Pergi ke rumah duka lebih baik dari pada pergi ke rumah pesta, karena di rumah dukalah ^w  kesudahan ^x  setiap manusia; hendaknya orang yang hidup memperhatikannya.

Orang berhikmat senang berada di rumah duka, tetapi orang bodoh senang berada di rumah tempat bersukaria. ^z 

Tiada seorangpun berkuasa menahan angin dan tiada seorangpun berkuasa atas hari kematian. Tak ada istirahat dalam peperangan, dan kefasikan tidak melepaskan orang yang melakukannya.

Sesungguhnya, semua ini telah kuperhatikan, semua ini telah kuperiksa, yakni bahwa orang-orang yang benar dan orang-orang yang berhikmat dan perbuatan-perbuatan mereka, baik kasih maupun kebencian, ada di tangan Allah; manusia tidak mengetahui apapun yang dihadapinya. ^w 

Segala sesuatu menjemukan, sehingga tak terkatakan oleh manusia; mata tidak kenyang melihat, ^h  telinga tidak puas mendengar.

Dan aku melihat bahwa segala jerih payah dan segala kecakapan dalam pekerjaan adalah iri hati seseorang terhadap yang lain. Inipun kesia-siaan dan usaha menjaring angin. ^j 

Lebih baik seorang muda miskin tetapi berhikmat dari pada seorang raja tua tetapi bodoh, yang tak mau diberi peringatan lagi.

Berdua lebih baik dari pada seorang diri ¹ , karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka.

Lagipula ia tidak melihat matahari dan tidak mengetahui apa-apa. Ia lebih tenteram dari pada orang tadi.

Lebih baik melihat saja dari pada menuruti nafsu. Inipun kesia-siaan dan usaha menjaring angin. ^q 

Nama yang harum lebih baik dari pada minyak yang mahal ¹ , ^u  dan hari kematian ²  lebih baik dari pada hari kelahiran. ^v 

Lihatlah, ini yang kudapati, kata Pengkhotbah: ^c  Sementara menyatukan yang satu dengan yang lain untuk mendapat kesimpulan,

sebelum matahari dan terang, bulan dan bintang-bintang menjadi gelap, dan awan-awan datang kembali sesudah hujan,

Apakah untung pekerja dari yang dikerjakannya dengan berjerih payah? ^k 

Bersedih lebih baik dari pada tertawa, ^y  karena muka muram membuat hati lega.

Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, ^o  juga roti bukan untuk yang berhikmat, ^p  kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib ^q  dialami mereka semua. ^r 

Oleh karena kemalasan runtuhlah atap, dan oleh karena kelambanan tangan bocorlah ^o  rumah.

Lalu aku berpaling untuk meninjau hikmat, kebodohan dan kebebalan ¹ , ^k  sebab apa yang dapat dilakukan orang yang menggantikan raja? Hanya apa yang telah dilakukan ^l  orang.

Siapakah seperti orang berhikmat? Dan siapakah yang mengetahui keterangan setiap perkara? Hikmat manusia menjadikan wajahnya bercahaya dan berubahlah kekerasan wajahnya.

Semua ini telah kulihat dan aku memberi perhatian kepada segala perbuatan yang dilakukan di bawah matahari, ketika orang yang satu menguasai orang yang lain hingga ia celaka.