Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 121 - 140 dari 885 ayat untuk hebrew:01 (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.65863022727273) (1Ptr 1:22) (full: SALING MENGASIHI DENGAN SEGENAP HATIMU. )

Nas : 1Pet 1:22

Lihat cat. --> Yoh 13:34;

lihat cat. --> Yoh 13:35;

lihat cat. --> Rom 12:10.

[atau ref. Yoh 13:34-35; Rom 12:10]

(0.65863022727273) (2Ptr 1:20) (full: NUBUAT-NUBUAT DALAM KITAB SUCI. )

Nas : 2Pet 1:20

Tidak ada satu pun nubuat dalam Alkitab yang dihasilkan oleh penalaran atau gagasan penulisnya sendiri, melainkan datang dari Roh Kudus.

(0.65863022727273) (1Yoh 1:2) (full: HIDUP KEKAL. )

Nas : 1Yoh 1:2

Yohanes mendefinisikan hidup kekal yang berkenaan dengan Kristus. Hidup kekal hanya dapat diperoleh melalui iman kepada Kristus dan persekutuan dengan Dia (ayat 1Yoh 1:2,6,7; 2:22-25; 5:20).

(0.65863022727273) (1Yoh 1:10) (full: JIKA KITA BERKATA, BAHWA KITA TIDAK ADA BERBUAT DOSA. )

Nas : 1Yoh 1:10

Jikalau kita berkata bahwa kita tidak pernah berbuat dosa dan oleh karena itu tidak memerlukan khasiat penyelamatan dari kematian Kristus, kita menjadikan Allah pembohong (bd. Rom 3:23).

(0.65863022727273) (2Yoh 1:5) (full: SALING MENGASIHI. )

Nas : 2Yoh 1:5

Lihat cat. --> Yoh 13:34,

lihat cat. --> Yoh 13:35.

[atau ref. Yoh 13:34-35]

(0.65863022727273) (Yud 1:2) (full: RAHMAT ... MELIMPAHI KAMU. )

Nas : Yud 1:2

Kata "melimpahi" (Yun. _plethuno_) secara harfiah berarti "menjadi berlipatganda". Pada saat kita menghampiri Allah, rahmat, sejahtera, dan kasih-Nya menjadi lipat dua, lipat tiga bahkan lipat empat.

(0.65863022727273) (Yud 1:9) (full: MIKHAEL ... BERTENGKAR DENGAN IBLIS. )

Nas : Yud 1:9

Jikalau penghulu malaikat terbesar menolak untuk mengumpat Iblis namun bersandar pada kuasa Allah, apalagi kita harus menahan diri sebagai manusia untuk tidak mengumpat segala sesuatu, termasuk roh-roh jahat (lih. 2Pet 2:11).

(0.65863022727273) (Yud 1:14) (full: HENOKH ... BERNUBUAT. )

Nas : Yud 1:14

Yudas mungkin mengutip dari kitab Henokh, kitab yang ditulis sebelum tahun 110 SM, atau sekadar dari tradisi Yahudi. Kutipan Yudas hanya menunjukkan kebenaran dari nubuat Henokh; ini tidak berarti bahwa Yudas menyetujui seluruh kitab ini.

(0.65863022727273) (Yud 1:18) (full: MENJELANG AKHIR ZAMAN. )

Nas : Yud 1:18

Lihat cat. --> 1Tim 4:1;

lihat cat. --> 2Tim 3:1.

[atau ref. 1Tim 4:1; 2Tim 3:1]

(0.65863022727273) (Why 1:8) (full: ALFA DAN OMEGA. )

Nas : Wahy 1:8

_Alfa_ adalah huruf pertama dari alfabet Yunani dan _Omega_ adalah huruf terakhir. Allah itu kekal, dari penciptaan sampai kesudahannya, Ia adalah Tuhan di atas semuanya. Ialah yang akhirnya menang atas kejahatan dan memerintah segala sesuatu (bd. Wahy 22:13)

(0.65863022727273) (Why 1:10) (full: DIKUASAI OLEH ROH. )

Nas : Wahy 1:10

Ungkapan ini menunjukkan suatu intensitas khusus dari kesadaran rohani dan sikap suka menerima penyampaian pesan Roh Kudus yang melaluinya penglihatan-penglihatan boleh diterima (bd. Kis 10:10).

(0.58215240909091) (Bil 1:1) (full: )

Penulis : Musa

Tema : Pengembaraan di Padang Gurun

Tanggal Penulisan: + 1405 SM

Latar Belakang

Judul kitab ini muncul pertama kali dalam naskah versi Yunani dan Latin dan diambil dari dua sensus kaum pria Israel yang dicatat dalam kitab ini (pasal 1, 26; Bil 1:1-54 dan Bil 26:1-65). Akan tetapi, sebagian besar kitab ini mengisahkan pengalaman-pengalaman Israel selama mengembara "di padang gurun"; oleh karena itu di dalam Alkitab PL berbahasa Ibrani kitab ini dikenal dengan nama "Di Padang Gurun."

Secara kronologis, Bilangan merupakan sambungan sejarah yang dicatat di kitab Keluaran. Setelah tinggal di Gunung Sinai selama sekitar satu tahun -- ketika itu Allah menetapkan perjanjian dengan Israel, memberikan hukum Taurat dan pola Kemah Suci kepada Musa, serta memberikan pengarahan mengenai isi kitab Imamat -- bangsa Israel bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan mereka menuju tanah yang dijanjikan Allah kepada mereka sebagai keturunan Abraham, Ishak, dan Yakub. Akan tetapi, sejenak sebelum meninggalkan Gunung Sinai, Allah menyuruh Musa membuat sensus menghitung semua laki-laki Israel yang sanggup berperang (Bil 1:2-3). Sembilan belas hari kemudian bangsa itu berangkat mengadakan perjalanan singkat ke Kadesy (Bil 10:11). Bilangan mencatat pemberontakan serius Israel di Kadesy dan hukumannya di padang gurun selama 39 tahun, sehingga Allah membawa suatu angkatan orang Israel yang baru ke dataran Moab, yang terletak di seberang Sungai Yordan dari Yeriko dan tanah perjanjian.

Sejarah menganggap bahwa kitab ini ditulis oleh Musa.

  1. (1) Hal ini dinyatakan oleh Pentateukh Yahudi dan Samaria,
  2. (2) tradisi Yahudi,
  3. (3) oleh Yesus dan para penulis PB,
  4. (4) para penulis Kristen kuno,
  5. (5) para cendekiawan konservatif zaman modern dan
  6. (6) bukti di dalam kitab itu sendiri (mis. Bil 33:1-2).

Rupanya Musa mencatat dalam buku hariannya sepanjang pengembaraan di padang gurun dan kemudian menyusun isi kitab Bilangan dalam bentuk narasi menjelang kematiannya (sekitar 1405 SM). Kebiasaan Musa untuk menyebut dirinya dengan kata ganti orang ketiga memang biasa dilakukan dalam tulisan-tulisan kuno dan karena itu tidak melemahkan kredibilitasnya sebagai penulisan.

Tujuan

Bilangan ditulis untuk mengisahkan mengapa Israel tidak langsung masuk tanah perjanjian setelah meninggalkan Gunung Sinai. Bilangan menggambarkan tuntutan Allah akan iman dari umat-Nya, balasan dan hukuman-Nya atas pemberontakan, dan bagaimana maksud-Nya yang berkelanjutan itu akhirnya diwujudkan.

Survai

Amanat utama Bilangan jelas: umat Allah maju terus hanya dengan mempercayai Dia dan janji-janji-Nya dan dengan menaati sabda-Nya. Sekalipun melewati padang gurun perlu untuk waktu tertentu, bukanlah maksud Allah semula bahwa ujian padang gurun diperpanjang sehingga satu angkatan orang Israel hidup dan mati di situ. Akan tetapi, perjalanan singkat dari Gunung Sinai ke Kadesy menjadi penderitaan dan hukuman selama 39 tahun karena ketidakpercayaan mereka. Sepanjang sebagian besar kitab Bilangan, "angkatan Keluaran" Israel tidak beriman, memberontak, dan tidak berterima kasih atas mukjizat-mukjizat dan pemeliharaan Allah. Umat itu mulai bersungut-sungut segera setelah meninggalkan Gunung Sinai (pasal 11; Bil 11:1-35); Miryam dan Harun menentang Musa (pasal 12; Bil 12:1-16); Israel secara keseluruhan memberontak dengan ketidakpercayaan yang membandel di Kadesy dan menolak masuk ke Kanaan (pasal 14; Bil 14:1-45); Korah dan banyak orang Lewi membangkang terhadap Musa (pasal 16; Bil 16:1-50); karena didesak sampai hilang kesabarannya oleh umat yang membangkang itu, akhirnya Musa berbuat dosa dengan meluapkan kejengkelannya (pasal 20; Bil 20:1-29); dan Israel menyembah Baal (pasal 25; Bil 25:1-18). Semua orang Israel berusia 20 tahun ke atas di Kadesy (kecuali Yoshua dan Kaleb) wafat di padang gurun. Akhirnya suatu angkatan baru orang Israel diantar hingga batas timur tanah perjanjian (pasal 26-36; Bil 26:1--36:13).

Ciri-ciri Khas

Enam ciri utama menandai Bilangan.

  1. (1) Bilangan merupakan "Kitab Pengembaraan di Padang Gurun," yang menyatakan dengan jelas mengapa Israel tidak segera menduduki tanah perjanjian setelah meninggalkan Gunung Sinai, tetapi sebaliknya harus mengembara tanpa tujuan selama 39 tahun lebih.
  2. (2) Bilangan merupakan "Kitab Keluhan," dan berkali-kali mencatat keluhan ketidakpuasan dan keluhan pahit orang Israel terhadap Allah dan perlakuan-Nya terhadap mereka.
  3. (3) Kitab ini menunjukkan prinsip bahwa tanpa iman, tidak mungkin kita berkenan kepada Allah (bd. Ibr 11:6). Sepanjang kitab ini kita dapat melihat bahwa umat Allah bergerak maju hanya karena mempercayai-Nya dengan iman yang kokoh, mempercayai janji-janji-Nya dan bersandar kepada-Nya sebagai sumber hidup dan pengharapan mereka.
  4. (4) Bilangan dengan jelas sekali menyatakan prinsip bahwa jikalau satu angkatan gagal, Allah akan membangkitkan angkatan lain untuk memenuhi janji-janji-Nya dan melaksanakan misi-Nya.
  5. (5) Sensus sebelum Kadesy (pasal 1-4; Bil 1:1--4:49) dan sensus kemudian di dataran Moab sebelum memasuki Kanaan (pasal 26; Bil 26:1-65) menyatakan bahwa bukan kekuatan yang tidak memadai dari tentara Israel yang membuat mereka tidak bisa masuk Kanaan di Kadesy tetapi kekurangan iman dan ketaatan mereka.
  6. (6) Bilangan merupakan "Kitab Disiplin Ilahi," yang menunjukkan bahwa Allah memang mendisiplin dan menghukum umat-Nya sendiri ketika mereka terus mengeluh dan tidak percaya (bd. pasal 13-14; Bil 13:1--14:45).

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Keluhan dan ketidakpercayaan Israel disebutkan sebagai peringatan bagi orang percaya di bawah perjanjian yang baru (1Kor 10:5-11; Ibr 3:16--4:6). Hebatnya dosa Bileam (pasal 22-24; Bil 22:1--24:25) dan pemberontakan Korah (pasal 16; Bil 16:1-50) juga disebutkan (2Pet 2:15-16; Yud 1:11; Wahy 2:14). Yesus mengacu kepada ular tembaga (Bil 21:7-9) sebagai ilustrasi dari diri-Nya yang diangkat sehingga mereka yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan memperoleh hidup yang kekal (Yoh 3:14-16); juga Kristus dibandingkan dengan batu karang di mana orang Israel minum air di padang gurun (1Kor 10:4) dan dengan manna surgawi yang mereka makan (Yoh 6:31-33).

(0.58215240909091) (Ul 1:1) (full: )

Penulis : Musa

Tema : Pembaharuan Perjanjian

Tanggal Penulisan: Sekitar 1405 SM

Latar Belakang

Kitab ini berisi amanat perpisahan Musa yang dalamnya ia mengulas kembali dan memperbaharui perjanjian Allah dengan Israel demi angkatan Israel yang baru. Mereka kini sudah mencapai akhir dari pengembaraan di padang gurun dan siap masuk ke Kanaan. Sebagian besar angkatan ini tidak mengingat Paskah yang pertama, penyeberangan Laut Merah, atau pemberian Hukum di Gunung Sinai. Mereka memerlukan pengisahan kembali yang bersemangat mengenai perjanjian, hukum Taurat, dan kesetiaan Allah, dan suatu pernyataan baru mengenai berbagai berkat yang menyertai ketaatan dan kutuk yang menyertai ketidaktaatan. Berbeda dengan kitab Bilangan yang mencatat pengembaraan "angkatan keluaran" bangsa Israel yang suka memberontak selama 39 tahun, kitab Ulangan meliputi masa yang pendek sekitar satu bulan pada satu tempat di dataran Moab sebelah timur Yerikho dan Sungai Yordan.

Ulangan ditulis oleh Musa (Ul 31:9,24-26; bd. Bil 4:44-46; Bil 29:1) dan diwariskan kepada Israel sebagai dokumen perjanjian untuk dibacakan seluruhnya di hadapan seluruh bangsa setiap tujuh tahun (Ul 31:10-13). Musa mungkin menyelesaikan penulisan kitab ini menjelang kematiannya sekitar tahun 1405 SM. Bahwa Musa menulis kitab ini ditegaskan oleh

  1. (1) Pentateukh Samaria dan Yahudi,
  2. (2) para penulis PL (mis. Yos 1:7; 1Raj 2:3; 2Raj 14:6; Ezr 3:2; Neh 1:8-9; Dan 9:11),
  3. (3) Yesus (Mat 19:7-9; Yoh 5:45-47) dan penulis PB yang lain (mis. Kis 3:22-23; Rom 10:19),
  4. (4) para cendekiawan Kristen zaman dahulu,
  5. (5) cendekiawan konservatif masa kini, dan
  6. (6) bukti di dalam kitab Ulangan sendiri (mis. kesamaan susunan dengan bentuk-bentuk perjanjian yang ditulis pada abad ke-15 SM). Kisah kematian Musa (pasal 34; Ul 34:1-12) sudah pasti ditambahkan segera sesudah peristiwa itu terjadi (sangat mungkin oleh Yosua) sebagai penghargaan yang layak bagi Musa, hamba Tuhan itu.

Tujuan

Sebelum menyerahkan kepemimpinan kepada Yosua untuk penaklukan Kanaan, maksud Musa mula-mula ialah untuk menasihati dan mengarahkan angkatan Israel yang baru tentang

  1. (1) perbuatan-perbuatan perkasa dan janji-janji Allah,
  2. (2) kewajiban mereka bertalian dengan perjanjian untuk beriman dan taat, dan
  3. (3) perlunya mereka menyerahkan diri untuk takut kepada Tuhan, hidup di dalam kehendak-Nya, serta mengasihi dan menghormati Dia dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan mereka.

Survai

Sebagai dokumen pembaharuan perjanjian, Ulangan disusun sesuai dengan perjanjian antar dua kerajaan ketika itu:

  1. (1) pengantar (Ul 1:1-5);
  2. (2) pendahuluan bertalian dengan sejarah (Ul 1:6--4:43);
  3. (3) syarat-syarat utama (Ul 4:44--26:19);
  4. (4) berbagai kutukan dan berkat (Ul 27:1--30:20); dan
  5. (5) berbagai ketetapan mengenai kesinambungan perjanjian itu (Ul 31:1--33:39).

Dengan segala kesungguhan yang dimilikinya, Musa mengulas kembali dan memperbaharui perjanjian Allah dengan Israel terutama melalui tiga amanat yang bersemangat.

  1. (1) Amanat Musa yang pertama membahas kembali sejarah dan kegagalan Israel sejak Gunung Sinai serta menantang angkatan yang baru itu untuk takut akan Allah dan taat kepada-Nya (Ul 1:6--4:43).
  2. (2) Amanat Musa yang kedua mengulas dan menerapkan banyak hukum perjanjian berhubungan dengan soal-soal seperti melaksanakan Sabat, penyembahan, kaum miskin, hari raya tahunan, warisan, hak milik atas harta benda, kebejatan seks, perlakuan hamba-hamba, dan pelaksanaan kehakiman (Ul 4:44--26:19).
  3. (3) Amanat Musa yang ketiga bernubuat tentang berkat dan kutukan yang akan menimpa Israel sesuai dengan ketaatan atau ketidaktaatan mereka (Ul 27:1--30:20). Pasal-pasal yang sisa termasuk pengangkatan Yosua oleh Musa sebagai penggantinya serta kesaksian mengenai wafatnya Musa (Ul 31:1--34:12).

Ciri-ciri Khas

Empat ciri khas menandai Ulangan.

  1. (1) Ulangan menyediakan bagi angkatan Israel yang baru (yang sebentar lagi akan masuk Kanaan) landasan dan motivasi yang diperlukan untuk mewarisi tanah yang dijanjikan dengan memusatkan perhatian kepada tabiat Allah dan perjanjian-Nya dengan Israel.
  2. (2) Ulangan merupakan "Kitab Hukum Kedua" karena di dalamnya Musa, pemimpin Israel yang berusia 120 tahun, menyatakan kembali dan merangkum (dalam bentuk khotbah) sabda Tuhan yang terdapat di dalam keempat kitab sebelumnya.
  3. (3) Ulangan merupakan "Kitab Kenangan." Nasihat yang khas dari Ulangan ialah, "Ingatlah ... dan jangan melupakan." Daripada mengemukakan usaha untuk mencari "kebenaran baru," Ulangan menasihati Israel untuk mempertahankan dan menaati kebenaran yang sudah dinyatakan Allah sebelumnya dalam Firman-Nya yang mutlak dan tidak berubah.
  4. (4) Dasar pikiran yang penting dalam kitab ini adalah rumusan "iman-tambah-ketaatan." Israel dipanggil untuk mempercayai Allah dengan segenap jiwa raga dan menaati perintah-perintah-Nya dengan tekun. Iman-tambah-ketaatan akan memungkinkan mereka mewarisi janji-janji berkat Allah yang penuh; ketiadaan iman dan ketaatan, pada pihak lain, akan mengakibatkan kegagalan dan hukuman.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Ketika Yesus dicobai oleh Iblis, Ia menanggapinya dengan mengutip ayat-ayat dari Ulangan (Mat 4:4,7,10 mengutip Ul 8:3; Ul 6:16; Ul 6:13). Ketika Yesus ditanya tentang hukum mana yang paling besar, Ia menjawab dari Ulangan (Mat 22:37; bd. Ul 6:5). Kitab-kitab PB mengutip atau mengacu kepada Ulangan hampir sebanyak 100 kali. Sebuah nubuat Mesianis yang jelas (Ul 18:15-19) disebutkan dua kali dalam Kisah Para Rasul (Ul 3:22-23; Ul 7:37). Sifat rohani Ulangan merupakan landasan dari penyataan PB.

(0.58215240909091) (Rut 1:1) (full: )

Penulis : Tidak Diketahui

Tema : Kasih yang Menebus

Tanggal Penulisan: Abad ke-10 SM

Latar Belakang

Secara historis, kitab ini menguraikan berbagai peristiwa dalam kehidupan suatu keluarga Israel pada zaman para hakim (Rut 1:1; sekitar 1375-1050 SM). Secara geografis, latar belakang 18 ayat pertama kitab ini adalah di tanah Moab (di sebelah timur Laut Mati). Sisa kitab ini terjadi dekat atau di Betlehem di Yehuda. Secara liturgis, kitab ini menjadi salah satu dari lima gulungan dari bagian ketiga Alkitab Ibrani, yaitu _Hagiographa_ ("Tulisan-Tulisan Kudus"). Tiap-tiap tulisan ini dibacakan di depan umum pada salah satu hari raya Yahudi tahunan. Karena drama inti dalam kitab ini terjadi pada waktu panen, kitab ini biasanya dibaca pada Hari Raya Panen (Pentakosta).

Karena kitab ini hanya merunut keturunan Rut sampai Raja Daud (Rut 4:21-22), mungkin sekali kitab ini ditulis pada zaman pemerintahan Daud. Penulis kitab ini tidak pernah disebutkan dalam Alkitab, sekalipun tradisi Yahudi (mis. Talmud) menyebutkan Samuel sebagai penulisnya.

Tujuan

Rut ditulis untuk menguraikan bagaimana melalui kasih yang berkorban dan pelaksanaan hukum Allah yang benar, seorang wanita muda Moab yang saleh menjadi buyut raja Israel, Daud. Kitab ini juga ditulis untuk melestarikan sebuah kisah indah dari zaman hakim-hakim mengenai sebuah keluarga saleh yang kesetiaannya dalam penderitaan sangat kontras dengan kemerosotan rohani dan moral yang umum di Israel pada masa itu (Lihat "PENDAHULUAN HAKIM-HAKIM" 08029).

Survai

Kisah kasih yang menebus ini dibuka dengan Elimelekh yang meninggalkan Yehuda dan menetap di Moab karena bencana kelaparan (Rut 1:1-2). Kesengsaraan terus mendampingi Elimelekh ketika ia dan kedua putranya wafat di Moab (Rut 1:3-5), serta meninggalkan istri mereka sebagai janda. Kemudian kisah ini dilanjutkan dengan empat periode utama.

  1. (1) Naomi (janda Elimelekh) dan menantunya yang saleh, Rut, kembali ke Betlehem di Yehuda (Rut 1:6-22).
  2. (2) Dalam pemeliharaan Allah, Rut menjumpai Boas, seorang sanak saudara Elimelekh yang kaya raya (pasal 2; Rut 2:1-23).
  3. (3) Karena anjuran Naomi, Rut menyampaikan kepada Boas minatnya terhadap kemungkinan untuk menikah menurut hukum penebus-kerabat (pasal 3; Rut 3:1-18).
  4. (4) Sebagai penebus-kerabat, Boas membeli tanah milik Naomi dan menikahi Rut. Rut melahirkan seorang putra bernama Obed -- kakek Daud (pasal 4; Rut 4:1-22). Kitab ini mulai dengan kemalangan yang suram, tetapi berakhir dengan penyelesaian yang indah -- bagi Naomi, Rut, Boas dan Israel.

Ciri-ciri Khas

Enam ciri utama menandai kitab Rut.

  1. (1) Kitab ini merupakan salah satu dari dua kitab dalam Alkitab yang memakai nama seorang wanita (yang satunya adalah Ester).
  2. (2) Kitab ini ditulis dengan latar belakang gelap dari ketidaksetiaan dan kemurtadan Israel sepanjang masa hakim-hakim, sambil menguraikan sukacita dan kesusahan sebuah keluarga yang saleh di Betlehem selama masa yang kacau-balau itu.
  3. (3) Kitab ini menunjukkan bahwa rencana penebusan Allah juga mencakup orang bukan Israel yang pada masa PL, ditempatkan dalam persemakmuran Israel setelah bertobat dan beriman kepada Tuhan.
  4. (4) Penebusan adalah tema inti sepanjang kitab ini dengan peranan penebus-kerabat Boas sebagai salah satu gambaran atau lambang PL yang paling jelas mengenai pelayanan syafaat Yesus Kristus.
  5. (5) Ayat yang paling terkenal dalam kitab ini adalah pernyataan Rut kepada Naomi ketika masih berada di Moab, "Ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi ... bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku" (Rut 1:16).
  6. (6) Kitab ini memberikan suatu gambaran hidup yang realistis dengan pergumulan dan kesedihan, namun menjelaskan bagaimana iman dan kesetiaan dari umat yang saleh memungkinkan Allah mengubah suatu tragedi menjadi kemenangan dan kekalahan menjadi penebusan.

Penggenapan dalam Perjanjian Baru

Ada empat kebenaran PB yang dijelaskan dalam kitab ini.

  1. (1) Kesengsaraan yang dialami manusia menjadi kesempatan bagi Allah untuk memajukan maksud-maksud penebusan-Nya yang akbar (bd. Fili 1:12).
  2. (2) Termasuknya Rut dalam penebusan menunjukkan bahwa keikutsertaan dalam Kerajaan Allah bukanlah karena keturunan, tetapi karena menyesuaikan kehidupan dengan kehendak Allah oleh ketaatan yang tumbuh karena iman (Rom 1:5; bd. Rom 16:26).
  3. (3) Kedudukan Rut dalam daftar keturunan Daud dan Yesus (lih. Mat 1:5) menandakan bahwa semua bangsa akan diwakili di dalam kerajaan "Putera Daud" (Wahy 5:9; Wahy 7:9).
  4. (4) Boas sebagai penebus-kerabat adalah lambang dari Penebus agung, Yesus Kristus (Mat 20:28; lih. Rut 4:10).
(0.58215240909091) (Neh 1:1) (full: )

Penulis : Ezra dan Nehemia (?)

Tema : Pembangunan Kembali Tembok Yerusalem

Tanggal Penulisan: Sekitar 430-420 SM

Latar Belakang

Sejarah PL diakhiri dengan kitab Nehemia, ketika orang buangan Yahudi diizinkan kembali ke negeri mereka setelah pembuangan di Babel dan Persia. Bersama dengan kitab Ezra (dengannya kitab Nehemia membentuk satu kitab dalam PL Ibrani; Lihat "PENDAHULUAN EZRA" 08061), kitab ini mencatat sejarah dari tiga rombongan yang kembali ke Yerusalem. Ezra meliput peristiwa-peristiwa yang berkenaan dengan dua rombongan pertama (538 SM; 457 SM), dan Nehemia mencatat aneka peristiwa selama kembalinya rombongan ketiga (444 SM). Sedangkan fokus kitab Ezra adalah pembangunan kembali Bait Suci, maka fokus kitab Nehemia adalah pembangunan kembali tembok Yerusalem. Kedua kitab menekankan pentingnya pemulihan rohani dan komitmen kepada Allah dan Firman-Nya.

Nehemia, yang hidup sezaman dengan Ezra, melayani sebagai juru minuman Artahsasta I (raja Persia) ketika ia menerima kabar bahwa orang buangan yang kembali ke Yehuda dari Babel dan Persia sedang dalam kesulitan dan tembok Yerusalem masih berupa puing. Setelah mendoakan keadaan Yerusalem, Nehemia diberi kuasa oleh Raja Artahsasta untuk pergi ke Yerusalem sebagai gubernur dan membangun kembali tembok-tembok kota. Selaku pemimpin yang diilhami, ia mengerahkan orang-orang sebangsanya untuk membangun kembali seluruh tembok kota dalam 52 hari saja sekalipun terjadi pertentangan yang gigih. Nehemia menjadi gubernur selama 12 tahun; setelah kembali beberapa waktu ke Persia, ia menjadi gubernur Yehuda untuk masa bakti kedua (bd. Neh 2:1; Neh 13:6-7).

Imam Ezra membantu Nehemia dalam memajukan kebangunan dan pembaharuan rohani di antara kaum sisa yang kembali; mungkin Nehemia membantu Ezra menulis kitab ini. Kesesuaian kitab Nehemia dengan sejarah diperkuat oleh aneka dokumen kuno yang ditemukan pada tahun 1903 dan disebut Elephantine Papyri, yang menyebut nama Sanbalat (Neh 2:19), Yohanan (Neh 12:23), dan penggantian Nehemia sebagai gubernur sekitar tahun 410 SM.

Tujuan

Kitab ini ditulis

  1. (1) untuk melengkapi catatan sejarah pascapembuangan yang diawali dalam kitab Ezra, dan
  2. (2) untuk menunjukkan apa yang dilakukan Allah demi kaum sisa melalui kepemimpinan yang saleh dari Nehemia dan Ezra selama tahap ketiga dari pemulihan pascapembuangan.

Survai

pasal 1-7 (Neh 1:1--7:73) mencatat peranan Nehemia sebagai gubernur dan pemimpin dalam membangun kembali tembok Yerusalem. Pasal 1 (Neh 1:1-11) menyatakan dalamnya kerohanian Nehemia sebagai orang yang mengandalkan doa. Sementara melayani raja Persia, ia menerima berita mengenai keadaan Yerusalem yang menyedihkan dan mulai menaikkan doa syafaat secara sungguh-sungguh kepada Allah memohon Dia turun tangan demi kota dan penduduknya. Pasal 2 (Neh 2:1-20) menguraikan bagaimana Allah menggerakkan Artahsasta untuk mengangkat Nehemia menjadi gubernur Yerusalem dan tibanya Nehemia di sana. Pasal 3-7 (Neh 3:1--7:1) mengisahkan kepemimpinan Nehemia yang tegas, bijaksana, dan tabah dalam mengerahkan penduduk Yerusalem untuk membangun kembali temboknya yang hancur hanya dalam 52 hari sekalipun terjadi perlawanan berat dari dalam dan dari luar kota itu.

Bagian kedua kitab ini menguraikan

  1. (1) pemulihan rohani umat di Yerusalem di bawah pimpinan imam Ezra (pasal 8-10; Neh 8:1--10:39), dan
  2. (2) beberapa persoalan nasional yang ditangani Nehemia (pasal 11-13; Neh 11:1--13:31). Hal yang utama dalam pembaharuan rohani itu ialah pembacaan Hukum Allah di hadapan umum, pertobatan dari dosa, dan suatu tekad baru oleh kaum sisa untuk mengingat dan memelihara perjanjian mereka dengan Allah. Pasal terakhir mencatat beberapa pembaharuan yang dilaksanakan Nehemia sepanjang masa bakti kedua sebagai gubernur Yerusalem (pasal 3; Neh 3:1-32).

Ciri-ciri Khas

Lima ciri utama menandai kitab Nehemia.

  1. (1) Kitab ini mencatat peristiwa-peristiwa terakhir dalam sejarah PL orang Yahudi sebelum tiba masa intertestamental.
  2. (2) Kitab ini memberikan latar belakang sejarah bagi Maleakhi, kitab PL terakhir, karena Nehemia dan Maleakhi hidup sezaman.
  3. (3) Nehemia adalah contoh yang bagus di Alkitab dari seorang pemimpin saleh dalam pemerintahan: orang bijaksana, berprinsip, berani, integritas tak tercela, iman yang kokoh, belas kasihan bagi yang tertindas, dan sangat berbakat besar dalam kepemimpinan dan organisasi. Sepanjang masa baktinya selaku gubernur, Nehemia tetap jujur, rendah hati, bebas dari keserakahan, mengorbankan diri, dan tidak tercela dalam kedudukan atau kuasanya.
  4. (4) Nehemia adalah salah satu contoh PL terkemuka dari seorang pemimpin yang mengandalkan doa (bd. juga Daniel). Tidak kurang dari 11 kali dikisahkan bagaimana ia memanjatkan doa atau doa syafaat kepada Allah (mis. Neh 1:4-11; Neh 2:4; Neh 4:4,9; Neh 5:19; Neh 6:9,14; Neh 13:14,22,29,31). Ia seorang yang melaksanakan tugas-tugas yang tampaknya mustahil karena ketergantungannya yang mutlak kepada Allah.
  5. (5) Kitab ini dengan jelas menggambarkan bahwa doa, pengorbanan, kerja keras, serta kegigihan bekerja sama dalam mewujudkan visi yang diberi oleh Allah.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Kitab ini mencatat penyelesaian semua langkah dasar dalam memulihkan Yudaisme pascapembuangan yang diperlukan bagi kedatangan Kristus pada permulaan zaman PB: Yerusalem dan bait suci dibangun kembali, hukum telah dipulihkan, perjanjian dibaharui, dan keturunan Daud tetap terpelihara. Secara lahiriah, segala sesuatu siap untuk menerima kedatangan Mesias (bd. Dan 9:25). Zaman Nehemia berakhir dengan harapan kenabian bahwa Tuhan akan segera datang ke bait-Nya (bd. Mal 3:1). PB mulai dengan penggenapan penantian dan pengharapan pascapembuangan ini.

(0.58215240909091) (Est 1:1) (full: )

Penulis : Tidak Diketahui

Tema : Kepedulian Allah yang Memelihara

Tanggal Penulisan: 460-400 SM

Latar Belakang

Setelah kerajaan Babel direbut dan diganti oleh kerajaan Persia pada tahun 539 SM, pusat pemerintahan bagi orang Yahudi buangan berpindah ke Persia. Ibu kotanya, Susan menjadi latar belakang kisah Ester, pada masa pemerintahan _Ahasyweros_ (nama Ibrani) atau _Khshayarshan_ (nama Persia) atau _Xerxes I_ (nama Yunani) -- yang memerintah pada tahun 486-465 SM. Kitab ini meliput tahun-tahun 483-473 SM dari pemerintahannya (Est 1:3; Est 3:7), dengan sebagian besar peristiwa terjadi pada tahun 473 SM. Ester menjadi ratu Persia pada tahun 478 SM (Est 2:16).

Secara kronologis, peristiwa Ester terjadi di Persia antara Ezra 6 dan 7, yaitu di antara kembalinya rombongan Yahudi pertama ke Yerusalem pada tahun 538 SM di bawah pimpinan Zerubabel (Ezr 1:1--6:22) dan rombongan kedua pada tahun 457 SM di bawah pimpinan Ezra (Ezr 7:1--10:44; Lihat "PENDAHULUAN EZRA" 08061). Sekalipun kitab ini ditempatkan setelah Nehemia dalam PL kita, peristiwa yang tercatat di dalamnya terjadi 30 tahun sebelum Nehemia kembali ke Yerusalem (444 SM) untuk membangun kembali tembok Yerusalem (Lihat "PENDAHULUAN NEHEMIA" 08065). Sedangkan kitab-kitab Ezra dan Nehemia dari masa pascapembuangan membahas hal-hal yang berkaitan dengan kaum Yahudi sisa yang kembali ke Yerusalem, kitab Ester mencatat suatu peristiwa yang sangat penting bagi orang Yahudi yang tinggal di Persia.

Pentingnya Ratu Ester bukan saja tampak dalam penyelamatan bangsanya dari kebinasaan, tetapi juga dalam menjamin keamanan dan kehormatan mereka di negeri asing (bd. Est 8:17; Est 10:3); tindakan pemeliharaan ini memungkinkan pelayanan Nehemia di istana raja beberapa dasawarsa kemudian dan pengangkatannya untuk membangun kembali tembok Yerusalem. Jikalau Ester dan orang Yahudi (termasuk Nehemia) telah musnah di Persia, kaum sisa yang tertekan di Yerusalem mungkin tidak pernah membangun kembali kota mereka; akibat sejarah Yahudi pascapembuangan pasti akan sangat berbeda.

Sekalipun penulis kitab ini tidak dikenal, jelas dari kitab ini sendiri bahwa penulisnya mengetahui adat-istiadat Persia, istana Susan, serta hal-ihwal Raja Ahasyweros, yang menunjukkan bahwa penulis mungkin hidup di Persia dalam masa yang diuraikan dalam kitab ini. Apalagi, dukungannya kepada orang Yahudi serta pemahamannya mengenai kebiasaan Yahudi memberi kesan bahwa dia seorang Yahudi. Sangat mungkin penulis ini seorang yang lebih muda dari Mordekhai yang hidup sezaman dengannya, dan Mordekhailah yang merupakan sumber kebanyakan informasi dalam kitab ini. Kitab Ester memperoleh bentuknya yang sekarang setelah Mordekhai wafat (bd. Est 10:1-3). Hal ihwal sejarah dan linguistiknya tidak mendukung tanggal yang kemudian daripada 400 SM. Kitab "Tambahan-Tambahan pada Kitab Ester" yang tergolong kitab apokrifa ditulis lama sekali setelah kitab Ester yang kanonik.

Tujuan

Kitab ini mempunyai maksud ganda.

  1. (1) Itu ditulis untuk menunjukkan bagaimana orang Yahudi dilindungi dan diselamatkan dari ancaman pemusnahan oleh campur tangan Allah melalui Ratu Ester. Sekalipun nama Allah tidak disebutkan secara khusus, bukti pemeliharaan-Nya jelas sepanjang kitab ini.
  2. (2) Kitab ini juga ditulis untuk memberikan catatan dan latar belakang sejarah dari Hari Raya Purim orang Yahudi (Est 3:6-7; Est 9:26-28), dan dengan demikian mempertahankan ingatan akan pelepasan yang luar biasa orang Yahudi di Persia (bd. hari raya Paskah dan pelepasan luar biasa Israel dari Mesir) untuk generasi-generasi yang akan datang. Kitab ini juga menguraikan kewajiban untuk merayakan Purim setiap tahun (Est 9:24,28-32).

Survai

Kitab Ester menyajikan suatu penelitian watak dari lima tokoh utama yang terlibat dalam kisah ini:

  1. (1) Ahasyweros, raja Persia;
  2. (2) Haman, perdana menterinya;
  3. (3) Wasti, ratu sebelum Ester;
  4. (4) Ester, gadis Yahudi cantik yang menjadi ratu; dan
  5. (5) Mordekhai, saudara sepupu Ester yang benar dan yang telah mengadopsi dan membesarkan dia sebagai putrinya sendiri.

Tentu saja, Ester adalah pahlawan wanita kisah ini, Haman penjahatnya, sedangkan Mordekhai menjadi pahlawan, yang sebagai sasaran utama kebencian Haman, pada akhirnya dibenarkan dan ditinggikan. Oknum penting di belakang semua peristiwa ini ialah Mordekhai karena dia mempengaruhi dan memberikan nasihat yang benar kepada Ratu Ester.

Pemeliharaan Allah tampak di seluruh kitab ini. Hal ini kelihatan pertama kali dalam pemilihan seorang perawan cantik bernama _Hadasa_ (nama Ibrani) atau _Ester_ (Persia, Yunani) untuk menjadi Ratu Persia pada saat yang kritis dalam sejarah Yahudi (pasal 1-2, 4; Est 1:1--2:23; Est 4:4). Pemeliharaan Allah tampak lagi ketika Mordekhai, saudara sepupu Ester yang membesarkan dia sebagai putrinya (Est 2:7), mendengar suatu komplotan untuk membunuh raja, menyingkapkan hal itu, menyelamatkan hidup raja dan perbuatannya dicatat dalam dokumen kerajaan (Est 2:19-34), suatu kenyataan yang karena pemeliharaan Allah dijumpai lagi oleh raja ketika ia tidak bisa tidur (Est 6:1-14).

Kebencian Haman kepada Mordekhai meluas ke semua orang Yahudi. Ia merancangkan komplotan kejam dan dengan liciknya meyakinkan Raja Ahasyweros agar mengeluarkan perintah untuk memusnahkan semua orang Yahudi pada tanggal 13 bulan Adar (Est 3:13). Mordekhai mendorong Ester untuk menjadi penengah bagi umat itu kepada raja. Setelah semua orang Yahudi berpuasa selama tiga hari, Ester mempertaruhkan nyawanya dengan menghampiri raja tanpa diundang (pasal 4; Est 4:1-17), mendapat perkenan raja (Est 5:1-4) dan menyingkapkan komplotan Haman. Setelah itu, raja menggantung Haman pada tiang gantungan yang disediakan Haman bagi Mordekhai (Est 7:1-10). Perintah raja yang kedua memungkinkan orang Yahudi menang atas musuh-musuh mereka (Est 8:1--9:16); kemenangan ini menjadi kesempatan untuk perayaan besar dan permulaan dari Hari Raya Purim (Est 9:17-32). Kitab ini kemudian diakhiri dengan suatu catatan mengenai kemasyhuran Mordekhai (Est 10:1-3).

Ciri-ciri Khas

Lima ciri khas menandai kitab Ester.

  1. (1) Kitab ini merupakan salah satu dari dua kitab dalam Alkitab yang diberikan nama wanita, yang lain adalah kitab Rut.
  2. (2) Kitab ini diawali dan diakhiri dengan sebuah pesta, dan mencatat sejumlah sepuluh pesta atau perjamuan yang merupakan pusat peristiwa dalam kitab ini.
  3. (3) Kitab Ester merupakan kitab terakhir dari lima gulungan dalam bagian ketiga dari Alkitab Ibrani, yaitu kelompok _Hagiographa_ ("Tulisan-tulisan Kudus"). Setiap kitab dibacakan di depan umum pada salah satu hari raya Yahudi; kitab ini dibacakan pada Hari Raya Purim tanggal 14-15 bulan Adar yang merayakan pelepasan luar biasa orang Yahudi di Persia di bawah Ratu Ester.
  4. (4) Walaupun kitab ini menyebutkan suatu puasa selama tiga hari, tidak ada petunjuk tegas mengenai Allah, penyembahan, dan doa (suatu ciri yang membuat beberapa pengritik dengan tidak bijaksana mempertanyakan nilai rohani kitab ini).
  5. (5) Sekalipun nama Allah tidak disebutkan di mana pun dalam kitab ini, pemeliharaan-Nya tampak di dalamnya (mis. Est 2:7,17,22; Est 4:14; Est 4:16--5:2; Est 6:1,3-10; Est 9:1). Tidak ada kitab lain dalam Alkitab yang melukiskan pemeliharaan Allah demi umat Yahudi demikian hebat kendatipun kebencian kejam dari musuh mereka.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

PB sama sekali tidak mengacu atau menunjuk kepada kitab ini. Akan tetapi, kebencian Haman kepada orang Yahudi serta komplotannya untuk membunuh dan memusnahkan semua orang Yahudi di kerajaan Persia (pasal 3, 7; Est 3:1-15; Est 7:4) merupakan lambang PL dari antikristus di PB, yang akan berusaha untuk membinasakan semua orang Yahudi dan orang Kristen pada akhir sejarah (Lihat "KITAB WAHYU" 08265).

(0.58215240909091) (Yer 1:1) (full: )

Penulis : Yeremia

Tema : Hukuman Allah Tidak Terelakkan bagi Yehuda yang

Tidak Bertobat.

Tanggal Penulisan: + 585 -- 580 SM

Latar Belakang

Pelayanan Yeremia sebagai nabi diarahkan kepada kerajaan selatan Yehuda, sepanjang 40 tahun terakhir dari sejarahnya (626-586 SM). Ia masih hidup untuk menyaksikan serbuan Babel ke Yehuda yang berakhir dengan kebinasaan Yerusalem dan Bait Suci. Karena tugas Yeremia ialah bernubuat kepada bangsa itu selama tahun-tahun akhir dari kemunduran dan kejatuhannya, dapatlah dimengerti bahwa, kitabnya penuh dengan kesuraman dan firasat buruk.

Yeremia, putra seorang imam, lahir dan dibesarkan di Anatot, desa para imam (6 km di timur laut dari Yerusalem) selama pemerintahan Raja Manasye yang jahat. Yeremia memulai pelayanan sebagai nabi pada tahun ke-13 pemerintahan Raja Yosia yang baik, dan ia ikut mendukung gerakan pembaharuan Yosia. Akan tetapi, ia segera menyadari bahwa gerakan itu tidak menghasilkan perubahan yang sungguh-sungguh dalam hati bangsa itu; Yeremia mengingatkan bahwa jika tidak ada pertobatan nasional sejati, maka hukuman dan pemusnahan akan datang dengan tiba-tiba.

Pada tahun 612 SM, Asyur dikalahkan oleh suatu koalisi Babel. Sekitar empat tahun setelah kematian Raja Yosia, Mesir dikalahkan oleh Babel pada pertempuran di Karkemis (605 SM; lih. Yer 46:2). Pada tahun yang sama pasukan Babel di bawah pimpinan Nebukadnezar menyerang Palestina, merebut Yerusalem dan membawa sebagian pemuda pilihan dari Yerusalem ke Babel, di antara mereka terdapat Daniel dan ketiga sahabatnya. Penyerbuan kedua ke Yerusalem terjadi tahun 597 SM; ketika itu dibawa 10.000 orang tawanan ke Babel, di antaranya terdapat Yehezkiel. Selama ini nubuat Yeremia yang memperingatkan tentang hukuman Allah yang mendatang tidak diperhatikan. Kehancuran terakhir menimpa Yerusalem, Bait Suci, dan seluruh kerajaan Yehuda dalam tahun 586 SM.

Kitab nubuat ini menunjukkan bahwa Yeremia, sering kali disebut "nabi peratap," merupakan seorang yang membawa amanat keras namun berhati lembut dan hancur (mis. Yer 8:21--9:1). Sifatnya yang lembut itu menjadikan penderitaannya makin mendalam ketika firman nubuat Allah ditolak dengan angkuh oleh kerabat dan sahabat, imam dan raja, dan sebagian besar bangsa Yehuda. Walaupun sepi dan ditolak seumur hidupnya, Yeremia termasuk nabi yang paling tegas dan berani. Kendatipun berhadapan dengan perlawanan yang berat, dengan setia ia melaksanakan panggilannya sebagai nabi untuk memperingatkan sesama warga Yehuda bahwa hukuman Allah makin dekat. Ketika merangkum kehidupan Yeremia, seorang penulis mengatakan: "Tidak pernah manusia fana memperoleh beban yang begitu meremukkan. Sepanjang sejarah bangsa Yahudi tidak pernah ada teladan kesungguhan yang begitu mendalam, penderitaan tak henti-hentinya, pemberitaan amanat Allah tanpa takut, dan syafaat tanpa kenal lelah dari seorang nabi seperti halnya Yeremia. Tetapi tragedi kehidupannya ialah: bahwa ia berkhotbah kepada telinga yang tuli dan menuai hanya kebencian sebagai balasan kasihnya kepada orang-orang senegerinya" (Farley).

Penulis kitab ini jelas disebut yaitu Yeremia (Yer 1:1). Setelah bernubuat selama 20 tahun di Yehuda, Yeremia diperintahkan Allah untuk menuangkan amanatnya dalam bentuk tertulis; hal ini dilakukannya dengan mendiktekan nubuat-nubuatnya kepada Barukh, juru tulisnya yang setia (Yer 36:1-4). Karena Yeremia dilarang menghadap raja, Barukh diutus untuk membacakan nubuat-nubuat itu di rumah Tuhan, dan setelah itu Yehudi membacakannya kepada Raja Yoyakim. Raja itu menunjukkan sikap menghina kepada Yeremia dan firman Allah dengan menyobek-nyobek kitab gulungan itu dengan pisau lalu melemparkannya ke dalam api (Yer 36:22-23). Yeremia kemudian mendiktekan kembali nubuat-nubuatnya kepada Barukh, kali ini ia mencantumkan lebih banyak daripada di gulungan pertama. Kemungkinan besar, Barukh menyusun kitab Yeremia dalam bentuk terakhirnya segera sesudah wafatnya Yeremia (+585 -- 580 SM).

Tujuan

Kitab ini ditulis

  1. (1) untuk menyediakan suatu catatan abadi dari pelayanan dan berita nubuat Yeremia,
  2. (2) untuk menyatakan hukuman Allah yang pasti jadi dan tidak terelakkan ketika umat-Nya melanggar perjanjian dan bersikeras dalam pemberontakan terhadap Allah dan firman-Nya, dan
  3. (3) untuk menunjukkan keaslian dan kekuasaan firman nubuat. Banyak nubuat Yeremia tergenapi pada zamannya sendiri (mis. Yer 16:9; Yer 20:4; Yer 25:1-14; Yer 27:19-22; Yer 28:15-17; Yer 32:10-13; Yer 34:1-5); nubuat lainnya yang meliputi masa depan yang amat jauh digenapi kemudian atau masih belum digenapi (mis. Yer 23:5-6; Yer 30:8-9; Yer 31:31-34; Yer 33:14-16).

Survai

Kitab ini pada dasarnya merupakan kumpulan nubuat-nubuat Yeremia, yang terutama dialamatkan kepada Yehuda (pasal 2-29; Yer 2:1--29:32), tetapi juga kepada sembilan bangsa asing lainnya (pasal 46-51; Yer 46:1--51:64); nubuat-nubuat ini terutama dipusatkan pada hukuman, walaupun ada beberapa yang membahas pemulihan (lih. khususnya pasal 30-33; Yer 30:1--33:26). Nubuat-nubuat ini tidak secara teliti disusun menurut kronologi atau tema, sekalipun kitab ini menyajikan susunan menyeluruh sebagaimana yang tampak dalam Garis Besar di atas. Sebagian kitab ini ditulis dalam bentuk syair, sedangkan bagian lainnya dalam bentuk prosa atau cerita. Berita nubuatnnya terjalin dengan aneka kilasan sejarah dari

  1. (1) kehidupan pribadi dan pelayanan sang nabi (mis. pasal 1; Yer 1:1-19; Yer 34:1--38:28; Yer 40:1--45:5),
  2. (2) sejarah Yehuda terutama selama masa Raja Yosia (pasal 1-6; Yer 1:1--6:30), Yoyakim (pasal 7-20; Yer 7:1--20:18), dan Zedekia (pasal 21-25, 34; Yer 21:1--25:38; Yer 34:1-22), termasuk runtuhnya Yerusalem (pasal 39; Yer 39:1-18), dan
  3. (3) aneka peristiwa internasional yang melibatkan Babel dan bangsa-bangsa lainnya (pasal 25-29, 46-52; Yer 25:1--29:32; Yer 46:1--52:34).

Seperti Yehezkiel, Yeremia memakai berbagai tindakan yang bersifat perumpamaan dan lambang untuk mengilustrasikan berita nubuatnya dengan lebih jelas: mis. ikat pinggang yang lapuk (Yer 13:1-14), musim kering (Yer 14:1-9), larangan oleh Allah untuk menikah dan mempunyai anak (Yer 16:1-9), penjunan dan tanah liat (Yer 18:1-11), buli-buli yang dihancurkan penjunan (Yer 19:1-13), dua keranjang buah ara (Yer 24:1-10), kuk di pundaknya (Yer 27:1-11), pembelian ladang di kota kelahirannya (Yer 32:6-15), dan batu-batu besar yang disembunyikan dalam pelataran istana Firaun (Yer 43:8-13). Pemahaman Yeremia yang jelas akan panggilannya sebagai nabi (Yer 1:17), seiring dengan penegasan Allah yang berulang-ulang (mis. Yer 3:12; Yer 7:2,27-28; Yer 11:2,6; Yer 13:12-13; Yer 17:19-20), memungkinkan dia untuk memberitakan nubuatnya dengan tegas dan setia kepada Yehuda kendatipun tanggapan yang terus diterimanya adalah permusuhan, penolakan, dan penganiayaan (mis. Yer 15:20-21). Setelah kebinasaan Yerusalem, Yeremia dipaksa pergi ke Mesir di mana ia tetap bernubuat sampai kematiannya (pasal 43-44; Yer 43:1--44:30).

Ciri-ciri Khas

Tujuh ciri utama menandai kitab Yeremia.

  1. (1) Kitab ini menjadi kitab terpanjang kedua dalam Alkitab, berisi lebih banyak kata (bukan pasal) daripada kitab lainnya selain Mazmur.
  2. (2) Kehidupan dan pergumulan pribadi Yeremia selaku nabi diungkapkan dengan lebih mendalam dan terinci dibandingkan nabi PL lainnya.
  3. (3) Kitab ini sarat dengan kesedihan, sakit hati, dan ratapan dari "nabi peratap" itu karena pemberontakan Yehuda. Kendatipun berita Yeremia itu keras, ia menderita kesedihan dan hancur hati yang mendalam karena umat Allah; namun kesetiaannya adalah terutama kepada Allah, dan ia merasa kesedihan yang paling dalam karena hati Allah terluka.
  4. (4) Salah satu kata kunci ialah "murtad," (dipergunakan 8 kali) dan "tidak setia" (dipakai 9 kali), dan tema yang muncul terus ialah hukuman Allah yang tidak terelakkan lagi atas pemberontakan dan kemurtadan.
  5. (5) Satu-satunya penyataan teologis yang terbesar di kitab ini ialah konsep "perjanjian baru" yang akan ditetapkan Allah dengan umat-Nya yang setia pada saat pemulihan kelak (Yer 31:31-34).
  6. (6) Syairnya mengesankan dan penuh perasaan seperti syair Alkitab lainnya, dengan kelimpahan metafora, ungkapan-ungkapan yang hidup dan bagian-bagian patut diingat.
  7. (7) Rujukan terhadap Babel di dalam nubuat Yeremia (164) lebih banyak daripada di semua bagian lain di Alkitab.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Yeremia terutama di kutip dalam PB berkenaan dengan nubuatnya tentang "perjanjian baru" (Yer 31:31-34). Sekalipun Israel dan Yehuda berkali-kali melanggar perjanjian-perjanjian Allah dan kemudian dihancurkan dalam hukuman akibat kemurtadan mereka, Yeremia menubuatkan suatu saat ketika Allah akan mengikat perjanjian yang baru dengan mereka (Yer 31:31). PB menjelaskan bahwa perjanjian yang baru ini ditetapkan dengan kematian dan kebangkitan Kristus (Luk 22:20; bd. Mat 26:26-29; Mr 14:22-25), dan kini digenapi di dalam gereja selaku umat perjanjian baru Allah (Ibr 8:8-13) dan akan mencapai puncak kesempurnaan dalam penyelamatan Israel yang luar biasa (Rom 11:27). Bagian-bagian lain tentang Mesias di Yeremia yang diterapkan kepada Yesus Kristus dalam PB adalah:

  1. (1) Mesias sebagai gembala yang baik dan tunas Daud yang adil (Yer 23:1-8; lih. Mat 21:8-9; Yoh 10:1-18; 1Kor 1:30; 2Kor 5:21);
  2. (2) ratapan yang hebat di Rama (Yer 31:15) digenapi saat Herodes berusaha membunuh bayi Yesus (lih. Mat 2:17-18); dan
  3. (3) semangat Mesias akan kesucian rumah Allah (Yer 7:11) ditunjukkan ketika Yesus menyucikan Bait Allah. (lih. Mat 21:13; Mr 11:17; Luk 19:4).
(0.58215240909091) (Yeh 1:1) (full: )

Penulis : Yehezkiel

Tema : Hukuman dan Kemuliaan Allah

Tanggal Penulisan: 590-570 SM

Latar Belakang

Latar belakang sejarah Kitab Yehezkiel ialah Babel pada tahun-tahun awal pembuangan (593-571 SM). Nebukadnezar telah membawa tawanan orang Yahudi dari Yerusalem ke Babel dalam tiga tahap:

  1. (1) pada tahun 605 SM, pemuda-pemuda Yahudi pilihan dibawa ke Babel, antara lain Daniel dan ketiga sahabatnya;
  2. (2) pada tahun 597 SM, 10.000 tawanan dibawa ke Babel, di antaranya Yehezkiel; dan
  3. (3) pada tahun 586 SM, pasukan Nebukadnezar telah membinasakan kota dan Bait Sucinya, lalu membawa sebagian besar orang yang tidak terbunuh ke Babel.

Pelayanan Yehezkiel sebagai nabi terjadi pada masa sejarah PL yang paling gelap: tujuh tahun sebelum kebinasaan itu pada tahun 586 SM (593-586 SM) dan 15 tahun setelah kebinasaan itu (586-571 SM). Kitab ini mungkin selesai sekitar tahun 570 SM.

Yehezkiel, yang namanya berarti "Allah menguatkan", berasal dari keluarga imam (Yeh 1:3) dan tinggal di Yerusalem sepanjang 25 tahun pertama hidupnya. Dia sedang dalam pendidikan untuk menjadi imam di Bait Suci ketika dibawa ke Babel pada tahun 597 SM. Sekitar lima tahun kemudian, pada umur 30 tahun (Yeh 1:2-3), Yehezkiel menerima panggilan sebagai nabi dan penugasan ilahinya, setelah itu ia melayani dengan setia selama sekurang-kurangnya 22 tahun (Yeh 29:17); Yehezkiel berusia sekitar 17 tahun ketika Daniel dibawa pergi, sehingga keduanya kurang lebih sama umurnya. Baik Yehezkiel maupun Daniel merupakan rekan sezaman yang lebih muda daripada Yeremia dan sangat mungkin banyak dipengaruhi oleh nabi Yerusalem yang lebih tua ini (bd.Dan 9:2). Pada saat Yehezkiel tiba di Babel, Daniel sudah terkenal sebagai orang yang memiliki hikmat nubuat yang luar biasa; Yehezkiel menyebutnya tiga kali di dalam kitab ini (Yeh 14:14,20; Yeh 28:3). Berbeda dengan Daniel, Yehezkiel berkeluarga (Yeh 24:15-18) dan hidup sebagai warga biasa di antara para buangan Yahudi di tepi Sungai Kebar. (Yeh 1:1; Yeh 3:15,24; bd.Mazm 137:1).

Kitab ini dengan jelas menyebutkan bahwa nubuat-nubuatnya adalah dari Yehezkiel (Yeh 1:3; Yeh 24:24). Pemakaian kata ganti "aku" dalam seluruh kitab, bersama dengan kesatuan kitab ini dalam gaya dan bahasa yang dipakai, menunjuk kepada Yehezkiel sebagai penulis tunggalnya. Nubuat-nubuatnya dapat diberi tanggal dengan tepat karena cara penanggalannya yang teratur (bd. Yeh 1:1-2; Yeh 8:1; Yeh 20:1; Yeh 24:1; Yeh 26:1; Yeh 29:1,17; Yeh 30:20; Yeh 31:1; Yeh 32:1,17; Yeh 33:21; Yeh 40:1). Pelayanannya dimulai bulan Juli tahun 593 SM dan berlangsung sampai sekurang-kurangnya nubuat terakhir yang dicatat pada bulan April, 571 SM.

Tujuan

Tujuan nubuat-nubuat Yehezkiel terutama bersifat ganda:

  1. (1) untuk menyampaikan berita Allah mengenai hukuman atas Yehuda dan Yerusalem yang sudah murtad (pasal 1-24; Yeh 1:1--24:27) dan tujuh bangsa asing di sekitar mereka (pasal 25-32; Yeh 25:1--32:32) dan
  2. (2) untuk menopang iman sisa umat Allah dalam pembuangan mengenai pemulihan umat perjanjian-Nya dan kemuliaan akhir dari kerajaan-Nya (pasal 33-48; Yeh 33:1--48:35). Sang nabi juga menekankan tanggung jawab pribadi setiap orang di hadapan Allah dan bukan memikirkan hukuman pembuangan sebagai sekadar akibat dosa-dosa leluhur saja (Yeh 18:1-32; Yeh 33:10-20).

Survai

Kitab Yehezkiel disusun dengan baik, dan ke-48 pasalnya dengan sendirinya terbagi menjadi empat bagian utama.

  1. (1) Bagian pengantar (pasal 1-3; Yeh 1:1--3:27) menguraikan penglihatan penuh kuasa Yehezkiel tentang kemuliaan dan takhta Allah (pasal 1; Yeh 1:1-28) dan dilanjutkan dengan penugasan ilahi sang nabi ke dalam tugas kenabian (pasal 2-3; Yeh 2:1--3:27); perhatikan pengalaman Musa di semak yang menyala (Kel 3:1--4:31) dan penglihatan Yesaya di Bait Suci (Yes 6:13) sebagai penyataan luar biasa yang sama dari Allah pada permulaan tugas-tugas kenabian mereka.
  2. (2) Bagian kedua (pasal 4-24; Yeh 4:1--24:27) mencatat amanat Yehezkiel yang keras dan menghilangkan harapan mengenai hukuman atas Yehuda dan Yerusalem yang tidak terelakkan lagi karena mereka terus memberontak dan murtad. Sepanjang tujuh tahun terakhir dari Yerusalem (593-586 SM), Yehezkiel memperingatkan orang Yahudi di Yerusalem dan para buangan di Babel tentang harapan palsu bahwa Yerusalem akan lolos dari hukuman. Dosa-dosa Yerusalem pada masa lalu dan masa kini memastikan kehancurannya yang sekarang. Yehezkiel mengumandangkan amanat kenabian tentang malapetaka dahsyat ini melalui berbagai penglihatan, perumpamaan, dan tindakan simbolik. Ps Yeh 8:1--11:25 menggambarkan Yehezkiel dibawa Allah ke Yerusalem dalam penglihatan untuk menyampaikan nubuat-nubuat kepada kota itu. Dalam pasal 24 (Yeh 24:1-27) kematian istri tercinta Yehezkiel menjadi suatu perumpamaan dan tanda tentang akhir Yerusalem.
  3. (3) Bagian ketiga (pasal 25-32; Yeh 25:1--32:32) berisi nubuat-nubuat hukuman terhadap tujuh bangsa asing yang bersukacita atas malapetaka Yehuda. Dalam nubuat yang cukup panjang terhadap Tirus muncul suatu penggambaran samar-samar tentang Iblis (Yeh 28:11-19) sebagai kekuatan sesungguhnya di belakang raja Tirus.
  4. (4) Bagian terakhir (pasal 33-48; Yeh 33:1--48:35) menandai suatu peralihan dalam berita sang nabi dari hukuman suram ke penghiburan dan harapan di masa depan (bd. Yes 40:1--66:24). Setelah Yerusalem jatuh, Yehezkiel bernubuat tentang kebangunan rohani dan pemulihan di masa depan, ketika Allah akan menjadi gembala yang sejati bagi umat-Nya (pasal 34; Yeh 34:1-31) dan memberi mereka "hati yang baru" dan "roh yang baru" (pasal 36; Yeh 36:1-38). Di dalam konteks ini terdapat penglihatan Yehezkiel yang terkenal mengenai sejumlah besar tulang yang secara nubuat dihidupkan kembali (pasal 37; Yeh 37:1-28). Kitab ini ditutup dengan melukiskan bahwa pada akhir zaman Bait Suci, kota suci, dan tanah suci akan dipulihkan (pasal 40-48; Yeh 40:1--48:35).

Ciri-ciri Khas

Tujuh ciri utama menandai kitab Yehezkiel.

  1. (1) Kitab ini penuh dengan penglihatan misterius, perumpamaan yang berani dan perbuatan simbolik yang aneh sebagai sarana penyataan nubuat Allah.
  2. (2) Isinya diatur dan diberi tanggal dengan saksama; terdapat lebih banyak tanggal daripada kitab nubuat PL lainya.
  3. (3) Dua frase khusus muncul berkali-kali:
    1. (a) "Mereka akan tahu bahwa Aku ini Tuhan" (65 kali dengan aneka variasi) dan
    2. (b) "kemuliaan Tuhan" (19 kali dengan aneka variasi).
  4. (4) Yehezkiel secara khusus disapa oleh Allah dengan sebutan "anak manusia" dan "penjaga".
  5. (5) Kitab ini mencatat dua penglihatan luar biasa mengenai Bait Suci -- yang pertama sebagai Bait Suci yang dinajiskan dan menanti kebinasaan (pasal 8-11; Yeh 8:1--11:25) dan yang lain sebagai dipulihkan dan disucikan dengan sempurna (pasal 40-48; Yeh 40:1--48:35).
  6. (6) Lebih dari nabi lain, Yehezkiel disuruh oleh Allah untuk menyatukan dirinya secara pribadi dengan sabda kenabian dengan melakukannya selaku lambang nubuat.
  7. (7) Yehezkiel menekankan tanggung jawab pribadi kepada Allah.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Nubuat pasal 33-48 (Yeh 33:1--48:35) pada hakikatnya mengenai karya penebusan Allah di masa depan sebagaimana dinyatakan di dalam PB. Bagian ini bukan hanya berbicara tentang pemulihan Israel secara jasmaniah ke negeri mereka, tetapi juga suatu pemulihan akhir di masa depan yang mencakup penggenapan sempurna dari tujuan Allah bagi Israel rohani dalam hubunganya dengan kemuliaan dan kuasa Allah di Bait Suci (penyembahan), dan tujuan Allah bagi bangsa-bangsa sebagai hasil pekabaran Injil. Nubuat-nubuat Yehezkiel yang penting mengenai Mesias PB ialah Yeh 17:22-24; Yeh 21:26-27; Yeh 34:23-24; Yeh 36:16-38 dan Yeh 37:1-28.

(0.58215240909091) (Am 1:1) (full: )

Penulis : Amos

Tema : Keadilan, Kebenaran dan Hukuman Ilahi Karena Dosa

Tanggal Penulisan: + 760 - 755 SM

Latar Belakang

Amos adalah seorang nabi abad ke-8 SM, rekan sezaman Yesaya dan Mikha di Yehuda, dan Yunus serta Hosea di Israel. Ia menyatakan empat fakta penting tentang dirinya dalam Am 1:1.

  1. (1) Ia adalah seorang peternak (yang juga "pemungut buah ara hutan", lih. Am 7:14) dari Tekoa, sebuah desa Yehuda sekitar 19 km sebelah selatan Yerusalem.
  2. (2) Amos "melihat" beritanya (yaitu, ia mendapat beberapa penglihatan nubuat; bd. Am 7:1,4,7; Am 8:1-2; Am 9:1) mengenai Israel, kerajaan utara. Sekalipun dia orang awam tanpa status nabi yang resmi, Allah memberikan kepadanya beban dan pelayanan kenabian bagi Israel yang memberontak (bd. Am 7:14-15); namanya berarti "terbeban" atau "pemikul beban".
  3. (3) Pelayanan Amos kepada Israel terjadi ketika Uzia menjadi raja Yehuda dan Yerobeam II raja Israel. Masa pemerintahan kedua raja ini saling tumpang tindih pada tahun 767-753 SM. Sangat mungkin Amos melayani sekitar 760-755 SM.
  4. (4) Amos bernubuat dua tahun sebelum "gempa bumi".

Para ahli purbakala telah menemukan bukti terjadinya sebuah gempa bumi besar yang merusak dari waktu ini di beberapa tempat di Israel, termasuk ibukotanya Samaria. Zakharia juga menyebutkan gempa bumi yang sama (Za 14:5) lebih dari 200 tahun kemudian, serta menyatakan bahwa gempa itu sangat besar. Acuan oleh Amos menyinggung bahwa ia memandangnya sebagai pengesahan dari berita dan pelayanannya sebagai nabi kepada Israel (bd. Am 9:1).

Ketika Amos bernubuat kepada kerajaan utara pada pertengahan abad ke-8 SM, bangsa itu secara lahiriah berada di puncak perluasan wilayah, stabilitas politik dan kemakmuran nasional, tetapi secara batiniah sudah bobrok. Kemunafikan dan penyembahan berhala sudah merata, masyarakat hidup mewah secara berlebihan, kebejatan merajalela, sistem peradilan rusak dan penindasan orang miskin merupakan kebiasaan umum. Dalam rangka mengikuti panggilan Allah, Amos pergi ke Betel, tempat tinggal raja Yerobeam II dan pusat agama yang dibanjiri para penyembah. Di sanalah Amos dengan berani memberitakan berita keadilan, kebenaran dan hukuman ilahi karena dosa kepada umat yang tidak mau mendengarkan apa yang dikatakan Tuhan kepada mereka.

Tujuan

Kemakmuran Israel hanyalah memperdalam kebobrokan mereka. Ketika Allah dalam kemurahan-Nya mengutus Amos ke Betel untuk memberitakan amanat "bertobat atau mati", sang nabi diusir dari kota itu dan diperintahkan jangan bernubuat di situ lagi (bd. tanggapan Niniwe kepada berita Yunus). Pada waktu itu atau tidak lama sesudah itu, rupanya Amos pulang ke rumahnya di Yehuda dan menulis beritanya. Maksudnya melakukan itu adalah

  1. (1) menyampaikan sebuah salinan tertulis dari peringatan kenabiannya kepada Raja Yerobeam II, dan
  2. (2) menyebarluaskan berita di Israel (dan Yehuda) tentang kepastian hukuman Allah yang menjelang atas Israel dan bangsa-bangsa di sekitarnya kecuali mereka bertobat dari penyembahan berhala, kebejatan dan ketidakadilan. Kebinasaan Israel terjadi hanya 30 tahun kemudian.

Survai

Kitab ini dengan sendirinya terbagi ke dalam tiga bagian utama.

  1. (1) Dalam bagian pertama (Am 1:3--2:16), Amos pertama-tama mengalamatkan berita hukuman kepada tujuh bangsa di sekitar Israel, termasuk Yehuda. Setelah pada mulanya membujuk Israel hingga dengan senang hati menyetujui hukuman Allah atas bangsa-bangsa lain (Am 1:3--2:5), maka Amos dengan jelas menguraikan dosa-dosa Israel dan hukuman Allah atas mereka (Am 2:6-16). Bagian ini menentukan suasana untuk berita penghukuman kitab ini, yang menghasilkan kebinasaan dan pembuangan bangsa itu.
  2. (2) Bagian kedua (Am 3:1--6:14) mencatat tiga berita tegas, yang masing-masing dimulai dengan frase "Dengarlah firman ini" (Am 3:1; Am 4:1; Am 5:1). Dalam berita yang pertama, Allah menuduh Israel sebagai umat yang diistimewakan yang telah dibebaskan-Nya dari Mesir; "Hanya kamu yang Kukenal dari segala kaum di muka bumi, sebab itu Aku akan menghukum kamu karena segala kesalahanmu" (Am 3:2). Berita kedua diawali dengan menyapa wanita-wanita Israel yang makmur di Samaria sebagai "lembu-lembu Basan ... yang memeras orang lemah, yang menginjak orang miskin, yang mengatakan kepada tuan-tuanmu: 'bawalah ke mari, supaya kita minum-minum!' " (Am 4:1). Amos bernubuat bahwa mereka akan digiring kedalam tawanan dengan kait dan kail sebagai hukuman yang layak dari Allah (Am 4:2-3). Amos mempunyai kata-kata yang sama bagi pedagang yang tidak jujur, penguasa korup, pengacara dan hakim yang mencari untung, dan para imam dan nabi yang berkompromi. Berita ketiga (pasal 5-6; Am 5:1--6:14) mencatat dosa-dosa Israel yang menjijikkan, dan Amos mengimbau mereka untuk bertobat. "Celaka atas orang-orang yang merasa aman di Sion" (Am 6:1); kehancuran dahsyat dan hukuman atas dosa sedang datang.
  3. (3) Bagian utama terakhir (Am 7:1--9:10) mencatat lima penglihatan nubuat Amos mengenai hukuman Allah yang menjelang. Penglihatan keempat secara jelas sekali menggambarkan Israel sebagai keranjang dengan buah musim kemarau yang ranum, yang segera akan disingkapkan sebagai membusuk dalam panasnya hukuman Allah (Am 8:1-14). Penglihatan terakhir melihat Allah sedang berdiri dekat mezbah, siap memukul ibu kota Samaria dan kerajaan yang merosot itu (Am 9:1-10). Kitab ini ditutup dengan janji yang singkat tetapi mengesankan tentang pemulihan kaum sisa yang selamat di masa depan (Am 9:11-15).

Ciri-ciri Khas

Enam ciri utama menandai kitab Amos.

  1. (1) Kitab ini terutama merupakan seruan kenabian untuk keadilan dan kebenaran, berdasarkan sifat Allah. Sedangkan hati Hosea hancur oleh ketidaksetiaan Israel kepada Allah, Amos sangat marah atas pelanggaran Israel terhadap standar-standar keadilan dan kebenaran Allah bagi umat-Nya.
  2. (2) Kitab ini secara jelas melukiskan betapa jijiknya agama bagi Allah ketika dipisahkan dari perilaku yang benar dalam hidup sehari-hari.
  3. (3) Kitab ini bersifat konfrontasi yang tidak tanggung-tanggung dan penuh semangat. Konfrontasi Amos dengan imam Amazia (Am 7:10-17) merupakan adegan yang istimewa dalam nubuat Ibrani.
  4. (4) Gaya yang tegas dan penuh semangat mencerminkan kesetiaan sang nabi yang kuat dan kokoh kepada Allah dan standar-standar kebenaran-Nya bagi umat perjanjian itu.
  5. (5) Kitab ini menunjukkan kesediaan dan kesiapan Allah memakai orang-orang yang takut akan Allah, meskipun mereka tidak memiliki mandat kependetaan yang formal untuk memberitakan amanat-Nya pada zaman profesionalisme ini.
  6. (6) Kitab ini berisi banyak bagian terkenal, di antaranya ialah: Am 3:3,7; Am 4:6-12; Am 5:14-15,21-24; Am 6:1; Am 7:8; Am 8:11; Am 9:13.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Berita Amos adalah tampak dengan jelas sekali dalam ajaran Yesus dan kitab Yakobus. Yesus dan Yakobus keduanya menerapkan berita Amos bahwa ibadah yang sejati kepada Allah bukanlah pelaksanaan formal dari tatacara agama, tetapi "mendengar" dan "melaksanakan" kehendak Allah, yang ditunjukkan dengan perlakuan yang adil dan benar terhadap sesama manusia (mis. Mat 7:15-27; Mat 23:1-39; Yak 2:1-26). Juga, Amos dan Yakobus menekankan prinsip bahwa "agama yang sejati menuntut perilaku yang benar". Akhirnya, Yakobus mengutip Am 9:11-12 pada Sidang di Yerusalem (lih. Kis 15:16-18) dalam hubungan dengan penerimaan orang bukan Yahudi di dalam gereja.

(0.58215240909091) (Ob 1:1) (full: )

Penulis : Obaja

Tema : Hukuman atas Edom

Tanggal Penulisan: + 840 SM

Latar Belakang

Penulis kitab yang pendek ini ialah seorang nabi bernama Obaja; di dalam kitab ini, keturunan dan keterangan lain tentang hidupnya tidak diberikan. Nama "Obaja" cukup umum, dan berarti "hamba Tuhan"; 12 atau 13 orang dalam Alkitab memakai nama ini (mis. 1Raj 18:3-16; 2Taw 17:7; 2Taw 34:12-13).

Apakah Obaja yang menulis kitab ini disebut di lain tempat dalam PL tergantung pada tanggal nubuatnya. Karena tidak disebutkan seorang raja, kita tidak mengetahui dengan pasti tanggal penulisan kitab ini. Satu-satunya fakta sejarah yang disinggung dalam teksnya ialah saat orang Edom bersukacita atas suatu penyerbuan Yerusalem, dan bahkan ikut serta dalam menjarahnya (ayat Ob 1:11-14); akan tetapi, tidak jelas penyerbuan mana terhadap Yerusalem yang dimaksudkan Obaja. Ada lima penyerbuan penting sepanjang zaman PL:

  1. (1) oleh Sisak, raja Mesir tahun 926 SM, di masa pemerintahan Rehabeam (1Raj 14:25-26);
  2. (2) oleh pasukan Filistin dan Arab pada masa pemerintahan Yoram sekitar tahun 848-841 SM (lih. 2Taw 21:16-17);
  3. (3) oleh Raja Yoas dari Israel pada masa pemerintahan Amazia sekitar tahun 790 SM (lih. 2Raj 14:13-14);
  4. (4) oleh Sanherib, raja Asyur, pada masa pemerintahan Hizkia tahun 701 SM (2Raj 18:13); dan
  5. (5) oleh pasukan Babel selama tahun 605-586 SM (2Raj 24-25:30).

Sebagian besar ahli percaya bahwa Obaja bernubuat pada masa (2) atau (5). Kebinasaan Yerusalem oleh Nebukadnezar kelihatannya kurang mungkin dari keduanya karena tidak disebut tentang kebinasaan seluruh Yerusalem atau diangkutnya penduduknya ke dalam pembuangan. Nabi yang lain ketika mengacu kepada kebinasaan Yerusalem selalu memperkenalkan musuh itu sebagai Nebukadnezar dan Babel, bukan hanya "orang-orang luar" dan "orang-orang asing" (ayat Ob 1:11). Demikianlah peristiwa yang mengakibatkan nubuat Obaja sangat mungkin yang kedua di atas, ketika pasukan Filistin dan Arab menjarah Yerusalem. Menjelang terjadinya peristiwa ini, orang Edom (yang dikuasai Yerusalem) telah berhasil membebaskan diri (2Taw 21:8-10). Sukacita mereka atas kejatuhan Yerusalem tidak lama sesudah itu dapat dipahami. Karena masa pemerintahan Yoram adalah 848-841 SM, dan karena penjarahan Yerusalem telah terjadi ketika Obaja menulis, maka 840 SM merupakan tanggal yang mungkin bagi penulisan kitab ini.

Sebagian dari latar belakang nubuat ini mengingatkan kembali pada Kej 25:19-34; Kej 27:1--28:9 yaitu persaingan berkepanjangan di antara Esau (bapak orang Edom) dan Yakub (bapak ke-12 suku Israel). Sekalipun kita membaca dalam kitab Kejadian tentang perdamaian kedua saudara ini (Kej 33:1-20), kebencian di antara keturunan mereka sering kali menimbulkan pertempuran sepanjang sejarah alkitabiah (bd. Bil 20:14-21; 1Sam 14:47; 2Sam 8:14; 1Raj 11:14-22). Sesuai dengan sejarah permusuhan mereka, orang Edom bersukacita karena kesulitan Yerusalem.

Tujuan

Kitab nubuat ini ditulis

  1. (1) untuk menyatakan murka Allah yang hebat terhadap Edom karena sukacita mereka atas penderitaan Yehuda, dan
  2. (2) untuk menyampaikan firman Allah tentang hukuman yang akan datang atas Edom.

Obaja menubuatkan hasil akhir dari tindakan Allah: bagi orang Edom -- kebinasaan; bagi umat Allah Israel -- pembebasan pada hari Tuhan yang akan datang.

Survai

Kitab Obaja terdiri atas dua bagian utama. Di dalam bagian pertama (ayat Ob 1:1-14), Allah mengungkapkan melalui sang nabi ketidaksenangan-Nya dengan Edom dan menuntut pertanggungjawaban karena dosa-dosa mereka, khususnya dosa kesombongan (karena perlindungan geografis) dan dosa sukacita atas jatuhnya Yehuda. Hukuman Allah yang diramalkan akan mendatangi mereka, dan sang nabi tidak menawarkan harapan untuk penangguhan berdasarkan ajakan untuk bertobat dan berbalik kepada Tuhan; mereka akan dimusnahkan untuk selama-lamanya (ayat Ob 1:10). Bagian kedua (ayat Ob 1:15-21) bernubuat tentang kedatangan hari Tuhan ketika Edom dan semua musuh Allah akan dibinasakan, sedangkan umat Allah diselamatkan dan kerajaan-Nya menang.

Ciri-ciri Khas

Empat ciri utama menandai nubuat Obaja.

  1. (1) Kitab ini adalah kitab PL yang paling pendek.
  2. (2) Obaja menjadi salah seorang dari tiga nabi yang dipanggil Allah untuk mengalamatkan berita tertulis mereka hampir seluruhnya kepada bangsa lain dan bukan kepada Israel atau Yehuda (kedua nabi lain adalah Yunus dan Nahum).
  3. (3) Ada banyak persamaan di antara kitab Obaja dengan Yer 49:7-22.
  4. (4) Kitab ini tidak dikutip atau disebut dalam PB.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Walaupun PB tidak secara langsung mengacu kepada Obaja, sengketa di antara Esau dan Yakub yang mendasari kitab ini juga diuraikan dalam PB. Paulus menunjuk kepada persaingan Esau-Yakub dalam Rom 9:10-13, tetapi melanjutkannya dengan mengingatkan kita akan berita pengharapan Allah: semua yang bertobat dari dosa-dosa mereka, Yahudi atau bukan Yahudi, dan berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan (Rom 10:9-13; Rom 15:7-12).



TIP #13: Klik ikon untuk membuka halaman teks alkitab dalam format PDF. [SEMUA]
dibuat dalam 0.10 detik
dipersembahkan oleh YLSA