(0.10778773809524) | (Luk 7:1) |
(sh: Hanya anugerah yang melayakkan (Rabu, 12 Januari 2000)) Hanya anugerah yang melayakkanHanya anugerah yang melayakkan. Sejak zaman pelayanan Tuhan Yesus ternyata jabatan, status, dan kedudukan seseorang memiliki pengaruh yang besar di tengah kehidupan masyarakat. Sehingga masyarakat sekitar pun akan melakukan apa saja untuk dapat menyenangkan hati orang tersebut. Keadaan ini terlihat jelas ketika seorang perwira di Kapernaum memohon pertolongan Yesus untuk menyembuhkan hambanya. Orang-orang Yahudi, yang tahu persis siapa perwira itu langsung merekomendasikan kepada Yesus bahwa permohonan perwira itu layak mendapat perhatian-Nya. Orang-orang itu menganggap bahwa permintaan perwira itu layak dikabulkan karena kepeduliannya membantu pembangunan rumah ibadah orang Yahudi. Tapi, bila akhirnya Yesus datang memenuhi permintaan perwira itu, bukan karena keberadaan dan kebaikannya layak secara kasat mata. Hambanya disembuhkan-Nya bukan karena Yesus membenarkan pendapat orang-orang Yahudi, tentang kelayakan perwira itu, melainkan karena anugerah yang hendak dinyatakan-Nya kepada sang perwira yang menyadari ketidaklayakannya (ayat 6-8). Yesus pun memuji iman sang perwira itu. Kebaikan dari peristiwa kesembuhan hamba seorang perwira di Kapernaum ada seorang pemuda di Nain yang secara kasat mata manusia dianggap tidak layak memeproleh perhatian. Selain berasal dari keluarga biasa dan anak seorang janda, ia pun berasal dari lingkungan non-Yahudi. Tetapi semuanya ini tidak menghalangi Yesus untuk menyatakan perhatian-Nya. Ia justru menunjukkan rasa kepedulian dan simpati-Nya dengan turut merasakan penderitaan dan kesusahan janda itu dalam kedukaannya. Dalam peristiwa ini, tindakan Yesus menyembuhkan bukan karena permintaan sang pemuda seperti perwira di atas, tetapi inisiatif Yesus sendiri. Berarti kedua peristiwa ini ingin menunjukkan bahwa kesembuhan diberikan semata karena anugerah dan bukan kelayakan seseorang. Renungkan: Keselamatan pun adalah anugerah yang dinyatakan-Nya kepada kita yang percaya. Semata tidak berdasarkan status, kedudukan, dan kebaikan seseorang, baik menurut penilian diri maupun penilaian masyarakat. Puji syukur kepada-Nya yang telah melayakkan kita menerima anugerah-Nya, karena sesungguhnya kita tidak layak di hadapan-nya. Mailah kita yang telah menerima anugerah-nya menyatakan syukur melalui hidup yang memuliakan Dia. |
(0.10778773809524) | (Luk 8:26) |
(sh: Menang atas setan dan tanggung jawab Injil (Rabu, 19 Januari 2000)) Menang atas setan dan tanggung jawab InjilMenang atas setan dan tanggung jawab Injil. Tatkala kita melihat orang yang terganggu jiwanya atau kerasukan setan, kerap kita berkata: "kasihan" tetapi kita tak melakukan apa-apa. Bahkan kita memilih menghindar daripada berurusan dengannya. Padahal orang tersebut telah hancur harkat dan kehormatannya, bahkan yang ada dalam dirinya hanyalah aib, dan keterasingan dari kesempatan hidup wajar. Dalam kasus ini dikisahkan seorang yang terganggu jiwanya karena pengaruh kuasa setan. Tak ada seorang pun yang dapat menikmati kebahagiaan bila berada di bawah pengaruh kuasa setan. Tak ada seorang pun yang menunjukkan itikad baik untuk berusaha menolongnya terlepas dari belenggu setan. Keadaan menjadi berbalik ketika Yesus tiba di Gerasa. Yesus datang dan membebaskan orang tersebut dari kuasa setan. Sungguh suatu perubahan total terjadi dalam diri orang tersebut. Dari telanjang, berpakaian, dari kerasukan menjadi waras, dari tidak mengenal siapa Yesus, menjadi pengikut dan menyaksikan berita tentang Yesus. Keselamatan dari Krisus tidak hanya mengubahnya secara total, tetapi juga memotivasinya untuk mempertanggung-jawabkan perubahan tersebut: Berarti: (1) Ia berkuasa atas segala kuasa yang ada di bumi, termasuk kuasa setan, karena setan pun tunduk -- "taat" dan memohon belas kasihan Yesus. (2) Manusia begitu bernilai di hadapan Allah. Karenanya Yesus membebaskannya dari belenggu kuasa setan, memulihkan secara total. Dan menjadikan hidupnya berarti. Peristiwa di Gerasa adalah salah satu bentuk perbuatan setan yang menghancurkan harkat, martabat, dan nilai manusia. Berbagai bentuk sepak terjang setan masih bergulir hingga hari ini dan sampai akhir. Ia selalu jeli melihat kelemahan manusia dan tidak sedetik pun melepaskan kesempatan menjerumuskan manusia ke dalam perangkapnya. Renungkan: Seorang yang telah masuk perangkap Iblis, tidak akan dilepaskan begitu saja. Ia pasti minta balasan. Hanya Yesus yang dapat melepaskan dia dari perangkap Iblis. Bila kita menyerahkan kehidupan kita sepenuhnya kepada Dia, hidup yang telah diluluhlantakkan Iblis dapat dipulihkan oleh-Nya. Kuasa-Nya lebih besar daripada kuasa Iblis. Yesus akan memperbaharui secara total. Dan seorang yang sudah mengalami pembaharuan total, akan memiliki tanggung jawab Injil terhadap sesamanya. |
(0.10778773809524) | (Luk 8:40) |
(sh: Pribadi yang berkuasa menyelamatkan (Kamis, 20 Januari 2000)) Pribadi yang berkuasa menyelamatkanPribadi yang berkuasa menyelamatkan. Berita tentang Yesus dan apa yang dilakukan-Nya mendorong banyak orang dengan berbagai kepentingan, datang kepada-Nya. Yairus, pemimpin rumah ibadat adalah salah seorang yang menghampiri dan memohon pertolongan Yesus untuk menyembuhkan anak perempuan tunggalnya yang sakit keras. Namun, perjalanan menuju rumah Yairus tertunda oleh peristiwa yang melibatkan seorang wanita penderita penyakit pendarahan selama 12 tahun. Wanita yang tersisih dan dianggap najis oleh masyarakat karena penyakit yang dideritanya itu, secara sembunyi-sembunyi menyentuh jumbai jubah Yesus dengan harapan memperoleh kesembuhan. Timbul kesan bahwa wanita itu percaya pada hal-hal magis. Tapi Yesus sama sekali tidak menangkap kesan itu, sebab kuasa yang menyembuhkan itu tidak bergantung pada atribut yang dipakai-Nya. Kuasa-Nya sepenuhnya berada di bawah kontrol-Nya. Selanjutnya Yesus menyuruh wanita itu menyatakan diri agar Dia dapat menuntaskan proses kesembuhan dengan memulihkan harga diri, harkat dan martabatnya. Bagaimana dengan tujuan Yesus mengunjungi anak perempuan Yairus yang sedang kritis? Penundaan kedatangan Yesus, ternyata meluluhlantakkan harapan Yairus agar anaknya memperoleh kesembuhan. Tapi keterlambatan ini tidak menunda maksud kedatangan Yesus, bahkan sebaliknya, ia dapat menyatakan kuasa kebangkitan-Nya kepada anak Yairus. Kedua kisah ini mengungkapkan kepada kita beberapa hal: (1) Kuasa Yesus tidak terdapat dalam atribut-atribut yang dipakai-Nya atau benda-benda yang berhubungan dengan-Nya. Kuasa yang mampu menyembuhkan itu adalah mutlak bersumber dari diri-Nya. (2) Waktu dan maut bertekuk lutut kepada-Nya. Manusia menganggap bahwa untuk menyembuhkan penyakit pendarahan menahun saja sulit, apalagi untuk menghidupkan kembali anak perempuan Yairus yang telah meninggal dunia. Akan tetapi bagi Yesus sesuatu yang dianggap terlambat atau mustahil dapat di pulihkan-Nya kembali. Renungkan: Kuasa Yesus bukan terletak pada benda atau atribut yang pernah dipakai-Nya. Kuasa-Nya terletak pada diri-Nya. Bila kita ingin mengalami kuasa-Nya, kita harus datang kepada Dia, bukan melalui segala benda yang dianggap memiliki kuasa-Nya secara magis. |
(0.10778773809524) | (Luk 9:10) |
(sh: Memberi bukan karena memiliki (Sabtu, 22 Januari 2000)) Memberi bukan karena memilikiMemberi bukan karena memiliki. Minta diperhatikan seringkali menjadi tuntutan kita daripada memberi perhatian kepada sesama. Ada banyak faktor penyebabnya. Pada umumnya sifat manusia egois, diri sendirilah yang menjadi target. Sebab itu berbagai alasan bisa saja muncul tatkala diperhadapkan pada kebutuhan orang lain yang perlu diperhatikan. Tidak ada dana, tidak ada waktu, bisa tetapi harus ada usaha ekstra, sulit penuh tantangan itu yang biasa membuat seseorang berdalih memberi perhatian, bantuan, atau pertolongan kepada sesama. Yesus mengatakan: "Kamu harus memberi mereka makan!" kepada murid-murid di Betsaida. Siapkah Yesus dengan bekal yang cukup untuk 5000 orang lebih? Tidak! Murid-murid pun tidak. Ketidaksiapan dan kesulitan yang ada pada mereka membuat murid-murid mencari jalan pintas dan mengatakan: "Suruhlah orang banyak itu pergi!" Mereka pun letih dan ingin cepat-cepat beristirahat untuk membeli makanan perlu menempuh jarak yang jauh dan saat itu sudah larut malam. Memang bukan perkara mudah memberi perhatian kepada sesama kala kita tidak siap dan kondisi tidak mendukung. Namun Tuhan Yesus mengajar meski kemampuan terbatas tetap perlu ada usaha. Meski kondisi sepertinya tidak memungkinkan, perlu tetap mencari cara mengatasinya. Murid-murid memberikan apa yang ada pada mereka, lima roti dan dua ikan. Begitu ada upaya dan menyerahkan apa yang ada, Tuhan Yesus meminta murid-murid mengatur ribuan orang agar distribusi dapat dilakukan dengan mudah. Dan terjadilah mujizat. Lima ribu lebih orang makan kenyang dan masih sisa 12 bakul makanan. Renungkan: Peristiwa ini dicatat di 4 Injil. Tentu suatu pengajaran yang penting bagi setiap murid Tuhan Yesus. Banyak orang di sekitar kita membutuhkan perhatian, pertolongan, dan bantuan kita. Semakin kita memperhatikan diri sendiri, semakin kita tidak peka pada kebutuhan sesama. Semakin kita memfokuskan perhatian pada kesulitan dan masalah diri, semakin kita tak ingin mengambil bagian dalam masalah sesama. Perlu belajar dari Tuhan Yesus yang siap sedia dalam segala keadaan, bersama Dia melayani sesama yang membutuhkan bantuan dan pertolongan. Kita dituntut memberi bukan karena kita sedang dalam keadaaan berlebih, tetapi dari apa yang kita miliki dapat dijadikan-Nya berkat bagi orang lain. |
(0.10778773809524) | (Luk 9:37) |
(sh: Penyataan kemuliaan Allah dibutuhkan bangsa ini (Selasa, 7 Maret 2000)) Penyataan kemuliaan Allah dibutuhkan bangsa iniPenyataan kemuliaan Allah dibutuhkan bangsa ini. Peristiwa pengusiran roh jahat ini bukan sekadar peristiwa penyembuhan biasa. Karena peristiwa ini mengekspresikan 3 hal penting yaitu (ayat 1) hubungan yang khusus dan kasih yang besar dari seorang ayah terhadap anak tunggalnya, (ayat 2) akibat tragis dari roh jahat terhadap anaknya sehingga membuat hubungan anak dan ayah terputus, dan (ayat 3) hubungan ayah dan anak kembali terjalin mesra setelah anaknya disembuhkan. Bila dihubungkan dengan ucapan Yesus dalam ayat 41, maka 3 hal itu memanifestasikan apa yang terjadi antara Allah dan bangsa Israel, yang dulunya mesra namun hubungan itu rusak karena dosa mereka. Dosa ini dimulai dari tidak tahu berterimakasih kemudian tidak percaya, lalu menjadi ketidaktaatan, pemisahan dari Allah dan kehilangan iman kepada-Nya. Maka agama dan tradisi mereka, kekuatan roh jahat dan takhayul lebih menarik bagi mereka daripada Allah Bapa sendiri. Untuk memulihkan keadaan ini tidak cukup dengan khotbah-khotbah moral dan nasihat-nasihat saja. Mereka membutuhkan penyataan Allah, penglihatan akan kebesaran dan kemuliaan-Nya untuk menghancurkan daya tarik dosa, perzinahan rohani, dan menyadarkan mereka kembali akan siapakah Allah. Dengan demikian akhirnya akan menumbuhkan kembali iman, penyembahan, dan ketaatan. Inilah yang dilakukan oleh Yesus. Setelah semua murid yang tidak ikut ke gunung untuk berdoa tidak mampu mengusir roh jahat, Yesus cukup menegur dengan keras dan anak itu sembuh. Tindakan Yesus berhasil membangkitkan ketakjuban semua orang akan kebesaran Allah. Dengan kata lain tindakan Yesus merupakan penyataan kebesaran Allah kepada umat-Nya. Inilah misi Yesus Kristus bahwa Dia datang dari kemuliaan yang tak terhampiri untuk menyatakan kemuliaan Allah kepada umat-Nya, agar mereka kembali kepada-Nya. Suatu bangsa yang sudah rusak secara moral dan akhlaknya, dimana kebenaran agama dan moral hanya dipandang sebagai kebenaran normatif membutuhkan terapi khusus agar bangsa ini dapat kembali kepada Allah dan melihat kembali kebesaran dan kemuliaan-Nya. Renungkan: Kristen di Indonesia seharusnya dapat memancar-kan kemuliaan Allah yang menakjubkan, sehingga bangsa kita dapat disadarkan kembali kepada jalan yang benar. |
(0.10778773809524) | (Luk 11:1) |
(sh: Yang terutama dalam hidup Kristen (Rabu, 22 Maret 2000)) Yang terutama dalam hidup KristenYang terutama dalam hidup Kristen. Hal yang utama dan yang pertama dalam kehidupan Kristen adalah memberikan Allah kesempatan untuk berbicara kepada kita. Hal yang utama dan yang kedua adalah Kristen harus berbicara kepada-Nya. Kita harus berdoa, karena tujuan terpenting dalam hidup kita tidak dapat dicapai tanpa doa. Apa saja yang terpenting dan yang paling perlu dalam hidup kita? Seperti sebuah perjalanan panjang, kita senantiasa berjalan ke depan. Apakah tujuan hidup kita? Apa yang seharusnya menjadi ambisi utama kita? Dalam Doa Bapa Kami kita menemukan jawabannya, yaitu bahwa kepentingan Allah harus diutamakan (ayat 2). Kita berdoa agar nama- Nya dikuduskan, yaitu dikhususkan sebagai yang paling suci, paling bernilai, dan paling mulia. Nilai kehidupan manusia tidak akan dihargai secara pantas kecuali jika manusia memandang Nama- Nya sebagai yang paling berharga dan merupakan sumber dari seluruh nilai yang benar. Kepentingan pribadi merupakan hal utama yang kedua yang dipintakan dalam doa yaitu dengan urutan kebutuhan fisik, moralitas dan rohani (ayat 3-4). Yesus tidak menyangkal bahwa kebutuhan fisik merupakan kebutuhan dasar manusia. Setelah kebutuhan fisik, kita perlu pengampunan untuk masa lalu kita dan terlepas dari pencobaan di masa yang akan datang. Kita perlu pengampunan dan bimbingan-Nya setiap hari seperti kita perlu berkat jasmani-Nya tiap hari juga. Inilah prioritas yang benar dalam doa kita. Namun Yesus tidak berhenti sampai di sini, Ia menambahkan permintaan lain dalam doa yang akan menyatakan secara lebih nyata lagi apa prioritas utama kita dan perhitungan kita tentang apa yang paling penting dalam hidup ini, yaitu Roh Kudus. Yesus memahami bahwa murid- murid-Nya selama hidup di dunia ini akan mengalami segala macam pencobaan, masalah, dan marabahaya, yang selain membahayakan hidupnya juga dapat menggoyahkan imannya. Itulah sebabnya Ia mengajarkan bahwa Allah Bapa sudah siap memberikan yang terbaik bagi anak-anak-Nya yaitu Roh Kudus jika mereka memintanya dengan sungguh. Meminta karunia Roh Kudus bukanlah suatu peristiwa yang terjadi sekali dalam hidup. Renungkan: Dalam kehidupan di negara kita sekarang ini yang segala sesuatunya sangat tidak pasti, di mana Kekristenan terus- menerus di bawah ancaman, hal apakah yang senantiasa Anda minta kepada Allah? |
(0.10778773809524) | (Luk 19:1) |
(sh: Ada berapa Zakheus di Indonesia? (Sabtu, 8 April 2000)) Ada berapa Zakheus di Indonesia?Ada berapa Zakheus di Indonesia? Zakheus adalah seorang laki-laki yang secara fisik tidak sempurna karena pendek, namun ia seorang yang kaya karena ia seorang pemungut cukai. Walaupun kaya, tak seorang pun mau menerima dia, tidak juga Sinagoge. Lebih tragisnya lagi uang banyak yang ia miliki tidak dapat memberikan kompensasi atas penolakan yang ia alami. Dia telah jauh tersesat. Karena itu bagaimana mungkin seorang yang sudah jauh tersesat dapat menemukan jalan menuju Kerajaan Allah? Tentu saja ia tidak dapat, namun dia dapat ditemukan dan dibawa masuk ke dalam Kerajaan Allah oleh Yesus (ayat 9-10). Dengan kata lain oleh karena kasih karunia-Nya, Zakheus telah diterima oleh Allah masuk ke dalam Kerajaan-Nya. Penerimaan Allah ini memberikan dampak yang luar biasa dalam diri Zakheus. Ia mampu melihat bahwa harta berlimpah-limpah yang telah ia cari dan dapatkan dengan susah payah, bahkan dengan pengorbanan hidup bermasyarakatnya selama ini ternyata sia-sia. Zakheus telah menemukan identitas dirinya yang benar yaitu anak Abraham (ayat 9) yang merupakan nenek moyangnya, yang dibenarkan oleh iman kemudian hidup sesuai dengan iman. Zakheus sudah membuktikan bahwa ia hidup sesuai dengan identitasnya. Keselamatan yang ia terima sudah membawa perubahan sikap yang total terhadap kewajiban sosialnya. Dan ini sangat penting karena jika ia nantinya akan memerintah bersama Kristus maka ia harus belajar dan melatih sikap Kristen terhadap harta dalam dunia sekarang ini. Bagaimana seorang percaya harus bersikap dan bertindak terhadap harta yang dimilikinya, dipertegas oleh Kristus dalam perumpamaan tentang uang mina (ayat 11-27). Setiap orang percaya haruslah bertanggungjawab untuk menggunakan dan mengembangkan dengan setia setiap kekayaan, waktu, dan talenta yang sudah dipercayakan Tuhan kepadanya, karena Tuhan akan meminta pertanggungjawabannya. Itulah kewajiban yang sesuai dengan identitasnya. Renungkan: Anugerah yang besar itu juga telah memberikan identitas yang sama kepada Anda identitas yang juga diberikan kepada Zakheus. Berarti ada banyak Zakheus di bumi Indonesia. Berarti pula akan ada banyak orang yang berhasil dientaskan dari kemiskinan di bumi Indonesia tercinta. |
(0.10778773809524) | (Yoh 1:14) |
(sh: Berita Natal (Selasa, 25 Desember 2001)) Berita NatalBerita Natal. Rasul Yohanes telah menegaskan bahwa Yesus adalah Allah. Dalam ayat 14, ia menegaskan bahwa Yesus adalah manusia. Peristiwa Natal merupakan suatu rahasia besar tentang mengapa dan bagaimana Allah di dalam Kristus menjadi manusia sejati. Tidak dapat dikatakan bahwa Yesus hanya kelihatannya saja sebagai manusia. Juga, tidak dapat dinyatakan bahwa Yesus merupakan campuran Allah dan manusia. Yesus adalah sungguh- sungguh manusia 100%. Yesus, seperti ditegaskan 1:1, 18, juga adalah Allah sejati. Peristiwa Natal membuktikan bahwa Allah dan manusia dapat bersekutu. Peristiwa Natal menyatakan bahwa Allah ingin berdamai dengan manusia. Berita perdamaian ini harus disampaikan kepada semua umat manusia. Allah mengutus utusan-utusan-Nya, yakni Yohanes dan Anak-Nya yang tunggal. Yohanes kembali dilukiskan sebagai saksi (ayat 15). Ia bukan seorang reformator atau pemimpin agama. Ia juga tidak mencetuskan gagasan keagamaan atau spiritualitas. Yohanes hanya menyaksikan Yesus. Tidak ada agenda atau berita lain. Yohanes menegaskan bahwa Yesus lebih utama (ayat 15). Yohanes menyaksikan bahwa Yesus juga telah ada sebelum segala sesuatu ada (ayat 15). Jelas bahwa hidup Yohanes berpusat pada Yesus. Yesus, sama seperti Yohanes, juga diutus sebagai saksi. Kata kerja 'menyatakan' pada ayat 18 penting sekali. Dalam bahasa Yunani, kata kerja ini tidak memiliki objek. Oleh karenanya, biasanya terjemahan Alkitab harus menambahkan objeknya. Di dalam terjemahan LAI-TB, kita membaca 'Dialah yang menyatakan-Nya'. Jelas ini merupakan terjemahan penafsiran. Jika tidak ada objeknya, akan muncul pertanyaan, "Apa atau siapakah yang dinyatakan Yesus?" Ayat 18 menjawab bahwa yang dinyatakan adalah Allah yang tidak pernah dilihat manusia, yaitu Allah Bapa. Karena dalam ayat 1 dinyatakan bahwa Yesus adalah Allah, maka sebenarnya ayat 18 memiliki objek ganda. Yesus menyatakan Bapa dan diri-Nya sendiri. Inilah kesaksian Yesus. Renungkan: Perbuatan dan perkataan Yesus menyatakan keallahannya pada manusia. Jika ingin mengenal dan melihat Allah, maka manusia harus melihat Yesus. Tidak ada yang dapat datang ke Bapa kecuali melalui Yesus (Yoh. 14:6). Sampaikanlah berita Natal ini kepada orang-orang yang merasa mengenal Allah, tetapi menolak Kristus! |
(0.10778773809524) | (Yoh 4:27) |
(sh: Menyaksikan Yesus (Kamis, 3 Januari 2002)) Menyaksikan YesusMenyaksikan Yesus. Perempuan Samaria yang telah bertemu dan mengenal Mesias segera menyaksikan imannya. Ia tidak lagi merasa tidak berharga dan tidak berarti di dalam masyarakat. Ia tidak malu dan takut lagi berjumpa orang banyak. Ia tidak merasa lagi perlu menghindari mereka. Perjumpaan dengan Mesias telah mengubah hidupnya. Perempuan itu sekarang telah menjadi manusia seutuhnya. Ia merasa bahwa ia harus menyampaikan kepada masyarakat tempat ia berada bahwa ia telah mengenal Mesias. Imannya kepada Yesus mendorongnya untuk bersaksi tentang Yesus (ayat 29). Kesaksian perempuan Samaria ini efektif sekali, sehingga banyak warga kota tertarik oleh perkataannya. Bahkan sesudah mendengar kesaksian tersebut mereka ingin melihat dan bertemu dengan Tuhan Yesus (ayat 30). Hal yang luar biasa lagi ialah kesaksian perempuan Samaria itu membawa banyakarga Samaria menjadi percaya kepada Tuhan Yesus (ayat 39). Mereka bahkan mendesak Tuhan Yesus untuk tinggal bersama mereka karena mereka ingin mengenal Yesus lebih dalam lagi. Selama dua hari Tuhan Yesus tinggal bersama mereka dan mengajar mereka (ayat 40). Banyak lagi orang yang menjadi percaya dan diperdalam imannya (ayat 41). Ucapan yang luar biasa muncul dari mulut warga Samaria sebagai akibat pengenalan mereka yang semakin dalam terhadap Tuhan Yesus. Mereka mengenal Yesus sebagai Juruselamat dunia (ayat 42). Yesus adalah Juruselamat, bukannya guru selamat. Ia bukan mengajarkan bagaimana supaya selamat. Ia sendirilah keselamatan itu. Warga Samaria tahu bahwa keselamatan tidak hanya berlaku bagi warga Yahudi atau Samaria saja, melainkan bagi semua suku bangsa di dunia. Pernyataan ini benar-benar merupakan pengakuan iman yang mengandung makna teologis yang luar biasa. Mengapa? Karena murid-murid pun belum sampai pada pengenalan sedalam itu. Mereka belum mengenal bahwa Yesus adalah Juruselamat dunia. Dalam ayat 32-38, Yesus menjelaskan kepada murid-murid bahwa merupakan kehendak Allah agar keselamatan disampaikan di luar Israel. Lalu Tuhan Yesus mengajar dan mendorong mereka untuk terlibat dalam misi kepada seluruh suku bangsa (ayat 35-38). Renungkan: Perjumpaan sejati dengan Yesus tidak bisa tidak segera menampakkan diri dalam bentuk kesaksian hidup bagi-Nya. |
(0.10778773809524) | (Yoh 6:41) |
(sh: Yesus ditolak karena menyatakan kebenaran (Jumat, 11 Januari 2002)) Yesus ditolak karena menyatakan kebenaranYesus ditolak karena menyatakan kebenaran. Pemimpin-pemimpin agama merasa keberatan terhadap pernyataan Yesus yang mengatakan bahwa Ia berasal dari surga (ayat 41-42). Mereka mengenal keluarga-Nya. Bagaimana mungkin Ia menyatakan bahwa Ia berasal dari surga? Tetapi, Yesus dengan tegas menyatakan bahwa Ia tidak berasal dari dunia ini. Yesus diutus oleh dan datang dari Allah (ayat 44,50-51,57-58). Ia menyapa Allah sebagai Bapa-Nya (ayat 44-46,57). Sulit sekali bagi pemimpin-pemimpin agama untuk menerima asal Yesus dari surga sebagai suatu fakta. Pemimpin-pemimpin agama juga tidak dapat menerima pernyataan Yesus bahwa Allah adalah Bapa-Nya, sementara mereka mengenal orang tua-Nya. Di samping ini, pemimpin-pemimpin agama juga merasa keberatan terhadap pernyataan Yesus bahwa kematian-Nya akan membawa efek bagi seluruh dunia (ayat 52). Kelihatan bahwa mereka memahami ucapan Yesus bukan sebagai pernyataan kanibalisme. Bukan ini yang menjadi keberatan mereka. Pemimpin-pemimpin agama tidak dapat menerima kematian Yesus yang berdampak terhadap seluruh dunia sebagai sebuah fakta (ayat 51). Sulit bagi mereka membayangkan kematian Yesus yang mereka kenal membawa akibat yang luar biasa terhadap dunia. Tidak mungkin dalam pemahaman mereka kematian Yesus akan mengakibatkan keselamatan terhadap mereka yang menerima-Nya (ayat 53-54,56-58). Dalam bagian ini, tindakan menerima-Nya diungkapkan dalam metafora makan dan minum. Melalui persekutuan yang erat dan intim sekali dengan Yesus, orang menerima hidup Yesus dalam hidupnya. Inilah dua hal yang merupakan ganjalan bagi pemimpin-pemimpin agama di Galilea untuk menerima dan percaya kepada Yesus. Mereka tidak dapat menerima bahwa Yesus adalah Allah. Bagi mereka Yesus adalah manusia biasa saja. Mereka juga tidak dapat menerima bahwa kematian Yesus memiliki dampak terhadap seluruh dunia. Dua kebenaran sangat penting tentang Yesus telah mereka tolak. Renungkan: Meski Yesus telah menyatakan kesaksian-Nya dengan tegas dan jelas, Ia tetap tidak diterima. Jangan mengharapkan bahwa kesaksian kita akan selalu diterima. Penolakan akan tetap merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suatu kesaksian. |
(0.10778773809524) | (Yoh 8:37) |
(sh: Komitmen (Rabu, 22 Januari 2020)) KomitmenMenurut James Fowler, tahap perkembangan iman manusia diharapkan terbentuk sesuai dengan bertambahnya usia. Dimulai dari anak usia dini yang belajar memercayai orang di sekitarnya sampai orang dewasa yang percaya pada kehendak Allah. Yesus mengakui bahwa orang Yahudi adalah keturunan Abraham secara lahiriah, namun kehidupan mereka tidak mencerminkan sikap sebagai hamba Allah (37). Mereka memiliki kesamaan lahiriah, namun kehidupannya tidak sama dengan Abraham yang percaya sepenuhnya kepada Allah. Hal ini nyata dari sikap tidak percaya kepada Yesus (38). Seharusnya mereka dapat percaya kepada Yesus yang menyatakan kebenaran dari Allah (39-40). Orang-orang Yahudi mengaku bahwa mereka adalah anak Allah (41). Yesus menanggapinya dengan mengatakan bahwa jika mereka benar anak Allah, maka akan menerima Yesus sebagai utusan yang menyatakan kehendak-Nya (42). Yesus tidak memahami sikap orang-orang Yahudi yang tidak menerima diri-Nya (43). Yesus melihat bahwa mereka lebih pantas disebut sebagai anak-anak Iblis karena tidak hidup dalam kebenaran Allah (44). Akhirnya, Yesus menegaskan agar mereka percaya kepada-Nya (45-46). Orang yang percaya kepada-Nya akan berserah pada kehendak-Nya (47). Tuhan Yesus menghendaki pengikut-Nya dapat membuktikan identitas dirinya melalui tindakan konkret dan bukan hanya atribut yang dimiliki. Dilahirkan sebagai orang Kristen adalah sebuah anugerah, maka perlu dilanjutkan dengan menjalani kehidupan dengan menyatakan kehendak Kristus dengan sukacita. Jangan sampai kita merasa melakukan kehendak-Nya, namun kita tidak menerima-Nya sebagai Tuhan. Tanpa komitmen tersebut, kehidupan para pengikut Kristus tetap sama dengan orang lain yang tidak mengenal-Nya. Mari kita buktikan identitas Kristen dengan melakukan kehendak-Nya. Adakah komitmen bagi Kristus dalam diri kita? Doa: Teguhkanlah komitmen kami menjadi saksi Kristus di tengah-tengah dunia yang berdosa. [JST] |
(0.10778773809524) | (Yoh 12:27) |
(sh: Bapa muliakanlah nama-Mu (Jumat, 8 Maret 2002)) Bapa muliakanlah nama-MuBapa muliakanlah nama-Mu. Mengapa harus ada permohonan Yesus seperti itu kepada Bapa-Nya? Apakah selama ini Ia tidak memuliakan nama Bapa di surga? Ungkapan ini diucapkan saat Ia sangat terharu. Saatnya hampir tiba (ayat 28). Saat kematian-Nya makin dekat. Semua itu harus Ia jalankan, lakukan demi kehendak Bapa-Nya. Sangat sulit rasanya mengungkapkan kesedihan dan keharuan Yesus. Justru pada saat yang mengerikan itu Ia mengucapkan kata-kata ini sebagai bukti kesiapan-Nya melakukan kehendak Bapa. Percakapan Yesus dengan kedua murid-Nya dapat diartikan sebagai jawaban atas kerinduan orang Yunani untuk bisa berjumpa dengan-Nya. Di tengah-tengah percakapan yang serius itu, terdengarlah suara dari surga: “Aku telah memuliakan-Nya dan Aku akan memuliakan lagi.” Suara Bapa ini menjawab ucapan Yesus, “Bapa muliakanlah nama-Mu.” Hubungan Bapa dan Anak di sini jelas sangat dekat dan harmonis. Suara dari surga itu dapat didengar oleh telinga jasmani orang banyak, termasuk orang-orang Yunani (ayat 28). Hal ini terjadi supaya orang banyak itu percaya apa yang dikatakan Yesus kepada mereka, termasuk orang-orang Yunani yang rindu bertemu dengan-Nya (ayat 29-30). Tetapi, reaksi terhadap suara dari surga itu ternyata tidak sama. Ada yang mengatakan seperti bunyi guntur, juga ada yang mengatakan seperti malaikat yang berbicara kepada- Nya. Sebagian besar tetap saja tidak paham, terutama sesudah Yesus kembali berbicara tentang kematian-Nya (ayat 33-34). Salib melambangkan penghakiman atas penguasa dunia karena iblis dikalahkan dan kasih Allah dinyatakan oleh ketaatan Yesus (ayat 31-33). Prinsip ini sangat penting. Saat peninggian salib akan menarik banyak orang datang kepada-Nya. Maksudnya kematian Yesus di atas kayu salib mendatangkan berkat bagi banyak orang. Ucapan- ucapan ini tidak dapat dipahami oleh orang banyak, dan mungkin juga oleh para murid-Nya sendiri. Ini terbukti mereka bingung dengan pernyataan itu (ayat 34-35). Atas permintaan agar Yesus bicara lebih jelas, Ia tidak meladeni. Terang telah bersinar. Yang mereka perlukan bukan lebih banyak penjelasan dan tanda, tetapi menentukan sikap. Renungkan: Masihkah ada kegelapan tersisa dalam hidup Anda yang belum disoroti oleh terang Injil Kristus? |
(0.10778773809524) | (Yoh 12:44) |
(sh: Menyebar kasih (Kamis, 14 Maret 2002)) Menyebar kasihMenyebar kasih. Setelah Yudas pergi, Yesus mengatakan banyak hal kepada para murid-Nya, semacam pesan-pesan terakhir dari-Nya. Pertanyaannya, mengapa perkataan-perkataan itu diucapkan setelah sang pengkhianat keluar? Tentu bagian itu dimaksudkan untuk para murid-Nya yang sejati. Apa yang disampaikan oleh Yesus dalam bacaan kita hari ini? Pertama, Yesus menyatakan bahwa Anak Manusia sekarang dimuliakan, dan Bapa telah dimuliakan di dalam Anak (ayat 31-32). Istilah sekarang berkaitan dengan kepergian Yudas. Yudas telah memutuskan menjual Yesus. Maka, sekarang Anak Manusia dimuliakan karena Yesus pasti akan ditinggikan di atas kayu salib (ayat 12:31), dan juga tentu saja karena Bapa memuliakan-Nya, yaitu ketika Dia nantinya dibangkitkan dari antara orang mati. Keilahian Yesus dinyatakan di sini — Ia tidak pernah kalah oleh keadaan. Pengkhianatan Yudas akhirnya justru akan memuliakan diri Yesus. Kasih mengalahkan kejahatan. Kedua, Yesus menyatakan bahwa Ia akan meninggalkan para murid sedikit waktu lagi (ayat 1,33). Yesus memanggil murid-murid-Nya sebagai anak-anak. Ini menunjukkan hubungan yang sangat intim, tepat diucapkan saat makan Paskah bersama. Yesus menempatkan diri sebagai kepala keluarga. Para murid akan mencari Yesus, namun mereka tidak dapat datang kepada-Nya. Berbeda dengan nuansa ucapan-Nya kepada orang-orang Yahudi (ayat 7:34), informasi Yesus bagi para murid dimaksudkan agar mereka mempersiapkan diri menjelang kepergian-Nya, yang bisa mengacu pada kematian atau kenaikan-Nya. Ketiga, Yesus memberikan perintah baru untuk mempersiapkan para murid (ayat 34-35). Perintah-Nya adalah agar mereka saling mengasihi sesuai dengan teladan-Nya. Dengan komunitas kasih, orang-orang akan tahu bahwa mereka adalah para murid Yesus. Jika Yesus telah pergi, apa lagi yang masih tersisa kalau bukan kasih-Nya yang terus-menerus hidup di dalam diri para murid? Dengan hadirnya komunitas kasih, misi Yesus bukan hanya tergenapi, namun menghasilkan dampak yang dahsyat — kehidupan komunitas yang dibaharui kasih menarik orang-orang lain untuk percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup! Renungkan: Jika Anda telah menerima kasih Kristus, teladani kasih-Nya dengan menyebarkan kasih-Nya melalui saling mengasihi. |
(0.10778773809524) | (Yoh 14:1) |
(sh: Jalan ke rumah Bapa (Sabtu, 16 Maret 2002)) Jalan ke rumah BapaJalan ke rumah Bapa. Kepada orang banyak Yesus berkata bahwa mereka tidak dapat ikut bersama-Nya ke rumah Bapa-Nya (ayat 13:33). Kepada Petrus, Ia mengatakan hal yang sama, namun dengan arti dan alasan berbeda. Tuhan menyatakan bahwa keadaan hatinya tidak menjamin bahwa ia dapat setia mengasihi Tuhan. Orang banyak yang tidak menerima Dia tidak dapat bersama Dia. Sekarang Yesus menegaskan bahwa sebenarnya para murid telah mengetahui jalan ke sana, ke rumah Sang Bapa, dan mereka pasti akan bersama Dia sesudah Ia selesai menyiapkan tempat di rumah Bapa bagi mereka (ayat 3-4). Meski benar bahwa mereka tidak dapat mengandalkan kondisi hati mereka agar setia dan kelak sampai ke tujuan kekal, namun mereka sudah percaya dan dengan terus mempercayai karya-karya Yesus mereka pasti akan sampai di tujuan. Tuhan memerintahkan mereka untuk percaya. Kenyataan janji-janji Allah tidak tergantung pada perasaan dan kondisi hati kita, tetapi pada Dia yang setia pada janji-janji-Nya. Bertekun dalam iman adalah cara untuk memiliki keteguhan hati (bdk. dengan yang Yesus lakukan, 12:27). Kebenaran tentang jaminan kekal tersebut lebih jelas dalam jawaban- Nya kepada Tomas. Ungkapan “Akulah …” menggemakan kembali ungkapan-ungkapan yang sama dalam Injil Yohanes yang menegaskan kesetaraan Yesus dengan Yahwe dalam Perjanjian Lama. Karena itulah Dia dapat mengklaim bahwa diri-Nya sendirilah jalan, kebenaran, dan hidup (ayat 6). Akibatnya, Dia dan hubungan dengan-Nya menentukan apakah orang yang mengenal Bapa akan sampai ke rumah Bapa kelak atau tidak. “Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku" (ayat 7). Sang Bapa telah berkemah di dalam Yesus, sehingga siapa mengenal Dia, mengenal Bapa (bdk. 1:14, 14:10). Firman Bapa ada di dalam-Nya dan itulah yang disampaikan kepada mereka (ayat 10-11). Tidak saja mengenal Bapa dan beroleh jaminan kekal di dalam Yesus, para pengikut-Nya akan pula melakukan pekerjaan-pekerjaan Allah bahkan yang lebih besar dari yang Yesus telah buat. Pekerjaan- pekerjaan besar itu adalah juga pekerjaan Yesus di dalam mereka, dan dapat terus dilakukan karena mereka mengandalkan Dia di dalam doa (ayat 12-13). Renungkan: Perbuatan kita mencerminkan hubungan kita dengan Tuhan. |
(0.10778773809524) | (Yoh 16:4) |
(sh: Roh Kudus (Rabu, 20 Maret 2002)) Roh KudusRoh Kudus. Bagian ini erat dengan pasal 15 tentang bagaimana hidup dalam Kristus dan berbuah banyak bagi kemuliaan Bapa. Sebelumnya dicatat bahwa para murid bertanya ke mana Yesus akan pergi. Kali ini Tuhan justru menegur karena mereka tidak lagi menanyakan hal itu. Mungkin pengetahuan bahwa Yesus akan pergi dan mereka akan kehilangan Dia, mengganggu pikiran mereka. Kini Tuhan menjelaskan bahwa kepergian-Nya justru baik bagi mereka karena kepergian-Nya ke salib dan ke surga sesudah kebangkitan merampungkan seluruh rencana keselamatan Allah bagi milik-Nya. Jadi, kepergian Yesus justru membuat para murid ada dalam posisi menikmati seluruh janji keselamatan Allah. Karena Yesus telah merampungkan tugas penyataan dan penyelamatan dari Allah, Roh Kudus dapat datang ke dalam dan ke antara mereka. Roh Kudus tidak diberikan bagi dunia, tetapi bagi para murid Yesus. Karunia Roh, dalam arti kehadiran Allah, eksklusif hanya dialami oleh orang beriman. Kedatangan Roh akan berdampak bagi para pengikut Yesus, juga bagi dunia melalui para pengikut Kristus. Bagi orang beriman, Roh Kudus akan meneruskan kehadiran dan karya Yesus, menjadi penghibur atau pendamping yang selalu siap membela dan memimpin. Ia akan memberikan pengenalan yang intim akan Allah dalam hati dan pikiran para pengikut Yesus (ayat 7,13,15). Intinya, Ia akan membuat orang percaya mengalami persekutuan yang nyata dan akrab dengan Allah Tritunggal dan mengenali kebenaran- kebenaran-Nya yang memperbarui hidup. Kehadiran dan karya Roh dalam diri Kristen pasti membawa dampak ke dalam dunia. Jika Kristen hidup akrab dengan Tuhan, menaati dan mengalami penyertaan-Nya yang baik dan kudus, mereka pasti akan berpengaruh. Seperti Yesus datang bukan untuk membawa damai yang semu, tetapi pedang yang membedah dan mengerat dosa, demikian juga kehadiran Kristen di tengah dunia. Pertama, menimbulkan kepekaan akan dosa. Kedua, menunjukkan kebenaran. Ketiga, menyatakan penghakiman Allah. Ketiga dampak ini tidak saja berkaitan dengan soal pola hidup etis, tetapi terutama tentang sikap dunia terhadap Yesus yang mereka tolak dan terhadap iblis yang mereka ikuti (ayat 8-11). Renungkan: Kajilah bagaimana kehadiran Roh Kudus dalam diri kita telah/belum berdampak bagi kehidupan di sekitar kita! |
(0.10778773809524) | (Yoh 16:16) |
(sh: Duka jadi suka (Rabu, 12 Maret 2008)) Duka jadi sukaJudul: Duka jadi suka
Yesus mempersiapkan murid-murid-Nya. Ia berkata bahwa mereka akan
mengalami kesedihan yang teramat dalam setelah kematian-Nya.
Pada saat yang sama, orang-orang yang telah menyalibkan Yesus
justru akan bersukacita karena kematian Dia. Hari kematian Yesus
bagaikan hari kemenangan bagi mereka. Namun kesedihan para murid
tidak akan lama. Dukacita mereka akan berubah menjadi sukacita.
Betapa besarnya sukacita yang akan dialami para murid ketika
mereka tahu bahwa Yesus telah bangkit dari kematian ( Banyak orang mengharapkan sukacita, tetapi tidak ingin mengalami dukacita dulu untuk memperoleh sukacita itu. Namun jika sukacita yang dimaksud Yesus adalah dukacita yang ditransformasi Allah menjadi sukacita, maka murid Kristus harus menanggung dukacita dulu, baru mengalami sukacita. Kebenaran ini digambarkan Yesus seperti seorang ibu yang akan melahirkan bayinya (ayat 21). Si ibu harus menanggung rasa sakit lebih dulu saat melahirkan. Sesudah itu, ia dapat bersukacita, yakni saat ia melihat dan menggendong bayinya. Seperti itulah derita dan kesedihan dalam hidup murid-murid Tuhan. Ada rasa sakit untuk seketika waktu lamanya, tetapi rasa sakit itu ditransformasi ke dalam sukacita kekal (band. 2Kor. 4:16-18). Sukacita kita sebagai orang Kristen bukan ditemukan dalam kepemilikan segala sesuatu yang kita inginkan. Seharusnya kita bersukacita karena kita membutuhkan Allah dan mengalami bagaimana hidup kita dipuaskan oleh Dia. Sukacita semacam itu adalah sukacita kekal, yang hanya dapat kita miliki bila kita berpaut pada Kristus. |
(0.10778773809524) | (Yoh 17:1) |
(sh: Kemuliaan Allah (Jumat, 22 Maret 2002)) Kemuliaan AllahKemuliaan Allah. Doa adalah ungkapan terjelas dari kondisi hati orang terdalam. Hal ini dapat kita lihat di dalam perumpamaan Yesus tentang doa orang Farisi dan pemungut cukai (Luk. 18:9-13). Dalam doa-Nya ini terpampang jelas siapa Yesus dalam kesadaran diri-Nya, apa sikap- Nya terhadap Bapa, terhadap para murid-Nya, dan terhadap semua orang yang percaya kepada-Nya. Bagian pertama doa yang sering disebut sebagai “Doa Imam Besar Agung” ini berisi permohonan untuk diri-Nya kepada Bapa. Betapa akrab dan uniknya hubungan Yesus dengan Bapa tampak dalam beberapa hal. Pertama, Dia menengadah ke surga, menandakan hubungan-Nya yang akrab dengan Allah Bapa. Kedua, Dia menyapa Allah sebagai “Bapa” dan menyebut diri-Nya sebagai “Putra-Mu.” Bila kedua hal ini kita gabungkan dengan pernyataan-Nya bahwa Ia sudah memiliki kemuliaan kekal yang dimiliki-Nya bersama Bapa sebelum Ia menjadi manusia (ayat 5), kita dapat menyimpulkan bahwa Ia sedang berbicara tentang hubungan yang sangat unik antara diri-Nya dengan Allah Bapa. Bahwa dalam bagian ini Tuhan Yesus memohon kemuliaan bagi diri-Nya, tidak dapat kita samakan dengan keinginan manusia yang cenderung mencari kehormatan, kemuliaan, atau penghargaan untuk dirinya sendiri. Kemuliaan yang Yesus minta dari Bapa ada dalam hubungan dengan beberapa kenyataan. Pertama, karena Ia sudah memenuhi rencana Bapa untuk memberi hidup kekal. Hidup kekal adalah mengalami hidup Allah. Kita tahu bahwa itu dapat terjadi karena Ia kelak menyerahkan nyawa-Nya dan membuat pengampunan dari Allah dan kasih Allah untuk orang-orang pilihan Allah menjadi kenyataan. Itu diwujudkan-Nya bukan saja melalui ajaran-Nya, tetapi juga melalui sikap hidup-Nya dan bahkan di dalam kematian- Nya. Semua itu karya Yesus yang memuliakan dan menyukakan hati Bapa. Kedua, yang diminta-Nya adalah sesuatu yang memang merupakan hak-Nya. Ia adalah Putra Allah yang rela meninggalkan surga menjadi manusia. Maka, yang diminta-Nya ini adalah pengokohan Bapa bahwa semua yang Yesus lakukan berkenan kepada Bapa. Renungkan: Agar kita dapat hidup mempermuliakan Allah, Yesus rela meninggalkan kemuliaan-Nya. |
(0.10778773809524) | (Yoh 17:6) |
(sh: Mendoakan milik Allah (Sabtu, 23 Maret 2002)) Mendoakan milik AllahMendoakan milik Allah. Yesus kini mendoakan para murid-Nya. Ia menyebut para murid-Nya sebagai milik Allah (ayat 6), juga milik-Nya (ayat 7). Mereka adalah milik Bapa sebab Bapa sendiri yang telah memberikan mereka kepada Yesus. Mereka adalah milik Bapa dan milik Yesus (ayat 10) sebab mereka mengenal Bapa melalui firman yang Yesus nyatakan kepada mereka tentang Bapa (ayat 6). Kepemilikan ganda ini terbukti di dalam iman mereka bahwa Yesus datang dari Bapa dan di dalam ketaatan mereka kepada firman Allah (ayat 8,6). Di dalam doa yang sangat padat ini terbentang jalinan indah berbagai kebenaran tentang pemilihan Allah atas orang percaya, penyelamatan Yesus atas umat pilihan-Nya, penerimaan firman oleh orang beriman, dan ketaatan mereka. Penyelamatan sudah mulai dari rencana kekal Allah, diwujudkan dalam karya penebusan Kristus, menjadi efektif oleh karena penerimaan iman yang taat pada diri orang percaya. Yesus mendoakan para murid-Nya karena Ia akan segera meninggalkan dunia sementara mereka masih tinggal dalam dunia ini. “Dunia” di sini jelas tidak sekadar menunjuk pada lokasi, tetapi sekaligus pada keadaannya yang menentang firman dan memusuhi para pengikut Yesus (ayat 14). Yesus tahu bahwa para pengikut-Nya akan dimusuhi dunia tepat seperti yang Ia sendiri terima. Yesus tidak saja ingin agar mereka terpelihara dari yang jahat (ayat 11,15), tetapi Ia pun ingin agar mereka bersatu (ayat 11) dan penuh sukacita (ayat 13). Rencana Allah dan kepemilikan ganda atas para pengikut Yesus akan selalu mengalami serangan dari dunia yang jahat ini, namun doa Yesus menjamin bahwa mereka akan terpelihara. Pemeliharaan itu bukan dengan cara meluputkan mereka dari bahaya, dengan mengeluarkan mereka dari dunia (ayat 15). Pemeliharaan yang dimaksud adalah pengudusan. Para murid Yesus, seperti halnya Yesus sendiri, tetap masih harus mengalami bahaya-bahaya dari dunia ini, tetapi mereka akan dikuduskan. Kudus mengandung arti ganda. Pertama, menunjuk pada kepemilikan Allah dan Yesus atas para murid-Nya. Kedua, menunjuk pada proses pengudusan hidup oleh kebenaran firman agar mereka hidup benar di dalamnya. Renungkan: Jaminan bagi orang beriman sama seperti pengalaman Yesus: bukan diluputkan dari salib, tetapi dibangkitkan dari kematian. |
(0.10778773809524) | (Yoh 20:19) |
(sh: Percayalah, jangan ragu! (Senin, 21 April 2014)) Percayalah, jangan ragu!Judul: Percayalah, jangan ragu! Tiba-tiba secara ajaib, Yesus masuk ke dalam ruangan terkunci itu, lalu mengucapkan salam. Setelah Yesus memperlihatkan tangan dan lambung-Nya, murid-murid menjadi gembira karena menyadari bahwa Guru mereka ada di tengah-tengah mereka saat itu (bdk. Yoh. 16:21-22). Akhirnya mereka, selain Tomas, percaya dan mengalami kuasa kebangkitan Kristus, yaitu damai sejahtera dan sukacita yang melenyapkan kekecewaan, keraguan, dan ketakutan. Yesus juga berbicara tentang misi yang harus diemban oleh murid-murid-Nya, sebagaimana yang telah Dia sampaikan juga kepada Maria Magdalena. Yesus pun telah menerima misi itu dari Bapa (21). Tuhan juga memberikan Roh Kudus agar mereka dapat melaksanakan misi-Nya sehingga banyak orang yang percaya dan mendapatkan pengampunan dosa dan hidup kekal. Hal yang sama juga Yesus lakukan terhadap Tomas, yang semula menolak kesaksian rekan-rekannya bahwa Yesus telah bangkit (25). Ia menghendaki bukti yang dapat dilihat dengan mata kepala sendiri. Terhadap Tomas yang skeptis, Yesus datang menampakkan diri dan memenuhi harapannya sehingga dia tidak lagi sanggup membantah kebangkitan-Nya. Hasilnya, Tomas akhirnya percaya dan menyembah Dia, "Ya Tuhanku dan Allahku!" (28). Banyak orang seperti Tomas yang percaya karena telah melihat mukjizat, tetapi Tuhan Yesus lebih berkenan bila orang percaya kepada-Nya, meski tanpa melihat tanda-tanda ajaib. Karena semua bukti kebangkitan-Nya tercatat dalam Kitab Suci (30). Para rasul telah menyaksikan-Nya dan dampak kebangkitan-Nya terlihat dengan kehadiran jemaat Tuhan di muka bumi. Memang untuk itulah Injil (Yohanes) ditulis, yaitu supaya kita percaya kepada Yesus Kristus sebagai Anak Allah. Diskusi renungan ini di Facebook:
|
(0.10778773809524) | (Yoh 21:1) |
(sh: Tuhan yang penuh perhatian (Jumat, 5 April 2002)) Tuhan yang penuh perhatianTuhan yang penuh perhatian. Sesudah pasal 20 diakhiri dengan kesimpulan bahwa Injil ditulis
agar orang percaya kepada Yesus Kristus, pasal 21 meneruskan
kesimpulan itu dengan menegaskan mandat Yesus bagi para murid.
Berarti inti pasal ini senada dengan bagian-bagian pemberian misi
di akhir bagian Injil-injil sinoptis (Mat. 28:18-20, Tidak jelas mengapa Petrus mengajak teman-temannya menangkap ikan. Yang jelas tanpa Tuhan mereka gagal. Pelajaran yang ingin ditekankan di sini ialah hanya dengan ketaatan kepada Tuhan mereka dapat berhasil. Kasih Tuhan amat menonjol di sini dengan cara-Nya menanya yang kebapaan (ayat 4). Tuhan tidak saja membuat mereka berhasil menangkap ikan sedemikian banyak, tetapi Tuhan bahkan melayani mereka dengan menyiapkan makan pagi mereka. Tuhan yang bangkit kini menyatakan diri sekaligus sebagai pemberi hidup dan pemelihara hidup. Ia memperhatikan dan menjamin terpenuhinya segala kebutuhan milik-Nya. Sekali lagi kita melihat bahwa pengenalan akan Tuhan memerlukan waktu dan terkait dengan kedalaman kadar hubungan kasih seseorang dengan Tuhan. Yang cepat mengenali Yesus adalah Yohanes Pembaptis. Agaknya pertanyaan Yesus yang bernafaskan kasih itu yang membuat Yohanes segera mengenali Tuhannya. Petrus yang baru mengetahui kemudian dari ucapan Yohanes, meski terlambat, segera menunjukkan bahwa dia pun adalah murid yang mengasihi Yesus. Itu dibuatnya dengan jalan berlari menghampiri Tuhan. Renungkan: Akan terjadi banyak pengulangan ajaran dan hajaran Tuhan dalam hidup kita, sampai kita bertumbuh terus dalam pengenalan dan ketaatan kepada-Nya. |