Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1381 - 1400 dari 1820 ayat untuk dunia [Pencarian Tepat] (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.11713154791667) (Luk 18:1) (sh: Menantikan Kerajaan Allah (Kamis, 12 Maret 2015))
Menantikan Kerajaan Allah

Judul: Menantikan Kerajaan Allah
Sebelum kedatangan-Nya yang kedua kali, Yesus tahu bahwa dunia ini akan semakin tidak menghargai Allah, seperti pada masa Nuh dan Lot. Gereja akan seperti janda yang mengalami perlakuan buruk dari orang yang tidak percaya Tuhan (3). Sementara waktu kedatangan Kerajaan Allah tidak sesegera seperti yang diharapkan para murid. Lalu bagaimana murid Tuhan dapat bertahan dalam masa sulit itu?

Yesus mengajarkan bahwa murid-murid-Nya harus selalu berdoa (1). Bila mendengar uraian Yesus, tentu orang Farisi akan mengaminkannya karena mereka membanggakan diri sebagai orang yang tekun mendoakan kedatangan Kerajaan Allah. Walaupun yang mereka doakan adalah kerajaan yang akan diberikan sebagai upah atas ketaatan mereka kepada Allah. Maka perumpamaan kedua menyangkal anggapan mereka.

Yesus berkisah tentang dua pria yang datang ke Bait Allah untuk berdoa. Pria pertama adalah seorang Farisi, pria kedua adalah pemungut cukai. Mari kita perhatikan isi doanya. Orang Farisi berdoa dengan keyakinan bahwa dirinya benar (11-12). Sementara si pemungut cukai tahu bahwa ia berdosa sehingga tidak berani melihat ke surga. Ia hanya memohon pengampunan Allah atas doa-doanya (13). Inilah pertobatan sejati. Menurut Yesus, orang Farisi itu akan pergi dari Bait Allah sama seperti ia datang, sombong karena merasa diri benar, tetapi ia tidak diperkenan Allah. Namun si pemungut cukai akan dibenarkan Allah (14). Berikutnya, Yesus mengajarkan lagi satu karakteristik orang yang akan masuk ke dalam Kerajaan Allah, yaitu menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil (16-17). Anak kecil tidak memiliki apapun untuk diberikan kepada Allah dan akan menerima apapun yang diberikan kepadanya, dengan gembira dan tanpa curiga.

Setiap orang beriman menantikan saatnya Kerajaan Allah dinyatakan. Bukan dengan berpangku tangan melainkan dengan melipat tangan, berdoa. Bukan dengan sikap pongah dan merasa layak untuk masuk ke dalamnya, melainkan dengan rendah hati karena tahu bahwa sesungguhnya kita tidak layak.

Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/

(0.11713154791667) (Yoh 6:1) (sh: Pekerjaan-Nya membuktikan Dia Allah (Sabtu, 9 Januari 1999))
Pekerjaan-Nya membuktikan Dia Allah

Pekerjaan-Nya membuktikan Dia Allah. Setelah ucapan-ucapan-Nya yang cukup keras menyaksikan bahwa Dia adalah Allah, sekarang Yesus menghadapi kelompok lain di sekitar danau Tiberias. Di tempat ini Yesus mengajarkan orang banyak yang mengikut-Nya, melalui pekerjaan-Nya, untuk percaya bahwa diri-Nya adalah Allah itu sendiri. Mukjizat lima roti dan dua ikan terjadi untuk memenuhi kebutuhan pokok lima ribu laki-laki, belum termasuk perempuan dan anak-anak. Mereka menyaksikan keajaiban pekerjaan Tuhan Yesus. Apa komentar mereka? "Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia." Namun komentar yang baik ini tidak diikuti dengan kemurnian dan ketulusan motivasi. Seharusnya mereka menyembah Dia yang telah hadir, bukan untuk menjadikan-Nya "raja."

Apa kesan kita tentang Yesus? Secara pribadi, para murid, Filipus dan Andreas menyaksikan secara langsung pekerjaan mukjizat ini. Seharusnya mereka memiliki pengalaman pengenalan lebih mendalam kepada Tuhan. Yohanes tidak menceritakan bagaimana reaksi mereka. Kita pun sering tidak memberi reaksi terhadap pekerjaan Tuhan dalam hidup. Ini dapat membahayakan iman kita. Setiap pekerjaan Tuhan, seharusnya membawa kita pada keyakinan yang semakin memperkokoh iman kita kepada-Nya.

(0.11713154791667) (Yoh 7:25) (sh: Mengetahui namun tidak mengenal (Sabtu, 16 Januari 1999))
Mengetahui namun tidak mengenal

Mengetahui namun tidak mengenal. Kebanyakan orang Yahudi pada masa itu, beranggapan bahwa mereka mengetahui asal-usul Tuhan Yesus tetapi darimana asal-Nya mereka tidak tahu (27). Itulah sebabnya mereka menolak untuk percaya kepada Tuhan Yesus. Padahal sebenarnya pengetahuan mereka tentang asal-usul Tuhan Yesus itu pun tidak benar. Mereka tidak mengetahui bahwa Tuhan Yesus diutus oleh Bapa-Nya. Begitu banyak orang dari masa ke masa mempunyai pengetahuan yang salah tentang Tuhan Yesus. Akibatnya mereka tidak mengenal dan tidak percaya kepada-Nya. Betapa menyedihkan!

Mencari namun tidak menemukan. Kecemasan mulai timbul ketika Tuhan Yesus mengatakan akan datang saatnya, mereka akan mencari Dia, namun tidak menemukan-Nya. Kehadiran Yesus sebagai manusia di dunia tidak untuk selamaNya, karena Dia akan kembali kepada Bapa di surga, setelah menyelesaikan misi-Nya sebagai Juruselamat. Bila kita tidak sungguh rindu mengenal Dia dalam kebenaran-Nya, akan datang saatnya, kita tidak lagi dapat menemukan Dia. Karena itu carilah Tuhan, selama dia berkenan di temui (bdk. Yes. 55:6)

Renungkan: Apakah saya sudah mengenal dan bertemu Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat saya sejati?

Doa: Tuhan Yesus, kami rindu mengenal-Mu dengan sesungguhnya.

(0.11713154791667) (Yoh 13:21) (sh: Tetap tidak mengerti (Senin, 01 Maret 1999))
Tetap tidak mengerti

Tetap tidak mengerti. Selama tiga tahun, Tuhan Yesus melayani di dunia bersama murid-murid-Nya; hidup bersama, mengalami suka duka bersama, makan bersama, tidur bersama, berdoa bersama, ngobrol bersama; namun ternyata murid-murid-Nya tetap tidak mengerti maksud pembicaraan Tuhan Yesus, Guru mereka. Demikian pula dengan Yudas, ia sama sekali tidak mengubah keputusannya untuk menyerahkan Gurunya kepada para imam dan ahli Taurat, walaupun Tuhan Yesus telah memperingatkannya; karena ia tidak mengerti apa yang sesungguhnya dilakukannya terhadap Gurunya. Lamanya waktu hidup bersama-sama, ternyata tidak menjamin kedekatan hubungan pribadi seseorang dengan orang lain.

Kejahatan tersembunyi. Teman-teman Yudas Iskariot pasti tidak pernah menyangka, kalau si pengkhianat itu ada di antara mereka. Itulah sebabnya, mereka berusaha menanyakan kepada Tuhan Yesus. Yudas telah merencanakan semuanya ini dengan sembunyi-sembunyi, agar tidak seorang pun yang tahu. Hal seperti ini bukankah sering terjadi juga di gereja? Mungkin tidak setiap jemaat memiliki motivasi yang sama, karena itu gereja harus tetap waspada dan tegas terhadap kejahatan yang tersembunyi, sehingga gereja terus bertumbuh sebagai suatu persekutuan dalam kekudusan.

(0.11713154791667) (Yoh 15:9) (sh: Kasih terbesar (Sabtu, 06 Maret 1999))
Kasih terbesar

Kasih terbesar. "Penyakit" yang sebenarnya paling dihindari setiap orang ialah ketika ia tidak dikasihi. Manusia yang tidak dikasihi tidak akan pernah mampu mengasihi apalagi berbuat hal-hal yang didasari oleh kasih. Dunia seharusnya bersyukur bahwa kasih terbesar telah lebih dahulu tercurah ke atasnya. Kasih yang kekal dari Allah Bapa dan Putra-Nya tak berkesudahan. Selayaknyalah orang percaya yang mengalami kelimpahan kasih menjadi teladan bagaimana bertindak sebagai orang yang dikasihi dan mampu mengasihi.

Pancarkanlah kasih! Kasih Allah kepada orang percaya sungguh luar biasa. Kasih membentuk karakter orang percaya. Semula disebut hamba, sekarang sahabat. Dulu hidup sia-sia, kini penuh arti. Dulu egois, kini menaruh perhatian kepada orang lain. Dulu menuntut dikasihi, kini menuntut diri untuk mengasihi orang lain. Dulu tidak ada sukacita, kini senantiasa bersukacita. Kasih tidak hanya mampu mendobrak berbagai kesulitan mengasihi, tetapi kasih juga mendorong semangat orang percaya untuk terus menjadi teladan. Bukankah ini suatu perubahan yang menjadikan hidup lebih indah? Selanjutnya, apa yang harus orang percaya lakukan? Memancarkan kasih Allah itu kepada orang-tua, saudara, teman, dlsb. dan di mana pun kita berada, agar orang-orang lain pun mengalami kasih Allah.

(0.11713154791667) (Yoh 17:1) (sh: Doa Imam Besar (Kamis, 11 Maret 1999))
Doa Imam Besar

Doa Imam Besar. Inilah saat yang paling menentukan bagi Yesus. Dia menghadapi saat akhir penggenapan misi-Nya, yakni sengsara dan kematian. Sungguh suatu keadaan yang berat yang harus Yesus hadapi. Itulah sebabnya Ia datang kepada Bapa-Nya dalam doa; yang dikenal dengan sebutan "Doa Imam Besar". Yesus minta dimuliakan kembali seperti kemuliaan-Nya semula sebelum Ia datang sebagai manusia. Permintaan-Nya ini menegaskan tentang siapa Dia. Ia akan merampungkan karya penyelamatan-Nya melalui kematian-Nya di kayu salib. Bukan hanya itu, bahkan dalam sengsara dan kematian-Nya itulah sebenarnya Ia tengah dimuliakan.

Doa Yesus untuk murid-murid-Nya. Yesus mendoakan murid-murid-Nya agar mereka dipelihara dan menjadi satu (11), dilindungi dari segala yang jahat (15), dan dikuduskan di dalam kebenaran (17), supaya mereka mampu dan layak melaksanakan misi sebagai utusan-utusan Kristus. Mereka yang adalah milik Kristus dan juga milik Bapa, justru akan menjadi musuh dunia. Karena itu, mereka perlu ditopang oleh doa agar setia dalam tugas dan tekun dalam penderitaan.

Renungkan: Di saat yang paling genting dalam hidup-Nya, Yesus masih mampu berdoa untuk orang lain. Bagaimana dengan kita, pernahkah tindakan Yesus ini kita hayati dan menjadikan bagian dalam hidup kita?

(0.11713154791667) (Kis 11:19) (sh: Injil tidak eksklusif (Minggu, 6 Juli 2003))
Injil tidak eksklusif

Injil tidak eksklusif. Apa yang dibuat Petrus di sebuah tempat yang jauh di Kaisarea, dalam waktu singkat tersebar di Yudea. Kekristenan telah menembus batas-batas suku, batas budaya atau batas wilayah. Injil telah diberitakan dan sama sekali tidak bisa dibendung. Tentu ini adalah kabar gembira yang seharusnya disambut dengan sukacita di Yerusalem. Tetapi anehnya berita itu disambut dengan protes dan kecaman di Yudea. Karena dianggap Petrus telah melanggar Hukum Taurat.

Injil tidak eksklusif tetapi merangkul semua orang. Bagaimana Kristus bisa menyelamatkan dunia, apabila duduk dan makan bersama sama orang lain saja dilarang oleh agama. Kekristenan bukan sebuah peraturan saja sehingga apabila melanggar peraturan itu berarti berhenti menjadi orang Kristen. Keyakinan bukan sekadar ceremoni, sehingga ketika seseorang melanggar ceremoni dapat bahwa ia Kristiani. Menjalankan ceremoni keagamaan dan melakukan peraturan-peraturan keagamaan tentu penting asal tidak legalistis, tetapi agama seharusnya lebih dari itu. Apa gunanya keindahan sebuah ceremoni tetapi kita menikmatinya sendiri, dan tidak mempunyai dampak buat orang lain? Injil tidak eksklusif, karena juga merangkul orang lain. Injil tidak boleh dipeluk erat- erat untuk diri sendiri seperti semangat Farisi, tetapi harus disebarkan dan menjangkau semakin banyak umat manusia.

Renungkan: Bersukacitalah jika orang di luar komunitas kita telah diwarnai Injil. Jangan berpikir bahwa hal itu berbahaya untuk kita sendiri.


Bacaan untuk Minggu ke-5 sesudah Pentakosta

Yeremia 20: 10-13; Roma 5:12-15; Matius 10:26-33; Mazmur 10:26-33

(0.11713154791667) (Kis 12:24) (sh: Disuruh dan diutus (Sabtu, 19 Juni 1999))
Disuruh dan diutus

Disuruh dan diutus. Amanat Kristus untuk memberitakan Injil adalah amanat bagi pengikut Kristus. Harus diakui, tidak mudah melaksanakan amanat tersebut. Banyak tantangan dan rintangan yang menghadang, karena itu Roh Kudus memberi semangat, kuasa, keberanian dan petunjuk sehingga para murid mampu melaksanakannya. Pengutusan Barnabas dan Saulus merupakan awal gerakan akbar pekabaran Injil "sampai ke ujung bumi". Menjadi utusan berarti bekerja sendiri tetapi bukan untuk diri sendiri; diperlengkapi dengan visi dan motivasi dan ditempatkan dalam jaringan kerja oleh Dia yang mengutus.

Injil dan Iblis. Di mana Injil Tuhan diberitakan, di sanalah terjadi peperangan dengan kuasa kegelapan. Si Iblis selalu berusaha menggagalkan pekerjaan Roh Kudus, agar manusia tidak memperoleh keselamatan. Elimas si tukang sihir, jelas adalah antek Iblis. Dengan berbagai usaha dia berusaha menghalangi perjalanan Injil. Sampai kini berbagai bentuk kerja Iblis masih beroperasi, menggelapkan hidup orang dan melawan Injil. Praktek mistik, takhyul dan kontak dengan dunia gaib, banyak dilakukan. Betapa pun hebatnya strategi iblis tetapi kuasa Roh Kudus tetap lebih besar, kita harus tetap waspada.

Doa: Ya Tuhan Yesus, Injil-Mu adalah kekuatan bagi orang yang sungguh-sungguh beriman dan setia mengemban amanat-Mu. Amin.

(0.11713154791667) (Rm 1:5) (sh: Bagi semua bangsa. (Jumat, 8 Mei 1998))
Bagi semua bangsa.

Bagi semua bangsa.
Sebagai orang Ibrani suku Benyamin yang taat, Paulus tadinya menganggap status rohani mereka sesuatu yang eksklusif. Sesudah cahaya kemuliaan Kristus membutakan matanya sesaat, mata hatinya terbuka untuk melihat bahwa jangkauan kasih penyelamatan Allah dalam Yesus Kristus itu seluas isi dunia ini. Kasih Allah tidak membeda-bedakan. Ia ingin semua bangsa menikmati keselamatan. Keselamatan itu disediakan-Nya di dalam Yesus Kristus. Itulah panggilan semua hamba Allah sejati, menuntun orang dari bangsa apa pun untuk percaya dan taat kepada Yesus Kristus (ayat 5).

Milik Kristus. Roma saat itu adalah ibukota Kerajaan Romawi. Semua ada di sana kemegahan, kekuasaan, keindahan, kekayaan, juga berbagai kebejadan dosa dan bermacam corak agama. Jemaat di Roma kebanyakan berasal dari suku dan bangsa bukan Ibrani dari tingkat sosial yang tidak berarti. Menurut orang Yahudi mereka bukan umat Allah. Menurut penduduk terhormat Roma, mereka orang-orang tak berarti. Tetapi menurut firman Allah, mereka adalah milik Kristus. Kita pun demikian. Yang beriman kepada Kristus adalah milik Kristus, dikasihi Allah dan sedang dikuduskan-Nya terus menerus (ayat 7).

Renungkan: Apa yang menyerta Anda senantiasa sejak Kristus menjadi Tuhan hidup Anda (ayat 7b)?

Doa: Sungguh tak terjangkau hikmat dan kasihMu, o Allah.

(0.11713154791667) (Rm 5:12) (sh: Kristus melebihi Adam. (Sabtu, 20 Mei 1998))
Kristus melebihi Adam.

Kristus melebihi Adam.
Asal muasal dosa di dunia ini bermula dari keinginan manusia pertama (Adam dan Hawa) menjadi sama dengan Allah (Kej. 3). Akibatnya mereka dan seluruh umat manusia masuk ke dalam arak-arakan para pemberontak melawan Allah. Bersama dengan Adam semua manusia terseret ke dalam dosa dan terancam maut dan kebinasaan kekal. Akan tetapi kasih dan kemurahan Allah tidak membiarkan manusia tetap dalam dosa dan maut. Tuhan Allah mengutus Adam terakhir yaitu Yesus Kristus (1Kor. 15:45) yang berlawanan dengan Adam justru merendahkan diri dan taat sempurna kepada Allah. Pengorbanan-Nya di kayu salib menjadi kekuatan yang menganugerahkan hidup bagi semua yang percaya kepada-Nya.

Kuasa dosa dan kuasa anugerah. Kristus telah mengalahkan kuasa iblis, dosa dan maut. Tetapi sehari-hari dalam kehidupan sebagai orang beriman, kita berada di antara pelanggaran Adam dan kasih karunia Allah. Kita benar-benar mengalami dasyatnya pergumulan, kita harus menentukan pilihan yang tepat. Dalam pergumulan sengit itu acap kali kita merasa tak kuat melawan dosa, ingin menyerah saja. Ingat betapa besar korban kasih Kristus dan betapa kuat dahsyat kuasa anugerah-Nya mengalahkan dosa!

Doa: Tuhan, bimbinglah kami untuk memilih jalan anugerah keselamatan-Mu, daripada memilih jalan menuju kebinasaan.

(0.11713154791667) (Rm 7:1) (sh: Hukum Taurat. (Sabtu, 23 Mei 1998))
Hukum Taurat.

Hukum Taurat.
Apa sebenarnya fungsi Taurat (hukum Allah)? Karena Paulus orang Yahudi dan sedang menulis kepada jemaat yang sebagian besar bukan Yahudi, hukum yang dimaksudkannya bisa berarti luas. Bisa berarti Taurat (hukum Allah untuk orang Yahudi) dan bisa juga hukum alami dalam nurani yang Allah tanamkan dalam diri tiap orang (bdk. 1:20; 2:14). Dalam bagian terdahulu Paulus telah menjelaskan bahwa hukum tidak dapat menyelamatkan. Dalam bagian ini Paulus memperluas penjelasannya itu dan mengatakan bahwa hukum pun tidak dapat menguduskan. Karena itu, Kristen tak perlu lagi hidup di bawah hukum.

Hidup oleh Roh. Bagaimanakah seharusnya sikap orang Kristen terhadap hukum-hukum Allah. Dalam dunia kini banyak orang menganut paham antinomianisme, artinya menolak norma susila dan bertingkahlaku sesuka diri sendiri. Ini tentu bukan pilihan orang Kristen. Menentang sikap itu ada Kristen yang bersikap legalistis, artinya menaati hukum untuk mendapat upah keselamatan dari Tuhan. Ini pun bukan sikap Kristen. Sikap yang benar ialah sebagai orang yang telah dimerdekakan Kristus dari dosa, kita hidup sesuai hukum Tuhan dengan bantuan Roh Kudus.

Renungkan: Kita taat hukum Tuhan bukan dengan sikap budak dan motivasi ingin dibenarkan, tetapi karena sudah dibenarkan dalam kasih kita menyukai hukum-hukum Tuhan.

Doa: Tolong kami hidup bukan sebagai "istri" dari Taurat tetapi sebagai "istri" dari Kristus.

(0.11713154791667) (Rm 8:18) (sh: Penderitaan orang Kristen. (Senin, 1 Juni 1998))
Penderitaan orang Kristen.

Penderitaan orang Kristen.
Boleh dikata tiap hari kita mendengar berbagai berita tentang penderitaan yang dialami orang di dunia ini. Orang Kristen sendiri menderitakah? Ya. Seperti halnya Kristus sudah menderita, kita pun ikut menderita bersama-Nya dan karena Dia (ayat 17). Karena kita masih hidup dalam dua zaman, antara zaman lama dan zaman baru, kita sedang berjalan dari penderitaan menuju kemuliaan (ayat 18). Penderitaan itu dialami baik oleh anak-anak Allah maupun segenap isi ciptaan (ayat 21-22). Namun penderitaan yang sedang kita alami ini tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan kita terima kelak (ayat 18).

Sikap Kristen dalam penderitaan. Kristen tidak perlu hancur di dalam penderitaan. Ada beberapa prinsip yang memungkinkan kita menang. Pertama, kita telah menerima karunia sulung Roh yang tidak saja menguatkan kita tetapi juga menjamin bahwa kita akan tiba dalam kemuliaan kelak (ayat 23). Kedua, kita dapat berkeluh kesah kepada Allah tentang tubuh fana kita dan sifat daging dosa kita (ayat 23b). Ketiga, dalam iman dan harap kita menatap ke Hari Tuhan (ayat 24). Keempat, pengharapan itu memberi kita ketekunan, kemenangan dan keselamatan di dalam penderitaan kita.

Renungkan: Kristus yang telah menderita hadir dalam penderitaan kita melalui Roh-Nya untuk mengubah keluh kesah kita menjadi nyanyian syukur.

Doa: Kiranya kemuliaan yang Kau sediakan tidak tertutup oleh penderitaan yang hendak menghentikan ketekunan kami.

(0.11713154791667) (Rm 12:1) (sh: Kemurahan Allah. (Jumat, 24 Juli 1998))
Kemurahan Allah.

Kemurahan Allah.
Pernahkah secara mendalam kita renungkan kemurahan Allah dalam Yesus Kristus? Begitu luas, dalam, hebat kemurahan Allah. Dengan mengorbankan Putra-Nya, Allah telah menebus, mengampuni dan membuat kita selamat bahagia. Sudah selayaknya bila sekarang kita bersyukur dengan mempersembahkan tubuh, yaitu seluruh keberadaan kita kepada-Nya.

Yang hidup, kudus dan berkenan. Persembahan yang bagaimanakah yang layak kita berikan sebagai syukur atas korban penyelamatan Yesus? Persembahan tubuh yang hidup, yaitu seluruh hidup dan kapasitas kita. Juga persembahan yang kudus, yaitu bahwa seluruh kehidupan kita sudah dikhususkan bagi kemuliaan Nama Tuhan, sehingga berbuahkan moralitas yang memuliakan Allah. Juga persembahan yang berkenan kepada Tuhan. Itulah ibadah yang sejati.

Pembaruan budi. Ibadah sejati pasti akan menghasilkan pola pikir yang serasi dengan kebenaran Allah. Ibadah yang benar harus dilakukan dalam roh (yang telah dibarui Tuhan dan diwujudkan dalam persembahan totalitas hidup bagi-Nya) dan kebenaran (hidup yang dibangun sesuai dengan tingkat pengertian tentang kebenaran firman Tuhan). Itulah hidup yang Tuhan ingin, agar memancar dalam kita. Kristen tidak boleh hidup yang kompromi dengan dunia yang jahat ini.

(0.11713154791667) (Rm 13:1) (sh: Sikap terhadap pemerintahan. (Selasa, 28 Juli 1998))
Sikap terhadap pemerintahan.

Sikap terhadap pemerintahan.
Setiap pemerintah yang sah berasal dari Tuhan. Karena itu Kristen tidak boleh melawan, tetapi harus tunduk kepada pemerintah. Memang tidak ada pemerintah mana pun yang sempurna, bahkan tidak sedikit yang salah dan jahat. Tetapi ingat bahwa perintah ini dituliskan Paulus kepada jemaat yang hidup dalam konteks pemerintah Roma yang tidak ramah kepada Kekristenan. Barangsiapa melawan pemerintah melawan ketetapan Tuhan, berarti juga melawan Tuhan sendiri. Tujuan Tuhan memberikan pemerintah ialah agar dunia tertib dan aman. Jika mandat yang Tuhan percayakan itu tidak lagi terlaksana, entah karena pemerintah itu tidak berdaya mengekang kejahatan, atau sistem pemerintahan itu sendiri merosot menjadi jahat, tugas orang beriman bukanlah berontak, tetapi berdoa agar Tuhan campur tangan, dan menyuarakan kebenaran firman Allah!

Kewajiban terhadap pemerintah. Penyelenggaraan pemerintahan memerlukan dana. Maka rakyat perlu membayar pajak, cukai dan berbagai kewajiban yang lain. Semua ditetapkan menurut peraturan dan disesuaikan dengan kemampuan rakyat. Kita tidak boleh menolak, bersungut-sungut, menipu, juga tak boleh menuruti keinginan salah aparat pejabat tertentu. Kita berpegang pada prinsip membayar apa yang harus kita bayar. Pemerintah juga harus bisa dipercaya dan jujur.

(0.11713154791667) (Rm 13:8) (sh: Kasih dan hukum Taurat. (Rabu, 29 Juli 1998))
Kasih dan hukum Taurat.

Kasih dan hukum Taurat.
Keduanya berkait erat. Kasih adalah sifat Allah, dan hukum Taurat adalah ungkapan sifat Allah. Karena itu semua perintah dan larangan dalam "Dasa Titah" maupun perintah lainnya dalam Perjanjian Lama, berintikan kasih. Itu adalah kasih Allah, yang bila kita taati akan membuat kita tetap dalam kasih dan damai sejahtera-Nya. Ketaatan kita pun intinya haruslah karena kasih Allah dalam Kristus dan demi kasih kita kepada Allah; sebab kita baru dapat menaati Allah sesudah kita menerima kasih Kristus yang membuat kita mengenal Allah. Di dalam menaati hukum Allahlah kita memenuhi sifat sosial kita.

Hidup sebagai Manusia Terang. Tidak susah mencari bukti dan petunjuk bahwa zaman ini bagaikan 'larut malam yang gelap pekat'. Tidak heran bila kita harus mengalami kesulitan menjalani hidup. Prinsip iman kita bertolakbelakang dengan mereka yang tak kenal Allah dalam kasih dan kesucian hidup Yesus Kristus. Kita pun acap tergoda untuk kompromi. Tetapi kehadiran Kristus dalam hidup kita membuat kita adalah manusia terang, yang hidup dalam sikap menyongsong fajar tiba.

Renungkan: "Mata dunia tak dapat melihat lebih jauh dari hidup ini seperti mata kita tak dapat melihat melampaui tembok gereja. Tetapi mata Kristen menatap jauh ke kekekalan" (John Vianney).

(0.11713154791667) (Rm 15:22) (sh: Merencanakan hidup dan pelayanan. (Senin, 03 Agustus 1998))
Merencanakan hidup dan pelayanan.

Merencanakan hidup dan pelayanan.
Paulus menyadari, waktu dan pelayanannya sangat singkat; karena itu seluruh hidup dan pelayanannya ia rencanakan dengan teliti. Dalam kesaksiannya kepada jemaat Efesus (Kis. 20), ia berusaha tidak mengabaikan satu pun dari tugas yang Tuhan bebankan padanya. Dalam bagian ini, ia merencanakan mengunjungi kota Yerusalem, Roma, dan Spanyol. Ketiga perjalanan itu menempuh jarak 4.500 km. Selain jauh, perjalanan darat dan laut waktu itu relatif lebih sukar dan berisiko tinggi dibandingkan sekarang. Namun baginya kehendak Tuhan lebih utama dari kesenangan pribadi.

Pelayanan yang seutuhnya. Dunia menawarkan 'prinsip kesenangan'. Ini membuat kita sulit mentaati kehendak Tuhan yang menuntut risiko dan penyangkalan diri. Namun, kesenangan dan kesukaan sejati hanya melimpah bagi mereka yang mentaati kehendak Tuhan. Sudahkah Anda merencanakan hidup dan kerja Anda sesuai dengan panggilan Tuhan? Paulus sangat memikirkan kepentingan dan kesejahteraan orang lain. Ia sangat memegang teguh prinsip 'lebih berbahagia memberi daripada menerima' (Kis. 20:35). Apakah kita cukup memperhatikan penginjilan dan sumbangsih sosial nyata yang serasi dalam pelayanan kita kini?

(0.11713154791667) (Rm 16:17) (sh: Sikap terhadap saudara palsu. (Rabu, 05 Agustus 1998))
Sikap terhadap saudara palsu.

Sikap terhadap saudara palsu.
Bagaimana ciri orang yang aktif melayani dengan motif mencari untung sendiri? Mereka tidak mengutamakan doktrin, tetapi kesaksian pengalaman hebatnya. Pengajaran dan tuntutan Kristus direduksi ('dikurangi'). Mereka menimbulkan perpecahan dan perselisihan, suka menggoda, membujuk-rayu demi tujuan sendiri. Hidup tanpa hukum dan aturan. Paulus tegas. Jemaat harus menjauhi mereka. Mereka adalah alat Iblis (ayat 20). Di masa ini masih ada pemimpin Kristen yang pandai membujuk orang mendukung proyek-proyek mereka. Injil dijadikan pembungkus maksud liciknya. Jaga dan peliharalah hubungan pribadi yang intim dengan Firman, niscaya kita akan terhindar daripadanya. Ujilah setiap roh!

Kekuatan kasih karunia. Di akhir suratnya Paulus mengucapkan salam khusus, "Kasih karunia Yesus Kristus ..." (ayat 24). Apa maknanya? Salam ini meneguhkan iman dan pengharapan jemaat yang resah dalam menghadapi rasul dan doktrin palsu. Kristus selalu menyertai jemaat dengan kasih karunia-Nya yang berlimpah. Kekuatan kasih karunia Kristus dapat kita rasakan melalui persekutuan dengan firman-Nya dan persekutuan dalam Roh-Nya. Justru di tengah dunia yang makin kacau dan kondisi gereja yang tak menentu ini, janji berkat ilahi itu dapat teralami.

(0.11713154791667) (Rm 16:25) (sh: Doxologi. (Kamis, 06 Agustus 1998))
Doxologi.

Doxologi.
Doxologi ialah pujian keagungan bagi Tuhan. Nyanyian pujian yang biasa kita naikkan di akhir kebaktian itu kita warisi dan susun dalam model doxologi ini. Paulus mengagungkan dan mendengungkan kuasa Allah yang Maha Besar dan yang penuh hikmat (ayat 25, 27). Kuasa Allah melahirkan kita baru di dalam Kristus, memelihara dan memantapkan kita dalam proses pengudusan. Keyakinan inilah yang menyemaraki doxologi Paulus. Bila Anda ragu tatkala pencobaan besar melanda, dapatkan kekuatan dengan menyanyikan pujian berisikan kebenaran firman-Nya (ayat 26). Anda akan menjumpai Tuhan yang setia, yang berkuasa menguatkan menurut kekuatan dan kelimpahan kasih karunia-Nya.

Konsistensi Rohani. Allah menghendaki konsistensi atau kesetiaan kita. Roh-Nya telah diam dalam anak-anak-Nya. Allah menyediakan kuasa dan hikmat-Nya untuk menuntun kita. Mengapa dalam realita begitu banyak Kristen tidak konsisten dalam imannya? Karena banyak orang menjadi Kristen tidak berjumpa pribadi dengan Tuhan! Mungkinkah yang sungguh beriman setia sampai akhir? Ya, sebab Allah setia, dan karena itu ia pasti memelihara iman anak-anak-Nya. Untuk itu Ia telah menyediakan segala fasilitas dan kemungkinan untuk kita bertahan di dalam dunia ini, yakni Firman dan Roh-Nya.

(0.11713154791667) (2Kor 1:3) (sh: Ucapan syukur. (Senin, 31 Agustus 1998))
Ucapan syukur.

Ucapan syukur.
Setiap kali kita membaca tulisan Paulus, pasti hati kita pun akan tersentuh. Ucapan syukurnya bukan berdasarkan fasilitas yang dimilikinya. Tetapi atas kasih karunia Tuhan Yesus Kristus (ayat 3). Paulus mampu menjalani segala penderitaan (ayat 4). Di dalam belas kasih Allah, Paulus telah menemukan rahasia pelayanan berkemenangan. Allah sendiri menjadi sumber penghiburannya. Di dalam kuasa kemuliaan Allah itulah, penderitaan tidak berakibat buruk melainkan mampu membuat Paulus malah berdampak positif, menghibur jemaat Tuhan. Bukankah dampak anugerah sedemikian membuat dunia takjub akan Injil Kristus?

Mukjizat dalam penderitaan. Biasanya kita mengartikan dan mengharapkan mukjizat dalam arti berubahnya kondisi tidak baik menjadi baik. Misalnya, penyakit hilang, orang menjadi sembuh. Masalah disingkirkan, orang percaya luput dari persoalan. Mukjizat yang Paulus alami adalah mukjizat besar menurut prinsip yang Tuhan Yesus sendiri alami. Penderitaan tetap harus dipikul, masalah tetap harus dihadapi, aniaya tetap harus dirasakan menghantam tubuh dan jiwa Paulus, namun demikian kekuatan anugerah Allah bekerja dengan diam di dalam dirinya menghasilkan kesabaran, ketahanan, kesukaan, kesaksian hidup. Begitukah sikap kita menghadapi berbagai penderitaan yang kini mengancam?

Doa: Tuhan, ajar kami untuk mensyukuri rencana-Mu. Amin.

(0.11713154791667) (2Kor 2:12) (sh: Bau yang harum dari Kristus. (Jumat, 04 September 1998))
Bau yang harum dari Kristus.

Bau yang harum dari Kristus.
Minyak harum menarik orang. Paulus bersyukur karena Allah menjadikannya "bau harum" Kristus di tengah-tengah semua orang (ayat 15). Dia dapat mengemban tugas mulia itu karena ia bekerja dengan maksud murni tanpa mencari keuntungan maupun ketenaran pribadi (ayat 17). Sebaliknya, dalam misi Kristus yang didorong oleh maksud tersembunyi mencari keuntungan maupun ketenaran, hanya akan sukses sebentar, lalu berakhir kacau dalam kekecewaan. Apakah kesaksian hidup kita bagaikan "bau harum" Kristus sehingga banyak orang mencari Dia?

Dampak yang berbeda. "Bau harum" Kristus yaitu kesaksian hidup kita membawa akibat menghidupkan bagi yang meresponi Injil dan membinasakan bagi yang menolak Injil (ayat 15-16). Bagaimanapun respons orang terhadap Injil, janganlah kita dipengaruhinya. Bila melalui pelayanan kita, orang beroleh keselamatan, hendaklah kita memuliakan Kristus. Bila sebaliknya, hendaklah kita tetap meninggikan Kristus dan Injil-Nya. Sebagai murid Kristus, kita harus tetap dan konsekuen menyebarkan harum-Nya ke tengah-tengah dunia ini.

Renungkan: Kita baru dapat membawakan bau harum Kristus, jika kita rela membuang bau busuk yang tak berkenan kepada-Nya.

Doa: Kiranya masyarakat Indonesia mencium harum Kristus melalui hidup dan pelayanan umatMu, Tuhan.



TIP #33: Situs ini membutuhkan masukan, ide, dan partisipasi Anda! Klik "Laporan Masalah/Saran" di bagian bawah halaman. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA