(0.28008782) | (2Sam 16:1) |
(sh: Ada udang di balik batu. (Sabtu, 04 Juli 1998)) Ada udang di balik batu.Ada udang di balik batu. Kepasrahan Daud dan kebesaran jiwanya. Dalam hidup, kita harus siap untuk menghadapi berbagai kemungkinan (kebaikan semu, seperti yang ditampilkan Ziba, kejahatan karena dendam seperti tindakan Simei!). Selagi Daud jaya, Simei kecut dan takut; selagi Daud dalam posisi yang tersudut, Simei melancarkan keinginannya untuk membalas dendam! Celakanya, dendam telah membutakan akal warasnya. Daud tidak pernah menumpahkan darah Saul dan keluarganya, tetapi didakwa demikian (ayat 8). Menanggapi kebrutalan Simei, Daud tetap bersikap pasrah dalam kebesaran jiwanya. Dia berserah kepada Tuhan! Daud tidak membalas kekerasan dengan kekerasan. Renungan: Seorang pemimpin perlu mendisiplin diri belajar sikap pasrah berserah kepada Tuhan dan berjiwa besar. |
(0.28008782) | (2Sam 21:1) |
(sh: Bertanya kepada Tuhan. (Rabu, 15 Juli 1998)) Bertanya kepada Tuhan.Bertanya kepada Tuhan. Cinta yang mengharukan. Ketika peristiwa menyedihkan terjadi bagi kaum keluarga Saul, karena tujuh orang dari mereka dihukum gantung, Rizpa binti Aya seorang ibu yang anaknya ikut terhukum, menunjukkan cinta yang luar biasa. Ia menjaga mayat mereka berbulan-bulan lamanya. Daud terharu melihat hal itu lalu mengusahakan suatu penguburan umum terhadap keluarga Saul. Cinta kasih sejati memang selalu harus disertai pengorbanan, namun betapapun mengharukannya cinta kasih yang didramatisasi pengungkapannya oleh manusia, cinta kasih dan pengorbanan Tuhan Yesus Kristus tetap tak tertandingi. Refleksi: Untuk dapat peka terhadap kebaikan dan pemeliharaan Tuhan berupa peringatan dan teguran, serta mampu menanggapinya dengan benar, kita memerlukan Roh Allah. Doa: Kiranya kisah-kisah nyata dalam catatan Alkitab mendorongku mengungkapkan kasihMu lebih aktif, Tuhan. |
(0.28008782) | (Mzm 57:1) |
(sh: Membentuk dan membuka. (Jumat, 6 Maret 1998)) Membentuk dan membuka.Membentuk dan membuka. Prinsip yang benar. Mengapa Daud tidak menggunakan kesempatan itu untuk melampiaskan dendam? Bukankah itu saat yang paling gampang? Keyakinannya untuk terus berpegang pada prinsip hidup yang benar, yaitu bahwa Tuhanlah yang memberi perlindungan baginya, mengendalikan hidupnya, menerima keluhannya dan memberikan jalan keluar terhadap permasalahannya. Penyelesaian yang berasal dari pertimbangan diri sendiri bukan menyelesaikan tetapi justru menimbulkan permasalahan baru. |
(0.25727708) | (1Taw 12:1) |
(sh: Dukungan dari berbagai kelompok (Selasa, 5 Februari 2002)) Dukungan dari berbagai kelompokDukungan dari berbagai kelompok. Dukungan bagi Daud bukan saja dari para pemimpin suku (ayat 11:1-9), dan dari para pahlawan perkasa (ayat 11:10-47), tetapi juga dari semua suku Israel dan kelompok lainnya. Semua dukungan ini berasal dari unsur-unsur yang sangat strategis dan berarti, bukan saja bagi keberhasilan Daud selanjutnya, tetapi terutama bagi wibawa Daud sebagai raja. Dukungan datang dari suku Benyamin, suku asal raja Saul. Tentu saja ini merupakan dukungan yang amat penting bagi Daud dan bagi kesatuan Israel, sebab dengannya terjadilah penerimaan dan pengakuan terhadap kepemimpinan Daud. Dukungan itu menunjukkan bahwa mereka tidak menyimpan kebanggaan membabi buta terhadap Saul, raja mereka sebelumnya yang kepemimpinannya oleh Allah diserahkan kepada Daud. Dukungan dari orang Gad juga tidak kalah pentingnya. Gad adalah suku yang tinggal di seberang Yordan. Mereka tidak mempertahankan sikap independen mereka, namun kini menyatakan dukungan penuh dengan datang ke kubu Daud. Mereka terdiri dari orang-orang perkasa yang kemampuan fisiknya dalam peperangan luar biasa hebat. Bahwa pengakuan dari suku Benyamin di awal bagian ini (ayat 1-7) menyangkut masalah kerukunan kini lebih ditegaskan dalam ayat 16-18. Hubungan suku Yehuda dan Benyamin potensial menimbulkan ketegangan dan disintegrasi, sebagai akibat dari kebencian Saul atas Daud. Datangnya utusan kedua suku ini bersamaan menegaskan keputusan penting yang diambil di antara kedua suku tersebut. Bukan saja dukungan sosial yang Daud terima, tetapi juga dukungan Roh Allah yang menggerakkan Amasai untuk bernubuat (ayat 18). Dukungan lainnya datang dari tujuh pemimpin Manasye. Dukungan ini pun sangat berarti karena Manasye diam di wilayah paling jauh di utara. Selain itu pasangan Efraim-Manasye di utara sering dilihat sejajar dengan pasangan Yehuda-Benyamin di selatan. Bahwa Daud tidak jadi memerangi mereka di pihak Filistin adalah campur tangan Allah sehingga kini mereka bersatu di pihak Daud. Semua dukungan ini menyebabkan "mereka menjadi tentara besar, seperti bala tentara Allah" (ayat 22). Renungkan: Kesatuan yang benar dalam Tuhan bukan sekadar peningkatan kekuatan, tetapi penyatuan visi dan energi untuk misi Ilahi. |
(0.247565) | (1Sam 10:1) |
(full: TUHAN TELAH MENGURAPI ENGKAU.
) Nas : 1Sam 10:1 Maksud dari pengurapan Saul ialah
|
(0.247565) | (1Sam 15:22) |
(full: MENDENGARKAN LEBIH BAIK DARIPADA KORBAN SEMBELIHAN
) Nas : 1Sam 15:22 (versi Inggris NIV -- "menaati lebih baik ..."). Menaati Firman Allah dengan segenap hati adalah lebih baik daripada suatu bentuk penyembahan, pelayanan atau pengorbanan pribadi yang lahiriah. Dosa Saul ialah menempatkan pemahamannya sendiri tentang apa yang benar di atas penyataan alkitabiah; dosa ini akan menjadi titik pusat dari kemurtadan terakhir yang dinubuatkan untuk masa sebelum Yesus datang kembali (Mat 24:11,24; 2Tes 2:9-12; 2Tim 4:3-4; bd. 2Pet 2:1-22). Penyembahan, doa, puji-pujian, karunia-karunia rohani, dan pelayanan kepada Allah tidak berharga dalam pandangan-Nya jikalau tidak disertai ketaatan tegas kepada Allah dan standar kebenaran-Nya (bd. Yes 58:2; 59:2; 1Kor 13:1-13). |
(0.247565) | (1Sam 21:1) |
(full: SAMPAILAH DAUD KE NOB.
) Nas : 1Sam 21:1 Pasal 1Sam 21:1-22:23 mencatat pelarian Daud dari Saul dan kegagalannya untuk sepenuhnya percaya kepada Allah. Dalam usaha menyelamatkan hidupnya, Daud berbohong (ayat 1Sam 21:2), mencari perlindungan antara orang Filistin yang fasik (ayat 1Sam 21:10-15), dan secara tidak langsung menyebabkan kematian para imam dan banyak orang lain (1Sam 22:11-23; bd. Mazm 52:1-11). Dengan menggunakan penipuan, Daud gagal untuk menyerahkan hidupnya tanpa syarat kepada Tuhan dan perlindungan-Nya. |
(0.247565) | (Kej 9:25) | (jerusalem: berkatalah ia) Berkat dan kutukan yang diucapkan bapa-bapa bangsa, bdk Kej 9:27 dan Kej 29, adalah perkataan yang berdaya. Kata-kata itu mengenai moyang tertentu dan terlaksana dalam keturunannya: Keturunan Kanaan (penduduk aseli negeri Kanaan) menjadi taklukan Sem, ialah bapa leluhur Abraham dan bangsa Israel. Bangsa Israel (dalam moyangnya) mendapat perlindungan istimewa dari pihak Allah. Kanaan juga takluk Yafet, dan keturunan Yafet meluas dengan mendesak Sem. Latar belakang historis berkat dan kutuk itu ialah zaman Saul atau awal pemerintahan Daud. Pada waktu itu bangsa Israel dan bangsa Filistin menguasai negeri Kanaan, tetapi orang Filistin sudah menyerbu dan menduduki sebagian wilayah bangsa Israel. Beberapa pujangga Gereja berpendapat bahwa apa yang dinubuatkan ialah masuknya kaum kafir (keturunan Yafet) ke dalam jemaat Kristen yang berasal dari bangsa Israel (keturunan Sem). |
(0.247565) | (Hak 21:1) | (jerusalem) Bab ini menderetkan dua tradisi. Hak 21:14 berperan sebagai penyambung kedua tradisi itu. Tradisi pertama agaknya berasal dari tempat kudus di Mizpa dan yang kedua dari tempat kudus di Betel. Tetapi penyusun kisah yang mengolah kedua tradisi tsb di masa sesudah pembuangan banyak merobah bahannya, sehingga tradisi-tradisi asli sukar dipulihkan. Peristiwa di Yabesy-Gilead itu bermaksud menjelaskan bagaimana terjalin hubungan antara kota itu dengan suku Benyamin, seperti ternyata ada di masa raja Saul, 1Sa 11:1; 31:11-13. Ceritera mengenai penculikan anak-anak dara di Silo memanfaatkan ingatan akan sebuah perayaan di zaman dahulu, yakni sebuah pesta hasil kebun anggur. Anak-anak dara itu turut serta dalam pesta itu dengan maksud mencari jodoh. |
(0.247565) | (1Sam 10:5) | (jerusalem: Gibea Allah) Ini nama Gibea yang lain: kota itu ialah kota asal Saul, 1Sa 10:10 dst; 1Sa 11:4; 15:34 |
(0.247565) | (Mzm 7:1) | (jerusalem: Allah, Hakim yang adil) Mazmur ini berupa ratapan dan doa seseorang yang tidak bersalah tetapi dikejar dengan tidak semena-mena. Di dalamnya dipersatukan dua pernyataan tidak bersalah. Yang pertama Maz 7:2-6, 7:13-17, bergaya bahwa kesusasteraan hikmat; diminta supaya Allah membalas para pengejar. Pernyataan kedua, Maz 7:7-12, yang terpengaruh oleh gaya bahasa nabi Yeremia, bermohon supaya hakim sorgawi turun tangan, Kidung ditutup dengan lagu pujian pendek, Maz 18, yang barangkali berupa tambahan demi keperluan liturgis. Mazmur inipun mengucapkan kepercayaan bulat pada Tuhan, Maz 7:2-3,7 dan melayangkan pandangan ke akhir zaman, Maz 9. |
(0.247565) | (Kid 5:10) | (jerusalem) Mengenai jenis sastera puji-pujian ini bdk Kid 4:1+. Ada yang menafsirkannya sebagai alegori bait Allah, khususnya berdasarkan Kid 5:11,14-15. Tetapi apa yang digambarkan kiranya bukannya bait Allah, tetapi sebuah patung yang terbuat dari emas dan gading. Patung-patung semacam itu memang sering dibuat di kawasan timur dan Yunani-Romawi dahulu. Ini agaknya dipakai daya khayal penyair untuk memujikan keelokan laki-laki sebagai dicita-citakan: perawakan tinggi, rambut lebat yang mengombak, warna kulit yang menarik dan roman muka yang tampak. Bdk apa yang dikatakan tentang Saul, 1Sa 9:2; 10:23-24, Daud, 1Sa 16:12 dan Absalom, 2Sa 14:25-26. Jenis sastera semacam ini gemar akan bahasa penghebat dan berlebih-lebihan; bdk apa yang dikatakan tentang imam besar Simon, Sir 50:5-12 |
(0.24507685) | (2Sam 2:1) |
(sh: Masa Peralihan (Minggu, 15 Februari 1998)) Masa PeralihanMasa Peralihan Pesan istimewa. Ada hal-hal istimewa pada perikop ini. Sikap orang dalam menyambut. raja baru, ada yang spontan merestui, ada yang mencoba mengalihkan pikiran si raja baru pada berita perbuatan baik orang-orang Yabesy-Gilead (ayat 4) Apakah itu disampaikan oleh si pembawa berita dengan maksud baik atau tidak? Bagaimana sikap Daud yang segera bertindak dan memberi pesan istimewa (ayat 5-7)? Pertama menghargai perbuatan orang-orang Yabesy-Gilead. Kedua menghindari pertumpahan darah antara pengikut Daud dengan pengikut raja Saul yang masih setia. Ketiga tidak memberi kesempatan kepada orang lain untuk menyalahgunakan masa transisi. Keistimewaan kepemimpinan Daud. Kehadiran Daud sebagai pemimpin baru sangat terasa bagi orang Yehuda dan sekitarnya. Gejolak sekecil apapun yang sedang terjadi, Daud segera bertindak. Tidak ada istilah tunggu hari esok, atau biarkan api semakin menyala dan merambat. Yang diutamakannya menanyakan kepada Tuhan, dan bertindak tepat dan cepat. Memang pemimpin dituntut untuk sigap bertindak. Hubungan akrab dengan Tuhan memungkinkan pemimpin tidak lamban dan juga gegabah bertindak. Renungkan: Pemimpin yang tidak belajar dipimpin dan diajar Tuhan akan cenderung diperalat oleh kepentingan berbagai pihak. |
(0.24507685) | (Mzm 57:1) |
(sh: Nyanyian dari dalam gua (Jumat, 11 Juni 2004)) Nyanyian dari dalam guaNyanyian dari dalam gua. Ketika kita berada dalam kesulitan dan pergumulan yang berat, reaksi spontan kita adalah mengeluh dan putus asa bahkan sering pula kita menjadi marah kepada Tuhan. Tetapi hal ini tidak kita temukan dalam diri Daud. Mazmur ini ditulis ketika Daud sedang lari dari Saul dan harus bersembunyi di dalam gua (ayat 1). Saul iri melihat kesuksesan Daud dan ia ingin membunuh Daud (ayat 1Sam. 22:1; 24:3). Dalam keadaan yang terjepit, Daud berseru kepada Allah. Dia tidak larut dalam kesedihan dan ketakutan, melainkan berusaha tetap memfokuskan dirinya pada Allah. Ada beberapa hal yang bisa kita teladani dari Daud: Pertama, ia berseru kepada Allah dan mempercayakan hidupnya di dalam tangan Allah (ayat 2-4). Daud mengumpamakan dirinya seperti seekor anak burung elang yang tidak berdaya yang berlindung di bawah naungan sayap induknya. Dalam situasi demikian ia beroleh kekuatan baru. Kedua, ia memfokuskan perhatiannya pada kemuliaan Allah (ayat 6, 12). Daud mengakui keadaannya yang lemah dan tidak berdaya di tengah-tengah serangan musuh-musuhnya (ayat 5, 7). Tetapi ia tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh keadaannya. Perhatian Daud yang terutama, bahkan ketika ia memohon pertolongan dari Tuhan, adalah agar nama Tuhan ditinggikan dan dimuliakan, bukan semata-mata keselamatan pribadinya. Ketiga, ia bersukacita menantikan pertolongan Tuhan (ayat 8-11). DR. Martin Lloyd-Jones menyatakan bahwa kita harus membedakan antara bersukacita dan merasa bahagia. Jelaslah bahwa Daud tidak merasa bahagia dengan keadaannya, tetapi ia tidak pernah kehilangan sukacitanya sementara ia menantikan pertolongan Tuhan, karena sukacitanya itu didasarkan pada kasih setia Tuhan dan kebenaran-Nya (ayat 11). Renungkan: Penderitaan kita adalah kesempatan untuk membuktikan bahwa orang beriman tetap bersukacita dan memuji Allah. |
(0.210065872) | (Est 9:1) |
(sh: Tuhan di balik penghukuman (Jumat, 29 Juni 2001)) Tuhan di balik penghukumanTuhan di balik penghukuman. Kisah ini merupakan suatu kisah yang mengerikan, penuh dengan darah dan pembunuhan. Jumlah musuh orang Yahudi yang terbunuh dalam benteng Susan pada hari pertama 500 jiwa (6) dan pada hari kedua bertambah sebanyak 300 jiwa (15). Sedangkan di daerah kerajaan yang lain tercatat 75.000 jiwa (16). Mengapa Tuhan mengizinkan pembantaian seperti ini? Apa yang sesungguhnya terjadi? Untuk dapat menjawab hal ini marilah kita memperhatikan pengulangan kata berikut: "memukulnya dengan pedang", "membunuh", "dibunuh", "terbunuh" (5, 6, 10, 11, 12, 15, 16) yang juga memiliki konotasi penghukuman Tuhan atas musuh- musuh-Nya seperti terdapat dalam Kel. 13:15 "Tuhan membunuh semua anak-anak sulung di Mesir". Bagian ini menegaskan kepada kita bahwa sebagaimana Tuhan dulu membunuh anak-anak sulung Mesir (Kel. 13:15), demikian pula pada masa pemerintahan Ahasyweros Ia membunuh orang-orang Amalek -- musuh-Nya melalui tangan orang Yahudi dalam pertempuran yang tak terelakkan lagi. Kisah Ester ini mencatat kisah pengadilan Tuhan, dimana Tuhan Raja segala raja membangkitkan orang-orang Yahudi untuk menjatuhkan hukuman atas orang-orang Amalek.
Bagian ini tidaklah berbicara tentang kejahatan perang dan
pelanggaran hak azasi manusia yang diprakarsai Ester
dan Mordekhai, tetapi suatu tekad dan kebulatan hati
untuk menyelesaikan tanggung jawab yang telah mereka
terima. Ester dan Mordekhai mengerti untuk apa mereka
ditempatkan pada posisi seperti sekarang ini. Mereka
bertanggungjawab untuk menyelesaikan perintah Allah
yang diabaikan oleh raja Saul (bdk. Renungkan: Apakah Anda memiliki sikap hidup yang takut akan Tuhan dan hidup dalam kebenaran? Jangan anggap enteng pengadilan Tuhan! Kiranya kesadaran akan keadilan dan penghakiman Allah mendorong kita untuk senantiasa mengintrospeksi diri, hidup dalam kebenaran, dan terus- menerus bertekad memperjuangkan keadilan. |
(0.210065872) | (Mzm 59:1) |
(sh: Allahku, tempat pelarianku pada waktu kesesakan (Jumat, 5 Oktober 2001)) Allahku, tempat pelarianku pada waktu kesesakanAllahku, tempat pelarianku pada waktu kesesakan. Kita lebih sering mengenal pelarian dalam konotasi negatif, misalnya pelarian politik, pelarian cinta, pelarian arisan, pelarian perjanjian. Tetapi mungkin satu-satunya pelarian yang bermakna positif adalah seperti yang dilakukan oleh Daud. Ia tidak seharusnya dikejar-kejar oleh pasukan pilihan Saul yang memburu dirinya seolah si otak mafia berkaliber dunia. Dalam seruannya kepada Allah terlihat bahwa tingkah laku musuhnya semakin berbahaya (ayat 2-4). Saul mengirim tim federasi pembunuh untuk mengincar nyawa menantunya sendiri (ayat 1Sam. 19:1; 9-18). Dalam kondisi yang terpuruk ini Daud memohon pembelaan Allah dengan menyatakan bahwa dirinya tidak bersalah, sebab hanya Tuhanlah Hakim yang adil dan benar (ayat 5-6).
Walaupun pemazmur sedang diawasi dengan ketat, namun matanya tidak
kalah cermat. Bahkan ia sempat menguraikan atmosfer yang
melingkupi dirinya dengan teliti kepada Allah. Ia menggambarkan
musuh-musuhnya seperti gerombolan anjing yang melolong
mengelilingi kota (ayat 7-8). Bertolakbelakang dengan keyakinan
musuhnya, pemazmur yakin bahwa ia sudah diselamatkan oleh Allah
(ayat 9-11). Lukisan tentang musuhnya dilanjutkan setelah ia
menyisipkan pujian kepada Allah. Dalam pandangannya, dosa kekejian
terbesar seterunya adalah bahwa mulut mereka tidak pernah kenyang
dengan sumpah serapah. Mereka tiada henti-hentinya mengaum (ayat
12-16). Di akhir mazmurnya Daud mengkonfirmasikan kepercayaannya
kepada Allah. Bahkan di dalam pelariannya, ia mau menyanyikan
kekuatan-Nya, bersorak-sorai karena kasih setia Tuhan (ayat Bila kita mengkaji ulang sikap pemazmur di dalam kesesakan, kita sungguh terhibur karena sebagai Kristen kita diperkenankan untuk berseru kepada Allah. Sekalipun Allah mengendalikan para penganiaya, Dia mungkin menyerahkan kita untuk diuji oleh lawan yang jahat. Oleh karena itu kita harus berseru kepada Allah sepanjang hidup kita. Renungkan: Doa adalah senjata yang paling ampuh untuk menghadapi tantangan hidup yang seringkali menyesakkan kita dalam ketidakmengertian. Tiada kekuatan lain yang mampu memberikan kepada kita ketenangan, kecuali permohonan di dalam doa kepada Allah. Proses menggumuli kuasa doa inilah yang memberikan ketenangan sejati. |
(0.198052) | (Hak 1:1) |
(full:
) Penulis : Tidak Diketahui Tema : Kemurtadan dan Pembebasan Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 1050 -- 1000 SM Latar Belakang Kitab Hakim-Hakim menjadi mata rantai utama sejarah di antara zaman Yosua dengan zaman raja-raja Israel. Periode para hakim mulai dari sekitar tahun 1375 sampai 1050 SM, ketika Israel masih merupakan perserikatan suku-suku. Kitab ini memperoleh namanya dari berbagai tokoh yang secara berkala dibangkitkan Allah untuk memimpin dan membebaskan orang Israel setelah mereka mundur dan ditindas oleh bangsa-bangsa tetangga. Para hakim (berjumlah 13 dalam kitab ini) datang dari berbagai suku dan berfungsi sebagai panglima perang dan pemimpin masyarakat; banyak yang pengaruhnya terbatas pada sukunya sendiri, sedangkan beberapa orang memimpin seluruh bangsa Israel. Samuel, yang pada umumnya dipandang sebagai hakim terakhir dan nabi yang pertama tidak termasuk dalam kitab ini. Penulis kitab ini tidak jelas. Kitab ini sendiri menunjukkan kerangka waktu berikut mengenai saat penulisannya:
Yang pasti ialah: kitab ini mencatat dan menilai masa para hakim dari segi perjanjian (mis. Hak 2:1-5). Musa sudah menubuatkan bahwa penindasan oleh bangsa-bangsa asing akan menimpa bangsa Israel sebagai salah satu kutukan Allah jikalau mereka menyimpang dari perjanjian (Ul 28:25,33,48). Kitab Hakim-Hakim menggarisbawahi kenyataan nubuat tersebut dalam sejarah. Tujuan Dari segi sejarah, Hakim-Hakim memberikan catatan utama sejarah Israel di tanah perjanjian sejak kematian Yosua hingga masa Samuel. Dari segi teologi, kitab ini mengungkapkan kemerosotan rohani dan moral dari suku-suku Israel setelah menetap di negeri itu, serta menunjukkan dengan jelas dampak-dampak yang merugikan yang senantiasa terjadi apabila Israel melupakan perjanjian mereka dengan Allah dan mulai mengikuti berhala dan kebejatan. Survai Hakim-Hakim terbagi atas tiga bagian utama.
Ciri-ciri Khas Enam ciri utama menandai kitab ini.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru Kitab Hakim-Hakim menyatakan suatu prinsip ilahi yang abadi: ketika Allah memakai orang dengan luar biasa dalam pelayanan-Nya, Roh Tuhan turun ke atasnya (Hak 3:10; bd. Hak 6:34; Hak 11:29; Hak 14:6,19; Hak 15:14). Pada permulaan pelayanan Yesus, Roh Kudus turun keatas-Nya ketika Ia dibaptis (Mat 3:16; Luk 3:21-22). Sebelum naik kepada Bapa, Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk menantikan karunia yang dijanjikan Bapa -- yaitu, Roh Kudus (Kis 1:4-5); alasan yang diberikan-Nya ialah bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus turun atas mereka (Kis 1:8; bd. Hak 4:33). Di bawah kedua perjanjian, cara Allah untuk mengalahkan musuh dan memajukan kerajaan-Nya ialah dengan memakai daya, kekuatan, dan kuasa Roh Kudus yang bekerja melalui bejana-bejana manusiawi yang berserah dan taat kepada-Nya. |
(0.198052) | (Yos 4:19) | (jerusalem: Gilgal) Kata Ibrani gilgal berarti: bundaran batu-batu. Kata itu menjadi nama beberapa tempat, bdk Ula 11:30; 2Ra 2:1; Gilgal yang dimaksudkan di sini terletak antara sungai Yordan dan kota Yerikho. Namun tempatnya tidak diketahui. Gilgal ini adalah sebuah tempat beribadat sejak dahulu kala, tetapi menjadi tempat kudus utama bagi suku Benyamin. Dengan tempat kudus ini dihubungkan sunat yang pertama kalinya diadakan di sebelah barat sungai Yordan dan dengan Paskah yang untuk pertama kalinya dirayakan di negeri Kanaan, Yos 5:9-10, dan lagi dengan sumpah yang diangkat suku-suku Israel demi untuk orang Gibeon, Yos 9:6. Tempat berkemah yang pertama ini tetap pangkalan untuk menyerbu negeri Kanaan, Yos 10:6; 14:6. Di masa pemerintahan Saul Gilgal tetap sebuah pusat kegiatan politik dan keagamaan, bdk 1Sa 11:15+. Para nabi mengecam ibadat yang dirayakan di Gilgal Hos 4:15; 9:15; 12:12; Ams 4:4; 5:5. |
(0.198052) | (Yos 13:2) | (jerusalem: Orang Filistin) Menurut Ula 2:23; Ams 9:7; Yer 47:4 dst, orang Filistin berasal dari Kaftor, ialah pulau Kreta atau (dan ini kiranya kurang tepat) Asia Kecil. tetapi bagaimanapun juga, Asia Kecil atau Kreta hanya tempat perhentian bagi orang Filistin yang berpindah-pindah tempat. Asal-usul mereka yang sebenarnya tidak diketahui. Mereka termasuk "Bangsa-bangsa Laut" yang menyerbu sampai ke perbatasan negeri Mesir, di mana mereka dipukul mundur oleh Firaun Ramses III pada awal abad ke-12 seb Mas. Sesudah itu orang memang diturunkan dari nama mereka). Dalam Kej 21:32-34; 26:1-8 dan Kel 13:17 mereka disebut sebagai penduduk negeri Kanaan sebelum waktunya, Yos 13:3 menyebut keempat wilayah orang Filistin, bdk Hak 3:3; Yoe 3:4. Orang Filistin tidak berbangsa Semit dan tidak bersunat. Mereka menjadi musuh kawakan bagi Israel mulai dengan zaman para Hakim sampai dengan masa raja Saul. Mereka dipukul mundur oleh Daud tetapi berhasil mempertahankan diri di pesisir. |
(0.198052) | (1Sam 7:2) | (jerusalem) Bab ini tidak meneruskan bab 6. Dalam bab 6 Samuel tidak berperan, sedangkan dalam bab 7 ini ia menjadi pelaku utama. Sementara ahli menganggap bagian ini sebagai pendahuluan sebuah kisah khusus mengenai diangkatnya raja pertama di Israel. Kisah itu terdapat dalam bab 8;10;17-24 dan 12. Kisah itu menentang pemerintahan berupa kerajaan. Tetapi pendapat itu kiranya kurang tepat. Sebaliknya, 1Sa 7:2-17 merupakan sebuah tradisi khusus yang berasal dari tempat kudus Mizpa. Tradisi itu bermaksud menjelaskan nama Eben-Haezer dengan sebuah tradisi tentang pertolongan yang diberikan Tuhan sebagai tanggapanNya atas sebuah upacara tobat. Samuel berlaku sebagai perantara, mirip dengan Musa, Kel 32:11+; Yer 15:1, dan bertindak sebagai hakim, serupa dengan Musa pula, Kel 18:13 dst. Menurut 1Sa 15-17 Samuel serta anak-anaknya sesudahnya, 1Sa 8:1-3, menjadi "hakim-hakim kecil" yang terakhir, Hak 10:1-5; 12:8-15 1Sa 6:13-14 menjadikan Samuel Hakim besar, seorang penyelamat. Tetapi ini tidak sesuai dengan 1Sa 9:16; 10:5; 13-14. Saul berusaha membebaskan wilayah Israel dan Daudlah yang berhasil. |