| (0.10747574285714) | (Luk 22:7) |
(sh: Persiapan yang matang dan waktu yang tepat (Sabtu, 15 April 2000)) Persiapan yang matang dan waktu yang tepatPersiapan yang matang dan waktu yang tepat. Kristus kembali membuat persiapan untuk memasuki Yerusalem dengan mengirimkan dua murid-Nya kepada orang yang "tak dikenal" (10- 13). Ia menyuruh kedua murid itu untuk meminjam ruangan sebagai tempat jamuan Paskah bersama. Jamuan Paskah itu harus dilakukan pada waktu malam. Secara manusiawi waktu malam adalah waktu yang sangat berbahaya bagi-Nya. Selama di Yerusalem, bila malam tiba dan kerumunan orang banyak yang mengikuti-Nya bubar, Yesus pergi bermalam di Bukit Zaitun, dan baru siang harinya Ia pergi ke Bait Allah untuk mengajar (21:37-38). Hal ini dilakukan untuk menghindari penangkapan sebelum waktunya tiba. Oleh karena itu Ia masuk ke Yerusalem pada waktu malam dan tempat di mana Ia akan makan Paskah harus dirahasiakan. Sebetulnya ini merupakan kejanggalan besar karena Yerusalem adalah kota Allah, namun sekarang sudah menjadi pusat pemberontakan manusia terhadap Allah. Ketika waktunya tiba, Ia duduk bersama murid-murid-Nya untuk makan Paskah. Kita bisa melihat betapa semuanya berjalan tepat sesuai dengan apa yang sudah Allah rencanakan. Ini semua menunjukkan bahwa jika Mesias harus menderita, ini bukan karena kecelakaan atau sesuatu yang belum pernah dikatakan sebelumnya. Sebaliknya ini semua sudah dinubuatkan sebelum dunia dijadikan (1Ptr. 1:20). Hal itu merupakan waktu yang tepat bagi Allah untuk menggenapi janji penebusan bagi umat manusia, karena persiapan akhir sudah dikerjakan dengan serius. Yesus rindu makan Paskah sebelum janji Paskah itu digenapi. Ini berarti pula bahwa penetapan Perjanjian yang Baru berdasarkan darah Kristus dilaksanakan (ayat 19-20). Umat Allah yang baru akan segera dipilih dan Iblis dihancurkan. Dari rencana dan pelaksanaan yang sangat tepat waktu menunjukkan bahwa si Perencana adalah Pribadi Yang Agung dan Berdaulat penuh, sehingga tidak ada halangan berarti yang dapat menggagalkan rencana-Nya. Allah sangat serius terhadap keselamatan umat manusia. Renungkan: Karena itu Kristen harus menjalani kehidupan ini dengan serius dan dengan rencana dan tujuan yang matang agar hidup yang kita miliki berdasarkan anugerah-Nya, berpadanan dengan karya penebusan-Nya. |
| (0.10747574285714) | (Luk 23:1) |
(sh: Sikap Kristen terhadap ketidakadilan (Rabu, 19 April 2000)) Sikap Kristen terhadap ketidakadilanSikap Kristen terhadap ketidakadilan. Ketidakadilan dalam pengadilan dunia dapat dipakai Tuhan untuk menggenapi rencana- rencana-Nya. Pilatus dan Herodes adalah orang-orang yang mempunyai wewenang mutlak untuk mengadili Yesus. Itulah sebabnya para imam kepala, ahli Taurat, dan tua-tua membawa Yesus kepada mereka untuk diadili. Tuduhan-tuduhan palsu dan berat ditimpakan kepada Yesus. Meskipun demikian Pilatus tetap tidak dapat menemukan kesalahan apa pun dalam diri Yesus. Segala tuduhan yang dilemparkan kepada Yesus tidak merupakan bukti yang otentik. Namun demikian, Pilatus tidak membebaskan, malah mengirim-Nya ke Herodes. Herodes pun tidak menemukan kesalahan. Sekali lagi, ia tidak membebaskan Yesus malahan mengirim balik ke Pilatus. Kedua penguasa ini sangat identik. Sama-sama berkuasa mengadili, membebaskan, atau menghukum terdakwa. Sama-sama tidak mendapati kesalahan Yesus. Namun juga sama-sama tidak membebaskan-Nya. Inilah ketidakadilan itu: Yesus tidak mendapatkan kebebasan yang menjadi hak-Nya, karena para penguasa tidak menjalankan apa yang menjadi kewajibannya. Hak Yesus dirampas demi kedudukan para penguasa, demi menghindari konflik atau permasalahan yang timbul jika Yesus dibebaskan. Dengan kata lain mereka mengorbankan kebenaran demi kebohongan. Namun demikian, tanpa mereka sadari ketidakadilan yang mereka jalankan itu dipakai Tuhan untuk menggenapi rencana agung-Nya, yakni menyelamatkan umat manusia dari dosa. Di zaman kita sekarang ini, ketidakadilan juga banyak terjadi di sekitar kita. Hak rakyat kecil dirampas. Kebebasan beragama hanyalah kata-kata dusta. Tidak ada pengadilan bagi mereka yang membakar gereja, padahal sudah berapa ratus gereja yang dibakar di Indonesia. Namun demikian, janganlah kita memandang ketidakadilan itu sebagai tanda dari ketidakberkuasanya Tuhan atas negara Indonesia. Ia adalah Allah yang tetap berkuasa untuk menggenapkan segala rencana dan janji-Nya. Renungkan: Dalam negara yang penuh ketidakadilan Dia akan tetap berkarya, karena Ia mampu memakai setiap kesempatan bagi kebaikan umat-Nya. Marilah kita memandang kepada Dia yang sedang menggenapkan rencana-Nya di bumi Indonesia tercinta ini. Milikilah peran sebagai pelaku dan penegak kebenaran-Nya. |
| (0.10747574285714) | (Luk 23:13) |
(sh: Asal bukan Yesus (Kamis, 20 April 2000)) Asal bukan YesusAsal bukan Yesus. Seringkali kita berpendapat bahwa puncak pemberontakan manusia terhadap Allah terjadi pada waktu Yesus tergantung di kayu salib. Sesungguhnya puncak itu terjadi pada waktu pengadilan tahap akhir terhadap Yesus di hadapan Pilatus, karena disalib-kannya Yesus "hanyalah" merupakan pelaksanaan dari apa yang sudah diputuskan di dalam pengadilan. Situasi di dalam pengadilan tahap akhir itu sungguh mengerikan dan bisa dikatakan 'gila-gilaan'. Tergambar dengan jelas bahwa manusia telah kehilangan akal sehatnya dan kehilangan nilai- nilai luhur yang seharusnya ada dalam hati nuraninya. Betapa tidak, dalam pengadilan itu terungkap dengan jelas bahwa manusia secara terang-terangan sengaja menolak dan melenyapkan Kebenaran dengan segala risikonya, untuk berpihak dan mempertahankan dusta. Tiga kali Pilatus mengajukan usul untuk membebaskan Yesus dengan kompensasi-kompensasi tertentu, seperti Yesus dihajar terlebih dahulu baru dibebaskan, karena Ia terbukti tidak bersalah. Namun demikian, hal itu tidak dapat memuaskan nafsu dan meredam niat mereka untuk melenyapkan Yesus. Yang lebih tragis lagi, mereka lebih memilih hidup bersama dengan seorang penjahat besar seperti Barabas, daripada harus hidup bersama Yesus yang selama hidup-Nya telah banyak menolong masyarakat, membawa perbaikan sosial bagi masyarakat, dan mengajarkan prinsip-prinsip moral yang sesuai dengan firman-Nya. Segala perbuatan baik yang dilakukan Yesus dianggap sampah dan lebih buruk dari seorang pemberontak dan pembunuh besar. Sikap ini tidak masuk akal karena mereka berprinsip: asal bukan Yesus atau asal bukan Kebenaran. Seberapa besar usaha mereka untuk melenyapkan Kebenaran, itu hanya akan lebih menyatakan Kebenaran itu sendiri. Hal ini terungkap dari ucapan Yesus kepada para perempuan Yerusalem (ayat 31). Renungkan: Jika rakyat yang hidup dalam suatu masyarakat beradab di bawah pemerintahan yang stabil dapat membangkang pemerintah dan menuntut pembunuhan orang yang tidak bersalah, jika para imam yang mengetahui dan memahami hukum-hukum Ilahi dapat menggunakan dusta untuk menekan para penguasa melakukan pembunuhan, apa yang akan terjadi di dalam masyarakat yang sudah tidak menghormati keadilan, hukum, moralitas, agama, dan Allah? |
| (0.10747574285714) | (Luk 23:50) |
(sh: Tindakan sederhana mempunyai makna besar (Sabtu, 22 April 2000)) Tindakan sederhana mempunyai makna besarTindakan sederhana mempunyai makna besar. Yusuf dari Arimatea jarang disebut-sebut dalam Alkitab. Perannya baru nampak pada waktu penguburan Yesus. Dia adalah anggota Majelis Besar yang baik dan benar, dan yang menanti-nantikan Kerajaan Allah. Dia adalah seorang yang tidak setuju dengan keputusan Majelis untuk menyalibkan Yesus, tetapi dia tidak dapat berbuat apa-apa untuk menentang keputusan tersebut. Yang bisa dilakukan oleh Yusuf adalah meminta mayat Yesus kepada Pilatus untuk dikuburkan di makam yang masih baru. Dalam kesibukan masa pra Paskah, Yusuf masih menyempatkan diri untuk mempersiapkan dan menguburkan Yesus. Walaupun peristiwa penguburan orang mati merupakan peristiwa biasa, namun sesungguhnya peristiwa ini penting untuk menegaskan bahwa Yesus sungguh mati dan bukan hanya pingsan atau mati suri. Ini adalah fakta sejarah manusia. Tindakan Yusuf yang sederhana itu sebenarnya dimaksudkan untuk memberikan satu penghargaan terhadap Yesus. Dalam tangan Yesus tindakan sederhana itu menjadi kesaksian yang memperkokoh iman Kristen di sepanjang sejarah manusia dan menggenapkan rencana-Nya bagi umat manusia yaitu Yesus mati, dikuburkan, dan bangkit. Apa yang akan terjadi seandainya Yesus dikuburkan dalam kuburan masal? Apakah Kristen nantinya bisa menyebut kubur yang kosong sebagai bukti kebangkitan-Nya? Ini bukan suatu kebetulan bahwa Yusuf mempersembahkan kubur yang masih kosong bagi Yesus, namun Allah turut berkarya. Kristen masa kini dapat meneladani Yusuf dalam hal melakukan pelayanan, pekerjaan ataupun tugas lainnya baik itu hal yang besar ataupun kecil, lakukan itu bagi kemuliaan Allah. Niscaya Allah akan mempergunakannya untuk menjadi berkat bagi banyak orang dan menjadi kesaksian yang kokoh bagi Injil Kristus. Yang menghalangi Kristen untuk berbuat sesuatu adalah pemikiran bahwa tindakan mereka tidak dapat memberikan dampak yang menyeluruh bagi masyarakat. Karena itu percuma saja melakukannya. Namun bagaimana seandainya Yusuf berpikir bahwa memberikan kubur baru tidak dapat membangkitkan Yesus dan karena itu percuma saja melakukannya? Renungkan: Lakukan semua perkara, baik kecil maupun besar bagi kemuliaan-Nya, maka Dia yang akan menggenapkan rencana-Nya di dalam dan melalui diri kita. |
| (0.10747574285714) | (Luk 24:28) |
(sh: Kebenaran yang disingkapkan (Selasa, 25 April 2000)) Kebenaran yang disingkapkanKebenaran yang disingkapkan. Apa yang ditegaskan oleh "Yesus yang tidak mereka kenali" kepada kedua orang murid itu adalah mengenai Mesias dan berita tentang kebangkitan-Nya. Namun pertanyaan kedua murid itu adalah jika Yesus benar-benar bangkit bagaimana mereka dapat mengenali dan yakin bahwa itu adalah Yesus, jika mereka tidak melihat? Atau dengan pertanyaan lain bagaimana Yesus meyakinkan mereka bahwa Ia adalah Yesus? Yesus tidak menyatakan "Akulah Yesus" dengan kata-kata, namun dengan gerakan yang begitu khusus dan identik dengan diri-Nya. Ketika Ia duduk makan, mengambil roti, mengucapkan berkat, memecah-mecahkannya, dan memberikan kepada mereka, maka terbukalah mata kedua murid itu (ayat 30-31). Mereka mengenali Yesus bukan dengan melihat tanda paku di pergelangan tangan, namun dengan melihat cara Ia memecahkan roti. Apa yang Yesus lakukan di hadapan mereka berdua serupa dengan dua peristiwa besar yang pernah Ia lakukan dahulu. Pertama ketika Ia memberi makan 5000 orang (lih. 9:16). Kedua ketika perjamuan malam berlangsung (22:14-23). Kemungkinan besar Kleopas dan temannya bukan saksi mata atas dua peristiwa itu. Namun mereka pasti sudah mendengar peristiwa itu dan percakapan Yesus setelahnya. Khususnya tentang pemberitaan bahwa Kristus mempersembahkan tubuh dan darah-Nya untuk menjadi tebusan bagi banyak orang. Semua berita itu nampaknya tidak masuk akal bagi mereka, bahkan setelah kematian Yesus sekalipun. Baru ketika Yesus mengungkapkan bahwa Perjanjian Lama kaya akan nubuat, upacara keagamaan, dan lambang-lambang yang sebenarnya menunjuk kepada pengorbanan Mesias sebagai persembahan yang hidup, maka gerakan yang dilakukan Yesus membuat mata mereka terbuka dan mereka mengenali-Nya. Mereka segera kembali ke Yerusalem, bukan untuk berharap agar Yesus membuktikan bahwa Dialah Raja dan akan menyelamatkan Israel. Sekarang mereka ke Yerusalem karena mereka sudah tahu bahwa Yesus adalah Raja dan penebusan yang Ia kerjakan jauh melebihi kemerdekaan bangsa Israel yang mereka dulu idam-idamkan. Renungkan: Iman dan pengharapan mereka sudah tertancap pada fondasi yang kuat yakni pengenalan akan Kristus yang bangkit. Bagaimana Anda meyakini bahwa Yesus adalah Juruselamat dunia? |
| (0.10747574285714) | (Yoh 2:13) |
(sh: Kesaksian stereo: perkataan dan perbuatan (Sabtu, 29 Desember 2001)) Kesaksian stereo: perkataan dan perbuatanKesaksian stereo: perkataan dan perbuatan. Dalam teks hari ini kita melihat bagaimana Tuhan Yesus bersaksi melalui perbuatan (ayat 14-15) dan perkataan (ayat 19). Tidak dapat dikatakan perbuatan Tuhan Yesus di Bait Allah merupakan tindakan pengacauan yang memancing kerusuhan. Mengapa? Karena tidak ada reaksi yang keras dari pedagang- pedagang itu sendiri, dan juga yang terpenting, tidak ada reaksi dari tentara Romawi yang berjaga-jaga di Yerusalem. Dengan perkataan lain, tindakan Yesus dapat dilihat sebagai perbuatan religius, bukan perbuatan politik yang memancing kerusuhan massa. Bagi murid-murid, tindakan Yesus merupakan tanda yang memiliki makna lebih dalam. Dalam Injil Yohanes, tanda-tanda berfungsi untuk memperkenalkan dan memperdalam iman. Bagi yang sudah percaya, tanda-tanda berfungsi untuk memperdalam iman. Bagi yang belum percaya, tanda-tanda berfungsi untuk memperkenalkan iman. Tanda-tanda adalah semua kesaksian Yesus dalam bentuk perkataan dan perbuatan. Benar bahwa peristiwa di Bait Allah ini tidak murid-murid pahami sebelum kebangkitan. Tetapi, setelah kebangkitan Yesus, mereka memahami perbuatan Yesus tersebut sebagai penggenapan nubuat PL (ayat 17, 22). Secara khusus, dalam ayat 22 dikatakan bahwa perbuatan Yesus di Bait Allah dan perkataan- Nya pada para pemimpin agama membuat iman murid-murid bertumbuh. Kitab suci dan perkataan Yesus yang disejajarkan merupakan sumber pertumbuhan iman. Sedikit pun tidak ada keraguan di antara para murid untuk menyetarakan otoritas perkataan Yesus dan Kitab Suci. Orang banyak dikatakan percaya pada Yesus karena tanda-tanda yang dibuat-Nya. Berbeda dengan 1:35-51, ketika orang-orang datang kepada Yesus secara perorangan, maka dalam 2:23-25, orang- orang per-caya pada Yesus secara massal. Baik secara perorangan maupun secara massal, Yesus tetap mengenal mereka yang percaya pada-Nya (ayat 1:42, 47, 48). Kesemuanya ini menunjukkan kepada kita bahwa Yesus yang kita sembah mengenal kita lebih daripada kita mengenal diri sendiri. Renungkan: Keselarasan perkataan dan perbuatan kita setiap hari, sebagai cerminan persekutuan kita dengan Yesus, adalah melodi yang indah di telinga orang-orang yang belum mengenal Kristus. |
| (0.10747574285714) | (Yoh 5:30) |
(sh: Saksi-saksi untuk Yesus (Senin, 7 Januari 2002)) Saksi-saksi untuk YesusSaksi-saksi untuk Yesus. Tuhan Yesus telah menyatakan bahwa Yohanes Pembaptis, Allah Bapa, Kitab Suci, dan Musa bersaksi tentang-Nya. Pada renungan hari ini kita melihat secara lebih dalam lagi saksi-saksi yang disebutkan oleh Tuhan Yesus. Yohanes Pembaptis disebut sebagai saksi. Kita telah melihat pada renungan sebelumnya bahwa salah satu ciri yang paling menonjol dalam diri Yohanes Pembaptis adalah tugas sebagai saksi. Malah kita mendapat kesan bahwa bersaksi merupakan hal yang paling utama. Mungkin ini yang merupakan alasan mengapa penulis Injil Yohanes tidak melukiskan Yohanes sebagai pembaptis. Mungkin lebih tepat jika menurut pelukisan Yohanes, Yohanes disebut sebagai Yohanes sang saksi ketimbang Yohanes Pembaptis. Tuhan Yesus juga menegaskan bahwa Yohanes adalah seorang saksi (ayat 33,35-36). Tidak hanya Yohanes, tetapi juga Bapa, yang bersaksi tentang Yesus. Mukjizat dan pengajaran Yesus adalah saksi-saksi bahwa Ia diutus Bapa (ayat 36-37). Lebih dari itu, bahkan Bapa sendiri bersaksi bahwa Yesus berasal dari-Nya. Jika percaya pada Yesus, maka mereka akan melihat Bapa. Namun, karena mereka tidak percaya pada Yesus, meski mereka mengaku menyembah Allah, mereka sesungguhnya tidak berallah. Di samping Allah, Kitab Suci juga bersaksi tentang Yesus (ayat 39). Kitab Suci yang dimaksud di sini adalah Perjanjian Lama karena pada saat itu Perjanjian Baru belum ditulis. Yesus adalah pusat Perjanjian Lama. Ia adalah kunci untuk membuka semua rahasia Perjanjian Lama. Meski Kitab Suci bersaksi tentang Kristus, pemimpin-pemimpin agama tidak mau percaya pada Yesus sehingga mereka tidak memperoleh hidup kekal (ayat 40). Musa yang merupakan tokoh penting dalam kehidupan orang Yahudi juga bersaksi tentang Kristus (ayat 46). Musa menulis gambar Kristus dalam tulisan-tulisannya. Sama seperti Yohanes sang saksi, ia juga digambarkan sebagai seorang saksi. Meski ia merupakan tokoh penting dalam sejarah Israel, ia adalah seorang saksi. Semua perbuatan dan karyanya menunjuk ke satu arah, yakni kesaksian tentang Kristus. Renungkan: Bisa mengambil bagian sebagai saksi Yesus adalah kemuliaan besar dalam hidup. Jika di ujung perjalanan hidup orang banyak mengenal kita sebagai saksi Kristus, maka hidup telah mencapai tujuannya. |
| (0.10747574285714) | (Yoh 6:60) |
(sh: Kebenaran menyaring iman (Sabtu, 12 Januari 2002)) Kebenaran menyaring imanKebenaran menyaring iman. Murid-murid-Nya juga sulit menerima bahwa Yesus adalah Allah dan kematian-Nya berdampak bagi keselamatan dunia. Istilah murid-murid dalam ayat 60 jelas tidak hanya terbatas pada 12 orang murid. Kedua kenyataan ini merupakan ganjalan bagi beberapa murid untuk percaya kepada Yesus (ayat 60). Tetapi, Yesus menegaskan bahwa Ia datang dari surga (ayat 62). Beberapa murid pergi meninggalkan-Nya (ayat 66). Namun demikian, ada murid-murid yang tetap percaya kepada-Nya. Malah iman mereka diperdalam melalui peristiwa ini. Murid-murid yang diwakili oleh Petrus menyatakan iman-Nya kepada Yesus.
Dalam masa yang sangat kritis ketika sebagian dari murid-murid
meninggalkan Yesus, Petrus dengan tegas dan terbuka menegaskan
iman-Nya. Petrus menyatakan iman-Nya dalam kaitan dengan
akibatnya, yakni memiliki hidup kekal. Barangsiapa yang percaya
kepada Yesus memperoleh hidup kekal. Dengan demikian, pernyataan
Petrus mengindikasikan bahwa ia telah percaya kepada Yesus. Maka,
pernyataan Petrus dalam peristiwa ini bukanlah momen lahirnya
iman, melainkan merupakan momen pendalaman iman (ayat 69). Petrus
semakin mengenal Yesus lebih dalam lagi. Pernyataan Petrus yang
mengungkapkan bahwa imannya semakin dalam terlihat dari istilah
Yang Kudus dari Allah yang ditujukan Petrus kepada Yesus. Mengapa?
Dalam kesaksian-Nya di sinagoge di Kapernaum, Tuhan Yesus mengutip
kitab nabi Yesaya 54:13. Dalam Yesaya 54:5, istilah Yang Kudus
dari Israel muncul. Mungkin inilah yang menjadi dasar yang dipakai
Petrus. Istilah Yang Kudus dari Israel merupakan tema dominan
dalam kitab Yesaya (misalnya terdapat pada Renungkan: Ketika Yesus dinyatakan sebagai manusia akan banyak manusia yang setuju. Tetapi, ketika Yesus menuntut bahwa Ia adalah Allah maka akan sedikit manusia yang setuju. |
| (0.10747574285714) | (Yoh 8:21) |
(sh: Hanya Yesus yang dapat mengatasi masalah dosa (Jumat, 18 Januari 2002)) Hanya Yesus yang dapat mengatasi masalah dosaHanya Yesus yang dapat mengatasi masalah dosa. Kepada orang-orang yang tidak percaya kepada-Nya, dan bahkan bermaksud membunuh-Nya, Tuhan Yesus berulang kali menyatakan ke-Allahan-Nya melalui frasa `ego eimi' yang muncul di Yohanes 8:12,18,24,28. Dalam bagian ini Tuhan Yesus menegaskan bahwa Ia adalah Mesias, Anak Allah. Dalam ayat 21 dikatakan bahwa Ia berasal dari surga. Orang berdosa, yakni orang yang tidak percaya kepada-Nya, tidak dapat bersama dengan Allah. Orang yang tidak percaya kepada-Nya akan mati, artinya tidak dapat bersekutu dengan Allah dan Yesus. Persekutuan dengan Allah hanya dapat terjadi melalui persekutuan dengan Yesus. Ayat 23 menegaskan bahwa Yesus datang dari Bapa. Orang yang tidak percaya dikatakan berasal dari dunia ini. Dunia menolak Allah dan karenanya dikatakan dunia yang berdosa. Ada jalinan hubungan erat antara dosa, tidak percaya kepada Yesus, dan mati karena tidak memiliki persekutuan dengan Allah dan Yesus. Dosa, apa pun bentuknya, mengakibatkan kematian. Mati berarti tidak memiliki persekutuan dengan Tuhan Yesus. Bagaimana persekutuan ini tercipta? Persekutuan hanya dapat lahir melalui iman kepada Yesus, bukan karena perbuatan baik, atau amal ibadah, atau moral yang tinggi, atau kesalehan spiritual yang keras. Tanpa Yesus ia akan mati. Tanpa percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah, manusia tetap berada di dalam dosa. Bagaimanakah ke-Allahan-Nya terungkap? Melalui perkataan dan perbuatan-Nya. Yesus berkali-kali mengatakan bahwa Ia berasal dari Bapa, diutus oleh Bapa (ayat 23,26,29). Terlebih lagi Tuhan Yesus mengajarkan bahwa ke-Allahan-Nya akan terungkap dengan jelas melalui salib (ayat 28,29). Melalui perbuatan Yesus di kayu salib akan terungkap jelas bahwa Ia adalah Mesias, Anak Allah. Perbuatan Yesus di kayu salib merupakan puncak pengungkapan diri-Nya. Di luar salib, manusia tidak dapat mengenal kedalaman ke-Allahan Yesus. Di luar salib, manusia tak dapat beroleh harapan kasih Allah yang menyelesaikan masalah dosa. Ketika Yesus menyaksikan hal ini, banyak yang percaya kepada-Nya (ayat 30). Renungkan: Tanpa iman kepada Yesus manusia tetap berada di dalam dosa. Berada di dalam dosa berarti mati, yakni tanpa persekutuan dengan Allah. |
| (0.10747574285714) | (Yoh 11:1) |
(sh: Mukjizat terakhir (Sabtu, 2 Maret 2002)) Mukjizat terakhirMukjizat terakhir. Kisah pembangkitan Lazarus dari kematian ini berkaitan erat
dengan maksud Yohanes untuk meyakinkan pembacanya bahwa Yesus
sungguh adalah Tuhan dan Juruselamat, dan di dalam Dia orang
beroleh hidup. Sayangnya kebanyakan pendengar-Nya bukan menjadi
percaya, malah makin menolak Dia. Ironis sekali bahwa justru di
puncak penyataan bahwa Yesus adalah sang Kebangkitan dan Hidup,
dan bahwa Dia datang untuk memberi hidup, orang-orang berespons
dengan niat untuk mematikan Dia. Sesudah peristiwa ini, tidak
lagi ada kesaksian dan perbuatan dari pihak Yesus tentang diri-
Nya untuk orang banyak. Sebaliknya, sesudah ini, kesaksian
tentang ke-Allah-an Yesus datang dari pihak yang beriman dan
mengasihi Dia. Dari Maria yang mengurapi kaki Yesus (ayat Pertama, kita belajar di sini tentang sikap benar orang percaya dalam menaikkan permohonan. Seperti permintaan Maria ibu Yesus dalam peristiwa mukjizat pertama (ps. 2), di sini pun Maria dan Marta saudara Lazarus tidak memaksa atau mendikte Yesus. Orang beriman sejati tahu menempatkan Allah sebagai yang berwibawa untuk mengatur segala kebutuhan mereka. Kedua, seperti dalam peristiwa pencelikan orang buta, dalam kisah ini pun kematian Lazarus adalah jalan agar kemuliaan Allah dinyatakan. Diperlukan kematian agar kuasa kemenangan kehidupan nyata kekuatannya mengalahkan kematian. Pada puncaknya kelak, bahkan Yesus sendiri perlu mengalami kematian agar kuasa kemuliaan-Nya yang menghidupkan dapat menjadi nyata, tidak saja di dalam kebangkitan-Nya, tetapi juga di dalam kebangkitan rohani dan kebangkitan jasmani orang percaya kelak. Ketiga, Yesus sungguh adalah Gembala baik yang datang untuk memberi hidup bagi para domba-Nya, meski dengan cara yang membahayakan hidup-Nya sendiri. Meski Tomas menyuarakan hal ini dari pertimbangannya yang menunjukkan kesetiaan, tetapi benar bahwa untuk menghidupkan Lazarus, Yesus tidak segan merisikokan hidup-Nya sendiri. Renungkan: Apabila Yesus bersedia mengorbankan apa saja dalam diri-Nya demi membagi hidup-Nya untuk Anda, adakah masalah Anda yang tidak ingin ditolong-Nya? |
| (0.10747574285714) | (Yoh 12:44) |
(sh: Menyebar kasih (Kamis, 14 Maret 2002)) Menyebar kasihMenyebar kasih. Setelah Yudas pergi, Yesus mengatakan banyak hal kepada para murid-Nya, semacam pesan-pesan terakhir dari-Nya. Pertanyaannya, mengapa perkataan-perkataan itu diucapkan setelah sang pengkhianat keluar? Tentu bagian itu dimaksudkan untuk para murid-Nya yang sejati. Apa yang disampaikan oleh Yesus dalam bacaan kita hari ini? Pertama, Yesus menyatakan bahwa Anak Manusia sekarang dimuliakan, dan Bapa telah dimuliakan di dalam Anak (ayat 31-32). Istilah sekarang berkaitan dengan kepergian Yudas. Yudas telah memutuskan menjual Yesus. Maka, sekarang Anak Manusia dimuliakan karena Yesus pasti akan ditinggikan di atas kayu salib (ayat 12:31), dan juga tentu saja karena Bapa memuliakan-Nya, yaitu ketika Dia nantinya dibangkitkan dari antara orang mati. Keilahian Yesus dinyatakan di sini — Ia tidak pernah kalah oleh keadaan. Pengkhianatan Yudas akhirnya justru akan memuliakan diri Yesus. Kasih mengalahkan kejahatan. Kedua, Yesus menyatakan bahwa Ia akan meninggalkan para murid sedikit waktu lagi (ayat 1,33). Yesus memanggil murid-murid-Nya sebagai anak-anak. Ini menunjukkan hubungan yang sangat intim, tepat diucapkan saat makan Paskah bersama. Yesus menempatkan diri sebagai kepala keluarga. Para murid akan mencari Yesus, namun mereka tidak dapat datang kepada-Nya. Berbeda dengan nuansa ucapan-Nya kepada orang-orang Yahudi (ayat 7:34), informasi Yesus bagi para murid dimaksudkan agar mereka mempersiapkan diri menjelang kepergian-Nya, yang bisa mengacu pada kematian atau kenaikan-Nya. Ketiga, Yesus memberikan perintah baru untuk mempersiapkan para murid (ayat 34-35). Perintah-Nya adalah agar mereka saling mengasihi sesuai dengan teladan-Nya. Dengan komunitas kasih, orang-orang akan tahu bahwa mereka adalah para murid Yesus. Jika Yesus telah pergi, apa lagi yang masih tersisa kalau bukan kasih-Nya yang terus-menerus hidup di dalam diri para murid? Dengan hadirnya komunitas kasih, misi Yesus bukan hanya tergenapi, namun menghasilkan dampak yang dahsyat — kehidupan komunitas yang dibaharui kasih menarik orang-orang lain untuk percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup! Renungkan: Jika Anda telah menerima kasih Kristus, teladani kasih-Nya dengan menyebarkan kasih-Nya melalui saling mengasihi. |
| (0.10747574285714) | (Yoh 13:1) |
(sh: Merendahkan diri dan melayani (Sabtu, 29 Maret 2014)) Merendahkan diri dan melayaniJudul: Merendahkan diri dan melayani Usai makan, Yesus -Sang Guru- memakai perlengkapan pelayan lalu membasuh kaki murid-muridNya (4-5)! Biasanya hal ini dilakukan oleh seorang pelayan. Para murid sendiri pada waktu itu tengah sibuk memperdebatkan siapa yang terbesar di antara mereka (bdk. Luk. 22:24). Dengan isi perdebatan semacam itu, mana mungkin ada yang mau merendahkan diri dengan membasuh kaki yang lain? Namun saat dibasuh Yesus, murid-murid diam saja. Berbeda dengan Petrus, yang tidak bisa menerima bila Sang Guru membasuh kakinya, yang adalah murid-Nya. Namun usai mendengar penjelasan Yesus, Petrus malah meminta agar seluruh tubuhnya dibasuh (6-9). Melalui tindakan-Nya, Yesus mengajarkan bahwa Ia telah mengambil peranan yang sangat rendah untuk melayani murid-murid-Nya. Karena itu murid-murid pun seharusnya mau melayani dan menempatkan kepentingan orang lain di atas prestise mereka sendiri (bdk. Flp. 2:1-11). Bila dunia bertanya, "Berapa banyak pelayanmu?" maka murid-murid Yesus seharusnya bertanya "Berapa orang yang kulayani?" Sebab itu, murid-murid Yesus seharusnya tidak berpikir bahwa melayani merupakan suatu tindakan yang bernilai rendah, karena Guru mereka pun telah merendahkan diri untuk melayani mereka (15). Dunia bahkan murid-murid Tuhan masa kini banyak dipenuhi semangat kompetisi, sehingga yang terjadi adalah saling mengritik dan ingin memperlihatkan siapa yang terbaik dan terbesar. Akibatnya, pengetahuan bertambah, tetapi kasih berkurang. Dan dalam situasi seperti itu, melayani akan dianggap sebagai sesuatu yang merendahkan harga diri. Namun Yesus berkata, "Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya." (17) Diskusi renungan ini di Facebook:
|
| (0.10747574285714) | (Yoh 15:1) |
(sh: Tinggal dalam Yesus (Sabtu, 1 April 2006)) Tinggal dalam YesusJudul: Tinggal dalam Yesus Dalam Perjanjian Lama, Israel disebut sebagai kebun anggur milik Allah yang dipelihara dan dijaga oleh-Nya, namun ternyata Israel menghasilkan buah-buah anggur yang tidak manis (Yes. 5:1-7). Israel gagal menyenangkan Allah karena mereka memilih untuk bersekutu dan berselingkuh dengan dewa dewi bangsa-bangsa kafir. Yesus mengajarkan kepada para murid, bahwa Dialah Pokok Anggur yang benar, Israel yang sejati yang memuaskan hati Allah. Kini para murid Yesus, yaitu cikal bakal gereja (band. Mat. 16:18) dipilih Allah untuk menghasilkan buah bagi kemuliaan-Nya, yaitu hidup yang menjadi berkat untuk sesama manusia. Untuk itu, gereja dan setiap orang Kristen harus bergantung penuh kepada Yesus seperti rantingranting tinggal dalam Pokok Anggur yang benar (Yoh. 15:5). Gereja hanya mungkin berhasil kalau tetap melekat sebagai ranting kepada Pokok Anggur itu dan menerima kehidupan dari-Nya. Di luar Kristus, gereja tidak memiliki daya apa pun untuk bertumbuh dan tidak akan mampu menghasilkan buah, bahkan gereja akan mati sehingga tidak memiliki fungsi apa pun selain dibuang dan dibakar (ayat 5-6). Ibarat rantingranting yang melekat pada Pokok Anggur, gereja yang tinggal dalam persekutuan yang hidup dengan Kristus dan menjadikan-Nya sebagai pusat hidupnya pasti akan menghasilkan "buah-buah" yang berkenan di hadapan-Nya (ayat 1-2). Sebab Allah Bapalah yang memelihara pertumbuhannya dan membersihkan penghalang ranting-ranting ini berbuah. Bagaimana caranya orang Kristen dapat tetap melekat pada sumber kehidupan, yaitu Kristus? Dengan membiarkan firman-Nya menjadi pusat hidupnya (ayat 7). Gereja dan orang Kristen yang demikian akan menghasilkan buah-buah rohani dan perbuatan baik yang memuliakan Allah. Apa pun yang dilakukan gereja dan orang Kristen, sesuai dengan janji Kristus, maka doa-doanya akan terkabul (ayat 7b). Renungkan: Gereja dan orang Kristen yang hidup dan berbuah adalah mereka yang berpusatkan Kristus. |
| (0.10747574285714) | (Yoh 16:4) |
(sh: Roh Kudus (Rabu, 20 Maret 2002)) Roh KudusRoh Kudus. Bagian ini erat dengan pasal 15 tentang bagaimana hidup dalam Kristus dan berbuah banyak bagi kemuliaan Bapa. Sebelumnya dicatat bahwa para murid bertanya ke mana Yesus akan pergi. Kali ini Tuhan justru menegur karena mereka tidak lagi menanyakan hal itu. Mungkin pengetahuan bahwa Yesus akan pergi dan mereka akan kehilangan Dia, mengganggu pikiran mereka. Kini Tuhan menjelaskan bahwa kepergian-Nya justru baik bagi mereka karena kepergian-Nya ke salib dan ke surga sesudah kebangkitan merampungkan seluruh rencana keselamatan Allah bagi milik-Nya. Jadi, kepergian Yesus justru membuat para murid ada dalam posisi menikmati seluruh janji keselamatan Allah. Karena Yesus telah merampungkan tugas penyataan dan penyelamatan dari Allah, Roh Kudus dapat datang ke dalam dan ke antara mereka. Roh Kudus tidak diberikan bagi dunia, tetapi bagi para murid Yesus. Karunia Roh, dalam arti kehadiran Allah, eksklusif hanya dialami oleh orang beriman. Kedatangan Roh akan berdampak bagi para pengikut Yesus, juga bagi dunia melalui para pengikut Kristus. Bagi orang beriman, Roh Kudus akan meneruskan kehadiran dan karya Yesus, menjadi penghibur atau pendamping yang selalu siap membela dan memimpin. Ia akan memberikan pengenalan yang intim akan Allah dalam hati dan pikiran para pengikut Yesus (ayat 7,13,15). Intinya, Ia akan membuat orang percaya mengalami persekutuan yang nyata dan akrab dengan Allah Tritunggal dan mengenali kebenaran- kebenaran-Nya yang memperbarui hidup. Kehadiran dan karya Roh dalam diri Kristen pasti membawa dampak ke dalam dunia. Jika Kristen hidup akrab dengan Tuhan, menaati dan mengalami penyertaan-Nya yang baik dan kudus, mereka pasti akan berpengaruh. Seperti Yesus datang bukan untuk membawa damai yang semu, tetapi pedang yang membedah dan mengerat dosa, demikian juga kehadiran Kristen di tengah dunia. Pertama, menimbulkan kepekaan akan dosa. Kedua, menunjukkan kebenaran. Ketiga, menyatakan penghakiman Allah. Ketiga dampak ini tidak saja berkaitan dengan soal pola hidup etis, tetapi terutama tentang sikap dunia terhadap Yesus yang mereka tolak dan terhadap iblis yang mereka ikuti (ayat 8-11). Renungkan: Kajilah bagaimana kehadiran Roh Kudus dalam diri kita telah/belum berdampak bagi kehidupan di sekitar kita! |
| (0.10747574285714) | (Yoh 16:16) |
(sh: Duka jadi suka (Rabu, 12 Maret 2008)) Duka jadi sukaJudul: Duka jadi suka
Yesus mempersiapkan murid-murid-Nya. Ia berkata bahwa mereka akan
mengalami kesedihan yang teramat dalam setelah kematian-Nya.
Pada saat yang sama, orang-orang yang telah menyalibkan Yesus
justru akan bersukacita karena kematian Dia. Hari kematian Yesus
bagaikan hari kemenangan bagi mereka. Namun kesedihan para murid
tidak akan lama. Dukacita mereka akan berubah menjadi sukacita.
Betapa besarnya sukacita yang akan dialami para murid ketika
mereka tahu bahwa Yesus telah bangkit dari kematian ( Banyak orang mengharapkan sukacita, tetapi tidak ingin mengalami dukacita dulu untuk memperoleh sukacita itu. Namun jika sukacita yang dimaksud Yesus adalah dukacita yang ditransformasi Allah menjadi sukacita, maka murid Kristus harus menanggung dukacita dulu, baru mengalami sukacita. Kebenaran ini digambarkan Yesus seperti seorang ibu yang akan melahirkan bayinya (ayat 21). Si ibu harus menanggung rasa sakit lebih dulu saat melahirkan. Sesudah itu, ia dapat bersukacita, yakni saat ia melihat dan menggendong bayinya. Seperti itulah derita dan kesedihan dalam hidup murid-murid Tuhan. Ada rasa sakit untuk seketika waktu lamanya, tetapi rasa sakit itu ditransformasi ke dalam sukacita kekal (band. 2Kor. 4:16-18). Sukacita kita sebagai orang Kristen bukan ditemukan dalam kepemilikan segala sesuatu yang kita inginkan. Seharusnya kita bersukacita karena kita membutuhkan Allah dan mengalami bagaimana hidup kita dipuaskan oleh Dia. Sukacita semacam itu adalah sukacita kekal, yang hanya dapat kita miliki bila kita berpaut pada Kristus. |
| (0.10747574285714) | (Kis 19:21) |
(sh: Pertobatan sejati (Jumat, 23 Juni 2000)) Pertobatan sejatiPertobatan sejati. Di dalam dunia magis purba, mengenal nama adalah sangat vital, karena dengan mengenal nama sebuah pribadi yang sangat berkuasa maka ia bisa mendapatkan dan menggunakan kuasa dari si empunya nama itu. Karena itulah tukang jampi Yahudi sangat dipandang tinggi oleh mayarakat. Mereka tenar karena dianggap mengenal nama rahasia dari Allah yang Maha Kuasa. Ketenaran ini bersumber dari rasa hormat orang Yahudi terhadap nama pribadi Allah, YAHWEH, yang tidak pernah diucapkan secara terbuka oleh orang Yahudi yang saleh. Nampaknya, keluarga Skewa mempunyai kehidupan ekonomi yang baik sebagai tukang jampi. Ketika Paulus datang dan mulai membuat mukjizat penyembuhan dan pengusiran setan dengan memakai nama Yesus, keluarga Skewa memutuskan untuk memihak kepada nama yang dipandangnya lebih berkuasa dan dapat memberikan keuntungan lebih besar. Namun tindakan itu tidak menghasilkan apa-apa karena kuasa supranatural bukanlah dalam pengucapan nama Yesus. Berdasarkan jawaban orang yang dirasuk setan itu dapat ditegaskan bahwa hanya seseorang yang mempunyai hubungan pribadi dengan Kristus dan yang dengan rendah hati menyebut nama-Nya, yang mempunyai posisi yang tepat untuk melihat Allah berkarya mengusir roh-roh jahat. Hubungan pribadi dengan Kristus harus diwujudnyatakan melalui pertobatan sejati. Ciri-ciri pertobatan sejati adalah pengakuan dosa secara terbuka (18-19), perubahan yang konkrit walaupun itu harus dibayar dengan harga yang mahal termasuk di dalamnya harga diri yang mungkin dilecehkan karena mengakui aib di depan umum dan kehilangan materi dalam jumlah yang cukup besar (50.000 uang perak setara dengan 35.000 dollar). Dampak yang dihasilkan dari pertobatan sejati adalah firman Tuhan makin tersiar dan makin berkuasa. Pertobatan sejati seseorang mempunyai dampak nyata bagi masyarakat karena di dalamnya terkandung kekuatan dan merupakan sarana yang tepat bagi firman Tuhan untuk berkarya di dalam masyarakat. Renungkan: Banyak orang yang ingin ikut Kristus karena motivasi seperti anak-anak Skewa. Test paling dasar untuk mengetahui apakah Anda sudah bertobat dengan benar adalah apakah Anda rela untuk membayar dengan harga yang mahal sebagai konsekuensi atas tindakan Anda untuk meninggalkan cara hidup Anda yang lama. |
| (0.10747574285714) | (Kis 27:33) |
(sh: Gereja adalah tangan Allah yang memelihara hidup (Senin, 21 Agustus 2000)) Gereja adalah tangan Allah yang memelihara hidupGereja adalah tangan Allah yang memelihara hidup. Karena Paulus, seluruh penumpang kapal yang berjumlah 276 jiwa selamat mencapai daratan tanpa cacat sedikit pun (34). Pengharapan yang disuarakan Paulus menjadi kenyataan. Yang menjadi pusat dari peristiwa itu adalah bagaimana Allah bekerja melalui Paulus dan bagaimana Allah bekerja bagi Paulus sehingga banyak orang diberkati. Setelah berhasil meyakinkan dan menenangkan para penumpang kapal yang panik, Paulus melanjutkan pelayanannya kepada mereka dengan memperhatikan kebutuhan fisik mereka. 14 hari puasa (terpaksa karena badai) membuat fisik mereka sangat lemah. Fisik yang lemah akan melemahkan hati dan semangat. Padahal kekuatan fisik sangat diperlukan untuk membawa kapal ke daratan terdekat. Walau Paulus sengaja tidak mendahulukan masalah rohani, namun ia tetap memperlihatkan kepada mereka tentang iman dan keyakinannya kepada Allah (35). Dan ini memberikan dampak yang besar bagi hati dan semangat mereka (36). Di samping itu, Allah juga bekerja secara tidak kentara bagi Paulus sehingga tidak hanya Paulus yang selamat dan dapat melanjutkan perjalanannya ke Roma, namun orang-orang lain pun mendapatkan berkat (42-43). Paulus adalah teladan yang indah tentang kehidupan yang dipakai Allah tidak hanya untuk memelihara kehidupan dan keselamatan fisik bagi sesama manusia namun juga menyelamatkan jiwa-jiwa terlepas dari kuasa dosa karena Injil Yesus Kristus yang ia wartakan. Hidupnya mempunyai kuasa dan makna bagi masa kini dan masa depan serta bagi kesejahteraan fisik dan rohani bagi umat manusia. Renungkan: Gereja-gereja yang berada di tengah masyarakat Indonesia yang masih terpuruk dalam kemelut ekonomi yang berkepanjangan, seharusnya mempunyai kuasa dan makna seperti Paulus. Karena itu sangat ironis jika gereja yang dimampukan untuk membangun gedung yang megah, mendirikan sekolah bergengsi, menyelenggarakan perayaan gerejawi secara mewah, dan jemaatnya hidup dalam kelimpahan berkat, sementara itu masyarakat di sekitarnya masih harus bergumul untuk sesuap nasi dan pendidikan dasar bagi anak- anaknya. Adalah sangat egois jika gereja hanya datang dengan sebuah ayat emas penginjilan kepada masyarakat yang berteriak dan menangis karena kemiskinan yang menghimpit. Hai Gereja, jadilah perpanjangan tangan Allah! |
| (0.10747574285714) | (Ef 1:3) |
(sh: Mengapa memuji? (Jumat, 4 Oktober 2002)) Mengapa memuji?Mengapa memuji? Ayat-ayat berikut ini membawa kita bermuara kepada suatu pujian kepada Allah Bapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus. Sungguh suatu pujian yang luar biasa dan menakjubkan. Pertama, pujian kepada Bapa. Allah yang dikenal sebagai Bapa adalah sumber segala berkat (ayat 3). Bapalah yang telah memilih kita (ayat 4). Tujuan Bapa memilih kita adalah supaya kita kudus dan tak bercacat. Bapalah yang menentukan kita menjadi anak-anak-Nya (ayat 5). Bapalah yang menganugerahkan kepada kita anugerah-Nya yang mulia (ayat 6). Bapa menyatakan kepada kita rahasia kehendak-Nya (ayat 9). Bapalah yang mempersatukan segala sesuatu di dalam Kristus (ayat 10). Bapa jugalah yang mengerjakan sesuatu menurut kehendak-Nya (ayat 11). Apakah puji-pujian kita menghayati kebenaran-kebenaran indah ini tentang Allah Bapa sumber dan tujuan hidup kita? Kedua, pujian kepada Yesus. Allah Bapa memberkati kita karena Yesus Kristus. Tanpa relasi pribadi dengan Kristus, berkat-berkat yang diberikan Bapa tidak dapat kita nikmati dan alami. Di dalam Kristus, Bapa memberkati kita (ayat 3). Di dalam Yesus, Bapa memilih kita (ayat 4). Di dalam kita memperoleh penebusan (ayat 7). Di dalam Kristus, Allah Bapa mempersatukan segala sesuatu (ayat 10). Di dalam Yesus, etnis Yahudi (ayat 11,12) dan etnis nonYahudi bersatu menjadi umat Allah (ayat 13). Di dalam Yesus dua etnis yang berbeda dipersatukan. Yesuslah yang memungkinkan kita hidup penuh pujian sebab mengalami berkat-berkat Allah melalui Dia. Ketiga, pujian kepada Roh Kudus. Allah memberkati umat-Nya dengan berkat rohani (ayat 3). Artinya, semua berkat-berkat Roh Kudus diberikan Bapa karena kita adalah umat-Nya. Roh Kudus merupakan meterai dari semua berkat yang diberikan Bapa (ayat 3). Roh Kudus adalah jeminan warisan kita (ayat 14). Karya penyelamatan Yesus Kristus boleh kita cicipi kini dan seterusnya karena Roh Kudus memungkinkan kita masuk di dalam pengalaman rohani tersebut. Renungkan: Paulus mengungkapkan banyak alasan mengapa orang Kristen memuji Allah. Adakah alasan hari ini bagi Anda untuk memuji Allah? Hal apa yang membuat Anda tidak dapat memuji Allah? |
| (0.10747574285714) | (1Tim 6:2) |
(sh: Ciri ajaran sesat dari sisi uang (Rabu, 19 Juni 2002)) Ciri ajaran sesat dari sisi uangCiri ajaran sesat dari sisi uang. Kembali Paulus mengingatkan Timotius untuk berhati-hati terhadap orang yang membawa ajaran yang "lain" (ayat 3). Di sini Paulus menggarisbawahi karakter lainnya dari para pengajar sesat ini. Selain ajaran mereka yang bertentangan dengan perkataan Tuhan Yesus (ayat 3), mereka juga sok tahu, senang dengan "mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, ... (ayat 4) serta percekcokan (ayat 5). Mereka "tidak lagi berpikiran sehat dan … kehilangan kebenaran" (ayat 5). Terakhir, mereka mempunyai motivasi yang sangat materialistis (ayat 5b-10). Mereka menganggap ibadah sebagai sumber keuntungan (ayat 5b). Sebagai kontras, Paulus memberikan gambaran tentang arti ibadah yang benar. Ibadah, yang artinya lebih menunjuk pada cara hidup Kristen yang berdasarkan perkataan Tuhan Yesus dan ajaran yang benar (ayat 3), memberi keuntungan yang besar bila disertai dengan rasa cukup, "Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah" (ayat 8). Keuntungan ini sempat disinggung Paulus pada 4:7-8. Tidak seperti mereka yang terpengaruh oleh ajaran sesat itu sehingga menjadi sangat bersemangat dalam mencari kekayaan sehingga terjatuh ke dalam pencobaan dan "berbagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan" (ayat 9). Tidak hanya kebinasaan dalam kekekalan yang menjadi akibatnya, tetapi pada kehidupan kini dan di sini. Orang-orang yang cinta uang telah "menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka" (ayat 10b). Hal yang paling menyedihkan adalah bila para pengajar seperti ini telah membuat anggota jemaat menyeleweng dan menyimpang dari iman dan ibad ah yang sejati (bdk. 10c). Semuanya karena "cinta uang adalah akar dari segala kejahatan" (ayat 10a). Renungkan: Banyak agama dan kepercayaan di dunia ini mengajarkan bahwa manusia beribadah agar Tuhan melimpahinya dengan berbagai berkat materi. Bahkan, kekayaan adalah balasan yang wajib diberikan oleh Tuhan kepada mereka yang beribadah. Pemahaman seperti ini tidaklah alkitabiah. Kristen memandang kekayaan sebagai berkat Allah yang mencukupkan kita (lih. 6:17b), tidak lebih, dan bukan tujuan utama hidup. |
| (0.10747574285714) | (Tit 1:1) |
(sh: Status menentukan tugas dan tanggung jawab (Selasa, 25 September 2001)) Status menentukan tugas dan tanggung jawabStatus menentukan tugas dan tanggung jawab. Saya kira Anda akan terheran-heran apabila melihat suatu regu pemadam kebakaran yang walaupun mempunyai peralatan yang lengkap tetapi tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik ketika terjadi suatu musibah kebakaran. Begitu pula jika kita menyaksikan di layar TV para petugas keamanan hanya berdiam diri membiarkaan para perusuh melampiaskaan nafsu jahat yang tidak terkendali. Tentu saja bisa dipahami apabila orang-orang akan menjadi kurang bahkan tidak bersimpati kepada petugas yang demikian. Mengapa? Karena status seseorang menentukan tugas yang harus diembannya. Rasul Paulus yang dalam setiap suratnya selalu memperkenalkan diri sebagai hamba Allah dan rasul Yesus Kristus, sama sekali tidak mengharapkan pujian atau penghormatan pribadi melalui status tersebut. Bagi dia, setiap orang yang berstatus sebagai hamba Tuhan justru mengemban tugas dan tanggung jawab yang besar yaitu selain mendorong orang-orang pilihan Allah agar kuat dan teguh dalam iman, juga membimbing mereka kepada ajaran yang benar. Paulus menguraikan tentang hal-hal yang harus dilaksanakan sehubungan dengan status yang diembannya. Pertama, menjalankan fungsi penggembalaan yaitu memelihara iman orang-orang pilihan Allah (ayat 1). Kedua, memberi dan memelihara pengetahuan yang lengkap akan kebenaran. Ketiga, memberitakan Injil. Ketiga hal ini Paulus laksanakan dengan penuh tanggung jawab. Begitu banyak hal yang Paulus alami: dicemooh, difitnah, dianiaya, dimasukkan ke dalam penjara, mengalami percobaan pembunuhan. Dia rela mengalami ini karena status yang disandangnya, yakni sebagai rasul dan hamba Allah. Melalui kehidupan Paulus kita dapat belajar bagaimana hidup sesuai status kita, baik di hadapan Tuhan maupun di hadapan manusia. Renungkan: Apakah status Anda saat ini? Sebagai hamba Allah atau kaum awam profesional: guru, polisi, politikus, ekonom? Tahukah Anda bagaimana seharusnya tugas yang harus Anda jalankan sesuai dengan status tersebut? Sudahkah tugas-tugas tersebut Anda jalankan dengan penuh tanggung jawab? Menyandang status dan hidup sesuai dengan status tidak semudah memperkenalkan diri berikut status kita, karena orang lebih menilai bagaimana kita menghidupi status itu. |



untuk memisahkan teks alkitab dan catatan secara horisontal atau vertikal. [