(0.24593624137931) | (1Yoh 1:1) | (jerusalem: Firman hidup) Firman Allah adalah sumber hidup, Ula 4:1; 32:47, dll; Mat 4:4; 5:20; Fili 2:16. Di sini kata "firman" menjadikan nama diri Anak Allah. Para rasul hidup bersama dengan Dia. Dan oleh karena Firman itu tetap hidup, maka Yohanes dapat mengungkapkan keinginan yang tercantum dalam 1Yo 1:3; 5:11-13; bdk Yoh 1:1+, Yoh 1:14+. |
(0.24593624137931) | (1Yoh 2:16) | (jerusalem: keangkuhan hidup) Kata Yunani "bios" dapat berarti "hidup", tetapi juga "cara hidup", "nafkah", "kemewahan". Apa yang di sini dimaksudkan justru cara hidup dalam kekayaan dan kemewahan. Maka sebaiknya dimengerti sbb: Keangkuhan dalam tingkah laku berdasarkan kekayaan dan kemewahan. Apa yang mendorong "dunia" ialah: seksualitas (keinginan daging), daya tarik dari apa yang nampak (keinginan mata) dan keangkuhan tersebut. Barang berharga yang sesungguhnya sama sekali lain sifatnya, 2Ko 4:18; Ibr 11:1,3,27; dll. |
(0.24593624137931) | (1Yoh 4:1) | (jerusalem) Perlu diselidiki apakah mereka yang berkata memiliki Roh Allah, sesungguhnya tidak terdorong oleh roh dunia. Mereka akan dapat dikenal dari buahnya, Mat 7:15-20; dengan memperhatikan apakah mereka menuruti perintah Allah, 1Yo 2:3-6,13-14, dll, dan terutama apa yang mereka katakan tentang Kristus, 1Yo 4:2-3. Para rasul mempunyai kemampuan membedakan, 1Yo 4:3. |
(0.24593624137931) | (Kel 10:1) |
(sh: Siapa mempermainkan siapa? (Senin, 11 April 2005)) Siapa mempermainkan siapa?Siapa mempermainkan siapa?
Bencana belalang yang akan menimpa Mesir sangat dahsyat dan melebihi bencana-bencana sebelumnya. Bencana belalang ini akan mendatangkan bencana lain seperti kelaparan sebab akan menghabiskan segala tumbuhan dan pepohonan (ayat 5,12,15). Secara kumulatif tulah-tulah ini semakin memporakporandakan berbagai sendi kehidupan Mesir. Para pegawai Firaun sudah menyadari bahwa mereka tidak dapat melawan tangan TUHAN. Mereka sadar mereka pasti binasa (ayat 7). Namun, Firaun tetap mengeraskan hati (ayat 10-11). Apakah Firaun sedang mempermainkan Tuhan? Dalam tulah-tulah sebelumnya sikap Firaun terlihat seperti bertobat ketika tulah dinyatakan, tetapi begitu tulah diangkat ia mengeraskan hati. Sikap yang sama ditunjukkan dalam menghadapi tulah belalang ini (ayat 16-20). Sebenarnya Tuhan tetap berdaulat. Ia yang mengendalikan hati Firaun. Tujuan Tuhan adalah hendak mempertontonkan kuasa dahsyat-Nya yang tidak dapat ditandingi oleh ilah-ilah lain. Dengan demikian Firaun akan dipaksa tunduk dan mengakui kedaulatan Tuhan. Tuhan tidak dapat dipermainkan manusia karena Dia mahakuasa dan berdaulat atas seluruh hidup manusia. Orang yang terus menerus mengeraskan hati terhadap teguran dan peringatan Tuhan dan yang mengira bisa mengelakkan konsekuensi penolakannya suatu saat akan tidak bisa lagi bertobat. Ini juga peringatan keras buat kita yang telah menerima anugerah-Nya yang melimpah, agar kita jangan bermain-main lagi dengan dosa. Jangan tunggu sampai hajaran keras harus Tuhan timpakan kepada kita supaya bertobat. Camkan: Tidak seorang pun dapat luput dari hukuman Tuhan bila mengabaikan kesabaran-Nya yang menuntun pada pertobatan. |
(0.24593624137931) | (Ul 31:1) |
(sh: Ketaatan membawa berkat masa depan (Kamis, 15 Juli 2004)) Ketaatan membawa berkat masa depanKetaatan membawa berkat masa depan. Masa depan, siapa yang dapat meramalkannya? Para cenayang (=dukun yang dapat berhubungan dengan makhluk halus) mencoba membaca masa depan. Tidak disangkal, roh jahat memiliki pengetahuan dan kekuatan yang melampaui manusia. Namun kendali sejarah hanya ada di tangan Allah pencipta. Israel sudah tiba di ambang pintu tanah Perjanjian. Musa dengan setia menghantar mereka sampai di situ. Namun, Musa tidak diijinkan Allah masuk ke tanah Kanaan. Yosualah yang akan menggantikan Musa memimpin umat Israel memasuki negeri itu. Ada dua masalah besar. Pertama, Israel tidak memiliki pasukan untuk berperang merebut negeri yang penduduknya ahli berperang. Kedua, walaupun Yosua pernah memimpin pasukan Israel mengalahkan Amalek empat puluh tahun yang lampau (Kel. 17:8-16), sekarang ia sudah tua. Mampukah ia menggantikan Musa dan memimpin mereka menaklukkan Kanaan? Tidak seorang pun yang dapat menjamin Israel mampu menduduki tanah Kanaan di bawah kepemimpinan Yosua. Tetapi Allah mampu! Bukankah Dia yang mengendalikan sejarah? Oleh sebab itu Musa menasihati Israel untuk mempercayakan diri mereka kepada Allah. Allahlah yang berperang bagi mereka. Allah akan memakai Yosua sebagai pemimpin mereka mengalahkan musuh (ayat 6). Pesan untuk Yosua sama intinya, "kuatkan dan teguhkanlah hatimu ... Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau" (ayat 7). Siapa yang dapat meramal masa depan Indonesia? Mungin kita pesimis melihat gejolak politik berkaitan dengan pemilu. Orang yang menilai diri mereka layak jadi pemimpin jauh dari kualitas Musa ataupun Yosua. Namun masa depan kita tidak terletak pada mereka tetapi pada Allah pencipta, yang berdaulat atas sejarah manusia. Renungkanlah: Inilah saatnya menaruh percaya dan harap kepada Allah. Jangan mengandalkan manusia, sebaliknya doakanlah pemimpin kita agar Tuhan menyertainya seperti Ia menyertai Yosua! |
(0.24593624137931) | (2Raj 7:3) |
(sh: Kedaulatan Allah mutlak (Kamis, 25 Mei 2000)) Kedaulatan Allah mutlakKedaulatan Allah mutlak. Seorang ekonom Indonesia pernah mengatakan bahwa ia mempunyai resep untuk mengangkat nilai rupiah dari 17.000 menjadi 1.000 untuk tiap dollar dalam waktu singkat. Itu dikatakan ketika Indonesia tengah mengalami krisis moneter yang dahsyat. Walaupun resepnya tidak pernah diujicobakan karena pemerintah tidak menanggapi tawarannya, namun sudah dapat dipastikan bahwa ditinjau dari sudut ilmu ekonomi, resepnya tidak masuk akal dan tidak mungkin diimplementasikan. Ketidakmungkinan ini disebabkan karena ada banyak faktor yang mempengaruhi fluktuasi rupiah, yang berada di luar kontrol pemerintah Indonesia. Tidak demikian dengan Allah, Ia mampu membuat harga sembako yang terbaik turun drastis dalam waktu 1 hari, sehingga krisis ekonomi berakhir (bdk. Ayat 3 dan 18). Kemampuan ini menyatakan dengan tegas bahwa Allah mengontrol atau berdaulat atas semua faktor termasuk manusia yang akan mempengaruhi kondisi ekonomi masyarakat kota Samaria. Ia menyingkirkan pasukan Siria yang menghalangi kota Samaria untuk menerima pasokan bahan pangan dari luar dalam waktu singkat dan dengan cara menakjubkan (6-7). Dengan demikian secara otomatis Allah pun mengadakan bahan pangan dalam jumlah besar yang segera dapat dikonsumsi oleh rakyat Samaria (7-9). Kedaulatan Allah juga dinyatakan melalui matinya ajudan raja Israel. Ia berdaulat atas kehidupan seseorang, atas mampu atau tidaknya seseorang menikmati bahan pangan. Dalam kelaparan hebat, Allah mampu mengadakan makanan berlimpah-limpah bagi seluruh kota, namun ia pun mampu membuat seorang manusia tidak dapat makan, justru ketika makanan tersedia berlimpah-limpah. Kedaulatan Allah di dalam memberikan anugerah-Nya juga dapat terbaca dengan jelas. Ia sengaja memakai penderita kusta - orang yang dianggap sampah dan pendosa - untuk menikmati kelimpahan berkat yang pertama dan mewartakannya kepada seluruh penduduk kota. Ia ingin menegaskan bahwa bangsa Israel sebetulnya tidak layak untuk menerima keselamatan, namun semua itu hanyalah anugerah Allah di dalam kedaulatan-Nya. Renungkan: Bagaimana Anda melihat kedaulatan Allah dalam kehidupan Anda dan masyarakat sehari-hari? Masihkah Anda merasakan kedaulatan-Nya yang tidak terbendung namun juga tertib dan bertujuan? |
(0.24593624137931) | (2Raj 10:18) |
(sh: Jangan pernah berpikir Allah bisa diperalat (Rabu, 31 Mei 2000)) Jangan pernah berpikir Allah bisa diperalatJangan pernah berpikir Allah bisa diperalat. Penyembahan Baal sudah sejak lama diberlakukan dan dipromosikan oleh dinasti Ahab, maka sangatlah lumrah dan logis bila Yehu menghancurkan penyembahan agar kenang-kenangan terhadap regim lama hilang dari rakyat Israel. Tetapi mengapa panggilan Yehu kepada seluruh nabi Baal untuk menghadiri upacara penyembahan Baal secara besar-besaran dapat dikatakan efektif? Mengapa penyembah Baal yang setia tidak curiga akan motivasi Yehu? Nampaknya sebagai ajudan Ahab, Yehu juga menjadi penyembah Baal bersama-sama keluarga kerajaan. Sebagai seorang manusia yang dapat secara sigap memperalat agama untuk mencapai tujuannya, dulu mungkin memperlihatkan sebagai seorang penyembah Baal yang setia. Namun pelenyapan para nabi dan penyembah Baal serta penghancuran penyembahan dan kuil Baal sebetulnya bukan merupakan bukti bahwa Yehu mempunyai komitmen pribadi kepada Allah. Ini terbukti ketika tujuan pribadinya sudah tercapai, semangat yang menggebu-gebu untuk Allah pudar. Reformasi agama yang sudah ia mulai dengan penghancuran kuil Baal tidak terus berlanjut. Malah ia sendiri kini mempromosikan penyembahan dewa asing yang pernah dimulai Yerobeam sebagai agama negara dan hanya berkonsentrasi kepada pemerintahannya saja. Yehu sudah memperalat Allah untuk mendapatkan dan memperkokoh takhtanya. Padahal ia menjadi raja karena Allah memilih dia. Dan sekarang setelah semuanya didapat, dia mengesampingkan dan 'memperistirahatkan' Allah. Seharusnya ia menyadari bahwa tidak pernah dapat memperkokoh takhtanya tanpa keterlibatan Allah. Allah membuktikan bahwa Dia tidak dapat diperalat Yehu dengan memberikan batas waktu keturunan Yehu memerintah di Israel. Dia juga sudah mulai mengurangi wilayah kekuasaan Israel dan mengizinkan bangsa Aram mengalahkan mereka. Renungkan: Hubungan pribadi orang percaya dengan Allah yang berdasarkan komitmen dan penyerahan diri secara penuh merupakan faktor penentu di dalam kehidupannya. Sebab tidak pernah seorang percaya tidak mengalami sesuatu di dalam hidupnya, ketika persekutuan dan hubungan pribadinya dengan Allah berubah. |
(0.24593624137931) | (Ayb 16:1) |
(sh: Kebenaran di atas kenyataan (Senin, 29 Juli 2002)) Kebenaran di atas kenyataanKebenaran di atas kenyataan. Sekali lagi kita membaca teriakan Ayub yang memilukan, "Semangatku patah, umurku telah habis, dan bagiku tersedia kuburan" (ayat 17:1,11). Hidup Ayub tidak selalu penuh penderitaan, bahkan di masa lampau ia pernah mencicipi kehidupan yang baik, (ayat 16:12) tetapi kemudian semuanya lenyap (ayat 14,15). Kita semua merindukan ketenteraman dan kesejahteraan; kehilangan kedua hal ini akan membuat kita kehilangan keseimbangan hidup. Sekuat-kuatnya kita, niscaya kita akan terhuyung-huyung dan kehilangan pegangan. Kita tidak dapat melihat secercah sinar, kita hanya mampu memandang malam yang kelam. Dietrich Bonhoeffer, seorang pendeta berkebangsaan Jerman yang terkenal dengan bukunya, The Cost of Discipleship, pernah berjalan "terhuyung-huyung" dalam kegelapan hidup karena menentang kekejaman Hitler. Ia ditangkap dan pada akhirnya dihukum gantung, meski ia bukan orang Yahudi. Di penjara, orang hanya mengenalnya sebagai seseorang yang tegar. Namun, dengan jujur ia mengakui bahwa di dalam sukmanya, ia gelisah dan tidak tenteram. Ia berjuang untuk tegar, namun ia pun dapat terguncang. Ayub pun berupaya keras untuk tetap berharap walau berharap telah menjadi sebuah perjuangan, bukan lagi penghiburan. Ia berseru, "Meskipun begitu orang yang benar tetap pada jalannya dan orang yang bersih tangannya bertambah-tambah kuat" (ayat 17:9). Saya tidak tahu apakah itu yang Ayub alami - bertambah kuat- namun itulah yang ia proklamasikan sebagai pernyataan imannya. Ia menolak untuk mengubah kebenaran menjadi serupa dengan kenyataan. Bagi Ayub, kebenaran tetap kebenaran kendati tidak sesuai dengan kenyataan. Dalam mengarungi laut penderitaan, kita harus berjuang keras untuk tetap berpegang pada kebenaran firman Tuhan walau kenyataan terlihat berbeda. Firman Tuhan adalah sauh yang menancap di dasar laut sehingga sebesar apa pun ombak bergulung di permukaan, perahu kehidupan kita tidak akan terseret oleh ombak yang menggunung. Renungkan: Kita tidak selalu dapat memahami kenyataan hidup, tetapi kita selalu dapat mempercayai kebenaran firman-Nya. |
(0.24593624137931) | (Ayb 25:1) |
(sh: Kesimpulan keliru (Senin, 5 Agustus 2002)) Kesimpulan keliruKesimpulan keliru. Ucapan Bildad memperlihatkan bahwa mereka telah kehabisan ide untuk membantah perenungan-perenungan Ayub yang sedemikian dalam dan menantang. Bildad kini tidak lagi mengulang pokok tentang penghukuman Allah atas orang jahat. Juga sesudah pernyataan, di ayat 2, Bildad melanjutkan bukan dengan pernyataan tetapi dengan pertanyaan. Semua ini makin mengokohkan kesimpulan bahwa para sahabat Ayub telah tidak mampu lagi memojokkan Ayub dengan teori-teori mereka. Kini Bildad mengutarakan pemikiran yang sebenarnya juga telah ditegaskan Ayub sebelumnya dan yang kelak akan dinyatakan Allah sendiri kepada Ayub secara luas dan dalam. Dalam susunan puitis yang indah, Bildad memaparkan tentang kebesaran Allah dan keterbatasan manusia. Kebesaran Allah ditekankan dalam dua bagian paralel (ayat 2,3 dan 5). Lalu keterbatasan dan ketidak-berartian manusia diparalelkan juga di ayat 4 dan 6. Dengan kata lain, di hadapan Allah yang mahabesar, manusia kecil dan tidak berarti, karena itu tidak dapat membenarkan diri sendiri. Argumen Bildad adalah dengan mengkontraskan manusia dengan makhluk-makhluk surgawi. Apabila terang makhluk-makhluk surgawi menjadi suram dibandingkan dengan terang kemuliaan Allah, maka siapakah dari isi bumi ini yang dapat menyatakan dirinya benar. Menurut Bildad, manusia hanya seperti cacing yang hina dan tak berarti. Kesimpulan ini bertentangan dengan yang dipahami Ayub dan didengungkan pemazmur (ps. 8) dan yang ditegaskan Allah kelak di akhir kitab ini. Justru karena Allah mahabesar dan manusia terbatas, maka Allah dapat memberikan perhatian tanpa batas pada manusia. Di dalam perhatian serta kasih sayang Allah itulah, manusia menemukan arti bagi dirinya dan makna bagi hidupnya. Manusia memang terbatas dan telah jatuh ke dalam dosa, namun itu tidak berarti bahwa manusia turun status menjadi binatang. Renungkan: Pemahaman teologis yang sempit dan kepalang tanggung tidak dapat memahami realitas hidup dengan benar dan tidak mungkin memberikan harapan bagi orang yang sedang menderita. |
(0.24593624137931) | (Mzm 24:1) |
(sh: Ya Raja Kemuliaan, datanglah! (Senin, 24 Februari 2003)) Ya Raja Kemuliaan, datanglah!Ya Raja Kemuliaan, datanglah! Tujuan Allah menitipkan alam kepada manusia adalah agar manusia dapat menjaga keseimbangan dan integritas alam ciptaan-Nya. Namun, keadaan yang terjadi justru sebaliknya. Manusia lebih cocok disebut penghancur bumi daripada pemelihara bumi. Apakah Allah akan bertindak terhadap para penghancur bumi ciptaan-Nya? Mazmur ini memberikan jawaban kepada kita. Bahwa Dia, sang Pencipta langit dan bumi, yang menguasai alam semesta, dan yang bertakhta atas dunia ini (ayat 1-2) suatu saat akan datang dan mengklaim milik-Nya. Maka, celakalah mereka yang tidak layak bila saatnya tiba. Siapakah yang layak menghampiri gunung-Nya yang kudus, berdiri di hadapan takhta kudus-Nya? Hanya mereka yang menjaga diri dari kenajisan hidup, yang bersih dan integritas dirinya utuh (ayat 4), serta selalu mencari dan melakukan apa yang berkenan kepada-Nya (ayat 6) yang akan menerima berkat Tuhan dan keselamatan dari-Nya (ayat 5). Dia akan datang, dan sungguh kedatangan-Nya akan membuat kubu-kubu yang tertutup dengan rapat menjadi terbuka, tiada yang dapat bertahan di hadapan Raja Kemuliaan (ayat 7-9). Tidak satu pintu pun yang tinggal tertutup dapat bertahan di hadapan Pemilik alam semesta. Manusia boleh mencoba menolak Raja Kemuliaan sebagaimana dulu kedatangan-Nya yang pertama telah ditolak (Yoh. 1:11), bahkan mereka menyalibkan Dia (Mat. 17:22, 23). Tetapi, kali ini Dia akan datang sebagai Raja Kemuliaan yang berdaulat dan berkuasa penuh. Dia akan meminta tanggung jawab dan kesiapan kita. Siapakah yang dapat bertahan di hadapan-Nya? Renungkan: Tujuan kedatangan-Nya yang pertama adalah untuk menjadi juruselamat dunia. Tujuan kedatangan yang kedua adalah untuk menyatakan kerajaan-Nya yang mulia. Waspadalah dan persiapkan diri Anda. Jangan sampai Anda ditolak-Nya karena kedapatan tidak siap! |
(0.24593624137931) | (Mzm 27:1) |
(sh: Aman dalam perlindungan Tuhan (Kamis, 27 Februari 2003)) Aman dalam perlindungan TuhanAman dalam perlindungan Tuhan. Sekali lagi bila orang benar diserang, difitnah dan diancam, kepada siapakah ia berlindung? Adakah tempat yang cukup aman di bumi ini bagi orang benar? Di manakah perlindungan sejati? Pemazmur menyatakan dengan tegas bahwa Tuhan adalah terang, keselamatan, dan benteng hidupnya. Maka, ia tidak usah takut akan musuh seperti apa pun karena kepercayaannya bahwa Tuhan adalah perlindungannya (ayat 1-3). Lebih dari pada itu, pemazmur yakin bahwa tempat paling aman adalah rumah Tuhan, yaitu kehadiran Tuhan dalam hidupnya karena di hadirat Tuhanlah pemazmur terlindungi dari mara bahaya (ayat 4-6). Maka, dengan mantap pemazmur menaikkan doa permohonannya agar Tuhan segera menyelamatkan dia (ayat 7), dan jawaban Tuhan tidak jauh dari keyakinannya, yaitu agar pemazmur mencari wajah-Nya (ayat 8), maksudnya tentu meminta firman atau juga belajar dari firman- Nya. Maka, pemazmur minta sungguh Tuhan mengajarnya supaya ia semakin yakin akan perkenanan Tuhan atasnya (ayat 7-10). Permohonan pemazmur semakin mendesak karena desakan dari para musuh yang telah memfitnahnya dan ingin menghabiskannya. Namun, pemazmur tetap berpegang pada kepercayaannya, yaitu Tuhan yang akan menyelamatkannya. (ayat 11-13) Mazmur ini ditutup dengan ajakan untuk menantikan Tuhan (ayat 14). Pemazmur mempercayakan hidupnya ke tangan Tuhan, yang diyakininya sebagai perlindungan sejati. Hadirat Tuhan adalah tempat perlindungan yang paling aman. Bila Tuhan yang melindungi, siapakah musuh yang dapat mengganggu? Renungkan: Sewaktu-waktu kerusuhan dapat menimpa kita; penderitaan, wabah penyakit, malapetaka, kemiskinan menyerbu tanpa dapat kita elakkan. Saat itu, Anda tidak dapat lari berlindung kepada siapa pun atau ke tempat mana pun yang aman, kecuali kepada Tuhan dan tempat kudus-Nya. |
(0.24593624137931) | (Mzm 115:1) |
(sh: Tujuan ibadah (Sabtu, 4 Mei 2002)) Tujuan ibadahTujuan ibadah. Sebagaimana gong besar dipukul berulang-ulang untuk menentukan nada lagu, demikian mazmur ini dibuka dengan perkataan, “Bukan kepada kami …”. Pemazmur mengemukakan tentang tujuan dari ibadah umat yang sebenarnya ialah memberikan kemuliaan kepada Tuhan karena kasih dan kesetiaan Allah. Ini amat berbeda dari bangsa-bangsa kafir yang bertanya dengan nada menghina, merendahkan kemuliaan Allah dan melukai hati orang beriman, “Di mana Allah mereka?” (bdk. Mzm. 42:4). Terhadap ejekan bangsa–bangsa lain, bangsa Israel menyatakan imannya bahwa Allahnyalah yang berkuasa sedang dewa-dewa bangsa lain hanyalah buatan tangan manusia dan sama sekali tidak berdaya (ayat 3-8). Karenanya, pemazmur mengajak umat Israel, para imam keturunan Harun, dan orang-orang yang takut akan Tuhan untuk “Percayalah pada Tuhan”. Ajakan pemazmur ini diresponi dengan ucapan bersama , “Dialah pertolongan dan perisai mereka”. Sebagai perisai, Allah menyelamatkan, melindungi dan menolong sedemikian rupa sehingga orang-orang-Nya yang terjatuh, dan tertunduk lemah dapat mengangkat kepalanya kembali. Orang-orang yang percaya akan Tuhan itu pun aman karena dikelilingi kasih setia Allah (lih. Mzm. 32:10). Mereka juga tahu dengan pasti bahwa Tuhan akan bertindak (lih. Mzm. 37:3,5) sehingga mereka dapat menghadapi beragam tantangan dengan tenang. Bila Tuhan Allah mengingat umat-Nya, Ia bertindak sesuai dengan perjanjian-Nya dan memberi berkat kepada umat Israel. Berkat Tuhan ini menyeluruh baik terhadap orang-orang kecil maupun besar. Karena langit kepunyaan Tuhan dan bumi telah diberikan-Nya kepada anak-anak manusia (ayat 16), maka selama umat Allah masih hidup, dalam kesempatan apa pun mereka patut memuji Allah selama-lamanya (ayat 18). Pujian harus terus dikumandangkan oleh angkatan yang akan datang. Jangan menunda memuji Allah, karena orang-orang mati tidak dapat lagi melakukannya (ayat 17). Renungkan: Manusia memiliki hati dan otak yang dapat merenungkan kebesaran dan kebaikan Allah sehingga mendorong mulut memuji Dia dengan tulus. |
(0.24593624137931) | (Yes 35:1) |
(sh: Hukuman dan keselamatan (Kamis, 23 September 2004)) Hukuman dan keselamatanHukuman dan keselamatan. Sulit memiliki konsep positif tentang hukuman dalam zaman ini. Menggandengkan Yesaya 34 dan 35 akan menolong kita memahami bahwa hukuman dan pembayaran terhadap hutang dosa, tidak dapat dipisahkan. Demikian juga pembaruan dari pemulihan tidak dapat dipisahkan. Karena Allah dan hukum-hukum-Nya kudus dan kasih adanya, kedua hal tersebut pun berjalan seiring. Hukuman atas dosa berakibat fatal. Gambaran-gambaran ngeri dalam pasal 35 disarikan dalam ayat 1: padang gurun dan padang tandus. Namun, Allah yang menghukum itu adalah juga Allah sumber hidup yang menerbitkan dan mengembalikan segala sesuatu menjadi baru dan indah. Kengerian akan diganti dengan kesukaan, kebinasaan akan ditaklukkan oleh kehidupan baru. Sukacita seperti apa akan terjadi? Pertama, sukacita yang mencelikkan mata yang buta dan menguatkan lutut yang gemetar (ayat 5-6a). Artinya sukacita karena terbukanya "mata" kita untuk melihat Tuhan sebagai penolong. Kedua, sukacita yang menyebabkan mata air di padang gurun memancarkan air segar dan tanah kersang (kering tidak subur) menjadi sumber-sumber air (ayat 6b-7). Kias ini ingin menekankan pembaruan yang ajaib dan dahsyat jauh melebihi kuasa pemerintahan ketika hukuman dijatuhkan. Ketiga, sukacita yang menghantarkan orang-orang yang diselamatkan Allah memasuki "Jalan kudus" (tempat suci) (ayat 8-9). Keempat, sukacita yang abadi (ayat 10). Sukacita dari Allah ini memberi kekuatan bagi kita untuk dapat berdoa di tengah kesulitan. Banyak hal yang dapat menyebabkan kita kehilangan sukacita, seperti: kesedihan, perasaan tertolak, kehilangan orang yang dikasihi, marah, iri hati, kebencian, dendam, permusuhan, dll. Bagaimana cara mengatasi hal ini? Pertama, memercayai janji pembelaan dari Tuhan sungguh nyata bagi kita. Tuhan tidak meninggalkan kita sendiri sebab dengan iman seseorang dibenarkan (Luk. 18:7-8). Kedua, tetap setia melakukan firman Tuhan, meski sendiri saja sebab pada waktu-Nya pasti Tuhan akan membela kita. Renungkan: Hidup baru dalam anugerah Tuhan berkualitas menaklukkan segala masalah hidup betapa pun sulitnya. |
(0.24593624137931) | (Yes 40:12) |
(sh: Allah vs ciptaan (Minggu, 24 Juli 2005)) Allah vs ciptaanAllah vs ciptaan Berabad-abad lamanya manusia mencoba mengenal Allah dengan beragam cara. Salah satu cara yang dipakai manusia ialah mencoba mencari Allah dengan cara me-nyembah alam ciptaan-Nya agar melaluinya ia dapat mengendalikan Allah. Allah menegaskan kekuatan dan kebesaran diri-Nya dalam nas ini. Pertama, hikmat Allah tidak bisa dibandingkan dengan hikmat manusia karena manusia adalah bagian dari ciptaan-Nya (ayat 12-14). Manusia tidak bisa mengajari Allah. Sebaliknya, manusia bergantung sepenuhnya kepada Wahyu Allah untuk mengerti diri-Nya. Kedua, kebesaran Allah tidak bisa dibandingkan dengan luasnya bumi dan isinya ataupun dengan keperkasaan bangsa-bangsa (ayat 15-17). Sebagai perbandingan luas hutan Libanon tidak mampu mencukupi kebutuhan kayu bakar dan binatang untuk dipersembahkan sebagai korban bakaran bagi Allah. Allah tidak dapat dibandingkan dengan hal-hal di atas. Jadi, bagaimana mungkin manusia dapat membandingkan Allah dengan patung buatan tangan manusia (ayat 18-20)? Sikap seperti ini adalah sikap mengecilkan dan menghina bahkan melawan Allah. Padahal Dia berdaulat penuh atas semua manusia ciptaan-Nya sehingga tidak ada penguasa dunia yang bertahan di hadapan-Nya (ayat 23-24). Segenap alam pun baik yang di bumi maupun di atas langit tunduk pada kekuasaan-Nya (ayat 25-26). Oleh karena manusia tidak dapat membandingkan Allah dengan apa pun di alam semesta ini maka ia tidak berhak mencela Allah sebagai Allah yang tidak peduli terhadap dirinya (ayat 27). Sebaliknya, orang yang percaya dan bersandar kepada Allah akan menikmati kehadiran-Nya sebagai sumber kekuatan yang dahsyat. Orang yang demikian akan mengalami hidup yang dipelihara dan ditopang Allah sehingga ia senantiasa segar dan bersemangat melayani-Nya (ayat 29-31). Renungkan: Upaya manusia menemukan Allah melalui alam semesta tidak pernah berhasil karena Dia hanya menyatakan Diri-Nya secara sempurna melalui Yesus. |
(0.24593624137931) | (Yeh 4:1) |
(sh: Teater tunggal Yehezkiel (Kamis, 19 Juli 2001)) Teater tunggal YehezkielTeater tunggal Yehezkiel. Tugas pertama Yehezkiel bukanlah mewartakan berita penghukuman dari Allah, namun ia justru diperintahkan untuk berlakon tunggal dalam sebuah teater yang sangat eksotik. Teater ini akan dipertontonkan kepada seluruh bangsa Yehuda yang ada dalam pembuangan bersama-sama dengan dirinya. Mereka juga harus berpartisipasi dengan jalan menafsirkan pesan yang disampaikan dalam teater tunggal tersebut.
Teater tunggal Yehezkiel mempunyai 3 pesan bagi bangsa Israel.
Pesan pertama berbicara tentang pengepungan yang akan dialami oleh
Yerusalem sebagai pusat dan kebanggaan bangsa Israel. Pengepungan
ini tidak dapat dielakkan lagi karena Allah tidak mau lagi
mendengarkan doa mereka (ayat 3). Pesan kedua berbicara tentang
jangka waktu pembuangan yang akan dijalani oleh bangsa Israel
(ayat 4-8). Pesan ketiga mewartakan kelaparan yang akan diderita
oleh penduduk Yerusalem karena kelangkaan bahan makanan (ayat Pesan-pesan itu sangatlah penting sebab menyangkut masa depan bangsa Israel sebagai sebuah bangsa, selain pesan itu juga menegaskan siapakah Allah dalam kehidupan sejarah sebuah bangsa sehingga Ia dapat memberitahukan secara tepat sesuatu yang belum terjadi. Namun mengapa berita ini disampaikan melalui cara yang nampaknya main-main? Pertanyaan itu salah sebab justru teater tunggal ini merupakan sarana yang sangat tepat. Teater tunggal ini merupakan ilustrasi yang dapat memberikan kesan yang kuat dan mendalam bagi sebuah bangsa pemberontak seperti Israel yang sudah terlalu banyak mendapatkan berita melalui telinga. Indra yang lain yaitu penglihatan (ayat 1-3), perasa (ayat 4-8), pengecap, serta penciuman (ayat 9-17) harus disentuh agar pesan mengakar kuat dan dalam. Allah memang sangat cerdik dalam memilih media yang akan digunakan untuk menyampaikan berita-Nya namun manusia tetap harus menafsirkannya. Renungkan: Berdasarkan pemahaman di atas, nampaknya krisis multidimensional yang sedang dialami oleh bangsa ini merupakan teater yang sedang Allah sutradarai. Ia sedang mengilustrasikan dan menyentuh segenap indra bangsa ini untuk menyampaikan berita penghukuman dahsyat jika bangsa ini tidak bertobat. Peran apakah yang dapat Anda ambil dalam teater Indonesia pada zaman ini? |
(0.24593624137931) | (Yeh 14:12) |
(sh: Terlalu terlambat, kereta penghukuman sudah berjalan (Senin, 30 Juli 2001)) Terlalu terlambat, kereta penghukuman sudah berjalanTerlalu terlambat, kereta penghukuman sudah berjalan. Ketika berita bahwa penghukuman atas Yerusalem yang tidak dapat dielakkan diutarakan kepada bangsa Yehuda yang berada dalam pembuangan, mereka yang dalam pembuangan masih mencoba beragumentasi. Argumentasi mereka bukannya tidak berdasar sebab mereka menggunakan kebenaran firman Tuhan yang terdapat dalam Kejadian 18. Allah memperhatikan doa Abraham dan berjanji akan membatalkan penghukuman atas Sodom dan Gomora jika ada 10 orang benar hidup dalam kota Sodom. Terhadap Sodom saja Allah mau menunjukkan kemurahan-Nya apalagi terhadap bangsa-Nya yang sudah dipilih, dipanggil, dan diberikan tanah Perjanjian. Mereka berkeyakinan bahwa Allah pasti akan membatalkan penghukuman-Nya karena masih ada beberapa orang benar di Yerusalem. Apakah demikian?
Firman Allah kepada Yehezkiel menegaskan bahwa Yehuda yang ada di
Yerusalem sudah sampai pada tahap dimana pengampunan tidak mungkin
diberikan lagi. Pintu kesempatan sudah ditutup. Allah sangat
serius dalam pernyataan-Nya sebab Ia menyebutkan tiga tokoh besar
dalam sejarah Israel yaitu Nuh, Daniel, dan Ayub. Mereka adalah
orang yang setia dan taat kepada Allah walaupun situasi dan
kondisi menekan dan memaksa mereka untuk berlaku tidak setia.
Namun kebenaran mereka tidak dapat membatalkan penghukuman Allah
atas Yehuda. Kebenaran seseorang tidak dapat menyelamatkan orang
lain yang tidak benar. Allah sangat konsisten dengan prinsip ini.
Walau penghukuman dijatuhkan, tetap akan ada orang-orang yang
terluput dari penghukuman yaitu orang-orang yang benar (ayat Ketika kita mencoba memahami dan menerima prinsip ini memang tidak mudah. Yehezkiel sendiri pun nampaknya bersedih atas apa yang akan menimpa Yehuda yang ada di Yerusalem. Allah dengan kesetiaan-Nya menjanjikan penghiburan yang akan membuat Yehezkiel memahami prinsip Allah (ayat 22-23). Renungkan: Kesempatan tidak selalu ada. Keputusan Allah tidak selalu akan dapat kita pahami. Kita tidak perlu merisaukan dan memperdebatkan masalah itu. Prioritas utama kita adalah bagaimana agar kesempatan pertobatan atas bangsa kita tidak ditutup dan keputusan Allah yang kadang sulit untuk kita pahami tidak dijatuhkan. |
(0.24593624137931) | (Yeh 15:1) |
(sh: Hakikat hidup yang berbuah (Selasa, 31 Juli 2001)) Hakikat hidup yang berbuahHakikat hidup yang berbuah. Perjanjian Lama seringkali menggambarkan Israel dan Yehuda sebagai pohon anggur (Mzm. 80; Yes. 5:1-7; Hos. 10:1). Pohon anggur dihargai berdasarkan buah yang dikeluarkan. Dengan demikian jika umat Allah dilambangkan sebagai pohon anggur, itu merupakan simbol yang tepat. Israel adalah milik yang berharga. Namun yang harus diingat adalah pohon anggur hanya dihargai buahnya. Batang dan ranting-rantingnya tidak dapat digunakan untuk bahan konstruksi maupun dekorasi. Pohon anggur yang tidak berbuah hanya berguna untuk bahan bakar. Firman Allah yang datang kepada Yehezkiel dibuka dengan gambaran tentang pohon anggur yang tidak berbuah yang hanya dapat dipakai sebagai kayu bakar (ayat 1-5). Gambaran itu dipakai oleh Allah untuk menggambarkan keadaan Yehuda yang masih ada di Yerusalem (ayat 6-8). Inilah gambaran yang sangat memprihatinkan tentang Yehuda. Dengan kata lain firman Allah kepada Yehezkiel menyatakan keadaan Yehuda yang sudah tidak berpengharapan. Mengapa demikian? Jika Allah sendiri yang sudah berketetapan untuk menghabisi Yehuda seperti seorang pemilik kebun anggur terhadap anggurnya yang tidak berbuah, siapa lagi yang akan diandalkan oleh Yehuda sebagai tempat pertolongan? Kemana lagi mereka akan mengadu? Jika Allah sudah tidak berpihak kepadanya, apa yang dapat diharapkan? Namun apa tujuan Allah bertindak demikian? Allah mau supaya umat- Nya sungguh memahami bahwa Allah adalah TUHAN. Tidak ada pengharapan selain di dalam Dia. Berpengharapan kepada allah-allah lain sama dengan mendatangkan kehancuran kepada diri sendiri dan masyarakat (ayat 8). Berpengharapan kepada Allah mendatangkan kehidupan bagi diri sendiri maupun masyarakat. Renungkan: Pertanyaan pertama yang harus kita jawab bila kita ingin mempunyai kehidupan yang berharga di mata Allah, bukanlah buah apa yang harus kita hasilkan namun apa yang Allah akan dan dapat lakukan melalui kehidupan kita. Untuk itu kita harus menaruh pengharapan kita sepenuhnya kepada Dia, sebab hanya orang yang berpengharapan kepada Allah yang memberikan hidupnya dipimpin oleh-Nya. Orang yang dipimpin oleh Allah memiliki hidup yang berbuah. Berbuah berarti berharga di mata Allah. Pengantar Mazmur 33-55 Mazmur 33: Pujian tentang penciptaan yang menggambarkan kontrol mutlak Allah atas seluruh alam semesta. Mazmur 34: Pujilah Tuhan setiap waktu karena kasih Allah tidak pernah dibatasi oleh situasi dan kondisi manusia. Mazmur 35: Ratapan individu yang meminta Allah melakukan intervensi karena tindakan musuh-musuh. Mazmur 36: Sebuah pujian yang menggabungkan penggambaran tentang orang- orang fasik dan kasih setia Allah. Mazmur 37: Karakteristik dan pentingnya bergantung kepada Allah. Mazmur 38: Sebuah doa seruan yang berlandaskan keyakinan bahwa apa pun yang kita alami tidak terlepas dari kedaulatan-Nya. Mazmur 39: Sebuah doa yang tidak sekadar minta tolong namun permohonan agar Allah memberikan kepadanya perspektif yang benar. Mazmur 40: Ucapan syukur yang mengingat akan kebaikan Tuhan dan mazmur doa yang berdasarkan kebaikan-Nya. Mazmur 41: Doa yang berbicara tentang keyakinan bahwa Allah akan bermurah hati kepada orang yang murah hati. Mazmur 42: Pujian yang mengungkapkan keyakinan bahwa kasih Allah membangkitkan semangat dan pengharapan. Mazmur 43: Doa agar Allah membenarkan umat-Nya. Mazmur 44: Sebuah ratapan: mengapa umat Allah menderita. Mazmur 45: Pernikahan raja yang menggambarkan kemenangan Mesias. Mazmur 46: Pujian yang mengungkapkan keyakinan kepada Allah sebagai tempat perlindungan dan sumber kekuatan. Mazmur 47: Pujian untuk merayakan Allah yang adalah Raja. Mazmur 48: Pujian atas Sion kota Allah. Mazmur 49: Pengajaran tentang hakikat kebahagiaan sejati. Mazmur 50: Pengajaran tentang hakikat ibadah sejati. Mazmur 51: Ratapan untuk memohon pengampunan Allah. Mazmur 52: Ratapan ketika dikhianati oleh Doeg. Mazmur 53: Pengajaran tentang kebobrokan umat manusia, umat Allah, dan keberadaan Allah sebagai Hakim. Mazmur 54: Ratapan ketika dikhianati oleh seorang sahabat. Mazmur 55: Ratapan yang berkeyakinan bahwa Allah sanggup memelihara umat-Nya dalam keadaan apa pun. |
(0.24593624137931) | (Yeh 22:1) |
(sh: Kota berhutang darah (Sabtu, 8 September 2001)) Kota berhutang darahKota berhutang darah. Kota Yerusalem yang awalnya adalah sebuah kota kudus Allah, kini telah berubah menjadi kota yang banyak menginvestasi perbuatan haram. Tingkat kebejatan yang dilakukan oleh warganya sangat memalukan, sehingga kemesuman tersebut telah menjadi tontonan yang penuh ejekan dari negeri-negeri sekitarnya. Kemerosotan moral, etika, dan rohani masyarakat ini berawal dari kehidupan para pemimpinnya yang berlomba di dalam menumpahkan darah (ayat 6). Allah menjadi muak dengan kriminalitas umat-Nya. Di tengah kesemrawutan yang ditimbulkan oleh dosa, Allah tetap dapat mendaftarkan kejahatan yang telah dianggap sebagai sebuah kebenaran. Mereka tidak segan-segan menghina orang tua. Tanpa mendengarkan suara hati, mereka menindas anak yatim dan janda. Tidak ada lagi orang yang mengindahkan hari kudus-Nya. Pemfitnah dan pemerkosa berkeliaran tanpa ditindak. Pekerjaan menerima suap dan penyembahan berhala sudah dihalalkan di mana-mana. Umat-Nya yang kudus telah berubah menjadi umat bejat yang bersiap sedia menumpahkan darah. Allah tidak menahan hamburan murka-Nya lebih lama lagi. Tindakan pembersihan terhadap kenajisan ini bersifat transparans, sehingga orang yang tidak percaya pun dapat melihat disiplin yang dijalankan Allah atas umat-Nya. Melalui uraian ini kita dapat mempelajari : [1] Allah menghendaki kehidupan yang suci dari umat-Nya. [2] Allah dapat melihat benang kusut masalah manusia langsung pada fokusnya, sehingga membentuk suatu daftar dosa dan pelanggarannya. [3] Allah mengecam disintegritas kesaksian para pemimpin umat. [4] Allah menghendaki pembaharuan terjadi setelah umat-Nya membuka telinga terhadap teguran-Nya. Renungkan: Kristen yang hidup seharusnya adalah Kristen yang senantiasa berupaya menjalani hidup dengan integritas jati diri yang baru di dalam karunia Tuhan Yesus. Bila kita pernah berubah setia terhadap Tuhan sehingga hidup kita bejat, selagi matahari masih terbit dari ufuk timur, masih tersedia peluang bagi kita untuk membenahi diri. Namun tak seorang pun tahu kapan matahari tak terbit lagi, oleh karena itu jangan tunda lagi hari penyesalan dosa. Wahai Kristen, hiduplah sesuai identitas barumu di dalam Kristus! |
(0.24593624137931) | (Yeh 24:15) |
(sh: Babatan Allah itu membersihkan (Kamis, 13 September 2001)) Babatan Allah itu membersihkanBabatan Allah itu membersihkan. Allah menyiapkan hati Yehezkiel yang akan kehilangan istrinya tercinta, tetapi ia tidak diperkenankan meratapi kematiannya di depan umum. Tidak ada seremoni perkabungan. Hal ini bukan berarti Allah melarang Yehezkiel untuk bersedih hati secara pribadi atas kematian istrinya. Tidak berbela-sungkawa secara lahiriah dimaksudkan sebagai tanda bahwa kejatuhan Yerusalem dan Bait Suci akan sedemikian hebatnya, sehingga penduduknya tidak sempat menyatakan kesedihan mereka. Ketaatan hamba Tuhan yang bernama Yehezkiel ini semestinya termasuk tugasnya yang paling berat selaku seorang pengawas dan penjaga umat Allah. Walaupun ia sangat sedih atas kematian istrinya, ia masih harus menyampaikan seruan Tuhan kepada bangsa pemberontak itu. Yehezkiel dapat merasakan penderitaan Allah karena Allah sebentar lagi akan kehilangan umat-Nya, kota-Nya, dan Bait Suci- Nya, sama seperti dirinya yang akan kehilangan istri yang paling dikasihinya. Allah memakai cara ini agar Yehezkiel merasakan apa yang dirasakan Allah, sehingga ia dapat menyampaikan sesuai kepedihan hati Allah. Kristen kadangkala diizinkan mengalami berbagai kejadian pahit. Hal itu dapat berupa kehilangan reputasi diri, kebangkrutan usaha, perceraian dini, kematian orang yang dekat di hati, konflik di dalam lingkungan kerja, atau kecelakaan lalu lintas. Namun satu hal prinsip harus diingat bahwa seringkali kita yang mengundang bencana kehidupan itu melanda hidup kita karena melalaikan berbagai peringatan dan teguran Tuhan yang memperhatikan kita. Bila semuanya sudah terjadi, barulah kita tertatih-tatih meniti langkah mengikuti Tuhan sambil membenahi diri. Adalah jauh lebih baik apabila kita tidak mengabaikan peringatan Tuhan daripada harus menerima murka-Nya. Renungkan: Ibarat seorang pembawa logam mulia yang nyaris tenggelam di dasar laut, ia hanya dapat menyelamatkan diri bila rela melepaskan semua bebannya. Demikian pun Kristen yang belum sungguh-sungguh hidup untuk-Nya, harus merelakan dirinya mengalami kepahitan, bila Allah membabat untuk membersihkan karakter kita yang berulangkali menyimpang dari kebenaran. Bagi para hamba Tuhan, ingatlah bahwa pengalaman yang Tuhan izinkan kadangkala bertujuan melengkapi kita agar menyampaikan firman-Nya sesuai hati Tuhan. |
(0.24593624137931) | (Mat 19:16) |
(sh: Kekayaan dapat membawa duka (Jumat, 23 Februari 2001)) Kekayaan dapat membawa dukaKekayaan dapat membawa duka. Kekayaan seringkali menjadi dambaan insan demi kebahagiaan. Namun seringkali pula realita berbicara sebaliknya, bahwa kekayaan membawa duka: ketidakharmonisan, retaknya persahabatan, rela menjual kejujuran dan ketulusan, dan kehancuran diri. Terlebih lagi bila kekayaan telah menjadi dewa dalam kehidupan seseorang, sehingga segala sesuatu diukur dengan kekayaan. Inilah yang terjadi dalam diri sang pemuda kaya yang malang. Strategi pemuda kaya dalam mengajukan pertanyaan (ayat 16) menunjukkan bahwa sesungguhnya ia tidak sedang bertanya, tetapi memamerkan kesalehannya (ayat 20). Ketika ia menganggap bahwa semua yang baik telah dilakukannya, Yesus menegaskan bahwa hanya Satu yang baik (ayat 17), yakni Tuhan. Bagaimana pun baiknya manusia tetaplah manusia berdosa, yang tidak mungkin mencapai standar kebaikan Allah. Maka Yesus mengatakan bahwa untuk memperoleh hidup kekal, manusia harus datang kepada Allah (ayat 17), dan tidak mungkin dengan usaha atau perbuatan baik manusia. Namun pemuda tersebut menilai kehidupan kekal hanya sejauh usaha manusia (ayat 20). Mungkinkah seorang dapat melakukan semua perintah Allah dengan sempurna, bukan dengan standar manusia tetapi dengan standar Allah?! Bila benar bahwa pemuda tersebut telah melakukan semuanya demi kasihnya kepada Allah, maka ketika Yesus menyuruhnya menjual segala miliknya dan membagikan kepada orang miskin, tidak akan membuatnya sedih, tetapi dengan sepenuh hati ia akan melakukannya. Namun ia gagal karena kekayaan telah menjeratnya. Ketidakmengertian murid-murid, menyebabkan Yesus harus menjelaskan bahwa orang kaya sulit masuk surga, bukan karena kekayaannya, tetapi karena pemahaman yang salah, sehingga tidak menyadari bahwa keselamatan adalah anugerah, yang sesungguhnya tidak dapat diukur dan diupayakan dengan materi. Demikian pula pemahaman mereka tentang apa yang didapatkan sebagai balasan dari kerelaan meninggalkan segala sesuatu untuk mengikut Yesus (ayat 27). Mereka pun mengukur segala sesuatu dengan neraca untung-rugi. Bagi mereka kehidupan kekal masih merupakan sesuatu yang abstrak, maka titik tolak pembicaraan mereka berkisar hal materi. Renungkan: Kekayaan manakah yang lebih berarti, yang bersifat sementara ataukah yang bersifat kekal walau tak nampak wujudnya kini? |