(0.12538836666667) | (Luk 12:13) |
(sh: Murid dan hartanya bag. I (Rabu, 25 Februari 2004)) Murid dan hartanya bag. IMurid dan hartanya bag. I. Sebagai Kristen, kita semua adalah murid Yesus. Kita bukan murid-muridnya Fransiskus dari Asisi yang dengan sengaja hidup dalam kemiskinan, walaupun banyak yang dapat dan layak kita pelajari darinya. Akan tetapi, kini, seperti juga dulu, pertanyaan ini masih terus relevan untuk ditanyakan: bagaimana sikap seorang murid terhadap harta kekayaan? Sebenarnya, nas bacaan hari ini dan kemarin (juga nas besok) dipersatukan oleh satu pokok pikiran, yaitu aplikasi doktrin kemahakuasaan Allah, yang berkuasa atas seekor burung pipit dan juga atas jiwa manusia (ayat 5,20, 23-24) dalam bidang-bidang kehidupan. Dalam nas ini, kita melihat bagaimana Yesus memanfaatkan pertanyaan seorang Yahudi (ayat 13) sebagai batu loncatan untuk mengaplikasikan kemahakuasaan Allah di dalam sikap seseorang terhadap kekayaan dan harta milik. Melalui perumpamaan pada ayat 16-21 Yesus ingin menyampaikan bahwa kepenuhan hidup manusia tidak terletak pada kelimpahan harta yang dimilikinya; tidak “tergantung” pada kekayaan seseorang. Mereka yang menyandarkan kebahagiaan serta kepenuhan makna hidupnya pada kekayaan - dan bukan kepada Tuhan—adalah orang-orang bodoh (ayat 20, bdk. 8:14), karena pertama, kekayaan tidak memperpanjang umur—Tuhanlah yang menentukannya dan kedua, dengan demikian seseorang justru tidak menjadi kaya di hadapan Allah (bdk. a.l. Luk. 1:53, 6:24, 21:1-4 dll.). Peringatan ini penting untuk kita camkan , Kristen di Indonesia, karena sikap terhadap kekayaan seringkali justru menjadi batu sandungan bagi kesaksian kita sebagai murid Kristus. Renungkan: Jangan biarkan harta membodohi Anda! Biarlah kemuliaan Tuhan melalui kehidupan dan pekerjaan Anda menjadi tujuan utama Anda bangun setiap pagi, dan bukan mencari kekayaan. |
(0.12538836666667) | (Luk 13:22) |
(sh: Waktu penyelamatan yang sempit (Selasa, 2 Maret 2004)) Waktu penyelamatan yang sempitWaktu penyelamatan yang sempit. "Orang modern terkenal dengan kesibukan dan jadwal yang padat. Sampai-sampai mereka tidak memiliki waktu untuk menunda pekerjaan. Akan tetapi, untuk hal rohani, justru kebalikannya". Apakah pernyataan ini dapat dibenarkan? Inilah tantangan buat kita, orang-orang Kristen yang hidup pada zaman modern sekarang ini. Kesempatan untuk mendapatkan keselamatan tidak selalu ada, dan kita juga tidak mengetahui kapan kesempatan itu berakhir. Atas pertanyaan mengenai jumlah orang yang diselamatkan, Yesus menjawab justru dengan menyingkapkan urgensi waktu. Pintu sempit menyebabkan orang harus berjuang dan berdesak-desakan dengan orang lain untuk memasukinya. Jangan menunda-nunda mengambil keputusan. Sikap menunda orang Yahudi disebabkan oleh keyakinan bahwa mereka sudah pasti akan masuk Kerajaan Allah, sehingga tidak merasa urgensinya untuk mengambil keputusan. Padahal, Yesus berkata, "Aku tidak tahu dari mana kamu datang." Mereka tidak dikenal Yesus oleh karena mereka tidak memilih untuk mengenal Dia. Oleh sebab itu banyak kejutan akan terjadi. Orang yang menyangka akan masuk ke Kerajaan Allah justru ditolak, sedangkan orang-orang yang mereka cap kafir tetapi memiliki Yesus akan menikmatinya bersama dengan para orang saleh Perjanjian Lama (ayat 28-30). Yesus sendiri menyadari urgensi di dalam pelayanan-Nya. Ia berkata, hari ini dan esok adalah untuk melayani, karena hari ketiga Dia harus mati untuk menyelamatkan umat manusia (ayat 32-33). Yesus menangisi Yerusalem yang menolak untuk menerima dan percaya kepada-Nya. Maka mereka hanya akan menyaksikan peristiwa salib tanpa dapat menikmati khasiatnya. Untuk dilakukan: Bila Anda belum atau tidak merasa perlu mengambil keputusan mengenai keselamatan Anda, sekaranglah saat yang tepat. |
(0.12538836666667) | (Luk 14:1) |
(sh: Sejalan dengan sikap dan tindakan Allah (Rabu, 29 Maret 2000)) Sejalan dengan sikap dan tindakan AllahSejalan dengan sikap dan tindakan Allah. Masalah yang menyebabkan perbedaan pendapat Yesus dan orang Farisi tentang penyembuhan pada hari Sabat (ayat 1-6) sangat serius, karena fokusnya pada sikap Allah terhadap kebutuhan dan keselamatan manusia. Orang-orang Farisi berpendapat bahwa hormat bagi Allah dan bagi hukum-hukum-Nya adalah segala-galanya, sehingga umat-Nya tidak boleh bekerja pada hari Sabat. Setiap orang percaya pasti setuju dengan pendapat ini karena sesuai dengan firman-Nya. Namun, mereka menambahkan bahwa menyembuhkan orang pada hari Sabat adalah kerja. Karena itulah, maka penyembuhan yang dilakukan-Nya harus ditunda. Sikap itu nampaknya merupakan bukti kekudusan, penyangkalan diri, dan dedikasi penuh kepada Allah. Tetapi Yesus mengkritik, dengan mempertanyakan apakah mereka akan menarik lembunya yang terperosok ke dalam sumur pada hari Sabat. Mereka tidak dapat menjawab, karena pasti tidak akan membiarkan lembunya mati apabila harus menunggu hingga keesokan harinya. Jika demikian, mengapa harus membuat orang yang sakit busung air itu menunggu, sedangkan mereka tidak membiarkan lembunya menunggu? Pertanyaan mereka tidak berhubungan dengan kemuliaan Allah, tetapi dengan kepentingan pribadi. Mereka berkeyakinan, jika mereka mentaati hukum Allah, mereka akan mendapatkan pahala dan diterima Allah untuk masuk ke dalam Kerajaan-Nya. Motivasi mereka: semakin berat peraturannya maka pahala mereka semakin banyak. Mereka pun mengizinkan menarik lembunya, karena jika lembunya mati mereka akan menderita kerugian. Namun jika penderita busung air itu tidak disembuhkan dan mati, mereka tidak menderita kerugian apa pun. Sikap Farisi ini nampaknya menjadi sikap kebanyakan orang. Yesus menggambarkannya dengan dua perumpamaan. Di dalamnya tergambar orang yang selalu ingin mendapatkan kehormatan dan keuntungan bagi diri mereka sendiri (ayat 7-14). Yesus mengecam sikap yang demikian karena bertentangan dengan Hukum Kerajaan Allah dan menghalangi mereka untuk mendapatkan anugerah Allah (ayat 11, 14). Renungkan: Sikap Kristen haruslah seperti Yesus di mana seluruh sikap dan tindakan terhadap manusia adalah sejalan dengan sikap dan tindakan Allah terhadap manusia. |
(0.12538836666667) | (Luk 15:1) |
(sh: Judul: Baca Gali Alkitab 1 (Rabu, 4 Maret 2015)) Judul: Baca Gali Alkitab 11. Siapakah para pendengar Yesus? Bagaimana tanggapan orang Farisi dan ahli Taurat melihat hal itu? (1-2) 2. Apa alasan pemilik domba serta perempuan pemilik dirham saat mengundang sahabat dan tetangganya? (4-6, 8-9) 3. Menurut Yesus, perumpamaan tersebut merupakan gambaran atas peristiwa apa (7, 10)? 4. Di tempat jauh, si anak bungsu mengalami titik balik sehingga ingin kembali kepada ayahnya. Apa yang ia sadari? Dengan sikap bagaimana ia mendekati ayahnya? (15-19, 21) 5. Bagaimana sikap si ayah ketika menerima kepulangan anak bungsunya? (20, 22-24) 6. Bagaimana sikap si sulung ketika tahu bahwa ayahnya berpesta bagi si bungsu? Bagaimana tanggapan si ayah? (26-32) Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? 1. Apa yang diajarkan perumpamaan anak bungsu mengenai dosa, pertobatan, dan kasih Allah? 2. Bagaimana ketiga perumpamaan ini menjawab keberatan orang Farisi di ayat 2? Apa yang ingin Yesus ajarkan kepada orang Farisi di ayat 25-31? Apa respons Anda? 1. Jika membandingkan perjalanan iman Anda dengan si anak bungsu, dimanakah Anda sekarang? Di rumah, di negeri jauh, baru sadar, dalam perjalanan kembali, atau sedang berpesta? 2. Pernahkah Anda seperti si sulung, merasa kecewa atas kasih Allah kepada orang yang Anda rasa tidak layak? Mengapa? 3. Apakah Anda pernah mengalami kasih Allah seperti kasih bapak kepada si anak bungsu dalam kisah ini? Pokok Doa: Agar orang-orang yang belum percaya kepada Yesus menerima kasih karunia Allah dan diselamatkan. Diskusi renungan ini di Facebook:
|
(0.12538836666667) | (Luk 16:10) |
(sh: Siapakah Tuanmu? (Selasa, 9 Maret 2004)) Siapakah Tuanmu?Siapakah Tuanmu? Mata-mata tugasnya memang mengabdi kepada dua tuan. Tuan yang pertama adalah tuan yang sebenarnya, tuan yang kedua adalah orang yang dimata-matainya demi tuan yang pertama. Ada juga mata-mata yang berkhianat kepada tuan pertamanya, sekaligus kepada tuan yang kedua. Alasannya sederhana, uang. Ia tidak mengabdikan dirinya kepada salah satu dari tuan itu, melainkan kepada kekayaan yang akan didapatnya dengan sikap mendua tersebut. Sebagai orang Kristen seharusnya tidak ada alternatif siapa Tuan kita. Justru orang luar bisa menilai kita dapat dipercaya, baik hal kecil maupun hal besar, karena ternyata kita setia kepada Tuan kita (ayat 10-12). Orang akan mempercayakan kita Mamon yang tidak jujur, karena kita jujur. Mereka percaya kepada kita karena kita hanya mengabdi kepada Allah dan bukan kepada Mamon (ayat 13-14). Hal ini berlawanan dengan apa yang diyakini oleh orang-orang Farisi. Mereka munafik dalam hal lahiriah sepertinya mereka mengabdi kepada Allah, padahal batin mereka menyembah Mamon (ayat 14-15). Apa yang tidak kelihatan di dalam tingkah lahiriah mereka, sebenarnya terpancar juga dari ucapan dan ajaran mereka. Maka, siapa yang mempertuankan Tuhan Yesus akan mengenal dengan sungguh otoritas-Nya. Dia yang datang mengakhiri era Perjanjian Lama dan memulai era Kerajaan Allah menarik banyak orang untuk menjadi umat Kerajaan Allah (ayat 16b, 'setiap orang menggagahinya berebut memasukinya' bisa dibaca lebih tepat menjadi 'setiap orang ditarik untuk memasukinya'). Namun Dia tidak datang menyudahi peraturan Taurat itu. Justru dalam kedaulatan-Nya, Taurat diperjelas dan ditafsir secara lebih kontekstual seperti yang dinyatakan-Nya mengenai masalah perceraian (ayat 18). Renungkan: Siapakah Tuhanmu? Adakah pengabdian Anda kepada-Nya dapat dilihat orang dalam kesetiaan akan hal-hal sehari-hari di dunia ini? |
(0.12538836666667) | (Luk 18:31) |
(sh: Yang buta dan yang melek (Rabu, 17 Maret 2004)) Yang buta dan yang melekYang buta dan yang melek. Perjalanan Yesus sudah mendekati akhir. Keadaan ini nampak dari tindakan Yesus di sepanjang perjalanan sampai saat ini, yang sudah mempersiapkan para murid-Nya untuk masuk dan memahami rencana Bapa akan kayu salib Yesus (ayat 9:22; 9:44; 13:31). Pertanyaannya adalah, apakah mereka sudah semakin mengerti atau masih buta terhadap rencana karya Allah tersebut? Kondisi ketidakmengertian para murid akan penderitaan yang Yesus akan alami adalah suatu ironi. Hal ini akan nampak lebih mencolok oleh karena perikop selanjutnya yang mengisahkan tentang Yesus mencelikkan mata seorang buta dari Yerikho (ayat 18:35-43). Para murid sudah lama bersama-sama dengan Tuhan Yesus, bahkan mereka banyak memperoleh pelajaran berharga dari apa yang Yesus perbuat dan ajarkan. Namun, mereka tetap tinggal 'buta' terhadap misi Tuhan Yesus. Bahkan, Lukas 9:45 menyebutkan, mereka tidak mengerti namun tidak berani bertanya. Jadi, mereka menyadari mereka 'buta' tetapi tidak berani meminta supaya Yesus 'mencelikkan' mata rohani mereka! Orang buta di Yerikho ini menyadari kebutaannya. Ia juga sudah mendengar akan Yesus yang berkuasa atas penyakit-penyakit. Ia percaya, Yesus adalah Mesias yang dari Allah (ayat 18:38-39). Maka, ia memohon Yesus mencelikkan matanya (ayat 41). Orang buta ini mohon supaya matanya dicelikkan! Yesus mencelikkan mata orang tersebut! Berapa lama lagikah baru para murid yang sadar akan ke'buta'annya mohon pada Yesus supaya 'dicelikkan'? Ataukah mereka akan bertahan terus dalam ke'buta'an mereka oleh karena pengharapan-pengharapan keliru akan Mesias yang mereka warisi dari agama Yahudi? Sungguh ironis bukan? Renungkan: Apakah kita dibutakan oleh pandangan-pandangan populer mengenai Mesias yang diajarkan oleh aliran-aliran yang tidak jelas dasar Alkitabnya? Maukah kita dicelikkan Tuhan? |
(0.12538836666667) | (Luk 19:1) |
(sh: Pertobatan yang sejati (Kamis, 18 Maret 2004)) Pertobatan yang sejatiPertobatan yang sejati. Jika dalam kasus orang Yerikho yang buta lalu oleh dorongan Roh Kudus orang tersebut berinisiatif menyapa Yesus lebih dahulu, dalam perikop kali ini Yesuslah yang berinisiatif memanggil orang berdosa untuk menyadari keberdosaannya dan bertobat. Inilah yang terjadi pada diri Zakheus. Namun, melihat respons Zakheus, dapat dipastikan bahwa Roh Kudus sudah bekerja lebih dahulu pada diri Zakheus. Itu sebabnya, ketika Yesus memanggil Zakheus dan menyatakan keharusan dan keinginan-Nya menumpang di rumahnya, Zakheus segera menerima dengan sukacita (ayat 6). Bahkan, Zakheus segera menyatakan tekadnya untuk memperbaiki apa yang salah yang telah diperbuatnya, khususnya dalam kaitan dengan pekerjaan cukainya (ayat 8). Inikah yang disebut pertobatan sejati? Melalui responsnya terhadap tawaran Yesus, dapat dikatakan bahwa Zakheus sedang mengalami pertobatan sejati. Ia menyadari bahwa perbuatannya baik dengan mencurangi orang-orang yang berhutang pajak pada kerajaan Romawi dengan cara memeras mereka untuk membayar pajak lebih banyak daripada jumlah yang seharusnya, maupun dengan tidak mempedulikan orang-orang miskin adalah dosa. Ia sadar akan status dan kondisi hidupnya sebagai orang berdosa. Namun, ia segera mengambil keputusan yang bukan hanya slogan iman belaka melainkan perbuatan nyata sebagai bayar harga atas semua kerugian yang telah diderita orang lain oleh perbuatan dosanya. Yesus pun tidak segan-segan memuji Zakheus sebagai 'anak Abraham' (ayat 9). Bagi Yesus, respons Zakheus membuktikan bahwa ia beriman, sehingga layak digolongkan sebagai anak Abraham (Bapa kaum beriman). Renungkan: Pertobatan sejati adalah respons positif iman terhadap anugerah keselamatan Allah di dalam Yesus! Dapatkah Anda menunjukkan bukti pertobatan sejati Anda? |
(0.12538836666667) | (Luk 19:11) |
(sh: Peringatan kepada mereka yang .. (Jumat, 19 Maret 2004)) Peringatan kepada mereka yang ..Peringatan kepada mereka yang ... Mengajarkan kebenaran kepada para murid Yesus saja sudah sulit, apalagi kepada orang banyak. Yesus menyadari bahwa para murid masih salah mengerti tentang kerajaan Allah. Mereka menyangka Kerajaan Allah akan segera datang melalui kehadiran Yesus di Yerusalem, padahal tidak demikian (ayat 11). Melalui perumpamaan ini Yesus sekali lagi mengajar mereka bahwa Kerajaan Allah yang sempurna dan terakhir belum lagi datang. Setelah Yesus selesai dengan tugas keselamatan-Nya di kayu salib, mati dan bangkit pada hari ketiga, Dia akan pulang kepada Bapa untuk menerima hormat dan kemuliaan yang dulu dimiliki-Nya (ayat 12). Sementara itu, Ia meninggalkan para murid di dunia ini untuk meneruskan misi Yesus dengan penuh tanggungjawab (ayat 13). Tugas itu harus dipertanggungjawabkan pada saat Yesus datang kedua kali (ayat 15). Murid-murid yang setia dan dedikatif akan menerima pujian 'hamba yang baik' dan menerima kepercayaan lebih besar dalam Kerajaan-Nya (ayat 16-19), tetapi murid-murid yang tidak setia serta meragukan kasih-Nya akan kehilangan segala kehormatan dan hak-haknya (ayat 26). Perumpaman ini juga membicarakan nasib orang-orang yang menolak kerajaan Allah, menolak Yesus sebagai Tuhan mereka (ayat 14). Siapakah mereka? Mungkin sekali orang-orang Yahudi. Mereka akan dihakimi, dan dibinasakan sebagai pemberontak (ayat 27). Bagi kita yang hidup pada masa penantian kedatangan Yesus yang kedua kali, perumpamaan ini sangat relevan. Adakah kita akan terbukti hamba yang setia, yang mengupayakan secara maksimal pelayanan Injil yang dipercayakan kepada kita, ataukah kita malas dan mempermainkan anugerah Allah? Atau bahkan, jangan-jangan kita ada di golongan orang-orang yang menolak Dia? Camkanlah: Waktunya akan tiba untuk kita mempertanggungjawabkan semua perbuatan kita di hadapan Hakim yang Adil. |
(0.12538836666667) | (Luk 19:28) |
(sh: Tangisilah dirimu (Rabu, 18 Maret 2015)) Tangisilah dirimuJudul: Tangisilah dirimu Bagi Yesus, kepergian ke Yerusalem memasuki babak akhir misi Allah di dunia. Dia meminta beberapa murid-Nya ke rumah penduduk untuk mengambil keledai muda, yang tidak pernah ditunggangi orang. Dia akan memakai keledai itu sebagai simbol, bahwa diri-Nya adalah Mesias yang dinubuatkan bagi bangsa Israel (28-36). Bagi orang-orang Yahudi, pergi ke Yerusalem merupakan suatu sukacita yang besar. Mereka mengunjungi Bait Suci untuk memberi persembahan kepada Allah. Bagi para murid Yesus, pergi ke Yerusalem adalah jalan kemuliaan. Mereka merasa sedang mengiringi seorang raja yang akan memulihkan takhta Daud. Di sepanjang perjalanan, para murid bergembira, berteriak, dan memuji Allah (37-40). Namun siapakah yang tahu akan kepedihan hati Yesus, ketika dia melihat Yerusalem dari jauh. Yesus sedih bukan karena dia takut mati syahid. Yesus menangis karena dia melihat kehancuran Yerusalem dan hilangnya kesempatan bagi orang-orang Yahudi untuk diselamatkan. Yerusalem yang seharusnya menjadi kota benteng keselamatan Allah, malahan menjadi benteng pembantaian umat Allah (41-48).Di sini, tangisan dan air mata Yesus adalah bahasa kalbu Allah bagi Yerusalem. Tangisan tidak hanya muncul dari apa yang kita alami, seperti: ketidakadilan, kedukaan, kebahagiaan, kemarahan, dan lainnya. Tangisan bisa juga datang dari kepekaan hati sanubari akan dosa. Sebab itu, tangisilah dirimu di hadapan Allah, dan bertobatlah sebelum segalanya terlambat. Diskusi renungan ini di Facebook:
|
(0.12538836666667) | (Luk 20:41) |
(sh: Peringatan dan kecaman untuk para pemimpin (Jumat, 26 Maret 2004)) Peringatan dan kecaman untuk para pemimpinPeringatan dan kecaman untuk para pemimpin. Kini giliran Yesus untuk memperingatkan dan mengecam sikap para imam, ahli Taurat dan tua-tua Yahudi. Memang semua orang Yahudi sedang mengharapkan hadirnya Sang Mesias dari turunan Daud. Tetapi mereka tidak mengerti bagaimana Mesias itu datang dalam rupa insan manusia? Yesus mengutip Mazmur 110:1, untuk menunjukkan bahwa Mesias yang mereka nantikan itu lebih besar kuasa-Nya daripada Daud. Betapa memalukan sikap dan tindakan yang dilakukan oleh para ahli Taurat dan Saduki. Mereka mengambil kesempatan dalam kesempitan karena memanfaatkan kedudukan mereka sebagai pemimpin agama untuk menarik keuntungan dan kehormatan bagi diri mereka sendiri (ayat 41-44). Yesus menegaskan bahwa konsekuensi dari tindakan tersebut adalah bahwa mereka tidak akan luput dari hukuman (ayat 45-47). Ini adalah kecaman Yesus yang sangat keras terhadap para imam, ahli Taurat dan tua-tua Yahudi. Mengapa peringatan dan kecaman Yesus terhadap para pemimpin agama Yahudi ini dikaitkan dengan persembahan seorang janda miskin? Di mata manusia siapa sebenarnya yang kaya? Seseorang yang dikatakan kaya harta adalah orang yang memberi persembahan yang banyak. Tetapi penilaian tersebut berbeda dari sudut pandang Allah. Pada penilaian Allah sang janda miskin itulah yang kaya. Bila kita bandingkan dengan Lukas 19:46, maka para pemimpin yang disebutkan sebagai penyamun, mereka secara tidak lang-sung telah merampas hak orang-orang miskin. Dari situlah mereka merasa kaya karena kedudukan dan jabatan mereka. Sedangkan perempuan janda miskin ini memberi sebagai ungkapan kemurahan hatinya dan pengorbanannya dalam melayani Tuhan, sebab ia memberi seluruh nafkahnya (ayat 21:1-4). Camkan: Pemimpin yang mengorbankan orang lain demi dirinya sendiri tidak akan luput dari hukuman Tuhan. |
(0.12538836666667) | (Luk 24:13) |
(sh: Jangan hanya jadi pengamat dan reporter (Senin, 24 April 2000)) Jangan hanya jadi pengamat dan reporterJangan hanya jadi pengamat dan reporter. Di Indonesia sekarang ini banyak muncul pengamat-pengamat baik politik, ekonomi, dan reporter mediamasa. Para pengamat bukanlah orang sembarangan, mereka mempunyai kemampuan untuk menguraikan dan menganalisa permasalahan secara tajam. Para reporter pun tidak kalah hebatnya, sebab mampu untuk memburu sumber berita yang otentik untuk disajikan kepada masyarakat secara lengkap dan menarik. Pada umumnya mereka itu kebanyakan adalah penonton yang berada di luar gelanggang. Mereka tidak ikut merasakan yang mereka analisa dan laporkan, dan hidup mereka juga tidak terpengaruh. Inilah gambaran dari dua orang murid Yesus yang menuju ke Emaus. Mereka membicarakan dan menganalisa seluruh peristiwa yang berhubungan dengan Yesus hingga kebangkitan-Nya. Waktu yang dipergu-nakan untuk diskusi ini cukup panjang mengingat jarak Emaus ke Yerusalem adalah 7 mil dan ditempuh dengan berjalan kaki. Bahkan mereka bisa melaporkan peristiwa kebangkitan Kristus secara lengkap kepada "Yesus" yang tidak mereka kenali. Namun apa yang mereka bicarakan, diskusikan dan laporkan ternyata tidak mempunyai makna apa-apa bagi kehidupan mereka. Mereka masih berduka (ayat 17). Seolah-olah mereka hanya sebagai penonton (ayat 17). Mengapa demikian? Mereka mempunyai pengharapan yang salah terhadap misi Yesus (ayat 21). Mereka hanya terpusat kepada kebutuhan fisik. Mereka tidak memahami sifat dari 'peperangan' yang sedang dimasuki oleh Kristus. Karena itu apa yang Yesus alami merupakan kehancuran dari pengharapan mereka. Mereka pun tidak mempunyai pemahaman yang menyeluruh atas kebenaran firman Tuhan yang tertulis (ayat 27). Pemahaman mereka hanya sepotong-sepotong. Sesungguhnya jika mereka mempunyai pemahaman firman Tuhan tertulis secara benar dan menyeluruh, maka apa yang mereka analisa dan laporkan sudah cukup membawa mereka pada pemahaman siapakah Yesus. Dengan demikian apa yang Ia alami akan memberikan dampak positif bagi kehidupan mereka. Renungkan: Sudah berapa kali Anda memperingati hari Kebangkitan-Nya? Apakah selama ini Anda hanya cakap sebagai pengamat dan reporter ataukah kebangkitan-Nya membawa pengharapan bagi kehidupan Anda? |
(0.12538836666667) | (Yoh 3:22) |
(sh: Dia harus semakin bertambah, aku harus semakin berkurang (Senin, 31 Desember 2001)) Dia harus semakin bertambah, aku harus semakin berkurangDia harus semakin bertambah, aku harus semakin berkurang. Dalam narasi sebelumnya, Yohanes dengan konsisten menggambarkan dirinya sebagai saksi. Kesaksian Yohanes dan Tuhan Yesus sendiri menyebabkan Yesus semakin dikenal banyak orang (ayat 26). Popularitas Yesus yang semakin tinggi membuat beberapa orang menjadi bertanya-tanya. Tetapi, Yohanes menyadari bahwa akhir kesaksiannya sudah semakin dekat. Ia menegaskan bahwa dirinya bukanlah seorang mesias, melainkan hanya seorang saksi (ayat 28). Popularitas Yesus, menurut Yohanes, adalah pekerjaan Allah (ayat 27). Sama sekali tidak ada nada cemburu atau iri hati dalam perkataannya. Bahkan, Yohanes memberikan pesan kepada murid- muridnya untuk mengikuti Yesus. Mengapa? Karena dalam hal popularitas dan jumlah pengikut, Tuhan Yesus harus semakin besar, sementara ia harus semakin surut dan hilang. Guna menegaskan kesaksian dirinya kepada murid-murid, Yohanes dengan tajam membedakan orang yang percaya dan yang tidak percaya. Dengan kontras yang tajam ini, ia mengharapkan murid-muridnya segera memahami apa arti dan akibat percaya pada Yesus. Orang percaya adalah orang yang menerima kesaksian Yesus (ayat 33) dan percaya pada Anak (ayat 36). Orang yang percaya pada Yesus beroleh hidup kekal (ayat 36). Sebaliknya, orang yang tidak percaya adalah orang tidak taat pada Anak (ayat 36). Orang yang tidak percaya tidak akan memperoleh hidup dan akan mengalami murka Allah (ayat 36). Meski kesaksian Yohanes sudah begitu kuat, tidak jelas apakah ada muridnya yang kemudian pergi meninggalkannya untuk mengikut Yesus. Renungkan: Kita bukan sedang membangun kerajaan yang berpusat pada diri sendiri. Jika kita ingin lebih populer dibandingkan Tuhan Yesus yang diberitakan, maka kita perlu segera bertobat. Kita harus mendorong orang untuk menjadi pengikut Tuhan Yesus, bukan untuk menjadi pengikut kita yang fanatik. Pada penghujung tahun ini, coba kita jujur di hadapan Allah dan diri kita sendiri. Segala pekerjaan dan pelayanan kita mungkin sekali dilatarbelakangi motivasi untuk memegahkan diri. Mari kita meminta pada Tuhan agar Ia memurnikan kita dan memakai kita semata-mata untuk kemuliaan nama-Nya! |
(0.12538836666667) | (Yoh 7:37) |
(sh: Respons panggilan (Minggu, 17 Januari 1999)) Respons panggilanRespons panggilan. Banyak orang mengikut Tuhan Yesus, menikmati mukjizat-Nya dan mendengar ajaran-Nya, namun mereka masih terus bertanya: "Siapakah Dia sebenarnya?" Mereka tidak mau mendengar dan menerima jawaban Tuhan Yesus, karena telah merumuskan jawaban berdasarkan pengertian mereka sendiri. Undangan penuh kasih sayang dari Tuhan Yesus (37) mendapatkan respons dari berbagai kalangan. Respons pertama pertama (40): ada yang mulai meyakini Dia adalah Mesias. Kedua (41a): ada yang berani mengungkapkan keyakinan bahwa Dia adalah Mesias. Ketiga (41b, 42): ada yang masih ragu karena salah menduga tempat kelahirannya di Galilea. Keempat (43): mereka yang berdiskusi dan berdebat tentang Dia. Kelima (44): ada yang berhasrat kuat untuk menangkap Dia, meski tidak berani. Keenam (46): sikap para penjaga Bait Allah yang mengagumi dan menghormati Tuhan Yesus, sehingga berani untuk tidak mematuhi perintah menangkap Dia. Ketujuh (47-49): kelompok Farisi yang berkeras hati dan sombong, tetap menolak Dia. Kedelapan (50): Nikodemus, yang berani menyatakan keyakinan pribadi melawan mayoritas, menunjukkan kerinduan mengenal Tuhan Yesus. Hati yang mengalirkan air hidup. Masih ada satu kelompok lagi, yakni kelompok kesembilan, mereka yang menerima panggilan-Nya dan datang kepada-Nya. Mereka yang haus akan kasih Allah dan merindukan kebenaran-Nya. Betapa indah menerima panggilan Tuhan Yesus, yang mengundang kita secara pribadi. Dia memanggil kita supaya kita menerima kasih dan penghiburan-Nya. Dalam keterikatan kuasa dosa, hidup tanpa arti, kekeringan rohani, Sang Juruselamat menganugerahkan hidup yang mengalirkan sukacita dan damai. Betapa pun kita telah jatuh dan tenggelam dalam dosa, bila kita mau datang kepada-Nya dengan penyesalan tulus, undangan kasih dan pengampunan-Nya tersedia bagi kita. Renungkan: Seandainya saya berada di "sana" pada waktu itu, apakah respons saya terhadap panggilan Tuhan Yesus? |
(0.12538836666667) | (Yoh 9:8) |
(sh: Si lemah menjadi kuat (Minggu, 24 Januari 1999)) Si lemah menjadi kuatSi lemah menjadi kuat. Kedudukan seorang buta di tengah masyarakat saat itu, dinilai sangat rendah, hina, tak berdaya, tak berharga. Namun penilaian ini tidak berlaku dalam diri Tuhan Yesus. Justru Ia mengubah keberadaan orang buta itu secara drastis. Harga diri dibangkitkan. Ia menjadi berani menjawab bertubi-tubi pertanyaan yang diarahkan kepadanya. Mula-mula dari para tetangganya, kemudian berhadapan dengan orang-orang Farisi. Orang-orang Farisi itu akhirnya menegaskan bahwa Yesus bertindak salah dan tidak tahu adat karena melakukan mukjizat pada hari Sabat. Menurut mereka perbuatan itu bertentangan dengan Hukum Taurat. Keputusan orang-orang Farisi itu mendadak menimbulkan keberanian pada diri si pengemis yang dengan tegas dan lugu mengatakan bahwa: "Ia adalah seorang nabi!" Jawaban ini sangat mengejutkan para tetangga maupun orang-orang terhormat di sekitarnya. Si lemah telah menjadi kuat, berani berkata benar, dan menyatakan keyakinannya. Berani karena benar. Kata-kata ini sangat populer di masa-masa perjuangan dahulu. Tetapi karena ambisi tidak sehat, makna kalimat menjadi kabur dan luntur. Banyak orang tidak lagi berani berkata hal yang benar. Masyarakat lebih cenderung memanipulasi kebenaran daripada harus menderita karena berkata benar, bertindak benar. Saat ini umat Kristiani dihadapkan pada pelbagai tantangan dan kesulitan. Kondisi ini bisa saja memaksa Kristen bertindak tidak setia pada kebenaran. Karena itu kesetiaan pada keyakinan terhadap Kristus harus tetap terjaga, berani berkata benar dan mempertahankan kebenaran sekalipun harus tetap menanggung resikonya. Renungkan: Demi kepentingan dan keinginan tertentu, kesetiaan pada kebenaran yaitu Yesus Kristus mungkin akan mengalami penurunan. Karena itu tetaplah berpegang teguh pada-Nya dan jangan goyah. Doa: Ya Bapa, bimbinglah kami agar tetap memiliki keberanian untuk berkata benar di tengah kebohongan yang dianggap biasa. Mampukan kami untuk tetap setia kepada-Mu walau berat tantangan yang harus kami hadapi. |
(0.12538836666667) | (Yoh 11:17) |
(sh: Akulah kebangkitan dan hidup (Minggu, 3 Maret 2002)) Akulah kebangkitan dan hidupAkulah kebangkitan dan hidup. Lazarus telah mati selama 4 hari ketika Yesus tiba. Tentu mayatnya sudah membusuk. Ketika Ia tiba di sana, baik Marta maupun Maria menyayangkan keterlambatan Yesus (ayat 21,32). Marta percaya akan kebangkitan orang mati di akhir zaman (ayat 24) dan bahwa permintaan Yesus akan dikabulkan Allah (ayat 22). Namun, iman Marta tetap tidak jelas sebab kata “minta” yang dipakainya sama dengan kata yang dipakai secara umum untuk doa orang banyak, bukan kata “doa” yang dipakai Yesus dalam doa-Nya. Meski demikian, ada iman sejati dalam mereka. Yesus memimpin mereka agar memahami bahwa Ia sendirilah kebangkitan dan hidup. Ia tidak saja berbicara bahwa Ia bisa membangkitkan orang mati atau tentang kebangkitan di akhir zaman. Ia menyatakan diri-Nya sebagai pembangkit rohani dan jasmani, kini dan kelak. Di depan kubur Lazarus, Yesus menjadi masygul. Arti kata itu secara harfiah dalam Yunaninya adalah marah. Jadi, Yesus bukan sekadar sedih seperti manusia biasa. Memang ia menangis sebab ia bersimpati dengan kesedihan Marta dan Maria. Tetapi, mengingat pusat perhatian kisah ini adalah pada hidup, arti paling tepat adalah Yesus marah terhadap “maut”, musuh hidup yang terdahsyat. Itu sebabnya Yesus marah karena maut telah mencengkeram Lazarus. Ia pun bersedih bersama mereka yang menangis karena kasih-Nya. Yang Yesus buat kemudian adalah puncak dari mukjizat-mukjizat- Nya. Dengan firman-Nya, Yesus bukan saja menghidupkan Lazarus, namun juga memulihkan jasad yang busuk itu. Ini menyatakan bahwa Ia tidak sekadar berbuat mukjizat. Ia menciptakan yang baru dari hidup yang sudah tiada. Renungkan: Bila firman sang kebangkitan telah berseru ke dalam hidup kita, tiada lagi tanda-tanda kematian mampu bertahan dalam kita. Bacaan untuk Minggu Sengsara 4 Lagu: Kidung Jemaat 367 |
(0.12538836666667) | (Yoh 11:33) |
(sh: Tuhan Yesus menangis (Minggu, 31 Januari 1999)) Tuhan Yesus menangisTuhan Yesus menangis. "Menangis" merupakan salah satu bentuk ungkapan wajar, sebagai ungkapan perasaan. "Menangis" dapat mewakili perasaan gembira, sedih, haru, kecewa, dlsb. Orang-orang di sekitar Yesus berpikir ketika Yesus menangis. Ada yang berpikir bahwa Yesus menangis karena Ia sangat mengasihi Lazarus. Namun, Yesus menangis selain karena Lazarus, sahabat-Nya, juga karena melihat orang lain berduka atas kematian orang yang dikasihi. Apa yang Yesus lakukan terhadap Marta, Maria dan Lazarus, mengungkapkan kepada banyak orang bahwa sebenarnya telah terjalin hubungan yang kuat dan mendalam di antara mereka. Kenyataan ini selain memberikan penghiburan bagi Marta dan Maria, yang kehilangan Lazarus, juga menghilangkan kekecewaan perasaan mereka terhadap keterlambatan kedatangan Yesus. Kristuslah pengharapan. Kesedihan yang dirasakan Marta dan Maria, berangsur-angsur sirna karena kehadiran Kristus di tengah-tengah mereka. Kuasa kematian yang tak pernah dapat dikalahkan manusia, ternyata harus tunduk di bawah otoritas kuasa Tuhan Yesus Kristus. Kuasa yang menghadirkan pengharapan dan membungkamkan pandangan negatif para pencemooh. Hanya Allah yang sanggup. Tidak pernah terjadi dalam sejarah manusia bahwa orang yang sudah mati selama empat puluh hari bisa bangkit dari kuburnya. Suatu mukjizat yang hanya sanggup dilakukan oleh Allah saja. Kalau Yesus bukan Allah, siapa Dia yang berkuasa memberi hidup? Lazarus yang telah busuk itu dikaruniakan-Nya hidup kembali. Lazarus adalah saksi hidup, tak ada yang dapat menyangkal kenyataan ini. Kuasa dahsyat yang dianugerahkan-Nya bagi Lazarus dapat juga memberi kita hidup yang tidak lagi terbelenggu oleh kuasa dosa dan maut. Renungkan: Semakin menggantungkan harap pada Yesus, semakin kuasa kehadiran dan kebangkitan-Nya memberi hidup berpengharapan. Doa: Allah Bapa, Sang Pemberi hidup sejati, kuasa-Mu memberi harapan baru di tengah kedukaan, pergumulan, dan keputusasaan. Kami pertaruhkan pengharapan kepada-Mu. |
(0.12538836666667) | (Yoh 11:45) |
(sh: Sidang agama merencanakan pembunuhan (Senin, 4 Maret 2002)) Sidang agama merencanakan pembunuhanSidang agama merencanakan pembunuhan. Perikop ini merupakan kelanjutan peristiwa penampakan kuasa Yesus memberi hidup dengan membangkitkan Lazarus dari kubur. Para pelayat yang menjadi saksi mata sebagian menjadi percaya kepada Yesus (ayat 45). Tetapi, ketika sebagian mereka melaporkan peristiwa itu kepada orang-orang Farisi, Sanhedrin bersidang. Sanhedrin adalah mahkamah agama tertinggi untuk orang Yahudi, terdiri dari orang Farisi dan Saduki, para imam, dan pemuka umat. Sidang perlu diadakan sebab mereka melihat bahwa situasi yang Yesus akibatkan melalui membangkitkan Lazarus sudah menjadi krisis. Yesus semakin tenar dan semakin memiliki banyak pengikut. Hal tersebut dapat mengundang bahaya bagi keamanan apabila penjajah Roma mengetahuinya. Dua kali mereka menunjukkan keprihatinan tentang “bait Allah kita” dan “bangsa kita”. Tetapi, sebenarnya yang sedang mereka pikirkan adalah status dan popularitas mereka sendiri. Di tengah persidangan itu Kayafas bicara. Ucapannya jelas sekali menunjukkan sikap ingin menyingkirkan semua hal yang mengganggu kekuasaan mereka, termasuk Yesus sekalipun (ayat 50-52). Tetapi, ucapannya itu sekaligus bernilai nubuat sebab dalam pengertian Yohanes, Kayafas telah menyampaikan hal tentang penyelamatan. Maksud Kayafas, membunuh Yesus berarti menyelamatkan orang Yahudi dari hukuman Roma bila gerakan para pengikut Yesus semakin besar dan diartikan sebagai pemberontakan. Tetapi, dalam sudut pandang Yohanes, yang Kayafas katakan menyangkut cara Allah menyelamatkan manusia melalui kematian Yesus. Untuk Yohanes, salib Yesus bukan saja penyataan Allah, tetapi juga penyelamatan dari Allah (bdk. 1:29). Ucapan Kayafas tentang keselamatan itu dalam catatan Yohanes menggunakan kata bangsa, bukan umat. “Umat” adalah kata untuk Israel sebagai umat pilihan Allah. Dengan tidak menggunakan istilah ini, Yohanes ingin menegaskan bahwa pikiran Kayafas politis saja sifatnya dan dengan itu, Israel memang telah berhenti dari kedudukan sebagai umat Allah. Melalui itu, upaya memburu dan membunuh Yesus menjadi resmi dijalankan. Renungkan: Kita perlu belajar melihat pertarungan antara kuasa Allah dan kuasa kejahatan dalam perspektif kedaulatan Allah dan kemenangan Kristus. |
(0.12538836666667) | (Yoh 17:20) |
(sh: Mereka yang akan percaya (Minggu, 24 Maret 2002)) Mereka yang akan percayaMereka yang akan percaya. Ketika Yesus mendoakan para murid-Nya, Ia menyatakan bahwa misi Bapa bagi-Nya akan dipercayakan-Nya kepada para murid-Nya (ayat 18). Sebagai akibat penerusan misi oleh para murid-Nya itu akan terbentuk Gereja Tuhan dari zaman ke zaman sampai sekarang ini. Dalam bagian ini, doa Yesus tertuju kepada para pengikut-Nya. Dengan demikian, isi doa syafaat Yesus ini mencakup seluruh rencana kekal Allah sampai terwujud dalam karya Yesus di sepanjang sejarah Gereja-Nya. Jadi, seluruh perjalanan misi dan kehidupan orang beriman diletakkan Yesus di dalam kerangka hubungan dan rencana kekal Bapa (rencana keselamatan), Putra (penggenapan rencana keselamatan), dan Roh Kudus (pengudusan Gereja). Ada dua hal penting dalam doa ini yang perlu kita perhatikan. Pertama, peluasan misi akan terjadi karena pewartaan Firman (ayat 20). Inilah prinsip misi dan pertumbuhan Gereja yang harus setia kita pegang. Misi akan berkembang dan Gereja hanya akan bertumbuh bila kita setia mewartakan kabar keselamatan dalam Kristus. Kedua, Yesus tidak saja menginginkan agar makin banyak orang diselamatkan karena percaya kepada-Nya. Ia juga menginginkan agar mereka menjadi satu (ayat 22). Kesatuan yang diinginkan-Nya dari Gereja-Nya bukan sekadar kesatuan yang lahiriah. Yang diinginkan- Nya adalah kesatuan mesra seperti yang terdapat di dalam hubungan Yesus dan Bapa. Kesatuan adalah kekuatan. Ke dalam, kesatuan merupakan kekuatan yang memelihara orang beriman dari ancaman dunia ini. Ke luar, kesatuan karena kasih adalah kekuatan yang membuat kesaksian Gereja meyakinkan dunia tentang kebenaran Injil. Renungkan: Kesaksian dan kasih kita tidak hanya menyukakan hati Allah, tetapi juga membuat dunia mengakui kebenaran Injil Kristus. Bacaan untuk Minggu Sengsara 7 Lagu: Kidung Jemaat 341 PA 3 Yohanes 16:4b-15 Perginya sosok yang mengasihi dan menjadi panutan bisa membuat orang yang dilindungi menjadi patah semangat. Pasal 13 s/d 17 merupakan pesan-pesan terakhir Yesus sebelum Ia disalib. Dalam catatan Yohanes, Yesus secara khusus menyiapkan para murid agar tidak saja mampu melalui saat-saat sulit ketika Yesus mati disalibkan, tetapi juga agar mereka dapat seterusnya menghayati semua arti kata-kata dan perbuatan Yesus serta kehadiran-Nya. Pesan-pesan ini juga bertujuan menyiapkan para murid untuk menjadi landasan bagi bertumbuhnya generasi murid berikutnya, yaitu gereja Tuhan. Bagian ini khususnya penting sebab Yesus memaparkan faktor X yang menentukan mengapa kepergian Yesus justru membuat para murid mampu bertahan dan bertumbuh. Pertanyaan-pertanyaan pengarah: Hal apa yang tidak dikatakan Yesus sejak semula (bdk. 1-4a)? Apa alasannya (dilihat dari sisi para murid dan dari sisi Yesus) hal tersebut tidak dikatakan Yesus kepada para murid sejak semula (bdk. 4b)? Sebelum ini beberapa kali para murid bertanya ke mana Yesus akan pergi (lih. 13:36, 14:5). Kini mereka tidak lagi menanyakan hal tersebut secara mendalam. Mengapa sampai sekarang pun orang sulit mengimani bahwa kematian Yesus penting bagi iman Kristen? Mengapa lebih berguna bagi para murid bahwa Dia pergi (ayat 7)? Mengapa kepergian Yesus (kematian dan kenaikan-Nya) menjadi sebab Roh Kudus dapat datang kepada para murid? Apa hubungan kedatangan Roh dengan kesiapan para murid untuk memahami ajaran dan karya Yesus? Apa yang akan dikerjakan Roh Kudus dalam hati para murid sehingga mereka mampu menerima dan memahami hal-hal yang terjadi dalam diri Yesus dan yang Yesus lakukan? Ada perbedaan karya Roh dalam hidup para murid (ayat 12-15) dari karya Roh terhadap dunia ini (ayat 8-11)? Apa saja karya Roh dalam diri para murid? Pikirkan kaitannya dengan tujuan kehadiran dan karya Yesus. Rinci dan pikirkan maksud konkret dari masing- masing dampak tersebut dalam kehidupan orang beriman! Rinci dan pikirkan maksud konkret dari dampak Roh terhadap dunia! Bagaimana kaitan hal tersebut dengan kehadiran Roh dalam diri orang beriman? |
(0.12538836666667) | (Yoh 20:1) |
(sh: Tuhan yang diambil orang (Minggu, 4 April 1999)) Tuhan yang diambil orangTuhan yang diambil orang. Tuhan yang tidak bangkit atau tuhan yang mati adalah tuhan yang diambil orang. Itulah tuhannya Maria Magdalena. Suatu kesimpulan yang sangat mustahil sebenarnya, sebab kubur itu disegel dan dijaga tentara elit Romawi, dan tidak mungkin orang mencuri mayat Yesus sedangkan kain pembungkus tubuh dan kepala jenazah Tuhan Yesus ditinggalkan dalam keadaan tetap utuh seperti semula. Bila Maris Magdalena berkesimpulan seperti itu, adalah wajar sebab ia sangat mencintai Yesus karena ia mendapat terlalu banyak dari Yesus. Tetapi ternyata kasih yang dalam kepada Yesus, tanpa kebangkitan Yesus tidak cukup, atau kasih yang sia-sia. Kasih tanpa kebangkitan adalah kasih yang menuntun orang kepada kecemasan, kegelisahan, dan kepanikan. Kasih yang bisa sampai pada kesimpulan "Tuhan kami diambil orang". Sebaliknya, kasih yang disertai kebangkitan Kristus adalah kasih yang menghadirkan rasa tenang, aman, sebab panjar sudah diberikan, atau asuransi sudah digenggam dalam tangan. Apakah Tuhan kita adalah Tuhan yang bangkit, ataukah Tuhan kita adalah Tuhan yang diambil orang? Kubur yang kosong. Kekuatan terdahsyat yang tak dapat dipungkiri maupun dielakkan adalah ketika kematian ditaklukkan-Nya. Kubur yang kosong membuktikan bahwa Sang Hidup tak dapat dikalahkan maut, sebaliknya maut dipecundangi-Nya. Kebangkitan Kristus membuktikan kebenaran ucapan-ucapan-Nya tentang diri-Nya dan tentang maksud kematian-Nya yaitu memberikan nyawa-Nya untuk tebusan nyawa kita dari kuasa dosa dan kuasa maut. Fakta kubur kosong, kebangkitan Kristus mampu mengangkat seluruh keberadaan kita hingga hidup yang berat dan serba tak menentu sekarang ini dapat kita jalani dan isi dengan pertolongan kuasa kebangkitan-Nya. Renungkan: Tak dapat dipungkiri bahwa kita kerap menjadi seperti Maria Magdalena dan Petrus yang merasa hidup seolah hampa, semangat luruh menjadi letih lesu. Tetapi kemenangan Kristus merupakan dasar untuk keselamatan kekal kita. Doa: Kuasailah hidup kami ya Tuhan yang bangkit, agar kami tidak dikuasai kubur. |
(0.12538836666667) | (Kis 2:1) |
(sh: Roh Kudus tercurah (Minggu, 23 Mei 1999)) Roh Kudus tercurahRoh Kudus tercurah Sebelum terangkat ke sorga, Yesus berjanji akan mencurahkan Roh Kudus untuk meneruskan dan mewujudkan misi-Nya di dunia -- yaitu menelanjangi dosa, menobatkan, memeteraikan, menguduskan dan mewujudkan persatuan Kristiani. Langkah awal perwujudan misi ini nampak ketika Roh Kudus memampukan para rasul berbicara dalam berbagai bahasa bahasa yang digunakan dan dibutuhkan saat itu, sehingga setiap orang dari berbagai daerah mengerti kesaksian para rasul tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah. Salah mengartikan. Roh Kudus telah mengawali suatu pembentukan kehidupan umat Kristiani yang bersekutu dan berdoa. Bila gerak awal Roh Kudus itu diimbangi dengan aktivitas umat Kristiani secara baik dan bertanggung jawab, tentu Kristen akan merasakan suatu gerak rohani yang sangat bermanfaat dalam rangka saling menguatkan keimanan. Namun kenyataan yang ada saat ini justru muncul banyak perselihan paham yang mempertentangkan dan membatasi kehadiran Roh Kudus. Kelompok yang satu menuduh kelompok yang lain tidak memiliki Roh, sebaliknya yang satu menuduh yang lain terlalu berlebihan. Bukankah perselisihan paham ini menunjukkan bahwa kita telah menyelewengkan tujuan kehadiran Roh Kudus? Makna Pentakosta. Dalam Perjanjian Lama, Pentakosta adalah perayaan umat Israel purba yang dirayakan pada hari ke lima puluh sesudah Paskah (Pesah = 'keluarnya bangsa Israel dari perbudakan di tanah Mesir'). Pada hari itu umat merayakan dua hal yaitu kebaikan Allah karena panen yang berhasil dan pemberian hukum Taurat kepada Musa. Dalam Perjanjian Baru, ketika tiba hari Pentakosta Roh Kudus turun tercurah kepada para murid Yesus, yang sedang berkumpul di Yerusalem dan mengaruniakan hidup baru, kekuasaan baru, dan berkat yang disebut Petrus sebagai penggenapan nubuat nabi Yoel. Doa: Tuhan, terima ksih untuk Roh Kudus yang Kau utus. Curahkanlah Roh Kudus-Mu ke atas kami, agar kami semakin layak menyaksikan perbuatan-perbuatan-Mu yang besar dan ajaib. |