut menaati Tuhan secara terpaksa sebab kasih karunia-Nya telah mengubah dan menerbitkan keinginan hidup yang baru dalam hati kita. Di tengah dunia yang gelap ini, Kristen harus memiliki hidup yang bercahaya (ayat 15). Buah ketaatan dalam orang yang dilayani adalah sumber sukacita hamba Tuhan dan jemaat yang dilayani (ayat 16-18).

Doa: Perbarui hati kami, ya Tuhan, supaya kami menjaga hidup baru kami, dan berkenan kepada-Mu.

(0.25336064137931) (2Tes 1:1) (sh: Salam teologis (ayat 1-2). (Sabtu, 17 Oktober 1998))
Salam teologis (ayat 1-2).

Salam teologis (ayat 1-2).
Setiap surat Paulus kepada jemaat-jemaat selalu dimulai dengan salam. Salam itu bukan basa-basi, bukan pula sekadar penghangat percakapan. Salam itu sarat dengan kebenaran teologis, yaitu penegasan ulang tentang karunia kekal Allah. Di jemaat Tesalonika Paulus kembali menegaskan bahwa persekutuan akrab dan saling peduli terjalin karena kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa. Prinsip ini harus selalu diingat oleh jemaat Kristen di mana pun berada karena selain kasih Allah ini mengikat, juga menyertai.

Ucapan syukur. Ucapan syukur adalah ungkapan terima kasih umat yang ditujukan kepada kepada Allah dalam Tuhan Yesus Kristus karena telah mengaruniakan penebusan yaitu pengampunan dosa. Khusus bagi jemaat Tesalonika, Paulus lebih bersyukur lagi karena iman jemaat makin bertambah dan kasih persaudaraan kepada sesama seiman mereka makin kuat di tengah penderitaan yang mereka alami (ayat 3-4). Kualitas kehidupan jemaat itu bukan alasan, tetapi bukti bahwa di tengah mereka sungguh telah bekerja anugerah Allah yang ajaib (ayat 5).

Renungkan: Gereja maupun bangsa akan bertahan dan keluar dari penderitan demi penderitaan, bila bertumbuh dan bergantung pada anugerah Allah sambil memupuk sikap syukur.

(0.25336064137931) (1Ptr 1:5) (sh: Menjadi bagian dunia (Kamis, 8 Juli 1999))
Menjadi bagian dunia

Menjadi bagian dunia. Kristen yang dipanggil adalah Kristen yang hidup dalam sejarah manusia, bukan Kristen yang ada di luar dunia. Selama kita menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir, kita tetap menjalani kehidupan bersama dengan semua orang dalam dunia. Ini berarti bahwa Kristen harus menghadapi berbagai pencobaan, karena arus dunia yang berbeda dengan imannya. Tuhan Yesus sendiri mengatakan bahwa seorang murid harus menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut Dia. Teladan hidup sudah diberi, maka selayaknyalah Kristen, sebagai murid-Nya meneladani-Nya. Pemeliharaan dan kekuatan yang Allah berikan sebagai tanda penyertaan-Nya memampukan Kristen untuk setia.

Penderitaan alat pemurnian iman. Penderitaan yang diizinkan Allah menjadi bagian hidup kita tidak pernah sia-sia. Setiap penderitaan yang kita alami akan dipakai Allah untuk memurnikan iman kita, sehingga kita beroleh puji-pujian, kemuliaan, dan kehormatan pada saat kedatangan Kristus. Penderitaan yang dimaksudkan bukanlah penderitaan yang disebabkan oleh kesalahan sendiri atau karena ketidaktaatan kita, namun penderitaan yang kita alami adalah karena kita tetap berpegang pada Injil dan karena ketaatan kita kepada Kristus.

Doa: Kuatkan dan teguhkan imanku selama menantikan kedatangan-Mu.



TIP #22: Untuk membuka tautan pada Boks Temuan di jendela baru, gunakan klik kanan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA