Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 121 - 140 dari 1264 ayat untuk dirinya [Pencarian Tepat] (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.2518897254902) (Yoh 13:32) (jerusalem: Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia) Sejumlah naskah tidak memuat kalimat ini
(0.2518897254902) (Yoh 16:10) (jerusalem: akan kebenaran) Roh Kudus akan memperlihatkan bahwa Yesus berhak mengaku diriNya "Anak Allah", bdk Yoh 10:33; 19:7. Buktinya ialah peralihan Yesus kepada Bapa, Yoh 13:1; 20:17, sebab peralihan itu menyatakan asal Yesus dan kepribadian surgawiNya, Yoh 6:62.
(0.2518897254902) (Yoh 17:1) (jerusalem) Inilah doa agung Juruselamat yang pada saat korbanNya mempersembahkan diriNya dan mendoakan semua manusia.
(0.2518897254902) (Yoh 17:19) (jerusalem: menguduskan diriKu) Yesus menguduskan diriNya dengan menghadap Bapa supaya bersatu denganNya dan dengan memperkenalkan diri kepada manusia sebagai pewahyuan utuh lengkap. Ia memohon, agar murid-muridNya hidup dalam kebenaran Allah, setelah dikuduskan oleh kepercayaan kepada Bapa yang diwahyukan Yesus kepada mereka
(0.2518897254902) (Kis 2:47) (jerusalem: memuji Allah) Bdk Kis 3:8,9; 4:21; 21:20; Luk 2:20+
(0.2518897254902) (Kis 24:6) (jerusalem: menurut hukum Taurat kami) Orang-orang Yahudi menganggap dirinya berwenang di bidang itu. Bdk Kis 25:9; Yoh 18:31+. Naskah Aleksandria tidak memuat: dan hendak menghakiminya menurut hukum Taurat kami. 7 Tetapi kepala pasukan Lisias datang mencegahnya dan merebut dia dengan kekerasan dari tangan kami, 8 lalu menyuruh para pendakwa datang menghadap engkau.
(0.2518897254902) (Kis 25:11) (jerusalem: Aku naik banding kepada Kaisar) Oleh karena Festus menyatakan dirinya tidak berwenang dalam perkara Paulus maka Paulus hanya dapat mengelakkan diri dari proses di hadapan Mahkamah Agama dengan menggunakan hak khusus warga negara Roma, bahwa dalam perkara pidana hanya dapat diadili oleh Mahkamah kekaisaran.
(0.2518897254902) (Kis 26:18) (jerusalem: untuk membuka mata mereka) Menurut Kis 9:17-18 maka Pauluslah yang beralih dari kegelapan menuju cahaya dengan dapat melihat lagi. Menurut Kis 22:16 (bdk Kis 9:18) Pauluslah yang harus membersihkan diri dari dosa dengan memberi dirinya dibaptis. Maka pengalamannya sendiri menjadi lambang pengutusannya kepada orang-orang lain.
(0.2518897254902) (Rm 7:14) (jerusalem) Bagian ini memperbincangkan tentang manusia yang dikuasai oleh dosa sebelum dibenarkan, pada hal bab 8 memperbincangkan tentang manusia yang sudah dibenarkan dan memiliki Roh Kudus. Tetapi juga orang Kristen di dunia ini masih mengalami pertentangan di dalam dirinya, Gal 5:17 dst.
(0.2518897254902) (Rm 8:3) (jerusalem: tak berdaya oleh daging) Hukum Taurat Musa hanya kaidah lahiriah belaka bukanlah prinsip keselamatan, Rom 7:7+. Hanya Kristus, yang menghancurkan "daging" dalam diriNya sendiri melalui kematianNya, dapat menghancurkan dosa yang bersimaharajalela dalam "daging"; semenjak bersatu dengan Kristus, manusia dari "kedagingan" menjadi "rohani".
(0.2518897254902) (1Kor 15:29) (jerusalem) Tentang adat yang tersinggung di sini tidak diketahui apa-apa lagi. Dapat juga diterjemahkan: Jika demikian, apakah faedahnya orang memberi dirinya dibaptis untuk orang mati. Paulus tidak berkata apa-apa tentang nilai adat semacam itu, tetapi menggunakannya sebagai "argumentum ad hominem" (suatu argumentasi yang hanya berlaku bagi mereka yang mempraktekkan adat itu).
(0.2518897254902) (Ef 5:27) (jerusalem) Menurut adat di bagian Timur dahulu calon isteri dimandikan dan dihiasi; lalu "anak-anak pernikahan" mengantarnya menghadap bakal suaminya. Sehubungan dengan Gereja, Kristus sendiri membersihkan calon isteriNya dari segala noda dalam baptisan (Efe 5:26, di mana disebutkan sebuah rumus permandian: firman) untuk mengantarnya menghadap diriNya sendiri, bdk 1Te 5:8.
(0.2518897254902) (2Yoh 1:9) (jerusalem: ajaran Kristus) Entah ajaran yang diajarkan oleh Kristus, entah ajaran mengenai Kristus
(0.24641862745098) (Mzm 22:1) (sh: Jeritan hati orang yang tertindas (Jumat, 21 Februari 2003))
Jeritan hati orang yang tertindas

Jeritan hati orang yang tertindas. Kapan seseorang benar-benar merasakan bahwa dirinya menderita? Ketika orang lain memandang dirinya tidak lebih dari mangsa yang siap diterkam dan dihabisi. Apa yang dapat dilakukan orang yang berada dalam penderitaan? Menjerit dan berdoa kepada Tuhan?

Kali ini kita berhadapan pemazmur yang menjerit kepada Allah karena penderitaannya. Alasan mengapa menderita diungkapkan dalam rangkaian mazmur ini. Tetapi, ia merasa ditinggalkan Allah dengan alasan yang tidak diketahui (ayat 2). Hidupnya sekarang berada dalam suatu ketegangan antara percaya atau tidak kepada Allah. Dia berseru kepada Allah, namun Allah tetap jauh dan tak menjawab, seakan-akan menolak dan membuang dia (bdk. 27:9 dan 71:9). Apakah ia menjadi putus asa? Tidak, karena dia tetap percaya bahwa Tuhan memberi kekuatan dan pengharapan kepadanya. Dibutuhkan perjuangan iman untuk tetap meyakini Allah dan menyerahkan segala penderitaannya kepada Allah. Pernyataan kepercayaan ini disusul dengan suatu permohonan agar Tuhan tidak jauh karena tidak ada yang dapat menolong kecuali Tuhan.

Satu lagi teladan sebagai anak Tuhan pemazmur tunjukkan kepada kita. Benar bahwa penderitaan yang lama dan hebat membuat dia merasa ditinggalkan Allah, tetapi itu tidak membuatnya meninggalkan Allah, malah menyanyikan pujian dan syukur kepada Allah. Perjuangan iman ini akhirnya tidak hanya berujung pada tindakan Allah membebaskan dirinya dari penderitaan, tetapi juga perkenanan Allah mempersilakan dirinya mengalami kembali kasih setia Allah.

Renungkan: Pemazmur memilih mengambil jalan iman, meskipun jalan ini penuh tantangan, kekecewaan, dan ketegangan. Pemazmur memilih jalan ini karena dia percaya bahwa Tuhan adalah Allah yang setia pada diri-Nya sendiri: Dia adalah Allah yang kudus, Allah Penyelamat.

(0.24641862745098) (Mzm 26:1) (sh: Bila orang benar difitnah (Rabu, 26 Februari 2003))
Bila orang benar difitnah

Bila orang benar difitnah. Mazmur ini dilatarbelakangi oleh peristiwa pengadilan suci, sebagaimana berlaku pada zaman raja-raja. Jika seseorang dituduh bahwa ia telah melakukan kesalahan yang besar dan tak dapat ia buktikan bahwa tuduhan itu tidak beralasan, maka orang itu naik banding kepada Tuhan sebagai Hakim tertinggi. Si tertuduh wajib mengangkat sumpah dengan mengutuk dirinya sendiri jika ternyata tuduhan tersebut benar. Selanjutnya ia harus pergi ke Bait Suci dan mengulang sumpahnya di situ dan Tuhan sendiri bertindak mengadili hamba-Nya dan menyatakan dia bersalah atau tidak, sesuai dengan kenyataan yang diketahui Tuhan sendiri.Pemazmur yang menjadi terdakwa, berpaling kepada Tuhan untuk meminta pembelaan bagi dirinya (ayat 1). Baginya Tuhan adalah sumber keadilan yang akan dapat menyatakan benar tidaknya dirinya (ayat 2). Pemazmur meyakini diri tidak bercela karena selalu berpedomankan Tuhan (ayat 3), menjauhi pergaulan dengan orang- orang tidak benar (ayat 4-5), ataupun melakukan perbuatan- perbuatan yang jahat (ayat 9-10), dan hidup dalam ketulusan (ayat 11). Pemazmur memelihara kehidupan ibadah yang baik (ayat 6), menyatakan perbuatan-perbuatan Allah yang ajaib (ayat 7), dan selalu mencari perkenanan dalam hadirat-Nya (ayat 8). Hati nurani si pemazmur menyatakan dirinya bersih sehingga ia berani menyatakan kedekatannya dengan Tuhan di tengah jemaat (ayat 12).

Adakah pembelaan yang lebih meyakinkan selain pembelaan Tuhan kepada anak-anak-Nya? Adakah bukti yang lebih meyakinkan daripada kesaksian hidup yang tidak bercela? Itu semua yang diyakini si pemazmur. Tuhan adalah pembelanya, dan kesaksian hidupnya adalah bukti dirinya benar.

Renungkan: Apakah Anda sudah menyatakan diri sebagai orang yang sudah dibenarkan? Bila belum, bagaimana berharap Tuhan akan menyatakan Anda benar?

(0.24641862745098) (1Kor 9:19) (sh: Kerelaan demi Injil (Minggu, 31 Agustus 1997))
Kerelaan demi Injil

Kerelaan demi Injil
Prinsip Paulus dalam pelayanan ini bukan suatu hal yang mudah untuk dilaksanakan. Memang lebih mudah dan aman untuk bersikap kaku sambil bersembunyi di balik alasan bahwa kita berbuat demikian demi mempertahankan prinsip. Atau kebalikannya, mudah sekali menjadikan pelayanan yang komunikatif sebagai alasan untuk menutupi keinginan kompromi. Yang Paulus maksudkan jelas bukan yang terakhir ini. Paulus juga tidak menerima sikap yang pertama. Paulus bukan sedang belajar menjadi bunglon, tetapi menjadi hamba Kristus. Ia menaklukkan semua kepentingan dirinya, kebebasan dan haknya dalam upaya mempersempit jurang pemisah antara dirinya dan orang-orang yang dilayaninya demi memenangkan mereka bagi Kristus.

Berjuang dan menguasai diri. Sikap dan prinsip pelayanan Paulus ini membutuhkan perjuangan yang berat dan penguasaan diri yang kokoh. Untuk itu ia mendisiplin dirinya. Ia menggambarkan dirinya seperti seorang pelari. Dalam perlombaan semua berlomba, bertanding, tetapi hanya seorang yang akan keluar sebagai pemenang. Itu sebabnya bukan saja perlombaan itu saja harus ditempuhnya sebaik mungkin, tetapi persiapan sebelumnya pun harus sangat matang. Paulus menguasai dirinya supaya tidak diperbudak oleh keinginan-keinginan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Paulus tidak ingin hidupnya menjadi sia-sia, karunia dan panggilan pelayanan yang Allah percayakan kepadanya tidak sampai sasaran. Tujuan Paulus ialah memperoleh mahkota abadi yang akan Tuhan karuniakan hanya bagi yang setia dan menang.

Renungkan: Tugas menyaksikan Injil bukan saja tugas para hamba Tuhan, tetapi tugas atau panggilan untuk setiap orang beriman. Sudahkah Anda menujukan seluruh potensi Anda untuk mencapai sasaran ilahi itu dalam hidup ini?

(0.23137550196078) (Yoh 17:1) (sh: Kemuliaan Allah (Jumat, 22 Maret 2002))
Kemuliaan Allah

Kemuliaan Allah. Doa adalah ungkapan terjelas dari kondisi hati orang terdalam. Hal ini dapat kita lihat di dalam perumpamaan Yesus tentang doa orang Farisi dan pemungut cukai (Luk. 18:9-13). Dalam doa-Nya ini terpampang jelas siapa Yesus dalam kesadaran diri-Nya, apa sikap- Nya terhadap Bapa, terhadap para murid-Nya, dan terhadap semua orang yang percaya kepada-Nya. Bagian pertama doa yang sering disebut sebagai “Doa Imam Besar Agung” ini berisi permohonan untuk diri-Nya kepada Bapa.

Betapa akrab dan uniknya hubungan Yesus dengan Bapa tampak dalam beberapa hal. Pertama, Dia menengadah ke surga, menandakan hubungan-Nya yang akrab dengan Allah Bapa. Kedua, Dia menyapa Allah sebagai “Bapa” dan menyebut diri-Nya sebagai “Putra-Mu.” Bila kedua hal ini kita gabungkan dengan pernyataan-Nya bahwa Ia sudah memiliki kemuliaan kekal yang dimiliki-Nya bersama Bapa sebelum Ia menjadi manusia (ayat 5), kita dapat menyimpulkan bahwa Ia sedang berbicara tentang hubungan yang sangat unik antara diri-Nya dengan Allah Bapa.

Bahwa dalam bagian ini Tuhan Yesus memohon kemuliaan bagi diri-Nya, tidak dapat kita samakan dengan keinginan manusia yang cenderung mencari kehormatan, kemuliaan, atau penghargaan untuk dirinya sendiri. Kemuliaan yang Yesus minta dari Bapa ada dalam hubungan dengan beberapa kenyataan. Pertama, karena Ia sudah memenuhi rencana Bapa untuk memberi hidup kekal. Hidup kekal adalah mengalami hidup Allah. Kita tahu bahwa itu dapat terjadi karena Ia kelak menyerahkan nyawa-Nya dan membuat pengampunan dari Allah dan kasih Allah untuk orang-orang pilihan Allah menjadi kenyataan. Itu diwujudkan-Nya bukan saja melalui ajaran-Nya, tetapi juga melalui sikap hidup-Nya dan bahkan di dalam kematian- Nya. Semua itu karya Yesus yang memuliakan dan menyukakan hati Bapa. Kedua, yang diminta-Nya adalah sesuatu yang memang merupakan hak-Nya. Ia adalah Putra Allah yang rela meninggalkan surga menjadi manusia. Maka, yang diminta-Nya ini adalah pengokohan Bapa bahwa semua yang Yesus lakukan berkenan kepada Bapa.

Renungkan: Agar kita dapat hidup mempermuliakan Allah, Yesus rela meninggalkan kemuliaan-Nya.

(0.22264117647059) (1Taw 21:14) (full: TUHAN MENDATANGKAN PENYAKIT SAMPAR. )

Nas : 1Taw 21:14

Daud mengakui dosanya, bertobat dengan sungguh-sungguh, dan diampuni (ayat 1Taw 21:8). Namun Allah melaksanakan hukuman badani atas dirinya dan rakyat Israel. Kenyataan bahwa sering kali dosa menerima hukuman ilahi bahkan setelah pengakuan dosa dan pengampunan adalah prinsip alkitabiah yang muncul berkali-kali

(lihat cat. --> 2Sam 11:2;

lihat cat. --> 2Sam 12:13).

[atau ref. 2Sam 11:2; 12:13]

Dengan membiarkan anak-anak-Nya yang tidak taat menderita dampak-dampak badani dari dosa, Allah menghormati hukum-Nya, mempertahankan kekuasaan-Nya sendiri, memurnikan umat-Nya, dan menujukkan diri-Nya sebagai Penguasa yang adil.

(0.22264117647059) (Mzm 135:1) (full: PUJILAH NAMA TUHAN. )

Nas : Mazm 135:1-21

Panggilan untuk memuji Allah ini dilandaskan pada tiga hal:

  1. 1) Allah telah membawa Israel memasuki hubungan perjanjian yang menyelamatkan dengan diri-Nya (ayat Mazm 135:1-4; bd. Kel 19:5);
  2. 2) Allah adalah Allah yang hidup, aktif di dalam peristiwa-peristiwa dunia dan umat-Nya (ayat Mazm 135:5-13);
  3. 3) Allah itu dekat dengan umat-Nya, merasa belas kasihan atas mereka yang melayani diri-Nya (ayat Mazm 135:14).
(0.22264117647059) (Ams 26:12) (full: MENGANGGAP DIRINYA BIJAK. )

Nas : Ams 26:12

Keangkuhan dan merasa diri penting menyebabkan orang menggangap dirinya bijak menurut pendapat sendiri sehingga dengan angkuh mempercayai pikirannya sendiri. Tetapi, hikmat dan kebenaran bukan dibentuk oleh nalar manusia, tetapi oleh menerima apa yang dikatakan dan dinyatakan Allah dalam seluruh Alkitab. Dengan jujur mengakui kemungkinan untuk menipu di dalam hati kita, tidak berarti kita boleh dengan sendirinya beranggapan bahwa standar-standar benar dan salah kita adalah standar Allah

(lihat cat. --> Yer 17:9);

[atau ref. Yer 17:9]

sebaliknya, Allah memanggil kita dengan rendah hati untuk menaklukkan semua pikiran kita kepada kekuasaan penyataan-Nya dan pelayanan Roh Kudus (Yoh 16:8-14), memohon Dia untuk menginsafkan dan membetulkan dalam hal-hal di mana kita salah (bd. Wahy 3:17).



TIP #30: Klik ikon pada popup untuk memperkecil ukuran huruf, ikon pada popup untuk memperbesar ukuran huruf. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA