Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 141 - 160 dari 191 ayat untuk (68-26) Di AND book:9 [Pencarian Tepat] (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.91293827067669) (1Sam 11:12) (jerusalem) Aslinya 1Sa 11 diteruskan dalam 1Sa 11:15. Setelah kemenangan diperoleh keesokan harinya rakyat mengangkat Saul menjadi raja. Tetapi menurut ceritera yang sejalan Saul sudah dinobatkan sebagai raja di Mizpa, 1Sa 10:24. Maka 1Sa 11:12-14 dimaksudkan untuk menyesuaikan kedua ceritera itu satu sama lain: Saul belum diterima oleh seluruh rakyat, 1Sa 10:27, sehingga penobatannya perlu diulang. Nabi Hosea yang menentang lembaga kerajaan, rupanya mengutuk penobatan itu sebagai dosa. Bdk Hos 8:4; 9:15.
(0.91293827067669) (1Sam 14:18) (jerusalem: baju efod) Tertulis hanya: efod, menurut terjemahan Yunani. dalam naskah Ibrani sebenarnya tertulis: tabut Allah. Tetapi pada waktu itu tabut itu berada pada orang Gibeon, 1Sa 7:1. Efod yang dimaksud bukanlah baju efod, tetapi efod ialah alat penenung, bdk 1Sa 2:28+. Saul ingin bertanya kepada Tuhan sebelum mulai bertempur, bdk 1Sa 14:37; 14:30; 14:7 dst. Seorang penyair kemudian teringat akan Hak 8:27, di mana efod nampak sebagai sasaran ibadat yang terkutuk, maka penyalin merubah "efod" menjadi "tabut Allah".
(0.91293827067669) (1Sam 15:9) (jerusalem: yang tidak berharga dan yang buruk) Begitulah menurut terjemahan-terjemahan kuno. Saul serta rakyatnya bersalah oleh karena tidak melaksanakan "herem" yang mesti dikenakan pada semua makhluk yang berhayat. Dengan maksud baik Saul bertindak, sebab ia tidak melaksanakan "herem" untuk merampas bagian Allah (bagian terbaik dari jarahan), tetapi justru untuk mempersembahkannya kepada Tuhan, 1Sa 15:15. Dan di situlah terletak dramanya: kesalahan Saul ialah: hendak menyenangkan hati rakyat raja memilih sebuah cara untuk memuja Allah yang tidak dikehendaki Tuhan: Saul berusaha memperdamaikan Tuhan yang memilih dia menjadi raja dengan rakyat yang menobatkannya. Saul tidak secara mutlak mengutamakan Tuhan.
(0.91083691729323) (1Sam 12:23) (full: JAUHLAH DARIPADAKU UNTUK BERDOSA ... DENGAN BERHENTI MENDOAKAN KAMU. )

Nas : 1Sam 12:23

Samuel adalah orang yang senantiasa berdoa.

  1. 1) Ia lahir sebagai jawaban atas doa permohonan ibunya (1Sam 1:10-20); ia berdoa bagi umat Allah dan melalui doa ia melihat Israel dibebaskan dari musuh mereka (1Sam 7:5-14); ia berdoa ketika Israel menolak Allah (1Sam 8:6); ia senantiasa berdoa agar umat Allah takut akan Tuhan dan melayani Dia dengan setia (1Sam 12:23-24).
  2. 2) Ayat Mazm 99:6 menyatakan bahwa ia termasuk "di antara orang-orang yang menyerukan nama-Nya." Yer 15:1 menunjukkan bahwa selaku juru syafaat, kedudukan Samuel setara dengan Musa di hadapan Allah.
  3. 3) Samuel demikian memahami sifat, kepentingan, dan kuasa dari doa syafaat sehingga ia menganggapnya dosa apabila ia berhenti memanjatkan doa syafaat

    (lihat art. DOA SYAFAAT).

(0.91083691729323) (1Sam 1:1) (sh: Keluarga yang bahagia? (Kamis, 20 November 1997))
Keluarga yang bahagia?

Keluarga yang bahagia?
Berulangkali dalam Perjanjian Lama kita jumpai konsekuensi tidak enak keluarga yang poligami. Ketika beribadah di rumah Allah, seharusnya orang memuliakan Allah dan dipenuhi dengan kesukaan. Memang itulah yang dirasakan oleh keluarga Elkana. Setahun sekali seluruh keluarga mempersembahkan korban kepada Allah di Silo. Seusai ibadah, seluruh keluarga mengadakan perjamuan syukur. Namun dalam suasana suka itu, Hana malah sedih dan tertekan. Ia mandul dan madunya, Penina, merendahkan dan menghinanya (ayat 6). Bukankah lebih baik mandul namun setia dalam monogami daripada beroleh anak namun melukai pasangan sendiri?

Allah sumber harapan. Hana pergi berdoa ke rumah Allah (ayat 9). Ia menyapa Allah sebagai Yahwe Zebaoth (Allah semesta alam). Dalam nama itu tertampung pemahaman tentang kekuasaan Allah yang tak terbatas yang mampu mencurahkan berkat tak terbatas pula. Allah mendengarkan doa Hana. Memang saat berdoa belum terjadi perubahan apa pun. Namun tindakan Allah tidak tergantung pada apa yang manusia rasakan atau pikirkan.

Renungkan: Dalam diri orang berdoa terjadi perubahan sebab ia telah berjumpa dengan Allah penguasa seisi langit dan bumi.

Doa: Tolong kami saat berdoa melihat kepada-Mu, bukannya masalah.

(0.91083691729323) (1Sam 4:1) (sh: Mengapa Tuhan membuat kita kalah? (Senin, 24 November 1997))
Mengapa Tuhan membuat kita kalah?

Mengapa Tuhan membuat kita kalah?
Itulah pertanyaan yang muncul ketika Israel dikalahkan Filistin. Pertanyaan yang tepat sekali bila membuat mereka introspeksi, merendahkan diri di hadapan Allah dan bertobat. Kesimpulan mereka sebenarnya sudah benar. Mereka kalah sebab Tuhan tidak menyertai. Namun jalan keluar yang diambil salah besar. Mereka berpikir tabut sebagai lambang kehadiran Tuhan sama dengan kehadiran Tuhan sendiri. Perbuatan mereka selanjutnya lebih parah lagi; menjadikan tabut semacam jimat. Tentu saja mereka kalah untuk kedua kalinya. Banyak korban berjatuhan terutama anak-anak Eli yang jahat dan Eli sendiri.

Tuhan bukan pelayan. Akar segala dosa adalah sikap tinggi hati dan tidak mau meninggikan Allah yang selayaknya Allah terima. Lawan dari meninggikan Allah adalah menjadikan diri sendiri sebagai tuhan dan raja atas hidupnya. Tuhan sendiri dijadikan pelayan. Orang yang bersikap demikian akan memakai berbagai alat rohani dan ritus rohani untuk kepentingan diri sendiri. Allah tidak akan pernah membiarkan kemuliaan-Nya direndahkan seperti itu.

Renungkan: Semua media anugerah-Nya seperti sakramen, ibadah, Alkitab, dlsb. tak bermanfaat apa pun bila kita tidak menerimanya dengan hati yang lurus di hadapan Allah.

(0.91083691729323) (1Sam 6:1) (sh: Mencoba kuasa Tuhan. (Rabu, 26 November 1997))
Mencoba kuasa Tuhan.

Mencoba kuasa Tuhan.
Putus asa melawan kuasa Allah, orang Filistin meminta nasihat kepada imam Dagon dan petenung (ayat 2). Nasihat mereka bertujuan membuktikan bahwa yang menimpa Filistin hanya kebetulan saja (ayat 9). Mereka lalu mempersiapkan kereta untuk mengangkut tabut, hanya lembu yang mereka pilih sengaja yang masih menyusui. Hal yang sangat masuk akal sebab lembu yang masih menyusui jelas tidak dipakai untuk menarik kereta. Tetapi maksud mereka untuk menyangkal bahwa Tuhanlah yang menghajar mereka, digagalkan Tuhan. Lembu itu dipimpin Tuhan maju berjalan langsung ke tempat tujuan (ayat 12).

Mencoba kesucian Tuhan. Tabut perjanjian tiba di tanah Israel dan disambut dengan sukacita. Suku Lewi menjalankan tugasnya menjaga tabut perjanjian (ayat 15). Penduduk Bet-Semes sebanyak 70 orang tidak dapat mengalahkan rasa ingin tahunya untuk melihat ke dalam isi tabut perjanjian. Akibatnya Tuhan membunuh mereka (ayat 19). Tabut Allah adalah simbol kehadiran-Nya. Kehadiran-Nya di tengah-tengah umat-Nya tidak hanya membawa sukacita dan kegembiraan namun juga menuntut suatu sikap hormat dan rasa takut.

Renungkan: Tidak ada orang yang mempermainkan kesucian Tuhan yang tidak akan menanggung akibat buruk.

(0.91083691729323) (1Sam 21:1) (sh: Dampak nama dan kuasa. (Sabtu, 31 Januari 1998))
Dampak nama dan kuasa.

Dampak nama dan kuasa.
Tanpa pilihan, persiapan matang, ataupun bekal makanan dan senjata, Daud memulai pengembaraannya. Nekad namun berani! Ia harus siap menghadapi kondisi alam yang tidak ramah, "yang kuat, yang menang. Dengan mengatasnamakan Saul, Imam Ahimelekh menerimanya (ayat 2). Dengan menyebut nama seorang penguasa, segalanya berjalan lancar. Roti sajian disantapnya dan pedang Goliath menjadi senjata. Namun, jangan cepat menghakimi Daud, seolah ia telah menyalahgunakan kuasa, jabatan, dan kekuatan yang dimiliki. Ia berbuat demikian untuk melanjutkan perjuangannya dalam Tuhan.

Keajaiban tangan Tuhan. Kematian Goliath, telah membekaskan dendam tak berkesudahan di hati raja-raja Filistin terhadap Daud. Daud tahu hal itu. Dengan akal yang kurang populer tetapi mengena (ayat 13), Daud terlepas dari perhatian raja Akhis. Apakah semua ini usaha tunggal Daud? Adakah peranan Tuhan di dalamnya? Kelepasan yang dialami Daud bukan karena keampuhan akalnya, melainkan sentuhan keajaiban tangan Tuhan (bdk. Mzm. 34).

Renungkan: Makanan bukanlah sumber hidup tetapi sarana agar hidup karunia Tuhan ini dapat ditunjang.

Doa: Pertolongan bagi kami hanyalah daripada-Mu, Tuhan.

(0.91083691729323) (1Sam 23:1) (sh: Pahlawan Allah. (Senin, 02 Februari 1998))
Pahlawan Allah.

Pahlawan Allah.
Tekanan niat busuk Saul dan risiko besar memasuki kota Kehila, tidak menjadi halangan bagi Daud. Ia tetap taat melaksanakan perintah Allah. Daud adalah pahlawan Allah. Hati nurani dan jiwa kepahlawanannya tergerak untuk bertindak ketika mendengar jeritan dan seruan penduduk Kehila. Siapa pun yang bertindak demi dan untuk kemuliaan Allah adalah pahlawan Allah. Allah berdiri di depan dan maju berperang bagi pahlawan-pahlawan-Nya.

Kecemburuan mengalahkan kebaikan. Keinginan Saul untuk terus membinasakan berkobar. Tetapi kasih Daud tak pernah pudar. Niat baik Daud untuk membantu menyelamatkan bangsanya, dilihat sebagai peluang emas untuk menjalankan niat busuknya. Itulah yang akan terjadi jika manusia kehilangan kontrol diri. Kesetiaan Daud berperang demi bangsa dan negaranya, tidak lagi masuk pertimbangan Saul. Apabila kejahatan sudah sedemikian kuat mempengaruhi jiwa seseorang, kesempatan berpikir logis-realistis tidak ada, apalagi berpikir untuk kemuliaan Allah.

Renungkan: Jika Allah dipersilahkan menguasai seluruh eksistensi hidup kita, tak ada kesempatan roh jahat mempengaruhi kita.

Doa: Kiranya hati kami diluapi kasih-Mu sehingga kebencian dan kejahatan tak beroleh tempat di dalamnya.

(0.91083691729323) (1Sam 23:14) (sh: Persahabatan Sejati. (Selasa, 03 Februari 1998))
Persahabatan Sejati.

Persahabatan Sejati.
Ada pepatah mengatakan Ada uang abang sayang, tak ada uang abang melayang. Pepatah ini merupakan salah satu contoh ejekan bagi bentuk persahabatan yang terjalin karena materi. Benar, bahwa menggalang persahabatan di kala senang, atau sukses tidaklah sulit. Tanpa dicari banyak orang yang datang menawarkan persahabatan. Tetapi, apa yang terjadi bila orang berada dalam keadaan susah? Yang semula mengaku sebagai sahabat, satu demi satu pergi menjauh bahkan lebih menyedihkan lagi, berlagak seolah tak pernah kenal. Masih ingatkah sikap Petrus terhadap Yesus di saat Dia menghadapi penderitaan? Sebaliknya, dalam keadaan takut, kehadiran Yonatan memberikan penghiburan dan dukungan bagi Daud. Tindakan Yonatan ini mengandung risiko, tetapi itulah ciri persahabatan sejati.

Kesetiaan Allah. Syukur kepada Allah yang selalu setia memperhatikan pergumulan hamba-hamba-Nya. Rencana-Nya sungguh luar biasa. Orang-orang yang tidak percaya, seperti Filistin dapat dijadikan-Nya alat penyelamat bagi hamba-Nya. Suatu kerjasama yang indah terjalin antara Allah dan hamba-Nya, Daud. Daud setia kepada Allah, karena Allah telah terlebih dahulu bertindak setia. Itulah sumber damai sejahtera dan pengharapan kekal umat Allah.

(0.90681466165414) (1Sam 1:5) (full: TUHAN TELAH MENUTUP KANDUNGANNYA. )

Nas : 1Sam 1:5

Kemandulan Hana disebutkan sebagai tindakan langsung dari Allah. Tuhan tidak memberi anak-anak kepada Hana supaya mempersiapkan dia bagi kelahiran putranya Samuel. Dengan cara yang sama, Allah kadang-kadang membuat kita mengalami kekecewaan atau menuntun kita ke dalam situasi di mana kita merasa tidak mampu atau rendah diri supaya dapat melaksanakan kehendak-Nya dalam kehidupan kita. Kita harus bertindak seperti Hana -- membawa situasi dan kepedihan hati kita langsung kepada Tuhan dan menantikan Dia (bd. ayat 1Sam 1:10-19;

lihat cat. --> Rom 8:28).

[atau ref. Rom 8:28]

(0.90681466165414) (1Sam 1:11) (full: AKU AKAN MEMBERIKAN DIA KEPADA TUHAN. )

Nas : 1Sam 1:11

Hana menunjukkan pengabdiannya kepada Tuhan dengan kesediaannya menyerahkan putranya untuk pekerjaan Tuhan. Dengan sikap yang sama, orang-tua Kristen dewasa ini dapat menyatakan penyerahan mereka kepada Allah dan kerajaan-Nya dengan mempersembahkan putra-putri mereka untuk pekerjaan Tuhan atau pekabaran Injil di negeri asing. Orang-tua yang mendukung, mendorong, dan berdoa bagi anak-anaknya akan sangat berkenan kepada Allah.

(0.90681466165414) (1Sam 9:9) (full: PELIHAT. )

Nas : 1Sam 9:9

Seorang pelihat (Ibr. _ro'eh_, "dia yang melihat") adalah seorang yang diberi kemampuan khusus oleh Allah untuk melihat dunia rohani atau melihat peristiwa-peristiwa yang akan datang (bd. ayat 1Sam 9:19; 2Sam 24:11; 2Taw 29:25; 35:15). Sering kali Allah menyatakan aneka peristiwa masa kini atau masa depan kepada seorang nabi melalui mimpi atau penglihatan (bd. Bil 12:6); jadi, ketika karunia nubuat jarang terlihat, maka diberitahu bahwa "penglihatan-penglihatan pun tidak sering" (1Sam 3:1). Kemudian dalam sejarah Israel nabi menjadi lebih terkemuka daripada seorang pelihat, karena tugas utama nabi adalah berbicara kepada umat perjanjian Allah mengenai apa yang dilihat atau yang didengarnya dari Allah mengenai kesetiaan mereka kepada Allah

(lihat art. NABI DI DALAM PERJANJIAN LAMA).

(0.90681466165414) (1Sam 13:13) (full: TIDAK MENGIKUTI PERINTAH TUHAN ... YANG DIPERINTAHKAN-NYA KEPADAMU. )

Nas : 1Sam 13:13

Tuhan secara khusus telah memerintahkan Saul untuk tinggal di Gilgal menantikan kedatangan Samuel yang akan mempersembahkan korban dan memberikan pengarahan (1Sam 10:8). Allah menguji ketaatan Saul dengan secara sengaja menunda kedatangan Samuel sampai melewati tujuh hari yang telah disetujui. Dalam perasaan putus asa (ayat 1Sam 13:8) dan angkuh (ayat 1Sam 13:9), Saul sendiri langsung mempersembahkan korban bertentangan dengan firman Allah. Karena Saul gagal menaati perintah Allah, Samuel memberitahukannya bahwa Allah akan mengambil kerajaan itu darinya (ayat 1Sam 13:13-14). Walaupun Saul tetap bertakhta hingga akhir hidupnya, putranya Yonatan tidak akan menaiki takhta sebagai penggantinya.

(0.90681466165414) (1Sam 15:22) (full: MENDENGARKAN LEBIH BAIK DARIPADA KORBAN SEMBELIHAN )

Nas : 1Sam 15:22

(versi Inggris NIV -- "menaati lebih baik ..."). Menaati Firman Allah dengan segenap hati adalah lebih baik daripada suatu bentuk penyembahan, pelayanan atau pengorbanan pribadi yang lahiriah. Dosa Saul ialah menempatkan pemahamannya sendiri tentang apa yang benar di atas penyataan alkitabiah; dosa ini akan menjadi titik pusat dari kemurtadan terakhir yang dinubuatkan untuk masa sebelum Yesus datang kembali (Mat 24:11,24; 2Tes 2:9-12; 2Tim 4:3-4; bd. 2Pet 2:1-22). Penyembahan, doa, puji-pujian, karunia-karunia rohani, dan pelayanan kepada Allah tidak berharga dalam pandangan-Nya jikalau tidak disertai ketaatan tegas kepada Allah dan standar kebenaran-Nya (bd. Yes 58:2; 59:2; 1Kor 13:1-13).

(0.90681466165414) (1Sam 18:10) (full: ROH JAHAT YANG DARIPADA ALLAH ITU BERKUASA ATAS SAUL, SEHINGGA IA KERASUKAN )

Nas : 1Sam 18:10

(versi Inggris NIV -- ia bernubuat). Ayat ini jangan diartikan bahwa Allah secara langsung mengutus roh jahat ke dalam Saul, tetapi bahwa Allah mengizinkan roh jahat memasukinya

(lihat cat. --> 1Sam 16:14;

[atau ref. 1Sam 16:14]

lihat art. KEHENDAK ALLAH).

Istilah Ibrani yang dipakai untuk "nubuat" di sini dapat mengacu kepada nubuat yang benar atau nubuat yang palsu. Saul tidak bernubuat dengan Roh Allah; melainkan itu mungkin ocehan dan ucapan karena kerasukan roh jahat.

(0.90681466165414) (1Sam 21:1) (full: SAMPAILAH DAUD KE NOB. )

Nas : 1Sam 21:1

Pasal 1Sam 21:1-22:23 mencatat pelarian Daud dari Saul dan kegagalannya untuk sepenuhnya percaya kepada Allah. Dalam usaha menyelamatkan hidupnya, Daud berbohong (ayat 1Sam 21:2), mencari perlindungan antara orang Filistin yang fasik (ayat 1Sam 21:10-15), dan secara tidak langsung menyebabkan kematian para imam dan banyak orang lain (1Sam 22:11-23; bd. Mazm 52:1-11). Dengan menggunakan penipuan, Daud gagal untuk menyerahkan hidupnya tanpa syarat kepada Tuhan dan perlindungan-Nya.

(0.90681466165414) (1Sam 4:1) (jerusalem: seluruh Israel) Terjemahan Yunani menambah: Eli sangat lanjut umurnya dan anak-anaknya berkanjang dalam kejahatan mereka terhadap Tuhan
(0.90650684210526) (1Sam 3:1) (sh: Kata dan makna (Jumat, 1 Agustus 2003))
Kata dan makna

Kata dan makna. Kata bukan sekadar bunyi, tetapi penyampaian makna melalui bunyi. Kata diucapkan karena ada hal yang ingin disampaikan oleh pengucapnya. Supaya itu terjadi kata tersebut harus didengar. Akan sia-sia usaha pengucap, jika ternyata tidak ada telinga yang terbuka dan kehendak yang sedia untuk mendengar.

Nas ini menyajikan perbandingan tentang dua kondisi sikap terhadap kata-kata Allah. Pertama, Samuel, anak muda yang belum pernah menerima firman Allah secara langsung, tetapi mendengar (ayat Di+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">7,9-10), dan Eli, imam dengan pengalaman kerohanian segudang yang tidak mendengar (ayat 13). Kedua, Samuel yang menyampaikan seluruh yang difirmankan Allah kepada Eli (ayat 17-18) dan Eli yang tidak menyampaikan sepenuhnya kemarahan Allah kepada anak- anaknya (ayat 12-13). Ketiga, jarangnya pernyataan firman Tuhan di zaman Eli (ayat 1) dengan tidak pernah gagal-Nya firman Tuhan pada masa Samuel. Bahkan perkataan Samuel pun sampai ke seluruh Israel (ayat Di+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">3:19-4:1a). Semua berkait dengan kata, firman, atau davar dari Allah (davar, kata Ibrani untuk 'kata'/'firman'). Karena itu, ketika Samuel bangun untuk keempat kalinya dan mendengarkan firman Tuhan, ia bangun untuk menjadi bagian dari suksesi kenabian menggantikan Eli (ayat 20). Allah sendiri yang memilih Samuel, dan Ia menyertainya (ayat 19). Dari sudut pandang narasi ini, Samuel adalah nabi yang sejati. Ia yang mendengarkan panggilan Tuhan itu bertumbuh dewasa untuk menjadi pendengar dan pemberita davar Allah yang sejati.

Jelas bahwa hidup Samuel adalah teladan, dan hidup Eli adalah peringatan bagi kita. Sebagai Kristen, entah sudah berapa banyak firman, khotbah, renungan, tulisan dll. tentang kebenaran firman Tuhan yang melewati dan meriuhrendahkan hidup kita. Jangan sia- siakan semua itu. Bangun dan dengarkan, lakukan dan beritakan!

Renungkan: Semua orang percaya adalah pemberita-pemberita firman dengan misi penting di tengah zaman yang genting (ayat 1Pet. 2:9).

(0.90650684210526) (1Sam 5:1) (sh: Tangan Allah (Minggu, 3 Agustus 2003))
Tangan Allah

Tangan Allah. Tulisan-tulisan PL sering menggambarkan Allah secara antropomorfis, "seperti manusia", untuk mempermudah penceritaan tindakan dan sifat Allah yang sulit untuk dijelaskan dengan kata- kata. Pada nas ini, Allah dinyatakan sebagai bertangan, dan tangan-Nya itu sangat ditakuti, termasuk oleh orang Filistin. Sebelumnya mereka telah mengakui riwayat kedahsyatan tangan Tuhan di Mesir (ayat Di+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">4:8). Kini mereka akan mendapatkan penegasan tentang kedahsyatan "tangan" Allah kepada mereka (ayat 6,9). Tulah Mesir yang mereka takutkan itu, kini mereka alami.

Seorang penafsir menyatakan bahwa motivasi orang Filistin menaruh tabut Allah di kuil Dagon adalah untuk menghormati "dewanya Israel", yang walaupun kalah dari kekuatan dewa-dewa mereka, tetap saja ilahi. Ternyata, Tamu Khusus dari Israel ini justru berlaku "tidak hormat", sampai dua kali (ayat 3-4)! Pemenggalan kepala (dan tangan, ay. Di+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">4) adalah sesuatu yang wajar dalam peperangan (bdk. Daud vs. Goliat, Di+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">17:51). Ini (ayat 4) bermakna bahwa dalam pertempuran boleh saja Filistin mengalahkan Israel, tetapi Allahlah yang berjaya atas Dagon yang tersungkur, tanpa pertempuran! Tidak hanya itu, kesia-siaan dewa-dewi Filistin dipertegas dengan tulah kepada kota-kota yang disinggahi tabut Allah itu (ayat 6-12). Tidak ada dewa yang menolong. Bahkan, mereka akan mengembalikan tabut itu ke Israel (ayat 11). Allah tetap berkuasa dengan dahsyat, walau umat-Nya terpuruk dalam dosa dan kekalahan.

Renungkan: Bersyukurlah bahwa tangan yang dahsyat itu adalah juga tangan yang terulur dalam kasih melalui Yesus Kristus, Tuhan kita.


Bacaan untuk Minggu ke-9 sesudah Pentakosta

II Samuel7:18-22; Roma 8:18-25; Matius 13:24-35; Mazmur 86:11-17

Lagu KJ 8



TIP #22: Untuk membuka tautan pada Boks Temuan di jendela baru, gunakan klik kanan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA