(0.14496495) | (Yeh 4:1) |
(sh: Teater tunggal Yehezkiel (Kamis, 19 Juli 2001)) Teater tunggal YehezkielTeater tunggal Yehezkiel. Tugas pertama Yehezkiel bukanlah mewartakan berita penghukuman dari Allah, namun ia justru diperintahkan untuk berlakon tunggal dalam sebuah teater yang sangat eksotik. Teater ini akan dipertontonkan kepada seluruh bangsa Yehuda yang ada dalam pembuangan bersama-sama dengan dirinya. Mereka juga harus berpartisipasi dengan jalan menafsirkan pesan yang disampaikan dalam teater tunggal tersebut.
Teater tunggal Yehezkiel mempunyai 3 pesan bagi bangsa Israel.
Pesan pertama berbicara tentang pengepungan yang akan dialami oleh
Yerusalem sebagai pusat dan kebanggaan bangsa Israel. Pengepungan
ini tidak dapat dielakkan lagi karena Allah tidak mau lagi
mendengarkan doa mereka (ayat 3). Pesan kedua berbicara tentang
jangka waktu pembuangan yang akan dijalani oleh bangsa Israel
(ayat 4-8). Pesan ketiga mewartakan kelaparan yang akan diderita
oleh penduduk Yerusalem karena kelangkaan bahan makanan (ayat Pesan-pesan itu sangatlah penting sebab menyangkut masa depan bangsa Israel sebagai sebuah bangsa, selain pesan itu juga menegaskan siapakah Allah dalam kehidupan sejarah sebuah bangsa sehingga Ia dapat memberitahukan secara tepat sesuatu yang belum terjadi. Namun mengapa berita ini disampaikan melalui cara yang nampaknya main-main? Pertanyaan itu salah sebab justru teater tunggal ini merupakan sarana yang sangat tepat. Teater tunggal ini merupakan ilustrasi yang dapat memberikan kesan yang kuat dan mendalam bagi sebuah bangsa pemberontak seperti Israel yang sudah terlalu banyak mendapatkan berita melalui telinga. Indra yang lain yaitu penglihatan (ayat 1-3), perasa (ayat 4-8), pengecap, serta penciuman (ayat 9-17) harus disentuh agar pesan mengakar kuat dan dalam. Allah memang sangat cerdik dalam memilih media yang akan digunakan untuk menyampaikan berita-Nya namun manusia tetap harus menafsirkannya. Renungkan: Berdasarkan pemahaman di atas, nampaknya krisis multidimensional yang sedang dialami oleh bangsa ini merupakan teater yang sedang Allah sutradarai. Ia sedang mengilustrasikan dan menyentuh segenap indra bangsa ini untuk menyampaikan berita penghukuman dahsyat jika bangsa ini tidak bertobat. Peran apakah yang dapat Anda ambil dalam teater Indonesia pada zaman ini? |
(0.14496495) | (Yeh 7:1) |
(sh: Lenyapnya penglihatan, pengajaran, dan nasihat (Minggu, 22 Juli 2001)) Lenyapnya penglihatan, pengajaran, dan nasihatLenyapnya penglihatan, pengajaran, dan nasihat. Ada satu kengerian yang dahsyat dalam perkataan `kesudahanmu tiba' (ayat 2), diikuti dengan `malapetaka datang' dan `waktunya datang' (ayat 7). Waktu demi waktu umat-Nya selalu mendapat kesempatan kedua, penghukuman dibatalkan ataupun ditangguhkan. Namun di tangan Allah yang konsisten, akan tiba saat-Nya dimana palu akan diketukkan. Yehezkiel berseru `inilah saatnya bagi Yerusalem'. Mereka akan kehilangan pengharapan, ngeri, dan malu (ayat 17). Uang berapa pun jumlahnya tidak akan dapat menyelamatkan (ayat 19). Mereka akan berusaha keras untuk mendapatkan kedamaian namun sudah terlambat (ayat 25). Penderitaan mereka akan bertambah parah sebab pada masa itu 3 sumber kekuatan rohani bagi Israel yaitu penglihatan nabi, pengajaran Taurat Allah, dan nasihat para orang-tua akan lenyap. Hilangnya ketiga sumber itu merupakan pukulan yang lebih dahsyat dibandingkan malapetaka yang didatangkan Allah atas mereka (ayat 10-14). Apa yang akan terjadi pada umat Tuhan jika sumber-sumber kekuatan rohaninya lenyap? Lenyapnya penghiburan, tidak ada lagi bimbingan, dan tidak ada lagi pengarahan akan membuat bangsa ini terus terpuruk ke dalam jurang kehancuran yang lebih dalam (ayat 27). Semuanya serba gelap, tanpa arah, dan tidak ada pengharapan. Betapa mengerikannya jika saat ini tiba. Renungkan: Apakah umat Tuhan masa kini mungkin mengalami penghukuman berupa lenyapnya sumber-sumber kekuatan rohani? Ya, sebab penglihatan, pengajaran, dan hikmat merupakan karunia Allah sehingga Ia berhak memberikan ataupun menahannya ketika umat-Nya tidak lagi percaya kepada-Nya. Betapa tragisnya bila Allah berhenti berfirman. Karena itu berdoalah agar kelaparan akan firman Allah tidak pernah terjadi sampai Kristus datang kembali. Bacaan untuk Minggu Ke-7 sesudah Pentakosta Lagu: Kidung Jemaat 49 PA 3 Yehezkiel 2:1-3:15 Pertumbuhan gereja di Indonesia berdampak meningkatnya berbagai aktivitas pelayanan. Untuk mendukung berbagai pelayanan tersebut, banyak Kristen segala usia yang sekarang terlibat di dalamnya. Itu adalah fakta yang menggembirakan. Namun kita harus waspada supaya pelayanan bukan sekadar aktivitas belaka atau bahkan sebagai ajang unjuk kebolehan maupun untuk mendapatkan kedudukan dan kuasa. Oleh karena itu kita perlu mempelajari hakikat pelayanan berdasarkan panggilan Yehezkiel. Pertanyaan-pertanyaan pengarah: 1. Siapa yang berinisiatif dalam pelayanan Yehezkiel (ayat 3)? Kepada siapa Yehezkiel diutus (ayat 3)? Apa yang harus dilakukan oleh Yehezkiel dan siapa yang menentukan (ayat 4)? Kebenaran apa yang Anda dapatkan tentang hubungan Allah dengan pelayanan? Bagaimanakah pelayanan yang selama ini Anda lakukan? 2. Apa yang Yehezkiel alami dan sikap apa yang Yehezkiel perlihatkan (ayat 1:28)? Pentingkah hal-hal itu terjadi sebelum ia mendapatkan panggilan Allah? Apakah ini yang Anda alami sebelum terlibat dalam pelayanan, ceritakanlah! Dengan sebutan apakah Allah memanggil Yehezkiel (ayat 1)? Apa makna sebutan itu? Mengapa sebutan itu senantiasa diulang-ulang? Apa maknanya bagi sikap Yehezkiel dalam menjalankan panggilan-Nya?
3. Apa yang Allah lakukan sebelum Yehezkiel pergi untuk melayani
(ayat 3:1)? Apa makna tindakan Allah bagi Yehezkiel pribadi dan
pelayanannya? Apa lagi yang Allah perbuat bagi Yehezkiel (ayat 4. Apa yang Allah tuntut dari Yehezkiel (ayat 2:6, 8 ; 3:2, 10)? Bagaimanakah Yehezkiel harus memandang keberhasilan dalam pelayanan (ayat 5, 7)? Bagaimanakah konsep keberhasilan pelayanan dalam gereja sekarang? 5. Berdasarkan penggalian di atas bagaimanakah hakikat pelayanan yang benar? Bagaimanakah hakikat pelayanan yang selama ini Anda miliki? Bandingkanlah! Apa yang harus Anda perbaiki dan bagaimana Anda melakukannya? |
(0.14496495) | (Yeh 12:1) |
(sh: Berlakon untuk orang buta (Jumat, 27 Juli 2001)) Berlakon untuk orang butaBerlakon untuk orang buta. Yehezkiel terus diperintahkan untuk memberitakan firman Tuhan tentang penghukuman bangsa Yehuda kepada mereka yang ada dalam pembuangan. Untuk menjalankan tugas ini, Yehezkiel harus mempunyai keuletan, kesabaran, dan tidak mengenal lelah, sebab target utama pelayanan Yehezkiel adalah orang-orang yang buta dan tuli (ayat 2). Mereka sebetulnya dapat melihat dan mendengar namun mereka menyangkali apa yang mereka lihat dan dengar. Sebagai contoh: mereka tahu bahwa raja sah mereka Yoyakhin -- ikut dalam pembuangan, sementara itu yang ada di Yehuda -- Zedekia -- bukanlah raja yang sah. Namun mereka tetap berkeyakinan bahwa dengan tetap adanya seorang raja di Yehuda berarti kemarahan Allah telah reda dan kini berpihak kepada mereka (ayat 12-14). Karena itulah mereka disebut pemberontak (ayat 3). Tujuan utama pelayanan pemberitaan adalah mereka yang mendengar pemberitaan itu menjadi insaf. Karena itulah Yehezkiel diperintahkan untuk memberitakan firman Tuhan dengan cara melakonkannya di depan mata mereka (ayat 4-7, 17-20). Ini berfungsi untuk memancing perhatian serta memberikan kesan yang mendalam di hati dan pikiran mereka (ayat 8). Setelah itu penjelasan secara lisan diberikan dengan menekankan Allah sebagai Sutradara tunggal. Namun Yehezkiel juga diminta untuk jangan berharap terlalu banyak sebab meskipun banyak cara dan usaha sudah dilakukan ada kalanya mereka tetap bersikeras menyangkal kebenaran pemberitaan penghukuman itu dengan berbagai argumentasi yang secara logika seringkali dapat dipahami, sebagai contoh waktu penundaan (ayat 21-22, 26). Sekalipun demikian Yehezkiel tidak boleh putus asa, sebaliknya ia tetap harus memberitakan dan semakin menegaskannya sebab apa yang sudah difirmankan Allah pasti terjadi, entah kapan waktunya. Renungkan: Situasi Yehezkiel sama dengan situasi kita masa kini. Berita penghakiman atas dunia sudah dikumandangkan dalam terang kematian dan kebangkitan Yesus. Namun itu sudah dimulai beribu-ribu tahun lalu sehingga kadang-kadang membuat kita bertanya-tanya apakah Yesus akan datang untuk menghakimi dunia. Namun Allah sebagai Sutradara tunggal akan menggenapi firman-Nya. Marilah kita saling menguatkan untuk tetap bertahan dan tekun menanti hari itu. |
(0.14496495) | (Yeh 18:21) |
(sh: Konsekuensi kekal (Minggu, 2 September 2001)) Konsekuensi kekalKonsekuensi kekal. Perkembangan pemikiran argumen Yehezkiel dari ayat sebelumnya kini menuju kepada saran bahwa pribadi tidak perlu hidup di bawah bayang-bayang dosa para pendahulunya. Jika ia dapat berbalik dari dosa bapaknya, dia dapat pula berbalik dari dosa pribadinya (ayat 21-22). Bagaimana pun logika yang disampaikan oleh Yehezkiel ini bukanlah logika semu. Alasan dibalik semua pernyataannya adalah Allah menginginkan manusia untuk bertobat. Hukum pertanggungjawaban pribadi yang telah Yehezkiel uraikan ini sangat jelas, sehingga setiap manusia dapat memiliki pilihan untuk hidup berkenan kepada Allah atau tidak. Dan manusia meninggalkan setiap jejak yang tidak hanya berimplikasi temporal, namun berkonsekuensi kekal karena Allah akan menghakimi setiap orang menurut jalannya (ayat 30). Kombinasi dari fakta dan pengetahuan tentang Allah yang tidak menghendaki kematian seseorang (ayat 32) telah memimpin Yehezkiel kepada seruan terhadap manusia di dalam nama Allah agar yang tersesat segera bertobat dan kembali kepada jalan-Nya. Di mana ada pembaruan hati dan roh, di situ ada keselamatan (ayat 31). Sebagai pribadi kita dapat diarahkan hingga bertobat. Renungkan: Setiap hari kita diperhadapkan dengan kebebasan memilih menu makanan, demikian pula Allah memberi kita kebebasan untuk memilih jalan hidup kita. Dengan kehendak bebas (free will) di dalam diri kita, kita dapat berbuat apa saja namun dengan catatan bahwa semua pilihan kita akan meninggalkan jejak kekal. Ada konsekuensi kekal di dalam setiap pikiran, perasaan, angan-angan, dan perbuatan yang kita lakukan. Wahai Kristen yang berbuat kebajikan, siapkan sukacitamu menerima pahala dan bagi yang berbuat jahat, siapkan pula dukacitamu menerima hukuman Bacaan untuk Minggu ke-13 sesudah Pentakosta Efesus5:15-20 Yohanes6:51-59 Lagu: Kidung Jemaat 416 |
(0.14496495) | (Yeh 36:1) |
(sh: Tanah dan ranah (Selasa, 13 November 2001)) Tanah dan ranahTanah dan ranah. Tanah adalah berkah. Berkah adalah ranah (unsur atau elemen yang dibatasi) -- tiada berkah tanpa perbatasan. Ketika berkah tak lagi dianggap sebagai anugerah, kala tanah tak lagi dipertahankan cerah, di sanalah ranah dilanggar dan sang kafilah harus menanggung amarah. Bagi bangsa Israel, tanah adalah sesuatu yang amat kudus -- jauh dari urusan broker seperti sekarang (lihat Im. 25). Tanah mengandung unsur rohani yang begitu dalam -- tanah Palestina adalah tanah Allah sendiri. Karena itulah tanah ini kudus: bukan karena pada dirinya sendiri tanah itu kudus, tapi karena Allah yang kudus memberikannya kepada Israel dan hadir di sana. Mereka yang berada di Babel menangis. Tanah mereka dilalap habis oleh musuh yang bengis. Salah mereka sendiri. Mereka kemudian rindu rumah. Allah memberikan sepercik kebahagiaan lewat kata. Ia berjanji akan melawan musuh-musuh Israel. Edom akan dihancurkan dan tanah terjarah dapat kembali dihuni. Bangsa Israel akan mendapatkan kembali harta mereka yang sangat berharga. Keadaan akan kembali seperti dulu ketika Daud berkuasa, bahkan lebih daripada itu! Penderitaan bukan selama-lamanya. Harapanlah yang tinggal tetap. Ayat 16-21 menunjukkan suatu keadaan yang sangat menyedihkan. Waktu kekudusan tanah dilanggar, kekudusan Allah dilanggar pula. Kenajisan Israel digambarkan seperti wanita sehabis menstruasi, menyebabkan Allah murka dan menarik berkah-Nya. Tanah itu tiada lagi dapat didiami. Bangsa Israel tersebar ke mana-mana. Hukuman Allah tersebut membawa akibat kedua: kini bangsa-bangsa lain mencemoohkan nama Allah sendiri. Musuh- musuh Israel berkata, "Di mana Yahweh? Bukankah Allah mereka tidak berkuasa?" Nama Allah pun dipermalukan. Renungkan: Allah yang kudus telah memberikan banyak hal yang baik bagi kita. Kita perlu ingat bahwa setiap berkat memiliki batasnya: jangan menajiskan berkat itu! Berdoalah pada Tuhan agar Anda dapat menghargai anugerah-Nya, sehingga Anda terluput dari hukuman dan tidak mempermalukan Sang Pemberi Rahmat! |
(0.14496495) | (Hos 1:1) |
(sh: Dihukum dan diampuni (Rabu, 3 November 2004)) Dihukum dan diampuniDihukum dan diampuni. Apa yang akan seorang suami lakukan terhadap istri yang berselingkuh? Menurut Hukum Taurat, suami boleh menuntut mati istrinya. Di zaman modern ini, biasanya tuntutan cerai. Tindakan Allah menyuruh Hosea menikahi perempuan sun-dal, menunjukkan sikap Allah terhadap Israel yang melacurkan diri. Allah ingin mengampuni, namun terlebih dahulu dosa harus dihukum. Itu dinyatakan-Nya melalui pemberian nama-nama anak Hosea dari hasil pernikahannya itu. Yizreel berarti Israel akan kalah dan berakhirnya kekuasaan Raja Yehu (ayat 4-5)(Yehu merebut kekuasaan melalui kudeta berdarah). Lo Ruhama berarti Allah tidak akan menyayangi umat Israel (ayat 6). Akan tetapi, Allah masih berbelas kasihan terhadap umat Yehuda, yang pada masa Hosea menunjukkan kesetiaan kepada Allah (ayat 7). Sedangkan, Lo Ami berarti Tuhan telah menolak umat Israel sebagai umat-Nya (ayat 8-9). Nama Lo Ami adalah puncak kemarahan Allah kepada Israel, karena Israel telah berselingkuh dengan ilah lain. Murka Allah menandakan bahwa Israel bukan lagi umat-Nya dan Ia bukan lagi Allah Israel. Dengan demikian, perjanjian dengan Allah telah hancur. Hubungan simbolis Allah sebagai suami dengan umat sebagai istri telah terputus. Sebenarnya, Allah menghukum agar Israel menyadari dosanya dan bertobat. Setelah itu, Allah akan memulihkan mereka, berupa sisa umat Israel yang sedikit akan dibuat menjadi banyak kembali (ayat 10); Israel kembali menjadi umat Allah, dan Ia akan menjadi Allahnya (ayat 11). Perubahan nama anak Hosea merupakan simbol Allah bagi pemulihan Israel yaitu: dari Lo Ruhama menjadi Ruhama (Allah mengampuni), Lo Ami menjadi Ami (umat Allah). Bukankah kita juga sama seperti Israel, sering meninggalkan Tuhan untuk mengejar uang, harta, kekuasaan, dan berbagai kesenangan duniawi? Namun, oleh kasih-Nya Allah telah mengampuni kita dan menjadikan kita umat-Nya di dalam Kristus Yesus. Oleh karena itu, kita harus menjadi umat Tuhan yang setia, sepadan dengan kasih karunia-Nya yang penuh pengorbanan. Bersyukurlah: Allah telah mengampuni kita melalui Tuhan Yesus, sehingga kita layak disebut umat-Nya. |
(0.14496495) | (Hos 2:1) |
(sh: Perselingkuhan Israel semakin diperjelas lagi (Senin, 2 Desember 2002)) Perselingkuhan Israel semakin diperjelas lagi
Perselingkuhan Israel semakin diperjelas lagi. Tindakan Allah ini selain menunjukkan bahwa Allah kembali mengasihi Israel (ayat 22), juga harapan Allah agar umat-Nya mengenal-Nya. Mengenal Tuhan merupakan inti iman Israel. Mengenal berarti mengenal secara intim, mengenal kehendak-Nya, mengenal kasih- Nya, dan mengenal jalan-Nya. Berarti juga bersedia menjalankan kehendak Allah dalam kehidupan Israel sebagai umat Allah. Pemulihan hubungan itu akan meliputi pemberian kembali kelimpahan yang pernah mereka terima di tanah Kanaan (ayat 14).
Renungkan: |
(0.14496495) | (Hos 5:15) |
(sh: Pertobatan sesaat (Jumat, 6 Desember 2002)) Pertobatan sesaat
Pertobatan sesaat. Allah menghendaki pertobatan yang sungguh-sungguh. Kasih Allah kepada umat-Nya kekal, bukan sesaat. Karena itu, mestinya umat perjanjian Allah harus berespons kepada kasih Allah kekal dengan sikap taat yang tidak berkesudahan pula. Seluruh hidup dalam seluruh waktu seharusnya memperlihatkan sikap hidup yang penuh pengenalan dan kasih kepada Allah.
Renungkan: |
(0.14496495) | (Hos 7:3) |
(sh: Persekongkolan dalam kejahatan (Sabtu, 7 Desember 2002)) Persekongkolan dalam kejahatan
Persekongkolan dalam kejahatan. Kita semua tentu pernah atau bahkan sedang mengalami krisis yang luar biasa dalam kehidupan kita, baik sebagai bangsa, masyarakat, gereja, atau pun dalam keluarga. Tanyakan pada diri kita apakah dalam mengupayakan penyelesaiannya kita sudah menempatkan Allah sebagai yang sentral?
Renungkan: |
(0.14496495) | (Hos 9:1) |
(sh: Akibat penghukuman (Kamis, 11 November 2004)) Akibat penghukumanAkibat penghukuman. Di dalam anugerah Tuhan sebenarnya Israel bisa menikmati berkat-berkat Allah yaitu panen yang melimpah. Akan tetapi, ketika Israel berdosa, mereka harus dihukum. Salah satu bentuk penghukuman Allah itu adalah hilangnya kesejahteraan yang Israel alami sehingga akan mengalami kemelaratan dan kelaparan. Ilustrasi panen yang gagal itu dipakai oleh Hosea untuk menggambarkan hukuman dosa pembuangan yang akan dialami Israel. Berada di tempat pembuangan menyebabkan semua jaminan pemeliharaan Tuhan dan berkat pun tak lagi diperoleh (ayat 1-3). Lenyaplah segala sukacita penuaian itu. Semua itu disebabkan oleh karena Israel telah menajiskan tempat pengirikan gandum dan pemerasan anggur dengan persundalan (ayat 4-6). Dampaknya, Tuhan akan mengusir mereka dari tanah-Nya yang suci oleh karena kenajisan mereka. Tanpa Tuhan, Israel dinubuatkan akan berlari kepada Mesir dan Asyur yang selama ini diandalkan. Inilah hukuman yang dijatuhkan Allah kepada Israel sebagai balasan terhadap dosa mereka karena telah mempermainkan nabi Allah yang memberitakan kebenaran. Penolakan terhadap pemberitaan nabi itu sama dengan menghina Allah yang mengutus nabi itu (ayat 7-9). Zaman ini sikap orang terhadap dosa semakin permisif, semakin longgar, semakin "boleh-boleh saja." Bahkan di antara orang Kristen pun sikap sedemikian semakin terjangkit luas. Firman ini memperingatkan kita dengan keras bahwa akan ada konsekuensi fatal dari dosa. Akibat buruk dosa bukan saja akan berlaku secara alami, tetapi Allah sendiri akan melawan, menghakimi, menghukum orang-orang yang berdosa. Untuk mencegah langkah kita dari mengikut bujuk rayu dosa ingatlah bahwa selangkah sesudah dosa adalah ratap tangis, aib, kehancuran, dan akhirnya kebinasaan. Insyaf dan hancur hatilah sebelum dihajar Allah, daripada menunggu sampai Allah menghajar. Renungkan: Dua hal penting untuk mencegah kita kompromi dengan dosa. Pertama, sadari sedalam-dalamnya bahwa sukacita dan makna hidup sejati hanya ada dalam kesucian. Kedua, bayangkan akibat-akibat total dosa! |
(0.14496495) | (Hos 11:1) |
(sh: Iman padang gurun (Rabu, 11 Desember 2002)) Iman padang gurun
Iman padang gurun.
Renungkan: |
(0.14496495) | (Yl 1:1) |
(sh: Petaka, tanpa pesan? (Kamis, 18 November 2004)) Petaka, tanpa pesan?Petaka, tanpa pesan? Bencana yang pernah terjadi dalam sejarah suatu bangsa menjadi peringatan bagi bangsa itu. Namun, saat kemakmuran tiba, banyak orang mulai melupakannya. Dalam nas ini, Yoel mengingatkan seluruh generasi Israel, untuk memperhatikan apakah kekacauan yang terjadi saat itu pernah dialami pada zaman leluhur mereka (ayat 2-3). Apakah yang terjadi saat itu? Suatu kengerian besar yang pernah mereka alami akibat tulah belalang digambarkan secara jelas di sini (ayat 4). Ketika bencana itu terulang kembali, tidak seorang pun menyangkanya, baik orang yang sadar maupun orang yang mabuk oleh anggur (ayat 5-7). Semua orang secara pribadi merasakan duka karena bencana itu tidak menyisakan apa pun, termasuk apa yang ada di rumah Allah (ayat 6-9). Bencana ini menghantam semua orang, termasuk para pemilik ladang yang berjerih payah menanami ladangnya. Pada waktu itu, tanah sebagai simbol berkat berubah menjadi kutukan karena tidak ada apa pun yang dihasilkannya (ayat 10-12). Akibatnya, tidak ada yang dapat dilakukan manusia. Dalam keputusasaan, mereka hanya mampu berseru kepada Allah sehingga menggerakkan umat Allah dan imam untuk berteriak memohon pertolongan-Nya dalam sikap perkabungan dan ritus (ayat 13-14). Betapa mengerikannya bencana itu. Berbagai malapetaka yang menimpa umat Allah itu menunjukkan bahwa hari Tuhan sudah dekat (ayat 15-18). Peristiwa demi peristiwa yang terjadi pada bangsa Indonesia, dari krisis ekonomi, politik bahkan moral, janganlah hanya menjadi catatan sejarah pada masa kini. Semua itu harus menjadi peringatan, agar umat Allah di Indonesia sepenuhnya berserah pada-Nya dan bangsa ini meninggikan kebenaran. Lewat peristiwa bencana yang terjadi, manusia baru sadar pentingnya bergantung penuh kepada Allah. Sebagai orang Kristen apakah reaksi Anda di tengah krisis? Apakah berbagai peristiwa yang terjadi di Indonesia membuat kita senantiasa ingat pada Tuhan, sebagai sumber penolong yang melepaskan kita dari bencana itu? Renungkan: Meski tidak semua bencana adalah hukuman Tuhan, orang Kristen patut bertanya apa pesan Tuhan lewat bencana tersebut. |
(0.14496495) | (Am 3:1) |
(sh: Konsekuensi pemilihan Israel (Jumat, 18 Juli 2003)) Konsekuensi pemilihan IsraelKonsekuensi pemilihan Israel.
Amos kini menegaskan bahwa hukuman justru diberlakukan di dalam
keluarga sendiri. Justru karena Israel adalah satu-satunya yang
Tuhan kenal, maka Tuhan menuntutnya berperilaku sepadan (ayat Ada kemungkinan seperti yang juga dialami para nabi waktu itu, nubuat keras Amos ini pun dipertanyakan keasliannya. Soalnya, Israel lebih terbuka kepada pesan sesat para nabi palsu. Amos kini memberikan dukungan bagi suara kenabiannya yang bagaikan suara singa mengaum itu. Tak ada nabi dapat bernubuat (kecuali nabi palsu), kecuali Allah menggerakkannya (ayat 3-8). Contoh-contoh yang Amos berikan tidak saja berbicara tentang hubungan sebab- akibat (ayat 4-7), tetapi lebih penting adalah hubungan persekutuan akrab nabi dan Tuhan yang diumpamakan seperti hubungan persahabatan (ayat 3). Karena nabi dengar-dengaran suara Allah, maka nabi mengaumkan auman dahsyat amarah Allah (ayat 8). Auman singa nubuat penghakiman itu memang dahsyat. Tidak saja Tuhan tidak akan membuat perkecualian terhadap umat yang dikasihi-Nya, Tuhan pun tidak akan membuat hukuman-Nya sebagai urusan privat. Sebaliknya hukuman itu akan bersifat terbuka sehingga bangsa- bangsa kafir musuh Allah tahu bahwa umat-Nya sedang dihukum oleh Tuhan (ayat 9). Apabila dulu Allah menghancurkan Mesir demi menciptakan Israel, kini hukuman Tuhan akan membuat Israel mengalami kehancuran. Penjarahan (ayat 11), kehancuran (ayat 12), kehinaan (ayat 14-15) akan harus ditanggung oleh umat yang keras hati itu. Singa telah mengaum, seharusnyalah mereka takut dan bertobat! Renungkan: Kasih Tuhan tidak membuat Dia mengorbankan kesucian dan keadilan- Nya. Karena itu, selaku umat pilihan yang menerima kasih-Nya kita harus hidup serasi dengan sifat-sifat-Nya. |
(0.14496495) | (Am 9:11) |
(sh: Dibongkar untuk ditata kembali (Sabtu, 26 Juli 2003)) Dibongkar untuk ditata kembaliDibongkar untuk ditata kembali. Bangsa Israel berada dalam krisis hukum, krisis sosial dan berbagai krisis lain yang luar biasa. Di tengah-tengah situasi seperti itu, Tuhan menyatakan bahwa akan terjadi pergantian pemimpin (ayat 11). Hal itu harus dilakukan karena para raja yang memerintah tidak lagi bertindak sebagai mesias yang berpegang teguh kepada kebenaran dan keadilan Allah sehingga menyebabkan hancurnya bangsa itu. Nubuat ini menyatakan bahwa Allah telah menolak para pemimpin dan seluruh kroninya, dan digantikan oleh figur baru, yaitu Daud baru. Daud baru ini adalah raja atau mesias yang akan: [1] membawa bangsa ini kepada ketenteraman, kesejahteraan, dan kemakmuran seperti pada zaman Daud dahulu kala (ayat 11); [2] memerintah meliputi bangsa-bangsa. Bangsa-bangsa akan berdamai satu sama lainnya. Semua bangsa adalah milik Allah. Wujud pemerintahan Allah bersifat universal (ayat 12). Suasana kerajaan mesianis itu merupakan kebalikan dari situasi yang sedang dihadapi umat: hasil pertanian rakyat berlipat-ganda; anggur sebagai lambang kemakmuran menjadi bagian setiap orang (ayat 13,14); kota-kota yang hancur akan dibangun kembali. Allah akan menempatkan kembali bangsa Israel di Tanah Perjanjian (ayat 15). Nubuat ini mendorong bangsa Israel untuk terus menerus melakukan pembaruan di segala bidang kehidupan. Masa mesianis akan terwujud melalui orang-orang yang Allah pilih. Partisipasi umat dalam hal ini sangat ditekankan. Siapakah pemimpin yang dimaksud? Kristus yang mati dan bangkit! Ia adalah harapan dunia sebab Ia sangat dekat dengan Allah, memahami dan menjalankan kehendak Allah seutuhnya. Renungkan: Kita adalah mesias-mesias kecil yang berkewajiban untuk menyatakan kehendak Allah seutuhnya dalam kehidupan sehari-hari. Kita adalah utusan Kristus yang membawa damai sejahtera bagi semua orang, sebab Yesus telah melakukan itu bagi kita. |
(0.14496495) | (Ob 1:17) |
(sh: Karakteristik nubuat para nabi (Rabu, 19 Desember 2001)) Karakteristik nubuat para nabiKarakteristik nubuat para nabi. "Habis gelap terbitlah terang" merupakan ungkapan yang tepat untuk menggambarkan karakteristik nubuat para nabi di Perjanjian Lama, bahwa setelah menyampaikan penghakiman Tuhan atas Israel, mereka pun memberitakan pengharapan dalam Tuhan. Di akhir kitab Obaja, kita pun menyaksikan pola yang sama: setelah penghukuman, ada pemulihan. Pada perikop ini, Obaja memastikan kepastian firman Tuhan melalui dua hal. Pertama, kepastian hukuman bagi Edom. Kekuatan Israel digambarkan seperti api yang menghanguskan Edom, sehingga Edom tidak dapat tumbuh lagi karena mereka seperti jerami. Edom menjadi tidak berdaya pada saat Tuhan menentukan hari penghakiman tersebut. Bahkan Tuhan memakai bangsa asing lainnya untuk menghancurkan Edom. Kedua, pemulihan kembali bangsa Israel. Orang Israel dipulihkan Tuhan dan mereka memiliki kembali tanah pusaka mereka (ayat 19-21). Sekali lagi kita membaca tentang kasih Tuhan yang menghukum orang-orang yang memusuhi dan mendatangkan penderitaan bagi umat-Nya. Kebenaran ini membukakan pengertian kepada kita bahwa kita mempunyai konsep yang keliru tentang Tuhan. Bagi kita, Dia adalah Tuhan yang gemar menghukum, bahkan kadang kita juga berpikir bahwa acungan tangan-Nya dan mata-Nya hanya tertuju pada kesalahan-kesalahan yang kita perbuat. Sungguh suatu pandangan yang sangat keliru! Coba kita lihat, bukankah segala tindakan Allah sarat muatan kasih? Kalau kita menerima hukuman-Nya dan menderita karena hukuman tersebut, itu semata-mata karena kesalahan kita. Namun, tujuan penghukuman itu sendiri bukanlah untuk menenggelamkan kita dalam penderitaan, tetapi memulihkan kita. Bukti paling akurat untuk menggambarkan kasih Allah kepada kita adalah ketika Dia menemui ajal-Nya di kayu salib, di bukit Golgota. Renungkan: Ada kalanya kita pun mengalami penghukuman-Nya, namun Ia tidak pernah menghukum dengan hati bersukacita; Tuhan tidak pernah "menari di atas penderitaan kita". Percayalah bahwa setelah hukuman-Nya, akan ada pemulihan-Nya. Sambutlah kemurahan-Nya! |
(0.14496495) | (Yun 1:1) |
(sh: Panggilan Tuhan Bukan Sebuah Pilihan (Jumat, 29 Oktober 2021)) Panggilan Tuhan Bukan Sebuah PilihanPanggilan Allah untuk memberitakan firman-Nya merupakan kesempatan istimewa yang diberikan kepada setiap orang percaya. Namun, ada kalanya motivasi terselubung mewarnai setiap keputusan untuk menjalani panggilan ini. Nabi Yunus hidup pada masa pemerintahan Yerobeam II di Kerajaan Utara. Ia mendapat panggilan Tuhan untuk memberitakan penghukuman atas Niniwe, ibu kota kerajaan Asyur, yang merupakan musuh Israel (2). Kejahatan penduduk Niniwe yang luar biasa telah membuat Yunus bersikap antipati terhadap mereka. Yunus berpikir bahwa ia mempunyai pilihan dalam merespons panggilan Tuhan, karena itu ia memilih melarikan diri ke Tarsis (3). Sebagai seorang yang menerima tugas untuk memberitakan firman Allah, Yunus lupa bahwa panggilan Tuhan bukanlah sebuah pilihan. Menyatakan kehendak Tuhan merupakan sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan. Bagaimanapun upaya Yunus untuk lari dari kehendak Tuhan, ada cara Tuhan yang unik untuk membawa kembali Yunus kepada tugas yang ia harus terima, yaitu dengan memakai orang-orang yang tidak percaya. Kepastian akan rencana Allah yang harus terlaksana melalui hamba-Nya ini tidak dapat dihalangi oleh apa pun, bahkan sang nabi tidak memiliki pilihan untuk menolak. Atas penentuan Tuhan, seekor ikan besar datang dan menelannya sehingga ia harus berada di dalam perut ikan selama tiga hari tiga malam. Panggilan Tuhan harus dilihat sebagai hak istimewa dan kesempatan luar biasa yang dianugerahkan kepada kita. Ini bukan pilihan antara kehendak kita atau kehendak Allah. Ini memang adalah kehendak Allah. Ketika Tuhan memanggil kita untuk melayani-Nya, yakni untuk menyatakan maksud dan rencana-Nya atas manusia, terimalah panggilan itu sebagai sebuah kehormatan yang diberikan Allah. Ini bukan pilihan; ini kewajiban. Jangan pernah berpikir untuk lari dari tanggung jawab itu, sebab Dia akan mengejar kita dan tangan-Nya yang kuat akan mengarahkan dan menuntun kita kembali untuk menjalaninya. Terimalah panggilan-Nya. [PMS] |
(0.14496495) | (Yun 2:1) |
(sh: "Sepanjang jalan Tuhan pimpin" (Jumat, 14 Desember 2001)) "Sepanjang jalan Tuhan pimpin""Sepanjang jalan Tuhan pimpin". Ini adalah sebuah judul lagu yang ditulis oleh Fanny Crosby. Lagu ini ditulis sebagai ungkapan syukur atas pertolongan Tuhan yang ajaib, ketika ia mengalami masa-masa sulit. Yunus pun merasakan keajaiban pertolongan Tuhan, sehingga lahirlah sebuah untaian doa syukur yang sarat dengan kebenaran, meskipun dia berdoa di sebuah tempat yang sangat tidak lazim, yakni di dalam perut ikan! Pertama, doa ini diawali dengan sebuah pernyataan bahwa Tuhan telah menolongnya (ayat 2). Kedua, muncul ung-kapan pribadi Yunus yang menyatakan bagaimana Tuhan menyelamat-kannya dari ombak yang siap menguburnya di dasar laut (ayat 3-7). Ketiga, Yunus menjelaskan tentang mengapa Tuhan menolongnya (ayat 8-9). Doa Yunus keluar dari hati yang penuh penyesalan. Yunus tidak hanya menunjukkan bahwa kesadaran tentang keberadaan diri yang berdosa membawanya pada kepasrahan dan kesediaan menanggung hukuman, tetapi juga pernyataan bahwa apa yang Tuhan lakukan atas dirinya adalah tindakan yang adil. Ada tiga kebenaran dari untaian doa Yunus yang tidak hanya harus senantiasa kita ingat, tetapi juga menjadikannya bagian sikap hidup kita. Pertama, ingat bahwa Tuhanlah yang telah menolong kita, bukan harta, kekuasaan, atau kemampuan kita. Dalam segala kesusahan datanglah pada-Nya, "...carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu" (Mat. 6:33). Kedua, ingatlah bagaimana Ia telah menolong kita. Dia menarik kita dari dosa dengan cara menyerahkan nyawa-Nya sendiri untuk kita. Seperti Yunus, kita pun siap "dikubur" dalam kesusahan dan dosa kita, namun tangan-Nya telah mengangkat kita keluar. Ketiga, ingatlah mengapa Tuhan menolong kita. Tuhan tidak pernah terpaksa menolong kita; Ia menolong karena Ia mengasihi kita. Renungkan: Ada saatnya kita mengalami masa-masa yang sulit, yang menghancurkan hati, dan menimbulkan banyak kekecewaan. Ingatlah bahwa meskipun masa-masa tersebut Tuhan izinkan terjadi, Dia jugalah yang, karena kasih-Nya, memberikan pertolongan kepada kita. |
(0.14496495) | (Nah 1:1) |
(sh: Pembalas tapi sabar?! (Minggu, 15 Desember 2002)) Pembalas tapi sabar?!
Pembalas tapi sabar?!
Renungkan: |
(0.14496495) | (Mat 4:12) |
(sh: Berani menyatakan apa yang benar (Jumat, 31 Desember 2004)) Berani menyatakan apa yang benarBerani menyatakan apa yang benar. Menurut Alkitab, nabi merupakan perantara Tuhan dan manusia. Salah satu tugasnya mengoreksi perilaku umat Tuhan yang keliru. Yohanes ditangkap dan dipenjarakan Herodes karena ia menegur tindakan Raja Herodes yang mengambil Herodias, keponakannya menjadi istrinya (ayat 12; band. 14:3). Raja Herodes di nas ini berbeda dengan Raja Herodes yang membunuh anak-anak di Betlehem. Raja Herodes pada nas ini adalah Herodes Antipas, anak Herodes Agung dan Maltake. Selain beristrikan Maltake, Herodes Agung juga menikahi Mariamne yang melahirkan Filipus, suami pertama Herodias. Dengan demikian, Filipus dan Herodes Antipas adalah saudara satu ayah. Peristiwa penangkapan Yohanes menyebabkan Yesus pergi ke Kapernaum, Galilea. Menurut pembagian tanah pusaka kedua belas suku Israel, Kapernaum berada di seberang sungai Yordan yang termasuk daerah Zebulon dan Naftali (ayat 13; Yos. 19:10-16). Perhatikan kutipan nubuat Nabi Yesaya pada ay. 15-16! Nubuat ini menunjuk pada Yesus sebagai Terang bagi bangsa yang diam di daerah seberang sungai Yordan. Jadi, keberadaan Yesus di Kapernaum bukan karena Ia takut ditangkap oleh Herodes melainkan Yesus justru melanjutkan pemberitaan surgawi yang pernah dilakukan Yohanes, "Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat!" Tuhan memakai peristiwa pemenjaraan Yohanes sehingga pemberitaan tentang Kerajaan Surga pun tersiar bagi daerah Galilea. Yohanes berani menyatakan apa yang benar meskipun ia kehilangan nyawanya (Lihat Mat. 14:10-11). Sikap Yohanes menegur perbuatan Raja Herodes mengingatkan kita bahwa pemimpin gereja, tokoh Kristen, dan umat Tuhan harus memiliki keberanian menyatakan apa yang benar. Dan bukan menutup mata atau justru ikut dalam perbuatan amoral seperti yang dilakukan orang yang tidak takut akan Tuhan. Jika bukan kita yang menerangi kegelapan dunia ini, siapa lagi? Renungkan: Mari masuki tahun 2005 dengan hidup sepadan dengan diri sebagai Terang Kristus, yang dimulai dengan menyatakan kebenaran firman-Nya. |
(0.14496495) | (Mat 4:18) |
(sh: Alih profesi (Sabtu, 1 Januari 2005)) Alih profesiAlih profesi. Ada banyak alasan seseorang alih profesi. Bisa disebabkan oleh kebutuhan meningkatkan taraf hidup, bisa juga dikarenakan oleh dorongan minat dan bakat. Namun, ada pula yang beralasan mendapatkan panggilan mulia Allah untuk melakukan sesuatu. Empat murid pertama yang disebutkan pada nas hari ini memiliki profesi sebagai nelayan. Mereka adalah orang yang biasa bekerja di tengah ombak dan badai untuk mencapai hasil yang mereka harapkan dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka. Entah sudah berapa lama mereka menjadi nelayan, tetapi ketika Yesus datang memanggil mereka menjadi penjala manusia, mereka segera meninggalkan jala dan perahu untuk mengikut Dia (ayat 19-20). Mereka alih profesi karena dipanggil secara khusus untuk memberitakan Injil keselamatan. Ini adalah hak yang begitu istimewa. Manusia yang lemah dan berlatar belakang biasa, dipanggil dan dijadikan alat yang dipakai-Nya untuk kepentingan Kerajaan Allah. Mengapa mereka menerima ajakan Tuhan Yesus? Tentu karena mereka sudah mendengar pelayanan Yesus yang memberitakan Injil Kerajaan Surga (ayat 17). Pemberitaan itu disertai dengan pelbagai perbuatan baik sehingga banyak orang mengalami kesembuhan dari berbagai penyakit (ayat 23-24). Panggilan untuk memberitakan Injil ini juga berlaku bagi kita, anak-anak Tuhan yang hidup di masa kini. Ada yang menjadi penjala manusia melalui profesi masing-masing, misalnya sebagai guru, nelayan, pegawai kantor, tenaga medis atau juru masak. Bagaimana caranya? Melalui kata-kata dan kesaksian hidup kita. Namun, ada juga yang Tuhan panggil untuk meninggalkan profesi lama supaya dapat konsentrasi melayani jiwa-jiwa yang memerlukan kasih Tuhan. Siapkah Anda alih profesi kalau memang itu adalah rencana Tuhan bagi Anda? Ambillah keputusan untuk memiliki hidup yang lebih bermakna dengan melayani Dia dan menjadi saksi-Nya. Renungkan: Respons positif kepada panggilan-Nya akan membuat Anda menapak maju dalam rencana besar-Nya. |