Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1381 - 1400 dari 2303 ayat untuk Tentang (0.003 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.15107854722222) (Yoh 6:2) (full: MUJIZAT-MUJIZAT. )

Nas : Yoh 6:2

Teks :
  1. 1) Apa yang dimaksud dengan mukjizat?
    1. (a) Mukjizat adalah perbuatan yang mempunyai asal adikodrati dan dilakukan dengan kuasa adikodrati (Yun. _dunamis_; lih. Kis 8:13; Kis 19:11).
    2. (b) Mukjizat berfungsi sebagai tanda (Yun. _semeion_) kekuasaan ilahi (Luk 23:8; Kis 4:16,30,33). Mukjizat terbesar yang merupakan inti dari PB adalah kebangkitan Kristus (pasal 1Kor 15:1-58).
  2. 2) Mukjizat setidak-tidaknya bermanfaat untuk tiga maksud dalam Kerajaan Allah.
    1. (a) Mukjizat bersaksi tentang Yesus Kristus, membuktikan kebenaran dari pesan-Nya dan identitas-Nya sebagai Kristus dari Allah (Yoh 2:23; 5:1-21; 10:25; 11:42).
    2. (b) Mukjizat mengungkapkan kasih Kristus yang penuh belas kasihan (Mr 8:2; Luk 7:12-15; Kis 10:38).
    3. (c) Mukjizat menandai zaman keselamatan (Mat 11:2 dst.), kedatangan Kerajaan Allah

      (lihat art. KERAJAAN ALLAH)

      dan penyerbuan Allah ke dalam wilayah kekuasaan Iblis

      (lihat art. KUASA ATAS IBLIS DAN SETAN-SETAN).

  3. 3) Alkitab mempertahankan bahwa mukjizat harus bekerja sepanjang zaman gereja.
    1. (a) Yesus mengutus pengikut-Nya untuk menyampaikan Injil serta mengadakan mukjizat (Mat 10:7-8; Mr 3:14-15;

      lihat cat. --> Luk 9:2).

      [atau ref. Luk 9:2]

    2. (b) Yesus menyatakan bahwa mereka yang percaya kepada-Nya melalui pekabaran Injil juga akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan-Nya, dan bahkan pekerjaan yang lebih besar daripada itu (Yoh 14:12; Mr 16:15-20).
    3. (c) Kitab Kisah Para Rasul berbicara tentang pengadaan mukjizat dalam kehidupan orang percaya (Kis 3:1 dst.; Kis 5:12; 6:8; Kis 8:6 dst.; Kis 9:32 dst.; Kis 15:12; 20:7 dst.); di bagian yang lain PB, mukjizat disebutkan "tanda" yang mengokohkan pemberitaan Injil (Kis 4:29-30; 14:3; Rom 15:18-19; 2Kor 12:12; Ibr 2:3-4).
    4. (d) Roh Kudus ingin memberikan tanda ini kepada gereja sepanjang zaman sekarang ini (1Kor 12:8-12,28; Yak 5:14-15;

      lihat art. TANDA-TANDA ORANG PERCAYA).

  4. 4) PB juga mengajarkan bahwa tanda-tanda dan mukjizat akan dilakukan oleh kuasa Iblis melalui guru dan pengkhotbah palsu, khususnya oleh antikristus dan nabi palsu

    (lihat art. KESENGSARAAN BESAR; dan

    lihat art. GURU-GURU PALSU).

(0.15107854722222) (Kis 13:31) (full: MENJADI SAKSI-NYA BAGI UMAT INI. )

Nas : Kis 13:31

Seorang saksi (Yun. _martus_) adalah "seseorang yang bersaksi melalui tindakan atau ucapan bagi kebenaran." Saksi-saksi Kristen adalah mereka yang menegaskan dan bersaksi tentang karya penyelamatan Yesus Kristus melalui ucapan, tindakan, hidup, dan jikalau perlu, kematian. Kesaksian itu menyangkut tujuh prinsip:

  1. 1) Memberi kesaksian Kristen menjadi kewajiban semua orang percaya (Kis 1:8; Mat 4:19; 28:19-20).
  2. 2) Saksi-saksi Kristen harus bersikap misioner, yaitu pergi kepada semua bangsa dan menyampaikan Injil keselamatan Allah sampai ke ujung bumi (Kis 11:18; 13:2-4; 26:16-18; Mat 28:19-20; Luk 24:47).
  3. 3) Saksi-saksi Kristen terutama berbicara tentang arti kehidupan, kematian, kebangkitan Kristus, kuasa penyelamatan dan janji Roh Kudus (Kis 2:32,38-39; 3:15; 10:39-41,43; 18:5; 26:16; 1Kor 15:1-8).
  4. 4) Saksi-saksi Kristen harus menimbulkan keinsafan akan dosa, kebenaran, dan penghakiman (Kis 2:37-40; 7:51-54; 24:24-25;

    lihat cat. --> Yoh 16:8).

    [atau ref. Yoh 16:8]

    Lewat kesaksian semacam itu orang akan dituntun kepada iman yang menyelamatkan (Kis 2:41; 4:33; 6:7; 11:21).
  5. 5) Saksi-saksi Kristen kadang-kadang akan menderita (Kis 7:57-60; Kis 22:20; 2Kor 11:23-29). Kata "martir" berasal dari kata Yunani untuk bersaksi. Pemuridan melibatkan komitmen yang tanpa pamrih.
  6. 6) Memberi kesaksian Kristen harus disertai pemisahan dari dunia (Kis 2:40), hidup dalam kebenaran (Rom 14:17), serta ketergantungan mutlak kepada Roh Kudus (Kis 4:29-33) yang menghasilkan penyataan Roh dan kuasa Allah (1Kor 2:4).
  7. 7) Memberi kesaksian Kristen bersifat nubuat (Kis 2:17) dan diberi kuasa (Kis 1:8) dan pengurapan Roh Kudus (Kis 2:4; 4:8).
(0.15107854722222) (1Kor 11:3) (full: KEPALA DARI TIAP-TIAP LAKI-LAKI. )

Nas : 1Kor 11:3

Paulus menaruh perhatian terhadap hubungan yang pantas antara pria dengan wanita, dan ia berusaha untuk menegakkan hubungan itu sebagaimana yang ditetapkan oleh Allah.

  1. 1) Ia berpendapat bahwa dalam Kristus terdapat persamaan rohani antara pria dan wanita sebagai ahli waris kasih karunia Allah, namun persamaan hak ini meliputi tatanan dan ketundukan berkenaan dengan kekuasaan

    (lihat cat. --> Gal 3:28).

    [atau ref. Gal 3:28]

    Sebagaimana Allah adalah kepala Kristus, maka Kristus ialah kepala dari laki-laki, dan laki-laki adalah kepala dari perempuan. Kata "kepala" kelihatannya mengungkapkan baik kekuasaan maupun tatanan ilahi itu (bd. 1Kor 3:23; 11:8,10; 15:28; Hak 10:18; Ef 1:21-22; 5:23-24; Kol 1:18; Kol 2:10).
  2. 2) Paulus tidak mendasarkan peran kepala dari suami pada pertimbangan budaya, melainkan pada tindakan penciptaan oleh Allah dan maksud-Nya dalam menciptakan wanita untuk menolong pria (ayat 1Kor 11:8-9;

    lihat cat. --> Kej 2:18;

    lihat cat. --> 1Tim 2:13).

    [atau ref. Kej 2:18; 1Tim 2:13]

  3. 3) Hal tunduk tidak merendahkan pribadi seorang, sebab dalamnya tidak tersirat penindihan atau penindasan. Sebaliknya, dinyatakan bahwa suami harus mengakui harkat wanita yang telah ditetapkan oleh Allah dan bahwa suami bertanggung jawab untuk melindungi dan membimbing istrinya sedemikian sehingga dapat memenuhi kehendak Allah bagi dirinya dalam rumah dan dalam gereja.
  4. 4) Sama seperti Kristus tidak lebih rendah atau lebih hina karena Bapa adalah Kepala-Nya, demikianlah wanita bukanlah seorang yang rendah karena pria adalah kepalanya. Apalagi, dalam Kerajaan Allah, kepemimpinan tidak pernah mengandung arti menjadi "yang lebih besar". Sikap hamba dan ketaatan adalah kunci kebesaran dalam kerajaan itu (Mat 20:25-28; Fili 2:5-9). Uraian Paulus tentang hubungan pria dan wanita harus dipelajari dalam kaitan dengan uraiannya tentang tanggung jawab istri dan suami dalam pernikahan

    (lihat cat. --> Ef 5:21;

    lihat cat. --> Ef 5:22;

    lihat cat. --> Ef 5:23).

    [atau ref. Ef 5:21-23]

(0.15107854722222) (2Tim 4:3) (full: ORANG TIDAK DAPAT LAGI MENERIMA AJARAN SEHAT. )

Nas : 2Tim 4:3-4

Sepanjang sejarah gereja selalu ada orang yang tidak mau mengasihi ajaran sehat, namun ketika akhir zaman makin dekat, keadaan akan makin parah (bd. 2Tim 3:1-5; 1Tim 4:1).

  1. 1) "Orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat" (ayat 2Tim 4:3). Banyak orang akan mengaku dirinya Kristen, berkumpul di gereja, tampaknya menghormati Allah, tetapi tidak akan menerima iman rasuli PB yang asli atau perintah Alkitab untuk memisahkan diri dari ketidakadilan (2Tim 3:5; bd. Rom 1:16;

    lihat art. PEMISAHAN ROHANI ORANG PERCAYA).

  2. 2) "Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran" (ayat 2Tim 4:4). Penyampaian Firman Allah oleh hamba Allah tidak akan diterima oleh banyak orang dalam gereja. Mereka yang berpaling dari kebenaran akan menginginkan pemberitaan yang menuntut kurang dari Injil sejati (bd. 2Tim 2:18; 3:7-8; 1Tim 6:5; Tit 1:14). Mereka tidak akan menerima Firman Allah tentang pertobatan, dosa, hukuman, dan perlunya hidup kudus dan terpisah dari dunia (bd. 2Tim 3:15-17; Yer 5:31; Yeh 33:32).
  3. 3) "Mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinga" (ayat 2Tim 4:3). Mereka tidak akan mencari gembala menurut standar Firman Allah (bd. 2Tim 1:13-14; 1Tim 3:1-10), tetapi akan mencari orang yang sesuai dengan keinginan duniawi mereka. Mereka akan memilih pengkhotbah yang pandai berpidato, mampu menghibur, dan berita yang akan menyakinkan mereka bahwa mereka dapat tetap menjadi Kristen sementara hidup menurut tabiat dosa (bd. Rom 8:4-13; 2Pet 2:1-22).
  4. 4) Roh Kudus mengingatkan semua yang tetap setia kepada Allah dan tunduk kepada Firman-Nya untuk menantikan penganiayaan dan penderitaan karena kebenaran (2Tim 3:10-12; Mat 5:10-12). Selanjutnya, mereka harus memisahkan diri dari kelompok, gereja dan lembaga yang menyangkal kuasa Allah dalam keselamatan dan yang menyampaikan Injil yang berkompromi (2Tim 3:5; 1Tim 4:1-2; 2Pet 2:1; Yud 1:3; Wahy 2:24;

    lihat cat. --> Gal 1:9).

    [atau ref. Gal 1:9]

    Kita harus selalu setia kepada Injil PB dan hamba Allah yang memberitakannya dengan benar. Setelah melakukan ini, kita dapat yakin tentang persekutuan yang intim dengan Kristus (Wahy 3:20-22) dan menerima kesegaran rohani dari Tuhan (Kis 3:19-20).
(0.15107854722222) (Yes 7:14) (jerusalem: Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda) Meskipun raja Ahas menolak pertanda yang ditawarkan, namun Allah memberi pertanda juga. Pertanda itu ialah kelahiran seorang anak yang namanya, Imanuel, berarti: Allah beserta kita, Yer 8:8,10. Nama itu merupakan suatu nubuat, bdk Yes 1:26+. Ia menubuatkan bahwa Allah akan melindungi dan memberkati bangsa Yehuda. Dalam nas-nas lain, Yes 9:1-6; 11:1-9, nabi Yesaya lebih jauh menjelaskan ciri-ciri keselamatan yang akan dibawakan oleh anak itu. Nubuat-nubuat itu mengungkapkan pengharapan akan Mesias yang menjadi raja keturunan Daud. Pengharapan itu sudah diungkapkan nabi Natan, 2Sa 7, dan kembali nampak pada nabi Mikha, Mik 4:13, nabi Yehezkiel, Yeh 34:23, dan nabi Hagai, Hag 2:23; bdk Maz 2:1-12; 45:1-17;72:1-20; 110:7. Melalui seorang raja, pengganti Daud, Tuhan mewujudkan keselamatan bagi umatNya. Pengharapan orang yang percaya kepada Tuhan itu bertumpu pada keturunan Daud yang tetap akan ada. Mungkin sekali nabi Yesaya sendiri berpikir kepada anak Ahas, misalnya Hizkia (memang ada kesukaran sedikit sehubungan dengan urutan peristiwa-peristiwa dalam waktu; rupanya Hizkia sudah lahir pada waktu itu) sebagaimana disarankan terjemahan Yunani ini; engkau akan menamakan dia. Namun demikian nada meriahnya nubuat itu serta makna nama yang diberikan kepada anak itu memberi kesan bahwa nabi Yesaya memfirasatkan bahwa makna kelahiran anak raja itu melampaui keadaan sekarang dan melambangkan pertolongan Tuhan yang terakhir yang menegakkan kerajaan Mesias. Begitu nubuat tentang Imanuel itu melampaui perwujudan pertamanya. Karenanya Mat 1:23(=Yes 7:14) dan Mat 4:15-16(Yes 8:22-9:1) dan seluruh tradisi Kristen selanjutnya tidak salah dalam mengartikan nubuat itu sebagai nubuat tentang kelahiran Kristus
(0.15107854722222) (Yer 30:1) (jerusalem: Firman yang datang dari TUHAN) Bagian kitab Yeremia berikut ini, Yer 30:1-31:40, sering diberi berjudul: "Kitab Penghibur", oleh karena memuat nubuat-nubuat tentang keselamatan yang akan datang. Bagian terbesar Kitab Penghiburan itu ditulis, bdk Yer 30:2, pada waktu antara pembaharuan agama yang dimulai raja Yosia pada th 622 dan mangkatnya raja itu pada th 609. Pembaharuan agama yang bertumpu pada kitab Ulangan itu, bdk 2Ra 22:3-23:24, membangkitkan baik kepercayaan murni kepada TUHAN dengan menyingkirkan campuran agama yang disebarluaskan oleh raja Manasye, maupun pengharapan nasional dan semangat kebangsaan. Kemerosotan yang dialami negeri Asyur pada masa itu memberi raja Yosia kesempatan merebut kembali daerah Samaria dan Galilea, 2Ra 23:15,19; 2Ta 35:18. Maka bangkitlah pengharapan bahwa orang-orang Israel yang pada th 721 masuk pembuangan akan kembali kepada kerajaan yang dipulihkan seperti adanya pada masa raja Daud dahulu. Sajak-sajak yang tercantum dalam Yer 30:1-31:40 mengungkapkan pengharapan itu. Tuhan tetap mengasihi umat Israel di bagian utara negeri, Yer 31:3; 15-20 bdk Hos 11:8-9; Ia membawa kaum buangan kembali ke tanah airnya, Yer 30:3; 31:2-14; bdk Hos 10:11; semua bersatu kembali di sekitar Sion, Yer 31:6; bdk Yer 11:10-16. Di kemudian hari nubuat-nubuat tentang kembalinya umat itu disadur begitu rupa sehingga mencakup juga bangsa Yehuda yang dalam pada itu juga masuk pembuangan. Ditambahkan nubuat-nubuat, Yer 30:8-9; 31:1; 23-26; 27-28, dan beberapa sisipan Yer 30:3,4; 31:31, sehingga Yehuda disambung dengan Israel. Begitulah Kitab Penghiburan nabi Yeremia diberi makna baru dan terakhir, sehingga merangkum juga zaman Mesias; Israel dan Yehuda dipersatukan kembali, bdk Yer 3:18+, dan bersama-sama di negerinya sendiri mereka berbakti kepada Tuhan dan diperintah oleh raja Daud, Yer 30:9. Dikumpulkannya umat Israel yang terpencar-pencar menjadi suatu gagasan penting dalam pekabaran nabi-nabi yang tampil di masa pembuangan, Yes 43:5 dst; Yer 49:5-6,12,18-23, dll; Yeh 11:17; 20:34; 28:25; 34:12-13, dll, dan sesudahnya, Zak 10:6-12; bdk Yoh 11:52.
(0.15107854722222) (Yeh 34:1) (jerusalem: datanglah firman TUHAN) Kiasan "raja gembala" yang dipakai Yeh 34 ini sejak dahulu kala dipakai dalam sastera daerah kawasan timur tengah. Nabi Yeremia memakai kiasan itu untuk mengecam raja-raja Israel yang tidak melakukan tugas mereka sebagaimana mestinya, Yer 2:8; 10:21; 23:1-3, dan menubuatkan bahwa Tuhan akan memberi umatNya gembala-gembala yang dengan adil menggembalakan umat, Yer 3:15; 23:4 dan seorang dari antara gembala-gembala itu ialah Tunas, Yer 23:5-6, yaitu Mesias. Nabi Yehezkiel melanjutkan pikiran Yer 21:1-6 itu dan kemudian lagi Zakharia melanjutkannya pula, Zak 11:14-17; 13:7. Yehezkiel mengecam "para gembala", artinya raja-raja dan pengawal-pengawal sipil, oleh karena kejahatan mereka, Yeh 33:1-10. Tuhan akan mengambil kawanan dari mereka yang salah mengurusnya, lalu Ia sendiri menjadi gembala umatNya (bdk Kej 48:15; 49:24; Yes 40:11; Maz 80:2; 95:7 dan Maz 23). Keadaan itu tidak lain dari sebuah "teokrasi", Yeh 34:11-16. Pada kenyataannya kerajaan memang tidak lagi dipulihkan habis masa pembuangan. Di kemudian hari barulah Tuhan akan membangkitkan bagi umatNya (bdk Yeh 17:22) seorang gembala yang Ia sendiri memilihnya, Yeh 34:23-24, seorang "raja" (bdk Yeh 45:7-8,17; 46:8-10,16-18 bdk Yeh 7:27+), yaitu Daud yang baru. Caranya raja itu memerintah digambarkan, Yeh 34:25-31 dan nama Daud yang diberikan kepadanya (bdk 2Sa 7:1+; bdk Yes 11:1+; Yer 23:5) menimbulkan gambaran zaman kebahagiaan dan keselamatan Allah sendiri melalui MesiasNya memerintah dengan damai sejahtera. Dalam nas Yehezkiel ini ditemukan pikiran yang terungkap pula dalam perumpamaan tentang domba yang hilang, Mat 18:12-14; Luk 15:4-7, dan terutama dama uraian Yoh 10:11-18 tentang "Gembala yang baik". Pada latar belakang Yeh 34 uraian Yohanes itu ternyata mau menekankan bahwa Yesuslah Mesias yang dinubuatkan. Seni rupa Kristen yang paling dahulu suka menggambarkan Kristus sebagai "Gembala yang baik".
(0.15107854722222) (Kis 9:13) (jerusalem: orang-orang kudusMu) Allahlah yang sungguh-sungguh kudus, Yes 6:3. Tetapi mereka yang membaktikan diri kepada ibadahNya juga dapat dikatakan kudus, Ima 17:1. Ini juga ditrapkan pada umat Israel, Kel 19:6, dan khusus pada jemaat di zaman Mesias, Dan 7:18. Kemudian istilah itu khususnya mengenai orang-orang Kristen yang merupakan "umat kudus" yang baru, 1Pe 2:5,9. Oleh pentahbisan dalam baptisan Efe 5:26 dst, mereka terpanggil, Rom 1:7; 1Ko 1:2; Efe 1:4; 2Ti 1:9; Mat 3:1, untuk hidup secara kudus, 1Ko 7:34; Efe 1:4; 5:3; Kol 1:22, yang membuat mereka menjadi kudus seperti Allah, 1Pe 1:15 dst; bdk 1Yo 3:3, dan seperti Yesus, Yang Kudus dari Allah. Mar 1:24+, sebab kekudusan dikerjakan oleh Allah, 1Te 4:3+; 1Te 5:23. Lama kelamaan istilah "orang-orang kudus" menjadi lazim untuk menyebut jemaat Kristen, lebih dahulu jemaat di Palestina, Kis 9:13,32,41; Rom 15:26,31; 1Ko 16:1,15; 2Ko 8:4; 9:1,12, dan kemudian semua jemaat, Rom 8:27; 12:13; 16:2,15; 1Ko 6:1 dst; Kis 14:28; 2Ko 13:12; Efe 1:15; 3:18; 4:12; 6:18; Fili 4:21 dst; Kol 1:4; 1Ti 5:10; File 5,7; Ibr 6:10; 13:24; Yud 3 (bdk alamat surat-surat, 2Ko 1:1, dll). Dalam Wah 5:8; 8:3 dll, istilah tsb mengenai para martir. Boleh jadi istilah itu terbatas artinya, sehingga mengenai para pemimpin, para "rasul dan nabi", Efe 3:5 dan Kol 1:26; Efe 3:8; 4:12; Wah 18:20. Akhirnya, seperti sudah halnya dalam Perjanjian Lama. Ayu 5:1, istilah itu dapat ditrapkan pada para malaikat, Mar 8:38; Luk 9:26; Kis 10:22; Yud 14; Wah 14:10. Adakalanya sukar memastikan apakah istilah "orang-orang kudus" berkata tentang para malaikat atau tentang manusia yang sudah dimuliakan, Efe 1:18; Kol 1:12+; 1Te 3:13; 2Te 1:10.
(0.15107854722222) (Kis 15:1) (jerusalem) Peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam bab ini menimbulkan beberapa kesulitan: 1) Kis 15:5-7 mengulang Kis 15:1-2 seolah-olah pengarang melapor dua sebab berbeda-beda yang mengakibatkan pertikaian itu dengan tidak mempertalikan kedua sebab itu satu sama lain; 2) dalam Kis 15:6 orang berkesan bahwa diadakan sebuah sidang lepas dari pimpinan jemaat, sedangkan dalam Kis 15:12,22 perdebatan diadakan di hadapan sidang seluruh jemaat; 3) sidang itu menghasilkan sebuah penetapan mengenai beberapa aturan ketahiran yang perlu dibebankan pada orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen; penetapan itu diserahkan kepada Paulus (Kis 15:22 dst); tetapi kemudian rupanya Yakobus memberitahukan penetapan itu kepada Paulus dan diandaikan bahwa belum diketahuinya, Kis 21:25. Paulus sendiri tidak berkata apa-apa tentang penetapan itu dalam Gal 2:6 (di mana berbicara tentang rapat di Yerusalem itu) atau dalam 1Ko 8-10; Rom 14 (di mana ia memperbincangkan masalah yang serupa); 4) penetapan yang tercantum dalam Kis 15:29 itu dikeluarkan untuk jemaat-jemaat di Siria dan Kilikia, Kis 15:23; hanya Lukas tidak memberitahukan bahwa Paulus mengumumkan penetapan itu waktu melintasi daerah itu, Kis 15:41, sedangkan berkata tentangnya sehubungan dengan kota-kota di Likaonia, Kis 16:4 dan cara bicaranya dalam Kis 15:19-21; 21:25 memberikan kesan bahwa penetapan itu mesti berlaku di mana-mana. Kesulitan-kesulitan tsb dapat diatasi dengan mengandaikan bahwa Lukas mencampuradukkan dua pertikaian yang berlain-lainan dan yang dipecahkan dengan jalan yang berlain-lainan pula (Paulus dalam Gal 2 lebih baik membeda-bedakan) yakni: sebuah pertikaian yang di dalamnya Paulus dan Petrus ikut serta dan yang mengenai soal apakah hukum Taurat mewajibkan orang-orang Yahudi, bdk Gal 2:1-10; dan sebuah pertikaian yang terjadi kemudian dari itu dan yang di dalamnya peranan utama dipegang oleh Yakobus sedangkan Petrus dan Paulus tidak hadir; pertikaian itu mengenai hubungan sosial antara orang-orang Kristen bekas bukan Yahudi, bdk Gal 2:11-14; menurut pandangan Yahudi maka setiap pergaulan dengan orang-orang bukan Yahudi menajiskan, bdk Kis 15:20+.
(0.15107854722222) (1Kor 12:12) (jerusalem) Meskipun menggunakan perbandingan yang lazim dalam dunia yang berkebudayaan Yunani-Romawi antara sebuah masyarakat dengan tubuh yang terdiri atas berbagai anggota, namun Paulus tidak mengambil gagasannya tentang Tubuh Kristus dari perbandingan itu. Gagasan ini sebenarnya berasal dari pengalaman Paulus sendiri waktu mulai percaya, bdk Kis 9:4 dst; Gal 1:15 dst, ialah dari kepercayaan kepada Yesus yang dibangkitkan dengan tubuhNya yang dihidupkan oleh Roh Kudus, Rom 1:4+, sebagai yang pertama dari dunia baru, 1Ko 15:23; orang Kristen bahkan dalam tubuhnya, Rom 8:11+, dipersatukan dengan tubuh Yesus itu melalui upacara baptisan, 1Ko 12:13; bdk Rom 6:4+, dan Ekaristi, 1Ko 10:16 dst. Dengan jalan itu orang Kristen menjadi "anggota" tubuh Yesus yang bangkit itu, 1Ko 6:15, dan bersama denganNya menjadi "Tubuh Kristus" yang kita menyebutkannya sebagai "Tubuh Mistik", 1Ko 12:27; bdk Rom 12:4 dst. Pikiran yang sangat realistis ini mulai tampil dalam 1 Korintus, kemudian dalam "surat-surat dari penjara" (Efesus, Kolose) diperkembangkan lebih jauh. Memanglah perdamaian manusia yang menjadi anggota tubuh Kristus, Efe 5:30, selalu dikerjakan melalui tubuh Kristus yang disalibkan "menurut daging" tetapi dihidupkan "menurut Roh", Efe 2:14-18; Kol 1:22. Hanya persatuan Tubuh yang mengumpulkan semua orang Kristen dalam Roh yang sama, Efe 4:4; Kol 3:15, serta penyamaan dengan Gereja, Efe 1:22 dst; Efe 5:23; Kol 1:18,24, dalam surat-surat dari penjara itu lebih ditekankan. Dengan jalan itu gagasan "tubuh Kristus" dijadikan lebih bersifat pribadi, Efe 4:12 dst; Kol 2:19, dan selanjutnya Kristus ditonjolkan sebagai "kepala", Efe 1:22; 4:15 dst; Efe 5:23; Kol 1:18; 2:19 (bandingkan dengan 1Ko 12:21); dalam hal ini Paulus kiranya terpengaruh oleh pikirannya tentang Kristus sebagai "Kepala semua pemerintah dan penguasa", Kol 2:10. Akhirnya "tubuh Kristus" bahkan sampai merangkum, entahlah bagaimana, seluruh jagat raya yang dipersatukan di bawah kekuasaan Kyrios, Tuhan Kristus, Efe 1:23+, bdk Yoh 2:21+.
(0.15107854722222) (1Raj 11:41) (sh: Pentingnya sentuhan pribadi bagi pembangunan keluarga (Jumat 18 Februari 2000))
Pentingnya sentuhan pribadi bagi pembangunan keluarga

Pentingnya sentuhan pribadi bagi pembangunan keluarga. Salomo mempunyai 700 istri dan 300 gundik. Bisa dibayangkan berapa jumlah anak yang ia dapat dari 1000 wanita itu. Namun dari sekian banyak anak yang dimiliki, hanya satu yang tercatat sebagai calon pengganti Salomo, yaitu Rehabeam. Sebagai anak yang akan menduduki takhta raja, tampaknya ia tidak mewarisi kepandaian ayahnya. Padahal Rehabeam pasti mendapatkan mutu dan metode pendidikan kelas satu. Keadaan ini sangat berbeda dengan Daud, yang hanya mempunyai beberapa anak yang terkenal cakap dan pantas menjadi raja.

Kebodohan Rehabeam tampak ketika ia harus menjawab permohonan orang-orang Israel untuk meringankan tanggungan mereka. Jika ia berhikmat seperti Salomo, ia dapat menggunakan secara tepat dan benar pengetahuan yang ia miliki, dan ini bisa menunda perpecahan kerajaan. Pengetahuan yang ia miliki adalah tentang sepak terjang Yerobeam dan ancaman perpecahan kerajaan Israel. Ia seharusnya mengambil hati mayoritas orang Israel untuk memperkuat kedudukannya terlebih dahulu. Ini sama sekali tidak dilakukan, justru ia memperberat tanggungan mereka.

Dalam konteks yang demikian, apa yang difirmankan Allah tentang terpecahnya kerajaan Israel menjadi dua, digenapi. Namun demikian, ini tidak berarti bahwa Allah telah membuat atau memaksa Rehabeam menjadi bodoh. Sebaliknya ini lebih merupakan akibat dosa Salomo sendiri. Ia terlalu sibuk untuk memuaskan keinginan diri sendiri dan keinginan istri-istri dan gundik- gundiknya, sehingga ia lalai untuk mempersiapkan seorang anak yang cakap sebagai penggantinya. Kesalahan yang Salomo lakukan berakibat fatal, bukan saja bagi pribadinya yaitu martabat dan harga dirinya sebagai raja yang agung akan terhempas, namun juga kepada Rehabeam yaitu menjadi orang yang tidak cakap untuk mempertahankan keutuhan kerajaan Israel. Akhirnya, seluruh rakyat Israel harus pula terkena dampaknya karena kebodohan Rehabeam.

Renungkan: Mempersiapkan dan membekali anak-anak kita demi masa depan mereka tidaklah cukup dengan menyediakan segala keperluan, mulai dari pendidikan hingga permainan yang serba kelas satu. Mereka juga perlu sentuhan, perhatian, dan teladan kita secara pribadi. Mereka merindukan keterlibatan pribadi kita di dalam hidup mereka bukan hanya uang kita. Persiapkanlah generasi penerus sebelum terlambat!

(0.15107854722222) (2Raj 19:1) (sh: Harta dan kemuliaan Allah (Selasa, 11 Juli 2000))
Harta dan kemuliaan Allah

Harta dan kemuliaan Allah. Ingatkah Anda akan salah satu ucapan Yesus: di mana hartamu berada di situ hatimu berada? Harta adalah segala sesuatu yang dianggap paling bernilai bagi manusia sedangkan hati adalah pusat dari segala pikiran, kehendak, dan tindakan manusia. Manusia akan mencurahkan segenap pikiran, perhatian, dan tindakan hanya kepada apa yang dianggap paling bernilai.

Inilah yang ditampakkan oleh raja Yehuda yang dihargai oleh Allah sehingga walaupun kondisi ekonomi, sosial, dan politik negaranya sedang terpuruk karena serangan Asyur, namanya disebutkan secara lengkap tidak seperti raja Asyur (1, 6). Itulah tanda bahwa ia dihargai. Bagi Hizkia harta yang paling bernilai di dalam kehidupannya adalah nama Allah yang dimuliakan dan ditinggikan. Karena itu, ia berkabung bukan karena emas dan peraknya habis sementara Asyur terus menekan, melainkan karena nama Allah dicela oleh bangsa kafir (4). Hatinya berada pada Allah, bukan pada harta. Ia pun tidak dapat duduk berpangku tangan ketika harta yang paling indah itu dirusak oleh manusia lain. Ia bertindak. Namun tindakan apa yang paling tepat agar nama Allah tidak diinjak-injak oleh manusia? Sebab di satu sisi, ia tidak mempunyai kekuatan yang memadai untuk memerangi musuh yang menghujat nama Allah. Di sisi lain, ia tidak rela jika nama Allah diinjak-injak. Karena itulah ia berdoa. Ia menyampaikan tantangan dan hujatan raja Asyur kepada Allah dan mohon supaya Allah bertindak demi nama-Nya (3-5). Inilah tindakan yang paling tepat.

Di samping itu, ia juga meminta pertolongan Yesaya sang nabi Allah untuk berdoa. Ia sungguh-sungguh rindu agar Allah segera bertindak. Apa yang terjadi selanjutnya? Allah bertindak segera setelah Ia memberikan penghiburan dan jaminan bahwa doa Hizkia didengar dan Ia akan bertindak (6-9). Peristiwa ini bukan semata-mata pelajaran tentang fondasi doa yang kokoh dan doa yang dijawab, namun lebih kepada pelajaran tentang sebuah kehidupan yang menempatkan dan menghargai Allah di atas segala sesuatu yang dianggap bernilai oleh manusia, serta menempatkan dirinya di bawah kemuliaan-Nya.

Renungkan: Ketika sebuah gedung gereja yang megah dibakar habis, ketika yayasan kristen yang besar dibumihanguskan, apa yang membuat Anda bersedih? Apa yang Anda lakukan sebagai respons yang paling tepat karena Anda rindu nama-Nya semakin dipermuliakan?

(0.15107854722222) (1Taw 13:1) (sh: Sentralitas Allah (Kamis, 7 Februari 2002))
Sentralitas Allah

Sentralitas Allah. Bagian ini berfungsi ganda menunjukkan sentralitas hadirat Allah dalam kehidupan umatNya. Dalam zaman ketika Israel menuju tanah perjanjian, tabut perjanjian selalu diusung di depan umat, baik saat mereka berjalan maupun ketika mereka maju berperang (Kel. 25:10-22). Ketika mereka berkemah, tabut itu ditempatkan di tengah-tengah perkemahan Israel (Bil. 11:33-36). Hal ini melambangkan bahwa Allah perjanjian tidak saja menyertai mereka, tetapi juga selalu membuka jalan menggenapi janji-janji baik-Nya bagi umat-Nya. Kegagalan Israel yang membuat mereka dibuang adalah karena mereka tidak mengedepankan hukum-hukum Allah. Kegagalan menjadi-jadi karena para raja mereka menyalahgunakan kekuasaan politis dan mencemarkan kehidupan ibadah. Dalam bagian ini, semua penyebab kegagalan itu dirombak dan ditata ulang dengan mengacu pada contoh Daud.

Untuk umat yang kembali dari pembuangan dan sedang menata kembali kehidupan mereka, prinsip yang benar perlu ditegakkan kembali. Itu sebabnya dalam kisah ini kita melihat beberapa unsur penting ditekankan. Pertama, catatan tentang keputusan tentang pemindahan tabut itu beda dari yang dicatat dalam 2Sam. 6:1-11. Dalam bagian ini Daud tidak bertindak sendiri, tetapi berunding dengan para pemimpin pasukan dan seluruh jemaah. Pemimpin umat pascapembuangan harus belajar untuk tidak bertindak sendiri dan tidak memiliki wewenang tanpa batas. Kedua, selama zaman kepemimpinan Saul, tabut perjanjian itu sempat terlupakan. Kini sentralitas Allah dalam kehidupan umat ditegaskan ulang dengan menempatkan tabut perjanjian itu di pusat kehidupan mereka. Ketiga, pengakuan kembali umat akan sentralitas Allah tidak merupakan beban, melainkan menciptakan kesukaan yang besar. Ketika Allah di pusat kehidupan, kehidupan pasti mengalami kesukaan yang besar. Keempat, di dalam latar belakang inilah perlu kita melihat mengapa Uza dihukum mati. Allah bukan Allah yang kejam atau yang tidak tahu menghargai niat baik orang. Allah sedang mengajar umat-Nya agar tahu menempatkan Dia dengan segala hormat dan kemuliaan karena Dia kudus adanya (bdk. 10 dan 14).

Renungkan: Jika ingin menempatkan Tuhan sentral dalam hidup, lakukanlah dengan sikap dan cara yang benar, dengan sepenuh hati.

(0.15107854722222) (1Taw 17:16) (sh: Takjub akan keajaiban janji setia Tuhan (Rabu, 13 Februari 2002))
Takjub akan keajaiban janji setia Tuhan

Takjub akan keajaiban janji setia Tuhan. Tidak mudah bagi seseorang yang sudah memiliki kedudukan penting mau mendengarkan masukan dari pihak lain, meski dari Tuhan sekalipun. Tetapi, lain halnya dengan Daud. Kebesaran dan kekuasaannya tidak membuat ia tertutup terhadap nasihat, teguran, dan peringatan dari Allah.

Setelah juru bicara Allah, yakni nabi Natan, menyampaikan bahwa rencana Daud diterima dalam arti ditempatkan di dalam rencana Allah dan di dalam prinsip keberadaan Allah dan melalui cara Allah, maka Daud meresponinya dengan memanjatkan doa syukur (ayat 1-22). Pertama, Daud hanyut dalam kesadaran akan diri Allah dan kerendahan dirinya di hadapan Allah. "Siapakah aku, . dan siapakah keluargaku, ya Allah," itulah respons yang selalu akan lahir dari hati orang-orang yang berhadapan dengan kemuliaan Allah dan rencana-Nya. Kedua, arus pujian dan penyembahan mengalir dari hati Daud kepada Allah. Kebesaran Allah sesungguhnya tak terlukiskan, namun Allah sudi menyatakan di dalam karya-karya besar-Nya dalam perjalanan sejarah umat Allah. Bahkan Allah berjanji sedia mengungkapkan perkara besar dari-Nya dalam hidup dan keturunan Daud. Dari membicarakan rencana hatinya sendiri untuk Allah yang semula tampak sedemikian mulia, kini Daud ganti berbicara tentang kebesaran Allah dan rencana besar-Nya bagi Daud dan berkat kekal-Nya bagi dunia.

Pengalaman Daud ini mengajarkan kita beberapa hal dasar tentang bagaimana kita melayani Allah. Sebenarnya tak ada sumbangsih apa pun dari kita kepada Allah apabila kita melayani Dia. Sebaliknya adalah karena kebesaran anugerah Allah kita diikutsertakan dalam pelayanan Allah untuk dunia ini. Karena itu, semua pelayanan yang benar harus berawal dari gerakan Allah sendiri, berjalan di dalam cara-cara Allah dan bersasaran pada penggenapan rencana Allah.

Renungkan: Dalam sudut pandang Alkitab, penyembahan dan karya sehari-hari harus padu dalam prinsip dan makna. Semua pekerjaan yang benar, entah yang dilakukan dalam bidang kerohanian ataupun yang dilakukan dalam bidang hidup di samping yang rohani, harus serasi dengan kehendak Allah. Itu hanya dapat terjadi apabila suasana penyembahan menapasi seluruh gerak hidup kita.

(0.15107854722222) (2Taw 2:1) (sh: Persahabatan yang istimewa (Kamis, 9 Mei 2002))
Persahabatan yang istimewa

Persahabatan yang istimewa. Penyebutan perdagangan internasional dalam 1:16-17 diperluas dengan kisah tentang bantuan internasional ketika Salomo akan membangun bait Allah. Salomo, yang sungguh-sungguh memiliki pengabdian untuk membangun bait Allah, dengan antusias mengerahkan banyak pekerja, yaitu orang-orang asing sebagai kuli dan kemungkinan orang-orang Israel Utara sebagai mandor (ayat 1-2,17-18, bdk. 10:1-4).

Selain mengatur para pekerja, Salomo mencari bahan untuk pembangunan bait Allah yang didirikan bagi nama TUHAN. Ia menulis surat kepada Huram, raja negeri Tirus (ayat 3-10). Surat ini mencakup 3 permintaan: [1] Kayu aras, karena ia membangun bait Allah demi penyembahan yang ideal kepada Allah, sebagai kewajiban orang Israel selama-lamanya (ayat 3b-4), [2] Seorang ahli (ayat 5-7), sebab ia ingin mendirikan bait Allah yang sangat besar karena Allahnya lebih besar daripada segala Allah, dan [3] Kayu aras, sanobar, dan cendana Libanon, sekali lagi adalah agar hasilnya menjadi megah dan luar biasa (ayat 8-10). Salomo menjanjikan akan membayar Huram agar permohonannya diterima.

Huram kemudian memberikan respons terhadap permohonan Salomo (ayat 11-16). Pertama-tama ia memuji Salomo sebagai tanda bahwa Allah mengasihi umat-Nya (ayat 11-12). Sebagai sahabat Daud, Huram juga menaikkan syukur atas bertakhtanya Salomo sebagai raja yang patut dipuji karena bijaksana. Kedua, Huram mengirim Huram Abi untuk menjadi salah satu koordinator ahli-ahli pembangunan bait Allah (ayat 13-14). Ketiga, Salomo diminta membayar dengan apa yang sudah Salomo ajukan sendiri sebagai pengganti material pembangunan bait Allah (ayat 15-16).

Hubungan Salomo dan Huram memberikan pelajaran bagi komunitas pascapembuangan tentang hubungan antara Israel dengan bangsa-bangsa lain. Kisah ini dimaksudkan agar komunitas pascapembuangan tidak menjadi eksklusif. Selama hubungan dengan bangsa-bangsa lain adalah untuk pelayanan dan kemuliaan Allah, kerja sama seperti itu tidak dilarang.

Renungkan: Persahabatan yang istimewa bisa Anda miliki dengan orang-orang non-Kristen — demi pelayanan dan kemuliaan Allah.

(0.15107854722222) (2Taw 6:3) (sh: Janji yang istimewa (Senin, 13 Mei 2002))
Janji yang istimewa

Janji yang istimewa. Allah telah hadir di dalam bait-Nya yang kudus di dalam awan kemuliaan. Dalam bagian ini, Salomo berbicara kepada seluruh jemaah Israel yang berkumpul di kompleks bait Allah. Kemudian setelah memberkati mereka, ia berbicara (ayat 4-11). Isi perkataan Salomo dapat dibagi ke dalam 3 bagian.

Pertama, pujian karena tergenapinya janji Allah bagi Daud (ayat 4-6). Fokus dari bagian pujian ini adalah bahwa Allah menggenapi yang Ia janjikan kepada Daud. Penulis Tawarikh sekali lagi mengaitkan Daud dan Salomo secara erat. Salomo tidak bertindak atas inisiatif sendiri, tetapi mewujudkan janji Allah kepada Daud. Salomo juga digambarkan sebagai raja yang sangat mengerti karya Allah di dalam pembangunan bait Allah. Meskipun ia yang berupaya keras untuk menyelesaikan bait Allah, ia mengakui bahwa Allah terlibat secara penuh melalui janji dan tindakan tangan-Nya (ayat 4). Bait Allah itu dimaksudkan menjadi tempat kediaman nama Allah (ayat 5-6). Nama menunjukkan kehadiran Allah di tengah umat-Nya.

Kedua, penjelasan tentang peranan Salomo (ayat 7-9). Salomo berhenti sejenak dari pujiannya dan menjelaskan mengapa bukan Daud sendiri yang membangun bait Allah. Komunitas pascapembuangan mungkin mengira bahwa bait Allah adalah proyek Daud yang gagal dilakukan. Salomo menjelaskan bahwa Allah memandang maksud Daud baik untuk mendirikan bait Allah. Namun demikian, Daud adalah raja yang berperang, sedangkan bait Allah akan dibangun ketika Israel telah mendapatkan tanahnya dengan damai. Tiga tema dalam bagian pertama muncul lagi: kaitan erat antara Daud dan Salomo, keterlibatan Allah dalam menentukan siapa yang membangun bait-Nya, dan tentang nama-Nya.

Ketiga, pujian karena janji Allah kepada Daud dipelihara (ayat 10-11). Salomo kembali pada pujiannya. Di sini muncul lagi 3 tema di atas. Salomo menyebut Daud sebagai bapanya, dan ia penerus takhta ayahnya. Juga, persetujuan Allah atas pekerjaan Salomo menunjukkan campur tangan Ilahi. Terakhir, nama Allah kembali dimunculkan.

Renungkan: Janji Allah teguh selamanya. Ia campur tangan dalam kehidupan kita dan hadir dalam kasih-Nya di tengah umat-Nya.

(0.15107854722222) (Ayb 15:1) (sh: Nasihat atau tuduhan? (Jumat, 10 Desember 2004))
Nasihat atau tuduhan?

Nasihat atau tuduhan? Acapkali orang memaksakan pandangannya tentang kebenaran pada orang lain tanpa mempertimbangkan perasaan orang tersebut. Padahal, belum tentu pandangan si penasihat itu yang paling benar. Tidak jarang nasihat kebenaran menjadi sindiran yang kasar serta membabi buta yang jelas-jelas berlawanan dengan kebenaran sesungguhnya.

Seperti itulah nasihat Elifas. Ia mengajukan pertanyaan retoris (ayat 2-3, 7-9, 11-14) dan kata-kata kasar serta tajam (ayat 4-6, 16). Rupanya Elifas tersinggung dengan pernyataan Ayub (ayat 12:3; 13:2). Itu sebabnya Elifas membalas Ayub dengan menggunakan kata-kata Ayub sendiri (ayat 9). Pertanyaan-pertanyaan retoris Elifas sebenarnya bermaksud menyindir Ayub yang mengaku diri berhikmat (ayat 2), memiliki pengetahuan ilahi (ayat 7-8) dan merasa diri benar (ayat 14-16) padahal bodoh dan berdosa. Sedangkan kata-kata kasar serta tajam Ayub, hanya menyamakannya dengan orang fasik. Perhatikan, misalnya "kesalahanmulah yang menghajar mulutmu, dan bahasa yang licik yang kaupilih" (ayat 5), juga "lebih-lebih lagi orang yang keji dan bejat, yang menghirup kecurangan seperti air" (ayat 16).

Mulai ayat 20-35 Elifas kemudian menguraikan panjang lebar tentang nasib orang fasik. Orang fasik sepanjang hidupnya akan menderita, ketakutan (ayat 20-24, 28-30), dan akhirnya binasa (ayat 31-35) oleh karena hidup mereka yang menentang Allah (ayat 25-27). Ucapan Elifas ini menciptakan `tembok pemisah' antara Ayub dengan ketiga temannya (ayat 10). Perkataan Elifas ini mempertajam suasana yang tidak enak menjadi konflik terbuka. Yang ada bukan nasihat lemah lembut, tetapi tuduhan yang penuh kemarahan. Sikap menghukum menggantikan kasih.

Memang kita harus berhati-hati dalam menasihati orang lain. Jangan gegabah memutlakkan pandangan kebenaran kita. Jangan pula menuduh tanpa bukti-bukti yang jelas, apalagi dengan kata-kata keras dan kasar. Bila nasihat disampaikan dengan kesombongan, hasilnya adalah pertengkaran, kemarahan, dan sakit hati. Kebenaran harus disampaikan dalam kasih.

Camkan: Nasihat yang baik membawa kebangunan dan transformasi. Tuduhan hanya menjatuhkan dan menghancurkan.

(0.15107854722222) (Mzm 18:1) (sh: Kristen dan penderitaan (2) (Sabtu, 10 Maret 2001))
Kristen dan penderitaan (2)

Kristen dan penderitaan (2). Setelah mempelajari ratapan Daud ketika menghadapi penderitaan, kita akan mempelajari pengalaman Daud terlepas dari penderitaan. Pengalaman Daud dapat menjadi pengalaman kita secara nyata jika kita sudi melakukan apa yang Daud lakukan, sebab Allah yang telah menyertai Daud adalah Allah kita juga yang selalu setia pada janji dan umat-Nya.

Pemaparan Daud tentang siapakah Allah bukanlah pemaparan yang berdasarkan teori namun pemaparan yang berdasarkan pengalaman pribadi yang terjadi karena hubungan pribadi yang terjalin erat antara Allah dengan dirinya. Hubungan yang erat itu termanifestasi melalui gambaran yang ia miliki tentang siapakah Allah sesuai dengan perannya sebagai seorang panglima perang yang harus selalu berjuang di medan perang, yaitu Allah sebagai pelindung dan kekuatan untuk menghadapi serangan musuh (2-3). Dengan kata lain Allah adalah Allah yang terlibat secara nyata dalam profesi dan kariernya.

Hubungan dengan Allah yang sedemikian erat membuatnya mampu terus bertahan walau ia sudah mendekati maut sekalipun (5-6). Tidak sedetik pun ia berpaling dari-Nya dan tetap menggantungkan pengharapannya kepada Allah (7). Pengharapannya tidak sia-sia karena Allah segera menolongnya terlepas dari segala marabahaya yang akan menelannya (8-20). Gambaran yang ia gunakan untuk memaparkan cara Allah menolongnya juga sesuai dengan profesinya sebagai panglima perang. Sekali lagi ini merupakan bukti bahwa Daud mempunyai hubungan yang sangat erat dengan Allah dan sudi melibatkan Allah secara nyata dalam kehidupannya. Di samping mempunyai persekutuan yang erat dan pengharapan yang teguh, Daud juga mempunyai kehidupan yang benar di hadapan Allah (21-29). Kekuatan moral Daud merupakan dasar baginya untuk meminta pertolongan Allah dan jaminan untuk menerima pertolongan dari-Nya. Karena itulah ia berani menghadapi kesulitan dan marabahaya apa pun bersama Dia (30).

Renungkan: Persekutuan yang erat dengan Allah dan kekuatan moral yang tinggi, memampukan Kristen menjadi manusia yang kuat dan berani menembus badai kehidupan sedahsyat apa pun. Walau nampaknya ia tertelan oleh gelombang dunia yang mengganas, pada akhirnya ia akan muncul kembali mengatasi badai itu bersama-Nya.

(0.15107854722222) (Mzm 29:1) (sh: Panggilan untuk seluruh umat manusia (Jumat, 23 Maret 2001))
Panggilan untuk seluruh umat manusia

Panggilan untuk seluruh umat manusia. Sebuah film yang berjudul 'The Perfect Storm' menegaskan bahwa tidak ada fenomena alam yang sedahsyat topan badai. Bahkan hampir semua penyair besar dunia menggambarkannya dengan kekuatan kata-kata puitis mereka. Daud pun terinspirasi untuk menulis sebuah puisi tentang topan badai setelah ia sendiri melihat dan mengalami kedahsyatannya (3-9).

Ada perbedaan besar antara Daud dengan para penyair dunia. Suara gemuruh topan badai bagi Daud bagaikan suara TUHAN, tanda dari kehadiran Allah dan aktivitas dari Allah yang hidup, sebab kata 'suara Tuhan' diikuti dengan kata kerja yang konkrit, demikian pula penggambaran tentang Tuhan. Daud mampu melihat dan mau mengakui bahwa di balik kedahsyatan alam ada Allah yang berkuasa atas seluruh alam semesta. Kata 'air bah' dalam ayat 10 di dalam bahasa Ibraninya, selain dalam Mazmur ini, hanya dipakai dalam peristiwa air bah zaman Nuh. Ini menegaskan bahwa Allah berkuasa atas alam semesta karena Ia dapat menggunakan kekuatan alam mendatangkan penghakiman-Nya. Karena itulah tujuan Daud menulis mazmur ini bukan untuk mengajak pembacanya mengagumi puisinya ataupun topan badai itu, namun untuk melihat kebesaran dan kemuliaan Allah, serta memuliakan dan mengagungkan-Nya (1-2). Tindakan Daud adalah tindakan yang sangat mulia sebab memimpin manusia memenuhi panggilannya yaitu diciptakan untuk mengenal dan memuji Allah Sang Pencipta. Ajakannya juga menyatakan bahwa kebesaran dan keagungannya tidak membutakan matanya untuk melihat dan mengakui kebesaran dan kedaulatan Allah atas seluruh alam semesta termasuk di dalamnya adalah dirinya dan seluruh rakyatnya yang menjadi umat Allah sehingga ia tetap bergantung kepada pemeliharaan-Nya (11). Ini berarti Daud tetap menaati tatanan kehidupan di dunia yang dikehendaki oleh Allah yaitu manusia menyembah dan mengagungkan Allah, bukan dirinya sendiri, harta, teknologi, maupun ideologis sehingga Allah ditepikan.

Renungkan: Dalam masyarakat kita saat ini, hal-hal apa yang dapat membuat manusia tidak menaati tatanan kehidupan yang dikehendaki Allah? Jika Daud menggubah sebuah puisi, apa yang akan Anda lakukan untuk mendorong dan membimbing orang lain agar mereka mau mengenal dan memuliakan Allah?



TIP #29: Klik ikon untuk merubah popup menjadi mode sticky, untuk merubah mode sticky menjadi mode popup kembali. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA